Anda di halaman 1dari 3

Judul : Aku Bisa sebab Aku Terbiasa

Penulis Naskah : Syina Dalila

Deskripsi tokoh :
1. Fisiologis : A (sedikit gemuk), B (ideal)
2. Psikologis : A (ambisius), B (tenang)
3. Sosiologis : A (pemalu), B (ramah)

Deskripsi Latar & setting :


1. Tempat : teras rumah, jalan, taman
2. Waktu : pagi hari
3. Suasana : ceria

Sinopsis :
Bukan tentang juara, apalagi piala. Lebih dari itu, prestasi adalah buah dari usaha
yang dilakukan dengan cinta, pantang menyerah, kerja keras, dan sungguh-sungguh. Prestasi
dari kerja kerasku dalam berolahraga bukan lagi tentang tubuh yang indah. Lebih dari itu
adalah sehat jasmani dan rohani. Ayo berolahraga untuk hidup yang berkualitas!

Pengadeganan :
Adegan 1
Pagi hari yang cerah seorang anak (A) bercermin dan memperhatikan tiap detail
tubuhnya; ia bergaya dengan tangannya, dadanya, lalu ketampanannya. Namun ia merasa ada
yang kurang dari dirinya, yakni tubuhnya agak gemuk, terlihat dari perutnya yang
bergelambir. Ia kemudian bersedih beberapa saat, merenung, dan akhirnya mendapatkan ide
untuk memulai berolahraga. Ia dengan semangat kemudian bergegas mengambil dan
mengenakan topi, lalu memakai sepatu olahraga di teras rumah.
Adegan 2
Ketika ia sedang mengikat tali sepatu, muncul seseorang (B) yang tidak ia kenal
sedang lari-lari kecil melintasinya. Si A pun menyusulnya dari belakang B, dengan maksud
menirukan olahraga yang dilakukan si B. Mereka berlari beriringan mengitari panggung.
Adegan 3
Si B kemudian menyadari bahwa si A mengikutinya. Sesekali si A menyalip si B. Si B
pun membalas dengan hal yang sama. Merasa geram, si B menjahili si A dengan melakukan
gerakan aneh seperti; melompat, berlari dengan satu kaki, berlari melompat dengan menepuk
kedua kaki, berputar-putar, dlsb. Si A pun dengan polos mengikutinya. Mulai Lelah, si B
berhenti di sebuah taman dan beristirahat. Dari kejauhan, si A juga ikut beristirahat; ia lepas
topinya untuk dijadikan sebagai kipas.
Adegan 4
Si A yang merasa kelelahan dengan pola Gerakan si B, akhirnya ia membeli minuman
didekatnya. Si B kemudian menghampiri tempat yang sama untuk membeli minuman dan
makanan. Si B makan dengan bebas dan lahap. Sementara si A merasa dirinya harus menahan
untuk tidak makan karena dirinya gemuk. Si A pun hanya bisa meratapi dan menatapi si B
dengan perut sakit kelaparan.
Adegan 5
Melihat si A, si B merasa kasihan dan menawarkan makanannya kepada si A, namun
ditolak. Si A menampakkan tubuhnya yang gemuk dari perutnya bergelambir. Memahami hal
tersebut, si B menggelengkan kepalanya dan ‘memaksa’ memberikan makanannya (roti)
kepada si A dan mempersilahkan untuk memakannya. (menunjukkan bahwa apa yang
dilakukannya itu tidak baik dan tidak benar). Menuruti hal tersebut, Si A pun memakannya.
Adegan 6
Setelah selesai makan, si B mengajak si A untuk mengenalkan beberapa macam
gerakan olahraga yang bisa ia lakukan. Si B menunjunjukkan cara berlari, lompat tali, dan
angkat beban. Si B mengenalkan olahraga berlari dengan singkat, si A pun menirukan dan
bisa. Kemudian si B mengambil rooper skipping dari sakunya dan menunjukkan contoh
gerakan lompat tali, si A kemudian dipinjami alatnya dan bisa menirukan dengan mudah
dengan menunjukkan ekspresi sedikit bangga. Terakhir, si B mencari satu buah batu bulat dan
menunjukkan Gerakan angkat beban. Si A pun menirukan namun kesulitan. Si B menepuk
punggung si A dan terus memberi dukungan kepada si A hingga si A mampu melakukannya.
Adegan 7
Si B melihat jam di tangannya, waktu telah menunjukkan tanda bahwa ia harus
pulang. Si A berterimakasih kepada si B yang telah mengajarkan banyak hal untuknya. Si B
pun berpamitan pulang kepada si A. Si A yang bersemangat, ia terus mencoba belajar angkat
batu seperti yang diajarkan oleh si A.
Adegan 8
Si B yang berpamitan pulang, nyatanya bersembunyi dibalik sebuah pohon dan
mengamati apa yang dilakukan si A dengan antusias. Tanpa diduga, si A mencari batu yang
lebih besar untuk menguji kemampuannya. Ia belajar dan beberapa kali gagal. Namun
akhirnya setelah dirinya tenang dan berupaya sekuat tenaga, si A berhasil mengangkat batu
besar tersebut dan melakukan gerakan yang diajarkan si B. Melihat hal tersebut dari
persembunyian, si B merasa senang dan bangga, ia pun melompat kegirangan hingga tak
sadar muncul dari persembunyian. Si A yang mengetahui si B, kemudian membuat si B
terdiam sejenak. Namun karena si B tak bisa menahan, si B pun menghampiri si A dan
mereka merayakan keggembiraan itu bersama.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai