Anda di halaman 1dari 55

BAB 1.

SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

I. KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami sikap dan perilaku wirausahawan
4.1 Mempresentasikan sikap dan perilaku wirausahawan

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan sikap dan perilaku wirausahawan
2. Memberikan contoh sikap dan perilaku wirausahawan
3. Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausahawan
4. Mempresentasikan sikap dan perilaku wirausahawan yang berhasil

III. MATERI

A. Definisi
 Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi
faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian.
 Menurut INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi
pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
 Wirausahawan adalah orang yang menjalankan wirausaha.
 Produk kreatif adalah suatu produk yang dihasilkan dari proses
kreativitas.
 Produk kreatif dan kewirausahaan adalah kegiatan wirausaha yang
menjual produk-produk yang dihasilkan dari proses kreativitas.

B. Manfaat Kewirausahaan
 Mengurangi pengangguran
 Sebagai generator pembangunan
 Sebagai suri tauladan di masyarakat
 Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien

C. Sikap dan Perilaku yang Harus Dimiliki Seorang Wirausahawan

1
1. Sikap wirausahawan
 Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
 Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
 Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
 Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
 Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara
sisitematis dan berani mengambil resiko
2. Perilaku wirausahawan
a. Memiliki rasa percaya diri
 Teguh pendiriannya
 Tidak tergantung pada orang lain
 Berkepribadian yang baik
 Optimis terhadap pekerjaannya
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
 Haus akan prestasi
 Berorientasi pada laba / hasil)
 Ketekunan dan ketabahan
 Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
c. Pengambil resiko
 Enerjik dan berinisiatif
 Kemampuan mengambil resiko
 Suka pada tantangan
d. Kepemimpinan
 Bertingkah laku sebagai pemimpin
 Dapat menanggapi saran-saran dan kritik
 Dapat bergaul dengan orang lain
e. Keorisinilan
 Inovatif, kreatif dan fleksibel
 Serba bisa dan mengetahui berbagai hal
 Mempunyai banyak sumber kemampuan
f. Berorientasi ke masa depan
 Memiliki pandangan ke masa depan
 Optimis memandang masa depan
3. Keterampilan wirausahawan
a. Ketrampilan dasar
 Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi
 Memiliki kepribadian yang unggul
 Pandai berinisiatif
 Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
b. Ketrampilan khusus
 Ketrampilan konsep (conceptual skill) : ketrampilan
melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasarkan
konsep yang dibuatnya
 Ketrampilan teknis ( technical skill) : ketrampilan melakukan
teknik tertentu dalam mengelola usaha

2
c.Human skill : ketrampilan bekerja sama dengan orang lain,
bawahannya, dan sesame wirausahawan
4. Karakteristik wirausahawan menurut pendapat By Grave (10 D)
a. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
b. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu
memperhitungkan apa yang akan dilakukan.
c. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan
akan langsung ditindaklanjuti.
d. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian.
e. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya.
f. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi.
g. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci
h. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapai.
i. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan,
motivasinya bukan uang karena uang dianggap sebagai ukuran
kesuksesan.
j. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada orang – orang kepercayaannya.

D. Sikap Perilaku Kerja Prestatif

Perilaku kerja prestatif adalah orang yang selalu ingin maju atau
berambisi maju. Seorang wirausaha yang mempunyai perilaku kerja
prestatif harus memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya dan setiap
pikirannya tidak lepas dari bisnisnya. menurut Stephen Covey di dalam
bukunya "First Thing's First" ada 4 sisi potensial yang dimiliki manusia
untuk maju,yaitu :

1. Self awareness (sikap mawas diri)


2. Conscience (mempertajam suara hati)
3. Independent wil l(pandangan independen untuk bakal bertindak)
4. Creative Imagination(berpikir mengarah kedepan untuk memecahkan
masalah dengan imajinasi serta adaptasi yang tepat)
Aspek-aspek Kerja Prestatif
1. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bekerja dengan baik ebrsungguh-sungguh dapat
menghasilkan sesuatu yang baik dilandasi dengan hati yang tulus.
Contohnya : seorang buruh pabrik yang bekerja dengan gaji pas-pasan,

3
namun tetap bekerja dengan baik, melaksanakan pekerjaan dengan
tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya
yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarganya.
2. Kerja Mawas Diri dari Rasa Emosional
Kerja mawas diri dapat diartikan tidak tergesa-gesa dalam mengambil
suatu tindakan, tidak mudah terpancing oleh suasana dalam menerima
suatu kritikan maupun pujian. Contoh : seorang pemimpin perusahaan
yang memiliki masalah pribadi dirumah dengan keluarganya,tidak
boleh membawa masalah ke perusahaan.
3. Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah bekerja dengan menggunakan pikiran yang tajam,
cepat, tepat dalam menerima, menanggapi, menentukan sikap dan
berbuat. Bekerja tidak hanya mengandalkan otot saja, akan tetapi otak
juga. Contoh : wirausaha dalam bekerja menggunakan konsep
keilmuan, misalnya penggunaan teknologi tepat,menggunakan konsep
hitung menghitung (matematika), menggunakan bahasa global, pandai
bernegosiasi, berkomunikasi dan mengelola informasi.
4. Kerja Keras
Kerja keras berarti bekerja dengan menggunakan sumber daya secara
optimal, misalnya tenaga, pikiran, dan perasaan dalam menggunakan
waktu, bahan, dana, dan alat. Contoh : seorang penjual kayu bakar yang
rumahnya di pegunungan setiap hari berangkat pagi-pagi buta,
meskipun cuaca masih gelap, kadang-kadang membawa obor penerang
jalan, sesampainya di pasar dengan sabar menawarkan dagangan
sampai laku, kadang kala sampai siang baru laku terjual.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas adalah kerja yang tidak setengah-setengah dan mampu
mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir
untuk dapat menghasilkan usahanya secara maksimal. Contoh : seorang
pengusaha warung apung dapat mengorganisasikan usahanya alat yang
dibutuhkan, proses pembuatan menu makanan, kemungkinan kerugian
sampai mendapatkan hasil akhir yaitu laba.

E. Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha


Pada umumnya kisah tentang wirausaha sering menceritakan alasan-
alasan yang menyebabkan keberhasilan dan kesuksesan mereka. Berikut
penyebab keberhasilan wirausaha:
1. Adanya perencanaan yang matang
2. Adanya visi, misi dan dedikasi tinggi dari usaha bisnnisnya
3. Adanya komitmen tinggi dalam usaha mencapai tujuan
4. Adanya dana yang cukup untuk usaha

4
5. Adanya SDM yang handal dan teknologi tinggi
6. Adanya manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
7. Adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan barang dan
jasa
8. Adanya ketrampilan dan pengalaman bidang usaha
9. Adanya kecocokan minat terhapa usaha
10. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang usaha

Namun jarang mereka menceritakan alasan-alasan kegagalan


mereka. Pada kenyataannya terdapat juga wirausaha yang gagal.
Penyebab kegagalan mereka antara lain:
1. Tidak mempunyai perencanaan usha tertulis
2. Tidak memiliki pendidikan relevan
3. Tidak berorientasi kemasa depan
4. Kurang spesialisasi
5. Jarang mengadakan inovasi
6. Kurangnya pengalaman Manajemen
7. Tidak punya semangat wirausaha
8. Kurang modal
9. Lemahnya pemasaran
10. Tidak punya etos kerja tinggi

IV. PENILAIAN PEMBELAJARAN

A. Tugas Kelompok (Diskusi)


1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 orang
2. Carilah artikel atau video yang menceritakan perjalanan usaha dari
seorang wirausahawan yang sukses
3. Diskusikan dengan temanmu dan simpulkan sikap dan perilaku apa
saja yang ada pada wirausahawan tersebut kemudian isilah LK di
bawah ini!
LK Tugas Kelompok 1 (Sikap dan Perilaku Wirausaha)
Nama Wirausahawan :
Data Pribadi :
Cerita Singkat Wirausaha :

Alasan menjadi wirausaha :

Sikap dan perilaku :

Kesimpulan :

5
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Menurut pendapat kalian, jelaskan apa perbedaan wirausaha dan
kewirausahaan?
2. Jelaskan :
a. Tujuan kewirausahaan
b. Asas kewirausahaan
c. Sasaran kewirausahaan!
d. Ruang lingkup kewirausahaan ?
3. Jelaskan motif orang ingin berwirausaha !
4. Sebutkan sikap dan perilaku yang wajib dimiliki oleh seorang wirausaha !
5. Jelaskan perbedaan ketrampilan konsep, ketrampilan teknis, dan human
skill !
6. Jelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan dalam
berwirausaha !
7. Sebutkan dan jelaskan 10 D karakteristik wirausaha menurut Bygrave !

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

6
BAB 2. ANALISIS PELUANG USAHA

I. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa
4.2 Menentukan peluang usaha produk barang/jasa

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Memahami ananlisis SWOT
2. Menerapkan metode analisi peluang usaha secara sederhana
3. Menganalisi peluang usaha dai suatu produk barang/jasa
4. Menentukan peluang usaha produk barang/jasa
5. Mempresentasikan hasil analisis pelung usaha

III. MATERI
A. Definisi Peluang Usaha

Peluang usaha adalah kesempatan/waktu yang tepat yang


seharusnya diambil/dimanfaatkan bagi seorang wirausahawan untuk
mendapat keuntungan. Untuk menangkap peluang usaha perlu kerja keras
dan pengorbanan. Tanpa kerja keras dan keberanian mengambil resiko maka
peluang itu hanya akan sebagai peluang yang terus menerus melayang tanpa
menghasilkan apapun. Kunci keberhasilan menangkap peluang usaha akan
diidentifikasikan oleh pengalaman dan pendekatan terhadap faktor manusia,
sedang kunci keberhasilan lainnya ditentukan oleh teknologi, komunikasi
dan informasi. Peluang usaha dapat digali melalui berbagai cara,
diantaranya:

1. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi


terbaru dari lingkungan.
2. Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang ada.

B. Analisis SWOT

Analisis SWOT dalah sebuah teknik strategi dalam mengevaluasi


kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness) yang dikenal dengan analisis
faktor internal dan peluang (opportunities) serta ancaman (threats) yang
dikenal dengan analisis faktor eksternal yang dapat diterapkan untuk
kegiatan meliputi bisnis dan usaha, pendidikan, proyek atau bahkan pada
diri sendiri. Analisis SWOT bertujuan untuk mendapatkan aspek terpenting

7
dari perusahaan, organisasi maupun individu. Hal ini perlu dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan, mengurangi kelemahan, menjauh dari ancaman,
serta mencari atau membuat peluang. Perlu ditekankan bahwa analisis
SWOT hanya alat analisis untuk melihat situasi yang sedang dihadapi.

Cara menggunakan analisis SWOT


1. Strength (kekuatan)
• Kekuatan apa yang dimiliki organisasi atau perusahaan?
• Apa yang membuat organisasi atau perusahaan lebih baik dari
lainnya?
• Apa keunikan yang dimiliki organisasi atau perusahaan?
• Apa yang menyebabkan organisasi atau perusahaan mengalami
peningkatan penjualan?
• Apa yang dilihat atau dirasakan konsumen sehingga menjadi
kelebihan organisasi atau perusahaan?
2. Weakness (kelemahan)
 Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi atau perusahaan?
 Apa yang harus dihindari organisasi atau perusahaan?
 Apa faktor yang menyebabkan organisasi atau perusahaan
kehilangan penjualan?
 Apa yang dilihat atau dirasakan konsumen sehingga menjadi
kelemahan organisasi atau perusahaan?
 Apa yang dilakukan pesaing yang membuat mereka baik dari
organisasi atau perusahaan?
3. Opportunities (peluang)
 Kesempatan apa yang dapat dilihat organisasi atau perusahaan?
 Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi atau
perusahaan?
4. Threats (ancaman)
 Hambatan apa yang dihadapi organisasi atau perusahaan sekarang?
 Apa yang dilakukan oleh pesaing organisasi atau perusahaan?
 Perkembangan teknologi apa yang menjadi ancaman untuk
organisasi atau perusahaan?
 Terjadinya perubahan Peraturan Pemerintah yang dapat menjadi
ancamanbagi kemajuan organisasi atau perusahaan?

Contoh Analisis SWOT Wirausaha Bidang Kerajinan


Misalnya kerajinan dengan rotan digunakan untuk contoh analisis
SWOT. Berikut ini uraian analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
 Produk dipesan dalam jumlah banyak
 Tenaga kerja sudah banyak
 Terdapat pemasok di berbagai daerah

8
2. Weakness (kelemahan)
 Produksi tergantung pemesanan dari perusahaan dagang
 Produksi barang saat tidak ada pesanan akan menjadi kerugian
3. Opportunity (peluang)
 Dapat mengembangkan jenis produk tanpa perantara perusahaan
dagang
 Memasarkan barang secara online
 Dapat menampung tenaga kerja lebih banyak
4. Threats (ancaman)
 Bahan baku yang dibutuhkan jarang ada atau langka
 Kemungkinan penurunan produksi bila tidak diawasi
 Kemungkinan kualitas yang rendah sehingga produk ditolak
pelanggan

IV. PENILAIAN PEMBELAJARAN


1. Tugas Individu 1

9
2. Tugas Individu 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan peluang usaha?
2. Sebut dan jelaskan secara singkat strategi untuk menangkap
peluang usaha!
3. Sebut dan berikan contoh beberapa bidang usaha yang dapat
dijadikan peluang usaha!
4. Sebut dan jelaskan sumber informasi peluang usaha!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis SWOT!

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

10
BAB 3. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)

I. KOMPETENSI DASAR
3.3 Memahami hak atas kekayaan intelektual
4.3 Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menjabarkan mengenai hak atas kekayaan intelektual
2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip hak atas kekayaan intelektual
3. Mengidentifikasi dasar hukum hak kekayaan intelektual di Indonesia
4. Mengklasifikasi hak atas kekayaan intelektual (HaKI)
5. Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual

III. MATERI
A. Dinisi HaKI
Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur
dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO
(Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian
Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas
kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang
mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi
manusia (human right).
HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif
yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk
menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek
yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat
kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan
penerapan HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi
kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain, Kedua meningkatkan daya
kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual,
Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.
Lalu bagaimana apabila karya kita atau milik orang lain tidak
dilindungi? Sudah pasti dipastikan akan terkena pembajakan. Sebegai

11
contoh untuk di dunia pendidikan saat ini marak adanya pembajakan buku.
Pembajakan buku ini makin marak terjadi di masyarakat, banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku, salah satunya adalah
kurangnya penegakan hukum, ketidaktahuan masyarakat terhadap
perlindungan hak cipta buku, dan kondisi ekonomi masyarakat.
Sudah banyak pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula
yang masih berkeliaran dan tumbuh, seiring tingginya permintaan oleh
masyarakat. Untuk itu butuh kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui
HaKI agar karyanya tidak diambil oleh orang lain. Berikut ini terdapat
macam-macam HaKI.

B. Prinsip-Prinsip HaKI
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah
sebagai berikut :

1. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif
dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang
akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.

2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik
suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan
dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

3. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta
akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

4. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara,
sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya
merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.

C. Dasar Hukum HaKI


Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara
lain adalah :

12
1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (WTO)
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris
Convention for the Protection of Industrial Property dan Convention
Establishing the World Intellectual Property Organization
7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty
8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap
individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran
kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini
merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik
Indonesia.

D. Klasifikasi HaKI
1. Paten

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat


1, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor
atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah
menemukan suatu penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud
dengan penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang
teknologi yang berupa : Proses, hasil produksi, penyempurnaan dan
pengembangan proses, penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.

13
2. Merek

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat


1 Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa. Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan
produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka
memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen
dan konsumen.
Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang
pertama merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya.
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau
jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka
waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin
kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk menggunakannya.

3. Desain Industri

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1


Tentang Desain Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang
bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna,
atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

14
4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1


Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah
suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut
adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

5. Rahasia Dagang

Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia


Dagang bahwa, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik
Rahasia Dagang.

6. Indikasi Geografis

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1


Tentang Merek bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda
yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan
geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua
faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.

7. Folklore

Yang dimaksud dengan “Folklore” dan “Traditional Knowledge”


adalah suatu karya intelektual yang terdapat di dalam masyarakat tradisional
secara turun temurun dan apabila tidak dipertahankan dikhawatirkan akan
punah dan apabila itu terjadi akan merupakan kerugian bagi khasanah
pengetahuan manusia pada umumnya, atau dikhawatirkan akan
dimanfaatkan secara tidak sah dan tidak adil oleh pihak-pihak di luar
pemiliknya.
Folklore mencerminkan kebudayaan manusia yang diekspresikan
melalui musik, tarian, drama seni, kerajinan tangan, seni pahat, seni lukis,

15
karya sastra dan sarana lain untuk mengekspresikan kreativitas yang
umumnya memerlukan sedikit ketergantungan pada teknologi tinggi.
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta tidak
secara penuh mengakomodasikan dan melindungi folklor penduduk asli.
Ketentuan mengenai perlindungan bagi folklor penduduk asli dalam
Undang-undang Hak Cipta memiliki kekurangan, karena undang-undang
Hak Cipta menentukan syarat-syarat mengenai kepemilikan dan
penciptanya, bentuk utama, keaslian, durasi dan hak-hak dalam karya
derivatif (hak-hak pengalihwujudan). Oleh karenanya batasanbatasan Hak
Cipta sebagai bidang HKI masih belum menempatkan folklor asli untuk
memenuhi syarat elemen bagi perlindungan Hak Cipta.
Pasal 10 undang-undang Hak Cipta mementukan bahwa Negara
memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda
budaya nasional lainnya; dan Negara memegang Hak Cipta atas Folklor dan
hasil kebudayaan rakyat yang menjadi miliki bersama, seperti cerita,
hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian,
kaligrafi dan karya seni lainnya.
Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut, orang
yang bukan Warga Negara Indonesia harus lebih dahulu mendapat izin dari
instansi terkait dalam masalah tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud di atas, akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

IV. PENILAIAN PEMBELAJARAN


1. Tugas Kelompok (Diskusi)
 Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2 orang kemudian diskusikan
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mengaitkan materi tentang
HaKI yang sudah anda pelajari!
1. Ciptaan seperti apakah yang tidak dapat didaftarkan Hak Cipta-nya?
2. Apakah pengertian lisensi dalam HKI?
3. Saya ingin mengembangkan usaha hingga ke luar negeri. Bagaimana cara
mengurus HKI untuk merek saya di luar negeri? Perlukah saya
mengurusnya di Indonesia juga?
4. Saya memegang merek dagang sebuah salon. Ternyata ada salon lain yang
menggunakan nama yang sama dengan salon milik saya. Saya harus
melakukan apa?
5. Bisnis saya adalah membuat kue ulang tahun anak. Saat ini saya
menggunakan beberapa karakter popular sebagai hiasan kue, seperti Angry
Birds, Barney, Sponge Bob, dan lain-lain. Saya mengambil gambar-gambar
tersebut dari internet. Apakah saya melakukan pelanggaran hak cipta?

16
6. Saya mengubah warna dan jenis huruf pada merek yang saya gunakan dan
sudah didaftarkan di Ditjen HKI. Apakah saya perlu mendaftarkan kembali?
7. Apakah sebuah merek dapat hilang perlindungannya?

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

17
BAB 4. DESAIN/CONTOH DAN KEMASAN PRODUK

I. KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis konsep desain/contoh dan kemasan produk barang/ jasa
4.4 Membuat desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Memahami konsep desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa
2. Memahami tujuan desain dan kemasan produk
3. Menerapkan jenis dan bentuk desain serta kemasan produk
4. Menganalisis konsep desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa
5. Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual
6. Memilih desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa
Menyusun alat dan bahan dalam pembuatan desain dan kemasan produk
7. Membuat desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa sesuai standar
SNI
8. Mempersentasikan hasil desain dan kemasan produk barang/jasa

III. MATERI

A. Definisi Design Produk


Kata desain sering di artikan sebagai sebuah rancangan, rencana atau
gagasan.Pengertian desain bisa dilihat dari berbagai sudut pandang dan
konteksnya. Desain juga dapat diartikan sebagai suatu kreasi untuk
memenuhi kebutuhan dengan cara tertentu. Desain juga merupakan
pemecahan suatu masalah dengan target yang jelas.Jadi jelaslah bahwa
desain tidak semata-mata rancangan di atas kertas, tetapi juga proses secara
keseluruhan sampai sebuah rancangan, rencana atau gagasan terwujud dan
memilki nilai.
Berdasarkan hal tersebut, maka Desain adalah suatu hasil apresiasi
dan kreasi yang berasal dari gagasan atau ide manusia dalam upaya
memberdayakan diri melalui hasil ciptaannya untuk menjalani kehidupan
yang lebih baik dan sejahtera.
Dalam kaitannya dengan sebuah produk, pengertian Desain Produk
adalah proses kreasi sebuah produk yang menggabungkan unsur fungsi dan
estetika sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
Beberapa ahli di bidangnya telah mendefiniskan tentang definisi desain
produk, antara lain :
1. Yus R Hadjadinata (1995) menyatakan bahwa desain produk
berkaitan dengan bentuk dan fungsi. Disain tentang bentuk berkaitan
dengan perencanaan dan penampilan dari produk. Sedangkan desain
tentang fungsi berkaitan dengan bagaimana produk dapat digunakan.

18
2. Imam Djati Widodo (2005), desain produk adalah suatu pendekatan
sistematis untuk mengintegrasikan perencanaan produk dan proses
yang berpengaruh, termasuk manufaktur dan pendukungnya.
3. Brutou & Margaret,(2006) desain produk adalah pengembangan
produk (barang) yang dirancang untuk memenuhi kepuasan konsumen.
4. Kotler dan Armstrong (2008), desain produk adalah konsep yang
lebih besar dari sekedar gaya. Gaya bisa menarik perhatian atau
membosankan dan juga gaya hanya mendeskripsikan penampilan
produk. Gaya yang sensasional selain bisa menarik perhatian juga bisa
menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut belum tentu bisa
membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Sedangkan desain produk
bukan hanya sekedar penampilan luar, desain produk adalah jantungnya
sebuah produk.
5. Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa desain produk adalah
totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan, rasa, dan fungsi

Desain produk merupakan konseptualisasi ide tentang produk dan


transformasi ide menjadi kenyataan. Untuk mengubah ide menjadi
kenyataan, sebuah spesifikasi tentang produk disiapkan. Spesifikasi ini
disiapkan dengan mempertimbangkan berbagai kendala seperti proses
produksi, harapan konsumen, dan sebagainya. Dalam tahap desain produk
sampai keputusan akhir mengenai produk, setiap aspek produk dianalisis.
Keputusan ini dapat berupa aspek apa pun yang terkait dengan produk,
misalnya dimensi dan toleransi, jenis bahan untuk setiap komponen, dan
sebagainya.

B. Pentingnya Design Produk bagi Perusahaan


Desain produk merupakan salah satu faktor paling penting dan
sensitif bagi suatu perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan produk
menentukan bisnis, pangsa pasar, dan reputasi perusahaan. Jadi selama
tahap desain produk, berbagai faktor yang terkait dengan produk perlu
ditangani. Desain produk juga merupakan proses pembentukan dan
pengembangan ide yang efisien dan efektif dalam rangka menciptakan
produk baru. Desain produk mencakup semua pekerjaan desain teknik dan
industri yang digunakan untuk mengembangkan produk, mulai dari konsep
awal hingga produksi, dan akhirnya mengubahnya menjadi penemuan nyata
sebuah produk.
Produk desainer berperan menggabungkan seni, ilmu pengetahuan,
dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang lebih baik dan
bermanfaat bagi masyarakat.Desain produk yang baik biasanya didasarkan
pada riset pasar.Dasar pemikiran sebuah produk dibuat adalah bertujuan
untuk memberikan solusi dan manfaat bagi kebutuhan manusia. Inovasi dan
pengembangan produk dalam desain produk akan menghasilkan sesuatu
yang baru dan menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Sehingga
membuat perusahaan menjadi pelopor dan bisa memenangkan persaingan
di pasar.

19
C. Kosep Design Produk
Setiap perusahaan yang menghasilkan produk hampir selalu
dihadapkan dengan persaingan dari perusahaan lain. Agar dapat bersaing
secara jangka panjang maka kualitas produk merupakan konsep penting
yang harus dipahami manajemen perusahaan dalam menjalankan
aktifitasnya. Keputusan dalam membuat desain produk berarti juga
keputusan dalam menentukan kualitas produk seperti apa yang akan
dihasilkan oleh perusahaan.
Konsep desain produk secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan (Research & Development)
Penelitian adalah dasar untuk pencarian pengetahuan baru. Meskipun
tidak berpengaruh secara langsung, tetapi berdasarkan penelitian,
produk baru dapat dikembangkan di masa depan. Penelitian dapat
diterapkan untuk mengembangkan produk secara komersial.
2. Rekayasa terbalik
Merupakan proses pembongkaran suatu produk, memahami desainnya
dan mengembangkan suatu produk yang lebih baik daripada yang sudah
ada.
3. Penggunaan sistem perangkat lunak
Digunakan untuk mengembangkan model terkomputerisasi dari produk
baru dan menganalisis parameter desainnya.
4. Pendekatan sistematik untuk integrasi proses desain produk dan
proses pendukung.
Desainer harus memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek
siklus hidup produk, termasuk di dalamnya aspek kualitas, biaya,
jadwal dan kebutuhan konsumen. Untuk itu perlu adanya
pengembangan konsep pasar, desain produk, pengembangan proses
pembuatan, pemilihan dan pengaturan bahan untuk desain baru yang
dilakukan oleh tim berbeda pada saat yang sama. Sehingga menghemat
banyak waktu untuk mengembangkan produk baru. Dalam praktiknya,
berbagai konsep digabungkan dan diterapkan bersama untuk
merancang produk baru.

D. Tujuan dan Manfaat Design Produk


1. Tujuan
Desain produk yang baik bertujuan untuk membuat pengguna
merasa nyaman, aman dan mendapatkan manfaat saat menggunakan
produk tersebut. Jadi berkaitan dengan aspek bagaimana pengguna
akan berinteraksi dengan produk tersebut, apakah merasa nyaman,
aman, mudah digunakan, memberikan solusi dan manfaat atas masalah
pengguna, sehingga bisa memberi dampak positif secara emosional.
Secara umum tujuan desain produk adalah :
 Menghasilkan produk berkualitas yang mempunyai nilai jual yang
tinggi.
 Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya sesuai
kebutuhan konsumen.

20
 Membuat produk seekonomis mungkin tanpa mengurangi nilai
jual, kualitas dan manfaat produk tersebut.
 Meningkatkan pangsa pasar dan menargetkan segmen pasar baru.

2. Manfaat
Konsumen seringkali bersedia membayar lebih mahal untuk
produk/jasa yang terlihat lebih baik dan menawarkan kegunaan yang
lebih besar, fungsionalitas yang lebih baik, dan keberlanjutan. Banyak
konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan pada desain
produk, karena desain produk yang baik mengindikasikan kualitas,
penampilan, kinerja, kemudahan penggunaan, dan keandalannya.
Desain produk memungkinkan diferensiasi produk dan
mengomunikasikan fungsi produk dengan jelas kepada konsumen.
Desain produk dan jasa merupakan faktor penentu kesuksesan
suatu produk/jasa . Menciptakan desain produk/jasa yang baik dapat
membawa banyak manfaat dalam bisnis. Manfaat desain produk antara
lain bisa meningkatkan kinerja, efisiensi, dan nilai produk/jasa, serta
dapat mengurangi biaya dan risiko bagi bisnis Anda.
Dengan desain produk dan jasa yang kreatif dan inovatif.akan
membuatnya lebih menarik dan unik bagi konsumen dan meningkatkan
jangkauan produk/jasa Anda di pasar, sehingga dapat meningkatkan
penjualan dan mempercepat pengembalian investasi Anda. Desain
produk dan jasa yang cermat juga dapat membantu Anda mengurangi
biaya produksi, mengoptimalkan penggunaan bahan, dan
meminimalkan pemborosan.
Dalam merancang produk yang berupa jasa merupakan
tantangan tersendiri karena jasa umumnya mempunyai karakteristik
unik.Desain produk yang berupa jasa merupakan cara perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, dengan cara
meminimalkan tingkat komplain untuk diantisipasi oleh perusahaan
secara maksimal.

E. Jenis-Jenis Design Produk


Jenis jenis desain produk ada dua, yaitu :
1. Membuat desain produk yang benar-benar baru dengan rancangan dan
prototype baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berdasarkan
penelitian dilakukan inovasi untuk menghasilkan desain produk baru
yang kreatif.
2. Memodifikasi atau mengembangkan desain produk yang sudah ada.

Desain baru berfungsi untuk menyelesaikan masalah terhadap desain yang


ada. Ini terjadi baik melalui produk baru atau variasi dari produk yang sudah
ada.

21
F. Standar Design Produk di Indonesia (SNI)

Berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000


tentang Standardisasi Nasional, Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah
standar yang ditetapkan Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara
nasional. Standar tersebut merupakan spesifikasi teknis yang dibuat
berdasarkan kesepakatan pemangku kepentingan (pemerintah, produsen,
konsumen, dan pakar) melalui kesepakatan.
SNI bisa ditetapkan untuk produk barang, jasa maupun proses
produksi. Tujuan utama dari penerapan SNI ini adalah meningkatkan
perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan
masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan, maupun
kesehatan; mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan
dan meningkatkan mutu dan daya saing produk dalam negeri. Khusus
dalam aspek perdagangan internasional penerapan standar (SNI) dan
persyaratan mutu dapat menjadi technical barriers to trade (TBTs) yaitu
halangan nontarif yang diberlakukan untuk mengendalikan masuknya
produk-produk impor ke negeri.
SNIdisusun oleh perwakilan produsen, konsumen, regulator,
akademisi, praktisi, asosiasi, dan lain-lain yang diwadahi dalam suatu
Komite Teknis, sehingga standar ini dapat digunakan untuk menilai dan
menguji suatu produk yang dimiliki oleh pelaku usaha atau pemilik merek
dagang. Ada dua jenis SNI. Jenis pertama adalah yang bersifat wajib, dan
jenis yang kedua adalah yang bersifat sukarela. Prinsip penerapan SNI
sendiri sesungguhnya bersifat sukarela. Akan tetapi, untuk tujuan tertentu
seperti
1. Perlindungan konsumen, tenaga kerja yang membuat produk, dan
masyarakat dari aspek keselamatan, keamanan, dan kesehatan,
2. Pertimbangan keamanan negara
3. Tuntutan perkembangan ekonomi dan kelancaran iklim usaha dan
persaingan yang sehat
4. Pelestarian fungsi lingkungan hidup, maka pemerintah menetapkan
produk-produk tertentu yang wajib memiliki SNI sebelum diedarkan di
masyarakat.
Pemerintah juga menganut prinsip kehati-hatian dalam menerapkan SNI
yang bersifat wajib ini untuk menghindari risiko-risiko yang timbul. Salah
satunya adalah jangan sampai penetapan wajib SNI ini menghambat
kreativitas dan produktivitas masyarakat untuk menciptakan produk yang
bernilai ekonomis.

Supaya penetapan SNI dapat dipertanggungjawabkan, ada beberapa


prinsip etis atau dari sisi manfaat, setidaknya ada tiga pihak yang

22
memperoleh manfaat langsung atas penerapan SNI suatu produk. Berikut
ini mnafaat SNI untuk berbagai pihak.

1. Produsen
SNI mendorong terciptanya suatu produk dengan standar tertentu, yang
hanya bisa dihasilkan jika proses produksinya memenuhi kriteria
tertentu. Untuk mencapai itu, produsen akan berusaha untuk mencari
proses yang efisien dan efektif, mulai dari pemilihan bahan baku, proses
produksi, sampai dengan pengemasan dan distribusi. Dengan kata lain,
produsen akan terus melakukan inovasi sehingga produk yang
dihasilkannya memiliki daya saing di pasar.
2. Konsumen
Adanya SNI akan membantu konsumen untuk memilih produk yang
berkualitas. Adanya SNI akan membantu konsumen terbebas dari produk
yang berbahaya bagi keselamatan hidup, kesehatan, ataupun lingkungan.
SNI juga membuat konsumen dapat menikmati barang yang sesuai antara
harga dan kualitasnya. Kemudahan menentukan pilihan produk yang
baik dan tidak dapat dilakukan salah satunya dengan memeriksa, apakah
produk-produk tersebut memiliki SNI atau tidak. Terutama untuk
produk-produk yang SNI-nya masih bersifat sukarela.
3. Pemerintah
Adanya SNI membuat pasar di dalam negeri memiliki mekanisme
perlindungan dari serbuan barang-barang asing yang tidak diketahui
kualitasnya. Manfaat yang lain,dengan penerapan SNI yang lebih luas,
maka akan tumbuh dinamika ekonomi baru, di mana para produsen
akan berusaha untuk mendapatkan SNI atas produk mereka, sedangkan
di masyarakat akan tumbuh lebih banyak lembaga sertifikasi produk
yang juga kredibel untuk menilai dan menguji suatu produk.

G. Definisi Kemasan
 Kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas
suatu produk yang dilengkapi dengan tulisan, label, keterangan lain yang
menjelaskan isi, kegunaan dan informasi lain yang perlu disampaikan
kepada konsumen.
 Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik
(gesekan, benturan, getaran).

23
H. Fungsi Kemasan
1. Fungsi sebagai wadah
• Keseragaman ukuran
• Kekuatan/kekokohan
• Penyesuaian produk
• Daya tahan dari kerusakan selama pengangkutan
• Tidak mengkontaminasi produk
• Daya tahan dari pengaruh lingkungan
• Melindungi dari serangan hama
• Tidak beracun
2. Fungsi Melindungi
 Melindungi dari gesekan, getaran dan benturan
 Melindungi dari air dan debu
 Melindungi dari pengaruh lingkungan seperti Suhu, udara, uap air,
sinar UV
 Melindungi dari serangan serangga, hewan dan manusia
3. Fungsi identifikasi
• Produk yang dikemas
• Bagaimana menggunakan produk
• Bagaimana menangani produk sebelum dan setelah dibuka
• Expired date
• Ingridient
• Netto
• Nama produsen
• Keterangan halal
• Importir
• Identifikasi dampak lingkungan
4. Fungsi membantu konsumen
 Easy to open
 How to open
 How to store before and after opening
 How to handle the empty container

I. Jenis Bahan Penyusun Kemasan


 Kayu
 Logam
 Gelas
 Kertas
 Papan kertas
 Plastik

24
 Foil
 Kain

J. Jenis-Jenis Kemasan
1. Berdasarkan frekuensi pemakaian
 Kemasan sekali pakai (disposable)
Contoh: bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-
daunan,karton dus minuman sari buah
 Kemasan yang dipakai berulang kali (multi trip)
Contoh : botol minuman,botol kecap, botol sirup berbahan dasar
kaca.
 Kemasan tidak dibuang dan tidak dikembalikan
Contoh botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk
tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk
2. Berdasarkan Struktur system kemas
 Kemasan primer yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
bersentuhan langsung dengan produk
 Kemasan sekunder yaitu kemasan yang fungsi utamanya
melindungi kelompok-kelompok kemasan lain produk dan
kemasan primer
 Kemasan tersier/kuarter yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer dan sekunder.
3. Berdasarkan sifat kekakuan
 Fleksible yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
 Kaku/Rigid yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari
kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
 Semi kaku/semi fleksible yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-
sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol
plastik (susu, kecap, saus)
4. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan
 Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga
wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, dan debu.
Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup
 Kemasan tahan cahaya (tidak transparan) yaitu wadah yang tidak
bersifat transparan, misalnya kemasan logam,kertas dan foil.

25
 Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Tugas Kelompok 1 (Identifikasi Kemasan Produk)
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3 orang
2. Carilah contoh kemasan produk dan identifikasi produk berdasarkan
kriteria dengan format di bawah ini
Nama Anggota Kelompok 1.
2.
3.
Nama Produk :
Jenis bahan penyusun :
kemasan

Kategori Kemasan :
1. Berdasarkan struktur system kemas
2. Berdasarkan sifat perlindungan
3. Berdasarkan frekuensi pemakaian
4. Berdasarkan sifat kekauan

B. Tugas Kelompok 2 (Sketsa Kasar Produk Dan Kemasan)


1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 3 orang
2. Diskusikanlah produk yang akan anda buat dengan tambahan refrensi
atau literature yang relevan
3. Buatlah sketsa kasar produk dan kemasan dengan format di bawah ini
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Alat dan Bahan :

26
Sketsa Kasar Produk :

Sketsa Kasar Kemasan :

B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan mengapa sebuah usaha perlu membuat desain produk dan
kemasan?
2. Jelaskan tujuan dan manfaat desain produk dan kemasan!
3. Jelaskan jenis-jenis desain produk!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SNI!
5. Jelaskan tujuan SNI
6. Sebutkan 5 contoh produk yang sudah ber-SNI!
7. Sebutkan bahan-bahan penyusun kemasan
8. Jelaskan jenis-jenis kemasan berdasarkan struktur system kemasnya!
9. Sebutkan fungsi kemasan!

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.

27
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

28
BAB 5. PROSES KERJA

I. KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
4.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menguraikan tahapan proses kerja pembuatan contoh produk barang/
jasa
2. Menyimpulkan keunggulan dan kelemahan proses kerja pembuatan
contoh produk barang/ jasa
3. Menyusun skema alur dan proses kerja suatu produk
4. Membuat alur dan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa

III. MATERI
A. Dimensi Proses Kerja
Dalam berwirausaha produk kreatif perlu dibuat sebuah contoh
produk yang akan dijual. Pembuatan contoh produk merupakan kegiatan
yang membutuhkan waktu dan langkah-langkah tertentu dan melalui alur
proses kerja secara rinci dan teliti. Proses pembuatan contoh produk kreatif
dibuat dengan alur yang tepat dan model yang sama akan diproduksi massal
nantinya, atau dengan kata lain sebagai sampel produk keseluruhan.
Contoh produk akan mendukung kreativitas, membantu
pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi
pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunaan
contoh produk. Contoh produk yang dibuat dapat mendorong terjadinya
komunikasi dan membantu para wirausaha dengan konsumen dalam
berinteraksi untuk menyempurnakan produk yang dibuat.

B. Tahapan-Tahapan Proses Kerja


Tahap-tahap dalam proses kerja boleh dikatakan merupakan tahap-
tahap yang dipercepat. Strategi utama dalam membuat contoh produk
adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampikan hasil kepada
pengguna sesegera mungkin. Tahapan-tahapan proses kerja digambarkan
dalam diagram di bawah ini.

29
C. Kelebihan dan kelemahan Proses Kerja Pembuatan Produk
1. Kelebihan
 Menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
 Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
 Pelanggan / klien berpartisipasi aktif dalam pengenbangan sistem,
sehingga hasil perangkat lunak mudah disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
 Komunikasi yang baik antaral pelanggan dan pengembang.
 Pengembang dapat lebih mudah dalam menentukan kebutuhan
pelanggan.
2. Kekurangan Metode Prototype
 Proses perencangan dan analisi terlalu singkat.
 Biasanya Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
 Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi
dengan menggunakan sistem operasi yang tidak relevan.
C. Alur Kerja dan Pembuatan Contoh Produk
Alur proses kerja pembuatan contoh produk sebagai berikut:

Sistematika Proses Kerja Pembuatan ProtoypeProduk


Barang/Jasa

Menentukan kebutuhan produk yang akan dibuat

Melakukan Perancangan Desain

Penetuan Material

Evaluasi

30
Alur kerja sama halnya dengan SOP dalam sebuah lingkup kerja
tertentu yang menjadi pedoman bagi seluruh pelakunya. SOP (Standard
Operating Procedure) adalah suatu dokumen berisi prosedur kerja yang
harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling
efektif.

D. Tujuan Pembuatan Alur Kerja


1. Untuk menjaga konsistensi kinerja atau kondisi tertentu.
2. Untuk memberikan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
atau tugas bagi supervisor dan pekerja
3. Membantu menghindari kesalahan, konflik, keraguan, duplikasi, serta
pemborosan, dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Memberikan ukuran atau parameter dalam penilaian mutu kerja atau
pelayanan
5. Memberikan jaminan penggunaan semua sumber daya secara efektif
dan efisien
6. Menjelaskan urutan dan alur kerja, wewenang dan tanggungjawab para
petugas yang terkait
7. Sebagai dokumen yang memberikan penjelasan dan penilaian proses
pelaksanaan kerja bila terjadi mal praktek atau kesalahan administrative
8. Sebagai dokumen yang dapat digunakan padaa kegiatan pelatihan
pekerja

VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Tugas Lanjutan Kelompok (Alur Proses Produksi)
1. Diskusikanlah alur proses produksi produk yang anda buat dengan
tambahan refrensi atau literature yang relevan dengan format
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Bagan Alur Proses :
Produksi

31
BAB 6. LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA

I. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan contoh
produk barang/jasa
4.6 Membuat lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan contoh produk
barang/jasa

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menelaah lembar kerja contoh produk barang dan jasa
2. Menganalisis lembar kerja /gambar kerja untuk pembuatan contoh
produk barang dan jasa
3. Merancang lembar kerja contoh produk barang dan jasa
4. Mendesain lembar kerja /gambar kerja untuk pembuatan contoh produk
barang dan jasa
5. Membuat lembar kerja/gambar kerja contoh produk barang dan jasa
6. Mempresentasikan lembar dan gambar kerja

III. MATERI
A. Pengertian dan Fungsi Gambar Kerja
Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja
adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana
dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus
dipahami oleh kedua belah pihak.
Gambar kerja memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi
2. Gambar kerja sebagai pembawa informasi
3. Gambar kerja sebagai penerus maksud dari perancangan dengan tepat
kepada orang-orang yang bersangkutan.
Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana
teknologi dari suatu perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu
gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untuk
diperbaiki ( reparasi ) tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan
informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga
diperlukan penyimpanan, nomor urut gambar dan sebagainya.
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran
diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses masalahnya pertama-

32
tama di analisa dan disintesa dengan gambarnya di teliti dan dievaluasi.
Proses ini di ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang
sempurna.

B. Tujuan-tujuan gambar kerja


Adapun tujuan –tujuan gambar yaitu :
1. Internasional gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama
antara orang yang bersangkutan dan kemudian menjadi standar
perusahaan. Agar tujuan dapat di capai, penunjukan simbol-simbol
gambar harus sama secara intenasional.
2. Mempopulerkan gambar
Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu
keharusan, karena dalam teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang
pasti dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling.
3. Perumusan gambar
Menyatukan keterangan yang berlaku agar dapat dimengerti semua
orang.
4. Sistematika gambar
Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam
bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst,
maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan
pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.

C. Pembuatan Lembar Kerja/ Gambar Kerja


Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk
memproduksi suatu produk. Informasi yang ada dalam gambar kerja
meliputi gambar rakitan, gambar detail, dimensi keterangan gambar dan
semua standar informasi yang dibutuhkan dalam membuat suatu produk.
Komponen-komponen dari satu set gambar kerja adalah:
1. Detail gambar dari setiap bagian
2. Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir
3. Gambar rakitan
4. Penomoran gambar
5. Kertas gambar

33
6. Etiket
7. Catatan tambahan
Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan
pembuatan dan perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain
akan menentukan jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari
satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan
spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk
pembuatan produk.
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Gambar Kerja)
Buatlah gambar kerja produk dan kemasan dengan tambahan literature
dan mengaitkan dengan materi yang sudah anda pelajari menggunakan
format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Gambar Kerja Produk :

Gambar Kerja Kemasan :

34
BAB 7. ANALISIS BIAYA PRODUKSI

I. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis biaya produksi contoh produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi contoh produk barang/jasa

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menyusun komponen-komponen biaya produksi suatu produk barang
dan jasa
2. Menganalisis biaya produksi suatu produk barang dan jasa
3. Menghitung biaya produksi suatu produk
4. mempresentasikan hasil penyusunan biaya produksi suatu produk

III. MATERI
A. Definisi Biaya Produksi
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk
produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa
yang akan datang bagi organisasi. Sehingga dalam konteks ini dapat
disimpulkan biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan
produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya
yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi.

B. Unsur-Unsur Biaya Produksi


Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen
yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada
produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.
 Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat
ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Contoh Bahan baku
langsung antara lain tepung terigu pada roti, pisang pada pisang
goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi,
dll.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Contoh
dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah

35
makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada
transjogja dll.
 Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead berbeda-beda
dari jenis bidang usahanya. Pada umumnya biaya overhead seputar
biaya peralatan kantor, beban telp, beban listrik dll.

C. Metode Penghitungan Biaya Produksi


Sebagai seorang Enterpreneur haruslah tau cara menghitung biaya
produksi untuk mengetahui laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang
dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang
dan jasa yang dinikmati konsumen. Perhitungan biaya prosduksi dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + biaya overhead

Perhitungan lain biaya prodeuksi adalah sebagai berikut.


1. Biaya tetap/Fixed Cost (FC)
Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah.
Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan
produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan toko, gaji pegawai,
dan penyusutan mesin-mesin.
2. Biaya Variable/Variable Cost (VC)
Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang
diproduksi berubah. Yang tergolong biaya variable adalah biaya
pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk
prosuksi.
3. Biaya Total/Total Cost (TC)
Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan
untuk membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan
produksi.

RUMUS
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variable

TC = FC + VC

36
D. Analisis BEP
Analisis break even point adalah suatu alat atau teknik yang digunakan
oleh manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan
sehingga tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian. Impas
adalah suatu keadaan perusahaan dimana total penghasilan sama dengan
total biaya. Keadaaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil
penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan ketika memproduksi suatu produk. Perhitungan titik impas ini
dapat diperoleh dengan analisis BEP (Break Event Point). Tahapan untuk
menentukan BEP yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan total biaya tetap
2. Menentukan biaya variable per unit
3. Menentukan Harga jual jual per unit
Sehingga BEP dapat dihitung dengan rumus:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑭𝒊𝒙𝒆𝒅 𝑪𝒐𝒔𝒕


𝐁𝐄𝐏 =
(𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐣𝐮𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐫 𝐮𝐧𝐢𝐭 − 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝑪𝒐𝒔𝒕 𝐩𝐞𝐫 𝐮𝐧𝐢𝐭)

Selain perhitungan BEP, tertadapat istilah-istilah lain dalam analisis


keuangan usaha diantaranya Harga Pokok Penjualan (HPP), harga jual dan
margin keuntungan. HPP adalah biaya yang muncul dari barang yang
diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. HPP memiliki manfaat sebagai
patokan untuk menentukan harga jual dan untuk mengetahui laba yang
diinginkan perusahaan. Rumus untuk menghitung HPP sebagai berikut.

Harga Pokok Penjualan/unit = Biaya variable/unit + Biaya tetap/unit

Menentukan harga jual dilakukan dengan menyrvei harga pasar


terlebih dahulu. harga jual yang dipakai dengan mengikuti harga eceran
tertinggi untuk produk sejenis yang berlaku dipasaran. Setelah menentukan
harga jual, produsen bias menentukan margin keuntungan. Margin
keuntungan merupakan selisih keuntungan yang didapat atau prosentase
keuntungan per unit. Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Margin/unit = Harga Jual/unit – HPP/unit

37
E. Contoh Perhitungan Biaya Produksi
Simaklah contoh perhitungan biaya produksi di bawah ini!

VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Tugas Kelompok Lanjutan (Biaya Produksi)

38
BAB 8. TAHAPAN PRODUKSI

I. KOMPETENSI DASAR
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
4.8 Membuat contoh produk barang/jasa

II. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Mengurutkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
2. Menerapkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
3. Membuat rangkaian kerja pembuatan contoh produk barang dan jasa
4. Menyusun jadwal kerja pembuatan contoh produk barang dan jasa
5. Membuat contoh produk sesuai standar SNI
6. Mendemontrasikan contoh produk barang/jasa

III. MATERI
A. Konsep Tahapan Produksi

Tahapan atau proses produksi adalah suatu kegiatan yang


menggabungkan berbagai faktor produksi yang ada dalam upaya
menciptakan suatu produk, baik itu barang atau jasa yang memiliki manfaat
bagi konsumen. Proses produksi disebut juga sebagai kegiatan mengolah
bahan baku dan bahan pembantu dengan memanfaatkan peralatan sehingga
menghasilkan suatu produk yang lebih bernilai dari bahan awalnya. Hasil
dari kegiatan produksi adalah barang dan jasa. Barang merupakan sesuatu
yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia, serta mempunyai masa waktu,
terlihat wujudnya. Sedangkan jasa merupakan sesuatu yang tidak memiliki
sifat-sifat fisik dan kimia, serta tidak mempunyai jangka waktu antara
produksi dengan konsumsi. Tahapan produksi bdang usaha satu dengan
yang lain berbeda-beda.
Tahapan produksi memiliki klasifikasi dan karakteristik tertentu.
Berikut ini beberapa karakteristik proses produksi.
1. Berdasarkan Proses
 Produksi langsung, kegiatan ini mencakup produksi primer dan
produksi sekunder. Produksi primer, yaitu kegiatan produksi yang

39
diambil dari alam secara langsung. Misalnya, pertanian,
pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Produksi sekunder, yaitu
proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang
yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk
membuat jembatan, dan lain-lain.
 Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan
memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa montir, jasa
kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sifat proses produksi
 Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil
produk secara langsung dari alam.
 Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan
pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang
mirip seperti aslinya.
 Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku
menjadi suatu produk yang baru.
 Proses sintetik, yaitu kegiatan menggabungkan beberapa bahan
menjadi suatu bentuk produk. Proses ini disebut juga dengan
perakitan.
3. Berdasarkan jangka waktu produksi
 Produksi terus menerus, yaitu produksi yang memakai berbagai
fasilitas untuk menciptakan produk secara terus menerus. Proses ini
umumnya dalam skala besar dan tidak terpengaruh waktu dan
musim.
 Produksi terputus-putus, yaitu produksi yang kegiatannya
berjalan dilakukan tidak setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan
faktor lainnya.

C. Sistem Kerja dan Tahapan Pembuatan Produk


Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa tahapan
produksi berbeda-beda berdasarkan jenis usahanya. Hal ini juga berlaku
pada system kerja dan tahapan pembuatan produk. Namun, pada umumnya
sistem kerja pembuatan produk terbagi menjadi empat tahapan produksi
adalah:
1. Planning atau perencanaan

40
2. Routing atau penentuan alur
3. Scheduling atau penjadwalan
4. Dispatching atau perintah mulai produksi, terbagi lagi menjadi 4
tahap yaitu:
 Pembahanan
 Pembentukan
 Perakitan
 Finishing
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai system kerja dan
tahapan pembuatan produk.
1. Planning atau perencanaan
Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat,
berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap
bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan
pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan
kebutuhannya, serta kemampuan produsen. Tahap planning ini
sudah banyak diungkapkan pada bab sebelumnya.
2. Routing atau penentuan alur
Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai
pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan,
penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi.
Namun penetapan alur ini masih bersifat umum hanya bersifat
arahan produksi kemana saja proses yang akan dilalui hingga produk
sampai ke tangan konsumen. Dalam routing harus ditentukan secara
tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur.
3. Scheduling atau penjadwalan
Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan
setelah alurnya dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan
mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur
produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal
utama yang kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci.
Atau bisa juga dibuat dengan menggunakan time table sehingga
akan jelas proyeksi waktu yang dibutuhkan selama proses prodeksi.

41
Selain itu Scheduling juga berfungsi sebagai patokan pencapaian
proses yang ingin diraih.

4. Dispatching atau perintah mulai produksi


Setelah dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching.
Dalam dispatching dicantumkan hasil perencanaan dan penjadwalan
yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya, seperti berapa jumlah
bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hingga waktu produksi
sesuai dengan hasil scheduling atau penjadwalan. Dalam tahap ini,
terdapat kegiatan penting yaitu proses produksi yaitu:
 Pembahanan adalah proses mempersiapkan bahan baku agar siap
diproduksi. Hal ini berkaitan dengan karakeristik bahan baku yang
digunakan dan bentuk bahan baku yang diinginkan sehinggasiap
untuk diproduksi.
 Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum,
material padat dapat dikelompokan menjadi material solid dan tidak
solid (lembaran dan serat). Material solid seperti logam, kaca,
plastik, atau kayu dapat dibentuk dengan cara dipotong, dipahat
sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Material solid juga dapat
disusun dan direkatkan dengan bantuan lem. Material berupa
lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting sesuai
bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan
dengan bantuan lem.
 Perakitan dilakukan apabila produk yang dibuat terdiri atas
beberapa bagian. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung
seperti lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu
tergantung karakteristik produk yang akan dibuat.
 Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk
tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa
kegiatan penghalusan dan/atau pelapisan permukaan,
menghilangkan bahan yang tersisa yang masih menempel pada
produk, pewarnaan, atau membersihkan produk dari sisa-sisa
proses produksi sehingga produk tersebut siap untuk dikemas
dan lebih tahan lama.

42
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Tahapan Produksi)
Buatlah tahapan produksi sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat
dengan tambahan literature dan mengaitkan dengan materi yang sudah
anda pelajari menggunakan format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Nama Produk :
Tahapan Produksi :

43
BAB 9. PENGUJIAN PRODUK

I. KOMPETENSI DASAR
3.9 Menentukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk barang/jasa
4.9 Menguji contoh produk barang/jasa

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Melakukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk barang/jasa
2. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk barang/jasa
3. Merancang pengujian contoh produk barang/jasa
4. Menguji contoh produk barang/jasa

III. MATERI
A. Definisi Dan Tujuan Pengujian Produk
Pengujian produk adalah proses pemastian kualitas sampel produk
terhadap suatu persyaratan standar tertentu. Laporan pengujian hanya
berlaku untuk sampel yang diuji, tidak mewakili keseluruhan produk. Selain
itu pengujian produk juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan
respon langsung terhadap contoh produk dari pelanggan potensial di target
pasar. Tujuan dari pengujian produk yaitu sebagai berikut:
1. Positioning yang lebih tepat
Dengan dilakukannya uji coba terhadap strategi yang
digunakan, Anda akan dapat melihat lebih jelas penempatan produk
seperti apa yang perlu ditekankan di hadapan pasar yang menjadi target
Anda. Hal ini akan membuat strategi yang Anda lakukan menjadi lebih
efektif dan tidak salah sasaran.
2. Kelebihan dan kekurangan produk akan terukur dari awal
3. Melihat peluang di antara competitor
4. Mengeliminasi asumsi
5. Pengetahuan yang lebih mendalam mengenai audiens
B. Metode-Metode Pengujian
Metode pengujian produk terdiri dari:
1. Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep dengan menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab
2. Memilih Populasi Survei yang mencerminkan target pasar yang
sebenarnya.
3. Memilih Format Survei seperti interaksi langsung maupun telepon,
email atau internet

44
4. Mengkomunikasikan Konsep dalam bentuk uraian verbal, sketsa, foto
dan gambar dan lain-lain
5. Mengukur Konsep Pelanggan dengan meminta pelanggan memilih
salah satu dari dua atau lebih konsep alternatif.
6. Menginterpretasikan Hasil yang hasilnya dapat dilakukan secara
langsung
7. Merefleksikan Hasil dan Proses untuk memperoleh umpan balik dari
pelanggan potensial.

C. Indikator Pengujian Produk


Adapun indikator-indikator pengujian kualitas produk adalah sebagai
berikut.
1. MenurutTjiptono (2001, 25)
 Kinerja (Performance)yaitu karakteristik operasi pokok dariproduk
inti (Core Product) yang dibeli.
 Keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunderatau
pelengkap.
 Kehandalan (Reliability) yaitu kemungkinan kecil akan
mengalamikerusakan atau gagal dipakai.
 Daya tahan (Durability) yaitu ketahanan produk tersebut dapat
digunakan.
 Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam memberikan layanan
untuk perbaikan barang.
 Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif
mengenai nilai - nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan
pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
 Fit and finish, suatu sifat subyektif, berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk
yang berkualitas
D. Tahap-Tahap Pengujian
1. Technical Testing (Pengujian Teknis)
Technical testing yaitu dengan cara membutat contoh produk
yang merupakan perkiraan produk akhir. Pengujian atas kinerja contoh
produk dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang product
shelf life (usia panjang produk), tingkat keusangan produk, masalah
yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya,
potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal
pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis informasi tersebut
dapat empunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya
seperti estimasi usia panjang produk bisa berpengaruh terhadap
frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya masalaha
penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan
informasi labeling, periklanan, dan sebagainya.

45
2. Pengujian Preference And Satisfaction Testing (Prefrensi Dan
Kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang
dalam rencana pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal.
Secara umum terdapat du acara utaa yang dibutuhkan dalam tipe
pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan
sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan prefrensi dan kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan blind test
yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan
berbagai macam alternative produk tanpa mengetahui nama merk atau
produsennya.
3. Simulated Test Markets Atau Laboratory Test Markets
Yaitu prosedur riset pemasarn yang dibuat untuk memberikan
gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa
diharapkan dari produk tersebut.
4. Test Markets
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual di
wilayah terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan
pasar dimana produk itu nantinya akan dijual.

VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Tugas Kelompok Lanjutan (Pengujian Produk)
Buatlah perbandingan kesesuaian fungsi produk dengan tambahan
literature dan mengaitkan dengan materi yang sudah anda pelajari
menggunakan format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Detail produk (fungsi, :
bentuk, kinerja)

Hasil Pengujian :

46
BAB 10. ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL

I. KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal
4.10 Membuat perencanaan produksi massal

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menyusun perencanaan Produksi massal
2. Memahami tujuan perencanaan produksi massal
3. Menguraikan perencanaan produksi massal
4. Menganalisis perencanaan produksi massal
5. Menentukan perencanaan produksi massal
6. Membuat perencanaan sistematis produksi massal

III. MATERI
A. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha dan Produksi Masaal
Perencanaan usaha yaitu proses penentuan visi, misi dan tujuan,
strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan
untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu. Persencanaan usaha ini
mencakup beberapa aspek salah satunya adalah aspek perencanaan produk
dan perencanaan produksi.
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan
menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Perusahaan harus
memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi,
perubahan harga dan promosi. Sedangkan perencanaan dan pengendalian
produksi dapat diartikan sebagai aktifitas merencanakan dan
mengendalikan material masuk, proses, dan keluar dari sistem produksi
sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat,
waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi yang minimum
Produksi massal adalah produksi dari suatu produk dalam jumlah
besar dengan menggunakan metode padat modal yang berkesinambungan.
Produksi masal juga dapat diartikan metode memproduksi barang dalam
jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya
dalam jumlah yang besar dan telah distandarisasi. Tahap perencanaan
produksi massal harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan

47
langkah-langkah tersebut. Kemudian rencana tersebut dilaksanakan pada
tahap implementasi dan tahap pengendalian. Perhatian utama dari
kegiatan tersebut adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai
target yang direncanakan.
Berikut ini aspek-aspek yang saling berkaitan dalam perencanaan
produksi.
1. Perencanaan Produksi
Hal ini dilakukan dengan tujuan mengadakan persiapan yang sistematis
bagi proses produksi yang akan di jalankan. Adapun beberapa unsur
yang biasa di bahas saat tahapan perencanaan ini antara lain :
 Jenis barang yang diproduksi
 Kualitas barang
 Jumlah barang
 Bahan baku
 Dan pengendalian produksi
2. Pengendalian Produksi
Tujuan dari pengendalian produksi adalah menyusun proses kerja yang
perlu dilakukan agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan pengendalian
produksi antara lain

 Menyusun perencanaan kerja


 Membuat penjadwalan kerja
 Dan menentukan target pemasaran produk

3. Pengawasan Produksi
Setelah perencanaan dan proses kerja telah tersusun, maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengawasan agar proses produksi yang
berjalan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara
lain :

 Menetapkan kualitas
 Menetapkan standar barang atau jasa
 Memastikan pelaksanaan produksi tepat waktu

B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Produksi


Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
1. Memaksimalkan pemanfaatan usaha dan perlengkapan
2. Memaksimalkan pelayanan konsumen
3. Meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba
4. Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
5. Memaksimalkan perubahan dalam nilai produksi

48
Fungsi perencanaan produksi sebagai berikut:

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap


rencana strategis perusahaan
2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan
membuat penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana startegis
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi

C. Membuat Rencana Produksi


Langkah-langkah dalam perencanaan produksi:
1. Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan baru
dalam rangka pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari
pasar/konsumen, teknologi yang ada atau digunakan dan dari pihak
ketiga atau para ahli.
2. Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang
masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk,
sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang
tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Ada tiga
alat yang digunakan untuk menguji pengembangan gagasan, yaitu:
 Kelayakan finansial.
 Kesesuaian operasi.
 Potensi pasar.
3. Desain produk pendahuluan
4. Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak
dikembangkan atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen
maupun secara teknik dari produk tersebut.
5. Desain akhir, bahwa apabila hasil pengujian produk tersebut layak
untuk dikembangkan, maka dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian
ada perbaikan-perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu dibuat
prototype baru untuk diuji kembali sampai produk tersebut lolos uji
secara teknik maupun potensi pasar.
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Perencaan Produksi Massal)
Buatlah perencanaan produksi massal dengan tambahan literature dan
mengaitkan dengan materi yang sudah anda pelajari menggunakan format
di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.

49
Nama Produk :
Perencanaan Produksi :

Pengendalian Produksi :

Pengawasan Produksi :

B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi!
2. Sebutkan aspek apa saja yang terdapat dalam pengendalian
produksi!
3. Jelaskan tujuan dan manfaat perencanaan produksi bagi seorang
wirausahawan!

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

50
BAB 11. INDIKATOR KEBERHASILAN PRODUKSI MASSAL

I. KOMPETENSI DASAR
3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
4.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Menelaah indikator keberhasilan tahapan produksi
2. Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
3. Menyusun indicator keberhasilan tahapan produksi massal
4. Membuat indicator keberhasilan tahapan produksi massal

III. MATERI
A. Keberhasilan Terhadap Produksi Masal

Seorang wirausaha di dalam menekuni usahanya bertujuan untuk


meraih keberhasilan. Sebagai pengelola usaha, wirausaha harus dapat
mengorganisasi, memanfaatkan, dan meningkatkan sumber daya yang
tersedia sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dan berkompetitif
dengan pelaku usaha lain serta dapat pula memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada.
Keberhasilan identik dengan pendapatan, dengan begitu pendapatan
merupakan salah satu kriteria bagi kegiatan usaha, yakni dapat
dipergunakan untuk menilai keberhasilan usaha atau dapat dikatakan
keberhasilan usaha adalah suatu kenyataan persesuaian antara rencana
dengan proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Keberhasilan usaha
harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan, yang dimaksud
pencapaian tujuan yang popular adalah menghasilkan laba. Kriteria
penting sebagai indikator keberhasilan usaha, yaitu:
1. Kemampuan menyesuaikan diri
2. Produktifitas
3. Kepuasan kerja
4. Kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.

B. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui derajat keberhasilan dalam melaksanakan


strategi yang sudah disusun, kita perlu melakukan pengukuran atas
produktivitas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan operasi dengan

51
menggunakan indikator. Indikator adalah sebuah ukuran dari suatu kondisi
yang sudah atau sedang berlangsung. Menentukan indikator akan
mempermudah penilaian sebuah kegiatan, terlepas dari pihak manapun yang
menilai kegiatan tersebut. Produktivitas sebagai rasio keluaran (output)
terhadap masukan (input) yang bertujuan untuk menilai kinerja proses
produksi. Pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan produksi meliputi
hal hal di bawah ini:
1. Produktivitas
2. Kapasitas
3. Kecepatan pengiriman
4. Kualitas
5. Kecepatan proses
6. Fleksibilitas

VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN


A. Tugas Kelompok Lanjutan (Indikator Keberhasilan)
Buatlah indikator keberhasilan perencanaan produksi yang sudah anda
buat dengan tambahan literature dan mengaitkan dengan materi yang
sudah anda pelajari menggunakan format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Indikator keberhasilan :
1. Produktivitas
2. Kapasitas
3. Kualitas
4. Kecepatan proses
5. Fleksibilitas

52
BAB 12. PRODUKSI MASSAL

I. KOMPETENSI DASAR
3.12 Menerapkan proses produksi massal
4.12 Melakukan produksi massal

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mempelajari bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. Mengklasifikasikan proses produksi massal
2. Mengurutkan proses produksi massal
3. Menerapkan proses produksi masal
4. Merancang produksi massal
5. Melakukan produksi massal

III. MATERI
A. Definisi Produksi Massal
Produksi massal adalah produksi suatu produk dalam jumlah yang
sangat besar dengan menggunakan metode produksi padat modal secara
berkesinambungan. Produksi massal secara husus ditemukan dalam
industry di mana produk yang ditawarkan distandarisasi secara teliti
sehingga memungkinkan mesin-mesin dan proses-proses yang otomatis
menggantikan peran tenaga kerja. Industry produksi massal biasanya
ditandai dengan pemusatan penjual (seller concentration) tingkat tinggi,
persyaratan masuk (conditions of entry) yang sulit dan penggunaan skala
ekonomi yang menghasilkan unit biaya penawaran yang rendah.
Sedangkan menurut sumber Wikipedia, produksi massal, juga
dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, yang
merupakan sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar,
termasuk dan terutama pada lini perakitan. Istilah produksi
massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926 di Encyclopædia
Britannica yang didasarkan pada korespondensi dengan Ford Motor
Company. Konsep produksi massal bisa diterapkan untuk berbagai jenis
produk, dari cairan dan partikel-partikel ditangani dalam jumlah besar
(seperti makanan, bahan bakar, bahan kimia, dan ditambang mineral)
sampai bagian-bagian padat yang kecil-kecil (seperti pengencang) ke
perakitan bagian-bagian kecil tersebut (seperti peralatan rumah
tangga dan mobil). Produksi massal adalah bidang yang beragam, tetapi
umumnya dapat dibandingkan dengan produksi
kerajinan atau didistribusikan manufaktur. Beberapa teknik produksi
massal, seperti standar ukuran dan lini produksi, mendahului masa Revolusi

53
Industri berabad-abad lamanya; namun, pengenalan mesin alat-alat dan
teknik-teknik untuk menghasilkan bagian-dipertukarkanlah yang
dikembangkan di pertengahan abad ke-19 modern produksi massal bisa
terlaksana dengan benar.

B. Klasifikasi Produksi Massal


Produksi massal identik dengan membuat suatu barang dengan
jumlah yang besardengan waktu yang relative singkat. Beberapa ciri-ciri
utama dari produksi massal adalah sebagai berikut.
1. Adanya standart yang jelas dalam proses produksi.
2. Memiliki mesin yang bisa memproduksi barang secara terus menerus dan
dalam jumlah yang banyak.
3. Semua alur produksi bisa berjalan dengan seimbang
4. Waktu produksi relatif singkat
5. Dalam penggunaan bahan baku sudah berjalan secara otomatis
6. Kemudahan dalam kontrol produksi

C. Penerapan Dan Tahapan Produksi Massal


Penerapan proses produksi massal harus distandarisasi oleh
interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang yang sama dalam jumlah besar. Di sini, tahap
perencanaan harus mencakup langkah - langkah kerja dan revisi
terhadap langkah - langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan
pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya.
Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal
yang sesuai dengan ketentuan.
1. Tahap persiapan. Tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan
dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan
pengembangan
2. Proses persiapan produksi yang terdiri dari kegiatan -
kegiatan seperti perencanaan urutan - urutan proses sebagai berikut:
 Penjadwalan waktu
 Pemilihan peralatan
 Pengerjaan dengan perkakas
 Mobilisasi personalia
 Pembelian material
 Pembagian pekerjaan
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Produksi Massal)
Buatlah produk dengan menggunaan perencanaan produksi yang telah
anda buat dengan tambahan literature dan mengaitkan dengan materi yang
sudah anda pelajari

54
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan produksi massal!
2. Sebutkan ciri-ciri produksi massal!
3. Apa saja tahapan yang dapat dilalui ketika sebuah wirausaha melakukan
kegiatan produksi massal
4. Sebutkan jenis produk apa saja yang layak diproduksi secara massal!

V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0

Jumlah skor capaian


-------------------------------------------------- x 100 = NILAI
Jumlah skor maksimal

55

Anda mungkin juga menyukai