Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MACAM – MACAM CARA STERILISASI

OLEH KELOMPOK 10

Anggota :

1. Amalia Dwi Hartati


2. Aldo yordan foeh
3. Bunga safaria
4. Marizka Nurhayani

PRODI D-III FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk Mata
Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja denga judul “MACAM – MACAM CARA
STERILISASI”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, serta kritik yang membangun dari
berbagai Pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kupang,29 Agustus 2024

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah

I.3 Tujuan

I.4 Manfaat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam hal ini
adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat
dalam
suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan
tujuan
untuk membunuh atau menghilangkanmikroorganisme.
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari
semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha
mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas
(kalor).
gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam
arutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga
dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi
(Curtis,
1999).
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50, Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan
semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.

B. Tujuan Sterilisasi
1. Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
2. Mencegah peralatan cepat rusak
3. Mencegah terjadunya infeksi silang
Menjamin kebersihan alat
Menetapkan produk akhir dinyatakan sudah sterïl dan aman digunakan pasien
C. JENIS-JENIS STERILISASI
Macam-macam Sterilisasi yang umum dilakukan (Machmud, 2008):
1. Sterilisasi secara fisik
Pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur
atau tekanan tinggi.Berikut jenis-jenis steril menggunakan teknik pemanasan dan
penyinaran UV:

1) Teknik Pemanasan
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan
suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikrobia
dan
aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya
simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi
adalah
produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.

Sterilisasi dengan udara kering, alat yang umum dikenal adalah oven. Alat ini
dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, petridish,
tabunng
reaksi dan alat gelas lainnya. bahan-bahan scperti kapas, kain dan kertas dapat
disterilkan dengan alat ini. pada umunhya suhu yang digunakan pada
sterilisasi
secara kering adalah 170-180'C selama paling sedikit 2 jam. Lama sterilisasi
tergantung pada alat dan jumlahnya.

Jenis Alat dan Bahan utnuk Sterilisasi teknik pemanasan, yaitu

1) Pemijaran (dengan api langsung)

Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang


gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan
abu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur
dengan pemijaran langsung, Papan salep, lumping dan alu dapat disterilisasi
dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik.
Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian
Ieher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung
dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan
disegel

2) Panas kering (Udara Panas Oven)


Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas
dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.
a) Bahan yang tidak dapat disterilkan dengan udara panas oven
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan
uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini
adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol.
Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain.

b) Bahan yang dapat disterilkan dengan udara panas oven


Alat-alat gelas dan alat-alat bedah.

c) Proses Sterilisasi dengan Oven


Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses
oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein
pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya
suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas
dipaparkan pada suhu 121C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi
panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150C sampai 170C
selama 1-4 jam.

Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 1609C paling
cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk
sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga
range 150-170C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain,
sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170C.
dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu
rendah dan waktu yang lebih lama
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan
melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan
kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven
dengan temperatur sekelilingnya 1709C untuk sterilisasi atau 250C untuk
depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi depirogenisasi alat-
alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu
yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti
sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol.
Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas
dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang
digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses
dipaparkan pada suhu 121C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi
panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150C sampai 170C
selama 1-4 jam.
Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering 1609C paling
cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara khusus untuk
sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga
range 150-170C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain,
sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 170C.
dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus disterilkan pada suhu
rendah dan waktu yang lebih lama.
d) Waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven:
 170C (340 F) sampai 1 jam
 1 60C (320 F) sampai 2 jam
 1509C (300 F) sampai 2,5 jam
 140C (285 F) sampai 3 jam.

3). Uap air panas 100C Cara sterilisasi dengan pemanasan secara
intermitenti/terputus-putus)

John Tyndall (1877) dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih

(100"C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua mikroorganisme tetapi

apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih

istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk mematikan kuman.

Hal tersebut dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan intermittent

lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.

Uap panas pada suhu 100C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir

atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap

mengalir dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan

media kultur. Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung

bahan-bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk

vegetatif dari kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur

suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.

Dalam praktiknya, 2 metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan

pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk vegetatif

bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran

spora, terilisasi berjeda yang juga disebut sterilisasi idak berlanjut.


Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk

vegetatif selama masa istirahat.

Contoh alat yang disterilkan : alat/bahan yang mengandung air lebih tepat

menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

4). Uap air panas bertekanan menggunakan autoklaf.

Bahan yang dapat disterilkan dengan autoklaf

a) Digunakan untuk sterilisasi larutan yang ditujukan untuk infeksi pada

tubuh, pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas, alat-alat stainles.

Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan dan benda-benda

karet.

b) Bahan yang tidak dapat disterilkan dengan autoklaf

Metode ini tidak dapat digunakan untuk sterilisasi misalnya, produk

yang dibuat dari basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 120C mampu

membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme hidup

dalam waktu '2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif

yang tahan terhadap pemanasan tinggi:

Proses Sterilisasi

Sterilisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah

autoklaf. Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam

industri farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi

bakteri, dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat

dengan mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus

yang divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan pada suhu

121C dibawah tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep Ietal dilakukan

dengan FO yang juga dilakukan bila suhu sterilisasi berbeda dari 121C. FO

dari proses ini tidak jauh pada 121C dengan waktu yang dibutuhkan dalam menit,
untuk menghasilkan kematian yang setara dengan hasil pada
121C pada waktu tertentu (Validation of Pharmaceutical Processes: 151).

Keefektifan sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari uap

jenuh kering yaitu:

Suhu Panas tersembunyi yang berlimpah Kemapuan untuk membentuk kondensasi


air

Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi.

b. Teknik Penyinaran UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya

untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety


Cabinet

dengan disinari lampu UV.

Sinar ultraviolet umumnya digunakan ntuk membantu mengurangi

kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar


yangbersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut

merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm. Sinar UV menembus

udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam atau
bahan

tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi


dengan

cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap

tindakan membunuh mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan.

Anda mungkin juga menyukai