TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL TENTANG RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT PENYERASIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA TAHUN 2020-2024.
KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Direktorat Penyerasian
Pembangunan Sarana dan Prasarana Tahun 2020-2024 yang
selanjutnya disebut Renstra Direktorat Penyerasian Pembangunan
Sarana dan Prasarana, sebagai dokumen perencanaan Direktorat
Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana Tahun
2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur
Jenderal ini.
KEDUA : Renstra Direktorat Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana
dan Prasarana berisi kondisi umum, potensi dan permasalahan, visi,
misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi, kerangka
regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja, dan kerangka
pendanaan, yang disusun dengan mempedomani Rencana Strategis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Tahun 2020-2024.
KETIGA : Renstra Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana Dan
Prasarana wajib menjadi acuan dalam:
a. penyusunan kebijakan Direktorat Penyerasian Pembangunan
Sarana dan Prasarana untuk periode 5 (lima) tahun terhitung
mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024;
b. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Penyerasian
Pembangunan Sarana dan Prasarana;
c. penyusunan kebijakan strategis di lingkungan Direktorat
Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana;
d. penyusunan kebijakan strategis lainnya di lingkungan Direktorat
Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana Tahun 2020-
2024.
-3-
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, September 2021
DIREKTUR JENDERAL
PARAF KOORDINASI
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
Sesditjen PPDT TERTINGGAL,
Dir. PRP3DT
Dir. P2SBK
Dir. P2SP
Dir. P2SDAL
Dir. P2DK
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT
PENYERASIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2020-2024
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.2. Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
2.2. Misi
2.3. Tujuan
2.4. Sasaran
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal
3.3. Kerangka Regulasi
3.4. Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
4.2. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
-5-
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL
1 Mengentaskan Kab 80 62 Fungsi Kementerian
Kabupaten Desa, PDT, dan
Daerah Tertinggal Transmigrasi dalam
2 Meningkatkan % 6,9-7,1 5,33 percepatan
pembangunan daerah
pertumbuhan tertinggal lebih kepada
ekonomi di aspek koordinasi dan
daerah integrasi kebijakan,
tertinggal program, dan
pelaksanaan sehingga
3 Menurunkan % 15-15,5 17,41 pencapaian kinerja
persentase sangat dipengaruhi
penduduk oleh dukungan
miskin di program dan anggaran
K/L/D/M.
daerah
tertinggal
Meningkatan Poin 62,7 61,23
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
di daerah
tertinggal
sumber: Perpres 17 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendesa PDTT Tahun 2020-2024
Daerah Induk
No. Daerah Otonom Dasar Hukum
Baru
Provinsi Kabupaten
(Kabupaten)
Papua Manokwari No. 23 Tahun 2012
1 Manokwari
Barat
Selatan
Papua Manokwari No. 24 Tahun 2012
2 Pegunungan
Barat
Arfak
sumber: Ditjen PDT (2020)
Tabel 5
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
Gambar 2
POSISI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN TAHUN 2020-2024
Tabel 6
Matriks Potensi Daerah Tertinggal 2020-2024
Papua Mamberamo Perikanan tangkap, palawija Didominasi oleh industri kecil dan Danau Bira
Raya dan holtikutura rumah tangga.
Papua Mamberamo Palawija dan buah merah pengolahan kayu dan peternakan Hutan Hujan Tropis, dan
Tengah Studi flora-fauna
Papua Mappi a. Perikanan tangkap 3.064 hanya ada industri kecil formal dan Rumah Pohon Suku
ton nonformal Koroway
b. Kelapa 811,6 ha
c. Pisang 113 ha
d. Sagu
Papua Nabire a. Ubi Kayu 2.205 ha industri kecil di sektor pangan Hiu Paus di Kwatisore,
b. Padi 4.285 ha Pantai Pulau Ahe, dan
c. Perikanan Tangkap Pantai Gedo
12.710 ton
- 18 -
Papua Barat Teluk a. Perikanan Tangkap sektor industri kecil dan menengah Taman Laut Teluk
Wondama b. Ubi Kayu 88 ha berupa industri olahan/kerajinan Cendrawasih
c. Petsai 56 ha
d. Rumput laut
Papua Barat Manokwari a. Kelapa 155 ha 5 unit usaha minuman ringan Gunung Botak, Pantai Syari,
Selatan b. Kakao 1.925 ha Pantai Dosa, Air Terjun
c. Pala 131 ha Neney, Danau Anggi Gida
Giji
- 20 -
Nusa Belu a. Padi 6.949 ha Pengembangan Industri Kecil Hasil Air Terjun Mauhalek, Fulan
Tenggara b. Jagung 14.721 ha Pertanian dan Kehutanan (IPHK), dan Fehan, Kolam Susuk,
Timur c. Perikanan Tangkap 1.513 Industri Aneka Benteng Ranu Hitu
ton
d. Sapi 69.621 ekor
e. Kopi 212 ha
Nusa Kupang a. Padi 22.743 ha Pada tahun 2016, terdapat 71 Pantai Tablolong, Air Terjun
Tenggara b. Jagung 23.851 ha industri di Kabupaten Kupang yang Tesbatan, Air Terjun Oenesu
Timur c. Kelapa 7.987 ha terdiri dari 2 industri besar sedang,
d. Sapi 586.717 ekor 27 industri kecil dan 42 industri
e. Pisang 4.567 ton kerajinan rumah tangga.
Berdasarkan sub sektornya industri
di kabupaten ini didominasi industri
kayu, bambu, rotan, rumput dan
sejenisnyatermasuk perabot rumah
tangga
- 21 -
Nusa Malaka a. Palawija 22.843 ha industri kecil dan mikro dengan jenis Pantai Motadikin, Pantai
Tenggara b. Padi 7.659 ha kegiatan berupa industri hasil Wemasa, Cagar Alam
Timur pertanian dan kehutanan Maubesi, dan Bukit Cinta
Malaka
Nusa Manggarai a. Kopi 14.948 ha palig besar pada industri hasil Danau Ranameso, Pantai
Tenggara Timur b. Palawija 3.762 ha pertanian dan kehutanan Liang Bala, Danau Rana
Timur c. Kakao 3.505 ha Tonjong, dan Air Terjun Radi
d. Padi 2.127 ha Ntangis
Nusa Rote Ndao a. Padi 21.598 ha paling besar pada industri makanan, Pantai Nembrala, Pantai
Tenggara b. Jagung 4.910 ha minuman, dan sandang Boa, Bukit Mandoo, Pantai
Timur c. Bawang Merah 283 ha Oeseli
d. Perikanan Tangkap 3.361
ton
e. Perikanan Budidaya 5,49
ton
- 22 -
Maluku Kepulauan Aru a. Kelapa 1.328 ha didominasi oleh industri yang Pantai Batu Kora, Pantai
b. Padi 11 ha berkaitan dengan kelautan seperti Wamar, Desa Koba
c. Ketela Pohon 73 ha budidaya mutiara, budidaya ikan, Kepulauan Aru dan Pantai
d. Babi 4.376 ekor galangan kapal dan lainnya Kora Evar
Maluku Maluku Barat a. Ketela Pohon 600 ha didominasi oleh industri nonformal Danau Tihu, Pantai Nusiata
Daya b. Jagung 3.077 ha seperti sandang, dan kulit, makanan – Pulau Wetang, Air Terjun
c. Kelapa 5.299 ha dan minuman, kerajinan umum dan Regoha dan Underwater
d. Cengkeh 74,9 ha lainnya Welora-Dawelor
Maluku Maluku a. Kelapa 25.889 ha industri mikro dan industri kecil yang Pantai Matakus, Pantai
Tenggara Barat b. Ubi 917 ha bergerak dalam bidang makanan, Weluan, Batlosa-Desa
c. Petsai 113 ha minuman, tembakau, tekstil, dan Latdalam dan Mata Air
d. Kakao 11 ha lainnya Bomaki
- 24 -
Maluku Utara Pulau Taliabu a. Kelapa 31.394 ha Wisata Bawah Laut Pulau
b. Kakao 1.179 ha Samada Besar, Pulau Seho,
c. Perikanan Tangkap Pulau Limbo, dan Pantai
231.629 ton Tikong
- 25 -
b. Permasalahan
Permasalahan pembangunan yang masih dihadapi hingga saat ini
yaitu masih adanya kabupaten yang berstatus tertinggal dan persoalan
adanya kesenjangan antarwilayah. Hal ini tidak sejalan dengan orientasi
pembangunan Indonesia kedepan sesuai dengan prioritas nasional ke 2
yaitu pengembangan wilayah mengurangi kesenjangan dan pemerataan.
Dalam usaha percepatan pembangunan daerah tertinggal, maka pada
tahun 2020-2024, kegiatan akan difokuskan kepada perbaikan
infrastruktur dasar, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan daerah tertinggal
dalam 5 tahun kedepan akan difokuskan pada penanganan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Kesenjangan pembangunan antarwilayah di Indonesia masih
merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan
kedepan terutama kawasan daerah tertentu. Kesenjangan
pembangunan antarwilayah dalam jangka panjang bisa memberikan
dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Kesenjangan
antarwilayah tersebut berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur
yang tidak memadai. Upaya-upaya pembangunan yang lebih berpihak
kepada kawasan daerah tertentu menjadi suatu keharusan untuk
menangani tantangan ketimpangan dan kesenjangan pembangunan.
2. Rendahnya perekonomian masyarakat
Belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lokal dalam
pengembangan perekonomian daerah tertinggal. Hal ini disebabkan
oleh rendahnya kemampuan permodalan, penguasaan teknologi,
informasi pasar dan investasi dalam pengembangan produk unggulan
daerah, dan rendahnya kapasitas kelembagaan pemerintah daerah
dan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya lokal.
3. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
Kondisi ini ditandai masih rendahnya beberapa indikator terkait
dengan pembangunan sumber daya manusia dan kesejahteraan
sosial, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sumber daya
manusia merupakan modal utama dalam pembangunan nasional.
Oleh karena itu, kualitas SDM harus terus ditingkatkan sehingga
mampu memberikan daya saing yang tinggi. Upaya tersebut dapat
dilakukan pengendalian penduduk, peningkatan taraf pendidikan,
dan peningkatan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
Masih rendahnya IPM dan masih tingginya angka kemiskinan dan
pengangguran serta aktivitas ekonomi yang masih rendah di daerah
tertinggal mengakibatkan masih rendahnya produktivitas masyarakat
di daerah tertinggal. Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat
- 26 -
7. Karakteristik daerah
Kurang optimalnya penanganan daerah khusus seperti masih
tingginya gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban umum di
daerah perbatasan serta pencegahan, penanganan dan rehabilitasi
bencana, pengembangan pulau kecil dan terluar serta daerah
perbatasan dan wilayah strategis. Masih rendahnya kesadaran dalam
pengelolaan sumber daya alam yang dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan sebagai akibat eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan, dan ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan,
dan teknologi. Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan
kekayaan alam yang besar, baik yang berwujud maupun bersifat non-
fisik bagi kesejahteraan rakyatnya.
- 28 -
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN Tahun 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Visi Presiden dan Wakil Presiden
untuk dapat mencapai Visi pembangunan Indonesia adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”. Adapun visi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2020-2024
adalah: “Terwujudnya perdesaan yang memiliki keunggulan
kolaboratif dan daya saing secara berkelanjutan dalam Mendukung
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong-Royong”.
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan kawasan
transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan saling
menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan
ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya baik
di tingkat regional maupun internasional. e. Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong:
merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung oleh
- 29 -
2.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2020-2024 sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi.
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal.
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan sistem
pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah.
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan
terpercaya.
Berkurangnya jumlah daerah tertinggal, juga diharapkan mampu
untuk dapat mencapai tujuan lainnya secara simultan, yaitu:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi.
3. Terwujudnya Kawasan Transmigrasi Sebagai Satu Kesatuan Sistem
Pengembangan.
4. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
5. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
- 31 -
Tabel 7
Proyeksi Sasaran Daerah Tertinggal Entas Tahun 2020-2024
Maluku
Seram Bagian
Nabire* Pesisir Barat* Tenggara Lembata*
Barat*
Barat*
Timor Tengah
Supiori* Sumba Timur* Tojo Una-Una* Malaka
Selatan
Maluku Barat
Donggala* Sigi* Keerom* Kep. Aru
Daya
Lombok Teluk
Utara* Wondama
Sorong*
Keterangan :
*) 25 Kabupaten target di RPJMN 2020-2024
- 32 -
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Tabel 8
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Tahun 2020-2024
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online
melalui model Akademi Desa 4.0
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online
melalui model Akademi Desa 4.0
- 34 -
Meningkatkan ketersediaan
prasarana teknologi telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-
logistic dan fintech di perdesaan
melalui Desa Digital
Meningkatkan keterpaduan
perencanaan, pemrograman dan
penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Melanjutkan pembangunan
Kawasan Perdesaan dan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)
Meningkatkan dukungan
manajemen
Tabel 9
Regulasi Yang Diperlukan Untuk mendukung
Pelaksanaan Renstra Ditjen PPDT
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
Daerah Tertinggal Pemerintah Nomor 78
Tahun 2020-2024 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal untuk
menetapkan regulasi
penetapan daerah tertinggal
setiap 5 (lima) tahun sekali
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
Pembangunan Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Daerah Tertinggal
Tahun 2020 s/d
2024
sumber: Renstra Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi (2020)
Gambar 3
Proses Bisnis Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
- 50 -
Gambar 4
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
- 51 -
Gambar 5
Struktur Organisasi Direktorat
Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana
- 52 -
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 11
Target Kinerja Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Indikator Target
Tujuan/Sasar
No Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
an Strategis
Utama
1 Berkurangnya Berkurangnya 62 N/A N/A N/A 37 (25
jumlah daerah jumlah daerah Kab.
tertinggal tertinggal Entas)
Tabel 12
Target Kinerja Kegiatan Penyerasian Pembangunan Sarana dan
Prasarana
Sasaran Kegiatan /
Target Target Target Target
Kode Indikator Kinerja
2021 2022 2023 2024
Kegiatan
02 Terpenuhinya keserasian pelaksanaan pembangunan
prasarana dan sarana daerah tertinggal
A Persentase afirmasi 65 70 75 80
rencana
program/kegitaan
Unit Kerja Internal
Kemenedesa PDTT
bidang prasarana
dan sarana yang
dialokasikan di
daerah tertinggal
sesuai dengan
dokumen
perencanaan PPDT
B Persentase afirmasi 65 70 75 80
K/L/D/M di daerah
tertinggal dalam
prasarana dan
sarana yang
dialokasikan di
daerah tertinggal
dalam bentuk
dokumen
perencanaan PPDT
C Jumlah bahan 5 5 5 5
kebijakan dan
regulasi
Pembangunan
Prasarana dan
Sarana di Daerah
Tertinggal yang
ditetapkan
Sumber: Ditjen PPDT (2021)
2. SDGs Desa 7 : Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan serta SDGs Desa
13 : Desa Tanggap Perubahan Iklim
Tujuan SDGs Desa 7 dan 13 merupakan bentuk tipologi Desa yang
keempat, yaitu Desa Peduli Lingkungan.
Tujuan dari SDGs ini memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi dari
Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana.
Khususnya unit kerja substansi penyerasian pembangunan sarana
prasarana transportasi dan energi. Diharapkan relevansi tugas dan
fungsi ini dapat mempercepat pencapaian tujuan dari SDGs ke-7 dan
ke 13 yaitu Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan dan Desa Tanggap
Perubahan Iklim.
- 56 -
Tabel 13
Kerangka Pendanaan Kegiatan Penyerasian
Pembangunan Daerah Tertinggal
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR
PARAF KOORDINASI
PENYERASIAN PEMBANGUNAN
Sesditjen PPDT SARANA DAN PRASARANA DAERAH
Dir. PRP3DT TERTINGGAL,
Dir. P2SBK
Dir. P2SP
Dir. P2SDAL
Dir. P2DK
1
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL
1 Mengentaskan Kab 80 62 Fungsi Kementerian
Kabupaten Desa, PDT, dan
Daerah Tertinggal Transmigrasi dalam
2 Meningkatkan % 6,9-7,1 5,33 percepatan
pertumbuhan pembangunan daerah
ekonomi di tertinggal lebih kepada
daerah tertinggal aspek koordinasi dan
integrasi kebijakan,
3 Menurunkan % 15-15,5 17,41
program, dan
persentase
pelaksanaan sehingga
penduduk miskin
pencapaian kinerja
di daerah
sangat dipengaruhi oleh
tertinggal
dukungan program dan
Meningkatan Poin 62,7 61,23
anggaran K/L/D/M.
Indeks
(sumber: Perpres 17
Pembangunan
Tahun 2020 tentang
Manusia (IPM) di
Renstra Kemendesa PDTT
daerah tertinggal
Tahun 2020-2024)
3
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
atas, dilakukan perbandingan capaian 6 kriteria dan 27 indikator
kabupaten tidak entas terhadap 415 kabupaten di Indonesia
menggunakan data Podes 2018, Susenas 2018, dan KKD 2016.
Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa 10 indikator yang
menjadi ketertinggalan utama pada kabupaten tidak entas adalah
sebagaimana pada table berikut:
Tabel 2
Indikator Yang Menjadi Ketertinggalan Utama
Pada Kabupaten Tidak Entas
5
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
No. Provinsi Kabupaten
Daerah Induk
Daerah Otonom
No. Dasar Hukum
Baru
Provinsi Kabupaten
(Kabupaten)
Gambar 1
Peta Persebaran Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
dan Daerah Tertinggal entas Tahun 2015-2019
7
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Persebaran lokasi daerah tertinggal berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal
Tahun 2020-2024 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
9
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
c. peningkatan konektivitas transportasi darat, sungai, laut dan udara;
d. pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi sebagai basis
ekonomi digital;
e. perluasan kerjasama dan kemitraan dalam investasi, promosi,
pemasaran dan perdagangan (Gambar 2).
Gambar 2
POSISI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN TAHUN 2020-2024
a. Potensi
Secara umum, daerah tertinggal memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah terutama sektor
pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan, industri usaha kecil menengah (UKM), maupun potensi wisata. Dan
berikut adalah rekapitulasi potensi yang ada di 62 (enam puluh dua) Daerah Tertinggal 2020-2024 yang
dirangkum dari kabupaten dalam angka pada Badan Pusat Statistik (BPS):
Tabel 6
Matriks Potensi Daerah Tertinggal 2020-2024
11
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Sumatera Nias a. Karet 14.763 ha Usaha Industri Binaan Pangan, industri Pulau Musi, Pulau Onolimbu,
Utara b. Perikanan Tangkap binaan kayu dan perabotan rumah Pantai Charlita, Pantai
1.012,69 ton tangga yang tersebar di seluruh Gowaena
c. Kakao 1.450 ha kecamatan
d. Padi 13.323,4 ha
e. Kelapa 1.266,75 ha
Sumatera Nias Barat a. Karet 6.190 ha Didominasi oleh industri kecil Pantai Asu, Pantai Sirombu,
Utara b. Kakao 1.122 ha menengah. Terdapat IKM berbasis Pulau Hamatula, Diving
c. Perikanan Tangkap 161,42 kayu, IKM Anyaman, dan IKM Keramik Pulau Bogi
ton
d. Kelapa 4.510 ha
e. Padi 4.568 ha
Sumatera Nias Selatan a. Kelapa 18.676,75 didominasi oleh Industri Kecil Pantai Lagundri, Pantai
Utara b. Padi 33.758 ha Menengah yaitu IKM Anyaman, Kayu, Sorake, Pulau Tello, dan Tari
c. Karet 11.697,75 ha dan Logam Fataele (Tari Perang)
d. Kakao 4.824 ha
e. Jagung 2.095 ha
Sumatera Nias Utara a. Perikanan Tangkap didominasi oleh industri kecil Pantai Gawu Soyo, Pantai
Utara 13.700,17 ton menengah yaitu IKM Makanan dan Turoleto, Pantai Toyolawa,
b. Padi 7.437 ha Minuman, kulit, kayu , dan anyaman Danau Megoto
c. Karet 69.855 ha
d. Kakao 2.461 ha
e. Kelapa 7.690 ha
12 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
13
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Papua Deiyai Palawija, kopi, holtikultura Pulau Duamo
dan perikanan budidaya
Papua Dogiyai Palawija, kopi, peternakan Didominasi oleh industri kecil dan mikro Danau Makamo
yang bergerak di bidang makanan
dan minuman.
Papua Intan Jaya Palawija, holtikultura Puncak Carstenzs dan Desa
Ugimba
Papua Jayawijaya a. Ubi jalar 5.032 ha Didominasi oleh industri kecil dan mikro Lembah Baliem, Telaga Biru,
b. Kopi 1.976 ha yang bergerak di bidang makanan, dan Kampung Sekan
c. Padi 25 ha minuman dan jasa reparasi
pemasangan mesin.
Papua Keerom a. Kelapa sawit 17.790 ha sektor industri minyak dan pangan Festival Budaya dan
b. Kakao 7.818 ha Kampung Wisata Yowong
c. Jagung 611 ha
d. Padi 200 ha
Papua Lanny Jaya Kopi dan palawija Didominasi oleh industri yang Paralayang dan Pendakian
berkaitan dengan pengolahan Bukit Tiom
perkebunan dan peternakan.
Papua Mamberamo Perikanan tangkap, palawija Didominasi oleh industri kecil dan Danau Bira
Raya dan holtikutura rumah tangga.
Papua Mamberamo Palawija dan buah merah pengolahan kayu dan peternakan Hutan Hujan Tropis, dan Studi
Tengah flora-fauna
14 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
15
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Papua Tolikara a. Ubi Jalar 7.892 ha industri kecil di bidang pangan Danau Biuk, Cagar Alam
b. Peternakan dan Taman Nasional Lorenz,
dan Gunung Timoini
Papua Waropen a. Perikanan Tangkap 10.988 industri kecil yang bergerak di sektor Pantai Batu Zaman, Pantai
ton utama pengolahan pangan Ronggaiwa, Pantai
b. Kelapa 685 ja Sarafambai, dan Pulau Nau
c. Jagung 103 ha
Papua Yahukimo a. Jagung industri kecil Wisata Alam dan Budaya
b. Buah Merah 1.156 ha
c. Kopi 144 ha
Papua Yalimo Palawija dan hasil hutan industri pengolahan kayu
Papua Barat Sorong a. Padi 1.240 ha industri kecil yaitu industri pengolahan Pulau Um, Pantai Mailan, Air
b. Ubi Kayu 331 ha pangan Terjun Klasmis, dan Obyek
c. Holtikultura 2.849 ha Wisata Jeflio
d. Kelapa 627 ha
Papua Barat Sorong Selatan a. Ubi Kayu 46 ha industri pengolahan hasil pertanian Panta Kapal dan Air Terjun
b. Perikanan tangkap 549 Sasnek
ton
Papua Barat Maybrat a. Ubi Kayu 154 ha sektor industri olahan dan kerajinan Danau Ayamaru dan Danau
b. Holtikultura dari industri kecil dan menengah Framu
Papua Barat Tambrauw a. Kelapa 4.821 ha sektor industri olahan dan kerajinan Air Terjun Miyah, Pantai Batu
b. Jagung 306 ha dari industri kecil dan menengah Kapal, dan Taman Mini
c. Holtikultura 101 ha Sausapor
16 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
Papua Barat Teluk a. Perikanan Tangkap sektor industri kecil dan menengah Taman Laut Teluk
Wondama b. Ubi Kayu 88 ha berupa industri olahan/kerajinan Cendrawasih
c. Petsai 56 ha
d. Rumput laut
Papua Barat Manokwari a. Kelapa 155 ha 5 unit usaha minuman ringan Gunung Botak, Pantai Syari,
Selatan b. Kakao 1.925 ha Pantai Dosa, Air Terjun
c. Pala 131 ha Neney, Danau Anggi Gida
Giji
Papua Barat Pegunungan Kakao, kelapa, pinang Usaha Perkebunan Tanaman Tahunan Danau Anggi Gida dan
Arfak Anggi Giji, Rumah Kaki
Seribu, Tari Tumbuk Tanah
Nusa Alor a. Padi 7.876 ha Pulau Kepa, Air Mancur Tuti
Tenggara b. Jagung 9.116 ha Adagai, Pantai Lingal, Kolam
Timur c. Kelapa 2.965 ha Bidadari
d. Mete 8.007 ha
e. Vanili
Nusa Belu a. Padi 6.949 ha Pengembangan Industri Kecil Hasil Air Terjun Mauhalek, Fulan
Tenggara b. Jagung 14.721 ha Pertanian dan Kehutanan (IPHK), dan Fehan, Kolam Susuk,
Timur c. Perikanan Tangkap 1.513 Industri Aneka Benteng Ranu Hitu
ton
d. Sapi 69.621 ekor
e. Kopi 212 ha
17
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Nusa Kupang a. Padi 22.743 ha Pada tahun 2016, terdapat 71 industri Pantai Tablolong, Air Terjun
Tenggara b. Jagung 23.851 ha di Kabupaten Kupang yang terdiri dari Tesbatan, Air Terjun Oenesu
Timur c. Kelapa 7.987 ha 2 industri besar sedang, 27 industri kecil
d. Sapi 586.717 ekor dan 42 industri kerajinan rumah
e. Pisang 4.567 ton tangga. Berdasarkan sub sektornya
industri di kabupaten ini didominasi
industri kayu, bambu, rotan, rumput
dan sejenisnyatermasuk perabot
rumah tangga
Nusa Lembata a. Padi 6.455 ha Jumlah Industri Mikro Kecil di Desa Nelayan Lamalera,
Tenggara b. Jagung 14.006 ha Kabupaten Lembata yang tercatat Tanjung Nuhamera,
Timur c. Kelapa 5.814 ha sebanyak 68 industri. IKM didominasi Lewoleba, dan Puncak Ile
d. Perikanan Tangkap 7.325 oleh industri makanan Lewotolok
ton
e. Tanaman Hutan 49.181 ha
Nusa Lombok Utara a. Padi 11.871 ha Kegiatan industri di Kabupaten Pantai Sire, Gunung Rinjani,
Tenggara b. Jagung 9.143 ha Lombok Utara di dominasi oleh industri Air Terjun Sendang Gile,
Barat c. Kakao 3.963 ha non formal dengan kegiatan industri Segara Anak
d. Kelapa 9.498 ha kimia, agro industri dan hasil hutan
e. Jambu Mete 7.126 ha
Nusa Malaka a. Palawija 22.843 ha industri kecil dan mikro dengan jenis Pantai Motadikin, Pantai
Tenggara b. Padi 7.659 ha kegiatan berupa industri hasil Wemasa, Cagar Alam
Timur pertanian dan kehutanan Maubesi, dan Bukit Cinta
Malaka
18 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
19
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Nusa Sumba Tengah a. Padi 7.354 ha di dominasi oleh agro industri dan Air Terjun Matayangu, Pantai
Tenggara b. Jagung 6.060 ha industri kerajinan yaitu kerajinan Aili, Gua Alam Liangu Paniki,
Timur c. Jambu Mete 3.294 ha tenunan, anyaman dan meubeler Kampung Adat Lai Tarung
d. Kelapa 4.549 ha
e. Kambing 12.026 ha
Nusa Sumba Timur a. Padi 20.099 ha paling besar pada industri kerajinan Pantai Talimbang, Pantai
Tenggara b. Jagung 14.284 ha yaitu kerajinan tenun ikat dan Walakiri, Bukit Tanarara, Bukit
Timur c. Perikanan Tangkap 9.108 anyaman pandan/lontar Wairnding, Pantai Puru
ton Kambera
d. Ubi Kayu 2.676 ha
e. Jambu Mete 9.464 ha
Nusa Timor Tengah a. Padi 5.579 ha terdapat 158 industri rumah tangga Pantai Kolbano, Pantai
Tenggara Selatan b. Jagung 59.549 ha dan industri kerajinan rumah Boisae, Air Terjun Oehala,
Timur c. Jeruk Koprok 11.222 ton terbanyak berasal dari Kecamatan Gunung Mutis
d. Kemiri 4.141 ha Kota Soe
e. Sapi 190.683 ekor
Maluku Buru Selatan a. Kelapa 10.545 ha sebanyak 128 perusahaan dengan Pulau Oki, Pantai Leksula, Air
b. Cengkeh 5.778 ha mayoritas kegiatan furnitur dan industri Terjun Jin, dan Pantai
c. Kakao 5.069 ha pengolahan lainnya Wamsoba
d. Perikanan Tangkap 11.757
ton
e. Kelapa 10.545 ha
Maluku Kepulauan Aru a. Kelapa 1.328 ha didominasi oleh industri yang Pantai Batu Kora, Pantai
b. Padi 11 ha berkaitan dengan kelautan seperti Wamar, Desa Koba
c. Ketela Pohon 73 ha budidaya mutiara, budidaya ikan, Kepulauan Aru dan Pantai
d. Babi 4.376 ekor galangan kapal dan lainnya Kora Evar
20 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
21
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Provinsi Kabupaten Potensi Pertanian Potensi Industri Potensi Pariwisata
Maluku Utara Pulau Taliabu a. Kelapa 31.394 ha Wisata Bawah Laut Pulau
b. Kakao 1.179 ha Samada Besar, Pulau Seho,
c. Perikanan Tangkap Pulau Limbo, dan Pantai
231.629 ton Tikong
22 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) I KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
23
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Masih rendahnya IPM dan masih tingginya angka kemiskinan dan
pengangguran serta aktivitas ekonomi yang masih rendah di daerah
tertinggal mengakibatkan masih rendahnya produktivitas masyarakat di
daerah tertinggal. Untuk meningkatkan produktivitas masyarakat di
daerah tertinggal dapat dilakukan melalui pemberdayaan, baik
pemberdayaan dari aspek ekonomi, sosial, dan kelembagaan.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana
24
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Daerah tertinggal yang notabene sebagian besar adalah daerah
hinterland dari pusat-pusat pertumbuhan merupakan daerah dengan
tingkat aksesibiltas rendah, karena keterbatasan infrastruktur wilayah,
terutama infrastruktur transportasi, komunikasi, dan energi.
Perkembangan daerah tertinggal rendah dan lambat karena masih
lemahnya konektivitas antarwilayah, terutama antar daerah tertinggal
dan pusat pertumbuhan wilayah.
7. Karakteristik daerah
25
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB 2
VISI, MISI, DAN TUJUAN
26
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN Tahun 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Visi Presiden dan Wakil Presiden
untuk dapat mencapai Visi pembangunan Indonesia adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”.
27
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya baik
di tingkat regional maupun internasional. e. Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong:
merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang wajib didukung oleh
visi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
Visi percepatan pembangunan daerah tertinggal merupakan bagian
dari visi pembangunan yang dicanangkan oleh presiden maupun visi
dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi. Percepatan pembangunan daerah tertinggal hanyalah
merupakan salah satu instrumen untuk mencapai visi Presiden maupun
visi Kementerian.
2.2. Misi
Visi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Tahun 2020-2024 akan dapat dicapai melalui misi sebagai
berikut:
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang
berkelanjutan;
b. Mengembangkan ekonomi dan investasi Desa dan Perdesaan, Daerah
Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi;
c. Menyerasikan kebijakan dan program percepatan pembangunan
daerah tertinggal;
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan kawasan
transmigrasi;
e. Menyusun dan merumuskan pengembangan daya saing Desa dan
Perdesaan, Daerah Tertinggal, dan kawasan Transmigrasi berbasis data
dan informasi yang akurat;
f. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi;
dan
g. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik.
Percepatan pembangunan daerah tertinggal sebagai sebuah
instrumen dalam rangka mencapai visi Presiden maupun visi Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, maka tidak
28
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
dapat berdiri sendiri, akan tapi memiliki keterkaitan dengan beberapa visi
lainnya, yaitu:
1. Meningkatkan penatakelolaan ekonomi dan investasi perdesaan.
2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia perdesaan.
3. Membangun kolaborasi antara kawasan perdesaan dengan pusat-
pusat pertumbuhan dan kawasan lainnya.
4. Penguatan sinergi program dan kegiatan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
5. Meningkatkan penatakelolaan pemerintahan yang baik dan bersih.
2.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2020-2024 sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi.
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal.
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan sistem
pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah.
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan
terpercaya.
Berkurangnya jumlah daerah tertinggal, juga diharapkan mampu
untuk dapat mencapai tujuan lainnya secara simultan, yaitu:
29
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
1. Mendorong terwujudnya Desa Berkembang dan Mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
Kawasan Perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan Kawasan transmigrasi.
3. Terwujudnya Kawasan Transmigrasi Sebagai Satu Kesatuan Sistem
Pengembangan.
4. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam
pengembangan daya saing melalui kreativitas dan teknologi
berbasis ilmu pengetahuan, data dan informasi dalam
pembangunan desa dan perdesaan, daerah tertinggal, dan
transmigrasi.
5. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam
melakukan pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal
dan transmigrasi.
6. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien
dan terpercaya.
2.4. Sasaran
Sasaran strategis percepatan pembangunan daerah tertinggal 2020-
2024 dalam rangka mencapai tujuan berkurangnya jumlah daerah
tertinggal, yaitu:
1. Mengentaskan 25 kabupaten dari 62 kabupaten daerah tertinggal di
tahun 2024 (Tabel 6).
2. Menurunnya penduduk miskin di daerah tertinggal sebesar 23,5-24 %.
3. Meningkatnya rata-rata IPM di daerah tertinggal menjadi 62,2-62,7.
4. Terlaksananya pembinaan kepada 62 kabupaten daerah tertinggal
entas tahun 2015-2019.
30
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Tabel 7
Proyeksi Sasaran Daerah Tertinggal Entas Tahun 2020-2024
Boven Sumba
Kupang* Belu* Alor*
Digoel* Tengah
Maluku Seram
Pesisir
Nabire* Tenggara Lembata* Bagian
Barat*
Barat* Barat*
Sumba Tojo Una- Timor Tengah
Supiori* Malaka
Timur* Una* Selatan
Musi
Kep. Sumba Sorong
Rawas Rote Ndao*
Mentawai* Barat* Selatan*
Utara*
Maluku Barat
Donggala* Sigi* Keerom* Kep. Aru
Daya
Teluk Manokwari Seram
Kep. Sula*
Bintuni* Selatan* Bagian Timur
Lombok Teluk
Utara* Wondama
Sorong*
Keterangan :
*) 25 Kabupaten target di RPJMN 2020-2024
31
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB 3
ARAH KEBIJAKAN,
STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN
BAB 2 KERANGKA
KELEMBAGAAN
VISI, MISI, DAN TUJUAN
32
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Tabel 8
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024
33
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
daerah tertinggal, dan Peningkatan kompetensi
transmigrasi) yang unggul sumberdaya manusia, yaitu
kompetensi teknis, metodologis,
sosial, dan personal dalam rangka
menyongsong revolusi industri 4.0
Peningkatan kapasitas
kelembagaan dari mulai desa
sampai pusat
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online melalui
model Akademi Desa 4.0
34
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Peningkatan kapasitas
kelembagaan dari mulai desa
sampai pusat
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online melalui
model Akademi Desa 4.0
35
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
based industry), kepariwisataan serta
ekonomi kreatif
Meningkatkan ketersediaan
prasarana teknologi telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-
logistic dan fintech di perdesaan
melalui Desa Digital
36
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
37
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Memberi pengakuan,
penghormatan, perlindungan, dan
pemajuan hak-hak masyarakat adat
38
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Meningkatkan keterpaduan
perencanaan, pemrograman dan
penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Melanjutkan pembangunan
Kawasan Perdesaan dan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)
Meningkatkan dukungan
manajemen
39
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
komoditas utama, (b) pelatihan pemasaran dan promosi secara
digital, (c) fasilitasi akses permodalan melalui crowdfunding dan peer
to peer lending, (d) membuka peluang pasar ekspor, serta kegiatan
pendukung lainnya berkolaborasi bersama mitra, (e) pemberdayaan
dan pendampingan ekonomi melalui Bumdes dan Bumdesma, (f)
penguatan daya saing produk kelautan, kehutanan, perkebunan,
pertanian melalui penyediaan sarana dan prasarana, (g)
pengelolaan sumber daya alam melalui perlindungan dan
pemanfaatan kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati
berwawasan lingkungan berkelanjutan, (h) pengembangan
pariwisata berbasis alam, budaya dan ekonomi kreatif.
2. Peningkatan SDM melalui; (a) peningkatan kualitas tenaga
kesehatan dan guru serta meningkatkan layanan yang ada dengan
dukungan teknologi di bidang terkait, (b) pemberdayaan
masyarakat dengan peningkatan sarana bidang kesehatan, (c)
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pembinaan gizi
masyarakat dan pendayagunaan dokter, (d) peningkatan
kesehatan masyarakat, penyehatan lingkungan dan penguatan
intervensi stunting, (e) pengembangan dan perluasan kesempatan
kerja dengan skema padat karya.
3. Percepatan pembangunan sarana-prasarana/infrastruktur wilayah
untuk; (a) pemenuhan layanan dasar dan pencapaian SPM, (b)
peningkatan konektivitas dan sistem logistik antarwilayah, (c)
peningkatan infrastruktur konektivitas laut dan darat, (d)
pemanfaatan teknologi dan informasi untuk mendukung PPDT
dengan pengembangan ekonomi digital serta pemanfataan pada
layanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik lainnya.
4. Memperhatikan karakteristik masing-masing daerah dengan strategi
pengembangan; (a) peningkatan ketangguhan dan kemandirian
daerah tertentu melalui pengembangan sosial, ekonomi dan
kawasan sesuai karakteristik wilayah, (b) mitigasi dan rehabilitasi
daerah rawan bencana serta pengelolaan lingkungan
berkelanjutan, (c) rehabilitasi sosial dan ekonomi melalui
peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat.
5. Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui; (a)
pengembangan produk unggulan daerah non migas, pariwisata,
fasilitasi penerapan belanja APBD, (b) peningkatan kapasitas ASN
40
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
dan penguatan kelembagaan masyarakat desa, (c) penerapan
inovasi daerah untuk mendukung iklim investasi.
6. Pembinaan terhadap daerah tertinggal entas Tahun 2019 melalui
peningkatan daya saing dan kerja sama dalam bidang ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan untuk mendukung kemajuan dan
kemandirian daerah;
7. Penanganan dan pemulihan ekonomi daerah pasca pandemi
Covid-19 melalui pencegahan dan pendekatan kesehatan,
pemenuhan kebutuhan dasar dan jaring pengaman sosial,
peningkatan ketahanan sosial ekonomi masyarakat, revitalisasi
ekonomi perdesaan dan daerah tertinggal yang terintegrasi dalam
program pemulihan ekonomi daerah dan nasional
41
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
c. Perbaikan tata kelola keuangan daerah
d. Pemanfaatan media komunikasi dan sistem informasi dalam
menunjang efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
5. Peningkatan aksesibilitas melalui :
a. Meningkatkan konektivitas antarwilayah, antara lain Tol Laut,
Jembatan Udara, Pelabuhan, Bandara;
b. Membangun sarana dan prasarana jalan dan jembatan
6. Peningkatan karakteristik daerah melalui :
a. Rehabilitasi dan mitigasi daerah rawan bencana
b. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
c. Pengembangan pulau kecil terluar, rawan pangan, daerah
perbatasan, dan pasca konflik
d. Pemberdayaan, pendampingan, dan pembinaan masyarakat
adat dan hutan
42
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Setelah terbitnya Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, maka dilakukan penggabungan 2 (dua) Unit Kerja Eselon I
yaitu Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu dengan
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal menjadi Direktorat
Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT).
Maka mulai tahun 2021-2024 Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal memiliki 2 (dua) program, yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen, dengan 1 kegiatan yaitu Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PPDT;
2. Program Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan
Transmigrasi, dengan 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan Daerah
Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi.
43
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Tabel 9
Regulasi Yang Diperlukan Untuk mendukung Pelaksanaan
RENSTRA Ditjen PPDT
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
44
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
dan Sub-Indikator Pemerintah Nomor 78 Tahun
Daerah Tertinggal 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
45
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
PDT terdiri dari 6 (enam) Unit Kerja Eselon (UKE) II, yaitu Sekretariat Direktorat
Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktorat Perencanaan dan
Identifikasi Dearah Tertinggal, Direktorat Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Direktorat Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup,
Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana dan Direktorat
Pengembangan Ekonomi Lokal.
Setelah dilaksanakannya restrukturisasi organisasi, nomenklatur Unit
Kerja Eselon (UKE) I pelaksana Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dilebur menjadi 1 UKE I menjadi Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT), sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2020 tentang Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Jo Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
15 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, disebutkan bahwa
Ditjen PPDT terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal
Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, evaluasi, dan
pelaporan Direktorat Jenderal;
b. koordinasi dan pembinaan pengelolaan keuangan dan barang
milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal;
c. pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan peraturan
perundang-undangan dan instrumen hukum di lingkungan
Direktorat Jenderal;
d. pengelolaan urusan kepegawaian Direktorat Jenderal;
e. koordinasi dan fasilitasi pembinaan organisasi, tata laksana, dan
reformasi birokrasi Direktorat Jenderal; dan pelaksanaan urusan
umum dan kerumahtanggaan Direktorat Jenderal.
2. Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyerasian rencana
dan program pembangunan sosial budaya dan kelembagaan,
penyerasian rencana dan program pembangunan sarana dan
46
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
prasarana, penyerasian rencana dan program pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan, serta penyerasian rencana dan
program pembangunan daerah khusus;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian rencana dan
program pembangunan sosial budaya dan kelembagaan,
penyerasian rencana dan program pembangunan sarana dan
prasarana, penyerasian rencana dan program pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan, serta penyerasian rencana dan
program pembangunan daerah khusus;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyerasian
rencana dan program pembangunan sosial budaya dan
kelembagaan, penyerasian rencana dan program pembangunan
sarana dan prasarana, penyerasian rencana dan program
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan, serta
penyerasian rencana dan program pembangunan daerah khusus;
dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
3. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan
Kelembagaan Daerah Tertinggal
Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan
Kelembagaan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyerasian
pembangunan modal sosial dan kelembagaan, penyerasian
pembangunan pembangunan modal budaya, penyerasian
pembangunan kesehatan, gizi keluarga dan masyarakat,
penyerasian pembangunan pendidikan dasar dan menengah di
daerah tertinggal;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian pembangunan
modal sosial dan kelembagaan, penyerasian pembangunan
pembangunan modal budaya, penyerasian pembangunan
kesehatan, gizi keluarga danmasyarakat, penyerasian
pembangunan pendidikan dasar dan menengah di daerah
tertinggal;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyerasian
pembangunan modal sosial dan kelembagaan, penyerasian
pembangunan pembangunan modal budaya, penyerasian
pembangunan kesehatan, gizi keluarga dan masyarakat,
47
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
penyerasian pembangunan pendidikan dasar dan menengah di
daerah tertinggal; dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
4. Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana Daerah
Tertinggal
Direktorat Pengembangan Penyerasian Pembangunan Sarana Dan
Prasarana Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang penyerasian pembangunan
sarana dan prasarana transportasi, energi dan air, penyerasian
pembangunan sarana dan prasarana sosial budaya dan
kelembagaan, penyerasian pembangunan sarana dan prasarana
komunikasi dan informatika, serta penyerasian pembangunan
sarana dan prasarana permukiman, sanitasi, dan lingkungan
daerah tertinggal;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian pembangunan
sarana dan prasarana transportasi, energi dan air, penyerasian
pembangunan sarana dan prasarana sosial budaya dan
kelembagaan, penyerasian pembangunan sarana dan prasarana
komunikasi dan informatika, serta penyerasian pembangunan
sarana dan prasarana permukiman, sanitasi, dan lingkungan
daerah tertinggal;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyerasian
pembangunan sarana dan prasarana transportasi, energi dan air,
penyerasian pembangunan sarana dan prasarana sosial budaya
dan kelembagaan, penyerasian pembangunan sarana dan
prasarana komunikasi dan informatika, serta penyerasian
pembangunan sarana dan prasarana permukiman, sanitasi, dan
lingkungan daerah tertinggal; dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
5. Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Daerah Tertinggal
Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Daerah Tertinggal menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam non terbarukan, penyerasian
pengelolaan kebencanaan, penyerasian pengelolaan lingkungan
dan adaptasi iklim dan pengelolaan lingkungan daerah tertinggal;
48
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian pemanfaatan
sumber daya alam terbarukan, penyerasian pemanfaatan sumber
daya alam non terbarukan, penyerasian pengelolaan
kebencanaan, penyerasian pengelolaan lingkungan dan adaptasi
iklim dan pengelolaan lingkungan daerah tertinggal;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, penyerasian
pemanfaatan sumber daya alam non terbarukan, penyerasian
pengelolaan kebencanaan, penyerasian pengelolaan lingkungan
dan adaptasi iklim dan pengelolaan lingkungan daerah tertinggal;
dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
6. Direktorat Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus
Direktorat Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan perumusan kebijakan di bidang penyerasian
pembangunan kawasan perbatasan, penyerasian pembangunan
pulau-pulau kecil dan pulau terluar, penyerasian pembangunan
kawasan strategis di daerah tertinggal;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyerasian pembangunan
kawasan perbatasan, penyerasian pembangunan pulau-pulau
kecil dan pulau terluar, penyerasian pembangunan kawasan
strategis di daerah tertinggal;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyerasian
pembangunan kawasan perbatasan, penyerasian pembangunan
pulau-pulau kecil dan pulau terluar, penyerasian pembangunan
kawasan strategis di daerah tertinggal; dan
d. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
Berikut struktur organisasi lingkup Ditjen PPDT sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2020 tentang Uraian Fungsi Organisasi
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan Tugas Kelompok Jabatan
Fungsional di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi:
49
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Tabel 10
Susunan Organisasi JPT Pratama dan Kelompok Jabatan Fungsional
50
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
JPT PRATAMA Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
Daerah Penyerasian penyerasian rencana dan
Tertinggal rencana dan program pembangunan sarana
program
penyerasian rencana dan
pembangunan
program pembangunan prasarana
sarana dan
dan utilitas
prasarana
Penyerasian penyerasian rencana dan
rencana dan program pemanfaatan sumber daya
program alam
pemanfaatan
penyerasian rencana dan
sumber daya alam
program pengelolaan lingkungan
dan lingkungan
Penyerasian penyerasian rencana dan
rencana dan program pembangunan kawasan
program perbatasan dan pulau
pembangunan kecil terluar
daerah khusus
penyerasian rencana dan
program kawasan strategis
Direktorat Penyerasian penyerasian pembangunan
Penyerasian pembangunan modal sosial
Pembangunan modal sosial dan
penyerasian pembangunan
Sosial Budaya kelembagaan
modal kelembagaan
dan
Kelembagaan Penyerasian penyerasian pelestarian budaya
Daerah pembangunan
penyerasian pemanfaatan dan
Tertinggal modal
pengembangan budaya
budaya
Penyerasian Penyerasian pembangunan
pembangunan kesehatan dan keluarga berencana
kesehatan, gizi
Penyerasian pembangunan gizi
keluarga dan
keluarga dan masyarakat
masyarakat
Penyerasian penyerasian pembangunan
pembangunan pendidikan dasar
pendidikan dasar
penyerasian pembangunan
dan menengah
pendidikan menengah
Direktorat penyerasian penyerasian pembangunan sarana
Penyerasian pembangunan dan prasarana transportasi
51
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
JPT PRATAMA Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
Pembangunan sarana penyerasian pembangunan sarana
Sarana dan dan prasarana dan prasarana energi, dan air
Prasarana transportasi, energi,
Daerah dan air
Tertinggal
penyerasian penyerasian pembangunan sarana
pembangunan dan prasarana sosial budaya
sarana
penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana
dan prasarana kelembagaan
sosial budaya dan
kelembagaan
penyerasian penyerasian pembangunan sarana
pembangunan dan prasarana komunikasi
sarana
penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana
dan prasarana informatika
komunikasi dan
informatika
penyerasian penyerasian pembangunan sarana
pembangunan dan prasarana permukiman
sarana
penyerasian pembangunan sarana
dan prasarana
dan prasarana sanitasi lingkungan
permukiman, dan
sanitasi lingkungan
Direktorat penyerasian penyerasian pemanfaatan
Penyerasian pemanfaatan potensi sumber daya alam terbarukan
Pemanfaatan sumber
penyerasian pengendalian
Sumber Daya daya alam
sumber daya alam terbarukan
Alam dan terbarukan
Lingkungan
penyerasian penyerasian pemanfaatan
Daerah
pemanfaatan potensi sumber daya alam
Tertinggal
sumber nonterbarukan
daya alam
penyerasian pengendalian
nonterbarukan
pemanfaatan sumber daya alam
nonterbarukan
penyerasian penyerasian mitigasi dan
pengelolaan kesiapsiagaan
kebencanaan
penyerasian penanganan
tanggap darurat dan pasca bencana
penyerasian adaptasi iklim
52
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
JPT PRATAMA Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
penyerasian penyerasian pengelolaan
adaptasi iklim dan lingkungan
pengelolaan
lingkungan
Direktorat penyerasian penyerasian pembangunan
Penyerasian pembangunan sosial budaya dan kelembagaan
Pembangunan kawasan
penyerasian pembangunan
Daerah Khusus perbatasan
sarana dan prasarana, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan
penyerasian penyerasian pembangunan
pembangunan sosial budaya dan kelembagaan
pulau–
penyerasian pembangunan
pulau kecil dan
sarana dan prasarana, serta
pulau terluar
pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan
penyerasian penyerasian pembangunan
pembangunan sosial budaya dan kelembagaan
kawasan
penyerasian pembangunan
strategis
sarana dan prasarana, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan
53
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Gambar 3
Proses Bisnis Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
54
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Gambar 4
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
55
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB 4
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN
56
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 11
Target Kinerja Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
57
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
kelembagaan, tersedianya dokumen kebijakan dan perencanaan
pembangunan perdesaan, inovasi, serta data dan informasi dan
meningkatnya pengawasan, pengendalian mutu dan akuntabilitas
aparatur yang baik serta aturan yang efektif. Output program ini
berupa Layanan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya yang baik.
Berupa kegiatan dukungan manajemen Unit Kerja Eselon I Ditjen PPDT.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen PPDT, dengan sasaran
berupa:
Tabel 12
Target Kinerja Program Dukungan Manajemen
58
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Kode Sasaran Kegiatan/Indikator Target Target Target Target
Kinerja Kegiatan 2021 2022 2023 2024
59
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Tabel 13
Target Kinerja Kegiatan Penyerasian Pembangunan Daerah Tertinggal
60
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Sasaran Kegiatan / Indikator Target Target Target Target
Kode
Kinerja Kegiatan 2021 2022 2023 2024
a Persentase pemenuhan 65 65 70 70
pemanfaatan SDA dan pelestarian
lingkungan di Daerah Tertinggal
sesuai dengan STRANAS PPDT yang
ditindaklanjuti
b Persentase pemenuhan 65 65 70 70
pemanfaatan SDA dan pelestarian
lingkungan di Daerah Tertinggal
sesuai dengan RAN PPDT yang
ditindaklanjuti
61
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Tabel 14
Kerangka Pendanaan Kegiatan Penyerasian
Pembangunan Daerah Tertinggal
62
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB 4
TARGET KINERJA DAN
KERANGKA PENDANAAN
BAB 5
PENUTUP
63
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
BAB V
PENUTUP
64
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RENCANA STRATEGI
TAHUN 2020-2024
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga dokumen Rencana Strategis
Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Kementerian Desa Pembangunan Derah tertinggal Dan Transmigrasi ini dapat
terselesaikan.
Seiring dinamika perubahan lingkungan strategis dan pergeseran
paradigma pembangunan di Indonesia, yaitu dari paradigma pembangunan
yang hanya mengejar pertumbuhan dan mengabaikan aspek pemerataan ke
paradigma pembangunan yang menyelaraskan antara pertumbuhan dan
pemerataan. Selaras dengan hal tersebut, maka orientasi dan prioritas
pembangunan nasional pun secara spasial mengalami pergeseran dari daerah
yang maju ke daerah yang masih relatif tertinggal dan kurang tersentuh oleh
pembangunan selama ini.
Sebagai respon kondisi tersebut, langkah kebijakan strategis telah
digagas melalui agenda prioritas Presiden/Wakil Presiden untuk mewujudkan
NAWACITA, khususnya Cita ke-3 yaitu: “Membangun Indonesia dari Pinggiran
dengan Memperkuat Daerah-daerah dan Desa dalam Kerangka Negara
Kesatuan”. Oleh karena itu, Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT), Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang disusun harus
menyesuaikan dengan Visi, Misi Presiden/Wakil Presiden untuk menentukan
arah kebijakan, strategi, sasaran,outcome, kegiatan dan output dalam rangka
melaksanakan amanah mengawal implementasi Undang-Undang Desa secara
sistematis, konsisten dan berkelanjutan.
i
Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembanguna Daerah
Tertinggal disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Tahun 2020-2024, Penyusunan Rancangan RENSTRA ini juga
mengacu kepada Visi Misi Presiden 2020-2024 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT), Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi merupakan salah satu
dokumen perencanaan yang dijadikan acuan dan pedoman dalam perencanaan
dan penganggaran Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal untuk periode 5 (lima) tahun (2020-2024).
Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Daerah Tertinggal
memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Percepatan
Daerah Tertinggal. Dengan tersusunnya Renstra Sekretariat Direktorat
Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, maka seluruh Unit Kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Percepatan Daerah Tertinggal harus mengacu
kepada dokumen Renstra dimaksud, terutama dalam penyusunan Rencana
Strategis serta dokumen perencanaan dan pemrograman masing-masing Unit
Kerja Eselon II. Secara berjenjang dokumen Renstra ini juga harus dijabarkan
lebih lanjut ke dalam dokumen Rencana Kegiatan masing-masing Unit Kerja
Eselon II.
Kami berharap agar seluruh target sebagaimana ditetapkan dalam
Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Daerah Tertinggal,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ini
dapat diimplementasikan untuk mewujudkan daerah tertinggal menjadi daerah
ii
sejahtera, serta mampu mengentaskan kabupaten daerah tertinggal menjadi
daerah yang maju.
Ucapan Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan juga kepada Bapak
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang telah
memberikan kesempatan, arahan, bimbingan, dan sumbangsih pemikiran
kepada tim penulis untuk bekerja menyusun dokumen Rencana Strategis ini.
Kami berharap dokumen ini dapat membawa manfaat bagi pihak yang
mempergunakannya, dan juga dapat menjadi kontribusi dalam koridor
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Kami menyadari bahwa
Rancangan RENSTRA ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
memerlukan masukan dan saran dari berbagai pihak dan kami akan berusaha
untuk menyempurnakan rancangan tersebut, Terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
IPM di daerah tertinggal menjadi 62,2-62,7 dan melakukan pembinaan
untuk 62 kabupaten daerah tertinggal entas 2015-2019.
Tabel 1.1
Capaian dan Target Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
Tahun 2015-2019
BIDANG SATUAN TARGET CAPAIAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
1 Mengentaskan Kabupaten Kab 80 62
Daerah Tertinggal
2 Meningkatkan pertumbuhan % 6,9-7,1 5,33
ekonomi di daerah tertinggal
3 Menurunkan persentase % 15-15,5 17,41
penduduk miskin di daerah
tertinggal
Sumber : RENSTRA Kementerian Desa, PDTT 2020-2024
2
juga menyebabkan fluktuasi mata uang, hal ini berpengaruh terhadap
turunnya laju pertumbuhan ekonomi. Dua faktor tersebut langsung
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, terutama di daerah
tertinggal. Hal ini memiliki korelasi dengan capaian terkait penurunan
angka kemiskinan bahwa hingga akhir tahun 2019, Ditjen Pembangunan
Daerah Tertinggal hanya mampu menurnkan hingga 17,41% dari target
15-15,5%. Dalam hal pelaksanaan fungsi koordinasi, Ditjen
Pembangunan Daerah Tertinggal telah berhasil melampaui target 25%.
Hingga akhir tahun 2019, setidaknya 69,07% kegiatan yang tercantum
dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (RAN PPDT) 2019 teralokasi dan terimplementasi dengan baik
oleh Kementerian/Lembaga terkait.
3
Tabel 1.2
Capaian Kinerja Layanan Dukungan Manajemen Tahun 2015-2019
Sasaran Indikator Target Realisasi
4
Nilai kinerja atas 76 88,19
pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Ditjen PDT
Persentase kesesuaian 93 94
sasaran RENJA yang
diprogramkan dalam RKA
Ditjen PDT
a. Potensi
5
beberapa potensi yang dapat mendukung peningkatan kualitas
layanan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, seperti diantaranya:
1. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh pegawai
lingkup Sekretariat Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal untuk terus mengembangkan dan meningkatkan layanan
demi mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;
2. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang mulai berjalan dan terus
ditingkatkan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, efisien,
efektif, transparan, dan akuntabel dengan penunjukan agen
perubahan di setiap unit kerja;
3. SDM yang cukup handal dan profesional dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsi dukungan manajemen dan dukungan teknis
lainnya;
4. Tempat kerja dan fasilitas perkantoran yang cukup memadai untuk
kenyamanan para pegawai dalam bekerja, yang akan meningkatkan
kinerja setiap pegawai;
5. Adanya Fasilitasi pegawai dalam pencegahan dan penanganan
pandemi Covid-19.
b. Permasalahan
6
3. Lemahnya pengendalian intern terhadap pelaksanaan kegiatan dan
anggaran sehingga pencapaian target belum optimal;
4. Masih banyaknya pegawai yang belum mematuhi aturan yang
berlaku serta belum adanya pemberian sanksi yang tegas. Sistem
reward and punishment tidak dilaksanakan dengan baik;
5. Aset pemerintah yang berasal dari APBN hasil penggabungan
organisasi belum terlaporkan secara tertib;
6. Pengembangan jabatan fungsional belum optimal;
7. Managemen sumber daya manusia yang belum berjalan optimal,
belum terdapat kompetensi model & profiling, belum diterapkannya
pola karir, manajemen talenta serta manajemen kinerja yang
terintegrasi.
7
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
8
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan
ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
2.2. Misi
9
a. Mempercepat pembangunan Desa dan Perdesaan yang berkelanjutan;
10
Dalam rangka mempercepatan pencapaian misi nomor 5 (lima), maka
Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal memiliki misi berupa:
2.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada Tahun 2020-2024 sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, sebagai berikut:
11
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
12
1. Mewujudkan Manajemen Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal yang Andal dan Profesional;
2.4. Sasaran
13
3. Meningkatnya persentase terselesaikannya tindak lanjut temuan hasil
pemeriksaan eksternal dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
menjadi sebesar 73 % pada akhir tahun 2024.
14
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
15
3. Percepatan pembangunan sarana-prasarana/infrastruktur wilayah
untuk; (a) pemenuhan layanan dasar dan pencapaian SPM, (b)
peningkatan konektivitas dan sistem logistik antarwilayah, (c)
peningkatan infrastruktur konektivitas laut dan darat, (d)
pemanfaatan teknologi dan informasi untuk mendukung PPDT dengan
pengembangan ekonomi digital serta pemanfataan pada layanan
pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik lainnya.
4. Memperhatikan karakteristik masing-masing daerah dengan strategi
pengembangan; (a) peningkatan ketangguhan dan kemandirian
daerah tertentu melalui pengembangan sosial, ekonomi dan kawasan
sesuai karakteristik wilayah, (b) mitigasi dan rehabilitasi daerah
rawan bencana serta pengelolaan lingkungan berkelanjutan, (c)
rehabilitasi sosial dan ekonomi melalui peningkatan kapasitas
pemberdayaan masyarakat.
5. Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui; (a) pengembangan
produk unggulan daerah non migas, pariwisata, fasilitasi penerapan
belanja APBD, (b) peningkatan kapasitas ASN dan penguatan
kelembagaan masyarakat desa, (c) penerapan inovasi daerah untuk
mendukung iklim investasi.
6. Pembinaan terhadap daerah tertinggal entas Tahun 2019 melalui
peningkatan daya saing dan kerja sama dalam bidang ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan untuk mendukung kemajuan dan
kemandirian daerah;
7. Penanganan dan pemulihan ekonomi daerah pasca pandemi Covid-19
melalui pencegahan dan pendekatan kesehatan, pemenuhan
kebutuhan dasar dan jaring pengaman sosial, peningkatan ketahanan
sosial ekonomi masyarakat, revitalisasi ekonomi perdesaan dan
daerah tertinggal yang terintegrasi dalam program pemulihan ekonomi
daerah dan nasional
16
Berikut adalah strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
untuk 5 (lima) tahun ke depan:
17
d. Pemanfaatan media komunikasi dan sistem informasi dalam
menunjang efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
5. Peningkatan aksesibilitas melalui :
a. Meningkatkan konektivitas antarwilayah, antara lain Tol Laut,
Jembatan Udara, Pelabuhan, Bandara;
b. Membangun sarana dan prasarana jalan dan jembatan
6. Peningkatan karakteristik daerah melalui :
a. Rehabilitasi dan mitigasi daerah rawan bencana
b. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
c. Pengembangan pulau kecil terluar, rawan pangan, daerah
perbatasan, dan pasca konflik
d. Pemberdayaan, pendampingan, dan pembinaan masyarakat adat
dan hutan
18
2) Kegiatan Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal;
3) Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
4) Kegiatan Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan
Hidup;
5) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana;
6) Kegiatan Pengembangan Ekonomi Lokal.
2. Implementasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal di Tahun
2021-2024
Setelah terbitnya Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi, maka dilakukan penggabungan 2 (dua)
Unit Kerja Eselon I yaitu Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
menjadi Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal). Maka
mulai tahun 2021-2024 Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal memiliki 2 (dua) program, yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen, dengan 1 kegiatan yaitu Kegiatan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal;
2. Program Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan
Transmigrasi, dengan 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan Daerah
Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan dan Transmigrasi.
19
1. Mewujudkan kualitas produk dokumen perencanaan,
penganggaran dan pelaporan yang tajam, terukur dan rasional;
2. Mewujudkan tata kelola keuangan dan BMN yang efektif dan
efisien;
3. Mewujudkan sistem dan tata hukum bidang percepatan
pembangunan daerah tertinggal yang resposif dan adaptif
terhadap perkembangan daerah;
4. Menjadikan SDM aparatur yang terampil. Profesional, dan
memiliki kompetensi sesuai dengan beban kerja dan tugas
fungsinya;
5. Memberikan pelayanan umum berupa penjaminan fasilitas
perkantoran berikut pemeliharaannya kepada setiap pegawai
berdasarkan standar kebutuhan dan rencana kebutuhan BMN;
6. Memberikan pelayanan maksimal terhadap seluruh pegawai
terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 di lingkungan Ditjen
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal;
7. Meningkatkan kualitasi reformasi birokrasi dan kapasitas
organisasi yang bersih, akuntabel, efektif dan efisien.
20
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal secara cepat, tanggap
dan solutif;
2. Menjadi penghubung yang baik dengan pihak internal maupun
eksternal Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal dalam rangka penyelesaian pengurusan tematik
layanan;
3. Menjamin kebutuhan dan pemberian hak dasar pegawai berupa
Gaji dan Tunjangan Pegawai Negeri Sipil dan Honor untuk tenaga
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN), Pramubakti dan
Pengemudi;
4. Memenuhi kebutuhan operasional kantor dengan memperhatikan
kebutuhan setiap pegawai sebagaimana standar yang berlaku.
21
Unit Kerja Eselon I yaitu Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah
Tertentu dengan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal
menjadi Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal (Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal). Maka
mulai tahun 2021-2024 Sekretariat Direktorat Jenderal Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal hanya memiliki 1 (satu) program,
yaitu Program Dukungan Manajemen, dengan 1 kegiatan yaitu
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal;
Tabel 3.1
Regulasi Yang Diperlukan Untuk mendukung
Pelaksanaan Renstra Sekretariat Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Target
No. Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Penyelesaian
(Tahun)
22
Target
No. Kebutuhan Regulasi Urgensi Pembentukan Penyelesaian
(Tahun)
Daerah Tertinggal Pemerintah Nomor 78 Tahun
Tahun 2020-2024 2014 tentang Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal untuk menetapkan
regulasi penetapan daerah
tertinggal setiap 5 (lima) tahun
sekali
Pada tahun 2020, terdapat 2 (dua) Unit Kerja Eselon (UKE) I sebagai
pelaksana Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yaitu Direktorat
Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) dan Direktorat
Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT). Adapun secara
struktural Ditjen PDTu memiliki 6 (enam) Unit Kerja Eselon (UKE) II, yaitu
Sekretariat Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu,
Direktorat Pengembangan Daerah Rawan Pangan, Direktorat
Pengembangan Daerah Perbatasan, Direktorat Penanganan Daerah
Rawan Bencana, Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik, dan
Direktorat Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar. Di sisi lain
Ditjen PDT terdiri dari 6 (enam) Unit Kerja Eselon (UKE) II, yaitu
Sekretariat Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal,
Direktorat Perencanaan dan Identifikasi Dearah Tertinggal, Direktorat
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Direktorat Pengembangan
Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Direktorat Peningkatan Sarana dan
Prasarana dan Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal.
24
bahwa pengelompokan fungsi Sekretariat Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal terdiri atas:
25
b. kelompok substansi pengelolaan keuangan dan barang milik
negara;
Kelompok substansi pengelolaan keuangan dan barang milik
negara mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan pembinaan
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan dan barang milik Negara Direktorat Jenderal,
dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Koordinasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan;
2. Koordinasi pemindahtanganan BMN;
3. Penyusunan Laporan Keuangan;
4. Penyelesaian Temuan BPK dan Audit Kinerja APIP.
c. kelompok substansi pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-undangan;
Kelompok substansi pembinaan hukum dan koordinasi
penyusunan peraturan perundang-undangan mempunyai tugas
melaksanakan pemberian pelayanan fungsional dalam
pelaksanaan pembinaan hukum dan koordinasi penyusunan
peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum Direktorat
Jenderal, dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Sosialisasi, integrasi dan sinkronisasi peraturan perundang-
undangan lingkup PPDT;
2. Penyusunan Perdirjen untuk layanan ketusian setditjen;
3. Sosiasliasi penyusunan dokumen kerjasama;
4. Sosialisasi mekanisme pendampingan hukum;
5. Koordinasi PIPK;
6. Penyulihan, konsultasi, investigasi perkara, mediasi,
negoisasi dan penampingan hukum.
d. kelompok substansi pengelolaan urusan kepegawaian;
Kelompok substansi pengelolaan urusan kepegawaian
mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan fungsional
26
dalam pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian Direktorat
Jenderal, dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Pembuatan database pegawai (PNS dan Non PNS), profiling
pegawai;
2. Evaluasi Kinerja secara berkala untuk peningkatan RB;
3. Pelatihan Tematik untuk pengembangan kapasitas pegawai;
4. Pengelolaan PPNPN.
e. kelompok substansi pembinaan organisasi, tata laksana dan
reformasi birokrasi.
Kelompok substansi pembinaan organisasi, tata laksana dan
reformasi birokrasi mempunyai tugas memberikan pelayanan
fungsional dalam pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi penerapan
dan pengembangan organisasi, pengembangan tata laksana, dan
penerapan reformasi birokrasi, serta pelaksanaan urusan tata
persuratan dan kearsipan Direktorat Jenderal, dengan kegiatan
sebagai berikut:
1. Sosialisasi Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG);
2. Reviu Analisa Jabatan dan penyusunan Analis Beban Kerja;
3. Reviu Bisnis Proses dan struktur kelembagaan;
4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RB;
5. Penyusunan RTP dan pemetaan Resiko Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal;
6. Penataan, pemeliharaan dan pengembangan kearsipan.
27
Tabel 3.2
Susunan Organisasi JPT Pratama dan Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Substansi Sub Kelompok Substansi
penyusunan kebijakan, penyusunan kebijakan teknis, rencana, program dan
rencana, program, evaluasi, anggaran
dan pelaporan
pengelolaan data dan informasi
28
perkantoran, pengalokasian honor satker (KPA, PPSPM, Bendahara Gaji,
UKPBJ), layanan pimpinan, dan operasional lainnya.
29
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 4.1
Target Kinerja Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Indikator Target
Tujuan/Sasaran
No Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
Strategis
Utama
1 Terwujudnya Nilai SAKIP 80 80 85 90 95
Ditjen Ditjen
Percepatan Percepatan
Pembangunan Pembangunan
Daerah Daerah
Tertinggal yang Tertinggal
bersih, akuntabel
dan berkinerja
tinggi
Meningkatnya Persentase 80% 80% 84% 88% 90%
kualitas Nilai Hasil
reformasi Penilaian
birokrasi dan Mandiri
30
Indikator Target
Tujuan/Sasaran
No Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
Strategis
Utama
kapasitas Pelaksanaan
organisasi Ditjen Reformasi
Percepatan Birokrasi
Pembangunan (PMPRB) di
Daerah Ditjen
Tertinggal Percepatan
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
Terselesaikannya Persentase 70% 70% 71% 72% 73%
tindak lanjut rekomendasi
temuan hasil hasil
pemeriksaan pemeriksaan
eksternal dan eksternal dan
Aparat Pengawas APIP lingkup
Internal Ditjen
Pemerintah Pembangunan
(APIP) Daerah
Tertinggal
yang
ditindaklanjuti
(Sistem
Pengendalian
Internal dan
Kepatuhan
terhadap
Perundang-
undangan)
sumber: Renstra Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi (2020)
31
Sebagaimana yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, dalam
upaya pencapaian target kinerja Sekretariat Ditjen PPDT 2020-2024,
terdapat 1 (satu) program yaitu Program Dukungan Manajemen. Terdapat
3 (tiga) sasaran program yang ekuivalen dengan sasaran strategis
kementerian yaitu 1) Terwujudnya Ditjen Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi, 2)
Meningkatnya kualitas reformasi birokrasi dan kapasitas organisasi
Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, dan 3)
Terselesaikannya tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan eksternal dan
Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Adapun Output program ini
ada 4, yaitu:
32
Tabel 4.2
Target Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen
Kode Sasaran Target Target Target Target Target
Kegiatan/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Kinerja Kegiatan
01 Meningkatnya kualitas reformasi birokrasi dan kapasitas organisasi
Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
a Persentase Nilai Hasil 80 80 84 88 90
Penilaian Mandiri
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
(PMPRB) di Ditjen
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
b Persentase Pejabat 20 30 50 65 80
Pimpinan Tinggi dan
Pejabat Administrasi
di lingkungan Ditjen
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal yang
mengikuti
pengembangan
kompetensi per tahun
c Persentase pejabat 20 25 43 58 80
fungsional di
lingkungan Ditjen
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal yang
mengikuti
33
Kode Sasaran Target Target Target Target Target
Kegiatan/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Kinerja Kegiatan
pengembangan
kompetensi per tahun
02 Terwujudnya Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal yang
bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi
a Kesesuaian atas 4 4 4 4 4
Penyajian Laporan
Keuangan dan BMN
Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah
(SAP) dari hasil
evaluasi Aparat
Pengawas Intern
Pemerintah (APIP)/Tim
Penilai PIPK UKE I
b Nilai SAKIP Ditjen 81 81 82 83 84
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
c Nilai Kinerja atas 85 85 86 87 88
Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran
Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
d Nilai atas Indikator 87 87 88 89 90
Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Ditjen
34
Kode Sasaran Target Target Target Target Target
Kegiatan/Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Kinerja Kegiatan
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
e Tingkat penerapan 3 3 3,1 3,2 3,4
pengendalian intern
Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
03 Terwujudnya pelayanan publik Ditjen Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal yang berkualitas
a Tingkat kepuasan 3 3 3,1 3,2 3,4
aparatur lingkup
Ditjen Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal atas
pelayanan teknis dan
dukungan manajemen
04 Tersedianya dokumen rencana Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal
a Jumlah bahan 2 2 2 2 2
kebijakan dan regulasi
Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal yang
ditetapkan
sumber: Ditjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (2021)
35
4.2. Kerangka Pendanaan
36
Tabel 4.2
Kerangka Pendanaan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
37
KEGIATAN/ Alokasi Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
NO Kebutuhan 2023
URAIAN 2020 2021 2022 2024
38
BAB V
PENUTUP
39
-1-
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL TENTANG RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT PENYERASIAN RENCANA DAN PROGRAM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN
2020-2024.
KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Direktorat Penyerasian Rencana dan
Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-
2024 yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Penyerasian
Rencana dan Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal,
sebagai dokumen perencanaan Direktorat Penyerasian Rencana dan
Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-
2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Renstra Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal berisi kondisi umum, potensi dan
permasalahan, visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan
strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja,
dan kerangka pendanaan, yang disusun dengan mempedomani
Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun 2020-2024.
KETIGA : Renstra Direktorat Penyerasian Rencana dan Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal wajib menjadi acuan dalam:
a. penyusunan kebijakan Direktorat Penyerasian Rencana dan
Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk
periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2020 sampai dengan
tahun 2024;
b. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Penyerasian
Rencana dan Program Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal;
c. penyusunan kebijakan strategis di lingkungan Direktorat
Penyerasian Rencana dan Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal;
d. penyusunan kebijakan strategis lainnya di lingkungan Direktorat
Penyerasian Rencana dan Program Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024.
-3-
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, September 2021
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT
PENYERASIAN RENCANA DAN PROGRAM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL TAHUN 2020-2024
RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT PENYERASIAN RENCANA DAN PROGRAM
PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TAHUN 2020-2024
SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.2. Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
2.2. Misi
2.3. Tujuan
2.4. Sasaran
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Percepatan Pembangunan Daerah
Tertinggal
3.3. Kerangka Regulasi
3.4. Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
4.2. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
-5-
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Capaian Target Kinerja Pembangunan Daerah Tertinggal
Tahun 2015-2019
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL
1 Mengentaskan Kab 80 62 Fungsi Kementerian
Kabupaten Desa, PDT, dan
Daerah Tertinggal Transmigrasi dalam
2 Meningkatkan % 6,9-7,1 5,33 percepatan
pertumbuhan pembangunan daerah
ekonomi di tertinggal lebih kepada
daerah tertinggal aspek koordinasi dan
integrasi kebijakan,
3 Menurunkan % 15-15,5 17,41
program, dan
persentase
pelaksanaan sehingga
penduduk miskin
pencapaian kinerja
di daerah
sangat dipengaruhi
tertinggal
oleh dukungan
4 Meningkatan Poin 62,7 61,23 program dan anggaran
Indeks K/L/D/M.
Pembangunan
Manusia (IPM) di
daerah tertinggal
sumber: Perpres 17 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendesa PDTT Tahun 2020-2024
Tabel 1.2
Indikator Yang Menjadi Ketertinggalan Utama
Pada Kabupaten Tidak Entas
Tabel 1.3
Daerah Tertinggal Yang Terentaskan
Tahun 2015-2019
Tabel 1.5
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
Gambar 1.2
POSISI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN TAHUN 2020-2024
Tabel 1.6
Potensi Daerah Tertinggal 2020-2024
Papua Mamberamo Perikanan tangkap, palawija Didominasi oleh industri kecil dan Danau Bira
Raya dan holtikutura rumah tangga.
Papua Mamberamo Palawija dan buah merah pengolahan kayu dan peternakan Hutan Hujan Tropis, dan
Tengah Studi flora-fauna
Papua Mappi a. Perikanan tangkap 3.064 hanya ada industri kecil formal dan Rumah Pohon Suku
ton nonformal Koroway
b. Kelapa 811,6 ha
c. Pisang 113 ha
d. Sagu
Papua Nabire a. Ubi Kayu 2.205 ha industri kecil di sektor pangan Hiu Paus di Kwatisore,
b. Padi 4.285 ha Pantai Pulau Ahe, dan
c. Perikanan Tangkap Pantai Gedo
12.710 ton
- 19 -
Papua Barat Teluk a. Perikanan Tangkap sektor industri kecil dan menengah Taman Laut Teluk
Wondama b. Ubi Kayu 88 ha berupa industri olahan/kerajinan Cendrawasih
c. Petsai 56 ha
d. Rumput laut
Papua Barat Manokwari a. Kelapa 155 ha 5 unit usaha minuman ringan Gunung Botak, Pantai Syari,
Selatan b. Kakao 1.925 ha Pantai Dosa, Air Terjun
c. Pala 131 ha Neney, Danau Anggi Gida
Giji
- 21 -
Nusa Belu a. Padi 6.949 ha Pengembangan Industri Kecil Hasil Air Terjun Mauhalek, Fulan
Tenggara b. Jagung 14.721 ha Pertanian dan Kehutanan (IPHK), dan Fehan, Kolam Susuk,
Timur c. Perikanan Tangkap 1.513 Industri Aneka Benteng Ranu Hitu
ton
d. Sapi 69.621 ekor
e. Kopi 212 ha
Nusa Kupang a. Padi 22.743 ha Pada tahun 2016, terdapat 71 Pantai Tablolong, Air Terjun
Tenggara b. Jagung 23.851 ha industri di Kabupaten Kupang yang Tesbatan, Air Terjun Oenesu
Timur c. Kelapa 7.987 ha terdiri dari 2 industri besar sedang,
d. Sapi 586.717 ekor 27 industri kecil dan 42 industri
e. Pisang 4.567 ton kerajinan rumah tangga.
Berdasarkan sub sektornya industri
di kabupaten ini didominasi industri
kayu, bambu, rotan, rumput dan
sejenisnyatermasuk perabot rumah
tangga
- 22 -
Nusa Malaka a. Palawija 22.843 ha industri kecil dan mikro dengan jenis Pantai Motadikin, Pantai
Tenggara b. Padi 7.659 ha kegiatan berupa industri hasil Wemasa, Cagar Alam
Timur pertanian dan kehutanan Maubesi, dan Bukit Cinta
Malaka
Nusa Manggarai a. Kopi 14.948 ha palig besar pada industri hasil Danau Ranameso, Pantai
Tenggara Timur b. Palawija 3.762 ha pertanian dan kehutanan Liang Bala, Danau Rana
Timur c. Kakao 3.505 ha Tonjong, dan Air Terjun Radi
d. Padi 2.127 ha Ntangis
Nusa Rote Ndao a. Padi 21.598 ha paling besar pada industri makanan, Pantai Nembrala, Pantai
Tenggara b. Jagung 4.910 ha minuman, dan sandang Boa, Bukit Mandoo, Pantai
Timur c. Bawang Merah 283 ha Oeseli
d. Perikanan Tangkap 3.361
ton
e. Perikanan Budidaya 5,49
ton
- 23 -
Maluku Kepulauan Aru a. Kelapa 1.328 ha didominasi oleh industri yang Pantai Batu Kora, Pantai
b. Padi 11 ha berkaitan dengan kelautan seperti Wamar, Desa Koba
c. Ketela Pohon 73 ha budidaya mutiara, budidaya ikan, Kepulauan Aru dan Pantai
d. Babi 4.376 ekor galangan kapal dan lainnya Kora Evar
Maluku Maluku Barat a. Ketela Pohon 600 ha didominasi oleh industri nonformal Danau Tihu, Pantai Nusiata
Daya b. Jagung 3.077 ha seperti sandang, dan kulit, makanan – Pulau Wetang, Air Terjun
c. Kelapa 5.299 ha dan minuman, kerajinan umum dan Regoha dan Underwater
d. Cengkeh 74,9 ha lainnya Welora-Dawelor
Maluku Maluku a. Kelapa 25.889 ha industri mikro dan industri kecil yang Pantai Matakus, Pantai
Tenggara Barat b. Ubi 917 ha bergerak dalam bidang makanan, Weluan, Batlosa-Desa
c. Petsai 113 ha minuman, tembakau, tekstil, dan Latdalam dan Mata Air
d. Kakao 11 ha lainnya Bomaki
- 25 -
Maluku Utara Pulau Taliabu a. Kelapa 31.394 ha Wisata Bawah Laut Pulau
b. Kakao 1.179 ha Samada Besar, Pulau Seho,
c. Perikanan Tangkap Pulau Limbo, dan Pantai
231.629 ton Tikong
- 26 -
b. Permasalahan
Penyelanggaraan percepatan pembangunan daerah tertinggal tahun
2020-2024 memiliki permasalahan dan tantangan dari berbagai aspek, di
antaranya yaitu kesenjangan pembangunan antarkabupaten daerah
tertinggal. Kondisi 62 (enam puluh dua) kabupaten daerah tertinggal
tahun 2020-2024 saat ini berdasarkan capaian tahun 2019 indikator
makro Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rata-rata daerah tertinggal
yaitu 58,91 (lima puluh delapan koma sembilan satu) dan nasional yaitu
71,92 (tujuh puluh satu koma sembilan dua) sedangkan daerah tertinggal
yang telah terentaskan tahun 2019 relatif lebih baik dengan IPM sebesar
65,64 (enam puluh lima koma enam empat). Persentase Penduduk Miskin
(PPM) daerah tertinggal pada tahun 2019 yaitu 25,85% (dua puluh lima
koma delapan lima persen) jauh lebih tinggi dari angka daerah tertinggal
yang telah terentaskan tahun 2019 yaitu 14,01% (empat belas koma nol
satu persen) dan nasional yaitu 9,22% (sembilan koma dua dua persen).
Gambar 1.3
Grafik Capaian Indikator Makro Daerah Tertinggal Tahun 2019
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN Tahun 2020-2024 adalah
mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Visi Presiden dan Wakil Presiden
untuk dapat mencapai Visi pembangunan Indonesia adalah:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”. Adapun visi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
tahun 2020-2024 adalah: “Terwujudnya perdesaan yang memiliki
keunggulan kolaboratif dan daya saing secara berkelanjutan dalam
Mendukung Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong”.
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan kawasan
transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan saling
menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki ketahanan
ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya baik
di tingkat regional maupun internasional.
e. Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,
berlandaskan gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil
- 30 -
2.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2020-2024 sesuai dengan visi
dan misi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, sebagai berikut:
1. Mendorong terwujudnya desa berkembang dan mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
kawasan perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
3. Berkurangnya jumlah daerah tertinggal.
4. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan sistem
pengembangan dalam mendukung pertumbuhan wilayah.
5. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
6. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
7. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang agile, efektif, efisien dan
terpercaya.
Berkurangnya jumlah daerah tertinggal, juga diharapkan mampu
untuk dapat mencapai tujuan lainnya secara simultan, yaitu:
1. Mendorong terwujudnya desa berkembang dan mandiri, serta
kolaborasi perdesaan dengan perkotaan melalui pengembangan
kawasan perdesaan secara berkelanjutan.
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya investasi di desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
3. Terwujudnya kawasan transmigrasi sebagai satu kesatuan sistem
pengembangan.
4. Meningkatnya kualitas implementasi kebijakan dalam pengembangan
daya saing melalui kreativitas dan teknologi berbasis ilmu
pengetahuan, data dan informasi dalam pembangunan desa dan
perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
5. Terwujudnya sumber daya manusia yang unggul dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.
- 32 -
Tabel 2.1
Proyeksi Sasaran Daerah Tertinggal Entas Tahun 2020-2024
Keterangan :
*) 25 Kabupaten target di RPJMN 2020-2024
- 33 -
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Tabel 3.1
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Tahun 2020-2024
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online
melalui model Akademi Desa 4.0
Mengembangkan pendidikan
berbasis keterampilan dan
kewirausahaan
Mengembangkan system
pembelajaran berbasis online
melalui model Akademi Desa 4.0
- 35 -
Meningkatkan ketersediaan
prasarana teknologi telekomunikasi
Pengembangan e-commerce, e-
logistic dan fintech di perdesaan
melalui Desa Digital
Meningkatkan keterpaduan
perencanaan, pemrograman dan
penganggaran, monitoring dan
evaluasi
Melanjutkan pembangunan
Kawasan Perdesaan dan Kawasan
Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)
Meningkatkan dukungan
manajemen
Gambar 3.1
Strategi dan Kolaborasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Tahun 2020-2024
Tabel 3.2
Regulasi Yang Diperlukan Untuk mendukung
Pelaksanaan Renstra Ditjen PPDT
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
Target
Kebutuhan
No. Urgensi Pembentukan Penyelesaian
Regulasi
(Tahun)
Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal
Gambar 3.2
Proses Bisnis Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
- 52 -
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
- 53 -
Gambar 3.4
Struktur Organisasi dan Penanggung Jawab Kegiatan
Direktorat Penyerasian Rencana dan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
DIREKTORAT
PENYERASIAN
RENCANA DAN
PROGRAM PPDT
SUB BAGIAN
TATA USAHA
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 4.1
Target Kinerja Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Indikator Target
Tujuan/Sasaran
No Kinerja 2020 2021 2022 2023 2024
Strategis
Utama
1 Berkurangnya Berkurangn 62 N/A N/A N/A 37 (25
jumlah daerah ya jumlah Kab.
tertinggal daerah Entas)
tertinggal
Menurunny 26,1 25,29 24,8 24,26 23,75
a penduduk
miskin di
daerah
tertinggal
(%)
Tabel 4.2
Target Kinerja Kegiatan
Penyerasian Rencana dan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Sasaran Kegiatan /
Target Target Target Target
Kode Indikator Kinerja
2021 2022 2023 2024
Kegiatan
01 Tersedianya penyerasian rencana dan program
percepatan pembangunan daerah tertinggal
a Persentase afirmasi 65 70 75 80
rencana
program/kegiatan
Unit Kerja Internal
Kemendesa PDTT
yang dialokasikan di
daerah tertinggal
sesuai dengan
dokumen
Perencanaan PPDT
- 56 -
Sasaran Kegiatan /
Target Target Target Target
Kode Indikator Kinerja
2021 2022 2023 2024
Kegiatan
b Persentase afirmasi 60 70 75 80
rencana
program/kegiatan
K/L/D/M yang
dialokasikan di
daerah tertinggal
sesuai dengan
dokumen
Perencanaan PPDT
c Jumlah dokumen 1 1 1 1
hasil evaluasi
penyelenggaraan
Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal
d Jumlah bahan 5 4 5 5
kebijakan dan
regulasi Percepatan
Pembangunan
Daerah Tertinggal
yang ditetapkan
sumber: Ditjen PPDT (2021)
- 57 -
Tabel 4.3
Kerangka Pendanaan Kegiatan Penyerasian Rencana dan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Penyerasian
Rencana dan
Program
1 Percepatan 12.646.674.000 8.911.341.000 9.491.377.000 10.109.168.000
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
BAB V
PENUTUP
RENCANA STRATEGIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya Rencana Strategis (Renstra)
Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkugan,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Dengan tersusunnya Rencana Strategis ini, maka Direktorat
Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan memiliki
acuan dalam penyusunan kebijakan Penyerasian Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan Lingkungan untuk kurun waktu 4 tahun ke depan.
Selain itu Rencana Strategis ini juga dapat memberikan arah dan
sebagai pedoman strategis bagi seluruh pemangku kebijakan dan
pemangku kepentingan dalam Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana
Strategis ini mulai dari pengumpulan data hingga tersusunnya Rencana
Strategis Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Kami juga menyadari Rencana Strategis ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Rencana
Strategis Direktorat Penyerasian Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan.
DIREKTUR
PENYERASIAN PEMANFAATAN
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
1.2. Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
2.2. Misi
2.3. Tujuan
2.4. Sasaran
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Penyerasian
Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
3.2. Kerangka Regulasi
3.3. Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
4.2. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
-1-
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBANGUNAN
DAERAH
TERTINGGAL
1 Mengentaskan Kab 80 62 Fungsi Kementerian
Kabupaten Desa, PDT, dan
Daerah Tertinggal Transmigrasi dalam
2 Meningkatkan % 6,9-7,1 5,33 percepatan
pembangunan daerah
pertumbuhan tertinggal lebih kepada
ekonomi di aspek koordinasi dan
daerah integrasi kebijakan,
tertinggal program, dan
pelaksanaan sehingga
3 Menurunkan % 15-15,5 17,41 pencapaian kinerja
persentase sangat dipengaruhi
penduduk oleh dukungan
miskin di program dan anggaran
K/L/D/M.
daerah
tertinggal
Meningkatan Poin 62,7 61,23
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
di daerah
tertinggal
sumber: Permendesa nomor 17 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendesa PDTT Tahun
2020-2024
Daerah Induk
No. Daerah Otonom Dasar Hukum
Baru
Provinsi Kabupaten
(Kabupaten)
Papua Manokwari No. 23 Tahun 2012
1 Manokwari
Barat
Selatan
Papua Manokwari No. 24 Tahun 2012
2 Pegunungan
Barat
Arfak
sumber: Ditjen PDT (2020)
Tabel 5
Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
Gambar 2
POSISI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN TAHUN 2020-2024
b. Permasalahan
1. Sumber Daya Air
- 11 -
2. Lahan Kritis
Luas lahan kritis (menurut kriteria sangat kritis dan kritis) pada
tahun 2006 adalah seluas 30,19 juta hektar, kemudian dengan
berhasilnya kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan, maka pada
tahun 2011 luasnya menurun menjadi 27,29 juta hektar,
bahkan semakin menurun menjadi 24,30 juta hektar pada
tahun 2013. Walaupun jumlah lahan kritis terus menurun,
tetapi jumlahnya masih cukup luas yaitu 14,006 juta hektar
pada tahun 2018. Tren penurunan lahan kritis yang telah
dicapai sampai dengan tahun 2018 ini, sesungguhnya bukan
semata-mata hasil intervensi dalam bentuk program,
melainkan adanya perubahan metode perhitungan kondisi
lahan kritis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rinciannya
disajikan pada tabel dibawah ini.
- 12 -
Tabel 6
Tren Penurunan Lahan Kritis dari Tahun 2006 hingga Tahun 2018
3. Bencana alam
Bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia selama kurun
waktu 2008- 2016, adalah bencana yang terkait dengan
Hidrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca dan
aliran permukaan, meliputi bencana hidrologi (62,5%), diikuti oleh
bencana meteorologi (27,6%), bencana klimatologi (8,8%), dan
bencana geofisik (1,1%). (www.bnpb.go.id). Kemudian, sepanjang
tahun 2017, terdapat 2.341 kejadian bencana dengan rincian
sebagaimana Tabel berikut:
- 13 -
Tabel 7
Kejadian Bencana sepanjang Tahun 2017
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
Visi pembangunan Indonesia pada RPJMN Tahun 2020-2024
adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,
dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Visi Presiden dan
Wakil Presiden untuk dapat mencapai Visi pembangunan Indonesia
adalah: “Terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”. Adapun visi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2020-2024
adalah: “Terwujudnya perdesaan yang memiliki keunggulan
kolaboratif dan daya saing secara berkelanjutan dalam Mendukung
Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong-Royong”.
Pengertian dari visi tersebut adalah:
a. Perdesaan adalah wilayah desa, kawasan perdesaan, dan kawasan
transmigrasi baik di daerah tertinggal maupun di daerah tidak
tertinggal yang menjadi urusan pemerintahan serta menjadi
kewenangan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi.
b. Keunggulan Kolaboratif adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan memiliki kemampuan untuk membentuk kemitraan
dengan wilayah/kawasan lainnya yang efektif, bermanfaat, dan
saling menguntungkan untuk lebih meningkatkan keunggulan
daya saing.
c. Berkelanjutan adalah pembangunan desa, kawasan perdesaan,
kawasan transmigrasi dan daerah tertinggal yang memiliki
ketahanan ekonomi, sosial dan ekologi yang sejalan dengan arah
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs).
d. Keunggulan Daya Saing adalah kondisi yang diharapkan agar
perdesaan di Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai tambah dibandingkan dengan negara lainnya
baik di tingkat regional maupun internasional. e. Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan
gotong-royong: merupakan visi Presiden dan Wakil Presiden yang
wajib didukung oleh visi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi.
- 16 -
2.4. Sasaran
Sasaran strategis percepatan pembangunan daerah tertinggal
2020-2024 dalam rangka mencapai tujuan berkurangnya jumlah
daerah tertinggal, yaitu:
1. Mengentaskan 25 kabupaten dari 62 kabupaten daerah tertinggal
di tahun 2024 (Tabel 6).
2. Menurunnya penduduk miskin di daerah tertinggal sebesar 23,5-
24 %.
3. Meningkatnya rata-rata IPM di daerah tertinggal menjadi 62,2-62,7.
4. Terlaksananya pembinaan kepada 62 kabupaten daerah tertinggal
entas tahun 2015-2019.
- 19 -
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Tabel 8
Susunan Organisasi JPT Pratama
dan Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 3
Struktur Organisasi Direktorat Penyerasian Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Direktur Penyerasian
Pemanfaatan Sumber
Daya Alam dan
Lingkungan
Kelompok Substansi
Kelompok Substansi Kelompok Substansi Kelompok Substansi
Penyerasian Pemenfaatan
Penyerasian Pemanfaatan Penyerasian Pengelolaan Penyerasian Adaptasi Iklim dan
Sumber Daya Alam Non
Sumber Daya Alam Terbarukan Kebencanaan Pengelolaan Lingkungan
Terbarukan
- 24 -
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Tabel 9
Target Kinerja Direktorat Penyerasian Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
1. Kordinasi
Jumlah Masyarakat di
Daerah Tertinggal yang
Ditingkatkan Kapasitasnya 80
b. - - -
Dalam Pengelolaan Sampah Orang
Berbasis Komunitas
Jumlah Masyarakat Di
Daerah Tertinggal Yang
Ditingkatkan Kapasitasnya 60
d. - - -
Dalam Pengembangan Orang
Perhutanan Sosial
Jumlah Masyarakat di
Daerah Tertinggal Yang
Ditingkatkan Kapasitasnya
40
e. Dalam Pengembangan - - -
Orang
Pertanian Terpadu
(intergrated farming)
Jumlah Masyarakat Di
Daerah Tertinggal yang 50
f. - - -
ditingkatkan Kapasitasnya Orang
dalam Penguatan Mitigasi
- 26 -
Jumlah Masyarakat di
Daerah Tertinggal yang
120 135 150
h. Ditingkatkan Kapasitasnya -
orang orang orang
dalam Pengelolaan Kawasan
Mangrove dan Pesisir
Tabel 10
Kerangka Pendanaan Kegiatan Direktorat Penyerasian Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sasaran Kegiatan / Indikator Kinerja Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Kode
Kegiatan 2021 2022 2023 2024
Terpenuhinya keserasian pelaksanaan pemanfaatan SDA dan pelestarian lingkungan daerah tertinggal
1. Kordinasi
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR
PARAF KOORDINASI PENYERASIAN PEMANFAATAN
Sesditjen PPDT SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Dir. PRP3DT
Dir. P2SBK
Dir. P2SP
Dir. P2SDAL
Dir. P2DK Dr. SUMARLAN, S.Pd., M.Si
NIP. 19690305 199503 1 003