Judul : Identifikasi Biaya Transaksi di Pasar Input Usaha Perikanan Tangkap (Studi
Kasus di Pantai Sendangbiru, Malang).
Penulis : Anthon Efani, Asfi Manzilati , Yenny Kornitasari. Tahun Terbit : 2019. Volume : Vol. 14, No. 2. P-ISSN/E-ISSN : 2088-8449/2527-4805. Penerbit : Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Sinta : S2. Ketersediaan input produksi serta kedekatan akses nelayan pada pasar input merupakan hal penting dalam kegiatan usaha. Berdasarkan pada hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terbentuknya biaya transaksi pada kegiatan usaha perikanan tangkap di Sendangbiru dan menganalisis biaya transaksi yang terdapat di pasar input usaha perikanan tangkap. Potensi sumber daya ikan tuna di Pantai Sendangbiru menjadikan Kabupaten Malang sebagai penghasil ikan tuna terbesar di Jawa Timur (Jaya, Wiryawan & Simbolon, 2017). Pencapaian ini diharapkan dapat menjadikan Sendangbiru sebagai sentra perdagangan ikan tuna. Hal ini sejalan dengan laporan UPT P2SKP Pondok dadap yang menunjukkan produksi tahunan ikan tuna di Sendangbiru pada tahun 2017 sebesar 75.516.146 kg. Hasil tangkapan tuna yang didaratkan di pelabuhan mencapai ratusan ton per hari. Kondisi ini tentu saja memicu peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pesisir dan nelayan yang berbanding lurus dengan kesejahteraan mereka. Melimpahnya sumber daya alam Sendangbiru telah menjadi daya tarik bagi masyarakat dari daerah lain. Terbukti dari keberagaman penduduk Sendangbiru yang terdiri dari penduduk asli dengan mayoritas suku jawa serta penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan (Bugis), Kalimantan dan Madura. Selain ketersediaan modal, ketersediaan input produksi serta kedekatan akses nelayan pada pasar input merupakan hal penting dalam kegiatan usaha. Karena salah satu hal utama yang mempengaruhi usaha penangkapan adalah aktifitas penangkapan yang salah satunya adalah pemenuhan perbekalan selama melaut Efani (2010). Maka untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi maka akses pelaku usaha ke pasar input harus dekat dan mudah (Zakaria, 2009 dalam Siswoyo, Setyono & Fuah, 2013). Dalam praktiknya terdapat kelembagaan yang mengatur mekanisme pasar input sebuah kegiatan usaha. Misalnya akses untuk masuk dalam mekanisme pasar serta kemudahan dalam mendapatkan barang yang dibutuhkan. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa terdapat kelembagaan yang mengatur hampir keseluruhan kegiatan usaha di Sendangbiru termasuk dalam pemenuhan input produksi, dan Informasi mengenai pengaruh input produksi sangat diperlukan agar usaha penangkapan berjalan optimal dengan penggunaan input produksi yang efektif dan efisien agar dapat meningkatkan pendapatan nelayan (Alhuda, Anna & Rustikawati, 2016). Dengan demikian, penelitian ini penting dilakukan untuk menguraikan sistem pasar input di Sendangbiru serta mengidentifikasi biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha penangkapan. Karena biaya transaksi yang muncul pada pasar input (input produksi) mengakibatkan harga barang menjadi lebih mahal, sehingga dapat menurunkan kapasitas nelayan untuk melakukan kegiatan produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian, terbentuknya biaya transaksi pada usaha perikanan muncul ketika kontrak bisnis antara nelayan dan pengambek telah disepakati. Meskipun kontrak bersifat informal, namun kontrak tersebut merupakan kelembagaan yang eksis dan mengatur seluruh kegiatan usaha perikanan tangkap di Sendangbiru. Biaya transaksi di pasar input usaha perikanan tangkap di Pantai Sendangbiru terdiri dari biaya komunikasi, selisih harga pada barang – barang input produksi yang disediakan oleh pengambek, dan biaya jasa pengiriman perbekalan oleh kuli bongkar ke kapal nelayan. Judul : Analisis Struktur Pasar serta Hubungan antara Tenaga Kerja dan Kapital dalam Proses Produksi Produk Olahan Kayu Setengah Jadi PT. Yori Masa Company Tahun 2015. Penulis : Herdella Maulin Anisa Velayatie. Tahun Terbit : 2017. Volume : Vol. 6, No. 1. P-ISSN/E-ISSN : 2303-8203/2715-6419. Penerbit : Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Sinta : -. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana struktur pasar serta hubungan antara tenaga kerja dan kapital dalam proses produksi produk olahan kayu setengah jadi PT. Yori Masa Company tahun 2015. Struktur pasar untuk jenis pasar output dan pasar input. Serta, hubungan antara tenaga kerja dan kapital dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang berlimpah.Menurut Statistik Kehutanan Indonesia (2012) sekitar 52,3% wilayah Indonesia atau 99.600.000.000 ha merupakan kawasan hutan.Kawasan hutan yang luas menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor produk olahan kayu di dunia. Ekspor produk olahan kayu masuk dalam daftar sepuluh besar dalam “Peran Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri” yang diterbitkan oleh Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dalam website resmi. Salah satu perusahaan Indonesia yang melakukan kegiatan bisnis ekspor produk olahan kayu adalah PT. Yori Masa Company. PT. Yori Masa Company merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produk olahan kayu setengah jadi. Menurut Russel dan Taylor (2003), produksi sering didefinisikan sebagai proses transformasi dari berbagai input (seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan dana) diubah menjadi output berupa barang dan jasa. Fungsi produksi CobbDouglas merupakan fungsi yang paling sering digunakan dalam penelitian empiris. Fungsi ini juga meletakkan jumlah output merupakan fungsi dari modal (K) dan tenaga kerja (L). Case and Fair (2012) permintaan pada pasar output adalah jumlah atau banyaknya unit suatu produk yang akan dibeli oleh rumah tangga pada suatu periode tertentu jika rumah tangga tersebut bisa membeli semua yang diinginkannya pada harga pasar saat ini. Menurut Nicholson (2005) permintaan seseorang atau suatu masyarakat akan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Case and Fair (2012) permintaan turunan adalah permintaan untuk sumber daya (input) tergantung pada permintaan output dimana sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Case and Fair (2012) penawaran pada pasar output adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Sumber dari penawaran pada pasar input atau pasar tenaga kerja adalah rumah tangga. Rumah tangga menyediakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kemampuan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksi. Menurut Mankiw (2003) penawaran merupakan keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga yang ditentukan oleh beberapa faktor. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang memanfaatkan wawancara terbuka dan pengamatan langsung di lapangan. Untuk mengetahui struktur pasar serta hubungan antara tenaga kerja dan kapital dalam proses produksi produk olahan kayu setengah jadi PT. Yori Masa Company, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode yaitu studi kepustakaan, media internet, wawancara dan pengamatan langsung. Setelah mendapatkan data-data tersebut, peneliti akan melakukan analisis data dengan membandingkan keadaan antara dilapangan dan teori yang ada. Hasil yang didapatkan struktur pasar untuk jenis output adalah pasar oligopoli dan jenis pasar input adalah pasar oligopsoni, sedangkan hubungan antara tenaga kerja dan kapital memiliki dua kondisi yaitu ketika mesin produksi beroperasi secara normal atau hubungan komplementer dan ketika mesin produksi mengalami gangguan untuk beroperasi atau hubungan substitusi.