Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kadek Ayodhya Shapna

Kelas : 9b

King Baldwin IV, Raja Kusta yang Dihormati Salahuddin Al-Ayyubi


Murliyanti

TERAS GORONTALO - King atau raja Baldwin IV yang biasa di sebut juga dengan raja
kusta, sangat di hormati bahkan dengan musuhnya, yakni Salahuddin Ayubbi. Baldwin IV
merupakan seorang raja Yerusalen, dimana sampai kematiannya, dirinya mendapatkan rasa
hormat dan cinta dari banyak orang. Ayahnya merupakan raja Amalric 1 dari Yerusalem dan
ibunya bernama Agnes Courteny. Baldwin IV merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, dan
mempunyai seorang kaka perempuan yang bernama Sybilla. Baldwin IV sudah lama terpisah
dengan sang ibu karena orang tuanya dipisahkan secara paksa oleh politik. Sang ayah
merupakan adik dari Raja Baldwin III , setelah 2 tahun pengangkatan sebagai raja, Baldwin
III meninggal tanpa memiliki anak.

Dan sebagai saudara terdekatnya, otomatis Amalric sebagai ahli waris nya. Namun
pengadilan tinggi Yerusalem menolak mengakui Amalric sebagai raja kecuali dirinya terlebih
dahulu mengesampingkan istrinya yang menurut mereka bisa menjadi ancaman. Ketika
Baldwin berusia 9 tahun, sang ayah mengirimnya untuk tinggal bersama William dari Bairus
seorang tokoh yang terkenal. William juga yang mengetahui gejala kusta atau micro
bacterium lepra, yang dialami oleh Baldwin IV Baldwin pun tumbuh menjadi seorang remaja
yang tampan seperti sang ayah, bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan cara berbicara pun
mirip. William mengatakan, Baldwin IV memiliki ingatan yang sangat baik dan senang
mendengarkan cerita sejarah. William juga mengatakan, Baldwin IV juga akan selalu
mengingat kebaikan dari orang lain yang diberikan kepada nya, begitu pun penghinaan yang
di berikan orang lain kepada nya.
Raja Amalric I juga memerintah kan beberapa pelatih kuda untuk mengajari Baldwin IV
menunggangi kuda.

Diketahui,ketrampilan dalam menunggang kuda merupakan hal yang sangat penting bagi
seorang bangsawan. Karena Baldwin IV hanya bisa merasakan 1 lengan saja, maka Baldwin
baru belajar mengendalikan kuda hanya menggunakan lutut nya. Pada Juni 1174, ayahnya
raja Amalric I meninggal dunia dengan tidak terduga karena disentri.
Kala itu, Baldwin IV masih berusia sangat muda yakni 13 tahun. Setelah dilakukan berbagai
pertimbangan, Baldwin IV pun akhirnya diangkat menjadi pemimpin Yerusalem. Meskipun
menjadi raja, namun sebagian besar kerabat dan pejabat memusuhinya serta mengisolasi
Baldwin IV dari urusan kerajaan. Baldwin IV hidup dalam kesepian karena penyakitnya,
pada saat itu masyarakat kuno belum mengenal pengobatan dengan menggunakan anti biotik
dan menganggap kusta adalah kutukan.

Karena penyakit yang dideritanya Baldwin IV pun mengenakan topeng, serta tidak bisa
berharap menikah maupun memiliki keturunan. Selain itu, musuh Yerusalem pun semakin
kuat, Jendral Kurdi Salahuddin pertama kali membunuh wazir di Kairo. Kematian Sultan
Damaskus membuka jalan bagi Salahuddin untuk menguasai Damaskus juga. Meskipun
Salahuddin Al-Ayyubi membutuhkan 10 tahun untuk meng konsolidasi kan posisi nya, dan
melenyapkan semua saingannya ia sudah efektif dalam menyatukan Mesir dan Suriah
dibawah pemerintahannya pada 1177.

Salahuddin telah mengumpulkan pasukan nya untuk melakukan invasi, yang diharapkan akan
memenangkannya. engan langkah penuh dramatis, Baldwin IV berusaha untuk
menyelamatkan Ascalon hanya dengan 367 Ksatria. Meski memiliki pasukan yang lebih
sedikit, rupanya strategi cerdas yang dilakukan oleh Baldwin IV mampu memukul mundur
Salahuddin Ayyubi dengan kekalahan yang telak. Tidak seperti raja lainnya yang otoriter,
Baldwin IV dikenal sangat menjunjung tinggi toleransi bagi pemeluk agama yang non
Kristen di Yerusalem. Baldwin IV mempersilahkan penganut agama Yahudi dan Muslim
untuk berziarah ke Yerusalem dan dijamin keamanannya.

Begitu pun dengan Salahuddin, juga tidak melakukan serangan, bahkan Salahuddin
mengirimkan tabib terbaik nya untuk pengobatan Baldwin IV

Anda mungkin juga menyukai