Modul Penanganan Problema Produksi
Modul Penanganan Problema Produksi
LABORATORIUM
PENANGANAN PROBLEMA PRODUKSI
DISUSUN OLEH :
TIM LABORATORIUM HULU MIGAS
PENANGANAN PROBLEMA PRODUKSI
2023
KATA PENGANTAR
1. Fungsi
1.1 Sebagai sarana untuk melakukan praktik atau
penerapan atas teori yang sudah didapat, serta
mengoptimalkan pengelolaan laboratorium
penanganan problema produksi.
1.2 Sebagai sarana penelitian tugas akhir dan sumber
pembelajaran bagi dosen maupun mahasiswa
Teknik Produksi Migas.
1.3 Pusat workshop, pengembangan SDM serta wadah
layanan terhadap civitas akademika dalam
meningkatkan pembelajaran khususnya di bidang
penanganan problema produksi.
2. Strutktur Laboratorium
2.1. Kepala laboratorium adalah tenaga edukatif yang
ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam
laboratorium dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan yang ada di laboratorium hulu migas.
2.2. Laboran adalah seorang yang membantu pelaksanaan
kegiatan dan teknis operasional serta mempersiapkan
peralatan dan bahan untuk kegiatan penelitian.
2.3. Asisten Laboratorium adalah mahasiswa yang diseleksi
dan ditetapkan oleh Kepala Laboratorium untuk
memberikan penjelasan materi praktikum serta memandu
jalannya praktikum.
2.4. Praktikan atau Peserta Praktikum adalah mahasiswa yang
telah terdaftar untuk mata kuliah yang bersangkutan pada
Koordinator Laboratorium
Rahmadsyah, S.T., M.Sc. / 198002242011031001
Laboran
Susilo Nuryani / 197107121991031002
I. EMULSI ............................................................................. 14
I.1 TUJUAN
1. Memahami prinsip dasar emulsi yang terlarut dalam
crude oil.
2. Memahami bagaimana dan mengapa emulsi bisa
terbentuk.
3. Memahami proses pemecahan emulsi.
4. Memahami prosedur penggunaan Centrifuge ASTM
D-4007
No Nama Gambar
Alat
1 Gelas
Ukur
2 Centrifuge
ASTM
D-4007
4 Hand
Gloves
2 Toluene
II.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik parafin.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi solvent terhadap
sifat paraffin pada minyak mentah.
3. Memahami prosedur penggunaan Cooling Bath.
2 Termometer
5 Gelas Ukur
6 Cooling Bath
2 Toluena
S
II.6 PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur Pengukuran dengan Cooling Bath
1. Hidupkan peralatan uji Pour Point sampai suhu bath
stabil pada suhu peralatan yang telah ditentukan.
2. Persiapkan sampel crude oil (CO) yang akan di uji
Pour Pointnya.
III.1 TUJUAN
1. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi korosi.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi asam terhadap
kecepatan penghilangan karat.
1. Proteksi Katodik
Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau
setidak-tidaknya untuk memperlambat proses korosi
tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar
logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu
bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya
meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam
larutan yang ada sehingga logami tersebut berkarat.
Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus
elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang dan
akan menahan melawan arus electron dari logam yang
didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi
daerah katoda. Inilah yang disebut Cathodic
Protection. Dalam hal diatas elektron disuplai kepada
logam yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga
elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu
diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dan
logam yang diproteksi. Anoda buatan tersebut ditanam
dalam suatu elektrolit yang sama (dalam hal ini tanah
lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan
2 Pinset
3 Timbangan
5 Oven
6 Stop Watch
7 Labu Takar
2 Paku
Berkarat