Anda di halaman 1dari 37

1 UU001T1970

5 UU006T1994
6 UU007T1981
7 UU007T2004
8 UU009T2008
9 UU011T1998
10 UU013T2003
11 UU014T1992
12 UU017T2004
13 UU018T1999
14 UU018T2008
15 UU019T1999
16 UU020T1999
17 UU021T1954
18 UU021T2000
19 UU022T2009
20 UU023T1948
21 UU023T1992
22 UU023T1997
23 UU024T2007
24 UU024T2011
25 UU032T2009
26 UU032T2014
27 UU036T2009
28 UU036T2014
29 UU040T2004
30 UU041T1999
31 UU046T2005
UU NO. 01 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
UU NO. 06 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (KONVENSI KERAN
UU NO. 07 TAHUN 1981 TENTANG WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN
UU NO. 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
UU NO. 09 TAHUN 2008 TENTANG PENGGUNAAN BAHAN KIMIA DAN LARANGAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEBAGAI SENJATA KIMIA
UU NO. 11 TAHUN 1998 TENTANG KETENAGAKERJAAN (PERUBAHAN BERLAKUNYA UU NO. 25 TAHUN 1997)
UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
UU NO. 17 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN KYOTO PROTOCOL TO THE UNITED NATIONS FRAMEWORK CONVENTION ON CLIMATE C
UU NO. 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI
UU NO. 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
UU NO. 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
UU NO. 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 138 CONCERNING MINIMUM AGE FOR ADMISSION TO EMPLOYME
UU NO. 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN
UU NO. 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH
UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
UU NO. 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN
UU NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
UU NO. 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UU NO. 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULAGAN BENCANA
UU NO. 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (PENGGANTI UU NO. 03 TAHUN 1992 TENTANG JAMSOSTE
UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
UU NO. 32 TAHUN 2014 TENTANG KELAUTAN
UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN (PENYEMPURNAAN DARI UU NO. 23 TAHUN 1992)
UU NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN (MENCABUT UU NO. 29 TAHUN 2004)
UU NO. 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN NASIONAL
UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN
UU NO. 46 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN MONTREAL AMENDMENT TO THE MONTREAL PROTOCOL ON SUBSTANCES THAT DEPLE
1 PP004T2001
2 PP007T1973
3 PP014T1993
4 PP018T1999
5 PP019T1973
6 PP019T1999
7 PP021T2008
8 PP024T2009
9 PP027T1999
10 PP027T2012
11 PP039T2012
12 PP041T1993
13 PP041T1999
14 PP042T2008
15 PP043T2008
16 PP044T1993
17 PP044T2015
18 PP045T2015
19 PP046T2015
20 PP050T2012
21 PP055T2012
22 PP060T2015
23 PP066T2014
24 PP074T2001
25 PP079T1998
26 PP079T2015
27 PP081T2012
28 PP082T2001
29 PP085T1999
30 PP101T2014
31 PP104T2015
32 PP105T2015
33 PP122T2015
34 PP142T2015
PERATURAN PE
PP RI NO. 04 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DEN
PP RI NO. 07 TAHUN 1973 TENTANG PENGAWASAN ATAS PEREDARAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN PESTISIDA
PP RI NO. 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
PP RI NO. 18 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PP RI NO. 19 TAHUN 1973 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DIBIDANG PERTAMBANGAN
PP RI NO. 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
PP RI NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
PP RI NO. 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
PP RI NO. 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
PP RI NO. 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
PP RI NO. 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN NASIONAL
PP RI NO. 41 TAHUN 1993 TENTANG ANGKUTAN JALAN
PP RI NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
PP RI NO. 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PP RI NO. 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH
PP RI NO. 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI
PP RI NO. 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
PP RI NO. 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN
PP RI NO. 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA
PP RI NO. 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PP RI NO. 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN
PP RI NO. 60 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA (PERUBAHAN PP RI NO. 46 TAHUN 2015)
PP RI NO. 66 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN
PP RI NO. 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PP RI NO. 79 TAHUN 1998 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (PERUBAHAN PP RI NO. 14 TAHUN
PP RI NO. 79 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI (PERUBAHAN KEDUA PP RI NO. 29 TAHUN 2000)
PP RI NO. 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
PP RI NO. 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PP RI NO. 85 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (PERUBAHAN ATAS PP No. 18 th 1999)
PP RI NO. 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PP RI NO. 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN
PP RI NO. 105 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PERUBAHAN KEDUA PP RI NO. 24 TAHUN 2010)
PP RI NO. 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PP RI NO. 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
1 PERP019T2016

2 PERP046T2005
KEPUTU
PERPRES NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN (PERUBAHAN KEDUA PERPRES NO. 12 TAHUN 2013)

PERPRES NO. 46 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN MONTREAL AMENDEMENT TO THE MONTREAL PROTOCOL ON SUBSTANCES THAT D
1 KP022T1993
2 KP023T1992
3 KP028T1988
4 KP032T1990
5 KP077T1994
6 KP092T1998
KEPPRES NO. 22 TAHUN 1993 TENTANG PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA HUBUNGAN KERJA
KEPPRES NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG PENGESAHAN VIENNA CONVENTION FOR THE PROTECTION OF THE OZONE LAYER DAN MONTR
KEPPRES NO. 28 TAHUN 1988 TENTANG BESARNYA JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN ASURANSI SOSIAL TENAGA
KEPPRES NO. 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
KEPPRES NO. 77 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
KEPPRES NO. 92 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN MONTREAL PROTOCOL ON SUBSTANCE THAT DEPLETE THE OZONE LAYER, COP
1 PMBR007T1964
2 PMNK001T1976
3 PMNK001T1979
4 PMNK001T1980
5 PMNK001T1981
6 PMNK001T1982
7 PMNK001T1988
8 PMNK002T1978
9 PMNK002T1980
10 PMNK002T1982
11 PMNK002T1983
12 PMNK002T1989
13 PMNK002T1992
14 PMNK002T2004
15 PMNK003T1982
16 PMNK003T1985
17 PMNK003T1998
18 PMNK004T1980
19 PMNK004T1985
20 PMNK004T1987
21 PMNK005T1985
22 PMNK008T2010
23 PMNK009T2010
24 PMNK009T2016
25 PMNK010T2016
26 PMNK011T2005
27 PMNK012T2015
28 PMNK013T2011
29 PMNK015T2008
30 PMNK016T2015
31 PMNK019T2012
32 PMNK025T2008
33 PMNK026T2014
34 PMNK028T2014
35 PMNK028T2015
36 PMNK031T2015
37 PMNK033T2015
38 PMNK035T2015
39 PMNK040T2015
40 PMNK044T2015
PMNK005T2018
41 PMLH001T2010
42 PMLH002T2007
43 PMLH002T2008
44 PMLH003T2007
45 PMLH003T2008
46 PMLH003T2009
47 PMLH003T2014
48 PMLH004T2009
49 PMLH004T2014
50 PMLH005T2006
51 PMLH005T2008
52 PMLH005T2009
53 PMLH005T2014
54 PMLH006T2009
55 PMLH007T2007
56 PMLH007T2008
57 PMLH007T2009
58 PMLH008T2006
59 PMLH008T2009
60 PMLH009T2006
61 PMLH011T2006
62 PMLH012T2006
63 PMLH012T2007
64 PMLH013T2010
65 PMLH014T2010
66 PMLH014T2013
67 PMLH016T2012
68 PMLH018T2009
69 PMLH021T2008
70 PMLH029T2009
71 PMLH030T2009
72 PMLH033T2009
73 PMKES009T2014
74 PMKES472T1996
75 PMKES492T2010
76 PMESDM036T2014
76 PMESDM026T2018
PERA
PERMEN PERBURUHAN NO. 07 TAHUN 1964 TENTANG SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1976 TENTANG KEWAJIBAN LATIHAN HIPERKES BAGI DOKTER PERUSAHAAN
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1979 TENTANG KEWAJIBAN LATIHAN HYGIENE PERUSAHAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAG
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1980 TENTANG K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1982 TENTANG BEJANA TEKANAN
PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1988 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR PESAWAT UAP
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1978 TENTANG PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERUNDINGAN PEMBUATAN PERJANJIAN PERBURUHAN
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1980 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN K
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1982 TENTANG KUALIFIKASI JURU LAS DITEMPAT KERJA
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN AUTOMATIK
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1992 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHA
PERMENAKER NO. 02 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA ASING
PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1982 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1985 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMAKAIAN ASBES
PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN
PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN
PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1985 TENTANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1987 TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA TATA CARA PENUNJUKA
PERMENAKER NO. 05 TAHUN 1985 TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
PERMENAKER NO. 08 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
PERMENAKER NO. 09 TAHUN 2010 TENTANG OPERATOR PETUGAS PESAWAT ANGKAT ANGKUT
PERMENAKER NO. 09 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM PEKERJAAN PADA KETINGGIAN
PERMENAKER NO. 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PROGRAM KEMBALI KERJA SERTA KEGIATAN PROMOTIF DAN KEG
PERMENAKER NO. 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NAR
PERMENAKER NO. 12 TAHUN 2015 TENTANG K3 LISTRIK DITEMPAT KERJA (MENCABUT KEPMENAKER NO. 75 TAHUN 2002)
PERMENAKER NO. 13 TAHUN 2011 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTIR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
PERMENAKER NO. 15 TAHUN 2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
PERMENAKER NO. 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
PERMENAKER NO. 19 TAHUN 2012 TENTANG SYARAT-SYARAT PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHA
PERMENAKER NO. 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN CACAT KARENA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBA
PERMENAKER NO. 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KE
PERMENAKER NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATA
PERMENAKER NO. 28 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DOKTER PENASEHAT
PERMENAKER NO. 31 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR PETIR (PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TEN
PERMENAKER NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK DITEMPAT KERJA (PERUBAHAN ATAS PER
PERMENAKER NO. 35 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING (PERUBAHAN PERMENAKER NO. 16 TAHU
PERMENAKER NO. 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA PADA PENGGUNA PERSEORANGAN
PERMENAKER NO. 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN B
PERMENAKER NO. 05 THN 2018 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN KERJA ( PERUBAHAN PMP NO. 07 THN
PERMEN LH NO. 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PERMEN LH NO. 02 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PELAKSANAAN RETROFIT DA RECYCLE
PERMEN LH NO. 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PENGUMPULAN DAN PENYIMPANAN LIMBAH B3 DI PELABUHAN
PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI MANAJER PENGENDALIAN PENCEMA
PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGA
PERMEN LH NO. 04 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU
PERMEN LH NO. 04 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBAN
PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA
PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PENILAI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN
PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2014 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH (MENGGANTI PERMEN LH NO. 05 TAHUN 2007)
PERMEN LH NO. 06 TAHUN 2009 TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERMEN LH NO. 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
PERMEN LH NO. 07 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM PENILAIAN ERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PERMEN LH NO. 07 TAHUN 2009 TENTANG AMBANG BATAS KEBISINGAN KENDARAAN BERMOTOR TIPE BARU
PERMEN LH NO. 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
PERMEN LH NO. 08 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TE
PERMEN LH NO. 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL
PERMEN LH NO. 11 TAHUN 2006 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS M
PERMEN LH NO. 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT
PERMEN LH NO. 12 TAHUN 2007 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP BAGI USAHA DAN/ATAU KE
PERMEN LH NO. 13 TAHUN 2010 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP D
PERMEN LH NO. 14 TAHUN 2010 TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH MEMILIKI US
PERMEN LH NO. 14 TAHUN 2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
PERMEN LH NO. 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
PERMEN LH NO. 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PERMEN LH NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGK
PERMEN LH NO. 29 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI DAERAH
PERMEN LH NO. 30 TAHUN 2009 TENTANG TATA LAKSANA PERIZINAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 SERTA PENGAWAS
PERMEN LH NO. 33 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
PERMEN KESEHATAN NO. 09 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK
PERMEN KESEHATAN NO. 472 TAHUN 1996 TENTANG PENGAMANAN BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
PERMEN KESEHATAN NO. 492 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
PERMEN ESDM NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 0225:2011 MENGENAI PERSYARATAN UM
PERMEN ESDM NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGAN
(PUIL 2011) AMANDEMEN 1 SEBAGAI STANDAR WAJIB
1 KMNK028T2014
2 KMNK048T2004
3 KMNK051T1999
4 KMNK051T2004
5 KMNK068T2004
6 KMNK079T2003
7 KMNK100T2004
8 KMNK102T2004
9 KMNK147T1988
10 KMNK186T1999
11 KMNK187T1999
12 KMNK202T1998
13 KMNK333T1989
14 KMNK1135T1987
15 KMLH35AT1995
16 KMLH002T2000
17 KMLH003T1998
18 KMLH003T2009
19 KMLH004T2001
20 KMLH012T1994
21 KMLH013T1995
22 KMLH014T1994
23 KMLH017T2001
24 KMLH030T1999
25 KMLH030T2001
26 KMLH035T1993
27 KMLH035T1995
28 KMLH037T2003
29 KMLH042T1994
30 KMLH045T1996
31 KMLH045T1997
32 KMLH045T2005
33 KMLH048T1996
34 KMLH049T1996
35 KMLH050T1996
36 KMLH051T2004
37 KMLH086T2002
38 KMLH110T2003
39 KMLH111T2003
40 KMLH112T2003
41 KMLH113T2003
42 KMLH114T2003
43 KMLH115T2003
44 KMLH122T2004
45 KMLH142T2003
46 KMLH179T2004
47 KMLH200T2004
48 KMLH201T2004
49 KMLH252T2004
50 KMKES261T1998
51 KMKES288T2003
52 KMKES715T2003
53 KMKES907T2003
54 KMKES1405T2002
55 KMKES1593T2005
KMKES1758T2003
KMESDM1806T2018
KMESDM1827T2018

56
KEPU
KEPMENAKER NO. 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATA
KEPMENAKER NO. 48 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN SERTA PEMBUATA
KEPMENAKER NO. 51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER NO. 51 TAHUN 2004 TENTANG ISTIRAHAT PANJANG PADA PERUSAHAAN TERTENTU
KEPMENAKER NO. 68 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER NO. 79 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN CACAT KARENA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBA
KEPMENAKER NO. 100 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
KEPMENAKER NO. 102 TAHUN 2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR
KEPMENAKER NO. 147 TAHUN 1998 TENTANG PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA BAGI PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAA
KEPMENAKER NO. 186 TAHUN 1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA
KEPMENAKER NO. 187 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA
KEPMENAKER NO. 202 TAHUN 1998 TENTANG BANTUAN KEUANGAN BAGI TENAGA KERJA PESERTA JAMSOSTEK YANG MENGALAMI PEM
KEPMENAKER NO. 333 TAHUN 1989 TENTANG DIAGNOSIS DAN PELAPORAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
KEPMENAKER NO. 1135 TAHUN 1987 TENTANG BENDERA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEPMEN LH NO. 35A TAHUN 1995 TENTANG PROGRAM PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN/KEGIATAN USAHA DALAM PENGENDALIAN PE
KEPMEN LH NO. 02 TAHUN 2000 TENTANG PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
KEPMEN LH NO. 03 TAHUN 1998 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KAWASAN INDUSTRI
KEPMEN LH NO. 03 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI MANAJER PENGENDALIAN PENCEMA
KEPMEN LH NO. 04 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG
KEPMEN LH NO. 12 TAHUN 1994 TENTANG PEDOMAN UMUM UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LING
KEPMEN LH NO. 13 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK
KEPMEN LH NO. 14 TAHUN 1994 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
KEPMEN LH NO. 17 TAHUN 2001 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN ANALISIS M
KEPMEN LH NO. 30 TAHUN 1999 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
KEPMEN LH NO. 30 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN HIDUP
KEPMEN LH NO. 35 TAHUN 1993 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
KEPMEN LH NO. 35 TAHUN 1995 TENTANG PROGRAM KALI BERSIH
KEPMEN LH NO. 37 TAHUN 2003 TENTANG METODA ANALISIS KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN PENGAMBILAN CONTOH AIR PERMUKAAN
KEPMEN LH NO. 42 TAHUN 1994 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN
KEPMEN LH NO. 45 TAHUN 1996 TENTANG PROGRAM PANTAI LESTARI
KEPMEN LH NO. 45 TAHUN 1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
KEPMEN LH NO. 45 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN H
KEPMEN LH NO. 48 TAHUN 1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN
KEPMEN LH NO. 49 TAHUN 1996 TENTANG BAKU TINGKAT GETARAN
KEPMEN LH NO. 50 TAHUN 1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBAUAN
KEPMEN LH NO. 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT (DIUPDATE KE KEPMEN LH 179 TAHUN 2004)
KEPMEN LH NO. 86 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTA
KEPMEN LH NO. 110 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR PADA SUMBER AIR
KEPMEN LH NO. 111 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBU
KEPMEN LH NO. 112 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK
KEPMEN LH NO. 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA
KEPMEN LH NO. 114 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENGKAJIAN UNTUK MENETAPKAN KELAS AIR
KEPMEN LH NO. 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR
KEPMEN LH NO. 122 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI (PERUBAHAN ATAS KEPMEN LH NO. 51
KEPMEN LH NO. 142 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN KAJIAN PEMBU
KEPMEN LH NO. 179 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT (RALAT ATAS KEPMEN LH NO. 51 TAHUN 2004)
KEPMEN LH NO. 200 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN DAN PEDOMAN PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN
KEPMEN LH NO. 201 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU DAN PEDOMAN PENENTUAN KERUSAKAN MANGROVE
KEPMEN LH NO. 252 TAHUN 2004 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT HASIL UJI TIPE EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMIOTO
KEPMENKES NO. 261 TAHUN 1998 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
KEPMENKES NO. 288 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM
KEPMENKES NO. 715 TAHUN 2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA
KEPMENKES NO. 907 TAHUN 2002 TENTANG SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM
KEPMENKES NO. 1405 TAHUN 2002 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI
KEPMENKES NO. 1593 TAHUN 2005 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA
KEPMENKES NO. 1758 TAHUN 2003 TENTANG STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KEPMEN ESDM NO.1806 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN PERTAMBANGA
KEPMEN ESDM NO. 1827 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
1 INMENAKER005T1997
2 INMENAKER011T1997
INSTRUKSI MENTERI RI
INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NO. 05 TAHUN 1997 TENTANG PENGAWASAN ALAT PELINDUNG DIRI
INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR INS.11/M/BW/1997 TAHUN 1997 TENTANG PENGAWASAN KHUSUS K3
1 SEBR2258T1958
2 SEDIRNAKER005T1997
3 SEDIRNAKER086T1989
4 SEDIRNAKER001T2011
5 SEMENLH008T1997
6 SEMENNAKER001T1979
7 SEMENNAKER001T1997
8 SEMENNAKER006T1990
9 SEMENNAKER013T2015
SURAT EDARAN MEN
SE MENTERI PERBURUHAN NO. 2258 TAHUN 1958 TENTANG PELAKSANAAN UU PENEMPATAN TENAGA ASING NOMOR 2259/58
SE DIRJEN BINA HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. 05 TAHUN 1997 TENTANG PENGGUNAAN ALAT PE
SE DIRJEN BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. 86 TAHUN 1989 TENTANG PERUSAHAAN CATE
SE DIRJEN PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NO. 01 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBINAA
SE MENLH NO. 08 TAHUN 1997 TENTANG PENYERAHAN MINYAK PELUMAS BEKAS
SE MENAKER NO. 01 TAHUN 1979 TENTANG PENGADAAN KANTIN DAN RUANG MAKAN
SE MENAKER NO. 01 TAHUN 1997 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR KIMIA DI UDARA LINGKUNGAN KERJA
SE MENAKER NO. 06 TAHUN 1990 TENTANG PEWARNAAN BOTOL BAJA ATAU TABUNG GAS BERTEKANAN
SE MENAKER NO. 13 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3 BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 KPBAPEDAL001T1995
2 KPBAPEDAL002T1995
3 KPBAPEDAL002T1998
4 KPBAPEDAL003T1995
5 KPBAPEDAL005T1995
6 KPBAPEDAL009T2000
7 KPBAPEDAL047T2001
8 KPBAPEDAL056T1994
9 KPBAPEDAL105T1997
10 KPBAPEDAL107T1997
11 KPBAPEDAL205T1996
12 KPBAPEDAL255T1996
KEPUTUSAN KE
KEP BAPEDAL NO. 01 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN TEKNIS PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LI
KEP BAPEDAL NO. 02 TAHUN 1995 TENTANG DOKUMEN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KEP BAPEDAL NO. 02 TAHUN 1998 TENTANG TATA LAKSANA PENGAWASAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI DAERAH
KEP BAPEDAL NO. 03 TAHUN 1995 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERAC
KEP BAPEDAL NO. 05 TAHUN 1995 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
KEP BAPEDAL NO. 09 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
KEP BAPEDAL NO. 47 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN KONDISI TERUMBU KARANG
KEP BAPEDAL NO. 56 TAHUN 1994 TENTANG PEDOMAN MENGENAI DAMPAK PENTING
KEP BAPEDAL NO. 105 TAHUN 1997 TENTANG PANDUAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNG
KEP BAPEDAL NO. 107 TAHUN 1997 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SERTA INFORMASI INDEK
KEP BAPEDAL NO. 205 TAHUN 1996 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA SUMBER TIDAK BER
KEP BAPEDAL NO. 255 TAHUN 1996 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN MINYAK
1 KEPDJPPK045T2008
2 KEPDJPPK113T2006
3 KEPDJPPK311T2002
KEPUTUSAN DIRJEN PEMBINAAN PENGAWASAN
KEP. DJPPK NO. 45 TAHUN 2008_PEDOMAN K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN DENGAN MENGGUNAKAN TALI
KEP. DJPPK NO. 113 TAHUN 2006_PEDOMAN&PEMBINAAN TEKNIS PETUGAS K3 RUANG TERBATAS
KEP. DJPPK NO. 311 TAHUN 2002_SERTIFIKASI KOMPETENSI K3 TEKNISI LISTRIK
EVALUASI PEMENUHAN PERATURAN PERUNDANGAN DAN
GCNS-FR-HSE-002

DIKETAHUI DIPERIKSA DIBUAT

Periode Update

Update ke
: 1 tahun

: 001
PERSYARATAN LAINYA
Status per : July 2019
DEPT. HEAD MR

BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN


SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
UNDANG-UNDANG (UU)
IV 8 1 Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib melaksanakan:
1 UU NO. 01 TAHUN 1970 tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
TENTANG KESELAMATAN KERJA yang diberikan padanya.
1. melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja yang akan diterima/pada saat √
rekrutmen

2 Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang beraada di bawah pimpinannya, 2. melakukan pemeriksaan kesehatan berkala (MCU) √
secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur. 3. melakukan pembentukan panitia P2K3 √

VI 10 1 Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja 4. pelaporan kecelakaan pada instansi terkait √
guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan
5. hak dan kewajiban tenaga kerja (PKB/kontrak kerja) √
kewajiban bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancerkan usaha 6. kewajiabn penggunaan APD bila memasuki tempat kerja (IK APD/ matriks APD) √
berproduksi.

VII 11 1 Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang 7 Menempatkan poster Undang-undang ini (UU No. 01 tahun 1970) diarea/ tempat yang √
dipimpinnya, pada penjabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. mudah terbaca

VIII 12 Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk: 8. Melakukan kampanye keselamatan kerja dengan menyebar poster-poster/gambar √
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja
keselamatan kerja; 9. Menyediakan dan memberikan APD secara Cuma-Cuma kepada karyawan √
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;

d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan;

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan.

IX 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

X 14 a Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang
berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja;

b Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Keselamatan Kerja;

c Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat
kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

2 UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN X 86 1 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : - menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja √
a. Keselamatan dan kesehatan kerja. - melaksanakan pemeriksaan kesehatan saat penerimaan dan atau mutasi √
2 Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal - melaksanakan pemeriksaan kesehatan secara berkala √
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. - memberikan pelatihan menyangkut K3 dan keadaan darurat √
87 1 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang - Memberikan Jaminan sosial √
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. - Memberikan APD √
3 UU NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN VI 48 1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan - pengujian laik jalan sekurang-kurangnya meliputi:
laik jalan. 1. uji emisi gas buang √
57 1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di Jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan 2. tingkat kebisingan √
Kendaraan Bermotor 3. kondisi fisik kendaraan √
VII 64 1 Setiap Kendaraan bermotor wajib diregistrasikan. - minimal dibuat checklist pengecekan kondisi kendaraan sebelum digunakan √

- perlengkapan kendaraan minimal: √ OTP No.03 Page 17


1. sabuk pengaman √
2. ban cadangan √ OTP No.03 Page 17
3. segitiga pengaman √ OTP No.03 Page 17
4. kotak P3K √ OTP No.03 Page 17
5. APAR √
6. Perlengkapan teknis kendaraan (dongkrak, pembuka roda, dll) √ OTP No.03 Page 17

- melakukan registrasi kendaraan bermotor √


BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
4 UU NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN III 4 Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. - Mendaftarkan karyawan berserta keluarganya ke dalam program jaminan sosial (BPJS) √

- Asuransi kesehatan √
5 Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan - Pengecekan kesehatan rutin (MCU) √
perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.

5 UU NO. 24 TAHUN 2011 (PENGGANTI UU TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN V 14 Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib - Penanggung jawab usaha/kegiatan wajib mendaftarkan seluruh pekerjanya termasuk √
NO. 03 TAHUN 1992 TENTANG SOSIAL menjadi Peserta program Jaminan Sosial. tenaga kerja asing yang telah bekerja selama 6 (enam) bulan atau lebih kedalam
JAMSOSTEK) kepersertaan program Jaminan Sosial

15 1 Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta - Pendaftaran kepesertaan termasuk didalamnya anngota keluarga pekerja √
kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.

2 Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan Limbah B3, pengelolaan
diserahkan kepada pihak lain.

6 UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN III 4 Setiap orang berhak atas kesehatan. - Mendaftarkan karyawan berserta keluarganya ke dalam program jaminan sosial (BPJS) √
(PENYEMPURNAAN UU NO. 23 TAHUN
1992)
5 2 Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan - Asuransi kesehatan √
terjangkau. - Pengecekan kesehatan rutin (MCU) √
6 Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. - Melakukan pemantauan dan pengukuran lingkungan kerja √

13 1 Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.

7 PP RI NO. 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI 148 1 Setiap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus sebagaimana - melakukan uji emisi
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c, huruf d dan huruf e, kereta gandengan dan kereta - memastikan setiap pengumudi memiliki SIM sesuai jenis kendaraan yang digunakan
tempelan, dan kendaraan umum yang dioperasikan di jalan, wajib dilakukan uji berkala.

8 PP RI NO. 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN 211 1 Untuk mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki surat izin mengemudi.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA II - IV

4 - 20 Implementasi sistem K3. - Perusahaan yang memiliki pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau memiliki potensi √
bahaya tinggi wajib menerapkan SMK3

- Perusahaan/pengusaha harus mensosialisasikan kebijakan K3 yang telah ditetapkan √

- Perusahaan harus memiliki ahli K3, panitia pembina K3 (P2K3) dan wakil pekerja √

- Pembuatan dan penerapan prosedur/SOP/instruksi kerja K3 √


- Melakukan evaluasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya √
- Pemenuhan persyaratan K3:
a. Tindakan pengendalian √
b. Perancangan (design) dan rekayasa √
c. Prosedur dan instruksi kerja √
d. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan √
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa √
f. Produk akhir √
g. Upaya menghadapi kondisi darurat kecelakaan dan bencana industri √

h. Rencana pemulihan keadaan darurat √


- Perbaikan dan peningkatan kinerja K3 √
- Pelaksanaan audit K3
- SMK3 yang dimaksud adalah: √
a. Penetapan kebijakan K3 √
b. Perencanaan K3 √
c. Pelaksanaan K3 √
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 √
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 √
- Identifiaksi bahaya dan resiko √
- Evaluasi dan pemenuhan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya √

- SOP tanggap darurat √


- Pekerja menggunakan alat kerja khusus atau pekerjaan khusus harus memiliki √
kompetensi kerja dengan bukti sertifikat khusus

- Membuat prosedur informasi √


- Membuat prosedur pelaporan (kecelakaan kerja, ketidaksesuaian terhadap peraturan √
perundangan/standar)

- Mendokumentasikan seluruh kegiatan K3 (peraturan perudangan, indikator kinerja K3, √


izin kerja, hasil identifikasi penilaian dan pengendalian resiko, pelatihan K3,
inspeksi/pemeliharaan, pemantauan, dll)

- Perbaikan dan peningkatan kinerja K3:


a. Perubahan peraturan perundangan √
b. Tuntutan dari pihak terkait dan pasar √
c. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan √
d. Perubahan struktur organisasi perusahaan √ OTP No.03 Page 18
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi √
f. Hasil kajian kecelakaan ditempat kerja √
g. Adanya pelaporan √
h. Masukan dari pekerja/buruh √
9 PP RI NO. 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN III 6 1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis. - pengujian laik jalan sekurang-kurangnya meliputi:

64 1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan laik jalan. 1. uji emisi gas buang √
2. tingkat kebisingan √
3. kondisi fisik kendaraan √
III

64 1 Setiap Kendaraan Bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan laik jalan.
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
- minimal dibuat checklist pengecekan kondisi kendaraan sebelum digunakan √

- perlengkapan kendaraan minimal:


1. sabuk pengaman √
2. ban cadangan √ OTP No.03 Page 17
3. segitiga pengaman √ OTP No.03 Page 17
4. kotak P3K √ OTP No.03 Page 17
5. APAR √ OTP No.03 Page 17
6 Perlengkapan teknis kendaraan √ OTP No.03 Page 17
(dongkrak, pembuka roda, dll)
KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES)
10 KEPPRES NO. 22 TAHUN 1993 TENTANG PENYAKIT YANG TIMBUL KARENA 2 Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak mendapat - mendaftarkan karyawan dalam program jaminan sosial (BPJS)/asuransi √
HUBUNGAN KERJA jaminan Kecelakaan Kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan
kerja berakhir.
- melakukan pemeriksan kesehatan secara rutin (MCU) √

3 1 Hak atas Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerja yang hubungan kerjanya telah berakhir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan, apabila menurut hasil diagnosis dokter yang
merawat penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama tenaga kerja yang bersangkutan
masih dalam hubungan kerja.

4 Penyakit yang timbul karena hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan Presiden ini.

PERATURAN MENTERI (PERMEN)


11 PERMEN PERBURUHAN NO. 07 TAHUN TENTANG SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN 2 Setiap bangunan perusahaan harus memenuhi syarat-syarat untuk: - Syarat ruang dan bangunan yang baik √
1964 SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA a. menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan. - tersedia tenaga kebersihan √
b. menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan~ penularan penyakit atau timbulnya - pengukuran suhu ruangan √ OTP No.02 Page 12
penyakit jabatan. - Pertukaran udara/ ventilasi udara yang cukup √
c. memajukan kebersihan dan ketertiban. - maintenance bangunan √
d. mendapat penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan. - penyediaan toilet bagi pekerja (wanita/pria) √

e. mendapat suhu yang layak dan peredaran udara yang cukup. - sistem pencahayaan/Intensitas cahaya di ruang kerja min 100 Lux (Lampu pada setiap √
area)
f. menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bauan yang tidak menyenangkan. - Pengukuran kandungan Debu √ OTP No.02 Page 12

4 1 Gedung harus kuat buatannya dan tidak boleh ada bagian yang mungkin rubuh (bouwvallig). - Tingkat kebisingan ruang kerja min 85 dBA √

2 Gedung harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. - pemberantasan hama reguler √
3 Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin dan harus cukup luas. √
4 Lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara dan bersih. √

5 Dinding dan loteng serta bagian-bagian lainnya harus dikapuri paling sedikit sekali dalam 5 tahun. √

5 1 Setiap tempat kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga tiap orang yang bekerJa √
dalam ruangan itu mendapat ruang udara (cubic space) yang sedikit-dikitnya 10 m3 sebaiknya 15
m3. √

2 Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah loteng harus paling sedikit 3 meter. √

6 Atap tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perlindungan yang √
baik kepada buruh terhadap panas matahari atau hujan. Atap tidak boleh bocor atau berlubang.

9 Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia yang √
merusak, datar dan tidak licin.

6 1 Kakus-kakus yang terbuat dari bahan yang kuat harus disediakan untuk kaum buruh √

2 Kakus-kakus tersebut harus terpisah untuk laki-laki dan perempuan, sehingga tidak memungkinkan √
terjadinya gangguan kesusilaan.

6 Jumlah kakus adalah sebagai berikut: √
- Untuk 16 - 30 orang buruh = 2 kakus √
- Untuk 31 - 45 orang buruh = 3 kakus √
- Untuk 46 - 60 orang buruh = 4 kakus √
- Untuk 61 - 80 orang buruh = 5 kakus √
- Untuk 81 - 100 orang buruh = 6 kakus √
- dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus √
9 1 Untuk buruh yang bekerja sambil duduk harus disediakan tempat duduk. √
2 Tempat duduk tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: √
a. harus memenuhi ukuran-ukuran yang sesuai dengan tubuh orang Indonesia umumnya dan √
cocok dengan buruh yang memakainya

b. harus memberi kesenangan duduk dan menghindarkan ketegangan otot-otot √

c. harus memudahkan gerak-gerik untuk bekerja √


d. harus ada sandaran untuk punggung √
12 1 Di dalam hal cahaya matahari tidak mencukupi atau tidak dapat dipergunakan, harus diadakan √
penerangan dengan jalan lain sebagai tambahan atau pengganti cahaya matahari.

2 Untuk pekerjaan yang dilakukan pada malam hari harus diadakan penerangan buatan yang aman √
dan cukup intensitetnya.

7 Sumber cahaya yang dipergunakan tidak boleh menyebabkan sinar yang menyilaukan atau √
bayangan atau contrast yang mengganggu pekerjaan.

13 1 Tiap-tiap tempat kerjayang dipergunakan waktu malam hari harus selalu menyediakan alat-alat √
penerangan darurat

2 2 Alat-alat penerangan darurat itu harus mempunyai sumber tenaga yang bebas dari instalasi umum √

BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
12 PERMENKES RI NO.70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR DAN PERSYARATAN 3 1 Standar Kesehatan Lingkungan kerja Industri meliputi √
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA a. Nilai ambang batas faktor fisika dan kimia - Pengukuran dilakukan setiap bulan oleh team environmental √
b. Indikator pajanan biologi dan
c. Standar baku mutu kesehatan lingkungan - Pengukuran dilakukan setiap bulan oleh team patrol
9 Upaya pengendalian bahaya meliputi: Eliminasi subtitusi, pengendalian teknis, pengendalian - Pemberian APD baru kepada semua karyawan setiap 6 bulan
2 administrasi, dan pemakaian alat pelindung diri √
13 PERMENKES RI NO. 36 TAHUN 2017 TENTANG STANDART BAKU MUTU KESEHATAN 2 1 Setiap penyelenggara wajib menjaga kwalitas air untuk keperluan higiene sanitasi
LINGKUNGAN DAN PERSYARATAN KESEHATAN
AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE SANITASI,
KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA DAN II Pemeriksaan parameter wajib meliputi: - Pengukuran dilakukan oleh tim environmental √
PEMANDIAN UMUM a. parameter fisik
b. parameter biologi
c. parameter kimia

14 PERMENKES NO 9 THN 2014 TENTANG KLINIK III 7 1 Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas
a. Ruang pendaftaran
b. Ruang konsultasi
c. Ruang administrasi
d. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi Pengelolah klinik

e. Ruang tindakan
f. Ruang /pojok ASI
Kamar mandi / WC dan ruang lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

2 Klinik rawat inap harus memiliki :


a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan
b. ruang farmasi Pengelolah klinik
c. ruang laboratorium
d. ruang dapur
8 1 Prasarana Klinik Meliputi :
a. Instalasi sanitasi
b. Instalasi listrik Pengelolah klinik
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
d. Ambulans, khusus untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
e. Sistem gas medis
f. Sistem tata udara
g. sistem pencahayaan, dan prasarana lainnya sesuai kebutuhan
Sarana dan prasarana klinik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dalam keadaan terpelihara Pengelolah klinik
2 dan berfungsi dengan baik
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, Pengelolah klinik
standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, serta
14 mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.

Peralatan medis yang digunakan di klinik haru sdiuji dan dikalibrasi yang berwenang Pengelolah klinik
18
Setiap penyelenggaraan klinik wajib memiliki izin mendirikan dan izin operasional Pengelolah klinik
25

15 PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1976 TENTANG KEWAJIBAN LATIHAN HIPERKES BAGI 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis diwajibkan untuk mengirimkan setiap - Setiap dokter atau tenaga medis perusahaan diwajibkan untuk mengikuti pelatihan √
DOKTER PERUSAHAAN tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Hiperkes dari instansi terkait
Keselamatan Kerja.
- Perusahaan harus menunjuk dokter perusahaan yang telah mengikuti pelatihan √
Hiperkes

- Memberikan atau mengirimkan dokter atau tenaga medis perusahaan untuk mengikuti √
pelatihan Hiperkes

4 1 Setiap tenaga Para Medis yang telah dapat menyelenggarakan latihan akan mendapatkan
sertifikat.

16 PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1979 TENTANG KEWAJIBAN LATIHAN HYGIENE 1 Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis diwajibkan untuk mengirimkan setiap - Perusahaan yang memiliki klinik dan memperkerjakan tenaga medis didalamnya wajib √
PERUSAHAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan untuk mengirimkan setiap tenaga medis tersebut untuk mengikuti latihan bidang
KERJA BAGI TENAGA MEDIS PERUSAHAAN Keselamatan Kerja. Hygiene/Hiperkes

4 1 Setiap tenaga Para Medis yang telah dapat menyelenggarakan latihan akan mendapatkan
sertifikat.

17 PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1981 TENTANG KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT 2 1 Apabila dalam pemeriksaan kesehatan bekerja dan pemeriksaan kesehatan khusus sebagaimana - Perusahaan atau pengusahan harus:
AKIBAT KERJA ditetapkan dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmirasi No. Per. 02/Men/1980
ditemukan penyakit kerja yang diderita oleh tenaga kerja, pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib
a. Melaporkan setiap kejadian penyakit akibat kerja yang terjadi di perusahaan √
melaporkan secara tertulis kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan
dan Perlindungan Tenaga Kerja setempat.
- Membuat tindakan preventiv dan correctif terkait kejadian √
- Membuat kebijakan/ prosedur/ SOP/ instruksi kerja terkait pelaporan penyakit akibat √
kerja

- Membuat laporan dan melaporkan kecelakaan kerja √

4 1 Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan-tindakan preventiv agar penyakit akibat kerja
yang sama tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada.
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
18 PERMENAKER NO.37 THN 2016 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA III 5-23 1. Bahan dan konstruksi bejana tekan harus kuat dan memenuhi syarat - memiliki sertifikasi asli dari bahan konstruksinya √ OTP No.03 Page 15
( PENYEMPURNAAN PERMENAKER NO TENTANG BEJANA TEKANAN DAN TANKI
01 TAHUN 1982 ) TIMBUN
2. Bejana tekan harus disertai sertifikat asli dari bahan konstruksinya dari badan yang tidak - memiliki penutup pelindung. Katup penutup harus diberi tutup pelindung, kecuali jika √
memihak dan diakui sedang digunakan.

- melakukan pengujian oleh instansi terkait, harus memiliki surat tanda hasil pengujian
atau sertifikat bahan yang diakui. jangka waktu pengujian ulang tidak boleh lebih dari 5
3. Bejana tekan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam dasar perhitungan kekuatan
tahun. √
konstruksi bejakan tekan yang dikeluarkan direktur atau penjabat yang ditunjuknya

- pemberian warna sesuai jenis kandungan gas dalam bejana √


4. Setiap bejana tekan harus memiliki tanda-tanda pengenal, seperti: a. Zat asam - warna biru muda. √
- Nama pemilik b. Gas yang mudah terbakar - warna merah. √
- Nama dan nomor urut pabrik pembuat c. Gas yang beracun - warna kuning. √
- Nama gas yang diisikan (bukan simbol kimia) d. Gas yang bercun dan mudah terbakar - warna kuning dan merah. √
- Berat dari botol baja dalam keadaan kosong tanpa keran dan tutup - membuat checklist sistem pengecekan √
- Tekanan pengisian yang dijinkan kg/cm2 (Po) - pemberian tanda pengenal untuk setiap bejana dari instansi terkait √ OTP No.03 Page 15
- Berat maximum dari isinya untuk bejana yang berisi gas - kompetensi operator (harus sudah memiliki sertifikasi operator bejana) √ OTP No.01 Page 06
- Besarnya volume bila diisi air utnuk bejana berisi gas
- Tanda dari bahan pengisi (untuk botol baja yang berisi larutan acetyllen)
- Bulan dan tahun pemadatan pertama dan berikutnya
5. Pewarnaan bejana tekan:
- Biru muda : zat asam
- Merah : mudah terbakar
- Kuning : gas beracun
- Kuning dan merah : gas beracun dan mudah terbakar
19 PERMENAKER NO. 01 TAHUN 1988 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT II 2 Peraturan Menteri ini meliputi kwalifikasi wewenang, syarat-syarat dan kewajiban melapor. - sertifikasi operator pesawat uap √
OPERATOR PESAWAT UAP - pelatihan sertifikasi operator uap √
III 3 Kwalifikasi operator terdiri dari 2 kelas yaitu: - kompetensi operator uap √
1 Operator kelas I. - job desc operator uap √
a. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA Jurusan mekanik, listrik, atau IPA
b. Telah berpengalaman dibidang pelayanan pesawat uap sekurang-kurangnya 2 tahun.

c. Berkelakuan baik dari kepolisian


d. berbadan sehat dari dokter.
e. Umur sekurang-kurangnya 23 tahun
f. Harus lulus paket Al + A2
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja cq. Ditjen Binawas

2 Operator kelas II
a. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP, dan diutamakan teknik mekanik, atau listrik.

b. Pernah sebagai pembantu operator selama 1 tahun


c. Berkelakuan baik dari kepolisian
d. Umur sekurang-kurangnya 20 tahun
e. Berbadan sehat dari dokter
f. Mengikuti kursus operator paket A1
g. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja cq. Ditjen Binawas

7 Operator kelas II dapat ditingkatkan menjadi Operator kelas I dengan ketentuan:


a. Telah berpengalaman sebagai operator kelas II sekurang-kurangnya 2 tahun secara terus
menerus.

b. Telah mengikuti pendidikan paket A2 dan lulus ujian yang diselenggarakan oleh Ditjen
Binawas.
IV 8 1 Operator kelas I berwenang melayani:
a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 ton/jam.
b. Pesawat uap selain uap untuk semua ukuran
c. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut ketentuan pada peraturar ini perlu
didampingi operator kelas II

2 Operator kelas II berwenang melayani:


a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 ton/jam
b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran
V 10 1 Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama pesawat uapnya dioperasikan
2 Melakukan pengecekan dan pengamatan kondisi/kemampuan kerja serta merawat pesawat uap,
alat-alat pengaman dan alat perlengkapan lainnya yang terkait dengan bekerjanya pesawat uap
yang dilayaninya

3 Operator harus mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap yang ber­sangkutan
selama melayani pesawat uap meliputi data tekanan kerja, produksi uap, debit air pengisi ketel
uap, pH air, jumlah bahan bakar dan lain-lain, serta tindakan operator yang dilakukan selama
melayani pesawat uap yang bersangkutan

4 Apabila pesawat uap dan atau alat-alat pengaman/perlengkapannya tidak berfungsi dengan baik
atau rusak, maka operator harus segera menghentikan pesawatnya dan segera melaporkan pada
atasannya.

5 Untuk operator kelas I disamping kewajiban tersebut pada ayat (1), (2), (3) dan (4) juga wajib
mengawasi kegiatan dan mengkoordinir operator kelas II.

6 Operator kelas I bertanggung jawab atas seluruh unit instalasi uap


7 Pemakaian pesawat uap dimana menurut peraturan ini tidak diperlukan operator kelas I, maka
operator kelas II atau salah satu operator kelas II yang ditunjuk oleh perusahaan bertanggung
jawab atas seluruh instalasi uap.

8 Segera melaporkan kepada atasannya apabila terjadi kerusakan/peledakan atau gangguan-


gangguan lain pada pesawat uap, penyalur uap dan alat-alat perlengka­pannya.

9 Membuat laporan bulanan pemakaian pesawat uap kepada P2K3 di perusahaan yang
bersangkutan.
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
20 PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1980 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA 3 1 Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga - Perusahaan atau pengusahan harus:
KERJA DALAM PENYELENGGARAAN kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, sert menilai kemungkinan adanya pengaruh - pengaruh
KESELAMATAN KERJA MENTERI TENAGA dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan (MCU) rutin kepada setiap pekerja √ OTP No.02 Page 11
KERJA DAN TRANSMIGRASI
b. Pemeriksaan kesehatan disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan √ OTP No.02 Page 11
oleh pekerja bersangkutan

2 Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus melakukan - Melakukan MCU ruitn √ OTP No.02 Page 11
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali
ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja.
- Membuat pedoman proses MCU √ OTP No.02 Page 11

3 Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.

4 Pengusaha atau pengurus dan dokter wajib menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan berkala
sesuai dengan kebutuhan menurut jenis-jenis pekerjaan yang ada.

21 PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1982 TENTANG KUALIFIKASI JURU LAS DITEMPAT I 3 1 Juru las dianggap terampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan dan - Perusahaan atau pengusahan harus:
KERJA mempunyai sertifikat juru las.
a. Memastikan juru las yang dimiliki telah bersertifikasi √
a. Mengerti kerja aman pengelasan √
- Memberikan pelatihan √
- Instruksi kerja pengelasan √
- sertifikasi juru las √

22 PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1983 TENTANG INSTALASI ALARM KEBAKARAN I 22 Setiap Kelompok alarm harus dilengkapi dengan : - Memasang instalasi alarm kebakaran automatis √ OTP No.01 Page 02
AUTOMATIK a. Indikator alarm yang berupa lampu merah atau sarana lain yang setaraf. - Memasang indikator alarm sebagai peringatan √ OTP No.01 Page 02

23 PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1989 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR I 2-7 Instalasi penyalur petir harus memenuhi persyaratan - Memiliki tanda hasil pengijian dan atau sertifikat yang diakui. √
PETIR III 10 1 Penerima harus dipasang di tempat atau bagian yang diperkirakan dapat tersambar petir dimana - Pemasangan dilakukan oleh yang diakui / disahkan menteri. √
jika bangunan yang terdiri dari bagian-bagian seperti bangunan yang mempunyai menara, antena,
papan reklame atau suatu blok bangunan harus dipandang sebagai suatu kesatuan;
- Dipasang di tempat yang diperkirakan dapat tersambar petir. √
- Diatap datar, dipasang sekurangnya 15 cm lebih tinggi dari sekitarnya. √

2 Pemasangan penerima pada atap yang mendatar harus benar-benar menjamin bahwa seluruh luas - Jarak diatur sehingga menjamin semuanya terlindungi. √
atap yang bersangkutan termasuk dalam daerah perlindungan; - Penghantar penurunan harus dipasang secara sempurna. √

3 Penerima yang dipasang di atas atap yang datar sekurang-kurangnya lebih tinggi 15 cm dari pada - Jarak antara alat pemegang satu dengan lainnya tidak boleh > 1,5 m. √
sekitarnya; - Penghantar harus dipasang > 15 cm dari atap yang dapat terbakar. √
4 Jumlah dan jarak antara masing-masing penerima harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat - Tahanan pembumian dibuat sekecil mungkin. √
menjamin bangunan itu termasuk dalam daerah perlindungan. - Dipasang sampai mencapai air dalam bumi. √
IV 15-22 Syarat penghantar penurunan - Elektroda bumi dibuat dari bahan yang tepat, misalnya u/ derah yang korosif. √

V 28-29 Pembumian - Elektroda bumi dan elektroda kelompok diukur secara tersendiri atau kelompok. √

31 Elektroda bumi dan elektroda kelompok harus dapat diukur tahanan pembumiann secara tersendiri - Dilakukan pada musim kemarau. √
maupun kelompok dan pengukuran dilakukan pada musim kemarau. - Diperiksa dan diuji setiap 2 thn. Adanya kerusakan setelah sambaran petir. √

IX 50-54 Pemeriksaan dan pengujian - Diperiksa dan diuji oleh pegawai pengawas, ahli K3, atau jasa inpeksi yang ditunjuk. √

- Tahanan pembumian tidak boleh > 5 ohm. √


24 PERMENAKER NO. 02 TAHUN 1992 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN I-III Tata Cara Penunjukan serta wewenang ahli K3. - Mekanisme tata cara penunjukan dan kewenangan ahli K3 dijelaskan dalam peraturan √
KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI ini
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

25 PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1982 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TENAGA 4 1 Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja. - Perusahaan/pengusaha wajib untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap √
KERJA tenaga kerja
2 Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan kemajuan ilmu - Menyediakan klinik/tenaga medis √
pengetahuan dan teknologi. - Memberikan tempat rujukan untuk pelayanan kesehatan √
- Jaminan kesehatan/asuransi √

26 PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1985 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN II 2 Asbes atau bahan yang mengandung asbes tidak boleh digunakan dengan cara menyemprotkan. - mengganti bahan asbes dengan bahan aman lainnya √ OTP No.03 Page 18
KERJA PEMAKAIAN ASBES - memberikan sosialisasi terkait bahaya asbes √ OTP No.01 Page 10
3 Setiap proses atau pekerjaan yang menggunakan atau pemakaian asbes biru (crosidolit) dilarang - penyediakan APD yang sesuai √ OTP No.03 Page 16
- training cara kerja aman menggunakan asbes √ OTP No.03 Page 13
III 4 1 Pengurus berkewajiban:
a. Menyediakan alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja,
b. Memberikan penerangan kepada tenaga kerja mengenai:
1. Bahaya yang mungkin terjadi karena pemaparan asbes,
2. Cara-cara kerja yang aman,
3. Pemakaian alat pelindung diri yang benar.
27 PERMENAKER NO. 03 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN II 2 1 Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja - Perusahaan atau pengusahan harus:
PEMERIKSAAN KECELAKAAN pimpinannya. a. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan √

2 Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : b. Membuat tindakan preventiv dan correctif terkait kejadian √
a. Kecelakaan Kerja; - Membuat kebijakan/ prosedur/ SOP/ instruksi kerja terkait pelaporan kecelakaan kerja √

b. Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah; - Sosialisasi cara kerja aman √
c. Kejadian berbahaya lainnya - Membuat laporan dan melaporkan kecelakaan kerja √
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
28 PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1980 TENTANG SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN II 4 1 Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah - Perusahaan atau pengusahan harus:
PEMELIHARAN ALAT PEMADAM API RINGAN dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
a. Menyediakan dan menempatkan APAR disetiap area perusahaan √
b. Penempatan dan jarak disesuaikan dengan PERMENAKER No. 04 tahun 1980 √

2 Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan lampiran I. c. Menempatkan APAR pada posisi yang mudah terlihat, dicapai dan diambil √

3 Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm dari dasar lantai tepat diatas d. Memberikan penandaan APAR √
satu atau kelompok alat pemadam api ringan bersangkutan. e. Melakukan inspeksi rutin untuk setiap APAR √
4 Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan - Membuat peta penempatan APAR √
penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2. - Membuat sign APAR √
5 Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan lainnya atau kelompok - Membuat instruksi penggunaan APAR √
satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan Kerja.
- Membuat checklist pemeriksaan APAR √
- Memberikan pelatihan penggunaan APAR kepada setiap pekerja √
10 Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terkuka harus dilindungi dengan tutup - Pemberian penanda lokasi APAR agar disesuikan dengan posisi APAR. Di tempat lain, √
pengaman. sudah terdapat penanda APAR, namun tidak terdapat APAR di sana.

III 11 1a Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu:

a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;

29 PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1985 TENTANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI I 1 f Pesawat Tenaga dan Produksi ialah Pesawat atau alat yang bergerak berpindah-pindah atau tetap - sertifikasi bahan bagian konstruksi pesawat tenaga dan produksi √ OTP No.03 Page 15
( Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memin- dahkan daya atau tenaga'
38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan mengolah' membuat: bahan' barang' produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan
- membuat pelindung untuk setiap bagian yang bergerak dan berbahaya √
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. - bahan pelindung harus dibuat dari bahan yang kuat √
Produksi) - terdapat tombol darurat √
2 Pesawat tenaga dan produksi harus dirancang' dibuat' dipasang' digunakan dan dipelihara sesuai - Untuk unit ban berjalan, emergency stop agar selalu dapat diaktifkan disetiap lokasi di √
ketentuan yang berlaku sepanjang sisi ban berjalan (tipe wire dan bukan tipe bottom).

3 1 Bahan dan konstruksi Pesawat Tenaga dan Produksi harus kuat dan memenuhi syarat.

2 Setiap bahan dari bagian konstruksi Pesawat Tenaga dan Produksi yang utama harus memiliki
tanda hasil pengujian atau sertifikat bahan yang diakui

4 Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari Pesawat Tenaga dan Produksi harus dipasang
alat perlindungan yang efektif kecuali ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada orang atau
benda yang menyinggungnya

III 35 Semua alat perlindungan harus direncanakan' dibuat' dipasang dan digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

36 Perlindungan atau penutup harus dibuat:


a. dari metal atau pelat yang berlubang-lubang atau kawat teranyam dengan bingkai besi siku'
pipa besi atau batang besi penjual;

b. dari kayu' plastik atau bahan lainnya yang sesuai dengan penggunaannya
30 PERMENAKER NO. 04 TAHUN 1987 TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN 2 1 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3. - Perusahaan atau pengusahan harus:
DAN KESEHATAN KERJA SERTA TATA CARA
PENUNJUKAN AHLI KESELAMATAN KERJA
a. Membentuk panitia pembina P2K3 √
2a Tempat kerja dimaksud ayat (1) adalah : b. Menunjuk ahli K3 √
a. tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih. c. Melaporkan kegiatan P2K3 ke Disnaker setempat √
- Menyusun kepengurusan P2K3 √
3 1 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, - Mengirimkan karyawan yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan ahli K3 √ OTP No.03 Page 13
Sekretaris dan Anggota.

2 Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan. - Membuat laporan kegiatan P2K4
3 P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau
pengurus yang bersangkutan.

12 Sekurang-kurangnya 3 bulan sekali pengurus wajib menyampaikan laporan tentang kegiatan P2K3
kepada Menteri melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.

31 PERMENAKER NO. 05 TAHUN 1985 TENTANG PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT I 4 Setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan - Perusahaan atau pengusahan harus:
telah memiliki keterampilan khusus tentang Pesawat Angkat dan Angkut. a. Mengidentifikasi pesawat angkat angkut yang dimiliki √
b. Memastikan setiap operator yang mengoperasikan telah memiliki pelatihan √

V 99 Semua peralatan pelayan pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan harus c. Memastikan alat telah disertifikasi layak operasi √
sedemikian rupa sehingga keseragaman dalam fungsi, gerak, dan warnanya.

100 Peralatan pelayanan dimaksud pasal 99 harus cukup baik, tidak berbahaya bagi operator dalam
lingkup geraknya.

112 Forklift harus dilengkapi dengan atap pelindung operator dan bagian yang bergerak atau berputar
diberi tutup pengaman.

32 PERMENAKER NO. 08 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI 2 1 Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja. - Perusahaan atau pengusahan harus:
2 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) a. Menyediakan APD bagi pekerjanya secara Cuma-Cuma √
atau standar yang berlaku. b. APD yang disediakan harus berstandar nasional √
3 APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. c. Membuat sign APD untuk setiap area √
d. Melakukan pengelolaan APD (pendistribusian dan pemusnahan APD) √

3 1 APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi: - Membuat SOP/kebijakan mekanisme pengelolaan APD √
a. Pelindung kepala; - Membuat matriks APD untuk penggunaan sesuai area kerja √
b. Pelindung kepala; - Memberikan pelatihan penggunaan APD √ OTP No.03 Page 16
c. Pelindung telinga; - Membuat sign APD √
d. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya; - Checklist pemeriksaan APD √
e. Pelindung tangan; dan/atau - Memberikan pelatihan terkait pemakaian APD √ OTP No.03 Page 16
f. Pelindung kaki.
2 Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:
a. Pakaian pelindung;
b. Alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. Pelampung.
3 Jenis dan fungsi APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
4 APD wajib digunakan di tempat kerja (sesuai dengan jenis dan lokasi kerja).
5 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja.

6 1 Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD
sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

7 1 Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja.


2 Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;

c. Pelatihan;
d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. Pembinaan;
g. Inspeksi; dan
h. Evaluasi dan pelaporan
8 1 APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang dan/atau
dimusnahkan.

2 APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

3 Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi dengan berita acara
pemusnahan.

33 PERMENAKER NO. 09 TAHUN 2010 TENTANG OPERATOR PETUGAS PESAWAT I 3 Pengusaha / pengurus dilarang mempekerjakan operator dan/atau petugas pesawat angkat dan - Perusahaan atau pengusahan harus:
ANGKAT ANGKUT angkut yang tidak memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
a. Memastikan operator alat angkat dan angkut telah disertifikasi √ OTP No.01 Page 06

34 PERMENAKER NO. 09 TAHUN 2016 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN I 2 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib menerapkan K3 dalam Bekerja Pada Ketinggian. - pekerjaan diatas ketinggian harus memenuhi beberapa persyaratan:
KERJA DALAM PEKERJAAN PADA KETINGGIAN

3 Bekerja Pada Ketinggian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib memenuhi persyaratan K3 a. terdapat lantai dasar/ base elevation √ OTP No.03 Page 13
yang meliputi: b. terdapat jarak jatuh, syaratnya harus ada nilainnya: 1,8 meter (biasanya untuk
jarak jatuh refer kepada persyaratan dan ketetapan prosedur dari perusahaan)

a. perencanaan; c. Pekerja harus dalam kondisi fit sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas
ketinggian dan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis
b. prosedur kerja; √

c. teknik bekerja aman; d. Semua pekerja sebelum melakukan kegiatan bekerja di atas ketinggian harus √ OTP No.03 Page 13
d. APD, Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur; dan sudah mendapat pelatihan “Bekerja di Ketinggian”

e. Tenaga Kerja. e. Prosedure kerja aman (JSEA) harus dibuat √


II 1 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib memastikan bahwa semua kegiatan Bekerja Pada Ketinggian f. Semua peralatan Penahan dan Pencegah Jatuh serta Peralatan Pendukung
yang menjadi tanggung jawabnya telah direncanakan dengan tepat, dilakukan dengan cara yang harus dalam kondisi baik dan sudah diinspeksi sebelum digunakan
aman, dan diawasi. √

g. Semua peralatan pendukung (EWP, Scaffold, Ladders, dll) sesuai dengan


persyaratan standard, dan dididirikan atau dioperasikan oleh orang yang
5 1 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib memperhatikan dan melaksanakan penilaian risiko dalam
berkompeten √ OTP No.03 Page 13
kegiatan atau aktifitas pekerjaan pada ketinggian.

h. penyediaan APD, perangkat pelindung jatuh, dan angkur √ OTP No.03 Page 13
III 6 1 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib mempunyai prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam i. membuat barikade untuk setiap pekerjaan katinggian √
Pasal 3 huruf b secara tertulis untuk melakukan pekerjaan pada ketinggian. j. rencana darurat (penanganan kondisi darurat, petugas medis, fasilitas P3K, √
nomor darurat, jalur evakuasi)

7 1 Setiap Pengusaha dan/atau Pengurus wajib memasang perangkat pembatasan daerah kerja untuk
mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan.

9 1 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib membuat rencana tanggap darurat secara tertulis.

V 21 1 Pengusaha dan/atau Pengurus wajib menyediakan APD secara cuma-cuma dan memastikan
Tenaga Kerja menggunakan APD yang sesuai dalam melakukan pekerjaan pada ketinggian.

VI 31 Pengusaha dan/ atau Pengurus wajib menyediakan Tenaga Kerja yang:


a. kompeten; dan
b. berwenang di bidang K3; dalam pekerjaan pada ketinggian.

35 PERMENAKER NO. 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PROGRAM II 2 Setiap Pekerja yang mengalami Kecelakaan Kerja dan/atau Penyakit Akibat Kerja dapat - Mendaftarkan karyawan berserta keluarganya ke dalam program jaminan sosial (BPJS) √
KEMBALI KERJA SERTA KEGIATAN PROMOTIF memperoleh manfaat Program Kembali Kerja.
DAN KEGIATAN PREVENTIF KECELAKAAN
KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA - Asuransi kesehatan √
6 Pemberi Kerja wajib melaporkan Kecelakaan Kerja dan/atau Penyakit Akibat Kerja yang menimpa - Pengecekan kesehatan rutin (MCU) √
Pekerja sebagai laporan tahap I kepada BPJS Ketenagakerjaan dan dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan setempat, tidak lebih dari 2x24
- kampanye keselamatan berlalu lintas dalam mencegah terjadinya Kecelakaan Kerja √
dalam perjalanan;
jam sejak terjadi Kecelakaan Kerja dan/atau diagnosis Penyakit Akibat Kerja dengan menggunakan
formulir yang telah ditetapkan. - promosi dan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat; √
- pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja; √
- peningkatan budaya keselamatan dan kesehatan kerja; √
- pemeriksaan lingkungan kerja; √
III 11 Kegiatan Promotif dan Kegiatan Preventif dalam mencegah terjadinya Kecelakaan Kerja dan/atau - penyediaan alat pelindung diri dan sarana keselamatan dan kesehatan kerja; √
Penyakit Akibat Kerja merupakan tanggung jawab Pemberi Kerja sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- penyediaan sarana komunikasi, informasi, dan edukasi dalam pencegahan Kecelakaan √
Kerja dan/atau Penyakit Akibat Kerja;

- pelatihan dan implementasi safety riding. √
36 PERMENAKER NO. 12 TAHUN 2015 TENTANG K3 LISTRIK DITEMPAT KERJA I 2 Pengusaha dan/atau pengurus wajib melaksanakan K3 di tempat kerja. - Perusahaan atau pengusahan harus:
III 7 Untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari 200 (dua ratus) kilo volt-ampere a. Melakukan penunjukan ahli K3 listrik sesuai bidang perusahaan √
wajib mempunyai Ahli K3 bidang listrik. b. Memastikan perlengkapan dan peralatan listrik yang dimiliki mempunyai sertifikat √
IV 5 1 Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan peralatan listrik wajib menggunakan yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang.
perlengkapan dan peralatan listrik yang telah mempunyai sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga
atau instansi yang berwenang.
- Pelatihan ahli K3 listrik √
- Inspeksi perlengkapan dan peralatan listrik yang dimiliki √
- Membuat SOP/prosedur untuk pekerjaan listrik aman √
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
37 PERMENAKER NO. 05 THN 2018 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA II 5 1 NAB Kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A (dBA). - Perusahaan/pengusahan melaukan proses pemantauan dan pengukuran yang rutin √
( PERUBAHAN PMP NO. 07 THN 1964 LINGKUNGAN KERJA III 12 NAB Faktor Kimia di udara tempat kerja tercantum dalam lampiran II peraturan menteri ini. dilakukan untuk mengukur faktor fisika dan kimia di tempat kerja
DAN PERMENAKER NO. 13 TAHUN
2011 )

38 PERMENAKER NO. 15 TAHUN 2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA I 2 1 Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja. - Perusahaan atau pengusahan harus:
KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA 2 Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja. a. Menyediakan ruang P3K untuk pekerja/buruh 100 orang atau lebih; √
II 3 1 Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi b. Mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya √
dan buku kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan tinggi
setempat.
c. Menyediakan petugas P3K yang sudah diberikan pelatihan √
d. Menyediakan peralatan khusus (pembilasan tubuh cepat, eye shower) √ OTP No.01 Page 07

7 1 Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama dan lokasi P3K di tempat kerja pada - Memberikan pelatihan P3K √
tempat yang mudah terlihat.

8 1 Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi :


a. Ruang P3K;
b. Kotak P3K dan isi;
c. Alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus

3 Peralatan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa alat untuk pembasahan
tubuh cepat (shower) dan pembilasan/pencucian mata

9 1 Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a
dalam hal :

a. Mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih;


b. Mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi

11 a Alat evakuasi dan alat transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c meliputi :

a. Tandu atau alat lain untuk memindahkan korban ke tempat yang aman atau rujukan.

39 PERMENAKER NO. 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENILAIAN I 2 1 Setiap perusahaan wajib menetapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem di perusahaan. - Perusahaan/pengusaha wajib mengintegrasikan sistem manajemen K3 yang sudah √
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN ada dengan SMK3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
- Perusahaan harus dilakukan audit SMK3 oleh auditor eksternal SMK3 √
3 1 Perusahaan yang telah melaksanakan penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
dilakukan penilaian penerapan SMK3 melalui Audit Eksternal SMK3 oleh Lembaga Audit SMK3
yang ditunjuk oleh Menteri

40 PERMENAKER NO. 31 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN INSTALASI PENYALUR 49A Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan instalasi penyalur petir harus dilakukan - Melakukan Pembuatan, pemasangan, dan/atau perubahan instalasi penyalur petir √
PETIR (PERUBAHAN ATAS PERATURAN pemeriksaan dan pengujian oleh pengawas ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik dan/atau Ahli K3 terhadap penyalur petir
MENTERI TENAGA KERJA NO. bidang Listrik.
PER.02/MEN/1989) - Menunjuk dan memberikan pelatihan untuk spesialis K3 listrik atau ahli K3 bidang listrik √ OTP No.03 Page 18

- Melakukan pemeriksaan dan pengujian √ OTP No.03 Page 18

41 PERMENAKER NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN 10 1 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) dilakukan - penunjukan ahli K3 listrik √ OTP No.03 Page 18
(PERUBAHAN ATAS PERATURAN KERJA LISTRIK DITEMPAT KERJA oleh:
MENTERI TENAGA KERJA NO. 12
- pelatihan ahli K3 listrik √ OTP No.03 Page 13
TAHUN 2015) a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik; - pemeriksaan pekerjaan terkait kelistrikan oleh ahli K3 listrik √ OTP No.01 Page 07
b. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; dan/ atau - checklist pemeriksaan rutin √ OTP No.01 Page 08
c. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3. - Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan, dan pengujian instalasi listrik
di tempat kerja harus sesuai dengan SNI mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2 Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:
(PUIL 2011) √ OTP No.01 Page 03
a. sebelum penyerahan kepada pemilik/ pengguna;
b. setelah ada perubahan/perbaikan; dan
c. secara berkala.
42 PERMEN ESDM NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR 1-3 Mentaati pelaksanaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan SNI 0225:2011/Amd:2013 (PUIL √ OTP No.03 Page 13
NASIONAL INDONESIA 0225:2011 MENGENAI 2011) oleh Ahli K3 Listrik
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK 2011
(PUIL 2011) DAN STANDAR NASIONAL
INDONESIA 0225:2011/Amd1:2013 MENGENAI
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK 2011
(PUIL 2011) AMANDEMEN 1 SEBAGAI STANDAR
WAJIB

43 PERMENAKER NO.16 TAHUN 2015 TATACARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA I 1 5 Izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang selanjutnya disingkat IMTA , adalah izin tertulis yang - warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia √
ASING diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja TKA

44 KEPMENAKER NO. 51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT 7 1 Pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai - melakukan pengukuran dan penilaian faktor fisika oleh pihak ke-3 √
KERJA Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk.
- memastikan pihak ke-3 yang dipakai memiliki kompetensi dan lisensi √
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM
45 KEPMENAKER NO. 68 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN 2 1 Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja. - sosialisasi HIV/AIDS √ OTP No.01 Page 03
PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI TEMPAT KERJA 2 Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja - membuat kebijakan terkait HIV/AIDS (PKB) √ OTP No.01 Page 03
sebagaimana dimaksed dalam ayat (1) pengusaha wajib: - Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
a. Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS √ OTP No.01 Page 03

b. Mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan cara


menyebarluaskan informasi dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

c. Memberikan perlindungan kepada Pekerja/Buruh dengan HIV/AIDS dari tindak dan


perlakuan diskriminatif

d. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khusus untuk pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar
yang berlaku

46 KEPMENAKER NO. 186 TAHUN 1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN I 2 1 Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan - Perusahaan atau pengusahan harus melakukan penanggulangan bahaya kebakaran √
KEBAKARAN DITEMPAT KERJA penanggulangan kebakaran ditempat kerja.
- Memberikan pelatihan penanggulangan kebakaran secara rutin √
- SOP tanggap darurat kebakaran √
- Sosialisasi bahaya kebakaran √
- Rutin melakukan simulasi penanganan darurat kebakaran √

47 KEPMENAKER NO. 333 TAHUN 1989 TENTANG DIAGNOSIS DAN PELAPORAN 4 1 Penyakit akibat kerja yang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan oleh - pelaporan penyakit akibat kerja √
PENYAKIT AKIBAT KERJA pengurus tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat-lambatnya 2x24 jam kepada Kantor
Wilayah Departemen Tenaga Kerja melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat;
- MCU √
- penyediaan APD yang tepat √
- rotasi kerja √ OTP No.02 Page 11

48 KEPMENAKER NO. 1135 TAHUN 1987 TENTANG BENDERA KESELAMATAN DAN - pemasangan bendera K3 √
KESEHATAN KERJA

49 KEPMENKES NO. 261 TAHUN 1998 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN Lampiran I Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran - penyediaan air bersih bagi pekerja √
LINGKUNGAN KERJA Lampiran II Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri - pengukuran suhu ruangan (suhu 21-30°C dengan kelembaban 65%-95%) √ OTP No.09 Page 12
- pengukuran kandungan debu √
- penyediaan tempat sampah √
- sistem pencahayaan/Intensitas cahaya di ruang kerja (Lampu pada setiap area) √

- Pertukaran udara/ ventilasi udara yang cukup √


50 PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN KAIDAH - Penerapan SMKP √
PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN
PENGAWASAN PERTAMBANGAN MINERBA

51 KEPMEN ESDM NO.1827.K/30/MEM/2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH - Penerapan sistem managemen keselamatan pertambangan kusus pada pemegang √
( PENGANTI KEPMEN NO.555 THN 1995 ) TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK IUP operasi produksi khusus untuk pengolahan dan atau pemurnian

- Penetapan kebijakan, perencanaan, organisasi dan personel, implementasi, √


pemantauan evaluasi dan tindak lanjut, dokumentasi dan tinjauan managemen.

- Audit SMKP ( Internal & eksternal ) √


- Penunjukan PTL,PJO, pengawas operasional, pengawas teknis, tenaga teknis √
pertambangan,

- Pembentukan dan penetapan komite keselamatan pengolahan dan atau pemurnian, √

INSTRUKSI MENTERI
52 INSTRUKSI MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PENGAWASAN KHUSUS K3 - pemeriksaan dan pengujian sarana proteksi kebakaran oleh instansi terkait √ OTP No.03 Page 18
REPUBLIK INDONESIA NOMOR PENANGGULANGAN KEBAKARAN
INS.11/M/BW/1997

SURAT EDARAN (SE)


53 SE MENAKER NO. 06 TAHUN 1990 TENTANG PEWARNAAN BOTOL BAJA ATAU - pewarnaan botol baja/tabung gas sesuai karakteristik/kandung isi tabung √
TABUNG GAS BERTEKANAN

54 SE MENAKER NO. 13 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PEMBINAAN DAN - pengendalian sumber energi yang berpotensi bahaya kebakaran √
PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA BIDANG PENANGGULANGAN
- penyediaan instalasi, sarana dan prasana peralatan proteksi kebakaran √ OTP No.01 Page 02
KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA - pemeriksaan dan pengujian rutin terhadap sarana dan prasana peralatan proteksi √ OTP No.01 Page 02
kebakaran

- rute evakuasi √
- pembentukan unit penanggulangan kebakaran meliputi; petugas peran kebakaran,
regu penanggulangan, koordinator dan ahli K3 bidang penanggulangan kebakaran
√ OTP No.03 Page 13

- pengadaan pelatihan dan simulasi secara rutin √ OTP No.01 Page 09

KEPUTUSAN DIRJEN NAKER


55 KEP. DJPPK NO. 45 TAHUN 2008 PEDOMAN K3 BEKERJA PADA KETINGGIAN - memberikan pengetahuan/penjelasan kepada setiap pekerja terkait K3 bekerja pada
DENGAN MENGGUNAKAN TALI ketinggian (SOP/IK/WI Bekerja diketinggian)
√ OTP No.01 Page 03
- melakukan identifikasi bahaya √
- mengidentifikasi alat pengaman dan alat pelindung yang diharuskan √
- menerapkan cara kerja aman √
- sertifikasi pekerja untuk pekerjaaan akses tali
√ OTP No.03 Page 13

identifikasi dan evaluasi terhadap tempat kerja ruang terbatas dan menerbitkan ijin
56 - kerja khusus

PEDOMAN&PEMBINAAN TEKNIS PETUGAS K3
KEP. DJPPK NO. 113 TAHUN 2006 RUANG TERBATAS - pemasangan tanda bahaya √
- melakukan identifikasi bahaya √
- mengidentifikasi alat pengaman dan alat pelindung yang diharuskan √
- mengirimkan pekerja untuk diberi pelatihan terkait pekerjaan ruang terbatas yang √
berlisensi khusus dari disnaker
BAGIAN YG RELEVAN STATUS PEMENUHAN
SEKSI
NO NO. PERATURAN JUDUL URAIAN IMPLEMENTASI KETERANGAN NO. OTP
TERKAIT
BAB PASAL AYAT SUDAH PROSES BELUM

57 - sertifikasi ahli K3 teknisi listrik √ OTP No.03 Page 13


KEP. DJPPK NO. 311 TAHUN 2002 - kompetensi karyawan √ OTP No.03 Page 13
SERTIFIKASI KOMPETENSI K3 TEKNISI LISTRIK
- job desc √ OTP No.03 Page 13

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN - √


KEP. DJB NO. 185 K/37. 04/DJB/2019 KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN
58 Melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, pemantauan
PELAKSANAAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN - Membuat dan menjalankan Objective Target Program √
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA - Melakukan pelatihan penggunaan APAR √
- Menerapkan administrasi berupa buku tambang √
- Pelaporan keselamatan kerja : laporan bulanan, laporan triwulan √
- Membuat RKAB (di dalamnya termasuk tentang keselamatan kerja) √
- Membuat SOP untuk diterapkan di masing-masing departemen √
- Memiliki sistem tanggap darurat √
- √
Melakukan incident investigation ketika terjadi kecelakaan dan kejadian berbahaya
- Membuat fasilitas kesehatan berupa klinik √
- Medical check up tenaga kerja √
- Menyediakan kantin untuk tenaga kerja √
- Melakukan pengukuran & pengelolaan lingkungan kerja √

Anda mungkin juga menyukai