Anda di halaman 1dari 27

Pertemuan Ke-1

DESAIN PONDASI –I
(SHALLOW
FOUNDATION)

Oleh :
Dr. Faisal Estu Yulianto, ST., MT.
Geotechnical Engineering
SOIL PERMEABILITY
DESAIN PONDASI-1
Kontrak Kuliah :
Materi : 1. Penilaian : 40% UAS + 30% UTS +
30% Tugas (10% kehadiran).
1.Definisi dan Jenis Pondasi 2. Tugas berupa Soal Latihan/PR atau
Quiz
2.Pondasi Dangkal dan Jenisnya 3. Kehadiran minimal 75% dari 15 kali
pertemuan : ijin tidak masuk via wa,
3.Teori Daya Dukung Tanah sakit lbh dari 2 hari dgn surat ket.
Dokter.
4.Pondasi Telapak Setempat 4. Datang terlambat maksimal 10 menit,
jika terlambat tetap boleh masuk
5.Pondasi Mini Sumuran kelas tapi dianggap tdk hadir.

6.Pondasi Dangkal Lainnya


Pondasi merupakan bagian yang paling
penting dari sistem rekayasa konstruksi
yang bertumpu pada tanah. Suatu
konstruksi bangunan bagian paling bawah
yang berhubungan langsung dengan tanah
atau batuan.
FUNGSI:
1. Menahan/mendukung bangunan
diatasnya.
2. Meneruskan beban yang ditopang oleh
pondasi dan beratnya sendiri kedalam
tanah dan batuan yang terletak
dibawahnya.
Kapasitas daya dukung > beban luar
yang ditrasnfer lewat sistem pondasi

St : penurunan seragam : 5 – 10 cm
penurunan tidak seragam : 2 - 5 cm
Pemilihan Jenis Pondasi
perlu memperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan serta
dapat diselesaikan secara ekonomis sesuai jadwal kerja, degan pertimbangan :
1. Profil tanah di lokasi
: tanah lunak/medium/keras hasil pengujian tanah
2. Beban di atas podasi (up structure)
: beban hasil perhitungan statika
3. Kondisi lingkungan sekitar
: akses peralatan konstruksi dan kondisi lingkngan sekitarnya
4. Waktu dan biaya pekerjaan
: RAB dan lama pekerjaan yang diijinkan
KLASIFIKASI PONDASI
1. Pondasi dangkal
Pondasi yang kedalamannya dekat dengan permukaan tanah. Oondasi yang
mendukung beban secara langsung. → Pondasi telapak, pondasi memanjang.
Syarat: D/B < 1
2. Pondasi dalam
Pondasi yang kedalamannya cukup jauh dari permukaan tanah. Pondasi yang
meneruskan beban bangunan ke tanah keras/batu yang relatif lebih jauh dari
permukaan. → Pondasi tiang, pondasi sumuran
Syarat: D/B > 4
D : kedalaman pondasi
B : lebar pondasi
TAHAPAN KERUNTUHAN PONDASI
Untuk mempelajari perilaku
tanah pada saat permulaan
sampai mencapai keruntuhan
dilakukan tinjauan terhadap
pondasi kaku pada kedalaman
dasar pondasi yang tidak lebih
dari lebar pondasinya dengan
penambahan beban secara
berangsur-angsur.
FASE 1
Awal pembebanan tanah dibawah
pondasi turun, terjadi deformasi
lateral dan vertikal ke bawah.
Penurunan yang terjdi sebanding
dengan besarnya beban tanah
dalam kondisi keseimbangan
elastis. Masa tanah di bawah
pondasi mengalami kompresi
sehingga kuat geser tanah naik,
sehingga daya dukung bertambah.
FASE 2
Pada penambahan beban selanjutnya,
penurunan tanah terbentuk tepat di
dasar pondasi dan deformasi plastis
tanah menjadi dominan. Gerakan tanah
pada kedududkan plastis dimulai dari
tepi pondasi, dengan bertambah beban
zona plastis berkembang,kuat geser
tanah berkembang.
Gerakan tanah ke arah lateral semakin
nyata, sehingga terjadi retakan lokal
dan geseran tanah di sekeliling tepi
pondasi.
FASE 3
Fase ini dikarekteristikkan oleh
kecepatan deformasi yang
semakin bertambah sejalan
dengan penambahan beban yang
diikuti oleh gerakan tanah kearah
luar sehingga permukaan tanah
menggembung, sehingga tanah
mengalami keruntuhan disebut
bidang geser radial dan linier.
TIPE KERUNTUHAN PONDASI Suatu baji tanah terbentuk tepat
pada dasar pondasi (zona A)
yang menekan ke bawah hingga
aliran tanah sacara plastis pada
zona B. Gerakan ke arah luar
ditahan oleh tahanan pasif dibag
C.
KERUNTUHAN GESER UMUM
Saat tahanan pasif terlampaui,
terjadi pengembungan
Keruntuhan yang terjadi pada tanah dipermukaan. Keruntuhan
yang tidak mudah mampat, yang secara mendadak yang diikuti
mempuntai kekuatan geser tertentu atau oleh penggulingan pondasi.
dalam keadaan terendam.
Terdapat sedikit
penggembungan tanah,
tetapi tidak terjadi
penggulingan pondasi.
KERUNTUHAN GESER SETEMPAT Dari grafik terlihat bahwa
Pola keruntuhan terjadi pada tanah yang dengan pertambahan
mudah mampat atau tanah yang lunak. bebanakan bertambah
Bidang gelincir tidak mencapai permukaan pula penurunannya
tanah tetapi berhenti di suatu tempat. sehingga beban
Pondasi tenggelam akibat bertambahnya maksimum mungkin tidak
beban pada kedalaman yang relatif dalam dicapai
sehingga tanah yang didekatnya mampat.
KERUNTUHAN PENETRASI

Penggembungan permukaan tanah tidak terjadi, akibat


pembebanan pondasi bergerak kebawah arah vertikal
dengan cepat dan menekan tanah kesamping sehingga
terjadi pemampatan tanah dekat pondasi. Penurunan
bertambah secara linier dengan penambahan beban.
TEORI DAYA DUKUNG TANAH
Persamaan-persamaan daya dukung yang berkaitan dengan sifat-sifat
tanah, umumnya dibagi menjadi dua klasifikasi tanah, yaitu:

1. Tanah berbutir kasar (Granular Soil)


Contoh tanah berbutir kasar adalah tanah pasir. Salah satu parameter
penting tanah pasir adalah sudut geser dalam, . (internal friction)

2. Tanah berbutir halus (Cohesion soil)


Contoh tanah berbutir halus adalah tanah lempung (clay) dan tanah
lanau (silt). Parameter penting yang ada pada tanah ini adalah nilai
kohesi tanah, c.
KAPASITAS DAYA DUKUNG TERZAGHI
Asumsi Terzhagi dalam menganalisis daya dukung :
• Pondasi memanjang tak terhingga
• Tanah di dasar pondasi dianggap homogen
• Berat tanah di atas pondasi dapat diganti dengan beban terbagi rata sebesar q = D x , dengan D adalah
kedalaman dasar pondasi,  adalah berat volume tanah di atas dasar pondasi.
• Tahanan geser tanah di atas dasar pondasi diabaikan
• Dasar pondasi kasar
• Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier
• Baji tanah yang terbentuk di dasar pondasi dalam keadaan elastis dan bergerak bersama-sama dengan
dasar pondasinya.
• Pertemuan antara sisi baji dengan dasar pondasi membentuk sudut sebesar sudut gesek dalam tanah .
• Berlaku prinsip superposisi
DAYA DUKUNG ULTIMATE/BATAS (QU)
Pengaruh Bentuk Pondasi
Terzhagi memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap daya dukung ultimit
yang didasarkan pada analisis pondasi memanjang, yang diterapkan pada
bentuk pondasi yang lain:
• Pondasi menerus
qu = c.Nc +q.Nq+ 0,4. .B.N
• Pondasi bujur sangkar:
qu = 1.3 c.Nc +q.Nq+ 0,4. .B.N
• Pondasi lingkaran:
qu = 1.3 c.Nc +q.Nq+ 0,3. .B.N
• Pondasi empat persegi panjang:
qu = c.Nc (1+0.3 B/L) + q.Nq + 0,5. .B.N (1-0.2 B/L)
qu : daya dukung ultimate
c : kohesi tanah
q = . Df : tekanan overburden pada dasar pondasi
 : berat volume tanah
Df : kedalaman pondasi
B : lebar/diameter pondasi
L : panjang pondasi
Nc ,Nq ,N : faktor daya dukung pondasi

Anda mungkin juga menyukai