Tugas Berpikir Sistem Kelompok Ganjil Fix
Tugas Berpikir Sistem Kelompok Ganjil Fix
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK GANJIL
JUMRIATI 110192023
VAMMY ANGRIANI 310192023
A.SRI NURBIYANTI 610192023
MUHAMMAD TSAQIB AMMARIE 810192023
SYARIFAH ZAHRA AL-MAHDALY 1110192023
ADE ADRIANI SYEN 1310192023
NUR SYIFA INDAH SARI 3310192023
AWALIA AL SAFITRI 3510192023
AMIRAH RIZKYANTI SYAMSUL 3710192023
PUSFITASARI. H 4310192023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENERAPAN MIND MAPPING, PERUBAHAN SISTEM DAN
PERSONAL MASTERY DALAM KASUS COVID-19” dapat terselesaikan.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap akan saran dan kritik. Sekali lagi kami
mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya atas kerja sama dalam satu kelompok
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua orang. Aamiin
Kelompok Ganjil
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah mind mapping berasal dari kata mind dan mapping dalam bahasa Inggris.
Mind berarti pikiran, sedangkan mapping adalah kegiatan memetakan. Secara harfiah,
mind mapping dapat disimpulkan sebagai kegiatan memetakan pikiran. Sementara secara
lebih luas, mind mapping dapat diartikan merujuk pada pengertian dari seorang ahli
bernama Tony Buzan.
Menurut Buzan, mind mapping adalah cara memetakan pikiran dengan mencatat
secara kreatif dan efektif. Dengan begitu, mind mapping juga berarti cara membuat
catatan dan menghubungkan ide-ide serta memvisualkan konsep yang lebih efisien
daripada metode mencatat biasa. Pada mind mapping, terdapat beberapa komponen
dalam cara membuat catatan, yaitu dengan menggunakan gambar, simbol, hyperlink,
lampiran tugas, sampai memo catatan.
⮚ Mengembangkan ide-ide.
3. Siklus (Cycle)
Siklus adalah jenis mind mapping yang berisikan susunan peristiwa
yang berkesinambungan selayaknya sebuah siklus. Artinya, kejadian terakhir
pada siklus tersebut akan terhubung kembali dengan kejadian awal dalam
siklus dan berulang. Biasanya, jenis mind mapping ini dapat digunakan untuk
menunjukkan hasil antar-kejadian dengan hasil berulang. Contohnya untuk
menggambarkan siklus terjadinya hujan di bumi.
4. Laba-laba (Spider)
Laba-laba adalah jenis mind mapping yang umum digunakan untuk
membuat rencana esai atau organisasi ide-ide. Biasanya, letaknya sangat
terstruktur dengan kaki-kaki yang diproyeksikan dari ide utama, seperti
gambar laba-laba. Contohnya untuk menggambarkan berbagai aktivitas yang
dapat dilakukan ketika melakukan kunjungan ke museum.
1.2 PERUBAHAN SISTEM
Perubahan sistem dalam berfikir sistem merujuk pada proses di mana kita
mengamati, menganalisis, dan memahami bagaimana suatu sistem beroperasi dan
berinteraksi dengan unsur-unsurnya. Fikiran sistem melibatkan cara kita memandang
suatu masalah atau situasi secara holistik, mempertimbangkan hubungan antarbagian,
dan dampaknya terhadap keseluruhan.
Perubahan sistem dalam berfikir sistem dapat melibatkan pemahaman yang lebih
baik terhadap dinamika, pola, dan interdependensi dalam suatu sistem. Ini mencakup
kemampuan untuk melihat perubahan dalam satu bagian sistem bagaimana dapat
mempengaruhi seluruh sistem. Seringkali, perubahan sistem juga melibatkan adaptasi
terhadap lingkungan yang terus berubah, memahami dampak perubahan tersebut pada
sistem, dan mengidentifikasi cara untuk menjaga atau meningkatkan keseimbangan dan
kinerja sistem secara keseluruhan.
Perubahan sistem dalam berfikir sistem juga mencakup kesadaran terhadap waktu,
di mana kita tidak hanya memahami keadaan saat ini tetapi juga mempertimbangkan
perkembangan sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
tren, pola, atau perubahan jangka panjang yang dapat memengaruhi stabilitas atau
efisiensi suatu sistem.
Selain itu, perubahan sistem dalam berfikir sistem juga mencakup kesediaan
untuk mengadopsi pendekatan yang bersifat lintas disiplin. Ini berarti kita mampu
melibatkan pengetahuan dari berbagai bidang atau disiplin ilmu untuk memahami dan
menangani masalah sistem secara holistik. Dengan mempertimbangkan berbagai
perspektif, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih komprehensif dan
berkelanjutan.
Secara keseluruhan, perubahan sistem dalam berfikir sistem melibatkan
evolusi pemikiran dari pandangan yang linear dan terfragmentasi menjadi pandangan
yang menyeluruh, dinamis, dan terhubung dengan baik terhadap kompleksitas suatu
sistem. Ini membantu kita menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan berubah
dengan cara yang lebih adaptif dan inovatif.
1.3 PERSONAL MASTERY
Personal mastery adalah disiplin memperjelas dan memperdalam visi pribadi kita,
memfokuskan energi kita, mengembangkan kesabaran, dan melihat realitas obyektif,
kompetensi dan keterampilan. Personal mastery mengacu pada serangkaian teknik dan
strategi yang membantu kita hidup dan bekerja di puncak keinginan kita. Personal
Mastery yang meningkat memberikan kita kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang
berkualitas. Orang yang berkinerja tinggi menginginkan lebih banyak teknik dan strategi
membantu mereka memanfaatkan waktu dan menjadi yang terbaik.
Menurut Peter M. Senge, PM adalah sebuah disiplin yang ditandai oleh upaya
terus menerus yang dilakukan untuk memperjelas dan memperdalam visi pribadi,
memusatkan energi, mengembangkan kesabaran dan memahami realitas dengan objektif.
1.4 COVID-19
COVID-19 adalah penyakit infeksi baru, kasus ini pertama kali dilaporkan oleh
negara Tiongkok di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada 31 Desember 2019. Dalam 3 hari
pasien yang terinfeksi mencapai 44 pasien, jumlah pasien terus meningkat sampai dengan
ribuan kasus data menyatakan 66% pasien memiliki riwayat kontak atau terpapar dengan
pasar seafood and live market di Wuhan. Setelah melakukan penelitian terhadap pasien,
hasil menunjukkan pasien terinfeksi coronavirus jenis betacoronavirus tipe baru. Awalnya
penyakit ini disebut novel coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020
World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
COVID-19 merupakan virus yang dapat menyebar, salah satunya melalui droplet
yang keluar pada saat bersin dan batuk. Orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan
pasien COVID-19 beresiko lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit tersebut. Patogenesis
COVID-19 masih belum diketahui secara pasti, pada manusia COVID-19 terutama
menginfeksi sel-sel pada saluran pernapasan yang melapisi alveoli dengan cara berikatan
dengan reseptor-reseptor kemudian masuk ke dalam sel. Pasien yang terinfeksi COVID-
19 sebagian besar mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti batuk, bersin,
sesak nafas dan disertai demam. Dari data yang didapat 55.924 kasus pada 20 Februari
2020 gejala paling sering merupakan demam, batuk dan kelelahan. Lebih dari 40% pasien
COVID-19 mengalami demam 38,1 -39°C dan 34% mengalami demam lebih dari 39°C,
dengan masa inkubasi berkisaran 3-14 hari.
Data WHO pada tanggal 21 Januari 2020, terdapat 314 kasus yang telah
dikonfirmasi dan dilaporkan untuk kasus COVID-19 secara global. Kemudian terjadi
peningkatan yang sangat cepat, hingga pada tanggal 9 September 2020 WHO
mengkonfirmasi terdapat 27.486.960 kasus di dunia. Indonesia melaporkan kasus
COVID-19, pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah 2 kasus. Angka kasus
COVID-19 terus meningkat di Indonesia dari data WHO terbaru pada tanggal 11
september 2020 Indonesia mengkonfirmasi terdapat 210.940 kasus, dan 8.544 total
kematian.
COVID-19 dinyatakan secara resmi sebagai pandemi oleh WHO dan pemerintah
Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai wabah penyakit, Sehingga perlu dilakukan
pencegahan dan mitigasi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. Kementerian
kesehatan Indonesia mengeluarkan pedoman pencegahan COVID-19 di masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menerapkan sosial distancing, hand hygiene,
etika batuk/bersin, dan penggunaan masker.
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini yaitu bagaimana penerapan mind mapping, perubahan sistem dan personal
mastery pada kasus Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN
⮚ Batuk
⮚ Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala yang paling umum,
meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan
lainnya mengalami demam di kemudian hari. Dalam satu penelitian, 44% orang
mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit, sementara 89% mengalami
demam di beberapa titik selama dirawat di rumah sakit.
Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan , sesak
napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah , dan
diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk
bersin, pilek, atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai
sesak dada dan jantung berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa
dapat terjadi. Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang
dikonfirmasi di Korea Selatan.
Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali
terinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi
COVID-19 biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari,
meskipun 97,5% orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari
infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu
tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam transmisi
belum sepenuhnya diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa mereka dapat
berkontribusi pada penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang
dikonfirmasi tetap tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit.
2.1.5 PENCEGAHAN COVID-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktorfaktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
⮚ Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
⮚ Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
⮚ Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
⮚ Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu
ke tempat sampah.
⮚ Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
⮚ Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
⮚ Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.
⮚ Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
⮚ Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
⮚ Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
⮚ Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
⮚ Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,
seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara
berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah
untuk mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit.
Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
2.1.6 PENGOBATAN COVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah
penyebaran virus, yaitu:
⮚ Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina
di rumah sakit rujukan
⮚ Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
⮚ Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh
Dalam evolusi varian virus COVID-19, perubahan sistem mencakup respons dan adaptasi
terhadap karakteristik baru yang mungkin dimiliki oleh varian-varian tersebut. Beberapa
aspek perubahan sistem ini melibatkan:
A. Pemantauan Varian:
Peningkatan pemantauan varian-viran baru yang muncul untuk memahami perubahan
genetiknya dan potensi dampaknya terhadap penularan, keparahan penyakit, dan
respons vaksin.
B. Kebijakan dan Protokol Kesehatan yang Diperbarui:
Pemerintah dan lembaga kesehatan dapat mengubah kebijakan dan protokol kesehatan
berdasarkan karakteristik varian baru, seperti meningkatkan penggunaan masker,
memperketat langkah-langkah physical distancing, atau mengenalkan aturan-aturan
baru.
C. Pengembangan Vaksin dan Booster:
Pengembangan vaksin yang dioptimalkan atau dosis penyegaran (booster) yang
dirancang khusus untuk melawan varian-varian tertentu guna meningkatkan
keefektifan vaksinasi.
D. Komunikasi Publik:
Perubahan dalam pesan-pesan komunikasi publik untuk memberikan informasi terkini
tentang varian-varian baru, penyebarannya, dan tindakan yang diperlukan oleh
masyarakat.
E. Kesiapan Sistem Kesehatan
Peningkatan kesiapan sistem kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus yang
mungkin disebabkan oleh varian-varian baru, termasuk persiapan fasilitas kesehatan
dan stok perlengkapan medis.
Perubahan ini mencerminkan upaya untuk mengurangi risiko penularan dan dampak
kesehatan dari varian-varian yang mungkin memiliki sifat penularan yang lebih tinggi atau
dapat menghindari kekebalan yang sudah ada. Dalam beberapa kasus, perubahan ini dapat
melibatkan kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan global yang terkait dengan
evolusi virus COVID-19.
2.2.3. VAKSINASI
Perubahan sistem dalam protokol kesehatan masyarakat dan pengelolaan pandemi mencakup
adaptasi kebijakan dan praktik untuk meningkatkan respons terhadap situasi yang terus
berubah. Beberapa aspek perubahan ini termasuk:
Setiap Organisasi meyakini bahwa untuk mencapai visi misi dan bertahan
ditengah persaingan, maka harus mengusahakan peningkatan kinerja individu yang
setinggi-tingginya karena kinerja individu akan berpengaruh pada kinerja sebuah tim
atau kelompok dan akhirnya akan berpengaruh pada kinerja organisasi.
Dimensi personal mastery tersebut sangat diperlukan karena memberi pengaruh
positif bagi kinerja dalam suatu organisasi yang akan menghasilkan produktifitas yang
baik. Terkait kesadaran diri, yang merupakan proses mengenal dan memahami diri
sehingga mampu mebuka diri dan berhubungan dengan orang lain serta menjadi kunci
untuk bekerja secara personal dan professional.
Masalah pelayanan kesehatan menjadi tantangan pada saat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 menimbulkan tuntutan yang tinggi bagi institusi pelayanan
kesehatan, untuk mencari cara agar mampu bertahan untuk membawa inovasi yang
berkelanjutan ke masyarakat dengan cepat. Kemampuan untuk berinovasi dalam
pelayanan kesehatan harus terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan yang
dihadirkan baik oleh Covid-19 maupun kendala ekonomi. Inovasi dalam pelayanan
kesehatan adalah komitmen dukungan antara inovator dan institusi untuk mengatasi
pandemi global Covid-19
Pelayanan kesehatan merupakan tulang punggung dan ujung tombak dalam
penanganan pandemi Covid-19. Tenaga Kesehatan juga sangat diperlukan sebagai
garda depan yang menangani pasien yang positif Covid-19. Tenaga kesehatan
memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di
masyarakat. Itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan untuk
mempercepat penanganan Covid-19.
Para tenaga kesehatan diharapkan bisa berinovasi dan menciptakan strategi
percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia dengan fokus utama edukasi dan
berdayakan masyarakat dan fokus kedua perkuat pelayanan kesehatan.
Beberapa cara pengembangan Personal Mastery dalam Penanganan Covid -19
menurut pendekatan Peter Senge:
1. Mengembangkan visi; seorang tenaga kesehatan diharapkan memiliki visi yang
kuat untuk memberikan pelayanan yang maksimal di masa pandemi covid 19
2. Mengelola dan meningkatkan Creative Tension (Tegangan Kreatif); bagaimana
seorang tenaga kesehatan bisa menjadikan kesenjangan antara visi dan kenyataan
yang terjadi sebagai motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri
3. Mengembangkan kemampuan menangani konflik dalam diri sendiri; tenaga
kesehatan memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan pengetahuannya
tentang penanganan covid sehingga dapat menekan rasa takut akan kegagalan
dalam menjalankan tugasnya;
4. Mengembangkan komitmen;tenaga kesehatan memiliki kemampuan kritis dalam
melihat fakta yang terjadi di lapangan dan berusaha menemukan solusi untuk
mencapai visi dalam penanganan covid 19;
5. Mengenal alam bawah sadar dan didayagunakan secara optimal untuk
dimanfaatkan bersamaan dengan alam sadar; tenaga kesehatan mampu
menggabungkan kekuatan spiritual dengan upaya peningkatan kapasitas diri
menjadi energy yang cukup untuk mencapai visi;
6. Mengintegrasikan Personal Mastery dengan berpikir system, sehingga kemampuan
pembelajaran dapat berlangsung terus menerus dengan menggabungkan antara akal
dan intuisi; tenaga kesehatan mampu melihat keterkaitan antara tugas yang
dilaksanakannya dengan lingkungan yang lebih luas, bagaimana tugas-tugas yang
dilaksanakannya bisa berdampak bagi orang lain, memiliki kepedulian dan
perhatian yang besar secara menyeluruh, bahwa apa yang dilakukannya tidak sia-
sia, melakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga visi yang ingin
dicapai memiliki dampak positif.
BAB III
KESIMPULAN
E. Sistem Pendidikan
Kebijakan terkait penutupan sekolah atau penggunaan pembelajaran jarak jauh
menciptakan perubahan dalam sistem pendidikan.
F. Sistem Transportasi dan Perjalanan
Pembatasan perjalanan atau aturan perjalanan yang diterapkan oleh pemerintah
menciptakan perubahan dalam sistem transportasi dan mobilitas masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA