Anda di halaman 1dari 5

TERNAK KELINCI

A. Jenis – Jenis Kelinci


Ras kelinci memiliki ukuran, warna dan panjang bulu, pertumbuhan dan pemanfaatan
berbeda-beda antara satu dan lainnya.  Ras-ras kelinci tersebut antara lain sebagai berikut :
1.   Angora
2. Lyon
3. American Chinchilla
4. Dutch
4. English Spot
5. Himalayan
6. Flemish Giant
Kelinci jenis ini termasuk ukuran yang cukup besar dari jenis-jenis kelinci yang lain.
7. Havana
8. Lop
9. Nederland Dwarf
10. New Zealand White
11. Polish

B. Breeding
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan
jenis  bulu  maka  jenis  Angora,  American  Chinchilla  dan  Rex merupakan ternak yang
cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian,  Flemish  Giant,
Havana,  Himalayan  dan  New  Zealand  merupakan ternak yang cocok dipelihara.
 
 1) Pemilihan bibit dan calon induk Bila  peternakan  bertujuan  untuk  daging, 
     dipilih  jenis  kelinci  yang  berbobot badan  dan  tinggi  dengan  perdagingan 
     yang  baik,  sedangkan  untuk  tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit  yang  punya
     potensi  genetik  pertumbuhan  bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya
     harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih
     dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
 2) Perawatan Bibit dan calon induk Perawatan  bibit menentukan  kualitas  induk
     yang baik  pula, oleh  karena  itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah
     pemberian pakan yang cukup, pengaturan  dan  sanitasi  kandang  yang  baik  serta      
mencegah  kandang  dari gangguan luar.
 3) Sistem Pemuliabiakan Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
    mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori
    yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat
    spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
b. Cross   Breeding   (silang   luar),   untuk   mendapatkan    keturunan    lebih
baik/menambah sifat-sifat unggul.
c. Pure    Line     Breeding    (silang    antara    bibit    murai),    untuk   mendapat bangsa/jenis
baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
4) Reproduksi dan Perkawinan Kelinci  betina  segera  dikawinkan  ketika  mencapai
    dewasa  pada  umur  5 bulan  (betina  dan  jantan).  Bila  terlalu  muda  kesehatan
    terganggu dan mortalitas  anak  tinggi.  Bila  pejantan  pertama  kali
    mengawini,  sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu
    kawin pagi/sore hari  di  kandang  pejantan  dan  biarkan  hingga  terjadi  2  kali
    perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5) Proses Kelahiran Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
    30-32 hari.  Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci
    betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi
    kebuntingan.  Lima  hari  menjelang  kelahiran  induk  dipindah  ke  kandang
    beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan  penghangat  dengan  cara
    merontokkan   bulunya.   Kelahiran   kelinci   yang   sering   terjadi   malam   hari
    dengan  kondisi  anak  lemah,  mata  tertutup  dan  tidak  berbulu.  Jumlah  anak
    yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

C.    Feeding
a.      Sumber Pakan
Kelinci membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi.  Bahan pakan
untuk kelinci secara garis besar dibagi menjadi dua golongan, yaitu: hijauan (forage) dan
penguat (konsentrat).
1.      Hijauan
Hijauan merupakan pakan pokok kelinci yang pemberiannya sebanyak 60-80 %, meliputi
antara lain: jenis rumput-rumputan (graminae), teki (cyperaeceae), dan kacang-kacangan
(leguminoceae). Jenis hijauan yang banyak terdapat di Indonesia dan biasa diberikan kepada
kelinci antara lain: rumput lapang, rumput jampang, gigirinting, daun turi, daun pisang, daun
ubi jalar, kangkung, daun kacang tanah, sawi, wortel, kol dan lain-lain.
Hijauan tersebut dapat diberikan dalam bentuk segar yang telah dilayukan terlebih dahulu,
maupun dalam bentuk awetan (hay).
Hijauan segar yang dilayukan dimaksudkan untuk menghilangkan getah dan racun yang
dapat mengakibatkan mencret, kembung, dan kejang-kejang.
Hijauan awetan diberikan pada saat hijauan segar sulit diperoleh karena adanya musim
kemarau panjang.
2.      Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat dibutuhkan kelinci untuk memperoleh produksi yang memadai, terutama pada
saat masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui.
Bahan pakan penguat antara lain: jagung giling, dedak padi, bungkil kelapa, polar, molasis
dan lain-lain.  Bahan-bahan tersebut mengandung protein tinggi dan serat kasar yang rendah.

D. Manajemen/Tatalaksana
a. Perkandangan
Habitat atau tempat hidup yang asli bagi kelinci, sebagaimana hewan liar, kelinci hidup dan
berkembangbiak di alam bebas, kelinci mempunyai kebiasaan menggali tanah, membuat
lubang atau terowongan. Bagi kelinci lubang berfungsi sebagai tempat berlindung kelinci dari
binatang buas atau predator yang siap memangsanya, sebagai tempat untuk mempertahankan
tubuh agar tetap hangat dari pengaruh dinginnya suhu di permukaan tanah atau sekedar untuk
tempat bernaung dari hujan atau teriknya matahari atau berlindung dari terpaan angin.
Lubang juga difungsikan sebagai sarang untuk beranak dan memelihara anak-anak sebelum
dewasa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembuatan kandang harus mengacu pada
hakekat fungsi kandang, antara lain :

 Melindungi ternak dari pengaruh buruk cuaca (angin, dingin, hujan, panas matahari)
 Melindungi ternak dari predator (hewan pemangsa) atau binatang buas, antara lain :
ular, musang, kucing, anjing.
 Memudahkan dalam pengelolaan (pemberian pakan, minum, penanganan kesehatan,
sanitasi, vaksinasi, seleksi, pembersihan kotoran dan pemanenan hasil)
Kandang adalah merupakan tempat melakukan aktivitas produksi bagi ternak dan peternak.
Oleh karena itu kondisi kandang harus mencerminkan hal-hal yang mendukung produksi,
antara lain : nyaman dan aman.

Dengan demikian, dalam pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal, antara
lain :
  Konstruksi kandang dan perlengkapan.
  Bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang dan perlengkapan,
  Ukuran (panjang, lebar, tinggi) kandang.

Suhu lingkungan yang ideal untuk kelinci adalah 16-20oC. Pada suhu yang lebih tinggi dari
suhu ideal, kelinci akan kehilangan energi untuk menjaga temperatur tubuh. Jadi rendahnya
produktivitas kelinci daerah tropis, besar kemungkinan salah satunya disebabkan oleh stres
panas.
Kandang kelinci, biasanya hanya merupakan petakan atau sekat ruangan. Bisa dibawah
bangunan utama atau bangunan tersendiri. Artinya, beberapa kandang kelinci dengan
berbagai susunan berada di bawah naungan bangunan besar atau rumah. Dapat pula kandang-
kandang kelinci tersebut berada di halaman atau pekarangan dengan menggunakan atap
tersendiri.
A. Kandang kelinci berada dalam bangunan utama
1. Kandang kelinci berada di halaman atau pekarangan dengan atap menyatu.

Konstruksi kandang :
Atap : Nyaman, melindungi ternak dari hujan dan panas matahari. Bahan : Seng, asbes,
genteng, sirap, ilalang.
Tiang : Kuat. Bahan : Kayu, bambu, beton, tembok, besi.
Dinding : Kuat dan melindungi ternak. Bahan : Kayu, bambu, tembok
Lantai : Datar, tidak lembab. Bahan : Kayu, bambu, tembok, tanah, kawat.
Ventilasi baik : Sirkulasi udara lancar.

Letak Kandang
Agar supaya kandang benar-benar nyaman dan aman bagi ternak sehingga memberikan
kesempatan ternak untuk dapat berproduksi secara optimal, kandang kelinci sebaiknya
ditempatkan di lokasi yang sesuai, yaitu :
  Kering atau tidak lembab,
  Aman dari binatang buas atau predator,
  Terlindung dari pengaruh buruk cuaca (hujan, panas, dingin, angin),
  Jauh dari lalulintas masyarakat sekitar.
  Tidak terlalu jauh dari rumah guna memudahkan pengawasan.

b. Kesehatan
Ada tiga kegiatan pokok dalam penangan kesehatan ternak, khususnya kelinci, yaitu :
pencegahan (sanitasi, isolasi dan vaksinasi), pengobatan dan pemusnahan.

c.    Jenis Penyakit Kelinci


Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala yang cukup
mencolok, yaitu: nafsu makan turun, mata sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda
khas dari penyakit yang menghinggapinya.
Beberapa penyakit yang sering menyerang kelinci, antara lain enteritis kompleks,
pasteurellosis, young doe syndrome, skabies, dan koksidiosis.
Enteritis kompleks.
d.      Rekording
Kegiatan pencatatan atau dikenal juga dengan istilah rekording adalah sangat penting.
e. Panen
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar
kelinci tidak kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai