Anda di halaman 1dari 6

Nama : Listya Sri Astuti

NIM : 184231042

Fakultas : Sains dan Teknologi

Kelas : PDB16

STADIUM GENERALE

BEKAL INSAN AKADEMIS MENGHADAPI TANTANGAN DUNIA MASA DEPAN

Jika kita bicara tentang dunia ini maka yaitu adalah suatu perubahan yang sangat cepat. Kita
sebagai mahasiswa harus bisa mengikuti cepatnya perubahan dan melewati semua tantangan
pasti di masa mendatang. Kita sudah memasuki era 4.0 (industri era) di mana beberapa
masyarakat juga menyebutnya era society 5.0 di mana terjadi perubahan tatanan masyarakat
sangat berubah. Yang mana kita dihadapkan dengan transformasi era digitalisasi dan AI di
segala segi kehidupan.

Penggunaan big data, AI dan semua yang sudah terkelompokkan dengan instrumen mobile di
mana kita sangat dimudahkan dengan segala fiturnya. Dibalik semua mudahnya fitur yang
diakses terdapat pula sisi negatif, seperti berita hoax yang sangat mudah tersebar dan data
pribadi yang rawan untuk tersebar sehingga hal ini juga merupakan suatu tantangan yang
akan kita hadapi ke depannya.

Di tahun 2050 terdapat beberapa tantangan yang akan hadir. Seperti :

1. Peningkatan jumlah populasi manusia


2. Populasi manula yang semakin meningkat
3. Dampak climate change yang semakin meluas
4. Kenaikan permukaan laut
5. Pergerakan bumi yang lebih cepat
6. Dominasi AI dalam kehidupan manusia
7. Medsos yang berkembang sehingga menjadikan dunia tanpa privasi

Sehingga tantangan masa depan adalah kondisi dunia yang dinamis perubahan yang sangat
cepat dan permasalahan yang kompleks dalam berbagai bidang.

Beberapa skill yang dibutuhkan ketika tahun 2050 adalah

1. Analytical thinking and innovation


2. Active learning and learning strategies
3. Complex problem solving
4. Critical thinking and analysis
5. Creativity, originality and initiative
6. Leadership and social influence
7. Technology use, monitoring and control
8. Technology design and programming
9. Resilience, stress tolerance and flexibility
10. Reasoning, problem solving and ideation

Untuk menjadi mahasiswa yang hebat maka Universitas Airlangga memberikan pembelajaran
yang sangat baik untuk menghadapi masalah yang akan datang dan diberikan secara bertahap.

Keterampilan berpikir mahasiswa meliputi :

1. Remembering
2. Understanding
3. Applying
4. Evaluating
5. Creating

Universitas Airlangga sendiri memiliki visi , yang berbunyi “excellent with morality” yang
mana memiliki nilai-nilai, yaitu :

1. Humble, helpfull, honest


2. Excellent
3. Brave
4. Agile

A. Humble

1. Rendah hati, tidak rendah diri


2. Tidak sombong terhadap prestasi dan pencapaiannya
3. Tidak merasa benar sendiri
4. Baik hati
5. Open mind
6. Mau mendengar dan menerima pendapat orang lain
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi dan kolaborasi yang baik
8. Memiliki fleksibilitas kognitif menghadapi Masalah kompleks

B. Helpful, Honest

1. Suka menolong, jujur dan objektif

C. Excellent

1. Unggul, harus memiliki kemampuan yang mumpuni, keunggulan softskill yang


relevan terhadap tantangan di masa kini dan masa depan

D. Brave

1. Pejuang, berani mengambil risiko dan mengambil peluang


2. Berani mengambil keputusan yang terbaik di masyarakat
3. Berani melakukan sebuah problem solving di tengah masyarakat

E. Agile

1. Mudah beradaptasi, fleksibel, lincah, trengginas dan cepat tanggap


2. Memiliki kepekaan , tanggap dan responsif terhadap isu2 aktual dan problem yang
muncul di masyarakat

F. Transcendent

1. Tidak boleh terputus dengan tuhan yang maha kuasa


2. Memiliki pemikiran yang tanpa batas

Hal yang dibutuhkan di masa depan adalah bagaimana kita menghadapi tantangan di masa
depan, yang mana tantangan tersebut merupakan suatu masalah yang kompleks oleh karena
itu dibutuhkan skill pemikiran kritis. Dalam pemikiran kritis kita juga harus logis, sehingga
kedua merupakan hal penting untuk kita dapat tanggap terhadap suatu tantangan.

Logika didapatkan sejak manusia lahir karena kita memiliki akal sehingga akal dan logika
kita akan terasah seiring pertumbuhan kita. Sebagai mahasiswa yang memiliki logika alamiah
yang dibarengi dengan logika ilmiah.

Logika ilmiah merupakan suatu proses memahami dan menganalisis informasi, secara
sistematis, rasional dan objektif, sehingga dapat membuat kesimpulan yang benar dan valid,
tidak bisa, disasarkan pada argumen yang valid. Dapat dinalar, masuk akal dan saintik.
Terdapat juga roda ilmiah yang menunjukkan bahwa logika ilmiah dapat didapatkan melalui
proses dari penalaran induktif dan deduktif. Penalaran deduktif berdasarkan pada teori yang
dihadapkan dengan masalah dan dihadapkan dengan data lalu menghasilkan teori baru.
Sedangkan penalaran induktif berdasarkan data empiris. Apa yang kita amati kemudian
dianalisis dan di generalisasi. Suatu teori yang dirumuskan adalah kebenaran relatif yang
suatu saat bisa salah, oleh karena itu ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis,
bukan statistik.

Penalaran deduktif menggunakan cara menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan
khusus, biasanya berasal dari teori yang sudah ada, tujuan ide baru/problem yang ditemukan,
disusun hipotesis, dikembangkan desain riset, data dan analisis, kesimpulan dan
implementasi. Lalu bagaimana kita memahami penalaran deduktif?

Contohnya yaitu jika udara sejuk, saya akan jalan kaki ke kampus (mayor), siang ini udara
sejuk (minor) maka kesimpulannya adalah saya akan jalan kaki ke kampus.

Namun, terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi secara prosedural (menempatkan
premis) maupun material (substansi argumen).

Contohnya yaitu anjing berkaki empat (mayor), anjing adalah binatang (minor)
kesimpulannya semua binatang berkaki empat. Hal ini merupakan kesimpulan yang salah
karena tidak semua hewan berkaki empat.

Selanjutnya yaitu penalaran induktif, penalaran induktif merupakan kemampuan menarik


kesimpulan umum berdasarkan hal yang khusus. Premis-premis yang digunakan dalam
penalaran induktif atas proposisi-proposisi khusus, sedangkan kesimpulannya adalah
proposisi umum (digeneralisir)

Contohnya yaitu manusia butuh sinar matahari (premis 1), hewan butuh sinar matahari
(premis 2), tanaman butuh sinar matahari (premis 3) maka kesimpulannya yaitu semua
makhluk hidup butuh sinar matahari.

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)

Kurfiss (1988) berpikir kritis adalah sebuah pengkajian dengan tujuan mengkaji sebuah
situasi, fenomena, pertanyaan, atau masalah.

Berpikir kritis merupakan proses mengevaluasi informasi dan ide dengan mempertimbangkan
fakta dan evidence secara objektif dan terbuka dalam mengejar kebenaran dan validitas
dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Untuk mendapatkan sebuah hipotesis
yang mengintegrasikan semua informasi yang ada. Kesimpulan yang diambil dapat tepat
sesuai dengan fakta-fakta maupun data yang didapatkan dapat dipertanggung jawabkan.

Kemampuan untuk kritis dan objektif mempertimbangkan informasi, argumen dan bukti yang
diberikan. Kemampuan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam argumen atau
bidang informasi tertentu. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional
berdasarkan informasi dan bukti yang diberikan.

Syarat berpikir kritis terdiri dari :

1. Logis
Masuk akal, menggunakan logika dan bukti
2. Objective
Dalam memandang informasi/data menghindari bias pemikiran
3. Independen
Mandiri, tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Menghindari argumen yang bersifat
memihak.
4. Komperhensif
Memandang dari semua aspek secara utuh, tidak parsial
5. Kreatif
Berpikir out of the box, mampu memberikan ide-ide baru, konsep, gagasan
6. Argumentatif
Ada dasar dan alasannya, dilandasi dengan data dan fakta

Standar dalam berpikir kritis :

1. Clarity
Kejelasan dalam berpikir
2. Accuracy
Ketepatan, to the point apa adanya
3. Precisi
Tepat menyeluruh
4. Relevance
Berpikir yang relevan, nyambung, produk pemikiran sesuai dengan masalah
5. Depth
Kedalaman terkait dengan data dan pemahaman
6. Breadth
Keluasan pemikiran dan pandangan tidak berpikir sempit
7. Logic
Harus logis dan masuk akal
8. Fairness
Adil, objektif, independent

Titik kritis dalam proses berpikir kritis

1. Asumsi
Mengkritisi asumsi apa yang ada di kepala kita, asumsi yang ada pada kepala orang
lain terkait permasalahan dan informasi tersebut
2. Experience/pengalaman
Pergumulan manusia dengan fakta, bisa mengungkap kebenaran berdasarkan
pengalaman-pengalaman sebelumnya
3. Knowledge
Keluasan dan kedalaman pengetahuan meningkatkan kualitas
4. Comperhension
Pemahaman yang luas, mengurangi bias dalam pengambilan kesimpulan
5. Application
Selalu adanya gap pemikiran, kesimpulan dengan realita implementatif
6. Analisis
Membaca, mengurai, memapping, mengklasifikasi informasi, masalah dan prioritas
solusi, dan kesimpulan
7. Synthesis
Penyatuan informasi, mengumpulkan dan menyimpulkan
8. Evaluation
Menilai kembali apa yang sudah disimpulkan apakah sudah melalui tahapan kritis
seharusnya. Melihat relevansi antara solusi dan masalah. Mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan sebuah argumen, menilai kredibilitas sumber informasi, dan membuat
keoutusan yang tepat berdasarkan fakta dan bukti yang telah teruji.

Anda mungkin juga menyukai