I. KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami sikap dan perilaku wirausahawan
4.1 Mempresentasikan sikap dan perilaku wirausahawan
III. MATERI
A. Definisi
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi
faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian.
Menurut INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi
pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Wirausahawan adalah orang yang menjalankan wirausaha.
Produk kreatif adalah suatu produk yang dihasilkan dari proses
kreativitas.
Produk kreatif dan kewirausahaan adalah kegiatan wirausaha yang
menjual produk-produk yang dihasilkan dari proses kreativitas.
B. Manfaat Kewirausahaan
Mengurangi pengangguran
Sebagai generator pembangunan
Sebagai suri tauladan di masyarakat
Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien
1
1. Sikap wirausahawan
Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara
sisitematis dan berani mengambil resiko
2. Perilaku wirausahawan
a. Memiliki rasa percaya diri
Teguh pendiriannya
Tidak tergantung pada orang lain
Berkepribadian yang baik
Optimis terhadap pekerjaannya
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Haus akan prestasi
Berorientasi pada laba / hasil)
Ketekunan dan ketabahan
Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
c. Pengambil resiko
Enerjik dan berinisiatif
Kemampuan mengambil resiko
Suka pada tantangan
d. Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin
Dapat menanggapi saran-saran dan kritik
Dapat bergaul dengan orang lain
e. Keorisinilan
Inovatif, kreatif dan fleksibel
Serba bisa dan mengetahui berbagai hal
Mempunyai banyak sumber kemampuan
f. Berorientasi ke masa depan
Memiliki pandangan ke masa depan
Optimis memandang masa depan
3. Keterampilan wirausahawan
a. Ketrampilan dasar
Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi
Memiliki kepribadian yang unggul
Pandai berinisiatif
Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
b. Ketrampilan khusus
Ketrampilan konsep (conceptual skill) : ketrampilan
melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasarkan
konsep yang dibuatnya
Ketrampilan teknis ( technical skill) : ketrampilan melakukan
teknik tertentu dalam mengelola usaha
2
c.Human skill : ketrampilan bekerja sama dengan orang lain,
bawahannya, dan sesame wirausahawan
4. Karakteristik wirausahawan menurut pendapat By Grave (10 D)
a. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
b. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu
memperhitungkan apa yang akan dilakukan.
c. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan
akan langsung ditindaklanjuti.
d. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian.
e. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya.
f. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi.
g. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci
h. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapai.
i. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan,
motivasinya bukan uang karena uang dianggap sebagai ukuran
kesuksesan.
j. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada orang – orang kepercayaannya.
Perilaku kerja prestatif adalah orang yang selalu ingin maju atau
berambisi maju. Seorang wirausaha yang mempunyai perilaku kerja
prestatif harus memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaannya dan setiap
pikirannya tidak lepas dari bisnisnya. menurut Stephen Covey di dalam
bukunya "First Thing's First" ada 4 sisi potensial yang dimiliki manusia
untuk maju,yaitu :
3
namun tetap bekerja dengan baik, melaksanakan pekerjaan dengan
tulus dan semata-mata merupakan pengabdian kepada pekerjaannya
yang menghasilkan uang untuk keperluan hidup keluarganya.
2. Kerja Mawas Diri dari Rasa Emosional
Kerja mawas diri dapat diartikan tidak tergesa-gesa dalam mengambil
suatu tindakan, tidak mudah terpancing oleh suasana dalam menerima
suatu kritikan maupun pujian. Contoh : seorang pemimpin perusahaan
yang memiliki masalah pribadi dirumah dengan keluarganya,tidak
boleh membawa masalah ke perusahaan.
3. Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah bekerja dengan menggunakan pikiran yang tajam,
cepat, tepat dalam menerima, menanggapi, menentukan sikap dan
berbuat. Bekerja tidak hanya mengandalkan otot saja, akan tetapi otak
juga. Contoh : wirausaha dalam bekerja menggunakan konsep
keilmuan, misalnya penggunaan teknologi tepat,menggunakan konsep
hitung menghitung (matematika), menggunakan bahasa global, pandai
bernegosiasi, berkomunikasi dan mengelola informasi.
4. Kerja Keras
Kerja keras berarti bekerja dengan menggunakan sumber daya secara
optimal, misalnya tenaga, pikiran, dan perasaan dalam menggunakan
waktu, bahan, dana, dan alat. Contoh : seorang penjual kayu bakar yang
rumahnya di pegunungan setiap hari berangkat pagi-pagi buta,
meskipun cuaca masih gelap, kadang-kadang membawa obor penerang
jalan, sesampainya di pasar dengan sabar menawarkan dagangan
sampai laku, kadang kala sampai siang baru laku terjual.
5. Kerja Tuntas
Kerja tuntas adalah kerja yang tidak setengah-setengah dan mampu
mengorganisasikan bagian usaha secara terpadu dari awal sampai akhir
untuk dapat menghasilkan usahanya secara maksimal. Contoh : seorang
pengusaha warung apung dapat mengorganisasikan usahanya alat yang
dibutuhkan, proses pembuatan menu makanan, kemungkinan kerugian
sampai mendapatkan hasil akhir yaitu laba.
4
5. Adanya SDM yang handal dan teknologi tinggi
6. Adanya manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
7. Adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan barang dan
jasa
8. Adanya ketrampilan dan pengalaman bidang usaha
9. Adanya kecocokan minat terhapa usaha
10. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang usaha
Kesimpulan :
5
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Menurut pendapat kalian, jelaskan apa perbedaan wirausaha dan
kewirausahaan?
2. Jelaskan :
a. Tujuan kewirausahaan
b. Asas kewirausahaan
c. Sasaran kewirausahaan!
d. Ruang lingkup kewirausahaan ?
3. Jelaskan motif orang ingin berwirausaha !
4. Sebutkan sikap dan perilaku yang wajib dimiliki oleh seorang wirausaha !
5. Jelaskan perbedaan ketrampilan konsep, ketrampilan teknis, dan human
skill !
6. Jelaskan faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan dalam
berwirausaha !
7. Sebutkan dan jelaskan 10 D karakteristik wirausaha menurut Bygrave !
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
6
BAB 2. ANALISIS PELUANG USAHA
I. KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa
4.2 Menentukan peluang usaha produk barang/jasa
III. MATERI
A. Definisi Peluang Usaha
B. Analisis SWOT
7
dari perusahaan, organisasi maupun individu. Hal ini perlu dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan, mengurangi kelemahan, menjauh dari ancaman,
serta mencari atau membuat peluang. Perlu ditekankan bahwa analisis
SWOT hanya alat analisis untuk melihat situasi yang sedang dihadapi.
8
2. Weakness (kelemahan)
Produksi tergantung pemesanan dari perusahaan dagang
Produksi barang saat tidak ada pesanan akan menjadi kerugian
3. Opportunity (peluang)
Dapat mengembangkan jenis produk tanpa perantara perusahaan
dagang
Memasarkan barang secara online
Dapat menampung tenaga kerja lebih banyak
4. Threats (ancaman)
Bahan baku yang dibutuhkan jarang ada atau langka
Kemungkinan penurunan produksi bila tidak diawasi
Kemungkinan kualitas yang rendah sehingga produk ditolak
pelanggan
9
2. Tugas Individu 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan peluang usaha?
2. Sebut dan jelaskan secara singkat strategi untuk menangkap
peluang usaha!
3. Sebut dan berikan contoh beberapa bidang usaha yang dapat
dijadikan peluang usaha!
4. Sebut dan jelaskan sumber informasi peluang usaha!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis SWOT!
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
10
BAB 3. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)
I. KOMPETENSI DASAR
3.3 Memahami hak atas kekayaan intelektual
4.3 Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual
III. MATERI
A. Dinisi HaKI
Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan
terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur
dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO
(Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian
Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas
kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang
mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi
manusia (human right).
HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif
yang diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk
menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek
yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia.
Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat
kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan
penerapan HaKI. Tujuan dari penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi
kemungkinan melanggar HaKI milik pihak lain, Kedua meningkatkan daya
kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual,
Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan
strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.
Lalu bagaimana apabila karya kita atau milik orang lain tidak
dilindungi? Sudah pasti dipastikan akan terkena pembajakan. Sebegai
11
contoh untuk di dunia pendidikan saat ini marak adanya pembajakan buku.
Pembajakan buku ini makin marak terjadi di masyarakat, banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya pembajakan buku, salah satunya adalah
kurangnya penegakan hukum, ketidaktahuan masyarakat terhadap
perlindungan hak cipta buku, dan kondisi ekonomi masyarakat.
Sudah banyak pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula
yang masih berkeliaran dan tumbuh, seiring tingginya permintaan oleh
masyarakat. Untuk itu butuh kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui
HaKI agar karyanya tidak diambil oleh orang lain. Berikut ini terdapat
macam-macam HaKI.
B. Prinsip-Prinsip HaKI
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif
dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang
akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik
suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan
dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
3. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta
akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
4. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara,
sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya
merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.
12
1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (WTO)
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris
Convention for the Protection of Industrial Property dan Convention
Establishing the World Intellectual Property Organization
7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty
8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap
individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran
kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini
merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik
Indonesia.
D. Klasifikasi HaKI
1. Paten
13
2. Merek
3. Desain Industri
14
4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
5. Rahasia Dagang
6. Indikasi Geografis
7. Folklore
15
karya sastra dan sarana lain untuk mengekspresikan kreativitas yang
umumnya memerlukan sedikit ketergantungan pada teknologi tinggi.
Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta tidak
secara penuh mengakomodasikan dan melindungi folklor penduduk asli.
Ketentuan mengenai perlindungan bagi folklor penduduk asli dalam
Undang-undang Hak Cipta memiliki kekurangan, karena undang-undang
Hak Cipta menentukan syarat-syarat mengenai kepemilikan dan
penciptanya, bentuk utama, keaslian, durasi dan hak-hak dalam karya
derivatif (hak-hak pengalihwujudan). Oleh karenanya batasanbatasan Hak
Cipta sebagai bidang HKI masih belum menempatkan folklor asli untuk
memenuhi syarat elemen bagi perlindungan Hak Cipta.
Pasal 10 undang-undang Hak Cipta mementukan bahwa Negara
memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda
budaya nasional lainnya; dan Negara memegang Hak Cipta atas Folklor dan
hasil kebudayaan rakyat yang menjadi miliki bersama, seperti cerita,
hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian,
kaligrafi dan karya seni lainnya.
Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut, orang
yang bukan Warga Negara Indonesia harus lebih dahulu mendapat izin dari
instansi terkait dalam masalah tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud di atas, akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
16
6. Saya mengubah warna dan jenis huruf pada merek yang saya gunakan dan
sudah didaftarkan di Ditjen HKI. Apakah saya perlu mendaftarkan kembali?
7. Apakah sebuah merek dapat hilang perlindungannya?
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
17
BAB 4. DESAIN/CONTOH DAN KEMASAN PRODUK
I. KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis konsep desain/contoh dan kemasan produk barang/ jasa
4.4 Membuat desain/contoh dan kemasan produk barang/jasa
III. MATERI
18
2. Imam Djati Widodo (2005), desain produk adalah suatu pendekatan
sistematis untuk mengintegrasikan perencanaan produk dan proses
yang berpengaruh, termasuk manufaktur dan pendukungnya.
3. Brutou & Margaret,(2006) desain produk adalah pengembangan
produk (barang) yang dirancang untuk memenuhi kepuasan konsumen.
4. Kotler dan Armstrong (2008), desain produk adalah konsep yang
lebih besar dari sekedar gaya. Gaya bisa menarik perhatian atau
membosankan dan juga gaya hanya mendeskripsikan penampilan
produk. Gaya yang sensasional selain bisa menarik perhatian juga bisa
menghasilkan estetika yang indah, tetapi gaya tersebut belum tentu bisa
membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Sedangkan desain produk
bukan hanya sekedar penampilan luar, desain produk adalah jantungnya
sebuah produk.
5. Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa desain produk adalah
totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan, rasa, dan fungsi
19
C. Kosep Design Produk
Setiap perusahaan yang menghasilkan produk hampir selalu
dihadapkan dengan persaingan dari perusahaan lain. Agar dapat bersaing
secara jangka panjang maka kualitas produk merupakan konsep penting
yang harus dipahami manajemen perusahaan dalam menjalankan
aktifitasnya. Keputusan dalam membuat desain produk berarti juga
keputusan dalam menentukan kualitas produk seperti apa yang akan
dihasilkan oleh perusahaan.
Konsep desain produk secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan (Research & Development)
Penelitian adalah dasar untuk pencarian pengetahuan baru. Meskipun
tidak berpengaruh secara langsung, tetapi berdasarkan penelitian,
produk baru dapat dikembangkan di masa depan. Penelitian dapat
diterapkan untuk mengembangkan produk secara komersial.
2. Rekayasa terbalik
Merupakan proses pembongkaran suatu produk, memahami desainnya
dan mengembangkan suatu produk yang lebih baik daripada yang sudah
ada.
3. Penggunaan sistem perangkat lunak
Digunakan untuk mengembangkan model terkomputerisasi dari produk
baru dan menganalisis parameter desainnya.
4. Pendekatan sistematik untuk integrasi proses desain produk dan
proses pendukung.
Desainer harus memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek
siklus hidup produk, termasuk di dalamnya aspek kualitas, biaya,
jadwal dan kebutuhan konsumen. Untuk itu perlu adanya
pengembangan konsep pasar, desain produk, pengembangan proses
pembuatan, pemilihan dan pengaturan bahan untuk desain baru yang
dilakukan oleh tim berbeda pada saat yang sama. Sehingga menghemat
banyak waktu untuk mengembangkan produk baru. Dalam praktiknya,
berbagai konsep digabungkan dan diterapkan bersama untuk
merancang produk baru.
20
Membuat produk seekonomis mungkin tanpa mengurangi nilai
jual, kualitas dan manfaat produk tersebut.
Meningkatkan pangsa pasar dan menargetkan segmen pasar baru.
2. Manfaat
Konsumen seringkali bersedia membayar lebih mahal untuk
produk/jasa yang terlihat lebih baik dan menawarkan kegunaan yang
lebih besar, fungsionalitas yang lebih baik, dan keberlanjutan. Banyak
konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan pada desain
produk, karena desain produk yang baik mengindikasikan kualitas,
penampilan, kinerja, kemudahan penggunaan, dan keandalannya.
Desain produk memungkinkan diferensiasi produk dan
mengomunikasikan fungsi produk dengan jelas kepada konsumen.
Desain produk dan jasa merupakan faktor penentu kesuksesan
suatu produk/jasa . Menciptakan desain produk/jasa yang baik dapat
membawa banyak manfaat dalam bisnis. Manfaat desain produk antara
lain bisa meningkatkan kinerja, efisiensi, dan nilai produk/jasa, serta
dapat mengurangi biaya dan risiko bagi bisnis Anda.
Dengan desain produk dan jasa yang kreatif dan inovatif.akan
membuatnya lebih menarik dan unik bagi konsumen dan meningkatkan
jangkauan produk/jasa Anda di pasar, sehingga dapat meningkatkan
penjualan dan mempercepat pengembalian investasi Anda. Desain
produk dan jasa yang cermat juga dapat membantu Anda mengurangi
biaya produksi, mengoptimalkan penggunaan bahan, dan
meminimalkan pemborosan.
Dalam merancang produk yang berupa jasa merupakan
tantangan tersendiri karena jasa umumnya mempunyai karakteristik
unik.Desain produk yang berupa jasa merupakan cara perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen, dengan cara
meminimalkan tingkat komplain untuk diantisipasi oleh perusahaan
secara maksimal.
21
F. Standar Design Produk di Indonesia (SNI)
22
memperoleh manfaat langsung atas penerapan SNI suatu produk. Berikut
ini mnafaat SNI untuk berbagai pihak.
1. Produsen
SNI mendorong terciptanya suatu produk dengan standar tertentu, yang
hanya bisa dihasilkan jika proses produksinya memenuhi kriteria
tertentu. Untuk mencapai itu, produsen akan berusaha untuk mencari
proses yang efisien dan efektif, mulai dari pemilihan bahan baku, proses
produksi, sampai dengan pengemasan dan distribusi. Dengan kata lain,
produsen akan terus melakukan inovasi sehingga produk yang
dihasilkannya memiliki daya saing di pasar.
2. Konsumen
Adanya SNI akan membantu konsumen untuk memilih produk yang
berkualitas. Adanya SNI akan membantu konsumen terbebas dari produk
yang berbahaya bagi keselamatan hidup, kesehatan, ataupun lingkungan.
SNI juga membuat konsumen dapat menikmati barang yang sesuai antara
harga dan kualitasnya. Kemudahan menentukan pilihan produk yang
baik dan tidak dapat dilakukan salah satunya dengan memeriksa, apakah
produk-produk tersebut memiliki SNI atau tidak. Terutama untuk
produk-produk yang SNI-nya masih bersifat sukarela.
3. Pemerintah
Adanya SNI membuat pasar di dalam negeri memiliki mekanisme
perlindungan dari serbuan barang-barang asing yang tidak diketahui
kualitasnya. Manfaat yang lain,dengan penerapan SNI yang lebih luas,
maka akan tumbuh dinamika ekonomi baru, di mana para produsen
akan berusaha untuk mendapatkan SNI atas produk mereka, sedangkan
di masyarakat akan tumbuh lebih banyak lembaga sertifikasi produk
yang juga kredibel untuk menilai dan menguji suatu produk.
G. Definisi Kemasan
Kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas
suatu produk yang dilengkapi dengan tulisan, label, keterangan lain yang
menjelaskan isi, kegunaan dan informasi lain yang perlu disampaikan
kepada konsumen.
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik
(gesekan, benturan, getaran).
23
H. Fungsi Kemasan
1. Fungsi sebagai wadah
• Keseragaman ukuran
• Kekuatan/kekokohan
• Penyesuaian produk
• Daya tahan dari kerusakan selama pengangkutan
• Tidak mengkontaminasi produk
• Daya tahan dari pengaruh lingkungan
• Melindungi dari serangan hama
• Tidak beracun
2. Fungsi Melindungi
Melindungi dari gesekan, getaran dan benturan
Melindungi dari air dan debu
Melindungi dari pengaruh lingkungan seperti Suhu, udara, uap air,
sinar UV
Melindungi dari serangan serangga, hewan dan manusia
3. Fungsi identifikasi
• Produk yang dikemas
• Bagaimana menggunakan produk
• Bagaimana menangani produk sebelum dan setelah dibuka
• Expired date
• Ingridient
• Netto
• Nama produsen
• Keterangan halal
• Importir
• Identifikasi dampak lingkungan
4. Fungsi membantu konsumen
Easy to open
How to open
How to store before and after opening
How to handle the empty container
24
Foil
Kain
J. Jenis-Jenis Kemasan
1. Berdasarkan frekuensi pemakaian
Kemasan sekali pakai (disposable)
Contoh: bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-
daunan,karton dus minuman sari buah
Kemasan yang dipakai berulang kali (multi trip)
Contoh : botol minuman,botol kecap, botol sirup berbahan dasar
kaca.
Kemasan tidak dibuang dan tidak dikembalikan
Contoh botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk
tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk
2. Berdasarkan Struktur system kemas
Kemasan primer yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
bersentuhan langsung dengan produk
Kemasan sekunder yaitu kemasan yang fungsi utamanya
melindungi kelompok-kelompok kemasan lain produk dan
kemasan primer
Kemasan tersier/kuarter yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer dan sekunder.
3. Berdasarkan sifat kekakuan
Fleksible yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
Kaku/Rigid yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak
tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari
kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
Semi kaku/semi fleksible yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-
sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol
plastik (susu, kecap, saus)
4. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan
Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga
wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, dan debu.
Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup
Kemasan tahan cahaya (tidak transparan) yaitu wadah yang tidak
bersifat transparan, misalnya kemasan logam,kertas dan foil.
25
Kemasan tahan suhu tinggi yaitu kemasan untuk bahan yang
memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
Kategori Kemasan :
1. Berdasarkan struktur system kemas
2. Berdasarkan sifat perlindungan
3. Berdasarkan frekuensi pemakaian
4. Berdasarkan sifat kekauan
26
Sketsa Kasar Produk :
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan mengapa sebuah usaha perlu membuat desain produk dan
kemasan?
2. Jelaskan tujuan dan manfaat desain produk dan kemasan!
3. Jelaskan jenis-jenis desain produk!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SNI!
5. Jelaskan tujuan SNI
6. Sebutkan 5 contoh produk yang sudah ber-SNI!
7. Sebutkan bahan-bahan penyusun kemasan
8. Jelaskan jenis-jenis kemasan berdasarkan struktur system kemasnya!
9. Sebutkan fungsi kemasan!
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
27
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
28
BAB 5. PROSES KERJA
I. KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
4.5 Membuat alur dan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
III. MATERI
A. Dimensi Proses Kerja
Dalam berwirausaha produk kreatif perlu dibuat sebuah contoh
produk yang akan dijual. Pembuatan contoh produk merupakan kegiatan
yang membutuhkan waktu dan langkah-langkah tertentu dan melalui alur
proses kerja secara rinci dan teliti. Proses pembuatan contoh produk kreatif
dibuat dengan alur yang tepat dan model yang sama akan diproduksi massal
nantinya, atau dengan kata lain sebagai sampel produk keseluruhan.
Contoh produk akan mendukung kreativitas, membantu
pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide, memfasilitasi
pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang penggunaan
contoh produk. Contoh produk yang dibuat dapat mendorong terjadinya
komunikasi dan membantu para wirausaha dengan konsumen dalam
berinteraksi untuk menyempurnakan produk yang dibuat.
29
C. Kelebihan dan kelemahan Proses Kerja Pembuatan Produk
1. Kelebihan
Menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
Pelanggan / klien berpartisipasi aktif dalam pengenbangan sistem,
sehingga hasil perangkat lunak mudah disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Komunikasi yang baik antaral pelanggan dan pengembang.
Pengembang dapat lebih mudah dalam menentukan kebutuhan
pelanggan.
2. Kekurangan Metode Prototype
Proses perencangan dan analisi terlalu singkat.
Biasanya Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Pengembang kadang-kadang membuat kompromi implementasi
dengan menggunakan sistem operasi yang tidak relevan.
C. Alur Kerja dan Pembuatan Contoh Produk
Alur proses kerja pembuatan contoh produk sebagai berikut:
Penetuan Material
Evaluasi
30
Alur kerja sama halnya dengan SOP dalam sebuah lingkup kerja
tertentu yang menjadi pedoman bagi seluruh pelakunya. SOP (Standard
Operating Procedure) adalah suatu dokumen berisi prosedur kerja yang
harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling
efektif.
31
BAB 6. LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA
I. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan contoh
produk barang/jasa
4.6 Membuat lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan contoh produk
barang/jasa
III. MATERI
A. Pengertian dan Fungsi Gambar Kerja
Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja
adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana
dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus
dipahami oleh kedua belah pihak.
Gambar kerja memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi
2. Gambar kerja sebagai pembawa informasi
3. Gambar kerja sebagai penerus maksud dari perancangan dengan tepat
kepada orang-orang yang bersangkutan.
Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana
teknologi dari suatu perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu
gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untuk
diperbaiki ( reparasi ) tetapi gambar diperlukan juga sebagai bahan
informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga
diperlukan penyimpanan, nomor urut gambar dan sebagainya.
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran
diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses masalahnya pertama-
32
tama di analisa dan disintesa dengan gambarnya di teliti dan dievaluasi.
Proses ini di ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang
sempurna.
33
6. Etiket
7. Catatan tambahan
Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan
pembuatan dan perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain
akan menentukan jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari
satu lembar dan mungkin berisi instruksi tertulis yang disebut dengan
spesifikasi. Gambar kerja merupakan cetak biru yang digunakan untuk
pembuatan produk.
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Gambar Kerja)
Buatlah gambar kerja produk dan kemasan dengan tambahan literature
dan mengaitkan dengan materi yang sudah anda pelajari menggunakan
format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok :1.
2.
3.
Nama Produk :
Gambar Kerja Produk :
34
BAB 7. ANALISIS BIAYA PRODUKSI
I. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis biaya produksi contoh produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi contoh produk barang/jasa
III. MATERI
A. Definisi Biaya Produksi
Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk
produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa
yang akan datang bagi organisasi. Sehingga dalam konteks ini dapat
disimpulkan biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan
produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya
yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi.
35
makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada
transjogja dll.
Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead berbeda-beda
dari jenis bidang usahanya. Pada umumnya biaya overhead seputar
biaya peralatan kantor, beban telp, beban listrik dll.
Biaya Produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + biaya overhead
RUMUS
Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variable
TC = FC + VC
36
D. Analisis BEP
Analisis break even point adalah suatu alat atau teknik yang digunakan
oleh manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan
sehingga tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian. Impas
adalah suatu keadaan perusahaan dimana total penghasilan sama dengan
total biaya. Keadaaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil
penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan ketika memproduksi suatu produk. Perhitungan titik impas ini
dapat diperoleh dengan analisis BEP (Break Event Point). Tahapan untuk
menentukan BEP yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan total biaya tetap
2. Menentukan biaya variable per unit
3. Menentukan Harga jual jual per unit
Sehingga BEP dapat dihitung dengan rumus:
37
E. Contoh Perhitungan Biaya Produksi
Simaklah contoh perhitungan biaya produksi di bawah ini!
38
BAB 8. TAHAPAN PRODUKSI
I. KOMPETENSI DASAR
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan contoh produk barang/jasa
4.8 Membuat contoh produk barang/jasa
III. MATERI
A. Konsep Tahapan Produksi
39
diambil dari alam secara langsung. Misalnya, pertanian,
pertambangan, perikanan, dan lain-lain. Produksi sekunder, yaitu
proses produksi dengan menambahkan nilai lebih pada suatu barang
yang ada. Misalnya kayu untuk membuat rumah, baja untuk
membuat jembatan, dan lain-lain.
Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi dengan
memberikan hasil dari keahlian atau jasa. Misalnya, jasa montir, jasa
kesehatan, jasa konsultasi, dan lain-lain.
2. Berdasarkan sifat proses produksi
Proses ekstraktif, yaitu kegiatan produksi dengan mengambil
produk secara langsung dari alam.
Proses analitik, yaitu kegiatan produksi yang melakukan
pemisahan suatu produk menjadi lebih banyak dengan bentuk yang
mirip seperti aslinya.
Proses fabrikasi, yaitu kegiatan mengubah suatu bahan baku
menjadi suatu produk yang baru.
Proses sintetik, yaitu kegiatan menggabungkan beberapa bahan
menjadi suatu bentuk produk. Proses ini disebut juga dengan
perakitan.
3. Berdasarkan jangka waktu produksi
Produksi terus menerus, yaitu produksi yang memakai berbagai
fasilitas untuk menciptakan produk secara terus menerus. Proses ini
umumnya dalam skala besar dan tidak terpengaruh waktu dan
musim.
Produksi terputus-putus, yaitu produksi yang kegiatannya
berjalan dilakukan tidak setiap saat, tergantung musim, pesanan, dan
faktor lainnya.
40
2. Routing atau penentuan alur
3. Scheduling atau penjadwalan
4. Dispatching atau perintah mulai produksi, terbagi lagi menjadi 4
tahap yaitu:
Pembahanan
Pembentukan
Perakitan
Finishing
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai system kerja dan
tahapan pembuatan produk.
1. Planning atau perencanaan
Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat,
berapa jumlah bahan baku, biaya dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap
bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan
pengetahuan yang baik tentang jenis barang produksi dan
kebutuhannya, serta kemampuan produsen. Tahap planning ini
sudah banyak diungkapkan pada bab sebelumnya.
2. Routing atau penentuan alur
Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai
pengolahan awal bahan baku, pembentukan, pemolesan,
penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi.
Namun penetapan alur ini masih bersifat umum hanya bersifat
arahan produksi kemana saja proses yang akan dilalui hingga produk
sampai ke tangan konsumen. Dalam routing harus ditentukan secara
tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan setiap alur.
3. Scheduling atau penjadwalan
Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan
setelah alurnya dibuat. Penjadwalan dilakukan dengan
mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap alur
produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal
utama yang kemudian dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci.
Atau bisa juga dibuat dengan menggunakan time table sehingga
akan jelas proyeksi waktu yang dibutuhkan selama proses prodeksi.
41
Selain itu Scheduling juga berfungsi sebagai patokan pencapaian
proses yang ingin diraih.
42
VI. PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Tugas Kelompok Lanjutan (Tahapan Produksi)
Buatlah tahapan produksi sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat
dengan tambahan literature dan mengaitkan dengan materi yang sudah
anda pelajari menggunakan format di bawah ini.
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
Nama Produk :
Tahapan Produksi :
43
BAB 9. PENGUJIAN PRODUK
I. KOMPETENSI DASAR
3.9 Menentukan pengujian kesesuaian fungsi contoh produk barang/jasa
4.9 Menguji contoh produk barang/jasa
III. MATERI
A. Definisi Dan Tujuan Pengujian Produk
Pengujian produk adalah proses pemastian kualitas sampel produk
terhadap suatu persyaratan standar tertentu. Laporan pengujian hanya
berlaku untuk sampel yang diuji, tidak mewakili keseluruhan produk. Selain
itu pengujian produk juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan
respon langsung terhadap contoh produk dari pelanggan potensial di target
pasar. Tujuan dari pengujian produk yaitu sebagai berikut:
1. Positioning yang lebih tepat
Dengan dilakukannya uji coba terhadap strategi yang
digunakan, Anda akan dapat melihat lebih jelas penempatan produk
seperti apa yang perlu ditekankan di hadapan pasar yang menjadi target
Anda. Hal ini akan membuat strategi yang Anda lakukan menjadi lebih
efektif dan tidak salah sasaran.
2. Kelebihan dan kekurangan produk akan terukur dari awal
3. Melihat peluang di antara competitor
4. Mengeliminasi asumsi
5. Pengetahuan yang lebih mendalam mengenai audiens
B. Metode-Metode Pengujian
Metode pengujian produk terdiri dari:
1. Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep dengan menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab
2. Memilih Populasi Survei yang mencerminkan target pasar yang
sebenarnya.
3. Memilih Format Survei seperti interaksi langsung maupun telepon,
email atau internet
44
4. Mengkomunikasikan Konsep dalam bentuk uraian verbal, sketsa, foto
dan gambar dan lain-lain
5. Mengukur Konsep Pelanggan dengan meminta pelanggan memilih
salah satu dari dua atau lebih konsep alternatif.
6. Menginterpretasikan Hasil yang hasilnya dapat dilakukan secara
langsung
7. Merefleksikan Hasil dan Proses untuk memperoleh umpan balik dari
pelanggan potensial.
45
2. Pengujian Preference And Satisfaction Testing (Prefrensi Dan
Kepuasan)
Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang
dalam rencana pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal.
Secara umum terdapat du acara utaa yang dibutuhkan dalam tipe
pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan
sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka
diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan prefrensi dan kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan blind test
yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan
berbagai macam alternative produk tanpa mengetahui nama merk atau
produsennya.
3. Simulated Test Markets Atau Laboratory Test Markets
Yaitu prosedur riset pemasarn yang dibuat untuk memberikan
gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa
diharapkan dari produk tersebut.
4. Test Markets
Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual di
wilayah terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan
pasar dimana produk itu nantinya akan dijual.
Hasil Pengujian :
46
BAB 10. ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL
I. KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis perencanaan produksi massal
4.10 Membuat perencanaan produksi massal
III. MATERI
A. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha dan Produksi Masaal
Perencanaan usaha yaitu proses penentuan visi, misi dan tujuan,
strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan
untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu. Persencanaan usaha ini
mencakup beberapa aspek salah satunya adalah aspek perencanaan produk
dan perencanaan produksi.
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan
menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Perusahaan harus
memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi,
perubahan harga dan promosi. Sedangkan perencanaan dan pengendalian
produksi dapat diartikan sebagai aktifitas merencanakan dan
mengendalikan material masuk, proses, dan keluar dari sistem produksi
sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat,
waktu penyerahan yang tepat dan biaya produksi yang minimum
Produksi massal adalah produksi dari suatu produk dalam jumlah
besar dengan menggunakan metode padat modal yang berkesinambungan.
Produksi masal juga dapat diartikan metode memproduksi barang dalam
jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang
murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya
dalam jumlah yang besar dan telah distandarisasi. Tahap perencanaan
produksi massal harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan
47
langkah-langkah tersebut. Kemudian rencana tersebut dilaksanakan pada
tahap implementasi dan tahap pengendalian. Perhatian utama dari
kegiatan tersebut adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai
target yang direncanakan.
Berikut ini aspek-aspek yang saling berkaitan dalam perencanaan
produksi.
1. Perencanaan Produksi
Hal ini dilakukan dengan tujuan mengadakan persiapan yang sistematis
bagi proses produksi yang akan di jalankan. Adapun beberapa unsur
yang biasa di bahas saat tahapan perencanaan ini antara lain :
Jenis barang yang diproduksi
Kualitas barang
Jumlah barang
Bahan baku
Dan pengendalian produksi
2. Pengendalian Produksi
Tujuan dari pengendalian produksi adalah menyusun proses kerja yang
perlu dilakukan agar proses produksi dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan pengendalian
produksi antara lain
3. Pengawasan Produksi
Setelah perencanaan dan proses kerja telah tersusun, maka tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengawasan agar proses produksi yang
berjalan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara
lain :
Menetapkan kualitas
Menetapkan standar barang atau jasa
Memastikan pelaksanaan produksi tepat waktu
48
Fungsi perencanaan produksi sebagai berikut:
49
Nama Produk :
Perencanaan Produksi :
Pengendalian Produksi :
Pengawasan Produksi :
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi!
2. Sebutkan aspek apa saja yang terdapat dalam pengendalian
produksi!
3. Jelaskan tujuan dan manfaat perencanaan produksi bagi seorang
wirausahawan!
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
50
BAB 11. INDIKATOR KEBERHASILAN PRODUKSI MASSAL
I. KOMPETENSI DASAR
3.11 Menentukan indikator keberhasilan tahapan produksi massal
4.11 Membuat indikator keberhasilan tahapan produksi massal
III. MATERI
A. Keberhasilan Terhadap Produksi Masal
B. Indikator Keberhasilan
51
menggunakan indikator. Indikator adalah sebuah ukuran dari suatu kondisi
yang sudah atau sedang berlangsung. Menentukan indikator akan
mempermudah penilaian sebuah kegiatan, terlepas dari pihak manapun yang
menilai kegiatan tersebut. Produktivitas sebagai rasio keluaran (output)
terhadap masukan (input) yang bertujuan untuk menilai kinerja proses
produksi. Pengukuran keberhasilan dalam pelaksanaan produksi meliputi
hal hal di bawah ini:
1. Produktivitas
2. Kapasitas
3. Kecepatan pengiriman
4. Kualitas
5. Kecepatan proses
6. Fleksibilitas
52
BAB 12. PRODUKSI MASSAL
I. KOMPETENSI DASAR
3.12 Menerapkan proses produksi massal
4.12 Melakukan produksi massal
III. MATERI
A. Definisi Produksi Massal
Produksi massal adalah produksi suatu produk dalam jumlah yang
sangat besar dengan menggunakan metode produksi padat modal secara
berkesinambungan. Produksi massal secara husus ditemukan dalam
industry di mana produk yang ditawarkan distandarisasi secara teliti
sehingga memungkinkan mesin-mesin dan proses-proses yang otomatis
menggantikan peran tenaga kerja. Industry produksi massal biasanya
ditandai dengan pemusatan penjual (seller concentration) tingkat tinggi,
persyaratan masuk (conditions of entry) yang sulit dan penggunaan skala
ekonomi yang menghasilkan unit biaya penawaran yang rendah.
Sedangkan menurut sumber Wikipedia, produksi massal, juga
dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, yang
merupakan sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar,
termasuk dan terutama pada lini perakitan. Istilah produksi
massal dipopulerkan oleh suplemen artikel 1926 di Encyclopædia
Britannica yang didasarkan pada korespondensi dengan Ford Motor
Company. Konsep produksi massal bisa diterapkan untuk berbagai jenis
produk, dari cairan dan partikel-partikel ditangani dalam jumlah besar
(seperti makanan, bahan bakar, bahan kimia, dan ditambang mineral)
sampai bagian-bagian padat yang kecil-kecil (seperti pengencang) ke
perakitan bagian-bagian kecil tersebut (seperti peralatan rumah
tangga dan mobil). Produksi massal adalah bidang yang beragam, tetapi
umumnya dapat dibandingkan dengan produksi
kerajinan atau didistribusikan manufaktur. Beberapa teknik produksi
massal, seperti standar ukuran dan lini produksi, mendahului masa Revolusi
53
Industri berabad-abad lamanya; namun, pengenalan mesin alat-alat dan
teknik-teknik untuk menghasilkan bagian-dipertukarkanlah yang
dikembangkan di pertengahan abad ke-19 modern produksi massal bisa
terlaksana dengan benar.
54
B. Tugas Individu
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan produksi massal!
2. Sebutkan ciri-ciri produksi massal!
3. Apa saja tahapan yang dapat dilalui ketika sebuah wirausaha melakukan
kegiatan produksi massal
4. Sebutkan jenis produk apa saja yang layak diproduksi secara massal!
V. RUBRIK PENILAIAN
Kriteria jawaban tiap nomor soal Skor
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban dan dapat 5
menjelaskan jawabannya secara runtut.
Siswa menyebut semua kunci pokok jawaban, namun belom 4
dapat menjelaskan dengan baik dan runtut.
Siswa menyebutkan sebagian kunci pokok jawaban dan dapat 3
memberikan penjelasan.
Siswa hanya mampu memberikan kunci pokok jawaban tanpa 2
penjelasan.
Siswa tidak menjawab. 0
55