BAB 1 Skripsi - Christhofer
BAB 1 Skripsi - Christhofer
BAB 1 Skripsi - Christhofer
BAB I
PENDAHULUAN
beragam macam nya, ada usaha makanan ataupun barang, bahkan tidak sedikit
pula yang menggunakan jasa sebagai usaha nya demi memenuhi kebutuhan
keuntungan, sehingga ada pula pelaku usaha yang menarik hati para konsumen
Kasus yang ingin penulis sampaikan, adalah kasus persaingan usaha tida
sehat yang dilakukan oleh Grab Indonesia, kasus ini sempat beredar di publik
pada Tahun 2020 silam. Kasus persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan
oleh Grab Indonesia ini penulis mengharapkan agar ini sebagai contoh dan
dampak jikalau kita melakukan persaingan usaha secara tidak sehat, dan
Persaingan usaha yang sehat itu dapat menimbulkan 2 manfaat, yaitu secara
hukum, melakukan persaingan usaha yang sehat itu dapat menjalankan bisnis
yang benar dan tidak melanggar hukum , serta secara ekonomi adanya
pemerataan pendapatan dan terciptanya iklim usaha yang baik dan tidak
maupun kegiatan usaha yang berbeda. Kegiatan usaha yang demikian yang
usaha. Oleh karena itu, persaingan dalam dunia usaha merupakan hal yang biasa
terjadi, bahkan dapat dikatakan persaingan dalam dunia usaha itu merupakan
itu sendiri. Tidak ada kegiatan usaha yang dilakukan oleh sesama manusia yang
akhirnya para pelaku usaha mencoba berbagai cara untuk menarik hati
konsumen pelanggaran yang terjadi, yang dilakukan oleh orang -orang tertentu
menghendaki adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk
berpartisipasi didalam proses produksi dan pemasaran barang dan atau jasa,
dalam iklim usaha yang sehat, efektif dan efisien sehingga dapat mendorong
barang yang dibutuhkan oleh konsumen dan menjualnya pada harga yang para
Kasus ini terjadi pada Tahun 2019. Organisasi Angkutan Sewa Khusus
sistem yang dibuat oleh PT. Grab Indonesia menguntungkan kelompok mitra
sistem yakni pihak PT. Teknologi Pengangkutan Indonesia (PT. TPI). Dalam
Pasal yang diduga oleh PT. Grab Indonesia dan PT. TPI. Kasus PT. Grab
Indonesia dan PT. TPI ini diduga melakukan praktik integrasi vertikal dan
2
Hermansyah, Op.Cit, hlm. 14.
4
dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk
barang dan atau jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan
hasil pengolahan atau proses lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung
menyatakan “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang
memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu
harus bersedia membeli barang dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok”,
serta Pasal 19 yang menyatakan “Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau
beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat
tertentu”.
maka dalam penulisan ini penulis ingin membahas lebih lanjut Pasal 14, Pasal
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Untuk itu penulis tertarik
1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Secara Akademis :
a. Penulis berharap, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi kajian
Secara Praktis :
penelitian yang satu dengan yang lain berdasarkan teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang di teliti.” Teori yang dimaksud dapat berupa asumsi
atau doktrin para ahli ataupun perundang-undangan, antara lain sebagai berikut:
sebagai berikut :3
konsumen; dan,
c) Membuka peluang pasar yang seluas luasnya dan menjaga agar tidak
produksi di pasar-pasar lain), dan konsumen juga beruntung dari segi kuantitas,
kewenangan dari Negara. Berdasarkan kewenangan yang berasal dari Negara itu
mengadili suatu perkara, serta beban pengadilan yang sudah menumpuk serta
4
Suyud Margono, Hukum Antimonopoli, Cetakan pertama, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2009), hlm 29.
8
sekedar hukum perdata saja adalah dapat ditilik dari penagan terhadap perkara
persaingan usaha adalah KPPU, yang didasarkan pada adanya laporan dari
masyarakat dan dari inisiatif KPPU sendiri, laporan dari masyarakat terdapat
dua (2) jenis yaitu laporan tanpa ganti rugi dan laporan diikuti dengan tuntutan
ganti rugi terhadap pelaku usaha yang diduga melakukan praktik monopoli dan
konsep merupakan salah satu unsur konkrit dan teori. Dalam ilmu hukum dapat
penulisan ini, seperti beberapa poin yang tercantum pada Pasal 1 Undang-
1.4.2.1. Persaingan Usaha adalah salah satu faktor yang penting dalam
5
I Made Srjana, Prinsip-Prinsip Pembuktian dalam Hukum Acara Persingan
Usaha, Cetakan Petama, (Sidoarjo : Zifatama Publishing, 2014), hlm 35-36.
6
Ibid, hlm. 2.
7
Andi Fahmi Lubis Dkk, Hukum Persaingan Usaha, Edisi kedua, (Jakarta:
Komisi Pengawas Persaingan Usaha,2017), hlm 24.
9
barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha
atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan
1.4.2.4. Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
bidang ekonomi.
1.4.2.5. Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha
atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum
1.4.2.6. Perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha
untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan
didasarkan pada kaidah ilmu pengetahuan. Dan untuk menemukan kaidah ilmu
menggunakan metode ilmiah dengan tujuan untuk menemukan solusi atas suatu
teoritis yang menyangkut asas, konsepsi, norma hukum dan doktrin yang
Mahmud Marzuki, “kebenaran dalam hal ini bukan kebenaran secara religius
dan metafisis, melainkan dari segi epistemologi, artinya kebenaran harus dilihat
yang sangat berkaitan erat dengan aktifitas penelitian, yaitu teori kebenaran
Masing – masing teori tentang kebenaran ini memiliki basis atau dasar untuk
8
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke – 20,
(Banduung, Alumni: 1994), hlm. 104.
11
berpijak sendiri.9
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan sumber data
primer dan sekunder, yaitu bahan hukum yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada dan diperlukan dalam penulisan
serta data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk hasil penulisan. Bahan
1) Bahan hukum primer yakni bahan terdiri dari norma hukum, peraturan dasar,
atas bahan hukum primer yang merupakan hasil penelitian, makalah ilmiah,
bahan-bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus, internet, dan lain-
lain.
dan dikaji secara sistematis agar memperoleh data yang deskriptif, guna
9
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, (Jakarta, Kencana :
2014), hlm. 20.
12
Dalam penyusunan penelitian ini, akan dibagi dalam 5 (lima) bab yang
BAB I PENDAHULUAN
13/KPPU-I/2019
Pada bab ini akan diuraikan mengenai para pelapor, kasus posisi,
BAB V PENUTUP
14
287
45