A. PENGKAJIAN:
1. Identitas Diri Klien:
a. Nama : Bp W
b. Umur : 63 th
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Pundong III
e. Pekerjaan : Sekarang tidak bekerja.
f. Agama : Islam
g. Suku : Jawa
h. Pendidikan :UNY 3 Semester, SPGLP
(Pendidikan guru SMP)
i. Status Perkawinan : Menikah
g. Genogram :
Keterangan: Laki-laki
Perempuan
Klien laki-laki
Klien perempuan
Meninggal
Menikah
Pisah
Cerai
Anak angkat
Aborsi
Kembar
Tinggal serumah
2. Riwayat Penyakit:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini:
Pada saat ini, Bp W sering merasakan sakit di kakinya dan
tangannya. Tiap pagi sering sakit, sehingga kalau bangun pagi
tidak bisa langsung berjalan, harus menunggu beberapa saat (<
15 menit) karena kaki tangan terasa “kemeng-kemeng”. Kemeng-
kemeng yang dirasakan bukan di daerah tulang/persendian tetapi
di bagian otot. Setelah itu harus “rabatan” menurut tembok
supaya bisa berjalan. Kemeng-kemeng ini sudah dialami
semenjak 15 tahun silam. Apabila setelah melakukan aktivitas
dalam waktu selama kurang dari 15 menit setelah bekerja maka
kemeng/nyeri mulai terasa lagi. Untuk menangani masalah ini,
2
Bp W minum jamu tradisional berupa daun kepel dan daun
salam. Dengan jamu itu berkurang tetapi kalau dipakai bekerja
maka akan kambuh lagi. Bp W belum mencoba minyak urut. Bp
W mencoba meminyaki dengan kemangi dan jahe, tapi semenjak
membeli obat ke shinsey maka kebiasaan meminyaki dengan
kemangi dan jahe dihentikan karena malas membuatnya. Pernah
juga berobat ke shinsey. Pernah juga ke Puskesmas, tapi karena
merasa obatnya hanya itu-itu saja dan merasa tidak banyak
perubahan maka Bp W jadi malas ke Puskesmas. Pada saat banun
tidur, Bp W juga sring mengalami sesak nafas. Bp W mempunyai
kebiasaan merokok.
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita:
Bp W tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan. Dahulu
pernah mempunyai gejala tedun, sehingga oleh temannya, Bp W
disarankan untuk tidur dengan posisi kepala lebih rendah dari
badan. Dan katanya dengan hal itu terasa lebih enak. Kalau Ny
W mempunyai riwayat asma pada ayahnya dan riwayat darah
tinggi pada ibunya.
c. Pola eliminasi:
3
Buang air besar:
Dalam BAB, Bp W biasa BAB 1 kali sehari. Tidak ada
keluhan saat BAB, feses lunak.
Buang air kecil:
Dalam masalah BAK juga tak ada keluhan, BAK lancar, 3-
4 kali sehari.
d. Pola aktivitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4 Keterangan
Makan/minum 3 kali sehari
Mandi 2 kali sehari
Toileting -
Berpakaian -
Mobilitas di tempat tidur -
Berpindah -
Ambulasi/ROM -
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu oranglain dan alat,
4: tergantung total.
Untuk aktivitas olah raga sekarang tidak dilakukan oleh Bp W,
dahulu waktu muda sangat hobi bermain sepakbola dan beberapa
waktu yang lalu sempat olehraga dengan menginjak kerikil, tetapi
kemudian kebiasaan itu tidak dilanjutkannya. Dahulu Bp W
mempunyai hobi tentang musik, sampai kini masih sering aktif di
kegiatan musik keroncong di Kemusuk.
e. Pola tidur dan istirahat:
Bp W menceritakan kalau dirinya susah untuk tidur, dia selalu
tidur malam lebih dari jam 23.00 WIB. Dan bangunnya terserah
kemauan atau dalam istilah jawa disebut “ngodok”/bangun di siang
hari. Kalau siang jarang/bahkan hampir tidak pernah tidur siang.
Pada saat malam sebelum tidur Bp W memonton televisi dan
berjalan-jalan ke halaman. Susah tidurnya karena rasa sakit di
4
ekstremitasnya, sehingga membuat posisi tidur tidak nyaman,
karena untuk miring sakit, sehingga hanya tidur dengan posisi
telentang. Selain itu apabila Bp W sedang banyak pikiran akan
susah tidur. Bp W mengatkan bahwa sebelum tidur, dia tidak
minum apa-apa, tidak minum teh/kopi. Untuk mengatasi gangguan
dalam tidur ini belum ada usaha yang dilakukan. Pada saat tidur,
Bp W mempunyai kebiasaan untuk melilitkan kain dilehernya
supaya tidak cengeng apabila bangun di pagi hari.
f. Pola perceptual (penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
Fungsi pendengaran, pengecap, dan sensasi masih baik. Untuk
fungsi penglihatan mengalami gangguan, mata Bp W minus (sudah
minus 9). Menurut dokter, bola matanya terlalu bulat. Gangguan
mata itu sudah diderita sejak SD. Gigi Bp W sudah banyak yang
ompong.
g. Hubungan komunikasi-sosial di lingkungan:
Dalam hubungan dengan masyarakat sekitarnya, menurut Bp W
dirinya termasuk tokoh masyarakat di daerahnya, sehingga tak
pernah ketinggalan dalam setiap acara di kampungnya. Bp W juga
aktif dalam kegiatan arisan RT di wilayahnya. Masyarakat
disekitarnya saling tolong menolong.
h. Konsep diri:
Dalam hal ini, Bp W mengatakan bahwa dirinya menerima
ketuaannya. Dan sekarang tidak mempunyai cita-cita khusus
karena mengingat kondisinya yang semakin menua. Bp W hanya
berharap supaya kehidupan anaknya lebih baik, lebih tinggi
daripada dirinya, dan tidak mengalami hal yang sama dengan
dirinya.
5
Dalam menangani masalah, Bp W berusaha membicarakan dengan
orang yang kira-kira dianggap bisa dimintai pendapat. Dalam
masalah sekolah anak-anaknya, Bp W mengatakan bahwa dirinya
menyerahkan sepenuhnya pada anaknya. Bp W mengatakan bahwa
sejak kira-kira 6 bulan yang lalu, Bp W mengatakan dirinya sering
lupa terhadap sesuatu, sehingga kadang memikirkan hal yang lupa
itu sampai menguras pikiran dan mengganggu pikirannya kalau hal
yang lupa itu belum bisa diingatnya. Kalau sudah begitu Bp W
kadang hanya memikirkannya sendiri, kadang bertanya pada
tetangga, kadang bertanya pada istrinya tetapi jarang dilakukan
karena takut dikira telah berbuat hal-hal yang salah. Terkadang
untuk melegakan hati, Bp W bilang “hah…” sambil mengepalkan
tangannya. Bp W juga sempat kecewa dengan anaknya yang tidak
bisa lulus studinya, padahal hanya tinggal menyelesaikan
skripsinya.
j. Sistem nilai dan keyakinan (spiritual):
Bp W dahulu masa sekolahnya mempelajari berbagai agama,
menganggap agama hanya sebagai pelajaran. Pada saat mahasiswa
juga aktif dalam KAMMI. Saat waktu lalu juga aktif dalam
kegiatan keagamaan di kampungnya. Namun adanya berbagai
perbedaan membuatnya sekarang kurang aktif dalam masalah
keagamaan. Bp W sekarang tidak mendirikan sholat 5 waktu.
Kalau keluarganya mendirikan sholat. Bp W mengatakan bahwa
dirinya berprinsip mengambil yang baik dari berbagai agama, jadi
yang dirasa baik dia ambil. Bp W juga mengatakan bahwa
walaupun dirinya tidak sholat tetapi dirinya aktif dalam kegiatan
umum di masyarakat. Dirinya berpegangan asalkan tidak
melanggar norma dalam masyarakat.
4. Pemeriksaan fisik:
6
a. Kepala/leher:
Kepala mesochepal, tak ada luka. Konjungtiva tak anemis, sklera
tak ikhterik, nares simetris, Bp W memakai kacamata minus.
b. Dada:
Simetris, tidak tampak ictus cordis, tidak ada ketinggalan
gerak, retraksi dinding dada (-), S1, S2 bunyi tunggal, sonor,
vesiculer.
c. Perut:
Hepar, lien , ginjal , VU tidak dilakukan pemeriksaan.
d. Genitalia:
Tak dilakukan pemeriksaan.
e. Extremitas atas:
Ekstremitas atas juga mengalami kemeng-kemeng.
f. Extremitas bawah:
Mengalami kemeng-kemeng/nyeri apabila pagi hari dan setelah
beraktivitas. Akral hangat, Edema (-), sianosis (-), kapillary
Refill < 2 detik
g. Vital sign:
Tekanan darah: 130/90 mmhg, Nadi : 78 x/menit, RR: 26
x/menit, afebris.
B. ANALISIS DATA
No. Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif:
Bp W mengatakan dirinya Nyeri kronik Kondisi
sering merasa kemeng- muskulosketetal,
kemeng di bagian tangan dan aktivitas yang
kaki. dilakukan
Bp W mengatakan kemeng- sebelumnya.
kemeng dirasakan pada pagi
hari dan setelah beraktivitas
kira-kira 15 menit.
Bp W mengatakan kalau
kemeng-kemeng pagi
menyebabkan dirinya tidak
7
bisa langsung berjalan, jadi
harus menunggu kira-kira 15
menit.
Bp W mengatakan bahwa
saat bangun pagi, dirinya
sering sesak nafas.
Bp W mengatakan bahwa
kemeng-kemengnya sudah
diderita sejak kira-kira 15 th
lalu.
Data objektif:
Pemeriksaan fisik Bp W:
Tekanan darah: 130/90 mmhg,
Nadi : 78 x/menit, RR: 26
X/menit, afebris.
2. Data Subjektif:
Bp W mengatakan bahwa Gangguan Perubahan
dirinya memakai kacamata persepsi sensori persepsi sensori,
minus sejak SD. penglihatan. ketidakseimbangan
Bp W mengatakan dia biokimia.
minus 9, menurut dokter
bolamatanya terlalu bulat.
Bp W mengatakan dirinya
mengalami gangguan
penglihatan, tidak bisa
melihat jauh tanpa
kacamata, tetapi dalam
pendengaran, pencecapan,
sensasi masih baik.
Data objektif:
Bp W memakai kacamata
minus.
Bp W tidak bisa melihat jauh
tanpa kacamata.
3. Data Subjektif:
Bp W mengatakan dirinya Spiritual Distress Pemisahan
tidak melakukan sholat 5 masalah agama
waktu. dan norma budaya.
Bp W mengatakan dirinya
punya prinsip mengambil
yang baik dari berbagai
agama, karena dulunya waktu
sekolah menganggap agama
sebagai pelajaran sekolah,
jadi dia mempelajari berbagai
agama.
8
Bp W mengatakan bahwa
dirinya tidak menjalankan
sholat bukan berarti dia tidak
percaya Tuhan.
Bp W mengatakan dulunya
juga aktif di organisasi
keagamaan.
Bp W mengatakan dia
berpegang prinsip asalkan
tidak bertentangan dengan
norma masyarakat.
Data objektif: -
4. Data Subjektif:
Bp W mengatakan sulit Gangguan pola Nyeri, pemikiran,
tidur karena kemeng- tidur pola tidur harian.
kemengnya sehingga sulit
memilih posisi tidur yang
nyaman.
Bp W mengatakan dirinya
biasa tidur malam > jam
23.00, dan kalau tidak bisa
tidur maka jam 03.00 baru
tidur.
Bp W mengatakan tidak
biasa tidur pada siang hari.
Bp W mengatakan kadang
juga memikirkan sesuatu
sehingga sulit tidur,
contoh: lupa terhadap
sesuatu dan berusaha
mengingatnya.
Data objektif:
Pada saat pengkajian terlihat Bp
W kadang memegangi kepala
dan setelah di cross cek ternyata
Bp W merasa pusing.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik pada Bp W berhubungan dengan kondisi muskulosketetal,
aktivitas yang dilakukan sebelumnya.
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan pada Bp W berhubungan dengan
perubahan persepsi sensori, ketidakseimbangan biokimia.
9
3. Spiritual Distress pada Bp W berhubungan dengan pemisahan masalah
agama dan norma budaya.
4. Gangguan pola tidur pada Bp W berhubungan dengan nyeri, pemikiran, pola
tidur harian.
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Dx. Tujuan Rencana Intervensi
1. Umum:
Setelah dilakukan 4 kali Gali pengetahuan klien tentang
kunjungan, Bp W mampu nyerinya dan apa yang telah
mengontrol nyerinya. dilakukan untuk menanganinya.
Khusus: Gali tentang karakteristik
Setelah dilakukan 3 kali nyerinya.
kunjungan, Bp W mengetahui Diskusi dan jelaskan tentang
tentang: definisi nyeri, macam nyeri,
Definisi nyeri. faktor yang mempengaruhi nyeri,
Macam nyeri dan metode mengontrol nyerinya.
Faktor yang mempengaruhi Ajarkan berbagai metode teknik
nyeri relaksasi: kompres hangat,
Penanganan/cara mengontrol masase, teknik relaksasi lainnya.
nyeri dengan teknik relaksasi. Dorong klien untuk mengutarakan
Kriteria hasil: tentang perasaan nyerinya.
Bp W mampu menyebutkan Motivasi klien untuk terbuka pada
definisi nyeri, faktor yang orang lain dan tidak bayak
mempengaruhi, dan pikiran.
mempraktekkan teknik relaksasi Evaluasi penjelasan yang telah
yang diajarkan. diberikan.
Berikan reinforment positif pada
klien.
10
penglihatan. dipindah-pindah tempatnya,
Kriteria hasil: sehingga mudah di cari.
Bp W mampu menyebutkan Anjurkan pada klien untuk
gangguan penglihatan dan cara membersihkan kaca mata secara
mengoptimalkan fungsi teratur.
penglihatan. Anjurkan pada klien untuk
memeriksakan matanya secara
teratur, terutama bila ada tanda-
tanda infeksi.
Evaluasi penjelasan yang telah
diberikan.
Berikan reinforment positif
pada klien.
3. Umum:
Setelah dilakukan 4 kali Gali pengetahuan klien tentang
kunjungan, Bp W mampu fungsi spiritualnya.
memahami fungsi spiritual/ Anjurkan pada klien untuk
agamanya. sholat 5 waktu, diskusikan
Khusus: keuntungan menjalankan
Setelah dilakukan 2 kali kewajiban sholat.
kunjungan Bp W termotivasi Anjurkan pada keluarga untuk
untuk: sealu memotivasi Bp W untuk
Melakukan sholat secara menjalankan sholat.
teratur. Evaluasi penjelasan yang telah
Kembali aktif dalam diberikan.
kegiatan keagamaan. Berikan reinforment positif
Kriteria hasil: pada klien.
Bp W termotivasi untuk
melakukan sholat 5 waktu.
4. Umum: Gali pengetahuan klien tentang
Setelah dilakukan 4 kali
pola tidurnya dan penyebab
kunjungan, Bp W mampu gangguan tidurnya.
mengoptimalkan pola tidur yang Diskusi dan jelaskan tentang
efektif. keuntungan tidur dan cara
Khusus: mengoptimalkan tidur efektif.
Setelah dilakukan 3 kali
Menganjurkan untuk minum susu
kunjungan Bp W mampu putih hangat sebelum tidur.
mengetahui tentang: Menganjurkan untuk mandi air
Keuntungan tidur. hangat di sore hari.
Cara untuk mengoptimalkan Menganjurkan untuk menjaga
tidur efektif. kebersihan ruang tidur dan
kenyamanan tempat tidur.
Kriteria hasil: Menganjurkan untuk tidak minum
Bp W mampu menyebutkan cara kopi sebelum tidur.
mengoptimalkan tidur efektif dan
Anjurkan untuk tidak banyak
11
mempraktekkannya. pikiran dan berusaha santai.
Anjurkan untuk menghindari
suara-suara yang
bising/mengganggu.
Menganjurkan untuk
mengurangi.bahkan berhenti
merokok.
Evaluasi penjelasan yang telah
diberikan.
Berikan reinforment positif pada
klien.
12
Hari Selasa, tanggal 8 Maret 2005
jam 13.30 – 14.30 WIB
1, Melanjutkan pengkajian S:
2, lengkap. Bp W mengatakan bahwa
3, Mengkaji tentang spiritual klien. dirinya memakai kacamata
4. Mengkaji tentang pola tidur. minus sejak SD dan susah
Mengkaji tentang persepsi membaca pada jarak jauh.
sensori. Bp W mengatakan bahwa
Mengkaji pola nutrisi, eliminasi, dirinya tidak menjalankan
koping, dan hubungan sosial. sholat 5 waktu.
Menganjurkan pada Bp W untuk Bp W menjelaskan bahwa dia
mengurangi rokoknya. tidak ada pantangan makanan
dan BAK lancar.
Menganjurkan pada Bp W untuk
Bp W mengatakan akan
berolahraga tiap pagi supaya
mencoba mengurangi
melancarkan peredaran darah.
rokoknya.
Menganjurkan pada Bp W untuk
O:
melakukan kompres hangat
Bp W terlihat senang dengan
lengan dan kaki sebelum tidur/
kedatangan mahasiswa,
mengurut dengan minyak hangat
menjawab pertanyaan
untuk mengurangi ketegangan
mahasiswa, dan menceritakan
otot.
pengalamannya dahulu.
Menganjurkan untuk mandi air Bp W memakai kacamata.
hangat pada sore hari. A:
Menganjurkan untuk tidak Pengkajian lengkap tercapai, Dx
minum kopi sebelum tidur. 1,2,3,4 tercapai sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi dan lakukan
follow-up.
Hari Kamis, tanggal 10 Maret
2005 jam 12.30 – 13.30 WIB
13
memperberat masalah yang senang dengan penjelasan
sebetulnya ringan. mahasiswa.
Menganjurkan klien untuk Bp W antusias bertanya dan
mencatat hal-hal penting yang menjelaskan keluhan serta
perlu diingatnya. pengalamannya.
Menganjurkan klien untuk A:
melakukan sholat 5 waktu, Tercapai sebagian untuk Dx 1, 3, 4.
banyak berdzikir dan berdoa P:
untuk mencapai ketenangan Lakukan follow-up dan intervensi
jiwa. lanjutan.
Menganjurkan untuk membagi
masalah, berdiskusi, berbagi
rasa dengan istri/orang lain
dan saling mengerti dengan
istri.
14
McCloskey dan Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC).
Second edition. Mosby. Philadelphia.
NANDA. 2000. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2001-2002.
NANDA. Philadelphia.
NANDA. 2004. Handbook Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care.
Download from www1.Us.Elsevierhealth.com.
PSIK.UGM. 2004. Buku Panduan Pendidikan Ketrampilan Keperawatan
Terpadu. FK UGM. Jogjakarta.
15