Muhamad Haddin
Penghantar, kabel, dan kawat penghantar
• Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam
ataupun non logam yang bersifat konduktor atau
dapat mengalirkan arus listrik. Penghantar dapat
berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar.
• Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan
isolasi. Bila jumlah penghantar logam tadi lebih dari
satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi
dilengkapi lagi dengan selubung pelindung.
• Kawat penghantar ialah penghantar yang juga logam
tetapi tidak diberi isolasi. Contohnya ialah kawat
grounding pada instalasi penangkal petir atau kawat
penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan
menengah dan tinggi milik PLN .
Macam-macam kabel instalasi
• Kabel NYA
• Kabel NYM
• Kabel NYAF
• Kabel NYY
• Kabel NYFGbY/NYRGbY/NYBY
• Kabel NYCY
• Kabel BC
• Kabel AAAC
• Kabel ACSR
• Kabel ACAR
• Kabel NYMHYO
• Kabel NYMHY
Kabel listrik pada instalasi rumah
• Dalam instalasi listrik perumahan, paling tidak ada 3
jenis kabel listrik yang paling umum digunakan yaitu
kabel jenis NYA, NYM dan NYY.
• Istilah NYA, NYM dan NYY ini merupakan tata nama
atau nomenklatur pada kabel.
• PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun
2011) dalam lampiran C menjelaskan mengenai tata
nama (nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut,
kabel NYA, NYM dan NYY berarti kabel standar
berpenghantar tembaga (huruf “N”) dan berselubung
isolasi dari PVC (Poli Vinil Chlorid) (huruf “Y”).
Kabel NYA
• Gambar kabel NYA
Kode Angka :
1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung
dengan sumber listrik.
2 : Kabel 3 X 2,5 mm² terhubung
dengan jalur stopkontak baru.
3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung
dengan jalur stopkontak lama.
Kode Huruf :
A : Sambungan 3 kawat Hitam
B : Sambungan 3 kawat Biru
C : Sambungan 3 kawat Kuning
Menyambung kabel pada saklar lampu
Kode Angka :
1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan
sumber listrik / stopkontak.
2 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan
saklar tunggal.
3 : Kabel 2 x 1,5 penghubung
dengan lampu.
4 : Unit Lampu
Kode Huruf :
A : sambungan 2 kawat biru antara
kabel no. 1 dengan no. 3.
B : sambungan kawat hitam kabel
no. 1 dengan kawat biru no. 2.
C : sambungan 2 kawat hitam dari
kabel no. 2 dengan no. 3.
Kode Angka :
Skema sambungan kabel Saklar Ganda
1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik /
stopkontak.
2 : Kabel 3 x 1,5 terhubung dengan saklar ganda.
3 : Kabel 3 x 1,5 penghubung antara saklar dan sumber
listrik dengan pecahan dua sambungan kabel.
4 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan
lampu.
5 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan
lampu.
6 : Unit Lampu.
7 : Unit Lampu.
Kode Huruf :
A : sambungan 2 kawat biru dari kabel no. 1 dengan no.
3.
B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan kawat
biru kabel no. 2.
C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 2 dengan
no. 3.
D : sambungan 2 kawat kuning dari kabel no. 2 dengan
no. 3.
E : sambungan 3 kawat biru dari kabel no. 3 dengan no.
4 dan no. 5.
F : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 3 dengan
no. 4.
G : sambungan kawat kuning kabel no. 3 dengan kawat
hitam kabel no. 5.
Menggabungkan Dua Skema
Cara skema no. 1. : Unit stopkontak +
steker. Membuat jalur baru pada
jaringan kabel utama dengan unit
stopkontak diujung kabel. Awal
jaringan kabel lampu dipasangkan
steker untuk nantinya dicolokkan ke
stopkontak.
Cara skema no. 2. : Unit stopkontak +
timer + steker. Membuat jalur baru
pada jaringan kabel utama dengan
unit stopkontak di ujung kabel dan
dipasangkan timer. Awal jaringan
kabel lampu dipasangkan steker
untuk nantinya dicolokkan ke timer.
Cara skema no. 3. : Menyambung
langsung (melilitkan) kawat antar
kabel sesuai warna pembungkus
kawat. Kabel jaringan utama
diputuskan, kemudian kawat tembaga
kembali dililitkan bersama-sama
jaringan kabel lampu. Ini adalah cara
yang paling sering digunakan untuk
menyambung kabel di rumah-rumah
pada umumnya.
Merangkai
skema
untuk satu
lantai
Gambar ini adalah skema
sederhana contoh jaringan
kabel di satu rumah untuk
memenuhi kebutuhan sumber
listrik di 3 ruangan dalam
rumah dan 1 sumber listrik di
area luar rumah.
Skenario awal (Skenario 1 dalam kotak area garis
putus-putus) adalah kabel 3 x 2,5 mm dipasang
dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu area /
ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel
selalu dilengkapi dengan unit stopkontak 2
lubang. Maksudnya, agar setiap area / ruangan
memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk
kebutuhan lampu dan non-lampu. Setiap awal
jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan
steker untuk dicolokkan ke stopkontak. Hal yang
sama jika hendak membuat jaringan kabel
stopkontak tambahan untuk area / ruangan
tersebut. Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan
non-lampu memang sengaja dilakukan dengan
tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan
masing-masing perangkat di kemudian hari.
Demikian juga kondisinya dengan kabel jalur
utama.
Baru kemudian pada
skenario
berikutnya (Skenario 2
dalam kotak area garis
putus-putus) posisi
rumah lampu dan
stopkontak dalam
ruangan ditentukan. Jadi,
perencanaan jalur kabel,
titik lampu dan
stopkontak dilakukan
terbalik dari pemasangan
jalur kabel utama.
• Kapasitas kemampuan hantar arus dari unit
stopkontak dan steker juga harus diperhatikan
agar tidak menyebabkan panas berlebihan pada
kabel saat setelah jaringan sedang digunakan.
• Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada
rumah dengan kapasitas instalasi listrik terpasang
antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan
unit stopkontak dan steker yang banyak beredar
di pasaran dirancang dengan kemampuan
menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere (3500
Watt).
TUGAS