Anda di halaman 1dari 7

OPEN ACCES AGRIKAN - Jurnal Agribisnis Perikanan

Vol. 16 No. 2: 22-28 (E-ISSN 2598-8298, P-ISSN 1979-6072)


Okt. 2023 URL: http://www.jurnal.ummu.ac.id/index.php/agrikan
Peer-Reviewed  https://doi.org/10.52046/agrikan.v16i2.22-28

Population Dynamics of the Cuurisi Fish (Nemipterus hexodon) in the


Waters of Flores Sea

(Dinamika Populasi Ikan Kurisi (Nemipterus hexodon) di perairan Laut Flores)

Ismy Adheliah Nur 1, Faisal Amir 2 dan Moh. Tauhid Umar 2


1
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
2
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.

E-mail: ismyadhe1510@gmail.com; faisalamir_unhas@yahoo.com; attauhid@unhas.ac.id

 Info Article :
Diterima : 22 Agust. 2023
Disetujui : 1 Okt. 2023
Dipublikasi : 2 Okt. 2023
Abstract
 Article type : The purpose of this research is to examine the population dynamics of cuurisi fish (Nemipterus
Riview Article hexodon) in the waters of Flores Sea, the parameters are cohort, growth parameters, and
Common Serv. Article mortality parameters . This study took place between January and February of 2023. This study
 Research Article collected 1,214 samples. The data used is direct data in the field (primary data) by measuring the
total length of cuurisi fish. Sampling was carried out using a stratified random sampling
 Keyword : method. The Battacharya method using for analyze cohort, growth parameters (L∞ and K) were
Population dynamics, estimated using software electronic length frequency analysis (ELEFAN-I) contained in the
Nemipterus hexodon, in the FISAT-II application. Natural mortality (M) involves the empirical Pauly equation; total
waters of Flores Sea. mortality (Z), fishing mortality (F), and exploitation rate (E) involve the Beverton and Holt
equations. FISAT-II and Microsoft Excel were used to analyze the data. The results showed that
 Korespondensi : the cuurisi fish samples had a total length range of 11–27 cm and consisted of three cohorts. The
analysis results of L∞, K, and t0 are 33.9 cm, 0.4 per year, and -0.398 years, respectively. The Z,
Faisal Amir M, and F estimates are 3.13; 096; and 2.17 per year, respectively. Exploitation rate 0.69; the
Universitas Hasanuddin actual and maximum Y/R’ were 0.0233 and 0.0241 g/recruitment, respectively. cuurisi fish in
Makassar, Indonesia the waters of Flores Sea have slow growth, mortality is dominated by fishing activities, and have
experienced overfishing.
Email:
faisalamir_unhas@yahoo.com

Copyright©2023, Ismy Adheliah Nur, Faisal Amir, Moh. Tauhid Umar

I. PENDAHULUAN merupakan komoditi perikanan demersal yang


Salah satu kabupaten di wilayah Sulawesi bernilai ekonomis yang merupakan salah satu
Selatan yang memiliki daya peluang besar dalam target tangkapan nelayan. Indonesia umumnya
sektor kelautan dan perikanan adalah Kabupaten menjual ikan kurisi segar, tepung ikan, dan
Takalar. Wilayah di Kabupaten Takalar yang sebagai bahan dasar pembuatan surimi, bakso
menjadi pusat penangkap ikan adalah Galesong ikan, serta ikan kering asin (Oktaviyani et al.,
Utara, yang sebagian besar penduduknya bekerja 2016). Korea, Malaysia, China, dan Filipina
sebagai nelayan karena sebagian besar wilayahnya merupakan negara-negara Asean pengimport ikan
berada di pesirsir pantai. Hal ini didukung oleh kurisi dari Indonesia berupa ikan kurisi segar dan
keberadaan dermaga dan tempat pelelangan ikan, ikan kurisi olahan. Eksploitasi sumber daya kurisi
yang berfu ngsi sebagai tempat bongkar muat ini semakin meningkat disebabkan oleh
para nelayan dan sebagai tempat transaksi permintaannya yang semakin tinggi akan bahan
perdagangan atau jual beli ikan. Ikan kurisi baku tersebut (Zoraya, 2015).

22
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

Ikan kurisi merupakan salah satu spesies aadanya tekanan penangkapan yaitu menganalisis
target penangkapan nelayan di Kabupaten Takalar parameter dinamika populasi agar dapat
dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan dipergunakan sebagai informasi awal terkait
rawai dasar sehingga ikan kurisi banyak upaya pengelolaan perikanan kurisi di perairan
didaratkan di PPI Beba Kabupaten Takalar. Laut Flores. Kajian aspek dinamika populasi
Berdasarkan laporan statistik perikanan Sulawesi terhadap populasi ikan kurisi diperairan Laut
Selatan dari tahun 2017 - 2021 produksi ikan kurisi Flores masih terbatas dilakukan. Oleh karena itu,
masing-masing sebesar 47,2 ton; 45,3 ton; 1.392,0 kajian ini diperlukan untuk memperoleh
ton; 1.335,5 ton; dan 1.279,0 ton. Hal tersebut informasi awal terhadap kondisi parameter
menunjukkan kenaikan yang sangat tinggi pada populasi ikan kurisi dalam upaya perencanaan
tahun 2019 kemudian menurun kembali pada pengelolaan yang tepat dan berkesinambungan.
tahun 2020 dan 2021 sebesar 8,46%. Terjadinya
penurunan produksi dua tahun terakhir II. METODE PENELITIAN
merupakan indikasi terjadinya over eksploited Data hasil tangkapan ikan kurisi dari Laut
sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap Flores yang di daratkan di PPI Beba dikumpulkan
populasi ikan kurisi. dari bulan Januari-Februari 2023 (Gambar 1.).
Upaya evaluasi yang dapat dilakukan untuk
mengetahui perubahan populasi ikan kurisi akibat

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Data primer digunakan pada penelitian ini. Log (-to) = -0,3922 – 0,2752 (log L∞) – 1,038 (log K)
Pengumpulan data yang dilakukan adalah ukuran
dimana: t0 = umur hipotetik ikan kurisi saat
panjang total tubuh ikan kurisi (Nemipterus
panjangnya nol, L∞ dan K = parameter
hexodon). Pengambilan sampel dengan metode
pertumbuhan
sampling acak bertingkat. Pengukuran dilakukan
dengan mengukur sampel yang didaratkan di PPI Pola pertumbuhan mengikuti kurva pertumbuhan
Beba. yang dikemukakan oleh von Bertalanffy (Sparre &
Penentuan kelompok umur menggunakan Venema, 1999) :
Bhattacharya dengan bantuan perangkat lunak Lt = L∞ (1 – exp.–K(t-to))
FISAT-II (Gayanilo et al., 2005).
Pendugaan parameter pertumbuhan (L∞ dan dimana: Lt = ukuran panjang tubuh ikan kurisi
K) diperoleh dari pasangan yang “smooth” pada saat berumur t (cm), L∞ = ukuran panjang tubuh
“response surface routin” dalam FISAT-II asimptotik (cm), K = nilai koefisien pertumbuhan
(Gayanilo et al., 2005). Selanjutnya menentukan (per tahun).
nilai t0 (Pauly, 1980) yaitu:

23
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

Parameter kematian total (Z) diduga berdasarkan Pendugaan kematian karena factor penangkapan
kurva hasil tangkapan yang dikonversi ke ukuran (F) diperoleh dari hubungan F = Z – M.
panjang, dengan bantuan perangkat lunak FISAT- Sedang dugaan laju eksploitasi (E) diperoleh dari
II, yaitu : hubungan F/Z.
ln (Ni / ∆ ti) = a + b ti Nilai hasil per rekrutmen relatif (Y/R') diduga
berdasar model Beverton dan Holt sebagaimana
dimana, Ni = banyaknya ikan kurisi pada kelas
dikemukan oleh Sparre & Venema (1999).
panjang ke-i, ∆ti = selisih waktu ikan untuk
berkembang melalui kelas panjang ke-i, ti = umur
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
ikan dipertengahan ukuran kelas panjang ke-i,
3.1. Struktur Ukuran
dan b, dengan tanda berubah adalah perkiraan Z.
Total ikan kurisi (Nemipterus hexodon) yang
Pendugaan kematian alami (M) dilakukan terdata dalam kurun waktu penelitian berjumlah
mengikuti empiris Pauly (1980) yang melibatkan 1.214 ekor dengan panjang total kisaran 11 cm
aplikasi FISAT-II dengan rumus : sampai dengan 27 cm. Berdasarkan hasil yang
M = 0,0066 – 0,279 (Log L∞) + 0,6543 (Log K) + 0,4634 diperoleh dan dianalisis menggunakan formula
(Log ToC)) diagram column atau histogram dengan
memetakan antara nilai tengah kelas panjang ikan
dimana: M = kematian faktor alami (per tahun), dan frekuensi ikan, maka didapatkan ukuran rata-
L∞ dan K = parameter pertumbuhan, dan T = rata- rata panjang ikan 17,86 cm, ukuran terbesar 27 cm,
rata suhu perairan (0C). dan ukuran terkecil 11 cm (Gambar 2.).

Gambar 2. Histogram frekuensi ikan kurisi

Dugaan struktur ukuran ikan kurisi perairan diduga memengaruhi ukuran panjang
diperoleh tersebut mirip dengan hasil yang ikan kurisi.
diperoleh Neni et al. (2019) yang memperoleh 3.2. Kelompok Umur
kisaran panjang ikan kurisi 13-27 cm dengan Berdasarkan hasil analisis kelompok umur
ukuran dominan tertangkap 18 cm. Berbeda yang diperoleh dengan melibatkan metode
dengan penelitian Asdar (2021) yang memperoleh Battacharya pada FISAT II didapatkan tiga
kisaran panjang ikan kurisi 11-31 cm dengan kelompok umur ikan kurisi hasil tangkapan
ukuran dominan tertangkap 21 cm. Keterwakilan nelayan dari perairan Laut Flores yang dipasarkan
sampel, musim, dan perbedaan lingkungan di PPI Beba, Takalar (Gambar 3.).

Gambar 3. Histogram kelompok umur ikan kurisi

24
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

Hasil dari pemetaan frekuensi dan tengah 21 – 27 cm dengan jumlah individu yang
kelas diperoleh tiga kohort, yakni kohort pertama dihasilkan sejumlah 369 ekor ikan kurisi.
dengan panjang antara 11 – 15 cm dengan jumlah Pemetaan logartima dianalisis menggunakan Ms.
individu yang dihasilkan sejumlah 296 ekor, Excel. Hasil pemetaan logaritma memberikan hasil
kohort kedua dengan panjang antara 16 – 20 cm tiga kelompok umur dengan ukuran panjang rata-
dengan jumlah individu yang dihasilkan sejumlah rata ikan kurisi pada kohort pertama 13,8 cm,
549 ekor dan kohort ketiga dengan panjang antara kedua 18,4 cm, dan ketiga 23,0 cm (Gambar 4.).

Gambar 4. Pemetaan kelompok umur ikan kurisi

Ikan kurisi yang didata di PPI Beba, Takalar pertumbuhan (K) masing-masing adalah 33,9 cm
membentuk tiga kelompok umur. Mallawa et al. dan 0,4 per tahun, serta dugaan nilai “t0” diperoleh
(2017), mengatakan bahwa salah satu ciri populasi -0,398 tahun. Nilai dugaan parameter pertumbuhan
mengalami tekanan adalah jumlah kelompok tersebut digunakan untuk memperoleh model
umur yang sedikit sedangkan kondisi populasi kurva pertumbuhan ikan kurisi (Gambar 5.):
yang baik memiliki jumlah kelompok umur lebih
Lt = 33,9 (1 – exp.–0,4(t+0,398))
dari tiga kelompok umur.
Berdasar persamaan di atas, panjang ikan
3.3. Pertumbuhan kurisi dari beragam umur relatif, maka perubahan
Hasil analisis menggunakan data frekuensi ukuran panjang berdasar waktu dapat dihitung
panjang sampel diperoleh parameter pertumbuhan hingga mendekati ukuran panjang asimptot.
meliputi panjang asimptot (L ) dan koefisien

Gambar 5. Kurva pertumbuhan ikan kurisi

Nilai koefisien pertumbuhan (K<0,5) berarti ikan kurisi di perairan Laut Flores
menunjukkan kondisi pertumbuhan organisme memerlukan waktu yang panjang hingga
yang lambat dan bila K>0,5 menyandang mendekati panjang asimptotnya. Berbeda dengan
pertumbuhan yang cepat (Sparre & Venema, 1999). penelitian Neni et al. (2019) di Teluk Kolono yang
Penelitian ini menghasilkan koefisien menghasilkan nilai K sebesar 0,63 per tahun
pertumbuhan ikan kurisi 0,40 per tahun yang dimana laju pertumbuhannya cepat. Perbedaan
berarti bahwa perubahan ukuran panjang berdasar laju pertumbuhan ikan kurisi dilatarbelakangi
waktu ikan kurisi termasuk kategori lambat oleh faktor internal maupun eksternal. Suhu

25
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

perairan dan ketersediaan makanan merupakan 3.4. Kematian


salah satu factor eksternal, sedangkan umur, Dengan menggunakan aplikasi FISAT-II
keturunan, parasit dan penyakit adalah bagian pada catch curve routine diperoleh dugaan Z ikan
dari faktor internal. kurisi di perairan Laut Flores (Gambar 6.).

Gambar 6. Pendugaan kematian total (Z) ikan


kurisi

Hasil analisis diperoleh bahwa nilai Z Flores diperoleh sebesar 0,69 menunjukkan
sebesar 3,13 per tahun, M = 0,96 per tahun, serta F = bahwa laju eksploitasi ikan kurisi telah
2,17 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, dapat melampaui batas laju eksploitasi optimum yaitu
diketahui bahwa nilai kematian karena sebesar 0,5 sehingga ikan kurisi yang didaratkan
penangkapan lebih besar dibanding dengan nilai di PPI Beba Takalar yang berasal dari Laut Flores
kematian alami. Hasil tersebut memaparkan tersebut telah menunjukkan lebih tangkap.
bahwa kematian ikan kurisi didominasi oleh Berbeda dengan yang diperoleh Sujipto et al.
faktor tingginya frekuensi penangkapan ikan. (2013) di Selat Madura yang menunjukkan bahwa
Solichin et al. (2022) di Teluk Semarang E = 0,48; bermakna bahwa ikan kurisi di Selat
memperoleh nilai Z, M, dan F yaitu masing- Madura telah mendekati kondisi optimum (E =
masing 0,94; 0,62; 0,32 per tahun. Hasil analisis 0,5). Kondisi ini sangat baik karena dapat
tersebut mengindikasikan bahwa penurunan memperoleh hasil tangkapan yang maksimum
populasi ikan kurisi diakibatkan kematian di dengan tetap terjaga kelestarian dan
Teluk Semarang dilatarbelakangi karena kondisi keberlanjutan sumberdaya ikan kurisi.
alami yang berasal dari lingkungan perairan. Tingginya laju eksploitasi ikan kurisi
Perbedaan nilai laju mortalitas alami disebabkan diperairan Laut Flores dikarenakan adanya
oleh ketersediaan makanan, predator, kondisi aktivitas penangkapan yang cukup intensif.
lingkungan seperti suhu perairan. Sedangkan Pengaruh eksploitasi yang berlebihan (over
perbedaan nilai laju mortalitas penangkapan eksploited) akan memberikan dampak negative
disebabkan oleh intensitas penangkapan serta terhadap populasi yakni jumlah stok akan
selektivitas alat penangkap ikan. Nelayan di menurun seiring dengan waktu serta ukuran rata-
Takalar pada umumnya mengoperasikan cantrang rata ikan kurisi yang tertangkap lambat laut akan
untuk menangkapikan kurisi dinperairan Laut menurun pula.
Flores. Alat tangkap tersebut memiliki ukuran
mata jaring yang sangat rapat atau sangat kecil. 3.6. Yield per Recruitment Relatif
Hal ini menyebabkan ikan-ikan kurisi yang Nilai hasil tangkapan per rekruit relatif
berukuran kecil ikut tertangkap, yang seharusnya diperoleh menggunakan persamaan Baverton dan
ikan-ikan kecil tersebut masih berada dalam masa Holt (Sparre & Venema, 1999) dengan menginput
pertumbuhannya. dugaan nilai parameter pertumbuhan (L∞ dan K),
dugaan nilai kematian, serta nilai laju eksploitasi
3.5. Laju Eksploitasi (E) (Gambar 7.).
Dugaan nilai laju eksploitasi ikan kurisi
hasil tangkapan nelayan cantrang di perairan Laut

26
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

Gambar 7. Kurva hubungan (Y/R’) terhadap E

Hasil analisis Y/R’ ikan kurisi yang IV. PENUTUP


tertangkap dari perairan Laut Flores sebesar 0,0233 Hasil penelitian yang dilakukan mengenai
gram/recruit. Ini menandakan bahwa 0,0233 gram kondisi dinamika populasi dari stok ikan kurisi
daging ikan kurisi dikategorikan merupakan yang tertangkap nelayan cantrang dariperairan
produksi tangkapan dalam setiap recruit. Nilai E Laut Flores dan dipasarkan pada PPI Beba Takalar
actual yaitu 0,69 dengan Y/R’ actual = 0,0233 menunjukkan bahwa sebaran ukuran panjang
gram/recruit, sedangkan Emax = 0,85 dengan ikan kurisi didominasi ukuran sedang. Populasi
Y/R’maks = 0,0241 gram/recruit. Nilai Y/R’ actual ikan kurisi terdiri dari tiga kohort yang
yang diperoleh lebih kecil dari nilai Y/R’ menandakan bahwa ikan kurisi telah mengalami
maksimum, menandakan proses rekruitment ikan tekanan yang tinggi. Pertumbuhan ikan kurisi
kurisi di perairan Laut Flores tidak optimal. termasuk dalam kategori lambat. Kematian
Demikian pula pada penelitian Asdar (2021) di populasi ikan kurisi didominasi faktor
Laut Flores memperoleh nilai (Y/R’actual) = 0,013 penangkapan dan menunjukkan kondisi over
g/recruit dengan laju eksploitasi actual 0,64. Nilai eksploited. Proses rekruitment ikan kurisi di
Y/R maksimum yang didapatkan yaitu 0,014 perairan Laut Flores tidak optimal.
g/recruitment dengan laju eksploitasi 0,70 per
tahun. Nilai Y/R’ actual yang diperoleh lebih kecil UCAPAN TERIMA KASIH
dari nilai Y/R’ maksimum, sehingga proses Timpeneliti menghaturkan penghargaan
rekruitment tidak optimal. Perbedaan akan hasil sebesar-besarnya dan ucapan terima kasih pada
penelitian yang disebabkan oleh berbagai hal nelayan dan pengepul di PPI Beba, Kabupaten
diantaranya kecepatan pertumbuhan suatu stok Takalar yang telah menerima dan membantu
populasi, kecepatan kematian, musim dan dalam pengadaan data selama penelitian
selektifitas alat penangkapan (Effendi, 2002). berlangsung.

REFERENSI

Asdar. 2021. Dinamika Populasi Ikan Kurisi Merah (Nemipterus furcosus) di Perairan Kabupaten
Bantaeng, Laut Flores. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan. 2022. Data Perikanan Tangkap tahun 2017-
2021.
Effendi, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Gayanilo, F. C. Jr., Sparre, P., & Pauly, D. 2005. FAO-CLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT II) (p.
168). Revised version.User’s guide. FAO Computerized Information Series (Fisheries). No. 8,
Revised version. FAO Rome.
Mallawa, A., Amir, F., dan Sitepu, F.G. 2017. Kajian kondisi stok ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di
perairan Teluk Bone Sulawesi Selatan. Jurnal IPTEKS PSP 4(7): 1-17.

27
gJurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)

Neni, Bahtiar, & Ahmad Mustafa. 2019. Mortalitas dan Tingkat Eksploitasi Ikan Kurisi (Nemipterus
hexodon, Quoy dan Gaimard, 1824 ) di Perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan
Sulawesi Tenggara. Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan 5: 190–199.
Oktaviyani, S., M. Boer, & Y. Yonvitner. 2016. Aspek Biologi Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus) di
Perairan Teluk Banten. BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap 8:21.
Pauly, D. 1980. A section of the assessment tropical fish stock. FAO. Fish Tech. New York.
Solichin, A., I. P. Sari, S. W. Saputra, & N. Widyorini. 2022. Dinamika Populasi Ikan Kurisi (Nemipterus
japonicus Bloch , 1791 ) di Perairan Teluk Semarang. PENA Akuatika : Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan 21: 1–14.
Sutjipto, D., S. Muhammad, Soemarno, & Marsoedi. 2013. Dinamika populasi ikan kurisi (Nemipterus
hexodon) dari Selat Madura. Ilmu Kelautan 18:165–171.
Zoraya, E. A. 2015. Analisis Bioekonomi Sumberdaya Ikan Kurisi (Nemipterus bathybus Snyder, 1911)
yang Didaratkan di PPN Brondong Lamongan. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
Institut Pertanian Bogor

28

Anda mungkin juga menyukai