Bambu Buku
Bambu Buku
Suharno Zen
Desain Cover
Team Laduny Creative
Lay Out
Team Laduny Creative
ISBN. 978-623-7829-31-7
14,8 x 21 cm; x + 88 hal
Penulis
Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya v
DAFTAR ISI
A. Klasifikasi
Adapun klasifikasi bambu secara umum (Widjaja,
2001) yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
B. Morfologi bambu
Secara morfologi, tubuh bambu memiliki bagian-
bagian seperti : akar/rimpang, rebung, buluh, percabangan,
pelepah buluh serta daun.
Akar/rimpang
Tanaman bambu menpunyai dua tipe akar/rimpang,
yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running
type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung
rimpang. Sistem percabangan rhizomnya di dalam tanah
cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun.
Pada bambu tipe monopodial, tunas bambu keluar dari
buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang
dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti
tegakan pohon yang terpisah-pisah.
Karakter rimpang dapat digunakan untuk
membedakan genus bambu. Bagian pangkal akar rimpang
lebih sempit daripada bagian ujungnya dan setiap ruas
mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang
Rebung
Rebung adalah tunas atau batang-batang bambu
muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun
dan rhizome. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang
dalam tanah atau dari pangkal buluh yang sudah tua.
Rebung dapat digunakan untuk membedakan jenis dari
bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada
ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya.
Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang
coklat atau putih misalnya bambu cangkoreh (Dinochloa
scandens). Sementara itu pada bambu betung
(Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat
dan beberapa buluh dapat menyebabkan kulit menjadi
sangat gatal.
Buluh
Buluh berkembang dari rebung, tumbuh sangat
cepat dan mencapai tinggi maksimum dalam beberapa
minggu. Buluh terdiri atas ruas dan buku-buku. Beberapa
jenis bambu mempunyai ruas panjang, misalnya
Schizostachyum lima, dan yang lain mempunyai ruas
pendek, misalnya Bambusa vulgaris dan Bambusa
blumeana. Selain berbeda dalam panjang ruasnya, beberapa
jenis tertentu mempunyai diameter buluh yang berbeda.
Jenis Dendrocalamus asper mempunyai diameter buluh
terbesar, yang diikuti oleh jenis-jenis dari genus
Gigantochloa dan Bambusa. Sementara pada genus
Schizostachyum, beberapa jenis di antaranya mempunyai
diameter sedang, seperti Schizostachyum brachycladum
diameter buluhnya kecil. Buluh bambu umumnya tegak,
Buku-buku
Buku-buku pada buluh bagian pangkal beberapa
jenis bambu tertutup oleh akar udara, seperti pada jenis
Dendrocalamus asper. Ujung akar ini melengkung ke bawah
seperti pada Dinochloa asper dan Schizostachyum lima
(Widjaja, 2001). Pada genus Dinochloa, buku-bukunya
ditutupi oleh pelepah buluh yang sangat kasar atau
berbulu. Permukaan ruas pada setiap jenis berbeda,
6 Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya
mungkin polos,licin, gundul atau lebat. Pada jenis Dinochloa
permukaannya gundul agak kasar oleh duri dan dilapisi
lilin pada buluh muda, sedangkan pada jenis
Dendrocalamus asper permukaan buluh mudanya berbulu
lebat seperti beludru. Jenis Gigantochloa atter mempunyai
bulu hitam yang tersebar pada ruasnya, sedangkan pada
jenis Schizostachyum brachycladum dan Thyrsostachys
siamensis mempunyai bulu putih yang melekat pada
permukaan luar ruasnya (Widjaja, 2001).
a. b. c.
Gambar 6. a dan b; Bentuk percabangan Bambusa dan Schizostachyum,
sedangkan gambar c adalah cabang lateral dan aksiler
Pelepah buluh
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun
yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun
pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligula. Daun
pelepah buluh terdapat pada bagian atas pelepah,
Jenis-Jenis Bambu dan Potensinya 9
sedangkan kuping pelepah buluh dan ligula terdapat pada
sambungan antara pelepah dan daun pelepah buluh.
Bunga
Bambu memiliki perbungaan yang terdiri dari
banyak spikelet yang diatur dalam dua baris pada
dasarnya, tetapi beberapa spesies memiliki spikelet yang
mengkelompok. Beberapa spesies memiliki rachilla pada
spikelet-nya (seperti Bambusa), lainnya sessile (seperti
D. Budidaya bambu
1. Pembukaan Lahan
Tanah harus dibersihkan dari semak belukar, alang-
alang, dan pohon lain harus ditebang/dibabat. Hasil
babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan
kompos pupuk hijau dan yang berkayu dibakar.
Pembukaan lahan ini dilakukan pada bulan menjelang
musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober.
2. Jarak Tanam
Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk
mendapatkan produktivitas yang tinggi dan mudah
melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu
yang dianjurkan untuk industri adalah 8x8 m dan 8x6 m.
Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak
Sifat fisik dan mekanis jenis bambu lainnya pada tiga jenis
bambu, yaitu bambu andong (Gigantochloa verticillata),
bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater
(Gigantochloa ater Kurz.) menunjukkan bahwa bambu ater
mempunyai berat jenis dan sifat kekuatan yang lebih tinggi
dibandingkan bambu bitung dan bambu andong. Nilai rata-
rata keteguhan lentur maksimum, keteguhan tekan sejajar
serat dan berat jenis tidak berbeda nyata pada buku dan
ruas, sedangkan antar jenis berbeda nyata. Nilai rata-rata
sifat fisis dan mekanis bambu terdapat pada Tabel 2 di
bawah ini :
Deskripsi :
Rebung hijau muda tertutup bulu coklat hingga
hitam. Batang berwarna hijau tua, tinggi batang
diperkirakan mencapai 7-14 m dari permukaan tanah
sampai pucuk batang, permukaan batang dilapisi lilin putih,
panjang ruas 25-44 cm, diameter batang 2-4 cm,
ketebalan batang 3,5-10 mm. Percabangan satu lebih besar
daripada cabang lainnya, dengan jumlah cabang 7-11
cabang dalam satu ruas. Pelepah buluh tertutup bulu
Deskripsi :
Rebung ramping menyegitiga, warna pelepah hijau
dengan 3–4 garis kuning ditutupi miang cokelat tua;
kuping membundar; daun pelepah rebung tegak. Bambu
kuning mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial,
panjang internodus 27 cm, diameter nodus 8 cm,
permukaan batang licin, warna batang kuning bergaris
hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu hitam,
keberadaan pelepah buluh mudah lepas dari batang,
bentuk daun pelepah tegak berbentuk segitiga, ukuran
kuping pelepah batang 1 cm, panjang bulu kejur 0,8 cm,
bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang
muncul di nodus sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 5.
Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun
27,5 cm, lebar daun 4,5 cm, struktur urat daun terlihat
jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur
tegak,panjang bulu kejur 0,3 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk
ligula rata. warna tangkai daun hijau kekuningan;
permukaan bawah tidak berbulu, permukaan atas
pelepah daun berbulu; kuping pelepah buluh menggaris,
Deskripsi :
Rebung ramping seperti jarum dengan kuncup hijau
pucat, pelepah rebung hijau kekuningan, gundul; tidak
memiliki kuping pelepah rebung (polos); daun pelepah
rebung tegak. Buluh berbuku-buku polos; buluh tua hijau
tua mengkilap, agak berlilin putih; tingginya mencapai 6–9
m, diameter 1– 1.5 cm, ketebalan dinding 2–4 mm, ruas
panjangnya 20–35 cm. Pelepah buluh mudah luruh, putih
kecokelatan, permukaan abaksial tanpa bulu(gundul),
dengan panjang 13–18 cm, lebar 5–7 cm; kuping pelepah
buluh tidak tampak, ligula menggerigi dan tidak teratur,