Contoh Ceramah Singkat Ramadhan
Contoh Ceramah Singkat Ramadhan
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Allah
SWT yang memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di
sini.
Shalawat beriringkan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,
Nabi Rahmatan lil Alamin.
Sedekah adalah salah satu amal ibadah yang bisa kalian lakukan pada bulan
Ramadhan. Amalan ini bisa dilakukan dengan cara berbagi kepada sesama umat
muslim yang tidak mampu.
Bersedekah memang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, tetapi bila
dilakukan saat bulan Ramadhan maka pahalanya akan berlipat ganda.
إن هللا تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي األخالق ويكره سفسافها
Sedekah menjadi salah satu amalan bulan puasa yang mendapatkan keberkahan.
Puasa ini dapat membebaskan kita dari siksa kubur, api neraka, dan mendapat
limpahan pahala serta ketenangan hati.
Jadi, jika ingin mendapatkan kebaikan puasa Ramadhan? Yuk, mulai bersedekah
berapapun jumlahnya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Pertama-tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT
sehingga kita dapat berkumpul dalam kondisi sehat walafiat.
Shalawat serta salam senantiasa tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW.
Hadirin sekalian yang saya hormati dan sayangi. Lewat kesempatan ini, saya akan coba
membawakan ceramah tentang "Hikmah Bulan Puasa".
Sudah jelas bahwa bulan Ramadhan mempunyai banyak hikmah yang bisa kita petik. Salah
satunya kita bisa meningkatkan kadar ketakwaan kepada Allah SWT.
Selain itu puasa juga mampu menyadarkan kita untuk selalu terus berusaha dekat dengan
Allah SWT. untuk menjadi hamba yang bertakwa.
Semoga kita semua bisa menjadi umat yang shalih-shalihah dan mampu melestarikan dasar-
dasar pilar agama dengan teguh serta istiqomah.
Mbak Sirni adalah seorang janda yang menginginkan seorang anak supaya dapat
membantunya bekerja.
Suatu hari, ia didatangi raksasa yang akan memberinya anak. Syaratnya, saat anak tersebut
berumur 17 tahun harus diserahkan kembali padanya untuk disantap.
Mbok Sirni Setuju. Raksasa memberi biji mentimun agar ditanam dan dirawat. Setelah dua
minggu, salah satu dari mentimun yang ditanam tersebut berbuah paling besar dan berkilau
keemasan.
Lalu, Mbak Sirni membelah ketimun tersebut dengan hati-hati. Tanpa diduga, isi mentimun
itu adalah seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Mas.
Suatu hari datang raksasa untuk menagih janjinya. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun
Mas, ia mengulur janji supaya raksasa datang dua tahun lagi.
Raksasa menyetujui. Ia berpikir semakin dewasa, Timun Mas semakin enak disantap.
Mbok Sirni semakin sayang sama Timun Mas. Di sisi lain, ia merasa cemas dan sedih kalau
teringat janjinya.
Suatu malam Mbak Sirni bermimpi. Dalam mimpinya itu disebutkan bahwa agar anaknya
selamat maka ia harus menemui petapa di Gunung Gundul.
Tanpa berpikir panjang, paginya Mbok Sirni langsung pergi ke Gunung Gundul bertemu
petapa yang memberinya empat buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,
dan terasi sebagai penangkal.
Sesampai di rumah, Mbok Sirni memberikan keempat bungkusan dari petapa tadi kepada
Timun Mas dan memintanya berdoa.
Paginya raksasa datang lagi untu menagih janji. Timun Mas diminta keluar melalui pintu
belakang oleh Mbok Sirni.
Raksasa melihat Timun Mas keluar dari pintu belakang, ia mengejarnya. Dalam pelariannya,
Timun Mas teringat dengan keempat bungkusan yang disimpannya.
Ia pun menebar biji mentimun di hutan. Ajaib, biji mentimun menjadi ladang mentimun yang
lebat buahnya. Raksasa memakan buah mentimun yang menambah tenaganya.
Lalu Timun Mas menabur jarum. Dalam sekejab, jarum berubah menjadi pohon-pohon
bambu yang sangat tinggi dan tajam.
Pohon tersebut melukai kaki raksasa, namun raksasa terus mengejar dengan kaki berdarah-
darah.
Melihat raksasa masih mengejarnya, Timun Mas membuka bungkusan garam dan
menaburkannya. Seketika, hutan menjadi lautan luas. Raksasa mampu melewatinya.
Terakhir, Timun Mas membuka terasi, seketika terbentuklah lautan yang mendidih. Raksasa
tidak mampu menyelamatkan diri, ia meninggal dalam lautan lumpur itu.
Akhirnya, Timun Mas mengucap syukur dan dia bisa hidup bahagia dengan Mbok Sirni.
Setiap masalah ada jalan keluarnya. Asalkan, kita mau berusaha dan berdoa saat
menghadapinya. Sebab, Tuhan adalah penentu segalanya.