18410383-Tirana Anggun Anugrah-Hukum Acara Pidana-F

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

1. Jelaskan, apa yang saudara ketahui tentang dari Hukum Acara Pidana, termasuk

Definisi Hukum Acara Pidana dari beberapa ahli serta Fungsi dan Tujuan dari hukum

acara pidana?

JAWABAN:
Menurut saya hukum acara pidana adalah suatu ketentuan tertulis yang menjadi dasar untuk
mengatur tentang bagaimana penyelenggaraan peradilan pidana termasuk didalamnya
kewenangan para penegak hukum hingga prosedur dalam melakukan tindakan terkait suatu tindak
pidana. Selain itu terdapat pula beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli, yang pertama
definisi menurut Pompe, hukum acara pidana mengatur tentang bagaimana negara melalui alat-
alatnya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana. Terdapat definisi hukum
acara pidana yang lain berdasarkan ahli yakni Prof.Dr. Bambang Poernomo, beliau membagi
pengertian menjadi dua yaitu dalam arti luas, dalam arti sempit dan dalam arti yang makin
diperluas. Hukum acara pidana dalam arti luas yang termasuk peraturan hukum tentang susunan
peradilan, wewenang, pengadilan, serta peraturan kehakiman lainnya sekedar peraturan itu ada
kaitannya dengan urusan perkara pidana. Sedangkan dalam arti sempit merupakan peraturan
hukum tentang penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sidang sampai putusan
pengadilan dan eksekusi putusan hakim. Sedangkan dalam arti yang makin diperluas yakni
mengatur tentang alternative jenis pidana ukuran memperingan atau memperberat pidana dengan
cara menyelenggarakan pidana sejak awal sampai selesai menjalankan pidana sebagai pedoman
pelaksanaan pemberian pidana. Dalam penegakannya hukum acara pidana memilki dua fungsi
yakni fungsi represif dan fungsi preventif. Fungsi represif dari hukum acara pidana untuk
melaksanakan dan menegakkan hukum pidana, jika terdapat perbuatan pidana maka perbuatan
tersebut harus diproses untuk menerapkan ketentuan hukum pidana dan fungsi preventif untuk
mencegah seseorang melakukan perbuatan pidana sehingga dapat pula sebagai upaya mengurangi
tingkat kejahatan. Hal ini akan tampak setelah hukum acara pidana telah diterapkan sehingga
seseorang akan mempertimbangkan untuk melakukan suatu perbuatan pidana. Selain memiliki
fungsi hukum acara pidana memiliki beberapa tujuan yakni mencari dan menemukan kebenaran
materil hal ini didapatkan ketika hukum acara pidana diterapkan hal ini juga yang membedakannya
dengan hukum acara perdata yang mencari dan menemukan kebenaran formil, melakukan
penuntutan,pemeriksaan dan memberikan keputusan oleh hakim, tujuan ketiga yakni pelaksanaan

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 1 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

putusan Hakim (eksekusi). Secara lebih luas hukum acara pidana memiliki tujuan untuk mencapai
suatu ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat.

2. Dalam hukum acara pidana, terdapat asas yang bersifat umum dan asas yang bersifat
khusus?
Jelaskan!
JAWABAN:

Asas yang bersifat umum merupakan asas yang menjadi dasar dan berlaku di semua tingkatan
pemeriksaan. Asas yang bersifat umum yang pertama yakni asas kebenaran materil maksud dari
kebenaran materil adalah suatu yang benar-benar terjadi sesuai dengan kenyataan. Hal ini yang
membedakan dengan hukum acara pidana. Yang kedua adalah asas peradilan cepat, sederhana dan
biaya ringan. Cepat artinya dalam melaksanakan peradilan diharapkan tidak memakan waktu yang
lama dan secepatnya, sederhana artinya dalam pelaksanaan peradilan singkat dan tidak berbelit-
belit sedangkan biaya ringan artinya menjamin agar biaya terjangkau untuk kelas menengah
kebawah agar tetap terjamin keadilannya. Yang ketiga adalah asas raduga tak bersalah yang berarti
seseorang tidak dapat dianggap bersalah sebelum kesalahannya ditetapkan oleh putusan
pengadilan yang berkekuatan tetap. Yang keempat adalah asas inquisitoir dan accusatoir. Asas
inquisitoir adalah asas yang menempatkan tersangka sebagai objek sehingg tersangka tidak
memiliki hak sama sekali namun diindonesia asas ini dikenal dengan asas inquisitoir yang
diperlunak jadi meskipun pemeriksaan secara tertutup namun Tersangka dapat didampingi oleh
Penasihat Hukum yang hanya bersifat pasif tanpa intervensi dan terdapat waktu khusus untuk
keluarga menemui Tersangka. Asas accusatoir merupakan aas yang menempatkan Terdakwa yang
perika sebagai objek sehingga pemeriksaan dilakukan secara terbuka dan terdakwa memiliki hak
seperti Penuntut Umum. Selanjutnya yakni Asas Legalitas dan Asas Opurtinitas. Asas legalitas
adalah asas yang mewajibkan penuntut umum menuntut semua perkaa pidana tanpa memandang
subjeknya siapapun. Sedangkan asas opurtinitas yakni asas yang memberi wewenang kepada
Penuntut Umum untuk menuntut atau tidak menuntut suatu perkara pidana yang dilakukan
sesorang atau suatu badan untuk kepentingan umum. Selanjutnya adalah asas semua orang
diperlakukan sama dihadapan hukum dan berhak untut mendapatkan bantuan hukum. Asas yang
bersifat khusus adalah yang menjadi prinsip dasar dan hanya berlaku dan atau berkenaan dengan
dilakukannya persidangan didepan pengadilan. Yang termasuk dalam asas khusus ini adalah yang

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 2 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

pertama asas sidang tebuka untuk umum. Dala sidang ini orang umum bebas melihat dan
mendengarkan jalannya sidang dan hakim harus menyatakan bahwa sidang terbuka untuk umu
sebelum persidangan dimulai. Terdapat pengecualian dalam asas ini yakni tidak berlaku untuk
kasus Anak dan Asusila. Jika dilangar maka putusan akan dinyatakan batal demi hukum. Asas
selanjutnya yaitu asas peradilan dilakukan oleh Hakim karena jabatannya karena Hakim diberikan
wewenang dalam memutus suatu perkara termasuk menentukan salah atau tidaknya seseorang
yang terlibat dalam perbuatan pidana. Selanjutnya adalah asas pemeriksaan langsung yang artinya
mengkehendaki Terdakwa dihadapkan langsung dengan para Saksi didalam sidang pengadilan
maka Hakim,PU dan PH dapat melakukan Tanya jawab secara langsung di hadapan yang
bersangkutan.

3. Salah satu asas hukum acara pidana yakni “asas persidangan terbuka untuk umum”,

pertanyaannya. Apakah ada pengecualian penerapan asas persidangan terbuka untuk

umum serta Bagaimana akibat hukumnya apabila tidak dipenuhinya asas persidangan

terbuka untuk umum? Jelaskan disertai dasar hukumnya!

Jawaban ;
Ada, pengeculian dalam asas ini terjadi karena asas ini tidak berlaku dalam kasus tindak pidana
Asusila dan perkara Anak yang diharuskan bersifat tertutup mempertimbangkan memungkinkan
terdapat adanya hal-hal yang bersifat privasi atau tidak pantas untuk diketahui oleh publik dan
menjamin perlindungan Anak. Dasar hukum yang mengatur mengenai pengecualian ini adalah
KUHAP Pasal 153 ayat (3) menyebutkan bahwa “ Untuk keperluan pemeriksaan, hakim ketua
sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai
kesusilaan atau terdakwanya anakanak”. Dan akibat hukum jika tidak dipenuhinya ketentuan
pasal 153 ayat 2 menyebutkan A.Hakim ketua sidang memimpin pemeriksaan di sidang
pengadilan yang dilakukan secara lisan dalam bahasa Indonesia yang dimengerti oleh terdakwa
dan saksi. B. Ia wajib menjaga supaya tidak dilakukan hal atau diajukan pertanyaan yang
mengakibatkan terdakwa atau saksi memberikan jawaban secara tidak bebas.dan/atau ayat 3
menyebabkan batalnya putusan demi hukum hal ini disebutkan dalam pasal 153 ayat 4 yang
menyebutkan “ Tidak dipenuhinya ketentuan dalam ayat (2) dan ayat (3) mengakibatkan batalnya
putusan demi hukum.” Maka akibat hukum apabila tidak dipenuhinya asas persidangan tebuka

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 3 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

untuk umum atau mengabaikan pengecualian yang telah ditetapkan secara pasti dengan hukum
adalah putusan batal demi hukum yang artinya putusan tersebut dianggap tidak pernah ada dari
awal dan tidak berkekuatan hukum.

4. Apa yang saudara ketahui tentang Miranda Rules dan apakah dalam Hukum Acara

Pidana Indonesia terdapat prinsip-prinsip berkenaan dengan Miranda Rules tersebut?

Jelaskan.

Jawaban:
Miranda rules merupakan salah satu Prinsip Hukum Acara Pidana yang berlaku di Amerika
Serikat. Miranda Rules berisi seperangkat hak tertentu dimiliki oleh seseorang yang disangka atau
dituduh melakukan suatu tindak pidana sebelum ia diperiksa oleh Penyidik atau Instansi yang
berwenang dan wajib dihormati. Miranda right yang menjadi Miranda Warning yaitu peringatan
yang harus diberikan Penyidik kepada Tersangka berupa hak untuk diam atau menolak pertanyaan
polisi sebelum diperiksa oleh penyidik, Hak untuk menghubungi Penasihat Hukum untuk
mendapatkan bantuan hukum dan ia juga berhak untuk menentukan sendiri Penasihat
Hukum/Advokat dan yang terakhir ditujukan untuk Tersangka yang tidak mampu untuk
menyediakan bantuan Hukum maka memiliki Hak untuk disediakan
Penasihat Hukum. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Prinsip
Miranda Rules tidak dikenal istilah tersebut namun dalam faktanya bahwa KUHAP memiliki
beberapa prinsip yang berhubungan dengan Miranda Rules. Contohnya dalam pasal 54 KUHAP
berbunyi “Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan
hukum dari seorang atau penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam undang - undang ini”. Pasal 54 ini
berkaitan dengan hak terdakwa untuk mendapatkan antuan hukum. Begitu pula dalam Pasal 55
KUHAP : Untuk mendapatkan penasihat hukum tersebut dalam Pasal 54, tersangka atau terdakwa
berhak memilih sendiri penasihat hukumnya. Dalam pasal ini memiliki hubungan dengan Miranda
warning tepatnya berkaitan dengan hak bagi Terdakwa untuk memilih sendiri Penasihat
Hukum/Advokat untuk memberikannya bantuan hukum. Selanjutnya Pasal 56 KUHAP ayat (1)
berbunyi , “Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi
mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 4 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan
dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka”. Hal ini berkaitan dengan
hak Tersangka yang tidak mampu menyediakan Penasihat hukum maka harus disediakan.
Sedangkan hak untuk diam dimiliki oleh Tersangka saat ditangkap hingga ia menjalanka
pemeriksaan oleh Penyidik melalui Berita Acara Pemeriksaan dengan diinterogasi maka Tesangka
berhak untuk diam hingga di hadirkan Penasihat Hukumnya.

5. Di media massa telah kita ketahui bersama, telah terjadi dugaan pembunuhan di salah
satu Café
di Jakarta setelah meminum kopi di café tersebut. Pertanyaan : Selain Hukum Acara

pidana untuk dapat mengungkapkan perkara tersebut ilmu bantu apa saja yang

dibutuhkan dan relevan untuk membuktikan dan mencari kebenaran materiil? Jelaskan!

Jawaban:
Menurut saya, ilmu bantu yang pertama yakni ilmu logika yang berguna dalam membangun
konstruksi berpikir secara sistematis untuk mencapai kesimpulan yang tepat , konstrusksi berpikir
ini digunakan dalam proses mencari segala hal yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya
dugaan pembunuhan tersebut. Begitupula dalam hal menentukan pelaku yang berpotensi
melakukan hal tersebut dan siapa saja yang dapat dijadikan sebagai saksi dalam peristiwa itu. Yang
kedua yakni ilmu bantu Psikologi berkaitan dengan kejiwaan sesorang sehingga sangat berguna
dalam proses penyidikan dan penetapan tersangka, ilmu bantu ini sangat berguna dalam menilai
setiap pernyataan yang ucapkan oleh orang bersangkutan baik dari mimik wajah, tingkat
kecemasan, dan lainnya yang sangat berguna dalam menunjang konstruksi berpikir yang logis.
Yang ketiga adalah ilmu kriminologi berkaitan dengan sebab, latar belakang dan bentuk kejahatan
yang dilakukan oleh terduga pelaku atau Tersangka. Yang keempat adalah ilmu bantu Psikiatri dan
Kedokteran Kehakiman , ilmu bantu psikiatri dilakukan oleh psikiater dengan melalui hasil visum
psikiatris untuk menilai apakah ada kemungkinan kelainan pada jiwa pelaku atau Tersangka baik
latar belakang riwayat kondisi kejiwaan atau kondisi jiwa pada saat melakukan tindak pidana
tersebut yang memiliki relevansi terhadap peristiwa. Sedangkan ilmu kedokteran sangat berguna
untuk menemukan kepastian secara fisik melalui visum Et Repertum dalam kasus ini akan sangat
berguna dalam menentukan apakah ada kemungkinan kandungan zat membahayakan dalam tubuh

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 5 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

korban dan jika memang ada maka akan menimbulkan konstruksi berpikir baru seperti dugaan
korban diberi racun menjadi penyebab kematian korban atau memang penyakit bawaan yang tidak
diketahui sebelumnya. Dan yang kelima dibutuhkan Ilmu bantu Kriminalistik, dalam ilmu
kriminalistik memiliki banyak cabang ilmu, ilmu kriminalistiksangat berguna dlam proses
penanganan tindak pidana tepatnya proses penyidikan dalam upayaa pembuktiannya sehingga
memiliki kaitan dengan barang bukti. Dalam kasus pembunuhan ini kriminalistik dengan cabang
ilmu yakni Toksikologi Forensik atau ilmu yang mempelajari tentang racun yang sangat berguna
untuk kepentingan hukum dan peradilan baik jenis maupun kadar racun yang terkandung dalam
tubuh Manusia.

6. KASUS POSISI 1 : Julia Pleret memiliki assisten bernama Rizky. Pada suatu malam

tanggal 28 Oktober 2016, Rizky dipukul pada bagian wajah dan kepalanya yang

dilakukan oleh Niky dan pacarnya bernama Rahul. Mendengar assistennya dipukul

Julia Pleret membuat postingan di Twitter Julia Pleret @juliaplreret pada Sabtu

(29/10/2016) pagi. “@Niky lo ngak kapok2 yaaa.. jadi preman!!! Cowo lo mukul assisten

gw lo pake ikutan!! Emang bener2 sok jagoan kayanya lo berdua,” tulis Julia Pleret

sambil me-mention akun Niky. Pertanyaan :

a Dalam hukum acara pidana, terdapat dua istilah tindakan hukum yakni Laporan dan
Pengaduan. Menurut kasus posisi tersebut Tindakan hukum apa yang tepat, bagi

Rizky dan Niky jika ini mempermasalahkan perkara tersebut kepada Kepolisian?

Jelaskan b Jelaskan perbedaan antara Laporan dan Pengaduan?

c Apakah ada jangka waktu untuk mengadukan suatu delik aduan ke Kepolisian dan

jangka jangka waktu pencabutan pengaduan, terhadap Pengaduan yang telah diadukan?

Jelaskan.

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 6 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Jawaban:
a. menurut saya, tindakan hukum yang dapat dilakukan berupa laporan karena rizky
mengalami penganiayaan dan tindak pidana penganiayaan merupakan delik biasa. Maka rizky bisa
melaporkan Niky dan Rahul ke pihak berwajib. Adanya laporan karena hak atau kewajiban
seseorang dalam hal ini Rizky sebagai Pelapor memenuhi unsur ini tentang telah terjadinya tindak
pidana berupa penganiyaan terhadap dirinya. Karena penganiayaaan merupakan delik biasa maka
tidak ada upaya perdamaian/laporan yang telah diajukan tidak dapat dicabut oleh pelapor dan akan
tetap terus di proses oleh pihak yang bewenang. Maksud dari delik biasa merupakan tindak pidana
yang dapat dituntut tanpa perlu adanya pengaduan, maka jika kita berperan sebagai saksi suatu
tindak pidana kita dapat melaporkan tindak pidana tersebut. Sedangkan bagi niky dapat melakukan
pengaduan berupa pencemaran nama baik terkait delik aduan. Julia pleret membuat cuitan yang
bersifat menetapkan kesalahan sepenuhnya tanpa proses hukum terleih dahulu sedangkan setiap
orang tidak dapat dipersalahkan atas suatu tindak pidana yang belum memperoleh putusan
berkekuatan hukum tetap atau disebut dengan asas praduga tak bersalah. Julia pleret melontarkan
tuduhan yang belum terbukti secara hukum dimedia sosial Twitter yang ditujukan kepada Niky
yang dapat mempengaruhi nama baik Niky dikalangan khalayak ramai.
b. perbedaan antara laporan dan pengaduan yang pertaa dilihat dari deliknya, jika laporan
delik yang dilaporkan merupakan delik biasa seperti penggelapan, pencurian, dan lainnya.
Sedangkan pengaduan delik yang diadukan adalah delik aduan misalnya pencemaran nama baik,
pencurian uang oleh anggota keluarga, menghilangkan barang milik orang lain.perbedaan lain
secara subjek yakni dalam pengaduan yang bertindak sebagai Pengadu adalah orang yang
bersangkutan atau korban yang mengalami kerugian dari tindak pidana tersebut sedangkan laporan
, Pelapor adalah “setiap orang karena hak atau kewajibannya” maka pelapor tidak hanya korban
tetapi juga dapat berupa saksi yang melihat,menyaksikan karena hak melapor sedangkan karena
kwajiban merupakan orang yang mengetahui pemufakatan kejahatan maka wajib untuk
melaporkannya. Selanjutya, perbedaan berdasarkan isi , jika pengaduan berupa pemberitahuan
korban beserta permintaan agar pelaku atau perkara dituntut sesuai hukum yang berlaku.
Sedangkan laporan berupa pemberitahuan tentang telah, sedang, atau akan terjadi peristiwa yang
diduga tindak pidana. Untuk peristiwa yang akan terjadi diduga tindak pidana hal ini berkaitan
dengan kewajiban seseorang ketika mengetahui kesepakatan mengenai kejahatan yang dapat
mempengaruhi ketertiban umum dan lainnya. Berdasarkan proses dalam pengaduan perkara dapat

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 7 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

dicabut oleh pengadu selama perkara belum disidangkan sedangkan dalam lapoan tidak mengenal
perdamaian maksudnya perkara tidak dapat dicabut dan akan terus di proses hingga memperoleh
putusan pengadilan yang tetap.

c. iya ada, jangka waktu dalam pengaduan terbagi menjadi dua kondisi yakni jika bertempat
tinggal di Indonesia selama 6 bulan setelah delik dan jika bertempat tinggal diluar negeri selama
9 bulan. Hal ini di sebutkan dalam pasal 74 KUHP yang Pasal 74 ayat 1, berbunyi “Pengaduan
hanya boleh dimasukkan dalam tempo enam bulan sesudah orang yang berhak mengadu
mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, kalau ia berdiam di negara Indonesia ini, atau dalam
tempo sembilan bulan sesudah ia mengetahui itu, kalau berdiam di luar negara Indonesia.” Pada
prinsip aduan dapat dicabut tidak seperti sebuah laporan untuk delik aduan dapat dicabut paling
lama 3 bulan perkara diajukan hal ini terdapat dalam Pasal 75 KUHP yang menyatakan bahwa
penarikan kembali pengaduan atas suatu delik hanya dapat dilakukan paling lambat tiga bulan
setelah diajukan. Namun dalam kenyataannnya hakim tetap mempertimbangkan keadilan restortif
yang artinya hakim memprioritaskan kepuasan para pihak sehingga tidak ditetapkan seberapa lama
batas atau dapat melebihi 3 bulan suatu tindakan pencabutan karena perdamaian antara kedua belah
pihak tetap diinginkan dalam penyelesaian perkara hal ini didasarkan pada Putusan Mahkamah
Agung Nomor 1600 K/Pid/2009. Jadi secara harfiah pencabutan dengan jangka waktu 3 bulan
setelah perkara diajukan.

7. KASUS POSISI 2 : Pada Awal tahun 2019, Medina Z melaporkan dugaan tindak pidana

Penipuan atau Penggelapan yang dilakukan Irwansyah kepada Kepolisian Resor Bantul.

Medina Z merasa telah dirugikan sebesar Rp.1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta

rupiah).

Akhirnya setelah dilakukan Penyelidikan dan ditingkatkan menjadi Penyidikan

selanjutnya Penyidik Polres Bantul menetapkan Irwansyah sebagai Tersangka tanpa

memeriksa Irwansyah sebagai terlapor terlebih dahulu dan selanjutnya Irwansyah

ditangkap dan dilakukan Penahanan

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 8 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Rutan oleh Penyidik Polres Bantul, dia pun disangkakan dengan Pasal 372 KUHP atau

Pasal 378 KUHP. Atas penahanan yang dilakukan oleh Polres Bantul, Irwansyah pun

bermaksud mengajukan penangguhan atau pengalihan jenis penahanan Pertanyaan :

a. Bagaimana cara agar penyidik dapat menetapkan seseorang sebagai tersangka? Dan

apakah menurut saudara penetapan Irwansyah sebagai tersangka adalah sah? Jelaskan

b. Jelaskanlah bagaimana prosedur suatu penangkapan tersebut dapat dikatakan Sah?

c. Dalam perkara tersebut, Apabila ternyata Irwansyah tidak ada Penasihat Hukumnya,

apakah menjadi kewajiban bagi Pejabat pada setiap tingkatan untuk memberikan

bantuan hukum kepada Irwansyah? Jelaskan Jawaban:

a. Berdasarkan pengertiannya tersangka merupakan seseorang yang karena perbuatannya atau


keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana, berdasarkan
pasal 1 angka 14 KUHAP. Syarat penetapan Tersangka dengan 2 syarat yang pertama yakni
minimal 2 alat bukti yang cukup tercantum dalam 184 KUHAP. Alat bukti dapat berupa
keterangan Saksi, keterangan Ahli, surat, petunjuk, keterangan Terdakwa. Dan ditambah dengan
keyakinan objektif Penyidik kemudian untuk menentukan bukti permulaan melalui gelar perkara
dan sebelumnya tersangka telah diperiksa sebagai Calon Tersangka atau Saksi. Jadi harus melalui
proses pemeriksaan dahulu oleh penyidik. Maka dapat disimpulkan pula bahwa penetapan status
Irwansyar sebagai Tersangka tidak sah atau tidak sesuai prosedur karena Irwansyah langsung
ditetapkan sebagai tersangka oleh Penyidik tanpa melalui pemeriksaan terlebih dahulu sebagai
Terlapor karena berdasarkan prosedur penetapan Tersangka, Irwansyah seharusnya lebih dahulu
diperiksa oleh Penyidik dengan status Calon Tersangka atau Saksi sebelum ditingkatkan statusnya
menjadi seorang Tersangka. Karena berdasarkan Putusan MK adanya alat bukti yang cukup dan
pemeriksaan Calon Tersangka sifatnya mutlak maka harus dipenuhi.
b. Syarat sah penangkapan berdasarkan Pasal 18 ayat 1 dan 3 KUHAP Pasal 18 ayat 1,

berbunyi :

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 9 dari 19


Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh petugas kepilisian negara Republik Indonesia
dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan kepada tersangka surat perintah
penangkapan yang mencantumkan identitas tersangka dan menyebutkan alasan penangkapan
serta uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa Pasal 18
ayat 3, berbunyi :
Tembusan surat perintah penangkapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus diberikan
kepada keluarganya segera setelah penangkapan dilakukan.
Maka
• Dengan menunjukkan surat tugas penangkapan yang dikeluarkan oleh Penyididk atau
Penyidik Pembantu. Penyidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat
Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus untuk melakukan Penyidikan sedangkan
penyidik pembantu adalah orang yang mengemban tugas untuk membantu Penyidik dalam
menjalankan proses penyidikan.
• Dengan memberikan surat peintah penangkapan yang mencantumkan identitas, alasan
penangkapan Tersangka berkaitan dengan perkara kejahatan yang diduga dilakukan
olehnya lengkap dengan tempat ia diperiksa agar memberikan kejelasan informasi kepada
Tersangka.
• 3.Surat perintah penangkapan dikeluarkan pejabat Polri yang berwenang melakukan
penyidikan di daerah hukumnya
• menyerahkan tebusan surat perintah penangkapan setelah penangkapan dilakukan kepada
Keluarga Tersangka segera.
Berdasarkan pasal 19 ayat 1 batas waktu penangkapan tidak boleh melebihi dari 24 jam harus 1x24
jam jika batas waktu tidak dipenuhi atau berlebih maka penangkapan itu dinyatakan tidak sah dan
akan membawa onskuensi hukum yang berbeda terhadap Tersangka yakni harus dibebaskan demi
hukum dan pihak tersangka yakni Tersangka itu sendiri, Keluarga, atau Penasihat Hukum dapat
meminta pemeriksaan kepada Praperadilan berkenaan dengan keabsahan prosedur penangkapan
yang dilakukan dan juga meminta ganti rugi terhadap penangkapan yang tidak sah.
c. Menurut pada dasarnya setiap Tersangka berhak mendapatkan bantuan hukum dan terdapat
pula ketentuan bahwa Penasihat Hukum dapat berperan secara pasif dama proses pemeriksaan.

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 10 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Namun tidak semua tindak pidana diharuskan memilki Penasihat Hukum dan mendapatkan
bantuan hukum hanya dalam pidana penjara tertentu.Jika Irwansyah tidak memiliki Penasihat
Hukum maka berarti ia tidak akan memperoleh bantuan hukum dan hanya mengandalkan
ketetapan secara objektif oleh Hakim. Namun tidak semua tindak pidana wajib memiliki Penasihat
hukum atau mendapatkan bantuan seperti kasus dengan ancaman pidana hukuman mati atau
penjara lebih dari 15 tahun. Mendapat bantuan hukum adalah Hak bagi semua
Tersangka/Terdakwa Semua ini dilakukan demi tercapainya suatu keadilaan bagi
Tersangka/Terdakwa. Berrdasarkan Pasal 56 KUHAP ayat (1) berbunyi , “Dalam hal tersangka
atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang
diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri,
pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib
menunjuk penasihat hukum bagi mereka”. Namun berdasarkan ancaman pidana yang terdapat
pada pasal 372 dan 378 KUHP yakni 4 tahun maka bukan menjadi kewajiban bagi Pejabat pada
setiap tingkatan untuk memberikan bantuan hukum kepada Irwansyah.
8. Dalam kasus posisi soal no 7 diatas Irwansyah telah dilakukan Penahanan Rutan dan

kemudian berencana mengajukan penangguhan atau pengalihan jenis penahanan.

Pertanyaan :

a. Jelaskanlah alasan Obyektif dan alasan Subyektif bagi Polres Bantul untuk
melakukan penahanan rutan terhadap Irwansyah?
b. Jelaskanlah Waktu Penahanan serta perpanjangan penahanan yang dapat
dilakukan Penyidik, Penuntut Umum dan Hakim Tingkat Pengadilan Negeri?
c. Menurut pendapat saudara apakah memungkinkan bagi Irwansyah dikabulkan
permohonan penangguhan penahanan atau pengalihan jenis penahanannya? Jelaskan
Jawaban:
a. alasan objektif yakni karena undang-undang sendiri yang menentukan tindak pidana mana
yang akan dilakukan penahanan. Dalam hal ini terkait dengan pasal 21 ayat 4 yakni tindak pidana

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 11 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

diancam pidana penjara 5 tahun, Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat (3),
Pasal 296, Pasal 335 ayat (1),Pasal 351 ayat (1), Pasal 353 ayat (1), Pasal 372, Pasal 378, Pasal
379 a, Pasal 453, Pasal 454,Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal 506 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana, Pasal 25dan
Pasal 26 Rechtenordonnantie (pelanggaran terhadap Ordonansi Bea dan Cukai, terakhir diubah
dengan
Staatsblad Tahun 1931 Nomor 471), Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 Undang-undang Tindak Pidana
Imigrasi
Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955, Lembaran Negara Tahun 1955Nomor 8), Pasal 36 ayat
(7), Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 48 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1976
tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3086). Sedangkan alasan subjetif yakni menitikberatkan pada kedaan atau keperluan penahanan
itu sendiri . 21 ayat 1 KUHAP yaitu:
• Adanya dugaan keras bahwa tersangka terdakwa melakukan tindak pidana berdasarkan
melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal ini Irwansyah
ditetapkan sebagai tersangka meskipun tanpa melalui pemeriksaan namun proses
penyelidikan ditingkatkan menjadi penyidikan berarti penyidik telah memiliki dua alat
bukti yang cukup dan disertai dengan kayakinan hati objektif Penyidik.
• Adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka terdakwa akan
melarikan diri, adanya kemugkinan yang ditimbulkan jika Irwansyah tidak dilakukan
penahanan
• Adanya kekhawatiran tersangka atau terdakwa merusak atau menghilangkan barang bukti
dan atau mengulangi tindak pidana. Karena jumlah yang dikenai tindak pidana
penggelapan sebnayak 1.5 miliar bukanlah jumlah yang sedikit.

b. Waktu Penahanan hanya sampai pejabat penahan Hakim pengadilan Negeri karena proses
tidak sampai banding maupun kasasi ke MA. Maka dapat dijelaskan lama penahanan sebagai
berikut:

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 12 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

PEJABAT LAMA
PEJABAT LAMA PERPANJANGAN PERPANJANGAN
NO PENAHANAN PENAHANAN PENAHANAN PENAHANAN JUMLAH
PENUNTUT
1 PENYIDIK 20 H UMUM 40 H 60 H
PENUNTUT
2 UMUM 20 H KET. PN 30 H 50 H
3 HAKIM PN 30 H KET. PN 60 H 90 H
Total 200 H

Terdapat alasan perpanjangan penahanan yang patut dan tidak dapat dihindarkan berdasarkan
pasal 29 ayat 1 KUHAP guna kepentingan pemeriksaan antara lain Tersangka atau terdakwa
menderita gangguan fisik atau mental yang berat, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter,
atau Perkara yang sedang diperiksa diancam pidana penjara sembilan tahun atau lebih.
Perpanjangan penahanan yang dimaksudkan diberikan kepada masing-masing pejabat
sebagaimana pejabat sebagai mana telah disebutkan di atas, yaitu 30 hari yang dapat diperpanjang
lagi 30 hari. Jadi jumlahnya 60 untuk masing-masing pejabat dalam setiap tingkatan pemeriksaan.
Pejabat yang berhak memberikan perpanjangan penhanan berdasarkan tingkatan mulai dari
Penyidikan hingga kasasi menurut Pasal 29 ayat (3) adalah
• Pada tingkat penyidikan dan penuntutan diberikan oleh ketua pengadilan negeri,
• Pada tingkat pemeriksaan di pengadilan negeri diberikan oleh ketua pengadilan tinggi,
Pada tingkat pemeriksaan banding diberikan oleh Mahkamah Agung, Pada
tingkat kasasi diberikan oleh Ketua Mahkamah Agung.
c. Menurut saya, memungkinkan saja karena baik penangguhan penahanan maupun
pengalihan jenis tahanan merupakan kewenangan bagi penyidik, penuntut umum dan hakim
dengan berdasarkan keyakinan subjektif dalam hal mengabulkan atau menolak permintaan
tersangka/terdakwa berdasarkan pertimbangan- pertimbangan. Dalam penangguhan terdapat
jaminan orang maupun jaminan uang. Maksud dari keykinan subjektif ada tau tidaknya
kekawatiran sesuai dengan pasal 21 ayat 1 KUHAP yakni
a. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan melarikan diri;

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 13 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

b. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan merusak atau
menghilangkan barang bukti;
c. adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka akan mengulangi
tindak pidana.
Untuk persetujuan penangguhan penahanan tersangka/terdakwa harusmemuhi syarat yang
diberikan oleh penyidik seperti ketentuan wajib lapor,tidak keluar rumah atau tidak keluar
kota. Namun jika berkaitan dengan kasus Irwansyah jelas bahwa penetapan sebagai tersangka
saja sudah tidak sah yang artinya prosedur dalam penyidikan tidak sesuai dan maka begitu pula
penuntutan juga. Tapi jika dikaitkan dengan dengan ketentuan KUHAP, Irwansyah tidak
memenuhi ketentuan alasan yang mengharuskan penangguhan Tahanan seperti sakit hingga
dirawat di Rumah Sakit atau Pembantaran.

9. KASUS POSISI 3 : Pada akhir tahun 2018, Kasdiman melaporkan dugaan tindak pidana
penggelapan yang dilakukan Tuniman kepada Kepolisian Resor Kota Yogyakarta.
Kasdiman merasa telah dirugikan sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah). Akhirnya setelah dilakukan Penyelidikan dan selanjutnya ditingkatkan menjadi
tahap Penyidikan selanjutnya Penyidik Polresta Yogyakarta menetapkan Tuniman sebagai
Tersangka dan selanjutnya Tuniman ditangkap dan selanjutnya dilakukan Penahanan oleh
Penyidik Polresta Yogyakarta, dia pun disangkakan dengan Pasal 372 KUHP. Pad a tanggal
20 Oktober 2018,
Tuniman ditangkap oleh Penyidik dan ditahan Rutan sejak tanggal 21 Oktober 2018. Pada
tanggal 7 November 2018 Permohonan Pengalihan Jenis Penahanan dikabulkan dan
dialihkan menjadi tahanan Rumah, selanjutnya dilakukan Perpanjangan Penahanan
Rumah pada tanggal 10 November 2018. Pada saat dilakukan pelimpahan perkara oleh
Penyidik kepada Kejaksaan Negeri Yogyakarta (Tahap II), pada tanggal 10 Desember 2018
3 Page 3 Penahanan Tuniman oleh Kejaksaan dialihkan lagi menjadi tahanan Kota. Pada
saat sidang pembacaan Dakwaan, Terdakwa Tuniman oleh Majelis Hakim ditahan Rutan
sejak tanggal 9 Januari 2017 dan putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap pada
tanggal 3 Maret 2017. Yang amarnya berbunyi : MENGADILI : 1. Menyatakan Terdakwa
Tuniman Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 14 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Penggelapan sebagaimana dalam Dakwaan Pasal 372 KUHP; 2. Menjatuhkan pidana


terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua)
bulan 15 (lima belas) hari; 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah
dijalani oleh Terdakwa dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan 4.
Memerintahkan Terdakwa agar tetap di tahan; 5. Membebankan kepada Terdakwa untuk
membayar biaya perkara sebesar Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah). Catatan : Bulan Oktober
terdiri : 31 hari, November : 30 hari, Desember 31 hari, Januari 31 hari, Februari 28 hari
dan Maret 31 hari. Pertanyaan : Dari kasus Posisi diatas :
a. Berapa lamanya sisa pidana penjara yang harus dijalani oleh Tuniman? Jelaskan dan
disertai dengan Metode Penghitungan yang benar!
b. Jelaskanlah bagaimana prosedur dan mekanisme penggeledahan dalam keadaan biasa
(normal) yang harus dilakukan Penyidik dalam hal pemilik rumah menyetujui dan tidak
menyetujui penggeledahan tersebut?
c. Apa yang membedakan Penyitaan yang dilakukan Penyidik dalam keadaan biasa
maupun penyitaan dalam keadaan mendesak? Jelaskan
d. Jelaskanlah maksud dan tujuan sehingga perlu dilakukan penggeledahan dan
penyitaan?
Jawaban:
a. Metode Perhitungan:

• Tahap penyidikan
1. Penangkapan tanggal 20 oktober 2018

2. penahanan rutan tanggal 21 oktober 2018 sampai dengan 6 november 2018 total 17 hari

3. penahanan rumah dari 7 november 2018 sampai 10 november 2018 total 4 hari perpanjangan
penahanan dari 11 november 2018 sampai dengan 9 desember 2018 total 29 hari maka total
penahanan rumah adalah 33 hari.
Berdasarkan teori perhitungan 1/3 x 33 hari (tahanan rumah) total 11 hari tahanan rutan

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 15 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

• Tahap penuntutan
1. penahanan kota dari 10 desember 2018 sampai 8 januari 2019 total 30 hari.

Berdasarkan teori 1/5 x 30 hari (tahanan kota) total 6 hari

• Tahap pengadilan
1. penahanan rutan dari 9 januari 2019 sampai dengan 3 maret 2019 total 54 hari
Maka total penangkapan sama dengan 1 hari
Total penahanan rutan sama dengan 17 hari

Total penahanan rumah sama dengan 11 hari


Total penahanan kota sama dengan 6

hari Total penahanan rutan sama dengan

54 hari Maka totalnya adalah 89 hari.

• Pidana selama 1 tahun 2 bulan 15 hari (440 hari) dikurang 29 hari sama dengan 351
hari (11 bulan 14 hari) jadi sisa masa penahanan yang akan dijalani oleh Tuniman takni
selama 351 hari (11 bulan 14 hari)
b. Prosedur yang dilakukan apabila pemilik rumah setuju
1. meminta surat izin penggeledahan kepada ketua pengadilan negeri

2. Ketua pengadilan negeri mengeluarkan surat izin penggeledahan

3. Membuat surat perintah dari penyidik

4. Melakukan tindakan penggeledahan memasuki rumah

5. Penggeledahan harus disaksikan oleh dua orang saksi

6. Membuat berita acara penggeledahan penggeledahan maksimal 2 hari dan turunan nya
disampaikan kepada pemilik rumah yang bersangkutan

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 16 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

Apabila pemilik rumah tidak setuju


1. meminta surat izin penggeledahan kepada ketua pengadilan negeri

2. Ketua pengadilan negeri mengeluarkan surat izin penggeledahan

3. Membuat surat perintah dari penyidik

4. Melakukan tindakan penggeledahan memasuki rumah

5. Harus disaksikan 2 (dua) orang saksi ditambah kepala desa atau ketua lingkungan

6. Membuat berita acara penggeledahan maksimal 2 hari dan turunan nya disampaikan kepada
pemilik rumah yang bersangkutan
c. Penyitaan dalam keadaan biasa

• Penyitaan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri
setempat;
• Memperlihatkan atau menunjukkan tanda pengenal
• Memperlihatkan benda yang akan disita
• Penyitaan dan memperlihatkan benda sitaan harus disaksikan oleh Kepala Desa atau Ketua
Lingkungan dan Dua orang Saksi
• Membuat Berita acara penyitaan
• Membungkus benda sitaan
Penyitaan dalam keadaan mendesak
• Penyidik dapat menyita tanpa surat izin terlebih dahulu dari Ketua Pengadilan Negeri;
• Penyidik dapat melakukan penyitaan hanya sebatas benda bergerak;
• Penyidik segera melaporkan ke ketua pengadilan negeri setempat guna memperoleh
persetujuan
d. Penggeledahan bertujuan untuk menemukan dan mengumpulan alat/barang butki sekaligus
menemukan dan menangkap Tersangka yang diduga melakukan suatu tindak
pidana.Sedangkan penyitaan bertujuan untuk kepentingan dalam proses pembuktian berkaitan

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 17 dari


19
Nomor Mahasiswa : 18410383

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Nama Mahasiswa : Tirana Anggun Anugrah
Kelas :F Tanggal Ujian : 18 April 2020
Bapak Wahyu Priyanka Nata
Dosen : Jam mulai - berakhir : 09.30-11.00
Permana, S.H., M.H

dengan penyidikan penuntutan dan peradilan suatu tindak pidana dengan mengambil alih atau
menyimpan dibawah penguasaan penyidik
10.KASUS POSISI 4 : Rudi yang beralamat Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, sehabis

kuliah di FH UII tepat saat melintas di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta, di pukul /

dianiaya oleh Rido yang bertempat tinggal di Bantul, yang mengakibatkan Budi harus

dirawat dirumah Sakit RSUD

Wirosaban yang menghabiskan Biaya Rp. 5.000.000,- rupiah. Yang pada akhirnya

Rido di Sidang di Pengadilan Negeri Yogyakarta. a Dalam Penggabungan Perkara

ganti kerugian tersebut hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh Hakim?

b Apakah Permintaan Penggabungan perkara Ganti Rugi yang diajukan oleh Rudi

tersebut dapat diterima / dikabulkan oleh Hakim?

Jawaban:
a. Kompetensi Relatif, Gugatan Ganti Kerugian dapat diajukan apabila Alamat atau Tempat
Tinggal Terdakwa termasuk atau masih dalam wilayah Kompetensi Relatif dimana Terdakwa di
periksa dan diputus dalam perkara pidananya , Besarnya kerugian harus dapat dibuktikan
hubungan sebab akibatnya dengan tindak pidana yang dilakukan dengan Terdakwa, Kekuatan
hukum tetap putusan ganti rugi ditentukan kekuatan tetap putusan pidananya, dari sisi pemeriksaan
banding, dengan adanya permintaan banding atas putusan perkara pidana, dengan otomatis
membawa akibat permintaan dan pemeriksaan banding atas putusan gugatan ganti kerugian.
Sebaliknya tanpa adanya permintaan banding terhadap putusanperkara pidana mengakibatkan
terdakwa tidak dapat mengajukan banding hanya untuk putusan perkara ganti kerugiannya saja.
b. Berdasarkan domisili terlapor berada di bantul maka laporan seharusnya di ajukan ke
pengadilan negeri bantul karena pengadilan negeri yogyakarta tidak memiliki kewenangan atas
perkara tersebut , Maka gugatan akan ditolak oleh pengadilan negeri yogyakarta ,Hal ini
berkaitan dengan Actor Sequitur Forum Rei yakni gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri pada
tempat tinggal tergugat.

C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 18 dari


19
C:\Users\asus\Desktop\UTS HAPID.docx Hlm. 19 dari
19

Anda mungkin juga menyukai