Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

URGENSI DAN LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaaraan

Dosen Pengampu : Ma’rifatun Ni’mah, S.Hum., M.Ag

Disusun oleh :

Naufal Hilmy Abiyyu (03040220099)

Ihda Furoishotun Nabilah (03040220088)

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha kuasa yang mana berkat rahmat dan hidayahNya
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap menuju jalan
terang benderang yaitu agama Islam. Makalah yang berjudul “ Urgensi dan Landasan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ” ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen kepada kami
sebagai salah satu bahan penilaian pembelajaran di bangku kuliah semester satu ini.

Kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Dr. Ma’rifatu Ni’mah, M.Fil.I
selaku dosen pembimbing bidang studi yang telah memberikan arahan dalam proses pembuatan
makalah yang sederhana ini. Serta semua pihak yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan
makalah yang insyaallah bermanfaat untuk pembacanya.

Kami sebagai pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
kami menerima semua kritik dan saran yang membangun dari teman-teman untuk dijadikan
pembelajaran dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Surabaya, 04 Oktober 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara multi etnis, ras, suku, Bahasa, budaya, dan
agama.Keragaman ini sering menjadi pemicu disharmoni di antara warga negara. Kekerasan yang
dilakukan suatu kelompok terhadap kelompok lain mengatasnamakan agama merupakan contoh
konkrit disharmoni yang sering terjadi di masyarakat kita. Aktualisasi nilai dan karakter luhur
Pancasila merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyelaraskan disharmoni yang terjadi. Oleh
karena itu, sangat penting dan mendesak untuk melakukan kajian terhadap pentingnya kesadaran diri
sebagai warga negara melalui pemahaman terhadap konsep dasar dan nilai-nilai Pancasila dan
kewarganegaraan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menelusuri konsep dan urgensi Pendidikan Pancasila ?


2. Landasan-landasan apa yang ada pada landasan Pendidikan Pancasila ?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ?

1.3 Tujuan Makalah

Mahasiswa memiliki sikap sadar diri sebagai warga negara melalui pemahaman konsep
Pancasila dan kewarganegaraan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dalam era globalisasi saat ini, mau tidak mau kita harus mengikuti sistem demokrasi
yang berkembang di belahan dunia barat agar kita tidak ketinggalan dalam segala segi aspek
kehidupan. Namun, kita tidak boleh lupa akan nilai-nilai luhur dan karakter bangsa yang
termaktub dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni : Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Imbasnya
bangsa kita mengalami krisis multi deminsional, mulai dari aspek kehidupan bernegara,
beragama, ekonomi, dan sebagainya. Seperti pengaruh globalisasi yang semakin meluas
dengan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Makin meluasnya intensitas intervesi
kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional yang merupakan faktor dari luar1.
Namun, kita juga mengalami kelemahan dalam kehidupan bernegara kita sendiri,
seperti :
1. Masih melemahnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, serta
tidak harmonisnya pola interaksi antar umat beragama
2. Sistem sentralisasi pemerintahan di masa lampau yang mengakibatkan terjadinya
penumpukan kekuasaan di pusat dan pengabaian terhadap pembangunan dan
kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan
3. Tidak berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan
kemajemukan dalam kehidupan berbangsa dan lain sebagainya2.

Dan demi menjaga character building negara kita yang termaktub dalam empat pilar
berbangsa dan bernegara, salah satunya melalui proses pendidikan. Kita dapat menggunakan
pendidikan dikarenakan dunia pendidikan merupakan media yang paling sistematis dan
efektif untuk memperkuat character building3. Salah satunya melalui pendidikan
kewarganegaraan adalah jawabannya. Dalam UU Nomor 2 Tahun 2003 tentang sistem

1
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara (Jakarta: Sekertaris Jendral MPR RI, 2012, 15.
2
Bambang Suteng, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2006), 15-16.
3
Ngainun Naim, Character Building (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, 18.
Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa setiap jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan
kewarganegaraan. Materi pokok pendidikan kewarganegaraan adalah tentang hubungan antar
warga-negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).

2.2 Landasan-landasan pendidikan Pancasila

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia secara konsisten harus
mengimplementasikannya dalam setiap aspek kehidupan yaitu dalam berkehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara filosofis dan objektif rakyat Indonesia
sebelum melaksanakan nilai-nilai Pancasila yaitu, sebagai bangsa yang berketuhanan, berperi
kemanusiaan, bersatu, musyawarah dalam menyelesaikan persoalan hidup dan menegakkan
keadilan dalan kehidupan sehari-hari.

Pembukaan UUD 1945 khususnya alenia ke IV menjadi dasar pertama untuk


mempelajari pancasila sebagai dasar negara tersebut. Berdasarkan pokok pikiran alenia ke IV
menegaskan adanya kewajiban bagi pemerintah dan penyelenggara negara agar memelihara
budi pekerti yang luhur. Hal ini berarti supaya seluruh rakyat Indonesia berbudi luhur sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

Peraturan pemerintah no 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi pasal 13ayat (2)
menegaskan bahwa kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh menteri pendidikan
dan kebudayaan yang secara lebih terperinci pendidikan pancasila diatur dalam surat
keputusan Direktur Jendral Pendidikan tinggi. SK Dirjen Dikti No38/Dikti/kep/2002 yang
isinya bahwa pendidikan pancasila merupakan. Salah satu komponen dari mata kuliah
pengembangan kepribadian yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa di perguruan tinggi4.

Memilih pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah pilihan yang tepat bagi bangsa
indonesia. Untuk itu, perlu kiranya memahami nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila
secara baik dan benar.

Dalam memahami pancasila, perlu kiranya memahami terlebih dahulu landasan pokok
pendidikan pancasila di perguruan tinggi yang terdiri atas:

4
Ali Amran, S.H.,M.H. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA,2016) 24-27
1. Landasan historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidupnya sendiri yang diambil dari
nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa
indonesia sendiri yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa indonesia.
yang dapat dipersamakan dengan lahirnya bangsa indonesia yang memiliki wilayah seperti
Indonesia merdeka saat ini yaitu kerajaan sriwijaya dan majapahit. Pada masa itu, nilai-nilai
ketuhanan, seperti kepercayaan kepada tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga telah
lahir, begitu pula nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-sila yang lainnya.

Setelah melalui proses sejarah yang panjang, nilai-nilai pancasila itu telah melalui
pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa indonesia akan mendirikan Negara Republik
Indonesia dan menjadikan pancasila sebagai dasar negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan
indonesia telah terjadi perubahan dan pergantian UUD, seperti UUD 1945 digantikan
kedudukannya oleh konsitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD sementara dan kembali
lagi ke UUD 1945.

Pancasila mendapatkan pandangan yang berbeda-beda pada setiap rezim. Pada masa
orde lama, pancasila ditafsirkan dengan nasionalis, agama, dan komunis (Nasakom) yang di
sebut dengan Tri sila, kemudian diperas lagi menjadi Eka Sila (gotong royong). Pada masa
orde baru, pancasila harus dihayati dan diamalkan dengen berpedoman kepada butir-butir
yang telah ditetapkan oleh MPR melalui Tap.MPR No. II/MPR/1978 tentang P-4. Namun,
penafsiran rezim itu membuat kenyataan dalam masyarakat dan bangsa berbeda-beda dengan
nilai-nilai pancasila yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, timbul lah tuntutan reformasi dalam
segala bidang.

Dalam kenyataan ini, MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Penegasan pancasila sebagai
dasar negara, yang mengandung makna ideologi Nasional sebagai cita-cita dan tujuan
negara5.

2. Landasan Kultural (Budaya)


5
Ibid 4, 27-28
Beberapa bangsa dan negara pasti memiliki suatu pandangan hidup serta pegangan
hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat Dunia Internasional.
Setiap bangsa memiliki ciri khas dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lain.
Indonesia sendiri memiliki pandangan hidup yang membedakannya dengan negara liberal
komunis maupun lainnya. Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa,dan bernegara pada suatu azas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri.

Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila pancasila


bukan hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan merupakan suatu
hasil karya besar bangsa indonesia melalui suatu refleksi filosofis dari para pendiri negara
seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri lainnya. Satu-
satunya karya besar bangsa indonesia yang sejajar dengan karya besar lain didunia ini adalah
hasil pemikiran tentang bangsa dan negara yang mendasarkan pandangan hidup pada suatu
prinsip nilai yang tertuang dalam sila-sila pancasila6.

Nilai-nilai kultural yang terpelihara dan sudah ada sejak Indonesia ada merupakan
sumber Ideologi Pancasila. Semua negara didunia ini memiliki budaya yang membedakannya
dengan negara lain. Bagi bangsa Indonesia, Kebudayaan merupakan warisan sosial yang
harus dijaga dan dipelihara. Upaya menjaga dan memelihara tersebut telah dilakukan oleh
para pendiri negara kita melalui karya besarnya yakni Pancasila yang setiap silanya tuangkan
dari nilai-nilai kultural bangsa indonesia sendiri.

3. Landasan Yuridis
Dituangkannya pancasila kedalam pembukaan UUD 1945, mengisyaratkan bahwa
secara yuridis konstitusional Pancasila telah menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
Untuk memudahkan warga negara dalam memahami pancasila, maka dilaksanakanlah
Pendidikan Pancasila, khususnya di perguruan tinggi.
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila dari perguruan tinggi secara
gamblang tertuang dalam UU no. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pasal 29
UU ini telah menetapkan bahwa di kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
wajib memuat Pendidikan Pancasila.

6
Ibid 4, 31
Pada dasarnya, landasan yuridis pendidikan pancasila juga terdapat dalam beberapa
ketentuan yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain7:

a. Pembukaan UUD NRI 1945, dalam alenia IV pembukaan UUD 1945 telah
disebutkan tentang dasar negara republik indonesia yakni Pancasila.
b. .Pasal 31 UUD NRI 1945 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, yang memuat:
(1). Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

(2). Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
(3). Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdakan kehidupan bangsa yang diatur dengan UU.
c. TAP MPRS No. XXVIII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan. Peraturan pemerintah RI Nomor. 19 tahun 2005 tetntang standar
Nasional Pendidikan. Pasal 9 ayat 2 “Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi
wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
d. UU No. 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mewajibkan kurikulum
pendidikan tinggi memuat mata kuliah Pendidikan Pancasila
e. Kemendiknas No. 045 U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, “
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi atau kelompok program studi”.

Berdasarkan ketentuam tersebut, maka secara material melalui


PendidikanKewarganegaraan, maka materi pancasila bahkan filsafat pancasila adalah wajib
diberikan di pendidikan tinggi dan secara eksplisit terdapat dalam rambu-rambu pendidikan
Kepribadian.

7
Ibid 4, 32-33
4. Landasan Filsofis

Pancasila dikenal sebagai filosofi Negara Indonesia. Nilai-nilai yang tertuang dalam
rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis yang dianggap, dipercaya dan diyakini
sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling
bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan
demikian, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti
secara sendiri-sendiri. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-
sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila.

Dengan demikian, landasan Filsafat Pancasila merupakan harmonisasi dari nilai-nilai


dan norma-norma utuh yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, yang bertujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh agar menjadi
landasan filsafat yang sesuai dengan keperibadian dan cita-cita Bangsa.

Adapun bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :

a. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya
kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus
mengakui keterbatasan kemampuan manusia.

b. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud
filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life /
weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, dunia maupun
akhirat(Pancasilais).

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan
para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku dalam
kehidupan bernegara. Oleh karena itu,dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa
memasuki globalisasi, bangsa indonesia harus tetap memilikinilai-nilai, yaitu pancasila
sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional
dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
2.3 Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dalam konteks pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan dapat di jadikan


instrument untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai undang-undang tersebut, pendidikan
kewarganegaraan seharusnya berfungsi sebagai instrument pembentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat. Pendidikan kewarganegaraan juga menunjang ketercapaian tujuan
pendidikan nasional, yakni menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tidak jauh berbeda dengan tujuan pendidikan yang telah dipaparkan di sebelumnya,
tujuan pendidikan kewarganegaraan untuk membangun kerakter (character building) bangsa
Indonesia yang antara lain : (1). Membangun kecakapan partisipatif warga negara yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (2). Menjadikan
warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, dan demokratis, namun tetap memiliki komitmen
menjaga persatuan dan integritas bangsa, dan (3). Mengembangkan kultur demokrasi yang
berkeadilan, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab8.

8
Ubaedillah dan Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, 18
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Demi menjaga character building negara kita yang termaktub dalam empat pilar
berbangsa dan bernegara, salah satunya melalui proses pendidikan. Kita dapat menggunakan
pendidikan dikarenakan dunia pendidikan merupakan media yang paling sistematis dan
efektif untuk memperkuat character building. Salah satunya melalui pendidikan
kewarganegaraan adalah jawabannya. Pancasila juga sangat cocok untuk dijadikan sebagai
landasan negara. Karena pancasila diambil dan dibuat menurut kepribadian dan kebiasaan
orang Indonesia sejak dulu dan juga dibuat oleh banyak orang ahli filosofi di Indonesia
dahulu.

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sangatlah penting untuk anak muda di era
sekarang untuk membentuk jiwa nasioanalis, cinta tanah air juga membentengi dan
menjadikan pegangan disaat besarnya skala kebudayaan luar masuk ke negara kita

3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan progam terpadu untuk lebih mengefisiensikan
pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila dinilai masih kurang, dengan
pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran lebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan
Pancasila, harus dapat memahami dan mempratekkan dalam kehidupan sehari-haribuka
hanya menjadi sebatas teori di dalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus
mendukung setiap upaya dari pemerintah dalalm mengatasi setiap permasalahan di negara ini,
sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai