Anda di halaman 1dari 22

“Critical Journal Review”

PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA USAHA MIKRO


KECIL (UMK) TEMPE DI BOGOR JAWA BARAT
(Penulis: Tita Nursiah, Nunung Kusnadi, dan Burhanuddin)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Ella Annisa, S.E, M.E

Oleh :

Suci Alda Malayani

NPM. 21.02.0087

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

UIVERSISTAS ISLAM SUMATERA UTARA

PEMATANG SIANTAR

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-NYA penyusun dapat menyelesaikan Critikal
Journal Review dengan tujuan untuk memenuhi tugas Kewirausahaan “Review
Jurnal “. Review jurnal ini disusun untuk mengetahui perbedaan antara penulisan
dan penyusunan dua jurnal yang disusun oleh penulis dan judul yang berbeda
namun memiliki konsep yang sama.

Penyusun menyadari bahwa Critikal Journal Review ini belum sempuran.


Karena dalam banyak hal masih merupakan himpunan dari sumber buku dan
sumber lain yang dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati
menerima kritik dari pembaca demi perbaikan. Akhirnya penyusun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun Critikal Journal Review ini.

Pematangsiantar, 13 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.5 Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Identitas Jurnal..........................................................................................3
2.2. Ringkasan Jurnal.......................................................................................3
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal..........................................................15
2.4 Perbedaan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding...................................16
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2. Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wirausaha diyakini sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi, serta
wirausaha juga dianggap sebagai inovator dalam pengembangan ekonomi.
Tingginya persentase jumlah wirausaha di suatu negara maka perekonomian
negara tersebut akan tumbuh dengan baik (Casson et al, 2006). Jumlah wirausaha
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1,90 persen dari seluruh jumlah penduduk di
Indonesia. Persentase tersebut masih sangat kecil dibandingkan negara Asia
lainnya, seperti Cina dan Jepang, yang memiliki wirausaha lebih dari 10 persen
dari jumlah populasi penduduk. Di regional Asia Tenggara, Indonesia masih di
bawah Malaysia yang sudah mencapai angka (5%) atau Singapura (7%)
(Kemenkop, 2012).

Pelaku usaha di Indonesia sebagian besar didominasi oleh UMKM. Jumlah


UMKM di Indonesia mencapai 56 juta unit usaha. Namun demikian, pemilik
usaha ini tidak dihitung sebagai wirausaha sesuai dengan penilaian Kemenkop.
Mengacu pada definisi wirausaha adalah perorangan yang memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu, dengan bekerja sendiri, mampu menghadapi risiko
dengan memanfaatkan peluang yang ada (Casson, 2006). Pada kenyataannya
UMKM tersebut memiliki peranan yang penting bagi negara yaitu penyerapan
tenaga kerja dan penyumbang PDB. Peran dan eksistensi UMKM dalam
penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) Nasional sudah tidak diragukan lagi.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Ketepatan penggunaan judul dalam jurnal
b. Penggunaan metode dalam penelitian
c. Penyajian penulisan jurnal
d. Kelebihan dan kelemahan setiap jurnal

1
e. Perbedaan dari kedua jurnal

1.3 Pembatasan Masalah


a. Penyajian penulisan jurnal
b. Kelebihan dan kekurangan setiap jurnal
c. Perbedaan dari kedua jurnal

1.4 Rumusan Masalah


a. Bagaimana penyajian penulisan dari jurnal tersebut ?
b. Adakah kelebihan dan kelemahan jurnal tersebut ?
c. Adakah perbedaan dari masing-masing jurnal ?

1.5 Tujuan Masalah


a. Mengetahui penyajian penulisan dari jurnal tersebut.
b. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal tersebut.
c. Mengetahui perbedaan dari masing-masing jurnal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Jurnal


2.1.1 Jurnal Utama

Judul Perilaku Kewirausahaan Pada Usaha Mikro


Kecil (Umk) Tempe Di Bogor Jawa Barat
Penulis 1. Tita Nursiah
2. Nunung Kusnadi
3. Burhanuddin
E-mail nursiahtita@gmail.com

Penerbit Undiksha Singaraja, Indonesia


Volume Vol. 3 No. 2
Tahun Terbit 2015
ISSN -
Jumlah Halaman 14 Lembar
Reviewer Suci Alda Malayani
Tanggal Review 13 Desember 2023

1.1.2 Jurnal Pembanding

Judul Tingkat Kewirausahaan Dan Kesuksesan Pada


Usaha Kecil Menengah (Ukm)
Penulis 1. Dina Prasetiyaningrum
E-mail -

Penerbit -
Volume -
Tahun Terbit -
ISSN -
Jumlah Halaman 21 Lembar
Reviewer Suci Alda Malayani
Tanggal Review 13 Desember 2023

2.2. Ringkasan Jurnal


2.2.1 Jurnal Utama

Abstrak Usaha mikro dan kecil (UMK) merupakan bentuk usaha

3
yang dominan di Indonesia dengan persentase mencapai
90%. Namun ada kecenderungan bahwa wirausahawan
diidentikkan dengan usaha berskala besar. Tujuan Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi karakteristik
wirausaha pada industri UMK (2) menganalisis pengaruhnya
karakteristik kewirausahaan dan iklim usaha terhadap
perilaku kewirausahaan (3) menganalisis pengaruhnya
perilaku kewirausahaan terhadap kinerjanya. Teknik
purposive sampling diterapkan untuk memilih 121
responden. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan
untuk memperkirakan perilaku kewirausahaan. Itu Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik
kewirausahaan juga terdapat pada UMK Karakteristik
kewirausahaan yang lebih kuat ditemukan pada produksi
skala besar. Ada yang positif dan hubungan yang signifikan
antara karakteristik kewirausahaan dan iklim usaha perilaku
kewirausahaan. Karakteristik kewirausahaan mempunyai
pengaruh paling besar terhadap perilaku pengusaha. Selain
itu perilaku kewirausahaan juga berpengaruh positif dan
signifikan terhadapnya performa bisnis. Dengan demikian,
penelitian ini menegaskan bahwa perilaku kewirausahaan
juga ditemukan pada kelompok kecil bisnis, tidak hanya di
perusahaan besar
Kata kunci: usaha mikro kecil (UMK), model persamaan
struktural, industri tempe.
Pendahuluan Wirausaha diyakini sebagai roda penggerak pertumbuhan
ekonomi, serta wirausaha juga dianggap sebagai inovator
dalam pengembangan ekonomi. Tingginya persentase
jumlah wirausaha di suatu negara maka perekonomian
negara tersebut akan tumbuh dengan baik (Casson et al,
2006). Jumlah wirausaha Indonesia pada tahun 2013

4
mencapai 1,90 persen dari seluruh jumlah penduduk di
Indonesia. Persentase tersebut masih sangat kecil
dibandingkan negara Asia lainnya, seperti Cina dan Jepang,
yang memiliki wirausaha lebih dari 10 persen dari jumlah
populasi penduduk. Di regional Asia Tenggara, Indonesia
masih di bawah Malaysia yang sudah mencapai angka (5%)
atau Singapura (7%) (Kemenkop, 2012). Pelaku usaha di
Indonesia sebagian besar didominasi oleh UMKM. Jumlah
UMKM di Indonesia mencapai 56 juta unit usaha. Namun
demikian, pemilik usaha ini tidak dihitung sebagai wirausaha
sesuai dengan penilaian Kemenkop. Mengacu pada definisi
wirausaha adalah perorangan yang memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu, dengan bekerja sendiri, mampu
menghadapi risiko dengan memanfaatkan peluang yang ada
(Casson, 2006). Pada kenyataannya UMKM tersebut
memiliki peranan yang penting bagi negara yaitu penyerapan
tenaga kerja dan penyumbang PDB. Peran dan eksistensi
UMKM dalam penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sudah
tidak diragukan lagi.
Berdasarkan jumlah total UMKM yang ada pada tahun 2012,
90 persennya didominasi oleh usaha mikro dan kecil.
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil (UMK) menjadi sangat
strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan
kegiatan ekonomi masyarakat, serta menjadi tumpuan
sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Menurut penelitian Bosma (2011), tren munculnya
wirausaha adalah karena tekanan ekonomi, sehingga
seseorang terpaksa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Selain itu ada faktor lain yaitu pengangguran, frustasi

5
pekerjaan sebelumnya, dan kebutuhan hidup layak
(Mazzarol et al., 1999; Shane et al (2003); Segal, et al
(2005). Dikarenakan latar belakang tersebut tidak heran
banyak usaha-usaha mikro dan kecil yang bermunculan,
namun tidak dapat berkembang menjadi usaha besar.
Fenomena tersebut banyak terjadi di Indonesia salah satunya
adalah UMK. Fugate et al (2005), menyatakan bahwa usaha
mikro merupakan salah satu teknik kewirausahaan untuk
mempromosikan ekonomi swasembada yang memungkinkan
pelaku usaha mikro dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri dan memiliki pendapatan dengan menggunakan
metode bottom-up. Penggolongan usaha mikro menurut
Fugate et al adalah pedagang kaki lima, pengrajin kecil,
pemilik toko kecil, dan pedagang kecil.
Pembahasan Salah satu jenis Usaha Mikro Kecil (UMK) yang
berkembang adalah usaha pembuatan tempe. Di Indonesia
tempe dikenal sebagai makanan khas asli Indonesia. Pelaku
usaha ini pun tersebar di wilayah Jawa Barat salah satunya di
Bogor. Pelaku usaha ini sebagian besar didominasi oleh para
pendatang yang berasal dari Pekalongan Jawa Tengah.
Usaha ini memiliki karakteristik yang unik, suplai bahan
baku usaha pembuatan tempe 100% diperoleh dari kedelai
impor. Dengan demikian, adanya perubahan harga kedelai
akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan usaha
serta perilaku pengrajin dalam menyiasati keadaan tersebut.
Usaha ini sebagian besar masih bersifat turun temurun,
tradisional, serta dengan skala usaha rumah tangga. Namun
demikian, meskipun usaha ini terkendala dengan harga
bahan baku serta modal, para pelaku usaha tetap bertahan
mengusahakan hingga bertahun-tahun meskipun
perkembangan usaha tersebut tidak signifikan. Oleh karena

6
itu, perilaku tersebut di atas menjadi dasar yang
melatarbelakangi dari penelitian perilaku kewirausahaan
pada UMK ini. Penelitian ini difokuskan pada perilaku
kewirausahaan pada UMK dikarenakan adanya sifat dan ciri
yang unik dari UMK yang tidak dimiliki oleh usaha besar.
Sulitnya bahan baku, kenaikan harga bahan baku, tidak
adanya tempat yang layak untuk membuka usaha, serta
keterbatasan modal tidak menjadi penghalang usaha ini tetap
berjalan. Ciri lain UMK adalah lemah dalam perencanaan,
lemah dalam bekerja sama dengan individu lain baik
pemasok, pemodal, maupun dengan pengusaha lain, serta
pengusaha mikro belum dapat memposisikan diri sebagai
pengusaha yang berkualitas dan subsisten (Riyanti, 2006).
Namun demikian, pelaku UMK mampu bertahan
menjalankan usaha hingga bertahun-tahun meskipun tidak
diikuti oleh perkembangan usaha yang signifikan. Namun
demikian pelaku usaha ini belum semuanya dikategorikan
sebagai wirausaha.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling dengan sampel 121 orang pengrajin tempe.
Penghitungan ini didasarkan karena pada penelitian ini
menggunakan alat analisis SEM sehingga ukuran sampel
yang digunakan harus dalam jumlah yang besar. Jumlah
sampel yang diambil banyak dikarenakan agar hasil analisis
yang diperoleh dapat mendekati dan menggambarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan pada
pengrajin tempe yang ada di Bogor.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Adanya karakteristik wirusaha pada pelaku usaha

7
mikro kecil, dan semakin besar skala produksi maka
karakteristik wirausahanya semakin kuat.
2. Karakteristik wirausaha dan iklim bisnis berpengaruh
positif dan siginifikan terhadap perilaku
kewirausahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan inovasi, keberanian mengambil risiko,
kepemimpinan, motivasi berwirausaha, kekompakan,
serta kebijakan pemerintah dapat meningkatkan
perilaku kewirausahaan.
3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja usaha. Hasil ini
menunjukkan bahwa, peningkatan perilaku
kewirausahaan akan meningkatkan kinerja usaha
pengrajin tempe.

Saran Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh saran bagi


pengrajin tempe maupun pemerintah dan pihak lain yang
mendukung usaha ini agar dapat berkembang di masa yang
akan datang yaitu:
1. Untuk meningkatkan keberhasilan usaha pembuatan
tempe diperlukan keberanian dalam inovasi baik
produk, teknologi, maupun pemasaran. Pengrajin
tempe harus mampu mencari informasi dan peluang
pasar untuk meluaskan pemasaran tempenya agar
tidak hanya terfokus pada satu pasar, sehingga
usahanya akan berkembang.
2. Perlu adanya dukungan pemerintah dalam penentuan
harga kedelai impor yang digunakan sebagai bahan
baku pembuatan tempe. Dengan adanya kestabilan
harga kedelai dapat memicu motivasi pengrajin
tempe untuk meningkatkan produksi.

8
3. Selain itu, perlu adanya pengaktifan kembali anggota
koperasi tahu tempe Indonesia. Hal untuk
mempermudah para pengrajin tempe dalam
memperoleh input, memperoleh pelatihan dan
penyuluhan mengenai pengembangan usaha dan
pembuatan tempe dengan standar keamanan pangan
yang baik. Hal ini sangat diperlukan untuk
meningkatkan kreativitas dan inovasi guna
peningkatan kualitas produk yang diproduksi.
4. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada ruang
lingkupnya, perilaku kewirausahaan yang diteliti
hanya pada sektor usaha mikro kecil pada pengrajin
tempe di Bogor, Jawa Barat dan tidak dapat
digeneralisasikan untuk usaha mikro kecil lainnya.
Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lain
mengenai perilaku kewirausahaan pada sektor usaha
lainnya.

2.2.2 Jurnal Pembanding

Judul Tingkat Kewirausahaan Dan Kesuksesan Pada Usaha Kecil


Menengah (Ukm)
Abstrak Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tingkat
atau karakteristik kewirausahaan untuk mencapai
kesuksesan dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
UKM berperan dalam menyediakan lapangan kerja dan
pemerataan pendapatan melalui usaha peluang.
Permasalahan UKM pada sulitnya akses pasar, bantuan
informasi, bantuan keuangan, dan kendala modal.
Menghadapi permasalahan seperti ini memerlukan strategi
untuk mencapai keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah

9
(UKM) dengan meningkatkan karakteristik wirausaha,
karakteristik UKM, dan kinerja bisnis.
Pendahuluan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia merupakan
salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi
signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya
dalam penyerapan tenaga kerja. Industri mikro dan kecil
telah membuktikan bahwa mereka merupakan industri yang
tangguh dan mampu bertahan melewati kondisi-kondisi
sulit, yaitu krisis ekonomi. Hitt, Ireland dan Hoskisson
(2001) menyebutkan bahwa keunggulan usaha kecil
dibanding usaha besar adalah fleksibilitas, kecerdikan dan
ketangkasan yang dimiliki oleh usaha kecil. Faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha kecil dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal mencakup peran
pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi pertumbuhan usaha kecil, sedangkan faktor internal
yang menentukan kesuksesan usaha adalah variabel
individu meliputi karakteristik pengusaha/pemilik dan
kompetensi kewirausahaan (Sarwoko, 2013).
Kewirausahaan secara umum adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda
(inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Usaha kecil menengah atau perusahaan-perusahaan kecil
memerlukan suatu strategi dan tingkat kewirausahaan
untuk suatu kesuksesan dan keberhasilan dalam
pertumbuhan usaha kecil.
Dalam penelitian ini meneliti wirausahawan pengolahan
ayam potong. Ayam potong adalah salah satu jenis hewan
unggas yang dibudidayakan, atau dikembang biakkan
untuk diambil daging atau telurnya. Ayam jenis ini

10
memiliki tekstur daging yang empuk dan lembut sehingga
sangat cocok untuk dijadikan lauk makanan sehari-hari.
Permintaan akan ayam potong akan terus meningkat
dikarenakan ayam potong dapat digolongkan menjadi
kebutuhan pokok untuk makanan khususnya untuk usaha
makanan dengan ayam sebagai menu utamanya.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi
kualitatif dan observasi.
Pembahasan Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan
definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS),
Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi
UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya. Menurut Kementrian Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan
UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK),
termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang
mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp
1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM)
merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia
yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp
200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah
dan bangunan.
Karakteristik UKM merupakan sifat atau kondisi faktual
yang melekat pada aktifitas usaha maupun perilaku
pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan
bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda

11
antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya. Menurut
Bank Dunia, UKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis,
yaitu: 1. Usaha Mikro (jumlah karyawan 10 orang); 2.
Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang); dan 3. Usaha
Menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Karakteristik dasar UKM di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Masih lemahnya struktur kemitraan dengan Usaha
Besar.
3. Lemahnya quality control terhadap produk.
4. Belum ada kejelasan standardisasi produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen.
5. Kesulitan dalam akses permodalan terutama dari
sumber-sumber keuangan yang formal.
6. Pengetahuan tentang ekspor masih lemah.
7. Lemahnya akses pemasaran.
8. Keterbatasan teknologi, akibatnya produktivitas
rendah dan rendahnya kualitas produk.
9. Keterbatasan bahan baku.
Kendala atau hambatan yang muncul dalam bisnis Usaha
Kecil Menengah (UKM) dapat mengakibatkan adanya
risiko. Risiko itu sendiri muncul karena terjadinya
ketidakpastian.
Dalam upaya mengelola bisnis UKM agar bisnis ini dapat
dikembangkan dengan baik, maka faktor-faktor yang harus
menjadi perhatian dan terus didorong agar mampu
mendukung pengembangan bisnis UKM secara maksimal
adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana, meliputi akses jalan raya,
listrik, air, telekomunikasi yang merupakan faktor

12
penting untuk mendukung kelancaran usaha.
2. Fasilitas fisik, meliputi lahan dan bangunan usaha
sangat diperlukan oleh sebagian besar bisnis UKM
untuk meningkatkan kegiatan usaha mereka.
3. Fasilitas pendanaan, dengan tingkat bunga murah
juga sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan
usaha UKM. Kemudahan kredit dalam plafon,
tingkat bunga, jangka waktu, dan proses pengajuan
sangat diharapkan oleh pelaku usaha UKM.
4. Tenaga kerja. Dalam tenaga kerja, pelaku bisnis
UKM menghadapi beberapa kendala seperti: a.
Rendahnya pengetahuan dan keterampilan. b.
Rendahnya motivasi. c. Kurang disiplin dan
rendahnya produktifitas. d. Tenaga kerja belum
dibayar memadai.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan internet.
6. Inovasi, khususnya inovasi dalam bentuk teknologi
yang disertai dengan peningkatan keahlian tenaga
kerja.
7. Pengadaan bahan baku. Permasalahan terkait
dengan pengadaan bahan baku seperti tidak
tersedianya uang tunai dan kekurangan modal;
keterlambatan pasokan; seringkali dipengaruhi oleh
cuaca; harganya mahal dan tidak stabil.
8. Peralatan produksi. Para pelaku bisnis UMKM
membutuhkan peralatan produksi yang memenuhi
persyaratan berikut: murah, praktis, suku cadang
mudah didapat, tahan lama, dan dengan teknologi
terkini.
Adapu beberapa Karakteristik seorang wirausahawan
sebagai berikut :

13
1. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-
persolan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa wirausahawan Bapak Sunarno
memiliki kreatifitas tinggi terhadap produksi ayam
potong sesuai dengan pesanan pasar.
2. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos
Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen
dalam usahanya dan tekad yang bulat di dalam
mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang
akan digelutinya, Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa wirausahawan Bapak Sunarno selalu
komitmen dalam pekerjaan, memilik etos kerja, dan
tanggung jawab dalam proses pemasaran, pesanan
pelanggan dan tidak mengecewakan pelanggan.
3. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
wirausahawan Bapak Sunarno selalu dapat mandiri,
sigap dan cekatan apabila mendapat pesanan secara
tiba-tiba.
4. Berani Menghadapi Resiko
5. Motif Berprestasi Tinggi
6. Selalu Perspektif
7. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
8. Selalu Mencari Peluang
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
10. Memiliki Kemampuan Managerial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wirausahawan

14
Bapak Sunarno memiliki kemampuan managerial
dalam pengelolaan proses usahanya dari segi
pengolahan ayam potong, strategi pemasarannya,
dan keuangannya.
Kesimpulan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Bapak Sunarno dapat
dikembangkan lagi sampai tingkat Fast Moving
Enterprise(Usaha Besar) sehingga mampu menciptakan
lapangan pekerjaan masyarakat karena Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional, selain berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang
besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat
berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi
lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan
lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM.
Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam
memberdayakan UKM disamping mengembangkan
kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara
pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


2.3.1 Jurnal Utama

Kelebihan Kekurangan
Penulisan judul mudah dipahami dan Pendahuluan terau panjang dijelaskan
dimengerti. seharusnya sedikit saja.
Disertai dengan saran yang lengkap Abstrak disajikan hanya dengan satu
bahasa yatu bahasa Inggris yang
dicetak miring.

15
Penulisan dan penyusunan jurnal Jurnal tidak memiliki ISSN, serta tidak
sudah sangat bagus dan rapi mencantumkan penerbitna

2.3.1 Jurnal Pembanding

Kelebihan Kekurangan
Menggunakan metode penelitian yang Kesalahan dalam penulisan ada
mudah dan efektif. beberapa kata yang tidak memakai
huruf kapital serta jaraknya yang
terlalu jauh.
Penulis menyajikan kesimpulan dari Kajian Pustaka dalam Jurnal ini tidak
hasil penelitiannya dengan singkat dan secara langsung di tulis dengan nama
jelas serta menggunakan bahasa yang “Kajian Pustaka” namun melalui
mudah dipahami “Teori Pustaka”
Daftar pustaka ditulis dengan rapi Tidak menyajikan Hasil dan
sesuai abjad dan mengikuti format Pembahasan secara langsung dengan
penulisan. Penulis menyajikan daftar nama ”Hasil dan Pembahasan” serta
pusataka dari berbagai sumber yaitu tidak menyajikan saran.
buku, jurnal dan artikel dari internet
yang disertai dengan keterangan waktu
pengunduhannya

2.4 Perbedaan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding


Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Analisis Pertumbuhan Kewirausahaan
melalui Koperasi Mahasiswa Dan Efektifitas Kelembagaan Di
Kabupaten Tulungagung

Menumbuhkan dan mengembangkan Meningkatkan pertumbuhan


jiwa kewirausahaan melalui koperasi kewirausahaan dan efektivitas
mahasiswa dengan mendorong dan kelembagaan dengan membuat

16
mengakselerasi pemberdayaan Koperasi pelatihan ketrampilan terhadap
dan UMKM serta meningkatkan daya generasi muda melalui Balai Latihan
saing. Kerja, kemudahan memperoleh
pinjaman modal bagi pengusaha kecil,
dan pembinaan yang dilakukan oleh
dinas-dinas terkait.
Terdapat Hasil dan Pembahasan Tidak terdapat Hasil dan
yang ditulis secara langsung dengan Pembahasan secara langsung
kata “Pembahasan”
Objek penelitian Mahasiswa Objek penelitian masyaraat
Tulunggung
Adanya penyajian saran dari penulis Tidak dilengkapi dengan saran dari
penulis

17
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dalam pengembangan kewirausahaan, baik untuk pelaku wirausaha pemula
maupun yang sudah berpengalaman dalam mengelola usaha, kemampuan seorang
pengusaha menjadi peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan suatu
usaha. Kemampuan tidak dihasilkan dalam proses yang pendek melainkan melalui
proses jatuh bangun pelaku wirausaha. Sedangkan infrastruktur digital (digital
marketing) menjadi salah satu strategi penting dalam melakukan pemasaran yang
tepat untuk mendukung kesuksesan suatu bisnis. Hal ini tentunya didasari oleh
pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan segala bentuk
infrastruktur digital yang semakin hari semakin canggih perkembangannya yang
berimplikasi terhadap pemanfaatan peluang digital dalam mengelola bisnis untuk
mencapai profit penjualan produk melalui aplikasi digital marketing.

3.2. Saran
Dalam penyajian, penyusunan tulisan dan metode yang digunakan yang
digunakan oleh penulis dalam jurnal utama dikategorikan baik, namun juga
memiliki kekurangan yang perlu di revisi yaitu penyajian kajian pustaka secara
langsung dan penulisan judul dalam daftar pustaka yang harus ditebalkan atau
dicetak miring. Penyusun berharap jika jurnal pembanding dilakukan revisi ulang
yaitu memperhatikan tatacara penulisan seperti judul yang harus menggunakan
spasi dan huruf kapital, Menyajikan kajian pustaka, hasil dan pembahasan secara
terpisah dan langsung dan melengkapi jurnal dengan saran.

18
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Kusnadi, Nunung. Nursiah, Tita (2015). Perilaku Kewirausahaan
Pada Usaha Mikro Kecil (Umk) Tempe Di Bogor Jawa Barat Jurnal
Agribisnis Indonesia Vol. 3. No. 2

Prasetiyaningrum, Dina. Tingkat Kewirausahaan Dan Kesuksesan Pada Usaha


Kecil Menengah (Ukm)

19

Anda mungkin juga menyukai