Anda di halaman 1dari 3

“Apabila kalian saling berjual-beli

‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬ dengan cara ‘ienah, kalian pegang


buntut-buntut sapi, puas dengan
Fiqih Jual-Beli (3) tanaman1, dan meninggalkan jihad,
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, maka Allah akan menimpakan
shalawat dan salam semoga kehinaan kepada kalian yang tidak
dilimpahkan kepada Rasulullah, akan dicabut-Nya sampai kalian
keluarganya, para sahabatnya, dan kembali kepada agama kalian.” (Hr.
orang-orang yang mengikutinya hingga Abu Dawud dari Ibnu Umar,
hari kiamat, amma ba'du: dishahihkan oleh Al Albani dalam
Silsilah Ash Shahihah 1/42 no. 11)
Berikut lanjutan pembahasan tentang
fiqih jual-beli, semoga Allah Jual-beli ini dilarang karena sebagai
menjadikan penyusunan risalah ini sarana yang mengantarkan kepada
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, riba.
Allahumma aamin. Catatan:
Jual-Beli ‘Ienah a. Jika penjual membeli kembali barang
‘Ienah berasal dari kata ‘ain yang yang telah dijualnya, namun dengan
artinya naqd (uang), yaitu seseorang harga yang lebih tinggi, maka tidak
menjual sesuatu dengan bayaran mengapa sebagaimana tidak mengapa
menggunakan tempo, lalu ia beli lagi membelinya dengan harga yang sama.
dengan bayaran kurang secara tunai. b. Jika barang yang dijual itu muncul
Contoh: Saya jual kepadamu mobil ini cacat yang mengurangi harganya, lalu
dengan harga 20.000 riyal dengan jika dibeli oleh penjual pertama
cicilan dalam waktu setahun, lalu saya dengan harga kurang, maka para
membeli lagi darinya -meskipun tanpa ulama berbeda pendapat.
ada syarat sebelumnya- dengan harga Sebagian ulama berpendapat sah jika
15.000 riyal secara tunai. pengurangan harga seukuran cacat
Jika engkau membeli lagi dengan harga pada barang, tetapi jika kurangnya
20.000 riyal, maka bukan ‘Ienah. melebihi cacat pada barang, maka jual
beli tidak sah. Contoh: Seseorang
Jual-beli ‘ienah ini haram berdasarkan menjual mobil dengan harga 10.000
sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa riyal dengan tempo setahun, lalu
sallam berikut, diletakkan di showroom, kemudian
، ‫ َو َأَخ ْذ ْمُت َأْذَن اَب اْلَبَق ِر‬،ِ‫«ِإَذا َتَب اَيْع ُتْم ِباْلِعيَن ة‬ dibeli lagi dengan harga 8.000 karena
ada cacat. Jika cacatnya senilai 2.000
‫ِجْل‬ ‫ِض‬
‫ َس َّلَط الَّل ُه‬،‫ َو َتَر ْك ُتُم ا َه اَد‬، ‫َو َر يُتْم ِب الَّز ْر ِع‬
» ‫َعَلْيُك ْم ُذاًّل اَل َيْنِز ُعُه َح ىَّت َتْر ِج ُعوا ِإىَل ِد يِنُك ْم‬
1
Sibuk menggarap tanah dan menanam
tanaman pada masa yang seharusnya
berjihad.
http://wawasankeislaman.blogspot.com
riyal, maka jual beli diperbolehkan, ‫َو َأَح َّل الَّلُه اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َبا‬
karena pengurangan harga sesuai
dengan cacat, tetapi jika cacatnya “Allah menghalalkan jual-beli dan
senilai 1.000 riyal, yang seharusnya mengharamkan riba.” (Qs. Al Baqarah:
harga mobil 9.000, tetapi dibeli 8.000, 275)
maka jual-beli tidak sah.
Di samping itu, seseorang membeli
Tawarruq sesuatu untuk dimanfaatkan atau
Tawarruq diambil dari kata wariq, yang dimanfaatkan hasilnya, sehingga akad
artinya perak, yakni berusaha itu sah, dan manusia juga butuh
memperoleh perak. Secara istilah, kepadanya, di samping tidak banyak
tawarruq adalah seseorang orang yang mau meminjamkan uang
membutuhkan beberapa dirham ketika itu. Inilah pendapat yang
(perak), lalu ia membeli sesuatu yang masyhur dari Imam Ahmad.
nilainya 100 riyal dengan harga 120 Namun yang lain –di antaranya
riyal sampai waktu tertentu untuk Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah-
dijualnya dan dimanfaatkan berpendapat, bahwa hukumnya
nilai/hasilnya. Contoh: Seseorang haram. Ini juga salah satu pendapat
menginginkan uang dalam jumlah Imam Ahmad. Mereka berdalih dengan
tertentu karena kebutuhannya, ia pun sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
pergi mendatangi seseorang dan ‘Innamal a’malu bin niyyat’ (artinya:
memintanya menjual mobilnya amal itu tergantung niat), sedangkan
kepadanya yang harganya 10.000 riyal orang yang membeli mobil yang
dibelinya dengan harga 12.000 riyal harganya 10.000 menjadi 12.000
dalam tempo waktu setahun, lalu niatnya memperoleh dirham, seakan-
dijual kepadanya mobil itu, kemudian akan ia membeli 10.000 dengan
pembeli membawanya ke tempat bayaran 12.000. ini adalah riba.
penjual mobil, dan mobil itu terjual
Namun yang rajih (kuat) menurut
dengan bayaran tunai, kemudian ia
Syaikh Ibnu Utsamin adalah pendapat
mengambil dirham dan
pertama yang menyatakan bolehnya
memanfaatkannya. Demikianlah
apabila berjalan pada jalurnya yang
gambaran Tawarruq.
benar tanpa main-main dan cari hilah
Hukum Tawarruq (celah).
Para ulama berbeda pendapat tentang Syarat-Syarat Dalam Jual Beli
hukum tawarruq.
Sebagian ulama berpendapat, bahwa
tawarruq hukumnya boleh, karena ia
termasuk jual-beli sehingga masuk ke
dalam keumuman firman Allah Ta’ala,

http://wawasankeislaman.blogspot.com
Bersambung…
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa
nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Mudzakkiratul Fiqh (M. bin Shalih
Al Utsaimin), ‘Aunul Ma’bud (M. Asyraf Al
Azhim Abadi), Minhajul Muslim (Abu Bakar
Al Jazairiy), Maktabah Syamilah versi 3.45,
dll.

http://wawasankeislaman.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai