Komposisi Jenis Dan Struktur Vegetasi Hutan Gambut
Komposisi Jenis Dan Struktur Vegetasi Hutan Gambut
ABSTRACT
Landfire is one of the main factor of peat forest degradation. This work aims to look for
species composition, vegetation structure and post-fire species diversity. This research is
situated in peat forest area at administrative zone of Desa Tumbang Bulan, around
Sebangau National Park of Central Kalimantan being burned in 2015. The research is
conducted using quadratic plot. The observed parameter include the spesies composition
of stand structure and its ecology characteristics, i.e. Diversity Index, Richness Index,
Evenness Index, and Similarity Index. The result showed the vegetation species in
research site are 101 species classified to 52 family which spread in many levels, i.e.
seedling, sapling, pole, tree and bottom plant. Pandanus sp. and Combretocarpus
rotundatus are among the species of tree and bottom plant habitat with the highest NPJ.
The index diversity, species richness, and evenness of this habitat range from low to high
index value, while the inter-site and inter-growth level of community similarity are low
in general. The horizontal stand structure in research site had different exposed diameter
that resemble upside down of "J" curve and concentrated on 10-<20 cm class diameter.
Kata kunci (Keywords): Peat Swamp Forest, species composition, vegetation structure,
growth.
ln = Logaritma natural
Tabel 1. Nilai Penting Jenis (NPJ) Tertinggi Setiap Tingkat Pertumbuhan atau Habitus pada Tapak
Penelitian
Tingkat
No Tapak Pertumbuhan/ Jenis (Nama lokal dan Nama ilmiah) NPJ (%)
Habitus
Pohon Tumih (Combretocarpus rotundatus) 16,60
Tiang Katepung (Tetractomia sp.) 20,41
1 BGD Pancang Kayu masam (Tetractomia tetrandum) 17,19
Semai Medang (Elaeocarpus mastersii) 64,77
Tumbuhan Bawah Pandan (Pandanus sp.) 132,73
Pohon Tumih (Combretocarpus rotundatus) 257,89
Tiang Tumih (Combretocarpus rotundatus) 199,58
2 TSA Pancang Tumih (Combretocarpus rotundatus) 73,33
Semai Galam merah (Syzygium nemestrinum) 79,49
Tumbuhan Bawah Kelakai (Stenochlaena palustris) 145,68
Pohon Tumih (Combretocarpus rotundatus) 247,90
Tiang Tumih (Combretocarpus rotundatus) 198,44
3 TRF Pancang Bangka (Ploiarium alternifolium) 171,37
Semai Bangka (Ploiarium alternifolium) 149,87
Tumbuhan Bawah* Kelakai (Stenochlaena palustris) 76,76
Keterangan: BGD (Belum Terbakar Gambut Dangkal), TSA (Terbakar Suksesi Alami), TRF (Terbakar
Reforestasi)
Tabel 2. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’), Kekayaan Jenis (R), dan Kemerataan Jenis (E) pada
Tapak Penelitian
Tingkat/Bentuk Pertumbuhan
No Tapak Pohon Tiang Pancang Semai Tbhn Bawah
H’ R E H’ R E H’ R E H’ R E H’ R E
1 Belum Terbakar
Gambut Dangkal 3,7 10,2 0,9 3,6 9,5 0,9 3,5 10,2 0,8 1,8 5,8 0,5 1,0 1,5 0,5
2 Terbakar Suksesi
Alami 0,4 0,4 0,5 0,6 0,5 0,9 1,6 1,6 0,8 1,1 1,2 0,8 0,5 0,2 0,6
3 Terbakar
Reforestasi 0,5 0.4 0,7 0,7 0,5 0,9 0,3 0,5 0,2 0,7 0,5 0,6 1,0 0,6 0,6
.63
476
.50
mengindikasikan proses regenerasi
357
.38
sedang berlangsung. Pernyataan ini
238
119
.25
hampir serupa dengan Sidiyasa, et.
0.1
3
8.0 22.0 36.0 50.0 64.0 78.0 92.0
al.(2006), hutan memiliki tingkat
Diameter (cm) regenerasi yang baik jika pola kurvanya
Gambar 1. Struktur Tegakan Horizontal di Tapak berbentuk “J” terbalik. Meyer et al.
Hutan Gambut Dangkal (1961), tegakan normal dari tegakan
tidak seumur mempunyai rasio yang
Heat Capacity Model S = 2.28812383
konstan antara jumlah pohon per satuan
r = 0.99273978
49.5
0 luas dengan kelas diameter meskipun
41.2
5 K=-6,403+5,196(D)+1.158/D2 selalu terjadi penyusutan jumlah individu
Kerapatan (ind/ha)
33.0
0
dengan bertambahnnya diameter
5
24.7
0
16.5
8.2
5
KESIMPULAN
0.0
0
8.0 22.0 36.0 50.0 64.0 78.0 92.0 Kesimpulan
Diameter (cm)
1) Komposisi jenis vegetasi dalam
Gambar 2. Struktur Tegakan Horizontal di Tapak lokasi penelitian beragam. Penyusun
Hutan Suksesi Alami
vegetasinya terdiri atas 101 jenis
Rational Function S = 0.72008560
r = 0.99922929
tergolong dalam 52 suku. Jenis
44.0
0 tersebut tersebar pada berbagai
K= -1,733+2,825(D)/1+1,519(D)+-
36.6
7
tingkat pertumbuhan baik semai,
Kerapatan (ind/ha)
2,468(D2)
29.3
3
pancang, tiang, pohon dan termasuk
22.0
0
golongan tumbuhan bawah. Pandan
7
14.6
(Pandanus sp.) dan tumih
3
7.3
0
(Combretocarpus rotundatus)
0.0
8.0 22.0 36.0 50.0
Diameter (cm)
64.0 78.0 92.0
merupakan jenis yang konsisten
Gambar 3. Struktur Tegakan Horizontal di Tapak memiliki Nilai Penting Jenis (NPJ)
Hutan Reforestasi tertinggi.
2) Komunitas flora di kawasan ini
Pola sebaran kelas diameter pada memiliki indeks keanekaragaman
tapak penelitian ini mengikuti bentuk jenis, kekayaan jenis, dan
kurva eksponensial “J” terbalik (inverse kemerataan berkisar dari rendah
J-shaped) atau pola kurva bentuk “L”, sampai tinggi sedangkan kesamaan
artinya semakin besar kelas diameternya komunitasnya secara umum rendah.
maka semakin kecil kerapatannya. Kurva 3) Berdasarkan struktur tegakan
“J” terbalik atau “L” terbentuk hanya jika horizontalnya, pada tapak penelitian
sebaran jumlah individu menurun seiring (BGD, TSA, dan TRF) memiliki
dengan pertambahan diameter. diameter terekspos yang berbeda
Kerapatan individu yang tersebar akan membentuk kurva “J” terbalik dan
semakin menurun seiring dengan terkosentrasi pada kelas diameter 10
bertambahnya ukuran diameter sehingga cm – <20 cm.
hanya tersisa sedikit pohon pada Saran
diameter besar. Pamoengkas (2006), 1) Perlu ada pengayaan data base aspek
bahwa sebaran kelas diameter yang vegetasi dalam lansekap lebih luas
mendekati kurva J-terbalik menunjukkan
licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 162
Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643
Vol. 17 No. 2 / Desember 2022 Hal. 153-165
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020
untuk mendukung kegiatan Jengonoi, Kabupaten Sintang.
penelitian lainnya dan operasional PPHKA, Bogor.
TNS.
Hastuti, S., Abdul, M. & Edyy, T. 2014.
2) Khusus pada tapak dengan kekayaan Keanekaragaman Spesies Vegetasi
jenis, kerapatan rendah dan pada Hutan Rawa Gambut
penyebaran tidak merata perlu Sekunder dan Belukar Rawa Desa
dilakukan pengayaan dengan Sungai Pelang Kabupaten
mengutamakan jenis-jenis endemik Ketapang. Fakultas Kehutanan.
vegetasi rawa gambut. Universitas Tanjungpura.
Pontianak.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2011. Hidayat, N. 2001. Keragaan Beberapa
Pengukuran dan Perhitungan Sifat Dimensi Tegakan pada Hutan
Cadangan Karbon-Pengukuran Rawa Gambut yang Dikelola
Lapangan untuk Penaksiran dengan Sistem Tebang Pilih Tanam
Cadangan Karbon Hutan (Ground Indonesia (TPTI). Studi Kasus di
Based Forest Carbon Accounting) Areal HPH PT. Inhutani II,
(2011 No 7724). Jakarta. Kalimantan Barat. Tesis. Sekolah
Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Balai Taman Nasional Sebangau Provinsi
Kalimantan Tengah. 2017. Hilwan, I., Mulyana, D. dan Pananjung,
Rencana Pengelolaan Jangka W.G. 2012. Keanekaragaman Jenis
Panjang Taman Nasional Sebangau Tumbuhan Bawah pada Tegakan
Periode 2018-2027. Palangka Sengon Buto (Enterolobium
Raya. cyclocarpum Griseb.) dan
Trembesi (Samanea saman Merr.)
Bismark, M. 2011. Prosedur Operasi di Lahan Pasca Tambang Batubara
Standar (SOP) untuk Survei PT Kitadin, Embalut, Kutai
Keragaman Jenis pada Kawasan Kartanegara, Kalimantan Timur.
Konservasi. ITTO, 40 pp. Jurnal Silvikultur Tropika 4(01) :
Deshmukh I. 1992. Ekologi dan Biologi 6-10.
Tropika. Yayasan Obor Indonesia. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT.
Jakarta. Bumi Aksara. Jakarta.
Fandeli, C.H. 1992. Analisis Mengenai Indriyanto, 2018. Metode Analisis
Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Vegetasi dan Komunitas Hutan.
dan Pemaparannya dalam
Graha Ilmu, Yogjakarta.
Pembangunan. Liberty.
Yogjakarta. Kacholi, D. S. 2014. Analysis of
Structure and Diversity of the
Fathia, A.A. 2017. Komposisi Jenis dan Kilingwe Forest in Morogoro
Struktur Tegakan serta Kualitas Region, Tanzania. International
Tanah di Hutan Gunung Journal of Diversity, Volume 2014
Galunggung Tasikmalaya. IPB. Article ID 516840, 8 pages. doi:
Bogor. 10.1155/2014/516840.
Hariyanto, NM. 2004. Suksesi Hutan Kenfack, D., Chuyong, G.B., Condit, R.,
Bekas Tebangan di Kelompok Russo, S.E., dan Thomas, D.W.
Hutan Sungai Lakawai-Sungai 2014. Demographic Variation and
Habitat Specialization of Tree