PKBK - Pengkajian Data - Kelompok 1
PKBK - Pengkajian Data - Kelompok 1
K e l o mp o k 1
Dosen Pengampu:
Ns. Lima Florensia, M.Kes
Anggota Kelompok
Halena Chandra C (2310711074)
Maurine Rivalda E (2310711081)
Joefunny MPS (2310711082)
Zellda Nur S (2310711093)
Aplikasi proses keperawatan:
pengkajian sesuai dengan kasus
Pengkajian adalah tahap awal proses
keperawatan dan merupakan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis dari berbagai
sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. Tahap pengaplikasian
pengkajian merupakan dasar utama dalam
meberikan asuhan keperawatan sesai dengan
kebutuhan individu (klien). Tujuannya adalah
pengkajian keperawatan, pengumpulan data,
analisis data, sistematika data, penentuan
masalah dan dokumentasi data.
Evaluasi Hasil Pengkajian
Keperawatan
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan data
(Kozier & Erb, 2004) yaitu wawancara, observasi sistematis, konsultasi, dan
pengkajian fisik.
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan data
(Kozier & Erb, 2004) yaitu wawancara, observasi sistematis, konsultasi, dan
pengkajian fisik.
Wawancara
Wawancara merupakan pola Observasi
komunikasi yang dilakukan untuk Observasi adalah kegiatan
tujuan spesifik dan difokuskan pada mengamati perilaku dan kegiatan klien untuk
area dengan isi yang spesifik. Ada dua memperoleh data tentang masalah
tipe wawancara, yaitu wawancara kesehatan klien.
langsung dan tidak langsung.
Pengelompokkan data pengkajian
berdasarkan metode tipe data
Tipe Data terbagi menjadi 2 tipe yaitu Data Subjektif dan Data Objektif
Diagnosa: Pasien mengidap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang memiliki
simptom demam, muntah-muntah, kehilangan nafsu makan, dan petechiae.
Fase & Siklus Keperawatan
Perencanaan: Perawat melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk mengetahui
kondisinya dan mengambil sampel data yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital,
pengambilan sampel darah untuk menjalankan tes, memantau pasien secara ketat
untuk mengetahui komplikasi lebih lanjut, dan memberikan obat yang dianjurkan oleh
dokter, memberikan cairan, dan memberikan diet yang tepat pada pasien
Data objektif :
Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan di dapatkan
petechiae (+)
Abdomen tampak datar
Tidak ada nyeri tekanan
Bising usus 5x/menit
Tipe Data
Hasil pemeriksaan fisik
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Frekuensi nadi : 100x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
suhu : 38,2•C
Tinggi badan : 160 Cm
Berat badan sebelum sakit : 55Kg
Berat badan sesudah sakit : 54 Kg
Pemeriksaan hemoglobin : 15.5 g/dl
Pemeriksaan trombosit : 31000/mm
Pemeriksaan Pcv : 50%
Sumber- Sumber Data
Pengukuran tanda vital didapatkan Tekanan darah: 100/60 mmHg. frekuensi nadi:
100x/menit, frekuensi napas: 20x/menit, suhu 38,2°C. Pengukuran tinggi badan 160
cm, berat badan 54 kg, dengan berat badan sebelum sakit 55 kg. Perawat juga
melakukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan didapatkan Hemoglobin: 15,5
g/dl, trombosit 31000/mm², Leukosit 3500/mm², dan Pcv: 50%.
Dokumentasi Data
1. Nama Pasien - [...]
2. Usia- 19 tahun.
3. Keluhan Utama - Demam selama 3 hari, badan pegal-pegal,
mudah lelah, mual, nafsu makan kurang, dan petechiae (+).
4. Tinggi - 160cm
5. Berat - 54kg
6. Tekanan darah - 100/60 mmHg
7. Denyut nadi - 100 x menit-1
8. Respirasi - 20 x menit-1
9. Suhu - 38,2 C
10. Hemoglobin - 15,5 g/dl
11. Trombosit- 31000/mm2
DBD
(Demam Berdarah Dengue)
Pengertian
Gigitan nyamuk yang menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD) dapat memiliki dampak pada gejala fisik dan psikologis
seseorang. Meskipun gejala utama DBD meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit, tetapi kondisi ini juga dapat
menyebabkan gejala lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang, termasuk mual dan hilangnya nafsu makan.
Toksin: Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus dapat menyebabkan reaksi inflamasi dalam tubuh,
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi fungsi sistem pencernaan. Toksin yang dihasilkan oleh virus tersebut dapat merangsang
reaksi mual dan menyebabkan penurunan nafsu makan.
Demam: Demam yang disebabkan oleh infeksi DBD juga dapat berkontribusi pada gejala mual dan kehilangan nafsu makan. Ketika
tubuh mengalami demam, metabolisme meningkat dan tubuh memerlukan lebih banyak energi untuk melawan infeksi. Ini bisa
menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman dan kehilangan nafsu makan.
Kehilangan Cairan: DBD seringkali menyebabkan kehilangan cairan karena demam dan muntah. Kondisi dehidrasi ini dapat
memperburuk gejala mual dan menyebabkan kehilangan nafsu makan.
Stres Psikologis: Menghadapi penyakit serius seperti DBD dapat menyebabkan stres psikologis yang dapat memengaruhi nafsu makan
dan pencernaan seseorang. Kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran terkait dengan penyakit dan proses penyembuhan juga dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis dan fisik seseorang.
Dalam hal ini, gejala mual dan kehilangan nafsu makan bukanlah gejala khas DBD, tetapi lebih merupakan respons tubuh terhadap
infeksi dan stres yang terkait dengan kondisi tersebut. Penting untuk memantau dan mengelola gejala ini dengan memperhatikan
asupan cairan dan nutrisi yang memadai serta memberikan dukungan psikologis yang diperlukan kepada individu yang terkena DBD.
Jika gejala tersebut berlanjut atau memburuk, konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.
Jawaban #3
Peran penting perawat dalam melaksanakan pengkajian psikososial dalam
perencanaan perawatan pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) meliputi:
Halena Chandra C
(2310711074)
Kesimpulan