PDF LP Syok Sepsis
PDF LP Syok Sepsis
Disusun oleh:
SN202010
2. Etiologi
Masuknya mikroba ke aliran darah bukan merupakan sesuatu
yang mendasar terhadap timbulnya sepsis berat, karena infeksi lokal
dengan penyebab bakteri yang menghasilkan produk patogen seperti
eksotoksin, dapat juga memicu respon inflamasi sistemik sehingga
menimbulkan disfungsi organ di tempat lain dan hipotensi. Kultur
darah yang positif hanya ditemukan pada sekitar 20-40% kasus sepsis
berat dan persentasenya meningkat seiring tingkat keparahan dari
sepsis, yaitu mencapai 40- 70% pada pasien dengan syok septik.
Bakteri gram negatif atau positif mencakup sekitar 70% isolat, dan
sisanya ialah jamur atau campuran mikroorganisme. Pada pasien
dengan kultur darah negatif, agen penyebab sering ditegakkan
berdasarkan kultur atau pemeriksaan mikroskopik dari bahan yang
berasal dari fokus infeksi (Munford, 2017).
2
Sepsis berat terjadi sebagai akibat dari infeksi yang didapat
dari komunitas dan nosokomial. Pneumonia ialah penyebab paling
umum, mencapai setengah dari semua kasus, diikuti oleh infeksi
intraabdominal dan infeksi saluran kemih. Staphylococcus aureus
dan Streptococcus pneumoniae ialah bakteri gram positif paling
sering, sedangkan Escherichia coli, Klebsiella spp,
dan Pseudomonas aeruginosa predominan di
antara bakteri gram negatif (Angus, 2017).
Menurut Brunner & Suddarth (2017) syok septic diakibatkan
oleh serangkaian peristiwa hemodinamik dan metabolic yang
dicetuskan oleh serangan mikroba, serta yang penting lagi adalah
oleh system pertahanan tubuh. Sepsis dan syok septic dapat
disebabkan
4
kerusakan organ dan endotel yang tidak dapat pulih (Brunner
& Suddarth, 2017)
2) Perubahan Miokardial
Kinerja miokardial tertekan dalam bentuk penurunan
fraksi ejeksi ventrikuler dan kerusakan kontraktilitas juga
terkena. Terganggu fungsi jantung adalah keadaan metabolic
abnormal yang diakibatkan oleh syok, yaitu adanya asidosis
laktat yang emnurnkan responsivitas terhadap katekolamin.
b. Manifestasi Pulmonal
Endoktosin mempengaruhi paru – paru baik langsung maupun
tidak langsung. Respon awal adalah brokonkontriksi.
5
vasoaktif. Platelet yang teragragasi menimbulkan sumbatan aliran
darah dan melemahkan metabolisme selular dan mengaktivasi
koagulasi, selanjutnya menipisnya factor-faktor penggumpalan
(Brunner & Suddarth, 2017)
d. Manifestasi Metabolik
Hiperglikemia sering sering ditemui pada awal syok karena
pningkatan glukoneogenesis dan resisten insulin, yang
menghalangi pengambilan glukosa ke dalam sel. Dengan
berkembangnya syok terjadi hipoglikemia karena persediaan
glikogen menipis dan suplai protein dan lemak perifer tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh.
6
sumber: (1) lingkungan rumah sakit itu sendiri, (2) Flora normal
kulit dan GI, Gu serta saluran pulmonal pasien sendiri (Brunner
& Suddarth, 2017).
f. Desinfeksi
Dalam menyiapkan pasien untuk pembedahan, program
untuk memandikan dan menyiapkan kulit harus dilakukan hati –
hati. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menurunnya
flora bakteri dengan memandikan atau membersihkan dengan
rendahnya infeksi (Brunner & Suddarth, 2017).
g. Antibiotik
Antibiotik profilaksis harus digunakan untuk prosedur yang
4. Komplikasi
Menurut Brunner & Suddarth (2017) komplikasinya bervariasi
berdasarkan etiologi yang mendasari. Potensi komplikasi yang
mungkin terjadi melipiti yaitu :
a. Cedera paru akut (acute lung injury) dan sindrom gangguan
fungsi respirasi akut (acuterespiratory distress syndrome)
Melalui inflamasi dari sepsis menyebabkan kerusakan terutama
pada paru.Terbentuknya cairan inflamasi dalam alveoli
mengganggu pertukaran gas,mempermudah timbulnya kolaps
7
fungsi respirasi dan hipoksemia. Komplikasi ALI/ARDS timbul
pada banyak kasus sepsis atau sebagian besar kasus sepsis yang
berat dan biasanya mudah terlihat pada foto thoraks, dalam
bentuk opasitas paru bilateral yang konsisten dengan edema
paru. Pasien yang septik yang pada mulanya tidak memerlukan
ventilasi mekanik selanjutnya mungkin memerlukannya jika
pasien menaglami ALI/ARDS senuah resusitasi cairan.
b. Disseminated Intravascular Coagulation( DIC)
Pada DIC yang disebabkan oleh sepsis, kaskade koagulasi
diaktivasi secara difussebagai bagian respon inflamasi. Pada saat
yang sama, sistem fibrinolitik, yangnormalnya bertindak untuk
8
d. Gangguan Fungsi Hati
Gangguan fungsi hati biasanya manifestasi sebagai icterus
kolestatik, dengan peningkatan bilirubin, aminotransferase, dan
alkali fosfatase. Fungsi sinetik biasanya tidak berpengaruh kecuali
pasien mempunyai status hemodinamik yang tidak stabil salam
waktu yang lama.
e. Gagal Ginjal
ginjal Hipoperfusi tampaknya merupakan mekanisme yang
utama terjadinya gagal ginjal padakeadaan sepsis, yang
dimanifestasikan sebagai oliguria, azotemia, dan sel-sel
peradangan pada urinalisis.
5. Patofisiologi
Sepsis timbul akibat respon pejamu terhadap infeksi, yang
diarahkan untuk mengeliminasi patogen. Patogen memiliki mekanisme
atau faktor virulensi yang bervariasi sehingga memungkinkan
patogen untuk bertahan dalam tubuh pejamu dan menyebabkan
penyakit. Faktor virulensi menyebabkan patogen mampu
menghambat fagositosis, memfasilitasi adhesi ke sel atau jaringan
pejamu, meningkatkan survival intrasel setelah difagosit, dan merusak
jaringan
melalui produksi toksin dan enzim ekstrasel (Mahon & Mahlen, 2017).
9
Kapsul menghambat fagositosis terutama dengan cara
menutupi struktur permukaan sel sehingga tidak dikenali oleh
reseptor sel fagosit. Bakteri berkapsul seperti Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenza dihubungkan dengan
infeksi yang sangat invasif dan lebih virulen dibanding bakteri tidak
berkapsul. Struktur lain berupa protein A, seperti pada dinding sel
Staphylococcus aureus, menghambat ikatan antibodi pejamu
terhadap permukaan patogen (sebagai antigen). Antibodi mengikat
antigen melalui bagian Fab, protein A mengikat bagian Fc antibodi
sehingga menghambat opsonisasi dan fagositosis. Beberapa patogen
menghindari fagositosis dengan cara melepaskan produk poten
di jaringan yang dapat
10
mencegah fusi fagosom dan lisosom (fagolisosom), bertahan terhadap
efek dari isi lisosom, atau keluar dari fagosom ke dalam sitoplasma.
Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis dan Legionella
pneumophila mencegah pembentukan fagolisosom, Mycobacterium
leprae menginaktivasi reactive oxygen species (ROS) dan nitrogen
species, dan Listeria monocytogenes merusak membran fagosom dan
keluar ke sitoplasma (Mahon & Mahlen, 2017).
Kemampuan patogen untuk menghasilkan toksin (eksotoksin
atau endotoksin) merupakan faktor utama lainyang berperan
terhadap virulensi dan invasi patogen. Eksotoksin diproduksi
terutama oleh bakteri Gram positif, dan disekresi ke lingkungan
ekstrasel bakteri
11
6. Pathway
Mikroorganisme (Bakteri gram negatif)
Masuk tubuh
manusia
Respon imun
Aktivasi bebrbagai mediator kimiawi
SYOK SEPSIS
B1 B3
Penurunan
Curah Jantung
B5 B6
Gangguan
Ketidakseimbangan
rasa nyaman
Nutrisi Kurang dari Resiko
Kebutuhan tubuh Cedera
(Sumber: Mahon & Mahlen, 2017)
13
14
1. Pengkajian
Menurut Hidayat dkk (2017), pengkajian adalah langkah awal
dariahapan proses keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus
memperhatikan data dasar dari pasien, untuk informasi yang
diharapakan dari pasien. Pengkajian keperawatan pada seluruh
tingkat analisis (individu, keluarga, komunitas) terdiri atas data
subjektif dari seseorang atau kelompok, dan data objektif dari
pemeriksaan diagnostik dan sumber lain. Pengkajian individu terdiri
atas riwayat kesehatan (data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data
objektif) (Wabber & Kelley, 2017)
a. Riwayat Penyakit
1) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada pasien sepsis didapatkan pasien mengalmai demam akibat
dari proses infeksi yang terjadi. Namun, pada pasienbayi dan
orang tua gambaran yang lebih menonjol adalah hipotermia
dibandingkan dengan hipertermia.
2) Riwayat Penyakit Dahulu :
Penyakit yang pernah dialami : Kanak – kanak, kecelakaan,
Pernah dirawat/operasi, alergi, imunisasi, kebiasaan.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Penjelasan penyakit yang pernah diderita pada keluarga
pasien : Genogram dan ketengaran.
b. Pengkajian Fokus
1) B1 (Breathing) :
Pasien dalam fase awal sepsis mengalami takipneu. Sekitar1/4
dari pasien emngalami sindrom gangguan pernafasan akut
16
batuk
6) Suara Jantung : Takikardi, murmur
7) Abdomen : Abdominal tenderness
17
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai
3. Perencanaan Keperawatan
dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan
18
mengurangi stress
3) Berikan oksigen
19
untujk
mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi :
1) Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2) Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3) Anjurkan berhenti
merokok
Kolaborasi :
1) Kolaborasi
pemberian
antiaritmia, jika
perlu
2) Rujujk ke program
2 Gangguan Setelah dilakukan
rehabilitasi jantung
Pemantauan Respirasi
Pertukaran Gas b.d intervensi keperawatan
Ketidakseimbangan selama 3 kali 24 jam, (l.01014)
ventilasi-perfusi maka Pertukaran Gas Observasi :
(D.0003) meningkat dengan 1) Monitor frekuensi
kriteria hasil : irama, kedalaman
1) Dispnea dan upaya napas
menurun (5) 2) Monitor pola napas
(sepertri bradipnea,
2) Bunyi napas takipnea,
tambahan hiperventilasi,
menurun (5) kuusmaul, Cheyne-
3) Takikardia Stokes, biot, ataksik
20
napas
8) Monitor saturasi
oksigen
9) Monitor nilai AGD
10) Monitor hasil x-ray
toraks
Terapeutik :
1) Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2) Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi :
1) Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
pemantauan, jika
Peraw perlu
atan Sirkulasi
3 Perfusi Perifer Setelah dilakukan
Tidak Efektif b.d intervensi keperawatan(l.02079)
21
(5) tinggi)
22
dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
Edukasi :
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
4) Anjurkan
menggunakan obat
23
penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kole
Anjurkan minum obat pengontrol teka
Anjurkan
menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
Ajurkan melahkukan perawatan kulit
Anjurkan program rehabilitasi vaskul
Anjurkan program diet untuk memper
Rendah lemak jenuh,
minyak ikan,
omega3)
24
yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
4. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil
EGC
25
Mahon CR, Mahlen S. (2017). Host-parasite interaction. In: Mahon CR, Lehman
DC, Manuselis G, editors. Textbook of Diagnostic Microbiology (5th ed).
Missouri: Saunders Elsevier; p. 23-46
Munford RS. (2017). Severe sepsis and septic shock. In: Kasper DL, Fauci AS,
Longo DL, Baunwalda E, Hauser SL, Jameson JL, editors. Harrison’s
Principle mof Internal Medicine (17th ed). New York: Mc Graw Hill, p.
1695- 702
Opal SM, et al. Surviving sepsis campaign: international guidelines for management
of severesepsis and septic shock: 2017). Society of critical care medicine and
the Europeansociety of intensive care medicine. 2013; 41 (2): 580-637.