Anda di halaman 1dari 179

Program Studi SI Farmasi

 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

MODUL CETAK PRAKTIK KERJA LAPANGAN APOTEK


PRODI S1 FARMASI

Tim Penyusun:
1. apt. Novycha Auliafendri, S.Farm., M.Si
2. Dina Maya Syari, S.Farm., M.Si., apt
3. Alex Handani Sinaga, S.Farm., M.Farm

PROGRAM STUDI SI FARMASI


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN 2022
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)

VISI
Menjadi perguruan tinggi yang Unggul dan mampu bersaing di tingkat Nasional tahun 2024.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang efektif melalui sistem
pembelajaran yang sesuai dengan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT) dan
KKNI, terintegrasi dengan hasil-hasil penelitian dan pengabdian masyarakat terkini
untuk menghasilkan lulusan sesuai profil yang diharapkan.
2. Melaksanakan penelitian ilmiah dan dipublikasikan secara nasional dan internasional.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang terstruktur dan mengacu pada hasil
penelitian.
4. Melaksanakan kerjasama produktif dengan berbagai Instansi baik dibidang pendidikan,
pelayanan, dunia usaha, dunia industri ditingkat Nasional maupun Internasional dalam
mendukung tridhrama perguruan tinggi.

i
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S-I FARMASI

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

A. VISI

Menjadi program studi yang unggul dalam menghasilkan sarjana farmasi yang profesional
dan berbudaya mutu di bidang farmasi klinis berbasis pelayanan sehingga mampu
bersaing di tingkat Sumatera Utara pada tahun 2024.

B. MISI

1. Menyelenggarakan proses pembelajaran berdasarkan kurikulum SNPT mengacu pada


KKNI untuk menghasilkan Sarjana Farmasi yang berkompeten dan profesional di
bidang farmasi klinik serta penguatan dalam penggunaan teknologi modern dan
komunikasi interpersonal yang efisien, efektif dan optimal.
2. Menyelenggarakan penelitian ilmiah dan publikasi ilmiah yang mampu memberikan
kontribusi kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pembangunan
dalam bidang farmasi khususnya dalam bidang farmasi klinik.
3. Melaksanakan kegiatan pengabadian masyarakat di bidang farmasi yang mendukung
upaya peningkatan pendidikan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat khususnya
dalam bidang farmasi klinik dengan menggunakan teknologi modern yang diperoleh
dari hasil penelitian serta mengandalkan komunikasi interpersonal.
4. Melaksanakan kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium, sarasehan, diskusi panel,
workshop, pelatihan, forum diskusi tim medis dan kegiatan lainnya yang mendukung
pengembangan ilmu pengetauan dan teknologi farmasi klinik serta mencari alternatif
solusi berbagai permasalahan profesi di tingkat Nasional.

5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak instansi kesehatan dan pendidikan baik
pemerintah maupun swasta di dalam dan di luar negeri dalam rangka memberhasilkan
pelaksanaan berbagai kegiatan praktik, penelitian, pengabdian masyarakat,
pengembangan kurikulum dan berbagai aktifitas lainnya

ii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
KATA PENGANTAR

Puji Syukur tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dan tim dapat menyelesaikan penyusunan
Modul Cetak Praktik Kerja Lapangan Apotek dengan baik. Modul ini disusun sebagai
salah satu bahan pedoman praktikum yang diperuntukkan kepada mahasiswa program studi S-
I Farmasi UIM khususnya pada semester VII. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat
membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktek Asuhan Kefarmasian di apotek sesuai
PMK no 73. Tahun 2016.

Modul Cetak ini disusun oleh kepala departement mata kuliah farmasi Universitas
Imelda Medan (UIM) berdasarkan pada Kurikulum S-I Farmasi, dengan memperhatikan
Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) program studi dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
(CPMK). Melalui pembelajaran pada modul ini diharapkan mahasiswa dapat mencapai
CPMK yang telah ditentukan. Materi di dalam buku ini berisi penjelasan dan petunjuk
Manajemen Pengelolaan dan Farmasi Klinis di Apotek yang dibutuhkan sesuai CPMK dan
kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa sebagai salah satu referensi Farmasi klinik di
Apotek.

Penulis telah berusaha dalam menyusun modul ini sesuai dengan kurikulum dan
kebutuhan mahasiswa dengan sebaik mungkin. Namun, penulis dan tim menyadari bahwa
modul ini mungkin masih memiliki kekurangan. Sehingga penulis dan tim mengharapkan
adanya saran atau masukan positif agar menjadi bahan pertimbangan untuk menyempurnakan
modul bahan ajar ini. Akhirnya, penulis dan tim berharap modul ini dapat digunakan oleh
mahasiswa dengan baik dan aktif sehingga dapat meningkatkan skill mahasiswa dalam
melaksanakan Asuhan Kefarmasian di apotek sesuai pada PMK No. 73 Tahun 2016.

Medan, September 2022

apt. Novycha Auliafendri, S.Farm., M.Si

iii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
PERATURAN/TATA TERTIB PRAKTIK KLINIK PKL APOTEK
PRODI S-I FARMASI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

1. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum jadwal PKL dimulai.


2. Mahasiswa harus berpakaian seragam lengkap dengan atributnya, dengan ketentuan :
a. Seragam lengkap terdiri dari: seragam coklat dengan bentuk dan model seragam yang
telah ditentukan oleh pihak pendidikan.
b. Wajib menggunakan atribut : Bed nama, Logo S-I Farmasi Universitas Imelda Medan
di bahu sebelah kanan, sepatu kets putih dan kaus kaki putih
c. Mahasiswa tidak diperbolehkan berkuku panjang dan menggunakan perhiasan selama
praktek.
d. Khusus mahasiswa putra, dilarang berambut panjang dan memelihara kumis, jenggot
dan jambang (rapi).
e. Khusus mahasiswa putri, wajib memakai hairnet atau jilbab bagi yang menggunakan
pakaian Muslim.
3. Sebelum dan sesudah melaksanakan praktek, mahasiswa wajib menandatangani absensi
kehadiran.
4. Memelihara/ menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban di puskesmas selama praktek
berlangsung.
5. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan praktik 100%
6. Apabila tidak hadir maka satu hari tidak dinas akan digantikan selama tiga (3) hari dinas
di luar jadwal yang telah ditentukan
7. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruangan kecuali pada jam istirahat selama
1 jam secara bergantian
8. Pelaksanaan praktik dilakukan di Apotek yang telah ditentukan
9. Pelaksanaan tindakan Praktik Klinik PKL Apotek untuk S-I Prodi Farmasi Semester VII
harus memperhatikan aturan di tempat praktik dan dengan tingkat Supervisi Tinggi
(Pengenal identitas tali bed training berwarna kuning) yaitu kemampuan assesment
peserta didik belum sahih/benar sehingga dalam pelaksanaan kegiatan dan prosedur kerja
hanya dibenarkan mendampingi preseptor dalam melaksanakan prosedur kerja di Apotek.

iv
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
JENIS DAN KRITERIA LAHAN PRAKTIK APOTEK

Apotek dengan kriteria sebagai berikut:


1. Apotek umum dan khusus, baik pendidikan maupun non pendidikan yang telah
memiliki izin resmi.
2. Memiliki pembimbing lapangan yang memenuhi kriteria dengan jumlah yang
memadai (rasio pembimbing lapangan dan mahasiswa adalah 1: 5-10).
3. Tersedianya berbagai jenis kegiatan praktik kefarmasian dan informasi kesehatan yang
memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
4. Tersedianya tempat/ruangan untuk pelaksanaan bimbingan, yang meliputi kegiatan
pembekalan, kegiatan praktik, presentasi, dan evaluasi sesuai dengan standar minimal
untuk melakukan proses pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan.
5. Memiliki nota kesepahaman (MoU) dan atau perjanjian kerjasama dengan institusi
pendidikan terkait.
6. Tersedia fasilitas media pembelajaran.

v
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
PERSIAPAN UMUM

1. MoU Lahan Praktik


MoU dibuat antara pimpinan institusi pendidikan dengan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan. MoU disusun berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan memuat ruang
lingkup kerja sama, hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam kegiatan pembelajaran
praktik klinik.

2. Izin PKL
Perizinan PKL merupakan langkah awal dalam pelaksanaan PKL, dilakukan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan hari PKL. Institusi pendidikan melalui
mahasiswa mengirimkan surat ke lahan praktik untuk permohonan izin praktik. Apabila
proses perizinan tersebut terlambat maka akan berakibat pada pelaksanaan PKL tidak sesuai
dengan yang direncanakan dan akan mengalami kemunduran dari rencana yang terdapat
dalam kalender akademik. Dan bila proses perizinan di tolak karena sesuatu hal maka
mahasiswa melaporkan hal tersebut ke S1-Farmasi untuk dicarikan lahan praktik baru. Izin
penyelenggaraan PKL dikeluarkan oleh sarana pelayanan kesehatan lahan praktik.

3. Kriteria Pembimbing PKL


a. Pembimbing Klinik
1) Mempunyai latar belakang pendidikan minimal S1 Farmasi-Apoteker atau
tenaga kesehatan lain dengan pengalaman kerja di Apotek selama kurang lebih
3 tahun.
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan SIK (Surat Izin Kerja) bagi tenaga
kesehatan yang di rumah sakit.
3) Memiliki SK pengangkatan sebagai pembimbing lapangan dari lahan praktik.
4) Memahami dan menjalankan tugas, peran, dan fungsinya sebagai pembimbing
klinik.
b. Pembimbing Akademik
1) Berlatar belakang pendidikan S-2 Farmasi atau berlatar belakang pendidikan
S1-Apoteker.
2) Dosen atau dosen tim mata ajar yang terlibat dalam pembelajaran di kelas atau
laboratorium.
3) Ditetapkan berdasarkan surat keputusan pimpinan institusi pendidikan.

vi
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
4) Memahami dan menjalankan tugas, peran dan peran fungsinya sebagai
pembimbing akademik.

4. Koordinasi Pembimbing PKL


Koordinasi dengan pembimbing praktik klinik meliputi:
a) Koordinasi pembimbing praktik akademik/supervisor dengan pembimbing
klinik pada pra pembelajaran praktik klinik meliputi persamaan persepsi terkait
kegiatan pembelajaran klinik sesuai dengan kerangka acuan Praktik Klinik
Lapangan (PKL) meliputi lama praktik, tempat praktik, tata tertib, target
kompetensi, metode evaluasi dan penyusunan laporan.
b) Koordinasi pembimbing praktik akademik/supervisor dengan pembimbing
klinik pada saat bimbingan atau supervisi di lahan praktik melalui diskusi
tentang permasalahan atau kendala PKL yang ditemui beserta dengan solusi
penyelesaiannya.
c) Koordinasi pembimbing praktik akademik/supervisor dengan pembimbing
klinik melalui rapat evaluasi kegiatan PKL untuk pemberian masukan dalam
rangka penyempurnaan pedoman dan kegiatan PKL.

vii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KETENTUAN PKL

Pelaksanaan PKL, Anda akan menerapkan kegiatan pelayanan kefarmasian selama 4 minggu
di Apotek. Adapun ketentuan dalam PKL terdiri dari:
a) Target Pencapaian Kompetensi yang harus Anda capai diakhir praktik,
b) Beban SKS yang akan ditempuh,
c) Alokasi waktu pelaksanaan praktik,
d) Peserta PKL,
e) Pembimbing dan jadwal bimbingan disertai metode bimbingan yang akan dilaksanakan,
f) Tata tertib selama praktik di lahan praktik/rumah sakit,
g) Metode evaluasi,
h) Jadwal pelaksanaan evaluasi.

Lampiran berupa daftar target pencapaian kompetensi yang berisi target kompetensi yang
harus dicapai disertai kolom tanda tangan yang harus diisi oleh Pembimbing praktik klinik
(Clinical Instructure). Jumlah tanda tangan tergantung target yang harus dicapai. Bila
disyaratkan target sejumlah 3 buah maka harus dilengkapi tanda tangan 3 buah juga dengan
dicantumkan tanggal penandatanganan. Tanda tangan itu sebagai bukti bahwa Anda sudah
melaksanakan kompetensi yang dimaksud dengan bukti berupa tanda tangan Pembimbing
praktik klinik (Clinical Instructure). Daftar target pencapaian kompetensi juga mencantumkan
tempat dimana Anda melaksanakan kegiatan tersebut. Harus juga dilampiri beberapa format
penilaian yang akan direkapitulasi oleh dosen koordinator PKL sesuai dengan prosentasi
evaluasi yang juga dijelaskan dalam bab ini. Dipersilahkan untuk memahami dulu ketentuan
ini sebelum melaksanakan praktik di lahan praktik/rumah sakit, agar tidak bingung ketika
melaksanakan praktik, bila ada yang tidak dipahami silahkan berkonsultasi dengan dosen
koordinator PKL.

viii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

SANKSI PRAKTIK KERJA LAPANGAN


APOTEK
PRODI SI FARMASI

Mahasiswa yang melanggar tata tertib akan dikenakan sanksi sesuai berat ringan pelanggaran
yang akan dipertimbangkan oleh tim pembimbing. Sanksi yang dapat dikenakan meliputi :
1. Tidak mengikuti praktik diharuskan mengganti pada hari lain sesuai persetujuan
pembimbing
2. Penambahan tugas akademik tertentu yang berkaitan dengan penambahan pengetahuan
dan keterampilan dalam praktek klinik apotek
3. Tidak diakui nilai yang didapat dan harus mengulang program praktek dari awal
4. Pengurangan nilai sebesar 10% dari nilai laporan kasus atas keterlambatan pengumpulan
laporan tersebut untuk setiap harinya

ix
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

PETUNJUK PENGGUNAAN
MODUL CETAK PRAKTIK KERJA LAPANGAN APOTEK

1. Dosen memberitahukan informasi umum terkait Persiapan mahasiswa pada praktik klinik
Apotek, meliputi: pelaksanaan asuhan kefarmasian, pembuatan Laporan Pendahuluan,
pembuatan Laporan Kasus, log book (berisi pencapaian daftar keterampilan kinik,
kegiatan harian, kegiatan bed side teaching)
2. Dosen mempersilahkan setiap mahasiswa untuk mempelajari isi modul pada konsep
asuhan kefarmasian dan tindakan yang akan dipraktikkan dan membawanya saat berdinas
3. Dosen mempersilahkan setiap mahasiswa yang praktik/dinas untuk melakukan tindakan
asuhan kefarmasian pada pasien kelolaannya
4. Dosen mendampingi dan mengobservasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik
klinik yang dilakukan pada klien apakah sesuai dengan prosedur yang telah dijabarkan
dalam modul ini
5. Dosen memberikan umpan balik terhadap aktivitas (kegiatan praktik klinik) yang
dilakukan mahasiswa
6. Dosen menilai laporan kegiatan praktik klinik yang telah dilakukan mahasiswa
7. Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktik klinik (100% kehadiran) sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
8. Setiap mahasiswa wajib mengikuti tata tertib praktik klinik.

x
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

TUJUAN/ KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mampu melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai di apotek (A3, P3)
2. Mampu melaksanakan pelayanan farmasi klinik sesuai pola penyakit dan kebutuhan
pelayanan kesehatan di apotek (A3, P3)
3. Mampu mengaplikasikan pengetahuan sumber daya kefarmasian di apotek ((A3, P5)

xi
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
PETUNJUK PELAKSANAAN
PRAKTIK KLINIK PKL APOTEK
PRODI S-I FARMASI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

A. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pelaksanaan PKL asuhan kefarmasian terdiri dari 4 minggu praktik dengan
perhitungan sebagai berikut;
1. Perhitungan jumlah jam adalah 6 SKS x 170 menit x 4 Minggu = 5440 menit.
2. Penjabaran dalam jam adalah 5440 menit : 60 menit = 90,6 jam. Pembulatan 91 jam.
3. Penjabaran jumlah hari adalah 91 jam : 6 jam/hari = 15 hari.
4. Pelaksanaan praktik kerja lapangan dibulatkan selama 18 hari efektif (3 minggu).
B. Pembimbing dan Jadwal Bimbingan
 Pembimbing
a. Pembimbing praktik klinik adalah apoteker penanggung jawab apotek minimal
berpendidikan S1 Farmasi Apoteker yang ditugaskan sebagai Clinical Instructure untuk
memberikan bimbingan kepada mahasiswa/praktikan dibuktikan dengan surat tugas.
b. Pembimbing praktik akademik/supervisor adalah dosen/instruktur/pembimbing yang
berasal dari institusi pendidikan yang diberikan tugas khusus untuk melakukan supervisi
Praktik Kerja Lapangan di apotek/lahan praktik.
Nama-nama pembimbing yang dapat dihubungi akan diberi oleh dosen koordinator PKL,
pada kegiatan pembekalan di kampus, yang akan dilaksanakan sebelum kegiatan praktik.
 Jadwal Bimbingan
a. Bimbingan dilaksanakan oleh Pembimbing praktik klinik (Clinical Instructure) dan atau
Pembimbing praktik akademik/supervisor dengan metode bimbingan yang telah
ditetapkan.
b. Praktikan berhak mendapatkan bimbingan setiap hari oleh Pembimbing praktik klinik
dan bimbingan oleh pembimbing praktik akademik/supervisor minimal seminggu sekali.
1. Metode Bimbingan
a. Pra Klinik (Pembekalan)
Pra Klinik (pembekalan) merupakan suatu metode bimbingan yang dilakukan untuk
memberikan pembekalan mahasiswa terkait pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal
dalam melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan di
kampus dan dilaksanakan oleh dosen yang tergabung dalam tim pembimbing praktik
akademik/supervisor. Kegiatan pra klinik PKL meliputi;
1) Menjelaskan ruang lingkup PKL, termasuk tujuan praktik.

xii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2) Menjelaskan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PKL, terdiri dari Target
Pencapaian Kompetensi PKL, Beban SKS, Alokasi waktu, Peserta, Pembimbing dan
Jadwal Bimbingan, Metode Bimbingan, Tata Tertib, Metode Evaluasi dan Jadwal
Evaluasi.
3) Menjelaskan target pencapaian kompetensi tentang manajerial dan farmasi klinis apotek.
SDM, statistik di apotek
4) Menjelaskan sistematika penulisan laporan PKL dengan benar.
2. Pendampingan
Pendampingan merupakan metode dimana praktikan akan dibimbing untuk melakukan
pengelolaan rekam medis secara langsung di rumah sakit/lahan praktik, berupa kegiatan;
a. Pre conference, diskusi awal untuk mengetahui kesiapan praktikan dan menjelaskan
kembali tujuan belajar yang hendak dicapai. Pre Conference dilaksanakan oleh
Pembimbing praktik klinik (Clinical Instructure) dengan praktikan. Pembimbing praktik
akademik/supervisor dapat membantu ketika ada di tempat.
b. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman praktik. Pembimbing praktik klinik
(Clinical Instructure) dan atau Pembimbing praktik akademik/supervisor memantau dan
membimbing jalannya kegiatan praktik kaitannya dengan penyusunan laporan praktik.
c. Post conference, diskusi akhir untuk membahas kendala yang ditemui selama kegiatan
praktik, pemecahannya serta menilai pencapaian tujuan belajar. Post conference diikuti
oleh Pembimbing praktik klinik (Clinical Instructure) dengan praktikan. Pembimbing
praktik akademik/supervisor dapat membantu ketika ada di tempat.
3. Konsultasi Individual (Mentoring) Dan Kelompok
a. Konsultasi individu ataupun kelompok diberikan untuk menambah pemahaman terhadap
pengelolaan rekam medis dan juga permasalahan individu (praktikan) yang mungkin
timbul selama praktik.
b. Konsultasi dapat dilakukan secara langsung ketika praktik atau melalui alat komunikasi
baik berupa telepon, sms, wa, email atau media lainnya yang dilaksanakan dengan
memperhatikan etika berkomunikasi.
c. Konsultasi individual (mentoring) dan kelompok dilakukan terutama kepada
Pembimbing praktik akademik/supervisor, sedangkan kepada Pembimbing praktik klinik
(Clinical Instructure) dapat dilakukan setelah ada kesepakatan terlebih dahulu antara
praktikan dengan Pembimbing praktik klinik (Clinical Instructure).
4. Metode Evaluasi
Metode evaluasi Praktik Kerja Lapangan dengan bobot nilai berikut ini:
a. Pre conference : 10%
xiii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
b. Post conference : 10%
c. Penilaian Sikap & Performa (Kinerja) selama praktik : 20%
d. Laporan PKL & Presentasi Laporan : 20%
e. Pencapaian Target Kompetensi : 20%
f. Uji Komprehensif : 20%
Penjelasan setiap metode evaluasi adalah sebagai berikut, yaitu:
1) Pre conference
Pre-conference dilaksanakan sebelum praktik di lahan praktik/rumah sakit. Minimal
dilaksanakan seminggu sekali.
2) Post conference
Post conference dilaksanakan setelah praktik
3) Penilaian Sikap & Performa (Kinerja) selama praktik
Penilaian sikap & Performa (Kinerja) meliputi:
a) Kedisiplinan selama praktik
b) Tanggung jawab yang ditunjukkan praktikan
c) Inisiatif melakukan kegiatan
d) Menunjukkan perilaku etis dan professional
e) Kemampuan melakukan komunikasi dengan pembimbing, teman sejawat, maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya.
f) Ketelitian dalam melaksanakan kegiatan
g) Kemampuan bekerjasama
h) Kerajinan selama praktik
4) Laporan PKL & Presentasi Laporan
Laporan adalah laporan yang disusun oleh mahasiswa selama mahasiswa
melaksanakan praktik dengan topik yang sudah ditentukan. Hasil laporan
dipresentasikan di hadapan pembimbing praktik akademik/supervisor. Penilaian
diberikan oleh Pembimbing praktik akademik/supervisor. Sistimatika Laporan dapat
anda baca.
5) Pencapaian Target Kompetensi
Pencapaian target kompetensi adalah kompetensi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa/praktikan selama praktik berlangsung.
6) Uji Komprehensif
Uji komprehensif adalah ujian yang ditempuh mahasiswa dalam mengerjakan
kompetensi praktik tertentu. Ujian dilaksanakan berupa ujian praktik yang
dilaksanakan di lahan praktik. Penilaian diberikan oleh Pembimbing praktik
xiv
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
akademik/supervisor. Penilaian pre conference, post conference, penilaian sikap &
performa (kinerja), serta pencapaian target kompetensi dilaksanakan oleh pembimbing
praktik klinik (Clinical Instructure).

xv
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
VISI DAN MISI UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM) ........................................... ii
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S-I FARMASI ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iiiv
PERSIAPAN UMUM ...................................................................................................... xvi
GLOSARIUM .................................................................................................................... vi
KETENTUAN PKL .......................................................................................................... vii
SANKSI PRAKTEK KLINIK ......................................................................................... viii
KEMAMPUAN AKHIR ..................................................................................................... x
PELAKSANAAN PRAKTEK KLINIK .......................................................................... xiii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xxvi
GLOSARIUM ............................................................................................................... xxvii

BAB I PRAKTEK KLINIK PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI


ALAT KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ......................................... 1
Praktek Klinik 1
Perencanaan pemilihan Sediaan Farmasi di Apotek............................................................ 1
Praktek Klinik 2
Pengadaan Sediaan Farmasi di Apotek ............................................................................ 18
Praktek Klinik 3
Penerimaan Produk Sediaan Farmasi di Apotek ............................................................... 31
Praktek Klinik 4
Penyimpanan Produk Sediaan Farmasi di Apotek ............................................................ 40
Praktek Klinik 5
Pemusnahan Produk Sediaan Farmasi di Apotek .............................................................. 51
Praktek Klinik 6
Pengendalian Produk Sediaan Farmasi di Apotek ............................................................. 65
Praktek Klinik 7
Pencatatan Produk Sediaan Farmasi di Apotek ................................................................. 73
Praktek Klinik 8
Pelaporan Produk Sediaan Farmasi di Apotek .................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90

xvi
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
BAB II PRAKTEK PELAYANAN FARMASI KLINIK ................................................. 91
Praktek Klinik 9
Pelajsanaan Pengkajian Dan Penyerahan Resep .............................................................. 91
Praktek Klinik 10
Pelaksanaan Dispensing Obat .......................................................................................... 103
Praktek Klinik 11
Pelaksanaan PIO .............................................................................................................. 112
Praktek Klinik 12
Pelaksanaan pelayanan swamedikasi ke pasien di Apotek.............................................. 119
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 126

BAB III KEGIATAN PRAKTEK KLINIK PENERAPAN SUMBER DAYA


KEFARMASIAN YANG MEMENUHI STANDAR ..................................................... 127
Praktek Klinik 13
Pengelolaan Struktur Organisasi di Apotek..................................................................... 127
Praktek Klinik 14
Pengelolaan Sarana dan Prasarana dalam menunjang pelayanan kefarmasian di apotek 138
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 148

xvii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
GLOSARIUM

FIFO : barang yang pertama kali masuk adalah yang keluar


pertama kali.
FEFO : penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki
tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan
lebih dulu.
LIFO : penyimpanan obat berdasarkan obat yang terakhir
masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
Stock : Persediaan obat farmasi
Metode ABC : Activity Based Costing adalah salah satu cara
menghitung setiap biaya yang dikeluarkan pada
masing-masing aktivitas dengan alokasi yang
berbeda-beda pada setiap aktivitasnya
Metode VEN : merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada
dampak tiap jenis obat terhadap kesehatan.
Leadtime : durasi waktu pada saat perusahaan memesan barang
pesanannya hingga barang pesanan tersebut sampai
ke tangan si pemesan atau pemesan sudah menerima
pesanan barangnya
Swakelola : pengadaan barang atau jasa yang pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan dan atau diawasi sendiri
oleh pemerintah
Recenter Paratus : Buat baru
Expired Date : Tanggal Kadaluarsa
Turn Over Ratio : Rasio aktivitas berguna untuk mengukur seberapa
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
penjualan dari jumlah aset yang dimiliki
Fixed Location : Sistem peletakan barang yang paling sederhana.
Barang dapat diletakkan dimana saja secara acak dan
lokasinya mengandalkan ingatan personil gudang
Fluid Location : Penempatan Persediaan di gudang yang dibagi dalam
beberapa lokasi (diberi tanda)
Semi Fluid Location : kombinasi dari sistem kedua di atas.
Floor Stock : stok obat yang ada di setiap nurse station yang berisi
xviii
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
bahan medis dan alkes dissposible yang digunakan
habis pakai dan merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian
Individual Prescreption : pelayanan sediaan farmasi obat dan alkes kepada
pasien secara individual dengan resep yang telah
diberikan oleh dokter kepada pasien tersebut
Unit Dose Dispencing : sistem distribusi obat dengan cara pemberian sediaan
farmasi kepada pasien terutama di rawat inap
Ones Daily Dose : Penyediaan obat dalam sistem ini dilakukan oleh
instalasi farmasi pada pasien rawat inap yang
dikemas/disiapkan dalam dosis tunggal untuk
pemakaian sehari (24 Jam)
Patient Record : kumpulan sistematis informasi kesehatan pasien
berbasis elektronik yang terhubung dan terintegrasi
Pharmaceuitcal Care : asuhan kefarmasian merupakan pelayanan yang
diberikan oleh apoteker kepada pasien secara
menyeluruh sebagai tanggung jawab dan komitmen
dalam mencapai kesejahteraan pasien melalui terapi
obat yang optimal, meliputi pelayanan apoteker
secara langsung kepada pasien
Intensif Care Unit : Ruangan khusus yang disediakan rumah sakit untuk
merawat pasien dengan keadaan yang membutuhkan
pengawasan ketat
MESO : Monitoring Efek Samping Obat
Over Dosis : Kelebihan dosis adalah gejala terjadinya keracunan
akibat obat yang melebihi dosis yang bisa di terima
oleh tubuh
AINS : obat antiinflamasi non steroid
Polifarmasi : penggunaan beberapa obat secara bersamaan oleh
pasien untuk satu atau lebih kondisi medis
ADR : Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
DRP’s : Merupakan suatu peristiwa atau keadaan dimana
terapi obat berpotensi atau secara nyata dapat
mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan.
Identifikasi DRPs penting untuk meningkatkan
xix
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
efektivitas terapi obat pada penyakit yang
membutuhkan pengobatan sepanjang hidup seperti
hipertensi
Medication Error : Kesalahan dalam pemberian obat merupakan hal yang
banyak dijumpai di rumah sakit
Prescribing : Peresepan
Transcribing : kesalahan membaca resep
Collirium (Coll) : Cairan pencuci yang digunakan sebagai pembersih
mata
Efficacy : Kemanjuran Zat aktif suatu obat
Extra Vagant : Pemborosan
POR : Pemantauan Obat Rasional
Symptoms/signs : pengindikasian keberadaan sesuatu penyakit atau
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan

xx
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

BAB I
PRAKTEK KLINIK PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN
DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

apt. Novycha Auliafendri, S.Farm., M.Si

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK 1


PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DI APOTEK

I. TEORI
A. PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
merupakan tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan.
1. Tujuan perencanaan
a. mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP yang mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP secara
rasional.
c. menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.
d. menjamin stok sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP tidak berlebih.
e. efisiensi biaya.
f. memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan dan biaya
distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP.
2. Proses Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP:
1) Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun perencanaannya.

1
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2) Perlu disusun daftar spesifik mengenai sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
yang akan direncanakan, termasuk di dalamnya kombinasi antara obat generik dan
bermerk.
3) Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan, mengestimasi periode
pengadaan, mengestimasi safety stock dan memperhitungkan leadtime.
b. Pengumpulan data.
Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP pasien periode sebelumnya (data konsumsi), sisa stok dan data
morbiditas.
c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
direncanakan menggunakan metode perhitungan kebutuhan.
d. Evaluasi Perencanaan.
e. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan).
f. Apotek yang bekerjasama dengan BPJS diwajibkan untuk mengirimkan RKO yang
sudah disetujui oleh pimpinan Apotek melalui aplikasi E-Monev.

3. Metode Perhitungan Kebutuhan


Menentukan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan salah
satu pekerjaan kefarmasian yang harus dilakukan oleh tenaga kefarmasian di fasilitas
pelayanan kesehatan. Dengan koordinasi dan proses perencanaan yang tepat, maka
diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat jenis, jumlah dan waktu serta mutu
yang terjamin. Metode dan strategi perencanaan dapat ditujukan untuk penggunaan,
untuk menyiapkan dan menyesuaikan biaya, perencanaan dan pengembangan layanan.
Pemilihan metode perhitungan kebutuhan didasarkan pada penggunaan sumber daya
dan data yang ada. Metode tersebut adalah metode konsumsi, metode morbiditas dan
metode proxy consumption.
a. Metode Konsumsi
Metode konsumsi didasarkan pada data konsumsi sediaan farmasi. Metode ini sering
dijadikan perkiraan yang paling tepat dalam perencanaan sediaan farmasi. Klinik yang
sudah mapan biasanya menggunakan metode konsumsi. Metode konsumsi
menggunakan data dari konsumsi periode sebelumnya dengan penyesuaian yang
dibutuhkan. Perhitungan dengan metode konsumsi didasarkan atas analisa data
konsumsi sediaan farmasi periode sebelumnya ditambah stok penyangga (buffer stock ),
stok waktu tunggu (lead time ) dan memperhatikan sisa stok.
2
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Buffer stock dapat mempertimbangkan kemungkinan perubahan pola penyakit dan
kenaikan jumlah kunjungan (misal: adanya Kejadian Luar Biasa). Jumlah buffer stock
bervariasi antara 10% sampai 20% dari kebutuhan atau tergantung kebijakan Klinik.
Sedangkan stok lead time adalah stok Obat yang dibutuhkan selama waktu tunggu sejak
Obat dipesan sampai Obat diterima.
Untuk menghitung jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan berdasarkan
metoda konsumsi perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
1) Pengumpulan dan pengolahan data.
2) Analisa data untuk informasi dan evaluasi.
3) Perhitungan perkiraan kebutuhan sediaan farmasi.
4) Penyesuaian jumlah kebutuhan Sediaan Farmasi dengan alokasi dana

Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode konsumsi adalah:


1) Daftar nama sediaan farmasi.
2) Stok awal.
3) Penerimaan.
4) Pengeluaran.
5) Sisa stok.
6) Daftar sediaan farmasi hilang, rusak, kadaluarsa.
7) Kekosongan sediaan farmasi.
8) Pemakaian rata-rata sediaan farmasi per tahun.
9) Waktu tunggu (lead time ).
10) Stok pengaman (buffer stock ).
11) Pola kunjungan.
Rumus:
A = (B+C+D)-E

A = Rencana Pengadaan
B = Pemakaian rata-rata per bulan
C = Buffer stock (tergantung dengan kelompok Pareto)
D = Lead time stock
E = Sisa stok
Contoh perhitungan dengan metode konsumsi:
Selama tahun 2018 (Januari–Desember) pemakaian Parasetamol tablet sebanyak
300.000 tablet. Sisa stok per 31 Desember 2018 adalah 10.000 (E) tablet.
3
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
1) Pemakaian rata-rata (B) Paracetamol tablet perbulan selama tahun 2018 adalah
300.000 : 12 = 25.000 tablet perbulan. Pemakaian perminggu 6.250 tablet.
2) Misalkan berdasarkan evaluasi data buffer stock (C), ditetapkan buffer 20% = 20% x
25.000 tablet = 5.000 tablet.
3) Misalkan lead time stock (D) diperkirakan 1 minggu = 1 x 6.250 tablet = 6.250 tablet.
4) Sehingga kebutuhan Paracetamol bulan Januari tahun 2019 (A) adalah = B + C + D,
yaitu: 25.000 tablet + 5.000 tablet + 6.250 tablet= 36.250 tablet.
5) Jika sisa stock (E) adalah 10.000 tablet, maka rencana pengadaan Paracetamol untuk
bulan Januari tahun 2019 adalah: A = (B + C + D) - E = 36.250 tablet – 10.000 tablet
= 26.250 tablet. Untuk bulan berikutnya perhitungan menyesuaikan dengan sisa stok
bulan sebelumnya.

b. Metode Morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
Metode morbiditas memperkirakan keperluan obat s/d obat tertentu berdasarkan dari
jumlah, kejadian penyakit dan mempertimbangkan pola standar pengobatan untuk
penyakit tertentu. Pada prakteknya, penggunaan metode morbiditas untuk penyusunan
rencana kebutuhan obat di Apotek jarang diterapkan karena keterbatasan data terkait
pola penyakit.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit dan lead time .
Langkah-langkah dalam metode morbiditas:
1) Mengumpulkan data yang diperlukan.
Data yang perlu dipersiapkan untuk perhitungan metode morbiditas:
(a) Perkiraan jumlah populasi.
Komposisi demografi dari populasi yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis
kelamin untuk umur antara:
i. 0 s.d. 4 tahun
ii. 4 s.d. 14 tahun
iii. 15 s.d. 44 tahun
iv. >45 tahun
v. atau ditetapkan berdasarkan kelompok dewasa (> 12 tahun) dan anak (1 s/d 12
tahun)
(b) Pola morbiditas penyakit
i. jenis penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada.
4
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
ii. frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi
pada kelompok umur yang ada.
2) Menghitung kebutuhan jumlah sediaan farmasi, dengan cara jumlah kasus dikali
jumlah obat sesuai pedoman pengobatan dasar. Jumlah kebutuhan obat yang akan
datang dihitung dengan mempertimbangkan faktor antara lain pola penyakit, lead
time dan buffer stock.
Contoh perhitungan dengan metode morbiditas:
Penggunaan oralit pada penyakit diare akut
Anak-anak
Satu siklus pengobatan diare diperlukan 15 bungkus oralit @ 200 ml.
Jumlah kasus 180.
Jumlah oralit yang diperlukan = 180 kasus x 15 bungkus = 1.620
bungkus @ 200ml
Dewasa
Satu siklus pengobatan diare diperlukan 6 bungkus oralit @ 1 liter.
Jumlah kasus 108 kasus.
Jumlah oralit yang diperlukan = 108 kasus x 6 bungkus = 648 bungkus.

c. Metode Proxy Consumption


Metode proxy consumption adalah metode perhitungan kebutuhan obat
menggunakan data kejadian penyakit, konsumsi obat, permintaan, atau penggunaan,
dan/atau pengeluaran obat dari Apotek yang telah memiliki sistem pengelolaan obat dan
mengekstrapolasikan konsumsi atau tingkat kebutuhan berdasarkan cakupan populasi
atau tingkat layanan yang diberikan.
Metode proxy consumption dapat digunakan untuk perencanaan pengadaan di
Apotek baru yang tidak memiliki data konsumsi di tahun sebelumnya. Selain itu,
metode ini juga dapat digunakan di Apotek yang sudah berdiri lama apabila data metode
konsumsi dan/atau metode morbiditas tidak dapat dipercaya. Sebagai contoh terdapat
ketidaklengkapan data konsumsi diantara bulan Januari hingga Desember.
Metode ini dapat menghasilkan gambaran ketika digunakan pada suatu Apotek
dengan Apotek lain yang memiliki kemiripan profil masyarakat dan jenis pelayanan.
Metode ini juga bermanfaat untuk gambaran pengecekan silang dengan metode yang
lain.

5
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
B. Analisis Rencana Kebutuhuhan Sediaan Farmasi
Untuk menjamin ketersediaan obat dan efisiensi anggaran perlu dilakukan analisa
saat perencanaan. Evaluasi perencanaan dilakukan dengan cara berikut:
a. Analisis ABC
ABC bukan singkatan melainkan suatu penamaan yang menunjukkan
peringkat/rangking dimana urutan dimulai dengan yang terbaik/terbanyak. Analisis
ABC mengelompokkan item sediaan farmasi berdasarkan kebutuhan dananya, yaitu:
1) Kelompok A:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
2) Kelompok B:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
3) Kelompok C:
Adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana obat keseluruhan.

Berdasarkan berbagai observasi dalam manajemen persediaan, yang paling banyak


ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun hanya diwakili oleh relatif sejumlah kecil
item. Sebagai contoh, dari pengamatan terhadap pengadaan sediaan farmasi dijumpai
bahwa sebagian besar dana sediaan farmasi (70%) digunakan untuk pengadaan 10%
dari jenis atau item sediaan farmasi yang paling banyak digunakan, sedangkan sisanya
sekitar 90% jenis atau item sediaan farmasi menggunakan dana sebesar 30%.
Dengan analisis ABC, jenis-jenis sediaan farmasi ini dapat diidentifikasi, untuk
kemudian dilakukan evaluasi lebih lanjut. Evaluasi ini misalnya dengan mengoreksi
kembali apakah penggunaannya memang banyak atau apakah ada alternatif sediaan lain
yang lebih efesiensi biaya (misalnya nama dagang lain, bentuk sediaan lain dan
sebagainya). Evaluasi terhadap jenis-jenis sediaan farmasi yang menyerap biaya
terbanyak juga lebih efektif dibandingkan evaluasi terhadap sediaan farmasi yang relatif
memerlukan anggaran sedikit.
Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan C:
1) Hitung jumlah nilai barang yang dibutuhkan untuk masing-masing sediaan farmasi
dengan cara mengalikan jumlah sediaan farmasi dengan harga sediaan farmasi.
2) Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya sampai yang terkecil.
6
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
3) Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
4) Urutkan kembali jenis-jenis sediaan farmasi di atas mulai dengan jenis yang
memerlukan persentase biaya terbanyak.
5) Hitung akumulasi persennya.
6) Identifikasi jenis sediaan farmasi yang menyerap kurang lebih 70% anggaran total
(biasanya didominasi beberapa sediaan farmasi saja).
7) Sediaan farmasi kelompok A termasuk dalam akumulasi 70% (menyerap anggaran
70%).
8) Sediaan farmasi kelompok B termasuk dalam akumulasi 71-90% (menyerap
anggaran 20%).
9) Sediaan farmasi kelompok C termasuk dalam akumulasi 90-100% (menyerap
anggaran 10%).

b. Analisis VEN
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana sediaan farmasi yang
terbatas dengan mengelompokkan sediaan farmasi berdasarkan manfaat tiap jenis
sediaan farmasi terhadap kesehatan.
Semua jenis sediaan farmasi yang tercantum dalam daftar sediaan farmasi
dikelompokkan kedalam tiga kelompok berikut:
1) Kelompok V (Vital)
Adalah kelompok sediaan farmasi yang mampu menyelamatkan jiwa (life saving ).
Contoh: obat shock anafilaksis
2) Kelompok E (Esensial)
Adalah kelompok sediaan farmasi yang bekerja pada sumber penyebab penyakit dan
paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.
Contoh:
a) Sediaan farmasi untuk pelayanan kesehatan pokok (contoh: anti diabetes,
analgesik, antikonvulsi)
b) Sediaan farmasi untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.
3) Kelompok N (Non Esensial)
Merupakan sediaan farmasi penunjang yaitu sediaan farmasi yang kerjanya ringan
dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi
keluhan ringan. Contoh: suplemen.

7
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan untuk:
1) Penyesuaian rencana kebutuhan sediaan farmasi dengan alokasi dana yang
tersedia. Sediaan farmasi yang perlu ditambah atau dikurangi dapat didasarkan
atas pengelompokan sediaan farmasi menurut VEN.
2) Penyusunan rencana kebutuhan sediaan farmasi yang masuk kelompok V agar
selalu tersedia.
3) Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukan lebih dahulu kriteria penentuan
VEN yang sebaiknya disusun oleh suatu tim. Dalam menentukan kriteria perlu
dipertimbangkan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah. Kriteria yang
disusun dapat mencakup berbagai aspek antara lain aspek klinis, konsumsi, target
kondisi dan biaya.

c. Analisis Kombinasi
Jenis sediaan farmasi yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah benar-
benar jenis sediaan farmasi yang diperlukan untuk penanggulangan penyakit terbanyak.
Dengan kata lain, statusnya harus E dan sebagian V dari VEN. Sebaliknya, jenis sediaan
farmasi dengan status N harusnya masuk kategori C.
Digunakan untuk menetapkan prioritas untuk pengadaan sediaan farmasi dimana
anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 1. Metode Kombinasi
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC

Metoda gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan sediaan farmasi.


Mekanismenya adalah:
1) Sediaan farmasi yang masuk kategori NA menjadi prioritas pertama untuk
dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka
sediaan farmasi kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan sediaan farmasi
yang masuk kategori NC menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan
dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah
selanjutnya.

8
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2) Pendekatannya sama dengan pada saat pengurangan sediaan farmasi pada kriteria
NA, NB, NC dimulai dengan pengurangan sediaan farmasi kategori EA, EB dan
EC.

d. Revisi daftar sediaan farmasi


Bila langkah-langkah dalam analisis ABC maupun VEN terlalu sulit dilakukan atau
diperlukan tindakan cepat untuk mengevaluasi daftar perencanaan, sebagai langkah
awal dapat dilakukan suatu evaluasi cepat (rapid evaluation), misalnya dengan
melakukan revisi daftar perencanaan sediaan farmasi. Namun sebelumnya, perlu
dikembangkan dahulu kriterianya, obat atau nama dagang apa yang dapat dikeluarkan
dari daftar. Manfaatnya tidak hanya dari aspek ekonomi dan medik, tetapi juga dapat
berdampak positif pada beban penanganan stok.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
Perencanaan Obat
Langkah Langkah sebagai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek)
b. Tahap orientasi:
 mengevaluasi daftar obat dalam DOWA: dan
 mengevaluasi catatan dari kartu stok ketersediaan obat di Apotek
c. Tahap kerja

PENGERTIAN Merupakan tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah


sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan
kebutuhan.
TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan
dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
di sarana pelayanan

9
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
PENANGGUNG Apoteker Pengelola Apotek
JAWAB
LANGKAH 1. Melakukan review terhadap : pola penyakit, kemampuan
PROSEDUR daya beli masyarakat serta kebiasaan masyarakat setempat.
2. Melakukan kompilasi penggunaan obat setiap bulan
3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah
sediaan yang akan diadakan
4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan alat
kesehatan untuk menjamin keabsahan distributor dan
menjamin bahwa sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
diadakan memenuhi persyaratan mutu.
5. Menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan
farmasi dan alat kesehatan dan prakiraan pembelian ke
masing-masing distributor serta frekuensi pengadaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. RINGKASAN
Dalam membuat perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat
dan juga berdasarkan catatan kartu stok.

10
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
V. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
Lakukanlah pengkajian, kemudian analisa data, penentuan pemilihan obat, penentuan
intervensi, implementasi, dan evaluasi kefarmasian. Di dalam pengkajian juga sudah
mencakup keterampilan klinik yang harus dicapai yaitu membuat perencanaan berdasarkan
catatan kartu stok, pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
Masing-masing tindakan dilakukan minimal 2x secara mandiri, setelah melakukan 1x
observasi yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preceptor) dan melakukan 1x tindakan
dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan
semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan kefarmasian pemilihan sediaan
farmasi di apotek.

VI. HASIL PENGAMATAN


Lakukan asuhan kefarmasian dan keterampilan klinik di Apotek yang sesuai penjelasan di
atas. Data hasil pengkajian kemudian dianalisis dan menentukan analisa pemilihan sediaan
farmasi di apotek menurut DOWA, menentukan intervensi, pelaksanaan implementasi, dan
evaluasi. Yaitu:
No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai
Aspek Yang di Nilai;
1. Pemilihan Kebutuhan Obat 7
 Mempelajari tentang kartu stok yang ada di apotek dan
cara mengisinya
 Mempelajari Daftar OWA di apotek

VII. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil pengkajan yang telah anda lakukan. Apakah anda menemukan adanya
kesenjangan?
 Buatlah tindakan kefarmasian mengenai perencanaan sediaan farmasi menurut Daftar
Obat Wajib Apotek (Format pengkajian terlampir)
 Pengkajian kefarmasian yang telah dilakukan dicatat ke dalam log book: daftar
tindakan keterampilan klinik dan kegiatan harian (Format terlampir)
 Buat laporan kasus (LK) dibuat terdiri dari hasil pengkajian, analisa data, penentuan,
penentuan intervensi, pelaksanaan implementasi dan evaluasi, serta catatan
perkembangan minimal 3 hari.
 Laporan kasus (LK) terdiri dari 1 laporan kasus kelompok dan 1 laporan kasus pribadi.
Laporan kelompok dapat diambil dari LK salah satu anggota kelompok yang disepakati
11
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
oleh kelompok dan pembimbing, di mana setiap anggota kelompok terlibat melakukan
tindakan kefarmasian pada kasus kelompok tersebut.
 Laporan kasus kelompok diketik ke dalam kertas HVS dengan Ms.Word menggunakan
Font Times New Roman 12 spasi 1.5
 Laporan kasus individu ditulis tangan di kertas folio bergaris dan disusun dalam satu
map dan laporan pendahuluan kasus individu yang dikumpul maksimal 1 hari setelah
selesai dinas.
 Laporan dikonsulkan pada pembimbing selama proses praktik dan dikumpul ke
pembimbing maksimal 2 hari setelah praktik klinik berakhir. Bukti bimbingan ditulis
dalam lembar bimbingan dan ditandatangani oleh pembimbing klinik (preceptor) dan
institusi. (Lembar bimbingan terlampir)
 Setiap mahasiswa mendokumentasikan setiap penerapan keterampilan-keterampilan
teknis kefarmasian kegiatan klinik.
 Format laporan kasus terdiri dari:
1. Halaman judul (cover)
2. Lembar Pengesahan Pembimbing (Institusi dan Klinik)
3. Laporan Pendahuluan (pengertian, Tujuan umum dan khusus, manifestasi klinis,
penatalaksanaan)
4. Laporan Kasus
5. Penutup
6. Daftar Pustaka

VIII. UJIAN PRAKTIK KLINIK


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik.
Ujian praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik terdiri dari responsi LP berdasarkan kasus, p en yu sunan
asuhan kefarmasian serta response kasus dengan pembimbing klinik dan institusi.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai laporan kefarmasian anda mencapai 68 atau lebih maka anda
dinyatakan lulus. Bila kurang dari 68 maka harus mengulang. Sedangkan bila tindakan

12
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
kefarmasian yang anda lakukan mencapai 75 atau lebih anda dinyatakan lulus, bila nilai di
bawah 75 maka harus mengulang.

13
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak

Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis habis
pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Perencanaan:
1. Melakukan review terhadap: pola penyakit, kemampuan daya beli
masyarakat serta kebiasaan masyarakat setempat.
2. Melakukan kompilasi penggunaan obat setiap bulan
3. Melakukan analisa untuk menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang
akan diadakan
4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan alat kesehatan
untuk menjamin keabsahan distributor dan menjamin bahwa sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang diadakan memenuhi persyaratan mutu.
5. Menyusun prakiraan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dan prakiraan pembelian ke masing-masing distributor serta
frekuensi pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Hasil Pengamatan
1 Mempelajari tentang kartu stok yang ada di apotek dan cara mengisinya
2 Mempelajari Daftar OWA di apotek
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
14
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,..........................................

(...................................................)

15
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot ) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot ) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot ) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot ) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumen-tasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot ) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

16
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Perencanaan sediaan farmasi di apotek : 7
 Mempelajari tentang kartu stok yang ada di apotek dan cara
mengisinya
 Mempelajari Daftar OWA di apotek

17
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 2


PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DI APOTEK

I. TEORI
A. DEFENISI PENGADAAN SEDIAAN FARMASI
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus melalui
jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP di apotek dilaksanakan
dengan pembelian. Pembelian merupakan suatu metode penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau lebih pemasok,
apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk (kualitas produk
terjamin ada NIE/Nomor Izin Edar), reputasi produsen (distributor berijin dengan
penanggungjawab Apoteker dan mampu memenuhi jumlah pesanan), harga, berbagai
syarat, ketepatan waktu pengiriman (lead time cepat), mutu pelayanan pemasok, dapat
dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan pengemasan.
Pengadaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Sediaan farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki izin.
2. Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK) yang
memiliki izin.
3. Terjaminnya keaslian, legalitas dan kualitas setiap sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP yang dibeli.
4. sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang tepat waktu.
5. Dokumen terkait sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP mudah ditelusuri
6. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP lengkap sesuai dengan perencanaan

Waktu pengadaan obat dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan


hasi analisa dari data:
1. Sisa stok dengan memperhatikan waktu (tingkat kecukupan obat dan perbekalan
kesehatan).
2. Kapasitas sarana penyimpanan.
3. Waktu tunggu.
18
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Pengadaan sediaan farmasi dilaksanakan berdasarkan surat pesanan yang
ditandatangani Apoteker pemegang SIA dengan mencantumkan nomor SIPA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1. Surat pesanan dibuat sekurangkurangnya
rangkap 2 (dua) serta tidak dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Satu
rangkap surat pesanan diserahkan kepada distributor dan 1 (satu) rangkap sebagai arsip.
Apabila Surat Pesanan tidak bisa dilayani baik sebagian atau seluruhnya, maka Apotek
harus meminta surat penolakan pesanan dari pemasok. Surat Pesanan Narkotika hanya
dapat diperoleh dari PT Kimia Farma Trading and Distribution, seperti tercantum dalam
Lampiran 2 Surat Pesanan Narkotika dan Lampiran 3 Surat Pesanan Psikotropika dibuat
dengan jumlah 3 (tiga) rangkap. Pengadaan sediaan farmasi yang merupakan prekursor
menggunakan surat pesanan seperti tercantum pada Lampiran 4 untuk obat jadi.
Surat Pesanan dapat menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik yang
digunakan harus bisa menjamin ketertelusuran produk, sekurang kurangnya dalam batas
waktu 5 (lima) tahun terakhir dan harus tersedia sistem backup data secara elektronik.
Surat pesanan secara elektronik yang dikirimkan ke distributor harus dipastikan diterima
oleh distributor, yang dapat dibuktikan melalui adanya pemberitahuan secara elektronik
dari pihak distributor bahwa pesanan tersebut telah diterima.
Dalam hal terjadi kekurangan jumlah akibat kelangkaan stok di fasilitas distribusi dan
terjadi kekosongan stok di Apotek, maka Apotek dapat melakukan pembelian kepada
Apotek lain.
Apoteker perlu melakukan pemantauan terhadap status pesanan sediaan farmasi yang
telah dibuat. Pemantauan status pesanan bertujuan untuk:
1. Mempercepat pengiriman sehingga efisiensi dapat ditingkatkan.
2. Pemantauan dapat dilakukan berdasarkan kepada sistem VEN.
3. Petugas apotek memantau status pesanan secara berkala.
4. Pemantauan dan evaluasi pesanan harus dilakukan dengan memperhatikan:
a. nama obat;
b. satuan kemasan;
c. jumlah obat diadakan;
d. obat yang sudah diterima; dan
e. obat yang belum diterima.
Dalam hal Apotek merupakan Apotek PRB yang bekerja sama dengan BPJS, maka
pengadaan obat terkait pelayanan JKN dilaksanakan melalui e-katalog, dengan tahapan
pengadaan obat sebagai berikut:
19
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
1. Data RKO digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pengadaan dan
penyampaian usulan kebutuhan obat ke Kementerian Kesehatan melalui aplikasi E-
Monev Obat: http://monevkatalogobat.kemkes.go.id.
2. Apoteker melakukan pembelian obat melalui E-Purchasing terhadap obat yang sudah
dimuat dalam sistem Katalog Elektronik portal pengadaan Nasional sesuai dengan
RKO.
3. Dalam hal permintaan pembelian obat mengalami penolakan dari penyedia
obat/industri farmasi, maka Apotek PRB dapat melakukan cara lain sesuai ketentuan.
4. Apotek selanjutnya melakukan perjanjian/kontrak jual beli terhadap obat yang telah
disetujui dengan distributor yang ditunjuk oleh penyedia obat/industri farmasi.

Pengadaan adalah Suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedia sediaan
farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Pengadaan yang efektif merupakan suatu proses yang mengatur berbagai cara, teknik
dan kebijakan yang ada untuk membuat suatu keputusan tentang obat-obatan yang akan
diadakan, baik jumlah maupun sumbernya.
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan adalah:
 Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diadakan memiliki izin edar atau nomor
registrasi.
 Mutu, keamanan dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan dapat
dipertanggung jawabkan.
 Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan berasal dari jalur resmi.
 Dilengkapi dengan persyaratan administrasi

B. Defenisi Faktur Pesanan Obat


Mengatur penyimpanan atau pemasukan obat dari pbf dan juga pengeluaran oleh
bagian peracikan. Contoh mou kerjasama Apotek dengan pbf atau distributor farmasi.
Lembar pertama adalah lembar halaman asli lembar faktur pertama ini diberikan kepada
apotek jika apotek sudah membayarmelunasi total seperti yang tercantum di dalam faktur
tersebut. Melayani obat atau menarik obat untuk pasien sesuai dengan resep dokter b.
Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat pbf serta tanda tangan penanggung
jawab dan stempel pbf b. Pembelian rutin yaitu pembelian barang kepada para distributor

20
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
perbekalan farmasi untuk obat obat yang kosong berdasarkan data dari buku defekta.
Pengertian faktur dan contohnya apakah itu faktur. Faktur nota pembelian adalah bukti
pembelian yang telah dilakukan oleh apotek zahra kepada pbf. Bila rusak maka obat
dikembalikan dan minta diganti. Pemesanan dilakukan dengan cara membuat surat
pesanan sp dan dikirimkan ke masing masing distributorpbf yang sesuai dengan jenis
barang yang dipesan. Faktur apotik faktur pbf obat keras stempel apotik tinjauan hak
dokter atas penyimpanan obat undang undang republik indonesia nomor 29. Faktur ini
terdiri dari beberapa lembar. Mencocokkan faktur dengan obat yang dating melliputi jenis
dan jumlah serta no batch sediaan c. Apotek dilarang membeli atau menerima bahan baku
obat selain dari PBF penyalur bahan baku obat PT. Memberi harga pada resep yang baru
masuk. Faktur adalah suatu perhitungan penjualan kredit yang diberikan oleh penjual
kepada pembeli atau konsumen. Kimia farma dan PBF. Memeriksa kondisi fisik obat
meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal kadaluarsa.

SOP FAKTUR PEMESANAN OBAT


SOP PEMESANAN OBAT
a. Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi
b. Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar yang asli
diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai arsip
c. Untuk pemesanan obat-obat narkotika dan psikotropika menggunakan SP khusus
d. Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan kebutuhan
e. SP ditandatangani oleh Apoteker dan diberi stempel apotek

Prosedur SOP Penerimaan Barang Dari PBF


1. Barang tiba APA/karyawan yang ditugaskan periksa :
a. Kesesuaian barang-surat pesanan
b. Kondisi barang
c. Kesesuaian supplier-surat jalannya
2. Barang yang tidak sesuai pesanan/cacat dikembalikan ke supplier
a. Catat dalam berita acara pengembalian barang • (2 rangkap)
b. Ditandatangani APA/yang bertugas
c. Disertai stempel apotek dan PBF
3. Memenuhi syarat catat dalam buku pembelian dan Berita Acara Penerimaan Barang

21
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
4. Masukkan barang dalam ruangan khusus (RUANG KARANGTINA) yang terpisah
dengan barang-barang yang telah ada sebelumnya. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut :
nama obat, kadar, bentuk sediaan dll.
5. Catat ke dalam kartu stok obat Pindahkan barang ke dalam kamar penyimpanan dan
dikelompokkan sesuai spesifikasi masing-masing

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja

1. Definisi Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang


telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin
kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.Ruang Lingkup Prosedur kerja ini berlaku di apotek
3. Tujuan 1. Meningkatkan efisiensi pengadaan perbekalan farmasi dan tercipta
keseimbangan antara persediaan dan permintaan.
2. Mencegah terjadinya kekosongan dan kekurangan persediaan obat
dan alat kesehaan di apotek sehingga pelayanan perbekalan farmasi
berlangsung secara efektif dan efisien.
3. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan sesuai kebutuhan dan
anggaran yang tersedia.

22
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
4.Langkah- 1. Memeriksa Sediaan Farmasi- Alat Kesehatan yang sudah habis atau
langkah hampir habis (diketahui melalui pengamatan visual atau dari kartu
stok pada setiap obat), dicatat di buku daftar obat habis
(defecta).
2. Pemesanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang habis pada PBF
dilakukan perminggu atau sesuai dengan kebiasaan datangnya PBF
3. Menentukan pesanan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang
meliputi jenis (termasuk di dalamnya bentuk sediaan dan kekuatan),
jumlah, dan PBF yang dipilih.
4. Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) :
- Surat Pesanan Obat dan Alat Kesehatan
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip
apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama dan alamat PBF, jenis
dan jumlah obat yang dipesan.
- Surat Pesanan Narkotika
a. Ditujukanpada PBF Kimia Farma, dibuat rangkap empat (tiga
untuk PBF Kimia Farma dan satu arsip apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA
sebagai pemesan, jenis dan jumlah yang dipesan serta tujuan
penggunaan.
c. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu
jenis Narkotika.
- Surat Pesanan Psikotropika
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip
apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA
sebagai pemesan, Nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat
yang dipesan.
c. Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu
jenis Psiktropika. SP ditandatangani oleh APA dan diberi
stempel apotek.

III.Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

23
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
IV. Ringkasan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan perencanaan minimal 2x secara mandiri, setelah melakukan 1x
observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preseceptor) dan 1x tindakan
yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda lakukan, maka
anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan perencanaan pengadaan
sediaan di apotek.

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan persiapan pelaksanaan pengadaan sediaan farmasi di apotek dan
tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengadaan Produk Sediaan Farmasi 7
 Menentukan kriteria-kriteria pemilihan Distributor
 Menentukan jenis surat pesanan berdasarkan penggolongan
obatnya
 Menganalisa 10 faktur pesanan terhadap pengadaan sediaan obat
di apotek

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur Persiapan pemeriksaan Perencanaan kepala di
apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai
dengan SOP tindakan persiapan Perencanaan pengadaan sediaan yang telah
disediakan (terlampir).

24
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX.Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

25
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Pengadaan:
1. Memeriksa Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang sudah habis atau
hampir habis (diketahui melalui pengamatan visual atau dari kartu
stok pada setiap obat), dicatat di buku daftar obat habis
(defecta).
2. Pemesanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan yang habis pada PBF
dilakukan perminggu atau sesuai dengan kebiasaan datangnya PBF
3. Menentukan pesanan Sediaan Farmasi-Alat Kesehatan yang meliputi
jenis (termasuk di dalamnya bentuk sediaan dan kekuatan), jumlah,
dan PBF yang dipilih.
4. Menulis di blanko Surat Pesanan (SP) :
- Surat Pesanan Obat dan Alat Kesehatan
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip
apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama dan alamat PBF, jenis dan
jumlah obat yang dipesan.
- Surat Pesanan Narkotika
a. Ditujukanpada PBF Kimia Farma, dibuat rangkap empat (tiga
26
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
untuk PBF Kimia Farma dan satu arsip apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA
sebagai pemesan, jenis dan jumlah yang dipesan serta tujuan
penggunaan.
c. Satu lembar SP hanya dapat digunakan untuk memesan satu
jenis Narkotika.
- Surat Pesanan Psikotropika
a. Dibuat rangkap dua (masing-masing untuk PBF dan arsip
apotek)
b. Ditulis Nomor urut lembar SP, Nama, alamat dan jabatan APA
sebagai pemesan, Nama dan alamat PBF, jenis dan jumlah obat
yang dipesan.
c. Satu lembar SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu
jenis Psiktropika. SP ditandatangani oleh APA dan diberi
stempel apotek.

SOP PEMESANAN OBAT


a. Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi
b. Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2
lembar yang asli diberikan kepada sales sedang salinannya
disimpan sebagai arsip
c. Untuk pemesanan obat-obat narkotika dan psikotropika
menggunakan SP khusus
d. Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan
kebutuhan
e. SP ditandatangani oleh Apoteker dan diberi stempel apotek

Hasil Pengamatan
1 Menentukan kriteria-kriteria pemilihan Distributor
2 Menentukan jenis surat pesanan berdasarkan penggolongan obatnya
3 Menganalisa 10 faktur pesanan terhadap pengadaan sediaan obat di
apotek
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

27
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

Medan,...........................

(....................................)

28
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot ) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot ) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot ) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot ) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumen-tasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot ) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

29
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengadaan Produk Sediaan Farmasi di Apotek 7
 Menentukan kriteria-kriteria pemilihan Distributor
 Menentukan jenis surat pesanan berdasarkan penggolongan
obatnya
 Menganalisa 10 faktur pesanan terhadap pengadaan sediaan obat
di apotek

30
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 3


PENERIMAAN PRODUK SEDIAAN FARMASI DI APOTEK

I. TEORI
A. Penerimaan Sediaan di Apotek
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik. Penerimaan obat sebaiknya dilakukan dengan teliti hal ini disebabkan karena
pengantaran obat dapat mengakibatkan kerusakan pada sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan. Standar Operasional Prosedur penerimaan obat adalah:
a. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat Pedagang Besar Farmasi (PBF)
serta tanda tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
b. Mencocokkan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan jumlah serta
nomor batch sediaan.
c. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan serta tanggal
kadaluwarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan minta diganti.
d. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal serta distempel.
Faktur yang asli diserahkan kepada sales sedang salinan faktur disimpan oleh apotek
sebagai apotek
Penerimaan dan pemeriksaan merupakan salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang
diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan Faktur Pembelian dan/atau
Surat Pengiriman Barang yang sah.
Penerimaan sediaan farmasi di Apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker
berhalangan hadir, penerimaan sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga
Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang SIA. Pendelegasian dilengkapi
dengan Surat Pendelegasian Penerimaan sediaan farmasi menggunakan contoh
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5.
Pemeriksaan sediaan farmasi yang dilakukan meliputi:
1. Kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam keadaan baik.
2. Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan antara arsip surat
pesanan dengan obat yang diterima.
3. Kesesuaian antara fisik obat dengan Faktur pembelian dan/atau Surat
31
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

Pengiriman Barang (SPB) yang meliputi:


a. kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan
sediaan obat dan isi kemasan; dan
b. nomor bets dan tanggal kedaluwarsa.
Apabila hasil pemeriksaan ditemukan sediaan farmasi yang diterima tidak sesuai dengan
pesanan seperti nama, kekuatan sediaan sediaan farmasi, jumlah atau kondisi kemasan dan
fisik tidak baik, maka sediaan farmasi harus segera dikembalikan pada saat penerimaan.
Apabila pengembalian tidak dapat dilaksanakan pada saat penerimaan misalnya
pengiriman melalui ekspedisi maka dibuatkan Berita Acara yang menyatakan penerimaan
tidak sesuai dan disampaikanke pemasok untuk dikembalikan. Jika pada hasil pemeriksaan
dinyatakan sesuai dan kondisi kemasan baik maka Apoteker atau Tenaga Kefarmasian
yang mendapat delegasi wajib menandatangani Faktur Pembelian dan/atau Surat
Pengiriman Barang dengan mencantumkan nama lengkap, nomor SIPA/SIPTTK dan
stempel sarana.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Dalam kegiatan praktek klinik ini adalah bagaimana prosedur penerimaan produk sediaan
farmasi di Apotek. Standar Pelaksanaan Operasional yaitu:
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : surat pesanan obat, faktur pesanan obat
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja

Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Pengertian
adalah proses penerimaan dari distributor yang sudah ditentukan.
1. Untuk menjamin kesesuaian barang yang diterima dengan surat pesanan
(SP).
Tujuan 2. Untuk menjamin barang yang diterima dengan mutu yang baik.
3. Agar petugas farmasi memahami tata cara penerimaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

32
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
1. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Kekuatan sediaan farmasi-alat kesehatan dan bentuk sediaan yang
dipesan
d. Jumlah yang dipesan
e. Harga
Bila tidak sesuai dikonfirmasi dengan PBF.
2. Dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi-alat kesehatan yang
datang meliputi:
a. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Nomor batch
Bila jenis dan jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan tidak sama,
Prosedur
dikembalikan dan ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP. Bila
nomor batch tidak sesuai dengan yang tertera maka pada
faktur dituliskan nomor batch barang yang diterima dan harus
dimintakan tanda tangan pengirim sebagai bukti bahwa batch yang
dikirim tidak sesuai dan sudah disesuaikan dengan sepengetahuan si
pengirim.
3. Sediaan farmasi-alat kesehatan diperiksa kondisi fisiknya antara lain:
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kedaluwarsa sudah dekat, diretur kepada PBF.
Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani
pihak apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada
PBF dan salinannya disimpan sebagai arsip apotek.

III.Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik.
33
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan SOP Penerimaan obat di apotek minimal 2x secara mandiri, setelah
melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preseceptor) dan
1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda
lakukan tindakan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan
peesiapan penerimaan.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Penerimaan Produk Sediaan Farmasi Apotek 7
 Mempelajari cara penerimaan barang datang dari PBF
dengan:
- Mengecek kondisi kemasan
- Mengecek kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan
obat, isi kemasan antara arsip surat pesanan dengan
obat yang diterima
- Mengecek kesesuaian barang dengan faktur
pembelian
 Mempelajari cara penyetokan barang datang

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan persiapan penerimaan obat di Apotek yang ada di gudang yang akan
dilakukan APA dan tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pemeriksaan penerimaan di gudang
farmasi di Apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di
dalam LK kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai
dengan SOP tindakan penerimaan sediaan Apotek yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

34
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut
Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

35
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi apotek
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Penerimaan:
1. Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Kekuatan sediaan farmasi-alat kesehatan dan bentuk sediaan yang
dipesan
d. Jumlah yang dipesan
e. Harga
Bila tidak sesuai dikonfirmasi dengan PBF.

2. Dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi-alat kesehatan yang


datang meliputi:
a. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Nomor batch
Bila jenis dan jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan tidak sama,
dikembalikan dan ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP.
Bila nomor batch tidak sesuai dengan yang tertera maka pada
36
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
faktur dituliskan nomor batch barang yang diterima dan harus
dimintakan tanda tangan pengirim sebagai bukti bahwa batch yang
dikirim tidak sesuai dan sudah disesuaikan dengan sepengetahuan si
pengirim.

3. Sediaan farmasi-alat kesehatan diperiksa kondisi fisiknya antara lain:


a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kedaluarsa sudah dekat, diretur kepada
PBF.
Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani
pihak apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan
kepada PBF dan salinannya disimpan sebagai arsip apotek.
Hasil Pengamatan
1 Mempelajari cara penerimaan barang datang dari PBF dengan:
- Mengecek kondisi kemasan
- Mengecek kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi
kemasan antara arsip surat pesanan dengan obat yang diterima
- Mengecek kesesuaian barang dengan faktur pembelian
2 Mempelajari cara penyetokan barang datang
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,................................

(.............................................)
37
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot ) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot ) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot ) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot ) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumen-tasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot ) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

38
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Penerimaan Produk Sediaan Farmasi Apotek 7
 Mempelajari cara penerimaan barang datang dari PBF
dengan:
- Mengecek kondisi kemasan
- Mengecek kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan
obat, isi kemasan antara arsip surat pesanan dengan obat
yang diterima
- Mengecek kesesuaian barang dengan faktur pembelian
 Mempelajari cara penyetokan barang datang

39
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 4


PENYIMPANAN PRODUK SEDIAAN FARMASI

I. TEORI
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Tujuan
penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan
yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan
pengawasan.
Setelah barang diterima di Apotek perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan
pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan
kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya,
kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
Aspek umum yang perlu diperhatikan:
1. Tersedia rak/lemari dalam jumlah cukup untuk memuat sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP.
2. Jarak antara barang yang diletakkan di posisi tertinggi dengan langit-langit minimal 50
cm.
3. Langit-langit tidak berpori dan tidak bocor.
4. Ruangan harus bebas dari serangga dan binatang pengganggu.
5. Tersedia sistem pendingin yang dapat menjaga suhu ruangan dibawah 25ºC.
6. Lokasi bebas banjir.
7. Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu.
8. Tersedia alat pemantau suhu ruangan dan lemari pendingin.
9. Pengeluaran obat menggunakan Sistem First In First Out (FIFO), First Expired First
Out (FEFO).
10. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi
sediaan farmasi serta disusun secara alfabetis.
11. Kerapihan dan kebersihan ruang penyimpanan
12. Sediaan farmasi harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian
atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya
40
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama sediaan farmasi, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa.
Sediaan farmasi yang mendekati kedaluarsa (3-6 bulan) sebelum tanggal kadaluarsa
disimpan terpisah dan diberikan penandaan khusus.
13. Sediaan farmasi harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan aktif
hingga digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu penyimpanan obat dapat
dilihat pada kemasan sediaan farmasi.
14. Untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada tempat dengan kendali suhu
tertentu dan hanya diperuntukkan khusus menyimpan vaksin saja.
15. Penanganan jika listrik padam. Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan
pengamanan terhadap sediaan farmasi dengan memindahkan sediaan farmasi tersebut
ke tempat yang memenuhi persyaratan. Sedapat mungkin, tempat penyimpanan
sediaan farmasi termasuk dalam prioritas yang mendapatkan listrik cadangan.
16. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan sediaan farmasi.
17. Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus selalu dipantau
suhunya menggunakan termometer yang terkalibrasi. Termometer yang digunakan
untuk mengukur suhu lemari penyimpanan dapat berupa termometer eksternal dan
internal, sebagaimana terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Lemari pendingin dengan termometer eksternal (kiri) dan lemari pendingin
dengan termometer internal (kanan)

Penyimpanan sediaan farmasi, BMHP dan Alkes harus dilakukan pencatatan dengan
kartu stok. Pencatatan di kartu stok meliputi nama, bentuk sediaan dan kekuatan sediaan
farmasi, jumlah persediaan, tanggal, nomor dokumen dan sumber penerimaan, jumlah yang
diterima, tanggal, nomor dokumen dan tujuan penyerahan, jumlah yang diserahkan, nomor
bets dan kedaluwarsa setiap penerimaan atau penyerahan, dan paraf atau identitas petugas
yang ditunjuk.
Pencatatan stok dilakukan secara manual ataupun dapat secara elektronik dengan sistem
yang tervalidasi, mampu telusur dan dapat dicetak. Stock opname sediaan farmasi, BMHP
41
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
dan alkes dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan.
Khusus untuk Narkotika dan Psikotropika stock opname dilakukan secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan.

Aspek khusus yang perlu diperhatikan:


1. Obat High Alert
Obat High Alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan
terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), dan berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome ).
Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas:
a. obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan seperti, insulin, antidiabetik oral atau obat kemoterapeutik.
b. obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan sama (look
alike ), bunyi ucapan sama (sound alike) biasa disebut lasa, atau disebut juga Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM), contohnya tetrasiklin dan tetrakain. Apotek
menetapkan daftar obat Look Alike Sound Alike (LASA)/Nama-Obat-Rupa-Ucapan-
Mirip (NORUM). Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan
diberi label khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat
LASA/NORUM.
c. elektrolit konsentrat seperti natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan
magnesium sulfat injeksi.
Daftar obat berisiko tinggi ditetapkan oleh Apotek dengan mempertimbangkan data dari
referensi dan data internal di Apotek tentang “kejadian yang tidak diharapkan” (adverse
event) atau “kejadian nyaris cedera” (near miss). Referensi yang dapat dijadikan acuan
antara lain daftar yang diterbitkan oleh ISMP (Institute for Safe Medication Practice).
Apotek harus mengkaji secara seksama obat-obat yang berisiko tinggi tersebut sebelum
ditetapkan sebagai obat high alert di Apotek.
Untuk obat high alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) berupa elektrolit konsentrasi
tinggi dan obat risiko tinggi harus disimpan dengan terpisah dan penandaan yang jelas
untuk menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan.
Penyimpanan dilakukan terpisah, mudah dijangkau dan tidak harus terkunci. Disarankan
pemberian label high alert diberikan untuk menghindari kesalahan.

42
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

Gambar 2. Contoh lemari penyimpanan obat high alert

Penyimpanan obat LASA/NORUM tidak saling berdekatan dan diberi label khusus
sehingga petugas dapat lebih mewasapadai adanya obat LASA/NORUM. Dibawah ini
beberapa contoh obat LASA berdasarkan bentuk sediaan, kekuatan dan kandungan zat
aktif:

A B C D
Keterangan :
A. Contoh obat LASA dengan kekuatan bentuk sediaan berbeda
B. Contoh obat LASA dengan bentuk sediaan berbeda
C. Contoh obat LASA dengan kandungan zat aktif berbeda
D. Contoh label LASA

2. Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.


Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi harus mampu
menjaga keamanan, khasiat dan mutu serta dilarang digunakan untuk menyimpan barang
selain Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi. Apotek harus memiliki tempat
penyimpanan Narkotika atau Psikotropika berupa lemari khusus dan berada dalam
penguasaan Apoteker. Lemari khusus penyimpanan Narkotika dan Psikotropika harus
mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda, satu kunci dipegang oleh Apoteker dan satu
kunci lainnya dipegang oleh pegawai lain yang dikuasakan. Apabila Apoteker berhalangan
hadir dapat menguasakan kunci kepada pegawai lain. Apotek harus menyimpan Prekursor
Farmasi dalam bentuk obat jadi di tempat penyimpanan obat yang aman berdasarkan
analisis risiko.

43
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
II. TINDAKAN PENGKAJIAN
SOP Penyimpanan Produk Sediaan farmasi di Apotek sebagai berikut:
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : Kartu stok, Penggolongan obat
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
dapat merusak mutu sediaan farmasi
Tujuan 1.Untuk menjaga mutu sediaan farmasi
2.Untuk memudahkan dalam pelayanan
Prosedur 1. Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan
sesuai dengan spesifikasi obat tersebut (suhu dan kelembabannya)
untuk menjamin stabilitas obat
2. Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengambilan
3. Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain:
a. Berdasarkan kelas terapi
b. Bentuk sediaan
c. Alfa betis
d. Gabungan antara ketiganya
4. Penyimpanan khusus (di lemari pendingin) Ada beberapa sediaan
yang tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu kamar, antara lain:
suppositoria, ovula, tablet amoxicillin dengan asam klavulanat,
sediaan dengan bakteri lacto bacillus, tablet salut gula dan selaput,
sirup, beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin dan
lain-lain.
5. Metode FIFO dan FEFO
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu
dikeluarkan lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kedaluarsa.
Penataan juga berdasarkan metode First Expired First Out
(FEFO) yaitu obat yang mempunyai kadaluarsa lebih awal
dikeluarkan lebih dulu.
Unit terkait  Gudang
 Apotek

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL

44
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi apotek

IV. Ringkasan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu sediaan farmasi. Tujuan penyimpanan adalah
untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan SOP Penyimpanan obat di Apotek minimal 2x secara mandiri,
setelah melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik
(preseceptor) dan 1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin
banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam
melakukan tindakan penyimpanan.

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan Persiapan penyimpanan obat di Apotek yang ada di gudang yang akan
dilakukan unit instalasi farmasi dan tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam
bentuk laporan.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Penyimpanan Produk Sediaan Farmasi 7
 Membuat penataan letak obat di apotek berdasarkan :
- Bentuk sediaan
- Kelas terapi
- Golongan obat
- Alfabetis dan sistem FIFO dan FEFO
 Membuat penataan penyimpanan obat LASA

45
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik
Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pemeriksaan penerimaan di gudang
farmasi di Apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di
dalam LK kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan peyimpanan sediaan Apotek yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

46
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Penyimpanan:
1. Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan
sesuai dengan spesifikasi obat tersebut (suhu dan kelembabannya)
untuk menjamin stabilitas obat
2. Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengambilan
3. Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain:
a. Berdasarkan kelas terapi
b. Bentuk sediaan
c. Alfa betis
d. Gabungan antara ketiganya
4. Penyimpanan khusus (di lemari pendingin) Ada beberapa sediaan yang
tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu kamar, antara lain:
suppositoria, ovula, tablet amoxicillin dengan asam klavulanat, sediaan
dengan bakteri lacto bacillus, tablet salut gula dan selaput, sirup,
beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin dan
lain-lain.
5. Metode FIFO dan FEFO
47
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu
dikeluarkan lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kedaluarsa.
Penataan juga berdasarkan metode First Expired First Out
(FEFO) yaitu obat yang mempunyai kadaluarsa lebih awal dikeluarkan
lebih dulu.
Hasil Pengamatan
1 Membuat penataan letak obat di apotek berdasarkan :
- Bentuk sediaan
- Kelas terapi
- Golongan obat
- Alfabetis dan sistem FIFO dan FEFO
2 Membuat penataan penyimpanan obat LASA
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan, ..........................

(.......................................)

48
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot ) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot ) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot ) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot ) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumen-tasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot ) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

49
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Penyimpanan Produk Sediaan Farmasi 7
 Membuat penataan letak obat di apotek berdasarkan :
- Bentuk sediaan
- Kelas terapi
- Golongan obat
- Alfabetis dan sistem FIFO dan FEFO
 Membuat penataan penyimpanan obat LASA

50
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 5


PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI DAN RESEP DI APOTEK

I. TEORI
A. Pemusnahan
Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.

Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Lampiran 8 sebagaimana terlampir dan
selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

51
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary
recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya
dicabut oleh Menteri.

B. Pemusnahan Obat
Pemusnahan Obat adalah suatu tindakan perusakan dan pelenyapan terhadap Obat,
kemasan, dan/atau label yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat, mutu, dan label sehingga tidak dapat digunakan lagi. Tata cara Penarikan Obat
dari instalasi farmasi milik pemerintah, instalasi farmasi rumah sakit milik pemerintah,
dan pusat kesehatan masyarakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pelaksanaan Penarikan Obat sebagaimana dimaksud dalam wajib dilaporkan kepada
Kepala Badan meliputi:
a) laporan awal pelaksanaan Penarikan Obat;
b) laporan berkala pelaksanaan Penarikan Obat; dan
52
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
c) laporan akhir hasil Penarikan Obat. Laporan awal sebagaimana dimaksud paling
sedikit memuat informasi serta kelengkapan data dan/atau dokumen sebagai
berikut:
1) jumlah Obat yang diproduksi untuk Bets yang ditarik;
2) sisa stok Obat yang belum diedarkan;
3) jumlah Obat yang diedarkan pada setiap fasilitas distribusi, fasilitas pelayanan
kefarmasian, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk Bets yang ditarik;
4) salinan instruksi penarikan dari Pemilik Izin Edar kepada fasilitas distribusi,
fasilitas pelayanan kefarmasian, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5) implementasi publikasi.

C. Obat kadaluarsa
Obat kadaluarsa adalah obat jadi yang berasal dari produksi pabrik obat yang telah
habis masa berlaku (batas waktu pemakaiannya) atau dikenal dengan sudah ED
(expired date). Pencantuman tanda kadaluarsa bisa dicetak dengan tulisan susah untuk
dihapus. Obat kadaluarsa kadang-kadang kalau dilihat dari luar secara organoleptik
tampak masih kondisi baik kemasannya maupun obatnya sendiri. Namun bila
diperiksa secara laboratoris kemungkinan besar sudah di bawah persyaratan kadar
Farmakope, dan hasil peruraian obat (degradan) akan bertambah. Karena kadar zat
aktif sangat menurun maka kemungkinan untuk sembuhnya penyakit menjadi lebih
lama lagi.
a) Prosedur tentang Penanganan Obat Rusak atau Kadaluarsa
b) Mengidentifikasikan obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
c) Memisahkan obat rusak atau kadaluarsa dan di simpan pada terpisah dari
penyimpanan obat lainnya.
d) Membuat catatan nama, no. batch, jumlah dan tanggal kadaluarsa.
e) Melaporkan dan mengirim obat tersebut ke Instalasi Farmasi.
f) Mendokumentasikan pencatatan tersebut.

D. Pemusnahan Resep
Resep yang telah disimpan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Psiktropika dan Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
53
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang tentang Narkotika.
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Penyaluran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat
jadi hanya dapat dilakukan oleh:
a. Industri Farmasi kepada PBF dan Instalasi Farmasi Pemerintah;
b. PBF kepada PBF lainnya, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah dan Lembaga Ilmu Pengetahuan;
c. PBF milik Negara yang memiliki Izin Khusus Impor Narkotika kepada Industri
Farmasi, untuk penyaluran Narkotika;
d. Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat kepada Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit milik Pemerintah, dan Instalasi Farmasi Tentara
Nasional Indonesia atau Kepolisian
Instalasi Farmasi Pemerintah Daerah kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit milik
Pemerintah Daerah, Instalasi Farmasi Klinik milik Pemerintah Daerah, dan
Puskesmas. Selain kepada PBF lainnya, Apotek, Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Pemerintah dan Lembaga Ilmu Pengetahuan, PBF dapat menyalurkan Prekursor
Farmasi golongan obat bebas terbatas kepada Toko Obat.

Pemusnahan Bahan Kajian Obat


Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai bila:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan; dan
d. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Obat terdiri dari:
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akan dimusnahkan;
b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
54
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku. Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan oleh BPOM atau pabrikan
asal. Rumah Sakit harus mempunyai sistem pencatatan terhadap kegiatan penarikan

Pelaksanaan Resep Expired Date


1. Membuat daftar resep (resep narkotika, psikotropika, dan resep lain) yang akan
dimusnahkan.
2. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan berita acara pemusnahan).
3. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait.
4. Menyiapkan tempat pemusnahan; dan
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis resep.
6. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama 3 (tiga) tahun atau lebih.
7. Tata cara pemusnahan :
a.Resep narkotika dihitung lembarannya;
b.Resep lain dihitung;
c.Resep dihancurkan lalu dibakar.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Dalam kegiatan praktek klinik ini yang harus dilakukan adalah bagaimana Standar
Pelaksanaan (SPO) dianataranya :
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : Obat ED, Resep
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Kadaluwarsa adalah batas tanggal setelah tanggal tersebut mutu suatu
sediaan farmasi tidak dijamin lagi oleh produsennya.
55
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Tujuan Acuan untuk melakukan pencegahan dan penanganan obat dan atau alkes
yang kadaluwarsa atau rusak.
Langkah - Pemusnahan obat kadaluwarsan atau
langkah rusak : Stok opname memperhatikan waktu
kadaluarsa dan prinsip FEFO/FIFO
1. Petugas Gudang Farmasi
menghitung stok fisik obat dan
alkes yang ada di gudang dengan
memperhatikan tanggal Memberikan label warna
kadaluwarsa dan nomor batch obat Merah untuk tahun berjalan (n)
atau alkes pada kartu stok. Kuning untuk tahun berikutnya (n+1)
Hijau untuk 2 tahun berikutnya (n+2)
Penyimpanan obat dan alkes di Biru untuklebih dari 2 tahun (n+3)
gudang memperhatikan FEFO
(First Expired First Out) / FIFO
(First In First Out).
2. Label merah untuk obat dan alkes
yang kadaluwarsa pada tahun Untuk perbekalan farmasi di Gudang
berjalan (n) ditarik 1 bulan sebelum batas waktu ED
Untuk perbekalan farmasi di
Label kuning untuk obat dan alkes Apotek/Pelayanan ditarik 1 minggu
yang kadaluwarsa pada tahun sebelum batas waktu ED.
berikut (n+1)
Label hijau untuk obat dan alkes
yang kadaluwarsa pada 2 tahun
Apabila terdapat barang farmasi yang
berikutnya lagi (n+2) mendekati kadaluwarsa atau rusak
Label biru untuk obat dan alkes dicatat nama perbekalan farmasi,
yang memiliki kadaluwarsa lebih satuan, jumlah, tanggal expire, nomor
batch, namapabrik
dari 2 tahun pada tahun berjalan
3. Semua label warna ini dibuat
rekapitulasi dalam Tabel
Memisahkan obat dan perbekalan
Kadaluwarsa. farmasi yang mendekati batas waktu
4. Untuk perbekalan farmasi yang kadaluarsa di gudang transit
terdapat di gudang di tarik 1 bulan
sebelum batas waktu kadaluwarsa,
untuk perbekalan farmasi yang
terdapat di pelayanan ditarik 1 Menyerahkan obat dan perbekalan
farmasi yang kadaluwarsa (telah
minggu sebelum batas waktu dihancurkan) kepada pihak ketiga
kadaluwarsa.
5. Apabila ditemukan obat atau alkes
dengan kondisi mendekati waktu
kadaluwarsa atau rusak maka Berita Acara pemusnahan
dilakukan pencatatan mengenai Obat dan Perbekalan
nama obat dan alkes, satuan obat, Farmasi.
jumlah obat, tanggal expire, nomor
batch, nama pabrik obat dan alkes.
6. Petugas memisahkan /
menghancurkan obat dan alkes yang
kadaluwarsa atau rusak pada pallete
khusus yang mudah dilihat dan
dikenali di gudang transit sebelum
dimusnahkan oleh pihak ketiga.
7. Petugas menyerahkan semua obat
56
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
dan alkes yang kadaluwarsa
dan/atau rusak kepada pihak ketiga
untuk dimusnahkan dengan berita
acara pemusnahan.

Pemusnahan Resep :
1. Menyiapkan administrasi (berupa
laporan dan Berita Acara
Pemusnahan Sediaan Farmasi -
Alat Kesehatan).
2. Menetapkan jadwal, metoda dan
tempat pemusnahan
3. Menyiapkan tempat pemusnahan
4. Tata cara pemusnahan :
- Resep narkotika dihitung
jumlahnya
- Resep lain ditimbang
- Resep dihancurkan, lalu dikubur
atau dibakar.
5. Membuat laporan pemusnahan
resep yang sekurang-kurangnya
memuat :
- Waktu dan tempat pelaksanaan
pemusnahan resep
- Jumlah resep narkotika dan berat
resep yang dimusnahkan
- Nama Apoteker pelaksana
pemusnahan resep
- Nama saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan resep
6. Membuat Berita Acara Pemusnahan
yang ditandatangani oleh Apoteker
dan saksi dalam pelaksanaan
pemusnahan resep

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
57
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan pelaksanaan manajemen resiko minimal 2x secara mandiri, setelah
melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preseceptor) dan
1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda
lakukan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan manajmen
resiko di Apotek

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan Persiapan pelaksanaan manajemen resiko di Apotek dan tuliskan hasil
pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pemusnahan sediaan farmasi dan resep di apotek : 7
 Membuat SPO pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak
 Membuat SPO pemusnahan resep

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pemeriksaan Perencanaan APA?
Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

58
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VIII. Ujian Praktik Klinik
1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan Persiapan Perencanaan sediaan yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

59
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Pemusnahan obat kadaluwarsan atau rusak :
1. Petugas Gudang Farmasi menghitung stok fisik obat dan alkes yang
ada di gudang dengan memperhatikan tanggal kadaluwarsa dan
nomor batch obat atau alkes pada kartu stok. Penyimpanan obat dan
alkes di gudang memperhatikan FEFO (First Expired First Out) /
FIFO (First In First Out).
2. Label merah untuk obat dan alkes yang kadaluwarsa pada tahun
berjalan (n)
Label kuning untuk obat dan alkes yang kadaluwarsa pada tahun
berikut (n+1)
Label hijau untuk obat dan alkes yang kadaluwarsa pada 2 tahun
berikutnya lagi (n+2)
Label biru untuk obat dan alkes yang memiliki kadaluwarsa lebih
dari 2 tahun pada tahun berjalan
3. Semua label warna ini dibuat rekapitulasi dalam Tabel
Kadaluwarsa.
4. Untuk perbekalan farmasi yang terdapat di gudang di tarik 1 bulan
sebelum batas waktu kadaluwarsa, untuk perbekalan farmasi yang
60
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
terdapat di pelayanan ditarik 1 minggu sebelum batas waktu
kadaluwarsa.
5. Apabila ditemukan obat atau alkes dengan kondisi mendekati waktu
kadaluwarsa atau rusak maka dilakukan pencatatan mengenai nama
obat dan alkes, satuan obat, jumlah obat, tanggal expire, nomor
batch, nama pabrik obat dan alkes.
6. Petugas memisahkan / menghancurkan obat dan alkes yang
kadaluwarsa atau rusak pada pallete khusus yang mudah dilihat dan
dikenali di gudang transit sebelum dimusnahkan oleh pihak ketiga.
7. Petugas menyerahkan semua obat dan alkes yang kadaluwarsa
dan/atau rusak kepada pihak ketiga untuk dimusnahkan dengan
berita acara pemusnahan.

Pemusnahan Resep :
1. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan Berita Acara
Pemusnahan Sediaan Farmasi -
Alat Kesehatan).
2. Menetapkan jadwal, metoda dan tempat pemusnahan
3. Menyiapkan tempat pemusnahan
4. Tata cara pemusnahan :
- Resep narkotika dihitung jumlahnya
- Resep lain ditimbang
- Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.
5. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya
memuat :
- Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
- Jumlah resep narkotika dan berat resep yang dimusnahkan
- Nama Apoteker pelaksana pemusnahan resep
- Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
6. Membuat Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani oleh
Apoteker
dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
Hasil Pengamatan
1 Membuat SPO pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak
2 Membuat SPO pemusnahan resep
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan

61
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

62
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

63
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pemusnahan sediaan farmasi dan resep di apotek : 6
 Membuat SPO pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak
 Membuat SPO pemusnahan resep

64
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 6


PENGENDALIAN PRODUK SEDIAAN FARMASI APOTEK

I. TEORI
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan
dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan sediaan farmasi di
apotek. Pengendalian persediaan obat terdiri dari:
1. Pengendalian ketersediaan
Kekosongan atau kekurangan sediaan farmasi di apotek dapat terjadi karena
beberapa hal:
a. Perencanaan yang kurang tepat;
b. Perubahan kebijakan pemerintah (misalnya perubahan e-katalog, sehingga
sediaan farmasi yang sudah direncanakan tahun sebelumnya tidak masuk
dalam katalog sediaan farmasi yang baru); dan
c. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh apoteker untuk
mencegah/mengatasi kekurangan atau kekosongan sediaan farmasi:
1) Melakukan analisa perencanaan sebelum pemesanan/pembelian sediaan farmasi.
2) Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen
aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.
3) Lakukan stock opname sediaan farmasi, BMHP dan alkes secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan. Khusus untuk Narkotika dan
Psikotropika stock opname dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya sekali
dalam 1 (satu) bulan.

65
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2. Pengendalian penggunaan
Pengendalian penggunaan sediaan farmasi dilakukan untuk mengetahui jumlah
penerimaan dan pemakaian sediaan farmasi sehingga dapat memastikan jumlah
kebutuhan sediaan farmasi dalam satu periode. Kegiatan pengendalian mencakup:
a. memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu. Jumlah stok ini
disebut stok kerja.
b. menentukan:
1) Stok optimum adalah stok sediaan farmasi yang disediakan agar tidak mengalami
kekurangan/kekosongan.
2) Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah
terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan
pengiriman.
3) Menentukan waktu tunggu (leadtime) adalah waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan sampai sediaan farmasi diterima.
c. Pencatatan
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor keluar dan
masuknya (mutasi) sediaan farmasi di apotek. Pencatatan dapat dilakukan dalam
bentuk digital atau manual. Pencatatan dalam bentuk manual biasanya menggunakan
kartu stok. Fungsi kartu stok sediaan farmasi:
1) mencatat jumlah penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi termasuk kondisi
fisik, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa sediaan farmasi
2) satu kartu stok hanya digunakan untuk mencatat mutasi satu jenis sediaan
farmasi; dan
3) data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan dan rencana kebutuhan
sediaan farmasi periode berikutnya.
Hal yang harus diperhatikan:
1) Kartu stok obat harus diletakkan berdekatan dengan sediaan farmasi yang
bersangkutan. pencatatan harus dilakukan setiap kali ada mutasi (keluar masuk
sediaan farmasi atau jika ada sediaan farmasi hilang, rusak/kedaluwarsa).
2) Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan setiap akhir periode.

66
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
3. Penanganan ketika terjadi kerusakan, recall dan kedaluwarsa.
a. pemusnahan dan penarikan obat yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. untuk pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor dilakukan oleh
apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan dibuat
berita acara pemusnahan;
c. penarikan obat yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
oleh bpom (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada kepala bpom. penarikan bmhp dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri; dan
d. pemusnahan dilakukan untuk obat bila:
1) Produk tidak memenuhi persyaratan mutu/rusak.
2) Telah kedaluwarsa.
3) Dicabut izin edarnya.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


SOP Pengendalian Produk Sediaan farmasi di Apotek sebagai berikut:
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA, Kartu stok
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran.
Tujuan Untuk pelaksanaan dan pengawasan penanganan Sediaan Farmasi-
Alat Kesehatan kadaluwarsa dan rusak

67
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Langkah Prosedur 1. Obat-obat yang ED nya kurang dari 4 bulan dipisahkan beserta
fakturnya.
2. Menghubungi distributornya untuk mengambil obat tersebut
3. Salesman akan menukar obat-obat tersebut dengan obat baru
dengan ED yg lebih lama atau diganti dengan uang.
4. Untuk obat-obatyang tidak bisa diretur maka obat-obat ED
dikumpulkan tersendiri dan pemusnahan dilakukan tiap tahun
dan juga obat-obat yang rusak.
5. Pembuatan berita acara pemusnahan sediaan farmasi-alat
kesehatan
6. Berita acara dibuat rangkap dua dan dikirim kepada :
1. Ka. Dinkes Kabupaten
2. Ka. Dinkes Provinsi

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT DAN BAHAN
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran.
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan/ menyerahkan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Apotek harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya pengawasan
dan pengendalian sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di unit pelayanan.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan SOP Pendistribusian obat di Apotek minimal 2x secara mandiri,
setelah melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik
(preseceptor) dan 1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin

68
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam
melakukan tindakan penyimpanan.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengendalian Produk Sediaan Farmasi sediaan Farmasi Apotek: 7
 Mempelajari pengendalian di apotek :
- Stok opname
- Obat habis baru order
 Mempelajari SPO Cara penanganan jika ada kerusakan, recall dan
kadaluwarsa dengan cara di retur sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan persiapan pengendalian obat di Apotek yang ada di gudang yang akan
dilakukan APA dan tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur Persiapan pemeriksaan pengendalian di gudang
Apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan pengendalian sediaan Apotek yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

69
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Pengendalian:
1. Obat-obat yang ED nya kurang dari 4 bulan dipisahkan besertaa
fakturnya.
2. Menghubungi distributornya untuk mengambil obat tersebut
3. Salesman akan menukar obat-obat tersebut dengan obat baru
dengan ED yg lebih lama atau diganti dengan uang.
4. Untuk obat-obat yang tidak bisa diretur maka obat-obat ED
dikumpulkan tersendiri dan pemusnahan dilakukan tiap tahun dan
juga obat-obat yang rusak.
5. Pembuatan berita acara pemusnahan sediaan farmasi-alat kesehatan
6. Berita acara dibuat rangkap dua dan dikirim kepada :
1. Ka. Dinkes Kabupaten
2. Ka. Dinkes Provinsi
Hasil Pengamatan
1 Mempelajari pengendalian di apotek :
- Stok opname
- Obat habis baru order
2 Mempelajari SPO Cara penanganan jika ada kerusakan, recall dan
70
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
kadaluwarsa dengan cara di retur sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

71
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

72
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengendalian Produk Sediaan Farmasi di Apotek 5
 Mempelajari pengendalian di apotek :
- Stok opname
- Obat habis baru order
 Mempelajari SPO Cara penanganan jika ada kerusakan, recall
dan kadaluwarsa dengan cara di retur sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya

73
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK 7


PENCATATAN TERHADAP SEDIAAN FARMASI DI APOTEK

I. TEORI
A. PENCATATAN
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen
Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan
pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.
Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memonitor transaksi
perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di apotek. Adanya pencatatan akan
memudahkan petugas untuk melakukan penelusuran bila terjadi adanya mutu sediaan
farmasi yang sub standar dan harus ditarik dari peredaran. Pencatatan dapat dilakukan
dengan menggunakan bentuk digital maupun manual. Kartu yang umum digunakan untuk
melakukan pencatatan adalah Kartu Stok.
Fungsi kartu stok:
a. Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi (penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusak atau kedaluwarsa).
b. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis
perbekalan farmasi.
c. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan, pengadaan,
distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi dalam
tempat penyimpanannya.

Hal-hal yang harus diperhatikan:


a. Kartu stok diletakkan bersamaan/ berdekatan dengan perbekalan farmasi
bersangkutan
b. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari

74
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
c. Setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/
kedaluwarsa) langsung dicatat didalam kartu stok
d. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.

Informasi yang didapat:


a. jumlah perbekalan farmasi yang tersedia (sisa stok);
b. jumlah perbekalan farmasi yang diterima;
c. jumlah perbekalan farmasi yang keluar;
d. jumlah perbekalan farmasi yang hilang/rusak/kedaluwarsa; dan
e. jangka waktu kekosongan perbekalan farmasi.

Manfaat informasi yang didapat:


a. untuk mengetahui dengan cepat jumlah persediaan perbekalan farmasi;
b. penyusunan laporan;
c. perencanaan pengadaan dan distribusi;
d. pengendalian persediaan;
e. untuk pertanggungjawaban bagi petugas penyimpanan dan pendistribusian; dan
f. sebagai alat bantu kontrol bagi apoteker.

Petunjuk pengisian:
a. kartu stok memuat nama perbekalan farmasi, satuan, asal (sumber) dan diletakkan
bersama perbekalan farmasi pada lokasi penyimpanan.
b. bagian judul pada kartu stok diisi dengan:
1) Nama perbekalan farmasi.
2) Kemasan.
3) Isi kemasan.

Kolom-kolom pada kartu stok diisi sebagai berikut:


a. Tanggal penerimaan atau pengeluaran
b. Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran
c. Sumber asal perbekalan farmasi atau kepada siapa perbekalan farmasi dikirim
d. No. Batch/No. Lot.
e. Tanggal kedaluwarsa
f. Jumlah penerimaan
75
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
g. Jumlah pengeluaran
h. Sisa stok
i. Paraf petugas yang mengerjakan

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
Langkah Langkah sebagai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA, kartu stok
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
1. Pengertian Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota
atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Tujuan Agar petugas memahami tentang cara dan prosedur pencatatan dan
pelaporan obat
3. Langkah- 1. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
langkah 2. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung kedalam buku
pengeluaran harian.
3. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat )
pada setiap akhir bulan.
4. Petugas apotik melaporkan setiap penerimaan dan pemakaian obat
tiap bulan dengan memasukan blanko LPLPO dan dilaporkan
kegudang farmasi kabupaten.

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya

76
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. RINGKASAN
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
.
V. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
Lakukanlah pengkajian, kemudian analisa data, pelaksanaan pengelolaan obat khusus,
penentuan intervensi, implementasi, dan evaluasi kefarmasian. Di dalam pengkajian juga
sudah mencakup keterampilan klinik yang harus dicapai yaitu pencatatan sediaan farmasi di
apotek. Masing-masing tindakan dilakukan minimal 2x secara mandiri, setelah melakukan 1x
observasi yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preceptor) dan melakukan 1x tindakan
dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan
semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan kefarmasian pemilihan sediaan
farmasi di apotek tersebut.

VI. HASIL PENGAMATAN


Lakukan tindakan kefarmasian dan keterampilan klinik di Apotek yang sesuai penjelasan
di atas. Data hasil pengkajian kemudian dianalisis dan menentukan analisa pemilihan sediaan
farmasi di Apotek, menentukan intervensi, pelaksanaan implementasi, dan evaluasi.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pencatatan terhadap sediaan farmasi di Apotek 7
77
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

 Mempelajari pencatatan di apotek :


- Dokumen pencatatan
- Cara pencatatan
- Hal yang harus diperhatikan dalam pencatatan
- Cara pengarsipan faktur (termasuk precursor, narkotika,
psikotropika)
- Melakukan stok obat di gudang
- Memasukkan data pesanan yang ada di faktur pada buku besar

VII. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pelaksanaan pengelolaan SIPNAP?
Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. UJIAN PRAKTIK KLINIK


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik.
Ujian praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi
2. Ujian praktik klinik terdiri dari responsi LP berdasarkan kasus, p en yusunan
asuhan kefarmasian serta responsi kasus dengan pembimbing klinik dan
institusi.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai laporan askep anda mencapai 68 atau lebih maka anda dinyatakan
lulus. Bila kurang dari 68 maka harus mengulang. Sedangkan bila tindakan kefarmasian yang
anda lakukan mencapai 75 atau lebih anda dinyatakan lulus, bila nilai di bawah 75 maka harus
mengulang.

78
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 1. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
2. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung kedalam buku
pengeluaran harian.
3. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)
pada setiap akhir bulan.
4. Petugas apotik melaporkan setiap penerimaan dan pemakaian obat
tiap bulan dengan memasukan blanko LPLPO dan dilaporkan
kegudang farmasi kabupaten.
Hasil Pengamatan
1 Mempelajari pencatatan di apotek :
- Dokumen pencatatan
- Cara pencatatan
- Hal yang harus diperhatikan dalam pencatatan
- Cara pengarsipan faktur (termasuk precursor, narkotika,
psikotropika)
- Melakukan stok obat di gudang
- Memasukkan data pesanan yang ada di faktur pada buku besar
79
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

80
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klinik

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

81
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pencatatan terhadap sediaan farmasi di Apotek 7
 Mempelajari pencatatan di apotek :
- Dokumen pencatatan
- Cara pencatatan
- Hal yang harus diperhatikan dalam pencatatan
- Cara pengarsipan faktur (termasuk precursor, narkotika,
psikotropika)
- Melakukan stok obat di gudang
- Memasukkan data pesanan yang ada di faktur pada buku besar

82
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK 8


PELAPORAN TERHADAP SEDIAAN FARMASI DI APOTEK

I. TEORI
A. PELAPORAN
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi sediaan
farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang
berkepentingan.
Tabel. Laporan yang dibuat Apotek
No Jenis Laporan Kegunaan
1 Narkotik Untuk audit POM dan keperluan perancanaan
2 Psikotropik Untuk audit POM dan keperluan perancanaan

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN NARKOTIKA


Nama Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Pennggunaan Saldo
Satuan
Narkotika Awal Dari Jumlah Untuk Jumlah Akhir

FORMULIR PELAPORAN PEMAKAIAN PSIKOTROPIKA


Nama Saldo Pemasukan Pemasukan Penggunaan Pennggunaan Saldo
Satuan
Narkotika Awal Dari Jumlah Untuk Jumlah Akhir

Banyak tugas/fungsi penanganan informasi dalam pengendalian perbekalan farmasi


(misalnya, pengumpulan, perekaman, penyimpanan, penemuan kembali, meringkas,
mengirimkan dan informasi penggunaan sediaan farmasi) dapat dilakukan lebih efisien
dengan komputer daripada sistem manual.
Sistem komputer harus termasuk upaya perlindungan yang memadai terhadap aktivitas
pencatatan elektronik. Untuk hal ini harus diadakan prosedur yang terdokumentasi
untuk melindungi rekaman yang disimpan secara elektronik, terjaga keamanan,
83
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
kerahasiaan, perubahan data dan mencegah akses yang tidak berwenang terhadap
rekaman tersebut.
Suatu sistem data pengaman (back up) harus tersedia untuk meneruskan fungsi
komputerisasi jika terjadi kegagalan alat. Semua transaksi yang terjadi selama sistem
komputer tidak beroperasi, harus dimasukkan ke dalam sistem secepat mungkin.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
Langkah Langkah sebagai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA, kartu stok
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang
disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Tujuan Agar petugas memahami tentang cara dan prosedur pencatatan dan
pelaporan obat
Langkah- 1. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
langkah 2. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung kedalam buku
pengeluaran harian.
3. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat )
pada setiap akhir bulan.
4. Petugas apotik melaporkan setiap penerimaan dan pemakaian obat
tiap bulan dengan memasukan blanko LPLPO dan dilaporkan
kegudang farmasi kabupaten.

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya

84
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. RINGKASAN
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi sediaan farmasi,
tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
.
V. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
Lakukanlah pengkajian, kemudian analisa data, pelaksanaan pengelolaan obat khusus,
penentuan intervensi, implementasi, dan evaluasi kefarmasian. Di dalam pengkajian juga
sudah mencakup keterampilan klinik yang harus dicapai yaitu pencatatan sediaan farmasi di
apotek. Masing-masing tindakan dilakukan minimal 2x secara mandiri, setelah melakukan 1x
observasi yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preceptor) dan melakukan 1x tindakan
dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan
semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan asuhan kefarmasian pemilihan
sediaan farmasi apotek.

VI. HASIL PENGAMATAN


Lakukan asuhan kefarmasian dan keterampilan klinik di Apotek yang sesuai penjelasan
di atas. Data hasil pengkajian kemudian dianalisis dan menentukan analisa pemilihan sediaan
farmasi Apotek, menentukan intervensi, pelaksanaan implementasi, dan evaluasi.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaporan terhadap sediaan farmasi di Apotek 7
 Mempelajari pelaporan di apotek :
- Tujuan
85
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
- Pelaporan internal (catatan kartu stok, buku penjualan dan buku
totalan) dan eksternal (pelaporan narkotikadan psikotropika)
 Membuat contoh sediaan narkotika dan psikotropika yang ada di
apotek

VII. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pelaksanaan pengelolaan SIPNAP?
Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. UJIAN PRAKTIK KLINIK


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik.
Ujian praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi
2. Ujian praktik klinik terdiri dari responsi LP berdasarkan kasus, pen yu sunan
asuhan kefarmasian serta responsi kasus dengan pembimbing klinik dan
institusi.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai laporan askep anda mencapai 68 atau lebih maka anda dinyatakan
lulus. Bila kurang dari 68 maka harus mengulang. Sedangkan bila tindakan kefarmasian yang
anda lakukan mencapai 75 atau lebih anda dinyatakan lulus, bila nilai di bawah 75 maka harus
mengulang.

86
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 1. Petugas menghitung jumlah obat yang dikeluarkan setiap harinya.
2. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung kedalam buku
pengeluaran harian.
3. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke
dalam LPLPO (Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)
pada setiap akhir bulan.
4. Petugas apotik melaporkan setiap penerimaan dan pemakaian obat
tiap bulan dengan memasukan blanko LPLPO dan dilaporkan
kegudang farmasi kabupaten.
Hasil Pengamatan
1 Mempelajari pelaporan di apotek :
- Tujuan
- Pelaporan internal (catatan kartu stok, buku penjualan dan buku
totalan) dan eksternal (pelaporan narkotikadan psikotropika)
2 Membuat contoh sediaan narkotika dan psikotropika yang ada di
apotek
Tahap Terminasi

87
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

88
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klinik

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

89
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaporan terhadap sediaan farmasi di Apotek 7
 Mempelajari pelaporan di apotek :
- Tujuan
- Pelaporan internal (catatan kartu stok, buku penjualan dan buku
totalan) dan eksternal (pelaporan narkotikadan psikotropika)
 Membuat contoh sediaan narkotika dan psikotropika yang ada di
apotek

90
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

BAB II
PRAKTEK KLINIK PELAYANAN FARMASI KLINIK SESUAI POLA PENYAKIT
DAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DI APOTEK

apt. Novycha Auliafendri, S.Farm.,M.Si

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK 9


PELAKSANAAN PENGAKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP

I. TEORI
A. Pengkajian Resep di Apotek
Resep adalah permintaan tertulis dan elekronik dari seorang dokter kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan/atau membuat, meracik, serta
menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap.
Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian
Resep, penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan termasuk peracikan Obat,
pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur
pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat
(medication error). Proses pengobatan menggambarkan suatu proses normal atau
"fisiologik" dari pengobatan, di mana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus
berbagai pertimbangan profesional dalam setiap tahap sebelum membuat suatu
keputusan. Kenyataannya dalam praktek, sering dijumpai kebiasaan pengobatan
(peresepan, prescribing habit) yang tidak berdasarkan proses dan tahap ilmiah tersebut.
Hal ini sering menimbulkan suatu keadaan "patologik" atau tidak normal dalam
peresepan dengan berbagai dampaknya yang merugikan. Secara umum patologi
peresepan ini lebih dikenal sebagai peresepan yang tidak rasional (irrational
prescribing) atau peresepan yang tidak benar (in appropriate prescribing).

Kegiatan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah
terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Tenaga farmasi harus
melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik,
dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

91
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Persyaratan administrasi meliputi:
1) Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter.
2) Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien.
3) Tanggal Resep dan Ruangan/unit asal Resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
1) Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan.
2) Dosis dan Jumlah Obat.
3) Stabilitas dan.
4) Aturan dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
4. Kontraindikasi.
5. Interaksi Obat.

Pelayanan resep adalah menjadi tanggung jawab pengelola apotek. penanggung


jawab apotek wajib melayani resep sesuai dengan tanggung dengan keahlian
profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Wajib memberi informasi
tentang penggunaan secara tepat, aman, rasional, kepada pasien atas permintaan
masyarakat (Anief, 2005). Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser
orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan
pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai
komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dari pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan
pemberian informasi, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya
sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Farmasi harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam
proses pelayanan. Kesalahan terapi (medication error) sering terjadi di praktek umum
maupun rumah sakit. Kesalahan yang terjadi bisa karena peresepan yang salah, dan itu
terjadi karena kesalahan dalam proses pengambilan keputusan. Setiap langkah mulai
pengumpulan data pasien (anamnesis, pemeriksaan jasmani, dan pemeriksaan
penunjang lainnya) berperan penting untuk pemilihan obat dan akhirnya penulisan
resep. Kesalahan pemilihan jenis obat, dosis, cara pemakaian, penulisan yang sulit
92
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
dibaca merupakan faktor yang bisa meningkatkan kesalahan terapi. Setelah resep
ditulis, wajib menjelaskan tentang berbagai hal kepada pasien yaitu:
1) Efek obat: Efek utama obat yang menjadi dasar pilihan kita untuk mengatasi
permasalahan/diagnosis perlu dijelaskan kepada pasien, misalnya gejala demam
dan pusing akan berkurang atau hilang.
2) Efek samping: Demikian pula efek samping yang mungkin muncul akibat
menggunakan obat. Namun perlu bijaksana, agar pasien tidak justru menjadi takut
karena ESO, yang penting pasien tahu dan bisa mengantisipasi bila efek samping
itu muncul, misalnya hipoglikemia akibat obat anti diabetes, mengantuk akibat anti-
histamin.
3) Instruksi: Pasien harus jelas tentang saat minum obat, cara minum obat, misalnya
obat diminum 3 kali (pagi, siang dan malam, sesudah/sebelum makan), cara
menyimpannya, apa yang harus dilakukan bila ada masalah. Ada obat yang
diminum secara bertahap dengan dosis berangsur-angsur naik dan setelah itu
berangsur-angsur turun (kortikosteroid).
Peringatan: terkait dengan efek samping, misalnya tidak boleh mengemudi dan
menjalankan mesin karena efek kantuk obat.

1. Persyaratan Administrasi
Resep yang lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter,
tempat dan tanggal resep, tanda R pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep,
nama obat dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau keteranganlain
yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter.
Tinjauan kelengkapan obat meliputi :
a. Pemeriksaan dosis
b. Frekuensi pemberian
c. Adanya polifarmasi
d. Interaksi obat yaitu reaksi yang terjadi antara obat dengan senyawa kimia (obat
lain, makanan) di dalam tubuh maupun pada permukaan tubuh yang dapat
mempengaruhi kerja obat sehingga dapat terjadi peningkatan/pengurangan kerja
obat atau bahkan obat sama sekali tidak menimbulkan efek
e. Karakteristik penderita atau kondisi penyakit yang menyebabkan pasien
menjadi kontra indikasi dengan obat yang diberikan.

93
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2. Persyaratan Farmasetik
Kesesuaian farmasetik meliputi, bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, aturan pakai, cara dan lama pemberian. Pengkajian resep
berdasarkan kesesuaian farmasetik sebagai berikut :
a. Resep dapat menunjukkan bentuk sediaan obat yang jelas seperti tablet, injeksi,
sirup, suppositoria dan lain-lain.
b. Dosis yang ada pada resep harus jelas untuk pemberian kepada pasien.
c. Stabilitas dan potensi pada resep bahwa obat yang ditulis mempunyai
ketersediaan dan stabilitas.
d. Inkompatibilitas merupakan bahan-bahan obat yang tidak dapat dicampurkan.
e. Aturan pakai, cara dan lama pemberian harus jelas agar tidak salah dalam
pemberian obat.

3. Persyaratan Klinis
Persyaratan klinis meliputi, ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat,
duplikasi pengobatan, alergi, interaksi, dan efek samping obat, kontra indikasi
serta efek adiktif. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan
kepada dokter penulis dengan memberikan pertimbangan dan alternatif bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
a. Ketepatan indikasi, obat yang ditulis pada resep harus sesuai dengan indikasi
penyakit yang diderita pasien.
b. Dosis dan waktu penggunaan obat, pada resep harus tepat agar terapi yang
diberikan mencapai hasil yang maksimal.
c. Duplikasi pengobatan, obat yang ada pada resep terdiri dari beberapa obat yang
mempunyai indikasi yang sama.
d. Efek samping, merupakan efek yang tidak diinginkan yang timbul pada dosis
terapi.
Alergi, obat yang ada pada resep harus diketahui mempunyai potensi reaksi alergi
pada pasien, apalagi untuk pasien yang memiliki riwayat alergi tertentu. Kontra
indikasi, merupakan obat yang ditulis berlawanan dengan indikasi penyakit pasien

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
1. Pelaksanaan pengkajian resep
94
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Langkah Langkah sebgai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengkajian resep
Referensi Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek
Prosedur/ a. Skrining Resep (Pengkajian Resep)
langkah- 1) Petugas (Apoteker/TTK/Petugas lain) melakukan pemeriksaan
langkah kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor ijin
praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
2) Petugas melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu
bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat
3) Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan penilaian pasien
yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien
dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.
4) Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat (drug related
problem/DRP), dan membuat keputusan profesi (komunikasi
dengan dokter, merujuk pasien ke sarana kesehhatan terkait dan
sebagainya)
5) Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan
6) Petugas yang melakukan pengkajian resep memberikan tanda
pada resep
7) Petugas membuat dokumen pencatatan pengobatan pasien
b. Petugas melakukan penyiapan dan penyerahan obat dan bahan medis
habis pakai ke pasien

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

95
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
2. PenataLaksanaaan Penyerahan Resep
Langkah Langkah sebagai berikut;
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : resep obat
b. Tahap orientasi:
 Pahami cara penyerahan Resep Obat di Apotek
c. Tahap kerja
DEFINISI Penyerahan obat kepada pasien sesuai dengan ketentuan resep.
TUJUAN Sebagai acuan agar resep diterima dengan baik dan sesuai
dengan yang diberikan.
PROSEDUR 1. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
2. Memanggil dan memastikan nomor urut / nama pasien.
3. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
4. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan
obat.
5. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak.

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. RINGKASAN
Pengkajian Resep: Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis.
96
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Kajian administratif meliputi: nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan; nama
dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan paraf; dan tanggal
penulisan Resep.
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. bentuk dan kekuatan sediaan;
2. stabilitas; dan
3. kompatibilitas (ketercampuran Obat).
Pertimbangan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
3. duplikasi dan/atau polifarmasi;
4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat, manifestasi klinis lain);
5. kontra indikasi; dan
6. interaksi.
.
V. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK
Lakukanlah pengkajian, kemudian analisa data, pelaksanaan pengkajian resep di Apotek,
penentuan intervensi, implementasi, dan evaluasi kefarmasian. Di dalam pengkajian juga
sudah mencakup keterampilan klinik yang harus dicapai yaitu penyerahan dan pengkajian
resep. Masing-masing tindakan dilakukan minimal 2x secara mandiri, setelah melakukan 1x
observasi yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preceptor) dan melakukan 1x tindakan
dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda lakukan tindakan, maka anda akan
semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan pelayanan farmasi klinik di Apotek.

VI. HASIL PENGAMATAN


Lakukan asuhan kefarmasian dan keterampilan farmasi klinik di Apotek yang sesuai
penjelasan di atas. Data hasil pengkajian kemudian dianalisis dan menentukan analisa
pemilihan sediaan farmasi di Apotek, menentukan intervensi, pelaksanaan implementasi, dan
evaluasi.

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaksanaan pengkajian dan pelayanan resep dan penyerahanan 8
 Membaca resep dan mengkaji kelengkapan resep berdasarkan :
- Adminstratif
- Farmasetis
97
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
- Farmasi klinis
 Mempelajari alur pelayanan resep

VII. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pelaksanaan pengelolaan SIPNAP?
Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. UJIAN PRAKTIK KLINIK


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi
2. Ujian praktik klinik terdiri dari responsi LP berdasarkan kasus, p en yus unan asuhan
kefarmasian serta responsi kasus dengan pembimbing klinik dan institusi.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai laporan askep anda mencapai 68 atau lebih maka anda dinyatakan
lulus. Bila kurang dari 68 maka harus mengulang. Sedangkan bila tindakan kefarmasiann
yang anda lakukan mencapai 75 atau lebih anda dinyatakan lulus, bila nilai di bawah 75 maka
harus mengulang.

98
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak

Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Pengkajian Resep
a. Skrining Resep (Pengkajian Resep)
1) Petugas (Apoteker/TTK/Petugas lain) melakukan pemeriksaan
kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor ijin
praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
2) Petugas melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu
bentuk sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat
3) Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan penilaian pasien
yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien
dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.
4) Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat (drug related
problem/DRP), dan membuat keputusan profesi (komunikasi
dengan dokter, merujuk pasien ke sarana kesehhatan terkait dan
sebagainya)
99
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
5) Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan
6) Petugas yang melakukan pengkajian resep memberikan tanda
pada resep
7) Petugas membuat dokumen pencatatan pengobatan pasien

b. Petugas melakukan penyiapan dan penyerahan obat dan bahan medis


habis pakai ke pasien

Penyerahan Obat
1) Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
2) Memanggil dan memastikan nomor urut / nama pasien.
3) Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
4) Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat.
5) Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman dan
jauh dari jangkauan anak-anak.
Hasil Pengamatan
1 Membaca resep dan mengkaji kelengkapan resep berdasarkan :
- Adminstratif
- Farmasetis
- Farmasi klinis
2 Mempelajari alur pelayanan resep
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

100
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

101
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaksanaan pengakajian dan pelayanan resep di apotek 8
 Membaca resep dan mengkaji kelengkapan resep berdasarkan :
- Adminstratif
- Farmasetis
- Farmasi klinis
 Mempelajari alur pelayanan resep

102
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 10


PELAKSANAAN DISPENSING OBAT DI APOTEK

I. TEORI
A. Dispensing obat
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat.
Dispensing dilaksanakan setelah kajian administratif, farmasetik dan klinik memenuhi
syarat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. warna putih untuk Obat dalam/oral;
b. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.

Jika Penyiapan Obat teah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan proses lanjutan sebagai berikut:
1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah
Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan obat
tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat.

103
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang
stabil.
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(apabila diperlukan).
9. Menyimpan resep pada tempatnya
10. Apoteker mendokumentasikan yang memudahkan untuk pelaporan

Pada saat menyerahkan obat harus disertai etiket sebagai penanda kepada siapa
obat itu diberikan dan bagaimana aturan pakainya. Etiket obat harus memuat beberapa
informasi sebagai berikut (Widyaningsih, 2018):
1. Nama dan alamat apotek;
2. Nama dan nomor SIK APA;
3. Nama dan jumlah obat;
4. Aturan pemakaian;
5. Tanda lain yang diperlukan misalnya obat gosok, obat kumur, obat batuk dan kocok
dahulu.

Menurut Widyaningsih (2018) pada saat penyerahan obat peru dilakukan pemberian
informasi meliputi :
1. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan obat
antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat dan lain-lain.
2. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat
pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil.
3. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
4. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker (apabila
diperlukan).

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi ;
Dispensing Obat
Langkah Langkah sebagai berikut:
104
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : resep, alat meracikobat, kalkulator, alat tulis, etiket,
pengemas obat
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
PENGERTIAN Dispensing adalah proses pemberian obat mulai dari kegiatan
penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien berdasarkan resep
yang ditulis oleh dokter.
TUJUAN untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mencapai terapi
pengobatan yang optimal.
PROSEDUR 1. Menerima resep.
a. Menyapa pelanggan sambil tersenyum.
b. Membuat kontak mata dan menerima resep dalam cara
bermartabat.
2. Memeriksa resep.
a. Resep diperiksa legalitasnya dan mudah dibaca.
b. Membaca resep dengan benar meliputi nama, indikasi, dosis,
kuantitas obat.
Konfirmasikan dengan senior ahli farmasi atau apoteker ,untuk
menghindari keraguan.
c. Jika resep ini meragukan, konfirmasikan dengan dokter
melalui telepon.
3. Periksa ketersedian stok semua obat-obatan yang akan
diberikan.
4. Menyimpan obat-obatan dalam wadah di depan pelanggan.
5. Memberikan informasi yang relevan ke pelanggan, dan
menjelaskan instruksi tentang pemakaian obatnya,
penyimpanannya dll.
6. Dilanjutkan dengan penagihan setelah konfirmasi dengan
pasien atau pelanggan.
7. Sebelum penagihan, periksalah resep untuk memastikan bahwa
obat-obatan yang diserahkan adalah benar.
8. Setelah penagihan petugas mengumpulkan tagihan dan
berdasarkan peraturan harus ditanda tangani oleh seorang
apoteker.
9. Memberikan tagihan asli kepada pelanggan dan menyimpan
copiannya.
10. Kemasan obat dimasukan dalam bingkisan disimpan bersama
dengan tagihan
11. Setelah pembayaran tagihan, memastikan penyampaian yang
benar dan memberikan bingkisannya ke pelanggan

105
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Dispensing adalah proses pemberian obat mulai dari kegiatan penyiapan dan
penyerahan obat kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter. Yang
bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mencapai terapi pengobatan yang
optimal.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan pelaksanaan dispensing obat minimal 2x secara mandiri, setelah
melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preseceptor)
dan 1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak
anda lakukan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan
manajmen resiko di Apotek.

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan Persiapan pelaksanaan manajemen resiko pada pelaksanaan
rekonsilasi dan penggunaan obat pada pasien di Apotek dan tuliskan hasil pengamatan
dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

106
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik
Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur Persiapan pemeriksaan rekonmsilasi
penggunaan obat oleh kepala di Ruang Instalasi? Laporan tindakan pengkajian diisi
dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan Persiapan Perencanaan sediaan yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

107
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 1. Menerima resep.
a. Menyapa pelanggan sambil tersenyum.
b. Membuat kontak mata dan menerima resep dalam cara
bermartabat.
2. Memeriksa resep.
a. Resep diperiksa legalitasnya dan mudah dibaca.
b. Membaca resep dengan benar meliputi nama, indikasi, dosis,
kuantitas obat.
Konfirmasikan dengan senior ahli farmasi atau apoteker ,untuk
menghindari keraguan.
c. Jika resep ini meragukan, konfirmasikan dengan dokter melalui
telepon.
3. Periksa ketersedian stok semua obat-obatan yang akan diberikan.
4. Menyimpan obat-obatan dalam wadah di depan pelanggan.
5. Memberikan informasi yang relevan ke pelanggan, dan menjelaskan
instruksi tentang pemakaian obatnya, penyimpanannya dll.
6. Dilanjutkan dengan penagihan setelah konfirmasi dengan pasien
atau pelanggan.
108
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
7. Sebelum penagihan, periksalah resep untuk memastikan bahwa
obat-obatan yang diserahkan adalah benar.
8. Setelah penagihan petugas mengumpulkan tagihan dan berdasarkan
peraturan harus ditanda tangani oleh seorang apoteker.
9. Memberikan tagihan asli kepada pelanggan dan menyimpan
copiannya.
10. Kemasan obat dimasukan dalam bingkisan disimpan bersama
dengan tagihan
11. Setelah pembayaran tagihan, memastikan penyampaian yang benar
dan memberikan bingkisannya ke pelanggan
Hasil Pengamatan
1 Menghitung dosis obat yang terdapat dalam resep
2 Melakukan peracikan dan penyiapan obat sesuai dengan resep
3 Menyerahkan obat kepada pasien setelah diperiksa kesesuaian obat
minimal 1x meliputi nama pasien, umur, nama obat, dosis, frekuensi,
rute, aturan pakai obat.
4 Memberikan informasi terkait penggunaan obat kepada pasien.
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

109
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

110
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaksanaan dispensing obat 10
 Menghitung dosis obat yang terdapat dalam resep
 Melakukan peracikan dan penyiapan obat sesuai dengan resep
 Menyerahkan obat kepada pasien setelah diperiksa kesesuaian
obat minimal 1x meliputi nama pasien, umur, nama obat, dosis,
frekuensi, rute, aturan pakai obat.
 Memberikan informasi terkait penggunaan obat kepada pasien.

111
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 11


PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT

I. TEORI
A. Pemberian Informasi Obat
PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang
independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di
luar rumah sakit. Tujuan:
a. menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di
lingkungan rumah sakit dan pihak lain di luar rumah sakit
b. menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan
obat/perbekalan farmasi, terutama bagi komite/sub komite farmasi dan terapi
c. imenunjang penggunaan obat yang rasional

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi ;
Pemberian Informasi Obat
Langkah Langkah sebagai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan : DOWA, ISO, DOEN
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pengertian Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi obat secara akurat, jelas dan terkini kepada
Dokter, Apoteker, Perawat, Profesi Kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan Sebagai pedoman untuk melaksanaan kegiatan pelayanan informasi obat
dan konsultasi secara akurat, mudah dimengerti, etis dan bijaksana
Prosedur a. Petugas memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep
pasien baik lisan maupun tertulis
b. Petugas melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara

112
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
sistematis untuk memberikan informasi
c. Petugas menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun
tertulis
d. Petugas menyampai informasi kepada pasien mengenai :
1. Nama, Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
2. Cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi : bagaimana
cara memakai obat, kapan harus mengkonsumsi/menggunakan
obat, seberapa banyak/dosis dikonsumsi, sebelum waktu sebelum
atau sesudah makan, frekuensi / rentang jam penggunaan obat
3. Peringatan atau efek samping obat
4. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
5. Tata cara penyimpanan obat
6. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
e. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet, dan lain-lain)
f. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Pelayanan informasi obat juga dapat dilaksanakan dimana saja, siapapun yang ingin
mendapatkan informasi obat dapat menanyakan kepada petugas PIO/ Apoteker di Apotek baik
113
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
melalui lisan ataupun tulisan. Contoh administrasi laporan kegiatan PIO : - Nama penanya -
Profesi penanya - Pertanyaannya - Kriteria pertanyaan (indikasi, efek samping obat,
ketersediaan, dll) - Jawaban - Literatur - Apoteker yang menjawab

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan pelaksanaan Rekonsilasi penggunaan obat minimal 2x secara
mandiri, setelah melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik
(preseceptor) dan 1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin
banyak anda lakukan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan
tindakan manajmen resiko di Apotek.

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan Persiapan pelaksanaan pelayanan farmasi klonik di Apotek dan
tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur Persiapan pemeriksaan pelayanan farmasi klinik
kepala di Apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di
dalam LK kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan Persiapan Perencanaan sediaan yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

114
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 a. Petugas memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep
pasien baik lisan maupun tertulis
b. Petugas melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara
sistematis untuk memberikan informasi
c. Petugas menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun
tertulis
d. Petugas menyampai informasi kepada pasien mengenai :
 Nama, Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
 Cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi : bagaimana
cara memakai obat, kapan harus mengkonsumsi/menggunakan
obat, seberapa banyak/dosis dikonsumsi, sebelum waktu sebelum
atau sesudah makan, frekuensi / rentang jam penggunaan obat
 Peringatan atau efek samping obat
 Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
 Tata cara penyimpanan obat
 Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
e. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet, dan lain-lain)
115
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
f. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
Hasil Pengamatan
1 Melakukan pemberian informasi obat kepada pasien
2 Mengisi formulir PIO minimal sebanyak 1x
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

116
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

117
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaksanaan dengan benar pelayanan pemberian informasi obat 8
1. Melakukan pemberian informasi obat kepada pasien
2. Mengisi formulir PIO minimal sebanyak 1x

118
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 12


PELAKSANAAN PELAYANAN SWAMEDIKASI KEPADA PASIEN DI APOTEK

I. TEORI
A. Pelayanan swamedikasi
Definisi swamedikasi merupakan Suatu tindakan “SELF CARE” untuk mengatasi segala
keluhan pada diri sendiri untuk penyakit atau gejala yang ringan dengan menggunakan
obat-obat OTC & OWA. Pemilihan dan penggunaan obat-obatan oleh individu, termasuk
obat herbal dan obat tradisional untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali
sendiri. Upaya untuk mengobati diri sendiri, biasanya untuk mengatasi keluhan dan
penyakit ringan seperti demam, nyeri, batuk dsb.

Faktor yang menyebabkan peningkatan pentingnya self care dan swamedikasi :


• Faktor sosio-ekonomi
• Gaya hidup
• Aksesibilitas
• ketersediaan produk baru
• Reformasi sektor kesehatan

Tujuan swamedikasi :
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal menolong dirinya sendiri untuk
mengatasi masalah kesehatan (kasus penyakit ringan)
 Meningkatkan kesehatan diri

Swamedikasi yang bertanggung jawab :


• Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan produk obat yang sudah terbukti
keamanan, khasiat dan kualitasnya,
• Obat yang digunakan adalah yang diindikasikan untuk kondisi yang dapat dikenali
sendiri dan untuk beberapa kondisi kronis atau berulang (setelah diagnosis medis awal).
Dalam semua kasus, obat-obatan ini harus dirancang khusus untuk tujuan tersebut,
dan akan membutuhkan dosis dan bentuk sediaan yang sesuai.

119
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
II. TINDAKAN PENGKAJIAN
Dalam kegiatan praktek klinik ini yang harus dilakukan adalah bagaimana Standard
Pelaksanaan (SPO) dianataranya :
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan :
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Pelayanan swamedikasi adalah penggunaan dan pemilihan obat-
PENGERTIAN obatan yang digunakan orang untuk mengobati penyakit maupun
gejala tanpa resep dokter
TUJUAN untuk pelaksanaan dan pengawasan pelayanan swa medikasi
1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan :
a. Patient assesment oleh apoteker untuk merespon keluhan
pasien
b. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai
dengan kebutuhan pasien. Bila diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut maka disarankan periksa ke dokter.
c. Obat dapat diberikan hanya untuk mengurangi keluhan.
d. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan
informasi lain yang mendukung pengobatan pasien/klien
berkenaan dengan keluhannya.

2. Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:


a. Dilihat ketersediaan obat di apotek
Langkah-langkah - Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya. Bila menurut
ilmu kefarmasian sudah tepat obat dapat diberikan. Bila
menurut ilmu kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan
patient assesment untuk membantu memilihkan obat
yang sesuai dengan kebutuhan pasien/klien
- Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan
aktif sama dari pabrik lain
b. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan
permintaan pasien (jenis dan jumlahnya)
c. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan
informasi lain yang mendukung pengobatan pasien/klien
berkenaan dengan keluhannya.
d. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk
monitoring penggunaan obat

120
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Pelayanan swamedikasi adalah penggunaan dan pemilihan obat-obatan yang digunakan
orang untuk mengobati penyakit maupun gejala tanpa resep dokter. Penerapan pelayanan
swamedikasi harus sesuai standar pengobatan yang wajar, yaitu tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, kewaspadaan terhadap efek samping obat dan interaksi obat. Sejalan dengan
perkembangan zaman, semakin banyak orang yang menerapkan pengobatan sendiri dari
semua lapisan masyarakat tidak hanya para sarjana. Faktor yang meningkatkan praktek
pengobatan sendiri antara lain kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan berbagai penyakit
serta media pemasaran.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan pelaksanaan pemantauan ruangan khusus minimal 2x secara
mandiri, setelah melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik
(preseceptor) dan 1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin
banyak anda lakukan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan
tindakan tersebut

121
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VI. Hasil Pengamatan
Lakukan tindakan Persiapan pelaksanaan pengelolaan ruangan di Apotek dan tuliskan
hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur Persiapan pemeriksaan Perencanaan kepala di
Apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan Persiapan Perencanaan sediaan yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila
kurang dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

122
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 1. Pasien datang dengan keluhan gejala sakit, dilakukan :
a. Patient assesment oleh apoteker untuk merespon keluhan pasien
b. Apoteker membantu untuk memilihkan obat yang sesuai dengan
kebutuhan pasien. Bila diperlukan pemeriksaan lebih lanjut maka
disarankan periksa ke dokter.
c. Obat dapat diberikan hanya untuk mengurangi keluhan.
d. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan
informasi lain yang mendukung pengobatan pasien/klien
berkenaan dengan keluhannya.

2. Pasien datang menanyakan obat tertentu, dilakukan:


a. Dilihat ketersediaan obat di apotek
- Bila obat ada maka ditanyakan jumlahnya. Bila menurut ilmu
kefarmasian sudah tepat obat dapat diberikan. Bila menurut
ilmu kefarmasian kurang tepat, perlu dilakukan patient
assesment untuk membantu memilihkan obat yang sesuai
dengan kebutuhan pasien/klien
- Bila obat tidak ada maka ditawarkan obat dengan bahan aktif
123
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
sama dari pabrik lain
b. Bila pasien setuju dilakukan pengemasan sesuai dengan
permintaan pasien (jenis dan jumlahnya)
c. Pemberian informasi tentang penggunaan obat tersebut dan
informasi lain yang mendukung pengobatan pasien/klien
berkenaan dengan keluhannya.
d. Pencatatan ke dalam buku pelayanan swamedikasi untuk
monitoring penggunaan obat

Hasil Pengamatan
1 Membuat video swamedikasi yang dilakukan di apotek
2 Mempelajari penggantian obat bila obat yang diminta pasien tidak
tersedia atau habis di apotek
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

124
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

125
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pelaksanaan pelayanan swamedikasi kepada pasien di apotek : 9
 Membuat video swamedikasi yang dilakukan di apotek
 Mempelajari penggantian obat bila obat yang diminta pasien
tidak tersedia atau habis di apotek

126
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

BAB III
PRAKTEK KLINIK PENERAPAN SUMBER DAYA KEFARMASI DI APOTEK

apt. Novycha Auliafendri S.Farm.,M.Si

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK 13


PRAKTEK KLINIK PENGELOLAAN STRUKTUR ORGANISASI DI APOTEK

I. TEORI
A. Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73 Tahun 2016 Apotek merupakan suatu
sarana pelayanan kesehatan khususnya kefarmasian sebagai tempat implikasi praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Dalam pelaksanaan praktik kefarmasian oleh Apoteker, harus
menjalankan standar pelayanan kefarmasian dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian, pengamanan, penyimpanan, ditribusi juga menyediakan kepastian hukum
bagi tenaga kesehatan bidang kefarmasian, memberikan perlindungan pasien serta
masyarakat tentang penggunaan perbekalan kefarmasian seperti obat-obatan secara
rasional untuk menjamin keselamatan dan keamanan pasien. Pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi yang terdiri atas obat, kosmetik dan alat kesehatan. Apotek
menyediakan pelayanan atas resep dokter maupun tidak dengan resep dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009, tugas
apotek adalah sebagai berikut:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain
obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika.
3. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamatan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian.

127
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
B. Stuktur Organisasi Apotek
Proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73
Tahun 2016 menjelaskan bahwa, struktur organisasi pada Apotek memiliki tujuan untuk
mengoptimasi kinerja Apotek dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Disusunnya struktur organisasi di Apotek membuat masing-masing pegawai
didalamnya memiliki wewenang serta tanggungjawab, berdasarkan jabatan yang
ditentukan. Struktur organisasi berperan dalam menjalankan sistem pada praktik
pelayanan kefarmasian.

Apoteker Pengelola Apotek Pemilik Sarana Apotek

Apoteker Pendamping

Tata Asisten apoteker Pelayanan Petugas Bendahara


Usaha dan Peracikan resep Gudang

Karyawan Juru Kasir


Pembantu Resep

Apoteker merupakan sebuah gelar profesi. Gelar ini diberikan untuk seseorang yang telah
berhasil menempuh pendidikan profesi apoteker.
Tugas Apoteker
 Memimpin seluruh kegiatan dalam apotek.
 Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan administrasi apotek.
 Membayar pajak apotek.
Tanggung jawab seorang apoteker adalah bertanggung jawab terhadap kelangsungan
perkembangan dari apotek yang dipimpin, dan bertanggung jawab terhadap pemilik dari
apotek itu sendiri.

128
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Asisten Apoteker
Salah satu elemen struktur organisasi apotek adalah asisten apoteker. Asisten apoteker
merupakan sebuah profesi pelayanan kesehatan di bidang Farmasi. Tugas asisten
apoteker ini adalah sebagai pembantu tugas dari apoteker dalam pekerjaan
kefarmasiannya.
Tugas Asisten Apoteker
 Mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya dalam memberikan pelayanan
obat bebas dan obat resep.
 Menyusun buku defecta setiap pagi, dan memelihara buku harga.
 Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
 Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggalnya, lalu digulung dan
disimpan.
 Memelihara kebersihan ruang peracikan obat, lemari obat, gudang, dan rak obat.
Dalam keadaan darurat, asisten apoteker harus bisa menggantikan pekerjaan sebagai
kasir, penjual obat bebas, dan berperan sebagai juru resep.
Tanggung jawab seorang pembantu apoteker adalah bertanggung jawab kepada apoteker.
Artinya, asisten apoteker akan bertanggung jawab atas kebenaran segala tugas yang
asisten apoteker selesaikan. Tidak boleh ada kesalahan, kekeliruan, kekurangan,
kehilangan, maupun kerusakan obat.

Seksi Pembelian
Elemen pelengkap lain dari struktur organisasi apotek ini adalah seksi pembelian. Untuk
tugas dari seksi pembelian ini cukuplah banyak.
 Melakukan pencatatan kegiatan pembelian ke buku pembelian.
 Melakukan tukar faktur kepada distributor.
 Mempersiapkan kelengkapan pembayaran hutang dagang.
 Membuat surat pemesanan berdasarkan defecta barang yang berasal dari gudang.
 Melakukan pemesanan dan pembelian barang.
 Memberikan informasi perubahan harga dari PBF.
Wewenang dari seksi pembelian ini adalah untuk memilih distributor yang
menguntungkan. Hal ini bisa dari segi kualitas barang, harga, dan potongan hargaya.

Seksi Gudang
 Menerima barang dari distributor.
129
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
 Menyimpan dan menyusun barang di gudang. Mengatur pengeluaran dari gudang
berdasarkan sistem FIFO.
 Mengeluarkan barang berdasarkan BPBA.
 Mencatat keluar masuknya barang dari gudang dalam kartu stok gudang.
 Memberikan informasi mengenai kondisi barang (obat) yang rusak. Dan barang yang
sudah mendekati kadaluarsa kepada petugas pembelian untuk melakukan penukaran.

Seksi Penjualan
 Merekapitulasi hasil penjualan tunai harian, dan penjualan kredit.
 Merekapitulasi jumlah harga obat yang berasal dari resep kredit berdasarkan masing-
masing debiturnya.
 Memisahkan resep kredit, dan tunai setiap hari.
 Membuat kwitansi atau faktur penjualan.

Seksi Peracikan
 Memeriksa kerasionalan obat, dan kelengkapan dari sebuah resep. Memeriksa kembali
resep yang sudah siap, dan menyerahkannya kepada konsumen.
 Menghitung dosis obat, menimbang, dan menyiapkan obat untuk racikan.

Seksi Tata Usaha


 Mengkoordinir, dan mengawasi seluruh kegiatan tata usaha.
 Memeriksa laporan keuangan.
 Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian.
 Memeriksa laporan hutang piutang.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Dalam kegiatan praktek klinik ini yang harus dilakukan adalah bagaimana Standar
Pelaksanaan (SPO) diantaranya :
Langkah-langkah:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan :
b. Tahap orientasi:

130
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Setiap mahasiswa mengisi Form checklist dibawah ini:
Kelengkapan
Perincian Persyaratan
Ada Tidak ada
Sumber daya manusia
Apotek sekurang- Apotek yang buka 24 (dua puluh
kurangnya terdiri dari 1 empat) jam sekurang-kurangnya
(satu) orang Apoteker harus memiliki 2 (dua) orang
Apoteker.
Apoteker penanggung
jawab dapat dibantu
Apoteker lain dan/atau
Tenaga Teknis
Kefarmasian, asisten
tenaga kefarmasian
dan/atau tenaga
administrasi
Jumlah Apoteker dan - Data jam operasional Apotek
tenaga lain disesuaikan - Data jam praktik Apoteker
dengan jam operasional - Tersedia analisa beban kerja
Apotek dan
mempertimbangkan
analisa beban kerja
Semua tenaga Dibuktikan dengan SIPA/SIPTTK
kefarmasian memiliki
surat izin praktik
Semua tenaga
kefarmasian sesuai
dengan standar profesi,
standar prosedur
operasional, standar
pelayanan, etika profesi,
menghormati hak pasien,
serta mengutamakan mutu
dan keselamatan pasien
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

131
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

III. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan antara lain:
1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. Ringkasan
Proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73
Tahun 2016 menjelaskan bahwa, struktur organisasi pada Apotek memiliki tujuan untuk
mengoptimasi kinerja Apotek dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Disusunnya struktur organisasi di Apotek membuat masing-masing pegawai
didalamnya memiliki wewenang serta tanggungjawab, berdasarkan jabatan yang
ditentukan. Struktur organisasi berperan dalam menjalankan sistem pada praktik
pelayanan kefarmasian.

V. Prosedur Praktik Klinik


Lakukanlah tindakan pengelolaan struktur organisasi di apotek secara mandiri, setelah
melakukan 1x observasi tindakan yang dilakukan oleh pembimbing klinik (preseceptor) dan
1x tindakan yang anda lakukan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak anda
lakukan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan tindakan.

VI. Hasil Pengamatan


Lakukan tindakan persiapan pelaksanaan pengelolaan struktur organisasi di apotek dan
tuliskan hasil pengamatan dari tindakan tersebut ke dalam bentuk laporan.

VII. Pelaporan Hasil Praktik Klinik


Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pelaksanaan pengelolaan SIPNAP?
Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di dalam LK
kelompok dan individu.
132
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

VIII. Ujian Praktik Klinik


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik. Ujian
praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi.
2. Ujian praktik klinik menilai prosedur tindakan yang anda lakukan apakah sesuai dengan
SOP tindakan Persiapan Perencanaan sediaan yang telah disediakan (terlampir).
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai anda mencapai 75 atau lebih maka anda dinyatakan lulus. Bila kurang
dari 75 maka harus mengulang (format penilaian terlampir).

133
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Setiap mahasiswa mengisi Form Check List dibawah ini :

134
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

Hasil Pengamatan
1 Mengetahui struktur organisasi yang ada di apotek
2 Mengetahui tupoksi Tenaga Teknis kefarmasian di apotek
3 Mengetahui persyaratan administrasi dari Tenaga Teknis kefarmasian
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

135
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

136
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengelolaan struktur organisasi di apotek : 5
 Mengetahui struktur organisasi yang ada di apotek
 Mengetahui tupoksi Tenaga Teknis kefarmasian di apotek
 Mengetahui persyaratan administrasi dari Tenaga Teknis
kefarmasian

137
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

KEGIATAN PRAKTIK KLINIK 14


PRAKTIK KLINIK PENERAPAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA DI
APOTEK

I. TEORI
A. Sarana dan Prasarana
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana Apotek dapat
menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta
kelancaran praktik Pelayanan Kefarmasian.
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan Kefarmasian di
Apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan Resep
Ruang penerimaan Resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat penerimaan Resep, 1
(satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang penerimaan Resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan Resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi
rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan sekurang-kurangnya
disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer ruangan,
blanko salinan Resep, etiket dan label Obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya
dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin ruangan (air
conditioner).
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat berupa konter penyerahan Obat yang dapat digabungkan
dengan ruang penerimaan Resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi konseling,
lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan
konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.
5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

138
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban,
ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Ruang
penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC),
lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari
penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta
Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.

II. TINDAKAN PENGKAJIAN


Pengkajian yang dilakukan meliputi :
Langkah Langkah sebagai berikut:
a. Tahap pra :
 Identifikasi kebutuhan
 Siapkan alat dan bahan :
b. Tahap orientasi:
 Pahami Kebutuhan penggolongan Obat
c. Tahap kerja
Setiap mahasiswa mengisi Form checklist dibawah ini:
Kelengkapan
Perincian Persyaratan
Ada Tidak ada
Prasarana
Sumber air bersih - Sumber air bersih tersedia
dan sanitasi - Tersedia tempat sampah yang memenuhi
persyaratan
Instalasi listrik Sistem kelistrikan dan penempatannya harus
mudah dioperasikan, diamati, dipelihara,
tidak membahayakan, tidak mengganggu
lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain.
Jika Apotek menyediakan vaksin, maka
Apotek harus memastikan suplai listrik tidak
terputus untuk fasilitas pendingin.
Instalasi sirkulasi Ventilasi ruang pada bangunan Apotek, dapat
udara berupa ventilasi alami dan/atau ventilasi
mekanis. Setiap ruang diupayakan proses udara
di dalam ruang bergerak dan terjadi pertukaran
antara udara di dalam ruang dengan udara dari
luar
Penerangan Penerangan cukup untuk menjamin kegiatan
139
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
pelayanan
Pencegahan dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR
penanggulangan
kebakaran
Sistem Alat komunikasi dapat berupa telepon kabel,
komunikasi seluler, radio komunikasi, ataupun alat
komunikasi lainnya
Papan nama Memuat informasi paling sedikit berupa nama
Apotek Apotek, nomor Izin Apotek dan alamat
Apotek.
Papan nama Memuat informasi paling sedikit berupa nama
praktik Apoteker, nomor Surat Izin Praktik Apotek
Apoteker (SIPA) dan jadwal praktik Apoteker.
Sarana ruang apotek
Ruang Terdapat pada bagian paling depan dan mudah
pendaftaran/ terlihat
penerimaan Resep
Ruang pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di
Resep dan Apotek
peracikan
Ruang Ruang penyerahan dapat digabungkan dengan
penyerahan dan ruang penerimaan resep selama dapat
pemberian digunakan sesuai fungsi masing-masing.
informasi
Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan,
dan BMHP
Ruang Konseling Dapat menjamin privasi pasien dan komunikasi
dua arah antara Apoteker dan pasien.
Ruang Ruang penyimpanan harus memperhatikan
penyimpanan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban,
Sediaan Farmasi, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu
Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP
dan BMHP. dan keamanan petugas
Ruang Pada ruang penyimpanan dokumen
Penyimpanan administrasi dan data sekurang-kurangnya
dokumen tersedia:
administrasi Lemari buku, Blanko pesanan obat, Blanko
dan data kartu stok Obat, Blanko salinan Resep, Blanko
faktur dan blanko nota Penjualan, Buku
pencatatan obat
Narkotika, Buku pesanan obat Narkotika Form
laporan obat Narkotika, Buku pencatatan obat
Psikotropika, Buku pesanan obat Psikotropika,
Form laporan obat psikotropika

d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi hasil

140
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
 Mendokumentasikan hasilnya
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat

III. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Klinik PKL
2. Buku ADL
3. Alat untuk mencatat (alat tulis)
4. Komputer/Laptop
5. Meja, kursi
6. Buku referensi

IV. RINGKASAN
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran.

V. PROSEDUR PRAKTIK KLINIK


Lakukanlah pengkajian, kemudian analisa data, pelaksanaan manajemen farmasi apotek,
penentuan intervensi, implementasi, dan evaluasi kefarmasian. Di dalam pengkajian juga
sudah mencakup keterampilan klinik yang harus dicapai yaitu manajmen pengelolaan obat
dan manjemen penilaian Persediaan obat. Masing-masing tindakan dilakukan minimal 2x
secara mandiri, setelah melakukan 1x observasi yang dilakukan oleh pembimbing klinik
(preceptor) dan melakukan 1x tindakan dengan didampingi oleh preceptor. Semakin banyak
anda lakukan tindakan, maka anda akan semakin mahir dan terampil dalam melakukan
tindakan asuhan kefarmasian pemilihan sediaan farmasi apotek berdasarkan PMK 73 Tahun
2016.

VI. HASIL PENGAMATAN


Lakukan asuhan kefarmasian dan keterampilan klinik di Apotek yang sesuai penjelasan di
atas. Data hasil pengkajian kemudian dianalisis dan menentukan Pengendalian mutu
Pelayanan Kefarmasian.

141
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
VII. PELAPORAN HASIL PRAKTIK KLINIK
Bagaimana hasil pelaksanaan prosedur persiapan pelaksanaan pengelolaan sarana dan
prasarana di apotek? Laporan tindakan pengkajian diisi dalam log book (terlampir) dan juga di
dalam LK kelompok dan individu.

VIII. UJIAN PRAKTIK KLINIK


1. Saat praktik klinik di Apotek, anda akan melaksanakan ujian praktik klinik.
Ujian praktik klinik akan dinilai oleh pembimbing klinik dan institusi
2. Ujian praktik klinik terdiri dari responsi LP berdasarkan kasus, pen yu sunan
asuhan kefarmasian serta responsi kasus dengan pembimbing klinik dan
institusi.
3. Format penilaian untuk ujian praktik klinik terlampir.

IX. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Bagaimana hasil ujian praktik klinik yang anda lakukan? Bagaimana feedback dari
pembimbing? Bila nilai laporan askep anda mencapai 68 atau lebih maka anda dinyatakan
lulus. Bila kurang dari 68 maka harus mengulang. Sedangkan bila tindakan kefarmasian yang
anda lakukan mencapai 75 atau lebih anda dinyatakan lulus, bila nilai di bawah 75 maka harus
mengulang.

142
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 1
FORMAT PROSEDUR
PRAKTIK KLINIK FARMASI APOTEK
Nama : .................................................................................................
NIM : .................................................................................................
Tanggal : .................................................................................................
Penguji : ..................................................................................................

NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak


Persiapan alat
1 Modul Klinik PKL
2 Buku ADL
3 Alat untuk mencatat (alat tulis)
4 Komputer/Laptop
5 Meja, kursi
6 Buku referensi
Tahap Afektif
1 Disiplin dan tanggung jawab
2 Komitmen dan Integritas
3 Menghargai dan Menghormati
4 Kreativitas
5 Kerja Sama dengan Team
6 Penampilan dan Keterampilan Busana
Tahap Psikomotorik
1 Mampu mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis
habis pakai Habis Pakai
Tahap Kerja
1 Setiap mahasiswa mengisi Form Check List dibawah
ini:

143
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

Hasil Pengamatan
1 Mengidentifikasi kelengkapan sarana dan prasarana di apotek meliputi :
Ruang penerimaan resep
- Ruang pelayanaan resep dan peracikan,
- Ruang penyerahan obat
- Ruang konseling,
- Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP, serta
- Ruang arsip
144
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

2 Memeriksa sebanyak 10 daftar sediaan obat dan alkes sesuai kondisi,


pengecekan suhu pada ruang penyimpanan : sediaan Obat jadi, bahan
baku, Alat Kesehatan, BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)
Tahap Terminasi
1 Simpulkan hasil kegiatan
2 Lakukan Briefing atas kesimpulan temuan kegiatan yang dilakukan
3 Lakukan Kontrak selanjutnya
Dokumentasi
1 Jenis Sediaan
2 Tempat Pelaksanaan
3 Tanggal pelaksanaan
4 Nama & ttd petugas
Sikap
1 Teliti
2 Empati
3 Memperhatikan keamanan
4 Sistematis
SCORE:
REKOMENDASI:

Medan,...............................

(........................................)

145
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 2
FORMAT PENILAIAN
Skala Penilaian
Item yang 0 1 2 3 Nilai
Dinilai
Persiapan Alat Tidak Bila alat Bila alat yang Bila alat yang
(Bobot) menyiapkan yang disiapkan sesuai disiapkan
alat disiapkan SOP minimal 8 lengkap sesuai
minimal 4 item SOP
item
Ranah Tidak Hanya Melakukan 5 Melakukan
Afektif melakukan melakukan 2 tahap Afektif semua tahap
(Bobot) tahap Afektif tahap Afektif Afektif
Ranah Tidak Tidak Hanya Melakukan
Psikomotorik melakukan dan memahami memahami tahap dan
(Bobot) tidak tujuan tujuan memehami
memahami psikomotorik psikomotorik orientasi
tahap psikomotorik
psikomotorik dengan benar
Tahap Kerja Tidak Hanya Melakukan 4-7 Melakukan
(Bobot 7) melakukan melakukan 1- tahap dari 8 semua tahap
semua tahap 3 tahap kerja tahap kerja yang atau seluruh
kerja dari 8 tahap harus dilakukan taha8 tahap)
yang harus kerja dengan
dilakukan baik
Tahap Tidak Hanya Melakukan 2 Melakukan
Terminasi melakukan melakukan 1 dari tahap semua tahap (3
(Bobot) tahap tahap dari 3 terminasi tahap)
terminasi tahap terminasi
terminasi dengan benar
Dokumentasi Tidak Hanya Mendokumen Mendokument
melakukan mendokument tasikan 1-3 item asikan 4 item
dokumentasi asikan 1-2 atau semua
item item (4 item)
Sikap (Bobot) Tidak Menunjukka Menunjukkan 3 Menunjukkan
menunjukkan n 1-2 sikap sikap seluruh sikap
sikap yang interaksi (4 sikap)
baik kepada yang baik dengan baik
pasien pada pasien
Komentar :

Nilai Akhir = ……
Nilai ≥ 75 : Lolos Materi Topik I Lanjut Topik II

Nilai < 75 : Ulangi materi dan praktik klini

Tanda Tangan Mahasiswa Tanda Tangan Penguji

(…………………………) (...............................................)

146
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK

Tanggal PKL
:………………………………………………………………………………
Tempat PKL
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Penerapan Keterampilan Teknis Skor Nilai


Aspek Yang di Nilai:
1. Pengelolaan sarana dan prasarana di apotek : 7
 Mengidentifikasi kelengkapan sarana dan prasarana di apotek
meliputi : Ruang penerimaan resep
- Ruang pelayanaan resep dan peracikan,
- Ruang penyerahan obat
- Ruang konseling,
- Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP,
serta
- Ruang arsip
 Memeriksa sebanyak 10 daftar sediaan obat dan alkes sesuai
kondisi, pengecekan suhu pada ruang penyimpanan : sediaan
Obat jadi, bahan baku, Alat Kesehatan, BMHP (Bahan Medis
Habis Pakai)

147
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k

FORMAT PENILAIAN
KETERAMPILAN SKILL KLINIK

Nama Mahasiswa : NIM :

Hari Prosedur Aspek yang Dinilai Rata- Preseptor


No.
Tgl Keterampilan 1 2 3 4 5 Rata Nama Ttd

Aspek yang Dinilai:


1. Kemampuan mengelola sediaan farmasi, Alat kesehatan, Dan Bahan medis habis pakai
Habis
2. Profesioalisme
- Menunjukkan sikap hormat, empati, percaya pada pasien, percaya diri, dan sensitive
terhadap penyakit atau penderitaan klien.
- Kemampuan menjelaskan prosedur kepada klien dan atau keluarganya.
- Memperhatikan aspek keselamatan pasien.
- Menunjukkan teknik aseptik dan bersih serta mengimplementasikan standar tindakan
pencegahan universal (universal precaution).
3. Kemampuan melakukan keterampilan
- Mempersapkan alat dan bahan yang sesuai.
- Ketepatan tahap tindakan.
148
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
- Keefektifan waktu dan tindakan, alat, dan tempat.
4. Kemampuan memberikan konsultasi/pendidikan kesehatan
- Kemampuan memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuan klien.
- Kemampuan mengevaluasi pemahaman klien.
- Kemampuan menggunakan media yang sesuai.
.
Penilaiaan
Grade Nilai Keterangan
A 79-100 Sangat Baik
B 68-78 Baik
C 56-67 Cukup
D 44-55 Kurang
E ≤ 44 Gagal

149
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
FORMAT PENILAIAN LOG BOOK

Stase :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Periode Praktik :

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai


1. Kelengkapan isi 20
2. Pencapaian target kompetensi kasus ≥ 75 % 20
3. Pencapaian target kompetensi skill ≥ 75 % 20
4. Kelengkapan lembar kendali pengumpulan tugas 20
5. Kedisiplinan 20
Total 100
Tanggal dan Paraf Preseptor

Medan, ………,………………20….
Preseptor

(………………………………………)

150
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
FORMAT PENILAIAN UJIAN PROFESI KLINIK

Tanggal Ujian
:………………………………………………………………………………
Tempat Ujian
:………………………………………………………………………………
Nama Mahasiswa
:………………………………………………………………………………
NIM
:………………………………………………………………………………
Stase
:………………………………………………………………………………

No Aspek Yang Dinilai Skor Nilai


Proses Kefarmasian
A. Pengkajian 20
1. Keterampilan Pemeriksaan Fisik
2. Ketepatan Data
3. Kelengkapan Data
4. Relevensi dan Nyata
5. Analisa dan Sintesa
6. Perumusan
B. Perencanaan 10
1. Perioritas Masalah
2. Tujuan
3. Kriteria Keberhasilan
4. Rencana Tindakan dan Rasional
C. Implementasi 20
1. Prosedur Kefarmasian
2. Menciptakan lingkungan traupeutik
3. Pendidikan Kefarmasian
4. Kolaborasi
5. Interaksi Klien
6. Perilaku & Penampilan Profesional
7. Advokasi
8. Ketepatan Pelaksanaan Tindakan

151
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
9. Keterampilan Komunikasi Terapeutik
10. Menilai Respon Klien Kembali
11. Dokumentasi Kefarmasian
D. Evaluasi 10
1. Kesesuaian Kriteria Keberhasilan
2. Penilaian Secara Obyektif
3. Pengamatan Perubahan
4. Pengambilan Keputusan
E. Responsi 40
1. Pengetahuan mengerial dan Klnik
2. Rencana Kefarmasian
3. Tindakan Kefarmasian
 Prosedur
 Pendidikan
 Kolaborasi
4. Studi Obat
5. Proses Kefarmasian
TOTAL 100

Medan, ………………………20…..
Preseptor

(………………………………………………)

152
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
FORMAT PENILAIAN KASUS KELOMPOK/MINGGUAN

Nama Mahasiswa :
NIM :
Periode Praktik :

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai Mahasiswa


1. Tepat waktu dalam penelitian 20
2. Kelengkapan laporan
(Laporan pendahuluan, Asuhan
Kefarmasian)
3. Proses responsi (tanya jawab) 20
4. Performance mahasiswa : attitude, 20
critical thingking, dan logical
thingking dan komunikasi dalam
penyampaian jawaban
5. Revisi sesuai arahan pembimbing 20
Total 100
Tanggal dan Paraf Preseptor

Medan, ………………………20…
Preseptor

(………………………………………)

153
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
FORMAT PENILAIAN SEMINAR KASUS

Judul :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Periode Praktik :
PENYAJI

Nilai Mahasiswa
No Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4 5 6 7
1. Kemampuan mempresentasikan 20
overview kasus
2. Organisasi/efisiensi dalam proses 20
penyampaian kasus
3. Pengetahuan/knowledge selama 20
diskusi kasus
4. Kemampuan mendiskusikan prinsip- 20
prinsip dasar terhadap topik yang
dibahas
5. Performance mahasiswa: attitude, 20
critical thingking, dan logical
thingking dalam penyampaian
pendapat/pertanyaan.
Total 100
Tanggal dan Paraf Preseptor

Keterangan Nama Mahasiswa :


1……………………………………..
2……………………………………..
3……………………………………..
4……………………………………...
5……………………………………..
6……………………………………..
7……………………………………..

Medan, ………………………20…
Preseptor

(………………………………………)

154
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
FORMAT PENILAIAN SEMINAR KASUS

Judul :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Periode Praktik :
PESERTA
Nilai Mahasiswa
No Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4 5 6 7
1. Partisipasi selama diskusi 20
2. Tingkat Persiapan pengetahuan 20
knowledge selama diskusi
3. Kemampuan mendiskusikan prinsip- 20
prinsip dasar terhadap topik yang dibahas
4. Kemampuan mendiskusikan prinsip- 20
prinsip dasar terhadap topik yang dibahas
5. Performance mahasiswa: attitude, 20
critical thingking, dan logical thingking
dalam penyampaian pendapat/pertanyaan.
Total 100
Tanggal dan Paraf Preseptor
Keterangan Nama Mahasiswa :
1……………………………………..
2……………………………………..
3……………………………………..
4……………………………………...
5……………………………………...
6……………………………………...
7……………………………………...
Medan, ………………………20…
Preseptor

(………………………………………)
155
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL

Penilaian perilaku profesional (professional behavior) dilakukan setiap stase.


Penilaian dilakukan oleh preseptor dan dilakukan berdasarkan pengamatan secara terus
menerus terhadap perilaku yang dapat diamati (observable behavior) selama stase. Penilaian
perilaku profesional dilakukan pada akhir stase oleh preseptor.

Hasil penilaian akan direkap pada akhir stase untuk dapat menentukan mehasiswa
lulus atau tidak pada setiap stase. Apabila mahasiswa melakukan dengan minimal cukup pada
semua item penilaiaan, maka akan diberikan surat keterangan lulus. Apabila mahasiswa
melakukan suatu pelanggaran terhadap perilaku profesional tertentu, maka tindak lanjut
(punishment) dapat disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran tersebut yaitu peringatan
lisan, konseling, peringatan tertulis, tidak lulus, skorsing, dan mengulang stase.

No. Item Penilaian Keterangan


Tepat waktu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan
1.
menyelesaikan tugas.
Menghormati orang lain (pasien dan keluarga, sesama teman
2.
mahasiswa, dokter, perawat, petugas administrasi, dll).
Bekerja sama secara baik denga teman mahasiswa dan petugas
3.
kesehatan lain.
Memperhatikan dan mendahulukan kepentingan pasien diatas
4.
kepentingan diri sendiri (termasuk suka menolong).
Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan, laboratorium, dan
5.
terapi sesuai dengan hasil sebenarnya.
6. Tidak melakukan pemalsuan dokumen atau tanda tangan.
Mengerjakan tugas ilmiah secara mandiri atau tidak menjiplak
7.
karya teman.

Penilaian berupa deskripsi perilaku yang diamati oleh penilai: *(Baik, Cukup, Kurang)
SARAN:
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

156
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Medan, ………………………20…
Preseptor

(………………………………………)

157
 P a n d u a n P r a k t i k K e r j a L a p a n g a n A p o t e k
REKAPITULASI NILAI AKHIR STASE

RANGKUMAN NILAI STASE

No Jenis Kegiatan Bobot Nilai Rata Hasil


1. Kehadiran 5%
2. Tugas (Log Book dan Laporan Kasus) 20 %
3. Seminar Kasus 25 %
4. Directly Observed Procedural Skill (DOPS) 50 %
Jumlah 100 %
A. Attitude Baik / Cukup / Kurang

SKALA PENILAIAN
No Bobot Nilai Keterangan
A 79 – 100 Sangat Baik Lulus
B 68 – 78 Baik Lulus
C 56 – 67 Cukup Mengulang Ujian
D 44 – 55 Kurang Mengulang Ujian Dengan Penugasan
E ≤ 44 Gagal Mengulang Separuh Dinas, Penugasan dan
Ujian

Ket : Kelulusan mahasiswa dinyatakan lulus stase bila telah mencapai nilai minimal 68
(B) dan perilaku profesional minimal cukup

158

Anda mungkin juga menyukai