DISUSUN OLEH:
~~ Penyusun Laporan ~~
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan sektor perkebunan memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014, penyelenggaraan
perkebunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
meningkatkan produksi, produktifitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa
pasar, meningkatkan dan memenuhi kebutuhan komsumsi serta bahan baku industri
dalam negeri, memberikan perlindungan kepada pelaku usaha perkebunan secara
optimal, bertanggung jawab dan lestari, dan meningkatkan pemanfaatan jasa
perkebunan.
Banyak nya akan kebutuhan konsumsi masyarakat yang perlu ditunjang dengan bahan
pokok pangan seperti minyak goreng menjadi pekerjaan pemerintah dalam memberikan
dan menjaga stabilitas akan kebutuhan tersebut. Guna memastikan ketersedian minyak
goreng di provinsi Banten , makdan Kabupaten Pandeglang perlu dilakukan pengawalan
dan monitoring untuk menjaga kestabilan ketersediaan bahan pokok pangan terutama
minyak goreng.
1|P a g e
RUANG LINGKUP
2.1 Wilayah / Provinsi
Perjalanan dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 8 Maret 2023 ke kantor Dinas Pertanian
Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang.
2|P a g e
Tabel diatas merupakan data harga bahan pokok pangan di Provinsi Banten dan
KAbu[aten Pandeglang yaitu minyak goreng, dimana ada 8 daerah (kota/kabupaten) di
Provinsi Banten yang tercantum diatas dengan harga bahan pokok pangan dari rentan
waktu tanggal 16 Maret 2022 s/d 27 Maret 2022. Harga eceran tertinggi minyak goreng
di Provinsi Banten menembus Rp. 25.000 dan terjadi hamper di semua daerah provinsi
banten, harga ini melambung dari harga normalnya yaitu Rp. 14.000,. Sedangkan
bahan pokok lain seperti gula juga mengalami kenaikan yang menembus Rp. 25.000
dan terjadi di Kota Cilegon dan Kab. Tangerang, bahkan di Kab. Lebak menembus Rp.
26.000.
Tabel diatas merupakan prognosa ketersediaan dan kebutuhan minyak goreng tahun
2022 di Provinsi Banten. Dimana berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa
perkiraan ketersediaan minyak goreng di Provinsi Banten tahun 2022 mengalami
surplus yang mencapai 143.556 Ton. Ketersediaan stok akhir tahun 2021 yang
melimpah diperkirakan mampu mengcover kebutuhan minyak goreng pada tahun 2022
sekarang.
Bersama ini dilaporkan Kreteria Calon Lokasi Pengembangan Kawasan Pabrik Minyak
Kelapa Sawit untuk Daerah Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang sebagai berikut;
1. Kecamatan Munjul merupakan daerah Kawasan Perkebunan dan Pertanian secara
3|P a g e
mandiri dan kemitraan,Terdapat Lahan seluas +/- 270,25 ha, perkebunan kelapa sawit
yang dikelola secara swadaya/mandiri masa tanam diatas 5, 10. 20. Tahun dan
peremajaan;
2. Kecamatan Munjul bukan merupakan Kawasan hutan dan tidak tumpang tindih dengan
HGU, dikuatkan dengan kepemilikan berupa Sertifikat, SPPT, surat lainya terkait lahan
yang digarapnya;
3. Kecamatan Munjul bukan Kawasan dan tidak ada Pabrik Minyak Kelapa Sawit (MInyak
Goreng). serta Bukan merupakan Kawasan pengembangan pabrik minyak goreng
lainnya, justru para petani mandiri terkadang mengalami kesulitan ketika akan menjual
hasil panennya (Tengkulak);
4. Petani Penggarap kelapa sawit tiap Desa dan Lahan masing-masing Garapan sudah
terbentuk;
5. Untuk pembangunan Pabrik Minyak Goreng sangat memungkikan. di lokasi Strategis,
di Desa Pasanggrahan karena terdapat aliran sungai terusan Ciliman, letak +/- 50
Meter dari jalan Raya, begitu juga sarana dan prasaraa lainnya seperti Listrik dan
jaringan Telkomunikasi;
Luas
No. Desa Nama Lokasi/Blok
(Ha)
1 Sukasaba Encep Yetiadi 4 Cikatomas
26 Ha Mandiri Said 2 Ciawi Hideung
H. Ade 2 Cikatomas
Udi 6 Cikatomas
Juhra 1 Cikatomas
H. Ariadi / Samla 1 Cikatomas
Iyus 1 Ciawi Hideung
A. Yani 1 Ciawi Hideung
Udin 1 Cikatomas
H. Jamin 2 Cikatomas
Ira 2 Dunguslame
Owok 1 Dunguslame
Dana 2 Sawahbaru
2 Pasanggrahan Ade Rukim 1,25 Pasir Eurih
10,25 Ha Udin 0,75 Pasir Eurih
Ade Suhada 0,75 Pasir Eurih
Anta Jaya 0,50 Panongan
Wawan 0,50 Panongan
Kesih 0,75 Ululak
H. Waryadi 0,80 Tahtar
H. Nasir 0,50 Tahtar
Adhari 0,75 Cihareumis
H. Anim 1 Ceuletug
H. Dadang 0,75 Panongan
3 Cibitung Muslim 5 Pematang Kaweni
4|P a g e
24 Ha H. Dulhadi 3 Kupa Gawok
Ranta 2 Cikaso
Jeki 1 Cipahiang
H. Kurdi 10 Pematang Kaweni
Suanda 3 Karang Julang
4 Kota Dukuh Juanda 3 Cileungis Mangga
14,5 Ha Cepi Dinata 6 Cileungis Mangga
Supiana 1 Cibele
Ono 1 Kapas
Juanda 3 Leiwi Urug
Ma’mun 1,5 Babakan
5 Panacaran Bisri / Ex. Plasma 1,5 Panacaran
60,6 Ha Kamsari 1,5 P. Lame
Masduki 1,4 P. Lame
Jahiri 1,5 P. Lame
Arjawi 1,5 P. Lame
Arsaid 1,5 Ciwalang
Juhran 1,5 Ciwalang
Sebagai pilot project program ini, salah satu wilayah yang dipilih adalah Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten, dari koordinasi dengan jajaran Dinas Pertanian Provinsi
Banten, terdapat beberapa calon lokasi untuk pembangunan Pamigo. Wilayah yang dapat
menjadi pengembangan berada di Desa Curuglanglang, Kec. Munjul, Kab. Pandeglang.
Terdapat 2 calon lokasi dengan akses yang sama. Pertimbangan di wilayah ini terdapat
perkebunan rakyat yang cukup luas, dan sudah masuk umur menghasilkan. Faktor lain,
keinginan pekebun untuk dapat segera mengolah TBS, karena selama ini TBS di olah di
PKS yang hanya 1 unit di wilayah itu. Sehingga terdapat antrian panen yang berimbas
rendahnya rendemen karena lewat umur panen. Juga dengan kondisi ekonomi wilayah
5|P a g e
pandeglang yang cukup besar untuk dijadikan pasar minyak goreng produksi Pamigo. Luas
areal potensi untuk menghasilkan TBS bahan baku lebih dari cukup untuk proses produksi.
Dari Ditjenbun meminta kepastian pengelolaan calon Pamigo melalui organisasi/koperasi
yang sudah kompeten. Karena dikhawatirkan, pekebun tidak mendapat kepastian tentang
harga dan waktu pasok sehingga akan beralih kembali ke PKS yang ada.
Dari informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten, pengembangan kelapa sawit
perkebuanan rakyat wilayah ini mencapai 3.000 hektar. Adapun kebutuhan TBS untuk
kinerja tiap Pamigo dihasilkan dari luas areal minimal 200 hektar. Sebagian besar
perkebunan kelapa sawit juga dalam kondisi tanaman menghasilkan. Pekebun dan
kelompok tani di lokasi tersebut juga antusias dengan informasi program tersebut, karena
secara garis besar mereka masih belum merasakan hasil yang luar biasa dari kelapa sawit.
Kendala yang terlihat saat kunjungan adalah akses ke calon lokasi Pamigo dengan akses
jalan masih sempit tetapi sudah bahan beton. Hal tersebut menjadi pertimbangan untuk
melakukan survei di lokasi lain sebagai perbandingan.
Demikian laporan perjalanan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Penyusun Laporan,
6|P a g e