Anda di halaman 1dari 98

Agus Sujarwanta

Suharno Zen

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya i


Hak Cipta pada penulis
Hak Penerbitan pada penerbit
dilarang memperbanyak/memproduksi sebagian
atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
dari pengarang dan/atau penerbit.

Kutipan pasal 72:


Sanksi pelanggaran Undang-undang Hak Cipta
(UU No. 10 Tahun 2012)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal (49) ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1
(satu) bulan dan/(atau) denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau
dendan paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dipidana dengan pidana paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

ii Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya iii
Penulis
Agus Sujarwanta
Suharno Zen

Desain Cover
Team Laduny Creative

Lay Out
Team Laduny Creative

ISBN. 978-623-7829-31-7
14,8 x 21 cm; x + 88 hal

Cetakan Pertama, Juli 2020

Dicetak dan diterbitkan oleh:


CV. LADUNY ALIFATAMA (Penerbit Laduny)
Anggota IKAPI
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 49 Iringmulyo, Metro – Lampung.
Telp. 0725 (7855820) - 0811361113
Email: ladunyprinting@gmail.com

iv Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan buku yang berjudul : “Jenis-Jenis
Bambu Dan Potensinya (Etnobotani Bambu Oleh
Masyarakat Lokal Indonesia)”. Buku ini merupakan hasil
penelitian hibah Operasional Penelitian Rutin (OPR)
Internal tahun 2020 yang didanai oleh Universitas
Muhammadiyah Metro. Buku ini berisi tentang tanaman
bambu, jenis-jenis bambu yang ditemukan dan
pemanfaatannya serta konservasi bambu. Tak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah
Metro dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan
buku ini maupun dalam pengambilan data di lapangan.
Dalam penyusunan buku ini tentunya tidak luput
dari kesalahan baik dari segi teknis penulisan maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga buku
ini dapat bermanfaat dalam memberi wawasan
pengetahuan bagi pembaca sekalian. Aamiin.

Metro, Agustus 2020

Penulis
Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................... vi
BAB I TANAMAN BAMBU .................................................... 1
A. Klasifikasi ............................................................... 1
B. Morfologi ................................................................ 2
C. Syarat hidup tanaman bambu ........................ 16
D. Budidaya bambu .................................................. 20
E. Sifat dasar tanaman bambu............................... 25

BAB II JENIS-JENIS BAMBU ............................................... 28


A. Bambu mayan ........................................................ 29
B. Bambu lemang ........................................................ 31
C. Bambu suling .......................................................... 33
D. Bambu hitam .......................................................... 35
E. Bambu Gombong .................................................. 37
F. Bambu kuning......................................................... 39
G. Bambu apus ............................................................. 42
H. Bambu batu ............................................................. 44
I. Bambu tutul ............................................................. 45
J. Bambu hias .............................................................. 47
K. Bambu betung ........................................................ 49
L. Bambu cangkoreh ................................................. 52
M. Bambu pancing....................................................... 54
N. Bambu duri .............................................................. 56

BAB III PEMANFAATAN BAMBU ...................................... 61


A. Sebagai lambang perjuangan ............................ 61
B. Sebagai bahan konstruksi bangunan ............. 63
C. Sebagai bahan kerajinan..................................... 64
D. Sebagai bahan instrumen musik ..................... 65

vi Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


E. Sebagai bahan mebel (furniture)..................... 66
F. Sebagai tanaman hias/pagar ............................ 67
G. Sebagai penahan erosi/longsor ....................... 68
H. Sebagai bahan makanan ..................................... 69
I. Sebagai bahan pembungkus makanan ......... 70
J. Sebagai obat ............................................................ 72
K. Sebagai arang bambu........................................... 73
L. Sebagai ikon/identitas daerah ......................... 74
M. Sebagai sosial budaya, ritual, agama ............ 75

BAB IV KONSERVASI BAMBU ........................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 83

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Akar rimpang .................................................. 4


Gambar 2. Bentuk Rebung............................................... 5
Gambar 3. Buluh.................................................................. 6
Gambar 4. Buku-buku ....................................................... 7
Gambar 5. Percabangan ................................................... 9
Gambar 6. Bentuk percabangan ................................... 9
Gambar 7. Bagian-bagian pelepah buluh .................. 10
Gambar 8. Posisi daun pelepah buluh ....................... 11
Gambar 9. Pelepah buluh dan bulu kejur .................. 12
Gambar 10. Bagian-bagian pelepah daun .................... 13
Gambar 11. Bagian daun bambu. ................................... 13
Gambar 12. Struktur dari spikelet (kiri) dan
pseudospikelet (kanan).............................. 14
Gambar 13. Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) . 30
Gambar 14. Bambu Lemang (Schizostachyum
brachycladum ................................................. 32
Gambar 15. Bambu Suling (Schizostachyum blumei) 34
Gambar 16. Bambu Hitam Gigantochloa atroviolacea 37
Gambar 17. Bambu Gombong Gigantochloa
pseudoarundinacea....................................... 39
Gambar 18. Bambu Kuning Bambusa vulgaris
var. striata........................................................ 41
Gambar 19. Bambu Apus Gigantochloa apus .............. 43
Gambar 20. Bambu Batu (Dendrocalamus strictus ... 45
Gambar 21. Bambu Tutul Bambusa maculate ............ 47
Gambar 22. Bambu Hias Bambusa glaucophylla ....... 49
Gambar 23. Bambu Betung Dendrocalamus asper.... 51
Gambar 24. Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens 53
Gambar 25. Bambu Pancing Bambusa multiplex ....... 55
Gambar 26. Bambu Duri Bambusa blumeana ............. 57
Gambar 27. Tugu bambu runcing ................................... 63

viii Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 28. Bangunan dari bambu ................................ 64
Gambar 29. Kerajinan bambu ........................................... 65
Gambar 30. Alat musik dari bambu................................ 66
Gambar 31. Bahan mebel dari bambu ........................... 67
Gambar 32. Bambu sebagai tanaman pagar/hias. .... 67
Gambar 33. Bambu sebagai penahan erosi/longsor. 69
Gambar 34. Gambar rebung bambu ............................... 70
Gambar 35. Bambu sebagai pembungkus makanan 71
Gambar 36. Bambu sebagai obat.. ................................... 72
Gambar 37. Bambu sebagai arang bambu/charcoal 74
Gambar 38. Bambu sebagai ikon daerah...................... 75
Gambar 39. Pemanfaatan bambu dalam social
budaya, ritual, agama .................................. 77
Gambar 40. Konservasi bambu ........................................ 82

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya ix


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam


dan bambu apus .................................................. 26
Tabel 2. Nilai sifat fisik dan mekanis bamboo
andong (Gigantochloa verticillata), bamboo
bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan
bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.) ....... 27
Tabel 3. Sifat kimia bambu............................................... 27

x Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


BAB I
TANAMAN BAMBU

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-


rumputan) yang disebut juga Giant Grass (rumput raksasa).
Tanaman bambu berupa rumpun dan dapat pula bambu
tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu
terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara
bertahap, mulai dari rebung hingga bambu yang sudah
dewasa. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,
beruasruas berongga, berdinding keras, pada setiap buku
terdapat mata tunas atau cabang. Tanaman bambu yang
tumbuh di Indonesia merupakan tanaman bambu yang
simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul
dalam rumpun karena percabangan rhizomenya di dalam
tanah cenderung mengumpul. Batang bambu yang lebih tua
berada ditengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan
dalam proses penebangannya.

A. Klasifikasi
Adapun klasifikasi bambu secara umum (Widjaja,
2001) yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 1


Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Subfamili : Bambusoideae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa vulgaris

B. Morfologi bambu
Secara morfologi, tubuh bambu memiliki bagian-
bagian seperti : akar/rimpang, rebung, buluh, percabangan,
pelepah buluh serta daun.

Akar/rimpang
Tanaman bambu menpunyai dua tipe akar/rimpang,
yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running
type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung
rimpang. Sistem percabangan rhizomnya di dalam tanah
cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun.
Pada bambu tipe monopodial, tunas bambu keluar dari
buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang
dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti
tegakan pohon yang terpisah-pisah.
Karakter rimpang dapat digunakan untuk
membedakan genus bambu. Bagian pangkal akar rimpang
lebih sempit daripada bagian ujungnya dan setiap ruas
mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang

2 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian
memanjang dan akhirnya menghasilkan buluh. Kelompok
bambu yang disebut monopodial banyak dijumpai di
daerah beriklim (temperatur) sedang sampai dingin seperti
di China, Jepang, dan Korea. Sedangkan kelompok jenis-
jenis bambu yang disebut simpodial yang banyak dijumpai
di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, Malaysia,
Philipina, India, Banglades, Myanmar, Kamboja, Thailand,
dan Vietnam. Di Indonesia, jenis-jenis bambu asli umumnya
mempunyai sistem perakaran pakimorf, yang dicirikan oleh
ruasnya yang pendek dengan leher yang pendek. Setiap
akar rimpang mempunyai kuncup yang akan berkembang
dan tumbuh menjadi akar rimpang baru, yang akhirnya
bagian yang tumbuh keatas membentuk rebung kemudian
menjadi buluh (Widjaja, 2001)

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 3


Gambar 1. Akar rimpang: a). Simpodial atau pakimorf;
b). monopodial atau leptomof

Rebung
Rebung adalah tunas atau batang-batang bambu
muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun
dan rhizome. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang
dalam tanah atau dari pangkal buluh yang sudah tua.
Rebung dapat digunakan untuk membedakan jenis dari
bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada
ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya.
Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang
coklat atau putih misalnya bambu cangkoreh (Dinochloa
scandens). Sementara itu pada bambu betung
(Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat
dan beberapa buluh dapat menyebabkan kulit menjadi
sangat gatal.

4 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 2. Bentuk Rebung. Sumber :
(https://www.guaduabambu.com/blog/edible-bambu-species)

Buluh
Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat
cepat dan mencapai tinggi maksimum dalam beberapa
minggu. Buluh terdiri atas ruas dan buku-buku. Beberapa
jenis bambu mempunyai ruas panjang, misalnya
Schizostachyum lima, dan yang lain mempunyai ruas
pendek, misalnya Bambusa vulgaris dan Bambusa
blumeana. Selain berbeda dalam panjang ruasnya, beberapa
jenis tertentu mempunyai diameter buluh yang berbeda.
Jenis Dendrocalamus asper mempunyai diameter buluh
terbesar, yang diikuti oleh jenis-jenis dari genus
Gigantochloa dan Bambusa. Sementara pada genus
Schizostachyum, beberapa jenis di antaranya mempunyai
diameter sedang, seperti Schizostachyum brachycladum
diameter buluhnya kecil. Buluh bambu umumnya tegak,

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 5


tetapi ada beberapa genus yang tumbuhnya merambat
seperti Dinochloa dan ada juga yang tumbuhnya serabutan,
misalnya Nastus.

Gambar 3. Buluh pada spesies a. Sasa palmata; b. Sinocalamus


beecheyanus; c. Phyllostachys nigra; d. Schizostachyum hainanense; e.
Dinochloa scandens; f. Sinocalamus affinis; g. Bambusa textilis; h.
Arundinaria amabilis.

Buku-buku
Buku-buku pada buluh bagian pangkal beberapa
jenis bambu tertutup oleh akar udara, seperti pada jenis
Dendrocalamus asper. Ujung akar ini melengkung ke bawah
seperti pada Dinochloa asper dan Schizostachyum lima
(Widjaja, 2001). Pada genus Dinochloa, buku-bukunya
ditutupi oleh pelepah buluh yang sangat kasar atau
berbulu. Permukaan ruas pada setiap jenis berbeda,
6 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya
mungkin polos,licin, gundul atau lebat. Pada jenis Dinochloa
permukaannya gundul agak kasar oleh duri dan dilapisi
lilin pada buluh muda, sedangkan pada jenis
Dendrocalamus asper permukaan buluh mudanya berbulu
lebat seperti beludru. Jenis Gigantochloa atter mempunyai
bulu hitam yang tersebar pada ruasnya, sedangkan pada
jenis Schizostachyum brachycladum dan Thyrsostachys
siamensis mempunyai bulu putih yang melekat pada
permukaan luar ruasnya (Widjaja, 2001).

Gambar 4. Buku-buku: a. dengan akar udara; b. tanpa akar udara; c.


dengan akar lutut; d. tanpa akar lutut; e. lampang buluh.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 7


Percabangan
Percabangan pada umumnya terdapat di atas buku-
buku. percabangan dapat digunakan sebagai ciri khas untuk
membedakan genus bambu. Pada genus Bambusa,
Dendrocalamus dan Gigantochloa sistem percabangan
mempunyai satu cabang yang lebih besar daripada cabang
lainnya yang lebih kecil. Jenis Dinochloa biasanya
mempunyai cabang yang dominan dan akan sebesar buluh
induknya, terutama ketika buluh utamanya terpotong.
Jenis-jenis dari genus Schizostachyum mempunyai cabang
yang sama besar. Cabang lateral bambu yang tumbuh pada
batang utama, biasanya berkembang ketika buluh
mencapai tinggi maksimum. Pada beberapa genus, cabang
muncul tepat di atas tanah, misalnya genus Bambusa, dan
menjadi rumpun padat di sekitar dasar rumpun dengan
duri atau tanpa duri, tetapi pada genus lain cabangnya
tumbuh jauh di atas permukaan tanah, misalnya genus
Gigantochloa, Dendrocalamus, Schizostachyum. Duri
merupakan anak cabang aksiler (cabang yang tumbuh pada
batang lateral) yang melengkung dan berujung lancip.

8 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 5. Percabangan : A. Holttumochloa; B. Schizostachyum; C.
Bambusa; D. Phyllostachys; E. Chimonobambusa

a. b. c.
Gambar 6. a dan b; Bentuk percabangan Bambusa dan Schizostachyum,
sedangkan gambar c adalah cabang lateral dan aksiler

Pelepah buluh
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun
yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun
pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligula. Daun
pelepah buluh terdapat pada bagian atas pelepah,
Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 9
sedangkan kuping pelepah buluh dan ligula terdapat pada
sambungan antara pelepah dan daun pelepah buluh.

Gambar 7. Bagian-bagian pelepah buluh; a. kuping pelepah buluh; b.


daun pelepah buluh; c. buluh kejur; d. ligula

Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu


menutupi buluh ketika muda. Ketika buluh tumbuh dewasa
dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya
luruh/lepas, tetapi jenis lain pelepahnya tetap menempel
pada buluh seperti pada jenis Schizostachyum
brachycladum. Pada Dinochloa, pelepah buluh yang luruh
sangat kasar, kaku dan ciri ini dapat digunakan untuk
membedakan genus ini. Daun pelepah buluh pada beberapa
jenis bambu tampak tegak, seperti jenis Schizostachyum
brachycladum dan Bambusa vulgaris tumbuh menyebar,
atau terkeluk balik/tertekuk terbalik. Beberapa jenis
bambu mempunyai kuping pelepah buluh dan ligula yang
berkembang baik, tetapi jenis lainnya kuping dan ligulanya
kecil atau hampir tidak tampak. Kuping pelepah buluh dan

10 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


ligula merupakan ciri penting yang dapat digunakan untuk
membedakan jenis atau bahkan genus. Keduanya kadang
dengan dilengkapi dengan bulu kejur atau sering tidak
berbulu kejur. Kuping pelepah buluh yang besar umum
ditemukan pada jenis-jenis bambu dari genus Bambusa,
sedangkan pada genus Gigantochloa, Dendrocalamus
umumnya mempunyai kuping pelepah buluh agak kecil,
bercuping dan berbulu kejur. Beberapa genus bambu
misalnya Dinochloa mempunyai kuping pelepah buluh yang
melipat keluar.

Gambar 8. Posisi daun pelepah buluh; a. Tegak; b. Menyebar; c.


menyedak; d. terkeluk balik.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 11


Gambar 9. Pelepah buluh dan bulu kejur.
Daun
Helai daun bambu mempunyai urat daun yang
sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang
daun utama yang menonjol. Helai daun bisa lebar, tetapi
ada juga yang kecil dan sempit seperti pada Bambusa
multiplex dan Thyrsostachys siamensis. Helai daun
dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang
panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping
pelepah daun dan ligula. Kuping pelepah daun besar dan
juga kecil/tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu,
kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang,
tetapi ada juga yang gundul. Ligula pada beberapa jenis ada
yang panjang tetapi ada juga yang kecil dengan bulu kejur
panjang atau tanpa bulu kejur. Ligulanya mempunyai
pinggir yang menggerigi tidak teratur, menggerigi,
menggergaji atau rata.

12 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 10. Bagian-bagian pelepah daun: a. tangkai daun; b. Ligula;
c. buluh kejur; d. Kuping pelepah daun.

Gambar 11. Bagian daun bambu.


Sumber : http://virdaarifakf.blogspot.com/2015/03/laporan-
praktikum-morfologi-tanaman.html

Bunga
Bambu memiliki perbungaan yang terdiri dari
banyak spikelet yang diatur dalam dua baris pada
dasarnya, tetapi beberapa spesies memiliki spikelet yang
mengkelompok. Beberapa spesies memiliki rachilla pada
spikelet-nya (seperti Bambusa), lainnya sessile (seperti

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 13


Gigantochloa). Setiap spikelet terdiri dari kuncup, sehingga
disebut sebagai pseudospikelet. Spesies yang tidak
memiliki kuncup disebut spikelet. Pseudospikelet terdiri
dari 2-3 glumme atau bractea untuk melindungi spikelet.
Lalu ada beberapa floret yang memiliki rachilla atau sessile.
Setiap floret dilindungi oleh lemma dan palea, tidak ada
atau ada lodikula, 6 kepala sari, bebas filamen atau tabung,
1-3 stigma. Warna antera kekuningan.

Gambar 12. Struktur dari spikelet (kiri) dan pseudospikelet (kanan). a.


palea; b, cabang pseudospikelet; g. Glume; l. Lemma; p. Palea; r, rachilla;
t. Vestigial terminal, bb cabang spikelet or pseudospikelet,
and pr cabang rachilla

14 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Ada 2 tipe pembungaan, yaitu determinate dan
indeterminate.
1. Determinate
Pembungaan bambu yang salah satu program yang
perkembangannya sangat terbatas pada satu "periode
besar pertanaman" , mencakup seluruh pelengkap cabang-
cabang rachis soliter. Pertanaman terminal berhenti di
semua cabang pembungaan dalam waktu yang terbatas.
Setiap cabang berakhir dalam spikelet konvensional; tidak
ada meristem yang tersisa setelahnya dalam bentuk tunas
lateral yang tidak aktif.
2. Indeterminate
Pembungaan bambu yang perkembangannya
diperpanjang tanpa batas waktu. Periode besar
pertanaman yang terpisah dimulai dan diselesaikan, secara
independen di setiap axis berbunga dari setiap urutan
cabang berturut-turut. Setiap axis berakhir pada spikelet.
Namun, bagian dasarnya adalah rachis yang sangat pendek,
diselubungi lemma seperti cabang yang masing-masing
menggantikan tunas cabang. Karena itu, spikelet ini disebut
sebagai pseudospikelet. Kuncup di dasar pseudospikelet
dapat berkembang menjadi axis baru sebagai pelengkap.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 15


C. Syarat hidup tanaman bambu
Secara alami bambu dapat tumbuh pada hutan
primer maupun hutan skunder (bekas perladangan dan
belukar). Pada umumnya bambu menghendaki tanah
subur, sedangkan jenis lainnya dapat tumbuh pada tanah
yang kurang subur yang merupakan tempat tumbuhnya
jenis tanaman berkayu. Termasuk dengan tempat
tumbuhnya bambu adalah curah hujan yang cukup,
minimal 1000 mm/tahun. Tanaman bambu dapat tumbuh
mulai dari 0 – 1500 m dari permukaan laut, bahkan jenis –
jenis yang berbatang kecil dijumpai tumbuh pada
ketinggian antara 2000-3750 m dari permukaan laut. Pada
ketinggian 3750 m dari atas permukaan laut, habitusnya
berbentuk rumput. Akar bambu akan saling terkait dan
mengikat antar rumpun. Rumpun berikut serasah
diMbawahnya juga akan menahan top soil (lapisan tanah
permukaan yang subur) hingga tidak hanyut di bawa air
hujan. Lahan yang akan ditanami bambu dapat di lahan
kering yang tidak pernah tergenang air atau lahan basah
yaitu tanah-tanah yang sering atau sesekali tergenang air.
Jenis bambu yang tahan di lahan kering yaitu genus
Dendrocalamus dan Gigantochloa, seperti bambu petung (D.
asper), bambu apus (G. apus), bambu legi (G, atter), dan
bambu gombong (G. pseudoarundinacae). Sedangkan jenis-
jenis bambu yang dapat ditanam di lahan basah yaitu dari

16 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


genus Bambusa seperti bambu ampel gading (B. vulgaris v.
striata), bambu ampel hijau (B, vulgaris v. vitata) dan
bambu duri (B. blumeana). Genus Bambusa selain dapat di
tanam di lahan basah juga dapat ditanam di lahan kering.
Syarat hidup bambu yang harus terpenuhi dalam budidaya
bambu yaitu :
1. Topografi
Bambu tumbuh mulai dari dataran rendah sampai
dataran tinggi 100 – 2.200 m. dpl. Walaupun demikian,
tidak semua jenis bambu dapat tumbuh dengan baik di
tempat yang tinggi. Namun, pada tempat-tempat yang
lembab atau yang kondisi curah hujannya tinggi dapat
mencapai pertanaman terbaik, seperti di tepi sungai, di
tebing-tebing yang curam. Pada umur tanaman 4 tahun,
rumpun sudah dapat terjadi secara normal, yang mana
jumlah rumpun sudah dapat mencapai 30 batang dengan
diameter rata-rata di atas 7 cm. Bentuk topografi lahan
pengembangan bambu secara umum dapat dibagi 3
macam: berombak, bergelombang dan bergunung. Satuan
topografi berombak mempunyai kemiringan 3%–8%,
bergelombang 9%–15% dan bergunung > 30%.
2. Ketinggian Tempat
Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada
dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara
ketinggian tempat, 0 – 2.000 m. dpl. Jenis bambu yang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 17


berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara
2.000 m.dpl – 3.750 m. dpl. Pada ketinggian 3.750 m dari
atas permukaan laut, habitatnya berbentuk rumput, seperti
pada genus Dinochloa.
3. Tanah
Bambu dapat tumbuh pada semua jenis tanah
terutama jenis tanah asosiasi latosol cokelat dengan
regosol kelabu. pH tanah yang dikehendaki antara 5,6 – 6,5.
Semua jenis tanah dapat ditumbuhi bambu kecuali tanah
yang terdapat di dekat pantai, karena lahan yang berada
dekat dengan pantai merupakan lahan marjinal, seperti
miskin unsur hara, mudah terjadinya erosi, sinar matahari
tidak terkontrol dan air dalam tanah mudah hilang. Untuk
memperbaiki kondisi lahan marjinal tersebut ada beberapa
upaya yang dilakukan agar lahan tersebut dapat ditanami
bambu, seperti pemberian bahan organik/pupuk. Jenis-
jenis tanah yang ditumbuhi pusat bambu adalah jenis tanah
asosiasi latosol merah, latosol merah kecokelatan, dan
laterit, jenis tanah latosol cokelat kemerahan dan jenis
tanah asosiasi latosol dan regosol/. Latosol merupakan
suatu jenis tanah yang terbentuk pada daerah dengan
curah hujan sekitar 2.000 sampai 4.000 mm tiap tahun,
bulan kering kurang tiga bulan dan tipe iklim A, B. Di
Indonesia latosol umumnya terdapat pada daerah dengan
ketinggian antara 10 – 1.000 meter dengan curah hujan

18 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


antara 2.000 – 7.000 mm pertahun dan bulan kering < 3
bulan, dijumpai pada topografi berombak hingga
bergunung, dengan vegetasi utama adalah hutan tropika
lebat.
Tanah latosol merupakan jenis tanah yang banyak
digunakan dalam budiaya pertanian. Tanah ini mempunyai
sifat fisik (struktur) yang baik tetapi berkemampuan
rendah untuk menahan kation (sangat mirip dengan tanah
berpasir), bertekstur lempung sampai liat, struktur remah
sampai menggumpal dan konsistensi gembur. Warna tanah
kemerahan tergantung dari susunan mineralogi bahan
induknya, drainasi, umur, keadaan iklimnya dan
membutuhkan pupuk yang lebih intensif.
4. Iklim
Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik dan
tersebar di mana-mana, walaupun dipengaruhi oleh
keadaan iklim. Unsur-unsur iklim meliputi sinar matahari,
suhu, curah hujan dan kelembaban. Habitat yang disukai
tanaman bambu adalah lahan yang terbuka dimana sinar
matahari dapat langsung memasuki celah-celah rumpun
sehingga proses fotosintesis dapat berjalan lancar, selain
itu juga dapat mencegah tumbuhnya cendawan yang akan
mengganggu kesuburan tanaman bambu yang
mengakibatkan warna bambu tersebut menjadi kurang
baik. Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 19


bersuhu 8,8°C - 36°C. Tipe iklim untuk tanaman bambu
mulai dari A, B, C, D sampai E (mulai dari iklim basah
sampai kering). Semakin basah tipe iklim, makin banyak
jenis bambu yang dapat tumbuh. Sebab, tanaman bambu
termasuk tanaman yang banyak membutuhkan air, yaitu
curah hujan minimal 1.020 mm/tahun dan kelembaban
minimum 76%. Faktor yang mempengaruhi adalah curah
hujan, suhu udara dan kelembapan udara. Adapun kondisi
yang optimal adalah suhu 8,8 - 36°C, curah hujan tahunan
minimal 1.020 mm, dan kelembaban 80%.

D. Budidaya bambu
1. Pembukaan Lahan
Tanah harus dibersihkan dari semak belukar, alang-
alang, dan pohon lain harus ditebang/dibabat. Hasil
babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan
kompos pupuk hijau dan yang berkayu dibakar.
Pembukaan lahan ini dilakukan pada bulan menjelang
musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober.
2. Jarak Tanam
Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk
mendapatkan produktivitas yang tinggi dan mudah
melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu
yang dianjurkan untuk industri adalah 8x8 m dan 8x6 m.
Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak

20 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


tanam mengikuti arah kontur dengan jarak antara kontur
dapat dibuat > 2 meter dan jarak tanam di dalam kontur 8
meter.
3. Pembibitan
Pembibitan dilakukan untuk memperbanyak
tanaman. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan
dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan dengan
generatif adalah dengan bijinya. Sedangkan perbanyakan
vegetatif antara lain dengan stek batang, stek cabang atau
stek rhizome (akar). Untuk mendapatkan bibit bambu
dalam skala yang besar dan cepat dapat juga dilakukan
dengan teknik kultur jaringan.
4. Penanaman
Penanaman bambu bisa dilakukan di kebun, tanah
yang latar, tepi sungai
atau di pakarangan. Sebelum dilakukan penanaman
sebaiknya dilakukan persiapan lahan seperti pembersihan
areal dari semak belukar, bebatuan dan lain-lain.
Penanaman bambu sebaiknya dilakukan pada musim
penghujan dan bibit yang digunakan sebaiknya dalam
keadaan segar. Pada saat menanam bibit, hendaknya
ditambahkan pupuk buatan yaitu Urea, TSP dan KCl,
dengan perbandingan 3 : 2 : 1. Pupuk diberikan melingkari
tanaman karena rumpun akan tumbuh di sekeliling

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 21


tanaman induknya. Setelah itu tanah disekitar bibit
dipadatkan dan ditinggikan sekitar 5 – 10 cm.
5. Pemeliharaan
Tanaman bambu yang dibudidayakan perlu juga
pemeliharaan. Tindakan pemeliharaan tanaman bambu
antara lain meliputi pemangkasan, penyiangan,
pembumbunan dan pemupukkan. Pemupukan tanaman
bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan untuk
memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan
diangkutnya biomasa yang cukup besar (40-60
ton/hektar/tahun). Selain itu, pemupukkan ditujukan
untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas batang yang
terdapat pada rhizom dalam tanah dan mempertahankan
produktivitas batang/rumpun.
6. Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan cara menghilangkan
batang yang tidak produktif/rusak/tidak dikehendaki.
Tujuannya untuk mengatur kerapatan batang dan
memperoleh batang yang berkualitas. Kegiatan
penjarangan bambu pertama kali dapat dimulai pada umur
rumpun 4 (empat) tahun yang ditujukan untuk batang
pertama (yang sangat kecil) dan batang lain yang rusak
atau tumbuh tidak teratur.

22 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


7. Mengatur struktur dan komposisi batang dalam
rumpun.
Pengaturan struktur dan komposisi batang dalam
rumpun sangat penting untuk mengatur kegiatan
penebangan dalam rangka mendapatkan batang yang
berkualitas, seumur dan lestari. Makin basah tipe iklim
(A,B) makin banyak kelompok generasi umur batang yang
harus dibuat dan makin kering iklim(C, D) maka makin
sedikit generasi batang yang harus dibuat. Bambu industri
yang ditanam di daerah basah bertipe iklim A (sangat
basah) yang akan digunakan untuk bambu lamina, tusuk
gigi, tusuk sate, sumpit, tangkai dupa dan arang bambu
harus diatur dalam satu rumpun ada 5 (lima) generasi
umur batang yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun. Demikian juga
bambu yang ditanam di daerah bertipe iklim B (basah)
harus diatur dalam satu rumpun paling tidak ada 4 (empat)
struktur generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, dan 4
tahun.
8. Pengaturan drainase
Bambu industri tergolong jenis yang tidak tahan
tergenang air sehingga di perlu dibuatkan drainase. Oleh
karena itu di lahan yang datar, pengaturan drainase harus
direncanakan dengan baik. Sedangkan, untuk jenis
bambu yang tahan tergenang, pengaturan drainase juga

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 23


dilakukan agar mudah melakukan pemeliharaan dan
pemanenan.
9. Penebangan atau pemanenan
Tanaman bambu dipanen pertama kali pada umur 5
tahun yang dilakukan terhadap batang generasi ketiga.
Setelah itu panen dilakukan setiap tahun terhadap batang-
batang bambu generasi keempat, kelima dan seterusnya.
Penebangan dilakukan pada musim kemarau agar
diperoleh kualitas batang yang baik. Batang ditebang pada
bagian pangkal (5 – 10 cm) dengan kapak atau golok dan
setelah itu ditarik untuk dipangkas cabang-cabangnya.
Selanjutnya batang dipotong sekitar 4 (empat) meter dari
pangkal untuk memudahkan pengangkutan. Batang yang
ditebang adalah batang-batang generasi pertama dan
kedua. Penebangan pertama ini sebenarnya produk dari
kegiatan pemeliharaan sehingga batang-batang yang
ditebang tergolong masih kecil. Penebangan kedua, ketiga
dan seterusnya akan dilakukan setiap tahun dan batang-
batang yang ditebang adalah batang dari generasi ketiga,
keempat dan seterusnya.

24 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


E. Sifat dasar bambu
a. Anatomi bambu
Secara anatomi, bambu terdiri atas 50% parenkim,
40% serat dan 10% sel penghubung (pembuluh). Parenkim
dan sel penghubung lebih banyak ditemukan pada bagian
dalam dari batang, sedangkan serat lebih banyak
ditemukan pada bagian luar. Susunan serat pada ruas
penghubung antar buku memiliki kecenderungan
bertambah besar dari bawah ke atas sementara
parenkimnya berkurang.
b. Fisik dan Mekanis bambu
Sifat fisis dan mekanis merupakan informasi penting
tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang
dihasilkan. Hasil pengujian sifat fisis dan mekanis bambu
telah diberikan dalam taraf pendahuluan pada bambu apus
(Gigantochloa apus Kurz.) dan bambu hitam (Gigantochloa
nigrocillata Kurz.). beberapa hal yang mempengaruhi sifat
fisis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ketinggian,
diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku
atau ruas), posisi radial dari luas sampai bagian dalam dan
kadar air bambu. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanis
bambu hitam dan bambu apus ditunjukkan pada Tabel 1
berikut ini :

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 25


Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus

Sifat fisik dan mekanis jenis bambu lainnya pada tiga jenis
bambu, yaitu bambu andong (Gigantochloa verticillata),
bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater
(Gigantochloa ater Kurz.) menunjukkan bahwa bambu ater
mempunyai berat jenis dan sifat kekuatan yang lebih tinggi
dibandingkan bambu bitung dan bambu andong. Nilai rata-
rata keteguhan lentur maksimum, keteguhan tekan sejajar
serat dan berat jenis tidak berbeda nyata pada buku dan
ruas, sedangkan antar jenis berbeda nyata. Nilai rata-rata
sifat fisis dan mekanis bambu terdapat pada Tabel 2 di
bawah ini :

26 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Tabel 2. Nilai sifat fisik dan mekanis bambu andong (Gigantochloa
verticillata), bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.)
dan bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.)

c. Kandungan kimia bambu


Sifat kimia bambu meliputi penetapan kadar
selulosa, lignin, pentosan, abu, silika, serta kelarutan dalam
air dingin, air panas dan alkohol benzen. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42,4%
– 53,6%, kadar lignin bambu berkisar antara 19,8% –
26,6%, sedangkan kadar pentosan 1,24% – 3,77%, kadar
abu 1,24% – 3,77%, kadar silika 0,10% – 1,78%. Hasil
analisis kimia 10 jenis bambu terdapat pada Tabel 3 di
bawah ini :
Tabel 3. Sifat kimia bambu

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 27


BAB II
JENIS-JENIS BAMBU

Bambu yang disebut juga sebagai buluh, aur, pring,


dan eru dapat hidup dengan liar/dibudidayakan dengan
mudah di Indonesia. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159
jenis bambu di Indonesia dan 88 diantaranya merupakan
spesies endemik Indonesia. Bambu memegang peranan
sangat penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Bambu dikenal memiliki batang yang kuat, serta kulit
batang yang mudah dibentuk. Bambu banyak ditemukan di
sekitar pemukiman daerah pedesaan, sehingga bambu
menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan.
Berdasarkan hasil observasi di 4 Pekon/desa (Pekon
Bangunrejo, Pekon Banyu Urip, Pekon Betung dan Pekon
WayPanas), Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung memiliki keanekaragaman jenis bambu
yang banyak dimafaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Masyarakat memanfaatkan jenis tanaman bambu sesuai
keterampilan yang dimiliki dan dimanfaatkan secara
tradisonal atau dengan cara kultur atau budaya sehari-hari
untuk menghasilkan berbagai produk yang memiliki nilai
ekonomi dan dapat dipasarkan sehingga dapat menambah
pendapatan masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk
memanfaatkan jenis tanaman bambu berdasarkan

28 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


kebiasaan ini disebut dengan pengetahuan
lokal/etnobiologi.
Berikut deskripsi tanaman bambu yang meliputi
gambar morfologi, lokasi ditemukan dan potensi
pemanfaatannya.
1. Nama : Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) Kurz
Nama daerah : Bambu legi
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa robusta Kurz

Deskripsi :
Rebung hijau muda tertutup bulu coklat hingga
hitam. Batang berwarna hijau tua, tinggi batang
diperkirakan mencapai 7-14 m dari permukaan tanah
sampai pucuk batang, permukaan batang dilapisi lilin putih,
panjang ruas 25-44 cm, diameter batang 2-4 cm,
ketebalan batang 3,5-10 mm. Percabangan satu lebih besar
daripada cabang lainnya, dengan jumlah cabang 7-11
cabang dalam satu ruas. Pelepah buluh tertutup bulu

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 29


hitam, mudah luruh pada buluh yang tua, pada
buluh muda pelepah masih melekat terutama dibagian
pangkal buluh. kejur 1-3 mm, memiliki ligula dengan
bentuk tepi ligula rata, posisi daun pelepah tertekuk
terbalik. Daun berwarna hijau, panjang daun 23,5-33 cm,
lebar daun 1,7-3 cm, panjang bulu kejur 2-3 mm, panjang
ligula 1-2,4 mm dengan bentuk tepi ligula bergerigi.
Potensi pemanfaatan : Rebung bambu ini juga dapat
dijual atau dimakan karena memiliki rasa yang manis dan
lebih disukai dibandingkan rebung bambu lain, sehingga
sering disebut bambu legi.

Gambar 13. Bambu Mayan (Gigantochloa robusta) Kurz a. Rumpun


bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

30 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


2. Nama : Bambu Lemang (Schizostachyum
brachycladum) Kurz
Nama daerah : Buluh henik
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Schizostachyum
Spesies : Schizostachyum brachycladum Kurz
Deskripsi :
Rebung bentuk ramping mengerucut, pelepah
rebung kuning kecokelatan ditutupi miang cokelat
kemerahan; kuping pelepah rebung membundar;
daun pelepah rebung tegak. Buluh tegak, buku-buku
dengan cincin/gelang putih yang melingkari buku,
buluh tua hijau tua mengkilap, tinggi 11–15 m,
diameter buluh 6–7 cm, ketebalan dinding 2–3 mm,
panjang ruas 30–40 cm. Pelepah buluh tidak mudah
luruh, cokelat muda ditutupi bulu kemerahan hingga
cokelat, panjang 10–13 cm, lebar 9–11 cm; kuping
membulat kecil, tinggi 0.5–1 cm, panjang bulukejur
3–4 mm; ligula bergerigi, tinggi 1–2 mm, bulu kejur
1 mm; daun pelepah buluh tegak, pangkal berbentuk

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 31


segitiga melebar, panjang 6–7 cm, lebar 5– 6 cm.
Percabangan terdiri atas 4–9 dengan cabang sama
besar dengan cabang yang lain setiap buku, tumbuh
30–80 cm tingginya dari atas permukaan tanah.
Daun 30–37 x 3–5 cm, permukaan atas gundul,
permukaan bawah agak berbulu halus, tangkai daun
hijau kekuningan; pelepah daun berbulu, kuping
bulat kecil, bulu kejur 2–3 mm; ligula rata, tinggi 1
mm.
Potensi pemanfaatan : batang bambu digunakan
untuk memasak lemang (makanan dari beras ketan).

Gambar 14. Bambu Lemang (Schizostachyum brachycladum) Kurz a.


Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

32 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


3. Nama : Bambu Suling (Schizostachyum blumei)
Nama daerah : Buluh tamiang, selepah
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Schizotachyum
Spesies : Schizostachyum blumei
Deskripsi :
Rebung bentuk ramping, mengerucut, warna
pelepah rebung hijau muda; pelepah buluh ditutupi
miang cokelat kemerahan; kuping pelepah rebung
menggaris; daun pelepah rebung tertekuk terbalik.
Buluh tegak, buku- buku licin (polos), buluh muda
tertutup bulu putih tersebar, buluh tua hijau tua tidak
mengkilap. Pelepah buluh tidak mudah luruh, cokelat
muda tertutup bulu hitam pada permukaan abaksial,
panjang 6–8 cm, lebar 1–2 cm, kuping pelepah buluh
membulat, bulu kejur panjangnya 0.1–0.3 mm; ligula
menggerigi, dengan beberapa bulu kejur halus yang
mudah putus dan pendek; daun mudah gugur.
Bambu suling mempunyai tipe percabangan rhizoma
simpodial. Permukaan batang tidak licin, warna batang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 33


hijau. Cabang muncul di nodus bagian atas batang, jumlah
cabang 5 - 15 yang sama besar ukurannya. Warna
daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 24 cm,
lebar daun 3 cm, struktur urat daun terlihat jelas,
ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak,
tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula rata.
Potensi pemanfaatan : dapat dimanfaatkan untuk
membuat kerajinan suling dan pancing.

Gambar 15. Bambu Suling (Schizostachyum blumei) a. Rumpun bambu


b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

34 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


4. Nama : Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea)
Nama daerah : Buluh kumbang, wulung
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa atroviolacea
Deskripsi :
Rebungnya hijau kehitaman dengan ujung jingga,
tertutup oleh bulu-bulu miang berwarna cokelat
hingga hitam. Buluhnya lurus dan tegak, mencapai
tinggi 15 m; garis tengahnya 6-8 cm dan ruas-
ruasnya sepanjang 40–50 cm, tebal dinding buluh
8 mm; hijau gelap ketika muda, berubah menjadi
ungu kehijauan hingga kecokelatan gelap, dengan
lampang berupa cincin berwarna pucat atau
keputihan pada buku-bukunya; buku-buku dekat
tanah dengan sedikit akar udara. Percabangan
muncul tinggi 2–3 m di atas tanah; biasanya dengan
banyak cabang, yang salah satunya lebih besar
daripada yang lain. Pelepah buluh mudah rontok,
kecuali yang terbawah yang agak bertahan; panjang

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 35


16–20 cm, berbulu miang berwarna cokelat gelap
pada sisi luarnya. Daun pelepah buluh bentuk
bundar telur atau lonjong menyegitiga dengan
pangkal menyempit 4–9 cm panjangnya, terkeluk
balik. Kuping pelepah membulat hingga membulat
dengan ujung sedikit melengkung keluar, lebar
4 mm dan tinggi 3–5 mm, dengan bulu kejur 7 mm;
ligula menggerigi tak beraturan, tinggi 2 mm.
Daun pada ranting bentuk lanset, 20-28 × 2–5 cm ;
pelepah daun tertutupi oleh rambut keputihan
ketika muda; kuping pelepah kecil, hingga 1 mm,
ligula menggerigi, tinggi 2 mm. Perbungaan
berupa malai pada ranting yang berdaun, dengan
kelompok-kelompok hingga 18 spikelet pada masing
masing bukunya. Spikelet bentuk lanset bulat telur,
8-11 × 3 mm, berisi 4 floret yang sempurna dan satu
floret ujung yang tak sempurna.

36 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Potensi pemanfaatan : dibuat alat musik seperti angklung,
dan digunakan untuk furnitur dan bahan kerajinan
tangan.

Gambar 16. Bambu Hitam Gigantochloa atroviolacea. a.Rumpun bambu


b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

5. Nama : Bambu Gombong (Gigantochloa


pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja
Nama daerah : Pring lorek, andong, dabuk, pring
surat
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 37


Famili : Poaceae
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa pseudoarundinacea
(Steud.)
Deskripsi :
Rebung berwarna hijau, tertutup miang coklat
hingga hitam. Rumpun agak padat; buluh tegak
dengan ujung melengkung, berwarna hijau dengan
garis-garing kuning saat tua; buluh muda dilapisi miang
berwarna coklat, menjadi gundul saat tua.
Bambu gombong mempunyai tipe percabangan rhizome
simpodial, panjang internodus 37 cm, diameter nodus 14
cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau
bergaris kuning. Permukaan pelepah batang
diselimuti bulu coklat, keberadaan pelepah batang lepas
dari batang, bentuk daun pelepah tegak, ukuran kuping
pelepah batang 1,2 cm, panjang bulu kejur 1 cm, bentuk
ligula bergerigi, panjang ligula 0,5 cm. Cabang muncul di
nodus bagian atas batang, jumlah cabang 4–10. Warna
daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 34 cm, lebar
daun 5 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping
pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur melengkung, panjang
bulu kejur 0,4 cm, tinggi ligula 0,2 cm, bentuk ligula
bergerigi.

38 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai bahan
bangunan, bahan baku membuat sumpit.

Gambar 17. Bambu Gombong Gigantochloa pseudoarundinacea.


a.Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh
e. Cabang f. Daun

6. Nama : Bambu Kuning (Bambusa vulgaris var.


striata) (Lodd. ex Lindl.) Gamble
Nama daerah : Bambu gading
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Ordo : Graminales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 39


Famili : Gramineae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa vulgaris var. striata (Lodd.
ex Lindl

Deskripsi :
Rebung ramping menyegitiga, warna pelepah hijau
dengan 3–4 garis kuning ditutupi miang cokelat tua;
kuping membundar; daun pelepah rebung tegak. Bambu
kuning mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial,
panjang internodus 27 cm, diameter nodus 8 cm,
permukaan batang licin, warna batang kuning bergaris
hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu hitam,
keberadaan pelepah buluh mudah lepas dari batang,
bentuk daun pelepah tegak berbentuk segitiga, ukuran
kuping pelepah batang 1 cm, panjang bulu kejur 0,8 cm,
bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang
muncul di nodus sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 5.
Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun
27,5 cm, lebar daun 4,5 cm, struktur urat daun terlihat
jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur
tegak,panjang bulu kejur 0,3 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk
ligula rata. warna tangkai daun hijau kekuningan;
permukaan bawah tidak berbulu, permukaan atas
pelepah daun berbulu; kuping pelepah buluh menggaris,

40 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


tinggi 1 mm dengan bulu kejur yang pendek 1 mm;
ligula tidak tampak.
Potensi pemanfaatan : Bahan kontruksi bangunan
dan tanaman hias, serta untuk obat penyakit kuning atau
liver

Gambar 18. Bambu Kuning Bambusa vulgaris var. striata. a.Rumpun


bambu b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 41


7. Nama : Bambu Apus (Gigantochloa apus) Kurz
Nama daerah : Bambu tali
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae
Genus : Gigantochloa
Spesies : Gigantochloa apus (Bl. Ex Schult.)
Kurz
Deskripsi :
Rebung bentuk mengerucut, warna pelepah rebung
hijau kekuningan tertutup bulu hitam lebat; kuping pelepah
rebung menggaris; daun pelepah rebung menyebar ketika
muda. Buluh tegak, buku-buku polos, miang cokelat di
bawah buku tersebar, buluh muda tertutup bulu cokelat
tersebar, tetapi luruh ketika sudah tua, buluh tua berwarna
hijau pucat atau hijau abu-abu, tingginya berkisar 16–22 m,
diameter buluh 6–10 cm, ketebalan dinding 8–11 mm; ruas
panjangnya 46–6 cm Bambu apus mempunyai tipe
pertanaman rhizome simpodial, panjang internodus 43 cm,
diameter nodus 7 cm, permukaan batang tidak licin, warna
batang hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu

42 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


kasar, keberadaan pelepah batang tidak mudah lepas
dari batang, bentuk daun pelepah terkeluk balik, ukuran
kuping pelepah batang 0,2 cm, panjang bulu kejur 0,3 cm,
bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang
muncul di nodus bagian atas batang, jumlah cabang 4–10.
Warna daun hijau,bentuk daun lanset, panjang daun 35
cm, lebar daun 5 cm, struktur urat daun terlihat jelas,
ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak,
panjang bulu kejur 0,2 cm, tinggi ligula 0,3 cm, bentuk
ligula rata, panjang 1–3 mm, gundul.
Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai anyaman
caping, kursi rumah, tampah, besek dan tali temali. Selain
itu dimanfaatkan juga di bidang konstruksi bangunan
rumah dan dinding rumah/gedeg.

Gambar 19. Bambu Apus Gigantochloa apus. a.Rumpun bambu b.


Rebung c. Batang d.Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 43


8. Nama : Bambu Batu (Dendrocalamus strictus)
(Hassk.) Kurz
Nama daerah : Bambu ater
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Monokotil
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Dendrocalamus
Spesies : Dendrocalamus strictus (Hassk.) Kurz
Deskripsi :
Rebungnya hijau sampai gelap dengan bulu hitam
melekat. Batangnya bisa mencapai ketinggian 30 m,
panjang ruas rumpun dewasa mencapai 40 cm, dengan
diameter 5-8 cm dengan buku-buku keputihputihan. Pada
buku-buku batang bagian bawah terdapat beberapa akar
udara. Percabangan tumbuh 1,5 m dipermukaan tanah,
satu cabang lebih besar daripada cabang lainnya. buluh
hijau tua, gundul atau dengan bulu coklat tersebar, bagian
bawah bukunya sering bergaris putih melingkar. Ruas pada
bagian bawah buluh tidak terlalu pendek tetapi lebih
pendek daripada bagian tengahnya. Pelepah buluh tertutup
bulu hitam tersebar, kuping pelepah buluh membulat
sampai agak melengkung keluar dengan bulu kejur

44 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


panjangnya mencapai 6 mm, ligula menggerigi tidak
beraturan dengan tinggi 3-6 mm
Potensi pemanfaatan : dapat digunakan untuk kerajinan
anyaman dari bambu.

Gambar 20. Bambu Batu (Dendrocalamus strictus. a.Rumpun bambu


b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

9. Nama : Bambu Tutul (Bambusa maculate) Widjaja


Nama daerah : Buluh totol
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Monokotil
Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 45


Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa maculate Widjaja
Deskripsi :
Pelepah rebung hijau muda bergaris kuning,
susunan pelepah rebung rapat, arah pertanaman rebung
searah jarum jam. Akar rimpang bertipe pakimorf, akar
adventif tumbuh sampai buku ke 3. Ruas batang hijau tua
totol-totol coklat tua gundul mengkilat kecuali sekitar buku
batang berbulu kempa coklat jarang, panjang x diameter
ruas batang 30-39 cm x 6,26-6,89 cm, pangkal batang
bengkok. Pelepah batang segitiga sama kaki melebar,
bagian dalam daun pelepah batang berbulu kempa jarang
dan tidak membentuk pola, daun pelepah batang segitiga
sama kaki melebar, posisi daun pelepah batang tegak,
panjang bulu kejur 1-1,20 cm; ligula gundul. Percabangan
satu cabang lebih besar dari cabang lainnya, berkas cabang
tersusun atas 6-10 cabang. Pelepah daun berbulu kempa
coklat muda, ligula gundul. Daun hijau, gundul, panjang x
lebar helaian daun 34,50 cm, pangkal daun tumpul.
Tangkai daun hijau. Helaian oblong, panjang 7,2-14 cm,
lebar1,2-2 cm, hijau permukaan adaksial dan abaksial
gundul ujung daun melancip, pangkal daun membulat,
pertulangan daun menonjol ke arah abaksial, anak tulang
daun (nervus) 15 terpusat.

46 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Potensi pemanfaatan : dapat digunakan dalam
pembuatan meja dan kursi.

Gambar 21. Bambu Tutul Bambusa maculate. a.Rumpun bambu b.


Rebung c. Batang d.Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

10. Nama : Bambu Hias (Bambusa glaucophylla) Widjaja


Nama daerah : Bambu pagar, bambu putih
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub divisi : Monokotil
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa glaucophylla Widjaja

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 47


Deskripsi :
Rebung ramping panjang seperti menyegitiga
dengan kuncup hijau kekuningan, warna pelepah rebung
hijau kekuningan ditutupi bulu hitam tidak merata; bentuk
kuping membundar; posisi daun pelepah buluh tegak.
Buluh muda licin kadang dengan beberapa bulu
hitam tersebar, buku-buku polos (gundul), buluh tua
berwarna hijau kusam, tinggi hingga 5 m, ruas panjangnya
20–25 cm dengan diameter 2–3.2 cm, Pelepah buluh
cokelat muda dengan permukaan abaksial ditutupi bulu
hitam, mudah luruh, panjang pelepah buluh 5–7 cm, lebar
pelepah buluh 2–3 cm; bulu kejur 1–2 mm; ligula rata
dengan tinggi 1–2 mm, tepinya gundul atau agak berbulu;
daun pelepah buluh tegak, menyegitiga dengan pangkal
sempit, panjang daun pelepah buluh 1.9–2.3 cm, lebar 2–2.7
cm. Percabangan muncul diseluruh buku-buku pada ruas
1–4 dengan jarak 10–25 cm, percabangan 5–6 cabang
dengan satu cabang dominan dan cabang lain lebih kecil.
Daun panjang 19–24 cm, lebar 1.5–2.4 cm, berwarna hijau
garis putih, permukaan atas dan bawah tidak terdapat bulu
(gundul), warna tangkai daun hijau muda; permukaan
pelepah daun tidak berbulu; kuping pelepah daun
membundar, tinggi 1 mm, gundul; ligula menggerigi, tinggi
1 mm; gundul. Tinggi pohon 1,5-2 m, akar rimpang bertipe
pakimorf.

48 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Potensi pemanfaatan : Tanaman hias.

Gambar 22. Bambu Hias Bambusa glaucophylla. a.Rumpun bambu b.


Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

11. Nama : Bambu Betung (Dendrocalamus asper)


Backer ex K.Heyne
Nama daerah : Bambu petung
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 49


Famili : Poaceae
Genus : Dendrocalamus
Spesies : Dendrocalamus asper (Schult.f.)
Backer ex Heyne
Deskripsi :
Rebung bentuk mengerucut (bulat meruncing),
ujung hitam keunguan; pelepah rebung kecokelatan
tertutup bulu lebat berwarna cokelat tua; kuping pelepah
rebung membundar; daun pelepah rebung tegak. Buluh
tegak, berwarna hijau tua keputihan pada bagian atas
buluh, bagian pangkal ditutupi bulu halus seperti beludru
cokelat, buluh tua dengan totol putih, buku-buku dengan
akar udara mulai dari pangkal hingga tengah keatas,
tingginya berkisar 16–24 m dengan ujungmelengkung,
diameter 14–18 cm, ketebalan dinding 8–11 cm, ruas
panjangnya 40–50 cm. Pelepah buluh mudah luruh,
permukaan adaksial licin (tidak berbulu), permukaan
abaksial cokelat muda tertutup bulu hitam hingga
kemerahan, panjang pelepah buluh 20–37 cm dengan lebar
25–30 cm; kupingnya membulat terkeluk keluar dengan
tinggi 15–19 mm, dengan bulu kejur panjangnya 3–6
mm; ligula menggerigi, dengan panjang 4–7 mm, daun
pelepah buluh tertekuk terbalik, menyegitiga dengan dasar
menyempit, panjang 15–18 cm, lebar 2–3 cm. Bambu
betung mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial,

50 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


panjang internodus 36 cm, diameter nodus18 cm,
permukaan batang tidak licin, warna batang hijau dengan
bulu putih. Bentuk ligula bergerigi tidak teratur, panjang
ligula 0,4 cm. Cabang muncul di nodus bagian atas batang.
Warna daun hijau, bentuk daun tegak, panjang daun 25
cm, lebar daun 3,2 cm, struktur urat daun terlihat jelas,
ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak.
Lebar daun 27–31 cm x 2–4 cm, permukaan atas tidak
berbulu, permukaan bagian bawah agak berbulu, warna
tangkai daun hijau kekuningan; permukaan pelepah daun
tidak berbulu,
Potensi pemanfaatan : sebagai konstruksi kandang
ternak, dinding rumah, pagar, tiang dan talang air.

Gambar 23. Bambu Betung Dendrocalamus asper. a.Rumpun bambu b.


Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 51


12. Nama : Bambu Cangkoreh (Dinochloa scandens)
Blume ex Nees Kuntze
Nama daerah : Buluh alar, kadalan
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Dinochloa
Spesies : Dinochloa scandens) Blume ex Nees
Kuntze
Deskripsi :
Pertanaman rumpun simpodial dan menjalar,
pertanaman rhizome di bawah tanah, warna buluh
hijau tua, permukaan buluh halus tanpa bulu,
permukaan buluh tanpa lapisan lilin, asal tunas dan
percabangan di atas ruas, pertanaman cabang
menyudut ke atas, tipe percabangan banyak yaitu
sepasang cabang utama yang tidak sama dari satu
tunas primer, warna bulu pada pelepah tidak
memiliki bulu, permukaan pelepah buluh tidak

52 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


berbulu, ligula pelepah daun rata, kuping pelepah
daun tidak ada bulu kejur, tidak ada kuping pelepah
buluh, bentuk daun pelepah buluh melanset,
pangkal daun pelepah buluh menyempit, pelepah
daun tidak berbulu, kuping pelepah daun ada sedikit
bulu kejur.
Potensi pemanfaatan : air batang bambu
dimanfaatkan untuk obat batuk.

Gambar 24. Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens a.Rumpun bambu


b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 53


13. Nama : Bambu Pancing (Bambusa multiplex (Lour.)
Raeusch. Ex Schult.
Nama daerah : Bambu pagar, buluh mupo, pring
gendani
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel
Ex Schult.

Deskripsi :
Rebung ramping seperti jarum dengan kuncup hijau
pucat, pelepah rebung hijau kekuningan, gundul; tidak
memiliki kuping pelepah rebung (polos); daun pelepah
rebung tegak. Buluh berbuku-buku polos; buluh tua hijau
tua mengkilap, agak berlilin putih; tingginya mencapai 6–9
m, diameter 1– 1.5 cm, ketebalan dinding 2–4 mm, ruas
panjangnya 20–35 cm. Pelepah buluh mudah luruh, putih
kecokelatan, permukaan abaksial tanpa bulu(gundul),
dengan panjang 13–18 cm, lebar 5–7 cm; kuping pelepah
buluh tidak tampak, ligula menggerigi dan tidak teratur,

54 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


tinggi 1.5 mm, daun pelepah buluh tegak dan hijau pucat,
menyegitiga dengan dasar melebar, panjang daun pelepah
buluh 7–9 cm, lebar 1–2 cm. Percabangan terdiri atas 7–9
cabang yang besarnya hampir sama tetapi sering satu
cabang lebih besar daripada cabang lainnya, terletak pada
buku-buku di dekat tanah dengan tinggi dari permukaan
tanah 25–39 cm. Daun 14–17 cm x 1.5–2 cm, permukaan
atas dan bawah tidak berbulu (gundul), warna tangkai daun
hijau kekuningan; kuping hampir tidak tampak atau seperti
bingkai (menggaris), tinggi 12 mm, bulu kejur pendek;
ligula tidak tampak, gundul.
Potensi pemanfaatan : Alat pancing, tiang bendera

Gambar 25. Bambu Pancing Bambusa multiplex. a.Rumpun bambu


b. Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 55


14. Nama : Bambu Duri (Bambusa blumeana) Schult.f.
Nama daerah : Buluh duri, pring gesing, pring ori
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa blumeana Schult.f.
Deskripsi :
Rebung berwarna jingga, tertutup oleh bulu-bulu
miang cokelat. Buluhnya tegak, mencapai tinggi 25 m, agak
berbiku-biku, berduri; mulai bercabang di atas tanah,
berupa satu cabang dominan diikuti oleh cabang lain yang
lebih kecil. Bambu duri mempunyai tipe percabangan
rhizoma simpodial, panjang internodus 20 cm, diameter
nodus 9 cm, permukaan batang licin, warna batang hijau.
Permukaan pelepah batang diselimuti bulu coklat,
keberadaan pelepah batang lepas dari batang, bentuk daun
pelepah menyebar, ukuran kuping pelepah batang 0,6 cm,
panjang bulu kejur 1.5 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang
ligula 0,4 cm. Cabang muncul di nodus sepanjang batang,
jumlah cabang 3 – 7 pada setiap nodus, modifikasi
berupa duri yang muncul di cabang. Warna daun

56 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


hijau,bentuk daun lanset, panjang daun 19 cm, lebar daun 2
cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping
pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur tegak, panjang bulu
kejur 0,1 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula bergerigi.

Potensi pemanfaatan : digunakan sebagai pagar rumah.


Pada zaman penjajahan Belanda dahulu digunakan sebagai
pelindung suatu perkampungan. Belanda kesulitan untuk
masuk ke perkampungan karena terhalang rumpun bambu
yang berduri, oleh karena itu Belanda menjatuhkan koin
gulden dari atas pesawat ke rumpun bambu sehingga
penduduk berlomba untuk mendapatkan dengan cara
menebangi bambu. Karena bambu sudah ditebangi maka
Belanda dengan mudah memasuki perkampungan tersebut.

Gambar 26. Bambu Duri Bambusa blumeana a.Rumpun bambu b.


Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 57


Terdapat 14 jenis bambu yang terdiri dari 4 genus
yaitu: Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa,
Schizostachyum dan Dinochloa yang semuanya mempunyai
tipe percabangan rhizoma simpodial. Percabangan rhizoma
bambu bertipe simpodial memiliki ruas pendek, arah
percabangan tidak beraturan dan rapat. Warna batang
bambu pada Bambusa vulgaris var. striata (Lodd. ex Lindl.)
Gamble berwarna kuning dengan strip garis hijau, Bambusa
maculata Widjaja berwarna hijau dengan tutul coklat
kehitaman baik batang tua maupun muda. Sedangkan
warna batang bambu yang lain bewarna hijau.
Bambu Dendrocalamus memiliki batang dengan
diameter terbesar dibandingkan dengan genus lainnya,
sedangkan Dinochloa diameternya paling kecil
dibandingkan dengan genus yang lain. Perbedaan tipe
cabang diantara ke empat genus tersebut dibedakan dari
ukuran percabangannya.Tipe cabang pada Bambusa,
Dendrocalamus, dan Gigantochloa memiliki satu cabang
utama yang lebih besar, disebut polykotome unequal. Pada
Bambusa ukuran cabangnya lebih besar dibandingkan
genus Dendrocalamus, dan Gigantochloa. Pada Dinochloa
cabangnya kecil-kecil banyak keluar dari buku-buku
batang. Pelepah batang juga digunakan untuk
mengelompokkan bambu ke dalam tingkatan jenis. Pelepah
batang bambu jenis Bambusa blumeana Schult.f., Bambusa

58 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


maculata Widjaja, Bambusa vulgaris var. striata Lodd. ex
Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris Schard. ex J.C.Wendl.,
Dendrocalamus asper Backer ex, Dendrocalamus strictus,
Bambusa multiplex Lour. Raeusch. Ex Schult K.Heyne,
Gigantochloa pseudoarundinacea Steud. Widjaja,
Gigantochloa robusta, Gigantochloa atroviolacea mudah
luruh. Pada saat pengambilan buluh pelepahnya sangat
rapuh dan mudah sobek, sedangkan pada jenis
Gigantochloa apus Kurz dan Schizostachyum blumei,
Schizostachyum brachycladum Kurz, Dinochloa scandens
Blume ex Nees Kuntze tidak mudah luruh. Pelepah batang
adaksial (dalam) dari semua jenis bambu licin (tidak
berbulu), sedangkan permukaan pelepah batang abaksial
(luar) ada yang berbulu dan ada yang tidak. Jenis bambu
yang memiliki permukaan abaksial berbulu hitam adalah
Bambusa maculata Widjaja., Gigantochloa atter (Hassk.)
Kurz, dan Gigantochloa sp., yang berbulu coklat adalah
Bambusa blumeana Schult.f., Bambusa vulgaris var. striata
(Lodd. ex Lindl.) Gamble, Dendrocalamus asper Backer ex
K.Heyne, Gigantochloa apus Kurz, Gigantochloa
pseudoarundinacea (Steud.) Widjaja, dan Gigantochloa
robusta sedangkan yang berbulu putih kecoklatan adalah
genus Schizostacyum.
Bulu kejur pada pelepah batang memiliki ukuran
panjang yang bervariasi dari 0,3 cm sampai 1,5 cm.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 59


Gigantochloa apus Kurz dan Gigantochloa atter (Hassk.)
Kurz adalah bambu yang memiliki ukuran terkecil yaitu: 0,3
cm. Sedangkan Bambusa blumeana Schult.f. memiliki
ukuran yang paling panjang bulu kejurnya yaitu: 1,5 cm.
Bentuk ligula bergerigi yaitu: genus Bambusa, genus
Dendrocalamus, genus Gigantochloa. Tetapi Schizostacyum
spp dan Dinochloa memiliki bentuk ligula rata. Bentuk daun
pelepah batang pada bambu yang ditemukan pada
penelitian ini ada tiga macam, yaitu tegak, menyebar dan
tertekuk terbalik. Bentuk daun pelepah batang pada
Bambusa maculata Widjaja, Bambusa vulgaris var. striata
Lodd. ex Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris Schard. ex
J.C.Wendle, Dendrocalamus asper Backer ex K.Heyne,
Gigantochloa atter Hassk. Kurz, Gigantochloa
pseudoarundinacea Steud. Widjaja, Gigantochloa robusta,
dan Dinochloa adalah tegak. Pada Bambusa blumeana
Schult.f. posturnya menyebar, sedangkan pada
Gigantochloa apus Kurz, dan Schizostacyum spp tertekuk
terbalik. Helai daun berbentuk lanset, berwarna hijau dan
struktur daunnya terlihat jelas. Helai daun bambu yang
memiliki ukuran terkecil adalah Bambusa blumeana
Schult.f, panjang dan lebar daun sebesar 19 x 2 cm.
Sedangkan bambu yang memiliki ukuran terbesar adalah
Gigantochloa apus Kurz yaitu 35 x 5 cm.

60 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


BAB III
PEMANFAATAN BAMBU

Kajian ilmiah yang dilaporkan oleh beberapa


peneliti menyatakan bahwa masyarakat lokal Indonesia
memiliki hubungan yang erat dari sisi sosial,
perekonomian, maupun kutural dengan berbagai jenis
bambu khususnya masyarakat Jawa, Sumatra, Dayak, Bali
dan Papua. Beberapa manfaat langsung dari bambu antara
lain: bahan bangunan, sayur, mebel, kertas, instrumen
musik, tanaman pagar, kerajinan dan lain-lain. Bukti
empirik menyatakan bahwa pemanfaatan bambu pada
etnis lokal Indonesia masih terbatas, oleh sebab itu penting
dilakukan kajian mendalam mengenai manfaat bambu.
Beberapa contoh pemanfaatan bambu antara lain :

A. Sebagai lambang perjuangan


Bambu runcing adalah sebuah senjata yang terbuat
dari bahan baku bambu yang diruncingkan. Senjata ini
dahulu digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat
perlawanan melawan penjajahan kolonialis Belanda.
Penggunaan bambu runcing oleh laskar tak dipungkiri,
karena faktor keterbatasan senjata yang mereka miliki. itu,
penggunaan bambu runcing biasanya juga hanya terbatas
untuk merebut senapan atau senjata yang lebih canggih

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 61


milik lawan. Bambu runcing lebih kepada suatu simbol
yang digunakan untuk membangkitkan semangat
masyarakat Indonesia dalam perlawanan terhadap para
penjajah. Senjata Bambu Runcing digunakan sebagai alat
perjuangan. Berangkat dari ketiadaan dan kekurangan
peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan
harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka.
Musuh Indonesia setelah proklamasi menjadi sangat
banyak dan dengan kekuatan besar. Jepang yang masih
bercokol, Belanda yang ingin menguasai lagi dan Sekutu
yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan
Belanda. Maka praktis, keperluan persenjataan yang di
butuhkan. Bambu Runcing dan peralatan tradisional lain
menjadi alternatif, murah dan bersifat massal. Kekuatan
doa menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional
tersebut. Sejarah penggunaan bambu runcing kemudian
diabadikan dalam pembuatan tugu untuk mengenang
perjuangan bangsa Indonesia.

62 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 27. Tugu bambu runcing.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190814185439-
20-421391/cerita-bambu-runcing-dan-simbol-digdaya-senjata-
perjuangan

B. Sebagai bahan konstruksi bangunan


Batang bambu memiliki karakter yang cocok
digunakan sebagai bahan bangunan seperti tiang, dinding,
atap, dan lantai. Bambu yang digunakan sebagai tiang,
jembatan atau tangga memiliki diameter buluh besar, buluh
tebal dan ruas batangnya pendek. Bambu yang
dimanfaatkan untuk fungsi ini antara lain Bambusa bambos,
B. blumeana, B. tulda, B. vulgaris, Dendrocalamus asper,
Giganthocloa, G. apus, G. atter, G.levis, G. robusta, G.
scortechinii. Spesies bambu yang memiliki diameter buluh
besar, namun dindingnya tipis cocok digunakan sebagai
dinding, lantai, maupun atap seperti: Schizoshachyum
brachycladum, S. zollingeri, Giganthocloa levis. Bambu yang
memiliki ruas buluh panjang, tipis, dan motif atau warna

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 63


yang menarik cocok untuk dimanfaatkan sebagai partisi
ruangan maupun langit-langit bangunan. Sedangkan bambu
dengan buluh kecil, ruas batang panjang cocok untuk
dibuat alat musik, seperti bambu suling.

Gambar 28. Bangunan dari bambu.


Sumber:https://www.google.com/search?q=konstruksi++dari+bambu
&tbm=isch&ved=2ahUKEwj88efB39rqAhXm73MBHVuKAyQQ2
cCegQIABAA&oq=konstruksi++dari+bambu&gs_

C. Sebagai bahan kerajinan


Sebagai bahan kerajinan, bambu dapat digunakan
untuk membuat tas tangan, topi, ukiran, krey, kotak tisu,
gelas dan lain-lain. Bambu merupakan spesies yang mudah
dibentuk dan dibelah, memiliki serat yang panjang dan
fleksibel seperti: Bambusa atra, genus Gigantochloa, S.
latifolium, genus Dendrocalamus.

64 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 29. Kerajinan bambu.
Sumber:https://radarbali.jawapos.com/read/2018/10/25/100234/bu
enos-aires-tertarik-belajar-kerajinan-bambu-di-gianyar-berencana

D. Sebagai bahan instrumen musik


Bambu sebagai bahan untuk instrumen musik telah
berkembang dengan baik di Indonesia. Alat musik yang
hamper ditemukan di seluruh Indonsia adalah seruling.
Bambu dari genus Schizostachyum cocok dimanfatkan
sebagai alat musik tiup, karena bulunya memiliki diameter
yang kecil dengan internodus yang panjang dan dinding
yang tipis. Bamboo dari jenis Gigantochloa atroviolences, G.
atter, G. levis, G. pseudoarundinacea, dan G. robusta
merupakan jenis jenis yang cocok sebagai bahan bahan
yang cocok digunakan sebagai alat musik pukul (angklung)
dan alat musik gesek.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 65


Gambar 30. Alat musik dari bambu.
Sumber : https://www.bagi-in.com/alat-musik-dari-bambu/

E. Sebagai bahan mebel (furniture)


Bambu yang digunakan sebagai bahan furniture berasal
dari genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, G.
atroviolacea dan D. asper karena buluhnya lurus dan halus.
Faktor lain yang juga dipertimbangkan untuk pembuatan
mebel adalah ketahanan serta kekuatan dari bambu.
Kekuatan struktur dan kerasnya batang pada tanaman
bambu, disebabkan oleh serat dan lignin tracheid, yang
terdiri dari selulosa. Selain itu batang bambu juga banyak
mengandung silica sebanyak 5%.

66 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 31. Bahan mebel dari bambu
Sumber : https://kerajinanindonesia.id/kerajinan-mebel-bambu-di-
desa-nglandung/

F. Sebagai tanaman hias/pagar


Beberapa bambu dapat digunakan sebagai tanaman pagar
seperti Thyrsostachys siamensis, Bambusa multiplex. Sebagai
bahan ornamen dimanfaatkan dari jenis B. multiplex, B.
vulgaris, dan S. brachycladum.

Gambar 32. Bambu sebagai tanaman pagar/hias.


Sumber:https://www.google.com/search?q=bambu+untuk+tanaman+
pagar+hias&tbm=is

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 67


G. Sebagai penahan erosi/longsor
Musim penghujan mengakibatkan tanah longsor,
terlebih di daerah yang tanahnya mudah bergerak atau
retak akibat tidak ada penahannya. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan suatu solusi
dengan menanam pohon bambu, terutama di pinggir sungai
yang tanahnya potensial terkena gerusan air (erosi). Dr
Elizabeth A Widjaja, peneliti dari LIPI mengatakan bahwa
pohon bambu mempunyai manfaat besar dalam menahan
terjadinya erosi di daerah aliran sngai (DAS). Pohon bambu
memiliki akar tunjang dan akar serabut yang menutupi
tanah dan terikat dengan tanah, sehingga dapat mencegah
terjadinya erosi di pinggiran sungai. Tanaman bambu
mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar
rimpang yang sangat kuat dan tahan terhadap terpaan
angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan
menyebar ke segala arah, serta memiliki struktur yang unik
karena terkait secara horizontal dan vertikal, sehingga
tidak mudah putus dan mampu berdiri kokoh untuk
menahan erosi dan tanah longsor di sekitarnya, disamping
itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil
dan mudah meresapkan air. Sifat perakaran seperti itu,
menyebabkan bambu berperan dalam sistem hidrologis
yang menjaga ekosistem tanah dan air.

68 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar 33. Bambu sebagai penahan erosi/longsor.
Sumber : https://www.jurnalasia.com/ragam/bambu-penahan-erosi/

H. Sebagai bahan makanan


Tunas muda tanaman bambu (rebung) merupakan
salah satu bahan makanan yang penting di Indonesia.
Rebung digunakan sebagai bahan masakan seperti asinan,
sayur/ daging yang direbus dengan santan atau digoreng.
Jenis bambu yang memiliki rebung yang tidak pahit dan
dapat dimakan, yaitu dari genus Gigantochloa dan genus
Bambusa.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 69


Gambar 34. Gambar rebung bambu.
Sumber : https://www.dailyfreshwater.com/single-
post/2018/02/27/Manfaat-Tunas-Bambu-Rebung-

I. Sebagai pembungkus makanan


Beberapa jenis daun yang sering dipakai sebagai
pembungkus makanan selain daun pisang, diantaranya
adalah: daun waru, daun jati, daun bambu. Beberapa
penelitian menyebutkan daun yang digunakan untuk
membungkus makanan memiliki lapisan yang cenderung
lebih tebal dan berserat alami mampu menahan makanan
dari panas dan menjaga suhu dari udara luar sehingga lebih
tahan lama dan tidak cepat basi. Kelebihan membungkus
makanan dengan daun juga akan terasa, ketika suhu tinggi
menyentuh lapisan daun, maka “lilin” atau lapisan
pelindung daun akan meleleh, yang selanjutnya

70 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


menebarkan aroma khas harum dan sebagian terserap ke
dalam makanan. Inilah yang kemudian menjadikan
makanan yang dibungkus dengan daun terasa lebih enak
dan lezat. Pasti kita semua tahu bahwa daun merupakan
sesuatu yang telah tersedia langsung dari alam, bahan yang
tentunya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan
dengan kertas apalagi plastik dan styrofoam. Daun sangat
mudah terurai hanya dalam hitungan hari ataupun minggu.
Bahkan, setelah terurai, daun dapat beralih fungsi menjadi
pupuk alami bagi kesuburan tanah.

Gambar 35. Bambu sebagai pembungkus makanan


Sumber:https://www.google.com/search?q=daun+bambu+untuk+seba
gai+pembungkus+bahan+pangan&tbm=isch&ved=2ahUKEwixwqrA1q
AhWRDgGHdKkD9QQ2cCegQIABAA&oq=daun+bambu+untuk+sebagai
+pembungkus+bahan+pangan

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 71


J. Sebagai obat
Pemanfaatan bambu sebagai bahan obat belum
banyak dilaporakan. Misalnya pada bambu kuning
mengandung parahidroksi bemsaldehid yang merupakan
suatu fenol yang mirip sebagian gugusan silimarin dan
kurkumin yang berkhasiat untuk mengatasi gangguan lever.
Bambu hijau juga dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan penyakit batuk dan panas dalam. Bagian
bambu hijau yang digunakan untuk mengobati penyakit
batuk dan panas dalam adalah rebungnya. Bambu hijau
mengandung saponin, aglycone, protosarsapogenin,
asaparagine, glukose, fruktose, 5-methoxy-methylfurfural,
beta-sitosterol.

Gambar 36. Bambu sebagai obat.


Sumber : https://portal.merauke.go.id/news/2867/dokterpun-
terkejut-melihat-keajaiban-ini-dalam-waktu-5-menitbatu-ginjal-
kencing-batu-100-hancur-seketika-dengan-rebung-bambu-kuning.html

72 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


K. Sebagai arang bambu
Arang bambu (bamboo charcoal) adalah produk
padat (solid) yang menggunakan bahan baku bambu
melalui proses karbonisasi dibawah suhu tinggi (under high
temperature). Sesuai penggunaan suhu karbonisasi, arang
bamboo dapat diklasifikasi menjadi arang suhu rendah (low
temperature charcoal), middle temperatur chaecoal, dan
high-temperatur charcoal. Arang bambu adalah salah satu
fungsi material/bahan untuk melindungi lingkungan dan
perkembangannya sangat cepat pada tahun belakangan ini,
ada beberapa alasan: 1) Penggunaan kayu dapat digunakan
sebagai arang dengan grade tingi akan dapat dikurangi
dengan cepatnya. 2) Siklus panenan bambu pendek, karena
pertumbuhannya cepat. Sehingga pembuatan arang bambu
tidak merusak hutan dan lingkungan. 3) Arang bambu
adalah hampir sama didalam penggunaan dan kualitasnya
terhadap arang kayu dari kayu keras. 4) Arang bambu
kekuatannya bagus dan mudah dibuat dalam berbagai
bentuk. Saat ini, produk arang bambu telah diproduksi
secara manufaktur dengan mempuyai kelebihan di dalam
hal daya serap ang amat bagus dan radiasi infra merah.
Produknya sudah merambah ke beberapa bidang sesuai
peruntukannya seperti: penjernihan air minum dan udara
dalam ruangan, pengatur kelembaban dalam ruangan,

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 73


perawatan kesehatan, penyerap bau, produk seni kerajinan
arang bambu.

Gambar 37. Bambu sebagai arang bambu/charcoal.


Sumber:https://www.google.com/search?q=parfum+mobil+bambu+ch
arcoal&tbm=isch&ved=2ahUKEwjNwo6Xz9rqAhXe7TgGHajIAwoQ2cCe
gQIABAA&oq=parfum+mobil+bambu+charcoal

L. Sebagai ikon/identitas daerah


Selain menunjang ketahanan budaya, ia
melanjutkan, kegiatan itu dilaksanakan guna meningkatkan
potensi ekonomi kreatif yang mungkin dikembangkan
sehinga bisa menunjang peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Setiap melakukan perjalanan ke sebuah kota
maupun daerah, seringkali melihat berbagai ornamen atau
monumen yang menampilkan kearifan lokal. Jika dilihat
dari fungsi bangunannya, ikon suatu daerah dapat
didefenisikan sebagai bentuk bangunan yang
mencerminkan identitas atau karakter masyarakat,
identitas budaya, tatanan sosial, identitas

74 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


keagamaan, budaya masa lalu, sejarah, simbol kekuasaan,
kejayaan, kejayaan ekonomi, kejayaan teknologi, atau
pengharapan di masa yang akan datang.

Gambar 38. Bambu sebagai ikon daerah. Sumber


:htmlhttp://cikaladventurelampung.blogspot.com/2016/04/cikal-
kings-star-holiday-cks3105.html

M. Sosial budaya, ritual, agama


Upacara adat yang masih dilakukan oleh
masyarakat, jika ditinjau dari sudut konservasi, secara
langsung atau tidak langsung dapat memelihara
sumberdaya genetik tumbuhan. Bahkan masyarakat

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 75


Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya dalam
melestarikan tumbuhan yang digunakan pada upacara adat
dilakukan dalam bentuk kearifan lokal berupa norma, etika,
seni budaya dan ritual/tradisi keagamaan. Contoh yang ada
di masyarakat yaitu tradisi Bambu Gila. Bambu gila adalah
salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah
Maluku. Selain kaya akan nilai seni, kesenian satu ini sangat
kental akan kesan mistis dengan menggunakan bambu
sebagai medianya. Bambu Gila ini merupakan salah satu
kesenian tradisional yang cukup terkenal di daerah Maluku
dan sering ditampilkan di berbagai acara baik adat,
hiburan, maupun acara budaya. Konon Bambu Gila ini
dulunya tidak hanya dilakukan sebagai atraksi atau
hiburan, Bambu Gila juga digunakan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat di sana. Terutama pada pekerjaan
yang terkesan berat seperti memindahkan kapal, menarik
kapal, bahkan untuk melawan para musuh saat perang.
Namun seiring dengan masuknya agama Islam dan Kristen
di Maluku, tradisi tersebut lebih difungsikan sebagai atraksi
seni atau hiburan rakyat dan dipertahankan hingga
sekarang. Contoh lainnya pemanfaatan bamboo yaitu ketika
Bulan Ramadhan, Muharram atau 17 Agustus ada
kebiasaan masyarakat untuk melakukan pawai obor yang
terbuat dari bambu, sabut kelapa dan minyak tanah sebagai
bahan bakarnya. Hal ini dimaksudkan sebagai wujud

76 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


kebersamaan masyarakat dalam menyambut hari yang
bersejarah tersebut.

Gambar 39. Pemanfaatan bambu dalam sosial budaya, ritual, agama


Sumber:http://kumpulantradisiunikdiindonesia.blogspot.com/2016/0
9/?m=1 dan https://indopos.co.id/read/2019/08/29/190805/jakarta-
sambut-muharam-dengan-pawai-obor/

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 77


BAB IV
KONSERVASI BAMBU

Degradasi lahan di Indonesia, khususnya di Daerah


Aliran Sungai (DAS) terus meningkat dan bahkan terkesan
tidak terkendali. Hal ini berdampak merusak siklus
hidrologi, sehingga ketika musim penghujan sering terjadi
banjir, dan saat musim kemarau terjadi krisis air. Hal ini
harus disadari bahwa tindakan konservasi alam dalam
rangka pemulihan hutan dan lahan serta fungsi DAS dengan
menggunakan tanaman kayu membutuhkan biaya yang
tinggi dan membutuhkan perawatan maupun waktu yang
lama. Menyadari hal tersebut maka perlu melakukan
kebijakan jangka pendek untuk mengatasinya. Langkah
bijaksana yang dapat diambil dalam jangka adalah dengan
menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi. Selain
memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber
tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu
meningkatkan water storage (cadangan air bawah tanah).
Pertimbangan menggunakan bambu sebagai tanaman
konservasi adalah karena bambu merupakan tanaman yang
mudah ditanam serta memiliki pertumbuhan yang cepat,
tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada
semua jenis tanah, tidak membutuhkan investasi besar,
pada umur 3 – 5 tahun dapat di panen, serta memiliki

78 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


toleransi tinggi terhadap gangguan alam dan kebakaran.
Selain itu bambu juga menghasilkan banyak oksigen
sehingga dapat ditanam di daerah pemukiman maupun
dipinggir jalan raya. Tanaman bambu mempunyai sistem
perakaran serabut dengan akar rimpang yang kuat,
meskipun berakar serabut pohon bambu sangat tahan
terhadap terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh
sangat rapat dan menyebar ke segala arah sehingga tidak
mudah putus dan mampu berdiri kokoh untuk menahan
erosi dan tanah longsor. Rumpun bambu berikut serasah di
bawahnya juga mampu menahan top soil sehingga tidak
hanyut tergerus oleh air hujan. Dengan karakteristik
perakaran seperti itu, memungkinkan bambu dapat
menjaga sistem hidrologis yang menjaga ekosistem tanah
dan air, sehingga dapat dipergunakan sebagai tanaman
konservasi. Beberapa negara seperti China dan India
telah menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi
tanah dan air, selain untuk memperbaiki dan meningkatkan
sumber tangkapan air serta mencegah erosi, juga mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka
kerajinan serta kebutuhan konstruksi. Dengan melakukan
konservasi bambu, ancaman banjir maupun longsor
dimusim penghujan serta krisis air dimusim kemarau
dapat diatasi. Bambu merupakan teknologi kapiler dari
alam yang paling canggih sebagai peresap dan menyimpan

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 79


air, di setiap kerimbunan hutan bambu pasti terdapat mata
air yang keluar konstan dan stabil meskipun di musim
kemarau. Bambu juga dapat mengatasi masalah pemanasan
global. Hutan bambu seluas lebih 1 hektar bisa menyerap
karbondioksida sampai 62 ton per-tahun. Rahasianya ada
pada daun dan batang bambu dengan melihat biomassanya.
Kalau daun bambu di letakkan di atas kertas koran dan
ditempel, kemudian daun jati juga ditempel di kertas koran.
Maka daun bambu yang ditempel akan menjadi sekian
halaman, sedangkan daun jati hanya sekian halaman. Jadi
biomassanya akan lebih besar karena daunnya kecil-kecil.
Di batangnya punya stomata. Stomata adalah mulut daun.
Artinya kalau punya stomata, bambu akan
berespirasi/bernafas dan menghasilkan oksigen.
Meskipun bermanfaat secara ekologis dan
ekonomis, tanaman bambu juga perlu dijaga dari
kepunahan. Ancaman kepunahan bambu karena semakin
sempitnya lahan kebun bambu akibat berubah fungsi,
antara lain menjadi perumahan atau industri. Dari sekitar
2.000 spesies bambu di dunia diperkirakan hanya 50-100
spesies yang telah didomestikasi. Red List IUCN terdapat 16
spesies dari bambu yang masuk pada apendiks II di daerah
Asia pasifik. Jika jumlah suatu spesies yang berada dalam
keadaan genting dan jumlahnya terus-menerus menyusut
dapat dilakukan upaya konservasi. Secara umum

80 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


konservasi bambu dapat dilakukan secara ex-situ maupun
in-situ. Konservasi ex-situ dapat dilakukan di Kebun Raya,
sedangkan konservasi in-situ dapat dilakukan di Taman
Nasional. Sekitar 75% bambu lokal Indonesia telah
dikonservasi di berbagai Taman Nasional maupun di hutan
desa. Bentuk-bentuk konservasi tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan, namun secara ekologi
konservasi bambu secara in-situ lebih menguntungkan
dibandingkan dengan konservasi ex-situ. Hal tersebut
disebabkan mengkonservasi bambu di habitat aslinya
sekaligus juga mengkonservasi jenis-jenis mahluk hidup
lain yang berhubungan dengan bambu. Keuntungan
lainnya yaitu memberikan kesempatan kepada bambu
untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungannya, dan juga
dapat menjaga kelestarian keragaman genetik bambu.
Keragaman genetik merupakan salah satu kunci utama
untuk kelestarian bambu dimasa mendatang.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 81


Gambar 40. Konservasi bambu. Sumber : http://balitbangtek-
hhbk.org/2019/03/read-det/berita83/Dengan-Teknologi,Konservasi-
Bambu-Tabah-Di-KHDTK-Rarung--Membawa-Berkah-Ekologi-Dan-
Rupiah-Bagi-masyarakat-Sekitar

82 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal Penelitian


Bean T. 2013. Collecting and Preserving Plant Specimens, A
Manual. State of Queensland. Departement of Science.
Queensland.
Berlian, N, dan Estu Rahayu. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis
Bambu. Penebar Swadaya Jakarta.
Bystriakova, N., V. Kapos, C. Stapleton, and I. Lysenko. 2003.
Bamboo biodiversity Information for planning
conservation and management in the Asia-Pacific
region. UNEP-WCMC/INBAR A Banson Production,
UK: 72 hal.
Dransfield, S. 1988. Forest Bamboos, in: Cranbrook, Earl of
(ed.). Key Enviroment: Malaysia, Oxford: IUCN,
Pergamon Press: 49-55
Dransfield, J. and E.A. Wijaya (eds,) 1995. Plant resources of
Southeast Asia no. 7. Bamboo. Prosea Foundation,
Bogor.
Fathurrahman, U.F dan Cherry, D. 2018. Eksplorasi Bambu
pada Furnitur Karya Harry Mawardi. Jurnal Ilmiah
Desain Interior: 4(2). Hal 313-317.
Gembong Tjitrosoepomo. 1995. Spermatophyta. UGM Press.
Yogyakarta
Gillet, H., Walter, K. 1998. IUCN Red List of Threatened
Plants. IUCN–The World Conservation Union, Gland,
Switzerland.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 83


Indrawan, M., R.B. Primack and J. Supriatna. 2007. Biologi
konservasi (edisi revisi). Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
Jumiarni, W. O. and Komalasari, O. 2017. Eksplorasi jenis
dan pemanfaatan tumbuhan obat pada masyarakat
Suku Muna dan dipemukiman Kota Wuna.
Balitbangda Provinsi Sulawesi Tenggara, Balitbangda
Provinsi Sumatra Selatan, 22(April), pp. 45–56.
Mangunwardoyo, P. 1992. Pedoman Budidaya Bambu.
Jakarta: Departemen Kehutanan.
McNeely, J.A. 1999. Biodiversity and bamboo genetic
resources in Asia: in situ, communitybased and ex-
situ approaches to conservation. Chinese Biodiversity.
7(1): 38-51.
Prita, B. 2012. Konservasi Ex-Situ Bambu Duri (Bambusa
blumeana J.A. & J.H. Schultes) Di Arboretum Bambu
Kampus Darmaga. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Rugayah, Retnowati A, Windadri F,I & Hidayat A. 2004.
Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora.
Bogor: Puslit-LIPI.pp. 5– 42.
Silalahi, M. 2015. Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat
Lokal Di Indonesia Dan Usaha Konservasinya. Jurnal
Prolife : 2(3). 55-62.
Suheryanto, D. 2012. Pembuatan Arang Bambu (Bamboo
Charcoal) Pada Suhu rendah Untuk Produk Kerajinan.
Dinamika Kerajinan Dan Batik: 32(2). 33-47.

84 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Usman, D dan Juniaty, T. 2011. Potensi Bambu Sebagai
Tanaman Konservasi Daerah Aliran Sungai. Url
(online):http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.p
hp/berita/berita-lain/77 potensi-bambu-sebagai-
tanaman-konservasi-daerah-aliran-sungai. Diakses
tanggal 19 Juli 2020.
Widjaja EA. 1997. New Taxa in Indonesian Bamboos.
Reindwartia 11(2): 57–152.
Widjaja EA. 2001. Identikit Jenis-jenis Bambu di Kepulauan
Sunda Kecil. Puslitbang Biologi -LIPI. Bogor.
Widjaja EA. 2014. Budidaya bambu untuk menunjang
pemanfaatan dan konservasinya. Makalah dalam
Lokakarya Bambu Flores di Borong tanggal 2–5
September 2014.
Widnyana, K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya.
Bumi Lestari, [S.l.] 8(1): 1–10. ISSN 2527-6158.
Wondafrash M. 2008. A Preliminary Guide to the Plant
Collection, Identification And Herbarium Techniques.
Addis Ababa. The national Herbarium AAU.
Wong, KM. 2004. Bamboos The Amazing Grass.
International Plant Genetic Resources Institute
(IPGRI) and University Malaya. Kuala Lumpur.

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 85


Gambar (Website)
Bentuk Rebung. Sumber : (https://www.guaduabambu.com
/blog/edible-bambu-species)
Bagian daun bambu. Sumber : http://virdaarifakf.blogspot.
com/2015/03/laporan-praktikum-morfologi-
tanaman.html
Tugu bambu runcing. Sumber : https://www.cnnindonesia.
com/nasional/20190814185439-20-421391/cerita-
bambu-runcing-dan-simbol-digdaya-senjata-perjuangan
Bangunan dari bambu. Sumber : https://www.google.
com/search?q=konstruksi++dari+bambu&tbm=isch&ved=
2ahUKEwj88efB39rqAhXm73MBHVuKAyQQ2-
cCegQIABAA&oq=konstruksi++dari+bambu&gs_
Kerajinan bambu. Sumber : https://radarbali.jawapos.com
/read/2018/10/25/100234/buenos-aires-tertarik-belajar-
kerajinan-bambu-di-gianyar-berencana
Alat musik dari bambu. Sumber : https://www.bagi-
in.com/alat-musik-dari-bambu/
Bahan mebel dari bamboo. Sumber : https://
kerajinanindonesia.id/kerajinan-mebel-bambu-di-desa-
nglandung/
Bambu sebagai tanaman pagar/hias. Sumber:https://www.
google.com/search?q=bambu+untuk+tanaman+pagar+hias
&tbm=is
Bambu sebagai penahan erosi/longsor. Sumber :
https://www.jurnalasia.com/ragam/bambu-penahan-
erosi/

86 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya


Gambar rebung bambu. Sumber : https://www.
dailyfreshwater.com/single post/2018/02/27/Manfaat-
Tunas-Bambu-Rebung-
Bambu sebagai pembungkus makanan. Sumber :
https://www.google.com/search?q=daun+bambu+untuk+s
ebagai+pembungkus+bahan+pangan&tbm=isch&ved=2ahU
KEwixwqrA19rqAhWR-DgGHdKkD9QQ2-
cCegQIABAA&oq=daun+bambu+untuk+sebagai+pembungk
us+bahan+pangan
Bambu sebagai obat. Sumber : https://portal.merauke.
go.id/news/2867/dokterpun-terkejut-melihat-keajaiban-
ini-dalam-waktu-5-menitbatu-ginjal-kencing-batu-100-
hancur-seketika-dengan-rebung-bambu-kuning.html
Bambu sebagai arang bambu/charcoal. Sumber:https://
www.google.com/search?q=parfum+mobil+bambu+charco
al&tbm=isch&ved=2ahUKEwjNwo6Xz9rqAhXe7TgGHajIAw
oQ2cCegQIABAA&oq=parfum+mobil+bambu+charcoal
Gambar 37. Bambu sebagai ikon daerah. Sumber:
htmlhttp://cikaladventurelampung.blogspot.com/2016/04
/cikal-kings-star-holiday-cks3105.html
Pemanfaatan bambu dalam sosial budaya, ritual, agama.
Sumber : http://kumpulantradisiunikdiindonesia.blogspot.
com/2016/09/?m=1 dan https://indopos.co.id/read/
2019/08/29/190805/jakarta-sambut-muharam-dengan-
pawai-obor/
Konservasi bambu. Sumber : http://balitbangtek-hhbk.org
/2019/03/read-det/berita83/Dengan-Teknologi,
Konservasi-Bambu-Tabah-Di-KHDTK-Rarung--Membawa-
Berkah-Ekologi-Dan-Rupiah-Bagi-masyarakat-Sekitar

Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 87


BIODATA PENULIS

Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd. Lulus S3 di PPs


Universitas Negeri Jakarta tahun 2005
Bidang ilmu Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH). Penulis pertama
adalah dosen Universitas Muhammadiyah
Metro.
Aktif pada kegiatan penelitian, pengabdian, pemakalah
seminar ilmiah dan sebagai penulis buku ajar untuk
perkuliahan.

Suharno Zen, M.Sc. Lulus S2 di Fakultas


Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta Prodi Ilmu Kedokteran Dasar &
Biomedis Minat Utama Parasitologi
Kedokteran tahun 2010. Saat ini penulis ke
dua adalah dosen Universitas
Muhammadiyah Metro.
Penulis ke dua terdaftar sebagai anggota Perhimpunan
Biologi Indonesia (PBI), anggota Perhimpunan Entomologi
Indonesia (PEI), dan anggota Masyarakat Nano Indonesia
(MNI).

88 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya

Anda mungkin juga menyukai