Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

HUBUNGAN KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN TINGKAT


PENDAPATAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI
KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
PUSKESMAS KOTA BENGKULU
TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

AMI SANTIA
NIM : PO 5130216043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
GIZI DAN DIETETIKA
2020
i
ii
ABSTRAK

HUBUNGAN KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN TINGKAT


PENDAPATAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS
KOTA BENGKULU TAHUN 2020

Ami Santia, Anang Wahyudi, Ahmad Rizal

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi,


dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative
atau absolute satu atau lebih zat gizi. Tambahan kebutuhan asupan energi ibu hamil
KEK selama trimester I, II, III sebesar 500 kkal, sedangkan untuk asupan protein ibu
hamil memerlukan tambahan sebesar 15 gram untuk semua usia kehamilan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsumsi
energi, protein dan tingkat pendapatan dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada
ibu hamil di wilayah puskesmas kota Bengkulu tahun 2020
Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Pengambilan data menggunakan metode sampling purposive dengan
kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah sampel sebanyak 33 orang. Analisis statistik
menggunakan uji korelasi.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara hubungan
konsumsi energi dengan ibu hamil KEK (p= 0,000), ada hubungan yang bermakna
antara konsumsi protein dengan ibu hamil KEK (p= 0,002), tidak ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pendapatan dengan ibu hamil KEK (p= 0,118) di wilayah
Puskesmas Kota Bengkulu Tahun 2020.
Kesimpulan pada penelitian ini rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil
kekurangan energi kronik (KEK) 1308.3 kkal, rata-rata konsumsi protein pada ibu
hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) 49.8 gram, rata-rata tingkat pendapatan
pada ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) Rp 4.869.700, saran untuk
peneliti selanjutnya yaitu perlu penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel
lainnya seperti tingkat pengetahuan ibu untuk agar penelitian yang didapatkan
menjadi lebih baik

Kata Kunci: Ibu Hamil, Konsumsi Energi, Konsumsi Protein, Tingkat Pendapatan,

KEK

iii
ABSTRACT
RELATIONSHIP OF ENERGY CONSUMPTION, PROTEINS AND INCOME
LEVELS WITH CHRONIC ENERGY (KEK) LACKS IN PREGNANT
MOTHERS IN THE PUSKESMAS AREA BENGKULU CITY IN 2020
Ami Santia, Anang Wahyudi, Ahmad Rizal
Chronic Energy Deficiency is one of the conditions of malnutrition, where
the mother's condition suffers from chronic food shortages that result in relative or
absolute health problems for the mother of one or more nutrients. Additional energy
intake needs of Chronic Energy Deficiency pregnant women during the trimesters I,
II, III of 500 kcal, while for protein intake pregnant women require an additional 15
grams for all gestational ages.
The purpose of this study was to determine the relationship between energy
consumption, protein and income levels with chronic energy shortages in pregnant
women in the Puskesmas area Bengkulu city in 2020
The design of this study uses analytic observational with Cross Sectional
approach. Retrieval of data using purposive sampling method with inclusion and
exclusion criteria, the number of samples as many as 33 people. Statistical analysis
using correlation test.
The results showed that there was a significant relationship between the
relationship of energy consumption with pregnant women (p = 0,000), there was a
significant relationship between protein consumption and pregnant women (p =
0.002), there was no significant relationship between income levels with pregnant
women (p = 0.118) in the Puskesmas area Bengkulu City in 2020.
The conclusion in this study the average energy consumption in pregnant
women with chronic energy deficiency 1308.3 kcal, the average protein consumption
in pregnant women Chronic Energy Deficiency 49.8 grams, the average level of
income in pregnant women Chronic Energy Deficiency Rp. 4,869,700, Suggestions
for further researchers is that further research is needed by adding other variables
such as the level of knowledge of the mother so that the research obtained is better.
Keywords: Pregnant Women, Energy Consumption, Protein Consumption, Income
Level, Chronic Energy Deficiency

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan untuk Allah SWT yang maha sempurna,
dengan melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Konsumsi Energi, Protein dan
Tingkat Pendapatan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu
Hamil di wilayah Puskesmas Kota Bengkulu Tahun 2020”. Sebagai syarat
untuk menyelesaikan skripsi.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Terapan Gizi Di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Penulis menyadari
akan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun merupakan input dalam
penyempurnaan selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini penyusun telah mendapat masukan dan bantuan


dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Darwis, S.Kp., M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes


Bengkulu.
2. Kamsiah, SST.,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bengkulu.
3. Miratul Haya, SKM., M.Gizi sebagai Ketua Prodi DIV Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu.
4. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH sebagai pembimbing I dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Ahmad Rizal, SKM., MM sebagai pembimbing II dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Kamsiah, SST.,M.Kes sebagai Ketua Dewan Penguji dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Afriyana Siregar, S.Gz., M.Biomed sebagai penguji I dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Ibu, Bapak, Kakak, Adik dan Keluarga besar yang selalu memberi semangat
atas selesainya skripsi ini.

v
9. Teman- teman seperjuangan DIV Gizi yang selalu member semngat.

Dalam penyusunan skripsi ini penyusun mengharapkan adanya kritik dan


saran agar dapat membantu perbaikan selanjutnya.

Bengkulu, Juni 2020

Penyusun

vi
BIODATA PENULIS

Nama : Ami Santia


Nim : P0 5130215 043
Agama : Islam
TTL : Penandingan, 23 Agustus 1998
Nama Ayah : Zaedan Jauhari
Nama Ibu : Ely Darti
Nama Adik : Hendrik Rohmadan
Nama Kakak : Elva Sri Wahyuni
Alamat : Penandingan Kec. Kinal Kab. Kaur
Email : amysantia98@gmail.com
No Hp : 082211602920

Riwayat Pendidikan : - SDN 02 KINAL


- SMPN 02 Bengkulu Selatan
- SMAN 02 Bengkulu Selatan
- Poltekkes Kemenkes Bengkulu

vii
MOTTO

Jadikan pengalaman yang belum berhasil sebagai alat ukur

untuk memotivasi diri agar lebih semangat untuk menggapai

yang diinginkan.

Bahagiakan kedua orang tua dan keluarga karena mereka

adalah hal yang paling berharga dihidupku.

Pendidikan merupakan ilmu yang paling baik untuk

hidupmu nantinya.

Kegagalan hanya terjadi bila kita tidak berusaha dan hanya

bisa menyerah.

“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan sesungguhnya

jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu,

dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku

sangat pedih (QS-Ibrahim ayat 7)”.

“ Ilmu yang sejati, seperti barang berharga lainnya, tidak bisa diperoleh
dengan mudah. Ia harus diusahakan, dipelajari, dipikirkan, dan lebih dari itu,
harus selalu disertai doa (Hadis Hasan al-Bashri )”.

“The road may be rough, the journey may be tough and the
experience may be bitter, but they are stepping stones to our
future thrones.”

viii
PERSEMBAHAN

Segala daya upaya yang telah dilakukan hanyalah untuk tujuan menuntuk
ilmu.
Tugas Akhir ini dibuat untuk kupersembahkan kepada :
Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya lah Skripsi ini dapat
terselesaikan
Kedua orang tua ku yang tercinta dan yang tersayang Budiman (Ayah
Zaedan Jauhari) dan (Ibu Ely Darti) yang telah membesarkan dan
memberi kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku
selalu kuat menghadapi rintangan yang ada didepanku, terima kasih untuk
doa, pengorbanan tanpa kenal lelah dan perjuangan separuh nyawa.
Doakan selalu anakmu yang selalu berjuang demi kalian.
Kakak ku tersayang (Elva Sri Wahyuni) dan Kakak ipar (bripka pirjo BJ)
yang selalu mensufort semangat dan motivasi serta materi yang
mendukung kelancaran skripsi ini
Adikku tersayang Hendrik Rohmadan yang telah memberi semangat dan
motivasiku.
Ponakan ku yang menggemaskan (Byorka Azzam Alfatih) yang selalu
menghibur dikala kepenatan skripsi melanda
Anggi Andika Mandala Putra yang telah memberikan semangat, motivasi,
selalu memberi masukan saat aku sedih, tak bosan untuk membangkitkan
semangatku dan teman cerita saat perjuanganku untuk menyelesaikan
skripsi.
Kedua dosen pembimbing ku Bapak Anang Wahyudi, S.Gz., MPH, dan
Bapak Ahmad Rizal, SKM., MM yang selalu sabar membimbing dan
membeikan semangat dan masukan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
tepat pada waktunya.

ix
Sahabat terbaikku (Cici Ramadaliyani Putri dan Dita Kodrati Alaina )
teman seperjuangan selama perkuliahan, yang selalu memberikan motivasi
satu sama lain saat dalam kesusahan mengerjakan skripsi, teman keluh kesa
selama kuliah di poltekkes kemenkes Bengkulu.
Teman-Teman ku istri idaman Squad (fitri angraini sukmadewi, elin
wahyulin, lefi evti handayani, linda nirmala, hafiidah gusti haryani).Tanpa
kalian mungkin masa-masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja ,
maaf jika banyak salah dan luar biasa, sampai saya bisa menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Teman-Teman ku gengs bujang gadis mak bak (ezo dyafron, emil fadilah,
reki sunanda, rifki kurniawan, rido alfatah, agung wahyu, linda nirmala,
fitri angraini, elin wahyulin, novia ks ). Tanpa kalian mungkin masa-masa
kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja , maaf jika banyak salah dan luar
biasa, sampai saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Seluruh dosen pengajar jurusan gizi yang telah memberi ilmu yang
bermanfaat untuk kami anak didiknya. Terima kasih atas kalimat yang
setiap harinya bermakna untuk kebaikan kami, maafkanlah kami yang
terkadang sering membuat kalian kesal, hingga terkadang membuat kalian
sedih dengan tingkah laku kami yang kurang baik, tapi kami percaya yang
kalian lakukan adalah untuk kebaikan kami.
Teman-teman seperjuangan DIV GIZI angkatan 2016 yang tak bisa
disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan selama empat
tahun ini yang telah memberikan arti kekeluargaan hingga kebersamaan
susah maupun senang.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7


A. Ibu Hamil ............................................................................................. 7
B. Lingkar Lengan Atas ............................................................................ 9
C. Kekurangan Energi Kronik (KEK) ...................................................... 12
D. Asupan Zat Gizi Ibu Hamil .................................................................. 18
E. Tingkat Pendapatan .............................................................................. 21
F. Hubungan Konsumsi Energi Dengan Ibu Hamil KEK ........................ 25
G. Hubungan Konsumsi Protein Dengan Ibu Hamil KEK ....................... 26
H. Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Ibu Hamil KEK .................... 28
I. Kerangka Teori..................................................................................... 30
J. Hipotesis Penelitian.............................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31


A. Desain Penelitian ................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 31
C. Populasai dan Sampel ............................................................................ 31
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 33
E. Kerangka Konsep .................................................................................. 33
F. Definisi Operasional .............................................................................. 34
G. Instrumen Penelitian .............................................................................. 34
H. Pengumpulan Data ................................................................................ 35
I. Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 35
J. Pengolahan, dan Analisis Data .............................................................. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 38


A. Hasil....................................................................................................... 38
1. Jalannya Penelitian .......................................................................... 38

xi
2. Analisis Univariat ........................................................................... 39
3. Analisis Bivariat .............................................................................. 42
B. Pembahasan ........................................................................................... 43
1. Karakteristik Responden ................................................................. 43
2. Hubungan Konsumsi Energi Dengan Ibu Hamil KEK ................... 45
3. Hubungan Konsumsi Protein Dengan Ibu Hamil KEK................... 46
4. Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Ibu Hamil KEK ............... 47

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 49


A. Kesimpulan ........................................................................................... 49
B. Saran ...................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51


LAMPIRAN .................................................................................................... 54

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 5


Tabel 2.1 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi ....................................................... 19
Tabel 2.2 Bahan Makanan Sumber Protein...................................................... 20
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 34
Tabel 4.2 Analisis Univariat ............................................................................ 39
Tabel 4.3 Analisis Bivariat ............................................................................... 42

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Teori .................................................................................. 30


Bagan 2 Kerangka Konsep ............................................................................... 33

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kesediaan Menjadi Responden .................................................... 54


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 55
Lampiran 3 Recall Asupan ............................................................................... 56
Lampiran 4 Master Data................................................................................... 58
Lampiran 5 Analisis Statistik ........................................................................... 61
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 63
Lampiran 7 Surat Izin Pra Penelitian ............................................................... 66
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian...................................................................... 70
Lampiran 9 Surat Selesai Penelitian ................................................................ 81
Lampiran 10 Surat Pernyataan Layak Etik ...................................................... 84
Lampiran 11 Lembar Konsultasi...................................................................... 85

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Negara berkembang, masalah gizi masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang utama yaitu Kurang Energi Protein (KEP),

Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA). KEK merupakan salah satu

penyebab kematian ibu dan anak (Saimin, 2006).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana

status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan

sumber energi yang mengandung zat gizi makro yang berlangsung lama atau

menahun (Rahmaniar, 2017).

Status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna

terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Ibu dengan status gizi

kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan

bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik

(Normal) (Ariyani 2012).

Sedangkan Kehamilan merupakan saat ibu membutuhkan berbagai

unsur gizi yang lebih banyak dari pada yang diperlukan dari keadaan tidak

hamil. Gizi tersebut saling diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,

diperlukan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam

kandungannya, Kebutuhan gizi selama kehamilan akan meningkat hingga 500

kalori perhari, meskipun semua orang di Indonesia sudah mengetahui

manfaat gizi bagi ibu hamil namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil

1
yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kekurangan

Energi Kronik (KEK) (Damanik, 2009).

Kondisi KEK pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap

ibu dan bayi dalam kandungan, antara lain meningkatkan resiko bayi dengan

berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur dan kematian pada ibu dan

bayi baru lahir. Tidak jarang kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab

utama terjadinya pendarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan

faktor kematian utama pada ibu (Ariyani, 2012).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa KEK pada

kehamilan secara global 35-75% (Fitrianingtyas, 2018). Berdasarkan data

Riskesdas (2018) mencatat prevalensi ibu hamil resiko KEK di Indonesia

(17,3%), dengan prevalensi terendah terdapat di Kalimantan Utara (1,7%)

dan tertinggi Nusa Tenggara Timur (36,8%), Provinsi Bengkulu memiliki

angka Ibu hamil KEK yang cukup tinggi, di Provinsi Bengkulu angka

kejadian KEK mencapai (12,1%) pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018)

Berdasarkan data Dinas kesehatan kota Bengkulu Di kota Bengkulu

ibu hamil KEK terus meningkat selama 4 tahun terakhir, pada tahun 2016 ibu

hamil KEK di kota Bengkulu mencapai 126 orang (1,7%), pada tahun 2017

ibu hamil KEK di kota Bengkulu 290 orang (3,9%), dan pada tahun 2018 ibu

hamil KEK di kota Bengkulu meningkat lagi menjadi 342 orang (4,6%), pada

tahun 2019 ibu hamil KEK mencapai 487 orang (6,5%) (Dinas Kota, 2019).

Prevalensi ibu hamil yang baik harus 0% karena KEK (Kekurangan Energi

Kronik) merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan anak (Saimin,

2006).

2
Berdasarkan latar belakang diatas, dengan angka kejadian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) terus meningkat, peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang Hubungan Konsumsi Energi, Protein, dan

tingkat pendapatan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil

di wilayah puskesmas Kota Bengkulu.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Hubungan konsumsi Energi, Protein dan tingkat

pendapatan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di

wilayah puskesmas Kota Bengkulu tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Tingkat

Pendapatan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di

wilayah Puskesmas Kota Bengkulu tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konsumsi energi ibu hamil KEK di Kota Bengkulu tahun

2020.

b. Mengetahui konsumsi protein ibu hamil KEK di Kota Bengkulu tahun

2020.

c. Mengetahui tingkat pendapatan keluarga pada ibu hamil KEK di Kota

Bengkulu tahun 2020.

d. Mengetahui hubungan konsumsi energi dengan KEK pada ibu hamil

di Kota Bengkulu tahun 2020.

3
e. Mengetahui hubungan konsumsi protein dengan KEK pada ibu hamil

di Kota Bengkulu tahun 2020.

f. Mengetahui hubungan tingkat pendapatan dengan KEK pada ibu

hamil di Kota Bengkulu tahun 2020 .

D. Manfaat

1. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan

bagi ibu hamil, sehingga dapat memperbaiki pola konsumsi makan untuk

memenuhi kebutuhan Energi dan Protein.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk

masyarakat agar lebih memperhatikan lagi kesiapan ibu untuk hamil agar

terhindar dari KEK yang akan berdampak terhadap kematian pada ibu dan

bayi.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi peneliti terutama mengenai Kekurangan Energi Kronik

(KEK) pada ibu hamil.

4
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No Nama Judul Penelitian Variabel Variabel Perbedaan Persamaan
Penelitian Independen Dependen

1. (Wati & Hubungan Hubungan Kekurangan Variabel yang Variabel yang


Haslinda, Pengetahuan pengetahuan, Energi Kronik diteliti diteliti tingkat
2012) Mengenai Gizi, mengenai (KEK) Pada meliputi pendapatan
Pendapatan gizi, Ibu Hamil pengetahuan
Keluarga Dan pendapatan mengenai gizi, Sampel
Infestasi Soil keluarga pendapatan penelitian
Transmitted Dan Infestasi keluarga Dan menggunakan
Helminths Soil Infestasi Soil responden ibu
Dengan Transmitted Transmitted hamil KEK.
Kekurangan Helminths Helminths
Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Tempat
Hamil Di penelitian di
Daerah Pesisir Daerah Pesisir
Sungai Siak Sungai Siak
Pekanbaru Pekanbaru

2. (Mahmuda Hubungan Asupan Status gizi Ibu Variabel yang Variabel yang di
h Anisatul, Antara Asupan energi dan Hamil diteliti hanya diteliti hanya
2014) Energi Dan asupan asupan energi asupan energi
Protein Dengan protein dan protein dan protein
Status Gizi Ibu
Hamil Di Di Wilayah
Wilayah Kerja Kerja
Puskesmas
Puskesmas Bergas
Bergas Kabupaten
Kabupaten Semarang
Semarang
Sampel ibu
hamil

3 (S Gotri Hubungan Sosial Kekurangan Variabel Variabel


Marsedi, Sosial Ekonomi ekonomi dan Energi Kronik independen dependen
5
Laksmi Dan Asupan Zat asupan zat (KEK) Pada pendidikan, Kekurangan
Widajanti, Gizi Dengan gizi Ibu Hamil pekerjaan, Energi Kronik
2017) Sosial lemak. (KEK) Pada Ibu
Kejadian ekonomi Hamil
Kekurangan (pendidikan, Tempat
Energi Kronik pekerjaan, penelitian Sampel
(KEK) Pada Ibu pendapatan) Wilayah penelitian ibu
Hamil Di Puskesmas Sei hamil KEK.
Status gizi Jang
Wilayah (energi, Kecamatan
Puskesmas Sei protein, lemak) Bukit Bestari
Jang Kecamatan Kota Tanjung
Bukit Bestari Pinang
Kota Tanjung
Pinang Tahun
2016

4 (Pratiwi Hubungan Pendapatan Kekurangan Variabel Variabel


Siti Pendapatan Keluarga Dan Energi Kronik independen dependen yang
Khadijah, Keluarga Dan Tingkat (KEK) Pada yang diteliti diteliti
2018) Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Pendapatan Kekurangan
Pendidikan Ibu Ibu Keluarga Dan Energi Kronik
dengan kejadian Tingkat (KEK) Pada Ibu
Kekurangan Pendidikan Ibu Hamil
Energi Kronik
(KEK) Sampel
penelitian
Pada Ibu Hamil menggunakan
Di Wilayah Ibu hamil KEK
Kerja
Puskesmas
Puuwatu Kota
Kendari
Provinsi
Sulawesi
Tenggara

Tahun 2018

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ibu Hamil

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting dan masa

dimana seseorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang lebih banyak

dari pada yang dibutuhkan dalam keadaan biasa. Kebutuhan gizi semakin

meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan. Kehamilan menyebabkan

meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi

tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang

diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna

(Lubis, 2013).

Tambahan kebutuhan asupan energi ibu hamil KEK selama trimester

I, II, III sebesar 500 kkal, sedangkan untuk asupan protein ibu hamil

memerlukan tambahan sebesar 20 gram untuk semua usia kehamilan (AKG,

2013).

Status gizi selama kehamilan dapat diketahui melalui beberpa

indikator yaitu pertambahan berat badan selama kehamilan dan pengukuran

lingkar lengan atas. Penambahan berat badan selama kehamilan adalah 10-

12,5 kg. Trimester I laju pertambahan berat badan ibu belum tampak nyata

dan tidak berarti yaitu 1 kg/ bulan, karena sebagian besar ibu hamil

mengalami hiperemesis gravidarum. Menjelang trimester II keluhan

hiperemesis gravidarum akan berkurang dan ibu dapat mengkonsumsi


7
makanan lebih bnyak dibandingkan pada trimester I. Trimester II dan III pada

wanita dengan gizi baik dianjurkan menambahkan berat badan 2 kg/ bulan

(Zaif, 2017).

Ada faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan

kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah (Maulidiyah, 2016).

1. Buruknya status gizi ibu

2. Usia ibu yang masih sangat muda

3. Kehamilan kembar

4. Jarak kehamilan yang rapat

5. Tingkat aktifitas yang tinggi

6. Penyakit- penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi

7. Konsumsi rokok dan alkohol

8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal

(narkoba).

Penambahan berat badan selama kehamilan mempengaruhi ukuran

lingkar lengan atas (LILA). Bila pertambahan berat badan tidak sesuai

atau kurang dari usia kehamilan maka ukuran lingkar lengan atas pun

akan menjadi kecil. Seorang ibu dinyatakan KEK (Kekurangan Energi

Kronik), apabila ukuran LILA < 23,5 cm. KEK merupakan keadaan

dimana ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun

(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu

(Haryani, 2011).

Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir

kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus maka akan melahirkan bayi dengan

8
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab terjianya

penurunan atau peningkatan berat badan pada ibu hamil yaitu edema,

hipertensi kehamilan, dan makanan yang banyak/ berlebihan (Karima, 2012).

Menurut (Zaif, 2017), proporsi kenaikan berat badan selama hamil

adalah sebagai berikut :

a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg/ bulan yang

hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.

b. Pada trimester II sekitar 2 kg/ bulan. Sebesar 60% dari kenaikan berat

badan ini desebabkan pertumbuhan jaringan ibu.

c. Pada trimester III sekitar 2 kg/ bulan. Sebesar 60% dari kenaikan berat

badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.

B. Lingkar Lengan Atas

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah salah satu cara untuk mengetahui

resiko kekurangan energi kronik pada wanita usia subur (WUS). Peningkatan

lingkar lengan atas tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status

gizi dalam jangka waktu pendek.

1. Pengertian

Pengukuran LILA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko KEK

pada ibu dan wanita usia subur.

2. Tujuan

Adapun tujuan pengukuran LILA adalah

a. Mengetahui resiko KEK pada WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,

untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR).

9
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan KEK.

c. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK (Haryani, 2011).

3. Ambang Batas

Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah

23,5 cm. Apabila ukuran LILA ukuran dari 23,5 cm atau dibagian merah

pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan

diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR). Hasil

pengukuran dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau

sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti resiko

KEK dan ≥ 23,5 cm berarti tidak beresiko KEK.

4. Cara Mengukur

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan.

a. Tetapkan posisi bahu dan siku.

10
b. Letakan pita antara bahu dan siku.

c. Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.

d. Lingkarkan LILA pada tengah lengan, baca sesuai skala yang benar .

e. Pita LILA jangan terlalu ketat jangan terlalu longgar

f. Pembacaan skala yang tertera pada pita (dalam cm (centi meter)

LILA dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan

status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit

diperoleh, dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatika, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk

indeks status gizi. Beberapa hal tersebut antara lain: (Wahyuni, 2019).

11
1) Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini

dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan kemudian dibagi dua.

2) Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutup kain/pakaian.

3) Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur

keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu

longgar.

C. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kebutuhan wanita hamil akan meningkat dari biasanya dimana

pertukaran dari hampir semua bahan itu terjadi sangat aktif terutama pada

trimester III. Karena peningkatan jumlah konsumsi, maka perlu ditambah

terutama konsumsi pangan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu

dan janin. Maka kurang mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi

atau bisa disebut Kekurangan Energi Kronik (KEK).

1. Pengertian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu secara relative atau absolute satu atau lebih zat gizi

(Nisa, 2018).

Menurut (Depkes, 2004) menyatakan bahwa kekurangan energi kronik

merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang

berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang

gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah

yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu

12
periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk

melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi

kurang (kronis) disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam

jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam priode/kurun waktu

yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang

cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

2. Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa

jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan

tubuh kekurangan zat gizi antara lain : jumlah zat gizi yang dikonsumsi

kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga

mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Nisa, 2018).

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin

yang dikandung yaitu meliputi :

a. Akibat KEK Pada Ibu Hamil yaitu :

1) Terhadap Ibu : Hal ini dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

antara lain : anemia, pendarahan, berat badan tidak bertambah

secara normal dan terkena penyakit infeksi.

2) Terhadap Persalinan

Pada peraslinan akan mengakibatkan persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya (premature) dan pendarahan.

13
3) Terhadap Janin

Hal ini akan mengakibatkan keguguran atau abortus, bayi lahir

mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

3. Indikator

Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai LILA < 23,5 cm,

bumil KEK merupkan faktor resiko terjadinya BBLR. Angka kematian

bayi dan ibu serta bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang

pada hakekatnya ditentukan oleh status gizi buruk atau yang mengalami

KEK cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada resiko

kematian yang lebih besar dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan ibu

dengan berat badan normal. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang

mengalami 3 masalah gizi khususnya gizi kurang seperti kekurangan

energi kronik (KEK) dan anemia (Saimin, 2006).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK Pada Ibu Hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK pada ibu hamil diantaranya :

faktor langsung (asupan makanan) , faktor tidak langsung adalah (sosial

ekonomi yang meliputi pendapatan kelurga, pekerjaan, pendidikan,

pengetahun), faktor biologis (usia ibu hamil, jarak kehamilan)

(Kartikasari, 2011).

1. Faktor Langsung

1) Asupan Makanan

Pada umumnya asupan makanan pada ibu hamil lebih banyak

dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Pada asupan ibu

14
hamil yang sering diukur adalah energi, dan protein. Upaya

mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan

penyediaan pangan yang cukup. Pengukuran konsumsi makanan

sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan

oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi

dan menentukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi

(Masturah, 2013).

2. Faktor Tidak Langsung

1) Sosial Ekonomi

Ekonomi seseorang berpengaruh dalam pemilihan makanan

yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seseorang dengan

ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar

sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya

pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau. Sosial

ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang

dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan,

pendidikan, dan pekerjaan karena ini dapat mempengaruhi aspek

kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Nofita, 2016).

a) Pendapatan Keluarga

Menurut (KBBI, 2018), pendapatan adalah hasil kerja

(usaha) sehubungan dengan penghasilan. Semakin rendahnya

pendapatan keluarga maka semakin kurang kemampuan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan ibu akan gizi dan pelayanan kesehatan

pada masa kehamilannya. Keluarga akan kesulitan untuk memenuhi

15
kebutuhan asupan gizi tambahan bagi ibu dan janin yang

dikandungnya. Hal ini akan mempengaruhi status gizi ibu dan

memperbesar kemungkinan terjadinya KEK pada ibu hamil.

b) Pekerjaan

Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang

terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap

kehamilannya. Risiko-risiko yang berhubungan dengan pekerjaan

selama kehamilan termasuk: Berdiri lebih dari 3 jam sehari.

Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak

getaran atau membutuhkan upaya yang besar untuk

mengoperasikannya, Jam kerja yang panjang, kriteria pekerjaan dapat

dibedakan menjadi buruh/pegawai tidak tetap, swasta, PNS/ABRI,

dan tidak bekerja/ibu rumah tangga (Masturah, 2013).

c) Faktor Pendidikan

Mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan

yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi

yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi tingkat

pengetahuan ibu akan pentingnya manfaat gizi bagi ibu hamil dan

janin yang dikandungnya. Pendidikan yang rendah akan membuat ibu

kurang memperhatikan status kesehatannya, dibandingkan ibu yang

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, sehingga

kemungkinan untuk terjadinya KEK pada ibu dengan pendidikan

yang rendah akan lebih tinggi (Surasih, 2006).

16
d) Pengetahuan Zat Gizi Dalam Makanan

Pengetahuan yang diiliki oleh seorang ibu hamil akan

mempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh

pada prilaku pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada

prilaku ibu hamil tersebut. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang

baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup untuk janin

yang dikandungnya. Walaupun dalam keadaan atau kondisi yang

demikian jika seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik

maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga

janin yang dikandungnya (Nofia, 2016).

3. Faktor Biologis

1) Usia Ibu Hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang

sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena

selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya

sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.

Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena

fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja

maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna

mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia

yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35

tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik

(Surasih, 2006).

17
2) Faktor Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang

dari 2 tahun. Penelitian menunjukan bahwa keluarga dapat

mengatur jarak antara kelahiran lebih dari 2 tahun maka anak

akan memiliki probabilitas hidup lebih baik dan kondisi anak

lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2

tahun. Jarak melahirkan terlalu dekat akan menyebabkan kualitas

janin/anak yang rendah juga akan merugikan kesehatan ibu. ibu

memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan

setelah melahirkan anaknya (Nofia, 2016).

D. Asupan Zat Gizi Ibu Hamil

1. Kebutuhan Energi/Kalori

Selama proses kehamilan, terjadi peningkatan kalori sejalan dengan

peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan

meningkatkan penggunaan kalori selama aktivitas. Selain itu selama

hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak.

Kekurangan energi tubuh akan menyebabkan kebutuhan metabolik

persediaan protein (Anggerika, 2015).

18
Tabel 2.1
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan Ibu Kebutuhan Bumil Kebutuhan
Zat Gizi Sebelum Hamil Berdasarkan Ibu Hamil
AKG 2013 KEK
19-29 th 30-47 TM TM TM
th I II III
Energi 2250 2150 +18 +30 +30 +500
(Kkal) 0 0 0
KH 309 323 +25 +40 +40
(Gram)
Protein 56 57 +20 +20 +20 +20
(Gram)
Lemak 75 60 +6 +10 +10
(Gram)
Sumber : (AKG, 2019, Bina Gizi dan KIA 2015).

Malnutrisi menimbulkan berbagai ancaman terhadap wanita, di

antaranya melemahkan kemampuan wanita untuk melahirkan, lebih

mudah terkena infeksi, dan kemampuan untuk bisa pulih dari penyakit

lebih sedikit. Selain itu, malnutrisi pada wanita juga bisa mengurangi

kemampuan produktivitas mereka, sehingga dalam hal pekerjaan bisa

mengurangi pendapatan mereka, dan mengurangi kemampuan mereka

untuk merawat keluarga. Hal tersebut mengakibatkan kerugian ekonomi

keluarga, masyarakat dan negara dampak gizi buruk ibu sebelum dan

selama hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat (PJT),

berat badan bayi lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan

perkembangan berbagai organ vital bayi serta meningkatnya risiko

kesakitan dan kematian bayi (Azizah, 2017).

2. Protein

Selama kehamilan asupan protein sangat diperlukan untuk proses

pertumbuhan janin dan proses embriogenesis agar bayi yang dilahirkan

19
dapat dilahirkan dengan normal. Asupan protein kurang selama kehamilan

dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin didalam kandungan

yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah begitu

juga sebaliknya kelebihan gizi juga dapat diperoleh karenan asupan energi

dan protein yang terlalu banyak sehingga dapat menghambat plasenta dan

pertumbuhan janin dan juga dapat meningkatkan kematian janin (Syari,

2015). Penambahan protein untuk ibu hamil trimester I,II, dan III adalah

20 gram/hari (AKG, 2019).

Tabel 2.2
Bahan Makanan Sumber Protein 95 kkal, 10 gr protein, 6 gr lemak
Bahan Berat Bahan Makanan Berat
Makanan
Daging Sapi 50 Ikan Asin 25
Daging Babi 25 Ikan Teri 25
Daging 50 Udang Basah 50
Ayam
Hati Sapi 50 Keju 30
Didih Sapi 50 Bakso Daging 100
Babat 60 Kacang hijau 25
Usus Sapi 75 Kacang kedelai 25
Telur Ayam 60 Kacang merah 25
Telur Ayam 60 Kacang tanah 20
Negri terkupas
Telur Bebek 60 Kacang tolo 25
Ikan Segar 50 Keju kacang tanah 20
Oncom 50 Tahu 100
Tempe 50
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Almatsier, 2004).

20
E. Tingkat Pendapatan

1. Definisi

Pendapatan atau income yaitu sesuatu yang timbul atau dihasilkan

dari aktifitas produksi. Pendapatan penting bagi setiap orang dalam usaha

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Makin tinggi pendapatan seseorang

makin banyak pula kebutuhan hidup sehari-hari yang dapat terpenuhi

(Setiawan, 2012).

Pendapatan merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh

anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan

bersama maupun perorangan dalam rumah tangga (Setiawan, 2012).

Pendapatan keluarga berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang terutama ibu hamil, karena berbanding lurus dengan daya beli

keluarga. Keluarga mampu membeli bahan makanan tergantung dari

besar kecilnya pendapatan perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka

akan semakin tinggi pula jumlah pembelanjaannya (R Nurul, 2018)

2. Pendapatan Dengan Pengeluaran Rumah Tangga

Akses rumah tangga terhadap pangan sangat dipengaruhi oleh

pendapatan rumah tangga. Tingkat pendapatan yang semakin rendah

menyebabkan tingkat kerawanan pangan semakin tinggi. Umumnya

keluarga yang mempunyai penghasilan rendah mempergunakan sebagian

besar pendapatannya untuk membeli makanan dan tentu jumlah uang

yang dibelanjakan juga rendah, dengan demikian besarnya pendapatan

menentukan daya beli rumah tangga terhadap pangan.

21
Pengaruh pendapatan terhadap akses pangan dapat dilihat melalui

pengeluaran bahan pangan, yaitu dengan besarnya proporsi pengeluaran

rumah tangga untuk bahan pangan. Selanjutnya harga pangan

berpengaruh terhadap aksesibilitas terhadap pangan melalui daya beli.

Pengeluaran rumah tangga itu sering digunakan sebagai proksi dari

tingkat pendapatan rumah tangga. Hal tersebut memperlihatkan ketahanan

pangan memiliki hubungan yang negatif dengan pangsa pengeluaran

pangan. Semakin besar pangsa pengeluaran pangan suatu rumah tangga

semakin rendah ketahanan pangan rumah tangga tersebut, demikian pula

sebaliknya (Rosyadi, 2012).

Pendapatan rumah tangga menggambarkan tingkat ketahanan

pangan rumah tangga. Penelitian yang dilakukan (Rusyantia, 2010),

menunjukan bahwa pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi

mengalami ketahanan pangan 1.804 kali lebih tinggi dari rumah tangga

dengan pendapatan rendah. Terdapat hubungan yang positif dimana

semakin meningkatnya pendapatan rumah tangga maka tingkat ketahanan

pangan akan semakin baik. Hal ini terutama terkait dengan faktor daya

beli rumah tangga.

Akar permasalahan dari keadaan ketidak tahanan pangan rumah

tangga pada negara-negara berkembang adalah ketidak mampuan

penduduk untuk meningkatkan akses terhadap pangan yang berkaitan

dengan kemiskinan. Pendapatan menggambarkan akses terhadap pangan,

terutama bagi rumah tangga yang tidak memproduksi sendiri pangannya

(Rusyantia, 2010).

22
Rumah tangga yang mengalami peningkatan pendapatan, akan

cenderung meningkatkan konsumsi pangannya karena daya beli terhadap

komoditi pangan akan meningkat namun dengan proporsi yang semakin

berkurang. Sehingga pemenuhan kebutuhan pangan yang mencukupi

pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan akan dapat terpenuhi

(Rusyantia, 2010).

Pendapatan rumah tangga akan memengaruhi pengeluaran rumah

tangga. Secara garis besar pengeluaran rumah tangga dapat

dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu pengeluaran untuk pangan

dan non pangan. Dengan demikian, pada tingkat tertetu kelompok rumah

tangga akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan

atau pengeluaran rumah tangganya. Besaran pendapatan yang diproksi

denga pengeluaran total yang dibelanjakan untuk pangan dari suatu rumah

tangga dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan rumah tangga

tersebut.

Keluarga dengan pendapatan rendah akan memprioritaskan pada

pangan dengan harga murah, seperti pangan sumber energi, kemudian

dengan semakin meningkatnya pendapatan akan terjadi perubahan

konsumsi yaitu dari pangan yang harga murah beralih ke harga pangan

yang mahal yaitu sumber protein.

Rumah tangga dengan pengeluaran pangan yang > 60% terhadap

pangan akan cenderung lebih rentan terhadap kondisi tahan pangan yang

disebabkan pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari-hari masing

sangat terfokus pada pemenuhan untuk mencukupi kebutuhan pangan saja

23
yang menggambarkan kesejahteraan rumah tangga yang masih rendah

(Rusyantia, 2010)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

a. Pendidikan

Penelitian yang dilakukan (Fitria, 2013). Menunjukan bahwa

pendidikan mempengaruhi pendapatan seseorang. Tingginya tingkat

pendidikan seseorang akan meningkatkan pendapatan. Pendidikan

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja seseorang.

Pendidikan juga dianggap sebagai investasi yang imbalannya dapat

diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil

kerja.

b. Jenis Pekerjaan

Penelitian yang dilakukan (Setiawan, 2012). Menunjukan

bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan.

Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk menjalani kehidupan

mereka. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia mencari

pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.

c. Modal Usaha

Penelitaian yang dilakukan (Sudrajat, 2014). Meunjukan

bahwa modal usaha mempengaruhi tingkat pendapatan. Hal ini

dikarenakan modal sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu

usaha. Apabila terjadi kelangkaan pada suatu barang, harga barang

tersebut aka mengalami kenaikan sehingga pengusaha yang

mempunyai modal besar akan mendapatkan keuntungan yang besar.

24
Penelitian yang dilakukan (Fitria, 2013). Menunjukan hal yang sama,

dimana modal usaha dapat meningkatkan pendapatan seseorang.

d. Pengalaman Bekerja Atau Usaha

Penelitian yang dilakukan (Sudrajat, 2014). Menunjukan

bahwa pengalaman kerja atau usaha berpengaruh terhadap

pendapatan. Semakin lama bekerja atau usaha berpengaruh terhadap

pendapatan, Semakin mengerti cara dan strategi dalam menjalankan

usaha, Lama usaha dapat menunjukan eksistensi usaha tersebut dapat

bertahan, semakin tua suatu usaha semakin banyak pengalaman pula

yang didapat.

F. Hubungan Konsumsi Energi Dengan Kekurangan Energi Kronik


(KEK) Pada Ibu Hamil

Menurut (Mahmudah, 2014), diketahui bahwa 36,7% yang asupan

energinya tergolong kurang menderita KEK sedangkan yang status gizinya

baik sebanyak 6,7% menderita KEK. Ibu hamil yang asupannya tergolong

baik tidak mengalami KEK. Berdasarkan hasil analisis fisher exact,

hubungan asupan energi dengan status gizi ibu hamil secara statistik p=

0,038. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

asupan energi dengan status gizi ibu hamil.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Pujiatun, 2014). Ada hubungan

antara asupan energi dengan status gizi ibu hamil. Hal ini dimungkinkan

karena adanya beberapa faktor antara lain penyebab langsung kurangnya zat

gizi tidak memenuhi 80% AKG dan faktor tidak langsung aktifitas fisik

berat (Paath, 2010).

25
(Pujiatun, 2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi ibu hamil,

adanya hubungan yang bermakna ini karena energi sangat diperlukan oleh

tubuh untuk menjaga keadaan metabolisme, asupan makanan sangat

berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Apabila asupan makanan

seseorang rendah dan tidak seimbang maka dapat memungkinkan terjadinya

gizi kurang. Apabila asupan makan (energi) lebih kecil dari pada energi

yang dikeluarkan akan terjadi defisit energi dan berat badan menurun yang

pada akhirnya menyebabkan status gizi kurang, sebaliknya bila energi yang

dikeluarkan bila energi lebih besar dari energi yang dikeluarkan akan terjadi

kelebihan energi yang akan disimpan menjadi lemak badan dan dapat

menimbulkan kegemukan (Pujiatun, 2014).

Kekurangan energi dari masukan makanan menyebabkan tubuh

mengambil cadangan energi yang tersimpan. Jika hal ini berlangsung secara

terus menerus maka seseorang dapat menjadi kurang gizi (Auliana, 2001).

Ibu hamil memerlukan tambahan energi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak. Pada

anak-anak dan wanita hamil atau wanita menyusui membutuhkan energi

untuk pembentukan jaringan baru dan ekskresi ASI, Distribusi tingkat

konsumsi energi diperoleh melalui recall 24 jam (Pujiatun, 2014).

G. Hubungan Konsumsi Protein Dengan Kekurangan Energi Kronik


(KEK) Pada Ibu Hamil

Menurut (Mahmudah, 2014). Diketahui bahwa 43,5% ibu hamil yang

asupannya tergolong kurang menderita KEK sedangkan yang status gizinya

baik sebanyak 9,1% menderita KEK. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
26
asupan protein yang baik cenderung berdampak pada status gizi yang baik.

Berdasarkan uji statistik fisher exact , hubungan asupan energi dengan status

gizi ibu hamil secara statistik (p= 0,017). Dengan demikian disimpulkan

bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi ibu hamil.

Distribusi tingkat konsumsi protein diperoleh melalui recall 3x 24 jam tingkat

konsumsi protein di bagi menjadi dua kategori yaitu kurang dan cukup

(Pujiatun, 2014).

Asupan protein perkapita semakin kecil maka risiko kejadian KEK

semakin besar demikian juga sebaliknya. Hasil ini mengindikasikan bahwa

peran protein dalam membangun struktur jaringan tubuh menjadi bagian

akhir untuk menyuplai kebutuhan energi pada saat asupan karbohidrat dan

lemak berkurang. Asupan lemak dan karbohidrat sebagai pembanding asupan

protein dalam perannya sebagai sumber energi alternatif. Meskipun data lain

membuktikan bahwa mayoritas asupan energi diatas 80% AKG dalam

katagori normal. Namun hal ini tetap harus identifikasi dengan baik dimana

subjek yang memiliki asupan energi < 80% AKG adalah subjek yang

memiliki status KEK. Temuan ini didukung oleh data 62% subjek yang

memiliki asupan energi <80% AKG juga juga merupakan subjek yang KEK.

Hal ini sejalan dengan prinsip asupan gizi dengan status gizi pada

seseorang. Jika asupan protein cukup maka status gizi akan baik termasuk

ukuran lingkar lengan atas (LILA).

27
H. Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) Pada Ibu Hamil

Menurut (Pratiwi, 2018). Terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian KEK pada ibu hamil di

Puskesmas Puwatu, dengan nilai p = 0,003 (p ≤ 0,05).

Responden dalam penelitian ini sebagian besar tidak bekerja atau

hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga pendapatan keluarga hanya berasal

dari suami dan anggota keluarga yang lainnya seperti ibu dan bapak.

Pendapatan keluarga per bulan hanya berasal dari suami rata-rata ≤ UMK

Kota Kendari tahun 2018, yaitu sebesar Rp. 2.361.810,-/bulan. Keluarga

berpendapatan rendah yang mengalami kejadian Kekurangan Energi Kronik

(KEK) lebih banyak yaitu 27,3% sedangkan terdapat 5,5% ibu hamil

mengalami KEK dengan pendapatan yang tinggi.

Pendapatan keluarga mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi

ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan

kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Hal ini pada akhirnya berpengaruh

terhadap kondisi kehamilan ibu, Akan tetapi selain faktor ekonomi, juga

terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian KEK pada ibu

hamil, diantaranya adalah: asupan makanan atau pola konsumsi, penyakit

infeksi, usia ibu hamil, jarak kehamilan.

Tingkatan pendapatan menentukan pola makanan apa yang dibeli,

semakin tinggi pendapatan semakin bertambah pula pengeluaran untuk

belanja. Semakin tinggi pendapatan maka cenderung pengeluaran total dan

pengeluaran pangan semakin tinggi (Mursiyam, 2008).

28
Pendapatan keluarga merupakan menentukan kualitas dan kuantitas

hidangan dalam keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan

besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya. Pendapatan juga

merupakan hal yang sangat mempengaruhi suatu kondisi suatu keluarga

termasuk status kesehatan seluruh anggota keluarga salah satunya yaitu

pemenuhan kebutuhan akan makanan yang memiliki nilai gizi dengan jumlah

yang cukup.

Status ekonomi cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi

pangan. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk

membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik, semakin

tinggi pendapatan seseorang maka proporsi pengeluaran untuk makanan

semakin membaik. Sebaliknya semakin rendah pendapatan seseorang, maka

semakin tinggi proporsi untuk makanan tetapi dengan kualitas makanan yang

rendah. Menurut hukum Engel, Pada saat terjadi peningkatan pendapatan

maka konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan

porsi yang semakin mengecil. Sebaliknya bila pendapatan menurun, porsi

yang dibelanjakan untuk pangan semakin meningkat. Sehingga, walaupun

pendapatan rendah, tetapi mempunyai pengetahuan yang cukup tentang

makanan bergizi maka terjadi keseimbangan antara pengeluaran dengan

asupan makanan yang diperlukan dalam tubuh.

29
I. Kerangka Teori
Faktor Langsung Asupan Makanan

1. Konsumsi Energi
2. Konsumsi Protein

Tingkat
Pendapatan Kekurangan
Energi
Faktor Tidak Sosial Pekerjaan Kronik
Langsung Ekonomi (KEK) Pada
Pendidikan Ibu Hamil

Pengetahuan

Faktor Biologis 1. Umur


2. Jarak Kehamilan

Sumber : (Najoan, 2011).


Ket : Garis Hitam Tebal : Variabel yang di Teliti
Garis Hitam Tipis : Variabel yang Tidak Diteliti

Bagan. 1
Kerangka Teori
J. Hipotesis Penelitian

1. Ha : Ada hubungan konsumsi energi dengan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah puskesmas Kota

Bengkulu tahun 2020.

2. Ha : Ada hubungan konsumsi protein dengan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah puskesmas Kota

Bengkulu tahun 2020.

3. Ha : Ada hubungan tingkat pendapatan dengan Kekurangan Energi

Kronik (KEK) pada ibu hamil di wilayah puskesmas Kota

Bengkulu tahun 2020.

30
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross

sectional study, dimana hubungan antara variabel independen (Konsumsi

Energi, konsumsi Protein, pendapatan keluarga), dengan variabel dependen

(KEK pada ibu hamil) diteliti dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo,

2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas kota Bengkulu.

Waktu penelitian dikerjakan pada bulan 13 Maret – 26 April 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang akan

diteliti (Elfendri, 2012). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah ibu hamil KEK di wilayah puskesmas kota Bengkulu pada 3

bulan terakhir yaitu 123 orang.

2. Sampel

Metode pengambilan sampel ini adalah dengan Menggunakan

metode sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang

kualitas makan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli

makan, sampel berjumlah 33 orang.

Rumus Lameshow :

31
n : Besar Sampel

P1 : prporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok

tertentu (missal pada ibu hamil KEK)

P2 : prporsi kejadian pada salah satu partisipasi pada kelompok

tertentu Misal pada ibu hamil KEK)

P : Rata-rata P1+P2/2

Z1- a/2 : Nilai Z pada derajat kemakmuran 90, 95, 99%=1,64, 1,96,

2,58

Z1-� : Nilai Z pada kekuatan uji power 80, 90, 95, 99 % = 0,84,
1,28, 1,64, 2,33

orang

32
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a) Kriteria Inklusi :

1) Pasien ibu hamil KEK

2) Usia menikah < 2 th

3) Bersedia dijadikan sampel penelitian.

b) Kriteria Eksklusi :

1) Subjek menolak untuk dijadikan sampel penelitian.

2) Usia menikah > 2 th

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen : Variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab timbulnya variabel dependen (Notoatmodjo, 2012).

a. Konsumsi Energi

b. Konsumsi Protein

c. Tingkat Pendapatan

2. Variabel Dependen : Variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga

sebagai variabel yang menjadi akibat karna adanya variabel

independen (Notoatmodjo, 2012).

a. Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil

E. Kerangka Konsep

Konsumsi Energi Kekurangan


Energi Kronik
Konsumsi Protein (KEK) pada ibu
hamil
Tingkat Pendapatan

Bagan. 2
Kerangka Konsep

33
F. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur Ukur
Operasional

1 Konsumsi Rata-rata Wawa Recall ……Kkal Rasio


Energi asupan nilai ncara 3x24
konsumsi jam
Energi (kkal)
yang didapat
dari hasil
recall 3x24
jam

2 Konsumsi Rata-rata Wawa Recall ….. Gram Rasio


Protein asupan nilai ncara 3x24
konsumsi jam
Protein (g)
yang didapat
dari hasil
recall 3x24
jam

3 Tingkat Jumlah Wawa Kuesion ……Rupiah Rasio


Pendapata pendapatan ncara er
n per anggota
keluarga /
bulan

4 KEK Pada Lingkar Pengu Pita …….Cm Rasio


Ibu Hamil Lengan Atas kuran LiLa

G. Instrument Penelitian

a. Pita Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

b. Daftar Pertanyaan Penelitian (Kuesioner)

c. Tabel Recall 3x24 Jam

34
H. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari

responden baik yang dilakuakan melalui wawancara, observasi, dan

alat kuesioner. Data primer diperoleh sendiri langsung dari responden

dan masih memerlukan analisa lebih lanjut. Data primer pada

penelitian ini meliputi identitas pasien, (konsumsi energi, konsumsi

protein, tingkat pendapatan).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung dari tenaga kesehatan puskesmas di Kota Bengkulu. Data

sekunder pada penelitian ini adalah data penunjang penelitian yang

meliputi nama pasien, alamat, dan hasil pengukuran lingkar lengan

atas pasien.

I. Cara Pengumpulan Data

1. Mengambil data ibu hamil KEK di Dinas Kota Bengkulu

2. Berkordinasi dengan Puskesmas, mendata sampel ibu hamil KEK yang

akan di jadikan sampel penelitian

3. Data asupan di ambil melalui wawancara recall 3x24 jam

4. Data pendapatan di ambil melalui wawancara menggunakan kuesioner

35
J. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Editing adalah pengecekan kembali apakah lembar format

pengumpulan data sudah tersusun dengan baik dan lengkap sesuai

keperluan serta dapat diproses ke tahap berikutnya. Data-data yang

didapat dari responden mengenai data tingkat pendapatan, konsumsi

energi, konsumsi protein, kekurangan energi kronik pada ibu hamil.

b. Kode (Coding)

Kode adalah tahapan pengkodean data agar bisa diolah di

aplikasi SPSS. Pengkodean dibuat dalam bentuk angka, pengkodean

dibuat sendiri oleh peneliti.

c. Tabulasi Data (Tabulating)

Data yang dipindahkan dari sorting cars kedalam tabel tabulasi

d. Memasukan Data (Entri)

Entri adalah tahapan pemasukan data ke dalam komputer

sesuai dengan variabel yang sudah ada.

e. Pembersihan Data (Cleaning)

Cleaning adalah tahapan pengecekan kembali data yang sudah

diproses apakah terjadi kesalahan atau tidak dari masing-masing

variabel yang telah di proses, sehingga bisa diperbaiki dan dinilai.

2. Analisis Data

Proses pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak komputer,

teknik analisa data, dan menggunakan analisis univariat dan bivariat.

36
a. Analisis Univariat

(Notoatmodjo, 2012) menyatakan analisa univariat bertujuan

untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi

variabel yang diteliti, yaitu variabel independen (konsumsi energi,

konsumsi protein, tingkat pendapatan), dan variabel dependen

(Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil). Hasil analisis

univariat ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, akan

diketahui gambaran distribusi dan frekuensi setiap variabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang

diteliti adalah variabel independen dan dependen, yang masing-

masing variabel berskala rasio maka digunakan uji korelasi :

1. Jika nilai p value < 0,05, maka Ho gagal ditolak artinya : Ada

hubungan antara variabel independen (Konsumsi Energi,

konsumsi Protein, Tingkat pendapatan) dengan variabel

dependen (Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil) di

wilayah Puskesmas Kota Bengkulu tahun 2020.

2. Jika nilai p value ≥ 0,05, maka Ho ditolak artinya : Tidak ada

hubungan antara variabel independen (Konsumsi Energi,

konsumsi Protein, Tingkat pendapatan) dengan variabel

dependen (Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil) di

Wilayah Puskesmas Kota Bengkulu tahun 2020.

37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan di puskesmas kota Bengkulu yaitu

puskesmas nusa indah, puskesmas lingkar barat, dan puskesmas pasar

ikan pada bulan 13 Maret – 26 April 2020, Penelitian ini dilakukan

untuk melihat hubungan antar variabel independen (konsumsi energi,

konsumsi protein dan tingkat pendapatan) dengan variabel dependen

(kekurangan energi kronik pada ibu hamil) pengambilan data

dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada responden

dengan menggunakan kuesioner dan form recall 3 x 24 jam.

Tahap pertama yaitu pengurusan surat izim penelitian dari

institusi pendidikan poltekkes kemenkes Bengkulu yang ditujukan

kepada KESBANGPOL (Kesatuan Bangsa dan Politik).

Tahap kedua yaitu surat dari KESBANGPOL ditujukan ke Dinas

kesehatan Kota Bengkulu yang ditujukan kepada kepala Puskesmas

Nusa indah, Kepala Puskesmas Lingkar barat, dan Kepala Puskesmas

Pasar ikan, setelah mendapatkan surat izin penelitian, kemudian

mempersiapkan instrument pengumpulan data yaitu kuesioner.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Maret – 15 Maret

2020 wilayah kerja puskesmas kota Bengkulu yaitu puskesmas nusa

indah, puskesmas lingkar barat dan puskesmas pasar ikan. Populasi

yang diambil dalam penelitian ini adalah responden ibu hamil yang

kekurangan energi kronik (KEK) di puskesmas nusa indah,

puskesmas lingkar barat dan puskesmas pasar ikan yang berjumlah 33

38
orang sesuai dengan pengambilan sampel menggunakan kriteria

inklusi dan ekslusi. Data yang telah terkumpul kemudian di

rekapitulasi dan dicatat dalam master tabel untuk selanjutnya

dianalisis menggunakan SPSS dan dilakukan pembuatan laporan hasil

dan pembahasan.

2. Analisis Univariat

a. Gambaran Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Wilayah
Puskesmas Kota Bengkulu
Gambaran distribusi frekuensi Karakteristik Responden ibu
hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah puskesmas
kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Gambaran Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) Di Wilayah
Puskesmas Kota Bengkulu
Karakteristik n %

18-19 Tahun 4 12.1%


Usia ibu
20-30 Tahun 29 87.9%
31-35 Tahun 0 0%
Jumlah Sampel 33 100%
TM I 15 45.4%
Usia kehamilan TM II 12 36.4%
TM III 6 18.2%
Jumlah Sampel 33 100%

Berdasarkan tabel 4.1 frekuensi karakteristik ibu hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK) untuk karakteristik usia ibu

hamil yang berusia 19-29 tahun berjumlah 31 orang dengan

persentase 93.9%, sedangkan frekuensi karakteristik ibu hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK) untuk karakteristik usia ibu

hamil yang berusia 30-49 tahun berjumlah 2 orang dengan

39
persentase 6.1%, untuk karakteristik usia ibu hamil yang berusia

31-35 Tahun berjumlah 0 dengan persentase 0%, untuk frekuensi

karakteristik ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) untuk

karakteristik usia kehamilan ibu hamil TM I berjumlah 15 orang

dengan persentase 45.4% dan untuk karakteristik ibu hamil TM

II 12 berjumlah 12 orang dengan persentase 36.4%, dan untuk

karakteristik ibu hamil TM III berjumlah 6 orang dengan

persentase 18.2%.

b. Gambaran Konsumsi Energi, Protein Dan Tingkat


Pendapatan Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Pada Ibu Hamil Dengan Recall 3 X 24 Jam Dan Kuesioner
Hasil penelitian yang dilakukan pada 33 responden pada ibu

hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat di lihat gambaran

konsumsi energi, protein dan tingkat pendapatan dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dengan recall

3 x 24 jam dan tingkat pendapatan menggunakan form kuesioner

penelitian dan dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Gambaran Konsumsi Energi, Protein Dan Tingkat Pendapatan
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil
Variabel Mean Min Max ±SD
416.
Konsumsi Energi 1308.3 628.3 2543.3
7
Konsumsi Protein 49.8 35.5 110.1 13.7
Tingkat 1.27
4.869.700 3.000.000 8.000.000
Pendapatan 2.1
LILA bumil KEK 21.1 20 23 0.81

Berdasarkan tabel 4.2 hasil rata-rata konsumsi energi ibu

hamil Kekurangan Enegi Kronik (KEK) di puskesmas kota

40
Bengkulu yaitu puskesmas Lingkar Barat, Puskesmas Nusa Indah,

dan Puskesmas Pasar Ikan di dapatkan 1308.3 kkal dengan

konsumsi energi paling rendah yaitu 628.3 kkal dan untuk

konsumsi energi paling tinggi berjumlah 2543.3 kkal.

Rata-rata konsumsi protein pada ibu hamil Kekurangan Energi

Kronik (KEK) berjumlah 49.8 gram, konsumsi protein paling

rendah yaitu 35.5 gram dan untuk konsumsi protein paling tinggi

yaitu 110.1 gram, untuk rata-rata tingkat pendapatan pada ibu

hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) berjumlah Rp

4.869.700.

Tingkat pendapatan paling rendah yaitu Rp 3.000.000 dan

untuk tingkat pendapatan paling tinggi yaitu berjumlah Rp

8.000.000 dan untuk ibu hamil KEK berjumlah 33 orang KEK

dan 0 tidak KEK, LILA ibu hamil 20-21 cm berjumlah 18 orang,

dan LILA 21.5-23 berjumlah 15 orang, dengan rata-rata LILA

21.5 cm pada ibu hamil KEK.

41
3. Analisis Bivariat

Hubungan Konsumsi Energi, Protein Dan Tingkat


Pendapatan Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada
Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil hubungan antara

variabel konsumsi energi, protein dan tingkat pendapatan dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil menggunakan

uji korelasi spearmen.

Tabel 4.3
Hubungan Konsumsi Energi, Protein Dan Tingkat
Pendapatan Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Pada Ibu Hamil
Ibu Hamil KEK
Variabel (Kekurangan Energi Kronik)
r P
Konsumsi Energi 0.637 0.000
Konsumsi Protein 0.516 0.002
Tingkat pendapatan 0.281 0.113
Keterangan: Jika nilai p value ≥ 0,05 tidak ada hubungan, p value
≤ 0,05 ada hubungan antara variabel. Jika nilai r = 0,00– 0,09
hubungan diabaikan, r = 0,10-0,29 menunjukkan hubungan
rendah, r= 0,30–0,49 menunjukkan hubungan moderat, r= 0,50–
0,70 menunjukkan hubungan sedang, r = < 0,70 menunjukkan
hubungan sangat kuat (Utama, 2016).
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil uji statistik bahwa ada

hubungan yang signifikan antara konsumsi energi dengan ibu

hamil (KEK) (p= 0,000). Hasil uji statistik juga diperoleh nilai r=

0,637 menunjukan arah hubungan yang kuat dan berpola negatif

artinya semakin besar konsumsi energi maka semakin rendah ibu

hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK), hasil uji

statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

konsumsi protein dengan dengan ibu hamil (KEK) (p= 0,002).

42
Hasil uji statistik diperoleh nilai r= -0,516 menunjukan arah

hubungan yang kuat dan berpola negatif artinya semakin besar

konsumsi protein maka semakin rendah ibu hamil yang

mengalami kekurangan energi kronik (KEK), Kemudian hasil uji

statistik menunjukan tidak adanya hubungan antara tingkat

pendapatan dengan ibu hamil (KEK) (p= 0,113) dan diperoleh

nilai r= -0,281 menunjukkan arah hubungan yang lemah dan

berpola positif semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin

rendah ibu hamil (KEK).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Usia Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa

distribusi frekuensi usia ibu hamil yang terbanyak adalah pada

usia 20-30 tahun (87.9%), Hal ini sejalan dengan pendapat (

Sjahriani, 2019) yang menyatakan bahwa usia yang paling

baik untuk hamil adalah usia antara 20-35 tahun.

Hasil penelitian juga didapatkan ibu hamil yang

berusia kurang dari 19 tahun sebanyak 12,1 %, Selain itu ibu

usia kurang dari 20 tahun pada umumnya belum mampu

memenuhi kebutuhan gizinya sendiri, jika pada usia tersebut

ibu dalam keadaan hamil, dikhawatirkan pasokan gizi

terutama protein untuk janin juga kurang ( Sjahriani, 2019).

43
Pada penelitian ini, terdapat 12.1 % responden yang

termasuk kedalam kehamilan risiko tinggi.

b. Usia Kehamilan

Usia kehamilan dibagi menjadi 3 kelompok

berdasarkan trimester usia kehamilan. Sebagian besar

responden dalam penelitian ini adalah memiliki usia

kehamilan pada trimester ke I yaitu sebanyak 15 orang

(45,4%), pada trimester II yaitu 12 orang (36.4%), dan pada

usia kehamilan trimester III sebanyak 6 orang (18.2%).

Usia kehamilan TM II dan III kebutuhan akan energi

dan protein meningkat selama kehamilan (Lubis, 2013).

Sehingga kejadian KEK akan lebih jelas terlihat pada usia

kehamilan tersebut. Hasil analisis secara statistik tidak

menunjukan hubungan antara usia kehamilan dengan KEK,

hal ini dapat dikarenakan jika ibu hamil pada semua usia

kehamilan sudah mengkonsumsi jumlah protein yang cukup,

sehingga tidak terjadi KEK, sebaliknya jika ibu hamil tidak

mengkonsumsi protein yang cukup maka resiko untuk terjadi

KEK meningkat.

Penelitian ini ibu hamil KEK dengan usia kehamilan 4

bulan dengan TM II berjumlah 3 orang dengan konsumsi

energi normal dan protein normal, dan pada TM I ibu hamil

KEK berjumlah 15 orang dengan konsumsi energi dan protein

kuranng, TM II berjumlah 12 orang dengan 4 orang konsumsi

44
energi dan protein normal sedangkan 8 orang konsumsi energi

dan protein kurang, sedangkan pada ibu hamil KEK dengan

TM III berjumlah 6 orang dengan konsumsi energi dan protein

kurang.

2. Hubungan Konsumsi Energi Dengan Ibu Hamil KEK

Pada penelitian ini didapatkan rata-rata konsumsi energi ibu

hamil KEK 1308.3 kkal dengan konsumsi energi paling rendah yaitu

628.3 kkal dan untuk konsumsi energi paling tinggi berjumlah 2543.3

kkal, dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian (Pujiatun, 2014)

yaitu adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi energi

dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil.

Kurangnya konsumsi energi dalam makanan akan menyebabkan

tubuh mengalami keseimbangan energi negatif, sehingga dapat

menurunkan berat badan dan terjadinya kerusakan pada jaringan

tubuh.

Distribusi tingkat konsumsi energi diperoleh melalui recall 3x24

jam Kekurangan energi kronik adalah keadaan seseorang menderita

kekurangan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu yang

lama atau menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan dengan tanda-tanda atau gejala antara lain badan lemah dan

muka pucat.

Status gizi awal kehamilan mempengaruhi hasil kelahiran, yang

diamati berdasarkan BBLR. Ditemukan bahwa status gizi kurang dan

normal di awal kehamilan lebih berisiko melahirkan bayi BBLR.

45
Hasil uji analisis regresi linier terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi status kelahiran bayi (BBLR) menunjukkan bahwa

faktor yang palig besar pengaruhnya terhadap BBLR adalah usia

kehamilan ibu dan pertambahan berat badan kehamilan (Yongki,

2009).

3. Hubungan Konsumsi Protein Dengan Ibu Hamil KEK

Penelitian ini rata-rata konsumsi protein pada ibu hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK) berjumlah 49.8 gram, konsumsi

protein paling rendah yaitu 35.5 gram dan untuk konsumsi protein

paling tinggi yaitu 110.1 gram

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (S Gotri, 2017) dan

(Pujiatun, 2014) yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara

konsumsi protein dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu

hamil. Asupan protein perkapita semakin kecil maka risiko kejadian

KEK semakin besar demikian juga sebaliknya. Hasil ini

mengindikasikan bahwa peran protein dalam membangun struktur

jaringan tubuh menjadi bagian akhir untuk menyuplai kebutuhan

energi pada saat asupan karbohidrat dan lemak berkurang.

Asupan lemak dan karbohidrat sebagai pembanding asupan, Jika

asupan protein cukup maka status gizi akan baik termasuk ukuran

lingkar lengan atas (LILA), maka jika protein kurang LILA ibu hamil

akan mengalami KEK Secara teoritis asupan protein berhubungan

dengan ukuran lingkar lengan atas, jika asupan protein cukup, maka

ia akan berfungsi sebagai energi alternatif terakhir setelah karbohidrat

46
dan lemak terpakai karena protein sebagai multifungsi yaitu dapat

memelihara jaringan tubuh dan sertameningkatkan pertumbuhan

organ tubuh

Asupan protein yang terlalu rendah akan menyebabkan

penurunkan berat badan lahir bayi dan akan berpengaruh juga

terhadap panjang bayi dan asupan pada saat kehamilan akan

berpengaruh terhadap kesehatan anak di masa yang akan datang.

4. Hubungan Tingkat Pendapatan Dengan Ibu Hamil KEK

Penelitian (Najoan, 2011) juga menunjukkan hasil yang sama

dengan penelitian saya yaitu tidak ada hubungan yang bermakna

antara pendapatan dengan risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK)

pada ibu hamil,

Hasil penelitian saya tidak terdapat hubungan yang bermakna

dikarenakan yang saya temui di lapangan sendiri ibu hamil KEK

dengan pendapatan yang cukup membelanjakan pendapatan untuk

pangan dengan porsi yang semakin mengecil sebaliknya responden

dengan tingkat pendapatan rendah malah membelanjakan pendapatan

untuk kebutuhan pangan semakin meningkat.

Pendapatan non pangan yang di belanjakan responden seperti

prabotan rumah tangga seperti kursi, lemari, kasur, televise, kulkas,

dan mesin cuci, sandang seperti tas, baju, sepatu dan celana

sedangkan pendapatan keluarga mencerminkan kemampuan

masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

47
termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat gizi. Hal ini pada

akhirnya berpengaruh terhadap kondisi kehamilan ibu.

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas

dan kuantitas makanan yang mengatakan bahwa tidak terdapat

hubungan anatara pendapatan dengan kejadian KEK pada ibu hamil

di Kecamatan Singkil Kota Manado, dengan nilai p = 0,565. Hasil

tersebut menyatakan bahwa walaupun pendapatan keluarga rendah,

tetapi mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan

bergizi.

Hasil penelitian untuk rata-rata tingkat pendapatan pada ibu

hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) berjumlah Rp 4.869.700,

untuk tingkat pendapatan paling rendah yaitu Rp 3.000.000 dan untuk

tingkat pendapatan paling tinggi yaitu berjumlah Rp 8.000.000,

penelitian ini menunjukkan bukan hanya responden yang mempunyai

pendapatan rendah saja yang menderita KEK, tetapi juga banyak

responden yang mempunyai pendapatan tinggi juga menderita KEK.

Pendapatan keluarga yang kurang sangat berpengaruh terhadap

kondisi ibu hamil KEK karena menentukan kualitas dan kuantitas

hidangan dalam keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas

kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan

makanannya (Utami R, 2018). Sedangkan pendapatan yang cukup

memungkinkan ibu hamil KEK karena ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ibu hamil KEK, penyakit infeksi, pengetahuan ibu,

usia ibu hamil, jarak kehamilan dan faktor perilaku.

48
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil kekurangan energi

kronik (KEK) berjumlah 1308.3 kkal

2. Rata-rata konsumsi protein pada ibu hamil Kekurangan Energi

Kronik (KEK) berjumlah 49.8 gram

3. Rata-rata tingkat pendapatan pada ibu hamil Kekurangan Energi

Kronik (KEK) berjumlah Rp 4.869.700 dengan rata-rata jumlah

keluarga 3 orang

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi energi

dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di

wilayah puskesmas kota bengkulu

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi protein

dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil di

wilayah puskesmas kota bengkulu

6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pendapatan dengan kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu

hamil di wilayah puskesmas kota bengkulu

B. Saran

1. Bagi Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan

responden tetap menjaga konsumsi energi dan protein sebagi

sumber zat gizi guna mencapai status gizi yang optimal, dan

49
membuatkan menu diet TETP dalam media leafleat untuk

responden dengan ibu hamil KEK yang LILA < 23.5 cm.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini bisa dijadikan sarana informasi bagi masyarakat

tentang pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu

hamil dengan membagikan leafleat diet TETP pada ibu hamil

Kekurangan Energi Kronik (KEK) maupun calon ibu hamil.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan lokasi

penelitian, seperti puskesmas lain di kota Bengkulu Puskesmas

Basuki Rahmat, Puskesmas Jalan Gedang, Puskesmas Sidomulyo,

Puskesmas Jembatan Kecil, Puskesmas Anggut Atas, dan

Puskesmas Sukamerindu, dan juga sisarankan agar menambahan

variabel penelitian seperti tingkat pengetahuan ibu untuk

menyempurnakan penelitian yang akan datang.

50
DAFTAR PUSTAKA
Anggerika N. N. Yayu. (2015). Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil
AKG. (2019). Angka Kecukupan Gizi.
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ariyani Diny Eva, Endang L. Achadi, A. I. (2012). Validitas Lingkar Lengan Atas
Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia Validity.
83–90.
Azizah, A., & Adriani, M. (2017). Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan
Energi.
Damanik, R. (2009). Hubungan Kecukupan Zat Gizi, Kenaikan Berat Badan Dan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester Iii Dengan Berat Badan Lahir Bayi
Dipuskesmas Keling 1 Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. 307060, 307060.
DEPKES, R. (2004). Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK): Jakarta. 193–
202.
Fitria, N. A. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Tape Singkong Di Kota Probolinggo (Studi Kasus Pedagang Tape
Singkong Di Jln. Soekarno Hatta, Kelurahan Ketapang, Kecamatan
Kademangan, Kota Probolinggo).
Fitrianingtyas, I, Fenti Dewi Pertiwi , Wina Rachmania. (2018) Faktor-Faktor Yang0
Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor
Fitriana, S. H. (2013). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama
Dan Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Parsoburan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2013.
Haryani. F Dwi, Darmono SS, Maya Dian Rakhmawatie. (2011). Hubungan
Karakteristik, Tingkat Konsumsi Energi, Tingkat Konsumsi Protein, Dan
Frekuensi Periksa Kehamilan Dengan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Trimester II
Karima K, Endang L. Achadi. (2012). Status Gizi Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi
Kartikasari B . Widita I , Mifbakhuddin , Dian Nintyasari Mustika. (2011).
Hubungan Pendidikan, Paritas, Dan Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Ibu
Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota
Semarang Tahun 2011
Lubis, Z. (2013). Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang
Dilahirkan. November.
Mahmudah Anisatul, B. S. (2014). Hubungan antara asupan energi dan protein
dengan status gizi ibu hamil di wilayah kerja puskesmas bergas kabupaten

51
semarang. 52–56.
Masturah (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada
Masa Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmasmeutulang Kecamatan Panton
Reu Kabupaten Aceh Barat
Morgan, G. (2009). Petunjuk perawatan yang baik bagi wanita. Obstetri &
Ginekologi Panduan Praktik. Edisi ke-2. Jakarta : EGC. 39–48.
Mursiyam, Dian Ramawati, W. S. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Desa Sokaraja
Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. 3(3), 114–124.
Najoan, J. (2011). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Kurang Energy
Kronik Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil Kota
Manado. 1–44.

Nisa . L . Syahadhatun, Christyana Sandra2, Sri Utami. (2018). Penyebab Kejadian


Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Risiko Tinggi Dan Pemanfaatan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Jember
Nofia W. Darmawati. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Ibu
Hamil Di Kabupaten Aceh Besar

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


3(2), 54–67. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf
Paath. (2010). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid 1. Jakarta. 101, 1–6.
Pratiwi, S. Khadijah. (2018). Hubungaan Pendapatan Keluarga Dan Tingkat
Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kediri Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.
Pujiatun, T. (2014). Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan
Kejadian Kurang Energi Kronis ( Kek ) Pada Siswa Putri Di Sma.
R Nurul Utami, Mustamin, Agustian Ipa, S. N. R. (2018). Pendapatan Keluarga
Dengan Kurang Energi Kronik. 25, 57–62.
Rahmaniar, A. (2017). Media Gizi Masyarakat Indonesia. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil di Tampa
Padang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Riskesdas 2018. (2018). Riset Kesehtan Dasar. Riset Kesehatan Dasar.
Roachjatil, P. (2003). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Pusat Safe Mother Hood-
Lab/SMF Obgyn RSU Dr.Sutomo/Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya.
Rosyadi Imron, D. Purnomo. (2012). Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Di
Desa Tertinggal. 13.
Rusyantia, A., Haryono, D., & Kasymir, E. (2010). Kajian Ketahanan Pangan
52
Rumah Tangga Pedesaan Dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Masyarakat
Di Kabupaten Lampung Selatan Household Food Security Assessment In Rural
Communities Improving Nutritional Status In South Lampung Regency. 10(3),
171–184.
S Gotri, Laksmi Widajanti, R. A. (2017). Hubungan Sosial Ekonomi Dan Asupan Zat
Gizi Dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjung Pinang
Tahun 2016. 5, 138–147.
Saimin, Juminten Manoe, M. (2006). Hubungan Antara Berat Badan Lahir Dengan
Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas, Makasar : Bagian
Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Univesitas Hasanuddin,
Makasar.
Setiawan, J. (2012). Analisis Beberapa Faktor Yang Memengaruhi Tingkat
Pendapatan Industri Kecil Sepatu Kulit Di Kabupaten Magetan. Jurnal
AKMENBIS Vol 1 No 01.
Sjahriani T, Vera Faridah. (2019). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.
Sudrajat, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Muslim : Studi Pada Pedagang Sayuran Di Pasar Jagasatru
Cirebon. 8(1), 107–134.
Surasih, H. (2006). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil Di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005.
Syari, M., Serudji, J., & Mariati, U. (2015). Artikel Penelitian Peran Asupan Zat Gizi
Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang.
4(3), 729–736.
Utama, I. G. B. R. (2016). Statistik Uji Korelasi, Korelasi Linier Dan Berganda.
Statistikapendidikan.Com, September, 1–4.
Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.25690.95686
Wati, L, & Haslinda, Y. E. L. (2012). Hubungan Pengetahuan Mengenai Gizi,
Pendapatan Keluarga Dan Infestasi Soil Transmitted Helminths Dengan
Kurang Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Daerah Pesisir Sungai.
Yongky, Hardinsyah, Gulardi, Dan Marhamah. (2009). Status Gizi Awal Kehamilan
Dan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Kaitannya Dengan Bblr
Zaif R Mustika, Merry Wijaya, Dany Hilmanto (2017). Hubungan Antara Riwayat
Status Gizi Ibu Masa Kehamilan Dengan Pertumbuhan Anak Balita Di
Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung

53
Lampiran 1

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

54
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN

55
Lampiran 3

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

56
57
Lampiran 4

MASTER DATA

Kebutu Kebutu Kebutu


NO Nama LILA Usia U Jumlah Tingkat UMP Kategori Kebutuhan Recall han Kategori han Recall han Kategori
Kehamilan Anggota Pendapatan Energi Energi Protein Potein
(Cm) (bln) (th) Keluarga (Rp) (kkal) (kkal) (%) (gram) (gram) (%)
Tuti
1 handayani 21 5 25 3 4.500.000 2.040.407 miskin 2750 1285 47.00% kurang 76 60 78% kurang
Delvi
2 susanti 20.5 7 30 5 5.000.000 2.040.407 miskin 2650 762.2 29.00% kurang 77 44.7 58% kurang
Wiwin tidak
3 narni 23 4 28 2 4.300.000 2.040.407 miskin 2750 2207.2 80.20% normal 76 110.1 144% normal
Murni
4 maharani 21 2 24 5 6.000.000 2.040.407 miskin 2750 1174.1 43% kurang 76 42.9 56% kurang
Depi tidak
5 fitriani 21.5 7 29 2 4.500.000 2.040.407 miskin 2750 1339.5 49.00% kurang 76 47.4 62% kurang
Monika tidak
6 lensi 21.5 3 19 2 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 2543. 92% normal 76 72.5 95% normal
tidak
7 Desi 23 4 25 3 7.500.000 2.040.407 miskin 2750 1543.3 23.0% Kurang 76 58.3 50% kurang
Erpina
8 sari 21 8 27 3 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 1557 57.00% kurang 76 52.8 69% kurang
Pegi
9 wulandari 20 2 22 2 3.000.000 2.040.407 miskin 2750 1045 38.00% kurang 76 45 59% kurang
10 Viska 21 5 23 2 3.800.000 2.040.407 miskin 2750 1100.2 40.00% kurang 76 45.7 60% kurang
11 Indi yani 20 8 21 4 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 1189.3 43.00% kurang 76 54.2 71% kurang

58
Julita
12 cahayati 21.5 5 25 5 8.000.000 2.040.407 miskin 2750 1139.3 41.00% kurang 76 49.2 65% kurang
13 Saprida 21.5 5 22 2 3.500.000 2.040.407 miskin 2750 1285.3 47.00% kurang 76 51.2 67% kurang
Leni
14 susanti 21.5 3 25 6 7.500.000 2.040.407 miskin 2750 940.3 34.00% kurang 76 45.8 60% kurang
15 Oktaviani 21.5 3 30 6 4.000.000 2.040.407 miskin 2650 1280.5 48.00% kurang 77 58.1 75% kurang
Ely tidak
16 destina 23 4 24 2 4.600.000 2.040.407 miskin 2750 2492.2 91.00% normal 76 67.8 89% normal
Wiwin
17 marlena 21 3 21 3 3.200.000 2.040.407 miskin 2750 1371.1 50.00% kurang 76 38.9 51% kurang
Hervina
18 yulita 21.5 8 27 2 3.000.000 2.040.407 miskin 2750 1442.9 52.00% kurang 76 35.5 47% kurang
19 Vivin 21.5 5 20 6 5.400.000 2.040.407 miskin 2750 1461.7 53.00% kurang 76 40.1 53% kurang
Agus
20 trianingsih 20 6 22 5 4.000.000 2.040.407 miskin 2750 1413.6 51.00% kurang 76 54.2 71% kurang
21 Hilda 21.5 6 20 3 5.800.000 2.040.407 miskin 2750 1102.5 40.00% kurang 76 48.8 63% kurang
Elin
22 puspita 20.5 3 23 7 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 1356 49% kurang 76 47.1 62% kurang
Fitriana
23 putriana 20.5 2 21 2 3.200.000 2.040.407 miskin 2750 1199.5 44.00% kurang 76 41.1 54% kurang

59
24 Amelia 21.5 2 22 3 4.200.000 2.040.407 miskin 2750 805.5 30.00% kurang 76 36.9 49% kurang
tidak
25 Masria 21 5 23 2 4.500.000 2.040.407 miskin 2750 1001.9 36.00% kurang 76 46.2 61% kurang
26 Fira indah 20.5 7 21 4 6.000.000 2.040.407 miskin 2750 1063.5 39.00% kurang 76 39.7 52% kurang
27 Desmi 20 3 20 2 3.500.000 2.040.407 miskin 2750 1149.5 42.00% kurang 76 59.2 78% kurang
28 Khadijah 21 5 19 5 6.500.000 2.040.407 miskin 2750 1422.3 52.00% kurang 76 53.1 70% kurang
Feti
29 putriana 21.5 2 18 4 6.000.000 2.040.407 miskin 2750 1249.6 45.00% kurang 76 42.5 56% kurang
tidak
30 Insunyati 20.5 3 19 2 4.500.000 2.040.407 miskin 2750 1044.2 38.00% kurang 76 41.9 55% kurang
31 Anjeli 20 3 21 3 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 1346.8 48.90% kurang 76 46.1 61% kurang
32 wulandari 21.5 3 22 3 4.700.000 2.040.407 miskin 2750 1534.2 56.00% kurang 76 45.8 60% kurang
sinta
33 rohani 20.5 2 21 3 5.000.000 2.040.407 miskin 2750 1241.9 45.00% kurang 76 42.3 56% kurang

60
Lampiran 5

ANALISIS STATISTIK

A. Hasil Analisis Univariat

Statistics
TINGKAT IBU
KONSUMSI KONSUMSI PENDAPATA HAMIL
ENERGI PROTEIN N KEK
N Valid 33 33 33 33
Missin
0 0 0 0
g
Mean 1308.3455 49.8515 4.8697 21.1212
Std. Error of Mean 72.54206 2.39345 .22146 .14107
Median 1249.6000 46.1000 4.7000 21.0000
Std. Deviation 416.72238 13.74930 1.27217 .81038
Minimum 628.30 35.50 3.00 20.00
Maximum 2543.30 110.10 8.00 23.00
Sum 43175.40 1645.10 160.70 697.00
Percentiles 25 1081.8500 42.1000 4.0000 20.5000
50 1249.6000 46.1000 4.7000 21.0000
75 1417.9500 53.6500 5.6000 21.5000

B. Hasil Analisis Bivariat

Correlations
TINGKAT IBU
KONSUMS KONSUMSI PENDAPA HAMIL
I ENERGI PROTEIN TAN KEK
KONSUMS Pearson
I ENERGI Correlatio 1 .691** .094 .637**
n
Sig. (2-
.000 .604 .000
tailed)
N 33 33 33 33

61
KONSUMS Pearson
I PROTEIN Correlatio .691** 1 .062 .516**
n
Sig. (2-
.000 .733 .002
tailed)
N 33 33 33 33
TINGKAT Pearson
PENDAPA Correlatio .094 .062 1 .281
TAN n
Sig. (2-
.604 .733 .113
tailed)
N 33 33 33 33
IBU Pearson
HAMIL Correlatio .637** .516** .281 1
KEK n
Sig. (2-
.000 .002 .113
tailed)
N 33 33 33 33

62
Lampiran 6

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengukuran LILA Pengukuran LILA

Pengukuran LILA Pengukuran LILA

Pengisian Kuesioner Pengukuran LILA

63
Pengukuran LILA Pengukuran LILA

Pengukuran LILA Pengisian Kuesioner

Pengukuran LILA
Pengukuran LILA

64
Pengukuran LILA Pengukuran LILA

65
Lampiran 7

SURAT KETERANGAN PRA PENELITIAN

66
67
68
69
Lampiran 8

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Lampiran 9

SURAT SELESAI PENELITIAN

81
82
83
Lampiran 10

SURAT PERNYATAAN LAYAK ETIK

84
Lampiran 11

LEMBAR KONSULTASI

85
86

Anda mungkin juga menyukai