Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik


Dosen Pengampu : Herlina Ilyas, S.Ak., M.Ak

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3

ZULKIPLI C0222362
TIARA HADINI C0222364
PUTRI NURFADILLA C0222355
MUSTARI C0222361

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN PELAJARAN 2024 / 2025
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kami dari mata kuliah Auditing I mengenai “Perkembangan
Standar Profesional Akuntan Publik” dengan lancar tanpa adanya hambatan.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah memberi


dukungan kepada kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah. Kami juga menyadari
bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah tersebut. Untuk itu
kami bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya
makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.

Majene, 27 Februari 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1. 1 Latar belakang .....................................................................................1
1. 2 Rumusan masalah ...............................................................................2
1. 3 Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3
A. Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik ............................3
B. Perbedaan SPAP berbasis lama dan SPAP berbasis Standar IFAC.......5
C. Pendekatan Audit berbasis Risiko .........................................................5
D. Kode Etik Profesi Akuntan Publik ........................................................8
E. Studi Kasus ...........................................................................................11
BAB III PENUTUP ............................................................................................
3. 1........................................................................................................ Kesimpulan
3. 2.............................................................................................................. Saran
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Perkembangan profesi akuntan publik berkaitan erat dengan


perkembangan bisnis. Di era globalisasi saat ini, semakin maju dan berkembang
suatu bisnis maka semakin maju dan berkembang pula peran profesi akuntan
publik dalam hal mengaudit laporan pertanggung-jawaban keuangan suatu
perusahaan. Laporan pertanggung jawaban yang dimaksud adalah laporan
keuangan. Laporan Keuangan adalah gambaran dari hasil kinerja sebuah entitas.
Esensinya adalah landasan keputusan bagi banyak pihak, seperti investor,
kreditor, agen pemerintah, karyawan dan masyarakat umum secara luas. Oleh
karena itu laporan keuangan hendaknya menggambarkan kondisi sebenarnya dari
entitas tersebut. Laporan keuangan hendaknya jangan disisipi dengan keinginan
manajemen tertentu, seperti adanya tindakan rekayasa atau manipulasi laporan
keuangan untuk mendapatkan hasil tertentu yang diinginkan. Alasan inilah yang
menyebabkan perlunya pemeriksaan oleh auditor sebagai akuntan publik atas
laporan keuangan tersebut.

Profesi akuntan publik di Indonesia akan mengalami tantangan yang


semakin berat dimasa yang akan datang. Seiring dengan diterapkannya teknologi
revolusi industry 4.0, dimana akan terjadi perubahan besar dan radikal terhadap
cara manusia memproduksi barang dan juga segala bentuk liberalism
perdagangan, baik sektor barang maupun jasa yang akan berlaku secara penuh.
Oleh karena itu, dengan banyaknya tuntutan terhadap auditor di era globalisasi
dan industry 4.0, membuat seorang auditor yang berprofesi sebagai akuntan
publik harus memiliki sikap profesional, pengetahuan dan pengalaman kerja yang
mumpuni.

1
Jadi kesiapan profesi mutlak diperlukan, baik karakter, pengetahuan
maupun keahlian dalam memenuhi peran dan tanggung jawabnya kepada
masyarakat para pengguna jasa audit. Sehingga apabila harapan dari masyarakat
terpenuhi, besar kemungkinan kehadiran auditor semakin diterima, dan akan
semakin baik kedudukannya di tengah masyarakat. Profesi akuntan publik harus
melaksanakan peran dan tanggung jawabnya sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). IAI sendiri telah mengeluarkan prinsip
dasar etika Akuntan Profesional. Salah satu prinsip dasar etika Akuntan
Profesional adalah Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang mengurangi kepercayaan
kepada profesi Akuntan Profesional. Mematuhi hukum dan peraturan yang
berlaku oleh akuntan adalah suatu kewajiban yang menjadi dasar tanggung jawab
auditor profesional dalam melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu
perusahaan.

1. 2 Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik?
2. Apa perbedaan dari SPAP lama dan SPAP berbasis Standar IFAC?
3. Apa itu pendekatan audit berbasis risiko?
4. Apa sajakah kode etik profesi akuntan publik?

1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik
2. Untuk mengetahui apa perbedaan SPAP lama dan SPAP berbasis
Standar IFAC
3. Untuk mengetahui pendekatan audit berbasis risiko
4. Untuk mengetahui kode etik profesi akuntan publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK


Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah seperangkat standar
yang mengatur tanggung jawab, tugas, dan kewajiban akuntan publik dalam
melaksanakan jasa profesi akuntansi publik. SPAP terus mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan dunia akuntansi dan audit. SPAP
terbaru adalah SPAP 2019 yang menggantikan SPAP 2013. SPAP 2019 terdiri
dari 4 bagian yaitu: Bagian 1 - Penjelasan Umum, Bagian 2 - Standar Etika
Profesi Akuntan Publik, Bagian 3 - Standar Jasa Akuntansi Publik, dan Bagian 4 -
Standar Audit. SPAP diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah modifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Pada tahun 1972, pertama kalinya Ikatan Akuntan Indonesia berhasil


menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, yang disahkan dalam kongres ke III
Ikatan Akuntan Indonesia. Norma Pemeriksaan Akuntan tersebut mencakup:
1. Tanggungjawab akuntan publik.
2. Unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi :
a. Pengkajian dan penilaian pengendalian intern.
b. Bahan pembuktian dan penjelasan informatif.

3
c. Pembahasan mengenai peristiwa kemudian, laporan khusus dan berkas
pemeriksaan.

Dalam kongres ke IV Ikatan Akuntan Indonesia tanggal 25-26 Oktober


1982, Komisi Norma Pemeriksaan Akuntan Mengusulkan agar segera dilakukan
penyempurrnaan atas buku Norma Pemeriksaan Akuntan yang lama, dan
melengkapi dengan serangkaian suplemen yang merupakan penjabaran lebih
lanjut norma tersebut. Pada tanggal 19 April 1986, Norma Pemeriksaan Akuntan
yang telah diteliti dan disempurnakan oleh Tim Penesahan, disahkan oleh
Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia sebagai norma pemeriksaaan yang
berlaku efektif selambat-lambatnya untuk penugasan pemeriksaaan atas laporan
keuangan yang diterima setelah tanggal 31 Desember 1986. Tahun 1992, Ikatan
Akuntan Indonesia menerbitkan Norma Pemeriksaan Akuntan, Edisi Revisi yang
memasukkan suplemen No.1 sampai dengan No. 12 dan interpretasi No. 1 sampai
dengan No. 2.

Hingga dalam kongres ke VII Ikatan Akuntan Indonesia tahun


1994,disahkan Standar Profesional Akuntan Publik yang secara garis besar berisi:
1. Uraian mengenai standar professional akuntan publik.
2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah diklasifikasikan.
3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang tyelah diklasifikasikan.
4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.

Standar Profesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001 terdiri dari lima
standar,yaitu :
1) Pernyataan Standar Auditing (PSA) yang dilengkapi dengan interpretasi
Pernyataan Standar Auditing.
2) Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) yang dilengkap dengan interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).

4
3) Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR ) yang dilengkapi
dengan interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review
(IPSAR).
4) Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (PSJK) yang dilengkapi interpretasi
Pernyataan Standar Jasa Konsultasi (IPSJK).
5) Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) yang dilengkapi
interpretasi Pernyataan Standar Pengendalian Mutu ( IPSM).

B. PERBEDAAN SPAP BERBASIS LAMA DAN SPAP BERBASIS


STANDAR IFAC

Perbedaan antara Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) lama


dengan SPAP berbasis Standar IFAC (International Federation of Accountants)
terutama terletak pada landasan dan konten standar tersebut. SPAP lama
didasarkan pada standar yang lebih kuno, sedangkan SPAP berbasis IFAC
mengadopsi standar internasional yang lebih mutakhir seperti International
Standards on Auditing (ISA). Perbedaan ini mencakup penekanan pada proses
audit, penyusunan perikatan, serta aspek-aspek lain dalam melakukan pekerjaan
audit.

SPAP berbasis ISA menunjukkan evolusi dalam praktik akuntansi publik


menuju standar internasional yang lebih terkini dan relevan dengan perkembangan
global dalam bidang akuntansi dan audit. Adopsi ISA membawa dampak
signifikan bagi profesi akuntan publik di Indonesia, memungkinkan mereka untuk
menjalankan praktik audit yang lebih sesuai dengan standar internasional dan
meningkatkan kualitas layanan yang mereka berikan.

Dengan adopsi ISA, SPAP di Indonesia telah mengalami transformasi


untuk mencerminkan standar internasional yang lebih mutakhir. Hal ini
menunjukkan komitmen Indonesia sebagai anggota IFAC dalam mengikuti
perkembangan terkini dalam praktik akuntansi dan audit global.

5
C. PENDEKATAN AUDIT BERBASIS RISIKO
Pendekatan audit berbasis risiko adalah suatu teknik audit yang
memprioritaskan risiko perusahaan yang telah ditetapkan bersama manajemen
operasional dengan melakukan risk assessment. Proses audit berbasis risiko
disajikan dalam tiga fase yang berbeda: penilaian risiko (risk assessment), respon
terhadap risiko (risk response), dan pelaporan (reporting). Audit berbasis risiko
mengharuskan praktisi untuk memahami entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal. Proses audit berbasis risiko mengadopsi standar
internasional yang lebih mutakhir seperti International Standards on Auditing
(ISA) dan menekankan pada proses audit, penyusunan perikatan, serta aspek-
aspek lain dalam melakukan pekerjaan audit. Dalam penerapannya, standar audit
berbasis ISA berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan pada 1 Januari
2013. Meskipun demikian, penerapan ISA di Kantor Akuntan Publik (KAP) lokal
yang sebagian besar kliennya berukuran kecil dan belum memiliki jaringan global
masih perlu dipetakan lebih lanjut.

Adapun dijelaskan tahapan – tahapan audit berbasis risiko, yakni :


1. Perencanaan Penugasan,
2. Penilaian Tingkat Kematangan Risiko tiap Auditable Unit,
3. Simpulan Hasil Penilaian Level Tingkat Auditable Unit dan Update
Lingkup Penugasan,
4. Diskusi dan Observasi Pengendalian,
5. Verifikasi dan Pengujian Bukti,

Pendekatan audit berbasis risiko bukan berarti menggantikan pendekatan audit


konvensional yang dijalankan oleh lembaga audit intern yang sudah berjalan
selama ini. Pendekatan ini, hanya membawa suatu metodologi audit yang dapat
dijalankan oleh auditor intern dalam pelaksanaan penugasan auditnya melalui
pendekatan dan pemahaman atas risiko yang harus diantisipasi, dihadapi, atau
dialihkan oleh manajemen guna mencapai tujuan.

6
Tujuan auditor dalam audit berisiko adalah untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa tidak ada salah saji material baik yang disebabkan oleh
kecurangan atau kesalahan yang ada dalam laporan keuangan. Hal ini melibatkan
tiga langkah kunci berikut:

 Menilai risiko salah saji material dalamlaporan keuangan;


 Merancang dan melaksanakan prosedur audit lebih lanjut menghadapi
risiko yang dinilai dan risiko mengurangi materi salah saji dalam laporan
keuangan ke tingkat yang dapat diterima tingkat rendah; dan
 Menerbitkan laporan audit yang sesuai berdasarkan audit temuan

Proses audit disajikan dalam tiga fase yang berbeda:


 Penilaian risiko (risk assessment);
 Respon terhadap risiko (risk response); dan
 Pelaporan (reporting).

Berbagai tugas yang terlibat dalam masing-masing fase ini diuraikan di


bawah. Setiap fase dibahas secara lebih rinci selanjutnya.

Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Audit berbasis risiko mengharuskan praktisi untuk memahami entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dari laporan keuangan.
Karena penilaian risiko membutuhkan penilaian profesional yang cukup, fase ini
kemungkinan akan membutuhkan waktu partner audit dan personel audit senior
dalam mengidentifikasi dan menilai berbagai jenis risiko dan kemudian
mengembangkan respons audit yang tepat.

Tahap penilaian risiko audit melibatkan langkah-langkah berikut:


 Melakukan prosedur penerimaan atau kelanjutan klien;

7
 Merencanakan keterlibatan secara keseluruhan;
 Melakukan prosedur penilaian risiko untuk memahami bisnis dan
mengidentifikasi risiko bawaan dan pengendalian;

Respon Terhadap Risiko (Risk Response)


Tahap kedua dari audit adalah merancang dan melaksanakan prosedur
audit lebih lanjut yang menanggapi penilaian risiko dari salah saji material dan
akan memberikan bukti yang diperlukan untuk mendukung opini audit. Beberapa
hal yang harus dipertimbangkan oleh auditor kapan merencanakan prosedur audit
meliputi:
 Asersi yang tidak dapat ditanggapi secara sendiri dengan prosedur
substantif. Hal ini dapat terjadi di mana ada pemrosesan transaksi sangat
otomatis dengan sedikit atau tanpa intervensi manual.
 Adanya pengendalian internal yang, jika diuji, dapat berkurang
kebutuhan/ruang lingkup untuk prosedur substantif lainnya.
 Potensi prosedur analitis substantif yang akan mengurangi
kebutuhan/ruang lingkup untuk jenis prosedur lainnya.
 Kebutuhan untuk memasukkan unsur ketidakpastian dalam prosedur yang
dilakukan.
 Kebutuhan untuk melakukan prosedur audit lebih lanjut potensi
pengabaian pengendalian oleh manajemen atau skenario kecurangan
lainnya.
 Kebutuhan untuk melakukan prosedur khusus untuk mengatasi “risiko
signifikan” yang telah diidentifikasi.

Reporting
Tahap akhir audit adalah menilai bukti audit yang diperoleh dan
menentukan apakah cukup dan tepat untuk mengurangi risiko salah saji material
dalam laporan keuangan laporan ke tingkat rendah yang dapat diterima. Pada
tahap ini penting untuk menentukan:
 Jika telah terjadi perubahan dalam penilaian tingkat risiko;

8
 Apakah kesimpulan yang diambil dari pekerjaan yang dilakukan sesuai;
dan
 Jika ada keadaan yang mencurigakan telah ditemukan.

D. KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Kode Etik Profesi Akuntan Publik mengacu pada Handbook of the
International Code of Ethics for Professional Accountants, termasuk International
Independence Standards. Kode Etik ini merupakan pedoman yang mengatur
perilaku dan standar etika yang harus dipatuhi oleh akuntan publik dalam
menjalankan tugas mereka. Kode Etik ini mencakup berbagai aspek seperti
integritas, objektivitas, kompetensi, kerahasiaan, dan perilaku profesional lainnya
yang harus dijunjung tinggi oleh para akuntan publik dalam menjalankan praktik
mereka.

Etika profesi merupakan topik penting yang tidak boleh diabaikan begitu
saja oleh seorang akuntan publik. Bagaimanapun, akuntan publik adalah personel
kunci yang mengakses seluruh informasi keuangan sebuah entitas atau organisasi
bisnis. Tanpa adanya penerapan kode etik, dengan kekuasaan tersebut ada potensi
dan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan informasi atau manipulasi angka
untuk meningkatkan persepsi perusahaan dan manajemen laba.

Pada dasarnya, etika profesi akuntan publik lebih mengacu pada prinsip-
prinsip umum seperti kejujuran, integritas, dan moral. Kode etik ini menjadi
seperangkat aturan khusus yang ditetapkan oleh badan pengatur akuntan publik
bersertifikat. Meskipun beberapa aturan yang ditetapkan oleh berbagai lembaga di
seluruh dunia bersifat unik, namun hampir sebagian besarnya bersifat universal.

Berikut ini adalah beberapa kode etik yang harus dipatuhi dan dimiliki
oleh seorang akuntan publik profesional.
1. Integritas

9
Integritas merupakan elemen fundamental dari profesi akuntansi.
Integritas mengharuskan seorang akuntan publik untuk bersikap jujur, terus
terang, dan terbuka dengan informasi keuangan klien. Seorang akuntan publik
harus bisa membatasi diri agar tidak menggunakan informasi rahasia tersebut
demi keuntungan pribadi dengan menipu atau memanipulasinya secara
sengaja. Namun lebih jauh dari pada itu, integritas tidak hanya sekedar
mengikuti aturan saja, tapi juga bertindak dengan cara yang konsisten
berdasarkan landasan etika profesi yang berlaku.
2. Objektif
Bersikap objektif berarti membuat laporan keuangan berdasarkan
bukti yang akurat sesuai dengan penelitian dan fakta, bukannya hanya opini
yang bersifat bias. Maksud di balik prinsip ini adalah untuk menghasilkan
laporan keuangan yang lebih relevan sehingga dapat diandalkan untuk
mengevaluasi posisi keuangan dan arus kas sebuah bisnis.
3. Kompeten
Kompetensi biasanya didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki oleh seorang akuntan publik. Seiring dengan perubahan
teknologi, undang-undang, dan peraturan yang berlaku, seorang akuntan
harus tetap up to date dan memiliki wawasan terkini mengenai praktik
akuntansi terbaik. Dengan demikian mereka dapat selalu memastikan bahwa
setiap klien menerima jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan terbaru.
4. Independen
Independensi merupakan salah satu nilai etika penting dalam profesi
akutansi, terutama bagi seorang auditor. Auditor yang independen tidak
berafiliasi dengan klien yang mereka tangani, artinya mereka tidak memiliki
kepentingan finansial dalam bisnis yang diaudit. Selain itu, mereka juga tidak
terkait dengan pihak mana pun yang mungkin berkepentingan atau dirugikan
oleh hasil audit atau publikasinya. Dengan mengikuti prinsip independen, ini
menjadikan seorang akuntan publik lebih memenuhi syarat untuk melakukan
proses audit secara objektif dan penuh integritas.

10
5. Kerahasiaan
Seorang akuntan publik harus bisa menghormati kerahasiaan
informasi keuangan yang dimiliki oleh klien mereka sebagai bentuk dari
sikap yang profesional. Mereka juga tidak boleh mengungkapkan informasi
tersebut kepada pihak ketiga tanpa otoritas yang tepat, kecuali jika ada hak
atau kewajiban hukum yang mengharuskannya. Prinsip kerahasiaan ini
membuat seorang akuntan publik lebih dapat diandalkan karena mampu
menjaga informasi strategis yang penting agar tidak jatuh ke tangan yang
salah.

E. STUDI KASUS

11
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah seperangkat standar


yang mengatur tanggung jawab, tugas, dan kewajiban akuntan publik dalam
melaksanakan jasa profesi akuntansi publik.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah modifikasi berbagai


pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi
Akuntan Publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

3. 2 Saran

12
DARTAR PUSTAKA‌

https://www.coursehero.com/file/57664244/Perkembangan-Standar-Profesional-
Akuntan-Publikdocx/

https://id.scribd.com/document/423762958/Perkembangan-Standar-Profesional-
Akuntan-Publik

https://id.scribd.com/doc/245277043/Perkembangan-Standar-Profesional-
Akuntan-Publik-docx

13
https://www.studocu.com/id/document/universitas-putra-indonesia-yptk-padang/
dasar-akuntansi/makalah-spap-adopsi-isa/47258890

https://ojs.uajy.ac.id/index.php/modus/article/download/663/683

https://www.bpkp.go.id/berita/readunit/31/22077/5/Audit-Berbasis-Risiko-

https://www.sandibahari.com/pendekatan-audit-berbasis-risiko-risk-based-audit/

https://sbr-cpa.co.id/kode-etik-profesi-akuntan-publik/

‌https://iapi.or.id/kode-etik-profesi-akuntan-publik/

14

Anda mungkin juga menyukai