Anda di halaman 1dari 14

SOP ASUHAN PERSALINAN NORMAL

(APN)

No. Dokumen : 445.4/SOP/PKM-


Parigi/2022

No. Revisi :-
SOP
TanggalTerbit : Maret 2022

Halaman : 1/4

UPTD Puskesmas dr. Akbar Sutanto


Parigi NIP. 19770411 201001 1 009

1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah Asuhan kebidanan pada persalinan


normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama
pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37
minggu dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
(Depkes 2004)

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menjaga kelangsungan


hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimalkan mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya


komplikasi dalam persalinan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Parigi No. 445.4/ -SK/PKM-Parigi/2018 tentang


Jenis-Jenis Pelayanan

4. Referensi JNPK-KR 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR


5. Alat dan Bahan Alat-alat :  Handuk besar 2 buah

a. Troli bagian atas berisi :  Perlengkapan ibu

 Bak instrument besar berisi  Perlengkapan bayi


( Partus Set Besar) yang berisi
c. APD yang terdiri dari:
:
topi, kacamata google,
 2 sarung tangan steril masker, celemek,

 Duk steril handuk kecil dan sepatu


boot )
 Kateter nelaton 1 buah
d. Underpads
 ½ kocher 1 buah
e. Lampu Sorot
 Klem tali pusat 2 buah
f. Tabung Oksigen
 Gunting tali pusat 1 buah
g. Tiang infuse
 Benang tali pusat
h. Baskom berisi air 2 buah
 Kasa steril
yang berisi air klorin
 Gunting Episiotomi 1 untuk rendam sarung
buah tangan dan alat

 Delee i. Ember klorin untuk


membersihkan tempat
 Kom tertutup berisi kapas DTT
tidur atau semprotan
yang berjumlah 8 buah
berisi air klorin dan air
 Kom terbuka berisi tisu bersih

 Kom berisi betadin j. Troli berisi waskom 2


buah untuk mandi ibu
 Spuit 3 cc 2 buah
k. Waslap 4 buah
 Obat – obatan seperti
l. Tempat sampah yang
oksitosin dan metergin
terdiri dari
 Lenec / Dopler
 Tempat sampah
 Jam tangan medis berwarna
kuning
 Gelas berisi air minum
Tempat sampah non medis /

2/13
 infuse set ( jika perlu ) kering berwarna hitam

Bahan :

b. Troli Bagian bawah berisi :

 Tensimeter

 Stetoskop

 Termometer Axilla )

 Botol berisi air bersih dan air


klorin

 Nierbekken 2 buah

 Tempat plasenta

6. Prosedur a. Tim VK meyiapkan perlengkapan alat;


langkah-langkah
b. Tim VK memastikan alat-alat sudah tersedia

c. Tim VK memberikan senyum, salam dan sapa

d. .Tim VK mempersilahkan pasien ke ruangan periksa

e. Tim VK mempersilahkan pasien duduk

f. Tim VK melakukan anamnese dan pemeriksaan ; tanda-tanda vital,


tanda-tanda fisik, pemeriksan kebidanan/obstetrik

g. Tim VK melakukan inform consent

h. Tim VK mempersilahkan pasien untuk tidur di tempat tidur

i. Bidan poned melakukan pemeriksaan dalam


2/10
j. Bidan poned menjelaskan ke pasien hasil pemeriksaan

k. Tim VK Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan tindakan


selanjutnya

l. Tim VK melakukan pertolongan persalinan secara APN

m. Tim VK mengenali gejala kala satu

2/13
n. Tim VK mengenali gejala kala dua

MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA SATU

Tanda dan gejala inpartu termasuk; Penipisin dan pembukaan serviks,


Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekwensi
minimal 2 kali dalam10 menit), Cairan lendir bercampur darah (“show”)
melalui vagina, Fase-fase dalam kala satu persalinan; fase laten pada kala
satu persalinan

I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA

1) Bidan mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua

a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b) Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum


dan vagina
c) Perineum tampak menonjol
d) Vulva dan spinger ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN

2) Tim VK memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan


esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat datar dan keras, 2
kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi
a) Tim VK menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan
ganjal bahu bayi
3/13
b) Tim VK menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril pakai
di dalam partus set
3) Tim VK memakai celemek plastik yang bersih
4) Tim VK melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
5) Tim VK memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa
dalam.
6) Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi

2/13
kontaminasi pada alat suntik )

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


BAIK

7) Tim VK membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan


menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang
b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yangtersedia
c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
8) Tim VK melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
a) Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi
9) Tim VK dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5 % kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik
dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan
10) Tim VK memeriksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi /
saat relaksasi uterus untuk memastikan bhwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit )
a) Tim VK mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Tim VK mendokumentasikan hasil –hasil pemeriksaan dalam,
DJJ dan semua hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya
dalam partograf
4/13
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN

11) Tim VK memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan


keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya
a) Tim VK menunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif ) dan dokumentasikan

2/13
semua temuan yang ada.
b) Tim VK menjelaskan pada anggota keluarga tentang
bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12) Tim VK meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
(bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu
ibu keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman )
13) Tim VK melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat untuk meneran :
a) Tim VK membimbing ibu agar dapat meneran secara benar
dan efektif
b) Tim VK mendukung dan beri semangat pada saat meneran
dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
c) Tim VK membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu
yang lama )
d) Tim VK menganjurkan ibu untuk beristrahat diantara kontraksi
e) Tim VK menganjurkan keluarga memberi dukungan dan
semngat untuk ibu
f) Tim VK memberikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
g) Tim VK menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h) Tim VK segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1jam) meneran (multigravida)
14) Tim VK menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

15) Tim VK meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)


diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter
5-6 cm
16) Tim VK meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu
17) Tim VK buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan

2/13
alat dan bahan
18) Tim VK memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

Lahirnya Kepala

19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm mebuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk menahan perlahan sambil bernapas cepat dan
dangkal
20) Tim VK memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi
a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi
b) Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua
tempat dan potong diantara dua klem tersebut
21) Tim VK menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan

Lahirnya Bahu

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara


biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang

Lahirnya Badan dan Tungkai

23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan
6/13atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantar kaki dan pegang masing-masing mata

2/13
kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya )

VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25) Tim VK melakukan penilaian (selintas) :


26) Tim VK mengeringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu
a. Tim VK mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan
bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali
bagian tangan
b. Tim VK mengganti handuk basah dengan handuk yang
kering
c. Tim VK memastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut
ibu
27) Tim VK memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada
bayi dalam uterus ( hamil tunggal )
28) Tim VK memberitahukan pada ibu bahwa penolong akan
menyuntikkan oksitosin ( agar uterus berkontraksi baik )
29) Tim VK dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin
10 unit ( intramuskuler ) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin )
30) Tim VK dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit
Setelah bayi lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi.
Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)
dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.
31) Tim VK memotong dan pengikatan tali pusat
a. Tim VK dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi
perut bayi) diantara 2 klem tersebut
b. Tim VK mengikat tali pusat dengan benang DTT /Steril pada
satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan
simpul kunci
c. Tim VK melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan.
32) Bidan poned menempatkan
7/13 bayi untuk melakukan kontak kulit ibu
ke kulit bayi, letakkan bayi dengan posisi tengkurap didada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik
didinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara

2/13
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
33) Tim VK menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA

34) Tim VK memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulva
35) Tim VK meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi
atas simpisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat
36) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas
(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri ).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi6/10
berikutnya dan ulangi prosedur diatas
a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu

Mengeluarkan Plasenta

37) Tim VK melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga


palsentaterlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti poros jalan lahir( tetap lakukan tekanan dorso- kranial )
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat :
 Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
 Lakukan kateteriasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
 Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir
 Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual
38) Saat plasenta 8/13
muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

2/13
kedua tangan.pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilih kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan.
a) Jika selaput ketuba robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan ekspolarasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
b) Rangsangan taktil (masase) uterus

Rangsangan taktil ( Masase ) Uterus

39) Tim VK segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi ( fundus teraba keras)
a) Tim VK melakukan tindakan yang diperlukan : jika uterus
tidak berkontraksi stelah 15 detik melakukan rangsangan
taktil/masase

IX. MENILAI PERDARAHAN

40) Tim VK memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
plasenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus
41) Tim VK Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum .
lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan

X. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN

42) Bidan poned pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
43) Tim VK beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi
( didada ibu paling sedikit 1 jam ).
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusui dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara
b) Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam wlaupun bayi
9/13

2/13
sudah berhasil menyusu
44) Tim VK lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1, 1 mg intramuskular dipaha kiri
anterolateral setelah satu jam kontak kulit ibu-bayi
45) Tim VK setelah satu jam pemberian Vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anter.olateral
a) Tim VK meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu – waktu bisa disusukan
b) Tim VK meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi
belum berhasil menyusu didalam satu jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu

Evaluasi

46) Tim VK melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah


perdarahan pervaginam
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
b) Setiap 15 menit pad 1 jam pertama pascapersalinan
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri
47) Tim VK mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
48) Tim VK evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49) Bidan poned memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pascapersalinan
a) Tim VK memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama pascapersalinan
b) Tim VK melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yg
tidak normal
50) Tim VK Periksa kembali kondisi bayi dan pantau setiap 15 menit
untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60
kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 ).
a) Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi,diresusitasi
dan segera metujuk kerumah sakit.
b) Jika bayi napasnya terlalu cepat, segera dirujuk.
10/13

2/13
c) Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Kembalikan bayi kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu
dan bayi dengan satu selimut.

Kebersihan dan keamanan

51) Tim VK menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan


klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah dekontaminasi
52) Tim VK membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53) Tim VK membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering
54) Tim VK memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang di dinginkannya
55) Tim VK medekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5
%
56) Tim VK mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin
o,5 %, balikkan bagian dalama ke luar dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
57) Tim VK mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang kering dan bersih

Dokumentasi

58) Tim VK Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang ),


periksa tanda vital dan Asuhan KALA IV

7. Diagram Alur

11/13
2/13
8. Unit terkait a. KIA
b. Laboratorium
c. VK
d. Farmasi

9. Dokumen Terkait a. Rekam medis

b. Register partus

c. SOAP

2/13
d. E-Kohort

e. Partograf

10. Rekaman Histori


Perubahan
No Yang di ubah12/13 Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan

2/13

Anda mungkin juga menyukai