Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SWOT

FAKULTAS ILMU SOSIAL KEAGAMAAN KRISTEN

TAHUN 2021 - TAHUN 2024

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI PALANGKA RAYA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap lembaga pendidikan tentu mengaharapkan suatu keberhasilan dalam


melaksanakan mutu pendidikan oleh sebab itu memerlukan analisis dan strategis
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik dengan memperhatikan dunia yang
semakin global dan penerimaan mahasiswa di dunia kerja.

Perencanaan strategi merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, kelemahan, peluang dan kendala yang ada atau mungkin
timbul. Perencanaan strategik mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai
tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan. Walau diharapkan stategi ini dalam 5 tahun
akan tetapi kami fakultas memiliki kesepakatan untuk menganalisis selama kami sebagai
dekanat diangkat oleh rektor sesuai dengan SK semenjak tahun 2021, yang telah
ditetapkan.
Dari beberapa komponen tersebut dalam Renstra ini akan dilakukan analisis internal
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (kesempatan dan ancaman) atau dengan analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis tersebut disajikan
dalam rangka mengidentifikasi kompleksitas penyelenggaraan tridharma di FISIKK
IAKN Palangka Raya dalam upaya mengatasi kelemahan, memperkecil ancaman, dan
meningkatkan kekuatan dalam upaya meraih dan mendapatkan peluang sebesar mungkin.
Atas dasar butir-butir analisis SWOT tersebut, akan dapat dipilih dan ditetapkan strategi
serta arah kebijakan sehingga dapat diketahui di mana posisi sebenarnya FISIKK IAKN
ketika penyusunan Renstra dan rencana tahunan lainnya.
1. Faktor Eksternal dan Internal Positif

a. Faktor eksternal dan internal positif, yang berarti bahwa lingkungan yang dihadapi secara
relatif berpeluang lebih besar dibanding ancamannya dan kekuatannya relatif lebih unggul
dibanding kelemahan. Dengan demikian FISIKK IAKN Palangka Raya memiliki kemampuan
untuk merubah potensi menjadi kinerja agar berprestasi lebih baik. Sehingga arah kebijakan yang
tepat untuk dilaksanakan adalah dengan meningkatkan dan memperbesar peranan FISIKK IAKN
Palangka Raya dalam bidang tridharma sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sekaligus untuk
memperluas peran serta memanfaatkan peluang yang ada.

Arah kebijakan tersebut akan merupakan dasar dari kebijakan dalam kondisi growth strategy,
dan arah kebijakan itu sendiri dapat dibedakan dengan melihat posisi sub kuadrannya.

b. Faktor eksternal positif tetapi internal negatif. Posisi ini menunjukkan bahwa peluang yang
dihadapi masih lebih besar dibanding ancaman yang ada. Dengan demikian maka arah kebijakan
yang harus dipilih adalah mempertahankan peran FISIKK IAKN yang telah ada dan berlangsung
saat ini secara agresif atau selektif di dalam melaksanakan program kerja yang memang
memungkinkan. Pada kondisi ini arah kebijakan dasar yang harus dilaksanakan adalah menjaga
stabilitas terhadap kegiatan yang telah ada dan sedang berlangsung.

c. Faktor eksternal dan internal negatif. Hal ini berarti bahwa posisi yang dihadapi dalam kondisi
lemah, di mana kekuatan atau keunggulan internal cenderung lebih kecil dibanding banyaknya
kelemahan dan ancaman dari luar yang cenderung lebih besar.

Dengan demikian arah kebijakan yang harus ditempuh adalah bertahan untuk hidup (survival
strategy) dalam arti bahwa pelaksanaan kegiatan FISIKK IAKN tetap dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang ada dan berusaha menghindarkan diri (turn around strategy) dari kebijakan-
kebijakan yang tidak populer, sambil melakukan pembenahan internal dan mencari peluang
(guerilla strategy) yang memungkinkan untuk perbaikan atas kelemahan-kelemahan internal.

d. Faktor eksternal negatif tetapi internal positif. Kondisi ini memberikan arti bahwa peluang
yang ada relatif lebih kecil dibanding besarnya ancaman. Namun di sisi internal kekuatan atau
keunggulan yang dimiliki relatif masih lebih besar dibanding kelemahan, sehingga yang harus
dipilih adalah melaksanakan kebijakan diversifikasi.

Dalam hal ini arah kebijakan tersebut diantaranya dapat dilaksanakan dengan diversifikasi yang
terkonsentrasi pada kebijakan populis, populer dan merupakan prioritas, sambil melaksanakan
perbaikan internal yang masih lemah. Arah kebijakan ini perlu dilaksanakan untuk persiapan
melakukan diversifikasi secara lebih luas ke bidang yang memberikan peluang perbaikan dan
peningkatan dalam penyelenggaraan tridharma.

Berkenaan dengan gambaran secara umum dari diagram analisis SWOT tersebut, maka
penyelenggaraan tridharma di FISKK IAKN Palangka Raya diharapkan dikelola lebih
profesional, di mana kondisi dan wacana ini merupakan hal baru bagi sebagian besar SDM yang
terbiasa bekerja dengan pola sentralistik. Perbaikan dan pembenahan disisi internal (Strenghts &
Weaknesses) terlaksana dan kondisi eksternal (Opportunities & Treath) mengalami perbaikan,
khususnya terciptanya iklim yang kondusif.

Analisis Lingkungan
Dalam evaluasi diri, analisis lingkungan dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan internal
dan eksternal. Analisis lingkungan internal untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan, sedangkan
untuk analisis lingkungan eksternal untuk melihat peluang dan tantangan. Dalam menyusun
analisis SWOT FISIKK IAKN PAlangka Raya menggunakan indikator kepemimpinan
(leadership), relevansi pendidikan, atmosfir akademik (academic atmosphere), manajemen
internal (internal management), sustainabilitas (sustainability), serta efisiensi dan produktivitas.

B. Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)


Kekuatan
1. Pimpinan UPPS memiliki komitmen untuk melaksanakan menejemen UPPS yang
akuntabel, kredibel, transparan, bertanggungjawab dan adil.
2. UPPS memiliki menejemen mutu untuk menjamin system pendidikan yang berkualitas
3. UPPS telah melakukan Kerjasama dengan berbagai organisasi untuk pelaksanaan tri
darma perguruan tinggi
4. UPPS dapat berkembang dengan perubahan status dari sekolah tinggi menjadi institute.
Ada tiga fakultas, tiga belas program studi sehingga membuka peluang dan kesempatan
bagi UPPS bersaing dengan perguruan tinggi lain.

Kelemahan
1. Manajemen pengelolaan UPPS sedang dalam pengembangan karena masa perubahan
status dari sekolah tinggi ke institute.
2. Keterbatasan anggaran untuk UPPS karena masih terpusat anggaran pada ranah institusi.
3. Kurangnya sinergitas antar lini di tingkat UPPS maupun institusi perguruan tinggi.
4. Belum semua Kerjasama yang telah dilakukan UPPS dengan instansi lain ditindaklanjuti
dalam bentuk kegiatan nyata
Peluang
1. Banyaknya calon mahasiswa berminat untuk melanjutkan pendidikan dengan banyaknya
pilihan program studi di bidang social keagamaan Kristen pada UPPS
2. Terbukanya peluang dan kesempatan untuk bekerja sama dalam mengembangkan tri
darma perguruan tinggi dengan berbagai organisasi dan Lembaga kemasyarakatan
3. Tersedianya pelatihan penjaminan mutu oleh Lembaga pendidikan di luar UPPS sebagai
wadah untuk belajar dan melakukan bench marking.
Ancaman
1. Perubahan regulasi pengelolaan perguruan tinggi yang menuntut UPPS harus terus
beradaptasi.
2. Perbedaan persepsi dan kepentingan Lembaga di luar UPPS yang bekerja sama dengan
UPPS sehingga mengakibatkan kerja sama yang dilakukan belum optimal

Evaluasi dan tindak lanjut

Aspek Evaluasi Tindak lanjut

Manajemen pengelolaan Sedang dalam pengembangan Penyusunan pedoman tata


UPPS dan perubahan karena pamong, tata Kelola UPPS
perubahan status dari sekolah
tinggi ke institut

Anggaran UPPS Terbatasnya anggaran UPPS Mencari sumber dana lain


karena hanya bersumber dari selain yang bersumber dari
APBN APBN

Sinergitas Kurangnya sinergitas antar lini Penguatan sinergitas dengan


di tingkat UPPS melakukan pembinaan

Kerjasama Kerjasama yang telah Perlu mengevaluasi Kembali


dilakukan UPPS dengan bentuk Kerjasama yang sudah
instansi lain ditindaklanjuti berlangsung
dalam bentuk kegiatan nyata
Kerjasama harus difokuskan
pada angenda maupun
kebutuhan yang dapat
menunjang UPPS

Anda mungkin juga menyukai