Anda di halaman 1dari 37

Bab 6.

Termodinamika

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 162


Peta Konsep

Hukum Pokok Hukum Hukum Hukum Hukum


Hidrostatika Archimedes Pascal Bernoulli Stokes

Tekanan
hukum terkait Gaya
Kedalaman
Luas
Hukum eksperimen besaran
TERMODINAMIKA Volume
Archimedes sederhana terkait
Massa
jenis
perhitungan konsep Debit
terkait terkait
Viskositas

Laju Mengapung, Tekanan Tekanan


Debit melayang, tenggelam Viskositas
Fluida Hidrostatis Udara

Kompetensi Pengetahuan
3.12. Menerapkan hukum-hukum termodinamika
Kompetensi Keterampilan
4.12. Menunjukkan cara kerja alat sederhana yang berhubungan dengan termodinamika.

Langkah-langkah Pembelajaran untuk Peserta Didik


 Peserta didik menyimak informasi mengenai termodinamika.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan konsep-konsep termodinamika beserta
penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
 Peserta didik menunjukkan konsep-konsep termodinamika beserta penerapannya dalam teknologi dan
kehidupan sehari-hari
 Peserta didik menerapkan konsep termodinamika dalam bab ini menggunakan hubungan matematis.
 Peserta didik mempelajari makna fisis dari setiap hukum dalam konsep termodinamika.
 Peserta didik menyaji hasil pengamatan mengenai hukum yang berkaitan dengan termodinamika dalam
eksperimen sederhana.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 163


Bab 6

Termodinamika

(http://www.upsbatterycenter.com)

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata „termodinamika‟? Secara etimologi, kata
termodinamika berasal dari kata dalam bahasa Yunani θέρμη therme, berarti panas/kalor, dan δύναμις
dynamis, berarti daya. Termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari pengaruh perambatan panas
dan usaha terhadap suatu material atau lingkungan. Di sini, akan dipelajari bagaimana perambatan panas dan
usaha terhadap suatu material atau lingkungan. Terdapat dua kata penting di sini, „panas‟ dan „usaha‟. Apa
bedanya? Dalam fisika, keduanya memiliki satuan yang sama, yakni joule (J). Panas: merupakan proses
perpindahan enregi dengan melibatkan perbedaan suhu, sedangkan usaha: adalah proses perpindahan energi
tanpa melibatkan perbedaan suhu.

Termodinamika adalah salah satu bagian dari studi fisika yang mempelajari hukum-hukum dasar yang
dipatuhi oleh suhu dan kalor. Secara definisi, terdapat tiga komponen dalam kajian termodinamika: sistem,
lingkungan, dan batas. Sistem termodinamika merupakan wilayah makroskopik alam semesta, yang
dipelajari menggunakan prinsip-prinsip termodinamika. Lingkungan merupakan semua ruang di alam
semesta di luar sistem termodinamik. Batas merupakan permukaan tertutup dua dimensi (riil maupun
imajiner) yang menyelimuti atau menutupi volume atau wilayah dari sistem termodinamik.

Pada awal-awal pembahasan di bab ini, kita akan meninjau termodinamika menggunakan teori kinetik
gas. Teori kinetik gas merupakan teori yang menjelaskan gas dalam sebuah wadah, sebagai sejumlah besar
partikel-partikel kecil (atom atau molekul), yang bergerak sangat cepat dan konstan, dalam arah yang acak.
Singkatnya, teori kinetik gas menjelaskan sifat-sifat makroskopik gas (tekanan, suhu, volume) dengan
meninjau sifat-sifat mikroskopisnya (komposisi dan gerak molekul).

6.1. Definisi Gas Ideal dan Ciri-cirinya


Teori kinetik gas akan meninjau sistem termodinamika berupa gas memenuhi sifat-sifat sebagai
berikut:
(1) Jumlah partikel sangat banyak dan tidak terjadi interaksi.
(2) Partikel gas bergerak konstan, acak dan sangat cepat.
(3) Ukuran partikel dapat diabaikan jika dibandingkan dengan volume wadah.
(4) Tumbukan antar partikel bersifat lenting sempurna.
(5) Partikel gas tersebar merata dalam wadah.
(6) Berlaku hukum Newton tentang gerak.
Gas yang memenuhi sifat-sifat di atas disebut sebagai gas ideal. Pada kenyataannya, sejauh ini belum
ditemukan gas yang tergolong ideal, melainkan „mendekati‟ sifat ideal. Gas dengan tekanan sangat rendah
(lebih kecil dari 1 atm) dan suhu tidak mendekati titik cair gas akan memiliki sifat yang mendekati gas ideal.
Parameter kedekatan terhadap sifat gas ideal dapat diketahui menggunakan suatu persamaan yang disebut
sebagai persamaan keadaan gas ideal yang akan kita bahas dalam topik berikutnya di bab ini.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 164


6.2. Persamaan Keadaan Gas Ideal
Persamaan gas ideal merupakan persamaan matematis yang menggambarkan keadaan suatu gas ideal.
Keadaan tersebut ditinjau dari sejumlah besaran: tekanan (p), volume (V), suhu mutlak (T), dan jumlah mol
(n). Sekali lagi, persamaan matematis ini hanya dapat dipenuhi oleh gas ideal.
Dalam perumusannya, persamaan keadaan gas melibatkan pemikiran dari sejumlah tokoh yakni
Robert Boyle, Joseph Louis Gay – Lussac dan Jacques Alexandre Cesar Charles. Namun sebelum membahas
lebih jauh tentang Persamaan Keadaan Gas Ideal, sangat penting untuk memahami dulu konsep mol, massa
molekul, dan jumlah partikel.

 Mol, Massa Molekul, dan Jumlah Partikel

Mol
Untuk memahami mol dan masa molekul, kita harus mengetahui apa yang dikenal sebagai Bilangan
Avogadro ( . Bilangan Avogadro merupakan jumlah atom karbon (partikel) dalam 12 g C-12 yakni 6,022
x 1023. Bilangan inilah yang akan digunakan untuk mendefinisikan satuan ukuran banyaknya zat yang
dikenal sebagai mole (disingkat mol).
Satu mol adalah banyaknya zat yang mengandung sejumlah N A molekul (partikel).
Atau dapat dinyatakan sebagai
Bilangan Avogadro = NA = 6,022 x 1023 molekul setiap mol.

Massa molekul (atau massa atom)


Massa molekul (Mr) adalah massa dalam kilogram dari satu kilomol zat. Sedangkan massa atom (m0) adalah
massa dalam kilogram dari sebuah atom. Hubungan antara massa sebuah atom (m0) , massa molekul (Mr)
dan Bilangan Avogadro (NA) dinyatakan sebagai

(6.1)

Sedangkan hubungan antara massa total zat (m), jumlah mol (n), dan massa total zat (Mr) adalah
(6.2)

Dengan:

Jumlah partikel
Banyaknya partikel merupakan hasil kali banyaknya mol zat dengan Bilangan Avogadro, yang dapat
diungkapkan sebagai
(6.3)

Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 165


 Hukum Boyle

Hukum Boyle menyatakan:

“Jika suhu (T) gas yang berada dalam wadah tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, tekanan (p) gas
berbanding terbalik dengan volumenya (V)”

Secara matematis, pernyataan di atas diungkapkan sebagai


(6.4)

(6.5)
Dengan c = konstan = tetap, maka persamaan (6.5) dapat dinyatakan sebagai
(6.6)
Dengan:

 Hukum Charles – Gay Lussac

Hukum Charles – Gay Lussac menyatakan:


“Jika tekanan (p) gas yang berada dalam wadah tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, volume (V) gas
berbanding lurus dengan suhu mutlaknya (T)”

Secara matematis diungkapkan sebagai,


(6.7)

(6.8)

Dengan c = konstan = tetap, maka persamaan (6.8) dapat dinyatakan sebagai

(6.9)

Dengan:

 Persamaan Boyle – Gay Lussac

Hukum Boyle pada persamaan (6.5) dan Hukum Charles – Gay Lussac pada persamaan (6.8) dapat
dipadukan sehingga menghasilkan Persamaan Boyle – Gay Lussac yang dinyatakan sebagai
(6.10)

Dengan c = konstan = tetap maka persamaan (6.10) dapat dinyatakan sebagai

(6.11)

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 166


Contoh soal dan penyelesaian 6.1

1) Sebuah tabung tertutup berisi 2 liter gas oksigen pada suhu 27oC dengan 10 Pa. Jika volume gas
dinaikkan menjadi 4 L dengan suhu tetap, berapa tekanan gas tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.11),

2) Berapa suhu yang diperlukan agar gas argon yang semula bertekanan 2 Pa, volume 4 liter pada suhu
27oC volumenya menjadi 3 L dengan tekanan 3 Pa?

Penyelesaian:

Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.11),

Jadi, suhu yang diperlukan adalah 337,5 K atau 64,5 oC.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 167


Persamaan Keadaan Gas Ideal
Kita ingat, bahwa persamaan-persamaan keadaan gas pada pembahasan terdahulu, berlaku untuk gas
ideal berada dalam wadah tertutup (tidak bocor). Hal ini berarti bahwa massa gas adalah tetap. Jika massa
tetap, maka jumlah mol (n) juga akan tetap. Jumlah mol yang tetap, ketika dikalikan dengan suatu tetapan,
juga akan menghasilkan nilai yang tetap. Dan tetapan tersebut adalah tetapan umum gas (R). Jika kita
nyatakan secara matematis, maka
(6.12)
Sehingga persamaan (6.10) dapat dinyatakan sebagai

(6.13)

atau (6.14)
(6.15)
Dengan:

Persamaan keadaan gas ideal pada persamaan (6.15) dapat dinyatakan dalam besaran massa.
Dengan mensubstitusi persamaan (6.2) ke persamaan (6.15), maka

(6.16)

Selain itu, persamaan keadaan gas ideal dapat pula dinyatakan dalam besaran banyaknya partikel.
Dengan mensubstitusikan persamaan (6.3) ke dalam persamaan (6.15), maka

(6.17)

( ) (6.18)

( ) apan

Sehingga persamaan (6.18) dapat dinyatakan sebagai

(6.19)
Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 168


Contoh soal dan penyelesaian 6.2

1) Sebuah sistem gas ideal tercatat memiliki tekanan 152 cmHg, dengan volume 0,5 cm 3 dan jumlah mol 50
mol. Berapa suhu sistem gas tersebut? (R =

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.15),

Jadi, suhu sistem gas tersebut adalah 2,4 x 10-4 K.

2) Sebanyak 24,088 x1023 molekul gas hidrogen memiliki volume 3 L. Berapa tekanan gas tersebut pada
suhu 57oC? (k = 1,38 x 10-23 J/K)

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.19),

Jadi, tekanan gas tersebut adalah 3656,5x103 Pa.

6.3. Tekanan dan Energi Kinetik Gas Ideal


Jika kita ingat kembali tentang sifat-sifat gas ideal pada pembahasan terdahulu, maka secara sederhana
dapat kita pahami bagaimana terjadinya fenomena tekanan yang diberikan oleh gas ideal. Tekanan yang
dimaksud dalam hal ini adalah tekanan yang diberikan oleh gas ideal terhadap dinding wadahnya. Kita tahu,
bahwa dalam teori kinetik gas, tinjauan dilakukan pada aspek mikroskopik gas (dalam hal ini adalah partikel
gas). Sehingga, tekanan yang diberikan gas kepada dinding wadahnya merupakan akumulasi dari benturan-
benturan partikel gas terhadap dinding wadahnya. Singkatnya, secara matematis tekanan tersebut
diungkapkan sebagai

̅ ( ) (6.20)

( ̅ )( ) (6.21)

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 169


Kita tahu, bahwa komponen ̅ dari persamaan (6.21) merupakan bentuk dari energi kinetik ( .
Sehingga dari persamaan (6.21) dapat dinyatakan hubungan antara tekanan dan energi kinetik menggunakan
persamaan berikut
̅̅̅ ( ) (6.22)

Dengan:

̅
̅̅̅̅

Contoh soal dan penyelesaian 6.3


1) Gas 12044 L memiliki massa molekul 3x10 -25 kg, dengan jumlah partikel 24,088x1023. Jika kecepatan
gerak molekul rata-ratanya 2x108 m/s, berapa tekanan gas tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.20),


̅ ( )

Jadi, tekanan gas tersebut adalah 8 x 1014 Pa.

2) Berapa tekanan yang dihasilkan dari 1,605 L gas dengan 72,264x10 23 partikel yang memiliki energi
kinetik rata-rata sebesar 900 J?

Penyelesaian:
Diketahui:

̅̅̅

Ditanya:

Dari persamaan (3.22),


̅̅̅ ( )

( )

Jadi, tekanan gas tersebut adalah 27014,5 x 1026 Pa.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 170


6.4. Suhu dan Energi Kinetik Rata-rata Gas Ideal
Persamaan-persamaan yang telah dibahas sebelumnya, dapat pula digunakan untuk memperoleh
hubungan antara suhu dan energi kinetik rata-rata dari gas ideal.
Kita tinjau persamaan (6.19)

(6.23)

Kita ingat dari persamaan (6.22)


̅̅̅ ( )

Jika nilai p pada persamaan (6.22) disubstitusi dengan nilai p pada persamaan (6.23), maka
̅̅̅ ( ) (6.24)

̅̅̅ (6.25)

Sehingga diperoleh hubungan antara suhu dan energi kinetik dengan persamaan

̅̅̅ (6.26)

Dengan:
̅̅̅

Ingat! Persamaan (6.26) hanya berlaku untuk gas monoatomik. Gas monoatomik adalah gas yang
molekulnya terdiri dari atom-atom tunggal. Misal: He, Ne, Ar.

Contoh soal dan penyelesaian 6.4


1) Gas helium pada volume tertentu berada pada suhu 27 oC. Berapa energi kinetik rata-rata partikel gas
tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya: ̅̅̅

Dari persamaan (6.26),


̅̅̅

2) Pada suhu berapa suatu sistem gas monoatomik memiliki energi kinetik rata-rata 4,14 x 105 J?
Penyelesaian:
Diketahui:
̅̅̅

Ditanya:

Dari persamaan (6.26),


̅̅̅

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 171


6.5. Energi Dalam
Jika energi kinetik rata-rata merupakan energi kinetik yang dimiliki oleh masing-masing partikel,
maka energi dalam adalah hasil penjumlahan energi kinetik yang dimiliki oleh seluruh partikel gas dalam
suatu sistem tertentu. Secara matematis, energi dalam diungkapkan sebagai
̅̅̅ (6.27)
Dengan:

̅̅̅
Sebagaimana dinyatakan oleh persamaan (6.27), energi dalam sangat dipengaruhi oleh jumlah
partikel (dalam hal ini adalah atom). Hal ini mengakibatkan atom penyusun dari suatu molekul gas ideal
harus diperhitungkan. Berikut ini adalah jenis-jenis gas berdasarkan atom yang menyusun molekulnya:
(1) Gas monoatomik: gas yang molekulnya terdiri dari atom-atom tunggal. Partikel gas jenis ini dapat
melakukan gerak berupa gerak translasi (bergeser). Contoh: He, Ne, dan Ar.
(2) Gas diatomik: gas yang molekulnya terdiri dari atom-atom ganda. Partikel gas jenis ini dapat melakukan
gerak berupa gerak translasi dan rotasi (berputar). Contoh: O 2, N2, Cl2, H2, F2, I2, dan Br2.
(3) Gas poliatomik: gas yang molekulnya terdiri dari atom-atom banyak (lebih dari dua). Partikel gas jenis
ini dapat melakukan gerak translasi, rotasi, dan vibrasi (bergetar). Contoh: P4, S8, dan Se8.
Berikuti ini adalah bentuk-bentuk persamaan energi dalam berdasarkan jenis partikel gasnya.
Jenis gas Persamaan

Monoatomik (6.28)

Diatomik (6.29)

Dengan:

Contoh soal dan penyelesaian 6.5

1) Sebanyak 15x1023 partikel gas Ar berada pada suhu 300 K. Hitung energi dalam gas tersebut!
(k = 1,38 x 10-23 J/K)

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.28),

Jadi, energi dalam sistem gas tersebut adalah 9315 J.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 172


2) Berapa energi dalam yang dimiliki 36 mol gas H 2 pada suhu 227oC?
(R = 8,314 J/mol.K)

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.29),

Jadi, energi dalam sistem gas tersebut adalah 374130 J.

6.6. Hukum Termodinamika: Nol, I, II dan III

 Usaha, Kalor, dan Energi


Sebelum membahas hukum Termodinamika, penting untuk memahami terlebih dahulu konsep
usaha, kalor dan energi.
 Usaha: ukuran energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya.
Secara matematis, usaha merupakan hasil perkalian antara gaya F dan perpindahan s, yakni .
Ketika dikaitkan dengan tekanan p, dan luas alas bidang tekan A, dengan hubungan F = pA. Maka
(6.30)

Karena A.s sama dengan perubahan volume gas, , maka persamaan (6.30) dapat
dinyatakan sebagai
(6.31)
(6.32)
Dengan:

Catatan: persamaan (6.32) berlaku untuk sistem dengan tekanan tetap.


 Energi mekanik (kinetik maupun potensial): energi yang dimiliki akibat gerak (kinetik) dan
kedudukannya (potensial).
 Kalor: perpindahan energi akibat perbedaan suhu atau perubahan wujud zat.
 Energi dalam: jumlah total energi kinetik dari seluruh partikel. (Penting: hal ini karena gaya
antarmolekul pada gas ideal diabaikan, sehingga energi potensial molekul-molekulnya adalah nol).
Ketika terjadi perubahan energi dalam, maka fenomena tersebut dapat dinyatakan secara matematis
sebagai:
(6.33)
Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 173


Contoh soal dan penyelesaian 6.6

1) Suatu sistem gas berada pada tekanan 500 Pa. Jika gas tersebut mengalami perubahan volume dari 1,5 x
10-5 m3 menjadi 1,25 x 10-5 m3. Berapa usaha yang dikenakan pada sistem gas tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.31),

( )

Jadi, usaha yang dikenakan pada sistem gas tersebut adalah 125 x 10 -5 J.

2) Berapa tekanan gas terhadap wadahnya ketika gas tersebut memberikan usaha sebesar 500 J hingga
volumenya mengalami pertambahan sebesar 0,025 mL?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.32),

Jadi, tekanan gas adalah 20 x 109 Pa.

 Hukum ke Nol Termodinamika

Hukum ini meletakkkan konsep suhu pada dasar yang kokoh. Hukum ini menyatakan bahwa:

“Bila dua sistem berada dalam kesetimbangan termal, maka keduanya mempunyai suhu yang sama, bila tak
berada dalam kesetimbangan termal maka keduanya mempunyai suhu yang berbeda.”

Untuk lebih mudah memahami, perhatikan ilustrasi berikut.


Tinjau 3 sistem A, B dan C, Fakta eksperimental : bila sistem A berada dalam kesetimbangan termal dengan
sistem B, dan sistem B juga berada dalam kesetimbangan termal dengan C maka A ada dalam
kesetimbangan dengan C. Secara ringkas, dapat diungkapkan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 174


 Hukum I Termodinamika

Hukum I Termodinamika menjabarkan tentang hukum kelestarian energi. hukum ini mengemukakan
bahwa energi yang berada dalam suatu sistem tertentu, tidak hilang, melainkan hanya berpindah maupun
berubah bentuk. Misalkan dari energi panas menjadi usaha, maupun sebaliknya. Hukum I Termodinamika
menyatakan bahwa:

“Perubahan energi dalam suatu sistem termodinamik tertutup sama dengan selisih antara kalor yang
diberikan lingkungan terhadap sistem dan usaha yang diberikan sistem terhadap lingkungannya”

Secara matematis, hukum pertama Termodinamika diungkapkan sebagai


(6.34)
Dengan:

Berikut ini adalah ketentuan yang harus diperhatikan sebelum melakukan perhitungan menggunakan
persamaan (6.34).
 Jika sistem memberikan usaha  W = (+)
 Jika sistem menerima usaha  W = (-)
 Jika sistem memberikan panas  Q = (-)
 Jika sistem menerima panas  Q = (+)

Contoh soal dan penyelesaian 6.7

1) Hitung perubahan energi dalam sistem gas, jika:


a. Gas menerima kalor 800 kalori dan melakukan usaha 680 J;
b. Gas menerima kalor 400 kalori dan lingkungan memberikan usaha pada gas sebesar 1000 J;
c. Gas melepaskan kalor 1600 kalori pada volume konstan.
Petunjuk:
Jika gas diproses pada volume konstan, maka V = 0, sehingga W = 0.

Penyelesaian:
Diketahui:
a.

b.

c.

Ditanya:

Dari persamaan (6.34),

a.
b.
c.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 175


 Hukum II Termodinamika

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi adalah lestari. Hal tersebut dapat terjadi di
semesta, dan tidak semuanya teramati. Misalkan, ketika benda panas diletakkan bersentuhan dengan benda
dingin, maka kalor mengalir dari benda panas ke benda yang dingin. Namun, hal itu tidak terjadi sebaliknya
secara spontan. Kebanyakan peristiwa perindahan panas tersebut tidak terjadi secara timbal balik. Hal inilah
yang dinyatakan oleh R.J.E. Clausius, yang kemudian dikenal sebagai hukum kedua termodinamika. Hukum
kedua termodinamika menyatakan
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak mengalir
secara spontan dari benda dingin ke benda panas”
Prinsip inilah yang kemudian mendasari adanya mesin kalor. Mesin kalor merupakan alat yang
mengubah energi termal menjadi kerja mekanik.

Hukum kedua termodinamika berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik.
Konversi energi panas menjadi energi mekanik melibatkan suatu sistem yang disebut sebagai mesin kalor.
Hukum kedua termodinamika memaparkan bagaimana karakter dasar yang dimiliki oleh suatu mesin kalor.
Hukum ini terdiri dari dua formulasi yang dirumuskan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius.
Formulasi pertama adalah formulasi Kelvin-Planck. Formulasi Kelvin-Planck merumuskan tentang
efisiensi suatu mesin kalor dalam mengkonversi (mengubah) energi panas menjadi energi mekanik.
Formulasi ini menyatakan:

“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha
mekanik.”

Singkatnya, tidak ada cara untuk mengubah energi panas dari suatu sumber seluruhnya menjadi energi
mekanik, tanpa adanya energi yang terbuang.

Formulasi kedua adalah formulasi Clausius yang dirumuskan oleh Rudolf Clausius. Formulasi ini
merumuskan tentang proses perpindahan kalor dari benda dingin ke benda panas secara spontan. Formulasi
ini menyatakan:

“Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata
memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”

Contoh kasus dari formulasi ini, misalkan adalah tidak ada mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
dapat membekukan air dan menggunakan energi yang dibebaskan dari proses pembekuan ini untuk
mendidihkan lebih banyak air tanpa melibatkan lingkungan (misal: diperlukannya energi listrik dari
lingkungan).

6.7. Proses dan Siklus Termodinamika

Hal yang perlu diingat adalah proses dan siklus termodinamika terjadi dalam ruang tertutup. Sehingga,
baik proses maupun siklus termodinamika berjalan dalam sistem tertutup dan tanpa adanya pengaruh dari
lingkungan.
 Proses Termodinamika
Proses termodinamika merupakan proses terjadinya perubahan variabel-variabel keadaan gas ideal
dengan membuat salah satu variabelnya berada dalam keadaan tetap. Sehingga, secara matematis, seluruh

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 176


perubahan tersebut akan dinyatakan dengan mengacu pada persamaan (6.15) yakni persamaan keadaan gas
ideal

Keadaan pada tiap proses akan digambarkan dalam grafik p – V (tekanan – volume), persamaan keadaan
yang memenuhi, dan rumus usaha dari proses terkait.
(1) Proses Isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Proses ini digambarkan
menggunakan grafik p – V berikut
p
Tekanan

V
V1 V2
Volume
Gambar 6.1 Grafik p – V pada proses isotermal. Area yang
diarsir menggambarkan usaha yang dilakukan gas

Secara matematis, dengan mengacu pada persamaan keadaan gas ideal (6.15) penurunan persamaan
keadaannya adalah

dengan n, R, dan T tetap, maka


Sehingga, diperoleh persamaan keadaan gas untuk proses isotermal
(6.35)
Dengan:

Usaha yang dilakukan gas digambarkan pada area yang diarsir, yang secara matematis dirumuskan
sebagai
( ) (6.36)

Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 177


Contoh soal dan penyelesaian 6.8

1) Gas ideal diproses secara isotermal dari 2 m3 menjadi 10 m3, jika tekanan akhir gas 5 Pa, berapa tekanan
awalnya?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.35),

2) Berapa usaha yang dibutuhkan pada 1000 mol gas He pada suhu 27 oC, sehingga volume berubah dari 0,1
m3 menjadi 0,8 m3?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.36),


( )

( )

(2) Proses Isokhorik


Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan keadaan gas pada volume tetap. Proses ini
digambarkan menggunakan grafik p – V berikut
p
p2
Tekanan

p1
V
V
Volume
Gambar 6.2 Grafik p – V pada proses isokhorik. Usaha pada proses isokhorik
bernilai nol.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 178


Secara matematis, dengan mengacu pada persamaan keadaan gas ideal (6.15) penurunan persamaan
keadaannya adalah

dengan n, R, dan V tetap, maka = tetap

Sehingga, diperoleh persamaan keadaan gas untuk proses isotermal

(6.37)

Dengan:

Usaha yang dilakukan gas pada proses isokhorik adalah nol, yang berarti tidak ada usaha yang
dilakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya perubahan volume yang dialami oleh gas, sebagaimana
diilustrasikan pada grafik di Gambar 6.2.

Contoh soal dan penyelesaian 6.9

1) Sistem gas ideal diproses secara isokhorik, dari suhu 300 K hingga naik menjadi 1200 K. Jika tekanan
akhir gas 20 Pa, berapa tekanan awalnya?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.37),

2) Berapa suhu akhir gas He jika suhu awalnya 500 K, dan diproses dengan volume tetap, dengan tekanan
awal 12,5 Pa dan tekanan akhir 25 Pa?
Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.37),

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 179


(3) Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap. Proses ini digambarkan
menggunakan grafik p – V berikut
p
1 2

Tekanan

V
V1 V2
Volume
Gambar 6.3 Grafik p – V pada proses isobarik. Area yang
diarsir menggambarkan usaha yang dilakukan gas

Secara matematis, dengan mengacu pada persamaan keadaan gas ideal (6.15) penurunan persamaan
keadaannya adalah

dengan n, R, dan p tetap, maka = tetap

Sehingga, diperoleh persamaan keadaan gas untuk proses isotermal

(6.38)

Dengan:

Usaha yang dilakukan gas digambarkan pada area yang diarsir, yang secara matematis dirumuskan
sebagai
(6.39)
(6.40)
Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 180


Contoh soal dan penyelesaian 6.10

1) Berapa volume awal gas yang dibutuhkan agar memuai menjadi 3,5 m 3 ketika diproses pada tekanan
tetap dari suhu 300 K hingga naik menjadi 700 K?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.38),

2) Berapa usaha yang diperlukan pada tekanan tetap sebesar 1 atm untuk menaikkan volume gas dari 0,25
m3 menjadi 0,5 m3?

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.40),

(4) Proses Adiabatik


Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas tanpa terjadi aliran kalor yang masuk ke
dalam sistem maupun keluar dari sistem. Proses ini digambarkan menggunakan grafik p – V berikut
p
p2
kurva adiabatik
Tekanan

T2
T1
p1
V
V1 V2
Volume

Gambar 6.4 Grafik p – V pada proses adiabatik. Area yang


diarsir menggambarkan usaha yang dilakukan gas

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 181


Secara matematis, dengan mengacu pada persamaan keadaan gas ideal (6.15) penurunan persamaan
keadaannya adalah

dengan tidak adanya aliran kalor, maka berikut ini adalah persamaan matematis dari keadaan gas pada proses
adiabatik yang menghubungkan antara tekanan dan volume
(6.41)

sedangkan persamaan yang menghubungkan antara suhu dan volume adalah

(6.42)

Dengan:

Tetapan Laplace (dibaca: gamma), yang merupakan hasil perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap
dan kalor jenis pada volume tetap .
Nilai > 1.
(6.43)

Usaha yang dilakukan gas digambarkan pada area yang diarsir, yang secara matematis dirumuskan
sebagai
(6.44)

Dengan:

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 182


Contoh soal dan penyelesaian 6.11

1) Gas O2 diproses secara adiabatik, sehingga volumenya berubah dari 5 m 3 menjadi 15 m3. Jika tekanan
akhir gas 20 Pa, berapa tekanan awalnya? (cp = 4 J/K; cv = 2 J/K)

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.41),

Nilai dapat diperoleh menggunakan Persamaan (6.43)

2) Berapa usaha yang diperlukan untuk memproses 20 mol gas secara adiabatik, dari suhu 300 K menjadi
400 K? (R = 8,314 J/mol.K)

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (6.44),

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 183


 Siklus Termodinamika
Siklus termodinamika terdiri dari serangkaian proses termodinamik dengan mentransfer kalor dan
usaha, sembari memvariasikan tekanan, suhu, dan variabel keadaan lainnya, sehingga pada akhirnya sistem
kembali pada keadaan awalnya.
Berikut adalah ilustrasi dari siklus termodinamika

Gambar 6.5 Siklus termodinamika.


Keterangan:
 Proses pertama (a – b) : adiabatik.
W = area a-b-V2-V1, positif (+Wab)
 Proses kedua (b – c) : isotermal.
W = area b-c-V1-V2, negatif (-Wbc)
 Proses ketiga (c – a): isokhorik.
Wca = 0, kembali ke keadaan awal.

Total usaha dari siklus a – b – c – a adalah


(6.45)
Dengan:

Penerapan siklus termodinamika di antaranya adalah pada mesin Carnot (siklus Carnot), mesin Otto (siklus
Otto), mesin Diesel (siklus Diesel), dan mesin Rankine (siklus Rankine).

Contoh soal dan penyelesaian 6.12

1) Diagram PV di bawah ini menunjukkan siklus pada suatu gas. Tentukan usaha total yang dilakukan oleh
gas!

Penyelesaian:
Mengacu pada grafik di atas, usaha total yang dilakukan gas dapat diperoleh dengan menghitung luas
daerah di bawah grafik P-V, sehingga

Jadi, usaha total yang dilakukan gas adalah 4 J.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 184


2) Suatu gas dalam wadah silinder tertutup mengalami proses seperti pada gambar di bawah ini.
p (kPa)

A B
300

100 C
E D
0 25 100 V(L)
Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas pada:
a. Proses AB
b. Proses BC
c. Proses CA
d. Keseluruhan proses ABCA

Penyelesaian
Sebelum melakukan perhitungan, angka-angka yang tertulis dalam grafik di atas perlu dilakukan
konversi satuan ke satuan SI:
100 kPa = 100 x 103 Pa
300 kPa = 300 x 103 Pa
25 L = 25 x 10-3 m3
100 L = 100 x 10-3 m3
a. Usaha dari A ke B sama dengan luas ABDE dan bertanda positif karena arah proses ke kanan

( )

b. Usaha dari B ke C sama dengan negatif luas BCED karena arah proses ke kiri (VC < VB ).

( ) ( )

c. Usaha dari CA sama dengan nol karena CA dengan sumbu V tidak membentuk bidang (luasnya = 0).

d. Usaha keseluruhan proses (ABCA) sama dengan usaha proses AB + usaha proses BC + usaha CA.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 185


6.8. Mesin Kalor

Mesin yang dimaksud dalam bahasan ini adalah mesin kalor. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya,
bahwa mesin kalor adalah alat yang mengubah energi termal menjadi kerja mekanik. Kenapa diperlukan
mesin kalor? Jika kita amati, akan mudah untuk mengubah energi mekanik menjadi energi termal. Misalkan,
dengan menggosokkan tangan dengan cepat, atau proses gesekan apapun, akan menghasilkan panas. Namun
bagaimana jika sebaliknya? Inilah gunanya dibuat mesin kalor. Salah satu alat praktis yang berhasil
melakukan hal ini adalah pengembangan mesin uap pada tahun 1700an.
Mesin-mesin kalor yang berkembang saat itu, hanya terbatas pada energi mekanik yang dihasilkan dari
perpindahan energi panas dari suhu tinggi ke suhu rendah. Sebagaimana ilustrasi berikut

Suhu tinggi, TH

QH
Mesin Kalor

W
QL

Suhu rendah, TL

Gambar 6.6 Skema aliran energi pada mesin kalor

Ilustrasi pada Gambar 6.6 mengambarkan aliran energi pada mesin kalor yang berlaku satu arah, dari
bagian bersuhu tinggi ke bagian bersuhu rendah. Pada perkembangan selanjutnya, seorang ilmuwan Perancis
Sadi Carnot merumuskan sebuah mesin teoretik ideal yang bekerja secara timbal balik (reversible) dengan
efisiensi mendekati sempurna. Meskipun mesin yang dirumuskannya tidaklah nyata, namun prinsip-prinsip
dasar mesin tersebut diterapkan untuk memperoleh suatu mesin dengan efisiensi mendekati sempurna. Mesin
riil yang dirancang dengan baik, akan mencapai efisiensi Carnot sebesar 60 hingga 80 persen.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 186


Berikut adalah ilustrasi siklus operasi mesin Carnot.

bc
Pemuaian
adiabatik

(Sumber: Giancoli, 2001)


Gambar 6.7 Siklus mesin Carnot:
(1) Pertama, gas dimuaikan secara isotermal, dengan
tambahan kalor QH, sepanjang lintasan ab pada suhu TH.
(2) Kedua, gas memuai secara adiabatik dari b ke c, tidak ada
kalor yang dipertukarkan, tetapi suhu turun sampai TL.
(3) Ketiga, gas ditekan pada suhu konstan TL, lintasan c ke d,
dan ka lor QL keluar.
(4) Keempat, gas ditekan secara adiabatik, lintasan da,
kembali ke keadaan awal.

Selain mesin Carnot, mesin kalor lain yang juga menggunakan siklus termodinamika diantaranya adalah
mesin Otto, mesin Diesel, dan mesin Rankine. Namun pembahasan pada bagian ini hanya sebatas pada
mesin Carnot.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 187


6.9. Efisiensi Mesin

Efisiensi merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan mesin dalam mengubah aliran energi
panas menjadi energi mekanik. Efisiensi suatu mesin kalor ditunjukkan oleh nilai perbandingan antara usaha
yang dilakukan mesin dan kalor yang diserap oleh mesin selama satu siklus. Artinya, untuk jumlah kalor
yang diserap sama besar, semakin besar efisiensi yang dimiliki oleh suatu mesin, akan semakin besar usaha
yang bisa dilakukan oleh mesin. Hal ini juga berlaku pada mesin Carnot.
Secara matematis, efisiensi  (dibaca: etha) mesin Carnot diungkapkan sebagai

(6.46)

(6.47)

( ) (6.48)

(6.49)

( ) (6.50)

Dengan:

Contoh soal dan penyelesaian 6.13

1) Hitung efisiensi mesin Carnot yang bekerja pada suhu 0 oC dan 100oC!

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.50),

( ) ( )

Jadi, efisiensi mesin Carnot tersebut adalah 27%.

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 188


2) Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin menyerap
kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang dihasilkan adalah....

Penyelesaian:
Diketahui:

Ditanya:

Dari persamaan (3.46),

Untuk mempermudah perhitungan, komponen “100%” dapat kita abaikan, sehingga persamaan (6.46)
menjadi

Sehingga, kita harus menghitung efisiensi ( terlebih dahulu menggunakan persamaan (6.50)

( )

Untuk mempermudah perhitungan, komponen “100%” dapat kita abaikan, sehingga persamaan (6.50)
menjadi

( ) ( ) ( )

Sehingga,

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 189


Evaluasi Bab 6

PILIHAN GANDA

1. Ketika tinjauan termodinamika digunakan untuk mengkaji semua komponen fisis di dalam atmosfer,
maka planet bumi memiliki posisi sebagai ...
A. sistem
B. batas
C. lingkungan
D. pusat massa
E. pusat gravitasi bumi

2. Berdasarkan hukum Boyle – Gay Lussac, semakin tinggi suhu gas, maka tekanan gas tersebut ...
a) semakin tinggi
b) semakin rendah
c) konstan
d) tak terpengaruh
e) nol

3. Proses termodinamika gas yang terjadi pada suhu konstan adalah ...
a) Isothermal
b) Isobarik
c) Isochorik
d) Adiabatik
e) Entalpi

4. Sebuah ban berisi 100 mol gas Nitrogen dengan volume 1,5 liter. Berapa tekanan ban tersebut pada
suhu 37oC?
A. 2000 Pa
B. 19567,45 x 102 Pa
C. 171823,6 x 103 Pa
D. 3000 Pa
E. 285728,9 x 104 Pa

5. Gas dalam tabung tertutup dinaikkan volumenya dari 1 L menjadi 2 L, dengan kenaikan suhu dari 100
K menjadi 200 K. Jika diperoleh tekanan akhir gas sebesar 10 atm, berapa tekanan gas mula-mula?
A. 10 atm
B. 15 atm
C. 25 atm
D. 30 atm
E. 45 atm

6. Pada suhu berapa 100 L oksigen sejumlah 30,110 x 1023 molekul mencapai tekanan 100 atm?
A. 500 K
B. 0,024 x 106 K
C. 700 K
D. 0,257 x 107 K
E. 750 K

7. Gas helium pada volume tertentu berada pada suhu 27 oC. Berapa energi kinetik rata-rata partikel gas
tersebut?
A. 6,21 x 10-23 J
B. 62,1 x 10-23 J
C. 621 x 10-23 J
D. 6210 x 10-23 J
E. 62100 x 10-23 J

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 190


8. Gas neon sebanyak 18,066 . 10 23 molekul memiliki volume 0,05 L pada suhu 27 oC. Berapa tekanan gas
tersebut?
A. 149586,48 kPa
B. 743126,45 kPa
C. 876279,26 kPa
D. 909388,33 kPa
E. 654434,48 kPa

9. Sejumlah gas monoatomik memiliki energi dalam 1500 kJ pada suhu 27 oC. Berapa jumlah partikel gas
tersebut?
A. 2,4 x 1026 partikel
B. 12.000.000 partikel
C. 24.000.000 partikel
D. 12 x 1027 partikel
E. 72 x 1015 partikel

10. Berapa energi dalam yang dimiliki 18x1023 partikel gas N2 pada suhu 227oC?
A. 13050 J
B. 30150 J
C. 31005 J
D. 50130 J
E. 31050 J

11. Berapa energi dalam dari 24 mol gas helium pada suhu 27oC?
A. 89791,2 J
B. 92791,3 J
C. 78965,5 J
D. 65749,1 J
E. 90000,5 J

12. Sebanyak 15x1023 partikel gas Ar berada pada suhu 300 K. Hitung energi dalam gas tersebut!
A. 9315 J
B. 9547 J
C. 2745 J
D. 9512 J
E. 2789 J

13. Sejumlah gas monoatomik memiliki energi dalam 1500 kJ pada suhu 27oC. Berapa jumlah partikel gas
tersebut?
A. 2,4 x 1026
B. 2,4 x 10-26
C. 24 x 1026
D. 24 x 10-26
E. 0,24 x 1026

14. Pada suhu 500 K, gas O2 memiliki energi dalam sebesar 41,570 kJ, berapa mol gas tersebut?
A. 3 mol
B. 4 mol
C. 5 mol
D. 6 mol
E. 7 mol

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 191


15. Berapa usaha luar yang diperlukan agar sistem gas bertekanan 2,5 atm mengalami perubahan volume
sebesar 0,2 L?
A. 50 J
B. 60 J
C. 70 J
D. 80 J
E. 90 J

16. Sistem gas sebanyak 12,5 m3 pada tekanan 0,001 atm diberi usaha luar sebesar 1250 J. Berapa volume
akhir gas tersebut?
A. 15 m3
B. 25 m3
C. 35 m3
D. 45 m3
E. 55 m3

17. Berapa usaha yang diperlukan agar sistem gas bertekanan 15 Pa volumenya berubah dari 0,4 m 3 menjadi
0,8 m3?
A. 6 J
B. 25 J
C. 50 J
D. 75 J
E. 100 J

18. Kalor sebanyak 3000 Joule ditambahkan pada sistem dan sistem melakukan usaha 2500 Joule pada
lingkungan. Perubahan energi dalam sistem adalah...
A. 500 J
B. 600 J
C. 700 J
D. 625 J
E. 700 J

19. Kalor sebanyak 2000 Joule dilepaskan sistem dan lingkungan melakukan usaha 3000 Joule pada sistem.
Perubahan energi dalam sistem adalah...
A. 700 J
B. 800 J
C. 900 J
D. 1000 J
E. 1250 J

20. Proses termodinamika yang dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki tekanan yang tetap disebut
sebagai ...
A. Isobarik
B. Isokhorik
C. Isothermal
D. Adiabatik
E. Konservatif

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 192


21. Sejumlah gas ideal mengalami proses seperti gambar berikut.

Proses yang menggambarkan adiabatis dan isokhorik berturut-turut ditunjukkan pada nomor...
(UN Fisika 2013)
A. 1 – 2 dan 3 – 4
B. 1 – 2 dan 4 – 5
C. 2 – 3 dan 1 – 2
D. 2 – 3 dan 1 – 2
E. 2 – 3 dan 3 – 4

22. Gas Ne diproses secara isokhorik dari suhu 250 K hingga naik menjadi 500 K. Jika tekanan awal gas 5
atm, berapa tekanan akhirnya?
A. 10 Pa
B. 100 Pa
C. 125 x 107 atm
D. 10 atm
E. 100 atm

23. Berapa suhu awal gas yang diproses secara isobarik, sehingga pada suhu akhir 300 K, volumenya
memuai tiga kali lipat dari volume awal 1,5 L?
A. 100 K
B. 200 K
C. 300 K
D. 400 K
E. 500 K

24. Volume gas Ne turun dari 0,50 L menjadi 0,25 L. Jika suhu awal gas 500 K, berapa suhu akhir gas
tersebut jika diproses secara isobarik?
A. 250 K
B. 500 K
C. 750 K
D. 825 K
E. 950 K

25. Berapa tekanan tetap yang dibutuhkan agar sistem gas ketika diberi usaha 1500 kJ mengalami
perubahan volume sebesar 0,5 L?
A. 300 Pa
B. 3000 Pa
C. 3 x 109 Pa
D. 3 x 10-9 Pa
E. 3 x 108 Pa

26. Berapa perubahan volume yang dialami gas N 2 ketika diproses secara isobarik pada tekanan 7,5 atm
dengan usaha 750 kJ?
A. 5 m3
B. 4 m3
C. 3 m3
D. 2 m3
E. 1 m3

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 193


27. Sistem gas dengan nilai  = 3, diproses secara adiabatik, dengan volume 0,1 m3 menjadi 2 m3. Jika suhu
akhir gas 300 K, berapa suhu awal gas tersebut?
A. 12000 K
B. 120.000 K
C. 1200 K
D. 12 K

28. Berapa suhu awal 200 mol gas, agar ketika diproses secara adiabatik menggunakan usaha 24,942 kJ
dapat mencapai suhu akhir 700 K?
A. 360 K
B. 980 K
C. 350 K
D. 690 K
E. 357 K

29. Efisiensi maksimum dari mesin kalor yang beroperasi di antara reservoir panas dengan suhuu 327 oC dan
reservoir lain dengan suhu 27oC adalah ... %
A. 100
B. 50
C. 75
D. 25
E. 10

30. Mesin Carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K dengan efisiensi 20%. Untuk menaikkan
efisiensi menjadi 36%, berapa reservoir suhu tingginya?
A. 1000 K
B. 928 K
C. 1160 K
D. 1200 K
E. 1380 K

31. Dari gambar di bawah ini, manakah mesin Carnot dengan efisiensi 60%?

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 194


32. Diagram P−V dari gas helium yang mengalami proses termodinamika ditunjukkan seperti gambar
berikut!

Usaha yang dilakukan gas helium pada proses ABC sebesar....


A. 660 kJ
B. 400 kJ
C. 280 kJ
D. 120 kJ
E. 60 kJ

33. Suatu pesawat pendingin Carnot mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika reservoir yang tinggi 27°C,
maka reservoir yang bersuhu rendah adalah.... (Dari soal Soal UMPTN 1994)
A. −5 °C
B. −8 °C
C. −10 °C
D. −12 °C
E. −13 °C

34. Perhatikan gambar berikut!

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P − V di atas. Kerja yang dihasilkan pada
proses siklus ini adalah....kilojoule.
A. 200
B. 400
C. 600
D. 800
E. 1000

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 195


ESSAY

1. Sebuah balon berisi gas nitrogen sebanyak 5 L dengan tekanan 4 Pa, berada pada suhu kamar (27 oC).
Ketika gas dipanaskan hingga suhunya menjadi 47 oC, berapa volume balon agar tekanannya menjadi dua
kali tekanan semula?

2. Sebuah bola berisi gas dijemur hingga suhu dan tekanannya naik dari 27oC menjadi 37oC dan dari 5 Pa
menjadi 10 Pa. Jika volume akhir bola adalah 2 liter, berapa volume awalnya?

3. Seorang ilmuwan merancang sebuah tabung agar ketika volumenya naik menjadi 2 kali lipat, tekanannya
turun menjadi setengah volume semula, dengan suhu akhir 57oC. Berapa suhu awal yang diperlukan oleh
tabung tersebut?

4. Gas oksigen (M = 32 g/mol) dengan massa 640 gram pada suhu 27 oC memiliki tekanan sebesar 0,5 atm.
Berapa volume gas tersebut?

5. Pada suhu berapa 100 L oksigen sejumlah 30,110 . 1023 molekul mencapai tekanan 100 atm?

6. Gas 16 L dalam sebuah tabung tertutup, memiliki sejumlah 100x10 10 partikel. Jika massa sebuah
molekul gas tersebut 1,6x10-27 kg dan tekanan total yang dihasilkan adalah 30 Pa, berapa kecepatan rata-
rata molekul gas tersebut? (0,3x108 m/s)

7. Berapa energi kinetik rata-rata yang dimiliki 0,6 L gas bertekanan 1 Atm dengan 9x10 16 partikel? (0,1 x
10-14 J) ̅̅̅ ( )
8. Berapa energi dalam yang dimiliki sebanyak 60,22x10 23 partikel gas Ne, jika energi kinetik rata-ratanya
150x10-6 J? (9033x1017 J atau 9,033 x 1020 J)

9. Berapa energi dalam dari 24 mol gas helium pada suhu 27 oC? (89791,2 J)

10. Berapa suhu 24 mol gas helium yang memiliki energi dalam 8314 J?

11. Berapa energi dalam yang dimiliki 18x1023 partikel gas N2 pada suhu 227oC?

12. Berapa energi dalam yang dimiliki 36 mol gas H 2 pada suhu 227oC?

13. Pada suhu 500 K, gas N2 memiliki energi dalam sebesar 34,5 kJ. Berapa jumlah partikel gas tersebut?

14. Berapa usaha yang diperlukan agar sistem gas bertekanan 15 Pa volumenya berubah dari 0,4 m 3 menjadi
0,8 m3? (6 J)

15. Pada tekanan berapa, sistem gas yang diberi usaha 100 J mengalami perubahan volume sebesar 0,5 m 3?
(200 Pa)

16. Suatu sistem gas diberi usaha luar sebesar 500 J, sehingga volumenya berubah dari 0,005 L menjadi
0,0075 L. Berapa tekanan gas tersebut? (2x108 Pa)

17. Pada tekanan 15 atm, suatu sistem gas ideal diberi usaha luar 1500 J. Berapa perubahan volume yang
dialami sistem gas tersebut? (10-3 m3)

18. Sistem gas bertekanan 5 atm melepaskan usaha luar 12500 kJ sehingga volumenya menjadi 50 m 3.
Berapa volume awal sistem gas tersebut? (25 m3)

19. Secara isotermal, gas 2,5 m3 diproses sehingga naik menjadi 5 m3. Jika tekanan awal sistem gas 25 Pa,
berapa tekanan akhirnya? (12,5 Pa)

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 196


20. Suatu sistem gas diproses secara isotermal dari tekanan 2 atm menjadi 10 atm. Jika volume akhir gas 5
m3, berapa volume awalnya? (25 m3)

21. Secara isotermal, suatu sistem gas meningkat tekanannya dari 25 Pa menjadi 30 Pa, sehingga diperoleh
voluem akhir 12,5 m3. Berapa volume awal gas? (12,5 m3)

22. Ketika diberi usaha sebesar 831,4 kJ pada suhu 250 K, gas Ar mengalami perubahan volume dari 2 m 3
menjadi 120 m3. Berapa jumlah mol gas tersebut? (100 mol)

23. Berapa suhu 50 mol gas H2 ketika diberi usaha sebesar 8,314x105 J dan volumenya berubah dari 0,2 m3
menjadi 1,6 m3? (103 K)

24. Gas Ne diproses secara isokhorik dari suhu 250 K hingga naik menjadi 500 K. Jika tekanan awal gas 5
atm, berapa tekanan akhirnya? (100 atm)

25. Berapa suhu awal gas O2 yang diproses dengan volume tetap, dengan tekanan dari 30 Pa hingga naik
menjadi 45 Pa, dengan suhu akhir 300 K? (200 K)

26. Ketika 2,25 L gas Ne diproses dalam tekanan tetap dari suhu 450 K turun menjadi 300 K, berapa volume
akhri gas tersebut? (1,5 L)

27. Volume gas Ne turun dari 0,50 L menjadi 0,25 L. Jika suhu awal gas 500 K, berapa suhu akhir gas
tersebut jika diproses secara isobarik? (250 K)

28. Berapa usaha yang diperlukan agar terjadi perubahan volume gas sebesar 0,02 m 3, dengan tekanan tetap
152 cmHg? (4 kJ)
29. Berapa tekanan tetap yang dibutuhkan agar sistem gas ketika diberi usaha 1500 kJ mengalami perubahan
volume sebesar 0,5 L? (3x109 Pa)

30. Pada proses isobarik, berapa tekanan yang dibutuhkan agar usaha 250 kJ dapat mengubah volume dari 1
m3 menjadi 1,5 m3? (5 atm)

31. Gas H2 diproses pada tekanan tetap 25 Pa, dengan usaha 750 J, jika volume mula-mula 20 m3, berapa
volume akhir gas tersebut? (50 m3)

32. Berapa volume awal gas N2 agar ketika diperoses pada tekanan tetap 3 atm dan uasha 30 kJ, volume
akhirnya 250 L? (0,1 m3)

33. Sistem gas dengan volume awal 3 m3 diproses secara adiabatik hingga volumenya menjadi 10 m3. Jika
tekanan awal gas 30 atm, berapa tekanan akhir gas? (cp = 3 J/K; cv = 1 J/K) (81x103 Pa)

34. Sistem gas diproses secara adiabatik dengan tekanan 5 atm menjadi 2500 atm, sehingga diperoleh
volume akhir 4 m3. Berapa volume awal gas? ( = 2) (40 m3)

35. Berapa volume akhir gas yang diproses secara adiabatik dengan volume awal 3 m 3, tekanan awal 10 Pa
dan tekanan akhir 10 kPa? (0,3 m3)

36. Jika sistem gas diproses secara adiabatik dengan  = 2, volume awal dan akhir masing-masing 2 L dan 1
L. Apabila suhu awal gas 250 K, berapa suhu akhirnya? (500 K)

37. Berapa volume awal gas yang dibutuhkan, agar mencapai volume akhir 3 m 3, dengan suhu dari 250 K
menjadi 500 K? ( √ m3)

38. Sistem gas ideal diproses secara adiabatik dari suhu 300 K menjadi 600 K. Jika volume awal gas 4 m 3,
berapa volume akhirnya? (2 m3)

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 197


39. Sejumlah gas diproses secara adiabatik menggunakan sauah 8314 J. Jika suhu meningkat dari 200 K
menjadi 500 K, berapa jumlah mol gas tersebut? (3,3 mol)

40. Enam puluh mol gas diproses secara adiabatik dengan usaha 8314 J, suhu awal 300 K. Berapa suhu akhir
gas tersebut? (310,1 K)

41. Grafik berikut menunjukkan suatu siklus termodinamika. Usaha yang dilakukan oleh gas pada proses
ABCD adalah ... (400 kJ)

42. Grafik tekanan (P) – volume (V) gas yang mengalami proses isobarik. Usaha yang dilakukan oleh gas
pada proses AB adalah...(2 x 106 J)

43. Selisih usaha yang dilakukan oleh gas pada proses AB dan CD adalah ... (0)

44. Mesin Carnot memiliki efisiensi 40% ketika reservoir suhu rendah 27oC.
a. Hitung suhu reservoir suhu tinggi!!
b. Hitung suhu reservoir suhu tinggi agar efisiensi mesin meningkat menjadi 60%!

45. Jika sebuah mesin Carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 900 K dan mempunyai efisiensi 60% maka
suhu yang rendah adalah... (360 K)

46. Suhu tinggi mesin Carnot 500 K dan efisiensinya 60%. Agar efisiensi mesin Carnot itu menjadi 80%
maka suhu tinggi mesin Carnot menjadi...(1000 K)

TERMODINAMIKA Fisika XI, Rahmat Widodo, 2020 198

Anda mungkin juga menyukai