Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK 1

PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

“TEORY SOR DAN SKINNER ( CONVERT BEHAVIOR DAN OVERT BEHAVIOR)”

ANGGOTA:
NAMA NIM
Astrialita L Sinurat 230101082
Rosita Duyo 230101095
Renti Situmorang 230101094
Pestaria Berliana Tamba 230101092
Arni Sinurat 230101081
Lasma Sihaloho 230101088

DOSEN: Dr. Wisnu Hidayat, M.Kes

PRODI PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT PASCASARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2024
A. Teori SOR and Skinner
Teori S-O-R yaitu Stimulus – Organisme – Response. Prinsip dari teori ini adalah
respon yang merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media.
Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan
media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah
reaksi khusus terhadap stimulus respons, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori ini semula berasal
dari psikologi, yang kemudian menjadi teori dalam komunikasi. Hal ini merupakan hal
yang wajar karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu
manusia yang jiawanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,
afektif, dan konasi.
Teori ini merupakan perkembangan dasar dari model Stimulus-Respons (S-R)
dengan asumsi dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan
langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan
proses aksi dan reaksi. Teori ini mengasumsi bahwa suatu stimulus (kata-kata verbal),
isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan
respon dengan cara tertentu juga.
Teori ini meliputi 3 unsur yang penting, yaitu :
1. Pesan atau stimulus (S)
2. Komunikan atau organisme (O)
3. Efek atau respon (R)
Teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang)
yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi
stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.
Dalam meyakinkan organisme ini, factor reinforcement memegang peranan penting.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan
proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan untuk mengubah sikap. Jadi bisa dilihat bahwa perilaku dapat berubah hanya
jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya.
Teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut :

Organisme : Pengetahuan
Respon :
Stimulus
Penerimaan
Pesan Perubahan sikap
Tindakan

Dari bagan diatas, bisa dijelaskan bahwa suatu stimulus atau pesan bisa memberikan
perubahan perilaku kepada khalayak tergantung kepada individunya. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian yang diberikan kepada komunikan, sehingga komunikan mengerti
maksud dari pesan tersebut, hingga akhirnya tumbuh kesadaran dari komunikan untuk mengubah
sikap. Penerapan dalam penelitian ini yaitu mengenai hubungan aktivitas menonton vlog youtube
paranormal experience terhadap perubahan perilaku paranoid, maka dapat ditentukan sebagai
berikut:
S (Stimulus) : Vlog youtube paranormal experience
O (Organisme) : Komunikan (mahasiswa yang menonton youtube paranormal experience)
R (Respon) : Perilaku paranoid

Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan youtube paranormal experience karena tayanga ini
meemberikan pesan yang dapat memengaruhi maupun tidak memberikan pengaruh terhadap
komunikan. Organisme adalah komunikan yaitu orang yang akan memberikan respon terhadap
tayangan ini. Respon yang telah diterima oleh komunikan kemudian akan memberikan
perubahan perilaku sesuai dengan apa yang dimaknai dari setiap individu terhadap pesan
tersebut. Asumsi dari teori ini menerangkan penyebab terjadimya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas
dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Semakin
kuat kualitas stimulus yang disampaikan, maka respn komunikan akan semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

ASDIA. (2016, 6 10). Teori Hendrik L Blum. Retrieved 11 16, 2021, from www.scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/312089636/Teori-Hendrik-L-Blum

KEMENKES RI. (2019). Buku Saku Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Bagi Kader. Direktorat Promkes Dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, 28.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.

Nurfaika. (2022). Materi HL Blum Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dan Contohnya.
70200121099, 1–6.

Nurmala. (2018). 9 786024 730406. https://repository.unair.ac.id/87974/2/Buku Promosi


Kesehatan.pdf

Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan.

Trisutrisno et al., I. (2022). Pendidikan dan Promosi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai