Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH KELOMPOK 1:

1. ADELVINA KARAGE

2. ALFRYANTO SANTINO LEBA

3. ANTONETA SUSANTI MALO

4. THERESIA YULITA LENDE

KELAS/TINGKAT: A/II

TUGAS: KEPERAWATAN MATERNITAS

POLTEKES KEMENKES KUPANG

PRODI D-III KEPERAWATANWAIKABUBAK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa sa telah menolong hamba- nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan dan kelancaran tanpa pertolongan Nya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini memuat tentang "konseptual
keperawatan jiwa" dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan
perlu dapat dukungan Dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan. Penyusun juga
mengucap terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dah kritikannya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................

B. Rumusan masalah.................................................................

C. Tujuan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perspektif keperawatan maternitas


B.Falsafah keperawatan maternitas
C.Paradigma keperawatan maternitas
D.Standar etik dan aspek legal dalam keperawatan maternitas
E.Tren /kecenderungan dan issue keperawatan maternitas
F.peran perawat dalam keperawatan maternitas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................

B. Saran……………………………………………………….

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu. dan bayi yang dilahirkan
sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).Asuhan keperawatan yang diberikan
bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa
klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan
yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan
keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan
mendeteksi penyimpangan- penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama
kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi
tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan
dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

B. Rumusan masalah

1.Apa Pengertian Perspektif keperawatan maternitas?


2.Bagaimana Falsafah keperawatan maternitas?
3.Bagaiamana Paradigma keperawatan maternitas?
4.Bagaimana Standar etik dan aspek legal dalam keperawatan maternitas?
5.Bagaimana Tren /kecenderungan dan issue keperawatan maternitas?
6. Bagaimana.peran perawat dalam keperawatan maternitas?

C. Tujuan

1.untuk mengetahui Apa Pengertian Perspektif keperawatan maternitas


2 untuk mengetahui bagaimana Falsafah keperawatan maternitas
3. untuk mengetahui Bagaiamana Paradigma keperawatan maternitas
4. untuk mengetahui Bagaimana Standar etik dan aspek legal dalam keperawatan
maternitas
5. untuk mengetahui Bagaimana Tren /kecenderungan dan issue keperawatan maternitas
6. untuk mengetahui Bagaimana.peran perawat dalam keperawatan maternitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif Keperawatan Maternitas

1. pengertian

1. Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas


pelayanankesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik
dan psikososial dari klien, keluarga, dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister,
1990)

2. Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanankesehatan dimana


perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnyauntuk membantu beradaptasi
pada masa prenatal, intranatal, postnatal, danmasa interpartal. (Auvenshine &
Enriquez, 1990)

3. Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang


difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)

2. Tujuan Keperawatan Maternitas

a. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi
kehamilan.

b. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.

c. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalamanpositif & menyenangkan.

d. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.

e. Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua.

f. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

B. .Falsafah Keperawatan Maternitas

Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal, alamiah, partisipasi


aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi. Awal
kehamilan awal bentuk interaksi keluargatantangan bagi peran perawat dan
masyarakat. “Maternity Nursing” meyakinkan bahwa asuhan klien atau ibu
maternal bukan hanya area medis dan kep saja, namun merupakan aktivitas
pelayanan yang difokuskan pada keluarga sebagai sentra asuhan (Reeder, 2014).

Hamilton (2012), menyebutkan falsafah Keperawatan maternitas meliputi:

1. Keperawatan maternitas berpusat pada keluarga dan masyarakat


asuhan keperawatan yang holistik, menghargai klien dan keluarganya,
menyadari bahwa klien, keluarga, masyarakat berhak menentukan
perawatan yang sesuai dengan dirinya.

2. Setiap individu berhak lahir sehat-optimal di mana wanita hamil


dengan bayi yang dikandung, wanita pasca persalinan beserta bayinya
dan berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan.

3. Pengalaman kehamilan, persalinan, gangguan kesehatan merupakan


tugas perkembangan keluarga dan dapat menjadi krisis situasi
Meyakini kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal,
alamiah, partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan
kesehatan ibu dan bayi.

4. Awal kehamilan awal bentuk interaksi keluarga.

5. Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individu dipengaruhi latar


belakang budaya, agama, dan kepercayaan.

6. Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/pembela untuk


melindungi hak klien.

7. Mempromosikan kesehatan merupakan tugas penting bagi


keperawatan maternitas generasi penerus.

8. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan


merupakan faktor utama daalam mempromosikan derajat kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat,Meyakini penelitian keperawatan
dapat menambah pengetahuan dalam meningkatkan mutu pelayanan
maternitas

C. Paradigma Keperawatan Maternitas

Paradigma keperawatan merupakan cara pandang dalam merencanakan,


memprediksi, memberikan makna, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena atau kejadian yang ada dalam keperawatan. Dalam keperawatan
ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori keperawatan atau
paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi manusia, keperawatan,
lingkungan, dan kesehatan. Paradigam keperawatan menurut Virginia Henderson
dalam (Aini, 2018) diuraikan sebagai beriut:

1. Manusia terdiri dari 4 dasar elemen yang merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia, yaitu terdiri dari kebutuhan biologis, psikologis sosial, dan
spiritual. Individu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jiwa dan
raganya adalah kesatuanManusia pada keperawatan maternitas terdiri dari
wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
systemkehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru
lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga yang
unik dan utuh. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman
melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga
tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik

2. Lingkungan merupakan hubungan timbal balik dengan keluarga. Masyarakat


mengharapkan perawat untuk membantu individu yang tidak mampu
melakukan aktivitas secara mandiri. Masyarakat harus berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas pendidik keperawatan yang memungkinkan perawat
lebih memahami pasien sebagai penerima asuhan keperawatan dan
lingkungan yang memengaruhi seseorang. Sikap, nilai dan prerilaku
seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan social disamping
pengaruh fisik. Proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan melibatkan
semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan
permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting,
sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari
orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-
sumber dalam kajian.

3. Sehat dan sakit didefenisikan berdasarkan pada kemampuan individu untuk


memenuhi fungsinya secara independen. Perawat harus menekan dukungan
kesehatan, mencegah gelaja penyakit, dan pengobatan penyakit.
Kesejahteraan dan kesehatan sangat dibutuhkan. Setiap indivisu memeiliki
hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

4. Keperawatan bertujuan mempertahankan kemandirian maksimal individu


sehingga dapat menjalankan kehidupan yang berharga. Bila potensi invidu
tidak memuaskan, kurangnya independensi dikompensasikan dengan pemberi
asuhan keperawatan yang tepat.

D. Standar Etik dan Aspek Legal dalam Keperawatan Maternitas


Etika berasal dari Bahasa Yunani yaitu Etos, berhubungan dengan
pertimbangan pembuatan keputusan benar tidaknya suatu perbuatan. Hal
yang berhubungan dengan pertimbangan perawat yang mengarah
pertanggungjawaban moral yang mendasari asuhan keperawatan.

1. Penerapan etika dalam keperawatan maternitas terhadap individu:


wajib menghormati kepercayaan individu, menghormati nilai, adat,
kebiasaan individu, memegang teguh kerahasiaan informasi individu

2. Terhadap praktik keperawatan, bertanggung jawab melaksanakan


tugas, wajib memelihara standart keperawatan, mempertimbangkan
kemampuan individu dalam melimpahkan tanggung jawab

3. Masalah etik dalam keperawatan maternitas: masalah etika ringan,


membicarakan rahasia klien, membentak klien yang
gelisah ,membantu klien partus tanpa tabir.

Masalah etik kompleks (Abortus dan amniosintesis) Untuk memenuhi


standar etik keperawatan maternitas perlu kebijakan Pelayanan Keperawatan
Maternitas (Nugroho, 2012):

1. Memberikan pelayanan tenaga terlatih

2.Meningkatkanpengetahuankesehatanmasyarakat

3. Meningkatkan penerimaan gerakan KB

4. Memberikan pendidikan dukun beranak

5. Meningkatkan sistem pelayanan

E. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas

1. Masalah

a. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi


Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-
paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa
adalahradang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15
persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak

b. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi.

Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanankesehatan yang


semakin meningkat, kurangnya pengetahuanmasyarakat progam KB.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh
sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes
RI,Dirjen Binkesmas, 2004). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat
digolongkan atas faktor-factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan
kesehatan dan sosio-ekonomi Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah
banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti
sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan
kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan,
penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan
yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko
obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan
atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko
seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian
perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang
dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan
kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu
kemampuan dan jumlah fertilitas. Tingginya kematian ibu sebagian besar
disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk
disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb.
(Depkes RI. Dirjen Yanmedik, 2005)

2 faktor, yakni penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

 Penyebab langsung

Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan


dengan medis, berhubungan dengan komplikasi obstetric selama masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum). Berbagai hasil
penelitian diketemukan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak
akibat dari pendarahan. Beberapa penyebab kematian ibu adalah
Pendarahan. Eklamsia, Partus lama, Komplikasi aborsi, dan Infeksi.

 Penyebab tidak langsung

Faktor penyebab tidak langsung kematian ibu diakibatkan oleh


penyakit yang diderita oleh si ibu, atau penyakit yang timbul
selama kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab
langsung obstetric, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek
fisiologik kehamilan

d. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual..
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur
yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap
tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun,
bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten
terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS,
dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis,
AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah
pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut
pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker
serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan
akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan
kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas adalah:

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan


perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan pembinaan
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar. lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi. lisensi


dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan


dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi
serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi
organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui
upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik
serta meningkat.

F. . Peran Dan Fungsi Perawat Maternitas

Peran perawat pada masa sebelum dan selama kehamilan, persalinan dan sesudah
persalinan adalah sebagai berikut:

a. Pelaksana

Membantu, mengarahkan, dan meningkatkan kesehatan keluarga yang baru yang


merencanakan kehamilan, persalinan dan Postpartum dapat dicapai dengan:

1. Pengkajian fisik

2. Nutrisi yang adekuat

3. Psikososial ibu dan keluarga

4. Mengenal dan menetapkan masalah sedini mungkin

5. Merencanakan dan melakukan tindakan Keperawatan

6. Evaluasi
b. Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan perencanaan


kehamilan, kehamilan saat ini, persalinan yang akan di hadapi dan Postpartum.
Pendidikan dan penyuluhan paling penting dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan kemampuan melaksanakan perawatan mandiri dengan memberikan
informasi disesuaikan dengan tingkat pemahaman ibu dan keluarganya.

c. Advokat

Mendukung hak klien dan membantu dalam membuat keputusan dengan


memberikan informasi dampak dari keputusan yang akan diambil tersebut.

d. Provider

Sebagai penyedia pelayanan kesehatan, peran perawat pada masa persalinan:

1. Melakukan pengkajian dengan cermat : nyeri, nutrisi, cairan dan kecemasan

2. Mengingatkan ibu bagaimana berprilaku saat persalinan

3. Memfasilitasi keterikatan ibu dengan bayinya, misalnya : kebutuhan spiritual

 Peran perawat pada masa nifas (perinatal):

Memfokuskan nutrisi ibu dan pemberian ASI dengan memberikan penjelasan kepada
ibu dan keluarga tentang : cara pemberian ASI, memotivasi ibu untuk memberikan
ASI secara eksklusif, peran perawat meluruskan, kepercayaan yang kurang benar
dengan pendekatan khusus.

Pendekatan: pendidikan, berupaya penyuluhan kepada ibu-ibu setelah melahirkan


dengan waktu yang tepat dengan memperhatikan proses adaptasi ibu.

 Peran dan fungsi perawat Maternitas dalam tahap Child bearing dan Child Raring

Agar peran dan fungsi perawat dapat berjalan dengan baik, perawat Maternitas
sebaiknya mengetahui fase adaptasi ibu dan jenis atau tipe keluarga.
a. tiga fase adaptasi ibu

1. Fase ketergantungan (taking in) : berfokus pada diri sendiri, tampak pasif.

2. Transisi : antara terganggu dan mandiri (taking hold) : berfokus beralih kepada
bayi nya.

3. Fase menerima peran baru (letting go) : mulai akhir Minggu I, perilaku kasih
sayang mulai tampak melalui perhatian ibu yang berfokus pada bayi.

b. Tipe keluarga dalam perawatan Maternitas

1. Family of Orientation

Keluarga dengan adanya kelahiran, sibling, ibu, bapak, dan lain-lain

2. of Procreation

Keluarga yang mantap yang disertai dengan anak.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru
lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Setiap individu
mempunyai hak untuk lahir schat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat
membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.

Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga


yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari
orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber
dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan
social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan
dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan
diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar
operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan


privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Asuhan keperawatan yang
diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta
menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai
untuk dirinya. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim
yang terdiri dan pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

B. Saran

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan


isu keperawatan maternitas di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali. Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika: Jakarta. Deitra
Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition, St.Louis: Mosby. Emily Slone
McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. WB Saunders

Anda mungkin juga menyukai