Anda di halaman 1dari 5

Asma bronkial :

A. Anamnesis
1. Identitas pasien : nama, umur, alamat dsb
2. Keluhahan : sesak nafas, batuk, mengi. Gejala lain : rasa berat didada,
nyeri
tenggorokan, produksi sputum dan di sertai pilek dan bersin
B. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : compos mentis

Tanda vital
Tekana darah : >120/80 (biasanya meningkat)
Nadi :60-100 (normal)
Respirasi : > 16-18 X/ Menit (biasanya meningkat)
Suhu : 36,50 – 37,20 ° C(normal)

Head toe to
Mata : kesan anemis -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor, edema
palpebra -/-
THT :
Telinga : sekret -/-, hiperemis -/-
Hidung : sekret (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
Lidah : papil atrofi (-) Leher : JVP ± 0 cmH2O, kelenjar tiroid
normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru
Inspeksi : bentuk thorax normal, gerakan dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : ekspirasi memanjang, wheezing (+/+), ronkhi (-/-)

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba luas 2 jari lateral LMCS – RIC V
Perkusi : Batas jantung kanan : Linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri : 2 jari lateral LMCS – RIC V sinistra
Auskultasi : Suara jantung normal, bising (-)

Abdomen
Inspeksi : perut datar, venektasi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepatosplenomegali (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (-), clubbing finger (-)

C. Diagnosis banding
Asma Bronkial
Bronchitis kronik
Emboli paru

D. Diangnosis sementara
Asma bronkial

E. Pemeriksaan penunjang
1. Spirometry

Pemeriksaan di lakukan sebelum dan sesudah menberikan bronkodilator.


Peningkatan VEP1 sebanyak 12% atau > 200 ml menunjukan diagnosis asma
kalua kurang < 12% atau > 200 ml tidak menujukan asma

2. Uji Provokasi Bronkus

Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi
dengan histamin, metakolin, kegiatan jasmani udara dingin, larutan garam
hipertonik dan bahkan dengan aqua destilata. Penurunan VEP1 Sebesar 20% atau
lebih dianggap bermakna. Uji dengan kegiatan jasmani, dilakukan dengan
menyuruh pasien berlari cepat selama 6 menit sehingga mencapai denyut jantung
80-90% dari maksimum Dianggap bermakna bila menunjukkan penurunan APE
Arus Puncak Ekspirasi) paling sedikit 10% Akan halnya uji provokasi dengan
alergen, hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap alergen yang diuji

3. Pemeriksaan darah : eosinophil total > 300 ml


4. Foto dada / X-ray thorax dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi
saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau
komplikasi asma seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis, dan
lain-lain.

F. Dignosis tetap
Asma bronkial

G. Tatalaksana
Hindari factor pencetus asma
Mengkonsumsi obat anti asma : obat pelega dan pengontol

Agonis b2 kerja cepat

Iprotium bromide :
• IDT 20 µg/ semprot  40 µg, (anak : 20 µg,) 3-4 x/ hari
• Solutio 0,25 mg/ ml (0,025%) (nebulisasi) 0,25 mg, setiap 6 jam (anak : sama)
• Adrenalin : Injeksi sub kutan dosis 0,01 mg/kgBB

Anda mungkin juga menyukai