Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MATARAM
2019/2020
PENDAHULUAN
A. Profil Usaha
Batagor merupakan jajanan ringan yang banyak dinikmati oleh beragam kalangan,
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Usaha batagor saat ini banyak tersedia di jalan-
jalan dipinggir jalan raya. Yang penulis teliti saat ini yaitu Usaha batagor milik Pak Ali yang
terletak di depan SMK 2 Mataram, tepatnya di Jl. Pemuda No.18, Dasan Agung Baru, Kec.
Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Usaha ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu
tepatnya pada tahun 2014. Usaha ini menjual batagornya dengan harga Rp 5.000/porsi. Usaha
batagor ini mendapatkan pendapatan perhari pada kisaran Rp 300.000. Usaha batagor ini dapat
menjual 80 porsi dalam perhari. Usaha ini mulai membuat bahan bakunya saat pagi hari
tepatnya saat jam 04.00
B. Profil Pemilik
Pak Ali merupakan orang yang berasal dari Jawa, dia pergi ke lombok untuk mencoba
keuntungannya. Ide bisnis yang didapatkannya berasal dari temannya yang juga berjualan
batagor dan stik kentang. Pak Ali tidak dapat bantuan saat berjualan, dia juga yang membeli
bahan-bahan dan membuat batagor. Alamat rumahnya berada di Jl. Prasarana No.6, Dasan
Agung Baru, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
1
PEMBAHASAN
A. Tenaga Kerja
Usaha milik Pak Ali tidak terdapat tenaga kerja. Pak Ali membeli bahan dan membuat
batagor tidak dibantu oleh siapapun. Karena dalam penyusunan laporan biaya produksi dan
produksi harus ada biaya tenaga kerja maka penulis mengenakan UMK (Upah Minimum Kota/
Kabupaten) Mataram sebagai biaya tenaga kerjanya yaitu sebesar Rp 2.013.000/ Bulan
C. Proses produksi
<> Bahan :
1. Tepung terigu
2. Tepung maezena
2
3. Tepung kanji
4. Bawang putih
5. Bawang merah
6. Cabai
7. Gula
8. Garam
9. Penyedap rasa
10. Kacang tanah
11. Gula merah
12. Tahu
13. Air
14. Minyak 3 Liter
3
<> Saus Kacang :
1. Haluskan kacang dan masukkan ke dalam blender
2. Tambahkan cabai, bawang merah, dan bawah putih ke dalam wajan yang sudah dipotong
halus
3. Tambahkan air
4. Tambahkan garam dan gula secukupnya
5. Tambahkan gula merah
6. Panaskan hingga matang
D. Perhitungan
Untuk perhitungan biaya bahan baku akan dijelaskan seperti tabel di bawah ini:
Cabai Rp 9,000
Gula Rp 5,000
Garam Rp 5,000
4
Penyedap rasa Rp 13,000
Tahu Rp 18,000
Total Rp 148,000
Pada tabel diatas Pak Ali hanya memberikan detail harga pada bahan baku tersebut. Sehingga
diperoleh hasil seperti di tabel
Untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, karena Pak Ali bekerja dengan sendiri maka
biaya yang dimasukkan dalam biaya tenaga kerja langsung yaitu UMK Kabupaten yaitu
sebesar Rp 2.013.000/bulan. Penulis mencari dalam perhari sehingga Rp 2.013.000/30 (Hari)
sama dengan Rp 67.100
Untuk perhitungan biaya Overhead Tetap yaitu pada tabel berikut ini :
Air Rp2,600
Total Rp13,241
Untuk Air biaya overhead tetap didapat dari total pembayaran per bulan dibagi 30 hari sehingga
Rp 78.000/30 = Rp 2.600 . Untuk penyusutan peralatan perhari terdiri dari penyusutan gerobak,
wajan besar dan blender yang masing-masing pertahunnya sebesar 10%. Sehingga Rp
5
2.308.000 dikali 10% = Rp 230.800. Penyusutan ini dicari perhari maka dibagi 12 lalu dibagi
30 sehingga hasil yang didapat Rp 641. Untuk gas LPG 3 Kg didapat Rp 10.000 karena Pak
Ali bilang kalau sekali isi ulang bisa dipakai selama 2 hari. Karena dicari per hari sehingga Rp
20.000/2 = Rp 10.000.
Untuk perhitungan biaya Overhead Variabel yaitu seperti tabel di bawah ini :
Plastik pembungkus
Rp15,000
batagor
Kresek Rp18,000
Total Rp45,000
Pada tabel di atas harga yang ditetapkan per porsi, sehingga dalam 1 hari usaha pak Ali dapat
menjual 60 porsi (250 x 60), (300 x 60), (200x60). Sehingga harga yang didapat secara
berururtan yaitu Rp15,000 ; Rp18,000 ; Rp12,000.
6
Biaya Tenaga Kerja Rp67,100 Rp67,100
7
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita jelaskan yaitu Total Biaya Produksi yaitu sebesar Rp 273.341
yang didapat dari Biaya Bahan Baku ditambah Biaya Tenaga Kerja ditambah Biaya Overhead
Variabel ditambah Biaya Overhead Tetap. Untuk penggunaan metode full costing dalam
penetapan biaya produksi menghasilkan hasil yang lebih besar dari metode variable costing
dikarenakan untuk metode full costing biaya overhead tetap dimasukkan dalam perhitungan
biaya.
8
Lampiran
9
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Bastian, dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
10