Anda di halaman 1dari 230

Mun’amah76

AAH MUN’AMAH
KUAT
Mun'amah

Dunia adalah permainan, jika kau


masuk berarti kau akan dipermainkan.

1
KUAT

Penulis: Aah Mun’amah


Editor: Machrus Djawahir
Tata Sampul: Anama Yunimu team
Tata Isi: Aah Mun’amah
Pracetak: Antini, Dwi, Wardi

Cetakan Pertama, Oktober 2023

Penerbit
DIVA Press
(Anggota IKAPI)
Sampangan Gg. Perkutut No.325-B
Jl. Wonosari, Baturetno
Banguntapan Yogyakarta
Telp: (0274) 4353776, 081804374879
Fax: (0274) 4353776
E-mail: redaksi_divapress@yahoo.com
sekred2.divapress@gmail.com
Website: www.divapress-online.com

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Mun’amah, Aah

KUAT/Aah Mun’amah; editor, Machrus Djawahir–cet. 1–Yogyakarta: DIVA Press, 2023

230 hlmn; 14 x 20 cm
ISBN 978-623-189-304-8

1. Novel I. Judul
II. Machrus Djawahir
Mun’amah76

‫ك فِي‬ َُّّ َ ‫اط َمأ‬


َُّ ‫ َواإلِ ْثمُّ َما َحا‬، ُّ‫ن إِلَ ْي ُِّه ال َق ْلب‬ ُّْ ‫اط َمأ َ َّن‬
ْ ‫ َو‬، ُّ‫ت إِلَ ْي ُِّه ال َّن ْفس‬ ْ ‫الِبرُّ َما‬
‫س َو َتردَّ َُّد فِي الصَّدْ ُِّر‬ ُِّ ‫ال َّن ْف‬

Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang


karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa
mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan
dalam dada.

3
Mun’amah76

PERSEMBAHAN

Catatan ini saya tulis semata agar penikmat kata


bukan hanya bertemu dengan alur yang indah
namun juga bisa menjalankan atraksi dengan
sebuah sensasi tanpa memanipulasi.

Mempersembahkan dengan cerita yang asertif


dimana sudah layaknya nilai norma di fungsi
normalkan, supaya mampu berpendapat secara
tegas, mampu berucap dengan jujur, meminta maaf
tanpa merasa benar, dan berupaya tanpa berputus
asa.

hidu

4
Mun’amah76
KATA PENGANTAR PENULIS

Alhamdulillah puji dan syukur khadirat Allah yang


Maha Gofur atas rahmat Alloh yang memberikan
saya kesehatan alhamdulillah catatan yang saya tulis
telah rilis.

Saya haturkan pula beribu-ribu terimakasih kepada


guru, senior saya, yang kata dan prilakunya
mencerahkan kehidupan, terimakasih juga kepada
teman-teman yang dari obrolan, komporan hingga
gojlokannya membentuk sesuatu yang biasa menjadi
hebat.

Catatan ini saya buat agar siapa saja yang membaca


menemukan intisari yang bisa di ambil, membentuk
satu sifat dan karakter yang berfikir.

Tergugahnya saya menulis dan membukukan karya


ini awal mula dari setelah saya membaca sebuah
novel di sela-sela libur jadwal kegiatan mengaji, saya
terus membaca novel tersebut dengan tujuan
mencari intisari yang bisa di petik, namun sudah
sampai dibagian tengah buku tak juga ditemukan,
dengan rasa penasaran saya terus telusuri hingga
mendekati habis, masih juga belum menemukan.
Isinya secara tidak langsung seolah menunjukan
seksual secara vulgar, saya tutup buku itu karena
menurut saya untuk kalangan santri khususnya
tidaklah selaras. Pengetahuan santri yang sangat

5
Mun’amah76
atas harus di serasikan dengan perdebatan hidup
yang menantang namun berkelas.

Catatan inipun jauh dari sempurna namun semoga


sedikit ada manfaatnya untuk para remaja yang
runtuh karena telah luluh, semoga bisa
membangkitkan kepada yang sudah berumah
namun tidak lagi ramah.

Untuk yang sedang hancur mari kita bangkit dan


kuat bersama.

"Karena sejatinya, tak ada yang hidupnya baik-baik


saja, yang ada hanya orang yang mampu bertahan
sampai Allah memberi kemudahan."

Akhir kata, terimakasih kepada yang sudah


membaca mohon maaf atas segala kekurangan.

Mun’amah76

6
Mun’amah76
DAFTAR ISI

Cover
Persembahan............. .............................................4
Kata Pegantar..........................................................5
Daftar Isi................................................................7
BAB I Benih Tersemai Dalam Mahligai.. ....................9
✍ Siang Kepayang……………………………….13
✍ Mekarnya Hati Tersentuh Simphoni…………..21
BABII Mekar Dalam Qolbu………………………… 35
BAB III Gugur Sebelum Berbunga…………………..58
BAB IV Tak Hujan Embun Pun Menyegarkan………83
BAB V Angin Berisik Ilalang Semakin Cantik………..107
✍ Hanya Senja Yang Setia Tanpa Di Minta…….. 115
BAB VI Merahnya Mawar Menggoda Insan..............131
BAB VII Sampai Atau Hanya Impian ......................151
BAB VIII Tidak Terlihat Namun Terlibat.................165
BAB IX Pijakan Kaki Yang Ku Akhiri......................174
BAB X Kuat.........................................................194
BAB XI Paradigma................................................201
✍ Bahagia......................................................201
✍ Kecewa......................................................203
✍ Mencintai....................................................206
✍ Benci.........................................................209
✍ Kehilangan.................................................210
✍ Yatim piatu.................................................213
✍ Penantian...................................................216
✍ Pasutri.......................................................217

7
Mun’amah76
✍ Sabar…………………………………………. 221
✍ Jabatan ......................................................222
✍ Ekonomi Sulit, Ilmu Terjepit……………….....223
✍ Gengsi .......................................................224
✍ Masyaikh……………………………………...226
✍ Shalat Hadiah…………………………………227
Biografi Penulis.....................................................230

8
Mun’amah76

BENIH TERSEMAI DALAM MAHLIGAI

Nur Afifah yang terkenal gadis ceria, cerdas nan manja,


dan jaim.

Didikan dari orang tuanya yang agamis, meski telah


memasuki usia 17 tahun dia sama sekali tidak ingin
mencoba dekat dengan laki-laki sekalipun banyak yang
memintanya menjadi seorang kekasih.

Namun, berjalannya waktu tetap saja darah muda pun


membantai hingga akhirnya ia terpikat dengan seorang
yang di anggapnya pantas menjadikan ia seorang ratu
berlabuh dalam satu muara menikmati sepoyan angin
hingga berdiri kokoh saat masalah datang bak ombak
yang jutaan kali menerjang karang.

9
Mun’amah76
Di kobong (red, kamar santri)

"aku ngefans sama ini orang”.

Dia ganteng, semua orang mengakui kegantengannya, tapi


sayang dia cuek, dia mondok di rumah kakekku, aku
sering lihat dia saat pulang mengaji lewat ke depan rumah,
tapi ya mana mungkin orang dingin seperti itu aku cita-
citakan, sepertinya tidak mungkin". Cerita Sarah, temanku
di sebelah yang sedang memperlihatkan akun medsos
seorang pria yang sarah kagumi.

Aku lirik, oh itu. Cukup tau, dan hanya ikut senyum-


senyum mendengar curhatannya.

"Aku otw aula yah, makasih kuluhumnya Sarah."


(kulhum: makanan yang di bawa santri setiap kali ke
pondok).

Nunu mempersiapkan diri untuk nderes (Murojaah) ke


aula, karena ia tau waktu di pondok bukanlah untuk
memperpanjang obrolan atau berleha-leha.

Nunu yang berusaha untuk memahami dengan ilmu yang


sedang dia pelajari, bukan hanya saat di depan guru ia
belajar di sela-sela tidak ada jadwal mengaji. Nunu
sempatkan untuk mengulang kembali pelajaran yang
sudah ia lewati.

10
Mun’amah76
Bagi Nunu ilmu bisa di raih bukan hanya saat majlisan
saja, tapi di luar itupun ada.

"Nunu..... Nunu... Ini loh ada titipan" suara Maula


mengagetkan.

"Titipan siapaaaaaa ? " Nunu balas dengan teriakan dan


Maula mendekatinya.

"Tau gak Nu, hahahahaaha." Maula tertawa sebelum ia


melanjutkan cerita.

"Apaan si Maula, ih sok aneh tea, kenapa hahaa? Nunu


ikut ketawa.

"Lucu gak sih Nu, kamu ada titipan makanan seabreg-


abreeeeeeg kata teh dian itu titipan dari sepupunya yang
selama ini ngefans sama kamu, hahahaha.

Enak yah jadi kamu, perasaan banyak yang diam-diam


memeperhatikan deh Nu."

"Apaan dih Aul... Lebay, mana mungkin. Aku kenal juga


nggak.

"Ya iya kamu gak kenal, tapi dia tau kamu Nu. Siap-siap
aja masuk kobong pasti di sorakin hahaha, gosip baru.
Canda Maula yang penuh keisengan.

"Yaudah ayoo Nu ke kobong, emang gak penasaran?"

11
Mun’amah76
"Hahaha, iya si, ko bisa, apa jangan-jangan kamu
ngeprank aku yah, yaudahlah makan aja sama kamu kalau
itu benar."

"Nunuuuuuu ih... Yaudah hayu lihaaaat." Maula menarik


Nunu dan membawanya ke kobong.

"Assalamualaikum.." Nunu senyum menyapa yang lagi


kumpul.

"Cieee... uhuuuy, ada kiriman dari sang pujaan hati,


eciee... hahaha." Benar saja yang di katakan Maula sudah
pasti Nunu di gojlok habis-habisan soal ini, padahal Nunu
pun tidak tau apa-apa.

"Ini Nu, titipan makanan dari sepupuku, katanya buat


Nunu.

Salam kenal juga katanya, ini bukan apa-apa cuma ngasih


saja, biar Nunu mengenal dia juga. "

"Ko bisa sih teh Dian, ko bisa dia tau sama aku"

"Iya tau, banyak mamang santri yang memperbincangkan


Nunu ko. Jangan heran ! Nunu itu sering di panggil abah
yai, sering suruh narkib di depan santri sering namanya
berkali-kali disebut saat majlisan, ya mungkin mamang
santri dikit-dikit kepo Nu, termasuk sepupu
ku."Wkwkwk, teh Dian ketawa.

12
Mun’amah76
"Tapi serius Nu, Katanya kalau boleh, sepupuku ingin
kenal lebih jauh, gimana Nu ? Tapi kalo boleh, gak boleh
juga gak kenapa-napa Nu katanya" Lanjut teh dian
menegas.

"Owalah teteh,,, hahaha, gak tau aku, aku belum kepikiran


kesitu, ini ngaji gimana teh? Aku belum bisa masa mau
ngurisin anak orang. Hahaha. Sambung tawa Nunu.

Tidak heran lagi bagi Nunu untuk hal seperti itu, bukan
pertama kali ia di beri kejutan oleh pemuja rahasia, bukan
hanya makanan, di kasih handpohe pun pernah, alasannya
biar bisa kontekan, karena Nunu untuk tahun sebelumnya
belum mempunyai alat bantu penghubung.

Bahkan di pondok ibtida pertama yang ia tempatipun


pernah mengalami hal sama.

Nunu di kejar cintanya seorang lelaki, yang mana lelaki itu


publik figur dan banyak di idolakan oleh kaum hawa. Juga
banyak para lelaki yang sampai taruhan untuk
mendapatkan hatinya Nunu.

Tapi memang sudah menjadi karakter Nunu, susah


didapat dan tidak mudah menaruh hati.

✍ SIANG KEPAYANG

13
Mun’amah76
Langit cerah menyempurnakan bumi, hari ini aku berada
di rumah menghadiri acara walimah pernikahan kakaku
yang pertama.

Ku buka handphone ada beberapa notifikasi yang sudah


lama baru dibaca.

Tanpa diundang, tanpa ada angin kencang, tanpa aliran air


dari hujan. Tiba-tiba

"Hai, salam kenal."

Kata yang singkat. Namun mataku fokus pada nama akun


tersebut.

TAJUL ARIFIN EL HAJJ.

Nama akun yang kemarin temanku ceritakan,. Nama


mamang santri yang super cuek dan banyak dikagumi
orang.

Dengan niat ikut penasaran karena banyaknya yang bilang


cuek, akupun membalas pesan singkatnya itu.

"iya, dengan siapa? ".

"SAYA TAJUL, TERIMAKASIH SUDAH DI BALAS.


"

"Sama2.."

14
Mun’amah76
"BOLEH MINTA WA?..

Masih dengan rasa penasaran, aku yang mencari titik


cueknya ada di letak bagian mana?.

Akhirnya ku kirimkan nomer whatsapp.

Dia menelpon ku, dengan keasyikan obrolan-obrolan


nyeleneh, lawak hingga gojlok ala santri tak disadari 1 jam
telah berlalu.

Kami tutup telpon itu, selang 2 menit ku lihat layar


handphone.

Mencoba membuka kronologis akun medsosnya, ku


pandangi foto-fotonya,. Cukup indah.. Kejujuran ku
menilainya.

Sungguh magic aku yang tak pernah memberikan hati


pada siapapun, aku yang selalu sensitif saat ada pria
mendekati., kali ini berbalik.

Ia telah membuat ku jatuh dalam asmara cinta.

Hanya ada 2 nomer yang ku punya di kontak handphone,.

Pertama orang tua kedua dia. Tak heran jika handphone


ku bunyi aku langsung memastikan itu dari dia, Tajul.

Bukannya enggak mau nyimpan nomer temen-temen


yang lain, tapi status ku santri, di pesantren gak boleh

15
Mun’amah76
hape-an. Otomatis tiap liburan pulang ke rumah nomer
selalu baru, terblokir oleh masa aktifnya kartu.

Aku duduk terheran, padahal baru kenal dan belum


pernah ketemu ko langsung akrab, pertanyaan itu muncul
membingungkan.

Selama dua hari di rumah sejak acara pernikahan kakak,


notif handphone ku selalu dari Tajul.

Entah bisa seperti ini, bisa akrab dengan waktu singkat.

"Nu jam satu abis dzuhur berangkat ke pondok sama


kaka saja ya, ibu lagi gak bisa anter ada pengajian."

"Iya bu gak apa-apa yang penting nyampe. "

Hari ini Nunu sudah berangkat ke pondok dan sudah


tentu kabar itu dia sampaikan kepada Tajul yang sekarang
jadi teman curhatnya di sapanjang waktu.

Sesampai di kobong, Nunu ceritakan semua hal tentang


dirinya selama tiga hari dirumah kepada Maula temen
dekatmya itu, mulai dari acara resepsi kakaknya sampai ke
pendekatannya bersama Tajul.

"Maula, aku lagi deket sama seseorang nih, tau gak yang
kemaren-kemarin kata sarah itu, cowok yang katanya
cuek."

"Oooh itu mang haji Tajul Nu"

16
Mun’amah76
"Nah iya itu, dia ngirim pesan ke sosmed ku."

"Owalah masa iya, katanya cuek kaya gak hobi cewek Nu


cerita Sarah kemarin. Wkwkwk"

"Tapi Ul, gak enak sama Sarah, dia kan yang


mendambakan, kalo tau aku deket sama Tajul gimana
perasaannya Ul?"

"Sarah kan udah punya pacar Nu, masa iya dia mau
double pacar, ya itu cuma sekedar ngefans aja kali Nu."

"iyasih tau Ul, justru aku ngebales chatt Tajul juga karena
tau Sarah udah punya pacar, dan enggak ada salahnya aku
deket sama Tajul."

Begitulah kehati-hatiannya Nunu dalam bertindak, tak


pernah sembrono dan selalu memikirkan hal baik dan
buruknya buat orang-orang terdekat.

Bel ngaji berbunyi tiga kali, menandakan jadwal ngaji di


mulai, Nunu siap-siap dengan merapihkan baju yang ia
kenakan lanjut pergi ke majlis.

Sebelum menunggu Abah yai datang, santri biasanya ada


yang saling setor hafalan, atau ngisi lugohan kitab yang
tertinggal kepada teman ngajinya, ada juga yang cuma
ngobrol-ngobrol termasuk Nunu dan Maula.

"Maula,,. Kamu tau enggak sih, jodoh kita sedang apa?"

17
Mun’amah76
"Sedang video call atau telponan Nu, hahahaa, kita kan
gak pegang handphone. Mungkin dia sedang selingkuh
dulu sama yang lain."

"Gak asyik banget si jawabannya Maulaaaaa. Kalo


ngomong tuh yang enak-enak biar jadi kenyataan.
wkwkk"

Seriusnya Nunu di akhiri tawa yang memang sudah


menjadi karakter mereka saling gojlok menggojlok.

"Iya emang terus jodoh kita lagi apa emang Nu?". Maula
langsung melemparkan tanya.

"Lagi ngaji lah Ul, jodoh kita itu cerminan dari diri kita,
katanya si. Hahhaa, ya kalo kita lagi ngaji, berarti dia juga
sama."

"Hahahahahahha."

Keduanya ketawa bahagia tak ada beban di fikirannya.

Sepulang ngaji Nunu masuk kamar, sudah tentu banyak


teman yang di sana termasuk Sarah.

"Sarah liat kerudung pink aku yang bunga-bunga nggak,


tadi aku simpen disini deket sama kerudung kamu."

Nunu bertanya kepada Sarah, namun Sarah pura-pura


tidak mendengar dan pergi meninggalkan.

18
Mun’amah76
Nunu terheran apa tidak mendengar apa yang ditanyakan
atau mungkin lagi gak enak badan.

Nunu terus menunggu Sarah berharap dia ada ke kamar


lagi, dan mau Nunu pastikan ia kenapa. Namun yang di
tungu tidaklah datang, malam itu Sarah tidak tidur di
kamarnya.

Nunu akhirnya mencari sarah ke setiap kobong dan


menanyakan ke beberapa temennya melihat Sarah atau
tidak.

Kata salah satu temennya, Sarah ada di kobong no 23


Nunu langsung memutuskan untuk menemuinya.

"Haii,, Sarah."

terlihat Sarah yang sedang tiduran santai, Nunu masuk


kobong dan duduk di sampingnya.

Sapaan Nunu tidak dia balas dia menutupi kedua matanya


dengan selimut yang sedang ia kenakan.

"kenapa Sarah, kamu sakit?"

Tetep tidak ada jawaban, Sarah membalikan badan.

"kamu marah sama aku?, ayo dong ngomong,. Aku gak


enak ni. gara-gara apa.?

Apa karena ucapan ku yang menyinggung atau apa???"

19
Mun’amah76
Sarah tetap terdiam, mengabaikan kata yang Nunu ucap.

"Yaudah deh aku ikut tidur disini yah, Sarah."

"Kesana, ngapain disini,, aku gak kenapa-napa, kamar ku


disini sekarang, wajar kalo aku disini. Udah kamu pergi
sana."

"Loh, kamu kan sekamar sama aku kobong 8, ini kamar


orang, ayo pulang Sarah."

"Nggak kamar ku ini, udah jangan banyak ngomong, sana


pergi udah jangan disini." Sarah mendorong Nunu keluar
kamar dan dia langsung mengunci kamarnya.

Nunu kaget, hal apa yang telah temannya perbuat


terhadap dirinya, Bisa-bisa nya mendorong Nunu keluar.

Nunu pergi kembali ke kamar 08, sesampai di sana Nunu


bertanya sama Maula dan memohon untuk mengkoreksi
apa salahnya ia terhadap Sarah.

"Maula,.. Tadi aku nyamperin Sarah, aku tanya dia


kenapa, aku minta jelasin salah aku apa tapi dia cuma
diem, kenapa yah Ul? Kamu mungkin tau??? "

"Loh, kenapa emang,, gak ada masalah apa-apa menurut


ku. Tapi ko bisa yah. Sama yang lain kali Nu bukan sama
kamu. "

20
Mun’amah76
"Nggak Maula, dia itu sekarang tiba-tiba cuek juga sama
aku, apa gara-gara kemaren kamu sebut nama Tajul di
depan dia itu yah."

"Masa iya, orang aku ngomongin Tajul itu nerusin cerita


Sarah yang sedang menceritakan pacarnya. Lagian niya..
pacarnya sekarang itu satu komplek, satu pondokan sama
Tajul. Masa iya mau di embat dua-duanya Nu, ya gak
mungkin juga lah."

Maula ikut terheran-heran atas sikap Sarah.

"Iya sih terus gimana? Serius aku gk enak Ul."

"Gak apa-apa udahlah emang sifat dianya aja kaya gitu


kali. Udah Nu jangan terlalu di pikirin, aku laper mending
ngeliwet Nu, masak beras, bikin sambel, goreng ikan asin,
kan enak tuh. hahaha."

Maula selalu bikin suasana gembira, keduanya pergi ke


dapur untuk patrol alias piket memasak.

✍ MEKARNYA HATI TERSENTUH


SIMPHONI

Maulid,,,. Acara tasyakur di pondok dan menandakan dua


minggu lagi akan libur.

21
Mun’amah76
Dalam penyambutan acara tasyakur tersebut kami semua
santri mengadakan beberapa pentas seni yang bisa
menghibur sebagai penutup kegiatan ngaji.

Drama santri di tugaskan untuk kelompok ku,. Kami


kutip dengan tema "Santri old vs "

Dengan konsep yang serada nyeleneh,, Zaman Now


sudah tentu kami tampilkan dengan pakaian-pakaian
brand yang terkenal di kalangan santri. Kita pentaskan
dengan memakai pakaian yang serba mahal, khususnya
style Tamer, Al hidayah dan semacamnya

Tapi ada satu pertanyaan dari salah satu temen ku pakaian


itu kita ambil dari mana?. Kita cewek ya paling punya
sarung goyor gitu saja.

"Hahaha, ngambil punya siapa?. Masa pulang pinjem


punya abah" seruan ku pada teman-teman yang lagi mikir.

"Hahah, iya sulit, rumah kita jauh, repot yah," tawa dan
kepasrahan dari temen-teman mulai saling di luncurkan.

Lima menit selanjutnya, saya teringat sama laki-laki yang


baru saja saya kenali.

"Pondokan kita tidak terlalu jauh, apa mungkin bisa dia


bantu aku, gumam ku dalam hati. "

Aku pijam handpohe teman ku yang lagi dijenguk orang


tuanya, memutuskan untuk minta bantuan kepada Tajul,.

22
Mun’amah76
"Mia pijem handphone untuk ngirim pesan facebook yah,
boleh gak?"

"Boleh Nunu, silahkan sepuasnya wkwk, aku tau kamu


mau ngontek dia dan bilang kangen kan hahaha."

"Deuuh ogah bilang kangen sorry, jaga image deh. "


sambung ku yang memang tidak pernah ingin kelihatan
jatuh terlalu dalam kepada pria yang belum menghalalkan.

Ku kabari ia, dan ku bicarakan niat ku mengirim pesan


singkat itu kepada nya.

"Haii,.. Aku mau minta tolong boleh gak?"

"iya boleh, ada apa habibah?"

"Aku pengen pinjem sarung kamu dong, tapi yang BHS,


boleh? buat acara drama nih, tema nya santri milenial gitu
"

"Boleh, mau berapa?

"Kayanya butuh 4 deh, buat tiga harian lagi menuju


pentas.

"Yaudah nanti diantar sore ya ku titip sama ibu warung


yang di depan pondok, baju-baju nya gak sekalian? Peci
juga?. "

23
Mun’amah76
Dia menawarkan paket lengkap, akhirnya aku terima
tawarannya.

Sore itu ku ajak Maula teman periang yang tak pernah


menolak apapun ingin ku, ku ajak untuk mengambil
titipan dari Tajul.

15 meter menuju warung, ternyata Tajul baru saja tiba,

Dia melihatku, tapi kita tetap cuek seperti tak saling


mengenal, karena posisi dekat pondok faham cara
menghargai seperti apa.

Ku tunggu dalam jarak 15 meter dari warung yang ia titip


itu sampai dia pulang kembali. Setelah dia pergi aku ambil
totebag yang berisi pakaian ku buka isinya sesuai dengan
konsep, Tajul memberikan sarung bukan lagi BHS tapi
TAMER DAN AL HIDAYAH. Seperti membaca fikiran
ku, padahal saat aku memintanya tidak ku sebut merk itu
karena terlalu mahal.

Tajul yang mereka bilang cuek, untuk ku ia adalah orang


peduli kala ku butu."

Maula, nanti yang pake sarung inikan sarah, gimana kalo


dia tau ini dari Tajul?.

"Gak bakal kenapa-napa Nu, lagian dia udah biasa-biasa


aja kan sekarang."

"Ia tapi gak seakrab dulu Ul."

24
Mun’amah76
"Enggak apa-apa yaudah kita jangan bilang ke dia ini
punya mang haji Tajul."

Nunu selalu gak enakan, dia orang yang selalu ingin


menjadi baik untuk teman-temannya, saat ngasih sarung
ke sarah buat drama pun dia pelan-pelan mengatur kata
agar tak salah berucap.

Dalam pentas drama kali ini Nunu hanya sebagai


pengatur alur dan sarah menjadi peran utamanya.

Jam 20:30 saatnya pentas seni di tampilkan. Nunu sibuk


menggantikan pakaian yang masing-masing sudah di
tentukan bagian-bagiannya.

Tepat pukul 01:00 malam Sarah menemui ku

"Nu, ini sarungnya, sarung punya mang haji Tajul Nu?"


tanya Sarah menatapku.

"Iya.. dia meminjamkan ini, aku sengaja minta bantuan


sama dia."

Ku ucap kata-kata itu pelan dan semoga tidak ada kesakit


hatian.

"Selamat yah Nu, berarti dia benar-benar mencintai mu,


sampai rela ke sini untuk kamu," Sarah tersenyum dan
meninggalkan.

25
Mun’amah76
Aku tak tau juga tak faham apa yang ada di difikiran Sarah
selama ini. Tapi, selagi aku tidak menyakiti dan
melukainya cukup aku tarik dan hembuskan semuanya
bersama nafas.

Malam ke malam acara terus berganti hingga saatnya


besok untuk pulang menikmati libur panjang.

Aku dan teman-teman sudah membicarakan hal


perpulangan ini dengan tidak dijemput oleh orang tua
melainkan pulang bareng pake angkutan umum.

Sudah semua ku siapkan, dan tinggal nunggu beberapa


jam untuk on the way.

"hayu ntos jam 08:00 siap-siap urang uih na tabuh 09:00


(ayo udah jam 08:00 kita pulangnya jam 09:00)."

Kata teh haji Nissa temen satu kamar ku.

"Siaaap.. Berangkaaat" sambung teman lainnya.

Tepat pukul 09:00, kita berempat menuju jalan untuk


mencari angkutan.

Tak lama dari menunggu, angkutan datang, kami


menunggangi dengan hati riang bak burung yang lepas
dari sangkar, saat menikmati perjalanan menuju pulang
yang terhitung lima jam untuk nyampe kerumah, aku dan
teman-teman merasakan lapar akhirnya kami berhenti di
rumah makan.

26
Mun’amah76
Dari berhentinya angkutan ke rumah makan melewati
tempat cuci mobil dan berseberangan.

Ku pandangi kaki, ku hirup udara pagi yang hampir pergi,


ku perhatikan semua yang ku lewati terlihat pria
mengenakan peci putih baju hitam sarung coklat, fikir ku
langsung beranggapan dia Tajul aku langsung
menundukan kepala dan mulai mempercepat langkah
karena merasa malu jika aku bertemu.

Tapi, siapa sangka saat kami mau menyebrangi jalan,


motor mobil sangatlah ramai sehingga membuat kami
sulit untuk bisa menyebrang.

Tiba-tiba ada suara menghampiri "Kepinggir dulu awas


hati-hati" suara lelaki yang muncul dari samping kami,
kulihat ia yang terlihat mencemaskan dengan keadaan
kami.

Baik hatinya ia yang menggiringkan kami sampe menuju


tempat makan.

"Duh, perhatian banget Nu.... " Bisik Maula.

Aku hanya bisa tersenyum karena inilah hari pertama aku


ada di samping bersamanya.

"Yaudah makan dulu saya tinggal dulu ya,,"

"Iya mang haji makasih baik banget loooooooh" Jawaban


Maula yang sembari menoleh-noleh kearahku.

27
Mun’amah76
Masih dalam keadaan terkejut dan masih heran, bisa-
bisanya ketemu tanpa di rencanakan.

Indah dan sepertinya dia penyayang, fikirku terus-terusan


tentangnya meski lagi makan. Saat makan, tiba-tiba ada
seseorang mendekati kami sambil membawa kertas yang
terbungkus rapat, ia memberikan ku satu amplop yang
entah apa isinya.

" Ini dari mang haji Tajul katanya beliau mau ada
kepentingan dulu nanti mungkin kesini lagi untuk
mengantarkan ke tempat tujuan, katanya juga nanti abis
makan sholat dulu di Mushola ini sambil nunggu beliau
datang kembali. Saya pamit ya teh gitu aja"_

"Oiyaa silahkan, terimakasih" Jawab ku.

"Penasaran, ini apa ya?"

"Uang kali nu" jawab teman ku yang lain.

"Atau surat cinta hahahaha...." candaan Maula tak


tertinggal.

"Yaudah deh aku buka aja yah, penasaran bangeeet.."

Dengan rasa penasaran Nunu membuka amplop itu dan


berisikan tulisan.

"MAAF AKU GAK BISA NEMENIN KAMU


MAKAN

28
Mun’amah76
SEMOGA KAMU MEMAHAMINYA."

Satu kertas tulisan sepuluh kertas rupiah warna biru


didalamnya, Tajul benar-benar penyayang benar-benar
mencinta tanpa pura.

Hati ku seolah bunga yang bermekaran, harum disetiap


ingatan tentangnya.

Usai makan, kami menuju mushola untuk melaksanakan


sholat dzuhur, setiba di halaman mushola, Tajul berada di
depannya ia sedang duduk seolah menunggu seseorang.

Tentu mungkin heran, yang awal bilang ada kepentingan


tapi ada disini.

Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. "Loh


ko disini katanya mau ada kepentingan."

’’Iya tadi abis nyuci mobil ke mushola ini sholat dzuhur,


kan udah adzan, kamu sholat disini ya, maaf bibah aku
gak ikutan makan.”

Kata-kata dari mulutnya Tajul benar-benar membuat ku


mabuk di dalamnya, sunggu membuat candu.

Sebelum kami masuk ke mushola, Tajul meminta untuk


semua barang yang kami bawa di titip kepadanya,
memang benar bawaan kami sungguh seperti orang yang
mau pindahan.

29
Mun’amah76
Baju dan segala macamnya kami bawa dari pondok ke
rumah itu benar-benar membuat tas terisi penuh.

"Barang-barangnya simpen aja sini, nanti di bawain, Ibu-


ibu kalo bepergian rempong banget ya." Canda Tajul
kepada aku dan temen-teman ku.

"Hahahahaahaa." Kami tertawa, dan merasa bahagia di


perhatikan seolah kami semua adik kandungnya.

Tajul menunggu kami di halaman mushola sampai selesai


sholat.

Ia bawa tas-tas gedenya kami ke mobil yang tadi ia cuci.

"Semua pulang ke pandeglang kan?"

Tanya Tajul meyakini.

"Iya, tapi kita anterinnya nyampe halte pasar Pandeglang


saja, enggak usah sampe rumah soalnya jemputan orang
tua kita di halte pasar". Jawab Maula yang mana kata-kata
itu kita rundingkan sebelumnya di mushola.

"Ooowh begitu, siap oke laksanakan. mari kita ke mobil


anak-anak."

sereceh itu Tajul menjawab, dengan nada santai dan


melucu sampe kami semua tertawa kembali.

30
Mun’amah76
Hari yang tidak pernah terfikir akan seindah ini, bertemu
dengan orang tercinta yang mencinta.

Sungguh indah berada digenggaman orang yang tepat,


tidak harus menunggu setiap angan, sungguh baik
bagaimana tidak tumbuhnya rasa sayang semakin dalam.

Ku bawa perasaan bahagia ini sampai ke dalam rumah


menetap bersama tuan.

1 pesan masuk

"Nu, saya sedang antar bapak pengajian di dekat rumah


mu,.

Bersedia kah luangkan waktu untuk kita bertemu? ".

Rasaku gembira,.. Tapi karena karakter ku yang jaim,.

Aku balas pesannya itu dengan penolakan halus yang


padahal hati ingin langsung mengiyahkan,. "Maaf kenapa
engak ikut ngaji juga bareng bapak mu? ".

"GAK APA-APA NU, INI WAKTUNYA KITA


BERTEMU KU HARAP KAMU MAU, JIKA KAMU
IZINKAN, AKU LANGSUNG KERUMAH MU. "

Kali ini pesan dia bukan hanya bikin bahagia tapi juga
mengagetkan,. Mustahil kerumah, gimana nanti kata Ibu
dan Bapak?. Grutu ku.

31
Mun’amah76
Aku takut., usia ku yang di angka 17 tak mungkin jika
langsung menikah, bagi ku kerumah identik dengan
keseriusan. Aku masih mondok diapun sama, ini tidak
mungkin.

Aku bingung harus balas chattnya apa, akhirnya "Yaudah


kita ketemu tapi cari tempat lain saja. "

Ku buka lemari, satu-satu bajuku pandangi,. Tak lepas


akupun bersolek mesti hanya celak dan lipstik yang ku
pake.

Ku tunggu dia di depan alun-alun kota, sambil melihat


keseruan orang-orang menyaksikan pertandingan bola.

Tiba-tiba sebuah mobil Inova mendekati dan kulihat di


dalam ada senyuman indah menyapa.

Dua orang keluar dari mobil, salahsatunya dia yang telah


mengalihkan dunia ku.

Aku ajak makan siang, dengan jalan kaki kita menjumpai


restoran dekat dari area tadi.

Ku duduk langsung baca satu persatu menu makanan,


diapun mendekati ku "Maaf habibah saya engak makan
dulu, jangan marah yah. "

Badan ku mematung heran, yang ada di kepala hanya


tanda tanya. mengapa tak ingin makan dengan ku?. Dia
puasa, kalo puasa, puasa apa?.. Sunah?. Kenapa gak

32
Mun’amah76
menghargai ku, ingin ketemu tapi ko? Mulai bermunculan
fikiran-fikiran aneh sampai membuat makanan ku tak lagi
enak.

Ku tanya mamang santri yang lagi nyupir

"Mang haji puasa tah, ti iraha. ? "

(mang haji puasa gitu, dari kapan?)

"Muhun teh, puasa sesudah hari tasyrik kemaren aja,


besoknya lanjut puasa." Mang supir menjelaskan, yang
kebetulan ia khodamnya tajul yang selalu menemani hari-
harinya.

"Oowh gitu", aku meliriknya ke tempat ia duduk.

Karena tidak banyak waktu untuk berlama-lama bertemu,


setelah makan kita sama-sama saling memutuskan untuk
pulang,.

Di tengah-tengah perjalanan menuju parkiran mobil, dia


memanggil ku, aku mendekatinya, tanpa basa basi dia
bilang,. "Kamu cantik, aku mencintaimu habibah".

Aku yang gak bisa bertingkah arogan dan belum bisa


bersikap romen hanya mengerutkan jidat, itu yang di
saksikan dia saat menunggu apa yang bakal aku jawab.
hahaha.... sungguh, jaim nan polosnya aku dalam
gombalan mukionya itu.

33
Mun’amah76
Kali pertama aku menemui seorang lelaki selain bapak,
kala pertama aku mau di ajak bertemu karena menurut ku,
aku sudah ada dalam waktu yang cukup untuk melangkah
ke jenjang serius untuk menikah.

Tujuan ku satu dalam hubungan, mengetahui dia


bagaimana berperilaku dan masuk kah dalam kategori
suami idaman?

Aku menginginkan suami yang bisa menghargai, aku


menginginkan suami yang bisa diajak mudzakaroh dari
berbagai masalah ilmu yang sudah atau bahkan belum ku
telusuri.

Dengan kenalnya Tajul harapku ia adalah apa yang aku


cita-citakan.

✶✶✶

34
Mun’amah76

BAB II

MEKAR DALAM QOLBU

"Selamat berbuka puasa bib.. "

"Terimakasih sudah mengucapkan, kamu baik-baik saja


hari ini bibah? "

Chatt ku setiap magrib tiba, tak pernah absen untuk


mengucapkan selamat berbuka untuknya.

Habibi, panggilan sayang ku padanya.

Begitupun dia, panggil nama ku dengan sebutan Habibah.

Dengan keterbatasan kita untuk bertemu cukup di layar


handpone saja bisa saling menyapa.

Itupun hanya lewat layar handpone.

35
Mun’amah76
Tapi tak apa semua tetap berjalan indah, apapun
tentangnya selalu menjadikan cahaya dalam gelap.

"bibah, aku mau ngadep ibu bapak mu nanti saja setelah


aku rampung semuanya ya bibah kamu faham kan?."

"Iya faham, lagian kalo sekarang aku belum siap, aku juga
masih harus menyelesaikan tahap belajar ku."

"Iya Bibah, abah aku bilang gini pokoknya kalo aku


ketahuan deket sama cewek hari atau malam itu juga aku
bakal di nikahin katanya, abah serius ngomong begitu,
mungkin takut timbul fitnah kali ya, tapi kalo sekarang
aku masih punya cita-cita mondok 3 tahun lagi ".

"Hahahaha, aku juga sama kalo nikah sekarang ya mana


mungkin teteh kedua dan ketiga ku belum nikah, aku
nunggu mereka juga Bib."

Keduanya sudah larut dalam rasa yang sama, Tajul yang


terlihat apa adanya dengan perasaan yang sesuai tanpa
kedustaan.

Malam itu Tajul mengirimkan foto gambar yang terlukis


indah, satu pasangan yang sedang duduk ditepian pantai
terlihat perahu berada didepannya.

Dia menuslikan pada gambar itu "Cinta ibarat perahu


besar yang sedang berlayar ditengah samudra, aku
nahkoda yang membawa mu berlayar. Seorang nahkoda

36
Mun’amah76
yang baik adalah yang mampu mengendalikan arah dan
tujuan kemana kapal akan dilabuhkan. Nahkoda yang baik
juga harus terus waspada dan siap siaga menghadapi
segala cuaca serta sudah siap dengan datangnya
gelombang besar dan badai yang akan menghantam, tidak
cuma itu nahkoda pun butuh orang yang mendoakan agar
sampai tujuan, ku harap kamu selalu bisa mendoakan
dalam pelayaran hidup ku."

Sungguh romantisnya Tajul, tulusnya ia mencintai Nunu.

Sudah jelas dari sikap dan cara Tajul memperlakukan


Nunu itu sudah membuktikan bahwa Nunu ratu dalam
kerajaannya.

“Assubhu badaa min tol'atihi wallailu dajaa min wafrotihi,


faa qorrusulaa fadla wa ulaa ahdassubulaa lidalaa latihi.”

terdengar suara Nunu yang membaca buduwwush


shobah, qosidah yang ia lantunkan menandakan usainya ia
membaca dalail.

Nunu orang yang simple, apa adanya, mandiri, dan penuh


kasih tentu dengan sikapnya yang manis itu sangat banyak
orang yang menjadikan ia sebagai teman.

Usai membaca dalail Nunu melihat tulisan tangannya


sendiri yang ada di kitabnya Tajul Arifin El Hajj, nama
yang selalu Nunu tulis saat sela-sela pengajian yang sudah
membuatnya suntuk, wajar namanya ngaji cobaan berat

37
Mun’amah76
bukan hanya ngantuk kadang suntuk pun hadir tanpa
adab.

Tepat pukul 09.30

Waktunya Nunu rebahan seusai sholat dluha dan


membaca dalail, sepupunya Nunu datang menjumpai.

Dua sepupu yang hampir sebaya Alawi dan Nabila, Alawi


lebih tua dari Nunu juga Nabila.

"Ciee... pacaran sama mang haji Tajul? " Pertanyaan Alawi


yang tiba-tiba bikin suasana beda.

Aku senyum mengangguk,.

"Temen pondokmu yah Wi", lanjut ku menanyakan pada


Alawi.

"Iyah betul, dia itu sosok yang kami segani di pondok Nu,
dia tidak banyak berintraksi namun dia faham kondisi.

Kita di pondok panggil dia wali Nu, hahaha." Alawi


tertawa lepas, entah panggilan lucu-lucuan atau ejekan
mungkin memang tingkahnya Tajul yang berbeda dengan
yang lain.

"Dia keren Nu puasanya tiap hari, kali tiap lewat kedepan


kamar nya kitab yang ia pegangi, sampe ada yang bilang
doyan perempuan gak si modelan begitu,. Bahkan temen

38
Mun’amah76
deket ku bilang penasaran sama istrinya nanti,
seberuntung itu dia mendapatkannya."

Cerita serius Alawi sambil mengunyah suguhan yang


Nunu beri.

Mendengar cerita itu Nunu tidaklah merasa puas dan


tidak pula benar-benar bahagia ketika tau karakter
kekasihnya.

Nunu merasa malu, malu dan takut keilmuannya Nunu


yang tak sepadan dengannya, malu dengan nilai ibadah
Nunu yang tak lebih hanya itu-itu saja.

“Tak banyak perkara sunah ku istiqomahi”. Celetuk


Nunu. Nunu menghela nafas.

Sore di hari itu menjadi renungan, pantas kah aku?

Banyak doa dari orang-orang yang menginginkannya


apakah doaku terkalahkan atau memenangkan?.

"Nabila, aku kok jadi Inscure yah sama Tajul?. Nunu


mengutarakan hal yang dari ia gumamkan dalam hati.

"Lah ko gitu Nu, itu perasaan yang salah Nu, justru kamu
harusnya seneng, soal kamu gak sepadan, ya tentu
menurut ku sangatlah sepadan. Kalo kalian gak ada
perbedaan gimana mau unik, datar-datar aja dong
hidupnya. Gak asyik Nu kalo begitu. Jangan terlalu keras

39
Mun’amah76
kalo mikir Nu, lagian ni ya kalo orang cinta itu selalu
nerima, nerima meski pasangannya banyak kekurangan. "

"hahahaha, bisa bae nih kamu Bil, ko aku gak sampe


mikir kesitu ya. "hahaha.” tawa Nunu seolah melepaskan
bebannya.

"Yaiyalah kalo ingin yang sempurna dari segala kebaikan


gak bakal ada dan gak bisalah Nu, kamukan manusia,
kelebihannya ada kekurangan ya..pasti ada juga, begitu
juga ko dengan yang lain. Jadi kalian itu pantas."

"Hahahaha. Udah kaya dokter cinta tingkat senior aja Bil,


penerangannya puooollllll...."

"Iya dong, aku kan sering baca kitab hadist arbain


meskipun itu kitab kecil tapi didalam isi kandungannya
benar-benar menyadarkan. Yang aku inget penerangan di
kitab itu, pangkat tertinggi adalah bagusnya akhlak, nah
kita tinggal laksanain itukan Nu sedikit-sedikit belajar
wkwkwk. "

"Ceileeeeeeh,...mantep sepupu ku ini hahahahaha...."

Nunu mencolek Nabila sambil mentertawakan sikapnya


yang tiba-tiba menyerupai Ustadzah.

"Kamu lebih mantap Nu, sebenernya kamu tau lebih dari


aku, hanya saja kamu terlalu merendahkan diri. Tawadlu
ya gak gitu-gitu amat Nu hahahaha,"

40
Mun’amah76
"Eh, Tajul gak menghubungi mu Nu."

"Enggak Bil, jadwal dia menghubungi ku itu paling


sesudah adzan magrib."

"Woiya lupa, kalo pagi diakan puasa yah Nu, takut


mengandung syahwat jin kali ya, wkwkk."

"Hahaha, dasar si mudasir nyambung ae."

“Eh dua hari lagi nu lebaran idul adha, kamu udah


persiapan Nu?"

"Belum nih, kita otw mall of serang yuk, nyari-nyari apa


gitu."

Keesokan harinya Nunu dan Nabila shoping


mengunjungi mall terdekat, saat Nunu sedang masuk
ketoko pakaian muslimah Nunu terfokus kedua orang
dengan pakaian santri yang sedang membawa belanjaan
yang begitu banyak.

"Nabila liat deh, itu mang santri keren banget deh berdua,
belanjaannya banyak mungkin nganter ibunya atau guru
pondoknya yah. Hahaha lucu tapi, aku syuka liat yang
begitu, tandanya perhatian terhadap sesama." Nunu yang
emang serada receh, apa-apa dia selalu pake perasaan.

"Hahaha... bener Nu, eh itu kali Nu gurunya tuh yang di


belakangnya dari gayanya si seperti bunyai."

41
Mun’amah76
Sudah menjadi kebiasaan mungkin apa-apa mereka selalu
jadikan bahan hiburan termasuk melihat santri tadi.

Setelah muter-muter pilih ini itu Nunu dan Nabila pergi


ke mushola untuk menunaikan sholat ashar.

Setiba di parkiran mall yang dekat dengan mushola Nunu


melihat kembali dua orang santri tadi, dia sedang
memasukan barang belanjaan ke dalam mobil.

"Nabila, itu mamang santri yang tadi loh, ketemu lagi kita
dengan pemandangan indah. Hahaha...."Nunu kembali
retceh.

"Haha.... bener Nu jangan-jangan deh kita jodoh." Timpal


Nabila yang menyukai juga dengan suasana ini.

Keduanya masuk ke mushola dan menunaikan sholat.

Nunu yang sudah terlebih dahulu selesai menunggu


Nabila yang belum saja selesai dengan make-upnya.

Nunu duduk dikursi dekat mushola yang pandangan


kearah parkiran, tiba-tiba Nunu melihat Tajul keluar dari
arah mushola bagian kanan khusus pria, dan masuk ke
mobil yang di isi belanjaan oleh dua santri tadi.

Nunu memutarkan tubuhnya agar tidak terlihat oleh


Tajul.

"Tajul, ada disini. Aku coba chatt dia. "

42
Mun’amah76
"Kamu lagi ngapain bib?. "

"Aku lagi duduk aja nih bibah, kamu lagi dimana.?"

"Aku lagi main di mall of Serang."

"Sekarang banget???, kenapa gak bilang, abib dari tadi


disini nungguin ibu belanja, tapi gak ikut muter ngeliling,
nunggu di mushola sampe beliau beres."

"yaudah hati-hati aja ya, lain kali semoga bertemu Bib."

"Tunggu aja dulu disitu, kebetulan ada yang tertinggal di


mushola. Aku bakal turun lagi dari mobil dan segera
kesana."

Tajul langsung meminta mobilnya untuk di berhentikan,

"Berenti dulu Kang, ada yang ketinggalan di mushola tadi,


tungguin ya Bu,."

Tajul ijin ke ibunya dan segera lari ke arah mall, tidak


langsung menemui Nunu, dia malah tertuju ke arah toko
butik yang sering ibunya beli.

Tajul membeli dua pcs kerudung scarft warna navy dan


salem.

"Bibah, haii...kamu gak bilang tadi liat aku. Kenapa? "

43
Mun’amah76
Suara ngos-ngosannya Tajul yang abis lari-larian dari awal
ia turun dari mobil.

"Ya, aku takut ganggu kamu aja, lagian aku liatnya pas
kamu lagi mau masuk mobil. Kan gak enak, udh mau
pulang juga kan."

"Yaudah masih untung kamu chatt aku segera, aku masih


bisa menemui kamu meski sebentar, ini untuk mu, nanti
pakai kalo kita ketemu lagi, kamu pasti tambah cantik
pake kerudung itu."

“Makasih Bib katanya ada yang ketinggalan di mushola,


dompet atau apa Bib?."

"Hahahaha...iya ketinggalan mau aku bawa sekarang".

"Yaudah cari takut keburu sama orang di ambil."

"Gak bakal bibah, udah aku temukan, yang tertinggal di


mushola itu kamu, kamu yang aku maksud."

"Yaelaaa pak haji.. Cha ae lebaynya. Hahaha." Nunu


merasa lucu atas tingkah Tajul yang seperti serius namun
hanya becanda.

Tajul, menemui Nunu hanya untuk menyapa dan


memanfaatkan kesempatan ini agar tidak disia-siakan.
Sudah tentu buat Nunu, ini adalah hal terindah, Nunu
benar-benar menjadi prioritas utama bagi Tajul.

44
Mun’amah76
Malam itu, alunan takbir dan tahmid dikumandangkan
oleh seluruh umat muslim dari upuk timur hingga barat,
sudah tentu jika malam Aidul Adha diisi dengan kebaikan
maka takan mati hati orang tersebut pada hari dimana
semua hati telah mati. Begitupun dengan nunu, ia selalu
menghidupkan malam itu.

“Allahu akbar, Allahu Akbar Allahuakbar, laaailaha


illalloh huallohuakbar, Allahu Akbar walillahilhamdu.”

Ku lantunkan takbir di jam pertengahan malam seusai


sholat, dua jam sudah berada diatas sajadah terasa pegal
kurasa, ku akhiri takbir, ku lepas mukena dan ku lipat
sejadah yang menghangatkan. Ku rentangkan tangan dan
tidur merebah. melihat layar handphone, sudah ada pesan
masuk.

My hubbi : "Bibah,,, bisakah dua hari dari iedul adha


meluangkan waktu untuk ku? Ada yang mau aku
bicarakan.

Ini yang sekian lama aku inginkan, bertemu menatap


langsung membicarakan tujuan dari hubungan.

20 tahun usiaku, 2 tahun sudah mengenali Tajul kiranya


pantas jika aku memastikan keseriusan hubungan ku
dengannya.

Aku sudah membekali apa yang bakal aku katakan ketika


bertemu dengannya.

45
Mun’amah76
Bulan dzulhijah, tanpa di agendakan menjadi bulan
pertemuan dan kali pertama bertemu di rencanakan.

Tepat pukul 11:40 tiba di lokasi tempat kita bertemu.

Ku pesan dua gelas kopi latte, enam donat khas mokko


yang di depan mall tempat kita ngobrol.

Setelah tanya kabar dan bingung mau apa karena tak biasa
ada di posisi seperti ini, tiba-tiba dia memanggil ku.

"Bibah,."

aku menolehnya.

." Kenapa bib", tanyaku.

"Cantik, kerudungnya beli dimana? "

"Hahahaaa, mulai deh,, pikun si kalo udah tua emang


begitu."

"Hahahaaa, kan nanya, gak tau aku."

"Yaudah yang penting cantik kan. Hahaaa, makasih nih


udah buat aku cantik kerudung yang kamu belikan ini
bagus, aku suka. "

Begitulah mereka tanpa candaan semuanya berasa kurang


lengkap.

46
Mun’amah76
Nunu yang selalu bisa menanggapi obrolan Tajul dengan
asyik.

Di sela-sela Nunu lagi mengecek handphone nya karena


ada pesan dari ibu nya yang menanyakan kapan pulang,
dan berharap jangan terlalu sore. Tajul menyambungkan
obrolannya kembali sebagai tujuan utama mengajak
ketemu bersama Nunu.

"Bibah, mau kan nunggu aku selesai mondok. Aku harap


kamu bersedia untuk menunggu ku sampe aku beres
mondok dan riyadloh ke tanah jawa. Dua tahun lagi, aku
akan menemui mu beserta orang tua mu,."

Aku yang terbawa kesal dan kadang berfikir jelek tentang


tujuan nya kepada ku. apalagi ini yang harus menunda dua
tahun lamanya. Apakah benar iya?

"Udah bib, sekiranya kamu mau riyadloh niatkan saja


mencari Ridlo Allah, jangan jadikan aku beban saat kamu
mencari semuanya. kalo kita berjodoh kita akan bersama,
tapi jika aku duluan bertemu jodoh, maafkan aku."

Dengan lantang Nunu ungkap perkataan itu walau itu


sangatlah berat bahkan nyatanya tidak sanggup
seandainya terjadi. Apakah kamu pantas di tunggu Bib?
Aku bisa saja menunggu, tapi kamu bisa kah untuk
menepati?.

Keraguanku mulai memuncak, hatiku selalu berbisik.

47
Mun’amah76
Ku lihat wajahnya yang memerah bak rebusan udang. Ia
yang punya kulit putih sangat mudah aku fahami ketika
malu atau pun bersedih.

"pokoknya kamu tungguin aku dua tahun,


please...sumpah aku gak bakal menyia-nyiakan", timpalnya
sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengah.

Melihat reaksi dia yang begitu tulus akhirnya aku


mengangguk menyetujui keinginannya.

"Yaudah makan Bib, donatnya kasian gak ada yang


makan,. mubadzir, aku siap menunggumu."

Perkataan ku mengakhiri keseriusan tadi.

Baginya lebaran ied adha adalah hari dimana dia bisa


sarapan, makan siang dan pastinya ngopi rokok-an di
siang bolong.

Perfect, itu yang sering di ungkapkan oleh temen-teman


Nunu mengenai hubungan mereka, adem ayem tanpa
keangkuhan dan keegoisan.

Meskipun Nunu yang selalu marah gak jelas tapi Tajul


selalu bisa meredam dengan bahasa penuh kasih.

Tajul seorang pria penyayang nan sabar, selalu bisa


ngontrol emosi pastinya Tajul juga faham akan situasi
prempuan, yang karakternya kadang gak karu-karuan.

48
Mun’amah76
Dengan sifat baiknya itu Nunu bukan hanya
mencintainya, tapi juga mengaguminya.

Ku beri jadwal alarm dalam handphone pukul 02:30 aku


terbangun, ku lihat layar handphone ada beberapa
panggilan tak terjawab dari Tajul yang juga
membangunkan ku.

Tajul yang sudah terbiasa bangun dalam sepinya malam,


baginya malam adalah waktu ternyaman untuk di pakai
segala macam kegiatan, di waktu malam juga dia bisa
makan dan santap sahur jika sudah melewati setengahnya
malam.

Aku yang ingin sekali bisa seperti dia berusaha untuk bisa
beraktifitas kala malam menyepa, aku tau malam adalah
waktunya malaikat menaburkan futuh dan hanya mereka
yang terbangunlah yang bisa mendapatkan futuh-futuh
itu.

Aku inginkan pasangan yang baik, sudah tentu bagi diriku


ini pun harus sama baik.

Mulai ku tiru segala kebaikan dari Tajul, ketika dia


mampu berpuasa bertahun, aku pun berlatih untuk meng
istiqomahi puasa senin dan kamis.

"Bibah, aku malu ni.. "

49
Mun’amah76
Chatt darinya, aku tersenyum, dengan rasa penasaran
sambil menanyakannya.

"Kenapa bib? "

"Aku malu, barusan pas banget saat aku bangun tidur,


guru ku ibunyai ngasih makanan, yang katanya buat
mamang santri. Aku kira buat santri siapa saja itu. Karena
di pondok sepi masih hari tasyrik ngaji pun libur, aku
makan sendiri pemberian guru ku tadi, laper juga baru
bangun belum makan apa-apa sedari pagi. Selang 15
menit guru ku menanyakan, apakah makanannya sudah di
kasih ke mang santri yang sedang kerja di sawahnya abah
kiyai?."

Whahahaaa... Aku ketawa sambil membalasi kembali

"owalah buat mang santri yang kerja toh, terus kamu


bilang apa bib,?"

"... Aku bingung mau jawab apa, mau di anter


makanannya udah aku habiskan, karena dari pagi aku
tidur aku gak tau mamang santri yang lain pada kesawah
membantu abah kiyai."

Hahahaaa, lucu menurutku sambil membalas chatt pun


tak hentinya tertawa.

Bukan hanya perihal kecil yang Tajul ceritakan,


problematika keluarga pun tak sungkan Tajul ceritakan.

50
Mun’amah76
Menurut Tajul Nunu adalah orang paling tepat untuk
curhat, karena karakter Nunu yang selalu merespon dan
memberi arahan tentu saja membuat Tajul semakin ingin
memiliki.

Tajul sudah benar-benar ada di titik nyaman bersama


Nunu.

Sempurna... Itu menurut sudut pandang teman-teman


Nunu kala berkomentar soal hubungan asmaranya dengan
Tajul.

Banyak sekali yang mengidolakan hubungan mereka,


bahkan mereka berdua sering di sebut-sebut oleh orang
lain untuk mencontohkan hubungan yang baik.

Derrtdeeert derrt deertt... Getar handphone ku yang di


padu musik bunyi berulang kali. tanda jam dua malam,
jadwal ku mengisi sepi.

Indah, ucapku seusai berwudlu sambil membawa mukena


yang akan aku pakai.

Satu jam lewat dua puluh menit selesai kegiatan ku,.Ku


tatapi handphone, ingin ku kabari dirinya karena aku tau
di jam segini dia pun tidak sedang tidur.

Namun, aku tak mau mengganggunya.

Lanjut ku tutup pintu kamar yang bertujuan meneruskan


mimpi ku yang tertunda alias melanjutkan tidur.

51
Mun’amah76
"Nunu, tidur lagi tah,?

Ibu yang mendengar suara kunci pintu dari kamar ku


memberikan teriakan.

"Aneh,, kenapa mesti setelah bangun tidur, ngantuk


kembali Nu? Ibarat orang yang sudah kenyang setelah
makan, ia bilang lapar." lanjut Ibu.

Nunu mendengarkannya, tersenyum sambil meluruskan


selimut yang belum pas di badannya.

Iya benar kata Ibu, mungkin itulah Nunu, yang sedikit


malas-malasan gak bisa menahan rasa selalu kalah oleh
nafsu.

Tapi, cita-cita Nunu tak jauh dari yang di contohkan oleh


Ibunya, kala jam sudah masuk pertengahan malam 00:00
ibunya Nunu isiqomah bangun hingga subuh menyapa,
dan siang menjumpa.

Tanpa bilang ngantuk, tanpa bilang lelah,.

Nunu tentu sudah hafal sekali jadwal ibunya tiap hari,.

Kala subuh datang, ibu Nunu membangunkan anak-


anaknya untuk melaksanakan jamaah yang ibu sendiri
imamnya dengan membiasakan membaca surat panjang
didalam sholat.

52
Mun’amah76
Nunu sering sekali bilang pada ibu seusai sholat, kalo
nanti besok-besok jangan terlalu lama dalam bacaan
sholatnya.

"Bu.. Jangan panjang-panjang baca suratnya nanti kalo


jamaah bu.. Makruh loh bu."

Entah kepolosan Nunu atau kemalasan ia yang berani


komentar seperti itu.

Ibu Nunu cukup tersenyum melanjutkan doa dan


wiridnya.

Karena sering nya membaca surat panjang yasin misalnya,


kadang Nunu bangun akhiran dan berlama-lamaan di
kamar mandi, Nunu berniatkan untuk ma'mum masbuk
agar tidak terlalu lama sholat.

Padahal, Nunu sendiri menyadari inti dari jamaah surat


panjang, yang mana ibu sedang melatih anak-anaknya agar
terbiasa dan mampu bertahan lama dalam beribadah
memasrahkan diri pada sang ilahi.

Assalamualaikum, terdengar suara tamu.

Waalaykumussalam.. Ku buka pintu dan ternyata ada satu


keluarga lengkap ayah, ibu, anak diantaranya.

Saya hafal sekali beliau siapa, kiyai Marzuki, kiyai yang


sekarang meneruskan pondok peninggal orang tuanya
yang benar-benar masyhur ke shalafannya.

53
Mun’amah76
Aku masuk kamar, tanpa ikut campur dalam penghadiran
beliau karena mungkin ini hanya mencangkup orang tua
ku saja.

Magrib jelang isya setelah perpulangan kiyai Marzuki, ibu


menemui ku beliau menceritakan tujuan kiyai Marzuki
yang meminta agar aku mau menikah dengan anak ke
tiganya.

"Gimana? Nunu bersedia, tanya Ibu santai. Sambil


memutarkan tasbih di tangannya.

"Nggak Bu, saya gak mau."

“Loh, kenapa?.. Ibu setuju-setuju aja kalo Nunu


menerima anaknya yai marzuki, sudah ternilai pun ibu
bersyukur dengan keadaan kita yang minim ilmu, keadaan
kita yang minim harta, keadaan kita yang jelek akhlak.
Kenapa mesti gak mau Nu.”

"iya bu,. tapi aku tau Bu, sifat dari anaknya beliau itu.
Karakternya aku gak suka Bu.”

Memang dia pintar, anak yai, tapi gak suka dengan dia
yang ngerasa derajatnya di atas itu, kadang dia semena-
mena berucap dan bertindak, mungkin dengan seringnya
dia disalami dicium tangan oleh santrinya, dia selalu
merasa paling benar dan paling memiliki kedudukan.
Dengan kebiasaan seperti di hormat santri dari bapaknya
itu sampai terbawa meski itu di luar area tempat dia

54
Mun’amah76
berada. Aku pernah menyaksikan tingkahnya yang sangat
sombong. Waktu itu di supermarket entah apa yang
awalnya terjadi aku lihat dia melempar uang ke santrinya
yang habis belanja keperluan untuk anak kiyai Marzuki
itu, mungkin ada yang salah dibeli sampai melemparnya.’’

Ibu masih dengan santai bertasbih sambil mendengarkan


penjelasan penolakan ku.

"Yaudah, sekarang gini aja ibu pengen tau pria mana yang
kamu anggap baik, ibu minta namanya buat meng
istikhorohi."

Dengan rasa malu aku menuliskan nama nya Tajul Arifin


untuk di setor ke ibu.

Keesokan harinya ibu dan bapak ku sowan ke guru sepuh


yang masih satu wilayah dengan ku, pandeglang.

Kedua orang tua ku sowan dengan tujuan ingin di bantu


untuk mengistikhorohi nama yang anaknya tulis.

Sambil duduk santai sembari menunggu magrib.

"Hasilnya kurang bagus Nu," kata ibu yang tiba-tiba ada


di belakang ku.

"Bukan gak bagus hanya kurang bagus, Abah yai pun


bilang hanya akan menjadi fitnah dalam hubungan mu,
kamu tau makna fitnah Nu?, mungkin bukan dari kalian
berdua, bisa jadi ada hal yang menjadikan hubungan ini

55
Mun’amah76
rusak dan nanti menjadikan mu runtuh, ibarat kita
mengendarai mobil, sudah kita pastikan mobil itu sehat,
mesin bagus bensin cukup, sang pengendara pun
konsentrasi dengan perjalanan, tapi jika sudah harus nya
rusak, mobil itu ada yang menabrak dan rusaklah mobil
itu. Kalian berdua serasi tapi entah perkara apa nanti yang
bakal menjadikan fitnah. Berdoa saja Nu yang terbaik tapi
jangan berharap banyak, Ibu doa kan kalo berjodoh kalian
maslahat dunia akhirat. Ibu doakan yang terbaik untuk
mu."

Tutup Ibu dan meninggalkan ku.

Aku yang sedari awal duduk, semakin lupa dengan posisi,


enggan untuk beranjak meski magrib sudah tiba.

Aku renungkan aku fikir dalam-dalam, bagian mana yang


fitnah?

Tersentuh, lemah dan takut. namun, kembali ke kata


hanya kurang. Bukan berarti tidak baik, aku bersemangat
kembali untuk bisa hidup bersama dengannya.

Tak berlama-lama di rumah Nunu memutuskan untuk


kembali ke pesantren.

Seperti biasa hari-harinya selalu bergelut dengan huruf,


tak pernah henti berpapasan dengan ayat al qur'an.

56
Mun’amah76
Pagi itu dimana Nunu ikut daftar ngantri setor hafalannya
ke bunyai.

Nunu yang menyiapkan 100% konsentrasinya agar tak


ada satu pun ayat yang salah saat di lafalkan.

Setelah tujuh orang dari antrian akhir, sekarang bagian


Nunu yang maju ke ruang hafalan.

Seperti biasa Nunu memberi salam dan menciumi tangan


Ibunyai lanjut ke menghafal hingga akhir usai.

Disaat Nunu mau meninggalkan tempat duduknya,


bunyainya bilang, hari senin besok Nunu di suruh tasmi'
hafalan Qur’anya.".

Tasm'i, yang mana Nunu harus menghafalkan qur'an di


depan bunyai dan semua teman-temannya dengan secara
mutqin, jelas tanpa mogok atau lupa dengan hafalannya.

Nunu menghitung hari ini menuju ke hari senin, dan itu


hanya tersisa empat hari menuju tasmi'

"Bismillah Nu insyaalloh, meskipun belum siap, disiapin


aja, bunyai bilang begitu mungkin beliau tau aku bisa,
ya..walaupun sekarang masih jauh dari kata mutqin, " isi
hati Nunu seolah mempersiapkan kepedeannya untuk
hafalan yang bakal di dengar oleh semuanya.

✶✶✶

57
Mun’amah76

GUGUR SEBELUM BERBUNGA

Waktu sisa satu malam lagi Nunu terus mengulang-ulang


hafalannya karena sebentar lagi wishuda tasmi.

malam adalah tempat ternyaman untuk murojaah tak


pernah ia tinggalkan, di malam itu Nunu terbangun bukan
karena alarm melainkan mimpi bertemu dengan Tajul.
Nunu berdiri sembari mengatakan dalam hati semoga
tidak terjadi apa-apa, ia lanjut pergi mengambil wudhu,
namun gelisah tetap menemuinya, batinnya bertanya-
tanya akan ada apa di balik mimpi itu.

58
Mun’amah76
Ingin rasanya Nunu membangunkan Maula untuk
menceritakan mimpi yang menghantuinya namun Nunu
tahan agar tidak sampe terucap, karena mimpi buruk tak
mesti diceritakan cukup di tafsirkan dengan kebaikan.

"ya Alloh tolong hamba, semoga mimpi ini tidak ada


kejelekan di dalamnya, mimpi yang aku saksikan terlalu
takut untuk kehilangannya, jaga ia agar kami tetap
berjodoh."

Nunu berdoa mengkhususkan fatihah untuk


hubungannya, terulang-ulang adegan dalam mimpi itu
memenuhi fikirannya Nunu, Tajul yang memakai pakaian
baru, dan bertanya ke semua teman-temannya apakah
pakaian baru yang ia pake pantas untuk ia kenakan, Nunu
melihat itu dengan jalas, setelah melihatnya Nunu pergi
dan melangkah kan kaki, di tengah perjalanan sendal
Nunu terputus Nunu membawa sendal itu ke kamar
mandi, Nunu cuci sendal itu dalam keadaan rusak. Mimpi
itulah yang bikin Nunu heran.

Mimpi Tajul berpakaian baru dan sendal Nunu, alatnya


untuk berjalan rusak. Apakah menandakan ada kehidupan
baru selain Nunu untuk Tajul. Apakah perjalanan Nunu
selama ini akan berhenti karena sendal nya rusak, dan tak
bisa lagi digunakan.

Sampai pagi tiba pun Nunu tetap menahan semuanya,


kesedihan mulai ia rasakan, namun teringat dan terikat

59
Mun’amah76
oleh waktu Nunu harus kuat dan harus bisa menjalankan
tasmi untuk hari itu.

"Braaaaaghhhh... Nunu memeluk temannya Maula,.

Kenapa nu? Tanya Maula kaget.

"Aku udzuuuuuuur,."

Hah?? Serius Nu?. Gak jadi dong tasmi'nya?.

"Yaiya sekarang gak jadi, tapi tetep minggu setelah aku


suci dari haid lanjut bertasmi."

Jawab Nunu sambil senyum tipis.

“Ini dari siapa Maula, makanan di kobong banyak


banget?.”

“Oowh itu, dari teh nada dia baru saja di jenguk orang
tuanya.”

“Owalah,. asyik nih rizki anak sholeh dari pagi ngafal


nyampe kobong ada makanan”. Canda Nunu.

Selang beberapa menit, Nada mengajak Nunu dan Maula


ke saung gajebo yang di depan pondok tempat
penjengukan wali santri.

60
Mun’amah76
“Eh, mama ku bawa handphone loh, kalian mau ikutan
buka facebook, instagram, kan udah lama enggak buka
takut buat ngobatin stres wkwkwk”. Rayu Nada.

Sebari makan makanan dari mamanya Nada, kita gantian


ikut buka akun medsos di handphonenya.

Inayah Arifin mulai mengikuti anda. Notif paling atas


yang Nunu baca.

“Arifin,? Nama dia, kenapa ada di nama cewek yang nge


follow aku?”

Tanpa lama Nunu langsung mengecek profilnya,.

Jelas sekali,. Di sana ada foto pria indah rupawan, kulit


putih berbadan tinggi yang sangat tak asing di liat Nunu.

Nunu meneruskan scrol layar untuk lebih jelas lagi


mengetahui tentangnya, dan lagi-lagi ada foto yang
bertulisan keterangan calon imam, terlihat indah melihat
foto itu, namun ini sangat menyakitkan.

Laki-laki yang selama ini dia kagumi, laki-laki yang


berjanji akan menikahi, laki-laki yang selama ini
mengajarkan dia segala macam hal tentang pengabdiannya
pada Robbi, kini.., berada di tangan orang lain.

Nunu langsung ke kamar, ia berfikiran tidak mungkin


orang yang isengan atau dia pacar barunya Tajul? Sudah
pasti dia calonnya.

61
Mun’amah76
Kekuatan meyakini dia bukan pacarnya sudah Nunu
duga, cewek itu calon atau bentar lagi mau menikah dan
meninggalkan Nunu?

Nunu menahan air mata, tetap berusaha tenang. Namun,,


saat Nunu menceritakannya pada Maula dan teman yang
di kamar pun ikut menyimak, yang awalnya Nunu tegar
tiba-tiba suaranya tak mampu lagi untuk menceritakan,
Nunu menangis,. Tangis Nunu semakin menjadi sampai
seisi kamar ikut menangis dan memeluknya satu persatu.

"Sabar Nu, sabar..

Gak nyangka banget kalo itu benar Nu, mang Tajul kan
cinta banget sama kamu Nu,.

Coba kamu tanyakan apa benar dia setega itu?" Tegas


Maula.

"Aku pulang aja kali ya, aku gak kuat ingin rasanya aku
mencabik-cabik mukanya setega itu dia sama aku?..
Hahaha."

Sembari nangis tapi ada ketawanya, mungin Nunu


mentertawakan begitu labilnya dia, sampai mau mencabik,
ya gak mungkin juga kan? Tau sendiri Nunu jaimnya gak
ketulungan.

Jika menurutnya tak layak dia gak bakal lakukan meskipun


dia menginginkan.

62
Mun’amah76
Bilang rindu, sayang dan segala macem pun belum pernah
Nunu ungkapkan pada Tajul, Nunu hanya ada di dataran
rendah soal dunia per alay-an. Tidak begitu romantis tidak
manja seperti cewek pada umumnya, menurut dia itu hal
yang belum harusnya di lakukan. Sangat gengsi untuk
Nunu karena kalau dia gak jadi istrinya maka sikap jelek
Nunu akan membekas di orang tersebut dan itu garis
merah bagi Nunu.

Nunu pulang dengan rasa kesal sedih dan kecewa,.

Tiba di rumah dia mengaktifkan handphonenya,. Bikin


status singkat yang sengaja memberi kode pada Tajul
bahwa ia sedang aktif/online.

Dua menit dari mengetik status panggilan video call


masuk dari Tajul.

Dia video call dalam keadaan ilfil dan marah, mana mau
Nunu angkat.

Terus menerus Tajul melakulan panggilan video call itu


sampai ia mengirimkan pesan.

"Angkat Nu, sebentar aja. "

Karena Nunu penasaran dengan hal yang ia liat di akun


medos itu, Nunu angkat telpon Tajul tanpa basa basi
Nunu langsung menanyakan wanita itu siapa.

"Inayah siapa? "Nunu tahan kemarahannya.

63
Mun’amah76
"Kamu kenal, Nu??"..

"Lah, kamu yang kenal kenapa nanyain ke aku!"

Nunu Masih menahan kekesalannya pada Tajul.

Mereka berdua terdiam,

Pada akhir nya Tajul berbicara dan menjelaskan yang


terjadi.

"Iya dia itu cewek yang melamar ku bulan kemaren, tanpa


sepengetahuan ku, ibu yang menerimanya Nu, seperti
yang sudah-sudah. Seperti kakak-kakak ku yang lain,
mereka nasibnya sama dengan ku. Hal ini abah selaku
kepala rumah tangga saja tidak mengetahuinya, posisi aku
sedang di pondok gak tau awalnya gimana, seminggu
sebelum rencana pertunangan, ibu menyuruh ku pulang
setiba di rumah semua keluarga kumpul me-
musyawahkan pertunangan ku. tentu aku marah aku gak
sependapat dengan ibu ku Nu,.

Aku menolaknya, aku bilang tidak akan menerima


keputusan ibu, dengan keegoisan ibu sampai ia rela bicara
pada ku untuk keluar dari rumah, sampai ia mengatakan
jika aku tak menurutinya maka semua bangunan pondok
yang selama ini sedang berlangsung di bangun untuk ku
akan ibu berhentikan dan menjual semua alat dan bahan
yang telah di sediakan untuk rumah dan pondok itu.

64
Mun’amah76
Sampai tega mengeluarkan kata-kata yang tak selayaknya
di ucap. "Silahkan pergi mondok, ibu gak akan memberi
sepersen pun uang agar kamu menyadari gimana
pentingnya orang tua”.

Malam itu aku pergi Nu, pergi menemui kaka ku yang


pertama, bersandar kepundaknya menceritakan
kekejaman ibu padaku yang tak pantas di lakukan
terhadap anaknya senndiri, beginilah nasib aku yang dari
kecil di tinggal ibu kandung, menemukan ibu sambung
namun tak sejalan.

Abah ku sudah cukup tua, beliau tidak banyak


berkomentar terkadang semua hal keduaniaan selalu
manut ibu."

malam itu menjadi malam kekecewaan ku,.

Lantas apa Nu yang harus aku lakukan."Aku sayang


kamu, semua masa indah ku terukir dengan mu, aku
mengenali mu cukup lama, aku yang kamu ingin kan
bibah bukan dia."

Suara tangis Tajul keluar.

"Aku gak mau lagi dengar penjelasan mu, bagaimana pun


kamu telah menerima perempuan itu. Aku tutup
telponnya,. Masih ada kerjaan, maaf."

65
Mun’amah76
"Tunggu Nu, justru aku menolak semua ini, aku tolak
cewek itu aku ceritakan tentang kamu langsung ke cewek
itu bahwa aku sudah punya kamu, dia tau media sosial
akun kamu dari aku, aku tunjukan bahwa aku benar-benar
memiliki kamu. Semuanya belum berakhir Nu."

Malam yang sunyi, ku tutup kedua mata ku, batin ku


seraya meminta untuk melupakan hal yang berat lewat
tidur malam ku.

Baru saja lima belas menit tertidur Tajul menelpon ku


kembali, tak sempat ku angkat, dan meninggalkan pesan
untuk ku.

"Aku pergi dari rumah Nu. Biar semua sadar bahwa aku
tak bahagia. Akan ku langkahkan kaki ku kemanapun
meski tujuan ku tak berarah."

Ku baca pesan itu, dan hanya ku pandangi, tidak ada


niatan untuk membalas karena pengkhianatan tak bisa di
permainkan.

Hati ku hancur dan tak bisa utuh kembali.

Namun siapa sangka Tajul kembali menelpon ku lagi.

Ku angkat dengan hati yang berat.

"Nu, bantu berfikir, bagaimana agar kita bisa bersama"

66
Mun’amah76
Suara Tajul terisak, dan aku hanya terdiam pelan-pelan
menegarkan rasa yang begitu dalam.

"Aku tadi siang bicara kembali kepada ibu bahwa aku


tidak mau menyetujui perjodohan ku, aku heran sama ibu
harus pake cara apa lagi untuk menolaknya"

Isakan Tajul semakin jelas di telinga ku. Ingin ku abaikan


semua pembicaraannya namun batin ku menolak, aku ikut
berbicara.

"Gak usah galau-galau begitu, Terima saja." ucapku pelan


geregetan.

Nunu masih merasa tidak diperjuangkan, entah


bagaimana menurut Nunu, Tajul terlalu telat dengan
semuanya, telat mengenalkan Nunu pada keluarga, sampai
keluarga mengira Tajul tidak punya wanita pujaan.

"Gak terima-terima aja Nu, Ibu ku itu egois tak mau


mengerti perasaan ku, sudah ku bilang pada abah agar
abah meceraikannya, semua kakak-kakak ku menyetujui
hal itu, banyak sekali kelakuan dia yang tak sejalan. Aku
heran terbuat dari apa sampai hatinya tak mau mengerti
perasaan orang. Perilaku Ibu sudah tak sewajarnya, kami
sering selisih faham namun dia tetap menang dalam ke
egoisan. Kamu masih ingatkah cerita ku tiga tahun yang
lalu, yang di jodohkan juga dengan tetangga kampung ku,
aku yang di pondok tak tau apa-apa tiba-tiba ada tiga

67
Mun’amah76
mobil bertamu untuk menanyakan waktu, kapan akan
menikahi putrinya itu.

Ku tanyakan tentang itu pada abah, abah pun kaget dan


tidak menyepakati perjanjian itu.Ternyata ibu yang
menerima tawaran saat tetangga ku meminta agar aku jadi
calon suami anaknya, Ibu ku yang bilang tunggu dua
tahun lagi, nanti keluarga disini akan siap, karena dua
tahun itu waktunya aku wisuda di pondok. Ibu yang
menjajikan. Wajar jika kedatangan mereka menagih
omongan ibu.

Saking malunya abah kepada keluarga tetangga ku itu,


akhirnya perempuan itu abah nika kan dengan sepupu ku.

Aku lelah nu,.. Harus ku ulangi ini lagi, harus ku debat


hebat aku tak inginkan pisah dengan mu, akupun tak rela
jika kamu bersedih karena ini."

Aku terdiam, otak ku tak berjalan.

Cukup ku dengarkan keluh kesahnya.

Ingin kulanjutkan tidur malam ku namun apalah,


bayangnya semakin mendekat tak bisa ku paksa untuk
memejamkan mata.

Ku langkahkan kaki, ku baca kitab yang tertata di lemari.

Jauhar maknun kitab yang selalu ku temui kala mood ku


acak membantah.

68
Mun’amah76
Terhibur dengan penjelasan rangkaian kata dikitab itu,
membuka di bagian fashol isnad majaz aqli saja aku
tertawa, kalimatnya tidak valid namun ada hubungan.

َ‫ام نَ َهارَ َزيْد‬


ََ ‫ص‬
َ

Pada contoh ini fiilnya adalah ‫صا َم‬


َ sedangkan musnad
ilaihnya adalah ‫زيْد َن َهار‬.
َ Penyandaran ini adalah
penyandaran secara majazi, karena fi'il disandarkan
kepada musnad ilaih yang bukan aslinya yaitu ‫زيْد َن َهار‬.
َ
Secara akal pasti tidak mungkin yang berpuasa adalah
waktu siang. Betulkan?? karena pelaku puasa adalah zaed
tidak mungkin waktu.

terbuai, tertawa dan ini bahagia.

Ku baca bagian bawahnya Qorinah ma'nawiyah,


ungkapan yang bukan makna haqiqi.

‫حمبتك جائت يب اليك أي جائت بني نفسي اليك حملبتك أي جئت حملبتك‬

Kecintaan padamu telah mendatangkan ku padamu.

Qarīnah-nya: mustahil mendatangi rasa cinta oleh


manusia sendiri, hakikatnya Alloh.

kalam-kalamnya sungguhan menghibur, bervariasi juga


fasih.

69
Mun’amah76
Beban fikiran sudah ringan ku rasa, fikiran ku tak terlalu
kacau, ku coba menutupi mata beristirahat dengan dunia
sementara.

Tiga hari sudah Nunu berada di rumah, sejak kemarin


memutuskan pulang karena tak tahannya memikul luka.

Pagi itu dia berangkat kembali ke pesantren karena masih


banyak tugas yang harus Nunu selesaikan terlebih
tasmi'nya itu.

"Aku harus ke pondok, jangan sampai aku lemah, tetap


fokus pada cita-citaku, meski cita dalam cintaku telah
hilang, tegas Nunu sambil menegakan badannya.

Tiba di pondok,.

"Gimana Nu, apa alasan Tajul menyakiti mu."

Maula mengeluarkan muka kesalnya seolah Tajul tawanan


untuknya.

Nunu menjawab dengan tegar dan biasa-biasa saja seolah


itu bukan masalah.

"Jadi dia itu di jodohkan oleh ibu tirinya,. Dia sempat


menolak, dia juga minta pendapat kepada ku harus
bagaimana,. Aku jawab gak ada alasan lagi dan gak harus
gimana Ul, aku kan enggak punya banyak hak untuk dia,
posisi aku bukan siapa-siapa di banding Ibunya itu.

70
Mun’amah76
Dia di lamar Ul,. Beruntung sekali cewek itu dengan
mudah bisa menggenggamnya.

Ya Allah Nu sabar, ko mang Tajul gitu banget ya Nu?.

Terbawa suasana, air mata mulai membasahi pipi Nunu,


hingga membuat teman sekamarnya ikut menangis dan
memeluknya.

Setegar-tegarnya Nunu begitu sudah masuk ke fase bagian


dalam tak bisa lagi untuk menguat-nguatkan, tak bisa di
pungkiri jika hati sudah terlukai.

"Cowok kok makan hasil buruan, cowok tuh harusnya


berburu."

Sambung nada yang menyaksikan tangisan Nunu yang


semakin menjadi.

Subuh esoknya , Nunu sudah mulai memurojaahi


qur'annya.

Ingat bahwa kamis tugasnya ia melaksanakan


kewajibannya untuk tasmi'.

"Bismillah fokus." paksa Nunu terhadap dirinya.

Nunu mulai membaca fatihah lanjut ke ayat-ayat berikut


nya.

71
Mun’amah76
Sampai lembar ketiga,. Nunu terhenti dan ingat apa yang
telah terjadi. Bayangan tajul masih ada Nunu menghela
nafas, saat menoleh ke arah kiri terlihat temannya yang
mau menghampiri.

"kuat Nu, ini cobaan kita sebagai penghafal qur'an aja Nu,
emang begitu tiap kali mau ganti juz atau mau tasmi'
seorang penghafal Qur'an selalu di kasih cobaan Nu.

Kamu beresin aja ini, siapa tau setelah semuanya


rampung, masalah mu juga ikut rampung. Yang tadinya
dia dengan orang lain bisa saja ada di dekap mu kembali..
Inget Nu, ini cobaan mengaji.’’

Nunu tersenyum sambil menelaah dalam fikirannya,

“Emang bener yah? Cobaan selalu ada buat penghafal


qur'an? Lah lelucon semua orang juga tentunya di coba."

Bisikan hati Nunu sampai mengeluarkan tawa ringan di


hadapan temannya itu.

"Iya, aku kuat ko,. Aku udah gak sedih lagi, ini udah hari
ke sembilan masa belum move on, kata Nunu
meyakinkan kepada temannya itu." Saat temannya pergi
Nunu berusaha meyakinkan dirinya bahwa dengan
keadaan ini pun di mampu. Karena jam sudah
menunjukan jam11:00 siang Nunu mengistirahatkan
badannya dengan tidur qailulah.

72
Mun’amah76
"KUAT... Bismillah, Nunu bisa,. Bahagia gak hanya
tentang dia saja, toh kalo sekarang ada yang bawain
makan di situasi laper gini aku senang, kalo siang ini Ibu
kirim aku uang jajan aku juga senang, kenapa mesti
mikirin kebahagiaan yang di nanti yang belum tentu juga
nanti bahagia apa enggk sama dia.... Ya Allah Nunu,,
anehh baangeeet bisa-bisanya melow karena keingetan
dia.”Nunu ucapkan itu saat membuka mata dari tidur
siangnya.

Nunu langsung kekamar mandi wudhu karena ia belum


menunaikan sholat dzuhur.

."Kuluhum..., teteh-teteh kulhuum...mangga silahkan di


makan untuk semua nya" (Kuluhum, makanan yang di
bawa santri saat datang ke pondok untuk di bagi, red.).

"Kulhuuum.. Kulhum" Teriakan teteh santri dari kobong


sebelah yang Nunu dengar saat berdoa wirid seusai sholat.

Semua pada menghampiri suara kuluhum tersebut


begitupun Nunu yang cepat-cepat menyelasikan doanya
dan langsung ngadep ke makanan kuluhum tadi.

"Ya Alloh ini ni'mat begini, lagi laper-lapernya ada


kuluhum, masyaalloh ni'mat mana lagi yang kamu
sedihkan"

kata-kata Nunu bikin orang-orang yang ikut makan


tetawa .

73
Mun’amah76
Dari hal-hal kecil itu saja semua masalah cepat terlupakan
dengan didasari oleh rasa syukur.

Dikalangan keluarga Nunu yang terdidik agamanya tidak


ada satupun kaka dari dia yang dekat dengan laki-laki yang
setatus pacaran, hanya Nunu dan diapun berniat bukan
untuk main-main melainkan ingin sampai ketitik halal
bersamanya.

Wajar jika Nunu sedikit terpuruk karena dari sekian


banyaknya cowok yang ingin mendapatkan nya, hanya
pada Tajullah hati tulusnya ia berikan, seseorang yang
Nunu cintai, seseorang yang Nunu idolakan dari mulai
kulit bersih hidung mancung pakaian rapih sampai
kecerdasannya, namun takdir berkata lain meskipun dua
sejoli Nunu dan Tajul sangat serasi apalah daya jika
tangan tuhan yang atur segala atraksi.

Tidak ada satu perkara yang tidak mengandung hikmah di


dalamnya, Nunu tetap percaya itu meskipun jalan yang ia
tempuhi salah menurut agama memberi hati kepada yang
belum resmi dan bertemu dengan selain mahrom, namun
semua kesalahan bisa menjadikan jalan menuju kebaikan
karena hidayah itu ada dan tak tau kapan datangnya,
dengan maha baiknya Alloh hidayah akan menghampiri
orang yang Allah kehendaki tanpa melihat sisi.

Nu, November bulan besok nanti kamu boyong Nu,


cieeee.. Dateng ke rumah ada yang lamar Nu.

74
Mun’amah76
Becandanya teh haji Anisa, dan diamini seisi kobong.

Aamiiiin....... Seindonesia bilang aamminnnn teh Nunu,


semangat.

Hahahaha.. Nunu tertawa lepas dan ia mengamini doanya.

"iya aamiin, doa kalian akan cepat di kabul."

Malam sepi.

Di malam itu, Nunu duduk merenung, bukan meratapi


hidupnya namun ia bersimpuh berserah diri pada
Tuhannya.

Sholat tobat yang ia lakukan sehabis putus dari


hubungannya.

Nunu sadar, mungkin sungguh tidak logis, semua hari-


harinya hanya tentang merindu,. Semua waktunya hanya

75
Mun’amah76
harapan yang tak terasa telah melakukan ke thoma'an
mengharap bahagia datang dari manusia tanpa nenyadari
Tuhannya tak sering ia puja.

Tak semua yang kita kerjakan hasilnya mulus 100%


namun tidaklah dianggap masalah jika itu tidak
menghabiskan waktu. Dikatakan rugi ketika hancur tapi
lambat memperbaiki, karena waktu adalah hembusan
nafas sumber dari tuhan yang terbatas.

Malam itu, jam 03.00 Nunu teringat kembali pada Tajul,


namun kali ini bukan tentang rasa, ia sangat berterima
kasih telah di pertemukan dengan Tajul.

"Aku bisa merasakan ni'matnya malam, sepinya malam


yang ku ramaikan meski hanya dengan lantunan satu dari
ayat Qur’an.

Tak pernah ku biarkan malam ku pergi begitu saja ku


kerjakan meski hanya satu rokaat witir. Begitupun kala
malam Senin dan Kamis, bisa menikmati enaknya sahur
di malam itu,. Aku cukup meniru dia tanpa harus
memiliki, meskipun puasa ku tak berhari-hari setidaknya
aku punya waktu untuk itu, "Tahap belajar wajar lah dikit-
dikit" jawab Nunu meluruskan renungannya. “Aku
bahagia". Ucap Nunu dan senyumnya hadir merekah
indah.

November, dimana hari itu Nunu boyong dari


pondoknya sehabis masa belajar yang 6 tahun dia duduki.

76
Mun’amah76
Sebelum Nunu meninggalkan pondok itu Nunu matur
ngadep Ibunyai salah satu pengajar sekaligus pendiri
pondoknya.

"Assalamualaikum.."

"Wa'alaykumussalam, silahkan masuk", bunyai


menyambut Nunu dan mempersilahkan untuk masuk.

"Nunu minta maaf selama enam tahun di sini, tidak taat


banyak merpoti dan Nunu gak bisa bales jasa ibu, Nunu
minta maaf dan terimakasih atas semuanya bu."

Nunu menundukan arah pandangnya sambil menangis,


sudah tentu sedih yang di rasakan santri saat akan pamit
dari pondoknya. Apalagi mau berpisah dengan Ibunyai
yang sosoknya selalu menirukan akhlak baik sudah tentu
banyak manfaat dari itu,.

"Sama-sama Nu, ibu juga minta maaf, disini kamu hanya


ibu kerjakan saja, nyapu, ngepel, segala macamlah, tanpa
ibu kasih apa-apa."

Tangis Nunu semakin menjadi, bagaimana tidak, ucapan


yang Ibunyai nya ungkap adalah sebuah ke tawadluan nya
beliau. Ibunyai bilang hanya di suruh kerja? padahal itu
hanya piket-an biasa yang gak sama sekali memberat
kan,ibu nyai bilang tidak ngasih apa-apa? Lantas? Selama
enam tahun disini siapa yang mengajari

77
Mun’amah76
Dari mulai pagi, siang, hingga malam.., kami majlisan
selalu sama ibu. Terlebih dengan akhlak yang ia pake,
Ibunyai selalu bilang maaf saat memulai meminta tolong,
dan mengakhiri yang dengan bukan hanya kata
terimakasih, Ibu selalu bilang maaf Ibu suruh-suruh yah,
waktu kalian udah Ibu pake, mangga silahkan tadarus lagi
lancarkan hafalannya.

Ibu luar biasa tak salah dia memimpin pondok, dari


kealiman hingga tingkat tawadlu dan ke apa adanya-an lah
yang pantas untuk dijuluki Ibunyai.

Saat berada dihadapan bunyai memory Nunu seolah


terbuka, semua mengingatkan tentang sang gurunya itu.

Nunu teringat bagaimana ketika santri yang ibu anggap


anak, kala ibu punya makanan ibu selalu bagi yang tidak
sekedar membagi, ibu merintah satu santri untuk
menghitung jumlah seluruh santri, dengan tahu jumlah
ibu bisa mengetahui dan memastikan makanan yang ibu
bagi semua mendapatkan.

Dengan kerendah hatian beliau juga ibu selalu berkata


indah, santun dan selalu melukis kenangan mewah,.

Ibu yang tak pernah menganggap dirinya sebagai atasan


dari santri.

Ibu yang mengajari tabah kala tertimpa musibah walau


saat darurat yang ibu ajarkan tentang kuat.

78
Mun’amah76
Bukan kata-kata atau dalil yang ibu berikan melainkan
kami semua menyaksikan bagaimana cara praktik hidup
dalam kesehariannya ibu, pernah kala itu ibu difitnah oleh
salah satu tetangga nya panggil saja tante Lin, ibu di hujat
terus-terusan yang mana tante Lin benci dan dendam
karena laki-laki yang anaknya idamkan melamar putra
sulung Ibunyai, dengan di gosipkan ini itu agar derajat ibu
turun, digosipkan nerima lamaran itu karena harta, bilang
ke masyarakat Ibu sering minta uang dan segala
macamnya ke laki-laki yang melamar itu, tante Lin juga
bilang Ibu menginginkan jadwal pengajian di masyarakat
cukup Ibu saja yang mengajar tanpa harus selingan
dengan Bunyai-bunyai lain, yang padahal omongan itu
hanya fitnah,

Mana mungkin bisa ibu mengisi pengajian di seluruh


majlis ta'lim santrinya aja yang dengan jumlah banyak
kadang beberapa orang di antaranya tidak sempat bisa
setor hafalan karena terdesak nya oleh waktu. Kadang
dengan rasa kasihannya sama santri ibu istirahat hanya
untuk sholat dzuhur dan lanjut lagi menyimak hafalan
para santri.

Omongan tante Lin itu menyebar sampai terdengar oleh


seluruh masyarakat. Tentu saja di masyarakat banyak yang
menyalah fahami, mereka tak pandai semua juga tak
semua pintar, kadang yang ikut campur adalah orang yang
bodoh yang hanya mengandalkan logika saja.

79
Mun’amah76
Dari terpancingnya omongan tadi akhirnya tak ada majlis
ta'lim yang memberikan jadwal untuk ibu, entah alasannya
apa,. Sungguh kerdil jika hanya alasan yang tadi yang di
buat oleh orang pendengki.

Sampai suatu saat, Ibu mengadakan walimatul haul yang


mana ibu mengundang masyarakat agar bisa datang, tapi
apa yang terjadi, disitu hanya ada lima belas orang saja
yang hadir, tidak seperti sebelumnya masyarakat hadir
paling sedikit seratus orang. Drastis, nilai ibu di
pandangan orang-orang terendahkan.

Pernah juga kala ada hajatan salah satu dari tetangga, Ibu
kondangan dan bersalaman ke tante Lin dia bilang ke
orang yang hadir "Liat kan tadi ada yang salaman sama
saya,itu tadi dia bilang maaf ke saya, mungkin baru nyadar
dia punya salah ke saya ."

Karena banyaknya orang di yang hajatan tadi Ibu gak


memperhatikan siapa-siapa saja yang ibu salami, termasuk
tante lin. Setiap yang ibu salami pasti di iringi kata
hapunten (maaf) itu hanya sebagai pelengkap saja. Bukan
berarti tanda khusus meminta maaf, toh, kalo pun punya
salah kata maaf sambil salaman itu tidak bisa
memudarkan kesalahan kita pada seseorang. Jika berbuat
dzolim tetep dia masih punya tanggungan dosa dan harus
benar-benar meminta maaf secara khusus dan tulus serta
tidak lagi akan mengulangnya.

80
Mun’amah76
Akhirnya, suatu hari ada yang bertamu ke ibu
menjelaskan isu-isu tersebut, Ibu hanya tersenyum dan
bilang "Sesuatu yang baik tidak akan berubah meski di
campuri oleh hal lain. Halnya seekor ikan yang meskipun
dia berada di air yang asin, dia tidak ikut asin.

InsyaAlloh saya yang gak punya niat jelek akan tetap


berada di titik dilindungi Alloh, semoga yang dzolim di
bukakan hatinya, dan semua fitnahnya terjawab." Cukup
santai ibu menyikapinya,.

Ibu gak sampai nerima lamaran laki-laki itu karena ibu tau
banyaknya pertikaian antara laki-laki itu dengan bu Lin.

Ibu tolak lamaran untuk putri sulungnya itu dan pada


akhirnya ibu di benci oleh laki-laki tadi dan juga keluarga
bu Lin.

Begitulah manusia semut yang jauh terlihat, namun gajah


di depan mata tak terlihat. Selalu menilai keburukan orang
tanpa melihat keburukannya sendiri.

Singkat cerita, tante Lin jatuh sakit dan meninggal dunia,


karena ibu salah satu orang yang di percayai ke ilmuannya
Ibu di undang untuk memandikan jenazahnya, tanpa
mikir panjang saat itu Ibu langsung melayad dan
memandikan hingga mendoakan. Sungguh luar biasa Ibu,
bagaimana mau marah sama tante Lin ngomongin ke
sakit hatiannya karena tingkah tante Lin aja Ibu belum
pernah.

81
Mun’amah76
Coba saja kalo bukan Ibu? Pasti sudah sedih dan berbalik
membenci. Ibu malah-malah mendoakan yang terbaik.

Masyaalloh luar biasanya Ibu.

Memang benar mengajari dengan prilaku baik, lebih tajam


di banding mengajar yang hanya sebuah kata yang di
berikan.

Nunu terus menunduk seolah tak mau berpisah.

"Hati-hati aja Nu, amalkan saja apa yang telah ibu ajarkan,
tak harus semua, satu pun cukup asal kamu istiqomahi itu.
Ibu doakan semoga ilmu mu manfaat"

Insyaa Alloh Bu, terima kasih.

✶✶✶

82
Mun’amah76
TAK HUJAN EMBUNPUN MENYEGARKAN

"Nu bangun sudah jam 06:00 sarapan" Suara yang


berkali-kali Ibu keluarkan karena Nunu tak meresponnya.

Sehabis sholat subuh Nunu tidur kembali, capek yang di


rasakan Nunu sehabis kegiatan di pondoknya itu.

Selang beberapa menit Nunu berada didapur ikut sarapan


bareng keluarganya.

"Main hape terus Nu, ada apa di handphone. Udah kaya


orang bisnis aja hape-an terus." Kakanya Nunu yang
maksud bercanda namun sedikit menusuk.

Nunu tertawa dan bilang dengan suara bisik-bisik "Iya


yah, ngapain yah pegang handphone, hahaahaha..."

83
Mun’amah76
Nunu yang orangnya enjoy, humoris, namun serius jika
itu menurut lnya penting.

Sehabis nyarap Nunu rebahan sambil mengingat-ngingat


omongan kakanya tadi. Dia ketawa kecil sambil melihat
handphonenya.

"Ngapain yah aku,??. Pegang hape ngapain???.. mikir...

Bisnis, tapi bisnis apa? Nyoba bikin baju terus di pasarin


online cocok sih kayanya,. Langsung di coba deh
sekarang".

Nunu langsung cek saldo keuangannya untuk memastikan


cukup apa tidak jika untuk di modalkan kedalam
bisnisnya.

"Owalah.. Ini toh 2 juta, bisa buat apa yah,. Usaha baju
uang segitu gimana cara ya. Gak bakal cukup."

Nunu mikir lagi,.. Sampai ia memutuskan untuk minta


uang modal kepada orang tuanya.

"Minta uang ke bapak??.. Lah lah jangan, namanya bukan


usaha mandiri. Gimana nih..,?? Gak harus minta bapak,.
Saya mau mencoba bikin karya sendiri terlebih dahulu
secukup uangnya saja. hahaha iseng-iseng aja, jangan di
fikirin ya Alloh apaan ini. Wkwk. Nyoba saja, anggaplah
lagi shoping tapi ini buat di jualin hehehe aduh... udah lah
tidur dulu ngisi energi".

84
Mun’amah76
Satu jam sudah Nunu tidur namun belum saja ia bangun.

"Kring.... Kring.... "

Suara handphone Nunu berdering tanda ada yang nelpon.

Nunu terbangun dan melihat siapa yang menelponya.

"Assalamualaikum"

"Waalaykumussalam "

"Iya teh ada apa? "

"Ini nu mau gak bantuin teteh buat bikin seragam anak


santri di rumah tapi teteh serahin kekamu, teteh pengen
belinya di kamu.

Bisnis Nu sama teteh."

Nunu seketika melongo,, heran campur aneh.

"Iya teh, saya siap. Mau model yang gimana teh?. Nunu
mencoba meyakinkan dirinya bisa.

"Teteh serahin kekamu aja deh Nu, nanti kabarin


harganya yah berapa pasti teteh beli ko. "

"Terus mau bikin berapa banyak teh?

"200 pcs saja Nu, santrinya segitu.. hehehe.."

85
Mun’amah76
"Oiya teh, nanti saya desain dulu ya teh hasilnya tinggal
teteh acc saja nanti."

"Oke siap Nu, setelah teteh acc langsung kamu total yah
Nu, biar bisa transfer pelunasan, untuk bajunya masih 3
bulan ke acara Nu tapi teteh mau langsung lunasin aja
biar enak"

Sehabis terima telpon tadi Nunu garukin kepala tanpa


rasa gatal,

"Ini gimana ceritanya, saya baru saja mau usaha bisnis


baju, belum terealisasi malah tiba-tiba ada yang pesan.
Tanpa iklan tanpa perkenalan. Masyaalloh doa siapa ini,
yang sampe ada jalan buat bisnis? Doa ibu, bapak, guru
atau tetangga? Hehehe"

Ungkap serius rasa canda Nunu keluar dari mulutnya.

"Ya sudahlah bismillah, pekerjaan dunia gak ada yang gak


bisa kalo sudah usaha. Cari kain, dan bikin pola." Tegas
Nunu.

Hari esoknya Nunu langsung nyari info ke keluarga dan


kerabatnya untuk mencari team jahit yang bisa
memperlancar pembikinan bajunya itu.

Dengan secara kebetulan juga pagi sekitar jam 10:00,


bibinya Nunu mampir ke rumahnya dan bilang ada
tetangganya yang barusan pulang dari kota,

86
Mun’amah76
memberhentikan diri dari pekerjaannya sebagai penjahit
butik ternama di jakarta.

Dengan alasan ia tidak mau lagi bekerja jauh dari


keluarga.

Mendengar hal itu Nunu langsung ikut pulang ke rumah


bibinya sambil memastikan bisa atau enggak kalo pak
Agung yang di ceritakan bibinya tadi seorang penjahit
handal dan mau atau tidak kalo Nunu ajak gabung dalam
teamnya, untuk usaha yang akan dia rintis untuk saat ini.

Setiba di rumah bibi, Nunu langsung menanyakan rumah


pak Agung dan langsung memusyawarahkan tujuannya,
jika sama-sama setuju dengan visi dan misinya maka akan
di lanjut.

Setelah tiba di kediaman pak Agung, Nunu langsung


membeberkan tujuannya dan Nunu langsung
menggambarkan satu desain busana yang mana desain itu
buat pesenan temannya yang kemaren nelpon.

"Ini pak desain saya, saya harap bapak bisa bantu saya
dalam proses jaitnya. Untuk desain pola, kain, benang dan
segala macemnya saya yang tanggung. "

"Insyaa Alloh siap, mau mulai kapan teh?

"Minggu depan bisa pak,? Saya kirim langsung alat-


alatnya."

87
Mun’amah76
"Baik, mudah-mudahan lancar ya teh,. "

"aamiin.. Iya pak"

Sepulang dari rumah bibi, Nunu dengan santai saja


langsung kembali aktifitas di rumahnya buka qur’an dan
murojaah karena dia tau itu yang lebih wajib.

Nunu anggap tadi itu bukan pekerjaan melain kan


silaturrahmi ke rumah bibi, karena selama berada di
pondok dia sudah lama tidak main kesana.

Nunu untuk mencari info gudang kain, nyari info segala


macemnya pun dia anggap bukan pekerjaan, dianggap
healing dan manfaatin handphone. Toh, banyak di luaran
sana yang berlama-lama dengan handphone mereka
anggap hiburan, nonton yutube atau main games misalnya
yang sama-sama menghabiskan waktu.

Hari ketiga proses bikin baju, Nunu unggah video


prosesnya agar orang lain tau dan mau ikut memesan.

Siapa sangka,. Dimenitan pertama sudah banyak orang


yang menanyakan hal itu.

Ketika dihitungan jam sudah ada kurang lebih tiga puluh


orang yang chatt ke Nunu soal aplodannya.

Diantara orang yang menanyakan ada beberapa yang ikut


memesan baju seragam untuk pesantrennya sendiri.

88
Mun’amah76
Tidak aneh bagi Nunu jika langsung di percaya oleh
teman-temannya, sifat Nunu yang baik ramah suka
menolong orang bahkan yang lebih meyakinkan karena
seringnya Nunu memakai stylish yang bagus meski yang
di pakegak semua baju bermerk mahal tapi pilihan Nunu
selalu di sukai teman-temannya.

Pake baju yang harga seratus ribu saja orang-orang


nyangkanya itu baju branded. Emang beda kalo modalnya
akhlak, bikin semua suasana ternilai cantik.

Dari banyaknya yang pesan baju akhirnya Nunu punya


team dan punya tempat khusus untuk kerjaannya.

Di karenakan Nunu memutuskan bikin konveksi untuk


tidak di area rumahnya, otomatis tiap kali ada apa-apa
Nunu harus menggunakan kendaraan agar bisa nyampe
ke tempat.

Hari itu Nunu pergi ke tempat kerja menggunakan


angkutan umum, mengecek apa yang teamnya perlukan.
Saat Nunu sedang mengontrol quality baju Nunu melihat
ada orang yang tak asing baginya. Nunu penasaran sedang
apa orang itu berada di warung yang sebrangan dengan
tempat kerjanya itu.

"Yaudah pura-pura gak liat saja, mungkin lagi jajan ya


alloh ko deg-degan."

89
Mun’amah76
Nunu berusaha menenangkan dirinya. Sudah berjam-jam
Nunu teringat orang yang tadi dia lihat.

"Ko ada disini si, ko ketemu, yaudah lah kebetulan aja


kayanya, warung kan tempat umum, yasudah lupakan."

Sore tiba, Nunu memutuskan untuk pulang.

Setiba di rumah, Nunu di sambut sepupunya Nabila yang


baru pulang dari pesantren.

"Yeeey... Kamu pulang tah? kapan sih ko aku baru tau??

"Laiya lah wong kamu baru pulang kerja wkwk.. Cie kerja,
berubah profesi ni ye.. Dari santri jadi desainer hahaha"

"Apaan sih kerja, ini bukan kerja, orang-orang juga nggk


ngaji terus 24 jam, gak rebahan terus 24 jam.

Ada jedanya buat warna dalam hidup, gak melulu soal


agama dan gak selalu untuk dunia, balance". Nunu
menjawab candaan sepupunya.

"Yaudah yu masuk, makan udah belum? " tanya Nunu


kepada Nabila

"Udah Nu,. santai Nu ini bukan tamu, bisa ambil sendiri.


"

"Hahaha enak kalo gitu gak repot saya" jawab Nunu.

90
Mun’amah76
"Oiya Nu udah dapet pengganti belum.. Kayanya kamu
pantes deh Nu sama ini nih,."

Nabila melihatkan foto cowok hitam manis, kalem


berkecamata.

"Beliau putra bungsu dari 7 saudara, putranya dari guru


aku Nu, ayolah Nu mau yah, saya bilangin nanti sama
beliau,. "

"Ya gak bisa langsung bilang iya juga Nabilaaaa.... Kamu


mah perkara ginian udah kaya yang lagi pesan baju deh.
Terlihat oke langsung cek out. Gak gitu konsepnya
Nabilaaaa."

Nunu geleng-geleng kepala.

"Hahaa ya gimana lagi Nu, udah ih iya aja si Nu,. Yang


penting baik kan?"

"Iya juga sih hahaha, udah lah kita makan dulu aja yu
temenin aku, belum makan nih."

"Yaudah pending ya nu tapi lanjut lagi masalah ini


hehehe." ketawa Nabila bikin Nunu ikut ketawa.

"Iya siap siap, yu kedapur." ajak Nunu.

Sehabis makan Nunu rebahan di tempat ternyamannya, di


tempat tidur itu ia memainkan handpohe dan tiba-tiba
menceritakan saat dia di konveksi tadi.

91
Mun’amah76
"Nabila, tadi aku liat Tajul loh, di warung sebarang
konveksi ku, lagi ngapain yah, ko ada disana loooooooh.
Aneh gak siiii"

"Serius Nu, hahhaa ko bisa?.

Bikin kamu inget masa lalu aja tuh orang haha.. "

"Apaan sih, aku udah move on lagian dia udah punya istri
buang-buang energi banget ingetin dia."

"Yaudah Nu lagi jajan biasa aja kali Nu, itu lagi lewat,
kebetulan aja." Nabila mengakhiri percakapan soal Tajul
agar Nunu gak merasa sakitnya kembali menjadi.

"Yaudahlah tidur, eh besok aku harus kekonveksi lagi, ini


ko kancing-kancing baju ketinggalan si, perasaan tadi
udah di bawa semua."

"Repot banget si Nu, telpon aja suruh kesini, gak usah


bolak balik, emang kang jaitnya gak bakal mau kalo kamu
suruh kesini Nu? "

"Ya biasanya gitu Bil, di tempat kerjaan lagi full


pembikinan baju, mana tega aku ganggu mereka hanya
untuk ngambil ini, toh aku gak sibuk kaya mereka, ya aku
aja dong yang kesana."

"Nu,gimana yang tadi anaknya pak kiyai ku"

92
Mun’amah76
"PR besok aja Bil, aku cuci muka bersih-bersih, terus
tidur, udah ngantuk bangeet. Nabila meng-iyakan, Nabila
juga ngerti perasaan Nunu seperti apa, dan pastinya hati
Nunu masih dalam perbaikan, wajar jika dia sangat hati-
hati untuk memulai.

Ke esokan hariannya setelah semua aktifitas Nunu selesai,


pagi pukul 09:00 Nunu berangkat ke tempat konveksi.

Seperti biasa Nunu naik kendaraan umum, karena itu


lebih praktis ketimbang di anterin hanya bikin repot
orang lain.

Setiba di tempat konveksi, Nunu berenti dan memberikan


ongkos pada supir angkot, Nunu berenti pas didepan
warung yang sebrangan dengan konveksi, ketika Nunu
menoleh kedepan, laki-laki yang kemaren Nunu liat, hari
ini Nunu melihatnya kembali.

Ditemukan dalam satu tempat entah apa yang sama-sama


akan dilakukan, bersikap asing atau berkabar baru karena
kemarin seakrab itu.

Tak disangka Nunu tersenyum dan melambaikan


tangannya, emang sereceh itu Nunu, bukan berarti ganjen
namun itu gerakan dari hati yang benar-benar merasa
senang dengan siapapun yang ia jumpai terlebih orang
yang dikenal terlebih Nunu menyadari bahwa hal kemarin
bukanlah keinginan Tajul

93
Mun’amah76
Begitupun dengan Tajul memberi senyum dan salam sapa
kepada Nunu.

"Silahkan mampir kesini, saya sekarang disini" Nunu


menawarkan agar Tajul mampir ke konveksi miliknya
dengan penuh sopan."

"Wah, kamu kerja Nu?. Tanya Tajul.

"Nggk sih, cuma mau anter yang kemarin ketinggal, oiya


ko sendiri, istrinya gak diajak, apa lagi kurang sehat?.
"Nunu sengaja menanyakan segala apapun agar tidak ada
jeda berenti dan itu bakal bikin canggung.

"Sehat Nu, cuma lagi agak kurang enak badan. "

"Loh, sakit,??. Kemaren saya liat juga di warung sebrang


lagi ngapain, sering ada di toko itu? Nunu nanya dengan
heran.

"Saya lagi fotocopy sekalian nitip hasilnya juga Nu, saya


nyalin penjelasan-penjelasan kitab, semisal fathul qorib,
tashrifan, tarkib jurumiyah."

"Kreatif, bagus.. Hebat." jawab Nunu.

"Nggak Nu biasa saja, gimana lagi Nu, saya sudah beristri


bentar lagi punya anak belum saja punya kerjaan."

"Yang tadi kan kerjaan, itu bagus loh." Nunu seolah


menyemangati Tajul.

94
Mun’amah76
"Iya Nu, tapi yang saya fotocopy itu baru tasrifan shorof
saja, saya belum mampu untuk menyalin kitab yang lain,
butuh modal Nu."

Mendengar ungkapan yang seperti itu Nunu kaget, seolah


tak percaya.

Nunu hafal betul orang tua Tajul, Nunu juga tau saat di
pesantrennya pun dia tidak pernah terlihat kekurangan.

Ketika ngasih amplop para kiyai saja nominal dua juta itu
di anggap uang yang masih dibawah standart olehnya.
Nunu tau saat dia ijazah pun selalu pake jalur khos yang
maharnya nyampe 20 gram emas.

Kenapa jadi berbalik seperti sekarang?

"Owalah, bisa saja dari dulukan hidup mu enak, mana


mungkin?."

Tajul menunduk, dan berubah wajahnya menjadi merah,


masih persis seperti dulu.

Wajah putihnya yang gampang di tebak saat Tajul sedih.

"Gak tau Nu, rahasia apa yang tuhan sembunyikan untuk


ku,

Aku tau, aku sadar orang tua ku punya harta banyak


sampe saat ini pun, tapi dalam perjalanan rumah tangga
ku beliau tidak sama sekali ikut membantu perekonomian

95
Mun’amah76
kami. Hari ini saja aku masih harus nebus obat istri yang
kemarin tak mampu aku bayar karena uang ku tak
mencukupi, aku masih berusaha hari ini untuk
mendapatkan uang agar istri ku cepat terobati."

Hati Nunu sakit mendengar penderitaan Tajul,


mendengar cerita Tajul yang barusan membahas soal obat
istri, sakit sesakit-sakitnya, ia merasa ada di posisi yang
seperti itu kala sakit namun belum di obati. Nunu
menetesan air matanya.

"Berapa rupiah harga obatnya mang Tajul?" 380 ribu Nu,


sedikit tapi sulit untuk keadaanku yang saat ini." Jawab
Tajul dengan suara gemetar karena merasa sakit atas
ketidak mampuannya.

"Boleh liat foto copy yang buat dijual? Saya boleh beli?"

Nunu mencoba membantu Tajul namun ia bingung


gimana caranya agar hal ini tidak di salah fahami, dengan
membeli kitabnyalah mungkin cara yang paling baik.

"Boleh, nanti saya ambilkan."

Tajul langsung berjalan menuju toko langganan


fotocoppy nya.

"Silahkan diliat Nu. "

"Ini lengkap,..berapaan?

96
Mun’amah76
"35 ribu Nu.’’

"Di rumah ku ada yang ngaji, sepertinya mereka


membutuhkan tasrifan ini deh,. Mereka ada 50 orang.
Saya beli 50 saja. "

"Saya itungin ya Nu,"

"Iya, saya ambil uangnya dulu."

"Nu kurang ini Nu,. Ini cuma ada 40 buku."

"40 ?...Ya enggak apa-apa 10 laginya nanti bisa nyusul. "

"Bener Nu enggak apa-apa? Saya gak enak."

"Nggak apa-apa kan bisa nyusul, saya bisa bilang ke anak-


anak dirumah yang gak kebagian harap menunggu."

"Makasih ya Nu,"

"Iya sama-sama semoga keluarga mu sehat semua."

Setelah selesai Nunu kembali pulang ke rumahnya dan


kamar lah yang jadi tempat tujuan utama. Karena Nunu
pun tau di kamarnya masih ada Nabila sepupu yang lagi
main di rumah nya.

"Braaagh..... Huuuuuffffft.... "

Nunu langsung rebahan sambil menghela nafas.

97
Mun’amah76
"Capek amat Nu, nganterin kancing doang, bisa-bisanya
mengeluarkan nafas segede Gunung karang."

Nabila heran melihat Nunu yang benar-benar terlihat


lelah.

"Iya lelah, lelah banget. Hehehe."

Nunu menjawab sambil tertawa.

"Tau gak sih Bil, tadi aku ketemu Tajul lagi di toko ATK
depan konveksi."

"Loh. Loh. Loh.. Ko bisa????" muka bulatnya Nabila


semakin membentuk saking penasarannya.

Nunu menjelaskan semua yang tadi terjadi.

"Maha kuasanya Tuhan yah Bil, seorang haji Tajul, anak


bungsu, dari kecil hidup enak.

Di pondok di cukupi, semua pakaian terlengkapi. Tapi di


fase dia sedang membina rumah tangga sama sekali tidak
diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Entah orang
tuanya yang di kasih rasa lupa sama Tuhan, atau mungkin
orang tuanya sedang mendidiknya agar dia bisa mengurus
keluarganya dengan hasil sendiri. Orang tua Tajul kan
kiyai sepuh, terkenal tawadlunya, rendah hati yang benar-
benar bikin orang kagum mana mungkin tidak ada hal
baik yang beliau lakukan untuk anaknya itu. Aku
husnudzon Bil, orang tuanya alim, bagaimana pun

98
Mun’amah76
sekarang yang di rasakan Tajul karena ekonominya itu
adalah yang terbaik untuknya. Aku percaya, bukan
manusia yang menjanjikan kaya jika kita mau berupaya,
insyaAlloh sang maha kaya akan mencukupi."

Nunu seolah ikut serta dalam kesedihan Tajul ada rasa


yang mendalam tentang kejadian tadi.

Memang karakter baiknya Nunu, jika orang terdekat nya


sakit ia ikut sakit, bahkan ia berusaha untuk mencari jalan
keluarnya.

Luar biasa jadi Nunu tak jarang orang seperti dia. Inilah
salah satu sifat Nunu yang banyak disukai semua orang
dan cepat di kenal orang banyak.

"Iya Nu, tapi.. Masa iya Nu orang tua lupa Nu, aneh
sekali yah, untuk berobat saja gak berani minta emang?"
Nabila masih penasaran dengan kisah Tajul yang tadi
diceritakan.

"Gak ada yang gak mungkin, bisa jadi Tajul juga diberi
rasa malu atau sungkan untuk meminta Bil, semua inikan
atas geraknya Tuhan. Kita tau apa untuk masa depan."

"Terus besok-besok ketemu lagi sama Tajul Nu? Kan 10


buku lagi belum??"

"Iya Bil, adeuhhhh... Udah jodoh kali yah harus ketemu


lagi.

99
Mun’amah76
Jodoh ketemu aja si, bukan jodoh pernikahan. Wkwkwk.
"

"Udahlah Nu jangan pikirin itu, kita bahas anak gurunya


aku aja ini, gimana? Yang kemarin fotonya itu loh, udah si
Nu.. Nunggu apalagi coba. "Nabila memaksa.

"Maleees bila,.... Males banget harus kenalan lagi, harus


menyesuaikan karakter, bla.. Bla...bla.. Lagi, bahas ini itu,
lah males banget, iya aja kalo bener-bener serius, kalo
untuk bahan pertimbangan doang gimana?

Sakit lagi? Aku gak mau."

"Ya gak gitu juga loh Nu, saat kamu husnudzon sama
bapaknya Tajul yang gak ngasih duit untuk anaknya, kamu
juga harus husnudzon sama niatnya orang lain ini sama
kamu."

"bapak Tajul itu orang alim, udah istiqomah, lah dia? Aku
kenal aja enggak."

Nunu sedikit kesal, dan mungkin bisa saja trauma atas


kegagalannya itu. Saat semua kepercayaannya ia serahkan
namun berujung kesia-siaan.

"InsyaAlloh Nu, dia orang baik. Di coba Nu, aku udah


ngomongin kamu Nu sama beliau, aku bilang kamu pasti
mau."

100
Mun’amah76
Nunu menunduk entah apa yang di rasakan dan di
fikirkan.

"Dia udah tau aku?. Kamu udah ngasih foto aku?. Tanya
Nunu

"Udah Nu, aku juga udah sedikit cerita tentang kamu


Nu."

"Yah.. Kamu carita baik-baiknya aja kan? Coba aja kamu


ceritakan kejelekan aku, mana mungkin dia mau."

"Ya Alloh Nunu,......... Orang itu sudah ada kebaikannya


aja udah keren, meskipun hanya satu kebaikan, taukan
dunia sekarang, gaya elit akhlak limit. Yaudah si percaya
aja. Kamu tuh keren, spesial Nu menurut aku."

Nabila meyakinkan bahwa satu kebaikan bisa membuat


orang lain menginginkan.

"Itu kamu Bil, orang-orang sekarang juga serakah, gak


pernah ngaca, menginginkan pasangannya baik,
sempurna, kaya dan semacamnya. Apa iya cuma modal
gini dia terima jadi istrinya?. Siapa aku, di banding-
banding gak ada tandingan karena paling bawah."

"Nunu.... Dengerin aku Nu. jangan dulu mikirin aneh-


aneh deh Nu, yang ngegerakin hati itu Tuhan, itu kata
kamu barusan Nu, namun siapa tau kalo udah dikasih

101
Mun’amah76
cinta, semua kekurangan takan terlihat, yaudah jalani aja
dulu Nu."

"Jalani... Tapi males kalo mesti sakit lagi Bil..., sedih aku."
Nunu memeluk Nabila menggambarkan bahwa ia takut
dengan kekecewaan.

"Aku faham Nu, aku yakin semua rasa sakit mu akan


terbalas. Aku juga percaya, siapa yang selalu berbuat baik
maka dia takan henti mendapatkan kebaikan dan
waktunya bakal tiba Nu dimana kamu akan bahagia
sampai lupa rasa sakit kemaren ."

Ku perhatikan langkah ku, masih dengan rute kemaren,


main iseng kekonveksi untuk melihat aktivitas para
penjahit supaya mengurangi rasa penat.

Sudah 8 hari berturut-turut aku langkahkan kaki mengisi


waktu di konveksi yang sebelumnya tidak pernah ku giati,
sudah hampir seminggu juga Tajul tidak terlihat dan tidak
mengantar pesanan ku, aku tidak terlalu memikirkannya
karena pertemuan dengannya hanyalah angin lewat,
namun rasa penasaran itu tetap ada. Apa dia baik-baik
saja?.

Ku sapa semua karyawan, duduk memandangi mereka


sedikit tersentuh hati ini, bersyukur atas segala sesuatu
yang membahagiakan, ku lihat bapak penjahit yang di
pojokan sana, ia sangat giat wajahnya berseri seolah
bebannya terpenuhi, ku ingat awal saat bapak itu tak

102
Mun’amah76
punya kerjaan, memiliki anak tiga untuk membiayainya
yang sungguh tak tertahan, bapak itu mengadu kepadaku,
ingin rasanya di kasih tugas seraya agar anak-anaknya bisa
makan dan tak terhambat dalam keuangan saat waktu
sekolah datang, aku penuhi keinginannya sampai bapak
tak henti-hentinya berterimakasih dan memeluk ketiga
anaknya. Bahagia buat si bapak dapat kerjaan, lantas
apakah aku harus terus menerus malang kepalang? Untuk
bisa mendapatkan uang orang lain butuh kesana kemari
terlebih dulu, kadang ada yang mencari dengan letih tapi
tidak mendapatkan. Untuk ku, yang hanya lulu lalang, tapi
kebutuhan ku tercukupi namun kurasa belum bisa
menyukuri.

Aku terus-terusan menghayati beberapa perjalanan agar


aku sadar bahagia bukan hanya di satu tujuan, bahagia
justru selalu hadir jika kita fokus kepada yang sedang
dijalani, tidak untuk sesuatu yang diinginkan yang belum
terjadi.

Yang terjadi sudah tentu bisa dirasakan, yang diangan-


angan belum tentu bisa dirasakan dan belum tentu bakal
bahagia.

Aku tersadar, ku pejamkan mata berusaha meminta pada


diri agar tetap tegar.

"Teh, ini ada titipan, katanya maaf baru bisa ngasih


sekarang."

103
Mun’amah76
"Yang kesini Tajul, Pak?"

"Iya teh, katanya istrinya abis lahiran, tadi ngobrol-


ngobrol bentar teh, mau usaha juga kaya kang jahit yang
setiap hari giat cari uang katanya gitu."

Nunu langsung terpikat oleh ucapan kang jait, 10 kitab


sudah diantar Tajul dan Nunu ikut prihatin dengan yang
diucap Tajul kepada bapak penjahit tadi.

"Jangan-jangan buat lahiran Tajul gak punya biaya,


insyaalloh akan aku bantu. Dengan tidak berat hati.
Bismillah."

Nunu berbisik pada hatinya untuk membantu Tajul ia


pun langsung menelpon Nabila untuk ikut menjenguk
istri dan anaknya Tajul.

"Bila, bisa ke konveksi sekarang gak, anter aku. "

"Kemana Nu. "

"Kerumah Tajul Bil, istrinya lahiran."

"Ngapain Nu, udah Nu jangan terlalu perhatian kamu


nanti dimanfaatkan, udah gak usah."

Nabila menegaskan pada Nunu agar dia jangan terlalu


terbawa suasana.

104
Mun’amah76
"Gak kenapa-napa dimanfaatin itu tujuan jelek orang lain,
asal tujuan ku ikhlas membantu Bil, Tajul gak ada yang
merhatiin dia dipertemukan dengan ku mungkin aku yang
harus membantunya, termasuk musibah ketika ada yang
harus ditolong kita merasa keberatan atau tidak
memperdulikan padahal kita sendiri mampu untuk
membantunya. Ini tugasku Bil sebagai manusia harus
berprikemanusiaan. Bukan hanya Tajul meskipun kamu
sekalipun yang lagi kesusahan aku bantu bil selagi
mampu."

"Iya deh bu Nunu Nur Afifah, oke.. siap. Masyaalloh


tabarokalloh pokoke. Merinding aku. Baik banget si ih
heran."

Nabila yang awalnya males dan menghasud Nunu, ikut


tertarik dengan ucapan Nunu, Nabila juga merasa
sikapnya Nunu pelajaran berharga buat dirinya.

Begitulah ketika kita bertemu dengan orang sholih


meskipun kita sendiri tidak sholih tapi akan beranjak
mengikuti kesholihannya.

"Gak jadi nu jenguk istri Tajul, ko kaya bingung."

"Jadi, tapi mikir dulu bentar ."

Nunu mencoba untuk mencari jalan lain, Nunu juga malu


kalo perhatiannya terlalu ia berikan, secara Tajul adalah
masa lalunya dan ditakutkan akan ada kesalah fahaman.

105
Mun’amah76
"Nunu nyuruh bapak penjahit tadi aja kali yah bil, diakan
nitipin kitab sama bapak yang kerja disini, terus Tajul juga
katanya ngobrol-ngobrol masalah usaha-usaha gitu deh,
aku mau bantu dia sekalian."

"Nah, udah gitu aja Nu, kamu gak usah turun tangan, gak
perlu. Ratu cukup dibelakang layar untuk bertebar. hehe,
yaudah nu aku panggil bapak yang tadi dulu kita ajak
diskusi."

Nabila yang super care sama Nunu memanggilkan bapak


penjahit yang ada di ruang depan.

"jadi gini Pak, saya titip uang ini buat Tajul tapi, bapak
bilang sama dia ini uang bapak. Untuk saat ini bapak
anggap saja ini uang bapak yah. Bilang ke Tajul bapak lagi
ada uang lebih dan di pinja kan buat modalnya dia, untuk
pengembaliannya nanti saja setelah modal usaha dia
tercukupi."

Nunu menyerahkan uang untuk di berikan kepada Tajul,


selain itu juga Nunu menjelaskan bapaknya saja yang bisa
kerumah Tajul, agar tidak terlalu mencolok atas bantuan
modal itu Nunu membawakan hadiah buat anak
pertamanya, peralatan bayi yang telah Nabila siapkan
sebelumnya, sebelum menemui Nunu ke konveksi tadi.

"Bilangin yah pak, kitab yang 10 sisa kemaren sudah saya


terima, selamat atas kelahirannya. Itu titipan dari saya
peralatan bayi."

106
Mun’amah76
ANGIN BERISIK
ILALANG SEMAKIN CANTIK

Hari yang indah, dimana rasaku tak lagi payah.

Apa yang aku jalani ku syukuri sampai rasa nikmat


menjumpai.

Sebagaimana aktifitas dirumah, subuh tiba wajib mengisi


shaf pertama atau maju dari shaf pertama.

Aku bermakmum dishaf awal sebelah kanan, ku


khusyukan sholat dengan mengartikan lafadz kala
mulutku berucap. Kali ini tak aku tinggalkan rakaat, aku
hilangkan kebiasaan masbuk, karena aku tau meng-amini
fatihahnya imam adalah keutamaan dari berjamaah.

107
Mun’amah76
Ku kuatkan rasa kantuk, ku simak bacaan surat yasin
dalam rakat awal, dan dikuti hingga salam.

Kututup dengan mencium tangan ibu diiringi kalam maaf


pada nya.

Membiasakan hal ini adalah sesuatu yang


membahagiakan, Aku harus menjadi anak bakti karena
aku percaya hal ukhrowi yang akan mengangkat ia
menjadi ratu dan bisa mempertemukannya dengan dzat
yang maha pemilik qolbu.

Subuh adalah kekuatan dan pagi adalah jembatan.

Pagi itu ku siap kan segala macam kebutuhan untuk pergi


menjumpai rumah Abah yai sekaligus reuni akbar
pesantren.

"berangkat sama siapa Nu, Ibu gak bisa anter lo Nu"

"Gak usah Bu, aku bareng temen-teman pondok, lagian


gak ada yang di anter Ibunya kayanya hehe".

Ku lihat jam sudah berada di angka 09:00 ku salami ibu


dan pamit pergi.

Tiga menit menuju pintu gerbang rumah Abah yai, hatiku


dag dig dug tak karuan, rasa haru rasa nerves dengan
segala macamnya bercampur aduk.

108
Mun’amah76
Ku tundukan kepala saat sudah ada dirumah Abah yai,
aku duduk didepan pilar menunggu tamu-tamu yang
sedang asyik ngobrol dengan Abah yai. Asyik sekali ku
perhatikan, abah terlihat santai nyaman. Percakapan yang
beliau bahas sungguh berkelas, membahas permasalahan
hukum dalam fiqih. Dengan rasa penasaran, ku lihatkan
mata ku kearahnya, terlihat seseorang yang aku pernah
lihat tapi tak ku kenali ia.

Selang sepuluh menit tamu itu pamit, aku masuk bersalam


seperti biasa abah langsung menyebut nama ku.

"Nur Afifah, sareng saha kadieuna, alumni nu sanes tos


pada darongkap tacan?." (Nur Afifah, dengan siapa kesininya,
alumni yang lain sudah pada datang
belum?.)

"Entos bah, panginten kin sakedap deui madep ka abah."


(sudah bah, mungkin sebentar lagi menghadap ke abah)

"Oowh muhun." (oh iya)

Nu, Nunu iraha atuh ieu nikah? Tos aya tacan calonna,?."
(Nu, Nunu kapan nikah ? sudah ada belum calonnya, ?)

Pertanyaan yang bikin tercengang, tak mungkin rasanya


aku bilang sejujurnya, aku hanya senyum menunduk.

"Lamun tacan Nu, eta Nu tadi tah saur abahmah pantes


jeung Nunu, ngaosna atuh aya'an rek naon deui. Nunu
daek teu lamun sareng eta, tapi abah rek naros keun heula

109
Mun’amah76
ka jalmina tos gaduh apa tacan ituna." (“kalau belum ada,
itu yang tadi kata abah pantas dengan Nunu, ngajinya
udah ada mau apa lagi ? Nunu mau gak kalau dengan dia,?
tapi abah mau tanya dulu keorangnya, sudah punya atau
belum itunya)
Pertanyaan dan pernyataan abah yai cukup pengertian,
patut ku syukuri semuanya, selalu di ingat oleh guru
adalah hadiah paling mahal yang tak bisa aku beli.

"Tuang Nu, ajak alumni anu lain, nasi sareng laukna


nyandak ti rompok abah wae, arek ngeliwet oge tiasa,
berasna nyandak ti dapur tuh, pokokna ulah sampe
henteu Nu ngaliwetmah, ajakan anu laina." (Makan Nu,
ajak alumni yang lain, nasi sama ikannya ngambil di
rumah abah saja, mau masak juga bisa, berasnya ngambil
di dapur, pokonya jangan sampai gak Nu masakmah, ajak
yang lainnya)

"Muhun Bah." (oh iya Bah)

Seperti biasa Abah, terkenal dengan kebaikannya, beliau


selalu menghormati muridnya yang menggambarkan tidak
gila hormat.

Bahagia rasanya bisa bernostalgia, bermalam di kamar


yang dulu menjadi saksi perjuangan mondok, bisa
merasakan lagi minum air keran tanpa di pasak, tentunya
makan liwet satu nampan bareng-bareng itu yang
menjadikan cerita paling menarik di sepanjang sejarah.

Tiba-tiba aku teringat Nabila sepupu ku yang selalu


menjadi teman baik ku, sepulang dari sini aku

110
Mun’amah76
memutuskan untuk menjenguk Nabila yang sudah
kembali ke pondok.

"Maula, besok anter jenguk sepupu ku yuk, dia lagi di


pondok kangen aku pengen ketemu, mumpung lagi di
luar, kalo udah di rumah mager mau ke mana-mana tuh.
mau anter gak Ul ?"

"Siap Nu, siap aja deh kalo traktiran nya bakso hahaha"

"Udah bulet juga bakso terus, nanti sama'an loh, hahaha."

Seperti biasa Nunu dan Maula tak bakal bisa libur dalam
candaan, sahabat sedari dulu mereka mondok sampai jadi
alumni terpisah oleh kehidupan masing-masing pun tak
memudarkan rasa kompaknya mereka.

Setiba di lokasi pondoknya Nabila

"Maula, aneh banget gak si yang itu satu, cowok yang


pake celana selutut sedangkan yang lain rapih dengan
sarungnya."

"Hahaha, aneh si tapi...mungkin dia pake sarung tapi lagi


kegerahan, haha"

"Bisa jadi, bisa jadi.

"Eh tapi juga nih, ko perasaan liatin kita aja yah kaya yang
kenal wkwk, apa dia terpesona melihat kita yang cantik".

111
Mun’amah76
Maula selalu keluar tingkah konyolnya tanpa bisa dia
tahan.

Nunu yang hanya menjawab dengan tawa itu sudah


merasa cukup tak perlu dengan kata.

"Assalamualaikum" Nunu dan Maula masuk ke kamar


pondokannya Nabila.

"Waalaykumussalam Nunuuuuuuu... kangen... ko bisa si


ke sini dari mana emang." Nabila tentu kaget campur
senang di jenguk oleh sepupu yang ia anggap sahabat
terbaik, tentu rasa itupun sama saja di rasakan oleh Nunu
yang senang melihat Nabila. Dalam pertemuannya itu
sudah pasti mereka asyik dalam ngobrol tidak lupa juga
dengan kang santri yang tadi Nunu dan Maula lihat sejak
masuk ke area pondoknya Nabila itu, mereka
menceritakannya dengan detail.

"Yang kulitnya putih bersih, rambut serada ikal terus


bibirnya merah?." Nunu memperjelas siapa yang mereka
lihat dengan sebuah pertanyaan yang meyakinkan bahwa
itu seseorang yang di kenali Nabila.

"Iya itu bener, cakep si tapi beda dari yang lain.


Wkwkwk" jawaban Maula sudah tentu hanya guyon agar
suasana selalu riang.

112
Mun’amah76
"Itu mah anaknya pak kiyai, itu yang aku ceritain sama
kamu Nu, orang dia udah tau kamu kan aku udah pernah
liatin foto kamu sama beliau."

"Emmmmm... Pantas aja tadi liatin kita dengan detail


banget, sampe kita penasaran dan dengan detail juga
perhatiin dia. Ternyataaa oooooh.... Cieee Nunu...
Uuhuuuy..." Maula menggoda Nunu, dan kabar baik
itupun sudah tentu membuat Maula senang, berharap
Nunu cepat mendapatkan jodoh.

Di tengah-tengah asyiknya ngobrol, tiba-tiba Nabila


mendapat panggilan dari salah satu teteh khodam yang
sering membantu di rumah pak kiyai.

"Teh Nabila di panggil a Yusuf katanya suruh ke rumah


pak kiyai sekarang"

"Muhun teh" Nabila menoleh ke arah Nunu dan Maula,


di panggil oleh a Yusuf apakah mau menanyakan yang
tadi dia lihat.

"Nunu.. Aa Yusuf itu yang kalian tadi ceritain, yang mau


aku kenalin ke kamu Nu, jangan-jangan deh ini mau
menanyakan kejadian tadi haha."

"Lah ngarang, masa iya. Yaudah kesana aja dulu Bil


jangan dulu ke geeran hehe." Senyum Maula sambil
mengakhiri percakapan.

113
Mun’amah76
Sambil menunggu Nabila, Nunu mengajak Maula melihat
suasana pondok, melihat indahnya majelis yang sedang
diduduki santri, indahnya saung gajebo yang terus-terusan
diduduki wali santri yang menjenguk.

Seperti nostalgia, suasa pondok Nabila tak jauh beda


sama pondokannya Nunu, karena sama-sama basis salafi
sudah tentu akan menyerupai.

Setelah semuanya dikelilingi oleh Nunu dan Maula


mereka kembali ke kamarnya Nabila, berharap Nabila
sudah kembali pulang dari rumah pak kiyai. Ternyata
benar saja Nabila sudah kembali dan menunggu Nunu.

"Nunu, aku tadi cuma di tanya baju yang aa Yusuf mau


pake, kan yang nyetrikain baju anak-anaknya pak kiyai itu
aku, kirain mau nanyain kamu juga, eh taunya bukan."
Nabila cerita sedikit kecewa.

"Yaela bila lebay banget, harus gitu nanyain aku? Yaa


enggak lah udah santai aja."

"Iya sih Nu, aku kasih tau nih yah, jadi a Yusuf itu anak
pak kiyai yang satu-satunya kuliah. Dari tujuh anaknya
pak kiyai semua hanya sekolah dasar, setelahnya mondok
tulen. Jadi cuma dia aja si, tapi cocok si Nu sama kamu
kalian berdua sama-sama tahfid, a Yusuf itu kuliah sambil
ngafal qur’an juga, ya bagus aja gitu kalo nikah bisa saling
setor hafalan, keren Nu.." buaian Nabila sangat
meyakinkan.

114
Mun’amah76
"Emang boleh seromantis itu" jawab Maula yang sambil
memegang dagunya Nunu, merayu agar Nunu terbuai.

"Ko diem aja Nu ih gak seru.. senyum-senyum doang gitu


apaan ih. Gimana ke Nu tanggapan nya, coba?" Nabila
memaksa Nunu agar bertanggapan positif dengan
semuanya, namun Nunu tidak bisa menanggapi saat itu
juga dengan secara langsung.

Tidak lama kemudian Nunu dan Nabila pamit pulang


karena waktu sudah menujukan jam 4 sore.

Nunu kembali ke rumahnya, seperti biasa dia tak lagi


menjadi orang yang enak rebahan, banyak pesenan yang
harus di sediakan dan ba'da dzuhur ikut mendidik anak
santri bersama keluarganya.

✍ HANYA SENJA YANG SETIA


TANPA DI MINTA

Sore itu Nunu menikmati kehangatan dari keluarganya,


terutama sang bapak yang tiap jumat sore mengajak
hiburan dengan jalan-jalan meski hanya jajan di pinggiran
jalan.

Bahagia itu baru lagi Nunu rasakan kembali setelah


kemarin Nunu anggap bahagia hanya ketika bersama
dengan tajul seseorang yang ia cintai.

115
Mun’amah76
Keluarga adalah kebahagiaan yang nyata,tanpa aku ingin
kan tanpa aku cita-citakan mereka menerima aku apapun
keadaan ku, mereka menyayangiku meski aku belum
sempat untuk memenuhi keinginannya.

Keluarga adalah senja, yang meski aku pergi ke manapun


sudah tentu ia akan menemui ku dengan setia. Ditengah-
tengah asyiknya jajan, Nunu dikagetkan oleh panggilan
masuk nomer yang tidak ia kenal. Nunu hanya
mendiamkan saja karena waktu untuk mengangkatnya
bukanlah waktu yang tepat, Nunu sedang antri di tempat
jajanan.

Setiba di rumah setelah semuanya beres tinggal tidur


Nunu membuka handphonenya dan mengabari yang
menelpon tadi.

"Maaf ini siapa yah? Tadi saya sedang di luar."

Tak lama dari pesan terkirim nomer tadi menelpon, Nunu


mengangkatnya.

"Ini Nunu Nur Afifah? Saya Yusuf, temennya Nabila."

"Oowh Iyah betul saya Nunu"

"Salam kenal yah teh, saya tau nama teteh dari Nabila"

"Salam kenal juga." Nunu terdiam ia bingung mau biacara


apa lagi. Tapi tidak dengan Yusuf ia terus-terusan
menanyakan beberapa hal dari mulai aktivitas Nunu dan

116
Mun’amah76
sebagainya. Yusuf juga menceritakan ia mengenali Nunu
dari Nabila.

Yusuf menjelaskan niat dia menghubungi Nunu, dia


menginginkan bisa hubungan baik jauh lebih dekat.
Tentu saja Nunu meresponsnya karena bagi Nunu tidak
ada salahnya menerima niat baiknya itu. Yusuf juga
berbicara pada Nunu bahwa esok pagi ia akan
menemuinya ditempat konveksi Nunu, Yusuf ingin
melihat suasana tempat kerja tentunya ingin ngobrol
secara langsung pula.

Pagi esok, Nunu merasa gak enak badan dia berbaring di


kasur merasakan sakitnya kepala.

Nunu teringat dengan janjinya kepada Yusuf yang akan


menemuinya di tempat kerja.

"Aku lagi gak enak badan gak mungkin kesana, lagi


sehatnya aja aku jarang, duuuh malas." Nunu berbicara
pada dirinya sendiri sambil membuka kemasan obat yang
mau dia minum.

Nunu ingin mengabari Yusuf bahwa dia tidak lagi ingin


keluar rumah namun, perasaan gak enak muncul sampai
Nunu membatalkan untuk memutuskan pertemuannya
itu.

"Mudah-mudahan sembuh deh aku tidurin bentar, cuma


masuk angin si mesti di paksain bisa tapi males, kenapa

117
Mun’amah76
yah huuuufttf..." Nunu terus-terusan bergumam soal apa
yang ia rasa.

"Aku chatt Yusuf saja pertemuannya sehabis dzuhur saja


mungkin badan udah enakan, tapi..dzuhur aku jadwal
ngajar anak santri. Duh, gimana?? Ini jam 8 ada waktu 2
jam buat istirahat dulu deh gak apa-apa jadiin aja untuk
ketemu."

"Drrrrrrttt.....drrrrttttt.. "getaran hp Nunu

Nunu terbangun dia tidak mengangkat telponnya karena


sudah menunjukkan pukul 10, Nunu belum siap-siap
untuk berangakat.

"Nu, maaf aku masih di jalan mungkin pukul 10:25 baru


nyampe."

Melihat isi chatt Yusuf Nunu mengucapkan rasa syukur.

"Alhamdulillah, untung masih di jalan. Aku siap-siap


dulu."

Selang lima belas menit Nunu sudah siap untuk berangkat


ke tempat kerjanya, seperti biasa saat Nunu ke tempat
kerja dia tidak lupa menyediakan beberapa kue untuk
semua orang yang kerja.

Nunu melangkahkan kakinya menuju angkutan umum


yang mengantar ia ke tempat tujuan, begitulah menurut
Nunu hidup harus tidak banyak memberatkan orang dan

118
Mun’amah76
praktis. Nunu tidak inginkan diantar jemput karena
menurutnya itu lebih repot.

Setiba ditempat, Nunu menyapa semua yang kerja dan


iseng melihat hasil jahitan dari para team.

"Pak ini dijahit rapih lagi pak, yang ini agak mengkerut
dikit si, tapi baiknya di benerin jangan bikin malu hehe."
Nunu menjelaskan apapun selalu dengan senyuman
karena ia tau sikap manis akan membuahkan manis.

"Nu sharelok, ini udah memasuki kampung yang kamu


sebutkan semalam tapi saya gak tau disebelah mana."
Chatt dari Yusuf, Nunu segera membalasnya.

Selang 3 menit terlihatlah Yusuf yang keluar dari


mobilnya. Nunu mempersilahkan duduk di kursi di depan
ruang tempat kerjanya.

"Gak nyasar mang? aduh saya panggil memang aja deh


yah layak nya panggilan orang sunda hehe."

"Gak nyasar dong wangi-wanginya udah tercium ada


disini, wkwkwk. Boleh saja panggil memang anggap aja
memang tukang bakso." Keduanya tertawa serada asyik.

Yusuf menjelaskan menemui Nunu sambil punya hajat


ingin ziarah ke maqom para masyaikh yang ada di
pandeglang, ia juga bercerita bahwa sukes bapaknya
washilah dari masyaikh yang di Pandeglang.

119
Mun’amah76
"Bapak ku mondok hampir 12 tahun di daerah sini
Nu,untuk itu saya mau sekalian ziroh dan silaturahmi."

"Owh begitu, bagus itu berarti bentar lagi mang Yusuf


yang mau mondok disini hehe, eh saya panggil aa saja
mungkin yah, menyesuaikan dengan orang-orang, anggap
saja saya santri di rumah."

"Hahaha.. Mana bisa mondok disini, saya bukan anak


pesantren Nu, saya suka pandeglang yang sering di sebut
kota santri."

"Tetap anak santri ko meskipun gak mondok ketempat


lain, tapikan kegiatan kamu ikut ngaji bareng bapak, sama
aja itu anak pesantren."

"Ngaji, tapi.. kalo cuma lagi dipaksa dimarahin bapak saja


Nu, banyaknya saya nganggur haha. Yasudah Nu saya
pamit, terima kasih sudah mau menerima saya sebagai
tamu di sini"

Tidak lebih dari 15 menit pertemuan mereka, dengan


pertemuannya tadi Nunu tidak berharap Yusuf akan
menjadi orang yang Nunu spesialkan. Nunu
menginginkan pendamping yang satu profesi, yaitu santri
tulen.

Seperti biasa, setelah dzuhur Nunu melanjutkan


aktivitasnya mengajar ngaji.

120
Mun’amah76
Ia buka kitab tashrifan hasil tulisan Tajul yang bulan lalu
ia beli itu, Nunu teringat dengan keadaannya yang masih
sendiri, sedangkan Tajul dia sudah mempunyai anak.

Nunu merenung sejenak dan dia hempaskan kembali


dengan mengajak anak santri untuk membaca nadzoman
itu.

Sepulang dari mengajar Nunu masih teringat dengan yang


ia lamunkan tadi, terasa hampa hari ini bagi Nunu karena
sudah terasuki oleh hawa nafsunya yang berpikir ingin
hidup secepatnya punya pasangan tanpa menelaah takdir
dari Tuhan yang sudah cukup indah.

Tak lama dari itu Nunu mendapatkan pesan singkat dari


Yusuf.

"Nu.. Sudah makan? Aku rasa dari pertemuan tadi


mudah-mudahkan awal dari kabar baik Nu."

Nunu heran dengan kalimat yang di tulis oleh Yusuf, apa


yang di maksud ia kejenjang serius untuk hidup bersama?.
Namun Nunu tidak mempertanyakan itu dengan
langsung, karena Yusuf masih belum bisa Nunu terima
untuk ke hal yang lebih serius dalam hati Nunu masih saja
santri tulen adalah pilihannya.

"Saya sudah makan barusan sepulang ngaji a Yusuf,


Aamiin mudah-mudah kenal nya kita menjadi pertemanan
yang baik."

121
Mun’amah76
"Lebih dari teman gak apa-apa Nu saya ridho hehe."

"Hehe bisa aja bapaknya nih."

"Oiya Nu kamu belanja peralatan jahit itu dimana nu,


dekat kampus saya ada semacam gudang yang
menyediakan peralatan begituan, mulai dari jarum,
kancing import dan lainnya, saya pernah beli disitu bagus
dan unik-unik, kalo mau coba beli nanti saya antar."

"Kamu masih ngampus a ? Boleh saja, tapi saya gak atur


yang begituan, yang beli team penjahit saya cuma ngasih
anggaran ke uangannya saja. Tapi untuk sekali-sekali
boleh a, terima kasih atas infonya."

"Iya, saya ngampus Nu, iseng jadi dosen di universitas


yang dulu saya kuliah.

"Hebat.. semoga istiqomah a.."

"Capek Nu, setelah punya istri mending gak usah jadi


dosen, pindah ke pekerjaan yang lebih enak."

"Owalah.. jadi apa kerja yang enak? tidur aja udah a.


Hehehe.. kenapa gak ada ke inginkan untuk buka pondok
tahfid saja a? Bukan kah a Yusuf sudah bersanad juga."

"Sudah Nu, tapi apa saya pantas, saya gak pernah


mondok, ngaji hanya ke abah saja itupun kalo mau saja
tidak tiap hari."

122
Mun’amah76
"Tentu sangat pantas, ngaji gak harus di pondok orang
luar, selagi orang tua memfasilitasi dan memberikan ilmu
yang cukup, itu sudah di katakan mondok."

"Saya gak faham langkahnya seperti apa Nu, kamu


bersedia bantu?"

"Saya gak bisa apa-apa a, kalo benar mau seperti itu


niatkan saja yang bulat, Allah akan bantu niat baik mu."

Nunu memulai mengistirahatkan jarinya dari chat yang


masuk ke ponselnya itu.

Terpikir jika tiba-tiba nanti rasa cinta tumbuh untuk


Yusuf apakah siap untuk menerima perbedaan yang
sangat banyak di keduanya, tapi dengan kedewasaan
Nunu ia tetap mencoba untuk perlahan menerimanya,
tidak mengekang harus sama yang bagaimana, karena
makhluk yang sempurna bukan ia yang ada dalam satu
kesamaan melainkan berbeda namun tetap dalam satu
tujuan. Jika tujuan Yusuf mengejar kemaslahatan dan
saling menuntun untuk tujuan akhirat Nunu bersedia
menjadi pendampingnya tanpa harus dengan pria santri
tulen yang sering ia impikan.

"Suntuk" Ucap Nunu diwaktu yang harusnya sudah tidur


malam.

"Aku mau nelpon Maula, aku pengen curhat."

123
Mun’amah76
Nunu segera mengambil handphonenya dan
menghubungi Maula.

"Besok kerumah ku Ul!! Bete nih, kita jalan-jalan kemana


gitu, hayu lah healing.!!"

"Kenapa Nu, ada masalah?"

"Enggak Ul, cuma sedikit sempit fikiran ku, udahlah kita


obrolin besok aja, kamu kesini ya."

"Insyaa Alloh Nu siap."

Nunu menutup matanya berdoa memohon perlindungan


dari tidurnya dan meminta agar dibangunkan
dipertengahan malam untuk mengisi waktu yang sangat
mustajab.

Tak jarang bagi Nunu meninggalkan waktu sepertiga


malam, ia selalu hadir dalam buaian malam, Nunu yang
tak ingin kalah oleh orang yang rajin memuji dan
memohon Tuhannya, sepeti saat ia bersama Tajul, Tajul
yang rajin membuat Nunu iri dan merasa malu ia tak mau
kalah darinya. Terlebih Nunu menginginkan pasangan
hidup yang sholih maka ia pun mengharuskan dirinya bisa
menjadi sholihah.

Pagi menunjukkan pukul 7:30 Nunu sedang melihat team


penjahit yang mengambil kain-kain dari rumahnya untuk
dibawa ke konveksi.

124
Mun’amah76
"Nu,,,,, rajin banget..." tiba-tiba Maula menepuk pundak
Nunu

"Bukan rajin, udah harusnya gini. Susah Ul kalo sudah di


kejar dunia.”

"Hahahahahhha."keduanya tertawa tanpa ada penjelasan


sudah faham apa yang di ucap oleh Nunu.

"Yu ngobrol di dalem Ul."

Keduanya masuk rumah, Maula menyalami kedua orang


tuanya Nunu.

"Ul, aku sudah dekat dengan yang dibicarakan oleh


Nabila itu."

"Aa Yusuf yang anak pak kiyai pondokan yang kemarin


kita kesana, ke Rangkas Lebak? Masyaalloh.. bagus dong
Nu. Tapi, masuk kriteria kamu Nu?. Diakan kuliah
bukan?"

"Ya dekat belum tentu serius kejenjang nikah kali Ul, kita
akrab-akrab gitu aja."

"Ya gak mungkinlah Nu kalo gak punya tujuan kesana,


masa-masa kita tuh bukan lagi nyari temen buat haha
hihi."

Nunu terdiam dan menelaah perkataan akhir yang Maula


ucapkan, karena ucapan Maula tak jauh dengan yang

125
Mun’amah76
selama ini ada di fikiran Nunu. Tapi ketika semuanya
belum ada bukti masih saja Nunu anggap itu perkenalan
biasa.

"Terus Nu gimana diakan anak kuliah kamu terima?"

"Kalo dia serius ingin hidup sama aku, aku terima Ul,
tujuan hidup kitakan sama, Tuhanlah satu-satunya tujuan.
Gak ada kata keberatan. Malah saya senang nanti ada
perbedaan di antara kita, ketika perbedaan itu menjalur
kepada hukum maka akan aku ajak dia kejalur sesuai
syariat. Begitupun denganku jika aku melihat cara dia
mendekat kepada tuhan lebih serius, aku akan ikut dan
setia menemani. Bagiku begitu saja sudah indah Ul, asal
keduanya saling mengerti."

"Wah..wahhh si paling mengerti, emang boleh secerdas


itu Nu? Bhahaha...keren banget Nu." Maula memeluk
Nunu, baginya Nunu adalah guru spiritual yang semua
ucapan dan tindakannya selalu mencontohkan.

"Owh iya Nu aku kan lagi dekat dengan Syahrul, dia


itukan dirumahnya ada santri tapi gak sarungan kaya kita
Nu pada celanaan begitu, berarti aku harus mengajak dan
merubah biar meninggalkan perkara tasyabuh birrijal
tersebut Nu?."

"Ya kalo mampu silahkan, lagian celanaan juga bukan


berarti buruk, hanya baik namun tidak lebih baik, sedikit-
sedikit kamu contohkan dengan perilaku mu saja dulu Ul,

126
Mun’amah76
jangan langsung melarang bisa-bisa kamu langsung
dibenci seluruh isi yayasan disana. Hahahaha. Karna hal
seperti itu ibarat mempercantik sesuatu yang sudah
cantik, tahapan kemenjadi cantiknya saja syuliiiit Ul,
bimbingan yang begitu hanya untuk orang yang sudah
cantik alias orang yang sudah bener-bener memahami.

Contohnya orang yang mempunyai hidung mancung,


kulit langsat, bibir merah mata lentik dia natural pun
sudah cantik dan kamu berusaha ingin me-make over
mendandani orang itu. Begitulah tasawuf Ul tidak
gampang diterapkan jika belum mempunyai pemahaman
dan keinginan yang sungguh-sungguh. Gak kenapa-
kenapa ko celanaan yang gak boleh itu yang gak pake
celana. Hehe"

"Yaelaaa memang yaaah... ngobrol sama kamu tuh Nu


ibarat apotek kosong, GAK ADA OBAAAAT."

"Halah,, bisa aja Maula. Aku mau notain pesenan dulu nih
bentar ya tunggu, kamu makanin aja dulu kue dan
minuman yang aku sediakan, abisin gak usah ada yang
nyisa."

Nunu meninggalkan Maula, dia butuh lima atau sepuluh


menit untuk menota pesenan dari customer.

Menjadi Nunu sebenarnya tidak lah capek atau terlalu


sibuk sepeti yang di anggap teman-temannya. Ia hanya

127
Mun’amah76
mengatur administrasi, penyediaan dan produksi Nunu
serahkan kepada team.

Usai totalan Nunu kembali kekamar menemui Maula.

"Nunu, ko bisa si Nu kamu jadi seperti ini sekarang Nu,


ko bisa semandiri ini ajarin dong."

"Hahaha.. gak bisa aku kalo suruh ngajarin, ini tuh laduni,
susah meskipun aku gak mau, gak sama sekali aku kejar
dunia, tapi kalo dunia yang ngejar otomatis nempel terus
Ul, gak bisa dong aku tolak hahaha."

"Hahahaha kelaaaaas,..Muhun ..Muhun.. tapi nu kamu


tujuan semakin mempertinggi usaha mu ada gak kira-kira
tujuannya?"

"Ya tentu ada Maula"

"Apa Nu???"

"Ingetin yah, kalo mau di rekam juga mangga, buat


pengingat mu nih hahaha, jadi... ketika dunia mendekatiku
dan aku mengembangkannya itu bertujuan untuk
mengurangi orang yang sombong. Kamu tau orang
sombong? Orang sombong itu tercipta dari banyaknya
orang lemah. Seperti aku dan kamu kita jangan menjadi
orang yang lemah biar apa? biar yang sombong musnah."

128
Mun’amah76
"Pengen ketawa si Nu. Penjelasannya nyeleneh tapi
masuk akal, hahaha terus maksudnya kalo orang miskin
lemah gitu Nu?"

"Lemah menurut orang sombong aja si, bukan menurut


Allah, orang sombong itukan berarti dia tidak
mempersalahkan akhirat Ul, harus di balasnya dengan
dunia. Ya harus sejalur lah Ul."

"Masukkk sekali ibu ustadzah Nur Afifah, ini si anti


mainstream, hahaha enak yah Nu jadi businessman,
ketika mindset mu enterpreneur kamu terlihat bersinar,
kerja dalam diam mengatur strategi yang luar biasa.
Semoga menjadi Siti Khodijah di era modern Nu."

"Duh jauh dibandingkan sama beliau, terus kamu gimana,


bukannya sekarang udah jadi bunyai Ul hahaha."

"Jadi dong jangan sampe nggak, wkwkwk. Dunia lucu yah


Nu, ingat gak pas kita wisuda, semua dipanggil
kepanggung dengan nama bapaknya masing-masing,
saudari Maula binti Syamsudin, nah dari orang tua wali
santri yang di sebut bapak aku doang tuh nyempil satu
yang gak ada gelar KH nya alias kiyahi haji. Gak sama
sekali sedih si Nu mau KH mau DRS atau gak ada gelar
sama sekali ke, yang penting punya iman haha. Lucunya
gini, ternyata bukan bapak ku lagi yang Kiyai tapi akunya
langsung. Wwkwkwk."

129
Mun’amah76
"Bener sih Ul, sekarang di rumah kamu punya santri.
Yang binti KH pun belum tentu bisa kaya kamu. Trik
kamu juga bisa banget tuh jadi pelajaran buat orang yang
mandang luar, padahal semua yang di lmiliki orang tua
kita, tidak akan kita miliki termasuk gelar, suka heran
sama yang cinta dunia, apa-apa pengen yang instan, liat
yang susah kayanya takut banget, seolah hilang tuh
ketuhanan nya, dunia kapan saja bisa Alloh ambil meski
sekarang terlihat cukup."

"Sebagai kaum jomblo nih ya Nu, suka heran sama yang


nyari jodoh harus banget dapetin yang ini itu, menurut
aku si kalo udah kelihatan baik akhlaknya itu udah
mewakili segala kehidupannya, iya gak si Nu?."

"Itu bagi orang yang merdeka dari nafsu saja Maula, tau
sendiri manusia paling susah perang melawan nafsu yang
parahnya lagi manusia itu sendiri gak faham dengan nafsu
banyaknya keliru, dia anggap itu hal yang wajar padahal
itu nafsu atau ambisi yang berlebihan. Tapi, kalau gak ada
orang yang begitu dunia sepi Ul, hahaha. Penghinaan
untuk kita yang di bawah adalah mimpi besar untuk kita
terbang membawa marwah, angin berisik ilalang semakin
cantik."

✶✶✶

130
Mun’amah76

MERAHNYA MAWAR MENGGODA INSAN

Malam ini, masih ditemani Maula teman seperjuangan


kala menuntut ilmu dan teman keluh kesah kala aku
bermasalah.

Maula yang terlelap tidur membuat ku bahagia melihatnya


tenang sehat dan afiyah.

Ku buka pintu kamar mandi, ku basahi wajahku dengan


mengucapkan lafadz niatnya wudhu.

Hamparan sajadahku duduki untuk memulai murojaah.


Saat mataku sudah terkena angin ngantuk akan ku ulang
berwudhu dan sholat tahajud, sebagai penghilang dari
ngantuk itu.

131
Mun’amah76
Enam panggilan tak terjawab dari Yusuf saat ku cek hp
untuk mengetahui waktu berapa menit lagi ke adzan
subuh, 04:01 angka yang aku lihat di layar
hp menunjukkan bahwa masih setengah jam tiba ke
waktu subuh. Ku niatkan untuk sholat istikharah agar
perjalanan yang sekarang tidak membuat bingung sama
dengan alur cerita yang pernah aku alami kemarin, tak
mau ada luka yang di sakiti, dekat dengan Yusuf semoga
menjadi luka yang di obati, doaku meminta hal yang baik
buat perjodohan ku, tak siap jika aku harus menerima
kecewa kembali.

Rasa sakit dalam sebuah kekecewaan yang kapanpun akan


terekam meski memaafkan, walau 10 tahun kejadiannya
ketika kamu bertemu dengan pelaku maka kau akan
menganggap kejadian 10 tahun adalah kemarin, teringat
jelas dan goresan luka takan kembali bagus kebentuk
asalnya, sesuatu yang mengecewakan sudah tentu
diharamkan.

"Nu, lagi apa? Boleh nelpon???" Layar hp bergetar,


sebuah pesan wa dari Yusuf, aku meng-iyakan pesan itu
tak lama dia menelpon ku.

"Nu, bapak ku sakit, minta doanya agar beliau lekas


membaik."

"Inalillahi, sakit apa a?"

132
Mun’amah76
"Awalnya cuma masuk angin saja Nu, tapi bapak belum
sadarkan diri."

"Insyaa Alloh aku do'akan, buat aa dan keluarga semoga


sabar dalam cobaan ini."

"Iya Nu terima kasih"

Tak ada kata lagi yang kami bahas hanya ucapan singkat
untuk mendoakan bapaknya Yusuf yang sedang sakit.
Aku faham dengan keadaan Yusuf yang sekarang, sedih
dan pasti mencemaskan keadaan bapak. Aku mengabari
hal itu kepada Maula yang baru saja selesai mandi karena
saat Yusuf menelpon dia tidak ada di ruang kamar ku.

"Maula, Yusuf ngabari aku katanya bapak nya sakit."

"Gitu doang Nu?." Cowok kalo emang sudah percaya


sama satu perempuan, saat cemas dan kebingungan kaya
gini pasti ingin mencurahkan semua isi hatinya sama
cewek itu, kayanya kamu sudah mulai Yusuf percayai deh
Nu, di percaya sebagai wanita pilihannya."

"Masa sih, jangan buat aku ge'er Mualaaaa."

"Ya normalnya cowok begitu, masa iya Yusuf main-main


bukan level orang berilmu kali Nu kalo begitu. Setidaknya
Yusuf dalam lingkungan pondok meski dia gak terlalu
mendalami ilmu agama pasti faham soal cara memainkan
hati Nu."

133
Mun’amah76
"Weleh.. weleh aku loh ini.. Terbang Maula, hahaha."

"Eittt berarti kamu udah nerima Yusuf meski dia bukan


kriteria mu?"

"Hahaha, nerima aja lah, yang penting satu tujuan menuju


Tuhan."

"Hahaha, baiklah good luck semoga berjalan lancar."

Tak lama dari obrolan tadi, tiba-tiba muncul status


whatsapp kabar duka yang tertulis "INNALILLAHI
WAINNAILAI ROJIUN, KH. SHOLAHUDDIN
PIMPINAN PONPES NURUL HUDA TELAH
PULANG KE RAHMATULLOH"

Hatiku sakit ikut teriris, bagaimana dengan Yusuf dan


bagaimana dengan janji ku yang bakal mendoakan
kesembuhannya tapi belum sempat ku panjat. Janji yang
tak ku tepati adalah dosa yang meski aku ucap dengan
maaf.

"Maula, bapaknya Yusuf wafat"

"Inalillahi, melayad Nu?"

"Nggak Maul, aku gak berani kesana, aku bukan siapa-


siapanya, malu. Cukup sholat hadiah mayit dan

134
Mun’amah76
mendoakan saja dari sini mungkin itu sudah mewakili dari
layadku."1

"Oke Nu, saya ikut. Abis magrib kita sholat hadiah mait
dan berdoa bersama."

Malam itu ku lakukan sholat sunah dikhususkan teruntuk


bapaknya Yusuf. Teringat dengan Nabila, sebulan lagi dia
wisuda pelepasan santri yang telah terima sanad, jika
dipondoknya lagi berduka apa acara itu akan tetap di
laksanakan? begitupun dengan Yusuf anak terakhir dari
keenam kakaknya yang sudah menikah apa dia baik-baik
saja saat ini?

Ingin ku hubungi Yusuf namun rasa ku tak ingin


mengganggu.

"Maula,, besok kamu pulang yah?? jangan si tambah lagi


aja sehari lagi nginep disini...temenin aku."

"Udah dua hari Nunu aku disini, gak bisa bestiiii di rumah
mulai ngaji besok sore."

"Duh, kesepian lagi deh"

"Kan udah ada Yusuf, minta temenin tuh sama dia."

1
Syekh Nawawi Albantani, Kitab Nihayatul Zain, “Shalat Hadiah”.
Halaman 107. Terlampir di halaman 195.

135
Mun’amah76
"Mana bisa Ul, aku udah kenal dekat saja enggan untuk
ngawalin chatt atau ngabarin pengen di temenin apalagi
ini belum jelas hubungan aku sama dia."

"Ya udah nanti juga dia yang ngabarin, kemarin-kemarin


aja gitu kan? Ada apa-apa dia ngehubungin ke kamu,
cieeee."

Seminggu dari bapaknya wafat, Yusuf menghubungi ku


dia berbicara bahwa tak tau apa yang nanti dia lakukan
setelah bapaknya tiada, mau terjun ke dunia santri
menggantikan posisi bapaknya atau tetap
mengembangkan ilmu umumnya, bagi dia ilmu umum
telah diperolehnya dengan sempurna. Sedangkan
menggantikan sosok sang bapak baginya jauh tidak
mampu.

Aku bilang padanya tak ada orang yang langsung bisa


memposisikan sebelum ia siap terlebih dahulu. setelahnya
tinggal mengatur, mengatur dalam arti apa yang mampu
maka tebarlah dan yang tak mampu maka tundalah,
dengan seiringnya dari ilmu yang di tebar maka ilmu-ilmu
yang lain akan berdatangan dengan berbagai jalan. Aku
mendukung untuk dia terjun kedunia santri karena,
seringnya yang kita bahas ketuhanan, maka jauh dari
kemungkinan untuk melakukan hal kemungkaran, maka
proses membina santri menurutku hal yang menjadikan
pribadi menuju kesholehan.

136
Mun’amah76
"Jika menurut mu aku harus mengembangkan pondok
bapak ku, apa kamu mau membantu ku Nu?."

Pertanyaan Yusuf yang gak bisa aku jawab dengan


langsung, karena disisi lain kedua orang tua ku pun sudah
membutuhkan aku untuk membantu mengajar santri di
rumah. Aku hanya bisa bilang "Kamu pasti bisa a". belum
ada jawaban untuknya, mungkin pertanyaan itu harus aku
fikirkan dalam-dalam.

Malam itu ingatan ku selalu teringat dengan ucapan


Yusuf, ku putuskan untuk mencurahkan semuanya
kepada ibu, senior ku yang paling berpengaruh. Ku temui
ibu dan aku membicarakan semuanya, meski malu tapi
sudah waktunya untuk aku mendapatkan pasangan hidup,
ku beranikan dan masuk ke kamar Ibu.

"Bu, aku sedang dekat dengan seseorang, Yusuf namanya.


Ia tinggal di rangkas, lebak mungkin 1 setengah jam
perjalanan dari rumah."

"Terus bener dia mau serius sama kamu Nu. "

"Sepertinya begitu Bu, dari awal denger dari cerita Nabila


dia sedang mencari calon istri."

"Terus kamu masuk kedalam kriterianya Nu, ibu takut


dia hanya nganggap mu sebagai teman saja, kala dia
kesusahan dia cuma minta bantuan dan hanya

137
Mun’amah76
mengobrolkan masalah-masalah saja, tidak lebih dari itu
kalo teman, jangan berharap dulu nu."

"Tapi, barusan dia bilang apakah aku mau untuk di ajak


hidup bersamanya, dia anak kuliahan Bu, didikannya
santri didikan dari bapaknya."

"Nunu yakin? meski gak satu profesi mau sama dia? kalo
Nunu sudah yakin, Ibu sih setuju-setuju aja yang penting
kalian berdua maslahat dunia akhirat."

"Insyaa Alloh Bu, jika aku yang harus menuntunnya, aku


siap dan jika aku yang di tuntun aku pun siap asal
semuanya sesuai syariat, insyaalloh Yusuf faham sampe
situ."

"Yang jadi beban bagi aku, apa Ibu gak keberatan jika
setelah menikah nanti aku ikut Yusuf? Sedangkan disini
aku sudah masuk jadwal ngajar anak santri?"

"Jika tujuan kalian berdua baik, Ibu gak bakal keberatan,


pandeglang-rangkas itu dekat, gak ada kata untuk tidak
bisa pulang pergi untuk ngisi waktu disini seminggu sekali
atau dua kali bisa Nu. Ibu dukung selagi niat kalian baik."

Aku kembali ke kamar ku dengan fikiran tenang, ku


bulatkan niat ku untuk hidup bersama Yusuf, Ku
hilangkan rasa gengsi ku untuk menghubunginya.

"Sudah tidur? Kamu baik-baik saja a?"

138
Mun’amah76
"Aku baik Nu, aku belum tidur, ada apa Nu."

"Gak si, cuma iseng aja wa, takutnya lagi melamun."

"Melamun gak apa-apa Nu sesekali hehe."

"Santri di rumah sudah mulai ngaji a? "

"Sudah Nu, kaka aku yang ngajar meski pulang pergi dari
rumahnya."

"Kamu belum mulai untuk ngambil jadwal ngajar santri?"

"Belum Nu, aku 6 bulan ini satu semester ada jam terbang
buat ngisi jadwal ke daerah bogor di universitas hukum."

"Owh gitu, ko di ambil si kerjaan disana, kan dirumah


juga lagi ngebutuhin kamu."

"Sebenarnya gak mau Nu, tapi ini temenku yang nawarin


buat bantu dia di universitas swastanya, kontraknya udah
berlangsung sebelum bapak wafat."

"Owh begitu, hati-hati aja disini ataupun di sana yang


penting kebaikan."

"Iya Nu, kamu juga baik-baik yah, kamu suka apa Nu, aku
mau bawain sesuatu tapi aku gak tau mau mu apa."

"Gak usah repot a, aku suka apapun asal banyak hahaha."

"Berarti bawa bakso se gerobak yah Nu, haha."

139
Mun’amah76
"Nah, itu bener. Boleh banget.. Siap-siap sakit perut atau
sariawan aja nanti, hahaha panas dalam meronta-ronta."

"Besok mau keluar Nu?"

"Iya, aku ada agenda kumpul sama temenku dalam rangka


pengajian bulanan alumni."

"Yaudah pulangnya aku jemput."

"Oke.. aku sama Maula nanti nunggu kamu disana."

Subuh adalah jembatan, jembatan menuju catatan apa


yang bakal aku jalani, ku rentangkan kedua tangan ku, 5
menit ku isi dengan senam agar mengalirnya darah
dengan sempurna sehingga aktifitas ku tak cepat lelah, ku
lihat hp isi grup wa alumni sudah di penuhi oleh chatt
dari teman-teman yang bakal pada hadir hari ini,
menanyakan lokasi, dress code dan sebagainya. Aku
segera menyiapkan baju kerudung tas dan sandal yang
bakal aku pake.

Aku pilih dress dengan warna maroon, warna merah


semu gelap adalah favorit ku menurut ku warna itu sangat
intens, seolah memberikan kehangatan bagi yang melihat,
dan siapa saja yang mengenakan sudah pasti terpancar
kewibawaan. Tak lupa pula bersolek agar terlihat segar
namun bagi ku bersolek cukup memakai lipstik dan celak
saja, menghindari fitnah dari tatapan orang-orang, serasa
tak nyaman juga menurutku jika make up berlebihan.

140
Mun’amah76
Teringat jadwal pengajian alumni ternyata ini giliran ku
yang mewakili untuk membacakan kitab yang bakal di
simak oleh seluruh alumni, karena banyak nya aktifitas,
aku lupa dan baru sadarkan ketika aku mengambil kitab
untuk ku bawa ke tempat reuni.

Ku helakan nafas, dan duduk untuk menelaah bab mana


yang bakal saya uraikan, terlihat di bagian lafad LAA
TAHASADUU WA LAA TANAA JASYUU... Baru saja
kitab itu ku buka, Maula menelponku agar cepat
berangkat bareng bersamanya.

Segera ku tutup kitab ku dan memasukan nya ke tas lari


menemui Ibu untuk pamit dan segera memasuki
mobilnya Maula.

"Maulaaaaa aku tuh baru ingat barusan ternyata bagian


aku yang baca kitab?."

"Iyah, emang ibu boss sudah lupa akan semuanya, ingat


nya Yusuf terus kayanya wkwkw."

"Gak gitu, orang minggu-minggu ini aku main sama kamu


terus, kamu si gak ngingetin aku."

"Ya kamu lupa apalagi aku Nunu, yaudah sih tanpa harus
melihat terlebih dahulu juga kamu bisa ini Nu, repot
banget deh."

141
Mun’amah76
"Gak gitu Maula, ini reuni akbar yang hadir senior-
seniornya kita mulai dari qurun pertama, salah penjelasan
bisa-bisa malu haha."

Nunu membuka tasnya dan mulai membaca apa yang


bakal di kaji, lafad didalam kitab terus saja Nunu telusuri
sepanjang jalan tanpa menghiraukan Maula.

"Bunyai ko se sibuk itu mau tampil, biasa ae kali, kaya gak


sering aja. Toh plas plos juga omonganmu selalu ngena,
ribet banget deh jadi Nunu."

"Berisik Maula, udah diem lagi serius."

"Jangan serius-serius yang kemarin aja berhenti ditengah


jalan, hahaha."

Mereka serentak tertawa dan memang Nunu merasa


dengan hal itu. Yang Maula bahas serius dipercakapannya
ini adalah ketika menseriusi seseorang yaitu tajul, yang
cintanya mereka berhenti di tengah penantian.

"Hahaha iya juga si, semakin diseriusin semakin gak jelas.


Cinta-cinta begitu teganya dikau hahaha." Nunu
melanjutkan perkataannya Maula.

"Nu, ko kamu gak nyuruh kita pake dress code sih, kan
biar serempak gitu Nu, ketua alumni ko santai-santai ae."

"Perkara kaya gitu harus santai lah, dress code bikin ribet
buat ibu-ibu kali Ul, yang gak punya harus beli atau

142
Mun’amah76
pinjam ke orang lain itu si bikin ribet menurut aku. Gak
semua alumni lagi pada punya uang, lagi paceklik gak usah
begituan."

"Ya betul si, menurut aku biar kompak gak ribet dan
gampang itu si nerima baju gratis dari kamu Nu. hahaha."

"Hahaha si paling gercep ngotak, tapi gak double


control."

"Lah, kan bener Nu, yang gak paceklik kamu doang


perasaan punya aja itu kain tiap hari hahaha."

"Gak bisa lah kalo dadakan gini."

"Berarti kalo gak dadakan bisa nu, asiiik alhamdulillah di


tunggu nu gratisannya."

"Kalo itu si udah niat Ul, gak tau kapan tapi, doanya aja."

"Hahahaha aku cuma canda loh Nu, ko serius gitu


nanggapinnya."

"Iya berbuat baik jangan nanggung iyahin aja udah,


hahaha."

Setiba ditempat Nunu dan Maula banyak sekali yang


mengajaknya salaman, hampir semua alumni
mengenalinya entah karena dia tertunjuk jadi ketua alumni
atau memang karena namanya yang sedang melambung
diperbisnisan.

143
Mun’amah76
"Nunu....apa kabar, masyaalloh akhirnya ketemu lagi,
makin cantik Nu." Hj Anisa teman Nunu yang seangkatan
memuji Nunu sambil memeluknya. Begitu asyik dan
hangat ikatan satu almamater terkumpul dalam satu
tempat seperti ini, dari berbagai wilayah hadir karena
ingin mengulang masa-masa kebersamaan.

"Nunu...merah-merah menggoda, terlalu masyaalloh buat


aku yang astagfirulloh cantik kamu Nu, kamu cantik
belum ada yang mau lamar nu? Pertanyaan dari senior
tiba-tiba bikin Nunu senyum hambar.

"Belum teh, doanya aja."

"Nunu tuh cantik, pinter gak ada kurangnya dia cuma


kurang gatel aja, makanya belum ada yang nyantol,
haha."Maula ikut nimbrung dalam obrolan Nunu dan
teteh seniornya.

"Hallah, yang gatel nanti dapetnya yang idung belang lagi,


yang jelalatan ya nu, gak usah nu pertahankan nilai cantik
mu. Semangat Nunu."

Nunu hanya tersenyum matanya selalu menggambarkan


setuju dengan yang temannya bicarakan. Hampir semua
orang yang Nunu temui tak lain dan tak bukan
menanyakan kapan nikah, Nunu selalu bilang Insyaalloh
sebentar lagi karena jawaban itu yang menurut Nunu bisa
mengademkan hati Nunu yang juga merasakan kehilangan
Tajul yang harusnya mereka berdua sudah menikah. Tak

144
Mun’amah76
begitu mudah untuk menghapus masa-masa indah
bersama orang yang dicinta, bukan karena tidak hidup
bersama melainkan jejak yang telah tertapak.

Setelah acara selesai semua alumni diajak untuk sholat


dzuhur berjamaah dan langsung bersalaman karena acara
sudah selesai. Nunu segera membalas pesan Yusuf yang
dari tadi menanyakan jam berapa ia di jemput olehnya.

"Aku sebentar lagi pulang, kamu dimana?"

"Udah dijalan nu, aku sampe tinggal lima menit lagi


mungkin, tunggu didepan jalan ya nu."

Nunu mengajak Maula ke depan menunggu Yusuf, Tak


lama Yusuf memberhentikan mobilnya pas didepan
Nunu. Saat melihat Nunu, Yusuf tersenyum ia
membayangkan Nunu bak bunga mawar merah, segar dan
harum "terpancar indah dan nyata merahnya menusuk
dada" Celetuk Yusuf dalam hati. Yusuf membukakan
pintu mobilnya dan mempersilahkan Nunu dan Maula
untuk masuk.

"Gimana acara tadi lancar?"

"Lancar banget, kalo ada makan-makan kita anggap


lancar, canda Maula menjawab pertanyaan Yusuf.

"Hahaha bagus deh, biar kuat menanggung derita hidup


yah." Jawab Yusuf sambil ketawa.

145
Mun’amah76
Dipertengahan jalan, Yusuf memberhentikan mobilnya ia
keluar dan meminta Nunu untuk mengikuti. Yusuf
berjalan memasuki toko bunga dan bilang kepada Nunu

"Aku gak membawakan mu apa-apa tapi saat melihatmu


memakai dress merah aku menyukainya kamu terlihat
jelas dan cantik, seperti bunga mawar . Sekarang aku
membelikan mawarnya untuk mu." Nunu terpana dengan
seluruh ucapannya Yusuf begitupun saat menatap bunga
yang Yusuf berikan, merahnya mawar membuat Nunu
tergoda dan membuat rasa cinta Nunu semakin dalam.

"Terima kasih a, kamu tau aku suka bunga?"

"Tidak nu, tapi kamu pantas ketika aku samakan dengan


bunga, sangat indah."

"Doakan selalu a, agar aku bisa menjadi seperti mawar


tumbuh tegak dan memanjat ."

Hari ini adalah hari kebahagiaan yang tak terpikir oleh


Nunu, Maula yang menyaksikan perkataan mereka
berdua ikut bahagia dan berharap tidak ada sesuatu yang
memisahkan keduanya. Nunu juga menanyakan prihal
kontrak yang bakal Yusuf jalani di univ bogor itu.

"Kamu jadi berangkat ke bogor? Jadi dosen di univ


hukum??"

146
Mun’amah76
"Nanti Nu, bulan depan setelah 40 harian wafatnya
bapak. “Kenapa Nu gak mau di tinggal?."

"Nggak juga si nanya aja, kirain berangkatnya sekarang-


sekarang."

Spontan saja saat mendengar percakapan itu Maula


langsung menatap matanya Nunu, dia memegang tangan
Nunu seolah akan ada kerumitan dalam perjalanannya.

Setiba dirumah Nunu dan Maula segera membersihkan


badan dan mengganti costume dengan memakai pakaian
tidur, di sela-sela istirahat Maula mengawali pembicaraan
dengan membahas soal Yusuf.

"Nu, heran gak si kenapa Yusuf mau pergi di saat seperti


ini, di saat di rumahnya memerlukan pengganti ayahnya."

"Katanya sudah terlanjur kontrak Ul."

"Emang gak bisa yah dibatalin, aku heran deh ko


menurutku ada yang aneh, kamu gak apa-apa Nu ditinggal
sama dia."

"Gimana lagi Ul, selagi baik buat dia aku dukung aja,
kamu kurang percaya sama Yusuf Ul?"

"Percaya sih, romantis gitu mana bisa mau berpaling atau


tidak ikut jalur Nunu. Sekarang belum nanti mah wiiih
bakal nempel sama kamu Nu."

147
Mun’amah76
"Haha emang jalur aku apa? Ada-ada aja."

"Yusuf romantis yah Nu, iri aku liat kalian berdua."

"Iya Ul, aku aja gak nyangka, sejak kejadian tadi


sepertinya cintaku semakin dalam Ul."

"Aku ikut bahagia Nu, tidak gampang menerima orang


yang tidak masuk dalam kriteria pilihan kita, tapi kamu
menerima Yusuf dengan begitu mudah, kamu baik Nu."

"Soal kriteria aku yang suka santri tulen, seperti halnya


aku menginginkan tajul, tidak bisa aku pungkiri aku
menginginkan yang seperti itu namun aku sadari
keinginan ku adalah nafsu yang entah sampai kapan akan
semakin membesar jika tak aku hilangkan, aku menerima
Yusuf justru warna dalam hidupku akan semakin indah
ketika ada dalam satu perbedaan, jika kebaikan itu ada di
lposisi Yusuf akan aku ikuti ajaranya dia, dan jika
kebaikan ada didalam diri aku, aku siap mengajak Yusuf
dan menuntunnya sampai dia mampu. Jika hidup sama
rata tanpa dataran tinggi dan belok bertikung mungkin
takan bisa membedakan nikmat kecil dan nikmat besar
Ul, akan ku cari nikmat besar tuhan itu dalam satu
perbedaan, bukankah perbedaan adalah rahmat?"

" Benar Nu, terus kamu gak takziah ke rumahnya Yusuf,


Yusuf tidak meminta mu untuk kesana Nu?"

148
Mun’amah76
"Aku gak mau Ul, aku gak berani. Aku cewek, mana bisa
terang-terangan seperti itu kerumahnya, Yusuf juga
mungkin belum menceritakan kehadiran ku kepada
keluarganya."

"Kemarin nelpon Nabila mau ngapain Nu, kirain aku


kamu mau kesana."

"Aku cuma tanyain keadaan di rumah Yusuf kira-kira apa


yang bisa aku bantu untuk acara 40 harian bapaknya,
Nabila bilang semuanya sudah banyak yang handle tapi
ada uang kas santri yang ikut dipake untuk kebutuhan
dapur dibagian perkue-han, aku bilang kepada Nabila
biarkan uang kas tetap utuh dan aku ganti dengan uang ku
sendiri Ul, aku ikut berduka kepada keluarganya Yusuf,
aku juga merasakan bagaimana sedihnya Yusuf dan
Ibunya, untuk membantu mereka aku sumbangkan uang
ku untuk tahlilan 40 harian bapaknya nanti, hal ini aku
tidak ingin Yusuf tau, jika Yusuf tau betapa malunya aku."

"Aku faham Nu kamu melakukan hal ini bukan karena


kamu cinta sama Yusuf, tapi karena kamu yang baik
ketika orang yang di hadapan mu terluka kamu pun ikut
merasakan lukanya, bukan cuma Yusuf siapa saja itu. Aku
sudah faham betul siapa kamu Nu. Jangan bilang kamu
lakuin ini karena Yusuf yang menjadi alasan."

"Insyaa Alloh nggak Ul, kamu takut ada apa-apa terus aku
ngungkit Ul?."

149
Mun’amah76
"Bukan gitu, kamu gak mungkin ngungkit aku percaya,
namun jika alasannya karena Yusuf semata jika suatu saat
nanti baid-baid Yusuf tidak sampe dipelukan mu, kamu
akan terluka parah."

"Soal materi aku tidak akan menyangkut pautkan dengan


hubungan Ul. Insyaa Alloh aku fokus pada niat ku.
Terima kasih Ul sudah banyak mengkhawatirkan aku."

Benar kata Maula hubungan tanpa ikatan memang harus


banyak berpikir agar tidak terlalu tertipu oleh keadaan,
namun jika orang itu terus-terusan memberikan harapan
baik, maka akan tepat sesuai keinginan dan hanya sedikit
kemungkinan untuk di ingkari, Maula berharap Nunu
tidak lagi menemukan kekecewaan di atas kesetiaan.

150
Mun’amah76

SAMPAI ATAU HANYA IMPIAN

Pagi di saat mentari menjumpa, Yusuf menelpon ku dia


bilang sebelum ke bogor dia akan memulai mengisi
pengajian harian bersama santri di rumahnya, sudah tentu
mendengar hal itu aku bahagia, Yusuf juga meminta agar
aku mengajarinya mulai dari muqodimah untuk memulai
mengaji sampai menanyakan beberapa lafad yang entah
hanya iseng menanyakan atau benar-benar tidak dia
fahami, menurut aku sejauh ini mengenal Yusuf dalam
perbincangan dia sangat berpotensi, cerdas dan faham ke
hal-hal dunia pesantren, tapi dia tidak mengakui semua
itu. Yusuf memaksaku untuk memberikan contoh bahasa
apa yang biasa di gunakan untuk memulai ngaji, aku
hanya tersenyum dan bilang bahwa dia jauh lebih bisa dari

151
Mun’amah76
aku, namun Yusuf tetap ingin aku memberinya contoh,
dia bilang semua yang aku ajarkan akan dia ulang didepan
para santri, dengan sedikit malu karena akupun masih
diluar mahir mencontohkannya, ku bilang padanya untuk
mengawali ngaji bersama santri cukup melafalkan
basmallah seraya untuk mendapatkan berkah dan sunah,
lanjut ku contohkan dengan membaca doa dikhususkan
kepada pengarang kitab yang diaji dan doa untuk para
pelajar, agar pengarang kitab pendapat rahmat dan para
pelajar mendapat manfaat, Yusuf menyimak semua apa
yang aku contohkan, dia menjawab dengan memberikan
candaan "ini bukan kaleng-kaleng, sendiko dawuh
ustadzah" kita tertawa bersama yang memang Yusuf yang
sangat aktif dalam bercanda.

Selang setengah jam dari obrolan tadi aku menemui ibu


yang baru memulai memotong daging yang mau ia pasak,
aku bantu ibu ku penuhi aktifitas memasak itu dengan
bercerita, bercerita tenang kemarin reuni sampe
menceritakan kerjaan ku yang sedang membikin baju
untuk ponpes temennya ibu. Sangat asyik kalo sudah
bersama ibu, apapun yang aku ceritakan pasti itu selalu
menyukai dan memperluas pertanyaan sampai cerita ku
tak ujung usai. Masak belum selesai aku mendapatkan
panggilan dari luar rumah, yang ternyata bapak kurir go-
food yang mengantarkan pesanan.

"Maaf pak dari siapa? Saya gak pesan makanan ini."

"Di situ teh ada namanya."

152
Mun’amah76
Sekejap langsung berpikir apakah Yusuf? tapi mana
mungkin, rumah kita lumayan jauh.

Ku bawa makanan itu ke dapur dan membaca si pengirim


ternyata dari temannya ibu. Ibu Aisyah namanya, yang
bulan kemarin meminta agar aku mau menjadi
menantunya. Aku langsung kaget dan mempunyai fikiran
buruk, jangan-jangan ibu menerima tawaran itu tanpa
sepengetahuan ku, aku takut hal ini terjadi sebagaimana
kejadian yang tajul alami. Aku langsung kabarkan ibu to
the point berbicara apakah ibu menerima tawaran ibu
Aisyah sampai ia mengirim makanan ini?.

Ibu bilang hari ini ada acara tasyakur, ibu di undang untuk
hadir ke resto yang ada didalam hotel horizon dekat
rumahnya, namun karena ibu lupa ibu gak hadir. Mungkin
tidak jauh dari itu saja menurut ibu, soal hal perjodohan
ibu ngikut kemauan anak, tutur ibu nya Nunu mengakhiri
obrolan. Nunu kembali ke kamar karena terdengar suara
yang menelpon.

"Nu, pusing yah ngurus santri, dulu semasa ada bapak


perasaan mereka terlihat baik-baik saja sekarang ko
banyak masalah."

"Baik-baik saja karena bapak tidak menganggap ini


masalah a, orang tua memang lebih cerdas cara mendidik
anaknya, tidak seperti kita yang apa-apa pake nafsu justru
tidak sama sekali sabar."

153
Mun’amah76
"Biar santri pada tunduk gimana Nu, sekali saja diomong
bisa gitu buat nurut, perasaan susah."

"Kalo masih dipondok nyari ilmu wajar sih a kalo gak


nurut, mereka belum faham masih proses. Kalo mau dia
tunduk tunggu setelah jadi alumni, karena itulah hasil dari
tuntutannya selama mondok bukan lagi proses."

"Terus solusinya sekarang Nu gimana, aku gak faham


sama mereka."

"Solusinya cukup contohkan dengan pribadi mu saja a,


gak bakal diturut kalo cuma pake mulut, pokoknya untuk
sekarang sering-sering bilang sayang sama santri, jangan
emosi wkwkwk."

"Hahaha segitunya yah, bukan Nunu kalo ujung nya gak


ngaur."

"Ciee ketawa, bahagia kamu a?"

"Bahagia syekaaliii Nu alhamdulillah."

Akupun bahagia mendengar Yusuf tertawa, aku tak ingin


ada rasa sedih dihati Yusuf setelah ditinggal bapaknya,
akan aku lakukan apapun jika Yusuf membutuhkan , akan
ikut berjuang jika Yusuf tak mampu lagi untuk berdiri.
Bahagia pula pada akhirnya Yusuf semakin semangat
mendidik santri, meski tak tau apa yang ada di hati Yusuf,
namun yang ku lihat itulah kiranya. Ku duduk sambil

154
Mun’amah76
melihat reels instagram yang muncul di akun ku, terlihat
wanita muslimah sangatlah cantik ia mengenakan gaun
pengantin ala india yang memang raut wajah wanita itu
sangatlah mendukung dengan ke india-annya. Memiliki
susunan tulang wajah yang sempurna, hidung mancung,
bibir tipis, dan memiliki dagu V, aku tersenyum
membayangkan jika akulah yang memakai gaun itu, meski
tidak sesempurna cewek direels kurasa akupun pantas
memakainya, aku menyukai appearance itu penampilan
yang sangatlah menawan. Dalam benak ku langsung
terpikir apakah Yusuf akan segera mengajak ku untuk
kepelaminan atau akan menunda setelah ia pulang dari
bogor? ingin sekali rasanya ku menanyakan hal itu namun
belum tepat karena baru saja keluarganya dapat musibah
dengan kepergian bapaknya, kapan pun akan aku
tanyakan hal ini karena dalam hubungan dilarang hanya
sebatas perkiraan, ia harus jelas dan boleh melabuhi
setelah keduanya saling menginginkan, akan terlihat
berkelas jika wanita menagih janji cinta karena dengan itu
kita takan terjerat oleh tipu muslihat, kecuali pasangan
kita benar-benar punya niat hanya untuk
mempermainkan. Aku percaya Yusuf dengan segala
tindak tanduknya kepadaku dia benar menginginkan ku,
tak mungkin pula jika Yusuf hanya ingin
mempermainkan, aku tau dia berpendidikan.

Ku coba hempaskan apa yang ada di fikiran ku mengenai


prasangka buruk terhadapnya, akan tetap ku yakini bahwa
Yusuf mempunyai niat yang murni, bagaimana tidak saat

155
Mun’amah76
Yusuf bilang kepada Nabila dia menginginkan calon istri
untuk merawatnya, ketika Nabila menawarkan aku dia
mengabari ku, ku ucap Badmallah semoga semuanya
berakhir indah, lamunan ku terakhiri karena telpon seluler
bunyi, nada video call dari Yusuf.

Ku angkat video call itu dengan tidak menampakkan


wajah, hanya sebatas kerudung saja yang aku sorotkan
seperti biasa Yusuf mengomentari hal itu, ia selalu bilang
kalo vc dia ingin melihat wajahku, tapi aku belum bisa
untuk seperti itu, tidaklah pede untuk ku, tidak juga
menginginkan seringnya memperlihatkan wajah untuk
yang belum halal apalagi vc jelas-jelas hanya wajah dengan
jarak yang sangat dekat bisa dilihat.

Meski kalimat ingin melihat wajah terus-terusan Yusuf


ungkit saat vc aku tetap menekadkan prinsip ku, namun
ada yang beda untuk kali ini dia bilang padaku bahwa aku
keras kepala, aku hanya membalasnya dengan senyuman
meski dalam hati ingin ku ungkap tak apa keras kepala
jika perilaku ku sesuai norma, enggan untuk
mengungkapkan alasan itu takut menyinggung
perasaannya, menbiarkan ia berbicara apapun suatu saat
pasti akan mengerti, tak ada kata yang aku yakinkan
selain berhusnuzon kepadanya.

Dalam hubungan kedekatan, aku selalu menahan untuk


mengungkap rasa cinta atau rindu secara kata, sebagai
landasan agar aku tidak terlalu larut dalam cinta yang
belum terjelaskan, selalu ku manage hati agar

156
Mun’amah76
mempunyai batasan untuk tidak terlalu dalam, bagaimana
jadinya jika seluruh raga aku berikan untuk hati yang
belum ternobat dengan jelas, mungkin tak jauh akan
seperti qhais yang menggila karena laila.

Subuh syahdu, ku bawa al Quran dalam genggaman


menemuiIbu agar menyimak hafalan yang sudah
seminggu tidak aku ulang.

Bahagia rasanya jika sudah memenangkan waktu untuk


meluangkan bersama mushaf tadi, benar-benar real sesuai
dengan hadits qudsi yang menerangkan bahwa membaca
al quran atau mempelajarinya akan selalu diberi
ketenangan jiwa, hidup diliputi rohmat dan dibanggakan
oleh Alloh dihadapan para Malaikat. Luar biasa, berharap
sampai kapanpun aku akan mengulang terus-terusan hal
seperti ini.

Pagi selesai ngaji, segera kedapur niat hati ingin


membuatkan sarapan untuk keluarga, meski hal ini jarang
ku lakukan untuk hari ini semangat ku menerjang ku
tanya ibu ingin dibuatkan apa menu sarapannya, namun
kata ibu ibu sedang tidak makan, ibu punya niat puasa.

"Puasa apa Bu?" Tanya ku selalu ingin tau.

"Puasa hari lahirnya adik mu Nu, inilah tarikat ibu untuk


membantu lancarnya adikmu ya mencari ilmu."

157
Mun’amah76
Sungguh memang ibulah wanita paling baik, jawaban
itupun mengingat masa-masa aku ketika berada di
pesantren. Kala ibu menelpon pagi di hari Senin atau
Kamis ibu menanyakan sudah sarapan atau belum, jika
jawaban ku belum ibu tersenyum dan mengatakan
"Bukan santri kalo hari Senin sarapan" maksud ibu tidak
lain bercanda namun membangun sikap agar apa yang ibu
ungkap difahami. Menurut ibu jika seorang penuntut ilmu
ingin cepat ilmunya didapat harus meluangkan agar
sesekali berpuasa entah itu puasa Senin atau Kamis. Jika
aku menjawab "Sudah sarapan" Justru ibu menanyakan
"Uangnya masih ada?". Tidak panatik dalam didikannya
ibu, santai tapi tetap mengarah beraturan.

Pagi itu juga ingin melihat keadaan di konveksi, aku


siapkan segalanya yang bakal aku bawa.

Pukul 09:00 aku tunggu angkot namun sudah lima menit


di tunggu tidak saja muncul.

Aku duduk di warung dekat jalan, melihat isi hp ada chatt


dari Yusuf.

"Nu, hari ini aku gak ada kegiatan kira-kira ketempat apa
yang enak Nu."

"Ke pelaminan."

Sengaja ku jawab seperti itu ingin tau saja apa reaksi


Yusuf.

158
Mun’amah76
"Kamu pengen ke pelaminan Nu? Tunggu aku setelah
pulang dari bogor itupun kalo kamu mau dan sabar, kamu
pengen sekarang-sekarang yah Nu ?"

Serada heran dengan jawaban Yusuf kenapa banyak


ungkapan yang tidak begitu meyakinkan. Aku gak tau
seperti apa untuk mengetahui yang serius atau yang cuma
modus.

"Aku tunggu asal kamu jelas." Sengaja aku balas bersedia


untuk menunggu dan ingin tau bagaimana pula nanti
Yusuf setelah aku jawab dengan kebersediaannya aku.

"Iya Nu, sabar yah, aku jemput kamu sekarang mau gak,
kita kuliner kemana kamu mau."

Seketika Nunu teringat dengan keinginannya jajan korean


street food dipasar malam yang berada di serang raya,
Nunu selalu merencanakannya dengan Maula namun
selalu gagal padahal kuliner disana sangat dirindukan oleh
Nunu, terlebih dengan rasa dari roti garlic bread dimakan
selagi hangat, pedasnya tteobokki semuanya terbayang
diingatan. Tidak langsung membalas pesan Yusuf, Nunu
mengabari Maula terlebih dulu ia mengajaknya karena tak
ingin pergi jika hanya berdua saja bersama Yusuf.

"Maula, jajan makanan Korea hayuuuu nanti kita dianter


Yusuf mau gak?"

159
Mun’amah76
"Sekarang Nu?? mau bangeeet udah kebayang nih
segernya bakso seafood dan ramyeon yang dipasar malam
serang raya, enak banget Nu. Aku mau ikut deh."

Setelah ada jawaban dari Maula, Nunu membalas pesan


Yusuf, Nunu langsung memastikan tempat yang bakal
dituju yaitu pasar malam serang.

"Nunu kenapa milih pasar malam Nu, ada apa disana?."


Tanya Yusuf ketika berada diperjalanan

"Jajanannya enak serba korea aku suka, terus ada kebab


Turki baba rafi juga disana, udah kebayang nikmatnya."

"Lah, masa dibeli semua Nu, hehe, kalo suruh milih


pengen jajan korea atau kebab? lagi ngebayangin kamu
cuma bisa beli satu saja, pilih mana hayo?

Yusuf membuka suasana menjadi terasa lebih asik, banyak


sekali yang ia utarakan bikin Nunu dan Maula ketawa
terpingkal.

"Aku pilih kebab itu favorite ku, tapi nanti kamu beli
jajanan korea yah, biar aku bisa minta icip ke kamu.
Hehehe”

"Lah Nunu, akukan lagi ngajarin seandainya lagi gak


punya uang, malah kefikiran buat minta. Sama saja itu
makan semuanya. Wkwkwkwk."

"Kamu Aa senang banget kayanya liat aku menderita."

160
Mun’amah76
"Hahaha nggak gitu Nu, becadyaaa. Berarti kamu aslinya
lebih suka kebab nih, bukan toppoki ?."

"Iya betul, bab perotian aku suka, garlic bread khas Korea
itu pun aku suka."

"Gampang yah bahagiain Nunu, roti kan murah Nu


diwarung lima ribu juga dapet nu."

"Gampang, asal jelas uangnya halal. Hahahaha."

Suasana penuh candaan, menjadikan perjalanan 2 jam


menuju serang tidak terasa lama.

Setelah nyampe tujuan, dipaling depan terbaris penjual


korean food meski awalnya ingin ku temui kebab namun
inipun tak bisa aku lewatkan, kebab turki baba rafi adanya
disebelah timur mungkin setelah ini lanjut jalan kaki
untuk kesana.

Aku duduk dilesehan sembari menunggu antrian, Maula


yang masih memilih menu seperti kebingungan karena
pilihan yang memang banyak yang menggiurkan.

"Nu tunggu ya, aku mau kesana dulu bentar."

"Kamu gak pesen ini a?"

"Aku akhiran deh pesennya kamu dulu aja, makan duluan


gak apa-apa."

161
Mun’amah76
Saat ini dua perkara yang ku tunggu, pertama menunggu
tersaji nya toppoki, kedua menunggu datangnya Yusuf
yang entah mau kemana.

Ku lihat suasana pasar malam yang memang ramai, sudah


sepuluh menit pun pesenan tak kunjung datang, ku
luangkan waktu untuk mengambil hp membalas pesanan
busana yang masuk ke konveksi. Tak terasa makanan
sudah datang,Maula menawarkan beberapa kali agar
makanan cepet aku makan, aku hanya mengangguk
karena kerjaan membalas chatt masih ada yang belum
tuntas sembari aku menunggu Yusuf yang belum saja
kembali.

"Makan Nu, mumpung panas, enak banget loh Nu."

"Iya, Yusuf belum datang Ul, kemana kali? aku makan


duluan aja deh, dia biar nyusul."

Baru memakan satu sendok sudah terasa pedas khas saus


gochujang dan wangi rempah yang bikin aku suka. Benar-
benar menikmati tak sadarkan ternyata Yusuf sudah ada
di hadapan.

"Enak Nu?" Tiba-tiba suara Yusuf mengagetkan.

"Enak banget, kamu mau? Biar aku pesenin."

162
Mun’amah76
"Nggak dulu Nu, aku duduk dulu abis ngantri beli kebab
nih buat kamu. Ngantri tanpa ada tempat duduk pegel
juga Nu."

Aku melohok terkagetkan dengan apa yang dilakukan


Yusuf, se perhatian itu?.

"Ngapain ngantri sendiri kenapa gak bilang, kan bisa


bareng-bareng."

"Antri kebab baba rafi kan sepanjang itu Nu, aku juga
sering beli, kalo ikut antrinya setelah beli toppoki nanti
kemalaman nu, semakin sore semakin ramai."

"Duh, perhatian banget si. Makasih banget loh, kamu ko


belinya banyak banget."

"Iya buat stok kamu nyampe rumah, hehe."

"Ngapain bawa kerumah kita makan aja disini bertiga,


lagian tadikan makan toppoki doang gak bikin kenyang."

"Aku beli 10 Nu, buat dimakan disini sama buat bekel


kamu nyampe rumah. Di bawa jalan 2 jam, perut nanti
keroncongan lagi tuh."

Benar-benar terpana dengan tingkah Yusuf, dia baik


pengertian. Aku semakin salting dibuatnya.

"Haduh kalian tuh bikin iri, kapan nikah emang mau saya
tinggal duluan, udahlah cepet sat set gitu."

163
Mun’amah76
Yusuf tersenyum dan menjawab pertanyaan Maula sambil
menatap ke arah Nunu "Hayuu otw nikah kita".

"Ciee, hati gimana Nu, aman ??" Maula menimbal balik


jawaban Yusuf dan semua tertawa.

"Nunu suka banget tuh dia sama makanan korea, nanti


aku ajak kesana Nu langsung asli olahan orang koreanya
plus liat K-pop." Ucapan Yusuf menggiring fikiranku,
romen sekali ia selain kemarin tiba-tiba ngasih bunga, hari
inipun tanpa sepengetahuan memesan kebab favorite ku
lantas akankah sampai membawaku ke asia timur yang ia
sebut korea tadi itu ingin rasanya menikmati
indahnya pulau jeju merasakan semilir angin bersama
orang terkasih, akan ku tunggu momen itu yang tidak
hanya impian. Sungguh, hari yang berarti dimana sahabat
dan orang terdekat berada didekap. Kisah hari ini akan
menjadi catatan yang tak mudah untuk dilupakan, Yusuf
yang selalu mengerti dengan keadaan membuat nama ia
semakin tersimpan mendalam.

✶✶✶

164
Mun’amah76

TIDAK TERLIHAT NAMUN TERLIBAT

"Nu, doakan aku besok mau ke bogor."

"Semoga jadi dosen yang bukan hanya berkata namun


mendidik sesuai ralita yah a, hehe.Semangat."

Pagi ahad Yusuf berangkat menuju bogor, mengisi jadwal


di universitas swasta fakultas hukum, setengah hati untuk
merelakan nya pergi dengan waktu yang tak sedikit lagi.
Apa yang aku bayangkan saat mengenal nya adalah segera
menemui ku untuk menghalalkan, namun atas takdir-
NYA lah aku harus menunggu ia sampai 6 bulan
terselesaikan.

Semenjak kepergiannya banyak yang aku bayangkan, takut


ia memperpanjang kontraknya, atau ia terpincut oleh

165
Mun’amah76
wanita yang satu propesi dengannya, namun ku coba
untuk selalu meninggikan percayanya diri, Yusuf yang
sudah melabui takan pernah melukai.

Seminggu setelah ia disana ia mengabariku kembali


menelponku malam hari ia bilang

"Nu, menurut mu pesantren tahfid itu apa?" Tentu aku


sangat bahagia dengan pertanyaan itu, bahagia bukan
hanya dapat kabar tapi juga berarti Yusuf masih peduli
dengan dunia pesantren.

"Pesantren tahfid menurutku, wadah yang membina para


santri untuk bisa menghafal Al Quran, yang mana saat
masuk pondok santri telah siap segalanya dalam arti
ketika dia memasuki pondok tahfid santri sendiri sudah
penuh dengan pengetahuannya, mulai dari bina ucap
makhroj, tajwid, sampai hal gorib yang tertuai di mushfaf,
selebihnya dia faham aturan fiqih ubudiahnya terlebih
ketauhidan mengenal tuhannya. Intinya sudah
mempelajari fardlu ain sebelum fardlu kifayah, atau
belajar keduanya dalam waktu yang sama itu juga bagus."

"Owh gitu Nu, sangat jelas dan mudah dicerna


penerangannya Nu, Nanti kalo aku buka pondok tahfid
kamu siap bantu ajarin mereka belajar Nu?

"Insyaalloh siap, tapi ilmu ku tak seberapa harap


dimaklum ya nanti hehe."

166
Mun’amah76
"Terus biar relavan ideal menurut mu? Aku kan punya
sanad quran Nu, kalo mengembangkan harus seperti
apa?"

"Terserah kamu a, seorang pendiri pondok sebenarnya


tidak salah mau bagaimanapun toh ia mengarahnya
kemana dengan masing-masih tujuan, cuma buat orang-
orang yang mau mondok saja yang harusnya
memantaskan diri sesuai atau tidak dengan
kemampuannya, jika sesuai masuklah kepondok itu jika
belum sesuai nyari pondok yang sepantasnya ia dimana,
ibarat sekolah dia belum bisa baca namun masuk ke SMP
itu salah alamat harus nya dia berada di SD, begitupun
mondok."

Satu jam dalam obrolan tak lepas dari kontribusi menata


apa yang Yusuf gambarkan mungkin untuk masa yang
akan datang. Harap ku semakin membuah Yusuf meski
sedang berada di lingkungan formal ia meluangkan waktu
untuk memikirkan hal yang non formal. Bahkan
kecemasan ku pun mulai memudar karena ia selalu
berkabar, semoga Yusuf menekadkan aku yang akan ia
halalkan.

Normal atau tidak entah apa yang selalu ada difikiran,


semua tentang Yusuf terutama menyangkut perasaan,
dengan kisah ku yang kemarin bersama tajul, hatiku masih
gugup untuk sepenuhnya percaya bahkan jika Yusuf
mempermainkan aku tidak lagi sanggup. Selalu ku sibukan
hari ku dengan segala aktifitas, akar fikiran ku sesuai

167
Mun’amah76
batas, semua yang menakuti aku hempas percaya bahwa
doa akan terbalas.

Pagi itu dalam hangatnya teh tubruk yang tiap hari ibu
buat untuk menemani sarapan aku meminta izin untuk
pergi tabaruk ke pondok-pondok, mencari guru beriadloh
agar lahir batin ku dengan tuhan dekat hingga membara.

"Bu Nunu pengen riadloh ke cirebon muter sampe ke


batu ampar madura, Nunu pengen memperbanyak guru
juga ngalap berkah dari para masyaikh."

"Di rumah sudah banyak aktifitas Nu, kamu juga punya


jadwal mengajar santri, bukankah itu kewajiban yang
harus kamu penuhi, bisa saja ibu mencarikan pengganti,
tapi jika berlama-lama ibu gak bisa mempercaya
pengganti. Cara kamu menyampaikan ilmu itu jauh lebih
sempurna, ibu belum bisa percaya kalo orang lain yang
ngajar. Kasian yang ngaji kalo lama di didik bukan sama
yang hebat pendapatan mereka akan terhambat."

"Kalo cuma 90 hari saja bu, apakah boleh."

"Jika itu mau mu, ibu boleh-boleh saja, tapi fikirkan ulang
yah Nu."

Ingin sekali rasanya pergi keliling tabaruk, tapi saat


melihat para santri aku tak tega meninggalkannya, apa
perginya nanti setelah menikah dengan Yusuf saja? Pergi
berdua mungkin itu lebih baik, meski awalnya ingin

168
Mun’amah76
tabaruk sekarang agar tak terasa sambil menunggu Yusuf
selesai dari kerjaan tapi tak apa berdua nanti dengannya
pasti akan indah, akan aku ajak Yusuf nanti.

Melihat hp nampaknya Nabila sudah pulang dari


pesantren, segera aku hubungi dia agar aku tau kabar
Yusuf dari awal berangkat ke bogor sampai hari ini, aku
minta Nabila main ke rumah.

"Bil, kamu kerumah ku dong, udah gak sabar nih pengen


tanya-tanya soal Yusuf."

"Hahaha syudah ku duga Nu, pasti wa aku cuma itu


doang."

"Iya aku tunggu yah"

Nunu meletakan handphonenya mengganti ke kitab dalail


yang di pegangnya, sembari menunggu kedatangan Nabila
Nunu terus saja membaca. Begitulah Nunu, sudah
terdidik semasa mondok ketika sudah dirumah kegiatan
mengaji dan lainnya sudah hampir istiqomah.

Saat Nabila sudah berada di rumah nya, Nunu tidak


langsung menanyakan Yusuf padanya, ia tau aturan tamu
harus di muliakan, memberi minum dan suguhan terlebih
dulu dan menanya kabar.

"Makan dulu Bil, jangan buru-buru bercerita."

"Hahaha, sekalian gak usah cerita kali Nu.haha"

169
Mun’amah76
Nunu duduk berasama Nabila ia menemani Nabila makan
sambil hp-an.

"Bil, kemaren a Yusuf ke bogor sama siapa?"

"Berlima Nu, sama temen-temennya."

"Ko dia gak cerita, kirain cuma dia sendiri."

"Ada Nu foto-fotonya sebelum berangkat, nanti aku liatin


di akun temennya a Yusuf."

"Ko ada ceweknya Bil."

"Iya ada satu, berangkatnya bareng dari pondok rumah a


Yusuf."

"Enam bulan, sama cewek..duh, curiga Bil serasa takut."

"Mana mungkin Nu, ceweknya biasa aja ko gak cantik,


pake celana pendek gitu juga, masa ia kriteria a Yusuf
seperti itu, malulah sama santrinya yang dirumah masa
celanaan, lagian dia udah punya kamu ya gak mungkin."

"Ya bisa aja Nabila."

"Gak mungkin Nunu, dia udah dapetin yang lebih dari


cewek itu, yaitu kamu. Masa iya a Yusuf mau sama yang
model begitu setelah menemukan kamu yang rapih.
Jangan banyak suudzon Nunu, gak usah berlebihan."

170
Mun’amah76
"Iya deh Bil, aku percaya. Terus disana ngekos Bil apa
gimana?"

"Kata ibunyai si disana disediakan asrama khusus dosen


gitu Nu, itukan yang punya yayasannya masih temen a
Yusuf."

"Emang kamu gak kontekan sama Yusuf Nu?"

"Kontekan ini juga dia nelpon ku, tapi gak aku angkat."

"Kenapa? Yaudah kamu telpon balik Nu, a Yusuf posisi


lagi kehilangan sosok ayah, lagi banyak kerjaan juga kamu
semangetin dong jangan cuek."

"Gak cuek Nabila, aku selalu doakan dia, malam ku selalu


hadirkan namanya, tak lupa juga aku selalu ngirim hadiah
fatihah buat bapaknya. Rasa cinta aku memang
berlebihan, tapi tak apa aku ikhlas melakukan, mungkin
aku tak banyak tanya kabar sama Yusuf, juga tak pernah
mengirim kata mesra untuknya namun aku andalkan doa
disepertiga ku untuk mewakili semua itu. Serasa gengsi Bil
jika aku terlalu berlebihan mengungkap sedalam-
dalamnya kepada Yusuf, aku gak bisa seperti itu Bil,
biarkan doa-doaku yang bereaksi sendiri tidak pernah
terlihat namun terlibat."

"Oke bagus Nu, kita harus jaga image agar terpancar ke


wibawaan, tapi jangan terlalu cuek Nu nanti di kira cinta
bertepuk sebelah tangan, hehe."

171
Mun’amah76
"Ya gak gitu juga Nabila, cuek dalam hal apa dulu, kalo
dia butuh bantuan ya aku siap ada didepan, maksud ku
cuek dalam hal ungkapan-ungkapan gitu, kaya orang-
orang kalo sama pacar gimana sih ganjennya, kamu gitu
kayanya nih Nabila."

"Yey, sorry gak pacaran mba Nunu."

“Iya aku juga gak pacaran, niatku taaruf hanya saja


cowoknya yang gak jelas, ngulur waktu. Keinget kata Gus
Fauzi, mualif Fathul izar kata beliau kalau pacaran dan
banyak mainin perasaan nanti jodohnya jelek, entah itu
jelek dari akhlaknya atau jelek raut wajahnya, hahaa jelek
gak tuh buat para pakboy.’’

"Pantes yang kemaren-kemaren selingkuh istrinya jelek.


Hahaha."

"Siapa bil?"

"Hahaha rahasia dehhhhh. Yaudah sekarang jelasin telpon


a Yusuf"

"Nggaklah Bil, malu..nunggu dia nelpon lagi aja."

"Ini kan nelpon balik Nunu,tadi dia nelpon gak keangkat,


yaudah telpon balik."

172
Mun’amah76

✶✶✶

173
Mun’amah76

PIJAKAN KAKI YANG KU AKHIRI

Bulan kedua ini Yusuf bilang akan pulang, ikut


menghadiri pengajian 100 hari wafat bapaknya, Yusuf
meminta agar aku ikut menghadiri namun rasa malu ku
tidak bisa mengantar ke rumahnya. Aku bilang pada
Yusuf aku belum bisa mungkin lain kali saja, aku juga
bilang padanya aku akan ikut mendoakan bersama santri
dirumah. Akan ku kumpulkan mereka untuk tahlil

174
Mun’amah76
bersama dikhususkan untuk 100 hari KH. Sholahuddin
bapak dari Yusuf, Yusuf bilang terimakasih atas doanya
aku balas dengan kata semoga bapak husnul khotimah
dipenghujung usianya. Ingin sekali ku pijakkan kaki
kerumah Yusuf namun itu hanya semata bayangan,
mungkin aku akan kesana setelah resmi menjadi istrinya.

"Nu, kamu sudah tanyakan Yusuf soal keseriusannya?."


Chatt wa Maula menggiring percakapan telpon ku
bersama Yusuf

"Udah Ul, aku tanya dia mau kapan nemui aku dirumah
untuk mempersunting."

"Katanya sabar, tunggu setelah dia beres ngisi jadwal


dosen."

"Ucapannya secara tidak langsung bilang mau


menikahimu yah Nu, tapi bertele-tele banget bahasanya."

"Ya gitu deh, gak tau aku. Mungkin bahasanya begitu


kali."

"Yaiya sama aja itu nyuruh kamu nunggu dan dia


bersedia. Masa iya mau ditafsirin cuma suruh nunggu tapi
dia masih bingung atau gak mau nikahin, baid-baid udah
sepenuhnya disayang masa iya begitu.

"Baidna Maula, jangan bikin degdegan."

175
Mun’amah76
"Nggk Nu, justru aku menyimpulkan dengan bahasa gitu
dia bersedia."

"Yaudah bener kata Yusuf, kamu sabar aja. Gak mungkin


dia ingkar sama kamu Nu, yang deket sama kamu bukan
orang jalanan tapi orang yang tau aturan. Masa iya gak
sesuai dengan omongan bapak dosen loh. Hehehe."

"Oke baik lah, Bismillahin lagi ya Ul. Hehehe."

Dzuhur kemarau, terik mencekik membuat ku malas


untuk masuk majlis mengisi jadwal ngaji, ku paksa dengan
terus melangkah agar tak kalah oleh kemalasan yang
hampir tak terarah. Setiba di majlis dengan duduknya aku
dihadapan mereka tiba-tiba teringat tajul, yang dulu aku
idolakan, yang dulu aku inginkan dan harapkan tapi
mungkin Yusuf yang bakal menjadikan hidup ku lebih
baik. Tajul sempurna tapi kesempurnaan itu mungkin
tidaklah masuk ketika bersamaku, Tuhan yang tau
segalanya maka aku harus terus berhusnudzon karena saat
ini bersama Yusuf mungkin dia jalan dari takdirNYA.
Dan sekarang aku menunggunya sampai 6 bulan
terselesaikan, kata Yusuf tunggu dirinya dibulan Maret
bulan itu adalah bulan yang mana dia sudah bebas dari
kontrak menjadi dosen, sudah tentu aku menunggu
kedatangannya, lebih jelasnya Yusuf juga menjelaskan
maret kita harus bicarakan dan banyak yang ingin dia
curhatkan, sudah tentu dengan kalimat itu berfikir aku
sudah dijadikannya rumah, aku sudah dipercayainya
karena kata orang jika lelaki itu sudah membuka semua

176
Mun’amah76
masalahnya terhadap pasangannya berarti dia sudah
benar-benar tulus dan serius. Terlebih saat Yusuf bertemu
dengan ku dia selalu memperlihatkan semua rahasia
pribadinya termasuk dompet dan ponsel miliknya, selalu
saja meminta agar apa yang dibayar aku yang melakukan
dengan mengambil dari dompetnya itu, semua momen
yang didokumenkan di ponsel dia selalu diperlihatkan dan
menyerahkan ponselnya dengan bebas kepada ku,
membuatku yakin bahwa dialah yang akan menjadi
partner seumur hidup.

4 bulan waktu terus berjalan, Yusuf mengirimkan video


singkat dirinya sedang berada didepan kampus
memperlihatkan suasana dan memperlihatkan wajahnya
yang tersenyum, mengirimkan foto PAP "post a picture"
terlihat ia yang sedang duduk menghadap kamera
menjadikan wajahnya terlihat jelas dilayar hanphone ku,
tentu kiriman itu membuat hati ini senang, tepat diwaktu
itu juga aku mengirim chatt kepadanya dengan
menanyakan bagaimana dengan hubungan yang sudah
dibina beberapa bulan ini yang bahkan hampir satu tahun,
menurutku jika harus menunggu lagi itu terlalu lama,
karena inginku ketika keduanya saling menginginkan
harusnya langsung tujuan itu diselenggarakan, nikah
dengan tidak di ltunda-tunda. Aku menanyakan hal itu
kepada Yusuf, dia menjawab "Aku masih banyak
kesibukan Nu" jawaban seperti itu sedikit
mengguncangkan hati, mengganggu fikiran mungkin apa
akunya yang memang tidak sabaran? Ku kubur rasa

177
Mun’amah76
keinginan yang ingin cepat mendapat ku turuti apa yang
Yusuf katakan, harusnya aku tetap menunggu maret tiba.
Memberhentikan pertanyaan nikah terhadapnya dan
mulai untuk mengerti kembali dengan situasi Yusuf yang
sedang sibuk, tak ingin juga ku tanyakan ulang soal ini
karena wanita pun ingin di mengerti dan aku tak mau
berkali-kali seolah mengemis cinta, akan aku tunggu dia
yang mengungkap dengan sendiri.

Februari dia membalas komentar dari setatus ku karena


bulan kemarin tak banyak aku kabarkan untuknya
begitupun dia, dua bulan tak saling sapa karena aku ingin
melihat seperhatian apa dia dan se dalam apa cinta nya
dia kepadaku, tapi dengan dua bulan itu dia tidak
menghubungiku, aku selalu memadam kan emosiku
dengan berprasangka baik terhadapnya tidak ada yang aku
lakukan selain bilang ke diri sendiri bahwa dia sibuk.dan
februari ini dia mengabari ku dengan komentaran dari
status yang aku unggah, dia menanyakan bagaimana kabar
ku. Dengan rasa campur aduk antara jengkel dan senang
mendapat balasan dari orang yang terkasih aku balas chatt
itu dan rasa jengkel terhampas oleh kecintaan ku padanya.
Tak lama dari itu Yusuf menelpon

"Nu, kamu lagi apa?" Ingin rasanya aku ungkap aku lagi
jengkel sama kamu, kemana aja selama ini, iya sibuk tapi
gak ada yang sibuk sampe 24 jam, online mu untuk apa?
kerja? Kerja gak ada yang 24jam juga, ingin ku ungkap
seperti itu. Tapi, tidaklah aku harus terlihat baik-baik saja

178
Mun’amah76
harus memberi harga terhadap diri, tanpanya pun aku
bisa. Aku hanya menjawab "Aku lagi duduk santai".
Dengan tidak aku duga Yusuf mengatakan "kamu sudah
siap nu untuk aku nikahi?". Sungguh pertanyaan itu
membuat ku langsung berkonsentrasi aku jawab "Aku
siap asal kamu tidak menunda. " Yusuf meminta esok
untuk bertemu akupun siap se siap-siapnya, ingin aku
ungkap semua rasa yang selama ini aku pendam, ingin ku
tanya mengapa dua bulan kemarin tanpa kabar, apa tidak
merasakan rindu yang mendalam? Akan juga aku ungkap
bahwa aku sakit menunggu ketidakpastian selama ini, aku
berani mengungkapkan ini karena ia sudah memastikan
mau menikahi ku, walau kemarin sempet aku tahan untuk
tidak mengatakan. Mungkin ini waktu yang tepat agar
kelak nanti tidak terulang, supaya dia tau bagaimana
perasaan seseorang. Aku siapkan semua kebutuhan ku
untuk menemui Yusuf, seperti biasa ku sediakan lebih
awal baju yang bakal aku kenakan, tas, sendal begitupun
kerudung. Ku tunggu hari esok untuk mengobati rasa
rindu dan mengakhiri penantian yang selama ini
membelenggu.

"Nu, besok aku berangkat pagi jam 06:00 pagi, biar bisa
lebih leluasa."

"Iya a, aku buatin sarapan juga nanti aku bawa ke tempat


kita ngobrol."

179
Mun’amah76
"Yaudah kamu atur skejul untuk besok, mulai dari tempat
dan lainnya ya Nu, aku lagi ada tamu selamat ketemu
besok."

Malam itu, aku searching google dan nanya kebeberapa


teman dimana tempat yang nyaman buat ngobrol, kata
mereka di resto khas bangunan kuno yang ada di
pandeglang yang suasa sejuk view ramah dan klasik.
Malam itu juga langsung aku kabarkan Yusuf tempat yang
kita datangi adalah resto kuno, Yusuf mengiya-kan dan ia
mengulang ucapannya dengan mengatakan jam 06:00
akan berangkat dari rumah. Esok adalah penantian,
dimana akan ada jawaban yang selama ini aku inginkan.

Tepat jam 06:00 pagi, ku lihat hp tak ada notifikasi dari


Yusuf, tak apa ku biarkan saja tidak untuk mengirim
pesan untuknya, mungkin dia sedang mempersiapkan
tak ada waktu untuk mengabarkan. Ku lanjut
menyelesaikan pekerjaan rumah selang setengah jam ku
lihat kembali layar handpohone belum saja ia mengabari,
aku chatt Yusuf dengan menanyakan sudah nyampe
mana, karena pukul sudah menunjukan jam 06:40 yang
tentunya Yusuf sudah berada dijalan karena semalam dia
bilang jam 06:00 mulai berangkat. Kutunggu namun
belum saja online fikirku mungkin dia dijalan bawa
kendaraan tak pegang handpohone. Terus ku pandangi
jarum jam sampai di pukul 09:00 aku lihat layar
handphone kembali, dia online di jam 8:40 tapi mengapa
dia tidak membalas pesan ku. Segera ku chatt ulang

180
Mun’amah76
dengan rasa jengkel aku menggubunginya dengan
panggilan telpon, namun tidak terhubung. Beberapa kali
aku terus menelpon masih saja tidak terhubung, namun
saat aku chatt dengan pesan langsung terkirim aku bilang
pada nya jadi atau tidak untuk hari ini.

"A..kamu online kenapa gak bales, sebenarnya hari ini jadi


gak ketemu aku sudah nunggu dari tadi."

Pesan terkirim namun di telpon tidak terhubung, yang


artinya dia sedang melakukan panggilan lain. Rasa
kecewaku semakin tumbuh, ternyata aku bukan orang
yang ia pentingkan. Aku chatt ulang Yusuf mengatakan
padanya tak apa telponan namun aku butuh kepastian jadi
atau tidak.

"Kamu lagi telponan a? Telponan tapi balas pesanku


kamu gak bisa? aku cuma butuh balasan jadi atau tidak itu
saja, dari tadi aku tunggu kamu tak membalas pesanku,
aku disini punya perasaan tolong hargai aku a."

Tak lama kemudian Yusuf membalas pesan ku.

"Iya Nu, jadi. Maaf tadi ada info mau rapat ngobrol lewat
telpon, temenku bilang hari ini mau ada rapat Nu. Kamu
tunggu yah! Tunggu selesai rapat nanti aku langsung
berangkat menemui mu."

"Yaudah kabarin saja." Balasan pesan yang terpaksa


sebetulnya sudah kecewa. Ingin rasanya membiarkan tapi

181
Mun’amah76
tak apa, tak harusnya untuk di permasalah. Di jam 10:40
Yusuf mengabari ku dia bilang apa aku marah jika
pertemuannya di batalkan, dia pun menegaskan semua ini
bukan keinginannya.

"Nu, aku masih rapat, mungkin aku tidak bisa menemui


mu sekarang, untuk membalas semua kesalahan ku, akan
ku temui langsung di rumah."

Jengkel sejengkel-jengkelnya, bukan karena tidak jadinya


bertemu namun aku ingat dengan pesan awalku yang tak
diresponnya. Apalah artinya aku dengan teman yang dia
sebut tadi, namun kalimat akhir dari Yusuf lah yang
sedikit meredam dan membuat haluan baru, dia bilang
akan menemui dirumah. Aku langsung membulat kan
kata-kata itu dengan rangkuman bahwa Yusuf telah siap
dia langsung akan menemui kedua orang tuaku, fikiran ku
seperti itu karena mungkin Yusuf pun tau yang aku
tunggu adalah kehadirannya kerumah untuk mengkhitbah
ku, karena aku sudah bahas sebelumnya dan dia ikut serta
di dalamnya.

Untuk menghindari rasa kecewaku dan agar hatiku


kembali percaya kepada Yusuf, aku ceritakan kepada ibu
bahwa Yusuf akan ke rumah, ibu cuma berkata
"Alhamdulillah semoga dia terima kamu apa adanya dan
bener-bener menginginkan kamu" aku membalas
perkataan kepada ibu bahwa Yusuf benar menginginkan,
bagaimana tidak sejauh ini dia selalu mengabari ku, untuk
apa kalo cuma main-main.

182
Mun’amah76
"Dia orang faham bu, kalo tidak punya niat kenapa mesti
selalu mengabarkan ku lagian dia juga tau aku
menyukainya, kalo gak punya niat pasti menjelaskan
kedekatan ini agar aku tidak mengharapkan."

"Tunggu sedatangnya aja, jangan tanya lagi. Kita harus


jual mahal, agar kamu tidak di permainkan."

"Iya bu, akupun seperti itu. Aku balas apapun setelah dia
memberi, aku tidak pernah meminta termasuk perasaan."

Dari kejadian kemarin yang batal bertemu dan bakal


menemuiku kerumah, Yusuf tiap waktu mengabari ku,
menelpon juga video call, Yusuf sering membahas hal
random yang membuat tertawa sering pula membahas
kejadian lalu yang telah terlewat, membicarakan aku yang
lahap menyantap toppoki juga saat menyiapkan bunga
mawar merah untuk ku kalaitu. Tertawa bahagia seolah
dunia percaya akan takdir cinta kita berdua, terlebih bulan
ini dia sudah berada di rumahnya yang katanya akan
gampang menemui ku kapan saja tanpa ada kerjaan.

Maret yang kutunggu, bulan yang dia janjikan untuk


menemui ku, ku pastikan Yusuf akan menemui kerumah
di bulan ini.

"Nu, aku pengen bikin kaos banyaknya 35 orang, untuk


kegiatan minggu depan, team jahit kamu bisa
membuatkan?".

183
Mun’amah76
"Aku obrolin dulu tapi jika kamu menginginkannya akan
aku usahakan selesai sebelum acara."

"Warna kaos yang bagus nu?"

"Putih saja, biar terlihat elegan terpancar nanti di padu


dengan warna abu-abu di bagian motifnya, agar putihnya
semakin tertancap dan abu-abu akan terlihat tebal
menetap."

Esok hari langsung ku temui team penjahit agar menunda


pekerjaan yang lain dalam waktu seminggu di ganti
dengan pesanan Yusuf. Ku kabarkan pada Yusuf team
jahit sudah mulai mem prosesnya agar ia tau dan tak
memikirkannya.

Selang tiga hari aku terus memantau pekerjaan jahit


supaya segera terselesaikan dengan hasil yang
memuaskan. Tepat di hari jumat tiga hari menuju baju
akan di kirim ke rumah Yusuf, masih ada beberapa baju
yang belum terjahit, pak Agung bilang kemarin mesin ada
yang rusak tapi masih di usahakan akan selesai sekarang
paling lambat besok, tak terasa air mataku menetes tak
ingin ku beri rasa kecewa kepada Yusuf baju itu dia
butuhkan, kenapa pak Agung tidak memberitahu ku
ketika mesin rusak.

"Masyaalloh kenapa bisa gini, aku gak mau Yusuf


kecewa."

184
Mun’amah76
Terus-terusan hati ku bersedih mungkin karena melihat
setuasi yang seperti ini membuat pancingan yang
terhubung dengan pikiran ku yang sangat acak, aku takut
kisahku kelam seperti yang lalu. Rasa sedih terus-terusan
larut sampai tak bisa diberhentikan, di penghujung sholat
magrib isak tangis masih saja berlanjut ku pegang
handphone mengetik chatt untuk Maula

"Maula, maaf kan aku ko aku dari sore tadi sampe magrib
nangis terus si ini gak bisa di berhentikan."

"Kena Nu, ada masalah?"

"Nggak ada Ul, tiba-tiba ko gini yah aku minta maaf aja
sama kamu, banyak salah dan banyak merepotkan."

"Ko jadi merinding Nu, jangan gitu ih."

"Iya maksudnya hidup aku salah gak si seperti ini, yang


selalu menunggu orang yang belum tentu milik ku."

"Enggak lah Nu, kecuali tiba-tiba ngarep, kan Yusuf juga


tau."

"Iya, fikiran ku jadi kemana-mana Ul, sejak tadi sore


dikabarkan pesenan Yusuf tidak bisa diselesaikan hari ini,
sedangkan tiga hari lagi dia mau pake baju ini, dari kabar
itu membuat aku sedih dan berlanjut kefikiran seperti ini
yang aku ungkap barusan."

185
Mun’amah76
"Nggak Nu gak salah ko, wajar kamu ngarep. Udah gak
usah sedih, kan katanya Yusuf mau ke rumah mu santai
aja Nu."

Ku tunggu isya ditengah sajadah, menenangkan hati agar


tak lagi bersedih, ku lihat mushaf ku ambilnya membaca
hingga adzan isya, dalam sujudku pasrah dalam doa ku
meminta. Belum saja mukena yang ku pakai dilepas, suara
hp panggilan video call dari Yusuf, ku angkat dengan
masih menggunakan mukena Yusuf melihat ku dia
tersenyum jelas dia bilang aku cantik. Aku hanya tertawa
aku juga bilang baju pesanannya jangan di kirim, tapi aku
meminta dia langsung yang ngambil biar tidak ada
estimasi waktu yang lama. Yusuf bilah iya, seolah pasrah.

"Perasaan iya iya aja a,"

"Iya, aku gimana kamu aja.hehe."

"Berarti kamu kesini besok kan?"

"Iya sayang"

Sungguh, panggilan sayang nya dia sangat menyentuh,


malam inipun aku cantik katanya.

Esok harinya. Aku wa Yusuf jadi kesini atau tidak namun


pesan ku tak ia balas, melihat jam online pun dia hari ini
tidak online. Mungkin ada hal lain fikirku, tapi aku ingat
dengan baju ini dia sangat membutuhkan. Apa aku ke

186
Mun’amah76
rumah Yusuf saja, mungkin ini yang tepat setelah sebelum
nya aku belum siap. Tak apa aku kesana, jangan terus-
terusan menunggu Yusuf yang menjumpa.

Ku ajak Maula untuk menemani, aku siap-siap dan


menelpon pak Agung untuk membereskan pesanan
Yusuf.

"Ul, malu gak kalo ke rumah Yusuf? Mau nganterin


pesanannya itu, dia hari ini tidak aktif biarkan aku saja
yang kesana."

"Boleh Nu, tak ada salahnya lagian Yusuf juga udah minta
kamu untuk menemui ibunya kan?"

"Bismillah Ul, doain aku semoga tidak ada kata gengsi di


hari ini untuk menemui ke rumahnya, demi pesanan
Yusuf, kalo di kirim pake via cargo gak mungkin bisa
nyampe ke hari Senin kan Ul. sekarang udah Sabtu."

"Yaudah aku anter, 15 menit lagi aku kesana siap-siap


dulu Nu."

"Aku pake baju apa Ul, baju karya mu saja Nu itukan


bagus-bagus"

"Nggak lah Ul, aku pake baju Lia Soraya saja baju yang
kemaren aku beli ,biar gak terlalu disangka promosi baju
sendiri terus."

187
Mun’amah76
"Ciela beli baju yang harga 3 juta, Nunu keren. Oke baik,
pakelah biar Yusuf tau kamu semampu itu beli baju
sendiri hahaha."

"Huss, jangan kemana-mana cepetan siap-siap."

Aku menunggu Maula sambil dag dig dug apa yang bakal
aku ucap setelah masuk ke dalam rumahnya.

Ku telurusi kawasan pandeglang kadu banen hingga


masuk area rangkas, ku perhatikan satu-satu apa yang aku
lewati dalam hati inilah tempat dimana aku menginginkan.

Setiba di halaman rumah Yusuf, banyak peralatan


fotografer dan semacamnya, ku keterus melangkahkan
kaki bertemu dengan seorang fotografi iseng Maula tanya

"Untuk persiapan acara apa kang?"

"Ini teh lagi prewed, itu calon pengantin ceweknya udah


beres make up, saya tinggal dulu ya teh."

Maula memegang tangan ku dan berucap

"jangan dulu tegang, tanyakan dulu cewek itu siapa, tau


aja keponakannya."

Ku pandangi ulang perempuan itu, senyumnya merekah


kebahagiaa nya sangat terpancar, tak lama ada kang santri
yang mau arah keluar pintu gerbang aku dan Maula
menanyakan acara prewed siapa, kang santri menjawab

188
Mun’amah76
"Acaranya a Yusuf"

"Yang mau nikah Yusuf sama siapa?

"Iya teh, temen kuliahannya beliau."

Belum beres kang santri menjelaskan aku sudah ingin lari


keluar dari halaman itu, namun nabila memegang keras
tangan ku.

"Tunggu Nu, harus dibereskan."

Mulutku tak bisa bicara, hanya fikiran yang memastikan


ini mimpi atau nyata. Masih terekam jelas semalam
bersapa mesra, kemarin memuji bahkan ia masih
mempunyai janji. Disaat semuanya belum terselesaikan
kenapa kau meninggalkan. Sambaran macam apa tulang
ditubuh seolah menghilang, sakit benar-benar sakit.

Apa yang dialakukan bukan lagi takdir namun memainkan


takdir. Jika sudah punya pilihan kenapa memberi harapan
dan terus menghubungi, apa artinya kata sayang semalam
yang dia ucap itu, untuk apa memujiku dengan kalimat
cantik. Itu semalam bukan kemarin atau lusa, aku masih
hafal gaya membicarakannya masih terdengar jelas apa
yang diucap semuanya.

"Hayu Nu kita ke mobil! Kamu tunggu aku disana! Nanti


telpon Nabila atau temen yang bisa diajak ngobrol,
tunggu aku kembali ke mobil, setelah menemui Yusuf."

189
Mun’amah76
"Buat apa Maula, dengan melihat kejadian tadi semua
sudah terselesaikan. Kita tidak butuh alasan hayu pulang."

"Tidak bisa begitu Nu, tunggu di mobil mau nangis juga


nggak apa-apa."

Saya Maula, saya temui Yusuf meski tak ingin melihat


wajahnya, walau bukan saya yang disakiti saya ikut
merasakan betapa nastapanya ditipu oleh orang yang di
cintai, bukan karena saya temannya Nunu, tapi sungguh
perlakuan Yusuf jauh di luar prilaku manusia pada
umumnya. Saya tunggu ia selesai prewed sesi pertama,
saat Yusuf tidak lagi di depan kamera saya deketi ia, entah
apa yang Yusuf rasakan setelah melihat saya Maula,
temannya Nunu. Sepertinya tak mungkin kaget, karena ini
permainannya, yang berarti dia telah siap apapun yang
terjadi.

"Yusuf, apa tujuan mu mendekati Nunu yang pada


akhirnya memilih orang lain?".

"Nunu orang baik Ul, namun mungkin aku lebih baik


dengan pilihanku yang sekarang."

"Lantas, apa Nunu bukan termasuk pilihan yang


sekarang? Bukankah kamu masih berkabar sampe saat
inipun? Nunu sudah pasti jelas merelakan mu pergi
namun ia tersiksa mati dengan caramu yang benar-benar
keji, jika wanita lain menginginkan hati mu, harusnya
engkau ambil terlebih dahulu sebagian hati yang telah kau

190
Mun’amah76
beri kepada Nunu. Ibarat kata wanita itu menginginkan
edelweiss tak perlu kau memetik sebagian bunga untuk
memberikannya, cukup kau ajak dia untuk melihatnya
maka seluruh edelweiss takan mati menyeluruh. Kenapa
engkau tidak jelaskan sebelumnya kepada Nunu agar rasa
Nunu tidak hancur lebur, ini permainan macam apa
Yusuf?

"Aku lagi tidak bisa berfikir Maula, yang jelas aku lebih
pantas dengan yang selaras, kerjaanku masih banyak, aku
ditunggu calon istriku untuk pemotoan selanjutnya, tidak
ada yang perlu aku jelaskan lagi."

Sombong sekali Yusuf dengan jawabannya, dia fikir saya


pengangguran apa cuma dia yang punya kehidupan, disaat
setuasi seperti ini dia anggap kita apa, toh ke rumahnya
juga kita nganterin kepentingannya, benar-benar tidak
berakhlak.

"Oke baik silahkan, bayar uang baju yang kamu beli."

"Berapa Maula?".

"Sepuluh juta."

Yasuf terdiam kebingungan, saya pun sama apa yang saya


sebutkan tadi pastinya tidak benar dengan jumlah yang
harus dibayar, saya tidak tau permasalahan baju itu.
Namun karena jengkel yang saya rasa maka saya sebutkan
nominal yang mungkin itu lebih besar dari jumlah asli.

191
Mun’amah76
Saya pegang uang sepuluh juta itu untuk mengakhiri
percakapan.

"Apa yang kau inginkan selama ini Yusuf? Nunu sudah


mampu menyerasikan kehidupan mu, semua ini karena
dunia yang kau ingin kan bukan? jika akhirat satu-satunya
tujuan mu menurutku Nunu lebih mampu. Aku terima
uang ini, jika lebih dari jumlah yang kamu beli, kamu
ikhlas memberikan sisanya?".

Yusuf mengangguk, dan hanya itu yang aku tunggu dan


langsung meninggalkannya tanpa ucapan pamit.

Segera saya pergi menemui Nunu yang sedang menunggu


di mobil.

"Nu, baik-baik saja?".

Nunu memeluk sekencang-kencangnya, ia menangis


tanpa kata, ku usap punggungnya dan terus menguatkan
dengan kalimat sabar.

" Sabar Nu, semakin dalam coba'an semakin berkah


kehidupan. Derajatmu setelah ini akan Alloh tinggikan,
gak usah bersedih Nu mungkin sakitmu akan bertambah
jika kamu bersamanya, Alloh memisahkan artinya kamu
diselamatkan."

192
Mun’amah76
"Aku harus gimana Maula mental ku hancur, aku ingin
sowan Abah yai sebelum pulang Ul, aku ingin
menenangkan hati."

"Iya Nu kita kesana. Kamu harus banyak bersyukur telah


terpisah dengan dia, gak sama sekali pantas kamu terlalu
baik untuk dia yang punya hati namun tak berfungsi.

✶✶✶

193
Mun’amah76

KUAT

Perjalanan rangkas yang dengan sekejap tak lagi aku


rindukan beda dengan sebelumnya nama wilayah yang ku
impikan seketika punah. Tak terbesit sedikitpun dalam
hati akan seperti ini, sungguh tak tau apa motif dia yang
seolah niat menyakiti. Ku fokuskan pandangan kekaca
mobil, memejamkan mata seolah suara candaan, ucapan
janji sampai ketika dia memuji terngiang dalam telinga
terus-terusan berputar dalam fikiran, tanpa jeda dia
dengan wanita lain disaat hubungan ini hangat, apa
alasannya ia sampai tega lakukan ini.

"Nu, ini uang mu.. Uang baju yang tadi kita anter."

"Banyak banget Maula, ini lebih."

194
Mun’amah76
"Gak apa-apa pegang aja udah."

"Ko bisa gitu, nggk mau nanti kembaliin lagi aja gak
butuh ko."

"Gak apa-apa Nunu, kamu mau bilang kasian? Kalo buat


ngegantiin rugi tentang kejadian tadi yang merusak mental
kamu dia gak bakal mampu, udah pegang aja lagian aku
tadi gak hafal berapa jumlahnya, tapi ini halal Nu aku
bilang sama Yusuf kalo jumlahnya lebih dia ikhlas apa
enggak, dia mengangguk. Yaudahlah sesekali kasih dia
pelajaran, kesel bener-bener kesel aku sama dia."

"Maula, apa aku sekalian bilang kepada Abah yai?".

"Tentang kejadian ini Nu?"

"Bukan, tentang kemarin seminggu yang lalu Abah yai


mengirimkan utusan, perwakilannya beliau kerumah.
Abah yai berpesan akan menjodohkan aku dengan
pilihannya beliau, karena kemarin aku punya ikatan
dengan Yusuf aku belum kasih jawaban, Yusuf yang telah
dulu masuk aku tak mau mengecewakannya, aku tunda
jawaban untuk mbah dengan alasan aku belum bisa
menerima karena belum tau lelaki yang beliau jodohkan,
masih untung yang ke rumah utusan abah, jadi aku masih
bisa beralasan. Namun tetap saja rasa gak enak ku sama
mbah masih tersimpan, semu demi Yusuf ."

195
Mun’amah76
"Yaudah Nu, jangan sebut nama itu lagi, kita mulai untuk
melupakan terlalu sakit untuk diingat, gak apa-apa
nyampe sana langsung aja bilang kamu bersedia dengan
tawarannya abah, untuk itu kamu akan cepat melupakan."

Kata melupakan dan mengikhlaskan gampang saja untuk


di ungkap namun butuh proses yang memang semua ini
hampir membuat ku stres, terbayang hari ini Yusuf yang
sedang bahagia bersama wanita tadi, sedih bukan
kepayang pase dzolim yang dia lakukan.

Nabila menelpon ku, dia menanyakan kabarku dan


memberitahu apa yang baru dirinya tau.

"Nu, ko bisa gini ya nu, a Yusuf mau nikah sama orang


lain." Terdengar tangis isak Nabila, apalagi denganku, aku
terpaku hanya bisa mendengar apa yang Nabila bicarakan,
dia juga memberitahu ku bahwa cewek yang sempat dulu
Nunu curigai adalah calon pengantinnya.

"Cewek yang aku spelekan ternyata itu calonnya aa Nu,


gak habis fikir aku kira a Yusuf gak bakal tergoda oleh
wanita yang seperti itu, yang aku kira ketika aa bersama
mu aa akan setia, karena kamu gak pantas menerima
semua ini Nu. Maafkan aku Nu, aku yang mengenalkan
kalian berdua, hari itu a Yusuf sedang makan di dapur
rumah pak kiyai, posisi aku sedang nyuci piring dan beres-
beres aa bilang gini, Bil ada gak santri yang udah siap
diajak nikah abah udah nyuruh aa nikah aja nih, ya aku
kira ketika di kenalin sama kamu bener-bener mau serius.

196
Mun’amah76
Di tambah a Yusuf ngerespon sama kamu ngajak ketemu
dan sebagainya tapi di luar bayangan semua seolah
dibodohi dengan alurnya. Sedangkan wanita akan terus
menanti dengan apa yang diucap oleh lelaki, aku tau
kamupun seperti itu Nu, pasti hatimu sekarang telah
hancur, Aku masih belum faham juga Nu sama a Yusuf,
pas pertama lagi dekat dengan kamu pun aa ternyata
sudah menjalin hubungan dengan wanita itu, sungguh
jahat permainannya. Aku tak tau itu Nu, aku barusan tau
saat ngirim chatt ketemennya a yusuf di instagram.
Maafkan aku ya Nu."

Mendengar kata maaf dari Nabila, tak enak rasanya jika


aku masih saja terdiam.

"Aku gak apa-apa Bil, ini jawaban dari doa ku yang


meminta pada tuhan ingin mendapat suami yang sholeh
prilaku Yusuf jauh dari itu, daya tipu-tipu tak jauh dengan
seorang pembunuh, tipu-tipu juga berarti melakukan
doublenya dosa karena bukan kepada tuhan saja namun
menyangkut manusia. Jika dibandingkan dengan pemabuk
berkelas pun Yusuf masih jauh lebih hina, pemabuk
hanya mengotori dirinya tanpa menyakiti orang lain.

Aku justru bersyukur Bil meski sakit, aku terus menahan


untuk kuat, insyaalloh."

"Kamu gak bakal gimana-gimanakan Nu? Kamu kuat?”.

197
Mun’amah76
"Justru aku telah hancur oleh prilaku Yusuf, namun ini
teguran yang harus aku terima, mencintai kepada yang
belum halal, memikirkan tentangnya lebih dari mengingat
Tuhan, Maksiat ku berat, wajar Alloh beri teguran yang
sangat dahsyat, yang perlu aku lakukan saat ini
memperbanyak sholat tobat dan menyadari kesalahan
tanpa kembali melakukan.

"Lantas, setelah aa Yusuf mengetahui ini dia meminta


maaf kepadamu Nu?."

Mendengar kalimat itu, tangis Nunu tak bisa lagi


disembunyikan, tidak ada kata maaf, chatt bersama tajul
berakhir dari sebelum baju pesanannya diantar.

Nunupun membatalkan perjalnan meuju rumah Abah yai


ia langsung pulang. Nunu juga sudah mempersiapkan
untuk menyembunyikan rasa sedihnya kepada Ibu, Nunu
belajar biasa-biasa saja dengan semua ini, Nunu khawatir
jika dirinya sedih Ibu akan lebih merasakan kesedihannya
dibanding Nunu.

"Gimana Nu bajunya sudah diantar? Yusufnya ada Nu,


kalian ketemu?"

"Nggak ketemu Bu."

"Kenapa? Yusuf lagi keluar rumah?."

198
Mun’amah76
"Yusuf lagi sibuk Bu, dia lagi persiapan buat acara
nikahnya minggu depan, Yusuf mau nikah."

"Inalillahi Nu."

Ibu langsung melihatku, namun aku jawab dengan muka


tersenyum, ibupun berusaha biasa-biasa saja dihadapanku.
Apa yang ibu lakukan sama dengan aku yang tidak mau
memperlihatkan kesedihan. Musibah ini terjadi dari
dosaku, aku harus lakukan permohonan maaf sama ibu
juga bapak. Aku banyak salah sama mereka.

"Nunu minta maaf bu, semua terjadi dari banyaknya dosa


Nunu termasuk tidak taatnya pada ibu."

Ibu memeluk Nunu, tanpa disadari Nunu mengeluarkan


tangis sudah tentu Ibupun sama, Ibu bilang tak usah
sedih, justru ibu lebih sedih kalo Nunu jadi nikah sama
yusuf.

"Jangan sedih Nu, ibu gak ridlo kamu nikah sama dia,
alloh telah memperlihatkan kejelekannya sekarang, syukur
tidak nikah denganmu Nu."

"Iya Bu, hati Nunu sakit bukan karena Yusuf tidak


menikahi Nunu, tapi cara dia yang bener-bener sadis Bu,
apa alasan dia selama ini mendekati dengan banyaknya
ucapan yang meyakini dan melukai dengan cara seperti
ini. Kenapa tidak bilang bahwa ia sudah punya calon Bu,
andai saja dia bilang Nunu gak bakal sesakit ini. Jika

199
Mun’amah76
sebelumnya Yusuf bijak dalam bertingkah ia menjelaskan
wanita itu Nunu akan menerima sangat lapang Bu, tapi ini
seolah niat dia untuk menyakiti."

"Sabar Nu ibu faham, sabar... Silahkan nangis sepuasnya


peluk Ibu dengan erat, keluarkan saja rasa sedihmu, tapi
untuk sekali saja Nu, Nunu harus terus husnudzon sama
alurnya Alloh, Ibu yakin

Aku yang saat ini terjatuh tidak dengan rasa kuat namun
dari semua ini mengandung banyak pelajaran, semakin
tidak mau untuk ku melukai orang, sudah terasa sakitnya
bagaimana. Belajar menerima disakiti tanpa dendam,
belajar kuat dan belajar menerima apapun yang sudah
ditakdirkan untuk ku.

Problematika bukan hanya soal melupakan tapi juga


mengikhlaskan.

✶✶✶

200
Mun’amah76

PARADIGMA

✍ BAHAGIA

Ketiadaan derita adalah pesona semu yang hanya sebatas


tipu.

Lupa bahwa tak semua yang di inginkan baik untuk di


jalankan.

Bahagia akan tercipta ketika kita mampu menahan rasa


yang berlebihan, dan akan bahagia jika seluruh fikiran di
nonaktifkan untuk sesuatu yang kau inginkan.

201
Mun’amah76
Sudah tentu tidak akan bahagia jika kau terlalu
mengekang waktu untuk memiliki apa yang nafsu mu
giring hingga nilai spiritual mengering.

Tidak akan sama sekali bahagia jika terlalu lama


menghayal yang belum terjadi, sejatinya apa yang sedang
di alami adalah kebaikan dan rasa bahagia lah yang patut
di hadir kan.

Bahagia atau tidak menurut pandangan mu sesuatu yang


terjadi hari ini adalah hadiah paling indah.

Atas Maha adilnya Tuhan manusia bisa tertawa, maka saat


itu kau dinyatakan bahagia.

َ‫ف أَ َْن َتَْلِ َك هَ نَ ْف س ه‬


َ ِ َ‫الش َق َاوة‬
َّ ‫سهَ َو‬
َ ‫الرجلَ نَ ْف‬
َّ ‫ك‬ََ ِ‫ف أَ َْن َيَْل‬
َ ِ ‫ادةَ كلُّ َها‬
َ ‫الس َع‬
َّ

"Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai


nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya."

Tidak perlu cemas! ini dunia, cukup kau tata dengan ilmu
bukan dengan kecamata manusia.

Saat kau cemas disitulah tertanam ke khawatiran dan tiba


galau berkelanjutan.

Tidak kah kau tau besok akan tiada?

202
Mun’amah76
Rasanya indah jika yang kau tuju kebahagiaan ukhrowi,
namun untuk hal ini tidaklah untuk di fikirkan hanya
perlu diyakinkan.

Dengan rasa yakin bahagia akan tercipta.

Tau ini dunia?

Jika kau inginkan kebahagiaan yang abadi tanpa batasan,


sukses tanpa payah, berlimpah tanpa kurang, sempurna
tanpa cacat dan mulia tanpa hina, maka kejarlah syurga
agar kau bisa jadi penghuninya.

Tidak akan kau temukan semua itu di dunia, karena dunia


tempat dimana capek yang perlu bertahan dan terjatuh
untuk bersabar.

Semangat bareng ya teman, ajak keluarga mu, sahabat dan


orang yang kau cinta untuk berkontribusi hingga kekuatan
terkumpul kembali.

Jangan memilih untuk sendiri karena manusia sudah tentu


ada dalam keterbatasan.

Sering-seringlah betukar fikir akar jalan mu terukir.

✍ KECEWA

203
Mun’amah76
Saat kau bicara maka itu tanggungan jiwa, saat kau
bertindak maka wajib berlaku apa adanya tanpa bermuka
dua.

Seringnya rusak mental karena dikecewakan, bukan


berarti mereka berharap penuh, namun perlakuan tipu-
tipu adalah hal yang membunuh.

Tinggalkan yang hanya memperdulikan diri sendiri adil di


setiap posisi itu kedewasaan, ikhlas bertutur tanpa
menaruh noda dalam setiap alur adalah sifat mutlak bagi
ia yang santun.

Saat kau punya ilmu maka akhlak yang kau pakai, dengan
itu kau takan lalai dan persaudaraan mu akan kuat meski
berantai.

Jauhi sikap seenaknya tanpa memikirkan hati orang lain.

Titik akhir dari kedzoliman yang tak sering di anggap


dosa adalah kekecewaan.

Kecewa bukan hanya tak peduli justru saat kau berlaku


dengan tingkah semau mu tanpa diskusi itu sama halnya
dengan menghianati. Melakukan dengan menganggap
spele semua hal adalah kedzoliman yang merusak mental
dan kau adalah orang yang gagal.

Wajib memperhatikan langkah dari tindak yang akan di


tempuh.

204
Mun’amah76
Agar tak kecewa, tidak harus fokus untuk mengurus
penuh namun.. meski lewat kata maka adil akan tumbuh
dengan nyata.

Bukan kah tugas kita adalah mengatur keadilan atas


sesama?

Berikan lah kesetaraan pada setiap insan yang kau


temukan tanpa membedakan.

Ada satu kalimat yang ku ingat, oleh-oleh saat majlisan.


Guru ku menyampaikan demi terlahir manusia yang bisa
menjadi manusia, agar punya hati yang tak menyakiti.

َ‫َت يَ ْع َملَه‬ َْ ‫َخاهَ بِ َذنْبَ َلْ ََي‬


ََّ ‫ت َح‬ َ ‫َم َْن َعيَّ ََر أ‬

"Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa,


maka ia tidak akan mati kecuali melakukan dosa tersebut."
(HR. Tirmidzi)

Bisa di katakan muhassinatul ma'nawiyyah dari tauriyah


baid, satu kalimat yang tersembunyi dan mempunyai
makna yang samar.

Begitupun sama saja jangan sekali-kali engkau menjelek-


jelakan orang, mencaci maki, membuat patahnya hati
hingga mendzolimi, karena apa? karena engkau tidak akan
mati sebelum apa yang kau lakukan terhadap orang lain
kau juga merasakan hal sama. Karma is real. Jadi karma

205
Mun’amah76
itu sudah jelas adanya, untuk hidup penuh syukur maka
bimbinglah hingga tak menjadi kufur.

✶✶✶

✍ MENCINTAI

Empati adalah ungkapan cinta yang paling mesra,


kedewasaan dalam jalinan kasih dan melahirkan
kewarasan yang amat jernih.

Dia yang paling mencemaskan saat sakit, dia yang gugup


mencarikan air kala kau haus, bahkan dia yang
menghancurkan darah kala kau terluka parah.

Sungguh epic, tentu tidak lah toxic.

Mencinta berarti menjaga

Mencinta berarti setia

Mencinta berarti menerima.

Jangan kau rusak semuanya hanya karena kau


menemukan yang lebih dari nya.

Tau kah? Bukan ia yang kurang segalanya hanya saja kau


tak bersyukur memilikinya.

206
Mun’amah76
Semua orang tentu punya kelebihan, bukan kah itu cukup
untuk menutupi hal yang tak kau miliki.

Semua orang punya kekurangan, tugas mu bukan


meninggalkan, namun memberikan kekuatan maka akan
menemukan kesempurnaan.

Ketika ngin memuaskan hidup semata hanya agar terlihat


sempurna dijagat raya, kau meninggalkan yang
sebelumnya kau terima adalah sebuah penghinatan yang
menggambarkan kau cinta dunia, tersunggkur padam
dalam sebuah tipuan, kau lah orang yang celaka dari
seluruh hamba.

Cinta merenggut ketenangan tapi juga menciptakan


keharuan, dengan sebab itu semakin banyak pertanyaan,
karena terkadang cinta tak mencari keserasian atau pun
kesamaan.

Bahkan kahlil gibran berkata "karena cinta telah cukup


oleh cinta. "Dan rumi dalam syairnya "sungguh cinta yang
tak di jalaskan jauh lebih jelas."

Mencintai tak harus kepada orang yang tercinta,


Mencintai kepada yang tak cinta pun adalah kewajiban
dari semesta, saat kau bercinta berarti kau sedang
berakhlak, jagalah kesejahteraan jangan pernah kau rusak
ataupun hanya kepada sebelah pihak.

207
Mun’amah76
Mencintai berarti berkemanusiaan, merusak berarti
penjajahan.

Jangan kau lakukan hal mencintai dengan kepalsuan


karena kejujuran kau akan banyak dikenang, sebaliknya
jika ucapan mu hanya sebatas omong kosong siap-siap lah
kehilangan.

َ‫ص ِديْ قه‬ ِ


َ ‫َم َْن قَ ََّل ص ْدقهَ قَ ََّل‬

“Barang siapa yang sedikit benarnya, sedikit pulalah temannya”.

ََ ‫ب لَهَ ََل ِعل‬


َ‫ْم لَه‬ ََ ‫َم َْن ََل أ ََد‬

“Barang siapa yang tidak mempunyai adab, maka ia tidak


mempunyai ilmu pengetahuan”.

Sajak, Tentang kemarin.

"Hanya menyampaikan kemanusiaan namun disalah


artikan, kau anggap diriku mengejar agar ada di pelukan?

Oh sorry tuan kau terlalu sombong mengartikan, setiap


hawa butuh kasih sayang, bukan macem mu yang peduli
cuma hasil pilih-pilihan.

Saat kau memilih tanpa disadari engkau pun tidak aku


pilih dalam angan masa depan."

208
Mun’amah76
✍ BENCI

Kecewa wajar, tapi tak harus menyalahkan.

Salahnya dia kau benahkan, bukan memutuskan


hubungan.

Ketidaksukaan pada seseorang bukan untuk dibenci


melainkan tetap introspeksi diri agar kau terus ada pada
tingkatan tertinggi.

Berlaku biasa-biasa saja saat kau temukan yang tak searah,


tak perlu mencaci ataupun marah.

Cara yang paling profesional mengajak orang yang kau


anggap salah kembali pada jalan benar biridloillah.

Jika mereka berputar arah tak menggiring dan enggan


untuk berbuat baik cukuplah kembalikan kepada Tuhan
yang Maha pemberi hidayah.

"Jangan benci karena marah, jangan baik karena punya


keinginan."

Tak harus marah ketika mereka benar-benar membuat


mu sakit, meski semua manusia di kumpulkan untuk
melukai, jika Alloh tak meridloi kamu akan tetap jadi
pemenangnya.

209
Mun’amah76
Tak usah risaukan tentang orang lain, semua sudah diukur
kembali lah bersifat akur.

Kebahagiaan orang lain takan merugikanmu, kekayaan


mereka takan mengurangi rizkimu

Hiduplah dengan hati yang lapang, harapakanlah untuk


manusia tak jauh seperti harapan mu untuk dirimu
sendiri.

ِ ‫ح األ ْع َم‬
َ‫ال‬ ِ ِ َِ َ‫الدنْيا ِِب َل‬
ِ َ ِ‫اآلخَرَةِ ب‬ ُّ ‫ِع َُّز‬
َ َِ ‫صال‬ َ َ ‫ال وع َُّز‬

"Kemuliaan dunia diukur dengan harta benda, kemuliaan akhirat


diukur dengan amal sholih."

✍ KEHILANGAN

Syurga di buat dari asap hati yang terbakar habis, dihuni


oleh keikhlasan hati yang dilukai sadis.

Apa yang menyakitimu itulah yang memberkahimu.

Bersyukur untuk apapun yang datang meski


meninggalkan.

210
Mun’amah76
Tak akan kau rasakan terbang melangit jika kau tak
berada di bawah terjepit.

Segala yang kau lihat tentu beragam, namun ridlonya


Tuhan lah yang patut di genggam.

Saat jabatan hilang bersama zaman, orang terkasih hilang


bersama selir, semua akan tergantikan dengan yang lebih
baik atas dasar pandangan sang Kholik.

Tak ada luka jika kau sadar semua yang kau cita-cita kan
tidak selaras dengan perjalanan.

Tidak akan terluka jiga kau tetap berjalan mengikuti


alurnya tuan.

Bukankah engkau faham atas apa yg di katakan sufi


ternama yang menciptakan karya monumental yang amat
indah, ia Jalalludin Rumi dalam baitnya "Larilah dari apa
yang membuat mu nyaman."

Dalam arti kau tak harus banyak angan, jika semuanya


meninggalkan berarti kau akan menjadi hebat tanpa
tipuan.

Bekerja keraslah bangkit meski berkali kali sakit.

Semua akan ada masanya jika diperjuangkan tanpa keluh


kesah hati yang membuat putus di pertengahan jalan.

Kita hebat jika luka kita anggap penyempurna taat.

211
Mun’amah76
Kita kuat, jika lemahnya kita balut doa dan maju mencari
jalan baru.

Ilmu bisa mengubah duniamu, dan kedekatan mu pada


robb akan mengubah kewibawaan mu.

Yu bisa yu,.. Jangan pernah menganggap kamu adalah


orang paling diuji. Tapi beranggapanlah kita yang paling
dididik keras, hingga terciptanya diri yang berkelas.

ََ ‫ص ْب ََر لَهَ لَ ِديْ ََن لَهَ َوَم َْن َل َوَر‬


َ‫ع لَهَ َل زلْ َفى لَه‬ َ ‫َم َْن َل‬

“Barang siapa yang tidak punya kesabaran, berarti ia tidak


beragama, serta barangsiapa yang tidak memiliki sifat wara'
(dalam dirinya), maka tidak ada tempat baginya di sisi Tuhan
(tidak mempunyai derajat)” .

Sedangkan kesabaran dalam hal ini adalah ketabahan


dalam menghadapi segala bentuk kekerasan dan
kedzoliman yang datangnya dari sesama manusia,
disamping itu juga adalah ketabahan dalam melawan
segala bentuk kemaksiat-an dan dalam menjalankan
perintah agama.

✶✶✶

212
Mun’amah76
✍ YATIM PIATU

Bapak, Kau adalah penanggung seluruh raga dan jiwa,


meski tak pernah ku dengar kabar keluhkan rasa.

Bapak, meski dzohir mu jarang ku temukan ungkapan


mesra, namun bathin mu penuh dengan kesetiaan
menjaga.

Bapak, ku tau kau lelah. Aku tau kau pernah inginkan


menyerah namun, saat kau tatap aku dan adik-adik
engkau berubah menjadi kuat dan mendadak hebat,
bukankah semuanya karena terbalut cinta kau hadirkan
bahagia? Bukan kah semuanya terisi empati agar kami
tercukupi?

Engkau hebat, doakan agar anak-anak mu bisa menjaga


dan mencontoh seluruh ke ikhlasan yang kau beri.

Pak, tak pernah ku hilangkan rasa syukur memilikimu,


begitupun dengan aku yang terlahir dari ibu, ribuan doa
ku panjatkan untuk kedua orang tua ku.

Ibu, sungguh dengan apapun kau kramat yang


menyeluruh.

Cintamu hadir abadi, ketulusan mu suci.

Bicaranya aku sekarang atas dasar kau latih dengan jerih,


akhlaknya aku atas dasar prilaku yang kau contohkan dari

213
Mun’amah76
semua keseharian mu. Maka, alangkah durhakanya saat
aku pandai berbicara namun omonganku menjadikan
huru hara.

Begitu celakanya aku jika tingkahku menyinggung


perasaan mu.

Kau tak lagi layak bersedih kala anak mu mulai dewasa.

Kau tak layak berlelah-lelah kala anak mu sudah faham


agama, kau ratu yang patut kami sediakan segala
macamnya.

Ibu, bapak... aku tau kita akan berpisah setelah waktunya


tiba.

Ibu,.. bapak... Saat aku sudah bisa mendoakan mu di


setiap waktu, takan ku rasakan kepedihan meski tuhan
memisahkan, takan merasa kehilangan jika batin ku sudah
terlatih baik kepada setiap insan.

َِ ‫ات َوالِدهَ بَ َِل اليَتِْيمَ يَتِْيمَ العِل‬


ِ ‫ْم َواأل ََد‬
َ‫ب‬ ََ ‫س اليَتِْيمَ الَّ ِذي قَ َْد َم‬
ََ ‫ل َْي‬

"Yatim itu bukan yang telah meninggal orang tuanya, tetapi


Yatim sebenarnya itu adalah Yatim Ilmu dan Budi Pekertinya."

Di tinggalkan memang menyakitkan, hikmahnya tentu


mengkiaskan.

214
Mun’amah76
Berpisah dari apa yang kau miliki itu takdir tuhan yang
paling baik, banyak rencana tuhan dibalik kehilangan
seseorang.

Dari kehilangan, Tuhan ciptakan kedewasaan, dari


kehilangan Tuhan hilangkan kesombongan.

Tak ada yang hidup sempurna, serba kekurangan pun


manusia bisanya hura-hura dan menatap sebelah mata.

Maka, kekurangan adalah real bahwa kita hanya seorang


hamba, bukan tuhan yang azza wa jalla.

Kehilangan orang tua bukan suatu kesedihan yang terus-


terusan di musiumkan, bukan ungkapan kata yatim atau
piatu yang di lantunan.

Kepergiannya justru mengisyarahkan kau akan terdidik


hebat, dan di jauhkan dari apa yang membuat mu celaka
saat kau terus berdiri di pelukan orang tua.

Setiap sesuatu sudah tentu mengandung hikmah, jangan


putus di tangah-tengah, melangkah lah sampai pada
tujuan.

Untuk mu yang orang tuanya masih lengkap, tapi didikan


baik tak kau tak dapat.

Ibu bapak mu masih lengkap tak kau rasakan kehangatan.

215
Mun’amah76
Jangan bersedih, jangan salahkan ibu atau bapak mu, jalan
menuju hal baik memang lah rumit, tetap husnudzon
bahwa semua jalan itu akan membawa mu kepada
kebaikan, kedewasaan, bahkan keberhasilan. semua bisa
kau lakukan sendiri selagi Tuhan kau hadirkan dalam hati.

Untuk mu yang sudah di tinggal orang tua, tak harus kau


ungkit jika bersama kau akan hidup bahagia, tentu tidak.
Alur Tuhan tetap berpihak kepada hamba, selagi ia
berusaha maka tercipta.

✶✶✶

✍ PENANTIAN

Wahai para penanti, saat penantian kau selami sudahkah


cukup keilmuan agama yang kau miliki?

Syarat wajib bagi engkau yang sudah menanti, kau punya


kesiapan untuk maju, bukan hanya sekedar mengubah jadi
mantu.

Kau yang menanti jangan pernah mencari pangkat tinggi


dari pasangan, itu tanda kau sangatlah awam, berjuanglah
untuk menjadi bukan mencari.

Jauhilah perkaraan tasyabuh dalam segala bentuk itulah


jalan menuju diri yang menjungjung tinggi.

216
Mun’amah76
Untuk mu yang lagi mencari, idolakan ia yang tak banyak
membahas dunia, karena sudah pasti akhirat yang di
pegang erat.

Jangan berharap terus-terusan yang bakal mengajak mu


adalah orang yang lengkap tanpa cacat, jika tetap begitu
kapan akan berakhir, cukup kau tilai dia dalam akhlak .

Tak usah bersi keras menghadrik diri harus bersama


dengan orang yang kau sayang, beri kebebasan hati untuk
membuka orang yang menyayangi sejatinya, orang yang
kau sayang belum tentu berbalik cinta, namun orang yang
menyayangi mu sudah tentu setia.

Jangan kau hancurkan hidupmu oleh tingkah mu, terima


ia yang sudah siap bersama tinggalkan ia yang kau damba.

✶✶✶

✍ PASUTRI

Ini rumah jika penghuninya ramah.. ini rumah jika sama-


sama saling menyatukan arah.

Ya.. Ini rumah jika kau dan aku beristirahat dan dikepala
tak ada bisikan hebat.

217
Mun’amah76
Engkau yang bersama ku, mohon mengertilah aku,

aku yang dimengerti akan semakin tunduk mentaati.

Sesekali ingin ku dapatkan pertanyaan mesra dari mu


tentang keseharian ku, sesekali ingin ku

Jika aku memang harus memenuhi perintahmu, apakah


kamu juga tau, rasa dan raga ku butuh pengertianmu.

Saat aku lelah mohon fahamilah, tak banyak yang ku pinta


hanya butuh kau peka, peka dengan apa yang ku mau
sesekali beri aku kebebasan karena bahagiaku punya
pilihan.

Suamiku tak usah kau bersi keras mengekang ku dalam


semua ke inginan mu, jika yang ku butuhkan hanya
pulang menemui ibu bapak ku, kumohon jangan pernah
larang itu, karena ingin ku tak setiap waktu.

Jika semua keinginanmu harus aku penuhi, lantas apakah


hidupku tak perlu inginkan sesuatu ? Sungguh mustahil
wahai suamiku, cobalah untuk saling melengkapi, karena
sempurnanya pasangan suami istri saat keduanya bahagia
karena saling mengerti.

Suamiku, lihatlah terangnya bulan malam ini, ia sempurna


kan langit kalahkan jutaan bintang meski hanya sendiri,

Apakah kamu mendengar ungkapan ku? Apa hanya angan


bisa bercengkrama dengan mu karena kesibukan itu?

218
Mun’amah76
Aku tak ingin kan permata kau peluk saat ku tak bisa
pejamkan mata kala malam menyapa rasaku sudah indah
bahagia.

Aku butuh bimbingan mesra, apakah masih berat bagimu


untuk bilang "Iya aku bersedia" ?

Mesranya kita bukan di lumuri harta dunia tapi kesetaraan


dialog dua hati yang membumbui.

Ku terus melangkah berfikir menelusuri lorong


kehidupan yang terus membuat ku terjungkir, takan ku
letak kan dalam skala prioritas paling akhir.

Tak sedikitpun ku kubur cita-cita kita, masih ku


perjuangkan sampai hasilnya kau bisa lihat dengan
keindahan mata.

Ku mohon bersabar wahai istri ku

Lelah ku tak pernah berhenti, ingin ku kau bahagia dari


apa yang aku persembahkan sampai tawa pun hadir
menghangatkan.

• Pasutri

Istri ku, Keberhasilan ini lama

Apakah kamu masih mampu bersabar menemaniku


bersama?

219
Mun’amah76
Istriku, keberhasilan ini penuh drama, berlipat-lipat
masalah yang di hadapi, apakah kamu mampu untuk tidak
meratapi?

Pesanku wahai istiku,

Jadikan dirimu sholihah maka itu akan menjadi kekuatan


dahsyat yang mendukung langsung pusat.

Lewatilah jalan itu bersama, satu kan kekuatan doa yang


akan menjadi sumber istimewa.

Saat rumah tangga tak lagi ada kehangatan itu tandanya


kau harus jadi pemersatu, rayulah dia dengan cara
menuruti apa yang dia mau mungkin dengan itu akan
membuat dia luluh kembali dan mulai memperhatikan mu
lagi.

Jika rayuan mu tak mampu meluluh kan artinya kau


sedang di uji oleh tuhan, jangan pernah putus asa untuk
terus menyatukan karena rumah tangga tidak ada
kesatuan maka semua yang di dalamnya akan hancur tidak
terbangun.

َ‫اح‬
ِ ‫َّج‬ ِِ
َ ‫َساسَ الن‬
َ ‫اَْل حِتَادَ أ‬

"Persatuan adalah pangkal kesuksesan"

220
Mun’amah76
✍ SABAR

Berlapang, santai, turunkan keinginan kau akan jumpa


dengan ketenangan.

Tenang, jika sudah waktunya semua akan datang, tak


perlu ikut mengatur alurnya Tuhan.

Masalah terberat hanya untuk orang-orang yang hebat.

Bertahanlah, sampai kau temukan kenikmatan yang tak


bisa di gambarkan.

Menunggulah dengan prasangka baik, niscaya semua akan


berjalan tanpa fikiran rumit.

Jalani hari-hari mu dengan bahagia, karena kebahagiaan


tidak bisa di cukupi oleh keinginan yang sedang di
perjuangkan.

Apa yang kau perjuangkan belum tentu baik untuk mu,


maka merasa bahagia lah dengan apa yang meninggalkan.

َ‫صبَ ََر ظَِف َر‬


َ ‫َم َْن‬

"Siapa yang bersabar maka dia akan beruntung"

Bersabar lah dengan segala sesuatu, memang dalam


berproses bukan lah hal yang mudah, tapi jika terus di
jalani semuanya akan berbuah indah.

221
Mun’amah76
Dan tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan.

✶✶✶

✍ JABATAN

Dunia bisa saja mengangkat mu sebagai atasan tanpa


pantas atau tidaknya kau menurut tuhan.

Cobaan bukan berarti hanya untuk orang pengangguran


atau yang kesusahan, justru lebih berat untuk orang yang
di beri kemudahan.

Ingat semua di atur atas kemaslahatan bukan karena


keperluan.

Jika egomu ingin meraihnya terus-terusan, berarti kau


telah masuk rayuan syaitan.

Gelar mu hanya tulisan, jabatan mu adalah cobaan, ketika


kamu berada diatas jangan anggap kau sukses ! justru
Tuhan mengirimkan kenikmatan yang akankah engkau
syukuri atau malah ingkari ?

Jabatan adalah perjalanan yang tuhan kirim bisa kah


mengemban amanah atau malah adil pun tidak pernah.

Yang menjadikan dirimu berkualitas bagaimana cara


kamu bisa menghargai manusia tanpa membedakan.

222
Mun’amah76
Attitude yang baik sama dengan memegang tahta
tertinggi, yang tidak bisa di saingi tapi sudah tentu akan di
sayangi.

✶✶✶

✍ EKONOMI SULIT, ILMU TERJEPIT

Kurangnya pemasukan untuk biaya kehidupan sudah


cukup marak bagi mereka yang belum menemukan jalan.

Berdiam diri bak burung yang kedua sayapnya utuh


namun kakinya lumpuh.

Ia yang hanya menunggu cahaya mentari kala malam


menyapa,

Menunggu cahaya rembulan ditengah riaknya hujan.

Ribuan ilmu telah digenggam namun tak bisa di sebar


hanya karena tak memiliki modal.

Modal utama bukan lah uang, melainkan kesiapan,


kesiapan untuk berjuang, berjuang mencari jalan, dan
terus tidak berhenti meski segala cobaan di rasakan.

uang tidak akan di miliki secara tiba-tiba yang bisa


mencukupi semua biaya.

223
Mun’amah76
Uang adalah perjalanan kedua setelah kau berjuang maka
uang akan menemani, mustahil tanpa berjuang kau punya
uang.

Sudah berjuang namun tak pernah kau temukan??

Cobalah untuk kembali menyadari diri, lancarnya usaha di


wujudkan oleh diri yang penuh potensi.

Banyak orang yang bertanya apa wiridnya usaha sukses,


bagaimana caranya bisa berjalan memanjang?

Menurutku, tidak mengecewakan orang yang kau temui


itu jalan satu-satunya kesuksesan setelah persembahan mu
pada Tuhan telah berjalan.

Saat kau berakhlak kesuksesan akan berpihak.

✶✶✶

✍ GENGSI

Salahnya tingkah yang menjadikan kita berjalan tidak tau


tempat, enggan untuk melangkah hanya karena takut di
anggap rendah.

Kau yang berada di keluarga serba kecukupan atau


keluarga sederhana, fase mu sama saja. Tanggung jawab

224
Mun’amah76
mu tak bisa di wakilkan, jangan jadi orang yang hanya
mem bebankan.

Ciptakanlah seni dan karya, berimajinasi meski hanya


sebatas kuli.

Penghasilan tak haruskan besar-besaran yang terpenting


ada nilai usaha yang tak menjerumuskan pada Thoma.

Hidup mewah berkecukupan, namun dari hasil rapat yang


katanya untuk umat nyatanya di ambil untuk pribadi yang
pura-pura taat,

jika kau yang seperti itu, apakah masih tersisa ilmumu,


apakah masih tersisa imanmu?

Kuli tak mau, menipu sudah jadi makananmu.

Salah menempatkan gengsi yang akhirnya terkilir kejurang


kehinaan menghancurkan keimanan.

Berhentilah mengharap diberi, mulailah melangkah


terpuji.

Saidina Ali Bin Abi Thalib berkata :

َ‫ب‬ََ ِ‫ىَمَ َالِطََِةَاَلْ َك‬


ِ‫ل‬ َْ ِ‫ص‬
َ َ‫بَ ََعل‬ َْ َ‫اد ََهاَفََْلَي‬ َِ َ‫لدنََْي‬
ََ ‫اَج ْيَ َفةََفَ ََم َْنَأَََر‬ َُّ ‫َا‬

"Dunia bagaikan bangkai, siapa saja orang yang mengharapkan


dunia sedikit saja maka dia harus mau bercampur dengan anjing”

225
Mun’amah76
Dan untuk mu yang masih menginginkan hidup enak
tanpa perjuangan, ingatlah apa yang dikatakan ahli sufi
yang melarang keras agar kau jauh dari tipuan.

Kutipan dari Jalalludin Rumi

"Larilah dari apa yang membuat mu nyaman

Hiduplah di tempat kamu takut untuk hidup."

Tak apa hidup ada di bawah

Jangan mencari penilaian dari manusia yang statusnya


sama-sama hamba.

Tetap kuatkan iman, serahkan segalanya hanya pada


Tuhan.

✶✶✶

✍ MASYAIKH

Jangan pernah melupakan siapa yang memberimu


pengetahuan.

Meski kau tak bisa hadir secara raga namun sebutlah


dalam doa.

226
Mun’amah76
Berkahnya hidupmu ditilai dari seberapa tinggi rasa
mahabbahmu pada guru. Jika semua sudah kau lakukan
namun hidupmu masih saja berantakan berarti ada yang
bermasalah di dalam diri. Cepat introspeksi lakukan
sampai semuanya ditemukan.

SHALAT HADIAH

Ulama Syafi'iyah menganjurkan shalat unsi atau shalat


hadiah mait, yang pahalanya ditujukan untuk orang-orang
yang sudah wafat. Tetapi shalat sunnah Mutlak dua rakaat

227
Mun’amah76
ini lebih baik dikerjakan ketika jenazah baru saja
dikebumikan karena dapat meringankan beban jenazah di
alam kuburnya, sebagai tanda solidaritas menolong dan
mengasihani mait bertujuan untuk mengirimkan hadiah
pahala agar diringankan siksa kuburnya.

Syekh M Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain


membawa sebuah riwayat perihal tata cara shalat hadiah.

Diriwayatkan dari Rasulullah, Ia bersabda, “Tiada beban


siksa yang lebih keras dari malam pertama kematiannya.
Karenanya, kasihanilah mayit itu dengan bersedekah.
Siapa yang tidak mampu bersedekah, maka hendaklah
sembahyang dua raka‘at. Di setiap raka‘at, ia membaca
surat Al-Fatihah 1 kali, Ayat Kursi 1 kali, surat Attaktsur
1 kali, dan surat Al-ikhlash 11 kali. Setelah salam, ia
berdoa,

‫اللهم ابعث ثواهبا إىل قب‬, ‫اللهم إين صليت هذه الصلة وتعلم ما أريد‬
‫فلن بن فلن فيبعث هللا من ساعته إىل قبه ألف ملك مع كل ملك نور‬
.‫وهدية يؤنسونه إىل يوم ينفخ ىف الصور‬

‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid.


Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut
nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan
sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku,
sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama
mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim

228
Mun’amah76
1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah
yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.”

Pahala shalat sunnah hadiah ini juga dapat mengalir


kepada mereka yang mengamalkannya seperti keterangan
sebuah hadits berikut ini:

‫منه أنه ل خيرج يرى مكانه ىف اجلنة‬, ‫أن فاعل ذلك له ثواب جسيم‬
“Siapa saja yang melakukan sedekah atau sembahyang itu, akan
mendapat pahala yang besar. Di antaranya, ia takkan
meninggalkan dunia sampai melihat tempatnya di surga kelak."
✶✶✶

229
Mun’amah76
BIOGRAFI PENULIS

AAH MUN'AMAH

Lahir di Pandeglang, tepatnya di


kampung Kadu Langgong, Kec.
Cikedal Menes, Pandeglang-
Banten.

Aah Mun'amah seorang santri


lulusan dari pondok pesantren
salafiyah di Banten dan Jawa
Timur diantaranya Pondok Pesantren Cidanghiang
Barugbug Ciomas Serang Banten, Pondok Pesantren
Masarotul Muhtajin Banten, dan Pondok Pesantren
Fathul Ulum Kwagean kediri Jawa Timur.

Sepulangnya dari pondok pesantren tempatnya menimba


ilmu, sekarang ia mendirikan madrasah non formal
"Quraniyah Fathul Falah" nama Fathul Falah diberi dan
diijazahi oleh Romo KH Abdul Hannan Ma'sum, pendiri
ponpes Fathul Ulum Kwagean, Jawa Timur.

Saat ini dia juga aktif dalam dunia entrepreneur dengan


brand An'ama Yun'imu Style, karyanya sudah tak asing
lagi didengar oleh kalangan santri diwilayah Banten, Jawa
Barat khususnya.

230

Anda mungkin juga menyukai