Anda di halaman 1dari 38

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA

OLEH

SRI YOSEVA, S.P., M.P

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
Budidaya Tanaman Hortikultura Pada
Lahan Terbatas
1. Kebutuhan untuk hidup sehat
2. Kebutuhan sayuran berbanding lurus dengan
nilai ekonomisnya yang semakin meningkat
3. Semakin berkurangnya lahan media lain

Media : alat tempat tumbuhnya tanaman


Perkotaan : polibag, pot, sistem hidroponik.
Beberapa keuntungan bertanam
sayuran di pot
1. Skala kecil
2. Pemeliharaan mudah
3. Penularan penyakit lewat akar kecil
4. Hemat pupuk
5. Bisa menanam lebih sedikit
6. Lahan yang digunakan lebih sedikit
7. Mudah dipindahkan ( cahaya dan keindahan )
8. Penyesuaian dengan agroklimat lebih mudah
9. Alternatif bagi tanah pekarangan yang
kurang subur
10. Sayuran yang dihasilkan lebih terjamin
11. Membantu perekonomian
Berasal dari bahasa Yunani
(Hydroponic)
 Hydro berarti air
 Ponous berarti kerja.
Hidroponik adalah suatu metode
bercocok tanam tanpa
menggunakan media tanah,
tetapi menggunakan
larutan mineral bernutrisi
Sebagai pengganti media tanah dapat
digunakan : sabut kelapa, serat
mineral, pasir, pecahan batu bata,
serbuk kayu, dan lain-lain
Penanaman dengan metode hidroponik :

 Menumbuhkan tanaman dalam air yang mengandung nutrisi ,


dilakukan di laboratorium (mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan akar tanaman.
 Suku Aztecs (Amerika Tengah), kehidupannya nomaden dengan
Chinampa (rakit dari rumput) menanam berbagai jenis tanaman
dan akarnya didorong ke dalam sungai untuk mendapatkan air.
 Berkembang setelah Dr. W.F. Gericke berhasil menumbuhkan
tanaman tomat pada wadah kedap air, diisi dengan larutan
nutrisi dan permukaan wadah diisi dengan anyaman kawat
(tinggi 3 meter dan menghasilkan buah yang banyak)
 Jepang mengusahakan dalam skala besar untuk tanaman
sayuran.
 Berkembang ke berbagai negara (Amerika, Eropa, Timur Tengah,
dan Indonesia). Di Indonesia pertamakali ditanam di kawasan
Cirendeu.
Alternatif bertani pada lahan terbatas.
Dengan sistem ini memungkinkan sayuran
ditanam di daerah yang kurang
subur/daerah sempit yang padat
penduduknya.
Tanaman yang biasa ditanam adalah
golongan tanaman hortikultura :
 tanaman sayur (*)
 tanaman buah (*)
 tanaman hias
 pertamanan, dan
 tanaman obat-obatan
Ramah lingkungan, lingkungan kerja
lebih bersih, masalah hama dan
penyakit tanaman dapat teratasi
Tanaman tidak merusak tanah dan
dapat ditanam kapan saja dan dimana
saja
Akar tanaman dapat diperiksa secara periodik untuk memastikan
pertumbuhannya
Pemakaian air dan pupuk lebih efisien
Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar
karena terbebas dari kotoran dan hama
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman
dapat terjaga
Tidak perlu banyak tenaga kerja
1. Larutan Nutrisi dan pH yang sesuai (5,5 hingga 7,5)
2. Media Tanam
3. Air
4. Oksigen
Alat yang diperlukan untuk budidaya hidroponik :
Electrical conductivity (EC)
Tempat tumbuh tanaman
Aerator
Media tanam hidroponik (2 tipe)
1. Media cair
2. Media padat : - media tanam anorganik
- media tanam organik
1. Metode kultur air
 Metode aliran bersambung
 Metode Swiss (Plantanova)
 Metode Gericke
2. Metode kultur pasir (metode benggala dikembangkan
oleh Douglas)
3. Metode kultur bahan porous /agregat
Kultur bahan porous berdasarkan penyusunnya :
 Bahan anorganik
 Bahan organik
Metode Mittleider, digunakan untuk pekarangan kota
 Kultur Air (menggunakan air)
 Kultur Pasir (menggunakan pasir)
 Kultur Kerikil (menggunakan kerikil, batu apung, batu
karang, batu bata)
 Vermikulaponik (menggunakan serbuk gergaji, tanah
gambut dan arang sekam),
 Rockwool culture (menggunakan rockwoll atau spon)
 Aeroponik (menggunakan air bernutrisi yang dikabutkan
dan disemprotkan langsung ke akar tanaman).
Syarat media untuk hidroponik : bersih, bisa menyimpan
air sementara, porus, bebas dari unsur hara
Fungsi media : - tempat menyimpan air nutrisi sementara
- tempat berpijak akar.
Media anorganik : Media Organik :
Pasir Sabut kelapa
Kerikil (kerikil, batu apung, Serbuk gegaji
batu karang, batu bata) Tanah gambut
Rockwool (rockwoll atau Sekam padi
spon)

Kultur Substrat
Media air (kultur air):
Nutrient Film Technique (NFT)
Floating Hydroponic System (FHS)/Deep
Flow Technique (DFT)
Air phonic (aeroponik)
Kultur Substrat
1. Sistem sirkulasi
2. Sistem non-sirkulasi

Karakteristik media tanam :


 dapat menyerap dan menghantarkan air
 tidak mempengaruhi pH air
 tidak berubah warna
 tidak mudah lapuk
Cara pemberian larutan nutrisi :
irigasi tetes,
irigasi tetes pasang surut
 Efisiensi sangat tinggi pengairan dibatasi di sekitar tanaman
pokok
 Perencanaan dan konstruksi murah bila penyumbatan tidak
terjadi dan pemeliharaan emiter minimum
 Tanaman ditanam di dalam pot dan diletakkan dalam suatu
bak.
 Bak digenangi dan dikeringkan dengan larutan nutrisi secara
bergantian sehingga komposisi larutan nutrisi dan oksigen
seimbang
 Cara penggenangan dan pengeringan :
Manual
Otomatis dengan pengatur waktu (timer)
Otomatis timer maupun sensor kadar lengas
Tanaman
dalam pot

Bak pasang surut


Timer

Pompa Tanki larutan


nutrisi
Nutrient Film Technique (NFT)
Metode budidaya tanaman di mana akar tanaman tumbuh
pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi yang
memungkinkan tanaman memperoleh, air, nutrisi, dan
oksigen secara cukup
Dikembangkan oleh A. J. Cooper (1973) dan sudah diaplikasikan
di daerah-daerah tandus (Oman, Israel, Spanyol, Bangladesh dll)

Mesin
pendingin

Timer Tangki larutan nutrisi

Pompa
Syarat-syarat NFT:
1. kemiringan talang seragam
2. kecepatan aliran tidak
boleh terlalu tinggi
3. lebar talang harus
memadai
4. dasar talang harus rata
5. larutan nutrisi
disirkulasikan secara
Kekurangan NFT:
berkala
1. Butuh supplai listrik terus menerus
2. Bila terjadi infeksi penyakit terhadap satu tanaman, maka
seluruh tanaman akan tertular dalam waktu singkat.
3. Butuh investasi awal besar
Floating Hydroponic System (FHS)/Deep Flow
Technique (DFT)
Dikembangkan oleh Jensen (1980)
budidaya tanaman dengan cara menancapkan tanaman pada
lubang styrofoam yang mengapung pada larutan nutrisi dalam
suatu bak atau kolam sehingga akar tanaman terendam dan dapat
menyerap larutan nutrisi
Larutan nutrisi tidak disirkulasi (tetap pada wadah)
Fluktuasi suhu larutan nutrisi lebih rendah
Tanaman

Mulsa

Larutan Styrofoam
nutrisi

Lantai
kolam
Tanah
Aeroponik
cara bercocok tanam
dimana akar tanaman
tergantung di udara dan
disemprot dengan larutan
nutrisi secara terus
menerus
Tanaman
Plastik
penutup
Styrofoam

Lubang
drainase Sprinkler
Fungsi irigasi dalam hidroponik:
 Memenuhi kebutuhan air tanaman
 Memberikan nutrisi bagi tanaman
 Penghapusan masalah erosi tanah
 Penggunaan alat pengukur waktu
otomatis menjamin keefektifitasannya
Efisiensi harus diperhatikan
Kualitas air harus diperhatikan terutama
untuk sistem sirkulasi
Frekuensi penyiraman pada hidroponik
substrat harus tepat
Konsentrasi larutan menurun karena pupuk larut.
Airnya harus terpisah agar tidak terjadi
kontaminasi.
Kapasitasnya terbatas.
Pupuk kimia terus berkelanjutan.
Ketergantungan pasokan air.
Ukuran pipa yang kecil rentan penyumbatan
garam mineral.

Anda mungkin juga menyukai