Anda di halaman 1dari 9

Jenis-Jenis Pergeseran Makna

Proses pergeseran makna dibagi menjadi beberapa jenis yaitu pergeseran makna meluas,
menyempit, membaik, memburuk, persamaan sifat, dan pertukaran tanggapan. Berikut adalah
penjelasan dari setiap jenisnya:

1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi lebih
luas jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran
makna generalisasi antara lain:

Kata Makna Dulu Makna Sekarang


Ibu Sebutan orang tua wanita Sebutan wanita yang lebih tua/dihormati
Kepala Bagian tubuh Ketua / Pemimpin
Jurusan Arah tujuan yang hendak ditempuh spesialisasi bidang pendidikan

2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru menjadi lebih
sempit jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang mengalami pergeseran
makna spesialisasi antara lain:

Kata Makna Dulu Makna Sekarang


Sarjana Orang yang pandai Orang yang lulus strata-1
Madrasah Sekolah Sekolah berasas Islam
Guru mengajarkan sesuatu pengajar di sekolah

3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih baik atau lebih tinggi jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna ameliorasi antara lain:

Kata Dulu Kata Sekarang


Buta Tuna netra
Perempuan Wanita
Beranak Melahirkan

4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan lebih
buruk atau lebih rendah jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna peyorasi antara lain:

Kata Dulu Kata Sekarang


Pergi Kabur
Hamil Bunting
Sekelompok Gerombolan

5. Persamaan Sifat (Asosiasi)


Asosiasi adalah proses pergeseran makna secara kiasan. Berikut adalah beberapa contoh kata-
yang mengalami proses asosiasi:

Kata Makna sebenarnya Makna kiasan


Amplop Tempat surat Uang Sogokan
Kursi Tempat duduk Jabatan
Parasit Jenis tumbuhan Orang yang merugikan

6. Pertukaran Tanggapan (Sinestesia)


Sinestesia adalah proses pergeseran makna yang berkaitan dengan konteks alat indera sebagai
penerimanya. Berikut adalah beberapa contoh kata yang mengalami proses sinestesia:

Kata Indera 1 Indera 2 Contoh Kalimat


Manis Perasa Penglihatan Gadis desa itu manis sekali
Pedas Perasa Pendengaran Perkataannya sangat pedas di telinga
Sedap Perasa Pendengaran Suaranya sangat sedap di dengar

Contoh Pergeseran Makna

Setelah membahas mengenai jenis-jenis pergeseran makna dan beberapa contoh singkat diatas, di
bawah ini diberikan lagi contoh kata yang mengalami pergeseran makna dan contohnya dalam
kalimat.

1. Generalisasi

Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses generalisasi:

Kata Kalimat Makna


Rani merelakan warisannya untuk kedua kakak saudara sekandung yang
Kakak
perempuannya. lebih tua
Jika ada materi yang belum jelas kalian dapat bertanya pada
orang yang lebih tua
kakak senior di kampus ini.
Kemudi Ayah memegang kemudi mobil secara hati-hati. setir kendaraan
Kemudi pemerintahan harus dipegang oleh orang jujur. kepemimpinan
Ibu menyebar benih cabai dan kacang-kacangan di halaman
Benih bibit tumbuhan
belakang.
Pertengkaran ini menjadi benih perceraian kami. penyebab, awal mula

2. Spesialisasi

Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses spesialisasi:

Kata Kalimat Makna


Aneka bunga ini menghasilkan bau yang beraneka ragam semua jenis wangi-
Bau
pula. wangian
Bau sekali bajumu ini! bau/aroma tidak enak
Semua orang dapat berpartisipasi sebagai pembantu semua orang yang
Pembantu
pembangunan Masjid An Nur. membantu
Sekarang sedang marak berita tentang pembantu yang disiksa
asisten rumah tangga
majikannya.
Nelayan membutuhkan motor untuk mempermudah
Motor alat penggerak
menggerakkan kapal mereka.
Kakak minta dibelikan motor oleh ayah. sepeda motor

3. Ameliorasi

Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses ameliorasi:

Kata Kalimat
Perempuan – Wanita Perempuan harus berani memperjuangkan hak-haknya.
Wanita harus berani memperjuangkan hak-haknya.
Bui – Lembaga Setelah bebas dari bui, mantan narapidana masih harus mendapat
Permasyarakatan sanksi dari masyarakat.
Setelah bebas dari lembaga permasyarakatan, mantan narapidana
masih harus mendapat sanksi dari masyarakat.
Pelacur – Wanita Tuna Keputusannya menjadi pelacur murni karena kondisi ekonomi
Susila keluarganya.
Keputusannya menjadi wanita tuna susila murni karena kondisi
ekonomi keluarganya.

4. Peyorasi

Berikut adalah contoh kata yang mengalami proses peyorasi:

Kata Kalimat
Meninggal – Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api dinyatakan meninggal
Mati dalam perjalanan ke rumah sakit.
Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api dinyatakan mati dalam
perjalanan ke rumah sakit.
Menikah –
Randy memutuskan untuk menikah karena paksaan kedua orangtuanya.
Kawin
Randy memutuskan untuk kawin karena paksaan kedua orangtuanya.
Talak – Cerai Anto mengucapkan kata talak kepada istrinya karena sedang marah besar.
Anto mengucapkan kata cerai kepada istrinya karena sedang marah besar.

5. Asosiasi

Berikut adalah contoh kata yang mengalami asosiasi:

Kata Kalimat Makna


Pohon ini mati karena ada benalu yang menumpang
Benalu tanaman pengganggu
hidup.
tidak memberikan manfaat,
Tina tidak ingin menjadi benalu di rumah adiknya.
pengacau
Nasi di rumah ibu sampai menjamur karena tidak ada
Menjamur ditumbuhi jamur
yang memakannya.
Sekarang ini, handphone canggih sudah menjamur. ada di mana-mana
Adik membantu ibu mengocok telur yang akan
Mengocok mengaduk
digoreng.
membuat tertawa terpingkal-
Lawakannya berhasil mengocok perut penonton.
pingkal

6. Sinestesia

Berikut adalah contoh kata yang mengalami sinestesia:

Kalimat Keterangan
Walaupun sudah berumur, Kata “empuk” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba yang
suara Vina masih empuk di berarti lunak, akan tetapi pada kalimat tersebut berkaitan dengan
telinga. indera pendengaran yang berarti merdu.
Kata “ramai” sebenarnya berkaitan dengan indera pendengaran
Masakan pertamamu ini
yang berarti meriah, akan tetapi dalam kalimat tersebut berkaitan
ramai sekali rasanya.
dengan indera perasa yang berarti bermacam-macam.
Kata “garing” sebenarnya berkaitan dengan indera peraba yang
Leluconnya terasa garing
berarti renyah, akan tetapi dalam kalimat tersebut berkaitan dengan
bagi kami.
indera pendengaran yang berarti tidak menarik.

faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna diantaranya ialah :


a. Faktor Kebetulan

Faktor kebetulan maksudnya adalah perubahan atau pergeseran makna kata yang disebabkan
oleh makna kata yang ambigu pada kata itu sendiri. Hal ini menyebabkan makna kata dapat
mengalami perubahan makna yang lebih cepat jika dimasukkan ke dalam konteks kalimat.

Contoh :

Makna pada kata “rawan” adalah lembut, lembek, atau lunak. Saat ini makna kata “rawan”
bergeser menjadi “rentan” atau “berpotensi” pada kata rawan kecelakaan, rawan longsor, dan
lain sebagainya.

b. Faktor Perkembangan Zaman

Faktor pergeseran makna pada aspek ini disebabkan oleh adanya perkembangan zaman. Faktor
ini disebabkan dengan adanya regenerasi yang memaknai sebuah kata dengan makna yang
berbeda dengan generasi sebelum mereka.

Contoh :

Makna kata “jawara” dahulu dimaknai sebagai orang yang memiliki kekuatan dalam hal fisik.
Saat ini kata “jawara” lebih dimaknai sebagai pemenang atau juara dalam suatu kompetisi
tetentu.

c. Faktor Tabu

Pada aspek ini perubahan makna terjadi karena makna tabu yang dimiliki oleh suatu kata
sehingga berubah dengan penyesuaian adat dan ketentuan yang berlaku di masyarakat.

Contoh :

Misalnya pada kata “maling” dirasa kurang sopan dan tidak enak didengar. Oleh karenanya kata
tersebut diganti dengan kata “pencuri” dengan makna yang sama dengan kata sebelumnya.

d. Faktor Polysemy

Pada aspek ini pergeseran maka terjadi karena makna ganda yang terdapat pada suatu kata yang
menyebabkan pergeseran makna.

Contoh :

Pada kata “lempung” bermaknakan liat dan mudah dibentuk. Saat ini kata tersebut bergeser
maknanya menjadi tidak berguna dan mudah rapuh.

Macam-Macam Perubahan Makna


Perubahan makna dapat dikategorikan menjadi beberapa macam diantaranya ialah :

1. Perubahan Makna Generalisasi (perluasan)

Pergeseran makna generalisasi adalah perubahan makna menjadi lebih luas dibandingkan dengan
makna yang sebelumnya.

Contoh :

– Berlayar

Pada kata “berlayar” dahulu adalah suatu kegiatan melaut dengan menggunakan perahu layar.
Saat ini meskipun tidak menggunakan perahu layar, apapun yang berkenaan dengan pergi ke laut
disebut dengan “berlayar.”

– Papan

Makna kata “papan” kini juga meluas menjadi perwujudan dari harta benda dalam konteks
kalimat tertentu. Berbeda dengan sebelumnya, “papan” dimaknai hanya sebagai lempengan hasil
dari potongan kayu yang digunakan untuk bahan dasar bangunan.

– Jurusan

Makna kata “jurusan” dahulu hanyalah sebutan dari trayek sebuah angkutan umum. Kini jurusan
lebih umum digunakan sebagai spesialisasi konsentrasi keilmuan tertentu dalam sebuah
universitas.

2. Perubahan Makna Spesialisasi (menyempit)

Perubahan makna spesialisasi adalah kebalikan dari generalisasi yang pada katanya mengalami
perubahan makna menyempit dari makna sebelumnya. Contoh :

– Pembantu

Kata “pembantu” dahulu adalah kata yang dimanai sebagai siapa saja yang meringankan beban
orang lain atau suka membantu disebut dengan pembantu. Namun saat ini kata “pembantu”
mengalami penyempitan makna menjadi seorang yang berprofesi sebagai pembantu rumah
tangga.

– Guru

Guru dahulu dimaknai sebagai siapa saja yang mengajarkan atau membimbing seseorang. Saat
ini guru lebih dikenal sebagai profesi yang mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah.

3. Perubahan Makna Kata Ameliorasi


Perubahan makna kata ameliorasi adalah pergeseran terhadap makna kata yang berubah menjadi
lebih sopan atau lebih baik dari kata sebelumnya. Contoh :

– Buta

Kata “buta” memiliki makna seseorang yang memiliki kekurangan dalam penglihatannya.
Setelah diameliorasikan, kata “buta” berubah menjadi “tuna netra” dengan makna kata yang
sama.

– Bui

Kata “bui” setelah diameliorasikan berubah menjani “lembaga pemasyarakatan.”

4. Perubahan Makna Kata Peyorasi (Memburuk)

Perubahan makna kata peyorasi ialah pergeseran makna pada kata yang menyebabkan bentuk
kata berubah menjadi tidak enak diucapkan dan didengar. Contoh :

– Istri

Bentuk kata “istri” kini lebih sering di dengan dengan sebutan “bini.”

– Menurunkan

Pada kata “menurunkan” dalam konteks tertentu memiliki makna melepaskan jabatan pada
seseorang. Kini lebih populer dengan sebutan “melengserkan.”

5. Perubahan Makna Sinestesia (Pertukaran Makna)

Perubahan makna sinestesia adalah pertukaran makna yang terjadi pada kata yang berhubungan
langsung dengan panca indra manusia.

Contoh :

– Indah

Kata “indah” pada hakikatnya hanya bisa diinderakan oleh mata saja. Namun dalam konteks
kalimat, kata “indah” juga dapat diinderakan oleh indera lainnya. Misalnya pada kalimat, “luar
biasa, indah sekali suaranya.”

– Manis

Pada hakikatnya, kata “manis” hanya dapat diinderakan oleh indera pengecap. namun pergeseran
makna dapat terjadi apabila konteks kalimatnya seperti berikut ini :

“wanita itu sungguh manis dan cantik.”


6. Perubahan Makna Asosiasi

Perubahan makna asosiasi adalah pergeseran makna kata yang diakibatkan adanya persamaan
sifat antara fungsi sebenarnya pada kata dengan konteks yang melatarbelakanginya.

Contoh :

– Kursi

Kata “kursi” dimaknai sebagai suatu alat yang digunakan untuk duduk. Jika diasosiasikan
dengan konteks lainnya, maka kata “kursi” dapat dimaknai sebagai kedudukan, jabatan, atau
pangkat.

– Parasit

Kata “parasit” dimaknai sebagai suatu organisme yang menggantungkan hidupnya pada makhluk
hidup lainnya dan keberadaannya merugikan inang yang dihinggapinya. Kata “parasit” juga
dapat dimaknai sebagai seseorang yang hidupnya selalu menggantungkan hidup pada orang lain
dan secara bersamaan juga merugikan orang yang menjadi tempat ia bergantung tersebut.

1. Makna Denotasi

 Kambing Pak Hadi yang akan disembelih adalah kambing hitam yang mempunyai
kualitas yang baik.
 Tadi siang, aku memakan hati ayam di rumah makan itu.
 Kemarin, aku melihatnya memakai kemeja tangan panjang.
 Saat bermain bulu tangkis, tangan kanan Andri tiba-tiba terkilir.
 Peternakan itu merupakan peternakan sapi perah yang pernah ada.
 Bau kencur dari masakan itu begitu pekat tercium hidung.
 Cuci tanganlah dahulu sebelum menyantap makanan.
 Ibu membeli benang merah dari toko itu.
 Setelah selesai bersantap siang bersama di pinggir danau, kami pun lantas menggulung
tikar yang kami bawa itu.
 Ibu guru berujar bahwa kami harus mengangkat tangan kami jika ada hal yang hendak
ditanyakan soal mata pelajaran tersebut.
 Entah sejak kapan tulang punggungku terasa begitu sakit.
 Wahana paralayang itu sungguh menakjubkan saat diterbangkan ke angkasa, sehingga
aku pun menjadi lupa daratan karenanya.
 Meja hijau itu merupakan meja belajar Faris yang diberi cat berwarna hijau.

2. Makna Konotasi
 Pria itu dituduh sebagai kambing hitam pada kasus tersebut. (kambing hitam: orang yang
dianggap bersalah)
 Sikapnya kepadaku membuat aku makan hati karenanya. (makan hati: dongkol, kecewa)
 Si tangan panjang itu berhasil ditangkap dan dibawa langsung ke kantor polisi. (tangan
panjang: pencuri)
 Pria itu merupakan tangan kanan dari pak direktur. (tangan kanan: orang kepercayaan)
 Para buruh merasa bahwa perusahaan tempat mereka bekerja hanya menjadikan mereka
sebagai ssapi perah belaka. (sapi perah: orang yang dimanfaatkan oleh orang lain demi
sebuah keuntungan)
 Di perusahaan itu, aku hanyalah anak bau kencur belaka. (anak bau kencur: anak baru,
orang yang belum berpengalaman)
 Terkait masalah tersebut, pihak perusahaan justru malah bersikap cuci tangan. (cuci
tangan: tidak mau peduli dan bertanggung jawab atas suatu permasalahan)
 Film itu terasa kurang menarik karena benang merah antara satu adegan ke lain
adegannya sangatlah tidak padu. (benang merah: hubungan)
 Karena masalah ekonomi, perusahaan itu pun harus rela gulung tikar. (gulung tikar:
bangkrut)
 Aku tidak akan angkat tangan sebelum cita-citaku itu menjadi kenyataan. (cuci tangan:
menyerah)
 Sejak suaminya meningal, Bu Ningsih otomatis menjadi tulang punggung bagi ketiga
anaknya. (tulang punggung: tumpuan bagi orang lain)
 Kesuksesan instan yang dia peroleh membuat dirinya menjadi lupa daratan. (lupa
daratan: sombong; lupa diri)
 Kasus sengketa tanah itu telah dibawa ke meja hijau. (meja hijau: pengadilan)

Anda mungkin juga menyukai