PERIODE :
2023 – 2025
i
PP 2023-2025_ICS GROUP
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
PEMBUKAAN ....................................................................................................................................... v
ii
PP 2023-2025_ICS GROUP
BAB VII JAMINAN SOSIAL / KESEJAHTERAAN KARYAWAN ........................................ 18
Pasal 27 Perawatan Dan Pengobatan .................................................................................................... 18
Pasal 28 Tunjungan Hari Raya Keagamaan ........................................................................................ 18
Pasal 29 Kerohanian ...................................................................................................................................... 19
Pasal 30 Koperasi ............................................................................................................................................ 19
Pasal 31 Bantuan Kedukaan ...................................................................................................................... 19
iii
PP 2023-2025_ICS GROUP
PEMBUKAAN
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Peraturan Perusahaan ini disusun demi terjalinnya
hubungan industrial yang sinergi, harmonis, dan sehat antara Karyawan dan pengusaha
sehingga terwujud situasi yang kondusif, kreatif dan produktif dalam berkarya dan
berprestasi di perusahaan berdasarkan pada Hubungan Industrial sebagai sarana pendukung
pembangunan nasional.
Prinsip dasar dalam penyusunan Peraturan Perusahaan tertuang dalam pokok - pokok
sebagai berikut :
1. Saling bertanggung jawab dalam membina keserasian dan keselarasan kerja, menghormati
antar sesama, beriktikad baik, dan menghargai sehingga mampu berdaya guna dan berhasil
dalam meningkatkan produktivitas dan kemajuan bersama.
2. Sederhana, mudah dipahami dan dapat diterapkan secara konsisten.
3. Landasan pengembangan dan pembinaan ketenagakerjaan di Perusahaan.
4. Bertujuan menciptakan dan mempertegas kepastian hak dan kewajiban serta tanggung
jawab kedua belah pihak berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Atas dasar tersebut di atas, maka Pengusaha dan Karyawan dengan itikad untuk saling
menghormati, memahami hak dan kewajiban masing - masing menyetujui, mentaati serta
melaksanakan Peraturan Perusahaan PT. INSAN CITRAPRIMA SEJAHTERA sebagaimana
yang tertuang dalam bab dan pasal berikut ini.
iv
PP 2023-2025_ICS GROUP
BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Peristilahan
1
PP 2023-2025_ICS GROUP
11. Waktu Kerja Lembur adalah Waktu kerja yang dilakukan karyawan di luar jam kerja
normal.
12. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari Pengusaha kepada Karyawan
untuk suatu Karyawanan atau jasa yang telah dilakukan dinyatakan atau dinilai dalam
bentuk uang yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu Perjanjian Kerja antara
Pengusaha dengan Karyawan.
13. Upah Lembur adalah upah yang diberikan kepada Karyawan yang melakukan
Karyawanan diluar hari dan jam kerja yang telah ditentukan.
14. Hari Istirahat adalah hari dimana Karyawan tidak melakukan Karyawanan.
15. Hari Libur Resmi adalah hari libur yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia setiap tahunnya.
16. Ahli Waris adalah seorang istri/suami/anak-anak yang sah menurut hukum atau
seseorang yang ditunjuk sebagai ahli waris yang dapat mewakili Karyawan untuk
menerima atau mengurus segala sesuatu pada perusahaan dalam kaitannya dengan
kematian Karyawan.
17. Mangkir adalah perbuatan tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat diterima
Perusahaan.
18. Disiplin Karyawan adalah tanggung jawab Karyawan untuk mentaati kewajiban,
menghindari larangan yang ditentukan dalam Peraturan Perusahaan dan/atau
Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apabila tidak ditaati atau dilanggar
maka akan dijatuhi hukuman/sanksi.
19. Hukuman/Sanksi adalah konsekuensi yang diberikan kepada Karyawan karena
melanggar Peraturan Perusahaan dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
20. Surat Peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Perusahaan ditujukan
kepada Karyawan karena adanya tindakan pelanggaran disiplin dan/atau pelanggaran
tata tertib kerja dan surat peringatan tersebut akan dicatat pada data kepegawaian
Karyawan yang bersangkutan.
21. Rahasia Perusahaan adalah semua rahasia yang mencakup namun tidak terbatas
pada rahasia dagang, pengetahuan dan informasi yang bersifat rahasia meliputi
penemuan, ide, konsep, spesifikasi, laporan harian, presentasi, metode, diagram alur
(flow chart), know-how, kumpulan data (database), strategi pemasaran, informasi
keuangan/lainnya yang dapat berbentuk namun tidak terbatas pada tulisan dan/atau
lisan, gambar, laporan, catatan yang karena sifatnya, harus dirahasiakan.
22. I’am FAST adalah suatu Character Value Perusahaan untuk mencapai tujuan Excellent
People yang terdiri dari Ihsan, Antusias, Militan, Fathonah/Competency, Amanah/
Trustworthy, Shiddiq/Integrity, Tabligh/Communicative.
2
PP 2023-2025_ICS GROUP
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 2
Maksud Dan Tujuan
Pasal 3
Hubungan Kerja
1. Hubungan Kerja dalam Perusahaan ini digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (yang selanjutnya disebut dengan PKWT) dan Perjanjian Kerja
untuk Waktu Tidak Tertentu (yang selanjutnya disebut dengan PKWTT).
2. PKWT adalah Perjanjian Kerja antara Karyawan/ Buruh dengan Pengusaha untuk
mengadakan Hubungan Kerja dalam waktu tertentu dan untuk Karyawanan tertentu.
3. PKWTT adalah Perjanjian Kerja antara Karyawan/Buruh dengan Pengusaha untuk
mengadakan Hubungan Kerja yang bersifat tetap.
4. Penentuan tentang penggolongan Karyawan adalah sesuai dengan Keputusan Direksi
dengan memperhatikan rencana ketenagakerjaan Perusahaan yang telah ditetapkan.
Pasal 4
Penerimaan Karyawan
3
PP 2023-2025_ICS GROUP
3. Calon Karyawan harus berusia minimal 18 (delapan belas) tahun saat melamar
sebagai Karyawan dengan melampirkan bukti identitas diri yang sah.
4. Calon Karyawan wajib mengikuti seluruh tahapan seleksi yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan.
5. Calon Karyawan yang terpilih yakni memenuhi persyaratan dan kualifikasi untuk
lowongan kerja yang tersedia.
6. Calon Karyawan diwajibkan melengkapi semua data diri dengan lengkap dan benar
untuk kepentingan Perusahaan, namun jika ternyata data yang diberikan tidak dapat
dipertanggung jawabkan, maka Perusahaan berhak untuk memutuskan hubungan
kerja sesuai dengan kesepakatan dalam Peraturan Perusahaan.
7. Calon Karyawan yang telah diterima sebagai Karyawan sebelum memulai hubungan
kerja wajib menandatangani Perjanjian Kerja yang berisi antara lain status
kepegawaian Karyawan, jenis Karyawanan, besarnya upah/ gaji. Calon Karyawan
harus memahami, menyetujui serta sanggup melaksanakan semua peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
Pasal 5
Penilaian Kinerja
1. Tujuan utama dari Penilaian Kinerja adalah merupakan bentuk pembinaan terhadap
Karyawan untuk mengukur kinerja, minat dan bakat yang digunakan sebagai dasar
untuk pembinaan dan pengembangan diri.
2. Periode penilaian kinerja dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
3. Penilaian Kinerja terhadap Karyawan yang bersangkutan dilakukan oleh atasannya
langsung dan/atau oleh suatu Tim Penilai yang dibentuk/ditetapkan oleh Perusahaan.
4. Penilaian kinerja dipergunakan sebagai masukan untuk perhitungan kompensasi, pola
karir, program pelatihan dan pengembangan serta aktifitas sumber daya manusia di
Perusahaan.
5. Penilaian kinerja dipergunakan juga sebagai dasar pertimbangan penentuan oleh
management perusahaan untuk melakukan perpanjangan kontrak PKWT karyawan.
6. Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, harus didasarkan pada tata
cara penilaian yang obyektif, rasional dan profesional.
7. Mekanisme pelaksanaan penilaian kinerja diatur sesuai dengan standar operasi dan
prosedur perusahaan.
Pasal 6
Pengembangan Kompetensi
4
PP 2023-2025_ICS GROUP
mekanisme atau seleksi tertentu dan setiap Karyawan diberi peluang yang sama
sesuai dengan kompetensinya.
3. Pembinaan dan pengembangan kompetensi Karyawan bertujuan agar proses
peningkatan kompetensi Karyawan dapat dilaksanakan secara terpadu, sistematis,
efektif, efisien dan berkesinambungan.
4. Klasifikasi program Pembinaan dan pengembangan kompetensi Karyawan mencakup
program sebagai berikut :
a. Program Percobaan calon Karyawan bertujuan agar yang bersangkutan memiliki
pengetahuan dasar dan kompetensi dasar yang diperlukan untuk melakukan
observasi potensi calon Karyawan, mempercepat proses adaptasi, sosialisasi, dan
memahami budaya serta proses bisnis Perusahaan.
b. Program Percobaan kerja bagi Karyawan bertujuan membekali Karyawan yang
akan menjalani rotasi untuk mendapatkan kompetensi dasar yang diperlukan pada
unit kerja atau posisi yang baru.
c. Program pembinaan dan pengembangan kompetensi Karyawan bertujuan
mempersiapkan Karyawan yang memenuhi syarat untuk menduduki golongan atau
strata yang lebih tinggi dengan kompetensi dasar yang diperlukan dalam tugas
baru.
d. Program pengembangan mandiri yaitu pendidikan yang dapat diselesaikan
sendiri oleh Karyawan dengan biaya sendiri dan mendapat ijazah negara atau
terakreditasi, dicatat dalam administrasi Perusahaan.
5. Perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada Karyawan untuk mengikuti
seleksi atas sebuah jabatan yang membutuhkan spesifikasi kompetensi yang dimiliki
Karyawan dengan kualifikasi ijazah yang didapatkan dari program pengembangan
mandiri sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 7 Ayat (2) Butir (d).
6. Karyawan yang lulus seleksi sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal (7) Ayat (2),
maka pada waktu dan keadaan yang telah ditentukan oleh Perusahaan maka
Karyawan dapat menduduki posisi jabatan baru, tetapi apabila Karyawan tersebut
tidak lulus akan ditempatkan sesuai kebutuhan formasi perusahaan.
Pasal 7
MUTASI, PROMOSI DAN DEMOSI
Pengusaha berwenang dan berhak memindahkan Karyawan dari suatu bagian ke bagian
lain atau dari satu wilayah kerja ke wilayah kerja lain menurut kebutuhan dan
kepentingan Perusahaan dengan tetap mempertimbangkan faktor kemampuan dan
keahlian Karyawan tersebut. Karyawan diwajibkan mengikuti hasil keputusan Mutasi,
promosi dan demosi ditentukan oleh Perusahaan dengan dasar pertimbangan sebagai
berikut :
a. Perubahan struktur organisasi Perusahaan.
b. Kinerja Perusahaan
c. Prestasi kerja Karyawan.
d. Hal lain-lain.
5
PP 2023-2025_ICS GROUP
1. Mutasi
a. Mutasi/alih tugas/jabatan adalah mengalih tugaskan Karyawan dari dan ke lain
Unit Perusahaan yang masih tergabung dalam Lingkup Perusahaan ICS Group yang
gaji/upahnya akan disesuaikan dengan ketentuan Perusahaan.
b. Karyawan wajib menerima dan melaksanakan mutasi tersebut tanpa prasangka
apapun terhadap Perusahaan/Pimpinan Perusahaan.
c. Penolakan tanpa ada alasan yang jelas atau yang dapat diterima oleh Perusahaan
atas mutasi ini dapat dipersamakan sebagai tindakan pengunduran diri.
2 Promosi
a. Promosi adalah pemindahan disertai peningkatan jabatan terhadap seseorang
Karyawan.
b. Karyawan yang dipromosikan ke tingkat jabatan yang lebih tinggi akan menjalani
masa percobaan dalam jabatan baru tersebut yang jangka waktunya ditentukan
oleh Perusahaan.
c. Bagi Karyawan yang dipromosikan dan dianggap telah memenuhi persyaratan
maka gaji/ upahnya akan disesuaikan sesuai dengan ketentuan Perusahaan.
d. Karyawan wajib menerima dan melaksanakan promosi kerja tersebut tanpa
prasangka apapun terhadap Pengusaha.
e. Penolakan tanpa ada alasan yang jelas atau yang dapat diterima oleh Pengusaha
atas promosi ini dapat dipersamakan sebagai tindakan pengunduran diri.
3. Demosi
a. Demosi adalah pemindahan suatu Karyawanan ke jabatan yang lebih rendah yang
didasari oleh pertimbangan turunnya prestasi dan kemampuan kerja karyawan
yang bersangkutan dari dan ke lain Unit Perusahaan yang masih tergabung dalam
Lingkup Perusahaan ICS Group, yang mana gaji/upahnya akan disesuaikan dengan
ketentuan Perusahaan.
b. Karyawan wajib menerima dan melaksanakan demosi kerja tersebut tanpa
prasangka apapun terhadap Perusahaan maupun Pimpinan Perusahaan.
c. Penolakan tanpa ada alasan yang jelas atau yang dapat diterima oleh Perusahaan
atas demosi ini dapat dipersamakan sebagai tindakan pengunduran diri.
Pasal 8
PENUGASAN
6
PP 2023-2025_ICS GROUP
b. Ditugasbantukan adalah jenis penugasan dimana seorang Karyawan bekerja
rangkap dengan Unit atau Perusahaan lain dalam grup bisnis Perusahaan.
3. Masa kerja selama penugasan tetap dihitung sebagai masa kerja di Perusahaan.
4. Selama masa penugasan, Perusahaan tetap melakukan penilaian kinerja terhadap
Karyawan, kondite dicatat dalam catatan kondite yang bersangkutan.
5. Masa penugasan berakhir apabila:
a. Jangka waktu yang ditetapkan selesai dan penugasan tidak diperpanjang.
b. Unit atau Perusahaan lain dalam grup bisnis Perusahaan penerima tenaga yang
ditugaskan meminta Perusahaan untuk menarik kembali tenaga yang ditugaskan
tersebut.
c. Perusahaan membutuhkan Karyawan yang ditugaskan tersebut.
8. Apabila penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini berakhir maka
ditempatkan sesuai kebutuhan formasi perusahaan.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PENGUSAHA DAN KARYAWAN
Pasal 9
Hak Dan Kewajiban Pengusaha
7
PP 2023-2025_ICS GROUP
i. Membuat, menetapkan berbagai peraturan operasional kerja, peraturan
keselamatan dan kesehatan kerja serta menetapkan peraturan kerja meliputi
metode-metode, proses-proses, prosedur dan jadwal kegiatan perusahaan.
j. Menertibkan dan memberikan sanksi, melakukan tindakan disiplin, memberi surat
peringatan terhadap Karyawan yang melanggar ketentuan-ketantuan dalam
Peraturan Perusahaan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
k. Mengalihkan kepemilikan dari/ kepada Perusahaan atau lembaga lain.
l. Mengadakan pemutusan hubungan kerja.
Pasal 10
Hak Dan Kewajiban Karyawan
8
PP 2023-2025_ICS GROUP
BAB IV
HARI DAN JAM KERJA
Pasal 11
Penetapan Hari dan Jam Kerja
Pasal 12
Kerja Lembur
1. Kerja lembur adalah bekerja yang dilakukan oleh Karyawan yang melebihi jam kerja
normal pada hari-hari kerja atas perintah atasan yang berwenang semata-mata untuk
kepentingan Perusahaan yang dibuktikan dengan adanya Surat Perintah Lembur
(SPL) dan diteruskan ke Bagian Sumber Daya Manusia.
2. Dengan memperhatikan kondisi kegiatan operasional Perusahaan, maka Karyawan
wajib melaksanakan perintah/instruksi kerja lembur dari atasan yang berwenang
namun tidak terbatas :
a. Dalam keadaan darurat dan apabila ada Karyawanan yang jika tidak segera
diselesaikan akan membahayakan kesehatan dan/ atau keselamatan serta
lingkungan kerja.
9
PP 2023-2025_ICS GROUP
b. Dalam hal Karyawanan yang apabila tidak diselesaikan akan menimbulkan
kerugian bagi Perusahaan, atau dapat mengganggu kegiatan operasional
Perusahaan.
c. Dalam hal ada Karyawanan yang harus diselesaikan dengan segera.
d. Dalam hal Karyawan yang tergabung dalam kerja regu/shift harus terus bekerja
karena penggantinya berhalangan datang atau datang terlambat.
3. Karyawan yang tidak bersedia melakukan kerja lembur harus memberikan alasan
yang dapat diterima dan memperoleh persetujuan atasan langsung.
4. Karyawan yang tidak bersedia melakukan kerja lembur sehingga menimbulkan
kerugian bagi Perusahaan, atau dapat mengganggu kegiatan operasional Perusahaan
dikenakan tindakan disiplin.
5. Bagi Karyawan yang termasuk dalam golongan jabatan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (6) huruf d jo. PP 35 / 2021 tidak berhak atas upah
lembur, yakni golongan Kepala Regu, Supervisor, Assisten Manager, Manager,
Direktur.
Pasal 13
Perhitungan Upah Lembur
10
PP 2023-2025_ICS GROUP
3. Tabel cara perhitungan upah lembur :
BAB V
PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN UNTUK BEKERJA
Pasal 14
Cuti Tahunan
1. Cuti tahunan adalah Hak Karyawan setelah mencapai masa kerja selama 12 (dua
belas) bulan secara terus menerus dari mulai masuk bagi Karyawan baru dan bagi
Karyawan lama, dari jatuh tempo cuti tahunan sebelumnya.
2. Hak atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat upah penuh
dari Perusahaan.
3. Perusahaan berhak mengatur pelaksanaan cuti tahunan dengan memperhatikan
kepentingan Karyawan dan/atau Peraturan Pemerintah yang diatur sebagai berikut
:
a. Cuti Tahap I (Cuti Bersama) diatur oleh Perusahaan.
b. Sisa Cuti Tahap I diatur sendiri oleh Karyawan sesuai kepentingannya.
4. Atas pertimbangan kepentingan Perusahaan, cuti tahunan dapat diundur untuk
paling lama 6 (enam) bulan, terhitung saat Karyawan berhak atas cuti tahunannya.
5. Karyawan yang mengambil hak cuti tahunannya harus mengajukan permohonan
tertulis melalui bagian Sumber Daya Manusia yang disetujui oleh atasan langsung
yang bersangkutan. selambat - lambatnya 6 (enam) hari kerja sebelumnya. Karyawan
yang bersangkutan baru diperbolehkan menjalani cuti, apabila permohonannya
untuk mengambil cuti tahunan tersebut telah mendapat persetujuan dari Perusahaan.
6. Jatuh tempo/timbulnya hak cuti tahunan adalah sesuai dengan tanggal kontrak yang
telah ditetapkan dalam kontrak kerja. Hak atas cuti tahunan tidak dapat
dikompensasikan dengan uang dan tidak dapat diakumulasikan dengan hak cuti
tahunan berikutnya.
7. Apabila hak cuti tahunan tidak digunakan oleh Karyawan, selama 12 (dua belas) bulan
sejak timbulnya hak cuti tahunan tanpa alasan apapun maka hak cuti tahunan
Karyawan tersebut gugur/hangus dengan sendirinya dan Perusahaan tidak
memberikan ganti kerugian berupa apapun.
11
PP 2023-2025_ICS GROUP
Pasal 15
Cuti Hamil dan Melahirkan
Pasal 16
Cuti Haid
1. Karyawan perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja apabila merasakan sakit yang
dapat mengganggu aktivitas bekerja pada waktu haid di hari pertama dan hari kedua,
dengan membawa surat keterangan asli dari dokter.
2. Perusahaan akan tetap memberikan upah penuh, apabila yang bersangkutan
memberitahukan dengan sebenarnya kepada atasan langsung dan bagian Sumber
Daya Manusia/HRD.
Pasal 17
Cuti Menunaikan Ibadah Umrah, Ibadah Haji
1. Bagi Karyawan yang beragama Islam dan bermaksud menunaikan ibadah Umrah
diberikan waktu sesuai dengan pelaksanaan Ibadah Umrah dan untuk Ibadah Haji
diberikan waktu sesuai dengan pelaksanaan Ibadah Haji yang diselenggarakan oleh
12
PP 2023-2025_ICS GROUP
Kementerian Agama RI dengan mendapat upah penuh dengan melampirkan bukti/
surat keterangan dari instansi yang berwenang.
2. Ijin meninggalkan Karyawanan untuk menunaikan Ibadah Umrah dan/atau Ibadah
Haji hanya diberikan 1(satu) kali selama Karyawan bekerja pada Perusahaan.
3. Bagi Karyawan yang hendak mengambil Ijin Ibadah Umrah/Ibadah Haji lebih dari 1
(satu) kali seperti yang tercantum pada ayat 2 diatas, maka akan diperhitungkan
dengan hak cuti yang ada. Dalam hal hak cuti yang dimiliki belum muncul dan/atau
sudah habis, maka diberlakukan pemotongan gaji/upah perhari dengan rumus 1/25
x Upah sebulan
Pasal 18
Hari Libur Resmi
1. Hari libur resmi adalah hari libur yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
dan Karyawan tetap memerima upah.
2. Apabila Perusahaan memerlukan maka Karyawan dapat diminta untuk bekerja pada
hari libur resmi tersebut dengan diperhitungkan sebagai Kerja Lembur.
3. Apabila Karyawan tidak mentaati dan menolak untuk bekerja pada hari libur resmi
sesuai permintaan Perusahaan tanpa alasan yang jelas maka kepadanya dapat
dikenakan tindakan disiplin.
Pasal 19
Ijin Meninggalkan Karyawanan Dengan Mendapat Upah
13
PP 2023-2025_ICS GROUP
kecuali dalam keadaan yang mendadak bukti - bukti tersebut dapat diajukan
kemudian. Bilamana bukti – bukti yang sah tersebut tidak dapat disampaikan maka
ijin tersebut akan diperhitungkan dengan hak cuti tahunannya.
4. Selain yang diatur dalam ayat 1 diatas Karyawan akan tetap mendapat upah penuh
apabila :
a. Karyawan sedang menjalankan kewajiban terhadap Negara.
b. Melaksanakan tugas serikat Karyawan (apabila ada) atas persetujuan Perusahaan.
c. Melaksanakan tugas pendidikan dari Perusahaan.
d. Melaksanakan dinas luar yang disertai bukti berupa Surat Tugas Dinas Luar dari
Atasannya dan atau HRD.
5. Ijin meninggalkan Karyawanan di luar ketentuan yang diatur dalam ayat 1 dan 4 diatas
akan diperhitungkan dengan hak cuti tahunannya.
Pasal 20
Ijin Meninggalkan Karyawanan Tanpa Mendapat Upah
Pasal 21
Ijin Sakit
1. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, harus dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang sah dan disampaikan kepada Bagian Sumber Daya Manusia.
Bila tidak ada surat keterangan dokter yang sah maka diperhitungkan dengan hak
cutinya dan bila tidak ada sisa/hak cuti maka berlaku ketentuan Pasal 21 tersebut
diatas pada Peraturan Perusahaan ini.
2. Karyawan yang tidak masuk kerja lebih dari yang tersebut dalam surat keterangan
dokter dan Karyawan tersebut tidak dapat mempertanggung jawabkan alasannya
maka hari selebihnya dianggap mangkir.
3. Terhadap Karyawan yang sering sakit, maka Perusahaan berwenang untuk memeriksa
dan/atau mewajibkan Karyawan tersebut untuk diperiksa oleh dokter yang telah
menjadi mitra kerjasama dengan Perusahaan dengan tujuan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil kebijaksanaan terhadap Karyawan tersebut.
Pasal 22
14
PP 2023-2025_ICS GROUP
lain dalam satu bagian yang menggantikan jam kerja dan/atau hari kerja tersebut
menandatangani formulir yang ditentukan sebagai bukti kesepakatan dan mendapat persetujuan
dari atasannya langsung
BAB VI
PENGUPAHAN
Pasal 23
Penetapan Upah / Gaji
1. Perusahaan menetapkan Standar Upah dengan rentang (range) upah minimum dan
upah maksimum pada setiap tingkatan jabatan Karyawan dan disesuaikan dengan
ketentuan Pemerintah yang berlaku pada saat itu dan ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direksi.
2. Besaran/nilai Upah/Gaji yang diterima oleh Karyawan ditentukan oleh Perusahaan
berdasarkan pada jabatannya yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk Uang Rupiah.
3. Upah/gaji yang diterima oleh Karyawan terdiri atas komponen upah pokok, upah
tunjangan operational dan upah tunjangan jabatan. Dengan ketentuan upah pokok
paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap.
4. Upah/gaji tidak dibayarkan kepada Karyawan yang tidak melakukan Karyawanan
(Asas No Work No Pay).
5. Kebijakan penetapan/peninjauan kenaikan upah/gaji Karyawan tidak dilaksanakan
secara otomatis, melainkan berdasarkan pada hasil penilaian kinerja yang obyektif
tentang kemampuan, kecakapan, prestasi kerja, masa kerja, keahlian khusus,
jenis/bidang Karyawanan dan pendidikan dari Karyawan.
6. Setiap upah/gaji yang diberikan kepada Karyawan, diharapkan dapat menjamin
Karyawan dan keluarganya untuk dapat hidup layak sesuai dengan tingkatan
jabatannya dengan maksud untuk :
a. Meningkatkan dan mempertahankan produktivitas, kinerja Karyawan untuk
meningkatkan daya saing perusahaan
b. Memotivasi Karyawan untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih produktif.
c. Merasa terjamin, nyaman bekerja di Perusahaan.
d. Menarik Calon Karyawan baru yang berkwalitas.
7. Bagi Karyawan yang mangkir, upah/gaji pada hari tersebut tidak dibayarkan.
Pasal 24
Pelaksanaan Pembayaran dan Sistem Perhitungan Upah / Gaji
1. Upah/ gaji Karyawan bulanan dibayar pada akhir bulan atau sesuai dengan ketentuan
Perusahaan.
15
PP 2023-2025_ICS GROUP
2. Karyawan Bulanan adalah Karyawan yang sistem penghitungan pembayaran upah/
gajinya secara bulanan.
3. Upah/ gaji Karyawan harian dibayar pada akhir minggu atau sesuai dengan ketentuan
Perusahaan.
4. Karyawan Harian adalah Karyawan yang sistem penghitungan pembayaran upah/
gajinya berdasarkan volume Karyawanan/ waktu per hari.
Pasal 25
Kenaikan Upah / Gaji
1. Penetapan struktur dan skala upah ditetapkan atas dasar golongan, jabatan, kinerja
dan kompetensi Karyawan.
2. Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai yang tertinggi
atau dari yang tertinggi sampai terendah.
3. Skala upah adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.
4. Penyusunan struktur dan skala upah dilaksanakan melalui analisa jabatan, uraian
jabatan dan evaluasi jabatan.
5. Dasar pertimbangan penyusunan struktur dan skala upah dilakukan dengan melalui:
a. Inflasi nasional
b. Kemampuan perusahaan
c. Penilaian kinerja
d. Kondisi pasar
e. Daya saing perusahaan
6. Metode yang digunakan dalam menentukan struktur dan skala upah adalah metode
sederhana dengan menetapkan rangking terendah dan tertinggi dari upah
berdasarkan tahap-tahap berikut :
a. Menetapkan upah terendah (A), dimana upah terendah diberikan pada karyawan
pelaksana atau disini disebut sebagai karyawan buruh.
b. Menetapkan upah tertinggi (B), Upah tertinggi diberikan kepada pemegang
kekuasaan tertinggi yang ditunjuk oleh dewan direksi sebagai pimpinan cabang
yaitu Manajer Operasional.
c. Menghubungkan upah terendah dengan upah tertinggi atau membuat garis upah.
Upah
Rp B
A
Jabatan
16
PP 2023-2025_ICS GROUP
d. Menetapkan jumlah golongan upah. Berdasarkan struktur organisasi yang telah
ditetapkan perusahaan maka penggolongan upah dibagi menjadi 6 (enam)
golongan sebagai berikut:
1) Golongan Karyawan Pelaksana
2) Golongan Kepala Regu
3) Golongan Supervisor
4) Golongan Assisten Manager
5) Golongan Manager
6) Golongan Direktur
Pasal 26
Upah / Gaji Selama Sakit
BAB VII
JAMINAN SOSIAL / KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Pasal 27
Perawatan Dan Pengobatan
17
PP 2023-2025_ICS GROUP
b. BPJS Ketenagakerjaan :
1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
2) Jaminan Hari Tua (JHT).
3) Jaminan Kematian (JK).
4) Jaminan Pensiun (JP).
3. Dalam rangka memelihara kesehatan Karyawan, Perusahaan menyediakan fasilitas
pengobatan yang bersifat darurat dan untuk pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan.
Pasal 28
Tunjungan Hari Raya Keagamaan
Pasal 29
Kerohanian
Pasal 30
Koperasi
Pasal 31
Bantuan Kedukaan
18
PP 2023-2025_ICS GROUP
2. Takziah/ pelayatan kematian Karyawan atau keluarganya yang dilakukan saat jam
kerja, diatur oleh kesepakatan Pimpinan Perusahaan dan Karyawan, dengan maksud
agar tidak mengganggu kelancaran tugas dan operasional Perusahaan.
3. Apabila Karyawan meninggal dunia, maka hubungan kerja antara Perusahaan dan
Karyawan yang meninggal dunia, telah berakhir/ putus dengan sendirinya sehingga
Perusahaan dapat memberikan hak-hak Karyawan kepada ahli warisnya yang sah,
sesuai dengan Peraturan Perusahaan setelah diperhitungkan dengan kewajiban-
kewajibannya (bila ada).
BAB VIII
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 32
Program Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 33
Pelaksanaan Tata Tertib Keselamatan dan Kesehatan Kerja
19
PP 2023-2025_ICS GROUP
4. Karyawan wajib memelihara sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap alat pelindung
diri yang disediakan oleh Perusahaan untuk dirinya dan segera melapor kepada
atasannya bila terjadi kerusakan pada alat pelindung diri dan/atau fasilitas kerja
lainnya.
5. Setiap Karyawan wajib segera melaporkan setiap keadaan atau potensi bahaya yang
mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan bagi Karyawan atau kerusakan barang
milik Perusahaan.
6. Setiap Karyawan wajib segera melaporkan kepada atasan langsung atau bagian
keselamatan kerja/Sumber Daya Manusia, apabila terjadi kecelakaan kerja yang
menimpa dirinya atau teman sekerja untuk segera mendapatkan pertolongan dan
perawatan serta tindakan penyelidikan.
7. Setiap Karyawan wajib menjaga kebersihan dan ketertiban dalam lingkungan
Perusahaan sehingga dapat menjaga keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
kerja masing-masing.
BAB IX
TATA TERTIB
Pasal 34
Kewajiban Dan Hal yang dilarang
20
PP 2023-2025_ICS GROUP
i. Wajib menyelesaikan setiap tugas kewajibannya dengan baik, benar sesuai standar
yang ditentukan Perusahaan dan penuh tanggung jawab dalam bidang kerjanya
dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja dan kepentingan perusahaan.
j. Wajib memberikan keterangan secara jujur tentang diri pribadi, keluarga, tugas
Karyawanannya kepada Perusahaan atau pihak lain yang berwenang.
k. Wajib bekerja dengan baik, penuh rasa tanggung jawab, kerjasama, jujur dan
berdisiplin terhadap atasannya maupun rekan sekerja.
l. Wajib menyimpan segala sesuatu, keterangan atau dokumen yang dapat dianggap
sebagai rahasia jabatan/ Perusahaan yang diketahui atau didapat dari/ karena
jabatannya atau pergaulannya di Perusahaan.
m. Wajib memelihara dan menggunakan semua milik Perusahaan yang dipercayakan
kepada Karyawan dengan sebaik – baiknya dan seefisien mungkin sesuai dengan
tujuan pengunaan dan kepentingan Perusahaan.
n. Wajib memberikan kontribusi kepada Pengusaha dalam peningkatan dan
pemeliharaan Tata Tertib Perusahaan serta disiplin Karyawan.
o. Wajib bekerja dengan sungguh - sungguh dan hati - hati serta memperhitungkan
segala akibat/ resiko yang mungkin terjadi.
p. Wajib mentaati setiap tanda - tanda peringatan atau tanda - tanda larangan
merokok pada tempat - tempat tertentu di lingkungan Perusahaan serta membuang
puntung rokok pada tempat yang telah disediakan untuk menghindari terjadinya
kebakaran.
q. Wajib berpakaian sopan, rapi dan tidak berlebihan atau memakai pakaian seragam
dan atau tanda pengenal yang diperuntukkan baginya dalam melaksanakan
tugasnya.
r. Karyawan shift setelah usai kerja harus mengadakan serah terima terdokumentasi
dengan Karyawan penggantinya pada shift berikutnya.
s. Wajib memberitahukan kepada Perusahaan bilamana terjadi perubahan pada data
pribadi Karyawan.
t. Wajib mentaati dan melaksanakan semua Standar Prosedur Operasional, Instruksi
Kerja dan ketentuan ketertiban operasional lainnya yang diterbitkan oleh
Perusahaan.
u. Bersedia untuk sewaktu – waktu diperiksa barang bawaannya (tas dan atau
perlengkapan lainnya) dan atau dirinya untuk kepentingan Perusahaan.
v. Wajib Mendukung Perusahaan dalam hal :
1) Mengamankan jalannya produksi dan kegiatan Perusahaan lainnya.
2) Meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.
3) Membina dan memelihara ketenangan kerja dan usaha.
4) Ikut menjaga keselamatan kerja di bidangnya masing – masing.
w. Wajib mematuhi tata tertib Memasuki area Produksi yaitu :
1) Dilarang Memakai Perhiasan (Cincin, Gelang dan Kalung)
2) Dilarang Meludah
3) Dilarang Merokok
4) Dilarang Makan atau Minum
21
PP 2023-2025_ICS GROUP
5) Dilarang Membuang Sampah Sembarangan
6) Dilarang Menaikin kereta atau Timbangan
7) Dilarang Memakai Jam Tangan
8) Dilarang Memotret
9) Dilarang Memanjangkan dan Mewarnai Kuku
10) Dilarang Membawa Handphone
x. Karyawan bertekad untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan Character
Value Perusahaan yaitu I am FAST dalam Karyawanan sehari-hari.
2. Larangan-larangan karyawan :
a. Terlambat masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum jam kerja
berakhir tanpa seijin dari atasannya langsung, dikategorikan melanggar tata tertib.
b. Selama jam kerja meninggalkan Karyawanan, menerima tamu pribadi tanpa seijin
atasannya.
c. Meninggalkan Karyawanannya tanpa seijin Perusahaan atau tidak dengan surat-
surat yang dapat diterima oleh perusahaan, dikategorikan mangkir, dikenakan
sanksi.
d. Mengambil foto/ gambar merekan video atau suara dari keadaan/ situasi pabrik/
Perusahaan tanpa seijin dari Pimpinan Perusahaan.
e. Mengantar/ membawa orang luar masuk ke lokasi Perusahaan dengan tujuan
meninjau / melihat - lihat atau urusan lain yang tidak ada hubungannya dengan
operasioanal Perusahaan tanpa persetujuan tertulis dari Operation Manager dan
bagian Sumber Daya Manusia.
f. Menyerahkan Karyawanan yang telah menjadi tanggung jawabnya/ tugasnya
kepada Karyawan lain tanpa seijin atasan langsung masing - masing.
g. Membuat kegaduhan yang tidak perlu serta hal lain yang dapat mengganggu
kondusifitas bekerja.
h. Selama jam kerja, berada di tempat/ lokasi kerja yang tidak seharusnya tanpa ada
kepentingan yang berkaitan dengan tugas/ Karyawanan.
i. Melakukan Karyawanan untuk kepentingan pribadi selama jam kerja di
Perusahaan.
j. Menggunakan/ menyuruh menggunakan sarana milik perusahan (seperti fotocopy,
telepon dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi.
k. Melakukan perbuatan/ perkataan yang melanggar kesopanan/ kesusilaan.
l. Makan di luar ketentuan jam istirahat.
m. Melakukan segala macam bentuk perjudian di dalam lingkungan Perusahaan.
n. Minum minuman yang mengandung alkohol di dalam lingkungan Perusahaan atau
masuk kerja dalam keadaan dipengaruhi minuman keras (mabuk).
o. Memakai dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika atau zat adiktif lainnya.
p. Menjual/ memperdagangkan barang atau mengedarkan penarikan dana/
sumbangan, menempelkan atau mengedarkan poster/ gambar di dalam
Perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan Karyawanannya tanpa
persetujuan Operation Manager dan atau bagian Sumber Daya Manusia.
q. Bermalasan/ tidur pada jam kerja.
22
PP 2023-2025_ICS GROUP
r. Tidak berseragam, tidak bersepatu atau tidak mempergunakan tanda pengenal
yang ditetapkan Perusahaan.
s. Melakukan kegiatan lain di luar kepentingan Perusahaan pada saat jam kerja
berlangsung.
t. Melakukan Karyawanan untuk pihak ketiga selama Karyawan masih ada hubungan
kerja dengan Perusahaan.
u. Menerima Pemberian atau meminta imbalan dari pihak ketiga yang berkaitan
dengan Karyawanannya dengan perincian sebagai berikut :
1) Menerima komisi dari pembelian atau jasa untuk kepentingan pribadi.
2) Meminta atau menerima hadiah yang diketahui atau diduga ada hubungannya
dengan kedudukan atau jabatan Karyawan di Perusahaan atau hadiah tersebut
merupakan imbalan langsung maupun tak langsung dari pelaksanaan tugas
Perusahaan oleh Karyawan.
3) Yang dimaksud hadiah dalam ayat diatas adalah pemberian dalam bentuk uang,
barang maupun fasilitas dan lain sebagainya termasuk pemberian potongan
harga dan komisi.
v. Membawa, mengeluarkan, meminjamkan dan atau mempergunakan barang –
barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau pihak ketiga tanpa seijin
Operation Manager dan bagian Sumber Daya Manusia.
w. Memindahkan atau dengan cara apapun mengalihkan penguasaan barang milik
Perusahaan kepada pihak yang tidak berhak atau ke lokasi lain.
x. Membawa senjata api dan atau tajam ke dalam lingkungan Perusahaan, kecuali
tenaga keamanan yang telah dilengkapi dengan surat keterangan dari pejabat
perusahaan yang berwenang.
y. Melanggar tata tertib, Standar Prosedur Operasional, Instruksi Kerja dan atau
peraturan lain yang berlaku di Perusahaan.
z. Melakukan Peminjaman Online (Fintech) yang dapat berdampak merusak nama
baik perusahaan dan membuat ketidaknyamanan kepada sesama rekan kerja,
atasan/ pimpinan perusahaan akibat dampak dari peminjaman online (Fintech).
Pasal 35
Pembinaan Disiplin
23
PP 2023-2025_ICS GROUP
3. Terhadap Karyawan/buruh yang melanggar peraturan, diberikan Peringatan Lisan,
Surat Peringatan dengan maksud memberi kesempatan kepada Karyawan untuk
memperbaiki sikap dan perilakunya. Akan tetapi bila pelanggaran yang dilakukan
Karyawan/buruh adalah kategori pelanggaran berat dalam Pasal 38 Ayat (C) maka
Perusahaan akan menggunakan haknya untuk melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) tanpa melalui tahapan peringatan lisan dan/atau Surat Peringatan.
Pasal 36
Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan dan/atau perbuatan Karyawan yang
melanggar tata tertib dan kebijakan lain yang berlaku di Perusahaan, dapat menyebabkan
dikenakannya sanksi kepada Karyawan. Dan apabila Karyawan dalam hal terdapat sanksi
yang sama atas pelanggaran yang dilakukan Karyawan, maka yang diberlakukan adalah
sanksi terberat. Jenis-jenis sanksi sebagai berikut :
1. Surat Teguran :
a) Setiap atasan wajib dan bertanggung jawab untuk melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap Karyawan yang menjadi bawahannya termasuk
memberikan surat teguran apabila Karyawan berperilaku yang tidak pantas.
24
PP 2023-2025_ICS GROUP
b) Surat teguran wajib dicatat pada lembar Bukti Interaksi oleh departemen
Sumber Daya Manusia/HRD dan Karyawan wajib menandatangani lembar Bukti
Interaksi.
c) Surat teguran tetap berlaku walaupun Karyawan yang bersangkutan menolak
menandatangani lembar Bukti Interaksi.
d) Surat teguran berlaku 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
dikeluarkan teguran tersebut.
e) Karyawan yang diberikan sanksi surat teguran wajib membuat surat pernyataan
bahwa Karyawan tidak akan melakukan pelanggaran lagi.
2. Surat Peringatan (SP):
a) Surat Peringatan (SP) merupakan suatu bentuk pembinaan perusahaan kepada
karyawan sebelum menjatuhkan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap karyawan
yang berupa surat peringatan pertama, kedua dan ketiga.
b) Dalam hal ini Surat Peringatan Pertama (SP 1) tergolong kategori Pelanggaran
Ringan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 39 dan berlaku selama jangka 6
(enam) bulan.
c) Apabila Karyawan melakukan kembali pelanggaran (sedang) dalam ketentuan
perjanjian kerja dan/atau Peraturan Perusahaan maka pengusaha dapat
menerbitkan Surat Peringatan Kedua (SP 2) dan berlaku selama jangka 6
(enam) bulan.
d) Apabila dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkan Surat Peringatan
Kedua (SP 2) Karyawan masih melakukan pelanggaran yakni pelanggaran berat,
maka pengusaha dapat menerbitkan Surat Peringatan Ketiga (terakhir) yang
berlaku selama 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan tersebut.
e) Surat Peringatan (SP) diterbitkan oleh atasan langsung mengetahui pimpinan
departemen kepada Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib dan/atau
Karyawan yang melakukan pelanggaran pada saat masih berlakunya Surat
Teguran yang berakibat diberikan Surat Peringatan.
f) Surat Peringatan wajib dicatat pada lembar Bukti Interaksi oleh departemen
Sumber Daya Manusia/HRD dan Karyawan wajib menandatangani lembar Bukti
Interaksi.
g) Surat Peringatan tetap berlaku walaupun Karyawan yang bersangkutan menolak
menandatangani lembar Bukti Interaksi.
h) Karyawan yang diberikan sanksi SP 1 dan SP 2 wajib membuat surat pernyataan
bahwa Karyawan tidak akan melakukan pelanggaran lagi.
3. Surat Peringatan Pertama dan Terakhir
Surat peringatan dapat diberikan secara sekaligus tanpa berjenjang/ berturut-turut
yakni dikatakan sebagai "Surat Peringatan Pertama dan Terakhir". Apabila
karyawan kembali melakukan pelanggaran dalam tenggang waktu masa berlaku 6
(enam) bulan Surat Peringatan Pertama dan terakhir dimaksud, Pengusaha dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
25
PP 2023-2025_ICS GROUP
Diputuskan oleh pimpinan departemen sumber daya manusia mengetahui
pimpinan unit perusahaan, pimpinan departemen dan atasan langsung apabila
Karyawan melakukan “pelanggaran yang bersifat mendesak” dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Melalukan pelanggaran yang masuk dalam katagori sanksi “Pelanggaran yang
bersifat mendesak” yang berakibat pemutusan hubungan kerja;
b) Jika Karyawan sudah mendapatkan Peringatan Ketiga akan tetapi Karyawan
mengulangi lagi kesalahannya tersebut;
c) Karyawan melakukan pelanggaran pada saat masih berlakunya Surat Peringatan
Ketiga (SP 3);
d) Surat Peringatan Ketiga (SP 3) diberikan kepada Karyawan yang melakukan
Pelanggaran Berat dengan dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
sesuai dengan Undang - Undang / Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku.
e) Jika Karyawan telah melekukan tindakan kriminal kemudian dinyatakan dan
diputuskan bersalah oleh Pengadilan.
5. Sanksi tambahan berupa :
1) Tidak mendapat kenaikan upah selama jangka waktu tertentu
2) Penurunan jabatan disertai penurunan/pengurangan upah
3) Pencabutan salah satu atau semua fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan
4) Pemberhentian sementara atau skorsing, bila Karyawan yang bersangkutan
diduga terlibat melakukan pelanggaran berat
5) Pemutusan hubungan kerja.
Pasal 37
Pelanggaran Disiplin
26
PP 2023-2025_ICS GROUP
Pasal 38
Pelanggaran Yang Dikenakan Surat Peringatan
Surat Peringatan 1 (satu), Surat Peringatan 2 (dua), dan Surat Peringatan 3 (tiga) dengan
masa berlaku masing-masing 6 (enam) bulan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal
36, diberikan kepada karyawan terhadap pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :
1) Peningkatan sanksi pelanggaran dari sanksi Surat Teguran.
2) Terlambat masuk kerja tanpa ijin atasan dan HRD yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Tidak masuk kerja tanpa alasan (Mangkir) 2 (Dua) kali dalam sebulan atau
sebanyak 2 (dua) hari kerja berturut turut.
4) Tidak menggunakan perlengkapan kerja atau pelindung kerja yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
5) Berada di lokasi kerja lain atau unit kerja lain pada jam kerja dan atau tanpa
kepentingan tugas atau Karyawanan.
6) Tidak menjaga kerapihan dan kebersihan pada lingkungan kerja.
7) Tidak menjaga atau memelihara peralatan atau fasilitas Perusahaan yang
menjadi tanggung jawabnya
8) Tidak mau bekerja sama dengan rekan sekerja dalam menyelesaikan tugas yang
dibebankan Perusahaan.
9) Melakukan tindakan pemborosan dengan sengaja terhadap pemanfaatan
ultilisasi atau perlengkapan Perusahaan.
10) Tidak melaksanakan Karyawanan sesuai dengan Standar Prosedur Operasi
(SOP) dan Instruksi Kerja yang telah ditetapkan.
11) Tidak melaporkan kerusakan yang terjadi pada peralatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
12) Bermalas-malasan atau tidur pada jam kerja
13) Menolak diperiksa barang bawaannya (tas dan atau perlengkapan lainnya) dan
atau dirinya untuk kepentingan Perusahaan.
14) Melakukan perbuatan yang mengakibatkan terganggunya suasana kerja atau
menimbulkan keonaran atau kegaduhan.
15) Meninggalkan lokasi/ unit kerja pada jam kerja tanpa izin atasan langsungnya.
16) Menolak perintah atasan langsung atau pejabat Perusahaan lain yang
berwenang dalam melaksanakan tugas.
17) Tidak melaksanakan tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
18) Dengan ceroboh atau sengaja, merusak, merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan
19) Melakukan kegiatan kampanye politik di lingkungan Perusahaan.
20) Menggunakan fasilitas Perusahan untuk kepentingan pribadi tanpa izin pejabat
Perusahaan yang berwenang.
21) Bertindak diluar batas kewenangan kepada bawahan dan atau rekan kerja.
27
PP 2023-2025_ICS GROUP
22) Menghina sesama Karyawan, atasan, bawahan dan atau keluarganya secara
langsung maupun tidak langsung.
23) Melakukan penilaian kerja atau jabatan terhadap Karyawan yang menjadi
tanggung jawabnya tidak sesuai dengan ketentuan penilaian yang berlaku.
24) Melakukan kelalaian dalam menjalankan tugas sehingga mengakibatkan
kerugian pada Perusahaan.
25) Tidak melaporkan ke atasan atas adanya potensi bahaya, kerawanan, keamanan
yang dapat menimbulkan kerugian di lingkungan Perusahaan seperti :
a. Mengetahui adanya pelanggaran disiplin dan aturan Perusahaan yang
dilakukan oleh Karyawan lainnya;
b. Pencurian, perkelahian, tindakan asusila, dan pelanggaran pidana serta
perdata lainnya;
c. Mengetahui adanya pelanggaran ketidaksesuaian Standar Operasioanl
Prosedur yang berakibat kepada Qualitas Produksi;
d. Mengetahui adanya kerusakan/merusak alat Produksi;
26) Tidak melaporkan perubahan data pribadi.
27) Tidak menggunakan perlengkapan kerja atau alat pelindung kerja sesuai
ketentuan yang berlaku dan/atau menggunakan perlengkapan kerja tetapi tidak
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
28) Tidak mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja serta tata tertib
kebersihan lingkungan kerja.
29) Kelalaian yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi dirinya/orang lain atau
kerugian bagi perusahaan.
30) Memindahkan alat pemadam kebakaran atau alat-alat yang dipergunakan dalam
keadaan darurat/bahaya dari tempatnya tanpa izin dari atasan yang berwenang
dan/atau mempergunakan tanpa tujuan peruntukannya.
31) Membawa, mengeluarkan, meminjamkan dan atau mempergunakan barang-
barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau pihak ketiga tanpa
seijin atasan langsung dan atau Manajer Operasional dan atau bagian Sumber
Daya Manusia.
32) Melepaskan atau memindahkan tanda bahaya tanpa izin.
33) Mengubah kondisi standar dari sarana, peralatan, atau mesin milik Perusahaan
tanpa izin.
34) Tidak kompeten dalam melakukan Karyawanan yang ditugaskan kepadanya
walaupun telah ditempatkan pada beberapa jenis Karyawanan yang sesuai
dengan kemampuannya, yang dibuktikan dengan hasil evaluasi sesuai standar
prosedur atau aturan-aturan yang berlaku.
35) Tidak mematuhi kewajiban dan larangan Karyawan sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 34 pada Peraturan Perusahaan ini.
Pasal 39
Pelanggaran Yang Dikenakan Surat Peringatan Pertama dan Terakhir
28
PP 2023-2025_ICS GROUP
Surat peringatan pertama dan terakhir dapat diberikan dengan masa berlaku 6
(enam) bulan sejak diterbitkan kepada Karyawan terhadap pelanggaran-pelanggaran
sebagai berikut :
1) Peningkatan sanksi pelanggaran dari sanksi Surat Peringatan Kedua (SP 2).
2) Tidak menggunakan perlengkapan kerja atau alat pelindung kerja sesuai ketentuan
yang berlaku dan/atau menggunakan perlengkapan kerja tetapi tidak sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3) Tidak mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja serta tata tertib
kebersihan lingkungan kerja.
4) Kelalaian yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi dirinya/orang lain atau
kerugian bagi perusahaan.
5) Mengoperasikan mesin/peralatan secara tidak benar yang membahayakan diri
sendiri/orang lain atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
6) Memindahkan alat pemadam kebakaran atau alat-alat yang dipergunakan dalam
keadaan darurat/bahaya dari tempatnya tanpa izin dari atasan yang berwenang
dan/atau mempergunakan tanpa tujuan peruntukannya.
7) Mengadakan rapat, pidato, propaganda, menempelkan selebaran yang dapat
mengganggu ketertiban, keamanan, kenyamanan, dan keharmonisan lingkungan
Perusahaan.
8) Membawa, mengeluarkan, meminjamkan dan atau mempergunakan barang-barang
milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi atau pihak ketiga tanpa seijin atasan
langsung dan atau Manajer Operasional dan atau bagian Sumber Daya Manusia.
9) Membawa senjata api/tajam ke dalam lingkungan Perusahaan untuk hal yang tidak
berhubungan dengan kegiatan Perusahaan, kecuali tenaga keamanan yang telah
dilengkapi dengan surat keterangan dari yang berwenang dan memperoleh
persetujuan dari Pengusaha.
10) Menyalahgunakan hak/wewenang untuk kepentingan pribadi atau pihak ketiga
sehingga menimbulkan kerugian Perusahaan.
11) Menon-aktifkan anti virus perusahaan dengan alasan apapun tanpa sepengetahuan
dari departemen Teknologi Informasi Perusahaan.
12) Mengubah konfigurasi sistem operasi, aplikasi-aplikasi yang terinstal di notebook
atau komputer desktop Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Karyawan yang
bersangkutan.
13) Merokok pada tempat-tempat yang diberi tanda “DILARANG MEROKOK”.
14) Melepaskan atau memindahkan tanda bahaya tanpa izin.
15) Mengubah kondisi standar dari sarana, peralatan, atau mesin milik Perusahaan
tanpa izin.
16) Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga menimbulkan
kecelakaan bagi orang lain atau kerugian bagi Perusahaan.
17) Memalsukan dokumen resmi milik Perusahaan atau milik instansi lain atau orang
lain, termasuk melakukan rekayasa dan atau mengganti dokumen aslinya.
18) Dengan sengaja melakukan atau menerobos sistim Security Access (Hacking) yang
bukan menjadi wewenangnya.
29
PP 2023-2025_ICS GROUP
19) Tidak kompeten dalam melakukan Karyawanan yang ditugaskan kepadanya
walaupun telah ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya, yang dibuktikan dengan hasil evaluasi sesuai standar prosedur
atau aturan-aturan yang berlaku diperusahaan.
20) Karyawan tidak mampu b ek erja sesuai dengan SOP (Standard Operational
Prosedur) yang telah ditetapkan, walaupun kepadanya telah diberikan pembinaan
tetapi tidak mampu bekerja sesuai dengan SOP.
21) Tindakan-tindakan lain yang mempunyai nilai setara dengan pelanggaran di atas.
Pasal 40
Pelanggaran Yang Bersifat Mendesak
Pemutusan Hubungan Kerja tanpa pesangon dan uang penghargaan masa kerja dapat
dilakukan terhadap Karyawan yang melakukan Pelanggaran yang bersifat mendesak
sebagai berikut:
1) Akibat peningkatan sanksi pelanggaran dari sanksi Surat Peringatan III atau Surat
Peringatan dan Terakhir.
2) Memberikan keterangan dan/atau dokumen palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan Perusahaan atau kepentingan negara.
3) Membujuk Pengusaha, atau Karyawan lain untuk melakukan sesuatu perbuatan
yang bertentangan dengan Peraturan perundang – undangan.
4) Melakukan tindakan lain yang melanggar syariah compliance.
5) Melakukan kegiatan politik praktis/kampanye untuk kepentingan partai politik
tertentu di dalam lingkungan perusahaan.
6) Mengikuti organisasi kemasyarakatan/ LSM/ yang dilarang oleh pemerintah
7) Mabuk dan/atau minum-minuman yang mengandung alkohol, madat, memakai
dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika atau zat adiktif lainnya di
lingkungan kerja.
8) Melakukan tindak kejahatan/kriminal, misalnya penipuan, pencurian dan
penggelapan barang atau uang milik Perusahaan atau milik teman sekerja.
9) Menyerang, menganiaya, mengintimidasi, mengancam secara fisik maupun mental,
menghina secara kasar terhadap pengusaha dan/atau pimpinan Perusahaan
dan/atau keluarganya dan/atau teman sekerja.
10) Dengan ceroboh atau sengaja, merusak atau membiarkan diri sendiri atau
Karyawan lain atau Pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
11) Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan nama
baik Pengusaha dan/atau keluarganya yang seharusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan negara kepada pejabat publik yang berwenang.
12) Karyawan bertingkah laku tidak sewajarnya sehingga melanggar norma serta etika
hidup bermasyarakat, menyebarkan desas-desus atau kabar bohong atau
melakukan hasutan yang menggelisahkan karyawan.
13) Karyawan membawa masuk barang terlarang atau berbahaya ke dalam lingkungan
perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan tugas dan Karyawanannya.
30
PP 2023-2025_ICS GROUP
14) Karyawan meminta / menerima pemberian sesuatu dari supplier / kontraktor atau
orang luar dengan alasan yang tidak dapat diterima atau tanpa ijin atasan yang
berwenang.
15) Karyawan melakukan perbuatan asusila baik terhadap atasan, rekan kerja,
bawahan ataupun orang luar atau melakukan perjudian di dalam lingkungan
perusahaan.
16) Karyawan dengan ceroboh atau sengaja merusak atau karena kelalaiannya
merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang / milik
perusahaan.
17) Karyawan melakukan sabotase.
18) Karyawan melakukan kerja sama dengan pihak luar untuk melakukan perbuatan
yang merugikan perusahaan.
19) Terbukti melakukan perbuatan lainnya di luar Perusahaan yang diancam pidana
penjara atau kurungan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (incracht).
20) Tindakan-tindakan lain yang mempunyai nilai setara dengan pelanggaran di atas.
21) Melakukan tindakan perdukunan dan/atau hal-hal bersifat mistis yang cenderung
berkonotasi negatif dan dapat merugikan perusahaan.
22) Melakukan perselingkuhan/ hubungan terlarang, selain suami/istri sah sehingga
berakibat penurunan kinerja dan menimbulkan pencemaran nama baik
perusahaan.
23) Karyawan tidak mampu b ek er ja sesuai dengan SOP (Standard Operational
Prosedur) yang telah ditetapkan, walaupun kepadanya telah diberikan pembinaan
tetapi tidak mampu bekerja sesuai dengan SOP.
24) Karyawan tidak mampu mencapai Standart Prestasi Kerja yang ditetapkan oleh
management perusahaan, berdasarkan hasil Evaluasi Kinerja (Key Performance
Indikator dan Performance Appreasial)
Pasal 41
Ganti Rugi
Pasal 42
Pemberhentian Sementara / Skorsing
31
PP 2023-2025_ICS GROUP
2. Tindakan skorsing diberikan kepada Karyawan yang bersangkutan dilaksanakan oleh
bagian Sumber Daya Manusia/ HRD, dengan persetujuan Operation Manager dan
Direksi.
3. Jangka waktu skorsing paling lama 1 (satu) minggu untuk karyawan harian, dan 1
(satu) bulan untuk karyawan bulanan
4. Selama skorsing pekerja diberikan hak-hak sebagaimana biasa diterimanya
BAB X
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 43
Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja
32
PP 2023-2025_ICS GROUP
k. Force majeure, seperti bencana alam atau kebakaran yang mengakibatkan
ganggungan/ hambatan dalam operasional Perusahaan.
l. Karyawan yang telah melakukan pelanggaran disiplin dalam katagori
“Pelanggaran yang Bersifat Mendesak” dan/ atau telah melakukan pelanggaran
yang sama pada katagori pelanggaran disiplin “Surat Peringatan Pertama dan
Terakhir”
m. Karyawan tidak lulus terhadap hasil Evaluasi Kinerja (Key Performance Indikator
dan Performance Appreasial)
2. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya wajib mengembalikan barang
perlengkapan dan fasilitas milik Perusahaan tanpa berhak menuntut ganti rugi apapun
dari Perusahaan.
3. Apabila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, Perusahaan akan melaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 44
Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja
Pasal 45
Uang Pisah
33
PP 2023-2025_ICS GROUP
Pasal 46
PHK dengan Kualifikasi Tertentu Tanpa Uang Pesangon
Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan tanpa uang pesangon
sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan perundang-undangan antara lain :
1. Berakhirnya jangka waktu pekerjaan dalam hubungan kerja Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT). (telah diatur dalam Pasal 47 ayat (6) pada Peraturan Perusahaan
ini berupa Uang Kompensasi)
2. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja tanpa keterangan tertulis yang
dilengkapi bukti yang sah dan telah dipanggil pengusaha sebanyak 2 (dua) kali secara
patut dan tertulis tetapi tidak ada tanggapan maka dapat diputus hubungan kerjanya
dan dikualifikasikan mengundurkan diri. (Pasal 50 PP 35/2021)
3. Karyawan melakukan “pelanggaran yang bersifat mendesak” sebagaimana dijelaskan
dalam Pasal 40 di atas. (Pasal 52 PP 35/ 2021)
Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan
pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana. (Pasal 54 ayat (1) dan
Pasal 54 ayat (2) PP 35/2021)Pasal 47
Pengunduran Diri Atas Kemauan Sendiri
1. Karyawan yang akan mengundurkan diri atas kemauan sendiri wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Mengajukan pemberitahuan secara tertulis paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tanggal efektif berlakunya pengunduran diri yang dikehendakinya kepada Atasan
langsung dengan tembusan kepada Manajer Operasional yang bersangkutan dan
Departemen Sumber Daya Manusia/HRD untuk mendapatkan persetujuan.
b. Melaksanakan tugas Karyawanannya hingga tanggal berlakunya pengunduran diri
c. Tidak terikat ikatan dinas
2. Karyawan wajib menyelesaikan kewajibannya kepada Perusahaan dan
mengembalikan semua peralatan / perlengkapan dan melakukan serah terima
Pekerjaan serta menyerahkan seluruh dokumen serta data dalam bentuk apapun
kepada perusahaan atau pihak yang ditunjuk secara lengkap dan akurat dimana Berita
acara serah terima wajib disetujui oleh kedua belah pihak baik Karyawan yang
mengundurkan diri maupun perusahaan.
3. Karyawan yang mengundurkan diri dengan tidak melakukan sebagaimana yang
dijelaskan pada Pasal 47 ayat (1), dan (2), maka perusahaan berhak
menunda/menahan upah Karyawan, dan perusahaan akan membayarkan kembali
upah Karyawan tersebut, bilamana Karyawan yang mengundurkan diri telah
melakukan kewajibannya
34
PP 2023-2025_ICS GROUP
4. Untuk Perkerja dengan status PKWTT maka perhitungan atas uang pisah dan/atau
Uang Penggantian Hak sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.
5. Untuk Karyawan dengan status PKWT maka Karyawan berkewajiban memberikan
ganti rugi kepada Perusahaan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.
6. Dalam hal salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam PKWT, Perusahaan akan memberikan uang kompensasi
yang hitungan besarannya diberikan sesuai dengan ketentuan, sebagaimana yang
telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021.
Pasal 48
Pemutusan Hubungan Kerja Karena Usia Pensiun
Pasal 49
Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Kematian
1. Berakhirnya hubungan kerja karena Karyawan meninggal dunia maka dianggap sama
dengan pensiun dan kepadanya diberikan :
a. Uang duka,
b. Pesangon dan/atau
c. Uang penghargaan masa kerja.
35
PP 2023-2025_ICS GROUP
BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
Pasal 50
Prosedur Penyelesaian
BAB XII
PENUTUP
Pasal 51
Ketentuan Peralihan
1. Segala peraturan dan ketentuan dalam Peraturan Perusahaan yang telah ada
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku sejak disahkannya Peraturan Perusahaan ini
oleh Instansi yang berwenang membidangi ketenagakerjaan.
36
PP 2023-2025_ICS GROUP
2. Hal – hal berkaitan dengan ketentuan pelanggaran yang tidak terdapat dalam
Peraturan Perusahaan ini maka akan menggunakan aturan khusus yang diatur oleh
Bagian Sumber Daya Manusia dengan persetujuan direksi.
3. Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur kemudian
dengan mendapat pengesahan dari instansi yang membidangi ketenagakerjaan.
4. Perusahaan dapat mengeluarkan peraturan pelaksanaan dari peraturan perusahaan
ini yang isinya/materinya tetap berpedoman pada Peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
Pasal 52
Masa Berlaku
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku selama 2 (dua) tahun mulai dari tanggal pengesahan
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur.
2. Hal - hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut dengan
tetap berpedoman pada Syariah Compliance, Kebijakan Perusahaan dan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Demikian Peraturan Perusahaan ini ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat perubahan
maka akan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan tersendiri yang menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Perusahaan ini.
4. Peraturan Perusahaan ini akan diumumkan kepada seluruh karyawan untuk diketahui dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
37
PP 2023-2025_ICS GROUP