Anda di halaman 1dari 83

PESAN DAKWAH SUNAN DRAJAT DALAM WEJANGAN

CATUR PIWULANG
(Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)

SKRIPSI

Oleh:
ABDUR ROZAQ
NIM :

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN

TAHUN 2023
PESAN DAKWAH SUNAN DRAJAT DALAM WEJANGAN
CATUR PIWULANG
(Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) Dalam Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Oleh:
ABDUR ROZAQ
NIM :

PEMBIMBING:
1. LUTHFI HIDAYAH, S.Sos.,M.Si.
2. SITI MAHMUDAH YANTI, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN
TAHUN 2023

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamongan, 22 Agustus 2023


Lamp : 3 (tiga) Ekslempar
Hal : Persetujuan Munaqosah Skripsi

Kepada
Yth. Ibu Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan, Jawa Timur

Assalamu’alaikum, wr.wb
Setelah kami baca dan teliti kembali, dan telah diadakan perbaikan
sesuai petunjuk dan arahan kami, maka kami berpendapat bahwa proposal
Skripsi saudara:
Nama : Abdur Rozaq
NIM/NIMKO :
Tahun Angkatan : 2019
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul : PESAN DAKWAH SUNAN DRAJAT DALAM
WEJANGAN CATUR PIWULANG (Analisis
Semiotika Charles Sanders Pierce)
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam ujian proposal
skripsi pada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Untuk itu, kami
mengharapkan agar proposal skripsi tersebut dapat segera diujikan.
Demikian, atas perhatian Bapak/Ibu kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, wr,wb.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Luthfi Hidayah, S.Sos., M.Si. Siti Mahmuda Yanti, S.Pd., M.Pd.


NIY: 2014.127.082 NIY: 2011.127.055

Mengetahui,
Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Hidayatul Mufidah, S.Pd., M.Pd.


NIY : 2015.127.087

iii
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT (PACIRAN)
LAMONGAN JAWA TIMUR
PP. SUNAN DRAJAT BANJARANYAR PACIRAN
Jl. PP. Sunan Drajat Banjaranyar Paciran Lamongan, Telp. (0322) 665415

PENGESAHAN MUNAQASYAH

Skripsi ini telah dipertahankan didalam Sidang Munaqasyah Program Studi


Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan Jawa Timur

Hari :
Tanggal :

Sidang Munaqasah telah menerima Skripsi ini sebagai pelengkap untuk


menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam Ilmu
Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Jawa Timur

Dengan demikian, hasil Munaqasyah Skripsi ini kami sahkan.

Lamongan,
Rektor,

Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., M.M., M.Pd.I.


NIY. 2008.127.003

Tim Penguji:
Ketua Penguji : ( )

Sekretaris Penguji : ( )

Anggota Penguji : ( )

iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Abdur Rozaq
Tempat, tanggal lahir : Lamongan, 07 September 1996
Alamat : Dusun Waru Desa Bojoasri
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
Status : Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT (INSUD)
LAMONGAN
NIM/NIMKO :
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Dengan menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
PESAN DAKWAH SUNAN DRAJAT DALAM WEJANGAN CATUR
PIWULANG (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)
Merupakan karya asli saya.
Apabila di kemudian hari ditemukan karya orang lain yang ternyata lebih
dahulu masa pengajarannya, atau terdapat kemiripan/kesamaan, baik pada
sebagian ataupun seluruhnya yang menunjukkan ketidak aslian skripsi ini, maka
saya bersedia melepas gelar kesarjanaan saya.
Demikian surat ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
akademik.

Lamongan, 22 Agustus 2023


Yang membuat pernyataan,

Abdur Rozaq

v
MOTTO

“Alon-alon sing penting kelakoan”


(Pelan-pelan yang penting dilakukan)

vi
PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, karya ini ku persembahkan untuk


kedua orang tuaku bapak Syahari (alm) dan ibu umayah beserta keluarga, teman-
teman kuliah satu angkatan, Serta semua pihak yang membantu ku dalam segala
kesulitan dalam pembuatan skripsi ini sampai selesai

vii
ABSTRAK

Abdur Rozaq, 2023. Pesan Dakwah Sunan Drajat Dalam Wejangan Catur
Piwulang (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce). Skripsi Peogram
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Pesantren Sunan Drajat
Lamongan. Pembimbing I Luthfi Hidayah, S.Sos., M.Si. dan pembimbing
II Siti Mahmuda Yanti, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : Pesan Dakwah, Catur Piwulang, Semiotika
Islam merupakan agama yang menyeru umatnya untuk melaksanakan
dakwah melalu berbagai cara, salah satunya Sunan Drajat yang melakukan
dakwah melalui wejangan Catur Piwulang (empat ajaran). Wejangan tersebut
mengandung banyak pesan dakwah jika diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu,
peneliti ingin lebih mengetahui secara mendalam dakwah yang terkandung dengan
melakukan analisis wejangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui
hasil analisis wejangan Catur Piwulang menggunakan Teori Semiotika Charles
Sanders Pierce, serta untuk mengetahui pesan dakwah yang terkandung.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti,
menggunakan pendekatan penelitian analisis semiotika Charles Sanders Pierce,
untuk membedah wejangan “Catur Piwulang” karya Sunan Drajat. Analisis
semiotika digunakan untuk melihat bagaimana representament, object, interpretant
dalam wejangan ini, serta untuk mengetahui pesan-pesan dakwah yang ada
didalamnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis dalam wejangan “Catur Piwulang”., peneliti
mendapatkan hasil, 1) Hasil analisis teori semiotika wejangan “Catur Piwulang”
mempunyai makna tentang tolong menolong terhadap sesama. 2) Jenis pesan
dakwah yang terkandung dalam wejangan “Catur Piwulang” mengandung pesan
akhlak mengajarkan terkait sifat atau perilaku manusia dalam kehidupan.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti ajarannya.
Dengan tersusunnya skripsi ini, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada
Yth:
1. Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur. Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Sunan
Drajat Lamongan Jawa Timur
2. Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., M.M., M.Pd.I, Selaku Rektor Institut
Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Jawa Timur
3. Dr. H. Ainur Rofiq, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Dakwah Institut
Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Jawa Timur
4. Hidayatul Mufidah, S.Pd., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan
Jawa Timur
5. Luthfi Hidayah, S.Sos., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I Penulisan Skripsi
ini
6. Siti Mahmuda Yanti, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II Penulisan
Skripsi ini.
7. Segenap Dosen Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan Jawa Timur,
khususnya Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah
mencurahkan ilmunya dan membimbing penulis selama penulis belajar di
Almamater ini.
8. Segenap Civitas Akademika Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan, terimakasih atas semua bantuannya kepada penulis.
Teriring do’a semoga jerih payah yang selalu dicurahkan oleh semua pihak
tersebut di atas, memdapat imbalan terbaik dari Allah SWT.

ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, kritik dan saran yang kontruktif penulis
harapkan.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Amin!

Lamongan, 22 Agustus 2023

Penulis

Abdur Rozaq
NIM:

x
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................II
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................III
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................4
1.4 Kegunaan Penelitian..............................................................................................4
1.5 Definisi Operasional...............................................................................................5
1.6 Batasan Penelitian..................................................................................................6
1.7 Penelitian Terdahulu..............................................................................................6
1.8 Sistematika Pembahasan.......................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................10
2.1 Pesan Dakwah......................................................................................................10
2.2 Kajian Dakwah Melalui Wejangan Catur Piwulang.........................................17
2.3 Semiotika Charles Sanders Pierce......................................................................19
BAB III...........................................................................................................................23
METODE PENELITIAN..............................................................................................23
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.........................................................................23
3.2 Deskripsi Latar Penelitian...................................................................................23
3.3 Instrumen Penelitian............................................................................................24
3.4 Data dan Sumber Data.........................................................................................24
3.5 Prosedur Pengumpulan Data..............................................................................25
3.6 Teknik Analisis Data............................................................................................26
3.7 Pemeriksaan keabsahan data..............................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Teks Catur Piwulang yang dianalisis........................................................


Tabel 4.2 Teks Catur Piwulang yang dianalisis.......................................................
Tabel 4.3 Teks Catur Piwulang yang dianalisis.......................................................
Tabel 4.4 Teks Catur Piwulang yang dianalisis.......................................................
Tabel 4.5 Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode Charles
Sanders Piece....................................................... ....................................................
Tabel 4.6 Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode Charles
Sanders Piece....................................................... ....................................................
Tabel 4.7 Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode Charles
Sanders Piece....................................................... ....................................................
Tabel 4.8 Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode Charles
Sanders Piece....................................................... ....................................................

xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dakwah merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak bisa dipisahkan dari

seorang muslim atau muslimah karena suatu kewajiban. Seorang muslim atau

muslimah mempunyai keharusan melakukan amar ma’ruf nahi munkar

dengan perkataan yang baik dan benar.

Secara bahasa kata dakwah berasal dari bahsa arab yang berarti ajakan,

panggilan dan seruan1. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa,

da’wah merupakan suatu ajakan yang dilakukan seorang da’i kepada

seseorang untuk mengikuti ajakan da’i tersebut. Sedangkan menurut istilah

da’wah mempunyai arti yang sangat beragam, karena setiap ahli dakwah

mempunyai sudut pandang tersendiri dan seringkali ada kesamaan. Menurut

Tiha Yahya Omar dakwah yaitu mengajak manusia dengan cara yang

bijaksana menuju jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, dan

bertujuan untuk mendapatkan keselematan dan kebahagiaan mereka di dunia

dan akhirat2.

Seorang da’i harus bisa menyampaikan pesan moral atau pesan dakwah

kepada orang lain dengan cara yang bijaksana, tutur bahasa yang sopan,

1
Hikmat, “Pesan-Pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur” Jurnal Ilmu Dakwah,
Vol. 5 No. 17 (Januari, 2011)

2
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Widjaya, 1992).

1
2

sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Kegiatan da’wah

dapat disampaikan melalui berbagai cara dari lisan, tulisan, budaya yang

disesuaikan dengan zamannya dan diikuti tindan tindakan nyata. Sehingga

seseorang yang menerima dakwah dapat menerima pesan dakwah dengan

lebih mudah.

Pesan dakwah merupakan pernyataan yang bersumber, amanat yang

harus diampaikan oleh komunikator, dapat juga berupa lambang. Lambang

berarti warna, bahasa, isyarat, gambar yang dapat mengartikan pikiran atau

perasaan komunikator kepada komunikan3. Salah satu pendakwah yang

sangat masyhur yang mampu menyampikan isi pesan dakwah dengan baik

yaitu Sunan Drajat.

Sunan Drajat merupakan salah satu waliyullah yang bertempat di desa

Drajat kecamatan Paciran kabupaten Lamongan. Nama asli Sunan Drajat

yaitu Raden Qosim merupakan salah satu wali songo yang berhasil

menyebarkan ajaran agama islam dan merubah tatanan soisal menjadi lebih

baik dengan meciptakan kemaslahatan dan menghindarkan dari mafsadat.

Kemaslahatan dan mafsadat tersebut berdasarkan kebutuhan-kebutuhan lokal

masyarakat sekitar.

Dalam menghadapi masyarakat yang saat itu belum mengenal ajaran

islam, Sunan Drajat menggunakan metode da’wah bil hikmah4. Yaitu dengan

3
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, (Bandung:
Remaja Rosdakarya 2005).
4
Khozinatus Sadah, dkk, “Kandungan Nilai Ajaran Membangun Resep Tiyasing
Sasama Pada Ragam Hias Gerbang Kompleks Makam Sunan Drajat”, Jurnal Islam
Nusantara, Vol.02, No.02 (Juli-Desember 2018)
3

cara tindakan nyata atau memberi contoh, seperti melalui gamelan,

menggunakan tembang-tembang dan juga menyelaraskan dengan kebudayaan

pada saat itu. Sehingga, dakwah beliau mudah diterima dan diikuti

masyarakat. Sunan Drajat juga sangat memahami ilmu, bahasa, seni, budaya,

sastra, dan tradisi Budaya Jawa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

peninggalan museum Sunan Drajat. Nuansa jawa sangat terlihat dari warisan

yang diajarkan Sunan Drajat kepada masyarakat dan santrinya yang biasa

dikenal dengan Catur Piwulang.

Catur piwulang berasal dari bahasa jawa yaitu “catur” berarti empat dan

“piwulang” berarti ajaran. Jadi catur piwulang merupakan empat ajaran atau

prinsip yang diwariskan oleh Sunan Drajat untuk mensejahterkan kehidupan

bermasyarakat. Adapun isi dari catur piwulang yaitu:

1. Wenehono teken marang wong kang wuto (berilah tongkat pada orang

yang buta)

2. Wenehono pangan marang wong kang kaliren (berilah makanan pada

orang yang kelaparan)

3. Wenehono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada

orang yang telanjang)

4. Wenehono payung marang wong kang kawudanan.(berilah payung

pada orang yang kehujanan).

Pesan Sunan Drajat tersebut terdapat disepanjang kompleks makam

sehingga setiap peziarah yang datang dapat membacanya dan pesan beliau

juga juga diamalkan oleh keturunan Sunan Drajat. Pesan yang terkandung
4

dalam ajaran terebut sangat banyak, mualai dari sisi agama, sosial dan lain-

lain. Peneliti ingin menggali lebih dalam pesan dakwah Catur Piwulang

dengan pendekatan Semiotika Chares Sanders Pierce.

Semiotika yaitu metode analisis untuk mengkaji tanda. Analisis

semiotik merupakan metode analisis untuk menemukan tanda yang berupa

teks film, surat cinta, poster politik, komik, makalah, cerpen, pidato presiden,

kartun dan sebagainya5. Semiotika menjadi metode alternatif dalam

memaknai dan memahami tanda-tanda yang ada dalam pesan “Catur

Piwulang” terutama berhubungan dengan pesan dakwah, baik tanda yang

tersirat maupun tersurat. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis Charles

Sanders Pierce.

Dalam Semiotika Charles sanders Pierce terdapat tiga unsur yaitu

(representamen, object dan interpretasi). Representamen yaitu tanda tersebut

dapat mewakili sesuatu yang lain, sehingga tanda tersebut dapat

merepreentasikan sesuatu yang mewakilinya. Object yaitu konsep, benda,

gagasan yang diacu. Sedangkan interpretant yaitu makna yang kita dapatkan

dari sebuah tanda6

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik mengkaji lebih dalam

pesan Catur Piwulang wejangan Sunan Drajat dianalisis menggunakan teori

Charles Sanders Pierce. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul “PESAN

5
Yuwita Nurma “Representasi Nasionalisme Dalam Film Rudy Habibie (Studi
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” Jurnal Heritage (Vol 6 No 1, Januari 2018),
41.
6
Ibid., 44
5

DAKWAH SUNAN DRAJAT DALAM WEJANGAN CATUR PIWULANG

(Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce).

1.2 Rumusan Masalah

Agar pembahasan ini nantinya tersusun secara sistematis, maka perlu

dirumuskan permasalahan. Berdasarkan latar belakang di atas dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pesan dakwah Sunan Drajat dalam wejangan catur piwulang ?

2. Bagaimana makna wejangan Sunan Drajat catur piwulang menurut teori

semiotika Charles Sanders Pierce?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis tulis di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pesan-pesan dakwah Sunan Drajat dalam wejangan

catur piwulang.

2. Untuk mengetahui makna wejangan Sunan Drajat catur piwulang

menurut teori analisis semiotika Charles Sanders Pierce.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau ilmu

pengetahuan baru yang berkaitan dengan pertama, studi sastra jawa kuno

dan studi dakwah. kedua, memberikan pengetahuan tentang bagaimana

seorang muballigh berjuang dalam berdakwah dengan menghormati adat

istiadat dari target dakwahnya, tanpa ada paksaan dan kekerasan. Ketiga,
6

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi bagi

studi dakwah mengenai penggunaan analisis semiotika yang mampu

membedah suatu karya baik dari teks maupun konteksnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunaan sebagai literatur

kepustakaan khususnya jenis penelitian kualitatif. Selain itu, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah bagaimana sebuah

wejangan catur piwulang yang ajarannya tertulis disepanjang makam

Sunan Drajat, tidak hanya sebagai warisan tetapi terdapat banyak pesan-

pesan dakwah yang terkandung di dalamnya.

1.5 Definisi Operasional

Agar penelitian lebih terarah dan tidak menimbulkana kesalapahaman atau

salah pengertian dan memiliki batsan yang jelas, maka penulis perlu untuk

memuat definisi operasional, yaitu:

1. Pesan Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu “da’wah”

yang artinya ajakan, panggilan atau seruan. Secara istilah dakwah

merupakan upaya da’i (komunikasi dakwah) untuk mengajak orang lain

mengikuti apa yang da’i sampaikan7. Sedangkan pesan merupakan

sesuatu yang disampikan dari seseorang kepada orang lain baik secara

7
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, (Bandung:
Remaja Rosdakarya 2005).
7

individu atau kelompok. Pesan dapat disampaikan secara lisan, tatap

muka, langsung atau tulisan8.

Pesan dakwah yaitu isi pesan komunikasi {da’i) kepada penerima

dakwah melalui cermah atau tablig. Pesan dakwah berupa nilai-nilai

keagamaan dari syariat islam, baik bersumber dari Al-Qur’an maupun

sunnah9.

2. Wejangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) wejangan berasal

dari bahasa jawa yang artinya petunjuh, petuah, ajaran, nasihat 10.

Wejangan yaitu nasihat atau ajaran yang biasanya diberikan orang yang

lebih tua kepada orang yang lebih muda, atau guru kepada muridnya. Di

dalam wejangan terdapat sebuah nasihat, kebaikan, perintah bahkan

larangan. Pemberian wejangan bertujuan untuk mengarahkan kehidupan

ke arah yang lebih baik.

3. Sunan Drajat

Sunan Drajat yang bernama Raden Qosim diperkirakan lahir pada

tahun 858 Hijriah atau 1445 Masehi di Ampel Denta Surabaya. Beliau

lahir dari pasangan Raden Rahmat Sunan Ampel dan Nyi Ageng Manila.

8
Johadi Saputra. “Pesan Dakwah Dalam Film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta Karya
Beni Setiawan (Study Analisis Semiotika Teori Roland Barthes”. Skripsi. Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Lampung, 2017, hlm. 16
9

Johadi Saputra. “Pesan Dakwah Dalam Film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta Karya
Beni Setiawan (Study Analisis Semiotika Teori Roland Barthes”. Skripsi. Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Lampung, 2017, hlm. 16
10
KBBI online https://kbbi.web.id/wejang diakses pada 14 Desembe 2022, 15:47
8

Raden Qosim adalh adik dari Nyai Patimah, Nyai Wilis, Nyaitaluki dan

Raden Makhdum Ibrahim Sunan Bonang. Dalam hal ajaran islam Sunan

Drajat berguru pada ayahnya yang sangat mendalami ilmu agama, dan

ilmu sosial yang dimiliki Sunan Drajat didapatkan dari Ibunya yang masih

keluarga bangsawan Bupati Tuban dalam lingkungan jawa yang kental.

Sehingga Sunan Drajat dikenal dengan wali yang memiliki karya-karya

yang bercorak kesenian11.

4. Catur Piwulang

Catur Piwulang berasal dari bahasa jawa yang berati empat ajaran.

Catur piwulang merupakan empat ajaran atau prinsip yang diwariskan

oleh Sunan Drajat untuk mensejahterkan kehidupan bermasyarakat.

Adapun isi dari catur piwulang yaitu: wenehono teken marang wong kang

wuto (berilah tongkat pada orang yang buta), wenehono pangan marang

wong kang kaliren (berilah makanan pada orang yang kelaparan),

wenehono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada orang

yang telanjang), wenehono payung marang wong kang kawudanan.

(berilah payung pada orang yang kehujanan).

5. Semiotika

Menurut bahasa, semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion”

yang artinya tanda. Tanda sendiri memiliki arti suatu hal yang didasarkan

pada kesepakatan sosial yang dianggap dapat mewakili hal lain.

Sedangkan menurut istilah semiotika adalah suatu ilmu yang mempelajari

11
Sunyoto, Agus. Atlas Walisongo. (Jakarta: Pustaka Iman), 2016 hal 304
9

berbagai obyek, peristiwa dan segala budaya sebagai tanda 12. Dapat

disimpulkan bahwa semiotika merupakan metode ilmiah atau analitik

untuk mempelajari tanda.

1.6 Batasan Penelitian

Peneliti merasa perlu untuk membatasi permasalahan yang akan

dibahas supaya penulisan ini terarah dan tidak meluas, mengingat

keterbatasan kemampuan, waktu dan biaya juga agar pembahasan tidak

terlalu melebar dari topik penelitian. Maka batasan penelitian ini yaitu fokus

tentang kajian semiotik wejangan Sunan Drajat Catur Piwulang.

1.7 Penelitian Terdahulu

Sebelum melaksankaan penelitian, langkah yang harus dilakukan yaitu

mencari hasil penelitian terdahulu yang memiliki judul, objek, subjek

penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan peneliti susun,

peneliti menemukan beberapa penelitian yang hampir sama, diantaranya:

1. Skripsi : Analisis Semiotik Charles Sander Pierce Pada Pesan Dakwah

Pepali Pitu Oleh Munfa’ati Tahun 2021, Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam, Institut Agama Islam Negeri Kudus. Hasil penelitian ini dapat

disimpulkan memeiliki persamaan dengan penelitian ini, yakni

menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotik

Cahrles Sanders Pierce.

Meskipun begitu, perbedaan penelitian yang dilakukan Munfa’ati

terletak pada objek yang akan diteliti. Dalam penelitian tersebut meneliti

12
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 17
10

tentang pesan dakwah Pepali Pitu Sunan Drajat, sedangkan penelitian ini

hanya mengambil salah satu poin dari Pepali Pitu yang dikenal dengan

wejangan Catur Piwulang Sunan Drajat.

2. Skripsi : Kajian Tasawuf Di Lamongan, Jawa Timur: Studi Terhadap

Nilai-Nilai Tasawuf Sunan Drajat Dalam Penerapannya Pada Mayarakat

Desa Drajat, oleh Ihda Wardatul Husna tahun 2022, Jurusan Ilmu

Tasawuf, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan penelitian ini yaitu

objek yang akan diteliti “catur piwulang Sunan Drajat”. Penelitian ini

lebih mendalami bagaimana ajaran tasawuf catur piwulang diterapkan oleh

masyarakat. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti mengenai

bagaimana pesan dakwah yang terkandung dalam catur piwulang Sunan

Drajat.

3. Skripsi : Tembang Pangkur Sebagai Media Dakwah Penyebaran Islam

Oleh

Raden Qosim Di Desa Drajat Paciran Lamongan, oleh Riyatul Qihtiyah

tahun 2020, Jurusan Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Ampel

Surabaya. Persamaan dengan penelitian ini yaitu objek yang akan ditelti,

yaitu membahas tentang ajaran Catur Piwulang Sunan Drajat. Perbedaan

dari penelitian ini yaitu teknik analisis dan permasalahan yang akan

diteliti.

Pebedaan dan persamaan penelitian terdahulu dapat diperjelas

dengan tabel berikut:

No Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan


11

1 Munfa’ati (2021) Metode penelitian Objek yang akan

Analisis Semiotik dan analisa sama- diteliti berbeda,

Charles Sander Pierce sama menggunakan penelitian

Pada Pesan Dakwah penelitian terdahulu meneliti

Pepali Pitu deskriptif kualitatif pepali ptu Sunan

dan analisis Drajat dan

semiotik Charles peneltian ini

Sanders Pierce meneliti Catur

Piwulang Sunan

Drajat

2 Ihda Wardatu Husna Obyek yang diteliti Penelitian

(2022) Kajian sama yaitu Catur terdahulu

Tasawuf Di Piwulang Sunan membahas

Lamongan, Jawa Drajat mengenai Kajian

Timur: Studi tasawuf Catur

Terhadap Nilai-Nilai Piwulang,

Tasawuf Sunan Drajat sedangkan

Dalam Penerapannya penelitian ini

Pada Mayarakat Desa membahas

Drajat mengenai Pesan

dakwah Catur

Piwulang

3 Rihyatul Qihtiya Membahas Teknik analisis dan


12

(2020) Tembang mengenai Catur permasalahan yang

Pangkur Sebagai Piwulang Sunan diteliti berbeda

Media Dakwah Drajat

Penyebaran Islam

Oleh Raden Qosim Di

Desa Drajat Paciran

Lamongan

1.8 Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan ini penulis membagi sistematika pembahasan

menjadi lima bab. Semua bab saling berhubungan dan mendukung satu sama

lain. Diantaranya:

BAB 1: PENDAHULUAN, yaitu berupa latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian,

definisi operaional, batasan penelitian dan penelitian terdahulu. Latar

belakang berisi hal-hal yang mendorong peneliti melakukan penelitian dan

mengambil permasalahan tersebut. Rumusan masalah berisi uraian

permasalah penelitian yang dituangkan dalam kalimat tanya. Tujuan

penelitian berisi tentang tujuan peneliti yang sejalan dengan rumusan

masalah. Definisi operasional dibutuhkan apabila diperkirakan terdapat

perbedaan pengertian. Penelitian terdahulu berisi tentang acuan penelitian

yang sudah dilakukan untuk melakukan penelitian.

BAB 2: KAJIAN PUSTAKA, pada Bab ini menyajikan teori-teori

yang berhubungan dengan fakta atau permasalahan yang dibahas pada Bab IV
13

nanti, yakni kajian tentang pesan dakwah, kajian tentang pendekatan dakwah,

kajian tentang wejangan, dan kajian tentang semiotika.

BAB 3; METODE PENELITIAN, Bab ini menyajikan secara

sederhana alur kerja dan langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam

penelitian, objek penelitian, sumber data, analisis, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data dan teknik keabsahan data.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pesan Dakwah

A. Definisi Pesan

Menuru KBBI pesan merupakan perintah, nasihat, permintaan atau

amanat yang disampaikan lewat orang lain13. Pesan juga dapat diartikan

keseluruhan dari apa yang dismpaikan omunikator berupa panduan pikiran

dan perasaan, ide, informasi keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan

sebagainya14. Secara umum pesan adalah sesuatu yang disampaikan baik

secata tertulis atau lisan yang berupa informasi atau komunikasi.

Pernyataan yang disampaikan menggunakan lambang, umumnya

bahasa. Karena bahasa merupakan dapat menunjukkan pernyataan

sesorang mengenai hal-hal lain, kongkrit atau abstrak, baik yang terjadi

sekarang atau nanti dan yang sudah lalu. Agar pesan yang disampaikan

dapat tepat sasaran maka, pesan harus direncanakan secara baik seelumnya

dan sesuai kebutuhan, menggunakan bahasa yang mudah dimenegerti dan

dapat menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima sehingga timbul rasa

puas15

13
KBBI online https://kbbi.web.id/pesan diakses pada 11 Januari 2023, 19.27
14
Yantos, Analisis Pesan-Psan Dakwah dalam Syair-Syair Lagu Opick. Jurnal
Risalah (Vol. 24. No. 2, November 2013) hal.18
15
Ibid., hal 19

14
15

Dalam ajaran islam pesan adalah nasihat, permintaan, amanah yang

harus disampikan kepada orang lain bersumber dari Al-Qur’an dan As-

Sunnah secara tertulis maupun risalah16.

Pada dasarnya pesan terbagi menjadi pesan non verbal dan pesan

verbal. Pesan non verbal merupakan jenis pesan yang cara

penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung tetapi

dapat mudah dipahami isinya oleh penerima pesan berdsarkan tingkah

laku, mimik wajah, gestur atau ekspresi dari pengirim pesan. Sedangkan

pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-

kata secara langsung dan dapat dipahami dengan mudah oleh penerima

psan berdasarkan apa yang didengar17.

Dari defnisi di atas Peneliti dapat menyimpulkan pesan ialah suatu

syarat atau simbol yang di gunakan dalam berkomunikasi antara satu orang

dengan orang yang lainnya baik individu maupun kelompok, untuk

mencapai tujuan yang di inginkan. Pesan merupakan salah satu unsur

dalam dakwah, tanpa adanya pesan kegiatan dakwah tidak memiliki arti

apa-apa.

B. Definisi Dakwah

16
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet.
Ke-1, h.43
17

Alimuddin, A, Djwad., Pesan Tanda, dan Makna dalam studi komunikasi. Jurnal
Stllistika (vol. 1.No.1, 2016), h. 96
16

Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa arab

yaitu “da’a, yad’u” berarti ajakan, panggilan dan seruan 18. Menurut

pendapat ulama basrah pengambilan kata dakwah berasal dari kata

mashdar yaitu da’watan (panggilan). Sedangkan menurut ulama kufa

dakwah berasal dari kata da’aa (memanggil). Maka dakwah berarti seruan,

ajakan, panggilan kepada islam. Secara istilah (terminologis) dakwah

memiliki banyak pengertian dari beberapa ahli, diantaranya:

a. Menurut Syed Qutb dakwah yaitu mengajak atau menyeru orang lain

mengikuti jalan Allah, bukan mengikuti da’i atau sekelompok orang.

b. Menurut Prof. Toha Yahya Oemar menjelaskan bahwa dakwah islam

sebagai bentuk upaya mengajak umat manusia dengan cara yang bijak

menuju jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

kemaslahatan dunia dan akhirat.

c. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin

menjelaskan mengenai pengertian dakwah . dakwah islam yaitu

mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk,

menyeru dalam hal kebaikan dan mencegah kemungkaran, agar

mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

d. Hamzah Ya’qub menjelaskan bahwa dakwah yaitu mengajak umat

manusia dengan hikmah atau kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk

yang diberikan Allah dan Rasul-Nya.

18
Hikmat, “Pesan-Pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur” Jurnal Ilmu Dakwah,
Vol. 5 No. 17 (2011)
17

e. Menurut Syaikh Abdullah Ba’lawi menjelaskan bahwa dakwah yaitu

mengajak, membimbing dan memimpin orang belum mengerti atau

jalannya sesat dari agama yang benar untuk diluruskan ke jalan

ketaatan kepada Allah, menyeru berbuat kebaikan dan mencegh

kemungkaran.

f. Menurut Prof. DR. Tutty A.S, dakwah yaitu proses transaksional agar

terjadi perubahan perilaku individual melalui proses-proses

komunikasi, ajakan (persuasi), dan pembelajaran yang berkelanjutan.

g. Menurut prof. DR. Achmad Mubarok, dakwah merupakan usaha

seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar orang tersebut

mengikuti perilaku dan sikap seperti apa yang telah didakwahkan oleh

da’i19.

Pada dasarnya dakwah merupakan proses komunikasi dalam

rangka mengembangkan ajaran Islam, dalam arti mengajak orang untuk

menganut agama Islam. Dalam istilah “mengajak” tersebut, sudah tentu

selalu terkandung makna memengaruhi orang lain agar orang lain itu mau

dan mampu mengubah sikap, sifat, pendapat dan perilaku sesuai dengan

apa yang dikehendaki orang yang mengajaknya. Dari berbagai pengertian

di atas dapat disimpulkan dakwah merupakan ajakan untuk berbuat

kebaikan, baik kebaikan diri sendiri maupun kebaikan kepada orang lain

sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

19
Dalinur, M. Nur. “Dakwah Teori, Definisi dan Macamnya”.Wardah. Vol 12 no
2 (2011) 135-136
18

Dakwah Islam meliputi ajakan, keteladanan, daan tindakan

konkret untuk melakukan tindakan yang baik bagi keselamatan dunia dan

akhirat. Dakwah merupakan kewajiban atau tugas mulia bagi orang islam,

sebagaimana firman Allah dalam Q>S An-Nahl ayat 125:

‫ُۗن‬
‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ِاَّن َر َّبَك ُهَو‬

‫َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

Artinya:

“Serulah kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu, dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat

dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat

petunuk”.

C. Pesan dakwah

Pesan dakwah merupakan pernyataan yang bersumber, amanat

yang harus disampaikan oleh komunikator, dapat juga berupa lambang.

Lambang berarti warna, bahasa, isyarat, atau gambar yang dapat

mengartikan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan 20.

Dapat dijelaskan bahwa pesan dakwah yaitu segala sesuatu yang harus

disampaikan subyek kepada obyek dakwah berupa ajaran islam yang

terdapat dalam kitabullah atau dalam sunnatullah.

20
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik, (Bandung:
Remaja Rosdakarya 2005).
19

Pada dasarnya isi pesan dakwah yaitu materi dakwah yang berisi

ajaran islam. Ajaran islam tersebut terbagi menjadi 3 yaitu: aspek

keimanan, akhlak dan hukum islam.

a. Aspek Keimanan (Aqidah)

Iman yaitu mengetahui dan meyakini Allah SWT dengan

sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan

perbuatan. Aspek keimanan sangat penting dalam kehidupan manusia,

karena menjadi pondasi atau landasan bagi setiap amal dan perbuatan

yang dilakukan manusia. Hanya amal yang sudah kita kerjakan

menjadi penghantar manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan

kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak. Aspek Aqidah terdapat pada

rukun iman, diantaranya:

1. Iman Kepada Allah

“Iman” berasal dari bahasa arab yang berarti percaya.

Sedangkan percaya yaitu pengakuan terhadap adanya sesuatu

yang bersifat ghaib, atau sesuatu itu benar (ahmad rian). Iman

kepada Allah berarti meyakini bahwa Allah satu-satunya tempat

mengabdi, berkeluh kesah, menghambakan diri, dan pembuat

peraturan yang sempurna.

2. Iman Kepada Malaikat Allah

Iman kepada Malaikat Allah berarti meyakini bahwa

malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur

(cahaya) yang paling taat kepada Allah.


20

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Iman kepada Kitab-kitab Allah berarti meyakini bahwa

kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasulnya

berupa wahyu berisi ajaran baik yang disampaikan kepada

manusia.

4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah berarti meyakini bahwa rasul-

rasul Allah merupakan orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk

menerima wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia dan

menjadikan pedoman hidup manusia.

5. Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir berarti meyakini bahwa

kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, akan berakhir dan

awal kehidupan yang kekal di akhirat. Oleh karena itu, manusia

jangan lengah hanya memikirkan dunia tanpa memikirkan

kehidupan akhirat.

6. Iman Kepada Qada’ Dan Qadar

Iman kepada Qadha dan Qadar berarti meyakini bahwa

Allah sudah menetapkan segala sesuatu bagi semua makhluk

hidup.

b. Aspek Hukum Islam (Syari’ah)

Hukum islam ini merupakan peraturan-aperaturan yang

disyari’atkan Allah SWT untuk umat manusia. Hukum-hukum dalam


21

islam berupa ibadah, keluarga, hukum pidana, hukum ekonomi dan

hukum ketatanegaraan.

c. Aspek Akhlak

Aspek akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah)

merupakan pelengkap dari keimanan dan keislaman seseorang.

Meskipun hanya pelengkap tapi akhlak sangat penting karena sebagai

penyempurnaan keimanan dan keislaman. Aspek ahklak mengajarkan

bagaimana seorang muslim bergaul, berperilaku dengan tata cara yang

baik21.

Menurut penulis, pesan dakwah dapat di artikan dengan suatu

kegiatan atau tingkah laku yang berupa penyampaian ajaran agama

yang benar kepada umat manusia dengan cara yang baik. Yang menjadi

materi dakwah tentang ajaran islam itu sendiri, sebab ajaran islam dapat

di jadikan pesan dakwah yang mencakup keimanan, akhlak, dan hukum

islam.

D. Unsur- unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah yaitu komponen-komponen kegiatan dakwah.

unsur-unsur tersebut yaitu tujuan dakwah, pelaku dakwah (da’i), orang

yang menerima dakwah (mad’u), materi dakwah, media dakwah (wasilah),

dan metode dakwah22.

Faizatun Nadzifah. “Pesan Dakwah Dosen Dakwah STAIN Kudus Dalam Surat
21

Kabar Harian Radar Kudus” Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, Vol 1, No 12(013).
113-114
22
Faiz Saroni. “Pesan Dakwah Alam Serat Kidung Rumekso Ing Wengi Karya
Sunan Kalijaga (Kajian Semiotika Ferdinan De Saussure)”. Skripsi. Fakultas Ushuluddin
Dan Dakwah IAIN, Ponorogo. 2020. 25
22

a. Da’i (pelaku dakwah)

Da’i yaitu orang yang menyampaikan dakwah, artinya dengan

sengaja menyampaikan informasi dan mengajak orang lain bersifat

individual atau kelompok untuk mengikuti apa yang disampaikan dan

bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah..

b. Mad’u (penerima dakwah)

Mad’u yaitu orang yang menerima dakwah, artinya orang yang

menerima informasi atau ajakan yang disampaikan oleh Da’i. Dalam buku

Ilmu Dakwah,

Muhammad Abduh berpendapat bahwa mad’u dibagi menjadi tiga

golongan yaitu: golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran yaitu

orang yang dapat berpikir secara kritis, golongan awam yaitu orang yang

belum dapat menerima pengertian yang tinggi dan golongan yang berbeda

dengan golongan di atas yaitu mereka senang membahas tetapi dalam

batas tertentu tidak secara mendalam23.

c. Materi dakwah (maddah)

Materi Dakwah yaitu isi pesan dakwah, artinya sega;a sesuatu yang

disampaikan oleh da’i kepada mad’u yang sesuai dengan ajaran islam.

d. Media dakwah (wasilah)

Media Dakwah yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan

materi dakwah (ajaran) islam kepada mad’u. Menurut Asmuni Syuir dalam

bukunya dasar-dasar strategi dakwah islam, media dakwah yaitu segala

23
Moh. Ali Aziz, op.ci., hal 92
23

sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat mencapai tujuan dakwah.

media dakwah dapat berupa barang, orang, tempat, kondisi tertentu dan

sebagainya24.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa penjelasan mengenai

media dakwah dari beberapa ahli dakwah memiliki kesamaan. penjelasan

diatas, peneliti dapat mengelompokkan media dakwah sebagai berikut:

1) Media Lisan

Media penyampaian informasi melalui lisan, merupakan salah

satu media dakwah yang sering dijumpai dan bahkan semua orang

dapat menggunakan media ini dalam menyampaikan dakwah. Dalam

hal ini, yang dimaksud media lisan dalam penyampaian dakwah dapat

disebarluaskan melalui pengajian, kegiatan ceramah agama, pidato,

musyawarah dan sebagainya.

2) Media Tulisan

Dalam penyampaian dakwah tidak hanya menggunkana media

lisan saja, tetapi dalam melakukan penyampaian dakwah juga

menggunakan media tulisan. Media tulisan dapat kita wujudkan dalam

bentuk surat kabar, majalah, buku, spanduk, dan sebagainya yang

didalamnya menjelaskan tentang ajaran agama Islam.

3) Media Gambar

Metode seperti ini berupa gambar-gambar hasil seni lukis, foto,

pamflet, dan lain sebagianya. Media ini memang banyak menarik

perhatian banyak orang dan banyak sekali dipakai untuk


24
Asmuni Syukir, op, cit., hal 163
24

menggambarkan suatu keadaan atau suatu maksud dari ajaran yang

ingin disampaikan kepada khalayak umum.

4) Media Audio Visual

Media audio visual adalah salah satu metode penyampaian

informasi dalam bentuk suara serta gambar secara bersamaan. Seiring

berkembangnya zaman media ini sering digunakan dalam

penyampaian dakwah bahkan para da’i memanfaatkan media ini

secara maksimal dalam penyampaian dakwah sehingga kegiatan

dakwah dapat berjalan sesuai dengan rencana. Media audio visual ini

bisa kita jumpai pada media televisi, sosial media (youtube, dll).

e. Metode dakwah (Thariqoh)

Metode dakwah yaitu cara-cara tertentu yang dilakukan

seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar

hikmah dan kasih sayang.

Adapun bentuk –bentuk metode dakwah yaitu:

1). Bil Hikmah

Metode bil hikmah yaitu dakwah dilakukan dengan

bijak tanpa adanya paksaan, mengajak, dan sesuai dengan

keadaan mad’u25.

2). Mauidza Hasanah

Mauidza hasanah berasal dari dua kata, yaitu

mauidza yang artinya nasihat, petunjuk, pembelajaran serta

teguran. Sedangkan hasanah yaitu perbuatan yang baik. Jadi


25
Ahmad Zuhdi, Dakwah sebagai Ilmu dan Prespektif Masa Depan, hal 61
25

mauidza hasanah yaitu petunjuk, pembelajran, serta teguran

yang baik dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam

kehidupannya26.

3). Al-Mujadalah

Mujadalah berasal dari bahsa arab yaitu “jadala”

artinya meminta, memutar, debat. Metode dakwah Al-

mujadalah berarti dakwah yang dicapai melalui dialog yang

baik, dengan melihat keadaan dari mad’unya27.

E. Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah merupakan faktor yang sangat penting dalam

penyampainan dakwah. Hakikat dari tujuan dakwah sendiri yaitu

mempertemukan kebali fitrah mansia dengan agama agar manusia

mengakui kebenaran islam dan mau mengamalkan ajaran islam28.

Tujuan dakwah terbagi menjadi 2 macam yaitu tujuan dalam jangka

pendek dan jangka panjang. Tujuan dakwah jangka pendek yaitu

diharapkan manusia mematuhi ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam

kehisupan sehari-hari. Sedangkan dakwah jangka panjang yaitu agar

manusia memiliki akhlak yang mulia dan memiliki kepribadian yang baik

(khoiru al-fardiyah), keluarga yang harmonis (khoiru al-Usrah),

masyarakat madani (khoiru ummah), komunitas yang tangguh (khoiru al-

Jama’ah), dan pada akhirnya akan membentuk bangsa yang sejahtera

26
M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), hal 15-17
27
Ibid., hal 17
28
Ahmad Rian Lisandi. Analisis Isis Pesan Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh
Karya Hadi E. Halim., Skripsi. FDK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, hal 19
26

(khoiru a-baldah) atau yang biasa dikenal dengan istilah baldatu

thoyyibatun wa robbun ghofur29.

Tujuan dakwah tercantum dalam firman Allah Q.S. Yunus:25,

yang berbunyi:
‫َٰل‬ ‫۟ا‬
‫َو ٱُهَّلل َي ْد ُع ٓو ِإَلٰى َد اِر ٱلَّس ِم َو َي ْهِدى َم ن َي َش ٓاُء ِإَلٰى ِص َٰر ٍط ُّمْس َت ِقيٍم‬
Artinya:

“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki

orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (QS.

Yunus: 25)

Berdasarkan firman tersebut, dalam kapasitasnya sebagai dai, Allah

mengajak umat manusia menuju al-Islam. Dakwah bertujuan menciptakan

suatu tatatan kehidupan individu dan masyarakat yang aman, damai, dan

sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani,

dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap rida-Nya

2.2 Kajian Dakwah Melalui Wejangan Catur Piwulang

1. Pengertian Wejangan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) wejangan berasal

dari bahasa jawa yang artinya petunjuh, petuah, ajaran, nasihat 30.

Wejangan yaitu nasihat atau ajaran yang biasanya diberikan orang yang

lebih tua kepada orang yang lebih muda, atau guru kepada muridnya. Di

dalam wejangan terdapat sebuah nasihat, kebaikan, perintah bahkan

29
Ibid
30
KBBI online https://kbbi.web.id/wejang diakses pada 14 Desembe 2022, 15:47
27

larangan. Pemberian wejangan bertujuan untuk mengarahkan kehidupan

ke arah yang lebih baik

2. Wejangan Catur Piwulang

Catur piwulang merupakan salah satu ajaran atau wejangan yang

diberikan Sunan Drajat yang terdapat di kompleks pemakaman Sunan

Drajat. Dalam bahasa jawa “catur” berarti empat, sedangkan “piwulang”

berarti ajran, wejangan. Jadi catur piwulang merupakan empat ajaran yang

diajarkan Sunan Drajat kepada masyarakat sebagai pedoman hidup.

Adapun wejangan catur piwulang sebagai berikut:

a. Wenehono teken marang wong kang wuto (berilah tongkat pada orang

yang buta)

b. Wenehono pangan marang wong kang kaliren (berilah makanan pada

orang yang kelaparan)

c. Wenehono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada

orang yang telanjang)

d. Wenehono payung marang wong kang kawudanan.(berilah payung

pada orang yang kehujanan).

Pesan Sunan Drajat tersebut terdapat disepanjang kompleks

makam sehingga setiap peziarah yang datang dapat membacanya dan

pesan beliau juga juga diamalkan oleh keturunan Sunan Drajat. Pesan

yang terkandung dalam ajaran terebut sangat banyak, mualai dari sisi

agama, sosial dan lain-lain.


28

Sunan Drajat merupakan salah satu waliyullah yang bertempat di

daerah Drajat, Paciran, Lamongan. Dalam menghadapi masyarakat yang

saat itu belum mengenal ajaran islam, Dakwah beliau mudah diterima dan

diikuti masyarakat, karena Sunan Drajat juga sangat memahami ilmu,

bahasa, seni, budaya dan sastra dan tradisi budaya jawa. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya peninggalan museum Sunan Drajat.

Sunan Drajat juga sangat terkenal dengan rasa pedulinya yang

sanagt dalam terhadap kemiskinan kaum dhuafa dan mengutamkan

kesejahteraan sosial. Setelah itu, Sunan Drajat memberi penjelasan

mengenai ajaran islam. Ajaran beliau mengutamakan kasih sayang serta

etos kerja seperti kemurahan hati, memberantas kemiskinan, ssolidaritas

sosial serta gotong royong.

2.3 Semiotika Charles Sanders Pierce

1. Pengertian Semiotika

Menurut bahasa, semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion”

atau “seme” yang berarti tanda atau penafsir tanda31. Secara istilah

semiotika merupakan ilmu atau metode yang mengkaji tanda. Terdapat

beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian

semiotika diantaranya:

a. Menurut Sobur, semiotika adalah tanda. Tanda sendiri merupakan alat

yang digunakan untuk mencari jalan di tengah-tengah kehidupan manusia.

31
Yuwita Nurma “Representasi Nasionalisme Dalam Film Rudy Habibie (Studi
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” Jurnal Heritage, Vol 6 No 1(Januari 2018),
44
29

b. Menurut John Fiske, semiotika merupakan ilmu yang mengkaji tanda dan

memepelajari tata cara tanda tersebut dalam bekerja32.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semiotika yaitu

keilmuan yang menitikberatkan untuk memahami tanda dalam kehidupan

manusia. Maknanya segala sesuatu harus kita beri ari atau makna karena

semua yang ada dalam kehidupan manusia dapat dilihat sebagai tanda.

Pada dasarnya semiotika ini berdasar pada kemanusiaan (humanity),

mamknai hal-hal (things), memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak

dicampuadukkan dengan mengkomnuikasikan (to communication).

2. Semiotika Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Peirce lahir di Cambridge, Massachussets, pada

tahun 1890. Charles sanders pierce lahir dari keluarga yang mempunyai

intelektual tinggi. Cahrles menempuh pendidikan di Harvard University

dan memberikan kuliah mengenai filsafat dan logika di Universitas John

hopskin dan Harvard.

Charles Sandres Pierce mempunyai prinsip bahwa tanda

(semiotika) mempunyai sifat interpretatif dan representatif. Interpretatif

yaitu tanda tersebut memberikan peluang bagi interpretasi bergantung pada

penerima dan pemakai. Sedangkan representatif yaitu tanda tersebut

merupakan sesuatu yang lain. Terdapat tiga wilayah kajian dalam

semiotika, yaitu:

32
j Yuwita Nurma “Representasi Nasionalisme Dalam Film Rudy Habibie (Studi
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” Jurnal Heritage, Vol 6 No 1, Januari (2018),
41.
30

a. Tanda. Studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara-cara tanda

yang beda dan cara menyampaikan makana dan cara tanda bergantung

pada manusia yang menggunakannya.

b. Sistem atau lebih dikenal dengan kode studi mencakup cara berbagai

kode yang dikembangkan untuk memenuhi kebituhan masyarakat atau

budaya.

c. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja, bergantung pada

penggunaan tanda dan kode33.

Model Semiotika Charles Sanders Pierce dikenal dengan model

“triangle meaning” yang terdiri dari 3 elemen utama, yaitu tanda

(representamen/sign), objek (object) dan interpretant sebagai berikut:

Interpretant

Sign Object

Gambar 1: Model “Triangle Meaning Semiotics”34

(Sumber: Nawiroh Vera “semiotika dalam riset komunikasi)

33
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Cet II; Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2012), h. 66-67
34
Nawiroh Vera, semiotika dalam riset komunikasi, (bogor: Ghalia Indonesia,
2015), h. 22
31

1. Sign (representamen/sign) yaitu bentuk fisik atau segala sesuatu yang

mampu diserap pancaindra atau mengacu pada suatu hal lain di luar

tanda itu sendiri. Trikonomi pertama dibagi menjadi tiga, yaitu:

Qualisign, tanda berdasarkan sifatnya, sinsign yaitu tanda berdasarkan

kenyataan, dan legisign yaitu tanda berdasarkan suatu peraturan yang

berlaku umum.

2. Interpretant bukan penafsiran tanda, tetapi lebih merujuk pada makna

dari tanda.

3. Objek (object), yaitu sesuatu yang merujuk pada tanda. Objek

diklasifikan menjadi tiga yaitu: pertama ikon, merupakan tanda yang

menyerupai benda yang memiliki kesamaan apa yang dimaksud atau

yang mewakili. Kedua, indeks yaitu tanda yang memiliki kaitan atau

kedekatan dengan apa yang diwakili. Dan ketiga, simbol yaitu benda

dimana hubungan tanda dan denotasinya ditentukan oleh peraturan

yang berlaku atau sesuai kesepakatan bersama35.

Model Triangle Meaning Semiotics atau model triadik dari Pierce

dikenal dengan teori segitiga makna yang berarti, “Tanda adalah sesuatu

yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal. Tanda

menunjukkan sesorang, yaitu menciptakan di benak orang tersebut suatu

tanda yang setara, tanda yang diciptaka dinamakan interpretant dari tanda

pertama. Tanda ini menunjukkan sesuatu yaitu objeknya.

4.

35
Nawiroh Vera, semiotika dalam riset komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2015), h. 25-26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif

yaitu penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena apa yang dialami

oleh subjek penelitian seperti perilaku, motivasi, persepsi dan sebagainya,

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa36. Penelitian kualitatif sudah banyak digunakan untuk meneliti

fenomena-fenomena yang marak terjadi di masyarakat. Sehingga pnelitian

kualitaif sangat tepat digunakan untuk mecari informasi dengan pengamatan

dan melakukan sebuah wawancara terhadap pihak yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

dan semiotik model Charles Sanders Pierce sebagai alat untuk menganalisa.

Sedangkan, semiotik sendiri merupakan suatu ilmu atau metode analisis

mengkaji tanda yang berupa teks film, surat cinta, poster politik, komik,

makalah, cerpen, pidato presiden, kartun 37. dalam penelitian kualitatif ini,

peneliti mencoba untuk memahami ide-ide yang terkandung dalam teks

36
Rusandi., Muhammad Rusli. “Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/
Deskriptif dan studi kasus”. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Vol 2 no 1 (2021). 2
37
Yuwita Nurma “Representasi Nasionalisme Dalam Film Rudy Habibie (Studi
Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” Jurnal Heritage .Vol 6 No 1 (Januari 2018),
41.

31
“Catur Piwulang” dengan menggunakan analisis semiotika atau pemaknaan

bahasa.

32
32

3.2 Deskripsi Latar Penelitian

Penelitian ini terdapat pada papan pesan sepanjang makam Sunan

Drajat, wejangan tersebut dinamakan Catur Piwulang. Catur piwulang

menjadi fokus penelitian, karena dalam wejangan tersebut terdapat pesan-

pesan dakwah yang terkandung dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan

wejangan lainnya.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti itu sendiri, tetapi

setelah fokus penelitian sudah ada kejelasan, kemungkinan instrumen

penelitian tersebut dapat dikembangkan secara sederhana dan diharapkan

dapat melengkapi data serta membandingkan data yang sudah ditemukan

melalui pengamatan (observasi) dan wawancara38.

Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi untuk

menetapkan fokus penelitian, mengumpulkan data, menilai kualitas data,

menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan berdasarkan

temuannya.

3.4 Data dan Sumber Data

Terdapat dua sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

Yaitu sumber data utama, yang dihimpun melalui catatan tertulis,

atau melalui rekaman video maupun audio, pengambilan dokumentasi

(foto atau film). Pencatatan sumber data utama didapatkan melalui

38
Sugiyono, “Metode Peneltian Bisnis”, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 400
33

wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha

gabungan dari kegiatan mendengar, melihat dan bertanya39.

Dalam penelitian ini kata-kata dan perilaku dari orang yang

diwawancarai atau yang diamati merupakan sumber data utama. Data

utama ini diambil dati data yang tertulis, rekaman, dan pengamatan serta

gabungan dari mendengarkan, melihat, bertanya jawab dari pertanyaan

yang disampaikan pada subjek penelitian yaitu juru kunci makam Sunan

Drajat.

2. Data sekunder

Yaitu sumber data tambahan, berupa dokumen baik tertulis

maupun foto atau sumber data kedua sesudah data primer 40. Data sekunder

yaitu data tambahan untuk memperkuat dan melengkapi informasi

wejangan catur piwulang Sunan Drajat. Berbentuk data yang diperoleh

melalui media perantara berupa buku-buku, jurnal dan sebagainya.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yaitu langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

Penelitian ini menggunakan observasi untuk mengetahui secara

langsung bagaimana wejangan catur piwulang Sunan Drajat diartikan dan

diamalkan oleh masyarakat.

39
Ibid., hlm 69
40
Ibid., hlm 70
34

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide dengan cara tanya jawab, sehingga akan didapatkan jawaban yang

diinginkan. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melaukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur,

wawancara dengan pertanyaan yang sudah dibuat dan dengan urutan yang

sama.41.

Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk memandu

jalannya proses tanya jawab. Wawancara dilakukan kepada Juru Kunci

Makam Sunan Drajat, Penjaga Museum, dan Masyarakat Setempat.

3. Dokumentasi

Melalui teknik dokumentasi peneliti dapat mengumpulkan data-data

baik berupa tulisan, foto, rekaman atau video yang dibutuhkan yang

berkaitan dengan objek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara urut

(sistematis) data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan, dan

dokumentasi, dengan cara mengelompokkan data kedalam kategori,

menjabarkan unit-unit, memilih mana yang penting dan membuat

kesimpulan.

41
Imami Nur Rachmawati, “Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Kualitatif:Wawancara”. Jurnal Keperawatan Indonesia. vol 11 no 1 (Maret 2007).hal 35
35

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik

deskriptif kualitatif. Peneliti melakukan analisis pada sumber penelitian

dengan menggunakan analisis struktural, pendekatan semiotik dengan

menganalsisi wujud ikon, indeks, dan simbol untuk menegtahui pesan

dakwah wejanagn catur piwulang sunan drajat.

3.7 Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan waktu atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan triangulasi waktu42.

Triangulasi sumber merupakan teknik yang dilakukan dengan

menggunakan sumber yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dan teknik

yang sama43. Hal itu dapat dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.

2. Membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah

atau tinggi, pemerintah, dan orang berada.

3. Membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara

42
Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta), 2013
43
Ibid., hal 330
37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

A. Gambaran Umum Teks Catur Piwulang

Objek pada penelitian ini yaitu ajaran Sunan Drajat “Catur

Piwulang”. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah isi dari ajaran

Sunan Drajat “Catur Piwulang”. Catur Piwulang adalah ajaran Sunan

Drajat yang digunakan untuk menyebarkan dakwah agama islam. Dalam

Catur Piwulang terdapat empat ajaran atau filosofi yang dapat dijadikan

pedoman dalam menjalani kehidupan. Selain itu, Sunan Drajat brdakwah

menggunakan media musik seperti gamelan singo mengkok, dan di iringi

dengan tembang pangkur. Agar memudahkan minat masyarakat setempat

untuk mengikuti ajaran islam.

Dalam buku yang berjudul “Sunan Drajat dalam Sejarah dan

Warisan Ajarannya” karya Hidayat Iksan, menjelaskan bahwa Catur

Piwulang merupakan salah satu ajaran Sunan Drajat (Raden Qosim) dan

sangat relevan pada era saat ini. Empat ajaran tersebut yaitu : “menehono

teken marang wong kang wuto, menehono marang wong kang luwe,

menehono busana marang wong kang wudo, menehono payung marang

wong kang kudanan”.

Maksud dari ajaran Catur Piwulang tersebut mempunyai tujuan

untuk mengajak manusia untuk memperbaiki akhlak atau budi pekerti,


38

seperti peduli terhadap sesama, tidak bersenang-senang diatas penderitaan

orang dan tolong menolong agar kelak kita diterima disisi Allah SWT.

B. Biografi Sunan Drajat


Sunan Drajat merupakan salah satu waliyullah yang lahir pada

tahun 1470 M dan mempunyai nama Raden Qosim. Raden Qosim adalah

putra bungsu dari pasangan suami istri Sunan Ampel dan Nyai Ageng

Manila. Dari kecil Radwn Qosim sudah dididik di lingkungan

kekeluargaan jawa, karena ibunya berasal dari keluarga bupati Tuban,

akibatnya bahasa, ilmu pengetahuan, sastra, budaya, seni dan agama beliau

miliki dminan berbahasa jawa. Sunan Drajat mendapatkan ajaran ilmu

agama pertama kali dari ayah beliau. Semenjak kecil beliau sudah terlihat

kecerdasannya, dalam usia 6 tahun sudah pandai membeca Al-Qur’an,

membaca dan menulis seluruh huruf arab serta dapat membaca isi Al-

Qur’an.

Setelah beranjak dewasa Sunan Drajat dikirim ke Cirebon untuk

melanjutkan belajar ilmu agama dengan Sunan Gunung Jati. Sunan Drajat

kemudia berkenan menikah dengan seorang perempuan bernma Dewi

Sulfiyah. Dewi Sulfiyah merupakan putri dari Sunan Gunung Jati. Di

Cirebon Sunan Drajat dijuluki Syekh Syarifuddin dan bergelar Pangeran

Drajat. Ketika menikah dengan Dewi Sulfiyah, Sunan Drajat memiliki

tiga orang anak, yaitu pangeran Rekyana (pangeran Trenggana), Pangeran

Sandi, dan Putri Dewi Wuryan.


39

Selain menikah dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat juga menikah

dengan Nyai Kemuning putri dari Kyai Mayang Madu dan setelah itu

menikah dengan Nyai Retna Ayu Condro Sekar, putri dari Adipati, Raden

Suryadilaga. Dari hasil perkwnan Sunan Drajat dan Nyai Retna Ayu

dikaruniai tiga orang putra yaitu: Raden Arif (Panembahan Agung),

Raden Ishak (Panembahan Gulo Mantung), dan Raden Sidik

(Panembahan sepet Madu).

Sunan Drajat merupakan tokoh Walisongo yang menyebarkan

dakwah agama islam melalui pendidkan akhlak. Sunan Drajat sangat

terkenal dengan kepedulian beliau terhadap fakir miskin, mengutamakan

kesejahteraan umat, memili empati serta etos kerja yang tinggi,

kedermawanan, pemberantasan kemiskinan dan usaha dalam

mencipatakan kemakmuran. 44

C. Karya dan Peninggalan Sunan Drajat

1. Singo Mengkok

Singo mengkok merupakat seperangkat gamelan yang

digunakan oleh Sunan Drajat dalam menyebarkan dakwah islam.

Disebut gamelan Singo Mengkok karena diantara alat gamelan

terdapat sebuah patung kayu yang menyerupai hewan singa yang

membungkuk atau dalam bahasa jawa berarti “dodok dengan

mengkok”. Makna yang terdapat dari nama Singo Mengkok yaitu

orang yang kuat itu adalah orang yang dapat menundukkan hawa

nafsunya. Yangberarti kita sebagai manusia jangan sampai kalah


44
Agus Sunyoto. Atlas Walisongo (Pustaka Iman dan Lesbumi, 2016), h.302-209
40

dengan singa sebagai binatang dalam mengendalikan hawa nafsu

karena manusia diciptakan Allah dengan sempurna. Dan sekarang

seperangkat gamelan tersebut tersimpan rapi di dalam museum Sunan

Drajat45.

2. Surau Banjaranyar

Surau Banjaranyar adalah tempat ibadah yang pertama kali

dibangun oleh Sunan Drajat untuk menunaikan ibadah. Lokasinya di

Banjaranyar yang dahulu bernama Desa Jelak.

3. Kursi goyang

Kursi goyang merupakan salah satu peninggalan Sunan Drajat

yang masih tersimpan di museum kawasan pemakaman Sunan Drajat.

Sunan Drajat menggunakan kursi goyang untuk beristirahat dengan

cara berdzikir agar tidak mengantuk.

4. Tembang Pangkur

Tembang pangkur merupakan salah satu karya Sunan Drajat

berupa nyanyian berbahasa jawa sebagai media dakwah islam pada

saat itu. Tembang Pangkur kepanjangan dari “Pangudi isine Al-

Qur’an” yang berarti memahami isi dalam Al-Qur’an. Ketika

berdakwah Sunan Drajat tidak lupa menyelipkan tembang-tembang

agar masyarakat tertarik mengikuti ajaran islam. Dan tembang

45
ibid
41

pangkur saat ini menjadi peninggalan penting untuk dipelajari di mata

pelajaran bahasa jawa sebagai salah satu tembang macapat46.

D. Metode Dakwah Sunan Drajat

Penyebaran agama islam di pulau jawa tidak bisa terlepas dari

perjuangan Walisongo, salah satunya yaitu Raden Qosim Sunan Drajat.

Raden Qosim diberi amanat menyebarkan agama islam di Desa Drajat

Paciran Lamongan yang dikenal masyarakat dengan kedermawanan,

kearifan serta berjiwa sosisal tinggi. Sunan Drajat selalu mengajarkan

kebaikan terhadap sesama, saling peduli satu sama lain, tidak saling

menyakiti, baik dalam perbuatan atau perkataan. Beliau menyebarkan

agama islam melalui perkumpulan – perkumpulan masyarakat dengan

menggunakan metode da’wah bil hikmah47. Yaitu dengan cara tindakan

nyata atau memberi contoh, seperti melalui gamelan, menggunakan

tembang-tembang dan juga menyelaraskan dengan kebudayaan pada saat

itu. Seingga, dakwah beliau mudah diterima masyarakat.

Dakwah yang disampaikan Sunan Drajat merupakan ajakan untuk

mengajak masyarakat mengikuti dan mengamalkan nilai-nilai islam yang

beliau ajarkan. Kedatangan Sunan Drajat membawa pengaruh yang baik

bagi masyarakat Drajat dan sekitarnya, meskipun pengaruh agama Hindu-

Budha di wilayah tersebut pada saat itu masih luas.


46
Hidayat Iksan, Sunan Drajat dalam Sejarah dan Warisan Ajarannya (2014), h.
72-77
47
Khozinatus Sadah, dkk, “Kandungan Nilai Ajaran Membangun Resep Tiyasing
Sasama Pada Ragam Hias Gerbang Kompleks Makam Sunan Drajat”, Jurnal Islam
Nusantara, Vol.02, No.02 (Juli-Desember 2018)
42

4.2 Paparan Data Penelitian

Catur Piwulang merupakan salah satu jaran Sunan Drajat ayng

digunakan dalam menyebarkan agama islam. Dalam Catur Piwulang (empat

dasar ajaran) berisi empat filosofi yang dapat dijadikan pedoman kehidupan.

Ajaran catur piwulang ditulis kembali oleh Hidayat Iksan dalm bukunya

Sunan Drajat dalam sejarah dan warisan ajarannya catur piwulang

mengandung pesan dakwah yang mudah dipahami pembacanya. Data yang

didapat dalam penelitian ini berasal dari buku, artikel, wawancara, jurnal dan

teks catur piwulang yang terdapat dalam buku. Data disajikan sebagai berikut:

1. Wenehono teken marang wong kang wuto

(berilah tongkat pada orang yang buta)

2. Wenehono pangan marang wong kang kaliren

(berilah makanan pada orang yang kelaparan)

3. Wenehono sandang marang wong kang wudo

(berilah pakaian pada orang yang telanjang)

4. Wenehono payung marang wong kang kawudanan.

(berilah payung pada orang yang kehujanan).

4.3 Analisis Data Penelitian

1. Pesan Dakwah Wejangan Catur Piwulang Sunan Drajat

Sunan Drajat dalam menyebarkan agama islam melalui berbagai

cara, salah satunya melalui ajaran Catur Piwulang (empat ajaran). Catur
43

piwulang sendiri terbentuk karena keadaan sosial masyarakat Desa Drajat

saat itu yang kawasannya tandus, taraf hidup masyarakat tidak aman,

kelaparan serta rumah penduduk yang terbuat dari ijuk-ijuk. Akibatnya

tercetuslah ajaran Catur Piwulang yang digagas Sunan Drajat bertujuan

untuk menasihati masyarkat agar lebih menekankan pada kepedulian sosial

satu sama lain, memberantas kemiskinan dan membina manusia agar

memiliki akhlak yang baik48. Berdasarkan sumber yang ada mengenai

ajaran Catur Piwulang Sunan Drajat, maka data temuan yang tertulis

dalam teks catur piwulang sunan drajat mengandung pesan dakwah

sebagai berikut:

Tabel 4.1
Teks catur piwulang yang dianalisis
No Teks Catur Piwulang Makna Pesan Dakwah
.
1 Wenehono teken marang Orang yang mempunyai ilmu
wong kang wuto (berilah harus mengamalkan ilmunya
tongkat pada orang yang kepada orang lain agar tidak
buta) terjerumus kepada dosa

Penjelasan:

Manusia sebagai makhluk sosial sudah seharusnya berbagi

dengan yang lain dalam hal apapun, terutama ilmu. Orang yang

mempunyai ilmu agar tidak segan-segan mengamalkan atau

mengajarkan ilmunya kepada orang yang tidak tahu, agar tidak


48
Hidayat Iksan, Sunan Drajat dalam Sejarah dan Warisan Ajarannya (2014), h. 72-77
44

terjerumus kepada dosa. Istilah yang digunakan yaitu tongkat dan orang

buta. Tongkat diartikan sebagai ilmu dan orang buta diartikan sebagai

orang yang tidak punya ilmu. Dengan belajar menekuni ilmu agama

kita bisa buat tongkat atau pegangan untuk mengalkan kepada sesorang

yang masih buta akan ilmu agama.

Jadi orang yang cerdik menjadi petunjuk bagi orang yang

bodoh. Dengan sikap ini akan mempermudah kita dalam membedakan

hal yang baik dan buruk. Kita juga tidak boleh segan untuk

membagikan ilmu kepada orang lain, Karena jika seseorang meninggal

dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):

“sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”

(HR. Muslim no. 1631).

Hadis diatas sudah cukup jelas menyatakan ketika seseorang

meninggal, terputuslah semua amalannya kecuali tiga, sedekah, ilmu

yang bermanfaat dan doa anak sholeh.

Ketika seseorang yang berilmu mulai mengamalkan ilmunya

untuk mengejar dunia maupun akhirat, sebenarnya seseorang tersebut

menjalani proses pembelajaran., yang mana tiap orang pencapaian

belajarnya berbeda. Ketika seseorang tengah menjalani proses

pembelajaran, tentunya orang tersebut akan mengikat ilmu. Namun,

mengamalkan ilmu yang dipunyai itu tak sebatas hanya diamalkan

sendiri untuk mengejar dunia dan akhirat, melainkan juga

mengajarkannya kepada orang lain.


45

Untuk bisa mengajarkan ilmu yang kita punya kepada orang

lain, tentunya kita telah mengamalkannya lebih dahulu dan dalam

perjalanannya kita senantiasa untuk meningkatkan diri kita baik secara

skill maupun hubungan sesama manusia maupun hubungan dengan

Allah. Hal inilah yang disebut sebagai proses pembelajaran. Secara

otomatis, ilmu akan terikat dan tertanam dalam diri kita dalam proses

pembelajaran tersebut.

Dan pada akhirnya pun kita mendapat beberapa manfaat,

mengamalkan ilmu kepada orang lain yang mana ini adalah amalan

yang tidak terputus sampai kita wafat. Juga mendapat manfaat karena

sekaligus menuntut ilmu ditengah-tengah langkah dalam mengamalkan

dan membagi ilmu yang kita punya. Maka berbahagialah orang yang

membagikan ilmu dan sekaligus menuntut ilmu lillahi ta’ala.

Tabel 4.2
Teks catur piwulang yang dianalisis
No Teks Catur Piwulang Makna Pesan Dakwah

2 Wenehono pangan Orang yang mempunyai harta


marang wong kang luwe yang lebih dari cukup
(berilah makan pada orang hendaknya memberikan makan
yang lapar) kepada orang yang menderita
kelaparan

Penjelasan:
46

Dalam kehidupan pasti ada orang yang kaya dan miskin.

Orang yang kaya atau penguasa hendaknya memberikan makanan

kepada orang yang misin atau menderita kelapran. Dan juga memberi

peringatan kepada muslim yang sudah mampu agar membagikan

rezekinya kepada kaum dhu’afa yang mengalami kemiskinan agar

kehidupannya tidak terlantar. Dalam hal ini ditegaskan bahwa harta

yang dimiliki orang kaya terdapat pula milik orang yang tidak mampu.

Ajara ini juga mengajarkan kita untuk bersedekh, sebagaimana firman

Allah SWT dalam Q.S.Al Baqarah ayat 271:

ۗ ‫ِاْن ُتْبُدوا الَّص َد ٰق ِت َفِنِعَّم ا ِهَۚي َو ِاْن ُتْخ ُفْو َها َو ُتْؤ ُتْو َها اْلُفَقَر ۤا َء َفُهَو َخ ْيٌر َّلُك ْم‬

٢٧١ - ‫َو ُيَك ِّفُر َع ْنُك ْم ِّم ْن َس ِّيٰا ِتُك ْم ۗ َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Artinya:

"Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik.

Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada

orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan

menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Teliti

apa yang kamu kerjakan."

Al-qur’an adalah sumber hukum Islam yang akan selalu

terjaga sebab Allah SWT yang menjaganya. Di sana, jelas bahwa

sedekah merupakan amal baik dan Allah SWT akan menghapus

sebagian kesalahan-kesalahan.Sedekah menjadi salah satu ibadah


47

yang bernilai pahala besar dan tercatat dalam Al-Qur'an. Sedekah juga

semakin istimewa ketika dijalankan pada hari Jumat.

Dalam beberapa ayat Al-Qur'an tercatat keutamaan dari

sedekah. Sedekah disebutkan menjadi amalan yang diganjar pahala

berlipat ganda, serta menjadi salah satu cara untuk bersyukur atas

rezeki yang diberikan Allah SWT. Dengan ajaran Sunan Drajat yang

kedua kita bisa belajar dengan besedakah tidak akan membuat kita

miskin, sebaliknya bahkan membuat orang yang kita bantu menjadi

lebih bermanfaat.

Tabel 4.3
Teks Catur Piwulang Yang Dianalisis
No Teks catur piwulang Makna pesan dakwah
.
3 Wenehono busana Orang kaya hendaknya
marang wong kang wudo memberikan pakaian kepada
(berilah pakaian pada orang yang tidak mampu
orang yang telanjang) mendapatkannya

Penjelasan:

Pakaian merupakan salah satu hal yang harus dimiliki

manusia agar auratnya tetap terjaga dalam melaksanakan ibadah.

Bagi orang yang kaya hendaknya memberikan pakaiannya kepada

orang yang tidak mampu memilikinya. Selain itu, pakaian


48

mengandung unsur etika dan estetika. Ajaran ini juga mengandung

filosofi untuk mengajarkan kesusilaan bagi orang-orang Drajat yang

tidak mempunyai rasa malu.

Sedikit kesamaan dengan penjelasan sebelumnya mengenahi

sedekah, ajaran sunan drajat yang ke 3 memberikan pakaian kepada

orang yang tidak mampu. Rasulullah* Shalallahu Alaihi wa Sallam

telah bersabda, “Muslim mana pun yang memberi pakaian kepada

muslim lainnya yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah akan

memakaikan kepadanya pakaian sutera hijau dari surga. Dan muslim

mana pun memberikan makanan kepada muslim lainnya yang

sedang kelaparan, niscaya di hari kiamat Allah akan memberikannya

makanan buah-buahan surga. Dan muslim mana pun yang memberi

minum muslim lainnya yang sedang kehausan, niscaya Allah Swt. di

hari kiamat akan memberinya minum dari khamar surga yang masih

tertutup rapat.” (HR. Muslim).

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,

“Tidak sekali-kali seorang muslim memberi sebuah pakaian kepada

muslim lainnya kecuali ia berada dalam pemeliharaan Allah Swt.,

selagi pakaian tersebut masih dipakainya.” (HR. Turmudzi).

Barang siapa memberi pakaian kepada seorang muslim

lainnya, maka ia berada dalam pemeliharaan Allah Swt. selama

pakaian itu masih dipakainya. Hadits ini menganjurkan kepada kita


49

agar memberi pakaian kepada saudara-saudara kita yang tidak

mampu membeli pakaian.

Memberikan pakaian kepada orang yang tidak mempunyai

pakaian, pahalanya sangat besar, meskipun pakaian bekas tapi layak

dan masih bagus. Dan jauh lebih besar lagi pahalanya jika yang

disedekahkan itu pakaian yang baru. Dalam hadits yang lain

disebutkan, “Barang siapa di antara kalian mampu menyandangi

saudaranya yang mukmin dari kelebihan pakaiannya, maka

hendaknya ia melakukan (hal tersebut).” (HR. Dailami melalui Jabir

r.a.). Hadits ini sama dengan hadits yang di atas yaitu menganjurkan

kepada kita agar memberikan pakaian kepada saudara kita yang tidak

punya.

Tabel 4.4
Teks catur piwulang yang dianalisis
No. Teks Catur Piwulang Makna Pesan Dakwah
4 Wenehono payung Orang yang mempnuyai kuasa
marang wong kang hendaknya memberkan
kawudanan (berilah perlindungan bagi orang
tempat berteduh pada gelandangan
orang yang kehujanan)

Penjelasan:

Bagi orang mempunyai kuasa hendaknya memberikan

perlindungan atau tempat berteduh pada kaum yang lemah sebagai

sikap empati dan rasa solidaritas, saling mengasihi di antara


50

sesama agar tidak ada kebencian satu sama lain sehingga tidak ada

yang merasa diperlakukan tidak adil. Orang yang mempunyai

kuasa dapat di artikan sebagai pemimpin, dalan pemimpin terkecil

sperti contoh pemimpin keluarga harus mampu dan bisa

mengayomi keluarga agar tidak kelaparan, kalau sebagai pemimpin

pejabat, pemerintah harus bisa mengayomi memberikan tempat

perlindungan yang baik bagi masyarakat.

Seperti Nabi Muhammad SAW mengibaratkan, menjadi

seorang pemimpin seperti perisai pelindung. Rasulullah SAW

bersabda, "Sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana

perisai, rakyat di belakangnya dan dia menjadi pelindung bagi

rakyatnya" (HR Bukhari dan Muslim). Nabi Muhammad SAW

telah menggariskan, tugas seorang imam secara umum adalah

memelihara seluruh kemaslahatan rakyat dengan petunjuk Allah

SWT dan contoh Rasul SAW semasa menjadi kepala negara di

Madinah.

Sesungguhnya Allah SWT menjadikan imam yang adil itu

untuk meluruskan yang bengkok, membimbing yang zalim,

memperbaiki yang rusak, membela yang lemah, dan pelindung

yang teraniaya. Dia (seorang imam) seumpama seorang budak

yang dipercaya oleh Tuannya (Allah) untuk menjaga dan

memelihara harta dan keluarganya, dia tidak akan menghukum

dengan hukum jahiliyah, tidak mengikuti orang yang zalim, tidak


51

akan membiarkan orang yang zalim itu berbuat sewenang-wenang

terhadap yang lemah, pemegang wasiat anak yatim dan amanat

orang miskin, mendidik yang kecil.

Oleh karenanya, tidak wajar kalau seorang pemimpin

membiarkan rakyatnya terlilit berbagai kesulitan, baik dalam

bidang ekonomi, sosial kemasyarakatan, maupun keamanan.

Penguasa tidak boleh membiarkan rakyat miskin dan lapar.

Penguasa tidak boleh membiarkan tindak kriminal terjadi.

Penguasa harus mewujudkan tertib dan sehat lingkungan

kemasyarakatan. Penguasa tidak boleh membiarkan eksploitasi

para pemilik modal terhadap para buruh. Penguasa juga tidak boleh

membiarkan para orang yang tidak bertanggung jawab melakukan

eksploitasi atas rakyat.

Penguasa juga tidak boleh membiarkan rakyat mengeluh

karena sekolah mahal dan biaya kesehatan yang tinggi dan lain

sebagainya. Penguasa pun harus melindungi rakyat dan agamanya

dari berbagai pencemaran nama baik dan disinformasi. Ya,

penguasa memang harus laksana perisai yang melindungi dan

mengayomi dalam segala aspek kehidupan.

Pantaslah Nabi bersabda, "Barang siapa yang diberi

kekuasaan oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu tidak


52

menasihati mereka, maka Allah mengharamkannya masuk surga"

(HR Bukhari)

2. Analisis Semiotik Pesan Dakwah Wejangan Catur Piwulang Sunan

Drajat

Tabel 4.5
Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode
Charles Sandres Piece

teks catur Simbol Objek Interpretant


piwulang atau tanda
1. Wenehono Simbol Memberikan Pemaknaan teks
teken ajakan pertolongan tersebut yaitu
marang tolong kepada orang mempresentasikan
wong kang menolong lain yang nilai akhlah
wuto sedang manusia sebagai
(berilah membutuhkan makhluk sosial
tongkat harus memiliki
pada orang rasa peduli yang
yang buta) tinggi satu sama
lain. Apabila ada
orang sedang
kesusahan dan
ketika orang
tersebut menjadi
buta hatinya,
maka kita harus
saling
mengingatkan dan
berbagi
pengetahuan
53

sesuai ajaran
islam agar tidak
terjerumus
kedalam dosa.

Penjelasan:

Ajaran ini menjelaskan bahwa salah satu cara untuk bahagia dunia

akhirat yaitu berbagi satu sama lain, terutama dalam hal ilmu. Alangkah

baiknya kita juga saling mengingatkan sesama manusia kepada kebaikan,

karena orang yang hatinya buta maka perlu adanya petunjuk, pengingat

agar dapat membedakan hal yang baik dan buruk serta tidak terjerumus ke

dalam hal- hal yang dilarang. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Q.S

At-taubah ayat 122:

‫َو َم ا َك ا َن ا ْل ُم ْؤ ِم ُنو َن ِلَيْن ِف ُر وا َك ا َّفًة ۚ َفَل ْو اَل َنَف َر ِم ْن ُك ِّل ِف ْر َقٍة ِم ْنُه ْم َطا ِئَف ٌة‬

‫ِلَي َتَف َّق ُه وا ِف ي الِّد ي ِن َو ِلُيْن ِذ ُر وا َقْو َمُه ْم ِإ َذ ا َر َج ُع وا ِإَلْي ِه ْم َلَع َّل ُه ْم َيْح َذ ُر و َن‬

Artinya:

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. Al-

taubah ayat 122).


54

Dari ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa kita sebagai umat

islam harus mempunyai ilmu tentang agama agar kita bisa membedakan

yang boleh dikerjakan atau tidak boleh dikerjakan. Dan kita hendaknya

mengajari orang-orang yang belum mengetahui agar kita terjaga dari hal-

hal yang buruk.

Tabel 4.6
Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode
Charles Sandres Piece

Teks Catur Simbol Atau Objek Interpretant

Piwulang Tanda

2. Wenehono Simbol ajakan Sebagai Pemaknaan teks


mangan peduli dengan manusia harus tersebut yaitu
marang kondisi bisa mempresentasikan
wong sekitarnya mengetahui nilai akhlak
kang luwe kondis orang manusia diman
(berilah lain dalam ajaran
makan disekitarnya islam kita
pada diajarkan untuk
orang mengeluarkan
yang zakat fitrah dn
lapar) zakat mal.
Akibatnya,
hendaknya kita
memberikan
makan kepada
sesama manusia
yang sedang
dalam keadaan
55

lapar dan ketika


kita sudah
merasakan
kenyang,
hendaknya kita
mengingat
saudara kita
disekitar yang
kelaparan

Penjelasan:

Dalam ajaran ini memberi penjelasan bahwa manusia harus saling

memberi satu sama lain. Kita sebagai orang islam ketika mempunyai harta

yang lebih hendknya kita memberikan makanan kepada sesama manusia

yang sedang dalam keadaan lapar. ditegaskan pula bahwa di dalam harta

orang kaya terdapat pula harta hak milik yang tidak mampun, dan

bukankah menelantarkan orang miskin apabila yang bersangkutan mampu

adalah perbuatan yang dikutuk oleh ajaran islam. Sebagaimana tercantum

dalam firman Allah sebagai berikut:

.‫َو ٰا ِت َذ ا اْلُقْر ٰب ى َح َّقٗه َو اْلِم ْس ِكْيَن َو اْبَن الَّس ِبْيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ ْيًرا‬
‫ِاَّن اْلُمَبِّذ ِر ْيَن َك اُنْٓو ا ِاْخ َو اَن الَّش ٰي ِط ْيِن ۗ َو َك اَن الَّش ْيٰط ُن ِلَر ِّبٖه َك ُفْو ًرا‬
Artinya:

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.


56

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan

setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)

Dari ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa kita harus saling

berbagi dengan memberikan makanan yang kita punya kepada keluarga

dan terutama fakir miskin yang sedang kelaparan. Dan kita tidak boleh

untuk serakah dalam memiliki harta karena sesungguhnya Allah

membenci orang yang serakah. dalil Allah tentang memberikan makanan

kepada orang miskin juga terdapat pada Q.S Al-Ma’un ayat 3, yaitu:

‫َو اَل َيُح ُّض َع َلٰى َطَعاِم ٱْلِمْسِكيِن‬

Artinya:

“Dan (orang yang mendustakan agama) ialah yang tidak memberi

makan orang miskin” (Q.S Al-Ma’un, ayat 3)

Dari ayat diatas anjuran untuk memberi makan kepada fakir miskin

sangat ditekankan. Disebutkan bahwa orang yang mempunyai maknana

lebih dan tidak memberikan kepada saudaranya yang sedang kelaparan,

orang tersebut dinyatakan telah mendustakan agama. Jadi sebaiknya kita

memberikan makanan kepada yang sedang membutuhkan walaupun hanya

sedikit.

Tabel 4.7
Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode
Charles Sandres Piece

Teks Catur Simbol Objek Interpretant


Piwulang Atau
57

Tanda
3. Wenehono Simbol Kepedulian Pemaknaan teks
busono ajakan terhadap tersebut yaitu
marang peduli sesama mempresentasikan
wong kang dengan manusia yang nilai akhlak
wudo terhadap belum sebagai manusia
(berilah sesama menutupi dan orang islam
pakaian manusia tubuhnya harus berpakain
pada orang yang baik dan
yang pantas, khususnya
telanjang) ketika melakukan
ibadah. Karena
kesusilaan
seseorang adalah
atnggung jwab
orang disekitarnya

Penjelasan:

Dalam ajaran ini diajarkan bahwasannya sebagai mansia dan umat

islam kita diharuskan untuk peduli satu sama lain, apalagi dalam hal

berpakaian. Orang islam harus mempunyai adab dalam berpakaian

khususnya ketika beribadah kepada Allah SWT. Kita harus saling

mengingatkan apabila ada orang disekitar kita yang belum sempurna

menutupi tubuhnya, karena kesusilaan seseorang tanggung jawab pada

orang disekitarnya. Pakaian sangat penting bagi manusia, sebagaimana

tercantum dala Q.S. Al-A’raf ayat 26 yang berbunyi:


58

‫َٰي َبِنٓى َء اَد َم َقْد َأنَز ْلَنا َع َلْيُك ْم ِلَباًسا ُيَٰو ِرى َس ْو َٰء ِتُك ْم َو ِر يًش اۖ َو ِلَباُس ٱلَّتْقَو ٰى َٰذ ِلَك‬

‫َخْيٌرۚ َٰذ ِلَك ِم ْن َء اَٰي ِت ٱِهَّلل َلَع َّلُهْم َيَّذ َّك ُروَن‬

Artinya:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan

kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk

perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu

adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan

mereka selalu ingat.” (Q.S. Al-A’raf ayat 26)

Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa manusia sudah disediakan

pakaian, hendaknya kita menggunakannya sesuai dengan ketentuannya

dalam menutup aurat dan sebagai hiasan mempercantik diri. Pakaian yang

baik yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh dan dipergunakan untuk

ibadah terhadap Allah SWT. Ketika kita melihat orang disekitar yang tidak

mempunyai pakaian hendaknya kita memberikan pakaian untuk menutupi

tubuhnya.

Tabel 4.8
Analisis Semiotik Ajaran Sunan Drajat Catur Piwulang Metode
Charles Sandres Piece

Teks Catur Simbol Objek Interpretant


Piwulang Atau
Tanda
4. Wenehono Simbol Sesama Pemaknaan teks
payung ajakan manusia tersebut yaitu
59

marang saling harus mempresentasikan


wong kang melindung memberikan nilai akhlak
kawudana i terhadap suatu manusia sebagai
n (berilah sesama perlindungan mahkluk sosial,
tempat kepada hendaknya
pada orang orang yang memberikan
yang sedang perlindngan atau
kehujanan) kesusahan tempat berteduh
bagi orang yang
sedang terkena
musibah. Orang
yang mempunyai
tempat yang
layang hendaknya
membantu orang
yang tidak
mampu.

Penjelasan:

Dalam ajaran ini diajarkan peduli satu sama lain dan tolong

menolong dalam hal memberikan perlindungan. Ketika kita melihat orang

disekitar kita tidak mempunyai tempat berteduh, hendaknya kita

mmemberi perlidnungan bagi mereka. Karena sesungguhnya tolong

menolong dalam hal kebaikan itu dianjurkan, sebagaiman firman Allah

SWT dalam Q.S. AL-Maidah ayat 2:

‫َو َت َع اَو ُنوا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْق َو ٰى ۖ َو اَل َت َع اَو ُنوا َع َلى اِإْلْث ِم َو اْلُع ْد َو اِن‬
60

Artinya:

“dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebaikan dan takwa ,

dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Q>S>

Al-Maidah ayat 2).

Pada umumnya ajaran Catur piwulang mengajarkan untuk berbuat

kebaikan, mengingatkan orang yang mampu hendaknya memberikan

kelebihan hartanya kepada orang yang tidak mampu, dalam hal ilmu,

pangan, tempat dan pakaian. Manusia harus mengetahui kondisi orang

disekitarnya apakah sudah makmur atau belum. Sudah menjadi kewajiban

bagi muslim untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Kita juga

diajarkan Sunan Drajat untuk menjadi seorang yang dermawan, karena

Sunan Drajat sendiri terkenal dengan kedermawanan nya, jika kita kaya

hendaknya memberikan hartanya kepada fakir miskin, jika kita melihat

sesorang yang tersesat dan jauh dari ajaran kebenaran hendaknya kita saling

mengingatkan akan ajaran agama yang di bawah oleh Rasulullah SAW. Jika

kita melihat orang tanpa busana hendaknya kita memberikan busana yang

pantas untuk sesama. Jika kita menjadi penguasa hendaknya memberikan

perlindungan mengayomi mensejahterakan rakyat agar terhindar dari

kemiskinan. Itulah salah satu sifat kedermawanan sunan drajat yang

terkandung dari catur piwulang


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dengan

judul skripsi “Pesan Dakwah Sunan Drajat Dalam Wejangan Catur

Piwulang (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut;

1. Ajaran Catur Piwulang oleh Sunan Drajat yaitu pertama, kita harus

memberikan ilmu bagi orang yang tidak tahu. Kedua, bagi orang yang

mampu hendaknya memberikan makanan bagi orang yang tidak

mampu. Ketiga, bagi orang yang mempunyai kuasa hendaknya

memberikan perlindungan bagi orang yang terlantar. Keempat,

memberikan pakaian kepada orang disekitar kita yang tidak mampu

memilikinya.

2. Analisis semiotik Pesan Dakwah Sunan Drajat Catur Piwulang

memunculkan tanda-tanda yaitu pertama, ajakan tolong menolong

yang mempresentasikan nilai akhlak. Kedua, ajakan untuk berbagi

satu sama lain yang mempresentasikan nilai akhlak. Ketiga, ajakan

untuk memberikan peduli satu sama lain yang mempresentasikan nilai

akhlak. Keempat, ajakan tolong menolong yang memresentasikan

nilai akhlak.

50
51
51

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menganalisis makna

pesan dakwah catur piwulang Sunan Drajat dan implikasiinya

menghadapi era saat ini. Berikut saran yang ingin disampaikan :

1. Bagi para pembaca, diharapkan agar dapat memahami pesan dakwah

yang terdapat dalam ajaran catur piwulang sunan drajat, serta dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Institusi terutama Fakultas Dakwah dan Komunikasi, diharapkan

agar dapat meningkatkan penelitian ini agar nantinya dapat

memunculkan hal-hal yang baru yang belum diteliti.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rian Lisandi. Analisis Isis Pesan Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh
Karya Hadi E. Halim., Skripsi. FDK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014, hal 19

Ahmad Zuhdi, Dakwah sebagai Ilmu dan Prespektif Masa Depan, hal 61

Agus Sunyoto. Atlas Walisongo. Jakarta: Pustaka Iman., 2016 hal 304

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 17

Alimuddin, A, Djwad., Pesan Tanda, dan Makna dalam studi komunikasi. Jurnal
Stllistika(vol. 1.No.1, 2016), h. 96

Dalinur, M. Nur. “Dakwah Teori, Definisi dan Macamnya”. Wardah. Vol 12 no 2,


2011

Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:


Alfabeta, 2013

Faizatun Nadzifah. “Pesan Dakwah Dosen Dakwah STAIN Kudus Dalam Surat
Kabar Harian Radar Kudus” Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam. Vol
1, No 1, 2013

Faiz Saroni. “Pesan Dakwah Alam Serat Kidung Rumekso Ing Wengi Karya
Sunan Kalijaga (Kajian Semiotika Ferdinan De Saussure)”. Skripsi.
Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah IAIN, Ponorogo. 2020. 25

Hidayat Iksan, Sunan Drajat dalam Sejarah dan Warisan Ajarannya (2014), h. 72-
77

Hikmat, “Pesan-Pesan Dakwah Dalam Bahasa Tutur” Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 5
No. 17 Januari, 2011

Imami Nur Rachmawati, Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:


Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 11 no 1. 2007

Johadi Saputra. “Pesan Dakwah Dalam Film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta Karya
Beni Setiawan (Study Analisis Semiotika Teori Roland Barthes”.
Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Lampung,
2017,

John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi. Cet II; Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2012

KBBI online https://kbbi.web.id/wejang diakses pada 14 Desembe 2022, 15:47

52
KBBI online https://kbbi.web.id/pesan diakses pada 11 Januari 2023, 19.27

Khozinatus Sadah, dkk, “Kandungan Nilai Ajaran Membangun Resep Tiyasing


Sasama Pada Ragam Hias Gerbang Kompleks Makam Sunan
Drajat”, Jurnal Islam Nusantara, Vol.02, No.02. Juli-Desember 2018

M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana, 2006), hal 15-17

Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia,


2015

Rusandi., Muhammad Rusli. Merancang Penelitian Kualitatif Dasar/ Deskriptif


dan studi kasus. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Vol 2 no 1 2021

Sugiyono, Metode Peneltian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2010

Toha Yahya Omar., Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya, 1992

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet.
Ke-1, h.43

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Bandung: Remaja
Rosdakarya 2005

Yuwita Nurma “Representasi Nasionalisme Dalam Film Rudy Habibie (Studi


Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)” .Jurnal Heritage. Vol 6
No 1, Januari 2018

53
LAMPIRAN

Gambar 1
Museum Sunan Drajat

Gambar 2
Gamelan Singo Mengkok

54
Gambar 3
Kursi goyang

Gambar 4
Catur Piwulang

55
Gambar 5
Masjid jelak

56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdur Rozaq


Tempat, taggal lahir : Lamongan, 07 September 1996
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama orang tua : Bapak Syahari (Alm) dan Ibu Umayah
Alamat : Dusun Waru, Desa Bojoasri
Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan
Pendidikan Formal : a. MI Khozainul Ulum Bojoasri
b. SMP Diniyah Alfahiyah Turi
c. MA Al-Falahiyah Turi
Pendidikan Nonformal : a. TPQ Al-Hikmah
b. Pondok Pesantren Langitan Widang Tuban
c. Pondok Pesantren Darul Arqom Wonocolo
Surabaya
Pengalaman Organisasi : a. Sekretaris OSIS MA Al-Falahiyah 2012-2013
b. Ketua PK IPNU MA Al-Falahiyah 2013-2014
c. Ketua Ikatan Mahasiswa Lamongan UINSA
2017-2018
d. Koordinator Wilayah Surabaya
FORNASMALA 2017
e. Wakil Ketua PR IPNU Ranting Waru Bojoasri
2017-2019
f. Ketua Karang Taruna Dusun Waru 2019-2023

57

Anda mungkin juga menyukai