Christhofer Bronzee - Hukum Kepailitan - SSR203 - SOAL A
Christhofer Bronzee - Hukum Kepailitan - SSR203 - SOAL A
Universitas Krisnadwipayana
Lembar Jawaban
Nama : Christhofer Bronzee
Nim : 1733001125
Matakuliah : Hukum Kepailitan
Tanggal Ujian : Senin, 28 juni 2021
Dosen Penguji : Soekirno, S.H.,M.H.
Hudyarto, S.H.,M.H.
Jawaban :
1. Latar belakang nya adalah :
a) Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang dasar 1945, kehidupan perekonomian nasional perlu diusahakan tetap
dapat berkembang dengan wajar
b) Krisis moneter yang terjadi, memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan
bagi perekonomian Nasional, sehingga menimbulkan kesulitan di bidang usaha
dalam menyelesaikan utang piutang dan menimbulkan dampak yang merugikan
bagi masyarakat
c) Pemulihan kegiatan usaha pada khusunya pada system utang piutang dan
perkembangan perekonomian nasional pada umumnya, sedang undang-undang
tentang kepailitan (Faillissements-Verordening, Staatsblad 1905 Nomor 217
juncto Staatsblad 1906 Nomor 348) Sebagian tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, maka perlu dilakukan perubahan atas undang-undang
tentang kepailitan tersebut.
d) Untuk menciptakan kepastian hukum bagi kepentingan dunia usaha, pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1
Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Tentang Kepailitan
2. Syarat perdamaian :
Memenuhi ketentuan pasal 1320 KUHPerdata, yaitu sepakat mereka yang
mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal
tertentu, dan suatu sebab yang halal
Pasal 1851 ayat 2 KUH Perdata, menentukan perjanjian dibuat secara tertulis
Dan apabila homologasi tidak terealisasi, maka pihak kreditor dapat mengajukan
tuntutan pembatalan perjanjian.
5. Pembatalan perdamaian PKPU diatur dalam pasal 291 Undang-undang Nomor 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Pembatalan perdamaian dapat dilakukan hanya
apabila Debitor terbukti lalai dalam memenuhi isi perjanjian perdamaian yang telah
disahkan (homologasi) oleh Pengadilan.
Sedangkan pencabutan perdamaian PKPU diatur dalam pasal 259 ayat 1, debitor setiap
waktu dapat memohon kepada pengadilan agar penundaan kewajiban pembayaran utang
dicabut, dengan alas an bahwa harta debitor memungkinkan dimulainya pembayaran
Kembali dengan ketentuan bahwa pengurus dan kreditor harus dipanggil dan didengar
sepatutnya sebelum putusan diucapkan
6. Hukum acara yang digunakan dalam perkara kepailitan adalah Pasal 299 UU Kepailitan
dan PKPU menentukan bahwa; Kecuali ditentukan lain, dalam undang undang ini, maka
hukum acara yang berlaku adalah hukum acara perdata.
7. Ringkasan paper:
Mengacu pada rumusan masalah dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis
membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Para pemohon sudah tidak lagi menjabat sebagai pengurus Yayasan GRIS dan
merupakan pihak ketiga diluar organ Yayasan GRIS sehingga termasuk pihak ketiga
yang berkepentingan langsung terhadap Yayasan GRIS karena para pemohon sekaligus
pendiri Yayasan GRIS. Dengan demikian legal standing atau kewenangan untuk
melakukan perbuatan hukum para pemohon terpenuhi yakni mengajukan permohonan
penetapan pemeriksaan terhadap Yayasan GRIS ke Pengadilan Negeri Semarang, dimana
Yayasan GRIS berkedudukan.