Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA ABAD KE 19 SAMPAI TAHUN 1945


Tentang
KONDISI SOSIAL EKONOMI, POLITIK PASCA RUNTUHNYA VOC

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Miftah Khoiriah (2211020071)
Amatullah Ahdallaili A.A (2211020085)

Dosen Pengampu :
Dr. Martias, S.Ag., SP.d., M.Ag.

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H / 2024 M
PEMBAHASAN
(Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC
yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli
untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan
perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang
mengeluarkan pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang
saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas
sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan
negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.VOC terdiri 6 Bagian
(Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorndan Rotterdam.
Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers
menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka
bayarkan, delegasi Amsterdam berjumlah delapan.

Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab
sehingga dibubarkan. Alasannya adalah sebagai berikut:

1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi


2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari
Gowa
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai
yang banyak
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah
pemasukan VOC kekurangan
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis
dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.1

Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan
hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng,
kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.

1
https://www.academia.edu/9869608/MAKALAH_SEJARAH_VOC (di akses 5 maret 2024)

1
KONDISI SOSIAL EKONOMI POLITIK PASCA RUNTUHNYA VOC

Selama abad ke-17 dan awal abad ke-18, Perusahaan Hindia Timur Belanda, atau
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), menjalankan kendali ekonomi, politik, dan sosial
di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Namun pada awal abad ke-19, VOC mengalami
kebangkrutan dan akhirnya tumbang. Runtuhnya VOC meninggalkan dampak yang cukup besar
terhadap keadaan sosial dan perekonomian Hindia Belanda.

A. Kondisi Sosial Pasca Runtuhnya VOC


Pada aspek sosial, runtuhnya VOC membawa perubahan besar dalam struktur sosial.
Kehadiran awal kolonial Belanda mempengaruhi budaya dan pola interaksi sosial di
wilayah tersebut. Pasca runtuhnya VOC, masyarakat Indonesia mengalami perubahan
norma dan nilai sosial yang dianutnya. 2
1. Perubahan Struktur Sosial
Pasca jatuhnya VOC, terjadi perubahan pada struktur sosial Hindia Belanda.
Perubahan kekuasaan dan status terjadi dalam kelompok masyarakat, khususnya antara
kerajaan lokal dan kekuatan kolonial baru yang muncul setelah VOC.
2. Konflik Antarkelompok
Runtuhnya VOC juga menimbulkan konflik antar kelompok sosial Hindia Belanda
yang berada Indonesia. Perubahan struktur sosial dan kekuasaan menimbulkan
persaingan dan konflik di berbagai daerah, baik antar masyarakat adat maupun dengan
kelompok penjajah baru.
3. Perubahan Budaya
Perubahan sosial tersebut juga mencakup perubahan budaya dan tradisi lokal.
Pergeseran kekuasaan dan pengaruh baru kolonialisme mempengaruhi gaya hidup,
kepercayaan, dan tradisi masyarakat lokal. Adanya perlawanan dari masyarakat
pribumi terhadap penindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh VOC, yang
kemudian melahirkan gerakan-gerakan perlawanan seperti Paderi, Diponegoro, dan

2
Susan Lape. (2011), Memikirkan Kembali Sumber Sejarah Ledakan Kekerasan di Indonesia Timur, (Studi Asia
Modern), hlm 649.

2
lainnya.Masyarakat pribumi mulai aktif terlibat dalam perdagangan dan ekonomi
setelah runtuhnya monopoli perdagangan VOC.3
B. Keadaan Perekonomian Pasca Runtuhnya VOC
1. Melemahnya perekonomian
Runtuhnya VOC juga berdampak pada perekonomian Hindia Belanda.
Properti yang sebelumnya dikuasai VOC telah mengalami perubahan kepemilikan
dan pengelolaan, sehingga mengakibatkan melemahnya sistem perekonomian yang
sebelumnya didominasi oleh VOC.
2. Pasar global
Pasca runtuhnya VOC terjadi perubahan hubungan perekonomian Hindia
Belanda dengan pasar dunia. Perubahan sistem perdagangan yang sebelumnya
diatur oleh VOC berdampak pada impor dan ekspor perdagangan dan barang dari
Hindia Belanda. Setelah runtuhnya VOC, perdagangan di Indonesia menjadi lebih
terbuka dan beragam karena tidak lagi dikuasai oleh satu perusahaan perdagangan
Belanda. Masyarakat pribumi memiliki kesempatan untuk terlibat dalam
perdagangan internasional dan lokal tanpa adanya hambatan dari VOC. Ekonomi
lokal mulai berkembang dengan pesat karena adanya kebebasan dalam berdagang
dan berinvestasi.
3. Penindasan Ekonomi
Runtuhnya VOC juga membuka jalan bagi eksploitasi baru terhadap sumber
daya alam dan perekonomian Hindia Belanda. Kekuatan kolonial baru yang muncul
setelah VOC memperkenalkan sistem ekonomi yang menindas masyarakat adat dan
memperkaya kolonialisme. 4
C. Kondisi Politik Pasca Runtuhnya VOC
Pasca runtuhnya VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) pada akhir abad ke-
18, nusantara mengalami perubahan besar dalam tatanan politiknya. Meskipun VOC telah
lama menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang dominan di kawasan ini, keruntuhan
VOC memicu perubahan dinamika politik di nusantara.

3
Amry Vandenbosch. (1974). Kekuasaan Militer Belanda dan Keseimbangan Kekuatan di Asia Tenggara Abad
Ketujuh Belasan, Jurnal Studi Asia Tenggara, hlm. 283
4
Robert Elson. (1998). Akhir dari Peper-Houck: Perdagangan intra-Asia menjelang penaklukan Belanda. Studi
Asia Modern, hlm 535.

3
Pasca runtuhnya VOC, kepulauan Indonesia mengalami masa transisi politik yang
kompleks. Tanpa kehadiran VOC yang dominan, kekuasaan politik di kawasan semakin
terfragmentasi. Negara-negara Eropa seperti Belanda, Inggris, dan Portugis berupaya
memperluas pengaruh politik dan ekonominya di nusantara. Persaingan antara kekuatan-
kekuatan Eropa ini mempengaruhi dinamika politik dalam negeri di kawasan ini, dan
kerajaan-kerajaan lokal sering kali dimanfaatkan dan dimanipulasi oleh kepentingan asing.
Apalagi pasca runtuhnya VOC, gerakan-gerakan nasionalis seperti Boedi Oetomo dan
Sarekat Islam yang muncul dan semakin kuat di nusantara.5
Runtuhnya kekuasaan VOC menciptakan kekosongan politik yang berpotensi
dimanfaatkan oleh kelompok nasionalis yang memperjuangkan kemerdekaan dan
kedaulatan politik. Para pemimpin nasionalis yang berkembang di nusantara berperan
penting dalam perubahan politik pasca runtuhnya VOC. kondisi politik pasca runtuhnya
VOC di Nusantara mencerminkan periode transisi yang kompleks. Persaingan antara
kekuatan-kekuatan Eropa, munculnya gerakan nasionalisme, dan dinamika politik internal
di wilayah tersebut merupakan ciri utama dari periode ini. Untuk memahami kondisi politik
pasca runtuhnya VOC dengan lebih mendalam, diperlukan pengkajian yang holistik yang
memperhitungkan berbagai faktor politik, ekonomi, dan sosial pada masa tersebut.

5
A. Kahin, (2003). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Pers Universitas Washington.

4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Runtuhnya VOC memberikan dampak yang signifikan terhadap keadaan sosial,
ekonomi, dan politik masyarakat Indonesia. Peristiwa ini membawa peluang baru bagi
masyarakat Indonesia, namun juga tantangan dan perubahan yang kompleks. Perubahan
nilai, pola interaksi sosial, struktur ekonomi, dan tatanan politik merupakan peristiwa
umum yang terjadi ketika sebuah kekuasaan besar runtuh. Masyarakat Indonesia harus
menghadapi perubahan tersebut dengan bijak dan mencari solusi yang membawa
kemajuan bagi negara secara keseluruhan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Elson, R. (1998). Akhir dari Peper-Houck: Perdagangan intra-Asia Menjelang Penaklukan


Belanda . Studi Asia Modern, 535.
Kahin, A. (2003). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Pers Universitas Washington.
Lape, S. (2011). Memikirkan Kembali Sumber Sejarah Ledakan Kekerasan di Indonesia Timur .
Tobing, I. (t.thn.). Sejarah VOC. Diambil kembali dari academia.edu:
https://www.academia.edu/9869608/MAKALAH_SEJARAH_VOC
Vandenbosch, A. (1974). Kekuasaan Militer Belanda dan Keseimbangan Kekuasaan di Asia
Tenggara Abad Katujuh Belasan. Jurnal Asia Tenggara, 283.

Anda mungkin juga menyukai