Anda di halaman 1dari 17

SNII 7642:20

020

Standar N
Nasional Indonesia

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Tata cara pemanfaa atan olli bekas seba
agai
pengg
ganti/c
campurran solar dan/atau biodies
b sel dala
am
ANFO
O dan/aatau em
mulsi pada
p peeledakkan di tamban
t ng
terrbuka

ICS 13.230
0
Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
© BSN 2020

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian


atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang
mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 7642:2020

Daftar isi

Daftar isi.....................................................................................................................................i

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
1. Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2. Acuan normatif ................................................................................................................... 1
3. Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1
4. Prinsip ................................................................................................................................ 2
5. Peralatan dan bahan ......................................................................................................... 2
6. Prosedur pemanfaatan oli bekas sebagai fuel oil .............................................................. 3
7. Aspek K3, keselamatan operasi dan tanggap darurat ....................................................... 4
8. Perizinan ............................................................................................................................ 5
9. Pelaporan .......................................................................................................................... 5

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Lampiran A (informatif) Diagram alir proses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO
dan/atau emulsi (fuel oil dibuat dari campuran oli bekas dan solar dan/atau biodiesel) .......... 6
Lampiran B (informatif) Diagram alir proses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO
dan/atau emulsi (fuel oil dibuat dari 100 % oli bekas) ............................................................. 7
Lampiran C (normatif) Parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi ........... 8
Bibliografi ................................................................................................................................. 9

Tabel C.1 - Parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi ............................ 8

Gambar A.1 - Diagram alir proses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO dan/atau
emulsi (fuel oil dibuat dari campuran oli bekas dan solar dan/atau biodiesel) ......................... 6
Gambar B.1 - Diagram alir proses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO dan/atau
emulsi (fuel oil dibuat dari 100 % oli bekas) ............................................................................ 7

© BSN 2020 i
SNI 7642:2020

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7642:2020, dengan judul Tata cara pemanfaatan oli bekas

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
sebagai pengganti/campuran solar dan/atau biodiesel dalam ANFO dan/atau emulsi pada
peledakan di tambang terbuka, merupakan revisi dari SNI 7642:2010 Tata cara pemanfaatan
oli bekas untuk campuran amonium nitrat dengan fuel oil pada tambang terbuka. Perubahan
substansi dari standar ini dengan standar edisi sebelumnya terdapat pada komposisi
campuran oli bekas dengan solar yang sebelumnya maksimal 80 % (oli bekas = 80 %, solar
= 20 %), dalam SNI ini telah diakomodasi adanya kemajuan teknologi untuk memanfaatkan
oli bekas sebagai pengganti solar dan/atau biodiesel hingga 100 % dalam campuran ANFO
dan/atau emulsi sebagai bahan peledak.

Standar ini disusun sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam:


a) Peraturan Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Penulisan Standar
Nasional Indonesia.
b) Peraturan BSN Nomor 12 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan
Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Penomoran
Standar Nasional Indonesia.

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-06 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Mineral dan Batubara dan telah dibahas dalam rapat konsensus lingkup
Komite Teknis pada tanggal 27 Agustus 2020 di Jakarta yang dihadiri oleh wakil dari
pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dan pakar.

SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak pendapat pada tanggal 15
September 2020 sampai dengan tanggal 13 November 2020 dengan hasil akhir disetujui
menjadi SNI.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2020 ii
SNI 7642:2020

Pendahuluan

Pemanfaatan oli bekas yang dicampur dengan solar dan/atau biodiesel dengan komposisi

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
tertentu, ataupun oli bekas tanpa dicampur solar dan/atau biodiesel, dalam ANFO dan/atau
emulsi pada proses pembuatan bahan peledak untuk kegiatan peledakan di tambang
terbuka menunjukkan unjuk kerja yang relatif sama dengan peledakan yang menggunakan
solar dan/atau biodiesel saja dalam ANFO dan/atau emulsi.

Dengan penggantian atau pencampuran solar dan/atau biodiesel dengan oli bekas pada
ANFO dan/atau emulsi, diperoleh keuntungan sebagai berikut.
1. Memperbaiki pengelolaan lingkungan dari pembuangan oli bekas yang dikategorikan
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menjadi campuran bahan peledak
dengan memanfaatkan kandungan hidrokarbon dalam oli bekas.
2. Mengurangi konsumsi sumber energi tak terbarukan (solar).
3. Penghematan biaya dari pengurangan penggunaan solar dan/atau biodiesel serta biaya
pengelolaan limbah oli bekas.
4. Mengurangi ketergantungan terhadap solar dan/atau biodiesel terutama ketika solar
dan/atau biodiesel sulit diperoleh.

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Pemanfaatan oli bekas harus mempertimbangkan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan Keselamatan Operasi (KO) bahan peledak, peledakan, dan fasilitas penyimpanan
bahan bakar cair serta aspek pelindungan lingkungan. Fasilitas dan proses harus mengikuti
persyaratan dan ketentuan keselamatan bahan peledak dan peledakan serta keselamatan
fasilitas penyimpanan bahan bakar cair sesuai peraturan perundang-undangan tentang
Petunjuk teknis keselamatan bahan peledak dan peledakan serta keselamatan fasilitas
penimbunan bahan bakar cair.

Oli bekas merupakan limbah B3, untuk itu harus didahului dengan izin dari instansi terkait
sebelum memanfaatkannya. Parameter dan kriteria oli bekas yang boleh digunakan merujuk
pada peraturan perundang-undangan tentang Perizinan pengelolaan limbah B3 dalam hal
persyaratan teknis khusus pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi bahan bakar yaitu
parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi.

Pemanfaatan oli bekas sebagai campuran solar dalam proses pembuatan ANFO telah
dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang, dan telah tersedia SNI 7642:2010 sebagai
rujukan tata cara pemanfaatannya. Namun, SNI 7642:2010 belum mencakup tata cara
penggunaan oli bekas sebagai pengganti dari solar dan/atau biodiesel dalam proses
pembuatan ANFO dan/atau emulsi.

Oleh karena itu, diperlukan revisi SNI 7642:2010, agar mencakup tata cara penggunaan oli
bekas sebagai pengganti/campuran dari solar dan/atau biodiesel dalam proses pembuatan
ANFO dan/atau Emulsi.

© BSN 2020 iii


Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
SNI 7642:2020

Tata cara pemanfaatan oli bekas sebagai pengganti/campuran


solar dan/atau biodiesel dalam ANFO dan/atau emulsi
pada peledakan di tambang terbuka

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan istilah dan definisi, prinsip, peralatan dan bahan, prosedur, aspek
K3, aspek keselamatan operasi dan aspek tanggap darurat dari pemanfaatan oli bekas
sebagai pengganti/campuran solar dan/atau biodiesel dalam ANFO (Ammonium Nitrate Fuel
Oil) dan/atau emulsi pada pembuatan bahan peledak yang digunakan pada proses
peledakan di tambang terbuka.

2 Acuan normatif

Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan
bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal,
berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh
perubahan/amandemennya).

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
SNI 13-3501, Tangki baja las untuk penimbun minyak.

3 Istilah dan definisi

Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini berlaku.

3.1
ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil)
bahan peledak yang tergolong daya ledak kuat (high explosives) campuran antara
Ammonium Nitrate (NH4NO3) butiran dengan Fuel Oil (CH2)

3.2
bahan peledak
bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya
yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan, atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau
seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia
lebih stabil

3.3
biodiesel
produk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau Mono Alkyl Ester yang dihasilkan dari bahan
baku hayati dan biomasa lainnya yang diproses secara esterifikasi

3.4
emulsi
bahan peledak dengan kandungan utama Ammonium Nitrate (NH4NO3) terlarut dalam air
yang terdispersi dalam fuel oil

© BSN 2020 1 dari 9


SNI 7642:2020

3.5
fuel oil
bahan bakar organik berasal dari minyak bumi dan/atau biodiesel dengan kandungan unsur
kimia utama hidrokarbon (hidrogen dan karbon). Komposisi fuel oil dapat berupa solar,
biodiesel, oli bekas, atau berbagai kombinasi campurannya

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
3.6
oli bekas
oli bekas proses pelumasan mesin penggerak yang terbuat dari minyak bumi yang
memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan tentang parameter Limbah B3
sebagai substitusi bahan bakar (tidak termasuk oli trafo dan oli yang berbahan base oil
bukan minyak bumi)

3.7
solar
bahan bakar cair yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi untuk mesin diesel
dengan sistem pembakaran di dalam (internal combustion engine) dan secara umum
digunakan sebagai bahan campuran ANFO dan/atau emulsi

3.8
tangki
wadah tempat menyimpan (menimbun) solar, biodiesel, oli bekas, dan sebagainya yang

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
memenuhi persyaratan dalam peraturan perundang-undangan

3.9
zero oxygen balance
produk reaksi bahan peledak berupa gas yang tidak beracun (non toxic) antara lain senyawa
uap air (H2O), nitrogen (N2) dan karbondioksida (CO2) yang dibebaskan.
Sebagai contoh reaksi kimia pada peledakan campuran ANFO pada komposisi 94,5 % AN
dengan 5,5 % fuel oil seperti pada persamaan berikut :
3 NH4NO3 + CH2  7 H2O + CO2 + 3 N2

4 Prinsip

Proses peledakan pada penambangan bahan galian akan optimal apabila energi bahan
peledak dapat memecahkan batuan sampai ukuran yang dikehendaki dengan tingkat
getaran dan kebisingan, serta gas hasil peledakan yang memenuhi nilai ambang batas
tempat kerja dan baku mutu, serta memenuhi prinsip zero oxygen balance.

5 Peralatan dan bahan

5.1 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pemanfaatan oli bekas sebagai fuel oil pada peledakan
tambang terbuka paling kurang terdiri atas
a. tangki pengumpul oli bekas,
b. tangki pengendap (settling tank) oli bekas,
c. tangki solar dan/atau biodiesel (tidak diperlukan bila fuel oil berupa oli bekas 100 %),
d. tangki pencampur oli bekas dengan solar dan/atau biodiesel (tidak diperlukan bila fuel oil
berupa oli bekas 100 %),
e. pompa, dan
f. penyaring.

© BSN 2020 2 dari 9


SNI 7642:2020

5.2 Bahan fuel oil

Bahan yang diperlukan terdiri atas


a. oli bekas, dan
b. solar dan/atau biodiesel.

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
5.3 Peralatan tanggap darurat

Peralatan tanggap darurat antara lain


a. alarm,
b. peralatan pemadam kebakaran,
c. emergency shower/eye wash,
d. kotak P3K, dan
e. alat penanggulangan tumpahan hidrokarbon.

6 Prosedur pemanfaatan oli bekas sebagai fuel oil

Langkah yang harus ditempuh untuk mempersiapkan oli bekas sebagai fuel oil adalah
sebagai berikut.

6.1 Pengumpulan oli bekas dan pemisahan pengotor

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
a. Kumpulkan oli bekas dari hasil kegiatan pemeliharaan dan perawatan semua peralatan
tambang dalam tangki pengumpul yang tertutup.
b. Hindarkan oli bekas dari air dan pengotor.

6.2 Proses penyiapan oli bekas

a. Pindahkan oli bekas dari tangki pengumpul ke tangki pengendap melewati penyaring
dengan ukuran minimal 20 mesh dengan mempertimbangkan sensitivitas alat yang
digunakan dalam proses pemanfaatan oli bekas terhadap partikel pengotor.
b. Endapkan oli bekas minimal selama 8 jam di dalam tangki pengendap, atau
menggunakan metode lain yang dapat secara efektif memisahkan air dan pengotor dari
oli bekas.
c. Keluarkan air dan pengotor.
d. Hilangkan kandungan air sampai didapat angka densitas maksimum 0,9 g/ml sebagai
indikator awal kandungan air <15 %.
e. Ambil sampel oli bekas kira-kira 1 liter pada 3 (tiga) tempat yaitu bagian atas, bagian
tengah dan bagian dasar tangki pengendap.
f. Lakukan analisis sampel di laboratorium terakreditasi, dalam hal belum terdapat
laboratorium yang terakreditasi, uji dilakukan dengan menggunakan laboratorium yang
menerapkan prosedur yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia mengenai tata
cara berlaboratorium yang baik.
g. Hasil analisis laboratorium pada sampel oli bekas mengacu pada ketentuan dalam
Lampiran C - Parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi.
h. Uji oli bekas secara berkala harus dilakukan dengan periode pengujian minimal sesuai
persyaratan dalam izin dari instansi terkait dan dapat diperketat sesuai hasil analisis
kebutuhan untuk memastikan kualitas oli bekas tersebut.

© BSN 2020 3 dari 9


SNI 7642:2020

6.2 Proses penyiapan fuel oil

6.3.1 Fuel oil berupa campuran solar dan/atau biodiesel dengan oli bekas

a. Masukkan dan campur oli bekas yang sudah lulus uji laboratorium dengan solar

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
dan/atau biodiesel ke dalam tangki pencampur dengan perbandingan sesuai dengan izin
yang diperoleh dari instansi terkait.
b. Aduk campuran tersebut sampai homogen.

6.3.2 Fuel oil berupa oli bekas 100 %

Oli bekas yang sudah lulus uji laboratorium siap digunakan sebagai fuel oil.

CATATAN Diagram alir proses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO dan/atau emulsi
dapat dilihat pada gambar A.1, Lampiran A dan B.1, Lampiran B.

7 Aspek K3, keselamatan operasi dan tanggap darurat

Pemanfaatan oli bekas sebagai pengganti/campuran solar dan/atau biodiesel dalam ANFO
dan/atau emulsi dapat dilakukan dengan aman, selamat, produktif dan ramah lingkungan,

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
serta memenuhi prinsip zero oxygen balance. Oleh karena itu fasilitas dan proses harus
mengikuti persyaratan dan ketentuan keselamatan bahan peledak dan peledakan serta
keselamatan fasilitas penyimpanan bahan bakar cair sesuai peraturan perundang-undangan
tentang Keselamatan bahan peledak dan peledakan serta keselamatan fasilitas penimbunan
bahan bakar cair pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara, sekurang-
kurangnya sebagai berikut.
a. Desain tangki penyimpanan bahan bakar cair harus sekurang-kurangnya memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) 13-3501.
b. Tersedia penyalur petir yang jangkauan pelindungannya mencakup fasilitas pemanfaatan
oli bekas dan tahanan pembumiannya maksimum 5 ohm, serta diukur tahanan
pembumiannya setiap enam bulan atau setelah terjadi petir yang hebat.
c. Terpasang pembumian/grounding untuk tiap tangki dengan tahanan pembumiannya
maksimum 5 ohm.
d. Jarak antara fasilitas pemanfaatan oli bekas ke jalan umum dan ke bangunan sesuai
ketentuan jarak aman minimum tangki bahan bakar cair.
e. Saluran pipa dari dan/atau ke tangki dilengkapi dengan katup (valve), alat ukur aliran
(flow meter) sesuai kebutuhan operasional.
f. Tangki dilengkapi dengan pipa pernapasan (breather) dan level gauge, level monitoring
atau selang penduga.
g. Proses pemindahan cairan dari dan ke dalam tangki harus memiliki mekanisme
pencegahan terjadinya tumpahan, dan apabila terjadi tumpahan maka harus ada
mekanisme pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
h. Tersedia fasilitas penampung kebocoran oli bekas, solar, biodiesel atau campurannya
dari tangki, alat ukur aliran, dan katup di fasilitas pemanfaatan oli bekas yang mampu
menampung kebocoran secara mandiri dan/atau secara terkoneksi ke satu bak
penampung dengan kemiringan minimal 1 %.
i. Tersedia fasilitas penampungan sampah organik, nonorganik dan B3.
j. Terpasang tanda “Dilarang Merokok” di lokasi/fasilitas pemanfaatan oli bekas.
k. Terpasang rambu-rambu Alat Pelindung Diri (APD) sesuai identifikasi bahaya dan
penilaian risiko di lokasi kerja, sekurang-kurangnya: sepatu pengaman (safety shoes),
kacamata pengaman (safety glasses), sarung tangan karet, helm pengaman (safety
helmet).

© BSN 2020 4 dari 9


SNI 7642:2020

l. Dinding tangki mencantumkan nomor tangki, kapasitas, dan nama cairan yang tersimpan
di tangki, yang dapat dibaca dengan jelas, serta dilengkapi dengan simbol dan label B3
sesuai dengan jenisnya.
m. Tersedia Lembar Data Keselamatan (LDK) semua bahan B3 di area fasilitas
pemanfaatan oli bekas.
n. Proses pemindahan cairan dari dan ke dalam tangki harus diawasi dari potensi

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
tumpahan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
o. Tersedia prosedur sebagai panduan kerja aman pengoperasian fasilitas dan peralatan
yang digunakan pada pemanfaatan oli bekas sebagai pengganti/campuran solar
dan/atau biodiesel dalam ANFO dan/atau emulsi.
p. Tersedia prosedur tanggap darurat, antara lain keadaan darurat kebakaran, tumpahan
hidrokarbon, dan keadaan darurat lain sesuai dengan penilaian potensi keadaaan darurat
yang mungkin timbul.
q. Pekerja menggunakan APD sesuai ketentuan dalam rambu-rambu APD dan prosedur
terkait.
r. Tercapainya proses peledakan yang memenuhi prinsip zero oxygen balance untuk
menghindari gas atau bahan kimia yang berbahaya.

8 Perizinan

a. Sebelum melakukan percobaan, maka perusahaan harus mendapatkan persetujuan uji

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
coba dari instansi terkait. Surat permohonan persetujuan uji coba ditembuskan kepada
instansi pembina teknik.
b. Pemanfaatan oli bekas untuk peledakan harus mendapatkan izin dari instansi terkait.

9 Pelaporan

Pemanfaatan oli bekas dilaporkan kepada pemberi izin setiap triwulan sesuai dengan format
dari instansi terkait dan ditembuskan ke instansi pembina teknik.

© BSN 2020 5 dari 9


SNI 7642:2
2020

Lammpiran A
(infformatif)
Diagram
m alir pros ses pemanfaatan oli bekas untuk campuran ANFO dan/attau
emulsi (fuel oil dibuat darii campuran oli beka as dan solar dan/ata
au biodies
sel)

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com

Gamba ar A.1 - Dia


agram alir proses
p pem
manfaatan oli bekas untuk
u camppuran ANFO
dan/atau emulsi (fu
uel oil dibua
at dari cam
mpuran oli bekas
b dan solar dan/a
atau biodie
esel)

© BSN 2020 6 dari 9


SNI 7642:2020
0

Lampira an B
(informaatif)
Diiagram alir proses pemanfaat
p tan oli bek kas untuk
k campuran ANFO dan/atau
d
emulsi (fuel oiil dibuat dari
d 100 % oli bekas)

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com

G
Gambar B.1
1 - Diagram
m alir prose
es pemanfa aatan oli be
ekas untukk campuran
n ANFO
dan/atau
u emulsi (ffuel oil dibu
uat dari 100
0 % oli bek
kas)

© BS
SN 2020 7 darri 9
SNI 7642:2020

Lampiran C
(normatif)
Parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
Tabel C.1 - Parameter dan kriteria oli bekas untuk ANFO dan/atau emulsi
No Parameter Kriteria
1 Total logam arsen, As <5 ppm
2 Total logam kadmium, Cd <2 ppm
3 Total logam kromium, Cr <10 ppm
4 Total logam timbal, Pb <100 ppm
5 Total halogen <100 ppm
6 Poly chlorinated bipenyls, PCBs <2 ppm
7 Kadar air <15 %
8 Flash point >37,78 °C (100 °F)
9 Kalori >2.500 kkal/kg

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com

© BSN 2020 8 dari 9


SNI 7642:2020

Bibliografi

[1] Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
Berbahaya dan Beracun

[2] Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara

[3] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemanfaatan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

[4] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 tahun 2015 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai
Bahan Bakar Lain

[5] Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.95/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/2018 tentang Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Terintegrasi dengan Izin Lingkungan Melalui Pelayanan

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

[6] Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827-K-30-MEM-2018 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik

[7] Keputusan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

[8] Keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 28.K/10/DJM.T/2016
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Nomor 3675.K/24/DJM/2006 tentang Standar Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak
Jenis Solar yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

[9] Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2017 tentang
Perizinan, Pengamanan, Pengawasan dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial

© BSN 2020 9 dari 9


Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komite Teknis perumus SNI


Komite Teknis 13-06, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Mineral dan

Hak cipta Badan Standardisasi Nasional. Salinan standar ini dibuat oleh BSN untuk Deni Ramdani | Kementerian
Batubara

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis perumus SNI


Ketua : Eko Gunarto
Wakil Ketua : Dwi Handoyo Marmer
Sekretaris : Wulan Andayani
Anggota : Nuhindro Priagung W.
M. Febiyanto
Gunawan Muhammad
Gunawan
Bayu Nasution
Fransiscus Fendy
Taqwa Logika Utama
Cambra Eryantoko
Heru Sudirjo
Ade Kurdiman

ESDM | deni.esdm.jabar@gmail.com
Alwahono
Richard Kawilarang

[3] Konseptor rancangan SNI


Gunawan Muhammad

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI


Direktorat Teknik dan Lingkungan
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Anda mungkin juga menyukai