Khutbah Pemilu
Khutbah Pemilu
َأْش َهُد َأْن اَل، َاْلَحْم ُد هلل اَّلِذ ْي َأْر َسَل َر ُسْو َلُه ِباْلُهَدى َوِد ْيِن اْلَح ـِّق ِلُيْظ ِهَرُه َع َلى الِّدْيِن ُك ِّلِه َو َلْو َك ِرَه اْلُم ْش ِرُك ْو َن
الّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َحَّمٍد َو َع َلى أله َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن.اله ِإَّال هللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل هللا
ِاَّتُقْو اَهللا َح َّق ُتَقاِته َو َالَتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأنْـُتْم، أَّم ا َبْعُد َفَياِعَباَد هللا ُأْو ِص ْيُك م َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو ن
َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َحَس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا: َفَقْد َقاَل ُهللا َتَع الَى ِفي ِكَتاِبِه اْلَك ِرْيِم، ُم ْس ِلُم ْو َن
َو اْلَيْو َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا
Takwa menjadi bagian terpenting bagi manusia di muka bumi ini. Dengan
takwa kita dapat meniti kehidupan yang fana ini sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan Allah swt, sehingga kita mendapatkan
pertolongan dan kasih sayang-Nya. Selanjutnya, saat harus kembali kepada-
Nya, kita sudah punya bekal yang cukup untuk menggapai kebahagiaan yang
abadi kelak. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama tidak berhenti
berikhtiar meningkatkan kualitas takwa kepada Allah swt dari setiap waktu yang
kita lewati. Takwa berarti menjalankan perintah-perintah Allah swt dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Khatib juga mengajak kepada jamaah Jumat untuk tidak abai dalam bersyukur
atas nikmat yang telah Allah swt berikan kepada kita semua. Kita berangkat
melaksanakan shalat Jumat ini adalah bagian dari nikmat Allah yang mesti
disyukuri. Sejumlah nikmat telah Allah berikan sekaligus. Di samping nikmat
sehat dan sempat, juga kemurahan hati memenuhi panggilan Allah menunaikan
shalat Jumat adalah nikmat yang tak kalah penting yang harus kita
syukuri. Alhamdulillahirobbil alamin, Allah swt masih menuntun hati kita
kepada jalan kebaikan.
Shalawat dan salam marilah senantiasa hadiahkan kepada Nabi Muhammad
saw, yang memiliki hak syafaat bagi umatnya. Seraya berharap, kita juga
menjadi bagian dari umat beliau yang mendapatkan syafaat itu kelak di hari
akhir. Amin.
Saat ini kita sedang berada di masa-masa pemilihan umum (Pemilu). Saatnya
kita berpartisipasi aktif menyukseskan Pemilu dan memastikan hak suara kita
tersalurkan kepada pilihan pemimpin yang terbaik. Kita tidak perlu
memaksakan pilihan harus sama dengan yang lainnya, juga tidak perlu
memaksakan orang lain harus sama dengan pilihan kita. Semuanya punya hak
dan pilihan masing-masing. Prinsipnya adalah Pemilu tidak boleh merusak
persatuan, persaudaraan, dan kerukunan di antara sesama anak bangsa.
َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْسَتْغ ِفْر َلُهْم
َو َش اِوْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن
Ayat itu mengurai dengan tegas bahwa cara Rasulullah dalam memimpin
sungguh mulia. Beberapa karakter yang terekam dalam ayat itu adalah, pertama,
lemah-lembut. Kedua, tidak kasar (tidak bengis), baik dalam ucapan atau
perbuatan. Ketiga, siap memaafkan kesalahan orang lain. Keempat, selalu
memohonkan ampunan untuk rakyatnya yang berbuat dosa. Kelima, siap
mendengarkan aspirasi rakyat (demokratis). Keenam, memiliki komitmen yang
kuat untuk melaksanakan tugas yang diembankan. Ketujuh, selalu tawakal
kepada Allah. Semua itu adalah karakter yang dilakukan Nabi dan masih sangat
relevan untuk diteladani oleh pemimpin-pemimpin hari ini.
Pada aspek lain, diurai Al-Qur'an pada surat at-Taubah ayat 128:
َلَقْد َج اَء ُك ْم َر ُسوٌل ِم ْن َأْنُفِس ُك ْم َع ِزيٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّتْم َح ِريٌص َع َلْيُك ْم ِباْلُم ْؤ ِمِنيَن َرُء وٌف َرِح يٌم
Artinya, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaum kalian
sendiri, tak tahan melihat penderitaan kalian, sangat menginginkan
(keselamatan dan kebahagiaan) atas kalian, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” (QS at-Taubah: 128)
Ayat ini setidaknya mengungkap empat hal. Pertama, Allah menurunkan risalah
melalui kepada umat manusia melalui sosok mulia yang juga manusia, bukan jin
ataupun malaikat yang sukar dijangkau. Hal ini mengandung hikmah untuk
memudahkan umat manusia dalam meneladani sosoknya. Nabi Muhammad saw
adalah figur yang sangat dekat dengan umatnya, memahami dan sanggup
berkomunikasi (berbahasa) secara baik dengan sasaran dakwahnya.
Artinya, “Aku (Muhammad saw) diutus untuk membawa agama yang lurus dan
toleran.
َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْسَتْغ ِفْر َلُهْم
َو َش اِوْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن
Artinya, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran: 159)
Demikian khutbah Jumat yang singkat ini. Semoga kita, lebih-lebih calon-calon
pemimpin bangsa mampu meneladani betul karakter dan pola kepemimpinan
Rasulullah saw. Amin ya rabbal alamin.
َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم اِفْيِه ِم ْن آَيِة َوِذ ْك ِر اْلَحِكْيِم َو َتَقَّبَل ُهللا ِم َّنا َوِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه، َباَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم
َو َأُقْو ُل َقْو ِلي َهَذ ا َفأْسَتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْيَم ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيم، َو ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع الَعِلْيُم