METODOLOGI
Proses pembuatan keripik biji rambutan dilaksanakan di rumah penulis, Desa Jogopaten,
Dukuh Tepus Utara, RT 03 RW 02, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.
Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Februari 2012.
3.2.1 Bahan
Dalam penelitian ini, biji rambutan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
makanan alternatif keripik biji rambutan.
2. AIR
Air digunakan sebagai bahan untuk mencuci dan merendam biji rambutan.
Bahan ini digunakan sebagai bahan perendam biji rambutan. Sebelum digunakan untuk
merendam, kemiri terlebih dahulu dihaluskan. Tujuan digunakannya kedua bahan ini yaitu
untuk mengurangi rasa pahit pada biji rambutan dan juga menghasilkan tekstur keripik yang
renyah.
4. MINYAK GORENG
Bahan pembantu ini bertujuan untuk menambah cita rasa keripik yang guruh dan enak. Bahan
pembantu yang digunakan yaitu :
1. Garam
2. Bawang putih
3. Kemiri
3.2.2 Alat
3. Telenan 9. Baskom
6. Sutil
1. Pengumpulan Biji
1. Pencucian Biji
Pencucian biji dilakukan untuk menghilangkan kuman-kuman yang masih ada dari orang
yang telah makan rambutan.
1. Perendaman Biji
Perendaman biji dilakukan dengan memasukkan biji-biji pada baskom berisi air yang
kemudian ditambah dengan kapur sirih dan kemiri yang telah dihaluskan. Setelah itu, aduk-
aduk agar kapur sirih dan kemiri merata. Perendaman dilakukan 2 hari.
Gambar 2. Pemberian Kapur Sirih pada Rendaman Biji Rambutan
1. Pengulitan
Pengulitan atau pemisahan biji dari kulit yang melindunginya dilakukan dengan menyangrai
biji-biji yang telah direndam dan dicuci kembali.
1. Pengirisan
1. Peracikan bumbu
Bumbu-bumbu yang telah disiapkan kemudian dihaluskan dan ditambahkan sedikit air.
1. Penggorengan
Biji-biji yang telah diiris selanjutnya digoreng dengan menambahkan bumbu yang telah
diracik.
1. Siapkan bumbu-bumbu yang diperlukan (bawang putih, kemiri, garam, dan air)
2. Kupaslah bawang putih sebanyak empat buah.
3. Letakkan kupasan tersebut di cobek (layah). Tambahkan kemiri empat buah dan garam
secukupnya.
2. Cucilah biji rambutan yang telah dikumpulkan agar terbebas dari kuman-kuman yang
masih menempel.
3. Rendamlah biji rambutan yang telah dicuci dalam sebuah baskom berisi air. Kemudian
tambahkan kapur sirih dan kemiri yang telah dihaluskan, aduk hingga merata (perendaman
dilakukan selama 2 hari).
5. Sangrailah biji-biji tersebut hingga kulit yang melindungi biji rambutan mengelupas.
9. Tambahkan racikan bumbu secukupnya (untuk 1 ons biji rambutan tambahkan racikan
bumbu sebanyak 1 sendok sayur).
10. Setelah bumbu tersebut meresap, cicipilah sedikit. Jika kurang gurih/asin, tambahkan
bumbu lagi.
11. Setelah berwarna kuning kecokelatan, seroklah keripik tersebut, dan tiriskan.
13. Jika perlu, kemaslah keripik tersebut dalam plastik yang tertutup rapat, dan simpanlah
pada tempat yang kering agar keripik tetap renyah.
BAB 4
4.1 Warna
Awalnya biji rambutan mempunyai warna putih kehijauan. Setelah disangrai, biji rambutan
mempunyai warna cokelat muda. Sedangkan setelah digoreng, biji rambutan berubah warna
menjadi cokelat yang lebih tua dari biji rambutan setelah disangrai.
4.2 Rasa
Keripik biji rambutan mempunyai rasa yang gurih, tetapi masih mempunyai sedikit rasa
pahit. Rasa pahit tersebut belum bias hilang sepenuhnya. Rasa pahit tersebut bisa berkurang
karena pada saat perendaman, biji rambutan ditambah dengan kapur sirih dan kemiri yang
telah dihaluskan. Kapur sirih dan kemiri yang telah dihaluskan tersebut akan menyerap air
dan zat polifenol yang terkandung dalam biji rambutan sehingga rasa pahit bisa berkurang.
Rasa gurih pada biji rambutan juga disebabkan karena bawang putih yang digunakan sebagai
bumbu. Bawang putih mengandung minyak atsiri, zat allicin dan alliin, zat sulfur, dan zat
organosulfida. Zat sulfur itulah yang menyebabkan bawang mempunyai bau dan rasa yang
khas, sehingga membuat keripik biji rambutan mempunyai cita rasa yang gurih.
4.3 Kerenyahan
Keripik biji rambutan yang dihasilkan mempunyai rasa yang renyah. Keripik tersebut renyah
karena bumbu yang digunakan untuk menggoreng ditambah dengan kemiri dan proses
perendamannya ditambah dengan kapur sirih dan kemiri yang telah dihaluskan. Kapur sirih
dan kemiri tersebut akan menyerap air yang terkandung dalam biji rambutan sehingga biji
rambutan menjadi lebih keras, kenyal, dan kering. Dengan demikian, keripik akan menjadi
renyah.
Tabel 5. Hasil Percobaan Pengolahan Biji Rambutan
1. Air
II 2 hari Lebih rendah Agak renyah
2. Kapur Sirih
1. Air
III 3 hari Lebih rendah Agak renyah
2. Kapur Sirih
1. Air
3. Kemiri
1. Air
3. Kemiri
1. Air
3. Kemiri
4.4.1 Kelemahan
1. Pembuatan keripik biji rambutan tidak dapat dilakukan setiap saat karena buah rambutan
merupakan buah musiman yang hanya berbuah pada bulan tertentu.
2. Keripik biji rambutan yang dihasilkan masih memiliki sedikit rasa pahit (belum ditemukan
cara untuk benar-benar menghilangkan rasa pahit pada biji rambutan.
3. Biji rambutan mudah pecah sehingga menjadikan irisan biji rambutan kurang menarik.
4.4.2 Kelebihan
1. Proses pengolahan biji rambutan menjadi keripik sangat mudah dan sederhana.
2. Pengolahan biji rambutan menjadi keripik dapat menghemat ekonomi rumah tangga.
Sebab, keripik tersebut bisa dijadikan sebagai cemilan sehingga tidak perlu membeli cemilan
dari warung, pasar, dll.
3. Pengolahan biji rambutan menjadi keripik dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan
tambahan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
4. Pengolahan keripik biji rambutan secara tidak langsung dapat mengurangi limbah
lingkungan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian Penulis terhadap keripik biji rambutan, didapat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keripik biji rambutan dapat dijadikan sebagai makanan alternatif bagi masyarakat. Sebab,
biji rambutan tidak beracun.
2. Keripik biji rambutan yang paling baik dihasilkan dari biji rambutan yang direndam selama
2 hari dengan air, kapur sirih, dan kemiri yang telah dihaluskan. Perendaman dengan
bahan-bahan tersebut menghasilkan tekstur keripik yang renyah dan tingkat kepahitan yang
rendah.
3. Pembuatan makanan alternatif keripik biji rambutan tidak dapat dilakukan setiap saat.
Sebab, buah rambutan adalah buah musiman yang hanya berbuah pada bulan tertentu.
4. Pengolahan biji rambutan menjadi keripik merupakan salah satu upaya untuk
meminimalisasi limbah lingkungan.
5. Pengolahan biji rambutan sebagai makanan alternatif merupakan salah satu cara
menghemat ekonomi rumah tangga. Sebab, keripik biji rambutan bisa dijadikan cemilan
sehingga uang yang seharusnya digunakan untuk membeli cemilan bisa digunakan untuk
membeli keperluan lain yang lebih penting.
6. Pengolahan biji rambutan menjadi keripik dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan
tambahan bagi masyarakat.
5.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan cita rasa keripik biji rambutan
dan menghilangkan rasa pahitnya.
2. Proses pengolahan keripik biji rambutan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar
dapat dikembangkan secara lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Kalie, Moehd. Baga. 2008. Budidaya Rambutan Varietas Unggul. Yogyakarta: Kanisius
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/06/17/keanekaragaman-sumber-pangan-dan-gizi-
di-indonesia/
http://directory.umm.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Rambutan
http://kampus.okezone.com/read/2011/11/12/367/528629/krisis-pangan-membayangi-
indonesia
http://safuan.wordpress.com/2007/10/08/149/
http://www.alabik.net/kesehatan/khasiat-bawang-putih.html
http://www.anneahira.com/kandungan-bawang-putih.htm