Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOLOGI

“FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK PADA


OBAT DIAZEPAM”

Dosen Pengampu: Ibu Epi Saptaningrum, Skep., Ns., MHKes


Mata Kuliah : Farmakologi

Kelompok 2 - 1A
Disusun Oleh:
1. Ulfatun Khasanah P1337420423002
2. Lintang Muhammad Putra P1337420423077
3. Noval Dwi Prasetyo P1337420423140
4. Felly Dwi Anggi P1337420423152
5. Siti Nur Halisah P1337420423163

PRODI KEPERAWATAN BLORA PROGRAM DIPLOMA III


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diazepam, pertama dipasarkan sebagai Valium, adalah pengobatan dari


keluarga benzodiazepin yang dapat memunculkan efek tenang. Obat ini
biasanya digunakan untuk pengobatan kecemasan, sindrom putus
alkohol, sindrom putus benzodiazepin, spasmofili, epilepsi, sulit tidur,
dan sindrom kaki resah. Obat ini juga dapat digunakan untuk
menghilangkan memori selagi prosedur pengobatan tertentu. Dapat
dikonsumsi dengan diminum, dimasukkan ke rektum, disuntikkan ke
otot atau ke vena. Ketika diberikan ke vena, efek akan mulai terasa
dalam lima menit sampai satu jam. Melalui mulut, efeknya terasa mulai
40 menit.

Diazepam pertama kali disintesis oleh Leo Sternbach, dan diproduksi


pertama kali oleh Hoffmann-La Roche. Obat ini menjadi salah satu obat
paling banyak diresepkan di dunia semenjak kemunculannya tahun
1963. Tahun 1985 patennya berakhir, dan saat ini tersedia lebih dari 500
merek di pasar. Diazepam masuk dalam Daftar Obat Esensial
Organisasi Kesehatan Dunia, daftar obat paling penting yang
dibutuhkan dalam sistem kesehatan dasar. The wholesale cost in the
developing world is about 0.01 USD per dose as of 2014.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan


sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat secarap rektal ?

2. Apa saja keuntungan dan kerugian rute rektal ?

3. Apa saja jenis obat yang diberikan melalui rute rektal ?

iv
4. Apa yang dimaksud dengan farmakokinetik Diazepam ?

5. Apa yang dimaksud dengan farmakodinamik Diazepam ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apa itu pemberian obat secara rektal

2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian rute rektal

3. Untuk mengetahui jenis - jenis obat yang diberikan melalui rute rektal

4. Untuk mengetahui apa yang itu farmakokinetik Diazepam

5. Untuk mengetahui apa yang itu farmakodinamik Diazepam

v
6.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PER REKTAL

1. Pengertian Pemberian Obat Per Rektal

Pemberian obat per rektal adalah prosedur medis dimana obat dicampur dengan
zat lilin yang larut atau mencairkan setelah itu dimasukkan ke dalam rektum. Karena
dinding rektum adalah tipis dan kaya pasokan darah, obat ini mudah diserap.
Supositoria diresepkan untuk orang-orang yang tidak bisa menggunakan obat oral
karena mereka mengalami mual, tidak bisa menelan, atau memiliki pembatasan makan,
seperti yang diperlukan sebelum dan setelah operasi bedah. Obat-obatan yang dapat
diberikan secara rektal termasuk asetaminofen atau parasetamol (untuk demam),
diazepam (untuk kejang), dan obat pencahar (konstipasi). Obat yang membuat perih
dalam bentuk supositoria mungkin harus diberikan melalui suntikan.

2. Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Per Rektal

1. Keuntungan
 bentuk sediaan relatif besar dapat ditampung dalam rektum
 rute rektal aman dan nyaman bagi pasien usia lanjut dan muda
 pengenceran obat diminimalkan karena volume
 rektum umumnya kosong
 adjuvant absorpsi memiliki efek lebih jelas daripada di saluran
pencernaan bagian atas
 enzim degradatif dalam lumen rektal berada pada konsentrasi
yang relatif rendah
 Terapi dapat dengan mudah dihentikan
 eliminasi lintas-pertama (first-pass elimination) obat oleh hati
dihindari sebagian

7
2. Kerugian
 Dapat menimbulkan peradangan bila digunakan terus menerus
 Absorpsi obat tidak teratur
 Tidak menyenangkan
 Onset of action lebih lama

3. Jenis Obat yang diberikan Melalui Rute Per Rektal


 asetaminofen atau parasetamol (untuk demam)
 diazepam (untuk kejang)
 obat pencahar (konstipasi)

2.2 FARMAKOKINETIK DIAZEPAM

1. Pengertian Farmakokinetik

Farmakokinetik adalah salah satu lingkup bahasan farmakologi yang


mempelajari dan mengkarakterisasi nasib obat di dalam tubuh.

Secara umum ada empat hal yang dipelajari dalam farmakokinetik, yaitu
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Keempat faktor tersebut
ditentukan oleh sifat fisiko kimia obat dan variasi fisiologik serta adanya
penyakit, interaksi obat dan faktor lingkungan.

Adanya pemahaman farmakokinetik obat akan membantu mengupayakan


pengobatan secara rasional.

2. Farmakokinetik Diazepam

a) Absorpsi
Diazepam dapat diberikan melalui oral, rektal, dan parenteral secara
injeksi intravena dan intramuskular. Setelah pemberian secara oral, >90%
diazepam akan diserap dengan cepat melalui gastrointestinal. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak adalah 1−1,5 jam pada pemberian oral,
10−30 menit pada pemberian rektal, kira-kira 1 menit pada pemberian intravena,
dan 0,25−2 jam pada pemberian intramuskular. Penyerapan diazepam akan
melambat apabila diberikan bersamaan dengan makanan berlemak, yaitu
8
menjadi sekitar 45 menit dibandingkan jika dalam kondisi perut kosong dapat
diserap dalam waktu 15 menit. Makanan juga menyebabkan peningkatan waktu
untuk mencapai konsentrasi plasma puncak, yaitu menjadi 2,5 jam. Absorbsi
diazepam pada injeksi intramuskular kurang baik dan sulit diperkirakan,
sehingga hanya dilakukan apabila cara pemberian lain tidak bisa dilakukan.

b) Distribusi
Pada laki-laki usia muda yang sehat, volume distribusi diazepam adalah
0,8−1 L/kg. Sebanyak 98% dari diazepam peroral, atau 95−98% dari per rektal,
terikat erat pada protein plasma terutama albumin dan alpha1-acid glycoprotein.
Diazepam dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan air susu ibu (ASI).
Konsentrasi diazepam pada ASI diperkirakan sebesar 1/10 dari konsentrasi
plasma ibu, pada hari 3−9 setelah melahirkan. Diazepam bersifat larut dalam
lemak dan terdistribusi dengan cepat pada lemak dan jaringan lain. Distribusi
diazepam kepada berbagai jaringan diperkirakan memiliki waktu paruh 1 jam,
hingga mencapai >3 jam. Volume distribusi diazepam adalah 1,1 L/kg pada
pemberian oral, 1,2 L/kg intravena, dan 1 L/kg per rektal. Secara
terminologis, definisi kepribadian dirumuskan secara berbeda oleh para ahli
berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang
mereka kembangkan.

c) Metabolisme
Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari
diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19, kemudian membentuk
metabolit aktif N-desmethyldiazepam. Zat ini lalu dihidroksilasi oleh CYP3A4
menjadi metabolit aktif temazepam. Temazepam dan N-desmethyldiazepam
kemudian dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui
konjugasi pada asam glukoronat melalui glukoronidase.

d) Ekskresi
Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mililiter/menit pada
dewasa muda. Waktu paruh eliminasi diazepam dapat mencapai 48 jam pada

9
pemberian oral, 33−45 jam intravena, 60−72 jam intramuskular, dan 45-46 jam
per rektal. Metabolit aktif N-desmethyldiazepam memiliki waktu paruh
eliminasi yang mencapai 100 jam. Waktu paruh diazepam memanjang pada
neonatus, geriatri, dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal.

2.3 FARMAKODINAMIK DIAZEPAM


a. Mekanisme Kerja Diazepam

10

Anda mungkin juga menyukai