Kusuma
NIM: 12.3.00.0.01.01.0034
Promotor
iii
KATA PENGANTAR
Saepudin Jahar yang telah membaca dan mengoreksi draft disertasi ini pada saat
verifikasi menjelang ujian-ujian maupun pada saat ujian proposal, WIP 1 sampai
dengan WIP 2. Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih semoga Allah
membalas kebaikan bapak-bapak semua.
Ucapan terima kasih saya sampaikan pula kepada para penguji dalam Ujian
Pendahuluan; Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Prof. Dr. Zulkifli, MA., Prof. Dr.
Aamany B. Umar Lubis, MA., Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum., dan kedua
promotor penulis.
Selanjutnya saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf SPs
yang telah memberikan kemudahan administrasi dan pelayanan selama saya
menempuh studi di lembaga ini, Sdr Adam Hesa, sdr, Arif Mahmudi, sdri Vemmy,
dan sdri Ima. Demikian pula kepada para pustakawan di perpustakaan riset SPs, dan
perpustakaan pusat UIN, saya mengucapkan terimakasih atas layanan yang optimal
selama saya menempuh studi sampai dengan penyelesaian penulisan disertasi ini.
Studi S3 ini tidak mungkin dapat dijalani dengan baik, tanpa bantuan dari
teman-teman kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sdri Siti Ngainurahmah, sdr
Adril Hakim, Sdr. Satiri, sdr. Damiri, sdr. Azwar Habibie, sdri Vina Z A’la, Vina
Subaidi, Vina Aqila, Prayogo Youdhi dan lain-lainnya yang tidak dapat disebut satu
persatu. Sahabat-sahabat terbaik, semoga kebersamaan kita dalam mengasah
ketajaman intelektual terus berlanjut dan mendatangkan manfaat untuk bangsa ini.
Penelitian ini dapat diselesaiakan, karena beberapa orang berikut ini;
Kolonel (Purn) Ridhani, dan Letkol Laut Soekarni Marso, teman diskusi saya yang
selalu mendorong untuk menyelesaikan disertasi. Sdr. Wahid Nur Efendi yang
selalu mengoreksi perkembangan disertasi penulis, Sdr. Nawir, Staf KBRI Beirut
yang sering berdiskusi dengan penulis saat di Beirut dan memberikan data serta
informasi tentang sejarah dan perkembangan sosial politik masyarakat Lebanon
selama penulis berada di Beirut, dan Kapten Wayan Agus, sdr. Passah Kaunang,
serta Sdr. Muhaji yang selalu membantu untuk kelengkapan penyusunan disertasi.
Semoga Tuhan membalas kebaikan mereka.
Demikian pula kepada beberapa orang berikut ini; Mayjen TNI Zaedun
Daud, Brigjen TNI Darwin Haroen, Kolonel Sus Sudarno, Kolonel CAJ Sutanto,
Mayjen (Purn) Agus Gunaedi, Brigjen (Pur) Pamujo, Brigjen (Purn) Rusdi Zaini,
Marsma (Purn) Akbar Linggaprana, bapak Soehardjo, sdr. Aa Irianto, Kol (Purn)
Jihad, Kol. CAJ Moch. Rifai, Kol. Chk. Erizal, Letkol Laut Junaedi, sdri Nike
Pangat, dan bapak Ajun, yang telah membantu dan memberikan dorongan untuk
segera menyelesaikan studi ini. Saya ucapkan terima kasih atas segala doa yang
diberikannya.
Selanjutnya ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada teman-teman
di monumen Pancasila Sakti; Sdri Mulyani, sdr Yutharyani, sdr Antoni, sdr
Suramin, Sdr. Oyok, sdr. Hasanudin, Sdr. Misar, Sdr. Priyo, Sdri Yanti, Sdri Tara,
Sdri Marisa, dan lain-lain yang membantu saya meringankan pekerjaan kantor saat
menyelesaikan kuliah.
Kepada Prof. Djoko Suryo, Prof. Kuntowijoyo (Alm.), dan bapak Adaby
Darban, SU. (Alm.), dosen-dosen saya di S-1 jurusan Sejarah UGM. yang selalu
v
memperhatikan saya sejak masa kuliah dan mengikuti perkembangan saya selepas
memasuki dunia kerja, ucapan terima kasih pula saya sampaikan atas arahan dan
bimbingannya dalam memasuki dunia keilmuan.
Terima kasih dan hormat ta'zim yang dalam dan tulus saya sampaikan
kepada kedua orang tua saya yang telah almarhum, H. Salim Rasdjan dan Hj.
Sukarni Soekarno yang telah memberikan segalanya untukku dari kecil sampai
akhir hayatnya yang tak lepas berdoa untuk kemajuan puteranya saat sekolah,
sebagai aktifis sekolah, saat kuliah, sebagai aktifis mahasiswa, karir kedinasan dan
"petualangan" intelektual saya yang tidak lepas dari pengaruh mereka. Semoga
Allah SWT. memberikan tempat yang layak di sisi Nya kepada keduanya. Demikian
pula dengan kakak dan adik saya, Engkus, Andang (Alm), Trio, Nanto, dan Iyok,
yang memberikan dukungan lahir dan batin kepada saya untuk menyelesaikan studi
ini. Saya bangga pada mereka.
Kepada mertua saya, Kol. Purn. H. Latief Rais (Alm) dan Hj Nurhanah
Latief serta keluarga besar Latief Rais yang memberikan semangat dan doa yang
tidak putus-putusnya agar saya dapat segera menyelesaikan studi ini dan meraih
sukses, penuh kebanggaan saya padanya. Serta kepada adik-adik saya; Memeng,
Ibang, Cicik yang selalu menanyakan kapan selesainya studi penulis, saya
sampaikan terima kasih atas perhatian dan harapannya.
Disertasi ini dapat diselesaikan juga berkat pengertian, dan dukungan dari
istri saya, yang menyelesaikan terlebih dahulu S3 nya di Linguistik Universitas
Indonesia Jakarta, Dr. Dora Amalia, dan putra-putraku Bintang Dhia, yang sedang
kuliah di Vokasi Universitas Indonesia Jakarta dan Nabiel Yodha yang sekolah di
SD Al Qolam Depok. Kalian permata di hatiku, semoga dapat mencapai yang
dicita-citakannya dikemudian hari dan terimakasih atas pengorbanan dan cinta yang
kalian berikan.
Akhimya, terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu
penyelesaian disertasi ini. Segala kekeliruan dan kekurangan dari disertasi ini
pada akhirnya merupakan tanggung jawab saya pribadi. Kritik dan saran untuk
penyempurnaan disertasi ini sangat berguna untuk perbaikan.
Kusuma
vi
vii
Nama : Kusuma
NIM : 12.3.00.0.01.01.0034
Konsentrasi : Sosiologi
Disertasi ini telah melalui Work in Progres I, II, dan Ujian Pendahuluan,
serta telah diperbaiki sesuai saran-saran pembimbing dan disetujui untuk diajukan
dalam ujian Promosi Disertasi.
viii
Nama : Kusuma
NIM : 12.3.00.0.01.01.0034
Konsentrasi : Sosiologi
Disertasi ini telah melalui Work in Progres I, II, dan Ujian Pendahuluan,
serta telah diperbaiki sesuai saran-saran pembimbing dan disetujui untuk diajukan
dalam ujian Promosi Disertasi.
ix
xi
ABSTRAKSI
ملخ ص
ق وات ورس الة لبن ان ف ي الص راع عن الدراس ات وإث راء بمقارن ة األطروحة ھذه قام ت
إي دواردو كتب ه كم ا الب الد خارج اإلندونيس ي ال دولي للجي ش التابع ة الس الم حف ظ
ا ا رأى ).م (2007التشيتش ية الس الم حف ظ ق وات إرس ال س بب أن التشيتش اإلندونيس
يا تلعبھ ا ال ذي لل دور وفق ا دبلوماس ي س بب ھو لبن ان إل ى من كإح دى حالي ا إندونيس
بم ا ال رأي ھذا وق ورن .المتح دة األمم لھيئ ة الت ابع األمن لمجل س ال دائمين غ ير األعض اء
ه رائيلية الح رب ف ي بحث ت حي ث )م (2010ريج ان أو ماري كتبت ة اإلس من اللبناني
)م (2014مقدس ي ك ريم كتب ه بم ا ال رأي ھذا ق ورن ث م .بأيرلن دا إع الم وس ائل نظ ر وجھة
تنبط حي ث ة وھمه عن اس الص راع حل ف ي 1701رق م المتح دة األمم منظمة ق رار لفعالي
اني أن ناحي ة من )م (2014مقدس ي ك ريم كتب ه ما الباح ث أجذب وق د .ائيل ىاإلس ر اللبن
يا من الس الم حف ظ ق وات إرس ال ولك ن ،الق رار ذل ك فعالي ة مدى عل ى اليب ني إندونيس
اني الص راع حل إل ى يھ دف رائيلى اللبن ش اه كم ال محمد ص رح آخر بح ث وف ي .اإلس
ھنا ومن .العس كري للنظ ام ت هطاع مع تتماش ى أن يمك ن لل دين الجن د طاعة أن )م(2008
الق وات باعتبارھ ا اإلندونيس ي ال دولي الجي ش من الق وات أن إل ى النظ ر من يمكنن ا
من بواجباتھ ا قام ت ق د لبن ان ف ي الس الم حف ظ كق وات تعم ل ال تي الجنس يات متع ددة
.معا المتح دة األمم لمنظم ة التابع ة الس الم حف ظ ق وات لنظ م والطاع ة لل دين الطاع ة
ABSTRACT
Catatan:
Huruf al-madd berupa al-alif dilambangkan dengan ā seperti qāla ()قال
Huru al-madd berupa al-wāw dilambangkan dengan ū seperti qālū ()قالوا
Huruf al-madd berupa al-yā’ dilambangkan dengan ī seperti qīla ()قيل
Huruf al-tā’ al-marbūṭah ( )ةyang terletak di akhir kata ditulis h, sedangkan al-tā’
al-marbūṭah ( )ةyang menjadi al-muḍaf ditulis t seperti wazārat al-tarbīyah ( وزارة
)التربية. Sedangkan, kata yang di akhirnya al-tā’ al-marbutah ( )ةyang menjadi ṣifat
dan mawṣūf ditulis h seperti al-risālah al-qaṣīrah ()الرسالة القصيرة
xv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI……………………………………vi
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………vii
PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN…………………...ix
ABSTRAK………………………………………………………………...xi
PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………..xiv
DAFTAR ISI……………………………………………………………...xv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR…………………………………...xvii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………..xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………….………………………1
B. Permasalahan ……………….……………..………...…....8
C. Tujuan Penelitian……………….……………...…….........9
D. Signifikansi Penelitian…………….……………...…...…..9
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………...…………...10
F. Metodologi Penelitian ……………………..................….12
G. Sistematika Penulisan…………………………................13
DAFTAR PUSTAKA…...………………………...…………………….229
GLOSARIUM……...……………………………………………………237
INDEKS…………………………………………………………………241
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..………………………………………..247
LAMPIRAN…………………………………………………………….252
xviii
xxi
DAFTAR SINGKATAN
xxv
BAB I
PENDAHULUAN
tugasnya didasarkan kebijakan politik Negara. Pasal tugas pokok TNI adalah dilakukan dengan Operasi
Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Melaksanakan tugas
perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik Luar Negeri. Lihat UU TNI Nomor 34 tahun 2004
Pasal 5.
5Kompas, 22 Agustus 2006 dan Lihat Sinar Harapan, 3 November 2006.
2
Gambar 1.1
Presiden SBY mengunjungi persiapan Konga 23 A di Halim Perdana Kusumah Jakarta
Sumber: Puspen TNI 8 November 2006.
6Lihat
Rizal Sukma, “Soft Power Tidak Akan Berarti Jika Tidak Diimbangi Dengan Hard
Power” Tabloid Diplomasi, No. 46 (September-2008). Elemen dari Soft Power Indonesia, antara
lain: Demokrasi, Islam Moderat dan tingkat Pluralistik Indonesia yang sangat tinggi. Pada saat
bersamaan dimunculkan sebagai The Ideology of Tolerans. Penjelasan ini diantaranya yang
menjadi bagian dari diplomasi tingkat tinggi Indonesia.
7Kompas
23 Desember 2006.
8Di
dalam negeri tentang pengiriman Pasukan Perdamaian Indonesia sebetulnya terpecah
menjadi dua pendapat berbeda. Ada kalangan masyarakat yang menganggap tidak perlu mengirimkan
pasukan disebabkan berlatar belakang aqidah keagamaan karena Lebanon Selatan tempat konflik itu
3
Anindita Axioma pada 4 Desember 2006 pukul 12.00 waktu setempat, ketika pasukan Indonesia telah
tiba seluruhnya di Lebanon. Pada kesempatan itu dilakukan perkenalan para perwira dengan staf
kedutaan Indonesia di Beirut yang dilaksanakan di HQ Indobat, Adshit Al Qusaiyr, Lebanon Selatan.
10Lihat Jocelyn Coulon, Soldiers of Diplomacy the United Nations, Peacekeeping, and the
secara paralel; Penambahan jumlah tentara UNIFIL; Dan desakan agar anggota PBB
turut memberikan kontribusinya kepada UNIFIL.12 Berdasarkan resolusi itu dan hasil
dari kesepakatan pemerintah RI dengan DPR, Presiden kemudian mengeluarkan
Keputusan Presiden No. 15 Tahun 2006 tentang Kontingen Garuda dalam Misi
Perdamaian di Lebanon.13 Maka sesuai dengan Rules of Engagement (RoE) atau
aturan pelibatan, pasukan Perdamaian Indonesia akan bertugas untuk: memonitor,
melakukan investigasi, dan menyampaikan laporan mengenai penghentian pertikaian,
mencegah eskalasi ketegangan, menjaga stabilitas di daerah operasi di sepanjang blue
line,14 mendampingi dan membantu pergelaran tentara Lebanon saat penarikan
mundur tentara Israel dari Lebanon, melindungi warga sipil di wilayah konflik serta
memberikan fasilitas bagi penyaluran bantuan kemanusiaan.
Secara sederhana, penanganan masalah Lebanon adalah pada empat aspek;
yakni: aspek militer (gencatan senjata), aspek kemanusiaan, aspek rekonstruksi dan
rehabilitasi, serta aspek perdamaian menyeluruh di Timur Tengah. Dua hal yang perlu
mendapat dukungan atas misi Pasukan Perdamaian Indonesia adalah nama baik
Indonesia di mata internasional, dan misi perdamaian untuk kemanusiaan yang
diemban militer Indonesia (TNI/Tentara Nasional Indonesia). Keputusan untuk
mengirimkan pasukan Indonesia dalam misi perdamaian di Lebanon, akhirnya
12
Kompas 23 Desember 2006.
13
Lihat Kepres No. 15 tahun 2006 Tentang Kontingen Garuda dalam misi perdamaian di
Lebanon.
14Blue
Line (Garis Biru) merupakan sebuah kawasan yang memisahkan secara langsung
perbatasan negara Israel dan Lebanon. Kawasan yang memanjang, serta melebar di satu sisi dan
menyempit di sisi yang lain ini disandarkan pada bekas penempatan IDF (Pasukan Israel) pada 14 Maret
1978, saat Israel menginvasi Lebanon dengan alasan hendak menghancurkan PLO yang mengganggu
wilayah Israel. Penempatan pasukan itu tidak pernah diakui oleh PBB, sehingga PBB mengeluarkan
Resolusi 425 yang menuntut mundur pasukan Israel dari kawasan ini.
Ditinggalkannya wilayah Lebanon Selatan oleh pasukan Israel ditengarai juga oleh kerepotan
Israel menghadapi serangan-serangan sporadis pejuang Hezbullah yang berniat mengusir pasukan Israel
dari kawasan itu, kendati Israel telah membentuk South Lebanon Army (SLA), milisi Lebanon yang pro-
Israel di tempat ini. Akhirnya organ paramiliter beserta keluarganya ikut melarikan diri ke Israel dan
sebagian menyerah untuk diadili di pengadilan Lebanon.
Demikianlah, pasukan Israel mundur pada Juni 2000, didahului oleh pernyataan PM Israel
Ehud Barak pada 17 April 2000. Namun pasukan Lebanon tidak bersedia mengirimkan pasukannya
untuk menggantikan IDF. Alasannya, dengan menempatkan pasukan Lebanon di kawasan itu, berarti
mereka mengakui perbatasan secara absah, padahal, pemerintah Lebanon masih mencatat banyak
persoalan perbatasan dengan Israel. Misalnya kawasan pertanian Sheeba, yang diakui oleh Lebanon dan
sekarang dianeksasi Israel serta dimasukkan ke dalam kawasan DataranTinggi Golan, milik Syria yang
dianeksasi pascakekalahan perang 1967.
Dengan fasilitator PBB, perundingan yang melibatkan otoritas Lebanon dan Israel ini
memberikan kawasan perbatasan yang semula diduduki pasukan Israel itu sebagai Garis Biru tersebut.
Di kawasan itulah pasukan helm biru PBB melakukan operasi misi perdamaian dan memisahkan dua
pihak yang bertikai. Kendati demikian, eskalasi kekerasan antara pasukan Israel dengan milisi Hezbollah
acap meletup. Kejadian terakhir adalah pertempuran sengit terjadi antara kelompok Hezbollah dengan
pasukan Israel di kawasan perbatasan, yang dimulai pada Rabu pagi, 12 Juli 2006.
Pertempuran itu pecah setelah Hezbollah mengklaim menahan dua orang tentara Israel, Koprai
Eldad Regev dan Ehud Goldwasser yang ditengarai berlokasi di Desa Zahit Ztula. Lihat Kusuma,
Memenuhi Amanat Bangsa: Kontingen Garuda XXIII A/UNIFIL di Lebanon (Jakarta: Pusat Sejarah TNI,
2008), 104.
5
15
Lihat Surat Tugas Mabes TNI untuk mengikuti Latihan Pembekalan Kontingen
Garuda 23A.
16
Lihat Kompas, 4 September 2006.
6
yang berat karena harus membangun citra sebagai pasukan perdamaian internasional
dari negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Di sisi lain rakyat
Lebanon memandang misi UNIFIL itu dengan penuh kecurigaan. Ini dapat dilihat
dari pernyataan Ketua Partai Kongres Rakyat Lebanon Kamel Shatila,17 yang
menyatakan pasukan UNIFIL harus bisa meyakinkan bahwa misi mereka adalah
untuk menciptakan perdamaian, melindungi rakyat Lebanon, mencegah agresi Israel,
serta melenyapkan jutaan ranjau yang ditanam Israel di Lebanon Selatan.
Gambar 1.2
Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto memberikan penjelasan tentang kesiapan Konga 23 A
kepada Presiden SBY didampingi KASAD Jenderal TNI Djoko Santoso di Halim Perdana Kusumah
Sumber: Puspen TNI 8 November 2006
17
Lihat Kompas, 2 November 2006.
7
Following the Cold War: 1988 to 1996 (New York USA: Unitar Poci, Dag Hammarskjold Centre, 2006),
88-96.
8
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Melihat konstelasi konflik Lebanon – Israel yang terjadi pada Juli –
Agustus 2006 yang dihubungkan dengan pengiriman pasukan Indonesia
dalam misi perdamaian PBB, ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan:
a. Apa misi dari pasukan Indonesia sehingga dikirim untuk
mengatasi konflik Lebanon - Israel?
b. Apa yang diharapkan masyarakat Lebanon dengan
kedatangan pasukan Indonesia di tanah air mereka?
c. Bagaimana hubungan yang terjalin antara masyarakat
Lebanon dengan masyarakat Indonesia setelah kedatangan pasukan
perdamaian Indonesia?
d. Bagaimana kondisi sosial politik Lebanon yang
melatarbelakangi Konflik Lebanon - Israel sehingga terjadi perang
selama 34 hari pada tahun 2006?
2. Pembatasan Masalah
Kajian ini membatasi diri pada perang terakhir Lebanon – Israel pada
tahun 2006 yang berlangsung selama 34 hari. Batasan ini sesungguhnya
bukanlah waktu yang singkat karena studi melalui sejarah sosial seperti
dalam buku karya William H. Frederik, “Pandangan dan Gejolak: masyarakat
kota dan lahirnya revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946)” yang membahas
tentang peristiwa 10 November Surabaya24, memberikan pelajaran yang
sangat berarti untuk melihat terjadinya suatu peristiwa yang direkonstruksi
melalui sequen waktu.
22Disampaikan
oleh Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Indonesia di Lebanon, Anindita
Axioma saat menyambut kedatangan pasukan Inondesia di Lebanon pada 4 Desember 2006. Lihat
Arahan As Ops Kasum TNI, Mayjen TNI Bambang Darmono pada pembekalan pasukan Garuda 23 A
di Cilodong Depok pada 4 September 2006.
23Tanggapan Menteri Pertahanan Juwono Soedarsono mengenai tugas pasukan Perdamaian
3. Perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dijelaskan itu, terkandung suatu pertanyaan pokok, mengapa pasukan
Indonesia terlibat dalam misi perdamaian dunia yang tergabung dalam
pasukan UNIFIL PBB? Pertanyaan pendukungnya adalah, apa yang
didapatkan Indonesia dalam pengiriman pasukan itu? Serta apakah konflik
antara Lebanon - Israel itu merupakan kelanjutan perang antara Lebanon
(Arab) versus Israel? Dan pertanyaan yang berhubungan dengan penghentian
konflik adalah mekanisme penyelesaian konflik seperti apa yang dapat
menyelesaikan konflik antara Lebanon dengan Israel?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban atas beberapa pokok
masalah yang ada dalam perumusan masalah di atas. Di samping itu untuk membuat
deskripsi analitis tentang sesuatu keadaan secara objektif yang dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi serta analisis atau
pengolahan data. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif
analitis dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu
fenomena atau kenyataan sosial.
D. Signifikansi Penelitian
Apabila Tujuan-tujuan penelitian di atas telah dapat dicapai maka penelitian
ini bisa berguna dan bermanfaat antara lain untuk:
1. Menambah dan meningkatkan kualitas pengetahuan tentang konflik
Lebanon – Israel dan Aspek keislaman Prajurit TNI yang membawa
misi perdamaian dalam konflik itu.
2. Memberikan informasi ilmiah kepada para peminat dan pemerhati
ilmu sosial tentang masalah konflik komunal, horizontal dan konflik
antar negara di sebuah kawasan yang dihubungkan dengan
keberadaan pasukan perdamaian.
3. Metode dalam penelitian ini agar dapat ditelaah dan diikuti oleh para
peneliti lain untuk mengkaji perihal konflik antar negara serta solusi
mendamaikannya melalui pasukan yang terlibat mendamaikan.
10
perhatian buku ini adalah pada sisi pemberangkatan pasukan TNI yang tergabung
dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari mulai persiapan
hingga keberadaannya di Lebanon dalam rangka menjaga perdamaian. Buku ini
memberikan gambaran tentang terjadinya interaksi pasukan dengan masyarakat
Lebanon Selatan sehingga keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat setempat.
Untuk mendapatkan kajian yang lebih dalam, buku ini menjadi inspirasi dari disertasi
yang dibuat.
Disertasi Muhammad Kemalsyah tahun 2008 yang berjudul “Sikap
Keberagamaan Prajurit: Studi Terhadap Prajurit Muslim TNI AU dalam
melaksanakan sistem TNI AU di mabes TNI AU.” Disertasi ini ingin membuktikan
bahwa sikap keberagamaan prajurit Muslim TNI AU dipengaruhi oleh afiliasi dengan
kelompoknya, yaitu lingkungan di Markas Besar TNI AU. Sikap ini dibentuk baik
oleh keanggotaannya sebagai seorang prajurit maupun lingkungan luar. Di samping
itu menurut penulisnya sikap keberagamaan prajurit muslim TNI AU juga
dipengaruhi oleh tradisi keagamaan baik di lingkungan Markas Besar TNI AU
maupun di luar atau di lingkungan masyarakat. Sikap keberagamaan prajurit muslim
TNI AU, itu berhubungan pula dengan pengalaman keagamaan prajurit baik sebelum
masuk menjadi anggota TNI AU maupun sesudah menjadi anggota TNI AU, yang
pada waktu bersamaan, prajurit dihadapkan pada dua kewajiban yaitu kewajiban
agama dan kewajiban patuh dan taat kepada sistem TNI AU, yang biasanya prajurit
mendahulukan kewajiban agama, dan sebagian lagi mendahulukan kewajibannya
sebagai prajurit TNI AU.
Sisi menarik disertasi ini adalah pembicaraan tentang prajurit yang dikaitkan
dengan sikap beragama mereka yang dilihat dari sosok prajurit di lingkungannya
sendiri, sementara disertasi ini melihat pada sosok prajurit di medan tugas yang
dihubungkan dengan sikap keberagaamaannya. Disertasi ini memberikan inspirasi
untuk mengkaji prilaku prajurit di luar lingkungannya.
Kajian berikutnya adalah buku Mulawarman Hannase, yang berjudul,
Ideologi Yahudi tentang Jerusalem dan Gerakan Politiknya, terbit tahun 2011 yang
mengaji tentang Perang Arab – Israel yang dihubungkan dengan ideologi Agama dan
Gerakan Politik Israel sehingga memungkinkan melalui ideologi itu negara Yahudi,
Israel, terbentuk dengan merebut tanah masyarakat Palestina. Ideologi agama itu pula
yang membuat Israel merasa dirinya tidak bersalah atas kesengsaraan Rakyat
Palestina yang tanahnya direbutnya, karena tanah itu dianggap sebagai tanah yang
dijanjikan Tuhan kepada bangsa Yahudi.
Kajian-kajian itu menginspirasi untuk mengaji kembali tentang latarbelakang
perang yang melibatkan masyarakat Lebanon Selatan secara militan, dan melihat
perbandingan sikap Israel dan Lebanon dalam memandang prajurit TNI yang sedang
bertugas mengawal misi perdamaian PBB di wilayahnya, sementara prajurit
Indonesia didominasi oleh personel yang beragama Islam.
12
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif analitis. Adapun penelitian deskriptif analitis digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi saat ini.25
2. Objek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada peristiwa perang 34 hari antara
Lebanon - Israel dan keterlibatan pasukan Indonesia yang tergabung dalam
Kontingen Garuda 23A dalam misi perdamaian PBB yang lokasi penempatan
pasukannya berada di wilayah di Lebanon Selatan.
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi
langsung di lapangan yang melibatkan penulis sebagai personel Kontingen
Garuda dalam misi perdamaian sepanjang akhir tahun 2006 hingga akhir
tahun 2007, catatan pribadi, koleksi foto, laporan personel dan interview
kepada orang-orang terkait dalam konflik serta prajurit yang terlibat dalam
misi perdamaian.
Data sekunder didapatkan melalui pencarian dokumentasi, catatan-
catatan harian penulis, literatur yang mendukung, dan bahan referensi lain
baik yang didapatkan melalui studi kepustakaan maupun yang penulis
dapatkan melalui media massa, catatan-catatan yang dibuat masyarakat dan
prajurit.
4. Pendekatan masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologis dan historis. Pendekatan Sosiologis berkaitan dengan interaksi
masyarakat muslim Lebanon dan masyarakat muslim Indonesia yang
diwakili oleh pasukan perdamaian Indonesia, sikap personal pasukan
terhadap pelaku konflik dan mengatasi bahaya di medan konflik, sosiologi
konflik yang terjadi, bagaimana latar belakang pengiriman pasukan, latar
belakang konflik dan sikap yang ditunjukan pelaku yang terlibat dalam
konflik tersebut.
Pendekatan historis diarahkan untuk mengungkap kapan sebuah
fenomena26 terjadi dan mendeskripsikan fenomena yang hidup dan
25M.Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Galia Indonesia, 2003), 56. Mendefinisikan
metode deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu
situasi kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya
untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
26Lihat Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 105-149.
13
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terbagi dalam 6 bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi Latar Belakang Masalah yang membahas mengenai
dasar pemikiran untuk mengangkat topik tentang Misi Pasukan Indonesia dalam misi
27
Lihat Akhyar Lubis, Fenomenologi-Hermeneutika Sebagai Seni Memahami
Jaringan Makna Pada Ilmu Sosial-Budaya (Jakarta: Departemen Filsafat Fakultas Ilmu
Budaya UI, 2012/2013), 31-32.
14
Perdamaian Dunia yang mengaji tentang sosiologi masyarakat Islam Indonesia yang
diwakili Kontingen Garuda dengan masyarakat Lebanon Selatan. Bab ini juga
menguraikan mengenai: Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Penelitian
Terdahulu yang Relevan, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian, Kajian dan
Penelitian sebelumnya, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II diberi judul; Memetakan Diplomasi Indonesia dalam Konflik Lebanon
yang berisi tentang upaya pemerintah Indonesia melakukan diplomasi militer yang
dijadikan sebagai diplomasi publik untuk dapat mengirimkan pasukan
perdamaiannya ke daerah konflik Lebanon – Israel serta pencapaian terhadap
diplomasi total yang dilakukan Indonesia untuk memberikan citra positif dalam
kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Pada bagian lain, kajian sosiologi tentang bahaya bagi prajurit dalam
menghadapi suasana perang, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
tulisan ini karena berhubungan dengan kondisi psikologis pasukan dalam
menghadapi perang dari dua negara sementara pasukan Indonesia harus bersikap
berada di tengah. Hal ini harus ditanganinya dengan penuh kesadaran disertai dengan
metode penanganan yang baik untuk personal maupun untuk tim yakni pasukan.
Berikutnya perang dalam teori konflik, yang membahas latar belakang
terjadinya konflik melalui teori-teori ilmu sosial. Demikian pula pada memproduksi
emosi dalam konflik sehingga konflik terus berkembang dan bertahan dalam waktu
yang cukup lama dengan penggambarannya melalui ilmu sosial.
Bagian lainnya adalah konflik dan pemaknaan simbolik, yang membicarakan
penggunaan lambang-lambang dari masyarakat yang bertikai. Satu sub bab lagi yang
dituliskan pada bab 2 ini adalah perspektif Islam dalam perdamaian dan bagaimana
misi perdamaian dapat diwujudkan melalui suatu resolusi konflik yang ditawarkan
oleh ilmu sosial.
Bab III Lebanon dalam Pusaran Konflik Timur Tengah yang berisi: Peta
wilayah dan kondisi sosio-relijius Lebanon yang membahas tentang masyarakat
Lebanon yang multi agama dan berperang dengan bangsa Israel. Berikutnya adalah
dari Diaspora hingga Pendudukan Israel di wilayah Lebanon, serta Konstelasi Politik
Lokal Lebanon yang terus berlanjut meski pada sisi yang lain harus menghadapi
musuh bersama mereka, Israel. Terakhir adalah penggambaran Konstelasi Konflik
Lebanon-Israel Terkini.
Bab IV diberi judul: Pasukan Indonesia dalam Misi Perdamaian Dunia yang
berisi: Awal Pengiriman Pasukan ke Manca Negara yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia pada tahun 1956 dan Misi Damai yang dibangun oleh pemerintah Republik
Indonesia untuk membangun Citra Indonesia dalam pergaulan di dunia internasional,
serta keterlibatan Pasukan Indonesia. Kontingen Garuda di Lebanon dan
pergaulannya dengan masyarakat muslim Lebanon, keluarnya Resolusi PBB nomor
1701 yang menyebabkan diperbolehkannya pasukan PBB menjaga perbatasan daerah
yang disengketakan, serta pembahasan tentang pasukan Israel dan Keberadaan
Pasukan Indonesia, yang tidak diganggu keberadaannya oleh Israel, serta bangunan
citra yang dibuat dalam misi perdamaian itu.
15
Bab V berjudul Misi Damai dan Perjumpaan Pasukan Indonesia yang berisi
tentang daerah operasi pasukan di wilayah Lebanon Selatan yang merupakan daerah
“terpanas” dari seluruh daerah di Lebanon karena areanya berhadapan langsung
dengan wilayah pendudukan Israel, kemudian pemetaan terhadap Daerah Operasi
Pasukan Indonesia selama di Lebanon.
Kajian perjumpaan masyarakat muslim Indonesia yang diwakili Pasukan
Garuda di Lebanon Selatan dari aspek da’wah. Faktor Sosiologis masyarakat Islam,
dalam hal ini penerimaan Pasukan perdamaian Indonesia oleh Masyarakat Lebanon
Selatan (Sunni, Syiah, Druze dan Kristen Maronit), serta Faktor Keberhasilan
pasukan Indonesia di Lebanon Selatan dalam pergaulan, penerimaan oleh masyarakat
maupun pelaksanaan tugasnya.
Bab VI Penutup yang berisi rumusan akhir sebagai kesimpulan dari hasil
penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya. Saran-saran serta masukan
berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
BAB II
MEMETAKAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM
KONFLIK LEBANON
A. Diplomasi Militer
Pemerintah Indonesia berusaha mengupayakan penghentian konflik
Lebanon – Israel yang telah berlangsung lebih setengah abad. Namun demikian
pintu masuk untuk menuju ke arah itu menjadi kendala. Di luar dari pemetaan
terhadap konflik Lebanon – Israel, pemerintah Indonesia perlu melakukan tindakan
diplomasi.
Pembicaraan tentang diplomasi perlu dibahas terlebih dahulu tentang
pengertian dari diplomasi. Martin Griffiths dan Terry O Callaghan mengatakan
bahwa diplomasi merupakan proses keseluruhan yang dilakukan oleh suatu negara
dalam melaksanakan hubungan Internasional.5 Dengan perkataan lain diplomasi
dapat diartikan sebagai implementasi dari kebijakan politik luar negeri suatu negara.
Kebijakan politik luar negeri yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya
1Ian
Robertson, Sociology (New York: Worth PublisherInc. 2nd edition, 1981), 16.
2Graham
C. Kinloch, Sociological Theory (US: McGraw-Hill Inc.1977), 11.
3Ian Robertson, Sociology, (New York: Worth PublisherInc. 2nd edition, 1981), 4.
4Lihat Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT Gramedia
(2002), 79.
18
6Lihat Eduardo Lachicha, “Jakarta’s Foray Into Armed Diplomacy,” The Far Eastern
Economic Review, Vol 170 No. 5 (June 2007): 57-69.
7Disini dapat diambil contoh diplomasi pertahanan Inggris yang didefinisikan oleh Anton du
Plessis, dalam arti sempit, diplomasi militer sebagai "penggunaan personel militer, termasuk layanan
yang melekat, dalam mendukung pencegahan dan resolusi konflik. Dari berbagai macam kegiatan
diplomasi, termasuk diantaranya memberikan bantuan dalam pengembangan angkatan bersenjata, dan
demokrasi yang bertanggung jawab. Du Plessis memberikan lebih luas tentang definisi diplomasi
militer sebagai "penggunaan kekuatan bersenjata dalam operasi militer selain perang, membangun
keahlian yang terlatih dan disiplin untuk mencapai tujuan nasional dan tujuan internasional di luar
negeri. Ia juga memberikan definisi inklusif tentang diplomasi pertahanan (diplomasi pertahanan
alternatif internasional) sebagai penggunaan diplomasi damai dari angkatan bersenjata dan
infrastruktur terkait (terutama kementerian pertahanan) sebagai alat kebijakan luar negeri dan
keamanan dan lebih khusus penggunaan kerja sama militer dan bantuan militer. Lihat KA Muthanna,
“Military Diplomacy Perspectives” Journal of Defence Studies Military Diplomacy Vol 5. No 1,
(January 2011), 6-7.
8Penjelasan tentang Total Diplomasi ini disampaikan oleh KUAI Beirut, Anindita Axioma
ketika pasukan Indonesia beberapa saat setelah tiba di Adshit Alqusyair pada Desember 2006.
19
Gambar 2.1
Menlu RI Hasan Wirayudha sedang memberikan amanat
dihadapan anggota pasukan Indonesia di markas Indobat Adshit Al Qusaiyr.
Sumber: Koleksi Pribadi 3 Februari 2007
Diplomasi Indonesia, pada tataran ini, diplomasi militer TNI sebagai bagian
dari diplomasi total dinilai sangat strategis dalam rangka mencapai tujuan negara
yang diamanatkan Undang-undang.9 Selanjutnya, diplomasi militer dalam konteks
ini didefinisikan sebagai diplomasi yang dilaksanakan oleh TNI dalam rangka
mendukung kebijakan politik luar negeri dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan Internasional.10
Salah satu wujud implementasi dari diplomasi militer TNI yaitu pengiriman
Kontingen Garuda11 dalam misi perdamaian dunia di bawah bendera PBB sejak
tahun 1957. Nuansa diplomasi dalam pengiriman Kontingen Garuda ini, begitu
terlihat, bahkan tidak kalah penting dibanding tugas utama yang diembannya
sebagai pasukan penjaga perdamaian di tengah negara yang sedang konflik. Kiprah
para prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda memainkan peran
diplomasinya melalui berbagai pendekatan dan negosiasi, baik dengan masyarakat
di negara-negara yang tengah bertikai maupun dengan sesama pasukan penjaga
perdamaian yang berasal dari negara-negara lain.
9Turunan dari UU itu dapat dilihat dalam berbagai undang-undang, diantaranya Undang
Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Internasional, Undang-Undang No. 24 Tahun 2000
tentang Perjanjian Internasional, Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara serta
Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI.
10Juklak TNI No.54/II/2006 tentang Diplomasi Militer.
11Lihat penjelasan KUAI Beirut, Anindita Axioma ketika pasukan Indonesia beberapa saat
Gambar 2.2
Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto menyerahkan cinderamata ke Kepala Staf Lebanese
Army Force (LAF) Mayor Jenderal Shawki Elmasri di Markas LAF di Beirut
Sumber: Koleksi pribadi 3 Februari 2007
konsep yang dikembangkan oleh Joseph S. Nye Jr pada tahun 1990-an dimana soft power berasal dari
tiga sumber yaitu: kebudayaan, nilai politik dan kebijakan politik suatu negara.
13Soft Power yang dilancarkan Indonesia oleh Presiden maupun Menlu sering dikatakan
memiliki beberapa asset yang bisa dipergunakan atau dimanfaatkan. Elemen dari Soft Power Indonesia
itu antara lain: Demokrasi, Islam Moderat dan tingkat Pluralistik Indonesia yang sangat tinggi yang
oleh karenanya di saat yang bersamaan dapat ditonjolkannya sebagai The Ideology of Tolerans. Lihat
Rizal Sukma, “Soft Power Tidak Akan Berarti Jika Tidak Diimbangi Dengan Hard Power” Tabloid
Diplomasi, No. 46 (September-2008). Diakses dari: http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-
isuue/46-september-2008/336-soft-power-tidak-akan-berarti-jika-tidak-diimbangi-dengan-hard-
power.html. Pada tanggal 19 Oktober 2016, pukul 13:06 WIB.
14Tabloid Diplomasi, No. 21, Tahun II, 15 Juli - 14 Agustus 2010, 7.
21
bahwa diplomasi publik merupakan the process by which direct relations with
people in a country are pursued to advance interests and extend the values of those
being represented.15 Dari definisi itu, dinyatakan bahwa diplomasi publik
merupakan suatu proses dimana dilaksanakan hubungan langsung dengan
masyarakat di suatu negara guna memperjuangkan kepentingan nasional dan dalam
rangka menyebarkan nilai-nilai yang dimilikinya.
Gambar 2.3
Monumen Civil War di Markas LAF Beirut.
Sumber: Koleksi Pribadi 3 Februari 2007.
Anthony Pratkanis mendefinisikan diplomasi publik sebagai the promotion
of the national interest by informing and influencing the citizen of other nations16
Dalam hal ini, diplomasi ditujukan pada warga negara dari negara lain dan bukan
ditujukan pada elit pemerintahan maupun political entities negara itu sebagaimana
15Paul Sharp, Revolutionary States, Outlaw Regimes and the Techniques of Public
berlaku dalam diplomasi standar atau tradisional. Di samping itu, diplomasi publik17
juga merupakan upaya promosi terhadap kepentingan nasional melalui pengaruh-
pengaruh berupa perubahan maupun pembentukan opini dan persepsi publik,
kepercayaan, sikap dan kebiasaan, harapan serta motivasi ke arah yang diinginkan.
Keuntungan-keuntungan lainnya yang paling penting adalah bahwa peace keeping
menjadi arena diplomasi pasukan yang akan mengubah dan meningkatkan image
Indonesia tidak hanya sebagai pasukan perdamaian, tetapi juga pasukan yang bisa
mengambil hati rakyat dan penduduk setempat.18
Gambar 2.4
Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Beirut Anindita Axioma sedang memberikan penjelasan
tentang keadaan Lebanon dan diplomasi total yang dilakukan oleh Indonesia
di Markas Indobat Adsit Al Qusayr.
Sumber: Koleksi Pribadi Desember 2006
– Iran” di Kementrian Sekretariat Negara pada 9 Februari 2016. Dalam forum itu Azra mengatakan,
“mediasi Indonesia dalam mengatasi konflik Timur tengah dapat efektif dilaksanakan dengan
diplomasi total (total diplomacy) dan dengan diplomasi public (public diplomacy), dalam arti semua
elemen masyarakat melakukannya seperti dari Presiden, kementrian luar negeri dan masyarakat.
Kementrian luar negeri sebagai leading sector nya dengan melibatkan kementrian agama, para tokoh
pimpinan ormas Islam dan sebagainya.” Diunduh dari Humas Kemensetneg RI pada 18 Oktober 2016.
Diplomasi yang disampaikan oleh Prof. Azra ini dilakukan oleh pasukan perdamaian Indonesia di
Lebanon.
18Tabloid Diplomasi, No. 21, Tahun II, 15 Juli - 14 Agustus 2010, 6.
23
bawah naungan PBB dapat diterima dan diapresiasi oleh semua pihak. Kemampuan
diplomasi militer para Prajurit TNI dalam Kontingen Garuda, pada tataran strategis,
operasional maupun taktis harus dapat dipelihara sebagai bagian dari kemampuan
dasar yang bisa dijadikan pengetahuan yang dapat diserap dan dipelajari.
Keberhasilan dari diplomasi total akan menambah kewibawaan Indonesia dimata
internasional. Sedangkan keberhasilan yang dicapai para prajurit Garuda dalam
setiap misi PBB akan membuahkan hasil berupa dukungan, kepercayaan dan rasa
hormat masyarakat Internasional terhadap bangsa dan negara Indonesia di forum-
forum PBB. Keberhasilan diplomasi pasukan melalui pengiriman Kontingen Garuda
ke Lebanon berdampak positif terhadap kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Keberhasilan diplomasi pasukan TNI oleh para prajurit TNI di Lebanon ini berkat
adanya soft power yang melekat dalam diri prajurit.19
1),181-183.
24
Gambar 2.5
Pasukan Indonesia sedang melakukan patrol jalan kaki di Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi 2007
22Ian Robertson, Sociology (New York: Worth PublisherInc. 2nd edition, 1981), 5.
25
Gambar 2.6
Pasukan Indonesia sedang patroli dengan kendaraan tempur di perbukitan Lebanon Selatan.
Sumber Koleksi Pribadi 2007
Pada bagian lain Emile Durkheim23, dalam karya klasiknya The Elementary
Forms of the Religious Life, memfokuskan pada fungsi yang dimainkan agama
dalam menjembatani ketegangan dan dalam menghasilkan solidaritas-sosial,
menjaga kelangsungan masyarakat ketika diharapkan pada tantangan yang
mengancam kelangsungan hidupnya. Agama menurutnya menyatukan anggota
suatu masyarakat melalui deskripsi simbolik umum mengenai kedudukan mereka
dalam kosmis, sejarah, dan tujuan mereka dalam keteraturan segala sesuatu. Agama
juga mensakralkan kekuatan atau hubungan-hubungan yang terbangun dalam suku.
Oleh karena itu, agama merupakan sumber keteraturan sosial dan moral, mengikat
anggota masyarakat ke dalam suatu proyek sosial bersama, sekumpulan nilai, dan
tujuan sosial bersama.24
Tesis Durkheim ini dapat melihat keberadaan pasukan Indonesia di
Lebanon. Dengan kesamaan agama apakah solidaritas (mekanik) tercipta yang
membuat pasukan Indonesia bertindak tidak netral atau sebaliknya. Di sisi lain jika
solidaritas itu memang ada pada interaksi pasukan Indonesia dengan masyarakat
Lebanon Selatan, dapat berkaitan dengan hadits yang menyatakan bahwa:
َإن ْال ُمؤ ِمن ﱠ )) : قَا َل، صلى ﷲ عليه وسلم َ النﱠ ِب ﱢى ع َِن، حديث أ ِبى ُموسى
ُبِ َعه صا َ
َ أ ك َ
َ َوشبﱠ (( بَ ْعضًا ُ بَ ْع
ُ ضه ﱡ ُ
يَشد ِ ََك ْالبُ ْني
ان لِ ْل ُمؤ ِم ِن .
أخرج ه لبخ ارى ف ى: – كت اب الص الة: – ابع ف ى المس جد وغ ي رهب اب تش بيك األص.
23Peter
Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 17.
24Lihat
Wouter W. Belier, Durkheim, Mauss, Classical Evolution and The Origin of
Religion (Method, Theory in the Study of Religion, Vol. 11. No. 1. 1999), 24-46.
26
Artinya:
Abu Musa r.a. berkata : Nabi Saw. bersabda : Seorang mukmin terhadap sesama
mukmin bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya, lalu
Nabi Saw. mengeramkan jari-jarinya.25
Artinya:
Abdullah bin Umar r.a. berkata : Rasulullah saw. Bersabda : Seorang muslim
saudara terhadap sesama muslim, tidak menganiayanya dan tidak akan dibiarkan
dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, maka Allah
akan menyampaikan hajatnya. Dan siapa yang melapangkan kesusahan seorang
muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari qiyamat, dan siapa
yang menutupi aurat seorang muslim maka Allah akan menutupinya di hari
qiyamat.26
Hal itu boleh jadi ada keterikatan yang terbentuk satu sama lain tanpa
disadari yang menurut Durkheim sebagai solidaritas mekanis.27 Pendapat yang
berbeda dalam melihat tingkat relijiusitas dalam interaksi masyarakat, Auguste
Comte28 dalam penelitiannya melihat kecendrungan masyarakat yang dikatakannya
justru anti relijius.
Nilai otoritas, naratif, dan praktik-praktik keagamaan dalam masyarakat
modern sering secara langsung digantikan oleh naratif-naratif sosiologis mengenai
keteraturan dan penyimpangan sosial. Hal itu merupakan penjelasan sosiologis
mengenai sebab akibat dalam perilaku manusia dan oleh konstruksi sosiologis
mengenai kekuatan dan kecendrungan sosial baik yang merintangi maupun yang
25Hadits
Bukhari, Muslim No. 1670 Lu’lu’ Wal Marjan.
26Hadits
Bukhari, Muslim No. 1667 Lu’lu’ Wal Marjan.
Hadits yang diriwayatkan Al Bukhari itu ada yang berbunyi sebagai berikut; “seorang muslim adalah
saudara bagi muslim lainnya, tidak menindasnya, tidak menyerahkannya (ke tangan penindas),
siapaun yang mencukupi kebutuhan saudaranya (sesama muslim), Allah akan mencukupkaan
kebutuhannya; siapapun yang membantu kesulitan seorang muslim, Allah akan membantu
kesulitannya pada hari kiamat; dan siapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi
aibnya pada hari kiamat, Harian Pelita, 29 Agustus 2014.
27Dalam suatu pertemuan dengan seorang remaja Lebanon Selatan bernama Hatim (15
tahun), ketika ditanyakan bagaimana hubungan antara masyarakat Lebanon yang berbeda agama, maka
ia katakan bahwa dirinya adalah muslim nasionalis yang berjuang untuk pembebasan Lebanon dari
pendudukan Israel pada sebagaian wilayahnya. Percakapan berlangsung pada 17 Desember 2006
ketika pasukan Indonesia membantu merenovasi masjid yang hancur di mortir Israel di desa
Alqantarah.
28Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, (Yogyakarta: LKIS, 2002), 274.
27
269-272.
31Pada kunjungannya ke pasukan Indonesia di Lebanon pada 30 Agustus 2007, Permadi, SH,
anggota Komisi 1 DPR RI mencermati beberapa hal diantaranya menanyakan seperti, apakah ada
“main mata” antara pasukan Lebanon (LAF) dengan kelompok masyarakat yang membawa senjata
ilegal di daerah operasi pasukan Indonesia. Pernyataan itu bisa dikaitkan dengan solidaritas mekanik
yang mungkin dianggapnya terjadi antara pasukan Indonesia yang mayoritas beragama Islam dengan
masyarakat Lebanon yang dianggapnya juga masyarakat muslim.
32 Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 29.
28
Gambar 2.7
Hatim (kedua dari kanan) sedang menterjemahkan perbincangan
antara prajurit Indobatt dengan warga Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi Mei 2007
terlibat dalam konflik, untuk pertama kalinya pasukan PBB melakukan kegiatan ini. Pasukan Indonesia
adalah pasukan pertama yang melakukannya. Di pasukan Unifil sebetulnya kegiatan seperti ini diberi
tempat dengan tugasnya yang disebut dengan CIMIC (Cicvil and military Coordination). Dalam hal
pengobatan, sebetulnya obat-obatan yang dimiliki pasukan Indonesia itu hanya untuk keperluan
pasukan, namun masyarakat seringkali datang ke klinik Indonesia untuk memeriksa kesehatan dan
meminta obat, namun tetap dilayani sambil memberitahukan tentang klinik itu.
29
barang dagangannya berupa alat elektronik, kamera, pakaian, sepatu, parfum, dan kerajinan Lebanon.
Barang-barang itu dijajakan dengan harga yang relatif murah, katanya karena diambil langsung dari
pelabuhan Beirut jadi tidak dikenakan bea masuk. Tempat-tempat pasukan Indonesia yang didatangi
seperti di Adshit Al Qusaiyr, Syeikh Abad Tomb, dan dua tempat lainnya.
35Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 25. Lihat
mereka pada pasukan perdamaian dari negara Eropa. Masyarakat Lebanon di daerah operasi pasukan
Indonesia mendatangi puskesmas pasukan yang sesungguhnya hanya diperuntukan untuk personel
Indonesia, namun mereka memiliki keberanian untuk mendapatkan pengobatan di home base pasukan.
Lihat Perintah Operasi Wadi Saluki.
37Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 25. Lihat
Marc Manganaro, “Malinowski, ‘narative’ Naration, and The Ethnographer’s magic”, (Princeton
University Press January 2009), 78-104
30
Gambar 2.8
Kerjasama Prajurit Indobatt dengan masyarakat dalam mencari sisa-sisa UXO/cluster bomb
yang masih berserakan di tengan pemukiman penduduk Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi 12 Desember 2006
Teori ini dapat membedah data dan fakta tentang keberagamaan prajurit
Indonesia dalam misi perdamaian di Lebanon manakala menghadapi tugas dalam
keadaan situasi berbahaya. Ketaatan kepada agama dengan menjalankan ritual
agama, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tugas sebagai pasukan
perdamaian yang berlatarbelakang beragama Islam.39
Tesis Malinowski40 dalam konteks “bahaya” dapat dihubungkan dengan
sikap prajurit dalam beragama yakni melakukan ritual agama seperti dicontohkan
Malinowski yakni akan melakukan ritual agama manakala bahaya mengancam
38Marc
Manganaro, “Malinowski, ‘narative’ Naration, and The Ethnographer’s magic”,
(Princeton University Press January 2009), 78-104.
39Tanpa disadari ternyata banyak dari prajurit Indonesia yang melaksakan puasa sunah Senin
– Kamis, Shalat Tahajud, shalat tepat waktu dan amalan ibadah agama lainnya. Di dalam pasukan itu
sendiri terdapat seorang Rohaniawan berpangkat Kapten, yang bernama Ridwan yang berasal dari
Batalyon di Jawa Timur. Ia yang membina mental prajurit dan membimbing prajurit untuk
menjalankan kewajiban agama di tengah situasi bahaya perang.
40Lihat Tulisan Bronislaw Malinowski, “Science and Religion” (1930) yang dianalisis oleh
Hellen Tilley, dalam Global Histories, Vernacular Science, and African Genealogies ; or, Is the
History of Science Ready for the World?. ISIS Vol. 101. No. 1. (March 2010): 110-119.
31
dirinya karena dunia militer adalah dunia yang menantang bahaya. Oleh karena itu
pasukan Indonesia, dibekali dengan alasan kebaragamaan mereka sebagai bentuk
keimanan dan keyakinan mereka bahwa bahaya akan sirna manakala mereka
beribadah kepada Tuhan.41
Gambar 2.9
Prajurit Indobat siaga di ketinggian Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi 2007
Sociology of Religion.” Sociological Theory, Vol. 24, No. 2, (Jun. 2006): 134-149.
32
kekuatan atau kasih sayang Tuhan. Ia pun memberikan suatu ulasan yang panjang
lebar mengenai interaksi antara makna relijius dan sistem etika dan keteraturan
sosial manusia, khususnya keteraturan ekonomis dan relasi pertukaran. Contoh
lainnya dapat diambil dari Berger yang menegaskan bahwa ilmu tidak seefektif
agama dalam menjustifikasi dan mempertahankan praktik dan keteraturan sosial.
Bentuk dominan pengetahuan ini dalam masyarakat modern bukan relijius
melainkan ilmiah. Agama melegitimasi institusi dan keteraturan sosial dengan
memberinya status ontologis.
Gambar 2.10
Shalat Idul Fitri pasukan Indobatt di Mako Indobatt Adshit Al Qusayre
Sumber: Koleksi Pribadi, 12 Oktober 2007
yang dikedepankan untuk ditanggapi. Lihat Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), 552. Issu yang dikembangkan Hezbollah dalam
menyikapi perang itu adalah persatuan nasional Lebanon dan merebut dua wiayah Lebanon yang
masih diduduki Israel. Issu ini mendapatkan simpati masyarakat Lebanon tetapi tidak dikalangan elit
Lebanon dari faksi lain.
33
Selatan issu perang dengan Israel membentuk militansi masyarakat setempat yang
melebihi militansi46 dari kelompok lainnya.
Di era modern dengan munculnya ideologi-ideologi kontemporer, issu itu
menyebar mengikuti paham yang digelutinya47 dengan kasus yang berbeda.
Sebelum perang dunia pertama yang terjadi dari tahun 1914 sampai dengan tahun
1918 negara-negara seperti Palestina, Yordania, Syria dan Lebanon adalah satu
kesatuan geografis dan berada dalam satu wilayah yang disebut dengan negeri
Syam48. Tetapi ketika beberapa negara besar Eropa melakukan imperealisme ke
Timur Tengah seperti Mesir dan Syam,4 negeri-negeri itu terpecah menjadi empat
diantaranya adalah Lebanon dan Palestina yang masuk ke dalam wilayah jajahan
Ingris yang di waktu kemudian Inggris lah yang memberikan tanah Palestina kepada
bangsa Yahudi untuk mendirikan negara Israel49 dan Lebanon menjadi negara
sendiri yang terpisah dari Palestina, dan Syria.
Dugaan kuat, sebagaimana yang sering dikatakan para analis bahwa akar
segala konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina (Arab) adalah perebutan kota
suci Jerusalem. Alasan mendasar dari asumsi itu adalah karena kota ini dianggap
suci bagi komunitas yang bertikai dalam konflik Israel-Palestina (Arab), yaitu Islam
dan Yahudi, bahkan pihak Kristen pun banyak terlibat dalam konflik ini karena
menganggap kota ini penting pula bagi mereka.50
46Militan menurut arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). adalah bersemangat
tinggi, berhaluan keras. Sementara dalam arti militansi menunjukan pada arti ketangguhan dalam
berjuang, dan kesulitan. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), 915.
47Di kalangan masyarakat Yahudi dalam pembentukan negara Israel, Ideologi memainkan
peran penting dalam membentuk masyarakatnya. Dalam kajian Mulawarman Hannase disebutkan
bahwa ideologi Yahudi ada di dalam kitab sucinya tentang Jerusalem. Hal itu berkolerasi dengan
problematika Israel-Palestina dan bahkan hubugan Islam-Yahudi sepanjang masa. Implikasi kongkrit
dari pandangan ideologis Yahudi terhadap Jerusalem, menurutnya melahirkan klaim kepemilikan
Jerusalem bagi orang-orang Yahudi. Inilah yang dianggap sebagai akar permasalahan terjadinya
konflik berkepanjangan antara Islam dan Yahudi, seperti yang terjadi sekarang. Mulawarman Hannase,
Ideologi Yahudi tentang Jerusalem dan Gerakan Politiknya, (Kudus: Maseefa Jendela Ilmu 2011), 4.
Sementara itu bila menilik pada Ideologi Politik yang menjadi roh perjuangan, diartikan
sebagai himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma kepercayaan, dan keyakinan atau suatu
weltanschauung yang dimiliki seseorang atau kelompok orang, atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problematik politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah
laku politiknya. Israel maupun Arab, sepertinya menggunakan dan mengartikan ideologi seperti itu.
Lihat Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia, 1991), 32.
48Lihat Mulawarman Hannase, Ideologi Yahudi tentang Jerusalem dan Gerakan Politiknya,
Ma’arif, 1955), 57-75. Hingga saat ini terdapat wilayah Lebanon yang masih diduduki oleh Israel yaitu
Shebaa Farm dan Ghazar City. Hal ini yang menjadikan Lebanon akan terus terlibat aktif dalam
perang melawan Israel.
50Menurut Karen Amstrong, Jerusalem, wilayah Palestina sebelum berdirinya negara Israel
merupakan wilayah yang paling sensitif dan banyak menuai konflik. Armstrong pada tahun 1944
menceritakan pengalaman empirisnya bahwa betapa pentingnya kota ini bagi pemeluk tiga agama
samawi. Berdasarkan sketsa yang dilukiskan oleh Armstrong tentang urgensi tanah Jerusalem bagi
Yahudi dan umat Islam, kesimpulan yang didapatkannya tidak mengherankan ketika orang-orang
Yahudi berupaya dengan keras untuk menguasai Palestina. Karen Armstrong Jerusalem: One City
34
Di era modern, Perang Arab – Israel sendiri telah berlangsung beberapa kali
yaitu tahun 1948, 1956, 1967, 1973, dan 1982. Dalam perang itu pihak Arab selalu
kalah, kecuali pada perang tahun 1973 saat Mesir dapat mengambil kembali
wilayahnya dari Israel. Sementara itu Perang Lebanon – Israel yang berlangsung
selama 34 hari pada Juli – Agustus 2006, menurut berbagai kalangan merupakan
kelanjutan perang Arab Israel yang terjadi sejak tahun 1948.51
Gambar 2.11
Pasukan mekanis Indonesia menjaga perbatasan Lebanon-Israel di Lebanon Selatan.
Nampak foto besar Hasan Nasrallah.
Sumber: Koleksi Pribadi Februari 2007
Lebanon sebagai bagian dari bangsa Arab, tidak dapat melepaskan diri
untuk tidak terlibat dalam perang Arab-Israel. Apalagi Lebanon (Selatan)
berbatasan langsung dengan Palestina yang tanahnya telah direbut oleh Israel. Dua
wilayah Lebanon seperti Shebaa Farm dan Ghazar City yang diakui milik Lebanon,
hingga kini masih dikuasai oleh Israel. Di sisi lain Lebanon sejak tahun 1948 masih
dalam status cease fire dengan Israel.
Kajian ini membatasi diri pada perang Lebanon – Israel yang ternyata di
dalam negeri Lebanon sendiri menyikapi perang itu dengan ambiguitas yang tinggi
dikarenakan terdapatnya friksi politik yang terdapat di area politik negeri itu. Faksi
Syiah, seperti diuntungkan dalam konflik Lebanon - Israel saat itu karena
memainkan kartu penting sebagai komunitas yang mengklaim mewakili bangsa
Three Faiths. (Ballantine Book, a division of Random House, Inc. First Ballantine Book Edition: May
1997), vii.
Pada pendapat yang berbeda, menurut Herry Nurdi, bukan hanya negara Palestina yang
menjadi sasaran negara Yahudi, melainkan Yahudi juga mempunyai keinginan untuk mewujudkan The
New Map of Middle East. Israel yang didukung oleh kekuatan Amerika Serikat sekuat tenaga akan
mewujudkan wajah baru wilayah dunia Islam dan akan mengubah peta Timur Tengah. Lihat Herry
Nurdi, Membongkar Rencana Israel Raya (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), 188-199.
51Angkasa, Perang Hizbullah Israel, Edisi Koleksi, (Jakarta: Percetakan Gramedia, 2006)
35
(Kudus: Maseefa Jendela Ilmu, 2011), 4. Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina adalah
perebutan kota suci Jerusalem. Alasan mendasar dari asumsi ini adalah karena kota ini dianggap suci
bagi komunitas yang bertikai dalam konflik Israel-Palestina, yaitu Islam dan Yahudi, bahkan pihak
Kristen pun banyak terlibat dalam konflik ini karena juga menganggap kota ini penting bagi mereka.
53Stephen Sanderson, Sosiologi Makro, Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial
gambaran yang jernih terhadap konflik yang sesungguhnya terjadi. Agama dalam konteks ini
menurutnya merupakan sistem nilai yang berkaitan dengan budaya. Sistem Nilai, menurut
Koentjaraningrat, merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat,
“pandangan hidup” itu merupakan suatu sistem pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau
lebih sempit lagi, individu-individu khusus dalam masyarakat. Karena itu, hanya ada pandangan hidup
golongan atau individu tertentu, tetapi tidak ada pandangan hidup seluruh masyarakat. Lihat
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Aksara Baru, 1980), 207-208.
36
memiliki latar sejarah keagamaan mereka.55 Dalam kasus lain, di wilayah Lebanon
Selatan, ada satu daerah yang dikenal sebagai Makam Syeikh Abbad, sebelum tahun
2000, tanah itu diabaikan oleh Israel meski Israel telah menduduki wilayah Lebanon
Selatan. Akan tetapi sejak tahun 2000 tanah makam yang berada di ketinggian itu di
klaim Israel sebagai miliknya karena makam itu dianggap sebagai kuburannya Rabi
Ashi, orang suci Yahudi.
Akhirnya makam itu dibelah dua, satu di dalam posisi tanah Lebanon,
dibaliknya di dalam posisi tanah Israel. Terlepas dari benar tidaknya klaim Israel itu
karena letak tanah tersebut berada di ketinggian yang memungkinkan memiliki
posisi strategis dalam taktik militer, namun yang jelas makam Syeikh Abbad
menjadi rebutan Israel dan Lebanon. Disini sesungguhnya konflik yang bersumber
pada keinginan mendominasi pandangan dunia dari sekelompok masyarakat yang
berupa doktrin agama, menyemangati Israel untuk bertahan di wilayah itu.56
Pada bagian berikutnya dalam menghadapi Israel saat perang 34 hari,
masyarakat Lebanon terpecah dua. Sebagian ada yang bangga atas kemampuan
Hezbollah bertahan dari gempuran Israel, sebagian lainnya menyalahkan Hezbollah
karena telah membuat infrastruktur Lebanon hancur diterjang mesin perang Israel.
Dalam kaitan itu menarik sekali apa yang di sampaikan Georg Simmel57 dalam
melihat konflik. Simmel menjelaskan bahwa hubungan saling ketergantungan antara
konflik dan kekompakkan dinyatakan juga dalam hubungan kelompok dalam (in-
group) dan kelompok luar (out-group). Menurutnya sebagaimana individu yang
terlibat dalam konflik memiliki kekuatan yang dikerahkan untuk berjuang guna
memperoleh kemenangan, begitu pula suatu kelompok atau masyarakat cenderung
memiliki sumber-sumber yang dapat dikerahkan dan solidaritasnya diperkuat
apabila kelompok itu terlibat dalam konflik. Selama masa di mana ada ancaman
atau konflik dengan orang luar, maka konflik dalam kelompok sendiri cenderung
rendah atau menurun. Kepentingan diri atau individu sebagian ditekan dan para
anggotanya bersatu memusatkan perhatian pada usaha bersama untuk menghadapi
dan mengalahkan musuh bersama. Namun demikian, Simmel melihat bahwa konflik
merupakan suatu gejala alamiah dalam kehidupan sosial.
55Orang-orang Yahudi senantiasa komitmen untuk mewujudkan wilayah yang dibuat sebagai
Tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Bagi orang-orang Yahudi, setidaknya ada dua hal yang menjadi
landasan sehingga menganut ideologi kepemilikan tanah Palestina. Landasan pertama adalah dari teks-
teks kitab suci mereka (Taurat), dan landasan kedua adalah landasan yang merujuk pada fakta historis.
Dalam teks-teks Taurat bisa ditemukan bahwa sesungguhnya terdapat janji Tuhan kepada orang-orang
Yahudi untuk memiliki tanah Jerusalem. Lihat Mulawarman Hannase, Ideologi Yahudi tentang
Jerusalem dan Gerakan Politiknya, (Kudus: Maseefa Jendela Ilmu, 2011), 4. Lihat Simon Sebag
Montefiore, Jerusalem The Bioghraphy, (Jakarta: Alvabet, Januari 2012), xxvi.
56Sepanjang akhir tahun 2006 hingga 2007, penulis mendatangi lokasi itu dan memang
nampak terjadi pembelahan makam itu menjadi dua bagian yaitu bagian pertama berada di wilayah
Lebanon dan bagian kedua berada di wilayah pendudukan Isreal. Yang unik cara pembelahannya
adalah dari bagian kepala hingga kaki dibelah menjadi dua bagian. Sebelah yang satu milik Lebanon
dan sebelah lainnya milik Israel. Makam itu berada dalam kawalan tentara perdamaian PBB.
57Georg Simmel dalam Doyle Paul Johnson, Teori Sosilogi Klasik dan Modern, jilid I,
Sesuatu yang menarik dalam konflik internal antar faksi yang terjadi di
Lebanon, adalah dalam merebut simpati dan popularitas. Masing-masing faksi
memiliki cara tersendiri apabila popularitas diantara mereka menurun. Faksi Syiah
misalnya cenderung untuk melakukan serangan kepada Israel bila popularitasnya
menurun, sementara kalangan Suni dan Maronit berkecendrungan melakukan
pembunuhan internal di kalangan pemimpin dan tokoh-tokoh mereka untuk
meningkatkan popularitas kelompok.58
Gambar 2.12
Makam Syeikh Abbad dibelah dua. Di sisi kanan wilayah yang diakui sebagai milik Israel.
Sumber: Koleksi Pribadi 12 Juli 2007
berbeda dengan masyarakat Arab dan Lebanon khususnya yang justru mendukung
Hezbollah pada awal perang itu. Wacana politik Hezbollah yang dikembangkan
dengan lebih bernuansa nasionalis dan menganggap semua faksi atau negara yang
anti zionis sebagai mitra strategisnya. Ini mendapat tempat di hati warga Arab.
Pada dataran itu pendapat Simmel ada benarnya, meski bisa jadi itu mengemuka
setelah Hezbollah naik pamornya dimata rakyat Lebanon dan dunia Arab karena
secara mengejutkan dapat memberikan perlawanan yang gigih menghadapi Israel
pasca perang Arab-Israel diwaktu sebelumnya.
Setelah berlangsungnya perang 34 hari, dimana ancaman Israel dapat
sedikit diredam oleh kedatangan pasukan mancanegara di bawah mandat PBB
nomor 1701, namun setelah itu pertikaian politik di dalam negeri Lebanon
mengemuka kembali. Campur tangan pihak luar seperti Amerika Serikat di satu sisi
dan Iran serta Syria di sisi lain, membuat politik dalam negeri Lebanon kembali
bergolak. Hezbollah yang selalu kurang mesra dengan Pemerintah Lebanon yang
terdiri dari banyak kekuatan sekte dan mazhab agama dengan berbagai agenda yang
tidak selalu sama dengan Hezbollah, menjadi sasaran serangan politik dari
pemerintahan PM Siniora yang di dukung Amerika Serikat. Dimunculkanlah isu
kedaulatan negara di atas negara dan bermitra dengan Iran, Syria, dan faksi-faksi
Palestina yang ditujukan kepada Hezbollah yang semakin kuat, pertikaian politik di
dalam negeri Lebanon semakin tajam.
Gambar 2.13
Foto para martir terpasang di jalan-jalan di Lebanon Selatan. Untuk memproduksi emosi.
Sumber: Foto Koleksi Pribadi Mei 2007
Gambar 2.14
Foto para syuhada dipajang di sepanjang jalan di Lebanon Selatan. Memproduk emosi.
Sumber: Koleksi Pribadi 2007
Syiah Nabih Berri dan terdapat juga foto Imam Khomeini, memperkuat produk
emosional tersebut.62 Ini berbeda dengan komunitas lainnya di Lebanon. Namun
demikian terdapat perkembangan baru untuk Hezbollah sendiri yaitu dengan
keinginannya untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional yang melibatkan
koalisi longgar dengan kalangan Kristen Maronit dan sebagian kecil Sunni.63
Pada tingkat itu Hezbollah memainkan kartu solidaritas Arab untuk
menghadapi Israel. Bagi Hezbollah, apabila terjadi konflik internal Lebanon,
mereka tidak mempergunakan senjatanya melainkan hanya menggunakan
pengerahan masa. Produk emosional itu pun ternyata tengah dibangun untuk
menghadapi musuh bersama mereka, Israel.
Gambar 2.15
Foto Hasan Nasrallah dan tokoh Lebanon lainnya di pinggiran jalan Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi 11 November 2006
62Di jalan-jalan sepanjang Lebanon Selatan foto-foto itu terpampang dengan semarak.
Disamping itu penulis saksikan foto-foto para martir yang tewas dalam perang, turut menyemarakan
penampilan di jalan-jalan utama kota-kota di Lebanon Selatan,
63Kompas, 4 November 2006.
64Lihat Margaret M. Poloma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: CV. Rajawali, 1984), 124.
Gambar 2.16
Foto Hasan Nasrallah dan para syuhada terdapat di sepanjang jalan di Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi Pribadi 2007
Gambar 2.17
Tugu perlawanan Hezbollah. Lambang senjata digenggam tangan terkepal di Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 15 Oktober 2007
Bentuk Solidaritas kesukuan atau agama merupakan sisi lain yang sangat
penting dalam pembicaraan mengenai pertikaian. Karena hal itu merupakan
kristalisasi yang bersumber pada kesadaran kolektif yang berasal dari tiga sumber
fanatisme yaitu; land (tanah), blood (darah) dan faith (agama). Ketiga hal itu
seringkali melahirkan fanatisme yang kuat dalam kehidupan masyarakat. Kesamaan
tanah kelahiran menimbulkan kesadaran kolektif sebagai satu daerah yang
melahirkan sukuisme, dan kesamaan darah menimbulkan kesadaran kolektif sebagai
satu keturunan. Sedangkan persamaan agama melahirkan kesadaran kolektif sebagai
66Lihat Yasser Arafat., Konflik dan Dinamika Etnik Dayak-Madura di Kalimantan Barat,
Gambar 2.18
Tank Israel yang hancur dimortir kelompok Hezbollah di perbatasan Fatimah Gate Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 12 November 2006
institusi-institusi yang ada. Sementara itu Hoffer dalam bukunya “Gerakan Massa”
mengungkapkan bahwa suatu gerakan yang dilakukan oleh masyakat tanpa ada
ideologi yang mendukung maka gerakan itu tidak akan tercipta.
Pada tahap seperti itu untuk melihat konflik Lebanon - Israel, dapat diamati
melalui orang-orang yang memiliki kapasitas seperti itu dan institusi yang berperan
memainkan kendali massanya. Hezbollah adalah bagian penting dari kapasitas itu.
Pada sisi lain pemaknaan simbol merupakan bagian penting pula dalam konflik
Lebanon – Israel. Ernst Cassirer (1874—1945) mengatakan bahwa manusia adalah
mahkluk kultural. Ia secara jelas mengulas perbedaan mendasar antara reaksi hewan
dan tanggapan manusia dalam dunianya masing-masing. Perbedaan itu terjadi,
karena manusia memiliki satu sistem melebihi hewan, yaitu bekerjanya sistem
lambang (symbolic system).
Sistem inilah yang akhirnya menjadikan kehidupan manusia bermatra
kebudayaan dengan berbagai manifestasinya melalui religi, bahasa, seni, sejarah
dan ilmu.68 Masing-masing sisi, baik religi, bahasa, seni, sejarah dan ilmu, dengan
begitu memiliki sistem perlambangan tersendiri dengan pemaknaan yang tentunya
juga berbeda-beda. Sistem simbol yang bekerja dalam sejarah berbentuk monumen
dan dokumen, membuktikan manusia cenderung memberi makna perlambangan
pada berbagai peristiwa istimewa yang pernah menjadi pengalamannya.69 Manusia
adalah pembuat simbol yang memiliki kemampuan.70 Pada bagian ini lambang
bendera Hezbollah yang menggambarkan senjata AK 47 dan kalimat berbahasa
Arab (Hezbollah) yang berarti Tentara Tuhan, memainkan peran penting dalam
perlawanannnya terhadap Israel dan membentuk militansi masyarakatnya.
Di sebuah wilayah bernama Fatimah Gate, di muka jalan terdapat tank
markava Israel yang mampu dirontokan pasukan Hezbollah. Tank itu sengaja
dijadikan monumen dan di letakan persis di lokasi perbatasan Lebanon – Israel. Ini
merupakan simbol perlawanan masyarakat Lebanon Selatan untuk membangkitkan
semangat perlawanan terus menerus terhadap Israel. Dalam konteks yang lain,
bendera sebagai simbol itu pula yang menjadi penyelamat pasukan Indonesia ketika
terjadi suatu insiden di wilayah Lebanon Selatan.
Pada perjumpaan awal pasukan Indonesia dengan masyarakat Lebanon
tidak berjalan mulus. Indonesia tidak begitu dikenal oleh masyarakat Lebanon
dibandingkan dengan Malaysia,71 meskipun hubungan bilateral RI-Lebanon sudah
68Lihat
Fuad Hassan, Pengantar Filsafat Barat. (Jakarta: Pustaka Jaya, 2005), 121. Dalam
karyanya An Essay on Man, Ernst Cassirer menyertakan bab yang berjudul "From Animal Reactions to
human responses" yang membicarakan tentang manusia yang menjadikan lambang atau simbol sebagai
sistem kepercayaan (belief system).
69Fuad Hassan, Pengantar Filsafat Barat. (Jakarta: Pustaka Jaya, 2005), 122.
70Indra Jaya Piliang, Bouraq –Singa Kontra Garuda, (Jakarta: Ombak, 2010), 24.
71Informasi dari staf KBRI Beirut yang menyatakan bahwa kedatangan pasukan Malaysia
disambut meriah. Koran-koran Lebanon memajang foto pasukan Malaysia sedang berdoa setibanya di
Beirut dan ketika pasukan Indonesia datang dikiranya pasukan dari Malaysia. Malaysia sebetulnya
hanya mengirimkan personel setingkat kompi sekitar seratusan orang dan ditugaskan hanya sebagai
pengawal. Sedangkan PBB lebih mengerti dengan pasukan Indonesia karena sudah terlibat dalam misi
perdamaian sejak tahun 1957 maka Indonesia diminta untuk mengirimkan pasukan setingjat batalyon
sekitar 850 an personel.
46
Teori lain dibangun oleh oleh Sherif dan Hovland pada 1961.73 Teori ini
disebut dengan teori penilaian sosial/social judgement theory. Teori ini mempelajari
tentang proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap
melalui komunikasi. Asumsi dasarnya bahwa dalam menilai manusia membuat
deskripsi dan kategorisasi khusus. Dalam kategorisasi manusia melakukan
perbandingan-perbandingan diantara berbagai alternatif yang disusun oleh individu
untuk menilai stimulus-stimulus yang datang dari luar. Teori ini mengemukakan
bahwa seseorang mengetahui apa sikapnya dan mampu menentukan perubahan
sikap apa yang akan diterimanya serta perubahan apa yang akan ditolaknya.
Perjumpaan awal pasukan Indonesia dengan masyarakat Lebanon terjadi di
Mako Indobatt, diwarnai protes masyarakat yang menerima uang rupiah dari
transaksi yang dilakukan prajurit Indonesia dengan warga setempat yang
menjajakan barang dagangannya. Warga masyarakat mengembalikan uang rupiah
sambal marah dan minta diganti dengan uang dolar atau lira Lebanon. Transaksi itu
terjadi pada malam hari sehingga uang yang diambilnya tertukar. Namun pada
waktu berikutnya orang yang sama selalu mendatangi mako Indobatt sehingga
akhirnya orang tersebut dilarang masuk ke area mako Indobatt karena dianggap
akan membuat masalah lain dengan masyarakat. Interaksi awal ini menjadi kurang
bagus karena terjadi perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pasukan. Setelah
diketahui ternyata masyarakat setempat yang menjajakan dagangan pada saat awal
kedatangan pasukan merupakan anggota masyarakat yang disusupkan untuk melihat
pasukan Indonesia dari dekat.74
Perjumpaan berikutnya terjadi dengan seorang anggota Hezbollah bernama
Mahmud75 yang berprofesi sebagai pedagang. Tempat tinggal Mahmud hanya
beberapa meter dari pagar luar mako Indobatt. Dari Mahmud banyak diketahui
kondisi masyarakat dan satuan asing yang berada di Lebanon. Interaksi dengan
Mahmud tetap terpelihara hingga akhir penugasan. Hubungan itu dapat meyakinkan
pasukan tentang tipikal masyarakat secara umum dan apa yang harus dilakukannya.
Perjumpaan awal yang kurang bagus, tetapi dengan berjalannya waktu
terjadi interaksi melalui pernyataan sikap dan perubahan sikap dengan jalan
komunikasi intensif yang dilakukan prajurit Indobatt dengan masyarakat. Maka
benar seperti yang dikatakan Berger dan Calabrese, sekali suatu hubungan dimulai,
ketidakpastian menghilang, dan disimpulkan pula bahwa makin banyak terjadi
komunikasi dengan jaringan sosial mereka, maka semakin sedikit ketidakpastian
yang dialami.
Keberadaan Puskesmas statis dan berjalan membawa pasukan dapat
menghampiri masyarakat berobat di setiap sudut wilayah Lebanon Selatan sambil
melaksanakan ibadah salat ketika tiba waktunya. Semakin lama kondisi itu dapat
meyakinkan masyarakat bahwa keberadaan pasukan Indonesia bermanfaat untuk
73Lihat
Sherif, M., dan Hovland, C.I. Social Judgment: Assimilation and Contras effect in
Communication and Attitude Change. (Westport, CT: Greenword Press. 1961.rpt, 1980).
74Informasi didapat dari Danki BTR, Kapten Kresno.
75Informasi didapat dari Kapten Zaim, anggota Kemenlu yang diperbantukan sebagai
kepada sebuah perjanjian dan rekonsiliasi yang berdasarkan negosiasi yang telah
disepakati.
Artinya:
Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu
perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil;
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
Artinya:
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.
Kedua ayat dalam surat Alhujurat itu mengindikasikan kepada dua
komunitas yang sama jika berperang harus didamaikan. Itu berlaku pada komunitas
Lebanon. Namun jika itu terjadi antara Lebanon dan Israel maka dalil lain dapat
diterapkannya seperti yang dijelaskan Al Qur’an bahwa latar belakang bangsa atau
etnis adalah sebagai alat identitas, hal itu tidak menunjukkan atau memvalidasi
segala bentuk superioritas apapun. Alquran menyatakan bahwa semua orang
dilahirkan sama. 76 Selanjutnya dalam khutbah terakhir yang pernah disampaikan
oleh Nabi Muhammad SAW. yang memerintahkan umat manusia untuk selalu ingat
bahwa orang Arab tidak lebih unggul dari non-Arab dan tidak yang bukan Arab
76Lihat http://ahmadiyyatuvalu.wordpress.com/. Diunduh pada 03 November 2016 jam
lebih unggul dari Arab. Kemudian ia mengajarkan bahwa orang kulit putih tidak
lebih unggul atas orang kulit hitam dan juga orang kulit hitam tidak lebih unggul
dari orang kulit putih.
Ini menjelaskan bahwa semua orang dijamin persamaan hak-haknya tanpa
ada diskriminasi dan prasangka. Kunci dan prinsip berharga yang meletakkan
pondasi untuk terciptanya harmoni diantara berbagai kelompok dan bangsa adalah
menegakkan perdamaian. Jika suatu negara yang agresif telah dikalahkan dan dia
menyetujui untuk melakukan negosiasi yang saling menguntungkan, kemudian
semua pihak harus bekerja untuk memenuhi perjanjian yang akan membawa kepada
tegaknya perdamaian dan rekonsiliasi.
Di dalam al-Qur’an sekurang-kurangnya menggunakan dua term yang
menunjuk kepada makna damai, yaitu term silm atau salm dan kata lain yang seakar
dengannya, dan term shulh dan kata lain yang seakar dengannya. Kedua kata ini
merujuk kepada makna yang sama. Kata silm atau salm dalam al-Qur’an dapat
dilihat antara lain dalam Q.S. al-Anfâl [8]: 61 sebagai berikut:
ﷲِ إِنﱠهُ ھُ َو ال ﱠس ِمي ُع ْال َعلِيم َوإِ ْن َجنَحُوا ِللس ْﱠل ِم فَاجْ نَحْ لَھَا َوتَ َو ﱠك
لْ َعلَى ﱠ
Ayat ini menjelaskan tentang sikap yang sebaiknya dilakukan terhadap mereka yang
tidak memusuhi tetapi cenderung berdamai, baik dengan cara gencatan senjata
maupun dengan jalan perjanjian untuk tidak saling menyerang77 Ayat ini juga
mengisyaratkan agar orang-orang mukmin gemar menerima tawaran perdamaian
dari pihak musuh. Jika mereka, yakni orang-orang kafir cenderung untuk
perdamaian, maka condonglah kepada upaya perdamaian dan pasrahkanlah
segalanya kepada Allah segala urusan yang telah engkau lakukan.
Dalam al-Qur’an gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang
sangat mendasar dan mendalam karena terkait erat dengan kemaslahatan manusia
dalam kehidupannya. Hal ini dapat dilihat dalam Q.S. al-Mumtahanah[60]: 8
sebagai berikut:
ار ُك ْم أَ ْن
ِ َﱢين َولَ ْم ي ُْخ ِرجُو ُك ْم ِم ْن ِدي َ ﷲُ َع ِن الﱠ ِذ
ِ ين لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الد ال يَ ْنھَا ُك ُم ﱠ
) ينَ ﷲَ ي ُِحبﱡ ْال ُم ْق ِس ِطتَبَرﱡ وھُ ْم َوتُ ْق ِسطُوا إِلَ ْي ِھ ْم إِ ﱠن ﱠ٨
Ayat ini78 secara eksplisit membolehkan orang-orang mukmin menjalin
hubungan kerja sama dan berbuat baik terhadap kelompok atau golongan manapun.
Pernyataan ini secara jelas dikemukakan dalam suatu klausul yang mengandung
makna berbuat baik dan berlaku adil. Meskipun ayat ini tidak menggunakan kata
yang menunjukkan langsung kepada makna damai, akan tetapi semangat
77M.
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, Vol. 5, 2002): 462.
78Ahmad Mushthafâ Al-Marâghî, Tafsîr al-Marâgî (Mesir, Mushthafâ al-Bâbî al-Halabî,
1974.cet. ke-5 Jilid 27): 68. Ibrâhîm ibn Sulaimân Al-Nugaimasyî, “Perdamaian Dunia dan Jihad”
dalam Azhar Arsyad, et al,. Islam dan Perdamaian Global (Yogyakarta: Madyan Press. 2002).
51
perdamaian yang terungkap adalah substansi ayat ini79. Sebaliknya, ayat 9 dalam
surat yang sama secara tegas melarang orang-orang mukmin hidup berdampingan
dengan kelompok-kelompok yang hendak memerangi dan mengusir orang-orang
mukmin dari negerinya. Bunyi ayatnya sebagai berikut:
G. Resolusi Konflik
Peperangan adalah kelanjutan dari perundingan yang gagal, dan
perundingan adalah kelanjutan dari peperangan yang terhenti. Maka pihak ketiga
dalam sebuah konflik baik militer, tokoh politik, atau lainnya dapat “memaksakan”
perundingan demi menghindari korban-korban lebih jauh. Demikian Von
Clausewitz, ahli strategi perang Jerman mengemukakan80.
Perang Arab-Israel hingga kini belum selesai namun upaya untuk
mendamaikannya terus ditempuh, meski masyarakat Lebanon sendiri tidak dapat
memprediksi kapan perang akan berakhir. Pasukan Indonesia yang dikirimkan ke
Lebanon dengan membawa misi perdamaian itu adalah bagian dari pihak ketiga
(dalam bentuk militer) yang turut serta dalam mendamaikan pihak yang bertikai
dengan tujuan menghindari korban yang lebih banyak. Namun demikian
keterlibatan pasukan perdamaian Indonesia ke Lebanon mengandung suatu
pertanyaan apakah akan berpihak kepada masyarakat Lebanon atau bersikap netral
dan semata-mata hanya menjadi petugas perdamaian, mengingat Lebanon
79Ahmad Mushthafâ Al-Marâghî, Tafsîr al-Marâgî (Mesir, Mushthafâ al-Bâbî al-Halabî, cet.
Graham). Carl von Clausewitz lahir di Burg, Kerajaan Prusia pada 1 Juni 1780 dan wafat di Breslau
pada 16 November 1831 karena terjangkit kolera.
52
Terjemahan dari Jerusalem: One City Three Faiths. (Ballantine Book, a division of Random House,
Inc. First Ballantine Book Edition: May 1997)
83Kompas, 5 Februari 2007
53
Gambar 2.19
Barang perlengkapan Indobatt diturunkan di pelabuhan Beirut Lebanon.
Sumber: Koleksi pribadi 2 Agustus 2007
BAB III
LEBANON DALAM PUSARAN KONFLIK TIMUR TENGAH
1Sumber lain menyatakan, meski PBB telah mengumumkan secara resmi bahwa wilayah itu
bukan merupakan milik Lebanon, namun pejuang Lebanon kadangkala melancarkan serangan terhadap
orang Israel yang berada di dalamnya.
2 Berdasarkan kurs tahun 2005.
3Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 26. Lihat buku Anonymous, Lebanon selayang Pandang, (Beirut: KBRI
Beirut, 2006), 12.
56
Gambar 3.1
Peta Wilayah Perbatasan
Sumber: Anonymous, Lebanon selayang Pandang, (Beirut: KBRI Beirut, 2006)
4
Anonymous, Lebanon selayang Pandang, (Beirut: KBRI Beirut, 2006), 12.
57
Lebanon secara teknis dalam keadaan perang dengan Israel walaupun sudah
tercapai gencatan senjata di antara kedua negara sejak tahun 1949. Hingga sekarang
Lebanon belum mengakui Israel. Undang-Undang di Lebanon melarang warganya
melakukan kontak dengan Israel. Sementara itu komposisi pemeluk agama adalah,
59,7 % Muslim (Shi’ah, Sunni, Druze, Isma’illite atau Nusyri), 39 % Kristen
(Katholik dan Protestan, yang paling dominan adalah Maronit, Ortodox Yunani,
Katolik Yunani, Ortodoks Armenia, Katolik Armenia, Khaldea, Koptik dan juga
minoritas Protestan. Sensus resmi tidak dilakukan sejak 1932, dikarenakan
sensitivitas politik di Lebanon terhadap keseimbangan keagamaan.
Gambar 3.2
Komposisi Penduduk berdasar Agama
Sumber: Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL
di Lebanon (Jakarta: Pusjarah TNI, 2008)
bukit-bukit dan barisan pegunungan kecil dengan beberapa interval yang datar.
Gunung yang besar yaitu Mount Lebanon dan Anti Lebanon. Keadaan musim yang
dipengaruhi hembusan angin dari Lautan Mediterania membawa Lebanon dalam
cuaca sejuk hingga dingin. Pada musim dingin, keadaannya lembap, dan kering pada
musim panas. Kawasan pegunungan Lebanon bersalju, suhu berkisar antara 270 C
pada musim kering dan 140 C pada musim dingin. Iklim Lebanon terbagi atas 4
musim: Musim panas (summer), mulai akhir Juni hingga akhir September; Musim
gugur (fall), mulai akhir September hingga November; Musim dingin (winter), mulai
akhir November hingga akhir Maret; dan musim semi (spring), mulai akhir Maret
hingga akhir Juni.
Tipologi masyarakat Lebanon, secara sosiologis dikategorikan sebagai
masyarakat dengan sistem sektarian, terutama berdasar pada sekte keagamaan. Begitu
sektariannya sehingga segala ruang lingkup kehidupan masyarakat Lebanon tidak
bisa lepas dari sekteisme, baik pada tataran sosial maupun dalam urusan politik
(confessionalism politics). Agama dan politik bagi kehidupan masyarakat Lebanon
tidak dapat dipisahkan. Perang saudara yang pernah berkecamuk selama 15 tahun di
Lebanon tidak terlepas dari masalah pertentangan antara etnis pemeluk agama. Di
samping pembagian politik dan kekuasaan, di tingkat grassroot, masyarakat secara
otomatis membagi wilayah/distriknya berdasarkan agama dan sektenya masing-
masing, apalagi setelah perang saudara.
Hingga saat ini masyarakat Lebanon tengah mencari konsep untuk
mempersatukan bangsa Lebanon menjadi suatu bangsa yang memiliki rasa
kebersamaan dan rasa saling memiliki. Konsep kebangsaan atau nation state yang
berkembang selama ini, seperti yang termaktub dalam Pakta Nasional 1943 maupun
Perjanjian Taif 1989, masih mengedepankan sektarianisme. 5 Hal itu terjadi
mengingat para pemimpin politik menganggap hanya tersedia dua pilihan konsep,
yaitu sekularisme atau agamaisme. Keduanya berpotensi memancing pertentangan
politik yang akut. Namun kendati secara sosiologis bertipologi sektarian dengan
segala akibatnya, masyarakat Lebanon ternyata cukup terbuka dalam pergaulan, hal
ini tak lain sebagai imbas dari posisi Lebanon yang secara geografis terletak di
wilayah persimpangan kebudayaan Eropa dan Asia/Arab dengan silih bergantinya
para pendatang sepanjang sejarah, sehingga menjadikan masyarakat Lebanon cukup
terbuka, berpendidikan dan lebih moderat dibandingkan dengan masyarakat Arab
lainnya.
Masyarakat Lebanon menghargai kebebasan individu tetapi ikatan
kekeluargaan masih berperan penting. Masyarakat Lebanon dikenal pula dengan pola
hidup modern, terbuka, dinamis, dan konsumtif. Banyak masyarakat Lebanon
berjuang untuk memperoleh pengaruh dan kekayaan sebagai simbol keberhasilan.
Pola pergaulan masyarakatnya lebih terbuka dibandingkan dengan negara Timur
Tengah lainnya. Laki-laki dan perempuan berbaur secara leluasa serta perbandingan
mereka berimbang dalam hal tingkat pendidikan. Masyarakat Lebanon merupakan
5Anonymous, Lebanon selayang Pandang, (Beirut: KBRI Beirut, 2006), 10.
59
salah satu masyarakat di kawasan Timur Tengah dengan tingkat pendidikan yang
memadai. Tingkat melek huruf penduduknya sekitar 86%. Pendidikan dasar 5 tahun
merupakan kewajiban dan tidak dipungut biaya.
Gambar 3.3
Sumber: Anonymous, Lebanon selayang Pandang, (Beirut: KBRI Beirut, 2006)
satu yaitu Amal Syiah di bawah pimpinan Nabih Beri dengan gerakan amal Syiah
yang cenderung sangat elitis.6 Awalnya Amal Syiah tidak berbeda dengan kelompok
politik lainnya di Lebanon. Perilaku elite politiknya tradisional. Nabih Beri
merupakan salah satunya. Ia seorang war lord di Lebanon Selatan. Partai politik di
Lebanon tumpang-tindih dengan etnis dan agama serta faktor ekonomi. Hezbollah
awalnya minoritas di gerakan Amal Syiah dan dikendalikan Amal untuk kepentingan
yang sama, yaitu menghancurkan Israel di tahun 1978-1982. Lahirnya Hezbollah
lebih terkait dengan invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun 1978 dan 1982,
bukan karena meletusnya Revolusi Iran pada tahun 1989.7
Tabel 3.4
Alokasi Kursi dalam Parlemen Lebanon
Sumber: Data di Lapangan 2007
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
6
Hezbollah merupakan fenomena khusus Lebanon yang hanya bisa
berkembang di lingkungan sosial dan politik seperti Lebanon. Banyak analis
mengaitkan lahirnya Hezbollah dengan meletusnya revolusi Iran tahun 1979, hal itu
tidak dipungkiri namun Lebanon senantiasa pula menjadi ajang pertarungan antara
kekuatan regional dan internasional. Sangat wajar jika Iran merupakan salah satu
kekuatan regional yang ikut berlaga di Lebanon, mengingat penduduk Syiah di negara
itu cukup besar, yaitu 35 persen dari penduduk Lebanon.
Kristen Maronit merupakan kelompok berikutnya. Ia terbagi atas Partai
Gerakan Patriotik di bawah pimpinan mantan Panglima AB, Michael Aoun yang
bersifat nasionalis tetapi cenderung ke Barat meski tidak pro-Barat. Kemudian Partai
Lebanon Force pimpinan Shamir Zaza, pecahan dari Partai Palangis yang memihak
ke Barat. Phalangis atau Katayeb dipimpin oleh Gemayel. Maronit semula dominan
di Lebanon setelah kemerdekaan, karena Prancis sebagai protektor memberikan
peluang bagi pihak Kristen untuk berkiprah lebih jauh.
Druze, merupakan sebuah aliran agama yang mengakui Nabi Muhammad
sebagai rasul namun dari implementasi keagamaannya berbeda dengan Islam.
Kalangan Islam menganggap Druze bukan Islam. Dari segi politik beraliran sosialis
demokrat tetapi secara ideologi tidak jelas arah sosial demokratnya. Pimpinannya
adalah Walid Jumlat yang pro-Barat dan termasuk kelompok pro-14 Maret. Di sisi
lain ada kelompok 8 Maret yang menunjukkan tanggal pertama kali melakukan
demonstrasi di Beirut.8
Koalisi yang terjadi, pro-Barat meliputi Suni kelompok kecil, Kristen
kelompok kecil, dan Druze. Sedangkan pro-Syria adalah koalisi Syiah dan Maronit.
Kelompok Suni dengan Perdana Menteri Rafik Hariri, merupakan seorang yang pro-
Saudi dan memonopoli sektor ekonomi. Ia mendominasi kabinet setelah Perang 1982
melalui Taif Accord. Oleh kelompok Syiah dan Maronit, pemerintahan ini dianggap
korup. Syiah tidak percaya pada pemerintah. Aliansi antara Syiah-Maronit terjadi
karena korupsi Hariri.
Dalam konstelasi politik lokal, ada permainan yang sengaja dibuat oleh
masing-masing kelompok di Lebanon. Misalnya pada Hezbollah, bila popularitas
mereka menurun, yang dilakukannya akan menyerang Israel. Sementara pihak lain
bila popularitas menurun akan terjadi pembunuhan di kelompoknya sendiri, yang
tewas dianggapnya sebagai martir yang dibunuh oleh kelompok lainnya. Contoh
aktual adalah terbunuhnya Piere Gemayel, dari Phalangis, seorang menteri
perindustrian kabinet Siniora yang cenderung disebut putra mahkota dinasti
Gemayel. Piere sebetulnya menteri dengan pos yang kurang penting. Terjadi teori
konspirasi antara dibunuh Israel atau Syria. Karena ketika dibunuh, pengawalnya
tidak bereaksi, sedangkan bagi oposisi, pembunuhan itu dianggap untuk
mendongkrak popularitas pemerintah yang dapat meredam Hezbollah untuk
menuntut pemerintah.9
8Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada Januari 2007. Nawir selalu mencatat setiap
peristiwa yang terjadi dalam konstelasi politik lokal Lebanon untuk kepentingan KBRI.
62
Pada awal Desember 2006 Hezbollah melakukan demonstrasi damai di kota
Beirut dengan membuka tenda di tengah kota. Demonstrasi itu diapresiasi oleh para
analis Barat. Kelompok yang menamakan diri Kolone ke-5 ini yang tidak diketahui
berasal dari Palestina atau Israel yang memprovokasi keadaan. Konflik yang terjadi
atas manuver tersebut menguntungkan pihak-pihak yang bersesuaian dengan peran
dan kepentingannya. Bila di kota terjadi keributan, maka Lebanon Selatan yang akan
terkena tuduhan. Pihak Israel sendiri diuntungkan bila di Beirut rusuh sehingga
pergolakan di kawasan Lebanon Selatan teredam sekaitan dengan sulitnya pihak
Hezbollah untuk melakukan konsolidasi.
Di televisi Lebanon yang tayang pada 4 Desember 2006, Israel berkomentar
bahwa PM Siniora adalah orang baik, dan bila ia terguling, akan berdampak pada
keadaan politik Lebanon.10 Dalam konflik politik itu, Syria yang memiliki hubungan
kedekatan dengan Hezbollah tidak ingin adanya pengadilan internasional atas
pembunuhan Hariri. Oleh karena itu, kelompok Syiah bereaksi dengan menarik
menterinya dari kabinet Siniora. Sementara pihak Mesir, Yordania, dan Arab Saudi
setuju diadakannya pengadilan internasional karena dengan demikian ini akan
menyudutkan Iran yang menjadi sekutu dekat Hezbollah.
10Dari data lapangan atas siaran berita pada televisi lokal yang menyiarkan berita tersebut pada
4 Desember 2006. Masing-masing kubu politik memiliki siaran televisi seperti Al Manar yang dimiliki
oleh kelompok Hezbollah.
11Armstrong, Karen, Perang Suci (Jakarta: Serambi, 2003), 87.
63
Pada tahun 638 M, Khalifah Umar menaklukkan Yerusalem, yang semula
dikuasai Romawi. Dengan semangat toleransi yang tinggi, Umar menolak ajakan
Uskup Yunani bernama Sophronius, pemegang mandat kota suci, untuk
bersembahyang di gerejanya. Ia lalu mendatangi bukit tempat Nabi Muhammad
beristirahat dalam perjalanannya menuju langit (Isra’ Mi’raj) dan membangun Masjid
Al Aqsa. Umar pun dengan tangannya sendiri membersihkan situs istana Nabi
Sulaiman (kini menjadi tembok ratapan bagi kaum Yahudi) yang runtuh yang pada
waktu itu dan telah dipakai sebagai tempat pembuangan sampah kota.12
pogrom), bahkan terbetik menemui Sultan Sulaiman di Turki untuk meminta
Palestina sebagai ruang bagi kaum Yahudi.16
Setahun kemudian pada 1897, Herz berhasil mengundang segenap komponen
masyarakat Yahudi dengan menyelenggarakan Kongres Zionis Pertama di Basel.
Zionisme, kelahiran pertamanya di Rusia, adalah dasar yang diklaim sebagai dasar
nasionalisme Yahudi. Klaim kitab suci tentang kembalinya mereka menuju
Yerusalem akhirnya memutuskan bahwa tanah yang dimaksud adalah Palestina,
bukan di Uganda atau yang lain.
Di awal abad kedua puluh yaitu tahun 1917, menggantikan posisi Herzl yang
wafat pada 1917, Chaim Weizmann17 memastikan dukungan Inggris. Arthur Balfour,
sekretaris menteri luar negeri, mengeluarkan pernyataan terkenalnya berupa
Deklarasi Balfour pada 2 November 1917 yang berisi dukungan Inggris kepada kaum
Yahudi yang telah bersedia membantu Inggris saat menghadapi Jerman – dan juga
Turki sebagai sekutunya – dalam PD I.18
Pada tahun 1920, dan setelah runtuhnya Kekhalifahan Ustmani (tahun 1924),
tak lepas dari sepak terjang Lawrence from Arabia yang berhasil memobilisasi suku-
suku Arab untuk berontak melawan Turki yang menduduki Jazirah Arab (Trans-
Yordania, Syria, Lebanon), Inggris dan Prancis membangun koloni di Timur Tengah.
Palestina (Sinai, Yordania) dijadikan protektorat Inggris, sementara Prancis
mendapatkan Syria dan Lebanon. Antara tahun 1918-1930-an, Inggris dengan
setengah hati memberikan izin kaum Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina pada
tahun 1918, sementara saat itu kaum Yahudi di Palestina hanya menempati 6 persen
tanah dan dikelilingi banyak sekali oleh orang Arab, baik yang tinggal di kota kecil,
besar dan kampung-kampung, di tengah konstelasi politik yang juga perlu mendekati
orang Arab di Palestina demi pertimbangan geopolitiknya. Namun selalu pecah
kekerasan antara dua bangsa itu, Yahudi dan Arab.
Ide rumah nasional bagi Yahudi diberikan Inggris dengan pembentukan
dewan legislatif yang mencakup orang Arab dan Yahudi pada konferensi San Remo
tahun 1920 (Yahudi menerima, Arab menolak dengan tegas). Pada tahun 1925,
imigrasi besar-besaran kaum Yahudi dari Polandia memenuhi Tel Aviv, Lord Balfour
menghadiri pembukaan Universitas Hebrew yang menimbulkan protes kaum Arab.
Pada 1929, pecah konflik terbuka lagi antara Yahudi dan Arab.
Kaum Zionis membentuk korp pertahanan Haganah, dengan Palmach
sebagai sayap komandonya, di bawah kepemimpinan Jabotinski. Mereka sangat
bertanggung jawab di kemudian hari untuk membantai warga Palestina secara sadis
dan kejam. Ada juga Irgun. Juga Lehi, di bawah kepemimpinan Avraham Stern
(Yitzhak Shamir adalah salah satu anggotanya). Ini organisasi teroris yang kadang
berseteru secara internal dalam komunitas Yahudi Zionis dalam pola perjuangan.
Peristiwa Deir Yassin adalah kisah pembantaian kejam Yahudi atas komunitas
Palestina tanpa membedakan wanita, orang tua dan anak-anak, semuanya dibantai
16Menurut sumber lain Sultan Turki menolak keinginan itu. Lihat Karen Armstrong, Perang
habis. Pada 25 April 1948, Irgun menyerang Jaffa, 70 ribu orang Arab menyingkir.
Juga sekitar 750 ribu orang Palestina terusir.
19 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta, Mabes TNI: 2007), 113.
66
Saudi, Kuwait, dan Aljazair, yang memberikan bantuan pasukan dan persenjataan.
Perang itu dimenangkan oleh Israel yang menyebabkan sejumlah wilayah Arab
direbut dan diduduki Israel. Mesir kehilangan Sinai, Syria kehilangan Dataran Tinggi
Golan, sebuah dataran tinggi yang memisahkan wilayah Israel bagian utara dengan
Syria bagian selatan. Sehari setelah perang pecah, pada 6 Juni 1967, Israel merebut
dan menduduki Jalur Gaza. Tentara Israel bergerak ke wilayah Jerusalem yang
dikuasai Jordania sejak tahun 1948 dan merebut Jerusalem Lama serta menguasai
wilayah Tepi Barat dan memaksa Jordania untuk menerima gencatan senjata.
Dalam tempo 132 jam, perang selesai dan luas wilayah Israel bertambah tiga
kali lipat. Bagi Israel, ini sebuah kemenangan. Sebaliknya, bagi Arab, ini sebuah
tragedi. Hasil perang juga mengubah tidak hanya peta wilayah, tetapi juga peta politik
Timur Tengah.20 Sementara itu, bagi negara-negara Arab, Palestina pada khususnya,
hasil perang telah menjadi titik awal perjuangan mereka untuk mewujudkan cita-cita
dan impian mereka mendirikan negara Palestina merdeka. Mereka, sebagai bangsa,
tercerai-berai di banyak negara karena wilayahnya diduduki Israel. Hasil perang juga
menjadi landasan lahirnya bentuk perjuangan baru bangsa Palestina.21 Mereka tetap
menyandang senjata, sebagiannya, untuk terus menentang negara Israel. PLO adalah
cikal bakal kelompok bersenjata, juga kelompok lainnya seperti FPLP yang berhaluan
komunis-sosialis pimpinan Goerge Habbas.
Sementara itu ada yang tetap di kamp pengungsian Gaza dan Tepi Barat yang
kemudian mendirikan HAMAS (Ḥarakat al-Muqāwamah al-ʾIslāmiyyah, atau
"Gerakan Pertahanan Islam") pada 1988, yang kemudian bergerak menjadi organisasi
Islam militan, sedangkan lainnya menjadi kelompok profesional di negara-negara
Arab maupun luar negeri seperti Edward Said (Kristen) dan Ismail Faruqi (Islam) di
Amerika Serikat. Yang menyatukan mereka adalah tetap mendendangkan ratap dan
derap juang demi kemerdekaan Palestina, hingga kini.
Bagi warga Palestina, pendudukan Israel atas wilayah mereka dianggap
merupakan penjajahan abadi. Selama masa yang pedih itu, khususnya sejak terjadi
perlawanan Palestina tahun 2000, sudah lebih dari 4.000 warga Palestina dan 1.000
warga Israel yang tewas. Israel selalu pula melakukan kiat dan respons atas konflik
Arab-Israel, dari waktu ke waktu; dari pencegahan, penggentaran, aksi, reaksi. Di
bawah ini adalah daftar perang yang melibatkan Israel hingga tahun 2006. Perang
Lebanon - Israel itu yang membuka pasukan perdamaian Indonesia dikirim ke Lebaon
untuk meredakan konflik yang tengah berlangsung;
20Time, 11/6/2007.
21The Economist, 26/5/2007.
67
Intifadah Al Aqsa (2000)
Konflik Israel-Lebanon (2006)22
1. Confessionalism Politic
Pada bagian lain, dalam konteks politik dalam negeri, sistem politik di
Lebanon dirancang untuk menciptakan suatu keseimbangan antara berbagai
komunitas sektarian di negeri itu. Untuk itu, ditetapkanlah sistem politik berdasarkan
pada confessionalism. 23 Dalam terminologi ilmu politik, confessionalism adalah
sebuah sistem pemerintahan yang secara proporsional mengalokasikan kekuasaan
politik di antara komunitas-komunitas yang ada di sebuah negara -- apakah religius
atau etnik -- menurut persentase populasi mereka di masyarakat.
Sementara itu Julia Choucair menjelaskan bahwa sistem politik Lebanon
terutama ditegaskan dengan keberadaan confessionalism, yaitu sistem yang
mengamanatkan agar perimbangan antara komunitas-komunitas konfesional
dipertahankan di pemerintah, parlemen, dan seluruh jajaran pemerintahan. 24
Sedangkan Dr Edmon Melhem menyatakan bahwa formula ini, menentukan posisi
politik pada berbagai komunitas sesuai dengan rasio penduduk yang berubah-ubah
berdasarkan sensus tahun 1932 ketika Lebanon masih di bawah “Mandat Prancis”.
Menurut sensus saat itu, perbandingan jumlah penduduk Kristen dan Muslim adalah
6:5.25
Formula tersebut kemudian disahkan dalam Pakta Nasional (Al Mithaq al
Watani) 1943, sebuah kesepakatan tak tertulis antara presiden pertama Lebanon dan
perdana menteri pertamanya. Pakta Nasional tersebut merupakan sebuah usaha
pragmatik untuk meredakan (atau paling tidak mengurangi) ketegangan di antara
sekte-sekte religius yang ada. Dalam pakta itu dinyatakan bahwa Presiden Lebanon
harus selalu dari kelompok Kristen Maronit, Perdana Menteri seorang Sunni, Ketua
Parlemen seorang Syiah, dan panglima angkatan bersenjata seorang Maronit. Kursi
di parlemen pun dialokasikan kepada sekte-sekte sesuai dengan jumlah mereka.
22Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 38-42.
23Imad Harb, “Lebanon’s Confessionalism: Problems and Prospects.” United States Institute
Endowment for International Peace Papers, no 64, (January 05, 2006): 4-6.
25 Dr Edmon Melhem, ”Workings and Shortcomings of the Lebanese Political System”,
Dengan demikian, confessionalism menjadi pertimbangan seorang presiden pada saat
ia hendak menyusun kabinet. Dengan lain perkataan, ia “harus menjamin perwakilan
konfesional yang pantas” di antara para anggota kabinet. Demikian juga komposisi
parlemen ditentukan berdasarkan jumlah berbagai komunitas religius. Jumlah setiap
komunitas religius pada waktu itu (1920) ditentukan oleh penguasa Prancis, yakni,
Kristen Maronit sebanyak 29 persen dari seluruh total penduduk, Sunni (21 persen),
Syiah (18,5 persen), Kristen Ortodoks Yunani (9,7 persen), dan sebagainya.26
Persoalan muncul ketika distribusi kekuasaan seperti itu, yang
menguntungkan komunitas Kristen, tidak lagi mencerminkan realitas demografik.
Sistem politik seperti itu yang pada akhirnya diduga menjadi salah satu pemicu utama
pecahnya perang saudara (1975-1990), meskipun terjadi di Lebanon, menurut
beberapa kalangan bukan perang saudara murni karena banyak pihak yang terlibat
yaitu, Israel, Syria, dan PLO. Pecah konflik pertama yang menandai “tidak pernah
tidurnya” Lebanon hingga saat ini terjadi pada 1958 dengan terjadinya
pemberontakan oposisi menentang Presiden Camille Chamoun yang pro-Barat. Atas
permintaan Chamoun, Presiden Eisenhower memerintahkan pasukan Amerika
mendarat di Lebanon dan ditarik kembali setelah dibentuk Pemerintahan Koalisi. 27
Sementara itu pada tahun 1968 perang dengan pihak luar dalam hal ini
dengan Israel, terjadi saat pasukan Komando Israel menyerbu Bandar Beirut,
menghancurkan 13 pesawat sipil, Israel mengatakan tindakannya tersebut merupakan
pembalasan atas serangan Lebanon terhadap penerbangan Israel di Athena oleh dua
orang teroris dari Beirut. Lebanon mengklaim balik dengan serangkaian serangan
terhadap komando Israel yang berada di Lebanon.
Pada tahun 1972 Israel menggempur basis gerilyawan Palestina di Lebanon
sebagai balasan atas pembantaian atlet Israel di Olympiade Munich, Jerman Barat.
Setahun kemudian pada 1973 Pasukan komando Israel menyerbu Beirut setelah
terjadi pembunuhan terhadap 3 pemimpin gerilyawan dukungan Israel oleh PM Saeb
Salaam. Maka terjadi perang dua minggu antara gerilyawan dukungan Israel dan
Pemerintah Lebanon. Perdana Menteri baru Takleddin Solh mengadakan pendekatan
sebagai usaha mencari perdamaian. Tapi gerilyawan dukungan Israel kembali
melanjutkan serangannya, terutama sebelum dan sesudah perang Arab-Israel (bulan
Oktober 1973) dimana ketika itu Lebanon tidak digempur. Pada tahun 1974 kembali
pecah perang antara pasukan Israel dan gerilyawan Palestina yang berbasis di
Lebanon.
2. Civil War
Memasuki Tahun 1975-1976 terjadi perang saudara antara kekuatan Islam
dan Kristen yang menewaskan sekitar 60.000 orang. Kekuatan perang terpecah
belah, perekonomian porak poranda. Arab mengupayakan gencatan senjata dan
pembentukan Pasukan Pemeliharaan Perdamaian Persatuann Arab di Lebanon.
Pertengahan tahun 1978 pasukan Israel kembali menyerang basis pertahanan PLO di
26Cacatan dan data dari sdr Nawir tentang sejarah dan keadaan sosial politik Lebanon pada
halaman 23.
27 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 113-114.
69
Lebanon Selatan, sekitar 200.000 orang Lebanon dan 65.000 orang Palestina
mengungsi ke Utara, kembali setelah pasukan Israel dipukul mundur tiga bulan
kemudian. Pasukan Perdamaian PBB memaksakan suatu batas damai antara Israel
dan gerilyawan PLO. Pasukan PBB dari Syria bentrok dengan golongan Palangis.
Pertikaian berkembang di garis batas Selatan antara Pemerintah pusat dengan
kelompok Kristen dukungan Israel. Pasukan tempur udara Israel membumihanguskan
kamp-kamp Palestina sebagai balasan atas serangan mereka di London.
Pada 1 April 1981 terjadi perang antara pasukan Syria dengan kelompok
Kristen di dekat Zahle, Lebanon. Pertempuran meluas, Israel menyerang daerah
Palestina di Tyre, Tulin dan Beirut, membunuh serta melukai sekitar 800 orang.
Gencatan senjata berakhir hingga 22 Juli tetapi penyanderaan terus berlangsung.
Setahun berikutnya pada 26 Juni 1982 Pasukan Israel menyerbu Lebanon melalui
darat, laut, dan udara, meluluh-lantakkan benteng-benteng Organisasi Pembebasan
Palestina (PLO). PLO meninggalkan Beirut Barat pada tanggal 21 Agustus 1982, atas
prakarsa Amerika, Prancis dan Italia, Israel terus menduduki Lebanon.28
Presiden Bashir Gemayel yang baru terpilih terbunuh dan digantikan oleh
adiknya Amin Gemayel. Pada April-Oktober 1983 Beirut dihujani bom. Sejumlah
291 orang Amerika tewas, 58 orang Perancis juga tewas. Perpecahan dalam tubuh
PLO antara yang pro dan kontra Arafat dengan yang mendukung Syria melahirkan
pertempuran sengit selama 6 minggu di Tripoli, hingga Arafat menarik
pendukungnya keluar kota. Pada bulan Mei Tahun 1985 pertempuran antara militan
Shiithe dengan gerilyawan Palestina berkobar. Bandar Udara Beirut jadi arena
penyanderaan warga Amerika selama 17 hari pada bulan Juni 1985.29
Pasca Perang Lebanon 1982, membuat Israel berhasil menduduki kawasan
Lebanon Selatan. PLO yang gigih melawan Israel meninggalkan Lebanon. Kantong-
kantong perlawanan Palestina terhadap Israel di Lebanon menjadi kosong. Lebanon
tinggal sendiri menghadapi Israel sementara beberapa wilayah Lebanon seperti
Shebaa Farm masih diduduki Israel. Lebanon sangat lemah dalam menghadapi Israel
tanpa PLO. Faktor ini yang mempercepat terbentuknya Hezbollah sebagai gerakan
pertahanan di wilayah selatan Lebanon apalagi batas wilayah Lebanon Selatan hanya
terpaut beberapa meter dengan Israel.
Kekerasan dan konflik politik internal Lebanon maupun konflik eksternal
namun melibatkan areal geografis Lebanon menyebabkan pada periode 1975-1990
Lebanon dilanda perang saudara. Perebutan kekuasaan antara kelompok Kristen
Maronite dengan Islam (Sunni, Syiah, dan sekte Druze) akhirnya terjadi.
Berdasarkan permintaan pemerintah Lebanon saat itu dan mandat dari Liga Arab,
pasukan Syria memasuki Lebanon pada tahun 1976 dalam upaya memulihkan
perdamaian. Perang itu juga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk
Lebanon yang hijrah ke luar negeri yang diperkirakan saat ini mencapai 14 juta jiwa
Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
28 Tim
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Mabes TNI: 2007), 84-92.
29Cacatan dan data dari sdr Nawir tentang sejarah dan keadaan sosial politik Lebanon pada
halaman 38.
70
yang hidup di berbagai negara, terutama di Amerika Selatan. Sementara penduduk
Lebanon yang hidup di dalam negeri saat ini diperkirakan hanya mencapai 4 juta jiwa.
Pada 22 Oktober 1989 semua wakil kekuatan politik, partai dan sekte
keagamaan sepakat mengadakan rekonsiliasi nasional yang dikenal dengan Taif
Agreement di bawah sponsor Arab Saudi dan Syria yang mengakhiri perang saudara.
Kehidupan berpolitik dan bernegara mulai diatur dengan formulasi baru berdasarkan
konstitusi yang mengalami perubahan yang disepakati dalam rekonsiliasi nasional.30
Taif Agreement adalah reformasi di bidang politik dengan menentukan konsep Troika
yang membagi kepemimpinan nasional ke dalam 3 kelompok, yaitu Kristen Maronite
menjabat sebagi Presiden, Islam Sunni sebagai Perdana Menteri, dan Islam Syiah
sebagai Ketua Parlemen. Taif Agreement berhasil mengakhiri perang saudara yang
telah berlangsung selama 15 tahun dan secara resmi telah diterapkan menjadi undang-
undang oleh Parlemen.31
3. Kepemimpinan Troika
Sejak tahun 1990 Lebanon dipimpin oleh tiga serangkai (Troika) tersebut,
yaitu: Presiden adalah Emile Lahoud dari Kristen Maronite, Perdana Menteri
dipegang oleh Omar Karame berasal dari kelompok Islam Sunni (Salim Hoss, Rafik
Hariri {dua periode}, Omar Karame, dan Fouad Siniora), dan Ketua Parlemen adalah
Nabih Berri dari kelompok Islam Syiah. Sesuai dengan konstitusi negara, anggota
parlemen berjumlah 128 orang yang dipilih oleh rakyat. Ketua Parlemen dari Syiah
untuk masa jabatan 4 tahun. Setiap anggota Parlemen harus berumur di atas 25 tahun
yang mempunyai hak sipil dan politik yang penuh. Kursi Parlemen dibagi rata antara
kalangan Kristen dan Islam. Komposisi anggota Parlemen; Sunni 27, Druze 8, Syiah
27, Alawite 2, Kristen 64.32 Kemunculan tiga serangkai (Troika) itu membuat situasi
Lebanon menjadi lebih baik meski gelombang politik tetap berlangsung namun dalam
eskalasi yang tidak membahayakan politik Lebanon hingga akhirnya pada 2003,
Perdana Menteri Rafik Hariri yang telah menjabat selama 3 periode kepemimpinan
(6 tahun + 2 tahun 5 bulan) me-reshuffel kabinetnya karena mendapat banyak sorotan
dari kelompok oposisi Islam maupun Kristen, terutama karena kinerja mereka
dianggap kurang memadai dan program perbaikan ekonominya belum mampu
memberikan perubahan yang diharapkan.33
Reshuffel kabinet Hariri tampaknya tidak juga mampu mengangkat
popularitasnya akibat krisis politik yang disebabkan perpecahan di tubuh kabinet.
Menanggapi perubahan konstitusi Lebanon yang memberi peluang perpanjangan
mandat Presiden Lahoud yang diduga atas desakan Syria, Hariri memprotes campur
tangan Syria tersebut. Akhirnya PM Hariri pada tanggal 20 Oktober 2004
30Cacatan
dan data dari sdr Nawir tentang sejarah dan keadaan sosial politik Lebanon pada
halaman 48.
31 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Mabes TNI: 2007), 131-135.
32 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 113-116.
33 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Mabes TNI: 2007), 125-130.
71
mengundurkan diri dan digantikan oleh Omar Karame. Berselang beberapa bulan
kemudian, pada 14 Februari 2005 Hariri dan 23 orang pengikutnya tewas dalam suatu
serangan bom mobil. 34 Berbagai pihak berpendapat pembunuhan Hariri akibat ia
berseberangan dengan Syria dan menentang kehadiran pasukan Syria di Libanon.
Maka banyak pihak mencurigai pemerintah Lebanon dan Syria berada di balik
pembunuhan itu. Syria, atas desakan berbagai pihak akhirnya menarik pasukannya
dari Lebanon pada 5 Maret 2005. Menurut Syria, mundurnya bukan atas kerangka
Resolusi PBB No. 1559 tetapi sesuai dengan perjanjian Taif.35
Pada 28 Februari 2005 PM Omar Karame mengundurkan diri sampai
kemudian ditunjuk kembali sebagai PM caretaker sampai pemilihan umum pada Mei
2005, namun di tengah jalan mundur lagi karena gagal membentuk kabinet; lalu
dipilih Najib Mikati sebagai PM sampai dengan pemilu yang membuat Fouad Siniora,
mantan menteri keuangan, menjadi PM terpilih pada 30 Juni 2005. Perseteruan antara
kubu pro-Syria dan anti-Syria terus memanas pasca pembunuhan mantan Perdana
Menteri Rafik Hariri hingga terjadinya serangan Israel ke Lebanon pada Juli-Agustus
2006.
halaman 79-83.
36 Menurut keterangan lain, Pada bagian lain upaya pengesahan rancangan pembentukan
mahkamah internasional yang diinginkan oleh kubu pro-Syria dan telah diajukan Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilihat oleh kubu anti-Syria sebagai provokasi, sedangkan kubu pro-
Syria menuduh kubu anti-Syria menghambat pembentukan mahkamah internasional agar tidak
terbongkar bahwa mereka berkoalisi dengan Syria untuk menyembunyikan pelaku kriminal. Lihat Tim
Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan Indonesia dalam
Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Mabes TNI: 2007), 143-150.
72
sebagai boneka Amerika Serikat dan Siniora dituduh tidak mendukung Hezbollah
ketika kelompok itu berperang melawan Israel pada bulan Juli-Agustus lalu. Selain
itu, Hezbollah juga menganggap Siniora dan sekutunya telah memonopoli kekuasaan
di Lebanon. Karena itu, tidak ada pilihan lain bagi Hezbollah untuk menekan Siniora.
Mereka menginginkan kekuatan veto yang efektif terhadap keputusan pemerintah dan
jatah kursi yang lebih banyak di kabinet. Sebaliknya, pemerintah yang didukung
kelompok anti-Syria atau Koalisi 14 Maret menolak tuntutan Hezbollah dan sekutu-
sekutunya. Koalisi 14 Maret marah kepada Hezbollah karena memancing perang
dengan Israel yang menghancurkan Lebanon. Karena itu, mereka tetap menginginkan
agar kekuatan militer Hezbollah dilucuti. Selain itu, mereka juga menuduh Hezbollah
sebagai alat dan boneka Syria dan Iran.37
Persoalannya semakin rumit ketika Hezbollah mengancam kubu mayoritas
bahwa pemerintahan ini harus hengkang dan diganti pemerintah persatuan nasional
atau membentuk pemerintah transisi untuk melaksanakan pemilu dini. Ketegangan
semakin meningkat menyusul terbunuhnya Piere Gemayel (34), Menteri
Perindustrian, politikus Kristen anti-Syria, pada Selasa, 21 November 2006.
Pembunuhan ini menimbulkan ketegangan baru di Lebanon. Pierre Gemayel adalah
korban pembunuhan keenam karena sikapnya yang anti-Syria, selama hampir dua
tahun terakhir. Korban pembunuhan politik sebelumnya adalah mantan PM Rafik
Hariri (14 Februari 2005); wartawan dan sejarawan Samir Kassir (2 Juni 2005);
mantan Sekjen Partai Komunis Lebanon George Hawi (21 Juni 2005); wartawan May
Chidiac (25 September 2005); dan pemimpin redaksi dan CEO Koran An-Nahar,
Gebran Tueni (12 Desember 2005).
Pembunuhan terhadap Pierre Gemayel membuat tanda tanya besar, mengapa
ia dibunuh? Karena Pierre Gemayel bukan politikus yang sangat terkemuka di
Lebanon. Ia berasal dari "klan" Gemayel (seperti klan Kennedy di AS) yang
terpandang di panggung politik Lebanon. Kakek Pierre Gemayel adalah Sheikh Pierre
Gemayel, pendiri Partai Kataeb atau Partai Phalangist. Ayahnya, Amine Gemayel,
adalah Presiden Lebanon (1982-1988). Pamannya, Bachir (Bashir) Gemayel,
presiden terpilih tahun 1982 yang kemudian dibunuh dan digantikan Amin Gemayel.
Meskipun Pierre Gemayel bukan tokoh yang sangat terkemuka di panggung
politik Lebanon, ia menjadi penerus dinasti politik klan Gemayel. Ia juga bintang
muda yang mulai bersinar dan merupakan salah seorang tokoh penting dari kubu pro-
Barat di bawah pimpinan Fouad Siniora. Ia juga merupakan tokoh kubu Kristen
(Maronite) yang pernah memainkan peranan besar dalam percaturan politik Lebanon
sebelum akhirnya surut setelah perang saudara, 1975-1990.
Pembunuhan terhadap Pierre Gemayel telah mempertajam pemilahan antara
faksi yang didukung Washington (Muslim Sunni, Druze, dan Kristen) dan yang
mendukung Hezbollah, milisi bersenjata, dan gerakan sosial Islam Syiah (yang
berperang melawan Israel, Agustus lalu). Faksi kedua inilah yang dikatakan
mendapat dukungan Syria dan Iran.38 Suatu hal yang patut mendapatkan perhatian
37 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 160.
38 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 160.
73
adalah gerakan maupun isu yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok politik
maupun agama yang berada di Lebanon sendiri. Untuk meningkatkan popularitasnya,
terkadang mereka melakukan manuver yang tidak masuk akal. Pembunuhan terhadap
tokoh politik, konon bisa dilakukan oleh kalangannya sendiri. Di lain sisi, ada
kelompok lainnya yang mendongkrak popularitasnya dengan menyerang negara
seterunya, Israel. Di bagian berikutnya terdapat juga kelompok oportunis, mengikuti
ke mana “angin bertiup” asal menguntungkan kelompoknya. Sikap-sikap seperti itu
yang membuat Lebanon terus bergolak.39
Dalam bahasa lain, apa yang terjadi di Lebanon sekarang ini adalah
pertarungan ideologi dalam usaha memperebutkan kendali untuk menguasai roh dan
sistem politik Lebanon, pertarungan antara Arabisme dan Islamisme melawan
kosmopolitanisme yang berorientasi ke Barat, liberal. Akan tetapi dalam konstelasi
politik dalam negeri Libanon, pemain politik lokal sering mengundang pihak lain
untuk menyelesaikan masalah dalam negerinya. Akibatnya Lebanon menjadi ajang
politik kepentingan dari pihak luar. Maka sinyalemen yang menyatakan bahwa
pertarungan politik Lebanon, pada tahun-tahun mendatang bukan ditentukan di
Beirut melainkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di Syria, Iran, dan
Washington.
Bagi Syria, yang sebagian wilayahnya, yakni Dataran Tinggi Golan, masih
dikuasai Israel, memiliki pengaruh dan mampu mengendalikan Lebanon sangat
penting artinya dalam berhadapan dengan Israel. Demikian pula Iran yang selama ini
dipandang sebagai pendukung utama Hezbollah. Menguatnya posisi Hezbollah di
Lebanon akan menjadi "tangan penekan" Iran atas Israel dan juga AS yang
merupakan pendukung utama Israel. Sementara itu, AS yang berupaya untuk keluar
dari Irak secara mulus dan tidak kehilangan muka mempunyai kepentingan dengan
Iran dan juga Syria, yakni mengajak mereka bersama-sama menyelesaikan masalah
Irak. Saling tuding antara dua kubu itu terus berlanjut seperti yang disampaikan oleh
Saad Hariri, anak mantan PM Safik Hariri dari kubu pro-Syria yang mengatakan
bahwa ada kepentingan Syria untuk membuat Lebanon tidak stabil. Dan, juga ada
kepentingan Israel untuk mendorong Hezbollah menciptakan ketidakstabilan di
Lebanon.
Upaya saling berunjuk rasa pun dilakukan seperti yang terjadi pada 23
November 2006 saat ratusan pendukung Hezbollah yang pro-Syria melakukan aksi
balasan atas unjuk rasa ratusan ribu pendukung kubu anti-Syria yang digelar
bersamaan dengan pemakaman Menteri Industri Pierre Gemayel. Ketika itu, para
pendukung kubu anti-Syria menuding Pemerintah Syria dan Hezbollah beserta
sekutunya sebagai dalang di balik pembunuhan Gemayel dengan menginjak-injak
gambar Presiden Syria Bashir Assad, Presiden Lebanon Emile Lahoud, dan
pemimpin spiritual Hassan Nasrallah.
Di tempat lain, lautan manusia berbaju jingga, simbol gerakan oposisi Kristen
pimpinan Michael Aoun, sekutu muslim Syiah anggota kelompok Hezbollah, terlihat
39Wawancara dari staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir, Staf
Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007. Nawir selalu mencatat setiap peristiwa yang terjadi dalam konstekasi politik lokal Lebanon
untuk kepentingan KBRI.
74
di depan Katedral Santo Gregorius, tempat seorang Pastor Kristen Maronit menggelar
acara misa hari Minggu. Selembar bendera Lebanon, simbol yang dipakai dalam aksi
untuk mendukung persatuan nasional, digantung di seberang gereja. Bendera nama
partai Aoun tampak ditulisi kata-kata "Gerakan Patriotik Merdeka". Bulan
berikutnya, ribuan pendukung oposisi memblokir jalanan utama di dalam dan sekitar
Beirut dengan puing-puing mobil dan ban-ban yang dibakar. Ajakan untuk mogok
massal ini berasal dari pemimpin Hezbollah Sheikh Hassan Nasrallah dan pemimpin
oposisi lain. Akibat unjuk rasa dengan cara mogok massal di berbagai daerah ini,
Lebanon lumpuh total karena tidak ada sistem transportasi yang berjalan. Semua jalan
utama diblokir sejak pagi. Satu-satunya jalan yang menuju ke bandara internasional
juga diblokir. Jalan raya yang menghubungkan Beirut dengan pegunungan dan Syria
pun ditutup.
Di beberapa daerah sekitar Beirut tampak tentara berusaha membuka
blokiran sekaligus berusaha menenangkan sekelompok pengunjuk rasa yang
tampaknya menegang ketika berhadapan dengan kelompok pendukung pemerintah.
Hal serupa juga terjadi di berbagai daerah. Pendukung pemerintah yang berasal dari
Gerakan Masa Depan terlibat di dalam baku tembak dengan pendukung Partai
Nasionalis Sosial Syria (SSNP) di sebuah Desa Halba. 40 Meski mengajak mogok
massal, Nasrallah tetap berpesan agar jangan sampai terjadi kekerasan di antara para
pengikut Hezbollah dengan kelompok lain. Dalam kesempatan itu Nasrallah juga
kembali mengutarakan tuntutan Hezbollah dan oposisi lain yang meminta hak veto
yang sama di kabinet. Tuntutan Hezbollah itu berkali-kali ditolak PM Siniora.
Tuntutan itu justru dibalas PM Siniora dengan rencana reformasi ekonomi dan
rencana memperbesar kabinet dengan menambah perwakilan aliansi Hezbollah di
kabinet. Untuk menekan dan mendesak pemerintah agar bersedia mengabulkan
tuntutan atas hak veto itu, sejak 1 Desember 2006 kelompok oposisi sudah
membangun tenda di depan kantor PM Siniora dan menggelar beberapa kali aksi
protes di Beirut. Namun, belum ada satu pun aksi protes oposisi yang berakhir dengan
kekerasan.
Suleiman Franjieh, pemimpin oposisi dari kelompok Nasrani, menyatakan
mogok massal ini akan berlangsung hingga beberapa hari dan tak akan berhenti
sampai ada tanggapan dari pemerintah. Di sisi lain salah seorang pemimpin Nasrani,
Samir Geagea, kepada stasiun TV Al-Jazeera menilai mogok massal dan protes itu
sebenarnya sama saja dengan revolusi dan upaya kudeta. Cara-cara itu menurutnya
jelas bukan cara yang demokratis, tetapi lebih seperti terorisme yang ingin
melumpuhkan negara. Sementara itu Menteri Telekomunikasi Marwan Hamadeh
menyebutkan bahwa segala upaya oposisi itu akan gagal seperti di masa lalu dan
pemerintah Lebanon yang sah akan bertahan. Gangguan seperti ini bisa berlangsung
hingga berhari-hari namun ia mengancam agar pihak oposisi berhati-hati karena
kesabaran dari pihak pemerintah ada batasnya. Sedangkan Menteri Pemuda dan
Olahraga Ahmed Fatfat menuding oposisi berusaha mengudeta pemerintah dengan
jalan kekerasan. Karena menurutnya mogok itu tidak seperti biasanya dilakukan
40 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 160.
75
tetapi menjurus agresi dengan tindakan yang mengikuti cara-cara militer. Ia pun
mengkhawatirkan hal ini akan dapat berkembang menjadi bentrokan antar-rakyat
Lebanon seperti yang pernah dialami dulu.
Mogok massal itu memperparah jurang pemisah di antara rakyat Lebanon.
Tak hanya hubungan Syiah-Sunni Muslim Lebanon saja yang semakin tegang, tetapi
juga hubungan di antara berbagai kelompok Nasrani. Pemerintah yang berkuasa saat
ini mendapat dukungan dari pemimpin Sunni Saad al-Hariri sedangkan oposisi,
didukung oleh kelompok Hezbollah (Syiah) dan Amal. Sementara kelompok Nasrani
terpisah menjadi dua.41 Akan tetapi pergolakan di Lebanon saat itu telah mengalami
pergeseran. Apabila pada masa perang saudara Lebanon, konflik terjadi antara
kelompok Nasrani dan Muslim. Namun, saat ini ada perkembangan baru di dalam
konflik di Lebanon, yakni kelompok Syiah mendukung kelompok oposisi dan Sunni
mendukung perdana menteri. Dukungan partai-partai Nasrani terbagi menjadi dua, ke
kelompok Syiah dan ke kelompok Sunni.
Dalam konteks regional diramalkan jika gesekan antarsektarian di Lebanon
meledak, ketegangan di antara Syiah-Sunni di dunia Arab dipastikan akan meningkat
pula. Dapat diambil contoh saat ini ketegangan semakin terasa akibat konflik Irak.
Sebagian besar negara yang mayoritas Sunni Arab, seperti Mesir dan Arab Saudi,
sudah bersiap-siap untuk menghadapi kekuatan Hezbollah di Lebanon dan
mendukung PM Siniora. Perang opini dalam bentuk demonstrasi masa yang terjadi
48 jam setelah Hezbollah mengajak warga untuk mogok massal yang juga berakhir
dengan rusuh itu rupanya pada waktu berikutnya meluas kepada bentrokan fisik
antara mahasiswa yang pro-pemerintah dengan pro-Hezbollah hingga menewaskan 4
orang dan melukai 152 orang di kampus Universitas Arab pada Januari 2007.
Militer Lebanon akhirnya memberlakukan ketentuan jam malam di Beirut
sejak hari itu. Bentrokan sengit yang kemudian meluas ke segala sudut kota Beirut
itu berawal dari perkelahian di kantin kampus antara mahasiswa yang pro-Pemerintah
dan pro-Hezbollah: Ada dua mahasiswa yang bertengkar waktu makan siang. Satu
mahasiswa termasuk aktivis dari Gerakan Masa Depan yang mendukung pemerintah
dan satu lagi dari oposisi. Perkelahian itu menjadi semakin brutal ketika ada
tembakan dari arah atap gedung ke mahasiswa. Dalam beberapa menit saja
perkelahian itu meluas ke seluruh sudut kampus. Perkelahian kemudian meluas ke
jalanan dan malah berkembang menjadi baku tembak bukan hanya antarmahasiswa,
namun antarwarga Syiah dan Sunni.42
Kondisi sedikit mereda setelah aparat keamanan mengeluarkan beberapa kali
tembakan peringatan. Korban yang tewas dan terluka sama-sama memiliki luka
tembak di tubuhnya. Setelah bentrokan reda, pemimpin kelompok Syiah dan Sunni
sama-sama meminta para pendukungnya untuk menahan diri. Seruan itu disampaikan
pemimpin kelompok Hezbollah Sayyed Hassan Nasrallah dari Syiah dan pemimpin
kelompok Sunni Saad al-Hariri, masing-masing kepada pengikutnya. Sementara itu
Ketua Parlemen Nabih Berri mengingatkan seluruh pihak diminta agar bisa menahan
41 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 143-150.
42Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
diri karena situasi ini akan kembali memicu perang saudara jika tidak ditangani cepat
dan ia pun meminta untuk melakukan perundingan lagi.
Pada dataran tersebut sesungguhnya belum jelas siapa yang memicu
perkelahian di kampus itu. Namun Duta Besar AS Jeffrey Feltman di stasiun TV Al-
Hurra, menuding Syria berada di balik kerusuhan tersebut. Demikian pula PM Siniora
yang menuding Iran dan Syria sebagai pihak di belakang pemogokan yang dilakukan
kelompok oposisi, yang kemudian berbuntut konflik fisik dan terjadinya kerusuhan
antarmahasiswa tersebut.43 Amerika Serikat dan negara-negara Barat sekutunya yang
mendukung Siniora tentu saja memiliki agenda tersendiri terhadap Lebanon. Mereka
melihat bahwa sekarang ini saat yang sangat menentukan bagi Lebanon untuk muncul
dari negara yang terlibat perang bertahun-tahun, menjadi mata air stabilitas di Timur
Tengah.
Negara-negara Barat juga berharap Lebanon mampu berdiri sendiri tanpa
campur tangan dari negara seperti Syria dan Iran. Untuk itu AS dan Barat akan
membantu Lebanon dengan program rekonstruksi pascaperang Lebanon 34 hari Juli-
Agustus 2007. Negara-negara donor internasional berkomitmen memberi dana total
sebesar US$ 7,62 miliar berbentuk bantuan dan pinjaman. Arab Saudi memimpin
negara donor dengan komitmen US$ 1,1 miliar dalam bentuk kredit dan bantuan AS
berada di urutan kedua dengan dana US$ 770 juta; Bank Dunia dan Badan Moneter
Arab menawarkan masing-masing US$ 700 juta.
Saat ini Lebanon tengah didera utang sebesar US$ 40 miliar, hampir sama
dengan 180 persen GDP Lebanon. Sementara itu Hezbollah tidak setuju mencari
bantuan pinjaman AS dan Barat. Dalam pandangan oposisi, pinjaman dan bantuan
justru hanya akan meningkatkan jumlah utang dan melemahkan ekonomi nasional.
Nasrallah berujar, ”Jika tim (Siniora) ini masih tetap saja berkuasa, perekonomian
Lebanon akan hancur." Apalagi bantuan itu di antaranya ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman Hezbollah. Bagi Hezbollah, PM
Siniora dianggapnya ada "dalam genggaman" Barat. Pertemuan negara donor
dinilainya salah satu cara tetap mempertahankan posisi PM Siniora. Sebaliknya PM
Siniora mengkritik Hezbollah atas perang yang sudah dilakukannya melawan Israel
yang menurutnya, keputusan perang itu diambil tidak meminta pendapatnya terlebih
dahulu yang akibatnya memorakporandakan Lebanon secara menyeluruh. 44
Dalam hal bantuan yang diberikan AS dan Barat kepada PM Siniora memang
terbilang terlambat bila dibandingkan dengan bantuan langsung jutaan dollar AS yang
telah dikucurkan Hezbollah kepada para korban perang. Di sini kemudian muncul
dugaan adanya pertarungan berkecepatan tinggi antara bantuan (internasional) ini
dengan bantuan dari Hezbollah dan Iran yang lebih langsung, bahkan sering dalam
bentuk tunai. Suasana peringatan dua tahun meninggalnya Hariri yang jatuh pada 14
Februari diperingati secara besar-besaran di makam Hariri di Martir Square, hanya
beberapa meter dari tempat kelompok oposisi menggelar protes selama beberapa
43Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 150.
77
minggu. Peringatan tetap berlangsung kendati sehari sebelumnya terjadi serangan
bom yang menewaskan tiga orang di Bikfaya, sebelah timur laut Beirut.
Putra Hariri, Saad Hariri pada kesempatan itu mengatakan bahwa, peringatan
tersebut merupakan kesempatan bagi rakyat Lebanon untuk memperkuat kesetiaan
mereka kepada kebenaran. Di samping itu menurutnya peledakan bom itu adalah
serangan teroris pengecut. Oleh karena itu ia menegaskan perlunya pengadilan
internasional atas para tersangka pembunuhan Hariri. Pihak pendukung pemerintah
mengatakan, peledakan bom itu dimaksudkan untuk menakut-nakuti orang-orang
untuk memperingati kematian Hariri. Berbeda dengan Hariri, Presiden Emile
Lahoud, sekutu Hezbollah, menyatakan bahwa ledakan bom itu terjadi di tengah
isyarat tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri krisis politik. Setiap kemungkinan
solusi praktis untuk mempersatukan faksi-faksi yang bertikai di Lebanon muncul,
selalu saja musuh Lebanon melakukan kejahatan baru terhadap rakyat yang tidak
berdosa.
Sementara itu pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah dalam tulisan di
halaman depan surat kabar As-Safir, meminta maaf karena tidak bisa hadir dalam
peringatan meninggalnya Hariri. Ia juga memuji Hariri dengan mengatakan bahwa
meninggalnya Hariri dalam serangan bom bunuh diri pada 14 Februari 2005
merupakan kehilangan bagi seluruh negara. "Menemukan pelakunya merupakan
tuntutan kolektif bangsa ini," katanya.45 "Satu-satunya dosa kita adalah kita menolak
untuk menuduh tanpa bukti atau mengubah darah menjadi senjata balas dendam," ujar
Nasrallah. Menteri Komunikasi Marwan Hamadeh menyerukan agar serangan itu
jangan sampai mengganggu upaya untuk mengakhiri krisis. Sebaliknya, serangan itu
harus menguatkan upaya dan mendorong semua orang untuk berdialog secara lebih
tegas. Dalam konteks itu, tuduhan Syria, yang selalu dituduh sebagai pihak yang
berada di belakang kematian Hariri dan pemboman, menyangkal semua tuduhan
terlibat dalam berbagai serangan di Lebanon.46
Konflik sektarian itu rupanya mengalami titik cerah ke arah perdamaian
setelah pada Maret 2007 pemimpin kelompok mayoritas di parlemen yang anti-Syria,
Saad al-Hariri (Sunni), dan Ketua Parlemen Nabih Berri (pemimpin oposisi utama)
bertemu. Pertemuan itu diupayakan oleh Arab Saudi setelah terjadinya pertemuan
antara Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bertemu Raja Abdullah dari Arab Saudi
yang membahas cara mengakhiri krisis politik yang bisa mengarah pada perang
saudara. Meski pertemuan tersebut tidak diharapkan bisa memberikan solusi yang
pasti, upaya itu menjadi tanda awal mengakhiri krisis politik yang telah memecah
belah pemerintahan dan menyebabkan Lebanon lumpuh.
Pertemuan itu juga menandai semakin pudarnya ketegangan sektarian meski
tidak ada pernyataan resmi kedua pemimpin pada akhir pertemuan tersebut.
Pernyataan yang patut disimak sebelum pertemuan itu adalah saat Hariri menyatakan
sedang mencari solusi mengakhiri "krisis berkepanjangan". "Lebih baik kita segera
45Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007.
46 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 125.
78
mengakhiri krisis ini. Tidak ada yang kalah atau menang. Tak satu pun yang bisa
menjalankan negeri ini sendirian," kata Hariri.
Krisis politik pemerintah Lebanon belum usai. Namun terjadi pertikaian
sengit dan berdarah yang terjadi pada Minggu, 21 Mei 2007 di tempat pengungsian
warga Palestina Nahr al-Bared, Tripoli, Lebanon utara, antara pasukan pemerintah
Lebanon dengan kelompok bersenjata asal Palestina, Fatah al-Islam yang
menewaskan sedikitnya 65 warga sipil. Tank-tank milik pasukan Lebanon menyerbu
dan menyerang kelompok Fatah al-Islam yang disebut-sebut kerap meniru gaya
serangan dan kegiatan teror jaringan kelompok Al Qaeda. Di tempat pengungsian
yang dihuni sekitar 40.000 pengungsi Palestina itu, pasukan Lebanon terlibat baku
tembak dan saling serang dengan menggunakan granat dan senjata otomatis. Imam-
imam masjid di sekitar lokasi pertempuran meminta pasukan pemerintah
menghentikan serangan ke tempat pengungsian melalui alat pengeras suara.47
Fatah al-Islam yang beraliran Sunni merupakan pecahan dari Fatah al-
Intifada, kelompok dari Palestina yang mendapat dukungan dari Syria. Kelompok
yang mulai muncul pada November 2006 dan dipimpin oleh Shaker Abssi itu diyakini
mendapat inspirasi dari kelompok Al Qaeda. Namun, Abssi membantahnya. Ia
mengatakan bahwa kelompoknya mengikuti ideologi Al Qaeda, namun tak memiliki
kaitan dengan jaringan Osama bin Laden. Anggotanya diperkirakan hanya 100 orang
tetapi memiliki 300 pejuang di Irak. Kelompok bersenjata asal Palestina (Fatah al
Intifada) ini mulai berkembang di Lebanon sejak tahun 1960-an dan terlibat perang
saudara Lebanon pada 1975.
Di dalam kesepakatan 40 tahun yang lalu, kompleks-kompleks pengungsian
rakyat Palestina setelah terusir dari tanah mereka, tak lama setelah Israel atas bantuan
Inggris merebut tanah Palestina pada 1948, berada di luar wewenang dan otoritas
pemerintah Lebanon sehingga masalah keamanan kompleks itu diserahkan kepada
faksi-faksi bersenjata asal Palestina. Salah satunya seperti Fatah al-Islam dari Sunni.
Ada 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon yang dihuni hampir 400.000 pengungsi
Palestina. Sebagian besar dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan dan penuh
dengan rasa keputusasaan dalam menatap masa depannya. Kondisi pengungsi
Palestina di Lebanon dikenal sebagai yang terburuk dibandingkan dengan pengungsi
Palestina di negara Arab lain. 48 Meski anggotanya tak banyak, hingga saat ini
Lebanon tetap saja kesulitan menumpas kelompok itu. Berbagai media massa di
kedua belah pihak, yakni Lebanon dan Palestina, mengkritik pemerintah kedua
negara karena tak kunjung bisa menumpas Fatah al-Islam dengan "cara damai".
Pemerintah Lebanon malah menggunakan cara militer. Menggunakan tentara
untuk melawan kelompok bersenjata di Lebanon menjadi isu sensitif yang memicu
ketegangan sektarian. Pemerintah Lebanon menduga kelompok Fatah al-Islam
sengaja dimanfaatkan Syria untuk menciptakan kekacauan di Lebanon agar upaya
47Wawancara
dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Juni 2007.
48Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Juni 2007.
79
PBB menggelar pengadilan internasional untuk mengadili tersangka pembunuh
mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik al-Hariri pada tahun 2005 gagal. Untuk
segera mengakhiri pertikaian sengit sekaligus menumpas Fatah al-Islam yang
memicu terjadinya pertikaian itu, perwakilan faksi-faksi utama Palestina di Lebanon
bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora, di antaranya adalah Abbas
Ziki, wakil dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Ziki mengakui, sangat tidak
mudah bagi pasukan untuk masuk ke tempat pengungsian di Lebanon yang kini
dikuasai kelompok bersenjata. Karena itu, untuk menumpas Fatah al-Islam,
pemerintah sebaiknya melibatkan warga setempat.
Di samping itu menurutnya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) tidak
akan keberatan jika pasukan Lebanon memutuskan akan mengirimkan pasukan ke
kompleks itu untuk menumpas kelompok bersenjata yang ada di sana karena itu
adalah keputusan Lebanon. Namun, pernyataan Ziki disambar wakil Hamas di
Lebanon, Usama Hamdan yang menegaskan Palestina sama sekali tidak terlibat
dalam pertikaian sengit di Lebanon itu. Selama ini, Fatah yang dulu dipimpin Yasser
Arafat dan Hamas, kelompok organisasi utama Palestina, menentang Fatah al-Islam
dan memandangnya sebagai ancaman bagi mereka sendiri yakni Palestina dan
stabilitas Lebanon. 49
Pada hari ketiga pertikaian, Fatah al-Islam dan pemerintah sama-sama
menawarkan gencatan senjata. Fatah al-Islam menyatakan akan melaksanakan
gencatan senjata secara sepihak atau unilateral. Tawaran gencatan senjata itu muncul
dalam proses negosiasi antara pasukan pemerintah dan Fatah al-Islam dengan
organisasi Jamaah Islamiyah, Sunni, sebagai penengahnya. Namun dalam pertemuan
itu, Fatah al-Islam berkali-kali mengingatkan akan adanya pemberontakan besar-
besaran di berbagai tempat pengungsian Palestina di Lebanon jika pasukan
pemerintah tetap menyerang mereka. Meski demikian, tindakan pasukan Lebanon
yang menyerang tempat pengungsian itu didukung AS. Juru bicara Departemen Luar
Negeri AS, Sean McCormack, menyebutkan, tindakan pasukan Lebanon itu bisa
dimengerti. McCormack sangat mengerti sulitnya menghadapi teroris, elemen-
elemen ekstremis kekerasan yang ada di tengah-tengah warga sipil.
Pasukan Lebanon menurutnya telah bertindak semata-mata demi
kepentingan rakyat serta untuk memulihkan keamanan Lebanon. Mereka berhak
melakukan itu. Pada sisi lain Presiden AS George W. Bush, atas nama demokrasi
menegaskan, kelompok ekstremis yang berniat menggulingkan pemerintah Lebanon
seperti Fatah al-Islam itu "harus dikendalikan dan dikekang". Ia mengatakan pula,
sangat menyedihkan melihat sistem demokrasi di Lebanon yang masih sangat muda
itu mendapat tekanan dari kekuatan luar.
Bush menuduh Syria berada dibalik pertikaian itu namun dibantah oleh Syria.
Damaskus membantah dengan mengatakan pemimpin Fatah al-Islam, Shaker al-
Abssi, masuk daftar buruan Syria. Perkembangan yang terjadi di Lebanon tersebut
memaksa Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora menunda rencana kunjungan ke
Indonesia pada 24-25 Mei 2007. Sementara itu, meski telah tercapai kesepakatan
49 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 125.
80
untuk gencatan senjata, Lebanon kembali diguncang serangan bom. Sedikitnya 16
orang terluka akibat ledakan bom yang terjadi di Kota Aley yang dihuni warga Druze
pada hari keempat pertikaian. Peristiwa ledakan bom itu membuktikan bahwa adanya
gencatan senjata tidak menjamin pulihnya keamanan di Lebanon. Namun PM Siniora
berjanji akan melindungi semua orang Palestina dan tidak mengincar dan melukai
mereka.
Di tengah-tengah pelaksanaan gencatan senjata, pasukan Lebanon
menemukan mayat pemimpin kedua di Fatah al-Islam yang tergeletak di pintu masuk
kompleks Nahr al-Bared. Pria itu hanya diidentifikasi sebagai Boumedien. Mayat itu
ditemukan tidak sengaja oleh tentara Lebanon saat mengelilingi Nahr al-Bared.
Selain Boumedien, Lebanon juga menemukan mayat tujuh anggota Fatah al-Islam.
Kapal perang Lebanon yang tengah berpatroli di kawasan perairan Mediterania telah
pula menenggelamkan perahu yang sedang mengangkut anggota-anggota Fatah al-
Islam yang berusaha melarikan diri dari Nahr al-Bared.
Pada hari Jumat pagi 1 Juni 2007 pertempuran kembali meletus, di kamp
Nahr al-Bared. Fatah al-Islam menurut jurubicara tentara Lebanon melancarkan
tembakan ke arah tentara Lebanon yang berada di luar kamp pengungsian dan di jalan
yang menghubungkan kamp ke kota-kota di sekitar Tripoli. Tentara membalas
dengan tembakan tank dan mortar. Menjelang siang, pertempuran masih berlanjut.
Tembakan artileri terdengar berkali-kali dan menimbulkan asap putih. Sekitar 50
kendaraan lapis baja, tank tempur, dan kendaraan militer dari pasukan elite
dikerahkan ke posisi terdepan di sebelah utara kamp.50
Pada saat yang bersamaan, puluhan tentara Lebanon bergerak menerobos
barikade Fatah al-Islam yang berlindung di dalam kamp pengungsi. Sementara itu
Lebanese Broadcasting Corp melaporkan, tentara berusaha merebut kantor utama
Fatah al-Islam di bagian utara kamp di perkampungan Samed. Namun, stasiun televisi
Al- Arabiya memberitakan, tentara berupaya merebut posisi para penembak gelap.
Pertempuran ini jadi meluas. Di tempat lain, secara terpisah, pertempuran juga terjadi
di kamp pengungsian terbesar di Lebanon, Ain el-Helweh. Di tempat ini, kontak
tembak terjadi antara anggota gerakan Fatah Palestina pimpinan Mahmoud Abbas
dan kelompok Jund al-Sham. Menurut sumber di kamp pengungsian, seorang anggota
Fatah menembak salah seorang anggota Jund al-Sham yang dituduh telah membunuh
saudara laki-lakinya. Peristiwa ini memicu kontak tembak dan saling lempar granat
selama sekitar setengah jam. Tentara Lebanon juga terlibat pertikaian dengan
kelompok bersenjata Jund al-Sham yang ada di kompleks pengungsian Ein al-
Hilweh, Lebanon selatan. Akibatnya, ada dua tentara Lebanon yang tewas. Tempat
pengungsian warga Palestina di Lebanon adalah: Beddawai, Burj el Barajneh, Burj el
50Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Juni 2007. Nawir selalu mencatat setiap peristiwa yang terjadi dalam konstelasi politik lokal Lebanon
untuk kepentingan KBRI.
81
Shemali, Dbayeh, Ein el Hilweh, Ell Buss, Mar Elias, Mieh Mieh, Nar al Bared,
Rashiedieh, Shatila, Wavel.51
Sabtu, 2 Juni 2007 Pasukan Fatah al-Islam mendapatkan serangan gencar
kembali dari tentara Lebanon yang diperlengkapi tank-tank, jeep, dan helikopter
tempur. Kepingan-kepingan peluru berukuran besar menghujani kamp pengungsi
Palestina di Nahr al-Bared, di Kota Tripoli, Lebanon utara, tetapi kelompok itu
mengatakan tak mau menyerah dan sesekali membalas dengan senjata otomatis.
Serangan gencar hari Sabtu merupakan lanjutan dari gempuran hebat pada hari Jumat.
Dentuman tembakan senjata kaliber 155 milimeter dari tentara Lebanon terus
menggelegar. Peluru-peluru itu kemudian bersarang di tembok bangunan tempat
Fatah Al Islam bersembunyi.
Pertempuran di kamp terjadi karena kelompok tersebut, menurut versi
militer, mendiami masjid-masjid, pos-pos bantuan kemanusiaan dan berbaur dengan
pengungsi di kamp. Sekitar dua pertiga dari 31.000 penghuni telah mengungsi.
Namun, minimal sekitar 5.000 orang masih terjebak di Nahr al-Bared. Sejak
pertempuran meletus pada 20 Mei, Nahr al-Bared telah menjadi kota hantu. Pada
pertempuran itu, satu tentara tewas. Total korban tewas dalam peperangan yang telah
berlangsung dua minggu itu mencapai 106 orang, di antaranya 41 tentara, sekitar 60
militan dan sisanya sipil.
Awal dari pertempuran di Lebanon itu dimulai saat sekelompok polisi
Lebanon hanya mau mendobrak sebuah gedung tempat persembunyian aktivis Fatah
al-Islam. Aktivis ini dituduh merampok uang sebanyak US$ 100.000 dari sebuah
bank. Akan tetapi, di luar dugaan, ternyata masalahnya jauh lebih besar dari sekadar
memburu sekelompok perampok. Kota Tripoli pun tiba-tiba berada di luar kontrol
aparat keamanan. Pemerintah Lebanon tampak kecolongan akibat kurangnya
informasi intelijen tentang posisi, kesiapan, dan tujuan strategi dari Fatah al-Islam.
Aparat keamanan dan militer Lebanon juga terlihat kurang koordinasi. Sebaliknya,
Fatah al-Islam telah melakukan persiapan dan perencanaan yang matang. Mereka
menguasai jalan-jalan dan perkampungan di Kota Tripoli. Fatah al-Islam membentuk
satuan-satuan tempur kecil dengan bergerak dari satu jalan ke jalan lain. Jika sebuah
satuan kehabisan peluru, mereka segera pindah ke jalan lain dan di sana sudah
menunggu satuan lain yang siap menyuplai peluru dan senjata.
Militer Lebanon akhirnya terlibat pula dalam pertempuran setelah Fatah al-
Islam menyerang pos pemeriksaan militer. Pihak militer berhasil membebaskan Kota
Tripoli dari Fatah al-Islam. Pertempuran pun lalu terbatas hanya terjadi di sekitar
kamp pengungsi Nahr al Bared, pangkalan Fatah al-Islam. Diperkirakan ada 200-300
aktivis bersenjata Fatah al-Islam yang terlatih dengan baik, yang masih bertahan di
kamp Nahr al Bared. Namun, militer Lebanon tidak bisa masuk ke kamp pengungsi
itu untuk memburu sisa-sisa aktivis Fatah al-Islam karena status otonomi semua kamp
pengungsi Palestina di Lebanon sesuai dengan kesepakatan Cairo tahun 1969.
51
Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Juni 2007.
82
Dari pertempuran Nahr al Bared itu,52 terkuak adanya tiga dimensi persoalan.
Pertama, adanya jaringan Tanzim Al Qaeda di Lebanon. Pemimpin Fatah al-Islam
Shaker al Abssi dalam wawancara dengan harian Asharq Al Awsat pada bulan Maret
mengakui simpati kepada perjuangan Tanzim Al Qaeda dan Osama Bin Laden. Ia
menyatakan mendukung dasar pemikiran Tanzim Al Qaeda dan berdirinya negara
Islam.
Al Abssi adalah warga negara Yordania yang berasal dari Palestina. Ia keluar
dari gerakan induknya, Fatah Intifadah pimpinan Abu Musa. Bersama Abu Musab
Zarqawi, ia telah dijatuhi hukum mati in absentia oleh pengadilan Yordania karena
dituduh terlibat pembunuhan terhadap seorang diplomat AS, Laurence Foley, di
Amman tahun 2002. Fatah al-Islam muncul pertama kali ke permukaan pada akhir
Oktober 2006. Ketika itu, sejumlah aktivis bersenjata menyatakan hengkang dari
gerakan Fatah al-Intifadah. Hal ini bermula dari sebuah bentrok bersenjata di kamp
pengungsi Beddawi, Lebanon Utara, antara aparat keamanan dan 19 aktivis
bersenjata yang belum dikenal loyalitasnya. 53 Mereka tinggal di dua apartemen di
dekat Masjid Al Quds di kamp pengungsi Beddawi. Pada saat itu, keluar pernyataan
soal lahirnya gerakan Fatah al-Islam. Para pendirinya pun pindah dari kamp Beddawi
ke kamp Nahr al Bared.
Gerakan Fatah al-Islam semula hanya beranggotakan para pemuda Palestina
dengan jumlah sekitar 15 aktivis dan kemudian bertambah hingga 300-400 aktivis
setelah sejumlah aktivis dari kamp pengungsi Ain Hilweh di Lebanon Selatan dan
kamp lainnya ikut bergabung. Kini Fatah al-Islam beranggotakan berbagai warga
negara, yakni Palestina, Lebanon, Syria, dan Arab Saudi.
Dimensi kedua adalah munculnya kembali isu senjata Palestina di kamp-
kamp pengungsinya di mata opini Lebanon. Opini Lebanon juga melihat gerakan
Fatah al-Islam, Ansar Allah, dan tentara Syam hanya berbeda nama, tetapi satu
substansi, yakni punya hubungan kuat dengan Tanzim Al Qaeda. Mereka menuduh
gerakan-gerakan tersebut berada di balik aksi sejumlah ledakan di Lebanon akhir-
akhir ini. Hezbollah melihat dengan penuh curiga terhadap opini tersebut karena
kemungkinan sasaran bidikan atas kepemilikan senjata adalah Hezbollah. Hal itu
diperburuk lagi oleh pandangan diplomat Barat di Beirut yang sering berkomentar.
Para diplomat itu pada intinya mengatakan tidak akan melihat dalam waktu dekat
keberadaan negara dan Pemerintah Lebanon yang kuat selama senjata belum
sepenuhnya berada di bawah otoritasnya: Hezbollah dan faksi-faksi Palestina di
kamp-kamp pengungsi masih menyandang senjata.
Dimensi ketiga, muncul teka-teki soal siapa di balik aksi Fatah al-Islam.
Kubu pro dan kontra Syria kini saling tuduh. Para analis menyebut, tumbuh dan
berkembangnya Fatah al-Islam tidak terlepas dari konteks krisis hubungan antara
Syria dan Pemerintah Lebanon saat ini. Fatah al-Islam berhasil mendapat perhatian
opini Lebanon menyusul sikap Pemerintah Lebanon yang menuduh gerakan tersebut
juga berada di balik peledakan Ain Alaq. Fatah al-Islam pun menentang keberadaan
52Kompas, 5 Februari 2007.
53 Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007.
83
pasukan PBB di Lebanon Selatan, UNIFIL. 54 Sejumlah politisi Lebanon pro-
Pemerintahan Perdana Menteri Fuad Siniora menuduh Fatah al-Islam bergerak untuk
kepentingan Syria di Lebanon. Kelompok ini dituduh melakukan aksi pengacauan
untuk mencegah terbentuknya mahkamah internasional yang akan mengadili para
pembunuh mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri.
Pemimpin Druze Walid Jumblatt yang anti-Syria mengatakan, Fatah al-Islam
adalah gerakan antek-antek Syria. Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan
Timur Tengah David Welch saat berkunjung ke Lebanon ketika itu telah memberi
peringatan kepada Pemerintah Lebanon soal fenomena berkembangnya Islam radikal
di Lebanon. AS secara khusus mulai memberi perhatian kepada gerakan Islam Sunni
radikal di Lebanon utara yang kemungkinan merupakan jaringan yang memanjang
dari Irak ke Lebanon. Saat itu muncul berbagai nama gerakan radikal, seperti tentara
Syam, Partai Kemerdekaan, Usbah al-Ansar, dan Fatah al-Islam.
Kolumnis di harian Asharq Al Awsat, Huda Al Husseini, dalam artikelnya55
menuduh Syria berada di balik Fatah al-Islam. Ia menyitir editorial harian setengah
resmi Syria, Thisreen, edisi hari Sabtu 56 yang memberi peringatan keras kepada
Pemerintah Lebanon menyusul tindakan PM Fuad Siniora yang melayangkan surat
ke Dewan Keamanan PBB yang berisikan pembentukan mahkamah internasional
untuk menangani kasus tewasnya mantan PM Rafik Hariri. Ia juga menyebut harian
terkemuka Lebanon, Safir, edisi di hari yang sama. Menurut harian Safir, tindakan
PM Siniora mengirim surat ke DK PBB tentang pembentukan mahkamah
internasional membawa Lebanon masuk ke terowongan gelap dan, jika DK PBB
menetapkan pembentukan mahkamah internasional sesuai dengan Pasal VII, bencana
besar akan melanda Lebanon. 57
Sebaliknya, Hezbollah yang pro-Syria juga menuduh Fatah al-Islam berusaha
membunuh pimpinannya. Al Abssi sendiri menegaskan, ia datang ke Lebanon guna
menggagalkan resolusi DK PBB Nomor 1559 yang bertujuan melucuti senjata
Palestina di kamp-kamp pengungsi. Kubu oposisi yang pro-Syria dikenal sangat
menolak resolusi DK PBB Nomor 1559 itu. Kubu oposisi Lebanon menuduh
pemerintah membesar-besarkan krisis ini untuk meyakinkan opini umum tentang
keharusan meminta bantuan pasukan internasional untuk menjaga perbatasan Syria-
Lebanon.
Oposisi juga melihat anarkisme keamanan di Lebanon akibat konspirasi
Barat yang membawa persoalan Lebanon ke panggung internasional dengan dalih
54Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007. Nawir selalu mencatat setiap peristiwa yang terjadi dalam konstelasi politik lokal Lebanon
untuk kepentingan KBRI.
54 Kompas, 24 Mei 2007.
54 Kompas, 19 Mei 2007.
55Wawancara dengan staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir,
Staf Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007.
84
Pemerintah Lebanon belum mampu mengendalikan negara. Oposisi juga menyebut
bahwa ada proyek AS dan Israel untuk menyulut konflik internal karena mereka tidak
mampu menumpas gerakan perlawanan Hezbollah. Oposisi juga menuduh
pemerintah menyeret militer Lebanon ke dalam pertempuran yang tidak mungkin bisa
dimenangi. Masalahnya, militer Lebanon juga terpecah. Militer Lebanon di wilayah
selatan, yang sebagian besar anggotanya dari Syiah, dikenal lebih loyal kepada
Presiden Emile Lahoud yang pro-Syria. Militer Lebanon juga lemah karena tidak
memiliki kekuatan politik dan moral untuk memasuki dan mendobrak kamp
pengungsi Palestina. Menurut kubu oposisi, terkurasnya kekuatan militer Lebanon
melalui perangkap pertempuran dengan Palestina yang tidak bisa dimenangkannya
dapat dijadikan dalil bahwa militer Lebanon tidak mampu melindungi negara. Karena
itu, pemerintah akan meminta bantuan pasukan internasional untuk menjaga
perbatasan Syria-Lebanon.
Oposisi juga menuduh pemerintah ingin merusak doktrin militer Lebanon
yang bersandar pada ideologi nasionalisme, di mana Israel dianggap sebagai satu-
satunya musuh. Karena itu, menurut oposisi, terseretnya militer ke dalam
pertempuran dengan Palestina bisa menyusutkan popularitas militer karena telah
menjadi bagian dari konflik internal. Militer tidak bisa berdiri secara objektif di antara
berbagai faksi dan kekuatan sektarian yang ada di Lebanon. Hal ini juga bisa
menggagalkan Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon Michel Sulaiman untuk
menjadi kandidat kuat dalam pemilihan presiden mendatang. Pemerintahan PM
Siniora ditengarai kurang senang jika Michel Sulaiman menjadi presiden.
Sementara itu konflik senjata tersebut menurut Rami G. Khouri dalam
artikelnya di International Herald Tribune, 58 menggambarkan rumitnya persoalan
Lebanon. Apa yang terjadi di Lebanon merupakan konvergensi empat konflik yang
menegaskan rumitnya matriks kekerasan di Timur Tengah. Rami G. Khouri menulis,
keempat konflik itu adalah: Pertama, warisan ketegangan antara berbagai kekuatan
Lebanon dan kelompok-kelompok pengungsi Palestina bersenjata di negeri itu.
Kedua, ketegangan antara Syria dan Lebanon sejak pecah pergolakan rakyat
menuntut penarikan pasukan Syria dari Lebanon. Ketiga, wilayah tersebut terimbas
perang di Irak. Keempat, meluasnya "perang global terhadap terorisme" yang
dicanangkan George W. Bush telah menumbuhsuburkan kelompok-kelompok seperti
Al Qaeda.
Kenyataan itu menempatkan Lebanon pada posisi yang sulit, bahkan teramat
59
sulit.
58International
Herald Tribune edisi Jumat, 25 Mei 2007.
59Wawancaradari staf KBRI Beirut, Nawir. Catatan ini disampaikan oleh saudara Nawir, Staf
Lokal KBRI Beirut bidang Sosial Politik di kantor Kedutaan Besar RI di Beirut kepada penulis pada
Januari 2007. Nawir selalu mencatat setiap peristiwa yang terjadi dalam konstelasi politik lokal Lebanon
untuk kepentingan KBRI.
59 Lihat Al Mannar, “Hezbollah Ten Years on July War, an ‘Army,’” 14 July 2016, lihat
Gilbert Achcar dan Michel Warschawski, The 33-Day War: Israel’s War on Hezbollah in Lebanon and
its consecuences, (Paradigm Publisher, 2007), 7. Lihat Mary O’Regan, “In the Shadow of War: Irish
Press Frames and Political Discourses on the Israeli – Hezbollah War (July-August 2006).” Irish
Studies in International Affairs Vol. 21, (2010): 161-178.
85
Konflik di Lebanon
Bagan 3.5
Situasi Konflik
Sumber: Data lapangan diolah dari diskusi dengan Staf KBRI Beirut
1. Fenomena Hezbollah
Israel telah mengakui pula bahwa tentaranya ditahan Hezbollah. Israel meminta
Hezbollah bertanggung jawab atas keselamatan kedua tentaranya. Pada sisi lain
Hezbollah mengatakan bahwa penangkapan itu untuk mengusahakan pembebasan para
tahanan yang ada di berbagai penjara Israel. “Operasi ini merupakan wujud peduli dari
Hezbollah kepada rakyat Lebanon bahwa Hezbollah akan melakukan apapun yang
mungkin untuk menukar tahanan Lebanon dengan tentara Israel.” Ini diungkapkan oleh
Ibrahim Moussawi, editor televisi Hezbollah kepada BBC.
Mousawi menegaskan, mereka menahan tentara Israel karena Israel masih
menduduki sebagian wilayah Lebanon dan masih menahan tawanan Lebanon di dalam
penjara Israel. Beberapa dari mereka ada yang ditahan lebih dari 25 tahun. Pada tahun
2000, Hezbollah juga pernah menahan tiga tentara Israel. Ketiga tentara itu akhirnya
tewas selama operasi. Namun mayat ketiganya kemudian ditukar dengan sejumlah
tahanan Lebanon. 61 Akibat menahan dua tentara Israel itu, Israel menyerang basis
pertahanan Hezbollah di selatan Beirut selama lebih dari satu jam. Pihak keamanan
Lebanon menyatakan pesawat-pesawat udara Israel merusak jalan-jalan, jembatan-
jembatan dan posisi Hezbollah di Lebanon selatan, sekitar 30 km dari utara perbatasan
Israel.
60Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 59-63.
86
Pesawat jet Israel terbang di atas Sidon (Saida) dan sekitarnya lalu
menyerang Desa Sultanieh di timur perbatasan. Pasukan artileri Israel menyerang
Desa Aita El-Shaab, Ramieh, dan Yaroun di dekat pelabuhan Naqoura. Hezbollah
membalas serangan tersebut dengan menembakkan puluhan roket dan mortar ke
wilayah Israel. Hezbollah mengakui pasukannya menghancurkan sebuah tank Israel
yang mencoba menyeberang perbatasan ke wilayah Lebanon. Pihak Lebanon
menyatakan 6 tentara Israel tewas, tetapi Israel tidak memberikan pernyataan.
Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert mengindikasikan akan memberikan “hukuman
kolektif” terhadap Lebanon seperti Israel menghukum Palestina. Pemerintah Lebanon
menurutnya harus bertanggung jawab. Lebanon akan membayar mahal, kata Olmert.
Situasi berikutnya adalah Israel menyerang Lebanon dengan membabi buta
hingga tanggal 14 Agustus 2006. Setelah diadakan perundingan-perundingan oleh
PBB, barulah Israel menghentikan serangan ke Lebanon Selatan yang banyak dihuni
warga Syiah. Selama konflik Juli – Agustus 2006 itu, ada beberapa anggota Observer
Group on Lebanon (OGL) yang menjadi korban: 4 tewas; 1 staf luka; 1 sipil staf
tewas; 2 luka; Ghana: 5 luka; India: 3 luka; China: 3 luka; Prancis: 3 luka; Kolish
contingen: 1 luka.62
Peristiwa yang menarik adalah Israel tidak hanya menjadikan Hezbollah
sebagai sasaran serangannya dan menghindari gempuran ke permukiman sipil dan
sarana umum. Israel menghancurkan pula sarana-sarana yang ada di Lebanon dan
mengubah Lebanon menjadi hancur. Yang diinginkan oleh Israel dengan serangan
seperti itu adalah agar rakyat Lebanon mencabut dukungannya kepada Hezbollah.
Israel menyadari bahwa Hezbollah kuat karena mendapat dukungan besar dari rakyat
Lebanon. Karenanya, jika berhasil memisahkan rakyat Lebanon dari Hezbollah, maka
Hezbollah akan kehilangan kekuatan, dan selanjutnya, mudah bagi kaum Zionis
untuk menghancurkan kelompok ini.
Perang urat saraf dilakukan. Berbagai selebaran, pesan-pesan radio, demikian
pula pesan-pesan yang dikirim lewat telepon dan sms, digunakan oleh Israel kepada
warga Lebanon untuk mendorong mereka agar mencabut dukungan terhadap
Hezbollah; dan dengan ganjaran berbagai hadiah menarik, mereka diminta untuk
memberitahukan kepada rezim ini tempat-tempat persembunyian para pemimpin dan
tokoh Hezbollah. Pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh para pengamat adalah,
Hezbollah atau Lebanon yang diserang Israel saat terjadinya peristiwa di bulan Juli
2006. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan melihat pada konstelasi konflik.
Struktur politik dan lembaga-lembaga resmi yang dimiliki Lebanon sangat
lemah. Hal itu disebabkan oleh realitas politik Lebanon yang terkotak-kotak
berdasarkan perimbangan sekte dan mazhab agama serta perang saudara yang pernah
dialami oleh Lebanon di masa lalu. Sebaliknya, lembaga masyarakat non pemerintah
seperti Hezbollah jauh lebih dinamis dan kuat. Oleh karena itu ketika lembaga negara
tidak mampu melaksanakan tugas dan misinya, lembaga masyarakat bergerak
mengisi kekosongan dengan agenda khususnya yang belum tentu seirama dengan
agenda negara. Itulah yang terjadi di Lebanon yang menyebabkan munculnya
62Kompas, Kamis 13 Juli 2006.
87
pertanyaan, dalam perang Juli-Agustus 2006 itu, siapa sesungguhnya yang diserang
Israel.63
Mustafa A Rahman, koresponden Kompas untuk wilayah Timur Tengah
mengilustrasikan tentang seorang pengamat politik Lebanon yang merasa terhina saat
perang berlangsung. 64 Pengamat politik itu dengan jujur menyampaikan
keterhinaannya oleh kasus pengepungan sebanyak 350 anggota militer dan polisi
Lebanon di baraknya di Kota Marjayoun, Lebanon Selatan, oleh pasukan Israel,
namun pasukan Lebanon diam saja tidak bereaksi.
Pasukan Lebanon tidak bahu-membahu dengan pejuang Hezbollah melawan
pasukan Israel ketika masuk Kota Marjayoun. Menurutnya, dengan masuknya
pasukan Israel ke kota itu berarti Israel telah menduduki tanah Lebanon.
Ketidakberdayaan pasukan Lebanon, sehingga seakan-akan menonton saja agresi
Israel ke negara itu, boleh jadi merupakan refleksi dari lemahnya negara. Akan tetapi
krusialnya hubungan Hezbollah dan negara perlu pula mendapat perhatian sehingga
pemetaan terhadap konflik internal itu dapat jelas terlihat karena inilah yang
barangkali menjadi faktor LAF (Tentara Nasional Lebanon) seakan menonton saja
ketika Israel memasuki wilayah Lebanon. Hezbollah adalah satu-satunya partai
politik Lebanon yang masih mempunyai sayap militer dan memegang senjata setelah
Taif Accord 65 dideklarasikan pada bulan Oktober 1989. Hal ini dilegitimasi oleh
pemerintah karena Hezbollah berjuang melawan pendudukan Israel atas wilayah
Lebanon Selatan.
Perlawanan bersenjata Hezbollah ini akhirnya memaksa Israel menarik
pasukannya tanpa syarat dari Lebanon Selatan pada 26 Mei 2000 setelah Israel, yang
dibantu oleh SLA (South Libanese Army), milisi yang dibentuk oleh Israel,
menduduki sebagian besar wilayah Lebanon Selatan sejak 1978. Sekalipun Israel
sudah mundur, Hezbollah tetap tidak mau menyerahkan senjata karena pemerintah
Lebanon dan Hezbollah menganggap masih ada tanah Lebanon yang diduduki Israel,
yaitu Shebaa Farms yang terletak di perbatasan Lebanon-Syria. Klaim ini dijadikan
dalih bagi Hezbollah untuk terus melakukan serangan militer terhadap tentara Israel
di wilayah Shebaa Farms, bahkan berhasil menawan 3 orang tentara Israel yang
sampai sekarang masih berada di tangan Hezbollah.
Selain untuk membebaskan Shebaa Farms, Pemerintah Lebanon berpendapat
bahwa Hezbollah tetap diperlukan karena belum tercapainya perdamaian antara
Lebanon dengan Israel dan dikhawatirkan Israel akan kembali menyerang Lebanon,
di samping masih banyak tawanan Lebanon yang dipenjara di Israel.66 Di sisi lain,
faktor lemahnya Angkatan Bersenjata Lebanon yang memiliki persenjataan yang
sangat sederhana dan dalam jumlah yang sangat kecil, membuat mereka belum
mampu menjamin keamanan nasional, apalagi mempertahankan diri dari serangan
63Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 53.
88
Israel. Hezbollah sendiri sebagian besar pengikutnya adalah masyarakat yang
mendiami wilayah di Lebanon Selatan yang wilayahnya berhadapan langsung dengan
Israel sehingga apapun yang terjadi pada Lebanon, Hezbollah menjadi penangkal
awal masuknya Israel ke wilayah Lebanon.
Mencermati keberadaan Hezbollah yang menjadi kuat di Lebanon adalah saat
invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1978-1982. Saat itu Hezbollah belum lahir. Israel
menghancurkan 80 persen desa di Lebanon Selatan dan menewaskan sekitar 20.000
warga sipil Syiah serta melukai lebih dari 30.000 lainnya. Negara absen dan tidak
berdaya memikul tanggung jawab keamanan dalam menghadapi agresi Israel itu. Hal
itu mengakibatkan lahirnya generasi baru dari Lebanon Selatan yang lebih radikal
dan revolusioner untuk mengisi kekosongan negara di wilayahnya itu. Akibat
pendudukan Israel di Lebanon Selatan itu, lahirlah Hezbollah pada tahun 1983.
Persepsi Hezbollah bahwa Israel adalah ancaman utama terhadap wilayahnya, lebih
kuat daripada berlatar belakang agama dan ideologi.
Prestasi terbesar Hezbollah adalah memaksa Israel untuk pertama kalinya
mundur tanpa syarat dari Lebanon selatan pada tahun 2000. 67 Prestasi Hezbollah
berikutnya adalah pada perang Hezbollah dan Israel pada Juli-Agustus 2006 yang
menunjukkan kemampuan Hezbollah bertahan secara luar biasa membendung
serangan Israel, hal ini membuat pihak AS-Israel terkejut, yang memunculkan issu
kedaulatan negara atas Lebanon Selatan, Hezbollah sudah menjadi negara dalam
negara di Lebanon. Muncul daya tekan yang kuat terhadap Hezbollah, yang
disudutkan bermitra dengan Iran, Syria, dan faksi-faksi Palestina dan sebaliknya,
Hezbollah selalu kurang mesra dengan Pemerintah Lebanon yang terdiri dari banyak
kekuatan sekte dan mazhab agama dengan berbagai agenda yang tidak selalu sama
dengan Hezbollah. Sementara wacana politik Hezbollah dikembangkan dengan lebih
bernuansa nasionalis dan menganggap semua faksi atau negara yang antizionis
sebagai mitra strategisnya.
Hezbollah nampak jauh lebih kuat karakter antizionismenya daripada
kekuatan politik lainnya di Lebanon. Hezbollah tidak mungkin mencapai kekuatan
dan pengaruhnya seperti saat ini jika tidak ada kebutuhan kuat untuk mewujudkan
misi melawan proyek zionisme dan imperialisme di Lebanon dan dunia Arab,
sedangkan negara tidak bisa melaksanakannya. 68 Pada sisi Israel, Hezbollah
merupakan ancaman. Melalui Amerika Serikat, Israel berusaha menekan pemerintah
Lebanon agar melucuti senjata Hezbollah. AS juga menekan Syria dan Iran yang
dinilai merupakan dua negara sponsor dan pemasok senjata Hezbollah agar
menghentikan serangan-serangan Hezbollah terhadap tentara Israel. Untuk
mendapatkan dukungan internasional, AS menuduh Hezbollah sebagai organisasi
teroris karena mendukung aksi-aksi intifadha Palestina. Menanggapi tuduhan-
tuduhan AS dan Israel tersebut, Iran dan Syria menyatakan bahwa masalah Hezbollah
adalah masalah dalam negeri Lebanon.
67 Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) ( Jakarta: Mabes TNI: 2007), 114.
68Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Di dalam negeri Lebanon, pascaperang 34 hari memunculkan saling tuding
mengenai perusakan banyak infrastruktur Lebanon yang dilakukan Israel. Hal ini
berbeda dengan dukungan yang disampaikan kubu Siniora saat perang tengah
berlangsung. Bisa jadi itu mengemuka setelah Hezbollah naik pamor di mata rakyat
Lebanon dan dunia Arab karena secara mengejutkan dapat memberikan perlawanan
yang gigih menghadapi Israel pascaperang Arab-Israel dibandingkan pada waktu
sebelumnya. PM Siniora mengkritik Hezbollah atas perang yang sudah dilakukannya.
Perang itu dilakukan tanpa meminta pendapat Pemerintah terlebih dahulu yang
mengakibatkan Lebanon porak poranda. Bagi Hezbollah, Siniora tak lebih sebagai
boneka Amerika Serikat. Selain itu, Hezbollah juga menganggap Siniora dan
sekutunya telah memonopoli kekuasaan di Lebanon.
Sebaliknya, Pemerintah yang didukung kelompok anti-Syria atau Koalisi 14
Maret menolak tuntutan Hezbollah dan sekutu-sekutunya. Koalisi 14 Maret marah
kepada Hezbollah karena memancing perang dengan Israel yang menghancurkan
Lebanon. Karena itu, mereka tetap menginginkan agar kekuatan militer Hezbollah
dilucuti. Selain itu, mereka juga menuduh Hezbollah sebagai alat dan boneka Syria
dan Iran.
Saling tuding antara dua kubu itu terus berlanjut seperti yang disampaikan
oleh Saad Hariri, anak mantan PM Safik Hariri, yang mengatakan bahwa ada
kepentingan Syria untuk membuat Lebanon tidak stabil. Bila melihat saling tuding di
antara kelompok politik di Lebanon, diamnya pasukan Lebanon saat perang tersebut
adalah cermin dari problema hubungan Hezbollah dan negara Lebanon. Hal ini
dimanfaatkan dengan cerdik oleh Israel saat perang itu dengan hanya mengarahkan
sasaran gempuran atas basis Syiah, bukan Sunni atau Kristen, sehingga Lebanon
belum merasa terkoyak-koyak. Sementara itu pengamat perang Juli-Agustus 2006
mengatakan bahwa perang tersebut telah menunjukkan kekuatan Hezbollah yang
dapat menandingi Israel. Hal ini menurutnya yang seharusnya menyadarkan Israel
bahwa selama ini ternyata apa yang telah dilakukannya dapat ditandingi oleh
Hezbollah.
Hasan Nasrallah dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa apabila
dampak perang itu membuat kerusakan yang parah seperti yang disampaikan oleh
kelompok pemerintah, tentu bukan itu tujuan yang diinginkan Hezbollah.69 Ini pula
yang pada waktu berikutnya dilakukan oleh Hezbollah dengan memberikan
penggantian kepada masyarakat yang jatuh korban jiwa maupun harta benda berupa
santunan uang. Sementara pihak pemerintah Lebanon tidak memberikannya.
Sejarawan Paul Kennedy memberikan komentarnya atas pasang-surut
kekuatan satu negara dalam perang itu. Ia melihat dalam hal ini kasus Israel dalam
perang 34 hari yang menurutnya, ada contoh-contoh yang memperlihatkan negara
yang di masa lalu sangat berjaya tetapi berikutnya surut. Israel pun, yang sejak
kelahirannya tampak perkasa, dalam perang itu tampak mulai retak ketika harus
menghadapi perlawanan kelompok Hezbollah yang dengan cerdas menerapkan taktik
perang asimetri. Semenjak tampak kewalahan menghadapi perlawanan Hezbollah,
69Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
keguncangan politik pun merebak di negara Yahudi, ini ditandai dengan tuntutan
pengunduran diri Perdana Menteri Ehud Olmert.70 Hal itu diakui pula oleh Menhan
Israel yang menyatakan bahwa Hezbollah merupakan kelompok gerilyawan terbaik
di dunia. Di sisi lain keperkasaan militer yang dimiliki Israel dimungkinkan karena
ada dukungan tanpa batas dari patronnya (Amerika Serikat). Israel tidak akan
sanggup jika terus menerus harus menghadapi perlawanan seperti yang diperlihatkan
Hezbollah.
Pendapat Kennedy itu bagi Hezbollah tentu memberikan spirit, walaupun
akan berbeda dinilai kontribusinya oleh kelompok politik di dalam negeri Lebanon.
Tampak, berbagai kepentingan saling beradu di dalam negeri Lebanon. Itulah
mengapa Pemerintah Lebanon menyikapi awal dan usai perang itu secara berbeda.
AS dan keterlibatannya di Lebanon menjadikan dua kubu berbeda itu saling
melempar kesalahan atas serangan yang dilakukan Israel dalam perang 34 hari itu.
Kennedy, The Rise and Fall of the Great Powers, Amazon, 1987. (2010)
70Paul
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
71
Proses perundingan untuk menukar dua tentara Israel yang menjadi tahanan
sejak 12 Juli 2006 antara Lebanon/Hezbollah dengan Israel secara tidak langsung
terus dilakukan. Hasan Nasrallah pada November 2006 membenarkan perundingan
yang disponsori Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan itu, namun Nasrallah tak
bersedia menjelaskan lebih jauh tentang isi perundingan itu dan tak bersedia
memprediksi kapan akan tercapai kesepakatan. Semuanya bergantung pada "arah
negosiasi" untuk barter antara dua tentara Israel Ehud Goldwasser dan Eldad Regev
itu dengan warga Arab yang ditahan di penjara-penjara Israel.72
Usulan Nasrallah itu berkali-kali ditolak Israel. Pada sisi lain sesuai dengan
resolusi PBB yang kemudian mengakhiri perang 34 hari, kedua tentara Israel itu harus
dibebaskan tanpa syarat. Keadaan itu kemungkinan yang membuat adanya statemen
pihak Israel, "Kami tak akan mengeluarkan komentar apa pun yang terkait dengan
tentara yang ditahan. Yang jelas, Pemerintah Israel akan melakukan apa pun untuk
membebaskan kedua tentara itu. Upaya itu akan dilakukan tanpa mencederai
keamanan Israel," ujarnya. Meski demikian, sebenarnya Israel dan Lebanon kerap
saling menukar tahanan, seperti ketika tahun 2000. Saat itu Hezbollah juga
menangkap tentara Israel. Butuh waktu sekitar empat tahun sebelum akhirnya
negosiasi barter tahanan itu berhasil. Sekitar 400 warga Palestina dan 35 warga
Lebanon yang ditahan di Israel bisa bebas setelah tentara Israel bebas.
Dalam kesempatan yang sama, Nasrallah juga kembali menegaskan, tidak
bersedia melucuti senjata. Dia sekaligus mengingatkan, jika pasukan internasional
berusaha melucuti senjata Hezbollah, kondisi Lebanon dipastikan akan berubah
menjadi medan peperangan seperti Irak atau Afganistan. Nasrallah mengatakan,
banyak yang khawatir pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon Selatan akan
berubah menjadi pasukan multinasional bermandat melucuti senjata Hezbollah.73
Resolusi PBB tidak memberikan mandat kepada pasukan penjaga
perdamaian untuk melucuti persenjataan Hezbollah dengan paksa kecuali jika
gerilyawan terbukti masuk ke daerah penyangga sepanjang perbatasan Lebanon-
Israel. Namun, di dalam resolusi PBB 2004, ada permintaan untuk melucuti senjata
semua kelompok milisi Lebanon. Bentrokan pertama terjadi setelah perang Agustus
2006. Peristiwa itu terjadi pada Rabu malam, 7 Februari 2007. Saat itu Tentara
Lebanon menembaki sebuah buldoser milik Israel yang terlihat menyeberang pagar
perbatasan sekitar 20 meter ke wilayah Lebanon dan melewati batas demarkasi PBB
di Maroun el-Rass, area wilayah operasi Nepal Battalion. Aksi ini dibalas tentara
Israel.
Saat baku tembak terjadi, sebuah pesawat tempur Israel terbang di sektor
timur perbatasan, dekat lokasi bentrokan. Sebelumnya, Rabu pagi, tentara Lebanon
meningkatkan kewaspadaan menyusul pergerakan tentara Israel di dekat perbatasan
Lebanon selatan. Dua kendaraan penghancur ranjau diiringi tank Merkava terlihat
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
72Kusuma,
Segalanya oleh pasukan Indonesia telah disiapkan dengan mengarahkan satu kompi psukan atas perintah
HQ UNIFIL namun sampai detik-detik akhir kesiapan tidak ada tindak lanjut UNIFIL memberikan
perintah selanjutnya.
92
mendekati perbatasan, dan memicu tentara Lebanon untuk menempatkan pasukan di
wilayah itu. Israel mengonfirmasi tentaranya membalas tembakan tentara Lebanon,
tetapi menyangkal telah memasuki wilayah Lebanon. Israel mengatakan, tentaranya
tengah membersihkan wilayah itu dan mencari ranjau yang tertanam di tempat
tersebut. Israel menuduh Hezbollah baru saja menanam ranjau-ranjau itu. Namun,
Hezbollah membantah dan mengatakan ranjau itu ditanam sebelum perang pecah.
Pada bagian lain Israel mengatakan bahwa Tentara Lebanon memberikan
tembakan peringatan yang diarahkan ke pasukannya yang dibalas oleh Israel ke arah
asal tembakan. Israel meminta melalui UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di
Lebanon) agar pasukan Lebanon menghentikan tembakan. Tidak ada yang terluka
dalam peristiwa itu. Tembak-menembak akhirnya berakhir, Israel menganggap
insiden ini selesai. Sementara itu jurubicara UNIFIL, Liam McDowell menyatakan
bahwa baku tembak tersebut merupakan insiden serius. Pasukan perdamaian telah
menghubungi kedua pihak dan meminta mereka menghentikan kekerasan.
Ia membenarkan bahwa kontak senjata itu dimulai oleh tentara Lebanon saat
buldoser Israel menyeberang pagar pembatas untuk membersihkan ranjau. Pasukan
UNIFIL, pada hari Kamis, telah ditempatkan di lokasi bentrokan. Baku tembak
dinyatakan telah berhenti dan keadaan dilaporkan sudah tenang. Menyikapi insiden
itu, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Menhan Amir Peretz, melakukan
konsultasi dengan pejabat tinggi militer dan kabinet tentang masalah Lebanon. Israel
merencanakan akan meningkatkan penerbangan di atas wilayah Lebanon. Di sisi lain
PM Lebanon Fuad Siniora memerintahkan pasukan Lebanon membalas semua
pelanggaran kedaulatan Lebanon. Siniora juga bertemu komandan angkatan
bersenjata dan memberikan perintah untuk siap berkonfrontasi dengan Israel atas
pelanggaran kedaulatan Lebanon. Ia juga bertemu perwakilan PBB di Lebanon, Gier
Pedersen, dan memprotes agresi terbaru Israel itu.
Menyikapi insiden itu, pengakuan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert
menjadi menarik. Ia katakan bahwa perang yang dilancarkannya melawan para
pejuang Hezbollah di Lebanon, tahun lalu, sudah sejalan dengan rencana darurat yang
sudah disusun empat bulan sebelumnya. Pengakuan Olmert itu disampaikan di depan
sebuah tim penyelidik yudisial yang dikenal dengan Komisi Winograd, yang
memeriksa kinerja Israel dalam perang 34 hari dengan Hezbollah. 74 Di sisi lain
banyak warga Israel menganggap keputusan Olmert untuk berperang merupakan
reaksi emosional seorang pemimpin yang mempunyai pengalaman militer sangat
sedikit. Pada kesaksiannya itu, Olmert mengatakan kepada komisi bahwa dia
meminta komandan militer pada Maret 2006 untuk menyiapkan sebuah rencana
darurat tindakan militer jika ada tentara yang diculik di perbatasan dengan Lebanon.
Ketika pasukan Indonesia sudah masuk ke wilayah Lebanon sebagai pasukan penjaga
perdamaian, pada bulan Juni 2007,75 untuk pertama kalinya dalam 10 bulan sejak
diterapkannya gencatan senjata, kelompok bersenjata yang ada di Lebanon selatan
menembakkan roket dan mortir ke wilayah Israel. Militer Israel menuding Palestina
ada di balik penyerangan itu. Dua roket dan mortir yang datang dari arah Lebanon
74 Kompas 8 Maret 2007
75 Kompas,17 Juni 2007.
93
dan masuk ke kawasan industri Kiryat Shmona dan satu lagi menerjang kawasan
permukiman.
Jurubicara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Miri Eisin, menyatakan,
kemungkinan roket itu ditembakkan sebuah kelompok Palestina yang berusaha
memicu reaksi Israel, dan bukan dari Hezbollah. Menurut radio Israel, roket-roket
"kiriman" tipe Katyusha itu mempunyai daya jangkau sejauh 20 kilometer. Serangan
roket itu merupakan serangan yang melampaui perbatasan dan masuk Israel untuk
pertama kalinya sejak perang antara Israel dan Hezbollah yang dimulai 12 Juli 2006.76
Militer Lebanon menyebutkan serangan roket ke wilayah Israel itu merupakan
serangan balasan, setelah pasukan Israel menembakkan lima mortir ke daerah
Lebanon selatan. Namun, pernyataan itu dibantah Israel yang menegaskan pihaknya
tidak dengan sengaja menyasar wilayah Lebanon. Sementara itu Pemerintah Lebanon
bertekad akan menangkap kelompok yang melakukan penyerangan. 77 Siaran TV
LBC78 yang dimiliki Lebanon menyebutkan bahwa 2 Katyusha 160 mm diluncurkan
dari daerah antar Adeise dan Attaaibe yang merupakan Area Operasi Indonesia
Battalion (AO Indobatt) ke Kreiyat Shmona (Israel Utara). Peluncuran mortar itu
terjadi pada pukul 17.00, hari Minggu 17 Juni 2007 waktu setempat. Pasukan Israel
yang berada di perbatasan langsung membunyikan alarm siaga.
Di wilayah Lcbanon (technical fence) Lebanese Army Force (LAF)
melakukan sweeping sehingga memacetkan pengendara hingga mencapai 1 km.
namun kehidupan masyarakat di sekitar tampak tenang seperti tidak ada peristiwa
apapun. Kompi VAB 1 (9,63) dengan menggunakan 2 kendaraan tempur berpatroli
menuju ke Northern Road dan ke Atteibe. Dari Mako Indobatt yang berjarak sekitar
9 km dari lokasi, sebanyak 48 personel 7 ranpur: 2 Panhard, 2 APC, 1 Ambulan dan
2 VAB diterjunkan menuju ke lokasi perbatasan Israel-Lebanon, dipimpin Danki
VAB2, Kapten Andi, Kapten Tio, dan penerjemah Kapten Ridwan. Posko Mobil
disiapkan sebanyak 24 personel. SMR UNIFIL, Spanyol, datang ke lokasi dari
Marjayun.
Di daerah Atteibe, menurut patroli Indobatt telah ditemukan mortar yang
diluncurkan di coordinat 083 dan bendanya sudah difoto oleh tim Indobatt VAB 1.
Awalnya tidak terdengar ledakan, hanya desingan suara dari lintasan peluru yang
meluncur di coordinat 3501-8289. Di 73550-6287 tempat ledakan terdapat misil,
ledakan berada di kebun Zaitun sebelah kanan jalan dari Ettaibe.79 Dua ledakan itu
belum terdeteksi darimana, diprediksi adalah Israel namun jenisnya belum diketahui.
Info ini didapatkan dari anggota patroli Indobatt dan seorang Kolonel dari LAF pada
18.30, 2, VAB 1 pasukan 24 orang, dipimpin oleh Kol. Surawahadi. Letnan Gultom
dari Motoris menjaga helipad di PB Mar. Letda Adit mengawal SMR sampai di PB
Mar. Informasi terakhir roket itu diluncurkan oleh Fattah el Islam. Namun
kebenarannya masih perlu ditelusuri karena Fattah el Islam bukanlah kelompok Syiah
melainkan dari Sunni, jadi agak sulit diterima bila itu dilakukan oleh Fattah El Islam
karena harus berkompromi dahulu dengan Hezbollah.
76Informasi didapatkan dari laporan keadaan pasukan Indonesia pada Juni 2007
77Kompas,17 Juni 2007.
78Siaran LBC TV 17 Juni 2007
79Informasi didapatkan dari laporan keadaan pasukan Indonesia pada Juni 2007
94
Jika dilakukan oleh Hezbollah, ini pun tidak diakui oleh Hezbollah. Namun
kemungkinan besar adalah ini merupakan dampak dari pertikaian Palestina di Gaza
dan Tepi Barat untuk mengalihkan perhatian dunia terhadap konflik internal
Palestina. Apabila ini yang terjadi, bisa saja dilakukan oleh Hezbollah, namun
Hezbollah tidak sembarangan mengakui ini.80 Bila Hezbollah yang melakukan, ini
bisa saja terjadi karena pengadilan atas pembunuhan Hariri (dari kelompok Sunni)
yang konon dibunuh oleh Syria, sementara Hezbollah selalu membela Syria yang
dikatakan oleh kelompok lain terlibat pembunuhan itu.
Pengalihan-pengalihan issu ini bisa saja dilakukan. Lalu bagaimana dengan
posisi Israel, apa ia juga yang memperkeruh suasana? Namun bila melihat mortir itu
sampai menembus Israel, tentu Israel akan membalasnya jauh lebih keras. Akan tetapi
perlu juga dilihat pada mantan SLA (Tentara yang dibiayai Israel) yang masih tetap
ada di Lebanon Selatan yang kemungkinan dapat saja melakukan tindakan itu untuk
tetap memperkeruh suasana. Kemungkinan yang mendekati, ini dilakukan untuk
mengalihkan perhatian atau memperlambat proses pengadilan Hariri dan
mengalihkan perhatian Palestina yang bertikai, serta mengalihkan perhatian dari
konflik Fattah el Islam dengan LAF. Diinginkan dari kejadian ini adalah agar tercipta
musuh bersama Palestina dan Lebanon atau dunia Arab, bukan antarmereka karena
musuh mereka sesungguhnya adalah Israel. Semua desingen peluru berjumlah empat.
Israel mengakui bahwa dua roket mengenai kotanya namun satu mengguncang Pos
9.63 (Indobatt) sehingga seluruh pasukannya masuk ke Shelter. Satu lagi terdapat di
Ataibe, mungkin tidak meledak, sehingga dapat diketahui jenis dan lokasi
peluncurannya. Yang sangat mencengangkan adalah ketika info itu diakui oleh
Spanyol yang terlebih dahulu mengetahui dibandingkan pasukan Indonesia, meski
letaknya di wilayah Indonesia. Israel mengakui bahwa itu dilakukan bukan oleh
Lebanon atau Hezbollah.
Deputi Spokeperson UNIFIL, Yasmine Bouzine mengatakan bahwa
penembakan itu serius dan merupakan ancaman terhadap resolusi 1701. UNIFIL dan
LAF melakukan investigasi terkait hal tersebut di tempat kejadian. FC melakukan
kontak dengan LAD dan IDF. TV Al Manar memberitakan dua roket itu jatuh di Kota
Shamuna Israel, namun tidak ada korban. Hezbollah menolak terlibat atas
penembakan Katyusha. TV Al Manar memberitakan, Hezbollah tidak terlibat
tindakan tersebut. Routers mewartakan, pejuang Palestina mungkin sebagai
pelakunya. Pejabat Israel yang menemani Olmert di AS menyatakan hal serupa.
Sehari kemudian pasukan Indonesia dari peleton Kompi A yang ada di lokasi
kejadian hari Minggu sudah ditarik ke kompi VAB1 atas petunjuk Dansektor Timur.
Berita mengejutkan datang pada Senin 19 Juni 2007 dari kelompok Brigade Jihad
Badar Cabang Lebanon yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan roket ke
Israel dan berjanji akan melanjutkan serangannya kepada Israel.
Mobil yang digunakan untuk melakukan serangan dari mobil Honda warna
hijau dan sebuah Mercedes putih yang merupakan mobil sewaan. Pada saat yang
bersamaan Israel menembakkan roket ke Lebanon selatan yang jatuh di daerah
pegunungan Birkat Naggar dan Jabal Saddanah, dekat Kota Shebaa, tidak ada korban
80Informasi didapatkan dari laporan keadaan pasukan Indonesia pada Juni 2007
95
jiwa dalam serangan itu. Akan tetapi Perdana Menteri Lebanon, Siniora berpendapat
bahwa serangan itu merupakan rongrongan bagi LAF dan UNIFIL, ingin memberi
kesan bahwa keduanya tidak mampu melindungi masyarakat dan perbatasan. UNIFIL
menyatakan, tidak ada wewenang membuka tembakan kepada teroris yang
melancarkan roket tersebut karena tidak ada dalam mandat, serta jenis senjata yang
dipunyai UNIFIL bukan untuk itu. Ini disampaikan oleh pejabat UNIFIL dalam
merespons keinginan Israel agar menembak secara langsung kelompok yang
melanggar dan mengganggu Israel. Saat ini Israel tidak akan membalas atas
penembakan roket tersebut namun segera akan membalas dengan kekuatan besar bila
melukai penduduk Israel, kata Menhan Israel Tzippi Livni.
Pada waktu yang berbeda, Panglima Komando Utara Israel menyampaikan
serangan itu menunjukkan bukti keluhan Isreal terbukti bahwa penyelundupan senjata
ilegal telah masuk ke Lebanon Selatan. Israel berharap UNIFIL memenuhi
mandatnya di Lebanon Selatan dan LAF bertanggung jawab atas apa yang terjadi di
kawasan teritorialnya. Banyak pengamat heran bagaimana mungkin penyusup
berhasil menerobos keamanan yang ketat dari UNIFIL dengan menembakkan roket
lalu berhasil melarikan diri. 81 Dengan kekuatan pasukan profesional yang lebih
13.000 dan terlatih, seharusnya UNIFIL lebih berhasil menjaga daerah tanggung
jawabnya bersama LAF.
Pada 20 Juni 2007 pukul 10.30, Kosatgas Indobatt yang tengah
menyelenggarakan acara melepas Dansektor Timur, Brigjen Martin Amrosio,
mendengar bunyi pesawat tempur terdengar secara dekat. Pesawat itu tidak tampak,
tertutup awan namun suaranya membuat hadirin yang ada saat itu mendongakkan
kepala ke udara. Pesawat itu tentu bukan milik Lebanon maupun UNIFIL karena bila
pesawat itu miliknya, tentu akan ada pemberitahuan ke UNIFIL, termasuk ke
Indobatt. Diperkirakan adalah pesawat tempur Israel yang memang sering terbang di
udara Lebanon, seperti yang pernah terjadi pada awal kedatangan pasukan Indonesia
di Lebanon Selatan pada akhir November lalu, pesawat itu membentuk formasi sayap
yang melingkar-lingkar di atas udara daerah operasi Indobatt.
Penjelasan Amrosio dalam pertemuan itu menyebutkan bahwa tiga faktor
tercegahnya pecah konflik pascapeluncuran Katyusha beberapa hari lalu: Sikap tegas
LAF dengan menunjukkan komitmen yang jelas untuk mengamankan wilayah
selatan, bekerjasama dengan UNIFIL; Sikap Hezbollah yang menolak terlibat
terhadap penembakan roket tersebut, dan; Sikap Israel yang dapat menahan diri untuk
tidak membalas. 82 Sementara itu Shalom Harari, peneliti senior International
Institute for Counter Terrorisme, tujuan penembakan roket Katsyusa adalah untuk
menarik perhatian sesaat. Untuk memalukan LAF dan UNIFIL, juga untuk
mengalihkan perhatian kejadian Gaza. Fattah El Islam dan Jund al Sham, dua
organisasi yang memiliki koneksi dengan Jihad Global saat ini sedang berusaha
mengganggu pemerintah Lebanon. Kedua kelompok tersebut melakukan ancaman
secara terbuka terhadap Pemerintah Lebanon dengan melakukan pengeboman daerah
81Informasi didapatkan dari laporan keadaan pasukan Indonesia pada Juni 2007
82Pertemuan dilakukan di Markas Indobat Adsit Al Qusayr pada 20 Juni 2007.
96
yang berpenduduk Kristen dan kelompok Druze. Menurut Analisis Sharon Harari,
penembakan itu terkait dengan kondisi Lebanon saat ini.83
Berita dari UNIFIL pada 21 Juni 2007 mengabarkan pernyataan resmi
Hezbollah melalui seorang anggota Dewan Syura Hezbollah, Sheikh Muhammad
Yazbik. Ia mengatakan, diperkirakan musim panas mendatang akan membara dan
mengingatkan kepada “pemain baru” untuk mengganti kartunya sesuai keinginan
Amerika-Israel. Hal ini menurutnya terlihat dengan adanya koordinasi kedua negara
untuk memperluas cakupan agresinya terhadap Syria, Iran, dan Lebanon. Kunjungan
mesra Ehud Olmert ke Washington menjadi sinyal yang nyata. Harian Al Mustaqbal
mewartakan, tersangka penembakan Katyusa telah diketahui, baik nama dan afiliasi
politiknya.
Michael Williams, koordinator PBB pada proses perdamaian Timur Tengah
memaparkan, PBB akan bersidang untuk peningkatan pelaksanaan Resolusi 1701
yang merekomendasikan agar Israel dan pasukannya ditarik dari Sheba Farm dan
Ghajar City kepada Armistice Agreement. Dalam pembicaraan antara Olmert dan
Ban Ki Moon, Israel memberikan persetujuannya, dengan syarat, ada pelucutan
senjata seluruh milisi, termasuk implementasi Resolusi 1701 secara penuh.
Pada tempat yang berbeda,84 penduduk Addaise yang tinggal di Marjayoun,
Caza, masih khawatir atas peluncuran roket Katyusha. Mereka menuduh fraksi
Palestina bertanggung jawab atas serangan itu. Seorang anggota dewan desa Adaise,
Muhammad Rammal mengatakan, penduduk yakin bahwa tangan asing berada di
belakang peluncuran roket itu meskipun penjagaan ketat telah dilakukan setelah
kejadian itu. Penduduk tetap khawatir kejadian seperti itu terulang kembali. Salah
seorang pemilik toko di Addaise, Ahmad menyalahkan UNIFIL dan pemerintah.
Sementara Abu Husein Sawly, penduduk Attaibe juga menyalahkan UNIFIL. yang
memiliki jumlah pasukan cukup besar harus ikut bertanggung jawab terhadap situasi
keamanan di wilayahnya.85
Peluncuran roket di daerah operasi pasukan Indonesia yang membuat cemas
masyarakat setempat ternyata tidak berhenti pada peristiwa itu. Pada 24 Juni 2007
terjadi ledakan bom mobil di daerah Khiam dan Marjaoyun, Lebanon Selatan.
Ledakan bom mobil itu terjadi ketika pasukan PBB tengah patroli di jalan raya di
antara Marjayoun dan Khiam. Serangan bom dahsyat itu langsung menghajar konvoi
pasukan perdamaian PBB yang mengakibatkan enam tentara PBB tewas.86
Ledakan bom itu adalah serangan pertama yang paling mematikan sejak PBB
memperpanjang misi memulihkan situasi keamanan pascaperang di antara
gerilyawan Hezbollah dan Israel di Lebanon. Pada kesempatan itu Komandan
pasukan UNIFIL, Mayor Jenderal Claudio Graziano mengatakan, "Ini bukan hanya
serangan terhadap Lebanon dan UNIFIL, tetapi juga ingin mengacaukan stabilitas
wilayah ini. UNIFIL akan tetap memenuhi tugasnya di Lebanon Selatan."87 Setelah
ledakan bom yang dahsyat terjadi, Menteri Pertahanan Spanyol Jose Antonio Alonso
83UNIFIL 20 Juni 2007.
84Berita UNIFIL 23 Juni 2007.
85Pasukan UNIFIL saat itu berjumlah 13.000 tentara
86Kompas, 24 Juni 2007
87Berita UNIFIL 23 Juni 2007
97
tiba di Lebanon untuk menangani tiga tentara Spanyol yang tewas akibat ledakan.88
Berselang tiga hari kemudian Pemerintah Lebanon meminta bantuan komunitas
internasional untuk mengantisipasi agar kondisi keamanan di wilayah itu tidak
memburuk. Ledakan bom mobil yang menewaskan enam tentara PBB (tiga dari
Spanyol, tiga dari Kolombia) dianggap sebagai "tantangan bagi dunia".89 Berkaitan
dengan peristiwa itu, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas
peledakan bom mobil dahsyat tersebut. Namun, mayoritas anggota koalisi anti-Syria
yang ada di parlemen Lebanon langsung menuding Syria berada di balik insiden itu.
Seusai menggelar rapat darurat, kabinet Lebanon mengeluarkan pernyataan
tertulis yang menegaskan, ledakan itu "menyerang stabilitas keamanan dan
merupakan tantangan bagi komunitas internasional yang mendukung dan ada di
samping Lebanon". Menteri Penerangan Lebanon Ghazi Aridi mengatakan, Lebanon
membutuhkan bantuan komunitas internasional untuk mengantisipasi konflik lebih
besar. Lebanon tidak boleh ditinggalkan sendirian. Kacaunya situasi keamanan di
Lebanon akan merusak atau mengacaukan bahkan menghancurkan situasi keamanan
berbagai negara di wilayah itu.
Aridi menuding kelompok perlawanan sebagai pelaku, berdasarkan
pengakuan seorang anggotanya, dari kelompok Fattah el-Islam yang ditangkap saat
terjadi pertikaian sengit di kompleks pengungsian Palestina. Sedangkan Menteri
Pertahanan Lebanon, Elias Murr menyatakan bahwa operasi militer selama 33 hari
atas Fattah el Islam di Nahr al Bared adalah operasi pembersihan dan penghancuran
beberapa ranjau yang kemungkinan dipasang kelompok militan tersebut. Tentara
akan tetap menjaga daerah itu dari segala kemungkinan serangan balik karena
pimpinan Fattah el Islam, Shaker al Abssi belum menyerah dan telah membaur
dengan penduduk sipil sehingga daerah tersebut masih dinyatakan sebagai military
zone.90
Berbeda dengan pernyataan Aridi, mayoritas anggota koalisi anti-Syria di
kabinet Lebanon menuding Syria sebagai "otak" di balik serangan itu. Mereka
menganggap bahwa serangan bom itu sama persis dengan serangan teroris yang
selama ini gencar dilakukan oleh Syria terhadap Lebanon karena ledakan dan
pembunuhan seperti itu merupakan ciri khas mereka. Selama ini koalisi anti-Syria
kerap menuding Syria ada di balik setiap serangan yang terjadi di Lebanon. Sejak
pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri pada tahun 2005, berbagai serangan
bom rutin terjadi dengan target para pejabat pemerintah yang dianggap memiliki
hubungan dekat dengan Syria. Namun, Syria berulang kali membantah tudingan dari
Lebanon. Bahkan, Syria dan Hezbollah sama-sama mengutuk serangan bom di
Lebanon itu. Menteri Luar Negeri Syria Walid al-Moallem menegaskan, serangan itu
perbuatan kriminal yang bertujuan menggoyang stabilitas dan keamanan di
Lebanon.91
88Kompas,
24 Juni 2007. Spanyol saat itu memiliki 1.100 tentara di Lebanon yang menjadi
bagian dari anggota pasukan PBB yang terdiri atas 30 negara, sedangkan Indonesia saat itu mengirimkan
850 personel. PBB pertama kali menerjunkan 13.000 pasukannya ke Lebanon pada tahun 1978.
89Kompas, 25 Juni 2007.
90Berita UNIFIL 23 Juni 2007
91Kompas 25 Juni 2007
98
Konstelasi konflik Timur Tengah yang di dalamnya melibatkan Lebanon
masih terus berkecamuk hingga saat ini dan tidak diketahui kapan berakhirnya. Di
dalam negeri Lebanon, konflik sektarian menambah catatan lainnya. Bab berikut akan
membahas tentang pasukan Indonesia yang menjadi pasukan perdamaian dalam
menengahi konflik tersebut dan citra yang dibangun pasukan Indonesia dalam sejarah
pasukan penjaga perdamaian.
BAB IV
PASUKAN INDONESIA
DALAM MISI PERDAMAIAN DUNIA
“Peacekeeping is not a job for soldiers, but only soldiers can do it.”
Pemeliharaan Perdamaian bukanlah tugas tentara, tetapi hanya tentara yang dapat
melakukannya. Demikian Dag Hammarskjöld, seorang mantan Sekretaris Jenderal
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) katakan.
Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa penugasan tentara untuk misi
perdamaian bukanlah pekerjaan yang sederhana karena dihadapkan dengan suasana
yang rumit dan menegangkan. 1 Prajurit di pasukan harus dipersiapkan dengan
mental yang baik, kondisi fisik yang prima, mampu bernegosiasi dengan kubu-kubu
yang bertikai, melawan rasa takut, suasana untuk melawan kemaun diri berhadapan
dengan situasi dan kondisi tugas melalui aturan yang dibuat oleh PBB. Situasi itu
dalam kondisi kekinian disebut dengan traditional peacekeeping yakni hanya
menjadi buffer zone (zona penyanggah) dalam setiap pertikaian yang terjadi. Akan
tetapi perkembangan lebih lanjut dalam misi perdamaian itu, terjadi perubahan
paradigma peacekeeping yakni dari traditional peacekeeping menjadi
multidimensional peacekeeping. 2
Pasukan Indonesia yang dikirim ke mancanegara merupakan bagian dari
pasukan perdamaian dalam arti tradisional maupun multidimensional. Bab ini
membahas tentang bagaimana citra Indonesia dibangun dalam misi pasukan
perdamaian dan sejarah awal pengiriman pasukan Indonesia sampai dengan
dikirimnya Kontingen Garuda ke 23 A sebagai pasukan perdamaian dunia yang
ditempatkan di Lebanon.
Yudhoyono adalah satu-satunya pemimpin dunia, di seluruh dunia yang telah mengabdi sebagai
peacekeeper. (SG/SM/14176 PKO/303). AM. Fatwa dalam kunjungannya mewakili Komisi 1 DPR RI
ke Lebanon ketika itu menyampaikan bahwa Sekjen PBB, Ban Ki Moon hanya memilih 5 kontingen
yang dikunjungi secara khusus ketika ia inspeksi ke wilayah Lebanon pada Maret 2007.
100
Pada bagian lain Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (2011) dalam
pidatonya saat peresmian fasilitas pendidikan dan latihan Pusat Misi Pemeliharaan
Perdamaian (PMPP) TNI mengatakan bahwa pengiriman pasukan Indonesia ke
mancanegara dalam misi perdamaian dunia:
“…pertama-tama karena amanah konstitusi. Konstitusi kita
mengamanahkan agar kita ikut melaksanakan ketertiban
dunia, world order berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Yang kedua, situasi keamanan dan perdamaian
dunia hingga saat ini belum pernah baik sehingga the maintenance of
international peace and security adalah tugas yang akan terus kita
lakukan sampai dunia ini betul-betul aman dan damai, sebagaimana
yang telah menjadi tekad bangsa-bangsa sedunia dan
menjadi charter dari The United Nations. Yang ketiga, kita ingin
membekali dan meningkatkan kemampuan dan pengalaman TNI dan
dalam batas tertentu Polri untuk tugas-tugas pemeliharaan
perdamaian ini.”
Namun demikian pengalaman yang telah dilalui, dalam misi perdamaian itu
mengalami suatu evolusi bersamaan dengan bergulirnya waktu. Pada akhir 1980-
an, terjadi evolusi dalam struktur misi pemeliharaan perdamaian, sejumlah besar
operasi pemeliharaan perdamaian, dikerahkan untuk mendukung kegiatan politik
yang masih bermodel operasi militer 'tradisional'.
1. Tentara Diplomat
Operasi pemeliharaan perdamaian PBB telah berubah menjadi operasi
pemeliharaan perdamaian multidimensi. Komponen termasuk militer, polisi sipil,
politik, urusan sipil, supremasi hukum, hak asasi manusia, kemanusiaan,
rekonstruksi, informasi publik dan gender. Beberapa operasi itu tidak memiliki
komponen militer tetapi melaksanakan mandat mereka bersama pasukan
pemeliharaan perdamaian regional atau multinasional.
Tugas peacekeeping telah berubah. Tugas dan tanggungjawabnya lebih luas
tidak seperti pada traditional peacekeeping yang pertama kali dibentuk, seperti pada
101
“buffer zone” atau zona penyangga yang tidak hanya memisahkan dua pasukan
bertikai.
Gambar 4.1
Menlu Hasan Wirayuda bertemu dengan Pemerintah Lebanon di Beirut.
Sumber: Koleksi Pribadi Februari 2007
Situasi itu diperkuat pula dengan pernyataan Sekjen PBB, Kofi Annan4 yang
mengungkapkan bahwa; Operasi pemeliharaan perdamaian tradisional tetap
dilaksanakan, pemelihara perdamaian pada dekade 1990-an telah terlibat dalam
proses perdamaian pasca-konflik yang lebih luas terkait dengan pelaksanaan
perjanjian perdamaian. Ini melibatkan pemulangan dan reintegrasi pengungsi dan
orang-orang terlantar, rekonsiliasi, membangun kembali sistem peradilan,
memperkuat promosi dan perlindungan hak asasi manusia, bantuan pemilu dan
bantuan dalam membangun kembali infrastruktur politik, ekonomi dan sosial yang
dilanda perang, serta tugas perdamaian yang lebih jauh melampaui tugas
pemeliharaan perdamaian tradisional.
Sementara itu, misi perdamaian yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia,
pada awal pengiriman telah melaksanakan tugas tersebut yaitu melaksnakan tugas
sebagai traditional peacekeeping maupun setelahnya yaitu multidimensi
peacekeeping, namun dalam konteks kebijakan politik luar negeri Indonesia
pengiriman pasukan perdamaian itu penekanannya merupakan bagian dari Politik
Luar Negeri RI yang disebut dengan diplomasi total, yaitu diplomasi yang
4Kofi Annan, (1999), 4. Disampaikan pada rapat kerja organisasi PBB.
102
5Lihat Eduardo Lachica, “Jakarta’s Foray into Armed Diplomacy.” The Far Eastern Economic
dikatakan bahwa “hubungan luar negeri dilaksanakan melalui diplomasi yang kreatif, dan antisipatif,
tidak sekedar rutin dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, serta rasional dan luwes dalam
pendekatan.” Dan Lihat Jocelyn Coulon, Soldiers of Diplomacy the United Nations, Peacekeeping, and
the New World Order (University of Toronto Press: March 1999): ix – xii. Lihat Anthony Pratkanis,
Public Diplomacy in the International Conflict. In N.S. Taylor (Ed.) Routledge Handbook of Public
Diplomacy. (Routledge. 2009). Dan Rachmadi, L. Christiawan. Menjawab Tantangan Operasi
Perdamaian Masa Depan Dari Komunitas Internasional (Jakarta: Unhan 2012).
103
perdamaian dunia, bisa jadi merupakan bagian dari peningkatan citra Indonesia dalam
politik luar negeri.8
Gambar 4.2
Mantan Menlu RI, Ali Alatas menyertai rombongan Kemenlu mengunjungi
Pasukan Indobatt di Adshit Al Qusayre memperkuat total diplomasi.
Sumber: Koleksi pribadi 3 Maret 2007
Lebanon pada 2 Februari 2007 untuk memperkuat diplomasi total yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Penulis menyambut mereka di homebase Indobatt, Adshit Al Qusyair.
104
Gambar 4.3
Duta Besar RI untuk Lebanon mengunjungi pasukan Indonesia diterima oleh Dansatgas Kol.
Surawahadi dan Danki VAB 2 Kapten Hendriawan di Makam Syeikh Abad.
Sumber: Koleksi Pribadi 3 November 2007
Suatu hal yang menarik dari kunjungan pejabat-pejabat tinggi RI itu adalah
hubungan lintas departemen dalam pengiriman pasukan Indobatt ke Lebanon untuk
membawa misi perdamaian dunia sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi RI.
Pasukan TNI yang bertugas membawa misi perdamaian di forum internasional akan
membawa citra Indonesia dalam diplomasi politik luar negerinya. Membangun citra
Indonesia di luar negeri tidak hanya dilakukan oleh Menlu. Ketua PB Nahdlatul
Ulama, Hasyim Muzadi, pada saat yang bersamaan berada di Syria dan mengunjungi
Lebanon untuk menemui para Ulama dalam rangka pembicaraan yang sama yakni
perdamaian di Timur Tengah. Diplomasi total yang dilakukan oleh Indonesia untuk
membangun citra politik luar negerinya, dibangun dengan melibatkan seluruh elemen
bangsa, termasuk di dalamnya adalah pengiriman pasukan Indonesia ke luar negeri
dalam rangka memelihara perdamaian dunia.
Sehubungan dengan itu untuk selanjutnya pelaksanaan pengiriman pasukan
atau misi pemeliharaan perdamaian ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hal ini
sebagaimana diterangkan dalam penjelasan atas Pasal 10 UU RI Nomor 37 Tahun
1999 tentang Hubungan Luar Negeri bahwa, Pengiriman pasukan atau misi
pemeliharaan perdamaian merupakan pelaksanaan politik luar negeri, dalam
mengambil keputusan, Presiden memperhatikan pertimbangan Menteri. Di samping
105
itu karena pelaksanaan pengiriman pasukan atau misi perdamaian itu melibatkan
berbagai lembaga pemerintah, maka pengiriman pasukan atau misi perdamaian
demikian ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Kemudian pada tahun 2005
Kemenlu RI membuat Direktorat Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata (Dir
KIPS) berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02/A/OT/VIII/2005/01.
Kemenlu RI dalam situsnya kemlu.go.id disebutkan bahwa,”DIR KIPS
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat Jenderal Multilateral di
bidang keamanan internasional, senjata pemusnah massal dan senjata konvensional,
penanggulangan kejahatan lintas negara dan terorisme.” Selain itu, tugas
pemeliharaan perdamaian10 juga diatur dan dikelola oleh Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) RI di bawah Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan, dengan pelaksana
hariannya dijabat oleh Kasubdit Gunkuat Komput.
Kemenhan telah membuat Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan
tentang tugas pemeliharaan perdamaian yang tertuang dalam, Buku putih pertahanan
tahun 2008, yang berisi dinamika konteks global dan regional telah mempengaruhi
proses perubahan yang merambah tidak saja dalam kehidupan masyarakat dalam
lingkup nasional, tetapi juga sampai pada lingkup provinsial dan lokal.
Upaya bangsa-bangsa mewujudkan perdamaian dunia masih dihadapkan
dengan isu-isu keamanan di beberapa kawasan, baik yang berdimensi keamanan
tradisional maupun konflik internal yang berskala besar. Esensi buku putih
pertahanan negara adalah kebijakan pertahanan Indonesia dalam mengelola
pertahanan negara serta pandangan bangsa Indonesia di bidang pertahanan dalam
memosisikan diri dalam konteks global dan regional. Sisi menarik dalam pengiriman
pasukan Indonesia ke Lebanon saat itu adalah sebagaimana yang disampaikan oleh
Panglima TNI, Marsekal Joko Suyanto saat datang ke Lebanon yang mengatakan
bahwa peran aktif dalam pengiriman pasukan itu merupakan wujud dari politik luar
negeri Indonesia dan pada saat yang bersamaan Indonesia tengah menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Dalam perbincangannya dengan Panglima TNI, Kepala Staf LAF Mayor
Jenderal Shawki Elmasri mengucapkan selamat datang dan terimakasihnya kepada
kontingen Indonesia atas partisipasinya dalam memelihara perdamaian di Lebanaon
pasca serangan Israel pada Juli-Agustus 2006. Disamping itu ia mengatakan juga
bahwa kontingen Indonesia termasuk kontingen dalam jumlah besar yang datang ke
Lebanon, untuk itu dalam rangka stabilisasi wilayah serta deployment pasukan LAF
10Lihat
UU Nomor 03 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dalam pasal 10 menyebutkan
TNI bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk :
a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;
b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;
c. melaksanakan Operasi Militer Selain Perang;
d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
Serta UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, dalam pasal 7
menyebutkan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri tugas pokok TNI
masuk dalam nomor 6 (enam) dari 14 tugas pokok TNI pada operasi militer selain perang. Sementara
dalam pasal 20 ayat (3) dinyatakan, penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia
dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan ketentuan hukum nasional.
106
11Lihat
John B. Haseman and Eduardo Lachicha, “The TNI and International Peacekeeping
Operations: A Welcome Return” dalam The U.S. – Indonesia Security Relationship: The Next Steps.
(USINDO: Januari 2009): 91.
107
kali tentara RI memikul tugas internasional, dan itu bukan untuk Indonesia saja tetapi
untuk seluruh dunia dan untuk perikemanusiaan. Selanjutnya Presiden menyerukan
supaya cita-cita bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan penuh, kerakyatan dan keadilan
sosial tetap dikobar-kobarkan dalam dada dan kepergian pasukan itu bukan hanya
dirasakan sebagai individu-individu, tetapi sebagai suatu bangsa yang memikul cita-
cita dan menjunjung tinggi nama Indonesia di luar negeri.17
Berselang beberapa waktu kemudian pada tahun 1960 Indonesia dipercaya
kembali untuk mengirimkan pasukan perdamaiannya ke Kongo. Kepala Staf
Angkatan Darat (KASAD), A.H. Nasution dalam amanatnya pada 9 September 1960
menyampaikan, bahwa tugas pasukan yang ke Kongo adalah lebih berat dari pada
satuan yang bertugas di Ghaza Mesir beberapa tahun yang lalu. Hal ini disebabkan
karena pasukan yang ke Kongo menghadapi situasi yang sulit dan kacau, baik dalam
kemiliteran maupun dalam bidang politik disebabkan karena adanya kekuatan dari
luar yang ikut memainkan peranan. Dalam melaksanakan tugas di Kongo agar
pasukan melaksanakan tugas dengan ketekunan dan baik. Pelaksanaan tugas itu
bukan semata-mata tugas militer, tetapi sebagai duta negara maka pasukan harus pula
mengharumkan nama Angkatan Perang bangsa dan negara Republik Indonesia.18
Kontingen Garuda yang dikirim ke Kongo adalah untuk melaksanakan tugas
sebagai pasukan PBB dalam memelihara keamanan dan ketertiban untuk
memungkinkan lancarnya roda pemerintahan Pemerintah Kongo yang sah. Di
samping tugas tersebut, pasukan Garuda memikul tugas negara yaitu sebagai duta
negara dan bangsa Indonesia dan duta TNI/ABRI.19 Keikutsertaan Pasukan
perdamaian Indonesia,20 yakni Kontingen Garuda (Konga) yang dikirim untuk
pertama kalinya dalam misi perdamaian terjadi pada 8 Januari 1957 dalam misi
United Nations Emergency Force (UNEF) ke Sinai Mesir. Saat itu Presiden Mesir
Gamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956 mengumumkan untuk menasionalisasi
Terusan Suez.21 Sejak saat itu terjadi konflik kepentingan antara Mesir dengan
negara-negara Barat.
Negara-negara Eropa seperti Inggris dan Perancis sebagai pemegang saham
terbesar Terusan Suez serta Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk tindakan Mesir
tersebut. Maka pada 16 Agustus 1956 atas prakarsa Amerika Serikat diadakan
konferensi London guna membahas masalah Terusan Suez, Indonesia termasuk
diantara 24 negara yang diundang sedangkan Mesir dan Yunani memboikotnya.
Konferensi gagal mencapai kesepakatan karena terdapat dua pandangan yang
berbeda diantara pesertanya. Pandangan pertama yang berasas internasionalisme
menentang nasionalisasi dan pandangan kedua berasas nasionalisme, mendukung
nasionalisasi terusan Suez.
17Dinas
Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 52.
18Dinas
Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 77.
19Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 81.
20Pengiriman Kontingen Garuda I ke Sinai tersebut merupakan upaya Presiden Soekarno
ketika itu untuk membalas pembelaan negara-negara Islam atau Liga Arab khususnya Mesir atas
pernyataan pengakuan kemerdekaan RI pada 18 November 1946. Lihat M. Zein Hassan Lc, Lt.,
Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri (Jakarta: Bulan Bintang, 1980). 130.
21 Pusjarah TNI. Sejarah Tentara Nasional Indonesia Jilid II (Jakarta, 2000), 132.
109
Gambar 4.4
Seorang prajurit Mesir di Bunker Israel di Sinai yang dapat direbut tentara Mesir kembali.
Sumber: Koleksi pribadi Maret 2007
Pada 5 Oktober 1956, masalah Terusan Suez dibahas oleh Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB). Sesudah dilakukan perdebatan yang alot,
akhirnya Inggris, Perancis, dan Mesir sepakat untuk menyetujui usulan Sekjen PBB
yang berisi 6 pokok penyelesaian. Namun, sebelum persetujuan itu dilaksanakan,
pada 29 Oktober 1956 Israel melakukan serbuan kilat ke Sinai22 sampai tepi Terusan
Suez. Gerakan militer Israel ini didukung oleh Inggris dan Perancis. Dua hari
kemudian Inggris dan Perancis menyerang Mesir.
Pada 4 Nopember 1956 dua pelabuhan Mesir Port Said, Port Fuad, dan
Ismailia direbut Inggris dan Perancis sedang Israel berhasil dengan mudah menguasai
Sinai karena sebagian pasukan Mesir ditarik dari lokasi untuk menghadapi Inggris
dan Perancis. Sementara itu pada 7 Nopember 1956 Sidang Khusus Majelis Umum
PBB (MU PBB) menyerukan negara-negara yang bersengketa untuk melaksanakan
gencatan senjata. Seruan tersebut dipatuhi oleh Perancis, Inggris, Mesir dan Israel.23
UNEF hadir di Mesir setelah Majelis Umum PBB memutuskan membentuk
Pasukan Darurat PBB berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB nomor 1000 (ES-1)
pada 5 Nopember 1956. Pada 8 Nopember 1956 Indonesia menyatakan bersedia
untuk turut serta dalam UNEF dengan membentuk satu batalyon khusus Angkatan
Darat yang berkekuatan 400 personel yang oleh Presiden RI saat itu, Soekarno
22Penulis mengunjungi lokasi pertempuran di Sinai pada Maret 2007 dan menyaksikan
terowongan dan tempat perlindungan yang dibuat oleh Israel. Berdasarkan cerita prajurit yang menjaga
lokasi itu terowongan tersebut dapat diambil kembali oleh Mesir setelah gurun pasir itu dialiri air beribu-
ribu kubik sehingga pasirnya mencair dan pertahanan tentara Israel dapat ditembus.
23Pusjarah TNI, Sejarah Tentara Nasional Indonesia Jilid II. (Jakarta, 2000), 132.
110
24Pusjarah
TNI, Sejarah Tentara Nasional Indonesia Jilid II. (Jakarta, 2000), 132.
Tentang penamaan “garuda” pada nama kontingen, menurut Permadi, anggota Komisi 1 DPR
RI yang berkunjung ke Beirut bulan Juli 2007 dan bertemu Penulis di Markas Kontingen Garuda 23 A
di Adshit Al Qusaiyr, Lebanon, menyatakan bahwa penamaan Kontingen Garuda itu disampaikan oleh
Bung Karno di Istana Merdeka saat pasukan Indonesia (Kontingen Garuda) untuk pertama kalinya akan
berangkat menuju Sinai, Mesir. Bung Karno katakan, “Kontingen ini aku beri nama Garuda, agar mereka
kuat dan tangguh seperti burung garuda.” Atas pemberian nama itu lihat Kompas, 17 Okt 2006,.
25Saat itu Kongo (Zaire) dipimpin oleh Perdana Menteri Patrice Lumumba yang merupakan
sahabat Presiden Soekarno. Namanya diabadikan sebagai sebuah jalan di daerah Kemayoran Jakarta
Pusat
26Pusjarah TNI, Sejarah TNI jilid III. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000), 170.
111
datang serbuan pasukan payung Belgia dengan alasan untuk menyelamatkan bangsa
kulit putih di daerah itu.
Dalam menghadapi situasi yang cukup gawat itu, Komandan Batalyon
Garuda II melakukan tindakan tegas dan dalam waktu satu bulan, keadaan di daerah
itu dapat dikuasai. Ketegasan tindakan yang ditunjukkan oleh Batalyon Garuda II,
berkali-kali dapat menghindarkan terjadinya pertumpahan darah. Tindakan-tindakan
tersebut antara lain:
27Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 83.
112
merdeka.28 Kegiatan yang dilakukan antara lain mengadakan penerangan karya bhakti
pada obyek-obyek yang menjadi kepentingan umum misalnya membersihkan
sekolah, rumah sakit, pasar, gereja, dan mendirikan mesjid.
Dalam melakukan kegiatan penerangan kepada penduduk dan terutama di
sekolah-sekolah disampaikan juga penerangan tentang negara dan bangsa Indonesia
mulai dari dasar negara, susunan pemerintahan, pemimpin negara, kebudayaan, serta
kemajuan-kemajuan yang dicapai di segala bidang.29 Pendekatan dengan penduduk
setempat berhasil dengan baik. Terjalin hubungan yang akrab antara penduduk
dengan anggota-anggota Batalyon Garuda II. Demikian akrab hubungan tersebut
sehingga kesulitan-kesulitan biasa yang mereka alami dalam kehidupannya sehari-
hari mereka ajukan kepada Batalyon Garuda II bukan kepada alat-alat pemerintahan
mereka sendiri.
Pada 10 – 12 Nopember 1960 Panglima Pasukan PBB di Kongo, Letnan
Jenderal Carlson Von Horn mengadakan inspeksi terhadap kegiatan pelaksanaan
tugas dan keadaan intern Batalyon Garuda II yang sedang melakukan tugas di daerah
Equator. Dalam inspeksinya itu Letnan Jenderal Carlson Von Horn menyampaikan
ucapan penghargaan kepada Batalyon Garuda II, dengan menyatakan bahwa, “jika
batalyon yang dipimpinnya sama seperti batalyon Indonesia maka keadaan Kongo
dapat diatasi karena batalyon Indonesia termasuk pasukan kelas satu untuk ukuran
internasional. Ia berkeinginan mengajak pasukan keliling ke seluruh Kongo untuk
diperlihatkan kepada pasukaan lain bahwa pasukan Indonesia patut dicontoh. Ia juga
yakin jika pasukan Indonesia berada di suatu tempat yang bernama Leo, dapat
diyakinkan bahwa pihak Kongo tidak akan bereaksi. Ia juga menyampaikan bahwa
akan mengirimkan satu tim Swedia untuk dilatih oleh pasukan Indonesia. Batalyon
Indonesia dianggap batalyon yang baik dan selalu dekat dihatinya.”30
Ucapan-ucapan ini disampaikan pada waktu Letnan Jenderal Von Horn
rnenelaah keadaan daerah, kebersihan, kerapian tempat-tempat, demonstrasi
kemiliteran dan malam Indonesia yang disajikan guna menyambut kehadirannya.
Batalyon Indonesia berhasil menciptakan daerah yang menjadi tanggung jawabnya,
suatu daerah yang aman dan tenteram. Pada saat situasi aman telah dicapai, maka
Batalyon Garuda II dapat beristirahat dan menggunakan waktu senggang itu dengan
berdarmawisata, kegiatan olah raga, mengadakan malam gembira dan kegiatan-
kegiatan lainnya.
Hasil yang dicapai oleh Batalyon Garuda II tidak luput dari rintangan-
rintangan yang datang dari kalangan tertentu Kontingen PBB lainnya yang tidak
mengerti sikap bimbingan ke arah kedewasaan yang dilakukan oleh Batalyon Garuda
II. Di sisi lain pihak Belgia terus melancarkan agitasi yang menghendaki agar tetap
adanya ketegangan antara pihak PBB dan pihak Kongo. Sementara itu di Leopodville
terjadi tembak menembak antara pasukan ANC dengan pasukan PBB yang bertugas
28Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid III. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
170.
29Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid III. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
170.
30Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 84.
113
di daerah itu. Peristiwa itu meletus disebabkan berhasilnya infiltrasi pihak Belgia
pada pemimpin-pemirnpin Kongo. Pasukan PBB yang bertugas di daerah tersebut
mulai terdesak kedudukannya dalam posisi mempertahankan diri. Pasukan ANC
berhasil mendesak dengan bantuan pasukan berlapis baja dan artileri.
Dalam menghadapi keadaan di Leopodville, Letnan Jenderal Von Horn
segera memerintahkan 1 Peleton pasukan Infanteri dan 1 Peleton AT dari Batalyon
Garuda II untuk bergerak ke Leopodville digabungkan sebagai inti pertahanan
pasukan PBB. Kedua peleton dari Batalyon Garuda II tersebut bergerak menduduki
posisi-posisi yang strategis dengan tidak mengeluarkan satu tembakanpun dan
berhasil menekan pasukan ANC. Sikap dan tindakan-tindakan satuan-satuan
Batalyon Garuda II di Leopodville tersebut menarik perhatian pimpinan Pasukan
PBB di Kongo dan memberikan penghargaan yang tinggi atas kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya.31
Pasukan Garuda II berhasil mengatasi kekacauan dan kerusuhan di daerah
selatan propinsi Equateur, Leoroldville, pangkalan udara Kamina, daerah Kabongo,
daerah Rwanda Burundi dan pelabuhan Matadi. Tugas pasukan Garuda II berhasil
dengan baik dan mendapat pujian dari Panglima Pasukan PBB di Kongo yaitu
Jenderal Von Horn (Swedia) pada 23 Mei 1961 pasukan PBB kembali ke tanah air.
Kontingen Garuda ke Kongo oleh PBB rupanya masih diperlukan. Maka
dikirimkan pula Pasukan Garuda III yang berkekuatan satu Brigade plus dengan
jumlah personel sebanyak 3.318 orang yang terdiri atas Batalyon Infantri (Yonif)
530/Brawijaya, Batalyon Kavaleri (Yon Kav) 7, Yonif 1/Bukit Barisan, Rai Arsu,
Unsur Bantuan Administrasi, masing-masing satu detasemen (Polisi Militer,
Peralatan, Perhubungan, Angkutan, Kesehatan, Intendan). Tim penerangan, Tim
Sejarah Militer, Tim Jasmani Militer dan Tim Pos Militer diberangkatkan ke Kongo
pada Mei 1961. Pimpinan Kontingen Brigjen Kemal Idris dan Komandan Brigade,
Kolonel Sabirin Mochtar.32
Kontingen Garuda III diganti namanya menjadi Komando Pasukan Indonesia
Garuda III (Kopasindo). Derah tugasnya ialah wilayah Katanga Utara dengan Pos
Komando Utama (Poskout) di Albertvile. Tugas yang paling berat ialah
menentramkan daerah Boudounville yang masih berada di tangan pasukan Gendar
Merie Katanga namun akhirnya suasana dapat dikuasai oleh Pasukan Garuda. Pada
Juli 1963 Kopasindo III kembali ke tanah air.
Situasi politik dalam negeri Indonesia periode tahun 1964 sampai dengan
1965 mengalami pergolakan yang sengit. Sekjen PBB U Thant dengan resmi
menyampaikan permintaan lewat Duta Besar RI di New York, agar pemerintah
Indonesia mengirimkan pasukannya sebanyak 1 Batalyon sebagai pengganti pasukan
yang pulang, namun pemerintah Indonesia dengan sangat menyesal tidak dapat
memenuhi permintaan itu karena politik luar negeri Indonesia saat itu sedang
mengalami krisis yaitu terjadinya konfrontasi dengan Malaysia. Pengiriman pasukan
31Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 86.
32Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid III. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
174.
114
33Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 113.
34Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid III. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
177.
35Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid IV. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
205.
36Pusjarah TNI, Sejarah TNI jilid IV. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000), 205.
115
37Pusjarah
TNI, Sejarah TNI jilid IV. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000), 210.
38Dinas
Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 112.
Lihat J.T. Rusman Pandjaitan, Rais Abin Dari Ngarai ke Gurun Sinai. (Jakarta: Djambatan 2003).
39Daud Sinjal dkk. Himawan Soetanto Menjadi TNI. (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2009), 342.
116
40Pusat Sejarah TNI, Sejarah TNI jilid V. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000),
93.
41Pusjarah TNI, Sejarah TNI jilid V. (Jakarta: Pusat Sejarah TNI dan Tradisi TNI, 2000), 98.
42Ryamizard Ryacudu Saat ini menjadi menteri Pertahanan RI Kabinet Presiden Joko Widodo.
117
tercatat 2 orang pasukan Finlandia tewas, 4 orang luka-luka demikian pula dari
Austria 2 orang luka-luka dan ditambah beberapa kendaraan hancur karenanya. Suatu
kejadian yang cukup tragis ialah peristiwa tertembak jatuhnya sebuah pesawat
terbang UNEF. Pesawat yang diberi nama Buffalo ini pada 9 Agustus 1974 sedang
melaksanakan penerbangan rutin Kairo - Beirut - Damaskus. Secara tiba-tiba antara
pada pukul 09.50 dan 09.53 GMT kena tembakan, padahal menurut pengawas "Air
Traffic" Damaskus Airport, pesawat itu berada di daerah lintas yang dibenarkan.
Pesawat itu terbang di koridor yang dibenarkan dan dalam ketinggian yang
juga dibenarkan dibuktikan dengan hasil penelitian Tim Penyelidik Kanada tanggal
24 Agustus 1974. Walaupun demikian kecelakaan ini tetap meminta korban 9 orang
anggota Kontingen Kanada yang terdiri dari 5 orang Crew dan 4 orang penumpang.47
Di daerah Lao Bao, Vietnam bahaya mengancam pasukan perdamaian PBB. Sebuah
pesawat helikopter ditembak jatuh pada 7 April 1973 yang menewaskan 9 orang
penumpang, 1 diantaranya adalah Letkol Gunawan SF. Dari Kontingen Indonesia.48
Kisah prajurit Indonesia dalam ancaman bahaya diceriterakan pula oleh
Letjen Himawan Sutanto49 dalam penugasannya di Konggo pada tahun 1974. Pada
suatu siang, Kepala Staf Komando UNOC, Kolonel Quinn masuk ke ruangan operasi
markas besar UNOC Leopoldville. Ia bertanya siapa di antara perwira di ruangan itu
yang dari Indonesia. Himawan langsung berdiri dan menyatakan dirinya dari
Indonesia. Kolonel Quinn memerintahkan Himawan untuk menghadap ke kamarnya.
Begitu Himawan masuk, Quinn menyambut, 'You are Major Soetanto, right? "Yes
Sir! Jawab Himawan. .......Quinn sambil mengibas-ngibaskan secarik kertas yang
berisi radiogram memberondongkan pertanyaan, "Is this the way you do in your army
if you don't agree with the order of your superior? Is this the way in your army?"
Himawan tidak mengerti mengapa pimpinan UNOC sampai bersikap demikian
garang. Ia minta izin untuk membaca radiogram tersebut. Ternyata di situ tertulis
kalimat "I will never follow your order". Pesan itu dikirim oleh Kapten Harahap,
komandan kompi Indbatt yang ditempatkan di Kabongo. Begitu membaca kata-kata
itu Himawan sudah bisa menduga bahwa ini adalah soal ketidakmampuan Harahap
untuk mengungkapkan sesuatu dengan bahasa Inggris yang benar. Himawan meminta
waktu untuk menelepon pihak Indbatt agar mendapatkan penjelasan tentang duduk
persoalan sebenarnya. Ia mengontak Asisten Operasi Indbatt Kapten AH Rahman.50
Duduk persoalannya: Kapten Harahap saat itu bertugas di Kabongo, di daerah
suku Baluba yang masih 'liar' yang selama ini tidak sudi dimasuki oleh kekuasaan
lain dari pihak mana pun. Daerah itu terletak di bilangan provinsi Katanga yang
pemerintahannya tidak mau mengakui pemerintahan Republik Demokrasi Kongo
yang berpusat di Leopoldville. Pemerintahan separatis Katanga pimpinan Moise
Tshombe, yang berasal dari suku Balunda, bisa berdiri dengan kuat berkat dukungan
pasukan Belgia dan tentara bayaran lainnya. Suku Baluba tidak ingin wilayahnya
47DinasSejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 217.
48DinasSejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional (1982), 150.
49Daud Sinjal dkk. Himawan Soetanto Menjadi TNI. (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2009), 349.
50Daud Sinjal dkk. Himawan Soetanto Menjadi TNI. (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2009), 349.
120
Cerita lainnya51 suatu kali 342 terjadi clash antara pasukan ANC dengan
pasukan Belgia dari Kisenji, wilayah di seberang perbatasan yang ketika itu masih
merupakan daerah mandat Belgia (kini jadi negara merdeka bernama Rwanda).
Sebab-musababnya adalah karena ada seorang anggota tentara Belgia dari Kisenji
yang kesasar sampai masuk ke Goma. Prajurit Belgia itu ditangkap oleh pasukan
ANC dan dianiaya sampai mati. Pasukan Belgia melakukan pembalasan dengan
menyerang kedudukan-kedudukan tentara ANC di perbatasan. Pasukan PBB yang
ditempatkan di sana, yaitu kompi dari Nigeria, tidak mampu mengatasi. Lagipula
tentara Nigeria itu memang sudah bersiap-siap meninggalkan Goma karena waktu
penugasannya sudah selesai.
Perang perbatasan itu sudah merambat sampai ke Goma. Ketika pasukan
Indonesia mendarat, mereka menyaksikan baku tembak yang liar dan sengit antara
ANC dengan tentara Belgia, Sementara pasukan Nigeria sudah berada di atas truk-
truk. Jadi begitu Kompi Harahap tiba, tentara Nigeria itu langsung berangkat tanpa
pakai timbang terima. Pasukan Indonesia tidak tahu bagaimana harus melerai pasukan
yang masih saling bersahut-sahutan dengan peluru. Namun entah dari mana ia
mendapatkan ide gilanya; Harahap menyambar bendera PBB mengikatnya pada
tongkat yang tinggi, lalu ia memerintahkan peniup sangkakala untuk membunyikan
terompet sekeras-kerasnya. Harahap dengan mengangkat tinggi panji PBB diiringi
tiupan terompet yang melengking-lengking memimpin kompinya berbaris dengan
langkah tegap tepat di tengah-tengah pasukan yang sedang baku tembak itu. Sikap
tegar yang ditunjukkan oleh pasukan perdamaian PBB membuat kedua belah pihak
yang sedang berkelahi tertegun. Mereka berhenti menembak.
Dari tengah-tengah gelanggang Kapten Harahap dan komandan-komandan
dari para-pihak yang bertempur itu. Dengan suara yang tegas dan lantang ia berteriak
kepada komandan Belgia, "You want peace?" Lalu kepada komandan ANC, "You
want peace?" Kemudian menyimpulkan sambil menunjuk kepada kedua orang yang
bermusuhan itu dan kepada dirinya sendiri, "You want peace and you want peace. I
want peace. Sign here" Harahap mengajak kedua belah pihak ke pinggir jalan dan
menandatangani perdamaian.
Ternyata kisah Goma belum berakhir. Dua hari kemudian markas Indbatt di
Goma kedatangan seorang mayor Inggris yang adalah komandan kompi Nigeria.
Rupanya ia kembali untuk mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal.
Kedatangannya menimbulkan sedikit ketegangan mungkin dikarenakan sikapnya
yang congkak, mungkin juga karena masalah berkomunikasi. Haharap yang sedang
tidur terbangun oleh suara-suara ribut di luar. Ia mengintip. Lalu beranjak keluar
hanya dengan celana dalam dan pisau komando di tangan. Ia berteriak pada tamu tak
diundang itu "I hate you, go away. Mayor Inggris itu pergi. 52
51Daud Sinjal dkk. Himawan Soetanto Menjadi TNI. (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2009), 342.
52Daud Sinjal dkk. Himawan Soetanto Menjadi TNI. (Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2009), 343.
122
Lebanon dan UNIFIL di antara blue line (garis biru) yang terhampar di Lebanon
selatan hingga Sungai Litani, dan menyerukan baik kepada Israel dan Lebanon untuk
mendukung gencatan senjata permanen dan solusi komprehensif atas krisis tersebut.
Pada 11 Agustus 2006, DK PBB melalui negosiasi yang alot, meloloskan
resolusi 1701 yang menyerukan penghentian permusuhan total perang itu dengan
perhatian utama pada “penghentian segera serangan yang dilakukan oleh Hezbollah
dan penghentian segera operasi militer ofensif yang dilakukan Israel di Lebanon.
Resolusi ini menekankan perlu diakhirinya kekerasan, namun pada saat yang sama
menekankan perlunya mencari penyebab yang telah menimbulkan krisis, termasuk
pelepasan tanpa syarat tentara Israel yang diculik. “Sadar atas sensitifnya persoalan
tahanan, teks juga mendesak upaya yang dimaksudkan untuk menyelesaikan
persoalan tahanan Lebanon yang dipenjara di Israel.56 Melalui Resolusi 1701, DK
PBB memperluas mandat UNIFIL hingga Agustus 2007, dan meningkatkan kekuatan
pasukannya (dari 2.000 personel pada Agustus 2006, ke maksimum 15.000 personel).
Di samping membawa mandat di bawah resolusi PBB no. 425 dan 426
(1978), UNIFIL juga diantara tugas lainnya, mengawasi penghentian permusuhan
(cessation of hostilities); mendampingi dan mendukung angkatan bersenjata Lebanon
ketika mereka menebarkan pasukan sebanyak 15.000 tentara bersenjata di kawasan
selatan; dan mempeluas bantuan guna menjamin akses kemanusiaan kepada
kembalinya warga sipil yang mengungsi.
Mencermati hal itu, Sekjen PBB tetap menjaga kontak dengan PM Lebanon
dan PM Israel, serta aktor-aktor relevan lainnya dan pihak-pihak yang peduli dengan
konflik Israel – Lebanon yang meledak di kawasan Lebanon selatan. Sekjen juga
mengirim sejumlah misi berlevel atas ke kawasan yang bersangkutan. Mengingat
pentingnya pelaksanaan resolusi DK PBB no 1701, Sekjen PBB mengunjungi
kawasan itu. Ia menghadiri pertemuan level menteri luar biasa Uni Eropa di Brussel
pada 25 Agustus 2006, dan mengunjungi Lebanon, Israel, kawasan Palestina yang
diduduki, Yordania, Republik Arab Syria, Republik Islam Iran, Arab Saudi, Qatar,
Mesir, Turki dan Spanyol, serta bertemu dengan kepala negara, kepala pemerintahan,
menteri luar negeri, dan pejabat senior lainnya. Ditegaskannya bahwa dukungan luas
untuk implementasi resolusi 1701 diperoleh dari banyak negara, dan didorong oleh
komitmen umum untuk memperbaiki keamanan dan stabilitas di kawasan Timur
Tengah. Dukungan itu diperolehnya dari negara-negara yang menurunkan pasukan
perdamaiannya sebagai bagian dari UNIFIL, dan membuka sepenuhnya blokade laut
dan udara Israel atas Lebanon.
Dalam 30 hari sejak resolusi 1701 diloloskan Sekjen melaporkan dua kali
kepada DK PBB (18 Agustus dan 12 September 2006) bahwa Israel dan Hezbollah
menanti penghentian permusuhan itu, kendati terdapat pelanggaran yang dilakukan
pasukan Israel ketika menyerang Lebanon timur pada 19 Agustus 2006.57 Periode
berikutnya PBB dan agen-agennya membantu Pemerintah Lebanon dengan kerja
berupa bantuan kemanusiaan dan membantu kembalinya sejuta orang Lebanon yang
56Tempo, 27 Agustus 2006.
57Berita Lebanon dari UNIFIL tentang mandat UNIFIL diperpanjang sampai dengan 31
agustus 2008.
124
Tahap kesatu dan kedua dari 5 tahapan itu oleh pasukan PBB yang berada di
Lebanon (UNIFIL) telah dilalui dengan cukup baik. Saat ini, seluruh satuan tugas
58Tempo, 27 Agustus 2006.
125
PBB yang ada di Lebanon secara bertahap mengimplementasikan tahapan ketiga dari
implementasi Resolusi DK PBB 1701/2006.
1. Skeptisisme Resolusi
Skeptisisme masyarakat Internasional terhadap keluarnya Resolusi itu
sesungguhnya masih menguat. Efektifitas Resolusi masih dipertanyakan karena
sebelum munculnya Resolusi 1701 telah ada Resolusi No. 425 yang terbit pada 19
Maret 1978 yang menyerukan penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon serta
menghormati integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Lebanon
namun beberapa catatan telah memperlihatkan Israel seringkali melanggar resolusi
itu.59
Dalam suatu kesempatan, seorang penduduk di Dier Siriane, Lebanon Selatan
pada Akhir Desember 2006 menanyakan kepada pasukan Indobatt,60 bila Israel
menyerang Lebanon kembali dengan masuk ke wilayah Lebanon, pasukan UNIFIL
berada di pihak mana? Pertanyaan ini menunjukan sikap yang tidak percaya
sepenuhnya terhadap efektifitas pasukan UNIFIL yang berada di Lebanon pasca
keluarnya Resolusi 1701. Pernyatan dari masyarakat Lebanon sendiri terungkap
seperti ini, "Terus terang kami kurang percaya dengan UNIFIL karena sejak
keberadaannya pada tahun 1949 tidak mampu mencegah Israel menduduki lahan
pertanian Shebaa.61
Tahun 1982, pasukan internasional tidak bisa mencegah agresi Israel hingga
mencapai kota Beirut. Jadi, kami sesungguhnya tidak menggantungkan pada pasukan
internasional, tapi pada kekuatan diri."62 Demikian juga dengan perdebatan alot yang
disampaikan oleh Utusan Señior Liga Arab sesaat sebelum keluarnya Resolusi 1701.
Sebagai gambaran untuk memperjelas keberadaan pasukan PBB (United Nation
Interim Force in Lebanon/UNIFIL) di Lebanon dapat dilihat melalui Resolusi DK
PBB No. 425 tahun 1978. Tujuan UNIFIL ketika itu adalah memastikan penarikan
mundur pasukan Israel, mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional, dan
membantu Pemerintah Lebanon memastikan kembalinya kewenangan efektif
pemerintahan di seluruh wilayahnya.
Resolusi tersebut dikeluarkan menyusul ketegangan di perbatasan Israel-
Lebanon yang telah berlangsung bertahun-tahun, yang kemudian menyebabkan
sebagian wilayah selatan Lebanon diduduki Israel. Catatan sejarah memperlihatkan
bahwa Resolusi 425 itu tidak pernah berhasil "mengusir" Israel dari wilayah selatan
Lebanon yang didudukinya. Bahkan pada Juni 1982, Israel menginvasi Lebanon dan
secara sepihak menetapkan zona keamanan sendiri di dalam wilayah Lebanon, yang
tetap bertahan sampai mereka menarik diri pada Juni 2000. Meski Israel kemudian
mundur, Pemerintah Lebanon meminta UNIFIL tetap dipertahankan karena mereka
belum sepenuhnya mendapatkan kembali wilayah selatan yang ditetapkan Israel
59Kompas,23 Desember 2006.
60Data
di lapangan. Diceritakan oleh Perwira Rohani, Kapten Ridwan saat mengunjungi
keluarga tersebut untuk memberikan hewan kurban pada Desember 2006.
61 Kompas, 23 Desember 2006.
62Tempo, 27 Agustus 2006.
126
secara sepihak sebagai zona keamanan. Sejak itu pula Lebanon terus menuntut
dipenuhinya Resolusi 425, meski PBB kemudian menetapkan garis biru sebagai
pengakuan internasional atas wilayah Lebanon. Di sepanjang garis biru itulah
UNIFIL melakukan aktivitasnya hinggá saat ini.
Selama periode 1978 sampai dengan 2006 PBB telah memberikan mandat
lepada UNIFIL melalui 4 resolusinya yaitu: Resolusi No. 425 pada 19 Maret 1978,
No. 426 pada 19 Maret 1978, No. 511 18 Juni 1982, dan terakhir No. 1701 pada 11
Agustus 2006. Pada sisi lain Resolusi 1701 itu menyisakan dua tugas bagi PBB, yaitu
penempatan pasukan PBB untuk bersama-sama pasukan Pemerintah Lebanon
mengawasi zona penyangga keamanan antara Lebanon dengan Israel, dan
mengupayakan penyelesaian permanen atas konflik yang terus muncul antara Israel
dengan Lebanon. Disamping itu Resolusi tersebut juga dinilai kurang rinci dalam hal
mandat untuk pasukan penjaga perdamaian, apalagi sampai memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas.
Berbagai persoalan itu yang membuat beberapa negara Eropa yang
diharapkan menjadi tulang punggung pasukan di bawah mandat PBB itu ragu untuk
menawarkan pasukan dalam jumlah banyak. Di Markas Besar PBB New York,
ketidakjelasan mandat dan petunjuk pelaksanaan yang sempat mengganggu rencana
penggelaran pasukan PBB untuk Lebanon akhirnya bisa diselesaikan dalam
pertemuan negara-negara calon penyumbang tentara. Akhirnya Italia segera
menerobos kegamangan dengan tawaran 3.000 tentaranya, dan kesiapan memimpin
pasukan PBB.
Di pihak lain, tiga negara berpenduduk mayoritas Muslim menawarkan
tentaranya untuk bergabung dalam pasukan PBB untuk Lebanon (UNIFIL), seperti
Indonesia menawarkan tentaranya sebanyak 1.000 personel yang direalisir menjadi
850 personel yang disebut Indonesia Battalyon (Indobatt). Malaysia menawarkan
tentaranya sebanyak 2.000 personel yang teralisir sebanyak 350 personel yang disebut
dengan Malaysia Contingen (Malcon), dan Bangladesh menawarkan sebanyak 1.000
personel tetapi tidak jadi mengrimkannnya. Belakangan, dukungan tentara dari
negara-negara Uni Eropa pun bisa dipastikan. Perancis yang semula hanya
menyanggupi 200 tentara, akhirnya menawarkan 2.000 tentara.63
Mandat baru UNIFIL itu, menurut PBB memiliki beberapa kewenangan
untuk melaksanakan tugasnya di Lebanon, seperti; berwenang melakukan segala
tindakan yang diperlukan di wilayah-wilayah tempatnya ditempatkan, termasuk
menggunakan kekuatannya serta apa pun yang bisa dilakukan sesuai dengan
kapabilitasnya. UNIFIL juga harus memastikan di wilayah operasinya tidak
digunakan untuk kegiatan permusuhan dalam bentuk apa pun, sehingga UNIFIL juga
berhak melawan upaya-upaya dengan cara kekerasan, untuk mencegah mereka
mengabaikan kewajiban-kewajiban yang dimandatkan DK-PBB.
Di samping itu UNIFIL juga berhak melawan upaya-upaya dengan cara
kekerasan, untuk mencegah mereka mengabaikan kewajiban-kewajiban yang
dimandatkan DK-PBB, dan UNIFIL juga harus mampu melindungi para personel
63Kompas, 2 September 2006.
127
yang belum diselesaikan: nasib dua tentara Israel, berlanjutnya penyaluran senjata
dan tetap adanya pejuang Hezbollah di Lebanon Selatan. France's Deputy UN
Ambassador Jean-Pierre Lacroix, yang negaranya mensponsori resolusi menyatakan
masih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan stabilitas jangka panjang di
Lebanon.
Sementara itu, US Deputy Ambassador Alejandro Wolff menyatakan
keprihatianan yang mendalam mengenai illegal weapons transfers di sepanjang
perbatasan Syria-Lebanon dan menegaskan bahwa insiden pemboman tanggal 24
Juni 2007 yang menewaskan enam tentara Spanyol dan insiden penembakan roket
tanggal 17 Juni 2007 ke Israel menunjukkan perlunya milisi di Lebanon dilucuti
senjatanya. Menurutnya perdamaian tidak akan tercapai tanpa hal tersebut dan
mendesak Iran dan Syria untuk menghormati embargo senjata. Selain itu, insiden
dengan Fatah al-Islam di Lebanon Utara juga menunjukkan perlunya implementasi
dari Taif Accord dan Resolusi 1559, yang menghimbau pembubaran dan perlucutan
senjata semua milisi di Lebanon.67
67Lihat Eduardo Lachica, “Jakarta’s Foray into Armed Diplomacy.” The Far Eastern
Garuda 23 A di Cilodong Depok pada 4 Desember 2006. Lihat perbedaan antara pernyataan pemerintah
Indonesia dengan Malaysia. Malaysia sulit diterima oleh Israel karena perwakilan tetapnya di PBB
secara lantang menyatakan Israel harus lenyap dari muka bumi. Sementra Indonesia dapat diterima oleh
PM Israel, untuk menjadi pasukan perdamaian di perbatasaan Lebanon dengan tanah pendudukan Israel.
Lihat Kompas, 2 September 2006.
69Lihat UU TNI Nomor 34 tahun 2004 pasal 5 TNI berperan sebagai alat negara di bidang
pertahanan negara yang dalam menjalankan tugasnya didasarkan kebijakan politik Negara. Pasal Tugas
pokok TNI adalah dilakukan dengan Operasi Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain
Perang (OMSP). Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik Luar Negeri.
129
Gambar 4.5
Mayjen Bambang Darmono Asisten Operasi Panglima TNI memberikan arahan
ke pasukan Indobat di Markas Indobat Adsit Al Qusayr.
Sumber: Koleksi pribadi 27 Agustus 2007
1. Operation of checkpoint
Tempat untuk memeriksa kendaraan atau orang yang akan masuk ke
area operasi pasukan sesuai dengan standar operasi pasukan.
2. Observation post, Patrolling
Pos atau tempat mengobservasi dengan cara melakukan patrol yang
diatur sesuai prosedur yang dilakukan berdasarkan waktu yang telah
ditetapkan.
3. Map reading
130
(New York USA: Unitar Poci, Dag Hammarskjold Centre, 2000), 129.
131
Penguasaan materi yang telah diberikan oleh PBB itu menjadi pedoman dari
setiap pasukan untuk melaksanakan tugasnya di medan operasi UNIFIL di Lebanon.
Tabel 4.6
Komposisi Personel Konga 23 A
Sumber: Buku Kenangan Konga 23 A 2008.
71Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
73Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
pengambilan air itu di Marjayoun (Mako India), kemudian pindah ke Markabe, Banni
Hayyan dan terakhir di Attaibe.
Pada 4 Desember 2006, Pasukan Spanyol (Spanbatt) menyerahkan tugas
tanggung jawab area operasinya ke pasukan Indonesia (Indobatt), sejak saat itu
aktifitas patroli pasukan dilakukan. Kegiatan lainnya mulai ditangani oleh setiap staf
Indobatt. Duty Officer yang disebut dalam bahasa sandi ”Pandawa” melakukan
tugasnya secara bergilir yang dilaksanakan oleh para perwira Indonesia. Pos-pos
Cakra (pos jaga di depan pintu utama markas) melakukan aktifitasnya di setiap sudut
area pos 7-1.
Pada awal Maret 2007 pergantian komandan UNIFIL baru saja dilaksanakan.
Sebelumnya dijabat oleh Mayjen Alain Pellegrini dari Prancis. FC UNIFIL
menjalankan tugasnya dalam mengimplementasikan Resolusi DK PBB 1701/2006 di
wilayah Lebanon Selatan dari kota Naqoura di wilayah Barat daerah operasi UNIFIL.
Untuk memudahkan komando dan pengendalian, maka wilayah operasi
UNIFIL dibagi menjadi 2 Komando Sektor yaitu Komando Sektor Barat dibawah
pimpinan negara Italia (berpusat di kota Tibnine) dan Komando Sektor Timur yang
dipimpin oleh negara Spanyol (berpusat di kota Marjayoun). Dalam penugasan
sehari-harinya, Satgas pasukan Indonesia, Konga 23 A yang biasa disebut dengan
sebutan INDOBATT (Indonesian Battalion) berada di bawah naungan Komando
Sektor Timur bersama dengan India, Nepal dan Spanyol. Komandan Sektor Timur
adalah Brigjen Juan Sanchez Garcia dari negara Spanyol.
Di bawah bendera UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon )
keberadaan dan keselamatan Pasukan Perdamain yang berasal dari berbagai negara
yang bertugas di wilayah kewenangannya menjadi tanggung jawabnya. Penugasan
pasukan PBB di Lebanon saat itu berkekuatan sekitar 15.000 orang, dipimpin oleh
Mayor Jenderal Claudio Grazioni yang berasal dari Italia dengan jabatan UNIFIL
Force Commander.
2. Pembenahan Pangkalan
Pembenahan pangkalan hingga bulan September 2007 terus dilakukan.
Ablution (Kamar Mandi) yang terbuat seperti kontainer telah menggantikan WC
lapangan yang jauh lebih bagus dan bersih di Masatgas maupun di kompi-kompi yang
berada di 7-1. Jalan-jalan yang berada di area pos 7-1 Adshit Al Qusayr telah diaspal
hingga di depan Masatgas dan lapangan Upacara sehingga kegiatan olah raga yang
dilakukan oleh para personel Indobatt dapat dilaksanakan di lapangan dan di jalanan
yang tidak berdebu.
Shelter tempat perlindungan pasukan bila keadaan genting, sudah hampir
selesai seluruhnya dibuat, di samping itu pos-pos cakra yang semula dibuat dari
tumpukan karung pasir dengan atap dari seng, telah berganti dengan bangunan
berbentuk silinder beton. Tower seperti yang dimiliki kompi Indobatt yang berada di
9-63 dan 8-33, dibuat juga di pos 7-1; sedangkan pagar pembatas area Indobatt
dengan tanah masyarakat telah dibuat dengan pagar kawat permanen. Demikian pula
dengan pintu gerbang yang telah dibuat permanen dari pipa dan kawat baja. Di kompi
luar, penambahan ruangan dilakukan juga sementara di Adshit Al Qusayr hanya
134
kompi Bantuan yang masih menggunakan tenda. Klinik yang dimiliki Indobatt
semula menggunakan tenda tetapi sejak bulan Maret telah diganti dengan bangunan
permanen berbentuk Corimec. Sementara peralatan medis yang dimiliki telah
didatangkan dari Jakarta dengan standar Rumah Sakit level 2.75
Kegiatan-kegiatan pasukan dibuat bervariasi meski tugas pokoknya adalah
melaksanakan patroli. Latihan SEMR (Sector East Mobile Reserve), latihan
kesiapan pasukan, latihan posko mobil, latihan evakuasi, latihan menghadapi
kontak antara LAF dengan IDF dan lainnya menjadi kegiatan yang dilakukan
pasukan Indobatt.
Pertemuan-pertemuan antarstaf di jajaran Sektor Timur turut pula
dilakukan. Begitu pula kunjungan-kunjungan ke pasukan tetangga kerapkali
dilaksanakan oleh pasukan Indobatt. Staf inti dan staf khusus melakukan
kegiatannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sementara itu setiap
anggota personel yang memiliki tugas, melaksanakan pekerjaannya yang sesuai
dengan bagiannya.76 Sementara itu masing-masing staf bekerja di bidangnya. Staf
yang memiliki jalinan kerja dengan Sektor Timur di Marjayoun melakukan
kordinasi kerja sesuai bidangnya. Demikian pula dengan Markas Besar UNIFIL
di Naqoura yang selalu dikunjungi oleh staf terkait Indobatt yang memiliki jalinan
kerja dengan HQ (Headquarter) UNIFIL seperti staff logistik, keuangan, dan
sebagainya.
Konstelasi konflik Timur Tengah yang di dalamnya melibatkan Lebanon
masih terus berkecamuk. Pengiriman pasukan Indonesia ke mancanegara yang
dimulai sejak tahun 1956 memberikan kontribusi penting dalam misi perdamaian
dunia dan membangun citra politik luar negeri Indonesia melalui diplomasi totalnya.
Bab berikut ini memberikan gambaran tentang perjumpaan Pasukan Indonesia di
Lebanon Selatan dan Interaksinya dengan masyarakat setempat.
75Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
1Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Pada November - Desember sampai dengan Februari, suhu siang hari 20◦
C akan terus turun hingga 15◦ C. Pada malam hari 15◦ C akan terus turun hingga
10◦ C. Sementara pada Juli sampai September terjadi musim panas dengan suhu
rata-rata 25◦ C hingga 30◦ C. Angin dingin bertiup cukup kencang pada 3 minggu
terakhir.
Gambar 5.1
Daerah Operasi UNIFIL
Sumber: Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII –A/UNIFIL
di Lebanon (Jakarta: Pusjarah TNI, 2008)
C C OY
HQ
L UAS : 112 K M2
B C OY
K E D AL AMAN : 13 K M
B L UE L INE : 11 K M
CSS
ADS H IT AL QUS A YR C OY
INDO B AT T
C INDO B AT T
X
ADS HIT AL Q US AY R A A C OY
E T T T AIB E
E L A ADE IS S E
DE IR S IR IANE E ‐446
A
AL Q US AY R
G HANDUR IY AH X
P OS N 7‐1 : 447 P E R S D
AL Q ANT AR AH
MAY ON : 110 P E R S E ‐442
E L AADE IS S E
K I‐B : 142 P E R S
R AAB AT T AL AME
K I B A NT : 147 P E R S D C OY
MAR K AB E
P OS N 9‐63 (K I‐A) : 137 P E R S INDO B AT T AB B AD TO MB
B ANI HAY Y AN
P OS N 8‐33 (K I‐D) : 157 P E R S E ‐440
POST N 9‐2 (K
HAL L USI‐CAH
) : 157 P E R S
Gambar 5.2
Sumber: Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di
Lebanon (Jakarta: Pusjarah TNI, 2008)
banyak dijumpai foto para mujahid dan foto pemimpin spiritual Hasan Nasrullah,
dan terdapat pula foto pemimpin Iran Imam Ayatollah Khomeini.5
Dalam perjalanan, hanya terlihat laki-laki dewasa atau perempuan tua
yang mengenakan jilbab. Jarang terlihat anak-anak atau perempuan dewasa
berlalu lalang. Yang menarik adalah cara membedakan wanita muslim dengan
nonmuslim dari cara berpakaiannya. Pakaian non muslim lebih terbuka sementara
yang muslim mengenakan jilbab. Apabila bertemu dengan dua orang laki-laki dan
perempuan Lebanon Selatan, salami dulu yang laki-laki.
Gambar 5.3
Masyarakat Lebanon Selatan menyapa pasukan Indobatt
Sumber: Koleksi pribadi 2007
5Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Pasar yang ada hanya buka pada hari Rabu dan buka tidak sampai sore
hari, hanya dari pukul 09.00-12.00. Jarang ditemukan orang berkumpul dalam
kelompok besar, walaupun pada malam hari ada pula yang berkumpul. Kebiasaan
ini baru terjadi setelah Israel menyerang Lebanon Selatan.
Di suatu pekuburan, baru tampak orang berkumpul saat berziarah. Laki-
laki dewasa banyak memegang tasbih di tangan kirinya. Mereka berpakaian biasa,
celana panjang, t shirt dan jas tanpa dasi, tidak berpakaian seperti layaknya orang-
orang revolusioner. Anak-anak sekolah kerapkali ditemukan dengan pakaian
yang tidak seragam, mereka hanya berpakaian rapi dan sopan, tetapi sekolah
mereka tidak menampakkan sebuah gedung sekolah. Pembangunan sekolah
mereka mendapat bantuan dari Uni Emirat Arab. Bila pagi tiba, banyak anak
sekolah menunggu mobil bus atau minibus untuk diangkut menuju sekolah.
Sekolah Dasar dan Menengah yang terdapat di daerah itu: Tujuh Sekolah
Dasar, yaitu SD negeri Aadeisse, 2. SD negeri At Taebe, 3. SD negeri Markabe,
4. SD negeri Raabatt Tallathine, 5. SD Al Ahlih Markabe, 6. SD negeri
Ghandouriyyah, 7. SD negeri Deir Siriane; Dua Sekolah Menengah: Sekolah
Menengah At Taebe dan 2. Sekolah Menengah Al Qantarah.7
Di Lebanon Selatan, kendaraan-kendaraan menggunakan stir kiri dan
mobil-mobil tidak ada yang bagus, kotor dan banyak penyok di kanan-kiri
badannya. Bagi mereka, kemungkinan kendaraan tidak perlu bagus, yang penting
faktor kegunaannya. Oleh karena itu, banyak mobil di Lebanon Selatan yang tidak
utuh lagi bodinya meski mobilnya bermerek bagus. Kekhawatiran lain adalah
sempit dan curamnya jalan serta ketidakdisiplinan pengendara yang akan
mengakibatkan kecelakaan bagi pengendara Indonesia. Pengendara mobil lebih
cenderung tidak disiplin berlalu lintas dalam ukuran Indonesia. Di tengah jalan
apabila ingin berbicara dengan pengendara lainnya, mereka akan berhenti saat
berpapasan, meski di belakangnya ada kendaraan lain.
Pemerintah pusat jarang melakukan pembangunan di Lebanon Selatan.
Legitimasi pemerintah pusat lemah sementara legitimasi kelompok Hezbullah
yang besar pengaruhnya di Lebanon Selatan sangat kuat sehingga membuat
lingkaran setan di dalam pemerintahan Lebanon. Pemerintah pusat enggan
berurusan dengan kelompok Hezbollah sedangkan pelayanan sosial diserahkan
kepada Badan Internasional.8
7Tim CIMIC, Data Geodemokonsos Desa Binaan Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-
di Lebanon Selatan (Nabatiye) berada pada tiga desa, yaitu di wilayah Attaibe
(7-1), Addaise (963), dan Houla (833).9
Dalam pelaksanaan tugasnya, pasukan Indonesia atau Indonesia Battalion
(Indobatt) membagi wilayah operasi yang telah ditetapkan oleh Komando Sektor
Timur ke dalam 3 posisi, yaitu:
Ketiga pos tempat pasukan Indonesia berada memiliki karakteristik yang satu
dengan lainnya berbeda.
Pasukan Indonesia (Indobatt) di Lebanon memiliki 5 kompi yaitu Kompi
Bantuan (Gurita), Kompi VAB 2 (Crocodile), Kompi BTR (Hiu), Kompi VAB 1
(Singa) dan Kompi Motoris. Markas Satuan Tugas (Masatgas). Kompi Bantuan,
Kompi VAB2 dan Kompi BTR berada di satu lokasi yaitu di desa Adshit Al Qusayr
(7-1). Sementara itu Ki VAB 1 berada di desa Addaiseh (9-63) dan Ki Motoris berada
di desa Houle (8-33).
Dalam perjalanan waktu terjadi pertukaran tempat. Kompi VAB 2 di Pos UN
8-33 bergeser ke Kompi Motoris di Pos UN 7-1 dan sebaliknya. Perpindahan itu
disebabkan beberapa kali terjadi insiden di tempat itu namun yang menjadi berita
besar adalah pada 3 Maret 2007 ketika seorang penduduk Lebanon yang sedang
mencari kabel bekas digiring oleh tentara Israel menuju pagar pembatas negara
Lebanon menuju ke Israel. Kejadian tersebut membuat heboh dan menjadi
pembicaraan pejabat UNIFIL di HQ Naqoura. Sejak peristiwa itu Kompi VAB 2 yang
semula menempati Pos 8-33 bertukar tempat dengan Kompi Motoris yang berada di
Pos 7-1.
Daerah tugas dari masing-masing kompi itu adalah 1. Kompi VAB-1
meliputi daerah: Aadeiseh, Rabatalame, dan Attaibe. Kompi VAB-2 meliputi Adshit
Al Qusayr, Al Qantarah dan Ghanduriyah; Kompi Motoris meliputi; Bani Hayyan,
Thalusah, dan Markabe. Sedangkan Kompi BTR meliputi daerah Dier Siriane, Al
Qusayr dan Azziqiyah.
mengarah ke wilayah Lebanon, termasuk pos tentara Indonesia yang berada di bawah
bukit itu.10
Gambar 5.4
Pos UN 8-33 Sheikh Abbad Tomb tempat Kompi Motoris
Sumber: Koleksi pribadi 2007
10
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di
Lebanon (Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 101.
11Kompas, 14 Mei 2007
12Data di lapangan itu diceriterakan oleh Danki Kapten Hendriawan yang lebih dahulu tiba di
Gambar 5.5
Lokasi Makam Syeikh Abad dan menara Israel dilihat dari ketinggian
Sumber: Koleksi Pribadi 2006
Dari ketiga Pos UN yang ditempati pasukan Indonesia (Indobat) yaitu Pos 9-
63 Aadaiseh, Pos 7-1 Adshit Al Qusayr dan Pos 8-33 Syeikh Abbad Tomb, Pos
terakhir itu yang tergolong sangat rawan terhadap provokasi tentara Israel yang
berada di seberang tembok towernya maupun masyarakat Libanon.
Keberadaan Pos 8-33, sebetulnya berada di desa Houle yang bukan wilayah
operasi pasukan Indonesia tetapi masuk dalam wilayah operasi Battalyon Nepal
namun meski bukan dalam wilayah operasi pasukan Indonesia, pos itu menjadi
tanggungjawab pasukan Indonesia apalagi seringnya masyarakat Houle yang datang
ke tempat itu untuk ziarah maupun keperluan lain.
Sheikh Abbad Tomb, demikian daerah itu disebut, yaitu sebuah makam yang
telah berumur ratusan tahun tempat dikuburnya seorang suci yang bernama Syeikh
Abbad. Makam itu berada di sebuah bukit perbatasan antara Houla Timur, Lebanon
Selatan dan Kibbutz Manara, Israel. Lebanon mengakui tempat itu sebagai makam
pendiri pergerakan Muslim Syiah, yang hidup pada abad ke-15 sehingga Sheikh
Abbad, dianggap menjadi hak dan milik Libanon. Sebaliknya pada saat Pasukan
Israel menguasai wilayah Lebanon Selatan pada 1978, mereka menemukan sebuah
makam tua yang diyakini sebagai makam Rabbi Ashi, pendeta yahudi, seorang
Jewish Talmudist yang hidup pada abad ke-5. Dengan kemampuannya, Rabbi Ashi
berhasil menjadikan Sura sebagai pusat cendikiawan bagi Yahudi Babylonia.
Menurut kepercayaan bangsa Yahudi, setelah Rabbi Ashi wafat, ia dimakamkan di
Pada Juni 2000 tercapai kesepakatan. Blue line PBB membelah dua bagian
makam secara vertikal pada bagian tengahnya sehingga makam itu menjadi dua
bagian yakni kiri dan kanan badan makam lalu PBB mengizinkan kedua belah pihak
143
memberi penghormatan pada makam ini. bukit sekitar Kibbutz Manara Israel yang
berbatasan langsung dengan Houla Timur, Libanon Selatan.13
Bukit itu sekarang diklaim sebagai tempat peristirahatan leluhur masing-
masing kedua bangsa tersebut. Setelah konflik yang berlangsung lama maka pada
2000, atas desakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pasukan Israel diminta
mundur dari wilayah-wilayah yang dipersengkatakan dan PBB sebagai penengah
diminta menentukan batas wilayah masing-masing. Namun, Israel tetap
mempertahankan kepemilikan makam Rabbi Ashi sebagai tempat suci bangsa Yahudi
dan berhak atas wilayah tersebut. Klaim Israel atas makam Sheikh Abbad menjadi
isu sensitif tatkala Lebanon pun bersikeras menguasai makam tersebut sepenuhnya.
Berbagai opsi dibicarakan dari satu perundingan ke perundingan lain namun kedua
belah pihak tetap pada pendiriannya.
Tempat ini bila musim panas sering dikunjungi oleh warga Lebanon maupun
masyarakat lain untuk melihatnya. Menurut keterangan jarang yang melakukan doa
di tempat ini. Setelah melihat-lihat mereka lalu berlalu. Bila ingin mengunjungi
tempat itu maka harus dilakukan dengan meminta ijin kepada pasukan PBB yang
sedang berjaga di tempat itu. Setelah dibolehkan maka pasukan yang berada di tempat
itu memeriksa untuk meyakinkan tidak membawa senjata, kemudian pasukan itu
membawa bendera PBB untuk menuju ke makam itu yang berada di atas bukit yang
terhalang oleh pagar tembok beton setebal setengah meter milik Israel. Namun ada
aturan lain yang sesuai dengan prosedur UNIFIL, bahwa pasukan tetap wajib
menggunakan senjatanya ke tempat itu karena dikhawatirkan akan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan. Menurut keterangan pasukan di tempat itu, selama ini yang
berlaku adalah melepaskan senjata, termasuk saat Dansektor Timur maupun
komandan UNIFIL (FC) datang ke tempat itu, mereka menanggalkan senjatanya dan
tidak dipersoalkan tentang prosedur yang berlaku.14
Saat Ini pasukan Indonesia mendapatkan tugas di pos itu. Di balik pagar
pembatas, berdiri pos Israel yang berdiri kokoh dengan menara dan monitor tv yang
siap memantau siapapun yang datang ke pos pasukan Indonesia dan makam itu.
Konon, wisata Israel sering mengunjungi makam itu pula dari balik pagar batas kedua
Negara itu namun dari sisi Libanon sulit memantaunya karena bukit yang tinggi itu
merupakan wilayah yang direbut Israel dari tanah Palestina. Yang terlihat hanya
mobil bis wisata dari kejauhan.
Memasuki tempat tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Monitor
Israel dari balik tembok akan terus mengikuti setiap gerakan orang-orang yang berada
di wilayah Lebanon. Kejadian-kejadian yang bersifat provokasi seringkali di lakukan
di daerah ini. Maka menurut catatan di tempat tersebut sudah sering pasukan berganti-
ganti. Pasukan India pernah terkurung selama seminggu tidak dapat meninggalkan
tempat karena mortir berlalulalang melintasi di atas pos itu saat terjadi perang 34 hari
antara Lebanon (Hezbollah) dan Israel. Menurut keterangan yang didapat di bawah
bukit-bukit itu ada terowongan atau bunker yang digunakan Hezbollah untuk
13
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 102.
14Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto pada 03 Februari 2007 mengunjungi tempat itu.
144
meluncurkan roketnya ke arah Israel. Memang sulit untuk menembus bunker itu dan
ini yang kemudian dikatakan oleh wakil Menhan Israel, bahwa pejuang Hezbollah
adalah gerilyawan sejati.15
Saat pasukan Spanyol menempati pos itu hanya selama sekitar 2 bulan,
menggantikan India terjadi permasalahan dengan masyarakat. Pada bulan Ramadhan
2006, ada masyarakat yang akan mengunjungi makam Syeikh Abbd. Karena khawatir
akan terjadi permaslahan yang tidak diiinginkan karena sering terjadi saling ejek
antara masyarakat dengan tentara Israel yang berada di balik pagar, Danki Spanyol,
Carmona, melarang masyarakat mengunjungi makam itu. Tidak beberapa lama
kemudian di siang hari pos jaga Spanyol yang berada di tower setinggi 25 meter,
ditembak oleh orang tak dikenal dari arah Lebanon yang mengakibatkan kaca tower
pecah tetapi tidak ada korban. Pasukan Spanyol akhirnya menggeledah rumah
penduduk yang dicurigai menembak towernya. Ini menurut Carmona dilakukan
sesuai dengan prosedur UNIFIL. Yang terjadi adalah resistensi dari masyarakat
terhadap Spanyol. Akibatnya banyak masyarakat yang tidak menyukai Spanyol.
Menurut Carmona, ia tidak yakin masyarakat Libanon yang menembak towernya
meski arah tembakan dari perkampungan penduduk. Karena menurutnya di Libanon
Selatan sendiri masih banyak mata-mata Israel apalagi dahulu pernah terbentuk SLA
(South Libanese Army) milisi bentukan Israel.
Akibat resistensi masyarakat tersebut yang kemudian di blow up media
massa, Kompi Spanyol itu menjadi sorotan UNIFIL karena telah terjadi issue politik
yang berkembang dengan dahsyat yang merugikan pihak Spanyol di Lebanon
Selatan. Carmona dicecar peranyaan-pertanyaan dan disalahkan oleh Unifil dari
Sektor Timur hingga ke HQ UNIFIL di Naqura. Akhirnya Carmona menjawab bahwa
ia hanya Komandan Kompi Infantry yang lingkupnya hanya sebatas kompi, tidak
mengetahui permainan politik yang dibuat di tingkat atas maupun konspirasi apapun,
katanya. Pada konteks ini menurut Carmona yang diuntungkan pihak Israel, yang dari
awal memang menentang keberadaan Unifil di Libanon Selatan.
Pasukan Spanyol yang berada di tempat itu, tidak mau membukakan pintu
Syeikh abbad Tomb untuk diziarahi maupun orang melihat-lihat di tempat itu karena
khawatir dengan resiko yang dihadapi sehingga pada saat ada tentara dari Belgia yang
datang, ditolaknya. Pasukan Spanyol merasa gembira ketika diketahui mereka akan
diganti oleh pasukan lain yaitu Indonesia.16
Pantauan lensa monitor Israel yang di arahkan ke barak-barak yang terbuat
dari kontainer rupanya dapat menembus tembok atau dinding pembatas antara
kontainer itu. Ini diceritakan oleh pasukan Spanyol yang mengatakan Dankinya
Carmona tidak pernah keluar ruangan selama lebih dari satu bulan awal tetapi saat
tentara Israel bertemu di pagar pembatas, ia katakan, bahwa Danki anda orangnya
memakai jenggot! 17
15Lihat
Kompas, 10 September 2006.
16
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 103.
17
Diceritakan oleh Danki Motoris Kapten Hendriawan pada Maret 2007.
145
Keberadaan Syeikh Abad Tomb yang menjadi pos dari satu kompi pasukan
Indonesia sesungguhnya sangat rawan. Di tempat ini sering terjadi insiden antara
penduduk Libanon dengan tentara Israel. Tempat tersebut sesungguhnya bisa
dikatakan akal-akalannya Israel. Karena baru pada tahun 1978 setelah Israel dapat
menduduki wilayah Libanon, tempat itu di klaim juga oleh Israel sebagai makam
salah satu rabi-nya sementara sebelumnya tidak pernah ada data tentang itu. Namun
dari keterangan yang didapat dan dari pantauan pasukan Indonesia, beberapa kali
mereka melihat ada yang datang dari pihak Israel dengan menggunakan jubah
keagamaan Yahudi yang mengunjungi tempat itu dari wilayah Israel.
Bila melihat letak tempat makam itu berada di daerah ketinggian. Dalam
taktik militer, pihak yang menguasai daerah ketinggian, yang akan berhasil merebut
kemenangan dalam perang. Barangkali ini yang menyebabkan Israel bersikeras
mengklaim bahwa makam Syeikh Abbad adalah tempat leluhur mereka juga yang
harus di klaim sebagai miliknya.
Gambar 5.6
Pos UN 9-63 Addaiseh tempat Kompi VAB-1
Sumber: Koleksi pribadi 2007
sisi jalan tersebut sering terjadi ketegangan antara masyarakat Lebanon dengan
tentara Israel dan antara tentara Israel dengan tentara Libanon. Saling berhadap-
hadapan antar kendaraan tempur kerap terjadi.
Gambar 5.7
Pos UN 7-1 Adshit Al Qusayre tempat Markas Batalyon Indobatt,
Kompi BTR dan Kompi Markas.
Sumber: Koleksi pribadi 2007
Pada tahun 2007 itu, dua puluh negara turut berpartisipasi memberi
kontribusi dengan mengirimkan pasukannya ke Lebanon. Diperkirakan kekuatan
personelnya saat itu sekitar 15.000 orang. Komandan Pasukan (Force
18Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Gambar 5.8
Wakil Ketua DPR RI, AM. Fatwa saat mengunjungi Kontingen Garuda XXIII-A
Di Mako Indobatt Adshit Al Qusayr
Sumber: Koleksi pribadi 19April 2007
19Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
fence sebelah timur desa Houle dan menyerahkannya kepada UNIFIL di Naqoura.
23
Satu jam kemudian satu tim UNIFIL dari HQ Naqoura, diikuti tim satu tim Sektor
Timur dipimpin Mayor Marcos Llago (Kasi Ops Sektor Timur) tiba di lokasi
kejadian.
Pada pukul 17.45 perwira siaga Satgas Indobatt menerima informasi dari
Mayor Sembiring (JOC WATCH KEEPER) bahwa personel sipil tersebut telah
diserahkan kepada Periwra UNIFIL di Naqoura. Selanjutnya perwira staf Indobatt
meninggalkan lokasi kejadian menuju Mayon (7-1). Peristiwa tersebut
menghebohkan para petinggi UNIFIL di Naqoura bahkan setelah terjadinya peristiwa
tersebut, lokasi pasukan Indonesia menjadi terkenal dan banyak dikunjungi pasukan,
dan duta besar dari negara lain, seperti dari Duta Besar Australia untuk Lebanon pada
tanggal 6 Agustus 2006 yang tidak melalui prosedur kedatangan yang benar, serta
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki moon. Melihat dari kejadian tesebut, anak remaja
Lebanon itu tidak berdaya menghadapi todongan senjata militer Israel, sehingga
mengikuti perintah prajurit Israel menuju ke pagar pembatas negara Lebanon menuju
ke negara Israel tanpa dapat dicegah oleh pasukan Indobatt. Israel tampaknya
memiliki kekuatan untuk memaksakan tindakannya meski yang dilakukannya adalah
bentuk sebuah pelanggaran.
Peristiwa pelanggaran udara yang dilakukan oleh Israel di Lebanon bukanlah
sesuatu yang asing demikian pula dengan saling berhadap-hadapan antara LAF dan
IDF di blue line, menjadi pemandangan yang setiap saat terjadi seperti kejadian pada
15 Mei 2007 pukul 13.25 di B-82 (coordinat 738-683) 2 orang personel IDF dengan
menggunakan 2 mobil Humvee yang mengarahkan senjatanya ke arah 10 personel
LAF di belakang technical Fence wilayah Israel.
Peristiwa lainnya di lokasi itu pula terjadi lagi pada 6 Agustus 2007 saat 3
orang pemulung yang berada di belakang lokasi Pos 8-33 dengan jarak sekitar 400
meter dengan membawa peralatan las untuk mencari sisa besi. Tiba-tiba pasukan
Israel yang berada di posnya siaga dengan mengarahkan moncong senjatanya ke arah
pemulung yang jaraknya relatif jauh itu. Anggota 8-33 tersentak lalu siaga
menghalangi gerakan IDF itu agar tidak menembakkan senjatanya ke pemulung
tersebut. Lalu pesawat Israel sudah mengudara memata-matainya. Pasukan Indonesia
menyampaikan ke LAF agar pemulung itu menyingkir, dijawab oleh anggota LAF
bahwa mereka berada di tanahnya jadi Israel tidak bisa semaunya bertindak seperti
itu. Pasukan PBB seharusnya yang harus mengatasi gerakan tentara Israel (IDF) itu.
Akhirnya kasus tersebut selesai karena setelah diketahui IDF bahwa pemulung itu
tidak membahayakan.
Situasi itu sering terjadi dan sementara hingga saat itu masih dapat
dipisahkan oleh pasukan UNIFIL termasuk oleh Indobatt.24 Di sini ketegangan
sempat terjadi antara penduduk Lebanon dengan pasukan Israel di pos pasukan
23Wawancara dengan anggota Pratu Budi Hastomo pada bulan Maret 2007 di Kompi VAB 2.
Pratu Budi, seorang prajurit Indobat yang mampu berkomunikasi dengan Bahasa Arab.
24Lihat Eduardo Lachica, “Jakarta’s Foray into Armed Diplomacy.” The Far Eastern
Indonesia. Tentara Lebanon oleh UNIFIL tidak diperkenankan masuk terlibat dalam
masalah itu karena bila terlibat akan muncul ketegangan yang lebih parah.
25Wawancara
dengan Danki VAB 1 Kapten Andre pada bulan Mei 2007. Dan diceritakan pula
oleh Perwira Khusus Pasukan Kapten Tio Hutapea yang meninjau langsung ke tempat kejadian.pada
bulan Mei 2007 yang meninjau langsung ke tempat kejadian.
26Data di lapangan yang diceritakan oleh seorang prajurit Indobatt saat penulis mengunjungi
pasukan Indobatt di lokasi Syeikh Abbad Tomb. Lihat Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa
Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon (Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 129.
152
dan memiliki tingkat ketakutan yang lebih tinggi bila berhadapan dengan masyarakat
Lebanon. Sementara mereka yang berasal dari wilayah Timur Tengah, mereka akan
lebih baik hubungannya dengan pasukan PBB dalam hal ini dengan pasukan
Indonesia. Mereka masih mau melambaikan tangan dari pos mereka yang berbatasan
langsung dengan pasukan Indonesia.27 Kadangkala mereka menampakkan dirinya di
tembok tinggi markas mereka untuk menyapa pasukan Indonesia dan tidak melarang
gedungnya untuk menjadi background berfoto.
Hal itu berbeda dengan tentara wajib militer (wamil) yang berasal dari Eropa
- Amerika. Mereka sangat tinggi tingkat ketakutannya. Setiap saa berlatih menembak
hingga larut malam yang menyebabkan pasukan Indonesia sulit memejamkan mata
karena mendengar suara tembakan yang sangat berisik dan mengganggu sepanjang
siang dan malam hari. Mereka terus menerus memperhatikan gerak-gerik pasukan
Indonesia.28 Apabila ada anggota pasukan Indonesia menatap ke markasnya, segera
mereka keluar dan meneriakkan kata-kata untuk tidak memandangi markas mereka
terlalu lama. Berfoto dengan arah kamera ke markasnyapun dilarangnya. Banyak
insiden yang terjadi dengan masyarakat Lebanon, karena mereka ketakutan sendiri.
Tugas pasukan UNIFIL telah diatur dalam prosedur tetap (protap). Mereka
tidak boleh melibatkan diri jika terjadi kontak senjata antara Israel dan Hezbollah.
Tidak jarang tentara Israel unjuk kekuatan dengan ”menggeber” tank-tank mereka di
jalur yang mereka bangun di sepanjang garis perbatasan. Namun di sisi lain di daerah
Kfar Kila, warga setempat sengaja menempatkan sebuah tank Israel yang hancur di
dekat pos tentara Israel untuk meneror mental militer Israel.
Dengan terjadinya peristiwa-peristiwa semacam itu tidak boleh membuat
pasukan UNIFIL terpancing. Jika terjadi kontak senjata antara Israel - Hezbollah,
mereka diinstruksikan berlindung di dalam shelter. Shelter itu berupa ruangan
berdinding beton atau tumpukan batu. Di dalamnya sudah tersedia pasokan makanan
yang mencukupi untuk bertahan tiga pekan. Tugas ini yang membedakan antara
penjaga perdamaian (peacekeeper), dan pembuat perdamaian (peacemaker).
Sejauh ini, kinerja pasukan Indonesia dinilai bagus berkat kemampuan
mereka beradaptasi dengan warga Lebanon Selatan. Kemampuan tersebut sangat
penting mengingat ketegangan sering muncul di sepanjang garis perbatasan Lebanon
Selatan. Dengan keluwesan mereka bergaul, para tentara Indonesia bisa membuat
kawasan rawan konflik tersebut menjadi aman dan damai.
Indonesia terutama tentara wanita Israel. Heboh ini sempat menjadi pembahasan dan pembicaraan
pejabat TNI yang datang ke Markas Indobatt di Adshit Al Qusyair, Lebanon Selatan.
28Wawancara dengan anggota pasukan kompi VAB 2 yang berpatroli di Area Operasi kompi
29Data didapatkan dari Kapten Yudha, Pasi Operasi pasukan Indonesia. Juni 2007
154
Arab bukan antarmereka tetapi musuh mereka sesungguhnya yaitu Israel. Israel
sendiri mengakui bahwa itu dilakukan bukan oleh Lebanon atau Hezbollah.30
Seluruhnya, desingan peluru berjumlah empat. Israel mengakui bahwa dua
roket mengenai kotanya sedangkan satu mengguncang Pos 9.63 (Indobatt) sehingga
seluruh pasukannya masuk ke Shelter. Satu lagi terdapat di Att Taibe mungkin tidak
meledak sehingga dapat diketahui jenis dan lokasi peluncurannya. Yang sangat
mencengangkan dari kejadian itu adalah, ketika informasi itu diketahui datang
terlebih dahulu lalu disampaikan oleh pasukan Penemuan mortar Spanyol, bukan oleh
pasukan Indonesia meski letaknya di wilayah Indobatt.
Sehari kemudian Deputy Spokeperson UNIFIL Yasmine Bouzine
menyatakan, penembakan kemarin adalah serius dan merupakan ancaman terhadap
resolusi 1701.4 UNIFIL dan LAF melakukan investigasi terkait hal tersebut di tempat
kejadian. Force Commander (FC) UNIFIL melakukan kontak dengan LAF dan IDF.
TV Al Manar memberitakan dua roket itu jatuh di kota Shamuna Israel namun tidak
ada korban. Hezbollah melalui TV al Manar menolak terlibat atas penembakan
Katyusha itu. Menurut kantor berita Reuters, pejuang Palestina mungkin sebagai
pelakunya. Pejabat Israel yang menemani Olmert di AS menyatakan hal serupa.
Pada 19 Juni 2007 Kelompok Brigade Jihad Badar Cabang Lebanon hari
Senin menyatakan bertanggung jawab atas serangan roket ke Israel dan berjanji akan
melanjutkan serangannya kepada Israel. Mobil yang digunakan untuk itu dari mobil
Honda warna hijau dan sebuah mercedes putih yang merupakan mobil sewaan. Pada
saat yang bersamaan, Israel menembakkan roket ke Lebanon Selatan yang jatuh di
daerah pegunungan Birkat Naggar dan Jabal Saddanah dekat Kota Shebaa, namun
tidak ada korban.31
PM Lebanon, Fouad Siniora berpendapat serangan itu merupakan
rongrongan bagi LAF dan UNIFIL karena ingin memberi kesan keduanya tidak
mampu melindungi masyarakat dan perbatasan. UNIFIL tidak ada wewenang
membuka tembakan kepada teroris yang melancarkan roket tersebut karena tidak ada
dalam mandat, serta jenis senjata yang dipunyai UNIFIL bukan untuk itu. Ini
disampaikan oleh pejabat UNIFIL dalam merespons keinginan Israel agar menembak
secara langsung kelompok yang melanggar dan mengganggu Israel. Israel tidak akan
membalas atas penembakan roket tersebut, namun segera akan mengerahkan
kekuatan besar bila melukai penduduk Israel, ujar Menlu Israel Tzippi Livni.
Juru bicara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Miri Eisin, menyatakan,
kemungkinan roket itu ditembakkan sebuah kelompok Palestina yang berusaha
memicu reaksi Israel, dan bukan dari Hezbollah. Menurut radio Israel, roket-roket
“kiriman” tipe Katyusha itu mempunyai daya jangkau sejauh 20 kilometer. Khawatir
ada serangan lanjutan, Kepala Kepolisian di wilayah Galilee Israel utara, Nir Mariash,
mengimbau masyarakat bersikap tenang. “Untuk sekarang roda kehidupan harus
tetap berputar seperti biasa. Insiden ini masih bisa kami tangani,” ujarnya.
30Data di lapangan atas analisis Kapten Leonard Hutabarat, Diplomat, penterjemah pasukan
terhadap warga setempat. Di daerah itu pun dibangun tugu peringatan pembantaian
oleh warga setempat. Operasi yang mencengangkan dan sekaligus menegangkan
adalah ketika UNIFIL memerintahkan untuk menggelar Operasi Wadi Saluki.33
Pada 18 Februari 2007, Satgas Indobatt menerima Frago No. 015 “Recce
Operation of Areas of Suspected AE Activity in the Vicinity of Houle”. Seterimanya
Frago tersebut, Staf Operasi menyusun produk Perintah Operasi dengan nama “PO
Wadi Saluki” Operasi pembersihan wilayah itu direncanakan dimulai pada 22
Februari 2007. Penyusunan pentahapan operasi dilakukan dengan operasi penutupan
di daerah yang dicurigai, operasi pengintaian terhadap daerah yang dicurigai, dan
operasi pembersihan daerah penemuan infrastruktur AE.
Secara umum operasi yang digelar oleh Komando Sektor Timur di Wadi
Saluki ini merupakan penerapan konsep Blue / Red Ring dan Blue / Red Box, yaitu
suatu konsep operasi gabungan yang melibatkan beberapa satuan jajaran UNIFIL dan
LAF. “Blue” merupakan simbol dari pasukan UNIFIL, sedangkan “Red” merupakan
simbol dari pasukan LAF. “Ring” merupakan suatu taktik pengepungan / penutupan
dengan cara menggelar personel untuk menduduki sejumlah check point dan
membentuk lingkaran terhadap suatu sasaran tertentu. “Box” merupakan simbol bagi
pasukan / unit yang terlibat dalam operasi pembersihan secara langsung di lapangan,
yang meliputi Tim EOD, Recce unit, Infanteri unit, NST (Night Surveillance Team)
dan FMT (Forward Medical Team).
Untuk kepentingan operasi pembersihan “Wadi Saluki” ini Satgas Indobatt
mengerahkan 1 peleton (kekuatan 40 personel menggunakan 4 unit VAB APC)
sebagai bagian dari pasukan Blue Ring. Selain itu, pasukan Blue Ring Indobatt
bertanggung jawab untuk memelihara komunikasi / koordinasi dengan pasukan Blue
Ring Nepal Battalion (NEPBATT) serta pasukan LAF yang berada di Red Ring untuk
mencegah terjadinya pergerakan AE / masyarakat sipil, baik dari dalam keluar Blue
Ring maupun sebaliknya.
Operasi ini telah matang direncanakan oleh Indobatt maupun koordinasi
dengan pasukan tetangga lainnya. Indobatt ditetapkan oleh UNIFIL sebagai inti
pasukan dalam operasi itu, namun hasil operasinya nihil, karena pelaksanaan operasi
pembersihan “Wadi Saluki” secara sepihak dibatalkan oleh pihak LAF dengan alasan
akan mencari waktu lain yang lebih baik. Keterangan lain menyebutkan andaikan
operasi ini jadi dilaksanakan, situasi Lebanon Selatan akan memanas kembali dan
LAF akan menjadi sasaran tembak Hezbollah dan kemungkinan lainnya keberadaan
LAF di Selatan Lebanon akan menjadi sulit, Padahal keberadaan LAF, sebagai
tentara pemerintah Lebanon, baru sejak pertempuran 34 hari, atas dasar Resolusi
1701, mereka berada di Lebanon Selatan.
Bisa jadi LAF menyadari posisi lemahnya bila berhadapan dengan Israel
sendirian karena selama ini yang selalu bertahan menghadapi Israel adalah
Hezbollah. LAF pun tidak mau mengambil risiko harus berhadapan dengan
33
Data didapatkan dari Kapten Yudha, Pasi Operasi pasukan Indonesia. Juni 2007.Lihat Lihat
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon (Jakarta:
Pusjarah TNI, 2008), 134.
157
Hezbollah apabila operasi itu dilaksanakan. Saat ini, komposisi tentara LAF 35%
adalah warga Syiah. Ini pun akan mengandung risiko bagi LAF yang tentu saja akan
berhadapan langsung dengan anggota pasukannya sendiri. Letkol Hayk, yang
merupakan LO LAF yang berada di pasukan Indonesia, tidak bersedia ikut di pasukan
Indonesia yang akan bergerak ke Wadi Saluki, meskipun Dansatgas memintanya
untuk ikut. Ia katakan ia tidak akan berangkat apabila tidak ada perintah dari
komandannya di LAF.
2. Operasi “Fork”34
Sampai dengan pergantian Komando Sektor Timur dari Brigade Legion ke
Brigade Paracaidista (SPAIN ARMY), Frago No. 015 “Recce Operation of Areas of
Suspected AE Activity in the Vicinity of Houle” tentang operasi pembersihan
wilayah “Wadi Saluki” tidak pernah terealisasi. Faktor utama yang melatarbelakangi
hal tersebut adalah keengganan LAF untuk terlibat dalam konsep operasi Blue / Red
Ring. Namun demikian, G-3 Komando Sektor Timur (Brigade Para) pada tanggal
2007 mengeluarkan Frago “Fork” sebagai upaya untuk melanjutkan rencana operasi
pembersihan wilayah Wadi Saluki, Houle. Secara umum konsep manuver yang
digunakan dalam operasi “Fork” ini serupa dengan konsep operasi sebelumnya, yaitu
aplikasi dari Blue / Red Ring dengan melalui 3 tahap, yaitu:
Penutupan, Pengintaian dan Pembersihan. Perbedaannya hanya pada tahap 3,
di mana jika menemukan infrastruktur AE, maka tidak langsung dibersihkan oleh Tim
EOD Komando Sektor Timur (pasukan Blue Box), melainkan akan segera diserahkan
kepada Tim EOD Brigade 11 LAF (pasukan Red Box) untuk penanganan selanjutnya.
Dengan demikian, peran LAF menjadi lebih besar. Keterlibatan Satgas Indobatt
dalam operasi “Fork” ini tidak mengalami perubahan, yaitu menduduki dan
menguasai 4 check point yang telah ditentukan sebagai bagian dari pasukan Blue
Ring serta memelihara komunikasi / koordinasi dengan pasukan kawan untuk
mencegah terjadinya pergerakan AE / masyarakat sipil, baik dari dalam keluar Blue
Ring maupun sebaliknya.
Hasil Operasi ‘fork” ini pun nihil, karena pelaksanaan operasi pembersihan
di wilayah Wadi Saluki, Houle ini untuk yang kedua kalinya dibatalkan oleh pihak
LAF dengan alasan bahwa pasukan LAF sedang dikonsentrasikan untuk menghadapi
perlawanan bersenjata dari kelompok milisi Fatah al Islam terhadap tentara LAF di
Camp Nahr al Bared, Lebanon Utara. Dengan demikian operasi “Fork” ditunda
sampai dengan waktu yang belum ditentukan.35
patroli jarak jauh di daerah operasi Komando Sektor Timur dan operasi pembersihan
“Quiet River” di sepanjang Sungai Litani antara M-2 dan M-3 yang merupakan
daerah operasi Indobatt.
Operasi ini dilaksanakan oleh Pasukan Reaksi Cepat (QRF) UNIFIL
(FRENCH-LECLERC) dimulai pada 4 - 6 September 2007 di daerah operasi Indobatt
dengan penahapan dan konsep operasi sebagai berikut :
a. QRF menggelar satu skuadron Tactical Command Post (TCP) / Posko
Mobil mulai 4 – 5 September 2007 di Ketinggian 580 dengan menggunakan 2 unit
Rantis Komando, 1 unit Rantis Komunikasi jenis VAB, 1 unit truk angkut personel
Infanteri dan 1 unit Ambulans APC dalam rangka melaksanakan observasi wilayah
dan mengendalikan pelaksanaan patroli berkendaraan seluruh jajarannya.
b. QRF melaksanakan patroli berkendaraan dengan menggunakan Main
Battle Tank (MBT) mulai 4 September 2007 dari arah UN Pos 9-1 menuju helipad
PB MAR, setibanya di helipad membentuk static point dan melaksanakan observasi
terhadap daerah sekitar mulai 4 – 5 September 2007. Patroli MBT QRF bergerak dari
helipad PB MAR menuju Ketinggian 580 mulai 05 September 20 pukul 0700 sampai
dengan 05 September 2007 pukul 07.00, setibanya di Ketinggian 580 membentuk
static point, stand-by dan berperan sebagai pasukan cadangan bagi unit yang sedang
melaksanakan patroli jalan kaki di sepanjang Sungai Litani antara M-2 dan M-3.
c. Skuadron TCP QRF bergeser ke kedudukan berikutnya, yaitu di Alman
(KV 730-687) pada 5 September 2007, setibanya di Alman melaksanakan observasi
dan mengendalikan pelaksanaan patroli jalan kaki jajarannya mulai 5 September 2007
sampai dengan 5 September 2007 dalam rangka operasi pembersihan “Quiet River”
di sepanjang Sungai Litani antara M-2 dan M-3.
d. Satu peleton Infanteri QRF dengan perkuatan berupa Tim EOD QRF dan
Recce Unit Sektor Timur melaksanakan patroli jalan kaki mulai 05 September 07
pukul 00 sampai dengan 05 September 2007 pukul 1700 dalam rangka operasi
pembersihan “Quiet River” di sepanjang Sungai Litani antara jembatan M-2 dan
jembatan M-3 untuk mengumpulkan informasi tentang sejumlah titik/daerah infiltrasi
/penyeberangan sungai serta kemungkinan aktivitas dari Kelompok Bersenjata
(Armed Element).
Staf Operasi Indobatt menyiapkan seluruh jajaran dalam rangka mendukung
pelaksanaan patroli jarak jauh QRF dan operasi pembersihan “Quiet River” tersebut
berdasarkan tugas yang diberikan kepada Satgas Indobatt. Keterlibatan jajaran Satgas
INDOBATT sebagai berikut : 36
1) Kompi Mekanis A melaksanakan operasi imbangan di daerah tanggung
jawab Kompi dan mengeluarkan 1 regu patroli dengan kekuatan 2 APC dan 14
personel untuk membentuk static point di Jembatan M-2 mulai 05 September 2007
sampai dengan 5 September 2007 dalam rangka memonitor pelaksanaan operasi
36
Data didapatkan dari Kapten Yudha, Pasi Operasi pasukan Indonesia. Juni 2007. Lihat Lihat
Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon (Jakarta:
Pusjarah TNI, 2008), 135.
159
pembersihan “Quiet River” serta setiap saat siap memberikan bantuan / perkuatan
kepada pasukan QRF bila terjadi suatu insiden dalam pelaksanaannya.
2) Kompi Mekanis B melaksanakan operasi imbangan di daerah tanggung
jawab Kompi dan mengeluarkan patroli untuk secara berkala melaksanakan link-up
dengan unit TCP QRF yang berada di Ketinggian 580 mulai 4 September 2007
sampai dengan 5 September 2007 serta setiap saat siap memberikan bantuan /
perkuatan kepada pasukan QRF bila terjadi suatu insiden dalam pelaksanaannya.
3) Kompi Mekanis C melaksanakan operasi imbangan di daerah tanggung
jawab Kompi dan mengeluarkan 3 regu patroli (6 APC) untuk membentuk 3 static
point di Ketinggian 476, Alman dan Jembatan M-3 mulai 5 September 2007 sampai
dengan 5 September 2007 dalam rangka memonitor pelaksanaan operasi pembersihan
“quiet river” serta setiap saat siap memberikan bantuan / perkuatan kepada pasukan
QRF bila terjadi suatu insiden dalam pelaksanaannya.
4) Kompi Mekanis D melaksanakan operasi imbangan di daerah tanggung
jawab Kompi dan mengeluarkan patroli untuk secara berkala melaksanakan link-up
dengan patrol MBT QRF yang melaksanakan static point di helipad PB MAR mulai
4 September 2007 sampai dengan 5 September 2007 serta setiap saat siap
memberikan bantuan / perkuatan kepada pasukan QRF bila terjadi suatu insiden
dalam pelaksanaannya.
5) Kompi Bantuan mendukung seluruh unsur pelayanan bagi Satjar
INDOBATT dalam pelaksanaan operasi imbangan “Quiet River” QRF. Hasil operasi
dari “quiet river” berdasarkan informasi yang diperoleh dari QRF dan Komando
Sektor Timur, pelaksanaan operasi pembersihan “Quiet River” adalah sejumlah
lapangan ranjau / sisa-sisa cluster bomb di sepanjang Sungai Litani.
Tim EOD QRF tidak secara langsung melaksanakan pembersihan / disposal,
hanya memberikan tanda “Danger Mines” di lokasi penemuan. Selama tahap
pelaksanaan tidak terjadi hal-hal menonjol baik dari segi keamanan pasukan maupun
dinamika lainnya yang menghambat jalannya operasi. Namun demikian, Staf Operasi
dalam beberapa kesempatan (baik sebelum dan sesudah pelaksanaan operasi)
menanyakan G-3 Komando Sektor Timur tentang alasan tidak dilibatkannya jajaran
Satgas Indobatt untuk secara langsung melaksanakan operasi gabungan (joint-
operation) dengan QRF UNIFIL dalam rangka pembersihan rute / daerah sepanjang
Sungai Litani yang secara definitif merupakan bagian dari daerah tanggung jawab
Indobatt. Sampai berakhirnya operasi tersebut, alasan yang dikemukakan oleh G-3
Komando Sektor Timur tidak pernah memuaskan.
37
Data didapatkan dari Kapten Yudha, Pasi Operasi pasukan Indonesia. Juni 2007.
160
Gambar 5.9
Bungker Hezbollah
Sumber: Koleksi Pribadi 19 Juni 2007.
Gambar 5.10
Masyarakat Muslim Indonesia di Lebanon mengunjungi pasukan Indobatt
di Mako Indobatt Adshit Alqusayre pada Idul Fitri 2007.
Sumber: Koleksi pribadi 2007
38Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Satgas Konga XXIII A: 2007), 84-116.
162
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Satgas Konga XXIII A: 2007), 269.
41Lihat Agus Yudhoyono di majalah terbitan Pusjarah TNI. Senakatha No. 33 tahun 2007, 95-
97. Ia katakan penyelesaian peperangan harus dilalui dengan menguasai penduduk di dalam genggaman
dan mengisolasi para pejuang gerilyanya. Ini disebut dengan penguasaan jiwa dan pikiran. (Hearts and
minds)
42Lihat Kompas Desember 2006 dan media lokal November 2006.
163
Gambar 5.11
Mengunjungi Sekolah di Nabatiye
Sumber: Koleksi Pribadi 2006
43Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 144. Ikut serta dalam rombongan itu terdiri atas Kepala Staf, Mayor Mar.
Alamsyah, Mayor Irawadi, Mayor Kusuma, Kapten Bangkit, Kapten Zaim, Letda Yoyon, Sersan
Wawan, Sersan Akmadi, Sersan Ismadi dan beberapa anggota lainnya.
164
3. Brief On Indonesia
Berselang beberapa waktu kemudian setelah awal terjadinya interaksi, di
sebuah toko di desa Markabe, bendera merah putih berkibar dengan bendera PBB
yang dipasang secara sukarela oleh masyarakat.
Gambar 5.12
Bendera Merah Putih berkibar di perkampungan masyarakat Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 2007.
165
Berbeda dengan desa Markabe yang bisa cepat akrab dengan pasukan
Indonesia, Desa Deir Siriane terkenal sebagai desa yang sangat tidak bersahabat
dengan pasukan UNIFIL, termasuk untuk sementara dengan pasukan Indonesia.
Desa itu terletak di sebelah barat dari Markas pasukan Indonesia (Indobatt). Sama
dengan desa lainnya, lokasi desa itu di tanah berbatu-batu, rumah-rumah tampak
sederhana, namun sudah berkesan modern. Anak-anak menggunakan celana jins,
jaket-jaket untuk menahan udara dingin yang dikenakannya dengan merek-merek
terkenal. Perangkat rumah tangga maupun keperluan desa sudah dijamah oleh
barang-barang produk pabrik yang modern.
Suatu kali di rumah seorang kepala desa (mereka menyebutnya
Moukhtar), saat memberikan lima ekor kambing korban saat Idul Adha, istri
Moukhtar, yang cantik dengan mengenakan pakaian dan jilbab serba hitam, tanpa
diduga bertanya, ”Bila Israel menyerang kami, dan Anda ada di Lebanon, apa yang
Anda lakukan?”44 Sulit menjawabnya tetapi itu yang terjadi di desa tersebut. Keras,
berani, dan menantang.
Indonesia belum dikenal luas oleh masyarakat setempat, terutama generasi
mudanya, meski Lebanon merupakan satu dari tiga negara Arab yang pertama kali
mengakui kemerdekaan Indonesia setelah Suriah dan Mesir pada tahun 1946.
Memperkenalkan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia
perlu dilakukan. Hal itu dilakukan mengingat pasukan Indonesia baru pertama kali
ikut terlibat dalam misi perdamaian di Lebanon. Di samping adanya target
keberhasilan dalam misi itu.
Foto 5.13
Serka Hajar dan interpreter Amal Janho sedang memberikan
penjelasan tentang Indonesia.
Koleksi: Pribadi 2007.
44
Informasi didapatkan dari Komandan Kompi BTR, Kapten Kresno Prastowo saat
tugas patroli pasukan Indonesia yang melintasi daerah itu. Januari 2007. Lihat Anonymius,
Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-2007
(Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 281.
166
Malaysia. Dari sumber KBRI Beirut menyatakan bahwa dalam rapat yang diadakan oleh pemerintah
Lebanon bila Malaysia datang terlebih dahulu dianggap Malaysia sudah merupakan representasi
Indonesia. Jelas ini merugikan tetapi klaim itu sering dilakukan oleh Malaysia. Lihat Al Mannar Beirut
di akhir bulan November saat Malaysia tiba di Beirut menampilkan gambar tentara Malaysia sedaang
berdoa.
46Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile.,9 Maret 2007. Saat itu
hadir, Mayor Kusuma, Lettu Danang, Lettu Mar Bryan Prang, Sersan Atmadi, Sersan Wawan, dan
anggota kompi BTR.
167
Gambar 5.14
Tim Kesehatan Indobatt sedang memeriksa kesehatan masyarakat
Di desa Bany Hayn Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 2007
Gambar 5.15
Seorang prajurit Indobatt dengan interpreter lokal bahasa Arab
sedang memberikan kurssus bahasa Inggris di Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 26 Juni 2007
”Saya mewakili peserta kursus yang lain, menginginkan kegiatan ini tetap
berlangsung, karena sangat membantu kami yang tidak memiliki latar belakang
bahasa Inggris,” ujar penjaga toko suvenir tersebut dalam bahasa arab.49 Kesan
positif dari penduduk setempat atas kegiatan ini mendorong untuk meningkatkan
kegiatan berikutnya, yaitu memberikan pelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan
lanjutan ini, bertujuan memperkenalkan budaya dan tradisi Indonesia kepada
masyarakat.
48Kompas,
8 Agustus 2007
49Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 144.
169
Saat itu direncanakan pula kegiatan pemutaran film tentang Indonesia dan
profil TNI, sesaat sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan itu dimaksudkan agar
terjadi interaksi aktif antar dua komunitas masyarakat dan masyarakat Lebanon
akan semakin mengetahui tentang Indonesia dengan lebih baik.50 Kegiatan yang
sama dilakukan di desa Talusah yang dikunjungi pula oleh pejabat tinggi TNI
untuk menyaksikan langsung kegiatan pasukan.51
Gambar 5.16
Bermain sepeda dengan anak-anak di Alqantara Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi me 2007
Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta,
Satgas Konga XXIII A, 2008), 62.
170
Markas Komando (Mako) pengajian yasinan berlangsung sejak pukul 17.00 waktu
setempat, yang berakhir pukul 18.00, diikuti sekitar empat puluhan anggota.
Inisiatif yasinan datang dari personel Praka Ahsanudin, namun kegiatan yasinan
itu rupanya tidak hanya dilakukan di Mako saja. Kompi pasukan lain, seperti di
Kompi VAB 1 yang dipimpin Kapten Andre, telah berlangsung setiap malam
selepas salat Magrib yang diikuti oleh seluruh anggota yang tidak ada tugas
khusus. 53
Yasinan yang dilakukan sesungguhnya sangat baik sebagai doa untuk
meminta keamanan, keselamatan, dan keberhasilan dalam bertugas dan untuk
meningkatkan keimanan prajurit yang tengah bertugas di daerah yang jauh dari Tanah
Air. Sulit dibayangkan bila Israel menyerang dengan pesawat tempur dan tank
merkava dan Hezbollah menyerang dengan rudal dan roket yang semuanya dilakukan
melalui lintasan udara di atas home base pasukan Indobatt. Dua kompi Indobatt
berada hanya beberapa meter dari pos pemantauan Israel yang terus memonitor setiap
gerakan pasukan Indonesia melalui kamera-kamera canggih yang mereka pasang.54
Sementara masyarakat Lebanon sering pula mendatangi kawasan itu dengan
melempari pos-pos Israel. Apabila terjadi kontak senjata antara kedua pihak seperti
yang terjadi pada waktu lalu, tidak ada tempat berlindung yang aman dan memenuhi
syarat kecuali hanya satu shelter (tempat perlindungan) dengan ukuran 8x3 meter.
Gambar 5.17
Shelter tempat perlindungan pasukan Indobatt
Sumber: Koleksi pribadi 2007.
53
Wawancara Perwira Rohani, Kapten Ridwan Januari 2007.
54Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 149.
172
Juli 2006. Terjemahan dari For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire, 2005.
57Lihat Marc Manganaro, “Malinowski, ‘narative’ Naration, and The Ethnographer’s magic”,
Hellen Tilley, dalam Global Histories, Vernacular Science, and African Genealogies; or, Is the History
of Science Ready for the World? (ISIS Vol. 101. No. 1. March 2010), 110-119.
173
kebaragamaan, sebagai bentuk keimanan dan keyakinan bahwa bahaya akan sirna
manakala mereka beribadah kepada Tuhan.59
Weber dalam The Sociology of Religion60 juga membahas tentang makna
dan doktrin-doktrin religius, termasuk keyakinan tentang Tuhan, teodisi, atau
penjelasan mengenai sejarah penyelamatan, dan jalan untuk memperoleh kekuatan
atau kasih sayang Tuhan, yang memperkuat pandangan keberagamaan ini.
Gambar 5.18
Salat Jum’at di Mako Indobatt
Sumber: Koleksi Pribadi 2007.
59Lihat Afzalur Rahman, Nabi Muhammad sebagai seorang Pemimpin Militer (Jakarta:
Amzah, 2002), 84-95. yang mengutip Alqur’an surat 2 ayat 249 dan surat 3 ayat 110 untuk
membangkitkan spiritualitas prajurit.
60Lihat Michael Symonds and Jason Pudsey, The Forms of Brotherly Love in Max Weber’s
Sociology of Religion (Sociological Theory, Vo. 24, No. 2, Jun., 2006), 133-149.
174
Buku Kapten James Yee, seorang perwira rohani Islam dalam Satuan
Batalyon Sandi ke-29 Fort Lewis Amerika Serikat, memberikan gambaran penting
tentang perlunya bimbingan rohani kepada prajurit agar mereka selalu siap mental
dalam menghadapi tugas yang berat. Medan Lebanon yang mengalami empat
musim, beda iklim Indonesia, juga perilaku masyarakat di daerah perang yang
sangat berbeda dengan di wilayah damai, akan mudah mengubah sikap mental
prajurit. 61 Melalui media pembinaan rohani dan pesan-pesan keagamaan, pesan
kesehatan maupun sanksi atas pelanggaran dari UNIFIL, akan lebih mudah
diterima oleh prajurit, dibandingkan perintah formal karena dilakukan dengan
pendekatan yang menyentuh.
Mengenai kesehatan, KBRI Beirut mengingatkan tentang bahaya
HIV/AIDS yang menjangkiti Lebanon. Kenyataan ini sesungguhnya sangat
riskan bagi prajurit yang bertugas di Lebanon meski UNIFIL memberikan aturan
larangan sangat ketat tentang sex abuse. Terdapatnya dua sanksi seperti itu, yakni
sanksi terkena penyakit secara langsung dan sanksi dari UNIFIL, hal ini harus
dicegah agar tidak terjadi pada prajurit kontingen Indonesia. Demikian pula
dalam menghadapi suasana perang yang tidak dapat diprediksi, pesan-pesan
rohani sangat bermanfaat. Di lingkungan prajurit Indonesia dalam misi
perdamaian di Lebanon itu terdapat seorang Rohaniawan berpangkat Kapten,
yang bernama Ridwan62 yang berasal dari Batalyon di Jawa Timur. Ia membina
mental prajurit dan membimbing prajurit untuk menjalankan kewajiban agama di
tengah situasi bahaya perang. Banyak dari prajurit Indonesia yang melaksanakan
puasa sunah Senin – Kamis, salat Tahajud, salat tepat waktu, dan amalan ibadah
agama lainnya.
Pada bulan Ramadhan, kegiatan kerohanian turut diselenggarakan.
Kegiatan tarawih bersama, buka bersama, dan tadarusan dilaksanakan di Mako
satgas dan kompi-kompi. Peringatan Nuzulul Qur’an turut pula diselenggarakan.
Yang menarik adalah minat untuk melaksanakan ibadah umrah dari pasukan
Indobatt. Tercatat sebanyak 641 orang personel dari 850 personel melaksanakan
ibadah Umrah pada cuti periode pertama, sedangkan yang lain ada yang cuti di
tempat dan menuju ke Indonesia, Eropa, Afrika, dan Asia.63
8. Renovasi Masjid
Kegiatan keagamaan internal pasukan Indonesia tidak berhenti sampai di
lingkungan sendiri. Kegiatan itu mulai merambah ke lingkungan sekitar.
Dilakukan kegiatan bersama dengan penduduk setempat.
Al Qantarah merupakan sebuah desa tetangga yang paling dekat dengan
Mako Indobat. Letaknya sedikit ke sebelah utara, tidak lebih dari 15 menit dengan
61Lihat James Yee, For God and Country: Korban Paranoid Amerika, Dastan Books, Jakarta
Juli 2006. Terjemahan dari For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire, 2005.
62
Lihat Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 104.
63Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
menggunakan mobil melalui tikungan tajam dan jurang curam yang siap menelan
benda apapun yang jatuh ke dalamnya.
Penduduknya sedikit sekali, sekitar 1200 orang dari hasil penghitungan
berdasar pemilihan kepala desa (masyarakat menyebutnya dengan Presiden)
namun karena berada di perbukitan batu dengan rumah-rumah yang tidak rapat
maka terkesan sangat lengang. Menurut Husein Hazazi (54 tahun) penduduk
setempat, penduduk Al Qantarah tidak tetap berada di desanya, tergantung
musim. Saat musim dingin ada yang tinggal di Beirut, ada pula yang mengikuti
sekolah lanjutan di Beirut atau kota besar lainnya di Lebanon. Setelah itu mereka
kembali ke Al Qantarah.
Gambar 5.19
Kerja bakti pasukan Indobatt di masjid Al Amin desa Alqantara Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 2007
176
Gambar 5.20
Minum teh bersama masyarakat setelah kerja bakti membersihkan masjid
di desa Alqantara Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi Mei 2007
64Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 139. Prajurit Indobatt yang terlibat dalam kegiatan itu dipimpin oleh
Kapten Bangkit beserta beberapa perwira Indobatt, seperti: Kapten Ali, Kapten Zaim Nasution, Kapten
Tio, Letda Yoyon dan anggota dari Kompi BTR. Ikut pula dalam rombongan itu Mayor Kusuma dan
Letkol Munim.
177
Gambar 5.21
Para Mujahid Hezbollah di Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 2007
Siang hari, tanpa terduga seorang tua membawa minuman teh dan
makanan kecil, buah korma, dan buah zaitun untuk disajikan kepada anggota
Indobatt yang baru saja melakukan kerja bakti. Canda-tawa menyertai istirahat
siang tersebut dengan bahasa tubuh yang sama dimengerti. Anak-anak kecil
bermain sepak bola dengan beberapa anggota Indobatt. Ada pula yang bermain
sepeda dengan anak-anak. Pasukan Spanyol tertegun ketika lewat di depan masjid
tersebut menyaksikan keriangan dan keakraban itu.
Keberadaan pasukan perdamaian Indonesia di Lebanon bukannya akan
memberikan harapan agar Lebanon terbebas dari agresi militer Israel dan
membebaskan tanah Lebanon yang masih diduduki Israel, melainkan
memberikan kesegaran pada masyarakat Lebanon dalam pergaulan dengan
pasukan dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu dapat
memberikan kenyamanan dan kepercayaan masyarakat pada pasukan perdamaian
Indonesia.
178
65Peter
Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 29.
66Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 140. Para pedagang masyarakat Lebanon, mendatangi home base
Indonesia lalu menjajakan barang dagangannya berupa alat elektronik, kamera, pakaian, sepatu, parfum,
dan kerajinan Lebanon. Barang-barang itu dijajakan dengan harga yang relatif murah, katanya karena
diambil langsung dari pelabuhan Beirut jadi tidak dikenakan bea masuk. Tempat-tempat pasukan
Indonesia yang didatangi seperti di Adshit Al Qusaiyr, Syeikh Abad Tomb, dan dua tempat lainnya.
67Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), h. 25. Lihat
seratusan anggota yang berasal dari Mako Indobatt, Kompi Bantuan, Kompi
Motoris, dan Kompi BTR.68
Khotbah Letkol Ritonga membahas tentang komitmen hamba terhadap
Tuhannya dan pentingnya sikap istikamah pasukan Indobatt terhadap ajaran Islam
meski jauh dengan keluarga. Sementara itu di Kompi VAB 1 di Aadaiseh (9.63),
salat Id dilaksanakan di ruang serbaguna dengan khatib Praka Basyuni dengan
dihadiri perwakilan dari Mako Indobatt, sedangkan di Kompi VAB 2 di Syeikh
Abbad Tomb (8.33), salat Id dilaksanakan di ruang serbaguna dengan khatib
Praka Syarif Hidayat dan dihadiri oleh perwakilan dari Mako Indobatt.
Gambar 5.21
Membeli domba pada masyarakat setempat. Idul Adha 30 Desember 2006
Sumber: Koleksi pribadi 30 Desember 2006
Gambar 5.22
Membagi hewan kurban di desa Bani Hayan Lebanon Selatan.
Sumber: Koleksi pribadi 31 Desember 2006
69Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 143. Lihat tulisan Agus Yudhoyono dalam majalah terbitan Pusjarah
TNI, Senakatha No. 33, 2007. Untuk merebut hati masyarakat kegiatan kerohanian yang melibatkan
masyarakat dilakukan oleh pasukan Indonesia.
181
Gambar 5.23
Salat Idul Adha di perkampungan masyarakat Lebanon Selatan
dipimpin oleh Imam dari masyarakat setempat
Sumber: Koleksi pribadi 30 Desember 2006.
70Informasi dari masyarakat setempat maupun dari staf KBRI Hasan Nasrullah yang menjadi
khatib. Namun kabar ini diragukan mengingat Nasrullah akan diburu oleh Israel apabila diketahui
keberadaannya .
182
berbagai yayasan di Beirut.71 Universitas Global adalah salah satu hasil karya
lembaga tersebut dan dikelola secara profesional. Di sana terdapat tujuh
mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu dengan beasiswa yang
diberikan oleh universitas tersebut. Pada saat kunjungan itu, dua orang mahasiswa
Indonesia turut hadir dalam rombongan.
Kegiatan yang dilakukannya adalah untuk mengetahui secara langsung
keadaan kontingen Indonesia. Menurut Abdurrahman Ammansy, yang
merupakan lulusan Al Azhar Kairo, keinginan untuk mengunjungi kontingen
Indonesia muncul saat pasukan Indonesia tiba di Lebanon dan kegiatan yang telah
dilakukannya selama itu.
Gambar 5.24
Salat Berjamaah pasukan Indonesia dengan Ulama Lebanon dipimpin oleh Syeikh
Abdurrahman Ammasy pimpinan lembaga nonprofit yang membidangi
berbagai yayasan di Beirut di markas Indobat Adsit Al Qusayr.
Sumber: Koleksi pribadi 8 April 2007.
73Dalam teori sosiologi, tidak ada inovasi yang langsung diterima oleh masyarakat. Setiap
pembaruan harus melalui beberapa proses untuk diterima menjadi bagian integral dari masyarakat. Dan
kadangkala proses itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Lihat Badri Yatim, Sejarah Sosial
Keagamaan Tanah Suci, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. hal. 177.
74Lihat Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta: Gramedia, 1990,
(Method, Theory in the Study of Religion, Vol. 11. No. 1. 1999), 24-46.
77Lihat Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama (Yogyakarta: LKIS, 2002), 17.
78Lihat bab 2 tentang berita ini. Desa itu bernama Wadi Saluki merupakan desa yang terkenal
dengan ketidaksukaan mereka pada pasukan perdamaian dari negara Eropa. Masyarakat Lebanon di
daerah operasi pasukan Indonesia mendatangi puskesmas pasukan yang sesungguhnya hanya
diperuntukan bagi personel Indonesia, namun mereka memiliki keberanian untuk mendapatkan
pengobatan di home base pasukan. Lihat Perintah Operasi Wadi Saluki. Lihat Anonymius, Tulisan
184
Gambar 5.25
Pasukan cuti umrah dan ke Indonesia.
Latihan Manasik di lapangan Indobatt Adshit Alqusayre
Sumber: Koleksi pribadi 25 Februari 2007
Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta,
Satgas Konga XXIII A, 2008), 280.
79Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 238. Lihat Situs Kantor Berita Antara, 30 Maret 2007.
185
80Republika 2 April 2007. Letkol Abdul Mun’im dari Deplu dan Rohaniawan Pasukan Kapten
Ridwan serta Kapten Leonard memiliki pekerjaan yang berat untuk mengatur keberangkatan cuti umrah
ini. Kapten Ridwan dan Letkol Munim mengatur prajurit yang akan berangkat Umrah sementara Kapten
Leonard yang mengurus tiket prajurit Umrah. Lihat Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas
Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008),
104 dan 139.
81 Republika, 2 April 2007
186
operasi bisa dikarenakan deskripsi simbolik pasukan melalui ritual agama yang
dijalaninya, masyarakat Lebanon pun menerimanya karena adanya kesamaan
agama.
Aspek ikatan emosional keagamaan ini disinggung pula oleh Wapres Jusuf
Kalla saat mengunjungi pasukan Indonesia di Mekkah bahwa keberhasilan
pasukan "tidak lain karena adanya ikatan emosional keagamaan (religious
solidarity) di antara sesama muslim.”82
Gambar 5.26
Wapres Jusuf Kalla mengunjungi Pasukan Indobatt yang tengah cuti umroh di Mekkah.
Sumber: Koleksi pribadi 30 Maret 2007
82Media Indonesia, 2 April 2007
187
Di Timur Tengah, hanya Mesir dan Oman yang menyelenggarakan Salat Idul
Fitri pada tanggal 13 Oktober 2007, negara lainnya seperti Arab Saudi Salat Id
dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Oktober 2007. Hasil pengumuman pemerintah
Lebanon itu yang disampaikan KBRI Beirut membuat persiapan salat Id esok harinya
di jajaran Indobatt tergesa-gesa. Para juru masak, Kopda Edy segera mempersiapkan
menu Lebaran, ketupat yang wadahnya diambil dari plastik, dan sayur kentang, opor
ayam dan makanan kecil. Kapten Teddy, seksi logistik, harus mengambil kue di Kota
Tyre pada pagi dini hari. Kapten Ridwan dan stafnya mempersiapkan mimbar dan
sekat background mimbar serta karpet untuk persiapan salat. Perwira Komunikasi,
Kapten Rohman dan anggotanya mempersiapkan sound system hingga pagi harinya.
Semuanya serba terdadak.
Salat Id berlangsung khidmat. Muazin Kopda Syarif mengumandangkan
takbir panggilan salat, Imam Kopda Syahrozi memimpin salat Id dan Khatib Letkol
Abdul Munim membawakan khutbahnya. Salat di pagi hari itu dihadiri Dansatgas,
Kol Surawahadi, Wadan Satgas, Letkol Fadhillah, Kepala Staf Letkol Mar Alamsyah
dan perwira lainnya, termasuk perwira yang datang dari HQ UNIFIL Naqoura serta
anggota lainnya. Usai salat, Jemaah bermaaf-maafan dengan bersalam-salaman,
dilanjutkan dengan makan bersama di tenda depan gedung Masatgas.
Zakat dari Indobatt dikelola oleh Pabintal Kapten Ridwan yang dibantu oleh
Kopda Sabari yang diberikan kepada masyarakat sekitar Area Operasi Indobatt.
Terkumpul zakat sebesar US$10,536.66 dengan perincian Masatgas US$240,33,
Kompi VAB 1 US$305, Kompi VAB 2 US$264, Kompi BTR US$236, Kompi D
US$274, Kompi E US$244,33. Pembagian zakat kepada masyarakat disesuaikan
dengan wilayah operasi dari tiap-tiap kompi. Namun secara simbolis diberikan
kepada ulama Att Taibe, Sayid Husein Muhammad yang akan membagikannya ke
desadesa se-area operasi Indobatt.
Masyarakat di Lebanon Selatan yang mayoritas Syiah, pada satu hari
menjelang hari raya Fitri, berkumpul di Balai Pertemuan (Huseiniyah) setelah
sebelumnya mengadakan ziarah ke kuburan (Nyekar). Ini juga dilakukan sehari
sebelum awal puasa. Salat Tarawih tidak dilakukan di masjid sehingga masjid masjid
tampak lengang. Mereka hanya melakukan salat wajib 5 waktu sebagaimana
biasanya. Tidak ada keramaian yang dilakukan layaknya masyarakat Indonesia,
hanya saja mereka melakukan salat Id sebagaimana masyarakat muslim lainnya.
Dalam perjumpaan setelah melakukan salat Id, mereka bersalaman sebagaimana
muslim di tempat lain, tetapi tidak sesemarak dan semeriah Idul Fitri yang ada di
Indonesia.
Salat Id di negeri orang, apalagi di medan operasi tentu berbeda dengan
merayakan Lebaran di tanah air. Rasa rindu keluarga, rindu makanan khas Lebaran,
rindu suasana perkampungan di tanah air tentu dialami para prajurit. Namun
kebersamaan yang tercipta antarprajurit di medan tugas, setidaknya meringankan
beban terhadap kerinduan tanah air.
188
Gambar 5.27
Kebaktian Minggu dilakukan oleh prajurit Indobatt
di kota Marjayoun Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi Pribadi Februari 2007
83Kebaktian Natal 2006 ini dipimpin oleh Kapten Leonard Hutabarat. Leonard bukanlah
rohaniawan Kristen pasukan tetapi ia yang tertua yang ditugaskan untuk memimipin kebaktian.
189
Gambar 5.28
Prajurit Beragama Hindu sedang bersembahyang
Sumber: Koleksi pribadi 12 September 2007
84Penterjemah lokal yang yang dikontrak UNIFIL untuk pasukan Indonesia bernama Salma
dan Amal beragama Kristen Maronit. Melalui mereka pasukan diperkenalkan kepada masyarakat
Lebanon Selatan yang beragama Kristen Maronit. Hubungan pasukan dengan masyarakat setempat
menjadi sangat baik. Ini kemungkinan diluar dugaan masyarakat Lebanon Selatan yang Maronit bahwa
di dalam pasukan Indonesia ada yang beragama Nasrani. Salma memperkenalkan sanak keluarganya ke
home base pasukan Indonesia dengan membawa makanan khas Lebanon. Di Lebanon Selatan sebagian
masyarakatnya beragama Kristen Maronit disamping Islam Syiah yang mendominasi wilayah Selatan.
190
menyampaikan, Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 107.
191
86Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 154.
87Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL
Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 5. Ikut serta dalam pertemuan itu
Dansatgas, Kol Surawahadi, Letkol. Hayek dari LAF, dokter Putu, Kapten Bangkit, Kapten Yudha,
Kapten Tit Zaim (Deplu), Mayor Kusuma, dan Mayor Andi.
88Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
Gambar 5.29
Prajurit Indobatt berbincang dengan warga Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 20 Februari 2007
Gambar 5.30
Kegiatan bermain di luar ruang pasukan Indobatt dengan anak-anak
Sumber: Koleksi pribadi 20 Oktober 2007
89Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 151.
90Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
92Lihat
Kompas 7 Agustus 2007. Menurut Komandan Satuan Tugas UNIFIL/Lebanon.
Kolonel Surawahadi, kegiatan sosial kemasyarakatan semacam itu sudah biasa dilaksanakan di
Indonesia.
93Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 20 Mei 2007.
94Lihat Kompas 7 Agustus 2007. Ide ini datang dari Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono.
95Kompas, 7 Agustus 2007
195
Gambar 5.31
Mobil pintar pasukan Indobatt mengisi liburan anak-anak Lebanon Selatan
Sumber: Koleksi pribadi 10 Agustus 2007
96Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 18 Juli 2007.
97Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile18 Juli 2007.
196
pada 17 Oktober 2007, datang 2 unit mobil Smart Car bantuan dari Ibu Ani
Yudhoyono dengan isi permainan yang lebih lengkap.98
Mengisi liburan bagi anak-anak Lebanon yang dihantui suasana perang
sepanjang masa memang sangat membantu untuk memulihkan mentalitasnya.
Antusiasme anak-anak mengunjungi permainan yang dimiliki pasukan Indonesia
sangat wajar karena mereka haus hiburan oleh deraan perang terus-menerus. Bagi
pasukan Indonesia, pendekatan kepada anak-anak Lebanon sangat bermanfaat
demi kelancaran tugas operasi pasukan. Pada bagian lain, membangun
infrastruktur berupa pembangunan irigasi, meski tidak tergolong besar yang dapat
dimanfaatkan kegunaannya oleh masyarakat, menjadi bagian penting tugas
pasukan. Saluran irigasi sepanjang 200 meter dibangun bersama antara penduduk
setempat dengan pasukan Indonesia. 20 personel dari Kompi B Konga XXIII-A,
dilengkapi dengan Backhoe Loader diterjunkan di lapangan. Pembiayaan
pembuatan irigasi berasal dari bantuan UNDP (United Nations Development
Program) kepada pemerintah Lebanon. Dana UNDP itu dapat diserap untuk
setiap daerah dengan cara membuat proposal sesuai kebutuhan yang diajukan
kepada pemerintah Lebanon.
Kegiatan itu berlangsung selama lima hari, yang dilakukan secara simultan
oleh pasukan TNI. Dari mulai penggalian gorong-gorong sampai pembuatan
tanggul pembatas irigasi. Tenaga kerja yang ada di Lebanon Selatan sangat sedikit
dan juga mahal sehingga dalam pembangunan seperti ini, partisipasi kontingen
Indonesia sangat dirasakan manfaatnya oleh penduduk setempat. Di samping itu,
pembangunan yang berlangsung di seluruh wilayah Lebanon adalah untuk
mendorong roda perputaran ekonomi masyarakat. Menurut kepala desa Adshit,
Ghalib Ballut, irigasi ini direncanakan untuk mengairi tanaman tembakau.
Mayoritas penduduk di Lebanon Selatan adalah petani sehingga infrastruktur
seperti irigasi sangat penting, terutama menjelang musim panas yang merupakan
saat yang baik untuk bercocok tanam.
Solusi pembuatan irigasi bagi masyarakat setempat sangat bermanfaat
karena tidak semua daerah pertanian memiliki air yang cukup. Daerah Lebanon
yang berbatu dan terbuka, sumber air terbatas, membuat masyarakat sangat
menghormati dan tidak semena-mena dengan air.99
98Tim
Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Mabes TNI: 2007), 357.
99Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 31 Mei 2007
197
Gambar 5.32
Laptop bantuan Presiden Indonesia diberikan ke desa-desa di area operasi pasukan Indobatt
Sumber: Koleksi pribadi Agustus 2007
100Pluralisme masyarakat dan nama baik Indonesia yang plural diperlihatkan. Hal itu tentu saja
akan berpengaruh pada hubungan baik antara pasukan Indonesia dengan masyarakat setempat yang
beragama Kristen Maronit bila saja masyarakat sekitar tidak mendapatkan bantuan meski hanya berupa
basa-basi pergaulan saja, padahal wilayah mereka sering pula dilalui pasukan Indonesia saat akan
menuju markas besar UNIFIL di Naqoura.
198
2007, Komandan Sektor Timur UNIFIL yang berasal dari Spanyol, Brigadir
Jenderal Martin Amrosio, dan stafnya Mayor Gamez (G-9 bidang CIMIC),
Daljeet Bagga (civil affair), dan empat perwira lainnya mengadakan pertemuan
dengan para Kepala Desa dalam wilayah tugas operasi Indobatt di Lebanon
Selatan, yaitu: Ghanduriyah, Al Qantarah, Attaebe, Deir Siriane, Aadeise, Banni
Hayyan, Raabatt Talame, Al Qusayr, Markabe, Talussah, dan Adshit Al Qusayr
di Mako Indobatt.
Pertemuan itu merupakan perintah langsung Dansektor Timur kepada
pasukan Indonesia dengan maksud sebagai perkenalan kepada para kepala desa,
dan sebagai arena untuk menyampaikan program kegiatan UNIFIL selama
bertugas di daerah itu. Di samping itu, pertemuan tersebut dijadikan pula sebagai
bentuk jalinan komunikasi antara pasukan UNIFIL yang terdiri dari beberapa
negara dengan masyarakat setempat.
Pada pertemuan itu Kapten Bangkit101, Ka CIMIC pasukan Indonesia
memberikan pengantarnya, disusul kemudian dengan sambutan Dansatgas
pasukan Indonesia, Kol. Surawahadi yang menyampaikan keinginannya untuk
berbuat yang terbaik di lingkungan di mana pasukannya berada. Ia ingin
silaturahmi kepada masyarakat tidak terputus hingga akhir penugasan. Sementara
itu, Dansektor Timur, Brigjen Martin Amrosio, dalam sambutannya yang tidak
jauh berbeda dengan Dansatgas Indonesia, akan melakukan silatutahmi kepada
masyarakat di bawah area operasi pasukan Indonesia dan juga melalui stafnya ia
ingin memberi info tentang pekerjaan yang dilakukan oleh pasukan UNIFIL di
bawah komandonya. Ia adalah peacekeeper yang bersama LAF menginginkan
adanya keamanan di tengah masyarakat: melalui patroli untuk memelihara
stabilitas masyarakat yang lebih baik; juga ingin masyarakat menerima pasukan
UNIFIL yang dipimpinnya dengan baik. Sedangkan Staf G-9 (membidangi
CIMIC), Mayor Gomez menyampaikan kegiatan terhadap masyarakat oleh
pasukan yang berada di bawah tanggung jawab Sektor Timur.
Pasukan Indonesia, katanya, melalui kegiatan CIMIC akan sering bertemu
dengan masyarakat dalam melakukan kegiatannya, seperti yang telah
dilakukannya selama ini. Menurutnya, bukanlah suatu keajaiban bahwa kegiatan
CIMIC dapat memberikan sesuatu yang sangat baik dan sempurna, namun
kegiatan itu akan terus dilakukan. Penjelasan berikutnya dilakukan oleh Humas
UNIFIL, seorang sipil yang berasal dari India, Daljeet Bagga. Akan tetapi terjadi
sedikit ketegangan sebelum diskusi dilakukan ketika seorang kepala desa dari
Adshit Al Qusayr, Galeb Balout, menginginkan wartawan yang sengaja diundang
oleh UNIFIL untuk meliput kegiatan itu diikutsertakan dalam arena diskusi.
Dansektor tampak keberatan karena menurutnya ini diskusi terbatas yang
tidak perlu diliput media lokal yang datang saat itu. Akhirnya diskusi tetap
dilaksanakan dengan kekecewaan Galeb Balout. Barangkali Galeb ingin
101
Lihat Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 62.
199
keberadaan wartawan di arena diskusi itu dapat memberitakan hal yang dilakukan
UNIFIL karena saat itu di samping ada Komandan UNIFIL, ikut pula LO LAF
(Lebanese Arm Force), 4 orang perwira Spanyol, para Danki, dan para Perwira
Staf pasukan Indonesia.102
Sammir Hammoud,103 Kepala Desa Markabe, yang semula tidak dapat
mengikuti kegiatan itu, ternyata datang. Ia tampak sangat intelektual. Pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan sangat kritis. Dari mulai keberadaan pasukan
UNIFIL, konstelasi politik lokal hingga apa langkah UNIFIL apabila Israel
menyerang kembali wilayahnya, lalu untuk apa melakukan patroli ke desanya
yang aman. Sementara itu Kepala Desa Talussah, Fouad Termos, menyampaikan
pasukan UNIFIL yang berpatroli dengan tank di desanya merusakkan jalan,
mengambil foto-foto desa dan masyarakatnya, dan tidak sopan terhadap
masyarakat. Ia membandingkan dengan pasukan Indonesia yang menurutnya jauh
lebih bagus dibandingkan dengan pasukan lainnya, terutama dari Eropa.
Dansektor tampak agak terkejut dengan berondongan pertanyaan yang mungkin
tidak diduga sebelumnya.
Pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi yang tampaknya tidak diduga ini
membuat suasana agak tegang, meski Dan Sektor, Brigjen Martin dapat
menjawabnya dengan analogi berupa komparasi pasukan di bawah
kepemimpinannya yang telah bekerja di lain tempat tetapi tidak memiliki masalah
dengan masyarakat. Namun secara keras disampaikan oleh seorang kepala desa
lainnya bahwa Lebanon tentu berbeda dengan negara lain yang ia sebutkan.104
Sensitivitas masyarakat yang masih tinggi ini mungkin berkait dengan perang
yang selalu menghantui mereka. Apalagi pasukan penjaga perdamaian yang
didatangkan oleh PBB ke Lebanon, lebih didominasi oleh pasukan dari Eropa
yang mungkin menurut masyarakat lebih sering dekat dengan Israel daripada
dengan masyarakat Arab seperti di Lebanon Selatan.
Pasukan Indonesia bukannya tanpa hambatan pada awalnya. Keluhan dari
kepala desa dan masyarakat kerap juga didapatkan, bahkan LO LAF pernah
menyampaikan langsung kepada pasukan Indonesia.105 Namun sikap rendah hati
dan kesamaan agama dari mereka, dilihatnya lebih berbeda dengan pasukan dari
negara lainnya. Kini masalahnya, mampukah pasukan Indonesia
mempertahankan performansnya terhadap masyarakat untuk beberapa waktu ke
depan. Selain itu tentu saja sebuah metode atau formula untuk menangani suatu
permasalahan di tengah masyarakat yang kemungkinan muncul, dan penanganan
yang berhubungan dengan senjata yang dimiliki masyarakat, serta saat terjadi
ketegangan antara masyarakat dengan Israel maupun LAF dengan IDF. Hal ini
102Kusuma,
dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008), 154.
103Kusuma, dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
106Tim Deplu, Tinjauan Mengenai Perkembangan Konflik Lebanon-Israel dan Peranan
Indonesia dalam Pasukan Perdeamaian PBB (UNIFIL) (Jakarta: Satgas Konga XXIII A : 2007), 311.
201
107Kusuma,dkk. Memenuhi Amanat Bangsa Kontingen Garuda XXIII -A/UNIFIL di Lebanon
(Jakarta: Pusjarah TNI, 2008),150.
108Lachica, Eduardo, Jakarta’s Foray into Armed Diplomacy, The Far Eastern Economic
113Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
Sunni.116 Kegiatan itu Dihadiri seratusan personel kompi BTR di tenda BTR di
Adsyit Al Qusaiyre.
Menggapai keberhasilan di medan tugas kerap dilakukan pasukan
Indonesia. Interaksi yang dilakukan tidak terbatas kepada masyarakat namun juga
terjadi pada pasukan tetangga, yakni pasukan multinasional yang turut terlibat
dalam misi perdamaian PBB.
Gambar: 5.33
Toko Indonesia di Adshit Al Qusayre
Sumber: Koleksi Pribadi 7 Juni 2007
116Lihat
Murtadha Muthahari, Mereka Meluruskan Revolusi Ashura, (Papyrus Publishing,
Jakarta, 2013), 81-132.
117Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 14 Juni 2007.
205
3. Apresiasi FC UNIFIL
Inovasi dan kreativitas pasukan Indonesia sebagai pasukan perdamaian
PBB sekaligus melakukan total diplomasi itu mendapatkan apresiasi dari Force
Commander UNIFIL, Major General Allain Pellegrini (berasal dari Prancis).
Pellegrini120 menyampaikan apresiasinya atas segala yang telah
diupayakan Kontingen Indonesia. Ia menekankan perlunya Kontingen Indonesia
memahami daerah wilayah tugasnya, khususnya dalam pelaksanaan misi
UNIFIL. Dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: meyakinkan bahwa di wilayah
operasi Indobatt tidak ada pergerakan senjata ilegal dan tidak muncul hostile
activities di Area of Operation (AO) yang menjadi tanggung jawab pasukan
Indobatt.
118Anonymius,Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 8.
119Lettu Kav Ossy Darmawan dipercayakan untuk mengelola PX pasukan Indonesia.
120Lihat Catatan Mayor Kusuma dan Situs Puspen TNI 29 Desember 2006. Pagi hari itu, 28
Desember 2006, Jenderal Pellegrini yang baru datang dari HQ UNIFIL Naqoura, mengunjungi Mako
Indobatt di Adsith Al Qusyair (7.1) dengan menggunakan helikopter.
206
121Lihat
Jean Baudrillard, The Gulf War did not Take Place (1985).
122Data
di lapangan seorang perwira Perancis saat berkunjung ke HQ Indobatt. Sebelum ia
memasuki gedung Indobatt, ia melihat-lihat kendaaraan tempur Indonesia yang terparkir di luar. Lalu ia
menunjukkan satu kendaraan tempurnya; “Itu mobil saya”, katanya.
207
123Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile 11 April 2007. Acara itu
adalah Annahar.
125Lachica datang siang hari dan dijemput oleh Letnan Ossy dan Kapten Leonard, oleh KBRI
Beirut dijamu makan malam di restoran khas Lebanon di kota Beirut. Turut serta makan pada malam
itu, KUAI, Anindita Axioma, Dansatgas Kolonel Surawahadi, Mayor Kusuma, Kapten Leonard, Letnan
Ossy dan staf KBRI bidang komunikasi dan humas, Mukhlisin.
126Lachicha menjelaskan itu sejak penjemputannya di Beirut hingga ia bermalam di Homebase
pasukan Indonesia di Lebanon Selatan. Wawancara dengan Lettu Ossy Dermawan, Perwira Penghubung
pasukan Indonesia. Lihat Anonymius, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga
XXIII-A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 129.
208
Gambar 5.34
Eduardo Lachicha diapit perwira Indobatt saat mengunjungi pasukan Indonesia
di Mako Indobat Adshit Alqusayre.
Sumber: Koleksi pribadi 20 April 2007
127Penjelasan
Anindita di Beirut pada April 2007.
128Hal
itu disampaikan dan ditanyakan oleh Lachicha saat kunjungannya ke homebase
Indonesia pada akhir Maret 2007 yang diterima oleh Wadansatgas Indobat, Letkol Fadillah.
209
Rabu, 25 April 2007 pukul 08.20 Edi tiba di Adshit Al Qusyaire, markas
pasukan Indonesia. Setelah tiba di Mako Indobatt, Adshit Al Qusyair, Edi makan
pagi bersama perwira Indobatt dan dilakukan perkenalan para perwira kepada
Edi, namun Edi meminta dibuatkan secara tertulis nama-nama anggota perwira
Indobatt. Setelah makan pagi, ia mendapatkan presentasi dari Wadan, MS
Fadillah yang mewakili Dantsatgas yang sedang cuti ke Jakarta, dilanjutkan
dengan pertanyaan Edi kepada Wadan dan perwira lainnya. Setelah selesai sesi
itu, dengan 3 mobil strada dan 1 panhard, Edi diantar berjalan menuju kompi-
kompi di Adshit dan posn 8.33 melihat lokasi Syeikh Abbad Tomb, melihat Blue
Line di posn 9.63 Addaiseh sambil berbincang dilanjutkan ke Rabat Talame
melihat pengobatan yang dilakukan pasukan Indonesia yang dipimpin oleh dr.
Ike, dan ke Alqusyair melihat pembuatan irigasi yang dilakukan oleh Indobatt.129
Malam hari, dilaksanakan kegiatan merayakan HUT Yonif Linud 330 ke
55 di Kompi VAB2 di Adshit. Pukul 20.30 acara dibuka dengan sambutan
Wadansatgas Indobatt, Letkol Fadilah yang mengemukakan pentingnya pedoman
moral dan moril prajurit karena norma-norma itu yang dapat menentukan
keberhasilan suatu tugas maupun pertempuran. Peralatan yang kecil maupun
besar dan lengkap menurutnya tidak akan bermakna atau dapat berhasil manakala
moral dan moril anggota tidak baik.
Selama keberadaan Edi di kontingen Indonesia, semua kegiatan yang
sedang dilakukan oleh personel Indonesia berjalan sesuai jadwal dan dilihat
langsung olehnya. Seperti halnya di desa Adshit dan Alqantara, Edi menyaksikan
prajurit Indonesia membantu membangun saluran irigasi sepanjang 200 meter
bersama penduduk setempat.
Pemeliharaan dan pembersihan Masjid Alqantarah, dan di desa ini Edi
melihat secara langsung sambutan penduduk terhadap kontingen Indonesia. Bagi
pasukan Indonesia, kegiatan tersebut sudah biasa. Bekerja bergotong royong
dengan penduduk setempat dan juga istirahat minum teh bersama merupakan hal
yang mengembirakan personel TNI. Kejadian ini membuat Edi terkesan, sehingga
tangan dan kameranya tidak berhenti untuk mencatat dan mengabadikan
kejadian-kejadian yang ada.130 Selain itu, keterampilan personel Garuda
memeragakan STIR (Standarised Tactical Incident Reaction) ketika harus
mengatasi kelompok bersenjata dan prosedur negosiasi dilihat Edi secara
kronologis. Latihan ini untuk menghindari korban, baik dari pihak Indonesia
maupun kelompok bersenjata tersebut. Berdasarkan Resolusi 1701, diamanatkan
bahwa pasukan keamanan Lebanon (LAF) diberdayakan bersama dengan
pasukan PBB.131
Bagi peneliti sekaligus penulis buku Toward A Stronger U.S – Indonesia
Relationship dan Examining the Role of Foreign Assistance in Security Sector
Reforms, Edi merasakan nuansa yang berbeda selama 2 hari berkumpul dengan
129Ikut serta dalam rombongan itu. Kapten Tio, Kapten Zaim, Kapten Leonard, Letnan Ossy,
132Lihat
http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 21 Juni 2007.
133Lihat
http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 21 Juni 2007.
134Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 21 Juni 2007. Lihat
Anonymus, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-A/UNIFIL Lebanon
2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 144. Informasi disampaikan oleh Kapten Tit Leonard
Hutabarat, seorang diplomat Kemenlu yang diperbantukan sebagai tenaga penerjemah di pasukan
Kontingen Garuda XXIII-A. Mei 2007.
135
Lihat Anonymus, Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 72.
211
dan Indonesia serta mimbar upacara beratapkan terpal hijau berumbai merah putih
berada di sebelahnya. Mayor Jenderal Claudio Graziano, Komandan UNIFIL
(FC), berasal dari Italia, menjadi inspektur upacara itu.
Semua mata menatap ke tengah lapangan ketika pembawa acara yang
menggunakan tiga bahasa; Indonesia, Inggris dan Arab, yang masing-masing
disampaikan oleh Sersan Wan Fahrudin, Kapten Leonard, dan interpreter lokal,
Salma, membacakan rangkaian kegiatan upacara itu. FC Mayjen Graziano telah
berada di mimbar untuk menerima penghormatan. DFC Brigjen Nehra (dari
India) dan Dansektor Timur Brigjen Martinez (dari Spanyol) dan Komandan
Brigade 11 LAF, Brigjen Charle Chykane berada di tenda tamu bersama
komandan kontingen lainnya. Upacara diawali dengan pemeriksaan pasukan oleh
FC yang diikuti oleh komandan upacara Letkol M.S Fadillah, Dansatgas, Kolonel
Surawahadi, ajudan FC (seorang perwira Italia) dan Lettu Ossy (Perwira Indobatt
sebagai ajudan lokal).
Gambar 5.35
Penyematan Medali PBB oleh DFC Brigjen Nehra ke Pasukan Indonesia
Sumber: Koleksi Pribadi 17 Agustus 2007.
Kapten Valian, Mayor Adam, Kapten Amrul, Kapten Daniel, Kapten Mar Kresno,
Kapten Andi, Kapten Andre, medali disematkan oleh Dansektor Timur, Brigjen
Martinez.
Penyematan medali itu merupakan ritual yang akan selalu dilaksanakan
oleh setiap pasukan perdamaian PBB di mana pun, termasuk yang berada di
Lebanon. Penyematan itu dilanjutkan secara bersamaan kepada anggota di 5
kompi pasukan Indonesia dengan komandan kontingen negara lain turut
menyematkannya. Pembacaan doa oleh Praka Syarif dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Arab, mengakhiri upacara tersebut.
Upacara itu sangat menarik karena tidak mengikuti TUM (Tata Upacara
Militer) sebagaimana biasanya melainkan dikombinasikan dengan acara Parade
Medali sehingga tiga bendera PBB, Lebanon, dan Indonesia dikerek bergantian
oleh 9 personel Indobatt dengan diiringi lagu PBB, Lebanon, dan Indonesia Raya.
Rangkaian upacara awal mengalir biasa saja namun saat instrumen lagu Indonesia
Raya berkumandang yang diikuti oleh seluruh pasukan Indonesia, terasa getaran
yang menyengat di hati. Air mata, tak tertahan mengalir dari mata yang telah
ditutupi kacamata hitam yang dipakai oleh seluruh peserta upacara.
Lagu Indonesia Raya yang berkumandang seperti memberikan kesadaran
bahwa pasukan Indonesia di Lebanon tengah menjadi perhatian pasukan
mancanegara dan masyarakat Lebanon.138 Teks Proklamasi kemerdekaan RI
dibacakan dalam tiga bahasa dan didengar oleh seluruh pasukan mancanegara
yang hadir saat itu di tengah udara yang tidak panas sebagaimana biasanya. Rasa
haru bercampur bangga menyatu dalam rasa dan asa karena dunia jadi tahu
Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia dari penjajahan
bangsa asing. Dengan naskah sederhana namun penuh makna akan kemerdekaan
suatu bangsa, naskah proklamasi yang dibacakan siang itu menjadi bagian tak
terpisahkan dari upacara saat itu.139
Upacara yang dihadiri oleh para komandan pasukan yang berada di bawah
UNIFIL dan para kepala desa (Moukhtar/Major) itu berlangsung meriah. Kursi
undangan sebanyak 300-an dari 263 orang yang diundang, hanya sedikit yang
tidak terisi. Wartawan dari seluruh media yang ada di Lebanon turut hadir.
Kemeriahan bertambah saat diberikan suvenir oleh pasukan Indonesia berupa tas
berwarna merah putih bertuliskan kontingen garuda yang berisi T-shirt hitam
bergambar burung garuda bertuliskan kontingen garuda XXIII-A, pin merah putih
garuda, stiker kontingen garuda, leaflet dan majalah tentang budaya Indonesia
yang sengaja didesain dan dipesan dari Indonesia atas prakarsa Lettu Agus
Yudhoyono. Suvenir itu tidak didapatkan oleh semua anggota kontingen karena
terdapat personel kontingen yang tidak diundang, tetapi turut hadir pada acara
itu.140
138Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 17 Agustus 2007.
139Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 17 Agustus 2007.
140Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 17 Agustus 2007.
214
Gambar 5.36
Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945 dirayakan digabung dengan acara Parade
Medali di lapangan Mako Indobatt Adshit Alqusaayr menampilkan kesenian Tari Kecak.
Sumber: Koleksi pribadi
Gambar 5.37
Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1945 dirayakan digabung dengan acara Parade
Medali di lapangan Mako Indobatt Adshit Alqusaayr menampilkan kesenian Tari Saman.
Sumber: Koleksi pribadi
141Kesenian itu menggambarkan, meskipun anggota pasukan Indonesia beragama Islam tetapi
mampu memainkan tarian kecak yang merupakan tarian tradisi Hindu dengan baik. Deskripsi yang
digambarkan oleh Prof Bambang sangat menarik karena orang Jawa, penganut Islam tetapi anak-
anaknya diajak untuk menonton dan berlatih seni tradisi Hindu dan tidak ada maslah dengan
keimanannya. Lihat Bambang Pranowo. Memahami Islam Jawa. (Pustaka Alavabet, 2011),4.
142Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 17 Agustus 2007.
143Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 17 Agustus 2007.
216
Gambar 5.38
FC UNIFIL Mayjen Claudio Graziano
Menjadi Irup HUT RI dan penyematan Medal Parade
Sumber: Koleksi Pribadi 17 Agustus 2007
146Transkrip dari rekaman kaset Letkol Irawadi, Staf Penerangan Pasukan, 17 Agustus 2007.
218
hanya dilakukan di markas Sektor Barat (Italia), di Sektor Timur (Spanyol), pos
Indonesia dan pos India.147
Kunjungan resmi itu dilaksanakan pada 31 Maret 2007 dengan jumlah
delegasi sebanyak 25 orang yang merupakan personel PBB New York, dan
sepuluh orang lain merupakan pejabat teras dari UNIFIL, termasuk Force
Commander UNIFIL, Mayjen Claudio Graziano yang bertujuan untuk melihat
dari dekat kondisi kontingen yang melaksanakan mandat PBB di bawah kendali
UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon).
Salah satu personel rombongan Sekjen PBB terdapat Lynn Pascoe yang
merupakan mantan duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Di PBB ia
bertugas sebagai Kepala Departemen Politik di bawah Sekjen PBB. Saat
berbincang dengan Lynn Pascoe, Ban Ki Moon berkelakar dengan Lynn,
“Welcome home Lynn, you are in your second country.” Lynn tersenyum dan
berkata, “Yes, I am here.”148 Dari pihak KBRI, diwakili KUAI Beirut, Anindita
Axioma.
Sekjen PBB, Ban Ki Moon, melakukan kunjungan di salah satu pos satuan
tugas Indonesia yang merupakan hotspot dari lokasi pertikaian Lebanon-Israel,
yakni pos yang dikenal dengan sebutan pos 8-33 atau pos Syeikh Abbad Tomb
yang menjadi barometer situasi kondisi Lebanon-Israel.
Gambar 5.39
Sekjen PBB Ban Ki Mom sedang menerima cinderamata
dari Dankontingen Indobatt Kol. Surawahadi
Sumber: Koleksi foto pribadi 31 Maret 2007
147Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 2 April 2007.
148Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 2 April 2007.
219
Lokasi ini dibatasi pagar pembatas dengan membagi dua posisi makam
yang masing-masing sisi dimiliki oleh Israel dan Lebanon.149 Di makam ini
Sekjen PBB, menerima uraian singkat dari komandan kontingen, Kolonel
Surawahadi, tentang situasi, tugas dan struktur organisasi pasukan Indonesia dan
tentang posisi makam dan siapa sesungguhnya Syeikh Abbad menurut sejarah.
Di akhir kunjungannya Ban Ki Moon menuliskan kesannya, “I highly
commend the dedicated contribution of the Indonesian Battalion of UNIFIL for
preserving peace security and prosperity of the world. Good success and
healt.”150
Sebelum meninggalkan pos tersebut, komandan kontingen Indonesia,
Kolonel Surawahadi memberikan suvenir kepada Sekjen PBB, berupa plakat
garuda, koin Indonesia, dan DVD film tentang pariwisata di Indonesia. Saat
menerima cendera mata tersebut, Ban Ki Moon mengucapkan terimakasih atas
atensi dari Indonesia dan akan menyimpan barang indah tersebut di ruang kerja,
ujarnya antusias.
Gambar 5.40
Kunjungan Spanbatt ke Kompi VAB Indobatt.
Sumber: Koleksi pribadi Juni 2007
Pada 25 Mei 2007 tanpa diduga pasukan Indonesia yang menempati pos
8.33 dikunjungi oleh Sekjen Dephan Spanyol. Delegasi Departemen Pertahanan
157Anonymius,
Tulisan Penugasan Perwira Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-
A/UNIFIL Lebanon 2006-2007 (Jakarta, Satgas Konga XXIII A, 2008), 6.
158Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 15 Mei 2007.
222
Spanyol, yang dipimpin oleh Sekjennya, Mr Cuesta Luis dikawal langsung oleh
batalyon Spanyol. Agendanya adalah melihat dari dekat pasukan yang tergabung
dalam UNIFIL. Kunjungan itu terbilang unik karena rombongan Dephan Spanyol
langsung menuju pos 8.33 Syekh Abbad Tomb, lokasi Kompi D pasukan
Indonesia berada. Berdasarkan daftar perjalanan yang diterima kontingen
Indonesia dari Komandan Sektor Timur Brigjen Martin Amrozio, disebutkan
bahwa perjalanan delegasi negaranya dari Beirut langsung ke pos pasukan
Indonesia. Mr. Cuesta Luis menerima paparan dari Chief of Staf Sektor Timur,
Letkol Francisco Rosaleny di pos 8.33. Paparan secara ringkas menggunakan
bahasa Spanyol, tentang situasi di Sektor Timur secara umum. Selanjutnya
Komandan pasukan Indonesia menyampaikan brifing singkat tentang keadaan
dari pos 8-33.
Saat dikonfirmasi tentang kunjungan delegasinya, salah satu anggota
rombongan Depertemen Spanyol, Brigjen Javier Monuz mengungkapkan, bahwa
situasi yang berkembang, membuat pemerintah Spanyol berhati-hati. Terjadinya
kekerasan di Lebanon utara membuat pemerintahnya berusaha untuk ”melindungi
keberadaan pasukannya”. Melalui kunjungan-kunjungan resmi dan bernegosiasi
dengan pihak Lebanon, diharapkan keadaan membaik. Di samping itu donasi
yang dikeluarkan oleh pemerintahnya terbilang besar.
Rombongan delegasi tersebut terdiri dari 12 personel, termasuk dari
kementerian luar negerinya diketuai oleh Sekjen Kerjasama internasional
Spanyol, Brigjen Martin. Di sela-sela perbincangan, sesaat sebelum
meninggalkan makam Syeikh Abbad, Brigjen Juan Carlos, juga anggota delegasi,
menyampaikan secara pribadi kepada Kolonel Surawahadi tentang kunjungan
tersebut. ”Keberadaan pasukan Indonesia telah diakui kemampuan
profesionalismenya, dan dapat bekerjasama dengan kontingen lain secara baik.
Hal inilah yang membuat delegasi Departemen Pertahanan Spanyol ingin melihat
langsung keberadaan kontingen TNI, dan kami menyaksikannya.”159
Tradisi militer di Indonesia berusaha diterapkan ke pasukan mancanegara.
Itu terjadi ketika dilakukan upacara melepas Komandan Sektor Timur, Brigjen
Amrosio yang berasal dari Spanyol di home base pasukan Indonesia. Pasukan
Indonesia menyelenggarakan kegiatan upacara perpisahan tersebut.
159Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 25 Mei 2007.
223
Pasukan Indobatt juga telah mengikuti jalur yang benar dan harus diyakini
bahwa itu satu-satunya jalan untuk mencapai tujuan. Amrosio juga mengingatkan
bahwa harus memandang masa depan dengan harapan dan melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepada kita dengan baik karena harus diingat bahwa
negara (Lebanon) ini membutuhkan kita.160
Pada bagian lainnya, Komandan pasukan Indonesia, Kolonel Surawahadi
berharap agar persahabatan antara pasukan Spanyol dan Indonesia dapat
berlangsung abadi dan bahkan menjadi pemicu bertambah eratnya persahabatan
di tataran pergaulan dunia dan juga berdoa untuk keberhasilan dan keselamatan
Komandan Sektor dalam berkarier sebagai tentara serta keberhasilan seluruh
prajurit Brigada Paracaidista161 pada khususnya, dan tentara Spanyol pada
umumnya dalam perjuangan menegakkan perdamaian dunia.
Dansatgas Surawahadi meminta doa restu Dansektor dan seluruh
kontingen Spanyol yang akan kembali ke negaranya agar pasukan Indonesia dapat
melaksanakan tugas sampai akhir waktu penugasan dengan berhasil.162
Satu tahun telah berlalu, pasukan Indonesia, Kontingen Garuda XXIII A
berada di Lebanon. Tidak terasa waktu terus bergulir. Musim dingin di awal
kedatangan, berubah menjadi musim semi. Musim panas telah dilalui dan kini
memasuki musim dingin kembali meski salju belum menunjukan tanda-tanda
menjumpai kembali, namun pasukan Indonesia bergegas untuk berganti.
Kebanggaan sebagai bagian dari pasukan internasional tertanam di hati tetapi
menunjukan prestasi bertugas sebagai pasukan Indonesia di luar negeri
merupakan bakti pada ibu pertiwi. Ini merupakan akhir penugasan Kontingen
Garuda XXIII-A di Lebanon yang akan digantikan pasukan berikutnya.
Peperangan adalah kelanjutan dari perundingan yang gagal, dan
perundingan adalah kelanjutan dari peperangan yang terhenti, Maka pihak ketiga
dalam sebuah konflik, baik militer, tokoh politik, atau lainnya dapat memaksakan
perundingan dengan menghindari korban-korban lebih jauh.
Perang Arab-Israel hingga kini belum selesai, namun upaya untuk
mendamaikannya pun terus ditempuh, meski masyarakat Lebanon sendiri tidak
dapat memprediksi kapan perang akan berakhir. Pasukan Indonesia yang
dikirimkan ke Lebanon dengan membawa misi perdamaian itu adalah bagian dan
pihak ketiga (dalam bentuk militer) yang turut serta dalam mendamaikan pihak
yang bertikai dengan tujuan menghindari korban yang lebih banyak. Itu telah
dilakukan pasukan Indonesia sejak tahun 1957 ketika menjalankan misi pasukan
perdamaiannya di Lembah Sinai, Mesir, dalam perang Arab-Israel.
Perdamaian di daerah konflik adalah sesuatu yang mahal harganya, namun
keinginan akan kedamaian adalah idaman setiap manusia yang sehat nuraninya.
Suatu misi mulia telah dijalankan oleh pasukan Indonesia di Lebanon, yaitu
memelihara perdamaian dari dua kekuatan yang bertikai; maka implementasi
160Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 21 Maret 2007.
161Pasukan penerjun spanyol
162Lihat http://www.tni.mil.id/index.php?aksi=versi&versi=mobile, 21 Maret 2007.
224
antara amanat konstitusi dengan keadaan nyata telah diemban secara bersama-
sama.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang 34 hari antara Lebanon dan Israel yang terjadi pada bulan Juli -
Agustus 2006 menjadi masalah besar dalam krisis Timur Tengah. Sekelompok
masyarakat Indonesia yang berada jauh dari lokasi konflik, menuntut kepada
pemerintah untuk diberangkatkan ke medan konflik untuk membantu masyarakat
Lebanon yang tengah mempertahankan wilayahnya dari agresi militer Israel.
Pemerintah Indonesia mencari jalan keluar untuk meredakan konflik
tersebut dan mengakomodasi keinginan masyarakat Indonesia dengan cara
mengirimkan pasukan TNI untuk terlibat dalam misi perdamaian di Lebanon.
Studi ini telah berusaha mempelajari bahwa pengiriman pasukan
Indonesia ke mancanegara dalam misi perdamaian dunia dalam hal ini Lebanon
adalah penting. Ada beberapa alasan yang mengemuka dalam pengiriman itu
yakni, pertama disebabkan oleh solidaritas dunia Islam. Lebanon termasuk ke
dalam negara-negara yang berbasis Islam serta salah satu negara yang pertama kali
mengakui kemerdekaan Indonesia. Lebanon sebagai negara Arab berusaha
berjuang untuk membebaskan wilayahnya dari penjajajahan Israel. Ini merupakan
semangat yang dibangun dalam konstitusi Indonesia, “bahwa kemerdekaan adalah
hak segala bangsa.”
Kedua adalah membangun citra politik luar negeri Indonesia, hal ini
merupakan kepentingan negara untuk memainkan peran dalam politik global
sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945, yaitu …”turut memelihara
perdamaian dunia yang berdasarkan keadilan dan perdamaian abadi.” Amanat
tersebut, menjadi landasan kiprah pasukan Indonesia di dunia internasional untuk
memelihara perdamaian dan ketertiban dunia.
UU TNI Nomor 34 pasal 20 ayat 3 menegaskan tentang penggunaan
kekuatan TNI dalam tugas perdamaian dunia sesuai dengan politik luar negeri
Indonesia, merupakan penjabaran dari tekad tersebut. Sementara pengiriman
pasukan Indonesia ke Lebanon itu sesungguhnya tidak murni sebagai operasi
militer karena lebih banyak unsur politiknya, di antaranya adalah untuk
meningkatkan citra politik luar negeri RI.
Pasukan Perdamaian Indonesia secara otomatis membawa citra politik luar
negeri RI. Di sisi lain pemerintah Indonesia yang ketika itu berambisi untuk
menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada sidang PBB berikutnya,
menjadi titik tolak keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian dunia. Melalui
diplomasi militer pemerintah Indonesia berusaha mengupayakan penghentian
konflik Lebanon – Israel.
Upaya melalui diplomasi militer, itu menjadi bagian dari diplomasi total.
Ini yang menjadi alasan diplomatik Indonesia dengan misi utamanya yaitu
memulai secara serius bagaimana dapat menggunakan kedudukan Indonesia yang
baru terlibat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamananan PBB. Dengan cara
itu Indonesia mendapatkan simpati dunia yang berlanjut dengan pembaruan
alutsista yang dimiliki Indonesia. Alutsista Indonesia ternyata sangat jauh
226
B. Implikasi Penelitian
Penelitian tentang relasi pasukan Indonesia dengan masyarakat Lebanon
menghadirkan warna yang menarik. Diantaranya adalah konstruksi pasukan yang
“sangar” di dalam negeri menjadi lembut ketika ditugaskan ke luar negeri. Ini
membawa pengaruh besar pada diplomasi militer Indonesia untuk menjadi
pasukan perdamaian yang disenangi masyarakat setempat dan membawa
keberhasilan dalam diplomasi politik luar negeri Indonesia.
Bagi personel pasukan, pengalaman menjalankan misi perdamaian dunia
memberikan rasa percaya diri yang kuat bahwa pengabdian sebagai tentara
membawa pada kemaslahatan umat manusia. Penelitian ini belum sempurna, maka
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat data dan fakta sehingga
didapatkan penelitiaan yang mendekati kesempurnaan.
Kata Bung Hatta, yang mengutip penyair Prancis, Rene de Cerck, “Hanya
ada satu tanah air yang disebut tanah airku, ia berkembang dengan amal dan amal
itu adalah amalku.” Kita dapat beramal pada Indonesia meskipun sedikit dan salah
satunya adalah membawa nama harum Indonesia di Lebanon.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Achcar, Gilbert dan Michel Warschawski, The 33-Day War: Israel’s war on
Hezbollah in Lebanon and is Consecuences (Paradigm Publisher, 2007)
Al-Marâghî, Ahmad Mushthafâ, Tafsîr al-Marâgî (Mesir, Mushthafâ al-Bâbî
al-Halabî,.cet. ke-5 Jilid 27. 1974)
Al-Nugaimasyî, Ibrâhîm ibn Sulaimân, “Perdamaian Dunia dan Jihad” dalam Azhar
Arsyad, et al,. Islam dan Perdamaian Global (Yogyakarta: Madyan
Press. 2002)
Azra, Azyumardi, “Islam and Democracy; The Indonesian Experience”.
Islamika. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses pada 02-04- 2012.
Azra, Azyumardi. Indonesia, Islam, and Democracy: Dynamics in a Global
Context. Jakarta: Equinox Publishing, 2006.
Antonio, Muhammad Syafii, Ensiklopedi Peradaban Islam, (Jakarta: Tazkia
2012).
Armstrong, Karen. Jerusalem: One City, Three Faiths, Babbie, Earl. ThePractice of
Social Research, Third Edition. (California: Wadsworth Publishing Company
Belmont, 1983).
Armstrong, Karen, Perang Suci, (Jakarta, Serambi, 2003).
Arafat Yasser., Konflik dan Dinamika Etnik Dayak-Madura di Kalimantan
Barat,Tesis S-2 Sosiologi, (Yogyakarta, UGM, 1998).
Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah, (Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2002).
Bachtiar, Tiar Anwar, Hamas Kenapa dibenci Israel? (Jakarta, Hikmah 2008).
Blair, Dennis, edt. Military Engagement Influencing Armed Forces Worldwide to
Support Democratic Transitions, (Brookings Institution Press, June 2013).
Bogdan, Robert C. Qualitatif Research for Education: An Introduction to
Theorryand Methods. (USA: Sari Knopp Biklen, 1992).
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1991).
Connolly, Peter. Aneka Pendekatan Studi Agama, (Yogyakarta: LKis, 2001).
Cormack, Patricia. Sociology and Mass Culture Durkheim, Mills, and
Baudrillar, University of Toronto Press July 2002.
Coulon, Jocelyn. Soldiers of Diplomacy the United Nations, Peacekeeping, and the
New World Order, (University of Toronto Press: March 1999).
Daniel, Donald C. F. and others, Eds. Peace Operations Trends,Progress,
and Prospects,(Georgetown University Press, July 2008).
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008).
Dinas Sejarah TNI AD, Dharma Bhakti TNI AD dalam Tugas Internasional.
(Jakarta, 1982).
Disbintalad, Kepemimpinan Rasulullah SAW. dalam Kemiliteran. (Jakarta:
CV Derwindo Prima, 2011).
El Dadl, Khaled M. Abou. Melawan Tentara Tuhan, (Jakarta, Serambi 2003).
230
B. Peraturan Perundang-undangan
D. Jurnal Internasional
www.un.org
www.unifil.org
www.tni.mil.id
http://ahmadiyyatuvalu.wordpress.com/.
http://literaturhabibalawiyin.blogspot.com
236
GLOSARIUM
komandonya,
IDF (Israel Defence Force) Pasukan tentara Israel
Illegal weapons transfers Pasokan senjata tidak resmi
Individual police Polisi Individu
Indobatt Nama pasukan Indonesia yang disingkat
menjadi Indonesia Battalyon
in-group Kelompok dalam
KUAI Singkatan dari Kuasa Usaha Ad Interim
Indonesia. Pengganti sementara dari duta
Besar Republik Indonesia
Mayor Kepala Desa
MCX (Marine Corps Exchange) Toko yang akrab disebut kalangan marinir
Amerika Serikat dan Inggris.
Medical Assistance Bantuan kesehatan yang dilakukan oleh
tim kesehatan Indobatt ke tengah
masyarakat yang membutuhkan
pertolongan kesehatan
Military Observer Petugas yang berasal dari berbagai negara
di dunia yang bertugas di suatu negara
yang sedang bertikai atau sedang
menghadapi masalah keamanan.
Military zone Zona Militer
Mouchtar Kepala Kampung
Medal Parade Parade Medali pemberian penghargaan
kepada prajurit yang telah berdinas selama
enam bulan di lingkungan PBB
Multidimensional peacekeeping Penjaga perdamaian berbagai dimensi
NATO (North Atlantic Treatry
Organization) Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Suatu
gabungan kekuatan militer yang dimiliki
oleh negara-negara Barat saat perang
dingin namun masi hada hingga saat ini
NEX (Navy Exchange) Toko lebih familiar penyebutannya di
kalangan Angkatan Laut.
Peacekeeping Force Pasukan Pemelihara Perdamaian
Peacekeeper Penjaga Perdamaian
Peacemaker Pembuat perdamaian
Prostetik Bantuan kaki palsu yang diperkenalkan
pasukan India
Pogrom Pertempuran pemusnahan
Panhard Jenis panser body ramping yang digunakan
pasukan Indonesia buatan Perancis dengan
yang digunakan untuk pengintaian musuh
Public Diplomation Diplomasi publik adalah suatu proses
dilaksanakannya hubungan langsung
dengan masyarakat di suatu negara untuk
239
INDEX
Addaiseh, 153, 158, 160, 164, 206, 146, 221, 222, 233, 234, 242, 243,
224, 225 245
Adshit Al Qusayr, 30, 144, 145, 152, diplomasi militer, 21, 24, 25, 26, 30,
153, 155, 159, 161, 213, 214, 216 242, 243, 245
Al Qaeda., 88, 93, 95 diplomasi pertahanan, 24, 25
Alawite, 80 diplomasi total, 21, 24, 25, 26, 29, 30,
112, 113, 114, 222, 242
Ali Alatas, 114
Djoko Suyanto, 13, 27, 156, 217
Amerika Serikat, 41, 46, 60, 61, 76,
82, 99, 100, 119, 125, 188, 217, Druze, 22, 66, 68, 71, 80, 82, 83, 90,
220, 235 93, 106
Amrosio, 13, 106, 213, 214, 216, 239 Eduardo Lachicha, 17, 24, 117, 225
Ban Ki Moon, 107, 110, 128, 234, Ehud Olmert, 96, 100, 103, 107, 168
235, 236
Fatah, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 114,
Bangladesh, 8, 117, 138 139, 171
Bashir Assad,, 84
Force Commander, 145, 160, 167,
blue line, 10, 14 206, 221, 224, 226, 227, 233, 234
Blue Line, 10, 136, 225 Fouad Siniora, 80, 81, 83, 89, 90,
113, 138, 167
BTR, 11, 55, 144, 152, 153, 159, 179,
181, 191, 194, 202, 208, 219, 222, Gemayel, 71, 79, 82, 83, 84, 176
230
Ghazar City, 41, 42
cessation of fire, 10
HAMAS, 75, 76
cessation of hostilities, 134, 135
Hariri, 71, 72, 80, 81, 82, 84, 85, 86,
Cimic, 185, 209 87, 88, 89, 93, 94, 100, 104, 105,
108, 143, 167, 176
Claudio Graziano, 107, 206, 228,
233, 234 Hassan Nasrallah, 48, 84, 86, 87, 138
confessionalism politics, 67 Hassan Wirajuda, 114
David Ben Gurion, 75 Hezbollah, 1, 9,11, 17, 40, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56,
diplomasi, 8, 14, 21, 24, 25, 26, 27,
62, 69, 70, 71, 72, 79, 81, 82, 83,
28, 29, 30, 57, 112, 113, 114, 115,
84, 85, 86, 87, 93, 94, 95, 96, 97,
242
98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 210, 211, 212, 213, 214, 215, 216,
105, 106, 107, 108, 133, 134, 135, 217, 218, 219, 220, 221, 222, 223,
138, 139, 152, 154, 156, 158, 160, 224, 225, 226, 227, 228, 229, 230,
161, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237,
173, 174, 175, 176, 186, 190, 192, 238, 239, 240, 242, 243, 244, 245
223, 232
Iran, 29, 46, 69, 70, 72, 82, 83, 86,
Huseiniyah, 47, 181, 202 87, 88, 99, 100, 106, 125, 127, 135,
139, 150
IDF, 10, 14
Islam, 8, 9, 10, 18, 21, 22, 27, 29, 35,
Indobatt, 8, 13, 15, 35, 37, 39, 55, 62,
38, 39, 40, 41, 43, 48, 51, 56, 58,
104, 105, 106, 114, 115, 129, 136,
60, 71, 72, 73, 75, 76, 79, 80, 83,
138, 144, 145, 146, 151, 152, 153,
88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 104, 105,
154, 159, 161, 162, 163, 164, 165,
106, 108, 119, 126, 135, 139, 141,
166, 167, 168, 169, 170, 171, 172,
143, 166, 167, 171, 177, 187, 188,
173, 174, 175, 176, 177, 178, 179,
194, 197, 204, 231, 242
181, 182, 183, 184, 185, 186, 188,
189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, Israel, 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15,
196, 197, 199, 200, 202, 204, 206, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 30, 34,
207, 208, 209, 210, 211, 212, 213, 35, 36, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
216, 222, 225, 228, 229, 231, 232, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 63,
236, 238, 239 64, 66, 69, 71, 72, 73, 75, 76, 77,
78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 87,
Indonesia, 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
88, 89, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
101, 102, 103, 104, 105, 106, 107,
24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33,
116, 120, 126, 133, 134, 135, 136,
34, 35, 36, 37, 38, 40, 42, 51, 53,
137, 138, 139, 140, 141, 147, 148,
54, 55, 56, 59, 60, 62, 63, 75, 76,
150, 151, 153, 154, 155, 156, 157,
78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 87,
158, 160, 161, 162, 163, 164, 165,
88, 89, 90, 98, 99, 101, 102, 103,
166, 167, 168, 169, 170, 175, 177,
104, 105, 106, 107, 108, 110, 112,
178, 179, 186, 191, 192, 193, 196,
113, 114, 115, 116, 117, 118, 119,
199, 207, 208, 211, 212, 215, 216,
120, 121, 123, 124, 125, 126, 127,
235, 240, 242, 244, 245
128, 129, 130, 131, 132, 138, 139,
140, 141, 143, 144, 145, 146, 147, Israel Defence Force (IDF), 14
148, 151, 152, 153, 154, 155, 156,
Jusuf Kalla, 199, 200, 201, 202
157, 158, 159, 160, 161, 162, 163,
164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, Kofi Annan, 101, 112
172, 173, 174, 175, 176, 177, 178,
179, 180, 181, 182, 183, 184, 185, Konga, 9, 10, 13, 118, 119, 126, 129,
186, 187, 189, 191, 192, 193, 195, 143, 144, 145, 149, 152, 160, 173,
196, 197, 198, 199, 200, 201, 202, 175, 177, 180, 184, 189, 199, 200,
203, 204, 205, 206, 207, 208, 209,
243
203, 205, 206, 211, 214, 215, 218, Malaysia, 8, 54, 125, 138, 140, 180,
219, 220, 224, 226, 227, 238 224, 228
Kopral Eldad, 96 Military Observer, 12, 127, 128
KUAI, 9, 25, 26, 29, 176, 212, 213, Mobil Pintar, 36
223, 224, 235
multidimensional peacekeeping, 110
LAF, 27, 28, 35, 98, 104, 105, 106,
Muslim, 1, 8, 9, 18, 33, 66, 77, 82,
116, 117, 135, 136, 146, 163, 164,
83, 85, 138, 155, 175, 176
166, 167, 168, 169, 170, 171, 206,
214, 215, 222, 226, 228 Nabih Berri, 48, 80, 86, 88, 113, 190
Lebanese Army Force (LAF), 27, 104 NATO, 13
Lebanon, 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, Operasi “Fork”, 170
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24,
25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, Operasi “Quiet River”, 171
36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, Operasi “Wadi Saluki”, 169
46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,
55, 56, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, Palestina, 14, 17, 18, 40, 41, 42, 43,
70, 71, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 46, 50, 60, 61, 64, 65, 71, 73, 74,
80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 75, 76, 77, 78, 79, 88, 89, 90, 91,
89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 92, 93, 94, 95, 96, 99, 101, 102,
98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 103, 104, 105, 107, 108, 114, 135,
105, 106, 107, 108, 110, 112, 113, 156, 164, 166, 167, 168
114, 115, 116, 117, 118, 121, 129,
PBB, 1, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,
133, 134, 135, 136, 137, 138, 139,
17, 18, 19, 21, 25, 26, 30, 34, 36,
140, 141, 142, 143, 144, 145, 146,
37, 44, 46, 54, 60, 61, 62, 64, 75,
147, 148, 149, 150, 151, 152, 153,
78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 87,
154, 155, 156, 157, 159, 160, 161,
88, 89, 93, 94, 96, 98, 99, 101, 102,
162, 163, 164, 165, 166, 167, 168,
103, 107, 109, 110, 111, 112, 113,
169, 170, 171, 172, 174, 175, 176,
114, 116, 117, 118, 119, 120, 121,
177, 178, 179, 180, 181, 182, 183,
123, 124, 125, 126, 127, 128, 130,
184, 185, 186, 187, 188, 189, 190,
131, 132, 133, 134, 135, 136, 137,
191, 192, 193, 194, 195, 196, 197,
138, 139, 140, 141, 142, 145, 154,
198, 199, 200, 201, 202, 203, 204,
155, 156, 160, 163, 164, 165, 168,
205, 206, 207, 208, 209, 210, 211,
175, 177, 178, 184, 185, 199, 200,
212, 213, 214, 215, 216, 217, 218,
209, 211, 215, 218, 219, 220, 221,
219, 220, 223, 224, 226, 227, 228,
222, 223, 224, 226, 227, 228, 229,
229, 230, 231, 232, 233, 234, 235,
233, 234, 235, 236, 242, 243, 244
236, 237, 238, 239, 240, 242, 243,
244, 245 peacekeeping, 8, 10, 14, 60, 109, 111,
112, 114, 139
244
CURICULUM VITAE
1. Data Diri
Nama : KUSUMA
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 November 1966.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin (dua anak)
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI AD
Alamat : Permata Depok Regency E 18/1 Ratujaya
Kota Depok
No Handphone : 08561143654
E-mail : kusuma_sp2000@yahoo.com
2. Pendidikan Formal
2016 S-3 Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2001 S-2 Sosiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
1992 S-1 Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
1985 SMA Negeri 1 Jakarta Pusat
1982 SMP Negeri 17 Jakarta Pusat
5. Pengalaman Organisasi
2013 Wakil Ketua Bidang Pertahanan Majelis Nasional
KAHMI
2000 Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI)
1988-1989 Ketua Umum Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
UGM.
1989-1991 Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Sastra
UGM.
1990 Wakil Ketua Badan Pelaksanan (BP) SM UGM.
(BEM UGM)
1989 Redaksi Buletin Dian Budaya FS. UGM
Redaksi Buletin Boulevard Shalahudin UGM.
248
9. Kegiatan Profesi
1987 – 1991 Anggota (Pemain) Sepak Bola Fakultas Sastra
UGM.
1985 Anggota Klub Fotografi Candranaya Jakarta
1982 Anggota (Pemain ) Klub Persatuan Sepak Bola
(PS) Jayakarta Jakarta.
1978 Anggota (Pemain ) Klub Sekolah Sepak Bola
MBFA Jakarta
10. Pekerjaan
1993 Kodam VIII/Trikora Irian Jaya
1995 Korem 174/Pattimura Ambon Maluku
2000 Kodam XVI/Pattimura Maluku
2003 BAIS TNI Jakarta
2008 Pusjarah TNI Jakarta
249
b. Artikel/Kolom
Betwen Chris and Rera Wulan, majalah Voice of Nature, 1990.
Sejarah dari Sisi Kekuasaan, majalah Mahasiswa, Balairung,
12/th.IV/1990.
Konflik di Ambon: Penafsiran Sosiologis atas Pengamatan Konflik
Januaru-Mei 1999, Jurnal Ilmu Sosial dan Politik UGM, Volume 2,
Nomor 3 Maret 2000.
Otonomi Daerah dan Ancaman Kerusakan Lingkungan, Jurnal Ilmu dan
Budaya, Edisi XVII, September 2001.
Struktur Mediasi dan Penciptaan Masyarakat Madani, Jurnal Profetik, Vol
1 No. 2 Juli-Agustus 2000.
Bagaimana Pola Kepemimpinan Mahasiswa Pasca Pemilu 1992,
Sriwijaya Pos, 25 April 1992
Terminologi Korupsi, Suara Maluku, 10 September 1997.
251