Anda di halaman 1dari 31

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah adalah payung besar

terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan

menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan

dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan

informasi, sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan

teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.

Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer

(baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi

pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang

pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih

terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

Menurut Deeson, definisi TIK adalah sebagai berikut. “Information and

communication technology refers to computers and a range of other devices that

behave like computers. We call these items information systems. All information

systems process data.” (The Essentials of GCSE ICT, 2005:4). TIK merupakan

7
perangkat-perangkat yang dapat bekerja sebagai komputer atau merupakan

komputer itu sendiri. Adapun definisi TIK menurut Kamus Oxford adalah sebagai

berikut.

“TIK adalah sebuah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama


komputer yang digunakan untuk beberapa hal. Seperti menyimpan,
menganalisis, serta mendistribusikan semua informasi. Informasi yang
diolah bisa mengenai apa saja, termasuk kata-kata, angka atau bilangan,
dan gambar-gambar.” (1995)

TIK adalah sebuah studi yang mempelajari peralatan elektronika yang

berhubungan dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

Selain itu, definisi TIK menurut Puskur Dinas Indonesia adalah sebagai

berikut.

“Pengertian TIK atau teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu


bentuk yang tidak bisa dipisahkan. Serta memiliki kandungan makna yang
luas, mengenai semua kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah yang
dikaitkan dengan seluruh kegiatan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan
dan saat transfer atau memindahkan informasi dari satu media ke media
lain.”
(https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tik/#:~:text=3.-,Puskur
%20Dinas%20Indonesia,yang%20luas%2C%20mengenai%20semua
%20kegiatan.)

Aspek-aspek TIK, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi,

tidak dapat dipisahkan. TIK merujuk pada kegiatan pengelolaan dan perpindahan

informasi dari satu media ke media lain.

2.1.1 Pengertian Produk TIK

Produk TIK memiliki pengertian yang sangat luas. Berikut adalah definisi

produk TIK. “ICT product means an element or a group of elements of a network

or information system.” (https://www.lawinsider.com/dictionary/ict-product)

8
Produk TIK adalah sebuah produk atau elemen yang berkaitan dengan

jaringan atau sistem informasi. Dalam pengertian yang luas ini, terdapat beberapa

syarat sebuah produk dapat dikatakan sebagai produk TIK.

Menurut Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam

“International Standard Industrial Classification of All Economic Activities”,

syarat produk TIK adalah sebagai berikut.

“For manufacturing industries, the products of a candidate for ICT


industry:
 Must be intended to fulfil the function of information processing and
communication including transmission and display.
 Must use electronic processing to detect, measure and/or record
physical phenomena or control a physical process.” (1989)

“Untuk industri manufaktur, produk calon industri TIK:


 Harus dimaksudkan untuk memenuhi fungsi pengolahan informasi
dan komunikasi termasuk transmisi dan tampilan.
 Harus menggunakan pemrosesan elektronik untuk mendeteksi,
mengukur dan/atau merekam fenomena fisik atau mengontrol proses
fisik.” (1989)

Sebuah produk dapat dikatakan produk TIK apabila berfungsi untuk

pengolahan informasi dan komunikasi. Selain itu, produk tersebut harus

menggunakan pemrosesan elektronik untuk seluruh aktivitasnya.

2.2 Klasifikasi Produk TIK

Terdapat banyak sekali jenis produk TIK yang dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam Central Product Classification (CPC), produk-

9
produk tersebut dibagi menjadi sepuluh kategori luas. Berikut ini adalah

pembagian kategori produk TIK.

Kategori produk TIK Jumlah subkelas produk

Komputer dan peralatan tambahan 18

Alat komunikasi 8

Peralatan elektronik konsumen 11

Aneka komponen dan barang TIK 14

Jasa pembuatan peralatan TIK 5

Perangkat lunak bisnis dan produktivitas serta


11
layanan lisensi

Konsultasi dan layanan teknologi informasi 10

Jasa telekomunikasi 12

Jasa leasing atau persewaan peralatan 3

Layanan TIK lainnya 6

Total 98

Tabel 1: Kategori Produk TIK


(https://unstats.un.org/unsd/classifications/unsdclassifications/cpcv21.pdf)

Kategori produk TIK yang dapat sering ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari adalah komputer dan peralatan tambahan, alat komunikasi, serta

peralatan elektronik konsumen. Untuk mengetahui lebih lanjut klasifikasi produk

TIK, berikut ini adalah deskripsi subkelas produk TIK dari setiap kategori.

1. Komputer dan peralatan tambahan

a. Terminal tempat penjualan, ATM dan mesin sejenis

10
b. Mesin pengolah data otomatis portabel dengan berat tidak lebih dari 10

kg, seperti laptop, notebook dan sub-notebook

c. Mesin pengolah data otomatis, terdiri dari rumah yang sama sekurang-

kurangnya satu unit pengolah pusat dan satu unit input dan output,

digabungkan maupun tidak

d. Mesin pengolah data otomatis yang disajikan dalam bentuk sistem

e. Mesin pemroses data otomatis lainnya, dalam wadah yang sama,

mengandung satu atau dua jenis unit berikut: unit penyimpanan, unit

masukan, unit keluaran

f. Periferal masukan (keyboard, joystick, mouse dll.)

g. Pemindai (kecuali kombinasi printer, pemindai, mesin fotokopi dan/atau

faks)

h. Printer inkjet yang digunakan dengan mesin pengolah data

i. Printer laser yang digunakan dengan mesin pengolah data

j. Printer lain yang digunakan dengan mesin pengolah data

k. Unit yang melakukan dua atau lebih fungsi berikut: mencetak, memindai,

menyalin, mengirim faks

l. Perangkat periferal input atau output lainnya

m. Unit penyimpanan media tetap

n. Unit penyimpanan media yang dapat dilepas

o. Unit mesin pengolah data otomatis lainnya

p. Suku cadang dan aksesori mesin komputasi

11
q. Monitor dan proyektor, terutama digunakan dalam sistem pemrosesan

data otomatis

r. Perangkat penyimpanan padat tidak stabil

2. Alat komunikasi

a. Alarm kebakaran atau pencurian dan peralatan serupa

b. Peralatan transmisi yang dilengkapi dengan peralatan penerima

c. Peralatan transmisi tidak termasuk peralatan penerima

d. Kamera televisi

e. Saluran telepon dengan handset nirkabel

f. Telepon untuk jaringan seluler atau untuk jaringan nirkabel lainnya

g. Perangkat dan peralatan telepon lainnya untuk transmisi atau penerimaan

suara, gambar atau data lainnya, termasuk peralatan untuk komunikasi

dalam jaringan berkabel atau nirkabel (seperti jaringan area lokal atau

luas)

h. Bagian untuk barang dari subkelas 2e sampai 2g

3. Peralatan elektronik konsumen

a. Konsol permainan video

b. Perekam kamera video

c. Kamera digital

d. Penerima siaran radio (kecuali dari jenis yang digunakan dalam

kendaraan bermotor), dikombinasi dengan alat perekam atau

pereproduksi suara atau jam

12
e. Penerima siaran radio tidak dapat beroperasi tanpa sumber daya

eksternal, dari jenis yang digunakan dalam kendaraan bermotor

f. Penerima televisi, digabungkan dengan penerima siaran radio atau

peralatan perekam atau pereproduksi suara atau video maupun tidak

g. Monitor dan proyektor, tidak digabung dengan peralatan penerima

televisi dan pada prinsipnya tidak digunakan dalam sistem pemrosesan

data otomatis

h. Peralatan perekam atau reproduksi suara

i. Alat perekam atau reproduksi video

j. Mikrofon dan penyangganya; pengeras suara; headphone, earphone, dan

perangkat mikrofon/speaker gabungan; penguat listrik frekuensi audio;

set penguat suara listrik

k. Bagian barang dari subkelas 3h sampai 3j

4. Aneka komponen dan barang TIK

a. Kartu suara, video, jaringan, dan sejenisnya untuk mesin pengolah data

otomatis

b. Sirkuit cetak

c. Katup dan tabung termionik, katoda dingin atau katoda foto (termasuk

tabung sinar katoda)

d. Dioda, transistor dan perangkat semikonduktor serupa; perangkat semi-

konduktor fotosensitif; dioda pemancar cahaya; dipasang kristal piezo-

listrik

e. Sirkuit terpadu elektronik

13
f. Bagian untuk barang dari subkelas 3c sampai 3e

g. Bagian barang dari subkelas 1q, 2b sampai 2d, dan 3d sampai 3g

h. Media magnetik, tidak direkam, kecuali kartu dengan strip magnetik

i. Media optik, tidak direkam

j. Media perekaman lainnya, termasuk matriks dan master untuk produksi

disk

k. Kartu dengan strip magnetik

l. "Kartu pintar"

m. Perangkat kristal cair tidak terdapat; laser, kecuali dioda laser; peralatan

dan instrumen optik lainnya yang tidak terdapat pada

n. Suku cadang dan aksesori untuk barang dari subkelas 4m

5. Jasa pembuatan peralatan TIK

a. Layanan pembuatan komponen dan papan elektronik

b. Jasa manufaktur peralatan komputer dan periferal

c. Jasa pembuatan peralatan komunikasi

d. Layanan manufaktur elektronik konsumen

e. Jasa pembuatan media magnetik dan optik

6. Perangkat lunak bisnis dan produktivitas serta layanan lisensi

a. Sistem operasi, dikemas

b. Perangkat lunak jaringan, dikemas

c. Perangkat lunak manajemen basis data, dikemas

d. Alat pengembangan dan perangkat lunak bahasa pemrograman, dikemas

e. Produktivitas bisnis umum dan aplikasi penggunaan rumah, dikemas

14
f. Perangkat lunak aplikasi lain, dikemas

g. Layanan lisensi untuk hak menggunakan perangkat lunak komputer

h. Perangkat lunak asli

i. Unduhan perangkat lunak sistem

j. Unduhan perangkat lunak aplikasi

k. Perangkat lunak online

7. Konsultasi dan layanan Teknologi Informasi (TI)

a. Layanan manajemen proses bisnis

b. Jasa konsultasi TI

c. Layanan dukungan TI

d. Jasa desain dan pengembangan TI untuk aplikasi

e. Jasa desain dan pengembangan TI untuk jaringan dan sistem

f. Layanan hosting situs web

g. Penyediaan layanan aplikasi

h. Layanan penyediaan hosting dan infrastruktur TI lainnya

i. Jasa manajemen jaringan

j. Jasa manajemen sistem komputer

8. Jasa telekomunikasi

a. Layanan operator

b. Layanan telepon tetap

c. Layanan suara seluler

d. Layanan teks seluler

e. Layanan data seluler, kecuali layanan teks

15
f. Layanan jaringan pribadi

g. Layanan transmisi data

h. jasa telekomunikasi lainnya

i. layanan tulang punggung internet

j. Layanan akses internet pita sempit

k. Layanan akses internet broadband

l. Layanan telekomunikasi internet lainnya

9. Jasa leasing atau persewaan peralatan

a. Jasa leasing atau persewaan komputer tanpa operator

b. Jasa leasing atau persewaan perangkat telekomunikasi tanpa operator

c. Layanan leasing atau persewaan terkait televisi, radio, perekam kaset

video dan perlengkapan serta aksesori terkait

10. Layanan TIK lainnya

a. Layanan teknik untuk proyek telekomunikasi dan penyiaran

b. Layanan pemeliharaan dan perbaikan komputer dan peralatan periferal

c. Jasa pemeliharaan dan perbaikan alat dan telekomunikasi

d. Jasa instalasi komputer mainframe

e. Layanan pemasangan komputer pribadi dan peralatan periferal

f. Jasa pemasangan peralatan dan perangkat radio, televisi dan komunikasi

16
2.3 Penggunaan dan Pemanfaatan TIK

2.3.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan TIK

Menurut Bodnar dan Hopwood dalam buku “Accounting Information

System” pengguna teknologi adalah manusia yang secara psikologi memiliki

suatu perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek

keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (user) menjadi penting

sebagai faktor penentu keberhasilan pemanfaatan teknologi. (2012:24)

Jogiyanto dalam “Sistem informasi keperilakuan” juga menyatakan bahwa

merupakan hal yang penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

memengaruhi individu pengguna (user) dalam adopsi suatu teknologi (2008:255).

Teori yang mendukung pernyataan tersebut adalah teori tindakan beralasan

(theory of reasoned action) oleh Fishbein dan Ajzen dalam “Belief, Attitude,

Intention, and Behavior: An Introduction to. Theory and Research”. Teori tersebut

menyatakan bahwa pengguna yang mendapatkan manfaat (outcomes) positif maka

akan terus menggunakan atau memanfaatkan teknologi tersebut (1975:30).

Berdasarkan Theory Reasoned Action tersebut selanjutnya teori baru

dikembangkan lagi oleh Triandis dalam “Values, attitudes, and interpersonal

behavior”. Teori baru yang disebut dengan teori perilaku interpersonal (theory of

interpersonal behavior) (1980:203).

Thompson dkk. dalam “Personal Computing Toward a Conceptual Model

of Utilization” mengadopsi sebagian teori dari theory of interpersonal behavior

17
(1991:124-143). Menurut Thompson dkk., faktor-faktor yang memengaruhi

pemanfaatan teknologi informasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor sosial

Faktor sosial diartikan sebagai tingkat di mana seorang individu

menganggap bahwa orang lain menyakinkan dirinya bahwa dia harus

menggunakan teknologi informasi.

2. Perasaan (Affect)

Perasaan individu dapat diartikan bagaimana kesenangan individu

tersebut, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam melakukan

pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi.

3. Kesesuaian Tugas

Kesesuaian tugas dengan teknologi informasi secara lebih spesifik

menunjukkan hubungan pemanfaatan teknologi informasi dengan kebutuhan

tugas.

4. Konsekuensi jangka panjang

Konsekuensi jangka panjang diukur dari output yang dihasilkan apakah

mempunyai keuntungan pada masa yang akan datang, seperti peningkatan karier

dan peningkatan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting.

5. Kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi

Menurut Triandis dalam Jogiyanto, kondisi yang memfasilitasi

pemanfaatan teknologi informasi meliputi faktor objektivitas yang ada di

18
lingkungan kerja yang memudahkan pemakai dalam melakukan suatu pekerjaan

(Sistem Informasi Keperilakuan, 2008:255).

6. Kompleksitas

Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan

sesuatu yang relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan.

2.3.2 Dampak Pemanfaatan TIK

Pemanfaatan TIK berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia.

Badwilan dalam “Rahasia Dibalik Handphone” (2004:53) membagi dua bagian

mengenai dampak penggunaan gadget yaitu: Pertama, aspek psikologis yakni

banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat

memengaruhi kondisi psikologi seseorang, contohnya terdapat peredaran pesan

teks, gambar, maupun video yang bersifat pornografi mudah akses keluar masuk

pesan tersebut melalui gadget ponsel membawa dampak negatif terutama untuk

generasi muda sekarang ini. Kedua, aspek sosial yakni tindakan seseorang yang

membiarkan gadget miliknya tetap aktif atau hidup sehingga mengeluarkan bunyi

nyaring. Hal ini jelas mengganggu konsentrasi serta mengejutkan orang-orang

disekitarnya seperti ketika sedang rapat bisnis, di rumah sakit, di tempat-tempat

ibadah dan lain-lain, selain itu penggunaaan gawai sebagai media komunikasi

secara langsung (tatap muka) sering terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan

pesan melalui komunikasi secara tidak langsung.

19
Pemanfaatan TIK menimbulkan dampak positif. Menurut website tirto.id,

terdapat beberapa dampak positif pemanfaatan TIK dalam kehidupan sehari-hari:

1. Bidang pendidikan

TIK telah mengubah proses pembelajaran konvensional. Setidaknya ada

lima pergeseran itu, yakni: dari pelatihan ke penampilan; dari ruang kelas ke

mobilitas (di mana saja); dari kertas ke media online; dari fasilitas fisik ke fasilitas

jaringan kerja; dan dari waktu siklus ke waktu nyata. Oleh sebab itu, sangat

memungkinkan sekali saat ini proses belajar tidak dilakukan secara tatap muka di

kelas. Antara guru dengan siswa, atau dosen dengan mahasiswa, dapat terhubung

dalam proses belajar menggunakan peralatan TIK.

Dari sisi waktu dan biaya, TIK dapat mengefisienkannya. Dan, saat ini

proses belajar online (e-learning) terus berkembang. E-learning dapat

dikembangkan sekaligus untuk mengajar, memberikan tugas, hingga tempat

mengumpulkan tugas secara daring.

2. Bidang kesehatan

Dalam bidang kesehatan, salah satu penerapan TIK pada manajemen

rekam medis menggunakan kartu pintar (smart card). Hanya dengan memasukkan

data pada kartu itu, tenaga medis atau yang berkepentingan bisa memperoleh

riwayat penyakit pasien dan penanganannya. TIK juga dipakai pada pencitraan

alat-alat medis seperti CT Scan atau MRI.

3. Bidang transportasi

20
Penggunaan TIK pada bidang transportasi, misalnya, di teknologi pesawat

terbang. Pada pesawat terbang terdapat fitur pilot otomatis yang dikendalikan

dengan program komputer.

4. Bidang jasa pengiriman

Jasa pengiriman saat ini makin maju. Jika dahulu mengirim paket tidak

tahu kapan akan sampai, sekarang paket yang dikirim dapat dilacak posisinya

secara realtime. Hal ini membutuhkan TIK dalam penerapannya.

5. Bidang bisnis

Dalam bisnis, penggunaan TIK diterapkan pada perdagangan secara

elektronik (e-commerce). Fitur ini memerlukan jaringan komunikasi internet. E-

commerce memudahkan dua atau banyak pihak untuk melakukan transaksi tanpa

harus bertemu langsung secara fisik.

6. Bidang perbankan

Salah satu kemajuan TIK dalam perbankan adalah fitur internet banking.

Kini, nasabah bisa dengan mudah melakukan berbagai transaksi perbankan hanya

dengan membuka situs layanan dari bank. Bahkan, sudah berkembang pula

mobile banking yang memungkinkan transaksi perbankan dilakukan lewat ponsel

pintar.

Selain dampak positif, pemanfaatan TIK juga memiliki dampak negatif.

Berikut ini adalah beberapa dampak negatif pemanfaatan TIK dalam kehidupan

sehari-hari menurut website tirto.id:

21
1. Pelanggaran hak cipta

Kemajuan TIK ada yang disalahgunakan oleh orang tidak bertanggung

jawab biasanya terkait pelanggaran hak cipta. Pelanggaran ini meliputi

pembajakan software, penggandaan tanpa izin pembuat karya, hingga pemakaian

tanpa seizin pembuat. Pelanggaran hak cipta sudah pasti merugikan produsen dan

merugikan konsumen saat mereka mendapatkan produk yang kualitasnya tidak

setara dengan produk asli.

2. Kejahatan siber (Cyber crime)

Kejahatan ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan teknologi

atau jaringan komputer. Contoh kejahatannya seperti pembajakan kartu kredit,

penipuan online, dan sebagainya. Kejahatan siber dapat terjadi lintas negara,

memberikan kerugian besar, dan sering sulit dibuktikan secara hukum.

3. Pornografi, perjudian, dan penipuan

Ketiga hal tersebut sangat marak di dunia online dan menjadi sisi negatif

dari TIK. Namun, sebagian negara melegalkan pornografi dan perjudian terkait

aturan-aturan tertentu. Sementara untuk penipuan, banyak oknum yang

menyalahgunakan TIK guna menipu orang lain demi mendapatkan sejumlah uang.

4. Penyebaran malware

Malware adalah program komputer yang sifatnya mencari kelemahan

software. Penggunaannya seperti untuk membobol atau merusak sistem operasi

maupun merusak software. Contoh malware adalah virus, worm, keylogger,

trojan, spyware, dan sebagainya.

22
(https://tirto.id/dampak-positif-dan-negatif-teknologi-tik-bagi-kehidupan-

manusia-gaTD)

5. Menimbulkan kecanduan.

Dampak negatif lain yang dapat ditimbulkan adalah menimbulkan

kecanduan menggunakan produk TIK, biasanya berupa gawai (gadget). Menurut

penelitian yang dilakukan Usni Dwi Ambarwaty dalam “Pengaruh Kontrol Diri,

Kesepian dan Sensation Seeking terhadap Kecanduan Smartphone pada Remaja”,

sebanyak 52.3% siswa memiliki kecanduan smartphone yang tinggi. Terdapat tiga

faktor yang menjadi penyebab kecanduan smartphone pada remaja, yaitu

rendahnya kontrol diri, kesepian, dan sensation seeking behavior. Secara statistik

kontribusi ketiga variabel ini terhadap kecanduan smartphone sebesar 23.7%

(2018).

Bahaya kecanduan gawai antara lain: pola tidur yang berantakan,

gangguan penglihatan, kesehatan memburuk, perubahan mental, mengurangi

kemampuan belajar, dan menganggu aktivitas sosial. terdapat beberapa kasus

kecanduan terhadap produk TIK akibat penggunaannya yang terlalu sering.

Bahkan dalam beberapa kasus kecanduan dapat menimbulkan kematian akibat

gangguan saraf.

2.3.3 Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti

yang kurang lebih sama dengan TIK yang dikenal saat ini. Encarta Dictionary

mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics

23
(telekomunikasi + informatika), meskipun sebelumnya kata itu bermakna science

of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui

jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di

berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.

Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang

rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat

praktisi pembelajaran.

Terlebih lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak

terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu

mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning,

e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna

electronics yang secara implisit dimaknai “berdasar teknologi elektronika digital”.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah

yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan

televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-

satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari

kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu

proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi

pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah

yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan

tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak)

24
memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran

radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah

(terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran

berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron

(real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis internet

memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama

bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama.

Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan

teknologi internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang

terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa

peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan

sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

2.4 Pengertian Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga

berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran

itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk

menuju tujuan yang lebih baik. Untuk melakukan sebuah proses pembelajaran,

terlebih dahulu harus dipahami pengertian dari kata pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, “Pokok-Pokok

25
Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994”, 2001:461). Dalam proses

pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa

dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling

menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Menurut pendapat Bafadal pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala

usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien” (“Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”,

2005:11). Sejalan dengan itu, Jogiyanto (“Filosofi Pendekatan dan Penerapan

Pembelajaran Metode Kasus: Untuk Dosen dan Mahasiswa”, 2007:12) juga

berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang

mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi

dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat

dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan

atau perubahan-perubahan sementara.

2.5 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan

dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan

merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka (Dahar, “Teori-

teori Belajar”, 1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan

psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Blomm yang

26
membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif,

3) Psikomotorik (Nasution, “Proses Belajar Mengajar “1998:25).

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia

sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai

perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral.

Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan

yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan

yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan

kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah

menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan

pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan sesuai

dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai upaya membekali diri

siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman

moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.

2.6 Komponen-komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak

didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena antara proses

pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan dan

membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat penting keberadaannya

27
karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku siswa akan berubah ke arah

yang positif dan diharapkan dengan adanya proses belajar mengajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses

pembelajaran menurut Zain dkk, dalam kegiatan belajar mengajar terdapat

beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang

lainnya yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) metode pembelajaran,

5) media pembelajaran, 6) evaluasi pembelajaran (“Strategi Belajar Mengajar”,

1997:48. Beberapa komponen pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

A. Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses

pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara

lain menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta mengatur semua

kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.

B. Siswa

Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya suatu kegiatan

belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut dengan peserta didik.

Siswa sebagai individu adalah orang yang tidak bergantung pada orang lain

dalam arti bebas menentukan sendiri dan tidak dipaksa dari luar, maka

daripada itu dalam dunia pendidikan siswa harus diakui kehadirannya sebagai

pribadi yang unik dan individual (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:39).

C. Materi pembelajaran

28
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran

(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi

yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting

dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta

didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran

hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.

2.7 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “prestasi” dan

“belajar”. Setiap kata tersebut memiliki makna tersendiri. Berikut ini adalah

pengertian prestasi menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar yang dikutip oleh

Djamarah dalam “Prestasi Belajar dan Komptenesi Guru” (1994:19). “Prestasi

adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.”

Prestasi adalah hasil yang didapatkan dari ketekunan seseorang bekerja,

baik secara individu maupun kelompok. Adapaun definisi prestasi menurut

Purwodarminto dalam KBBI (1989:251) adalah sebagai berikut. “Prestasi adalah

sesuatu yang telah dicapai”.

29
Prestasi merupakan hasil yang didapatkan dari suatu kegiatan. Selain itu,

tentang belajar sebagaimana dikemukan Oemar Hamalik dalam bukunya yang

berjudul “Proses Belajar Mengajar” menyebutkan bahwa belajar merupakan

memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Belajar merupakan proses belajar dari pengalaman menuju ke arah yang

lebih baik. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih dalam daripada itu,

yakni mengalami. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan pengubahan perilaku. Keberhasilan belajar dapat diukur dari seberapa

mampu pelajar mempraktikkan sesuatu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-

hari.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar

adalah hal memperoleh kebiasaan dan pengetahuan sikap. Dengan belajar,

seseorang akan menghasilkan ide-ide baru yang sejalan dengan apa yang ia

peroleh selama belajar. Belajar identik dengan seseorang yang sedang berpikir

tentang apa yang ingin mereka ketahui, karena dengan rasa ingin tahu tersebut

seseorang akan melakukan aktivitas belajar. (Rosyid, “Prestasi Belajar”, 2019:8)

Prestasi dalam belajar adalah hasil pengukuran terhadap peserta didik yang

meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala

30
hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau keterampilan

yang dinyatakan sesudah hasil penelitian (Djamarah, 1994:24). Menurut

Tirtonegoro dalam “Anak Super Normal dan Program Pendidikannya” ,

pengertian prestasi belajar adalah sebagai berikut. “Prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu." (2001:43)

Prestasi belajar merupakan hasil proses pembelajaran yang berupa simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil tersebut. Adapun

pengertian prestasi belajar menurut Syah dalam buku “Psikologi Pendidikan

dengan Pendekatan Baru” sebagai berikut.

“Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang


telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran. Indikator prestasi
belajar adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Ranah yang dimaskud antara lain ranah cipta, rasa dan karsa.”
(1995:141)

Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan. Prestasi belajar dapat dilihat dari perubahan psikologis

siswa yang meliputi cipta, rasa, dan karsa akibat proses pembelajaran dan

pengalaman.

Prestasi belajar siswa juga dapat diketahui dengan mengadakan proses

penilaian atau pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat evaluasi dalam

pengukuran prestasi belajar berupa tes yang telah disusun dengan baik sesuai

standar yang dikehendaki. Melalui kegiatan evaluasi tersebut, guru akan

31
mengetahui pengetahuan, keahlian, atau kecerdasan dari masing-masing siswa.

Tidak hanya guru, siswa dan keluarganya juga dapat mengetahui hasil evaluasi

tersebut. (Rosyid, 2019:10)

2.8 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dibagi dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

berasal dari dalam diri atau sudah ada dalam diri siswa itu sendiri. Faktor internal

memengaruhi prestasi belajar siswa terlepas dari bagaimana proses belajar

mengajar di kelas berjalan. Faktor internal dapat diperinci lagi ke dalam beberapa

unsur di bawah ini:

1. Keadaan fisik atau jasmani siswa

Keadaan fisik atau jasmani siswa adalah salah satu faktor yang

memengaruhi pembelajaran. Misalnya, posisi tempat duduk seorang siswa yang

memiliki gangguan kesehatan mata minus maupun silinder amat menentukan

proses dan hasil belajar siswa tersebut. Tanpa bantuan kacamata, siswa dengan

gangguan kesehatan mata akan kesulitan mengikuti pembelajaran, terutama ketika

guru harus menggunakan papan tulis di depan kelas.

Kesulitan yang dialami siswa dapat menurunkan minat belajarnya,

sehingga ia cenderung tidak serius ketika belajar. Dalam keadaan demikian, tak

heran apabila kemudian hasil belajarnya tidak maksimal. Siklus seperti ini berlaku

pula pada hambatan-hambatan fisik atau jasmani yang lain, dan turut berpeluang

menjadi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa.

32
2. Kecerdasan atau inteligensi siswa

Tingkat kecerdasan atau inteligensi seseorang dapat diukur melalui tes IQ.

Hasil tes IQ setiap siswa pasti berbeda-beda. Tentu saja, secara umum, siswa

dengan tingkat inteligensi yang tinggi lebih mudah mengikuti proses

pembelajaran di kelas dan biasanya mampu menunjukkan hasil belajar yang baik.

Akan tetapi, ada baiknya memandang dengan lebih luas mengenai dampak

kecerdasan pada proses dan hasil belajar.

Menurut Teori Kecerdasan Majemuk yang diperkenalkan oleh Howard

Gardner pada 1983, setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Maka

tak perlu heran bila seorang siswa tampak lebih antusias mengikuti pembelajaran

dan menunjukkan hasil belajar yang baik pada mata pelajaran tertentu, tetapi

justru sebaliknya pada mata pelajaran yang lain. Faktor internal yang

memengaruhi hasil belajar seperti ini tak boleh luput dari perhatian.

3. Bakat minat dan motivasi siswa

Bakat dan minat individu setiap siswa adalah pembahasan yang tak bisa

sepenuhnya dipisahkan dari Kecerdasan Majemuk. Siswa dengan kecerdasan

logis-matematis yang kuat, misalnya, cenderung lebih mudah memahami materi

pelajaran matematika. Semakin mudah ia memahami materi pelajaran, biasanya

semakin besar pula semangat dan motivasinya untuk belajar. Sementara itu, siswa

dengan kecerdasan musikal yang menonjol mungkin kurang tertarik dengan

pelajaran matematika. Hal-hal seperti ini merupakan faktor yang memengaruhi

hasil belajar siswa.

33
Selain faktor internal, terdapat juga faktor eksternal. Faktor eksternal

adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Bersama dengan faktor internal,

faktor eksternal juga memengaruhi prestasi belajar siswa. Berbagai faktor

eksternal yang memengaruhi hasil belajar dapat dikategorikan ke dalam beberapa

bagian berikut:

1. Sekolah

Guru yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas

merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Terlepas dari kurikulumnya, metode pembelajaran yang kita terapkan di kelas

turut memengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Selain guru, fasilitas yang ada

di sekolah juga menjadi bagian dari faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar.

Fasilitas bahkan memengaruhi proses dan hasil belajar anak SD di sekolah

lantaran pentingnya peran media pembelajaran bagi peserta didik usia dini.

Meskipun tidak terlihat segamblang fasilitas, budaya yang tumbuh dan

berkembang di sekolah juga merupakan faktor yang memengaruhi pembelajaran.

Bukan hanya kedisiplinan dan relasi antar individu, tetapi yang lebih penting lagi

adalah nilai-nilai berharga yang diyakini dan diimplementasikan di lingkungan

sekolah. Nilai budaya ini merupakan hal yang memengaruhi kematangan dari

hasil belajar siswa.

2. Keluarga

Peran orang tua dalam kesuksesan proses dan hasil belajar tak dapat

dielakkan. Siswa yang tumbuh dalam keluarga dengan kesadaran belajar yang

34
tinggi memiliki peluang untuk lebih sukses dalam proses belajarnya. Hasil belajar

siswa tersebut juga cenderung lebih baik daripada hasil belajar siswa dari keluarga

yang kurang mendukung pentingnya proses belajar.

Ada banyak faktor dan beragam latar belakang yang memengaruhi tingkat

dukungan keluarga pada proses belajar siswa. Cara pengasuhan orang tua,

keadaan ekonomi dan finansial keluarga, tingkat pendidikan orang tua, konflik

keluarga, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh faktor eksternal yang

memengaruhi hasil belajar siswa. Faktor yang memengaruhi pembelajaran seperti

ini sering kali tak dapat diabaikan karena biasanya berdampak langsung pada

keterlibatan siswa di kelas.

3. Sosial masyarakat

Kultur sosial masyarakat di suatu negara tentu memengaruhi generasi

mudanya. Masyarakat yang dekat dengan buku, misalnya, menumbuhkan anak-

anak yang gemar membaca. Bagaimanapun juga, anak-anak adalah pengamat dan

peniru yang ulung.

(https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil-

belajar-siswa)

Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, semua faktor di atas harus

berkontribusi sinergik satu sama lain. Apabila terdapat satu faktor saja yang tidak

mendukung siswa selama proses pembelajaran, hal itu dapat berdampak buruk

terhadap prestasi belajar siswa.

35
2.9 Jenis-jenis Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa jenis, seperti yang diungkapkan

menurut Sudjana dalam “Psikologi Sosial Sebagai Pengantar” yang menyatakan

bahwa tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga

bidang yaitu:

a. Bidang kognitif: Penguasaan intelektual

b. Bidang afektif: Berhubungan dengan sikap dan nilai

c. Bidang psikomotorik: Kemampuan bertindak dan berprilaku

Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak

dicapai, tiga bidang tersebut harus nampak dipandang sebagai hasil belajar siswa

dari proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Sebagai hasil belajar perubahan

dari bidang tersebut secara teknis dirumuskan dalam pernyataan verbal melalui

tujuan pengajaran atau tujuan intruksional (2004:105). Dari pernyataan di atas,

makan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperinci menjadi empat

yaitu:

1. Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan pengertian

2. Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan

3. Hasil belajar dalam bentuk kemampuan dan mengamalkan

4. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari

36
2.10 Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar memiliki fungsi bagi seorang siswa, karena prestasi belajar

merupakan hasil yang telah dicapai seorang siswa dalam melakukan kegiatan

belajar. Berikut ini fungsi utama prestasi belajar menurut Nurkancana dalam

“Psikologi Pengajaran”:

a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan dan dikuasai anak didik.

b. Sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.

c. Sebagai bahan informasi dalam inovasi yaitu yang dijadikan anak didik dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e. Berbagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik (2005:338)

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses

belajar dalam mempelajari materi-materi belajar di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test. Dalam kata lain prestasi juga

dapat diartikan sebagai alat ukur hasil proses belajar.

37

Anda mungkin juga menyukai