Laporan Praktikum Limbah 1
Laporan Praktikum Limbah 1
Disusun Oleh :
Dita Kurnia
NPM 21420026
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui adanya kandungan ion-ion tertentu, zat organik atau yang
lainnya sebelum dilakukan analisis kuantitatif
1 Kekeruhan 2,00
2 Warna 5,00
3 Besi 0,10
4 Mangan 0,05
9 Alkalinitas 75,00
11 Silikat 11,00
12 Sulfat 100,00
13 Klorida 100,00
14 Kalsium 10,0
15 Magnesium 5,0
16 Bikarbonat 200,00
III. Percobaan
3.1 Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Penjepit
4) Penangas air
5) Batang pengaduk
3.2 Bahan
1. Analisis kualitatif Ca2+ 4. Analisis kualitatif Fe3+
- CH3COOH 10% - HCl
- Ammonium oksalat - Kalium ferosianida
2. Analisis kualitatif Mg2+ - KCNS
- Quinalizarin-alkali 5. Analisis kualitatif Al3+
- NaOH 10 % - Natrium asetat
3. Analisis kualitatif Fe2+ - Aluminon
- HCl 6. Analisis kualitatif Mn2+
- Kalium ferisianida - H2SO4 4N
- KIO4 padat
7. Analisis kualitatif SiO2 - AgNO3 0,1 N
- HCl 9. Analisis kualitatif SO 42-
- Ammonium molibdat 5% - HCl 4N
- Benzidine - BaCl2 0,5N
- Natrium asetat 10. Analisis kualitatif zat
8. Analisis kualitatif Cl- organic
- HNO3 4N - H2SO4 10%
- KMnO4 0,01 N
2) Magnesium (Mg2+)
- 2 ml contoh air dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Tambahkan 5-10 tetes Quinalizarin alkali sampai warna merah.
- Tambahkan 5 tetes NaOH 10% berubah menjadi biru ungu, kemudian
dipanaskan.
Jika terdapat endapan biru berarti contoh uji mengandung magnesium, atau
pada 2 ml air contoh di dalam tabung reaksi :
- Ditambahkan NaOH 10%.
- Ditambahkan 5 tetes magneson, kemudian dipanaskan.
Jika terdapat endapan biru terpisah maka air contoh mengandung
magnesium.
3) Besi (Fe)
(1) Ferro (Fe2+)
- 1 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 tetes HCl sebagai pengasam.
- Ditambahkan 2-3 tetes K3Fe(CN)6 (Kalium Ferrisianida)
Jika terdapat endapan yang berwarna biru turnbull berarti air mengandung
Fe2+.
(2) Ferri (Fe3+)
- 1 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 tetes KCNS.
Jika berwarna merah, air contoh mengandung Fe3+.
Dilakukan uji penentuan pada air contoh yang baru di dalam tabung reaksi:
- Ditambahkan 1 ml HCl (sebagai pengasam).
- Ditambahkan 2-3 tetes K4Fe(CN)6 (Kalium Ferrosianida).
Jika timbul endapan biru berarti terdapat ion Fe3+.
4) Aluminium (Al3+)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes Natrium Asetat.
- Ditambahkan 2-3 tetes Aluminon.
Jika warna larutan menjadi merah terang, maka air contoh mengandung
Aluminium.
5) Mangan (Mn2+)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 4 N.
- Ditambahkan sedikit KIO4 padat (bubuk), kemudian dipanaskna.
Jika warna air berubah menjadi violet, maka air contoh mengandung
mangan.
6) Silikat
- 2 ml air contoh dimasukkan dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 teteas HCl 4 N (sebagai pengasam).
- Dimasukkan 2-3 tetes Ammonium Molibdat 5%, dipanaskan sebebntar
kemudian didinginkan.
Jika larutan berwarna kuning berarti mengandung silikat.
Dilakukan uji penentuan (karena phosfat menunjukkan hasil yang sama)
dengan cara :
- Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan
porselen.
- Ditambahkan 1 tetes Benzidine.
- Ditambahkan 1 tetes Natrium asetat.
Jika terdapat lapisan berwarna biru menunjukkan adanya silikat.
7) Klorida (Cl-)
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 2-3 tetes HNO3 4 N (sebagai pengasam).
- Ditambahkan 2-3 tetes AgNO3 0,1 N.
Jika terdapat endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandungklorida.
9) Zat Organik
- 2 ml air contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10%.
- Dipanaskan samapi 70 0C.
- Ditambahkan 4 tetes KMnO4.
Jika warna KMnO4 hilang, maka air contoh mengandung zat organik.
1 Kekeruhan bening
2 Ph 7 netral
Positif (+)
11 Zat Organik
V. Pembahasan
Pada praktikum kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui kandungan apa saja
yang ada dalam air sampel. Pada pengujian ini hasil yang didapatkan hanya sebatas
data kualitatif, yaitu hanya mengetahui jenis kandungannya saja tanpa mengetahui
kadar kandungan yang ada didalamnya.
Contoh uji air proses di uji dengan menggunakan 10 senyawa, kekeruhan
pada contoh uji air proses yang di uji adalah bening dan berada pada pH 7 (netral).
Zat atau kandungan ion yang biasanya terkandung di dalam air antara lain Kalsium
(Ca2+), Magnesium (Mg2+), Besi (Fe) didalamnya ada Fe2+ dan Fe 3+, Alumunium
(Al3+), Mangan (Mn2+), Silikat (SiO2), Klorida (Cl-), Sulfat (SO42+) dan Zat organik.
Semua zat tersebut dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan pada pipa-pipa
serta ketel, seperti kandungan Ca2+ dan Mg2+ yang berikatan dengan Cl- dan SO42-
akan membentuk sadah sementara, dimana ion-ion tersebut dapat mengendapkan
sabun, mengurangi daya pembersihan, dan menyebabkan kerak CaCO3 dan
Mg(OH)2 pada pipa-pipa serta ketel uap. Ion besi seperti ferro (Fe2+)
dan ferri (Fe3+) dapat menyebabkan noda-noda kuning kecoklatan. Besi akan
teroksidasi menjadi Fe3+ ⭢ endapan Fe2O3 akan menjadi feri sehingga lama
kelamaan akan menimbulkan bintik-bintik yang menyebabkan noda kekuningan
pada kain dan dapat merusak mesin. Silikat juga akan menimbulkan kerak pada
dinding logam, aluminium akan membentuk aluminium silikat jika berikatan
dengan ion silikat dan zat organik akan menimbulkan bau dan warna yang tidak
dikehendaki.
Pada hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa sampel air contoh
yang diuji secara kualitatif mengandung semua ion kecuali Alumunium (Al3+) dan
3+
Mangan (Mn
4 ).
VI. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis kualitatif pada sampel uji didapatkan data bahwa
sampel contoh uji air proses ini berada pada pH 7 (netral), bening, mengandung
semua ion kecuali Alumunium (Al3+) dan Mangan (Mn3).
ANALISIS KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIDA DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar klorida yang ada didalam air
Kadar klorida didalam air proses tekstil dibatasi oleh standar karena klorida
bersifat korosif. Ada dua cara penentuan kadar klorida di dalam air, yaitu cara
Argentometri dan Merkurimetri. Cara yang paling sering digunakan adalah cara
Argentometri yang dikenal dengan cara Mohr. Pada metode Mohr, klorida
diendapkan oleh AgNO3 membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. AgCl
yang terbentuk akan setara (equivalent) dengan kandungan klorida di dalam air.
Kalium kromat digunakan sebagai indikator, semua AgCl akan terbentuk lebih dulu
sebelum endapan Ag2CrO4 (Ag Kromat) yang berwarna merah terbentuk.
Kondisi titrasi harus diusahakan dalam suasana netral sampai pH basa antara
7-10. Jika dilakukan dalam suasana asam maka konstanta ionisasi asam kromat
kecil sehingga kromat bereaksi dengan hidrogen.
Metode ini dapat digunakan untuk konsentrasi koloid sampai 2000 mg/L,
untuk konsentrasi yang lebih tinggi sebaiknya dilakukan pengenceran.
Dengan reaksi sebagai berikut :
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
2 AgCl + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KCl
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1) Buret
2) Erlenmeyer 250 mL
3) Pipet volume 10 mL
3.1.2 Bahan
1) Air suling bebas klorida
2) Larutan penitar AgNO30,01 N
3) Indicator kalium kromat5%
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum, didapatkan kadar kandungan klorida dalam air
contoh uji yaitu sebesar 69,225 mg/L, sehingga masih bisa dikatakan baik untuk
dijadikan air proses tekstil.
PENETAPAN KADAR BESI (Fe) DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar kandungan besi (Fe) didalam air
III. Percobaan
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1) Pengaduk magnet 2.2.2 Bahan
2) Erlenmeyer 250 ml 1) Air contoh uji
3) spektrofotometer 2) Air suling
4) Pipet volume 10 ml 3) Larutan standar Fe 2+ 0,01 mg/L
5) Gelas ukur 4) Sampel C
6) Labu ukur 100 ml 5) KCNS
7) Cuvet 6) HNO3
2.3 Cara Kerja
Pembacaan Spektrofotometer
1) Spektrofotometer dinyalakan dengan benar.
2) Panjang gelombang diatur pada 400-600 nm.
3) Contoh uji disiapkan.
4) Contoh uji dipasangkan pada alat spektrofotometer.
IV. Data Pengamatan dan Perhitungan
⮚ Kebutuhan Larutan Standar Fe 5 ml/L, 5,5 ml/L dan 6 ml/L dengan
Larutan Induk = 100 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 50 x 1 V1 x 100 = 50 x 7
V1= 50x1\100 =
0,5 V1= 50x7\100 = 3,5
V1 x 100 = 50 x 2
V1 x 100 = 50 x 8
V1= 50x2\100 =
1 V1= 50x8\100 = 4
V1 x 100 = 50 x 3
V1 x 100 = 50 x 9
V1= 50x3\100 =
1,5
V1= 50x9\100 = 4,5
V1 x 100 = 50 x 4
V1= 50x4\100 = V1 x 100 = 50 x 10
2
V1= 50x10\100 = 5
V1 x 100 = 50 x 5
V1 x 100 = 50 x 11
V1= 50x5\100 =
V1= 50x11\100 = 5,5
2,5
V1 x 100 = 50 x 6
V1= 50x6\100 = 3
Sampel C = 0,387
Sampel air proses kel 3 = 0,002
1 R² = 0,9818
0,5
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi
⮚ Persamaan Regresi : y=0,1164x +0,0172
Perhitungan Sampel C
Y = 0,1164x + 0,0172
0,378 = 0,116 + 0,0172
0,378 – 0,0172 = 0,1164x
0,3698 = 0,1164x
X = 0,3698/0,1164
X = 3,1769 mg/l
Perhitungan sampel kelompok 3
Y = 0,1164x + 0,0172
0,002 = 0,1164x +0,0172
0,002-0,0172=0,1164x
-0,0152=0,1164x
X=-0,0152/0,1164
X=-0,1305 mg/l
V. Pembahasan
Pada pengujian kadar besi (Fe) ini menggunakan spetrofotometer pada panjang
gelombang 400-600 nm. Mula-mula dilakukan pembuatan larutan standar besi terlebih
dahulu 10ppm, 11ppm dan 12ppm sehingga didapatkan persamaan regresi y=0,116x +
0,0172.
Pengujian pada sampel C mendapatkan nilai absorbansi 0,387 sedangkan nilai
absorbansi air proses contoh uji kelompok 3 yaitu 0,002, sehingga kadar kandungan besi
dengan menggunakan persamaan regresi yang di dapatkan yaitu sebesar sampel C = 3,1769
mg/l dan nilai sampel kelompok 3 mendapatkan -0,1305 mg/l. Standaridasi maksimum
kandungan besi pada air proses tektsil adalah 0,1 mg/l maka dapat disimpulkan
• sampel C tidak cocok untuk digunakan untuk air proses tekstil karna nilainya di atas 0,1
mg/l yaitu 3,1769 mg/l
• sampel contoh uji kelompok 3 mendapatkan nilai -0,1305 yang artinya sampel air ini
cocok dan dapat di jadikan air proses tekstil karna masih berada pada batas maksimum
standarisasi.
Pada pengujian kualitatif pada praktikum sebelumnnya pada pengujian Fe
mendapatkan nilai + tetapi pada pengujian Fe menggunakan spektrofotometer ini sampel
kami mendpatkan nilai -0,1305 hal ini dapat disumpulkan kandungan Fe memang
terdapat pada air contoh uji kami tetapi nilai kandungannya sangat sedikit sehingga pada
pengujian kualitatif akan mendapatkan hasil Positif tetapi masih pada batas minimum
standar untuk air proses tekstil.
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum penetapan kadar besi (Fe) dalam air, didapatkan
nilai kadar kandungan besi pada sampel C sebanyak 3,1769 mg/L dan nilai
kandungan Fe pada sampel air kelompok 3 sebanyak -0,1305. Kadar besi pada
sampel c terlalu tinggi sehingga air tidak cocok untuk air proses tekstil berbeda
dengan kandungan Fe pada sampel kelompok 3 sangat rendah sehingga dapat
dijadikan air proses tekstil.
ANALISIS ALKALINITAS AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar alkalinitas (OH-, CO 32-, HCO3-) didalam air
Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH 8,3 dikenal dengan nilai P (dari
Phenolpthalin) untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan
nilai M (dari metal). Jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
2. Alkalinitas MO
OH- + HCl + MO H2O + Cl-
CO3- + 2HCl + MO H2O + 2 Cl- + CO2
HCO3- + HCl + MO H2O + Cl- + CO2
Jika dalam air hanya terdapat karbonat, bikarbonat dan hidroksida maka
unsur alkalinitas dapat ditentukan dengan bantuan tabel dibawah ini:
Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 3.1.2 Bahan
1) Pipet volume 25 ml 1) Air contoh uji
2) Erlenmeyer 250 ml 2) Indikator PP
3) Buret 50 ml 3) Indikator MO
4) H2SO4 0,02 N
VI. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum didapatkan nilai alkalinitas sebesar 0,08
mgrek/L atau 4,88 mg/L dengan kandungan HCO3- didalamnya. Sehingga air
tersebut dapat digunakan untuk proses tekstil.
ANALISIS KUANTITATIF SULFAT DALAM AIR
1.2 Tujuan
Menentukan kadar sulfat dalam air contoh uji
III. Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
1) Pengaduk
2) Erlenmeyer 250 ml
3) Pipet volume 10 ml
4) Gelas ukur
5) Kompor
6) Oven
7) Desikator
8) Kertas saring
3.3.2 Bahan
Cara Kerja
1) Pipet 10 ml contoh uji
2) Ditambahkan 5 ml H2SO4 4N lalu didihkan
3) Ditambahkan 15 ml BaCl2 5% panas
4) Saring dan cuci endapan dengan air panas
IV. Data Pengamatan dan Perhitungan
V. Pembahasan
Pada praktikum analisis kuantitatif kadar sulfat dalam air ini menggunakan
metode pengendapan oleh barium klorida dalam suasana asam menjadi barium sulfat.
Kandungan sulfat banyak terdapat pada air alam, baik dari tanah dalam ataupun air
permukaan seperti sungai, danau dan lain-lain. Apabila pada air tersebut terdapat zat-zat
organik, maka akan menyebabkan sulfat tereduksi menjadi sulfida yang berbau dan
berbahaya. Analisis kuantitatif sulfat ini akan terganggu apabila warna dan zat tersuspensi
dalam larutan contoh jumlahnya sabgat besar, kadar zat organik yang tinggi akan
menyebabkan barium sulfat tidak mengendap sempurna.
Pengujian kuanti sulfat ini dilakukan dengan 3 kelompok pada 1 sampel yang
sama hasil nya antara lain:
• pengerjaan sempel kelompok 3 oleh kelompok 1 mendapatkan nilai kadar SO4 sebanyak
5,33%
VII. Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan Berdasarkan hasil praktikum didapatkan kadar sulfat
sebanyak 53,671 mg/l yang berarti contoh uji tersebut masih dapat digunakan sebagai air
proses tekstil karena kadar sulfat nya tidak melebihi standar persyaratan air proses yaitu
100 mg/l.
ANALISIS PENETAPAN KADAR
ZAT ORGANIK
1.4 Tujuan
Menentukan kadar zat organik pada sampel
3 air kelompok
3 3
Rahayu., S.Teks., M.T., Hariyanti dan Budi Handoko., S.ST., M.T. 2006. Bahan
Ajar Praktikum Air Proses dan Limbah Industri. Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Kemal. Noerati. 2004. Diktat Praktikum Kualitas Air Proses dan Air Limbah
Industri Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Noerati K. , S. Teks.,M.T. 2004. Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil 2.
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Noerati K., S. Teks.,M.T. 2004. Diktat Praktikum Kualitas Air Proses Dan Air
Limbah Industri Tekstil. Sekolah Tinngi Teknologi Tekstil. Bandung.
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. Diktat Transparant ZPT 2. Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil. Bandung.
Dr. Isminingsih G. , S. Teks. , M.Sc. 2008. Persyaratan Air Proses, Pelunakan
Air dan Contoh Soal. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung.
Sunarya, Risa Rahmawati. 2009. Zeolit. Tersedia : http://www.chem-is-try.org
/artikelkimia/kimia_anorganik/fakta-tentang-zeolit/ [Daring]. (06 Oktober
2019).
Saito, Taro. 2009. Unsur Non Logam. Tersedi : http://www.chem-is-try.org/
materikimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/silikon-
oksida-aluminosilikat-dan-zeolit/ [Daring]. (06 Oktober 2019).
Sitompul, Hamonangan Reksodiputro,. 2009. Zeolit. Tersedia : http://hamonangan
rsespanola.wordpress.com/2009/05/30/zeolit-sebagai-mineral-serba-guna/
[Daring]. (06 Oktober 2019).
Silvi. 2007. Air Proses. Tersedia : https://ml.scribd.com/doc/72904532/Utilitas-
Air-Proses [Daring]. (06 Oktober 2019).